42
ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER DI PROVINSI LAMPUNG (Skripsi) Oleh WAYAN ADIYATMA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

  • Upload
    letram

  • View
    301

  • Download
    20

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGERDI PROVINSI LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

WAYAN ADIYATMA

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

ABSTRACT

TECHNO ECONOMY ANALYSIS OF BERAS SIGER AGROINDUSTRY

IN LAMPUNG PROVINCE

BY

WAYAN ADIYATMA

Beras siger is one of food stuffs an alternative to subtitute rice in Lampung

province. The aim of this research was to determine the financial aspect in various

production methods and its optimal production. The research carned of by survey

method and purposive sampling. The survey was conducted on Beras Siger

producer located in Lampung province such as; KWT Siti Hawa, KWT Melati,

KWT Tunas Baru, KWT Kenanga, dan KWT Suka Maju, KWT Kenanga, KWT

Suka Maju, and IKM Siger Unila. The data were analyzed by using quantitative-

descriptive and analysis of financial aspect to the value of BEP, PP, NPV, IRR,

Net B/C ratio and sensitivity analysis. The result showed that Beras Siger

producers in Lampung province have the value of NPV>0, IRR>1, Net B/C>1,

and PP< 5 years, which were indicated that Beras Siger production was feasible to

be operated properly, while KWT Kenanga had the better production method than

the other producers. Sensitivity analysis of Beras Siger industry showed that the

industry could be developed until the sector of raw material 5,2%, the declining of

selling cost was 10%, and unpropitious investment will decline the selling cost

around 14%.

Keywords; Beras Siger, Production method, Lampung province, Producer.

Page 3: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

ABSTRAK

ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGERDI PROVINSI LAMPUNG

Oleh

WAYAN ADIYATMA

Beras siger merupakan bahan makanan yang sedang dikembangkan di Provinsi

Lampung sebagai alternatif pengganti beras. Dalam pembuatan Beras Siger ada

beberapa alteratif prosedur produksi maka diperlukan sebuah perhitungan untuk

mendapatkan pilihan yang terbaik secara ekonomi. Tujuan dari penelitian ini yaitu

menentukan kebutuhan finansial pada berbagai metode produksi beras siger dan

menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal. Penelitian ini

dilakukan dengan metode survei dan penentuan lokasi dipilih secara sengaja

(purposive sampling). Survey dilakukan terhadap produsen beras siger yang berada di

Provinsi Lampung yaitu KWT Siti Hawa, KWT Melati, KWT Tunas Baru, KWT

Kenanga, dan KWT Suka Maju, KWT Kenanga, KWT Suka Maju dan IKM Siger

Unila. Informasi dan data yang di dapatkan dari penelitian ini, diolah dan dianalisis

secara deskriptif kuantitatif, analisis kebutuhan finansial dari setiap metode produksi

beras siger berdasarkan nilai BEP, PP, NPV, IRR, Net B/C ratio dan analisis

sensitivitas. Berdasarkan hasil penelitian pada kriteria kelayakan investasi

Page 4: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

menunjukkan bahwa Produsen beras siger di Provinsi Lampung memiliki nilai

NPV>0, IRR>1, Net B/C>1, dan PP<umur produksi sehingga usaha beras siger layak

dilaksanakan dan KWT Kenanga memiliki metode produksi yang paling optimal.

Analisis sensitivitas Industri Beras Siger masih layak untuk dikembangkan hingga

kombinasi kenaikan bahan baku 5,2% dan penurunan harga jual 10% dan mengalami

tidak layak investasi hingga penurunan harga jual 14%.

Kata kunci : Beras Siger, Metode Produksi, Provinsi Lampung, Produsen.

Page 5: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER DIPROVINSI LAMPUNG

Oleh

WAYAN ADIYATMA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada

Jurusan Teknologi Hasil PertanianFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDARLAMPUNG2018

Page 6: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal
Page 7: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal
Page 8: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal
Page 9: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

SANWACANA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas nikmat,

petunjuk serta ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

2. Ibu Ir. Susilawati, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian

Fakultas Pertanian Universitas Lampung atas izin penelitian yang diberikan.

3. Bapak Ir. Harun Al Rasyid, M.T. selaku pembimbing satu skripsi yang telah

banyak memberikan pengarahan, saran, masukan dalam proses penelitian dan

kesabaran yang diberikan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini

selesai.

4. Bapak Wisnu Satyajaya, S.T.P., M.M., M.Si. selaku pembimbing dua yang

telah banyak memberikan pengarahan, saran, masukan dalam proses penelitian

dan kesabaran yang diberikan selama penelitian hingga penulisan skripsi ini

selesai.

5. Ibu Ir. Fibra Nurainy, M.T.A. selaku pembahas yang telah memberikan

pengarahan, saran, masukan dalam proses penelitian dan kesabaran hingga

penulisan skripsi ini selesai.

Page 10: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

6. Ibu Ir. Zulferyeni, M.T.A. selaku pembimbing akademik yang selalu

memberikan arahan dan motivasi hingga penulis menyelesaikan skripsi.

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen pengajar, staf administrasi dan laboratorium di

Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung.

8. Kedua orang tua Ibu dan Bopo, Kadek Ani Sutisna, yang telah memberikan

dukungan, motivasi, dan yang selalu menyertai penulis dalam doanya untuk

melaksanakan dan menyelesaikan skripsi.

9. Sahabat penulis Riki, Fitra, Shely, Indra, Jon, Oos, Wahyu, Ijal, serta

Angkatan 2011 “Janji Gerhana” yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas

bantuan, keceriaan, dan dukungan yang diberikan selama penulis mengerjakan

skripsi.

10. Keluarga besar HMJ THP FP Unila atas segala kebersamaan dan kebahagian

yang mengisi hari-hari penulis selama kuliah.

11. Keluarga besar UKM Hindu Unila, PC dan PD KMHDI Lampung atas segala

kebersamaan dan kebahagian yang mengisi hari-hari penulis selama kuliah.

Penulis berharap semoga Tuhan membalas segala kebaikan semua pihak di atas

dan skripsi ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, Juli 2018

Wayan Adiyatma

Page 11: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDULABSTRAKDAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBAR

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 11.1. Latar Belakang ............................................................................. 11.2. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3

II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 42.1. Ubikayu ........................................................................................ 42.2. Beras Analog ................................................................................ 62.3. Beras Siger ................................................................................... 82.4. Pembuatan Beras Siger ................................................................ 112.5. Industri ......................................................................................... 142.6. Analisis Finansial ......................................................................... 162.7. Konsep Tekno Ekonomi ............................................................... 17

III. METODELOGI PENELITIAN ....................................................... 183.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...................................................... 183.2. Metode Penelitian ........................................................................ 183.3. Metode Pengumpulan Data ........................................................... 193.4. Metode Analisis Data ................................................................... 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 254.1. Gambaran Umum Agroindustri Beras Siger ................................ 25

4.1.1. Bahan Baku ......................................................................... 254.1.2. Tenaga Kerja ....................................................................... 264.1.3. Modal .................................................................................. 27

Page 12: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

4.1.4. Biaya Pemeliharaan............................................................. 284.2. Analisis Teknologi Metode Pembuatan Beras Siger .................... 29

4.2.1. Rendemen Beras Siger ........................................................ 294.2.2. Kapasitas Produksi dan Pendapatan Usaha Beras Siger ..... 36

4.3. Analisis Finansial ......................................................................... 394.3.1. Asumsi Dasar Analisis Finansial......................................... 394.3.2. Aspek Finansial ................................................................... 41

4.4. Aspek Ekonomi ............................................................................ 454.4.1. Penerimaan Usaha ............................................................... 454.4.2. Analisis Titik Impas (Break Event Point) ........................... 484.4.3. Proyeksi Rugi dan Laba Usaha ........................................... 494.4.4. Analisis Kelayakan Investasi .............................................. 514.4.5 Analisis Sensitifitas .............................................................. 54

V. KESIMPULAN .................................................................................. 58

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 59LAMPIRAN.................................................................................................... 61

Page 13: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Komposisi Kimia Ubi Kayu Per 100 g Bahan ..................................... 52. Kebutuhan Bahan Baku Singkong Agroindustri Beras Siger .............. 263. Modal Investasi Awal ......................................................................... 284. Biaya Pemeliharaan Industri Beras Siger ............................................ 295. Rendemen Beras Siger ........................................................................ 366. Kapasitas Produksi dan Penerimaan Usaha Beras Siger ..................... 387. Analisis Harga Pokok Produksi Usaha Beras Siger (x 1000) .............. 448. Penerimaan Usaha Industri Beras Siger ............................................... 469. Analisis Break Event Point (BEP) Beras Siger.................................... 4910. Proyeksi rugi dan laba Produsen Beras Siger ...................................... 5011. Kriteria kelayakan investasi Produsen Beras Siger............................. 5412. Kombinasi kenaikan bahan baku singkong 9% dan penurunan harga

jual beras siger 5% ............................................................................... 5513. Analisis sensitivitas akibat penurunan harga jual 11%........................ 56

Page 14: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram alir dan neraca masa agroindustri beras siger KWTSiti Hawa.............................................................................................. 30

2. Diagram alir dan neraca masa agroindustri beras siger KWT Melati .. 313. Diagram alir dan neraca masa agroindustri beras siger KWT

Tunas Baru ........................................................................................... 324. Diagram alir dan neraca masa agroindustri beras siger KWT

Kenanga................................................................................................ 335. Diagram alir dan neraca masa agroindustri beras siger KWT

Suka Maju ............................................................................................ 346. Diagram alir dan neraca masa agroindustri beras siger IKM

Siger Unila .......................................................................................... 35

Page 15: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketela pohon atau ubi kayu merupakan tanaman perdu. Ketela pohon berasal dari

benua Amerika, tepatnya dari Brasil. Penyebarannya hampir ke seluruh dunia,

antara lain Afrika, Madagaskar, India, dan Tiongkok. Tanaman ini masuk ke

Indonesia pada tahun 1852. Ketela pohon berkembang di negara- negara yang

terkenal dengan wilayah pertaniannya (Purwono, 2009).

Di Indonesia ubi kayu adalah makanan pokok ketiga terpenting, setelah beras dan

jagung. Ubi kayu termasuk bahan pangan yang kaya karbohidrat. Tanaman ini

banyak terdapat di daerah tropis khususnya negara Indonesia, terutama di daerah

Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Hingga saat ini, produksi tanaman ubi kayu di

Indonesia cukup besar namun belum dioptimalkan pemanfaatannya sebagai

makanan sumber karbohidrat.

Ubi kayu masih dipandang sebagai makanan inferior bagi sebagian orang

sehingga belum banyak yang mengembangkannya dalam skala yang bernilai

ekonomis tinggi. Mayoritas masyarakat Indonesia mengonsumsi ubi kayu sebagai

makanan ringan, bukan sebagai makanan pokok. Ubi kayu biasanya diolah dengan

Page 16: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

2

cara direbus, digoreng, dan dikukus. Hal ini mendorong perlunya dikembangkan

suatu produk pangan baru berbasis ubi kayu untuk meningkatkan nilai ekonomis

ubi kayu sendiri mengingat potensi ubi kayu yang sangat besar di Indonesia.

Penghasil ubikayu terbesar di Indonesia adalah Provinsi Lampung yaitu sebesar

8,3 juta ton yang dapat menyuplai sepertiga produksi ubikayu nasional. Sentra

produksi ubikayu di provinsi Lampung terletak di Kabupaten Lampung Tengah,

Lampung Utara, Lampung Timur, Tulang Bawang Barat, Tulang Bawang yang

dapat menyuplai 90,10% dari total produksi ubikayu di Provinsi Lampung (BPS,

2015). Namun saat ini kebutuhan makanan pokok ubikayu rumah tangga masih

relatif sedikit yaitu 10,2 kg/kapita/tahun jika dibandingkan dengan kebutuhan

konsumsi beras yaitu 116 kg/kapita/tahun di Provinsi Lampung (BKP, 2015).

Produksi ubikayu yang besar lebih banyak dimanfaatkan oleh industri pengolahan

produk setengah jadi berbasis ubikayu antara lain industri tapioka, tepung

singkong, tepung mocaf (modified cassava flour), gaplek, serta bioetanol yang

tersebar di Provinsi Lampung.

Beras siger merupakan bahan makanan yang sedang dikembangkan di Provinsi

Lampung sebagai alternatif pengganti beras. Beras siger adalah makanan

tradisional, yang berasal dari ubi kayu, yang mengalami pengolahan sehingga

berbentuk butiran-butiran seperti beras. Ukuran butiran beras siger dibuat

menyerupai ukuran beras pada umumnya. Hal ini dimaksudkan agar psikologi

masyarakat saat mengonsumsi beras siger sama dengan saat mengonsumsi nasi

(Subeki, dkk, 2017). Produk beras siger ini pada dasarnya merupakan produk

beras tiwul instan modifikasi. Produk Beras Siger telah dilaunching sebagai

Page 17: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

3

produk pangan lokal unggulan Provinsi Lampung sejak akhir Tahun 2012 dan

sejak tahun 2015 melalui Instruksi Gubernur Lampung Nomor :

521/1159/11.06/2015 diinstruksikan untuk disajikan sebagai menu makanan di

kantor/instansi/hotel di Provinsi Lampung.

Dalam pembuatan Beras Siger ada beberapa alteratif prosedur produksi.

Alternatif-alternatif timbul karena adanya keterbatasan dari sumber daya

(manusia, material, uang, mesin, kesempatan, dll) maupun untuk tujuan efisiensi

dan efektifitas penggunaan sumber daya. Dengan berbagai alternatif yang ada

tersebut maka diperlukan sebuah perhitungan untuk mendapatkan pilihan yang

terbaik secara ekonomi, baik ketika membandingkan berbagai alternatif

rancangan, membuat keputusan investasi modal.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Menentukan kebutuhan finansial pada berbagai metode produksi beras

siger.

2. Menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

Page 18: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ubi kayu

Ubi kayu atau singkong berasal dari Brazilia. Dalam sistematika tumbuhan,

ubi kayu termasuk ke dalam kelas Dicotyledoneae. Ubi kayu berada dalam

famili Euphorbiaceae yang mempunyai sekitar 7.200 spesies, beberapa

diantaranya adalah tanaman yang mempunyai nilai komersial, seperti karet

(Hevea brasiliensis), jarak (Ricinus comunis dan Jatropha curcas), umbi-

umbian (Manihot spp), dan tanaman hias (Euphorbia spp) (Ekanayake et al.

1997). Klasifikasi tanaman ubi kayu adalah sebagai berikut, ubi kayu atau

singkong termasuk ke dalam kingdom Plantae, divisi Spermatophyta,

subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae, famili Euphorbiaceae, genus

Manihot dengan spesies esculenta Crantz. Umbi merupakan akar yang

berubah bentuk dan fungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan

(Grace, 1977).

Kandungan utama ubi kayu adalah karbohidrat. Komposisi kimia ubi kayu

dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 19: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

5

Tabel 1. Komposisi kimia ubi kayu per 100 g bahan

No. Kandungan Jumlah (%)

1 Kalori (kkal) 146.00

2 Protein (g) 0.80

3 Lemak (g) 0.30

4 Karbohidrat (g) 34.70

5 Air (g) 62.50

6 Kalsium (mg) 33.00

7 Fosfor (mg) 40.00

8 Zat besi (mg) 0.70

9 Asam askorbat (mg) 30.00

10 Thiamin (mg) 0.06

11 Vitamin C (IU) 0.00

12 Bagian yang dapat dimakan (%) 75.00

Sumber : Departemen Kesehatan (1992).

Ubi kayu merupakan salah satu jenis umbi-umbian yang menjadi sumber

bahan baku utama pembuatan beras siger karena mempunyai kemampuan

untuk tumbuh di tanah yang tidak subur, tahan terhadap serangan hama

penyakit dan dapat diatur masa panennya. Beberapa alasan digunakannya

ubi kayu sebagai bahan baku beras siger, diantaranya adalah sudah lama

dikenal oleh petani di Provinsi Lampung, merupakan sumber karbohidrat

karena kandungan patinya yang cukup tinggi, harga di saat panen raya

seringkali sangat murah.

Pemanfaatan ubi kayu dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai

bahan baku tapioka (tepung tapioka atau gaplek) dan sebagai pangan

langsung. Ubi kayu sebagai pangan langsung harus memenuhi syarat utama,

Page 20: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

6

yaitu tidak mengandung racun HCN (< 50 mg per Kg umbi basah).

Sementara itu, umbi ubi kayu untuk bahan baku industri tidak disyaratkan

adanya kandungan protein maupun ambang batas HCN, tapi yang

diutamakan adalah kandungan karbohidrat yang tinggi (Muchtadi, dkk,

1992).

Ubi kayu sebagai bahan baku energi alternatif hanya memiliki kadar

karbohidratsekitar 32-37% dan kadar pati sekitar 83,8% setelah diproses

menjadi tepung.Jenis polisakarida yang menyusun umbi ubi kayu antara

lain pati, selulosa dan hemiselulosa (Winarno, 1992). Pati singkong

mengandung 83% amilopektin yang mengakibatkan pasta yang terbentuk

menjadi bening dan kecil kemungkinan untuk terjadi retrogradasi. Menurut

Murphy (2000), ukuran granula pati singkong 4-35 μm, berbentuk oval,

kerucut dengan bagian atas terpotong, dan seperti kettle drum. Suhu

gelatinisasi pada 62-73°C, sedangkan suhu pembentukan pasta pada 63°C.

Menurut Santoso, Saputra, dan Pambayun (2004), pati singkong relatif

mudah didapat dan harganya yang murah.

2.2. Beras Analog

Beras analog merupakan salah satu alternatif pengganti beras, karena bahan

baku yang digunakan merupakan bahan non padi. Beras analog dapat dibuat

menggunakan bahan baku tepung tapioka, tepung terigu, tepung singkong,

tepung jagung, dan sebagainya. Produk ini disebut sebagai beras analog

Page 21: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

7

karena memiliki karakteristik dengan sifat fisik butiran, penanakan, dan

tekstur yang menyerupai dengan beras pada umumnya. Pada proses

pembuatan beras analog terdapat dua cara yaitu dengan cara granulasi dan

ekstrusi

a. Beras Analog Granulasi

Beras analog metode granulasi mempunyai karakteristik yang masih jauh

diharapkan yaitu bentuk yang bulat tidak seragam, densitas rendah, dan

mudah pecah (Budi, dkk., 2013). Bentuk yang bulat tersebut pada beras

analog metode granulasi merupakan hasil dari pembutiran tepung dengan

alat granulator. Metode granulasi banyak diterapkan pada pembuatan beras

analog tiwul, beras analog oyek dan beras analog modifikasi tepung lainnya.

b. Beras Analog Ekstrusi

Metode ekstrusi merupakan metode yang sedang berkembang saat ini yang

memiliki kelebihan kapasitas produksi besar dan menghasilkan produk yang

menyerupai beras. Teknologi ekstrusi pangan adalah proses mengalirkan

bahan pangan melalui barrel dengan satu atau lebih variasi proses

pencampuran, pemanasan, dan pengaliran serta melewati die yang didesain

untuk membentuk hasil ekstrusi. Hal tersebut yang menjadi beras analog

banyak diunggulkan pada metode ekstrusi daripada metode granulasi.

Proses pembuatan beras analog dengan metode ekstrusi secara umum terdiri

dari empat tahap antara lain, formulasi, prekondisi, ekstrusi, dan

Page 22: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

8

pengeringan. Formulasi yaitu melakukan pencampuran bahan baku beras

analog dengan komposisi yang diinginkan. Beras analog menggunakan

bahan baku tepung-tepungan dengan ukuran partikel 300 mesh (Mishra,

dkk., 2012). Campuran kemudian dialirkan pada 1 unit alat extruder untuk

dilakukan prekondisi adonan dengan mempertahankan kondisi suhu 80-90 C

dan tetap basah selama waktu tertentu. Campuran akan melalui extruder

untuk diberi uap dengan kondisi waktu tinggal tertentu agar panas uap

terjadi di seluruh bahan campuran (Riaz, 2000)

Pada tahap ekstrusi campuran akan mengalami proses pemanasan yang

sedikit lebih tinggi dan proses homogenisasi. Campuran kemudian dialirkan

dan dilakukan pembentukan pada saat melalui die (pisau pemotong)

sehingga campuran yang dihasilkan oleh die akan keluar membentuk butiran

yang menyerupai beras. Beras analog yang keluar pada die masih memiliki

kadar air yang cukup tinggi. Oleh karena itu, beras analog harus dikeringkan

dibawah sinar matahari atau menggunakan oven sampai kadar air dibawah

15%. Setelah dikeringkan beras analog dapat disimpan dalam kemasan

(Budi, dkk., 2013).

2.3 Beras Siger

Beras siger merupakan produk pengolahan hasil pertanian yang berbahan

dasar ubi kayu. Beras siger diproduksi di Provinsi Lampung sebagai bahan

makanan pengganti beras. Beras siger memiliki bentuk dan ukuran yang

mirip dengan beras padi. Hal ini dibuat agar masyarakat yang sudah terbiasa

Page 23: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

9

mengkonsumsi beras padi memiliki selera yang sama seperti saat

mengkonsumsi beras siger (Halim, 2012). Beras siger memiliki tekstur yang

mirip dengan padi, bahkan kepulenan beras siger yang dihasilkan mirip

dengan kepulenan nasi. Cita rasa beras siger sangat unik karena nasi beras

siger masih menyisakan rasa ubikayu sehingga menghasilkan ciri khas

tersendiri. Namun, warna beras siger masih berbeda dengan nasi pada

umumnya sehingga dapat mengurangi selera konsumen untuk

menikmatinya. Beras siger berwarna kuning kecoklatan, warna ini berasal

dari proses pengolahan beras siger yang berasal dari beras singkong

(Rachmawati, 2010). Umur simpan beras siger cukup panjang bisa

mencapai satu tahun. Penyajian beras siger dapat dilakukan dengan cara

mengukus beras selama 10 - 20 menit. Beras siger dikonsumsi sebagai

makanan pokok pengganti beras serta digunakan sebagai makanan cadangan

oleh sebagian masyarakat. Sebagai makanan pokok, kandungan karbohidrat

beras siger matang setara bahkan lebih tinggi dari nasi.

Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam proses pembuatan beras siger

yaitu air, tepung, GMS (Gliserol Monostearat), dan minyak goreng. Air

adalah cairan yang dibutuhkan dalam pembuatan emulsifier dan adonan

beras siger, tanpa adanya air maka tidak ada proses produksi. Air berfungsi

sebagai pelarut dan mengikat bahan dalam saat proses pembuatan adonan.

Kandungan air yang ada pada bahan tambahan juga menentukan hasil

produk. Bila terlalu banyak air maka adonan menjadi lembek dan susah

untuk diuleni apabila terlalu sedikit air adonan menjadi tidak menyatu dan

Page 24: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

10

produk yang dihasilkan akan menjadi keras. Air yang digunakan sesuai

dengan formulasi yang ada yaitu air yang layak di konsumsi manusia. Oleh

karena itu, air dapat mempengaruhi cita rasa, tekstur, aroma, dan tampilan

beras siger. Air dapat mendispersikan berbagai senyawa polar yang ada

dalam bahan makanan, sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kadar

air beras buatan. Kadar air pembuatan beras tiruan atau beras siger

diperkaya yaitu memiliki kadar air sebesar 5 - 15% (Yuwono dan Arrida,

2014). Menurut Widara dan Budijanto (2012) kadar air yang aman untuk

penyimpanan beras yaitu <14% (bb). Dengan kadar air <14% (bb), akan

mencegah pertumbuhan kapang yang sering hidup pada serealia/biji-bijian.

Metode granulasi diawali dengan tahap pencampuran tepung, air, dan

hidrokoloid sebagai bahan pengikat. Proses pencampuran dilakukan pada

suhu 30- 80°C sehingga sebagian adonan telah mengalami gelatinisasi.

Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau

hewan yang dimurnikan dan berbentuk cairan dalam suhu kamar dan

biasanya digunakan untuk menggoreng makanan. Dalam penggunaannya

minyak goreng dicampur dengan GMS, garam, asam askorbat, dan air.

Minyak goreng yang digunakan untuk mengurangi kelengketan molekul pati

pada adonan. Sehingga adonan yang dihasilkan menjadi tidak lengket. GMS

adalah surfaktan non-ionik yang banyak digunakan oleh industri stabilizer

dan emulsifier. Nama IUPAC bagi senyawa ini adalah 2,4-dihidroksipropil

oktadekanoat dan dikenal dengan nama lain gliserin monostearat atau

monostearin. Senyawa ini secara alami terdapat dalam tubuh manusia dan

Page 25: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

11

produk berlemak. Salah satu bahan baku pembuatan GMS adalah asam

lemak yang berasal dari minyak sawit. Surfaktan non-ionik adalah suatu zat

ampifil yang molekulnya terdiri dari 2 bagian, hidrofil dan lipofil. Zat ini

bila dilarutkan dalam air tidak memberikan ion. Kelarutannya dalam air

disebabkan adanya bagian dari molekul yang mempunyai afinitas terhadap

pelarut. GMS adalah ester gliserol dengan asam lemak stearat yang banyak

digunakan dalam shampo, pearlizing agent, emulsifier, lotion, dan sebagai

opacifier dalam cream, ice cream dan butter. Penambahan GMS pada

pembuatan cookies juga dapat memperbaiki kualitas karena meningkatkan

kerenyahan dan meningkatkan kelembutan cookies (Subeki, dkk, 2017).

2.4. Pembuatan Beras Siger

Pemilihan bahan baku

Ubi kayu merupakan kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, subdivisi

Angiospermae, kelas Dicotyledonae, famili Euphorbiaceae, genus Manihot

dengan spesies esculenta Crantz. Umbi merupakan akar yang berubah

bentuk dan fungsi sebagai tempat penyimpanan cadangan makanan.

Pengupasan Ubi kayu

Ubi kayu dikupas dengan manual menggunakan pisau untuk membuang

kulitnya. ubi kayu selanjutnya dicuci bersih dengan air mengalir untuk

membuang sisa kulit dan kotoran tanah.

Page 26: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

12

Pencucian

Ubi kayu yang telah dikupas selanjutnya dicuci dengan air bersih dan dibilas

dengan air mengalir. Pencucian dimaksudkan untuk menghilangkan tanah

atau kulit yang masih menempel pada ubi kayu.

Pemarutan

Ubi kayu setelah dicuci bersih selanjutnya diparut dengan menggunakan alat

pemarut ubi kayu. Pemarutan ini dimaksudkan agar permukaan menjadi luas

dan pati bisa secara efektif keluar dari ubi kayu.

Pemerasan

Ubi kayu yang sudah diparut kemudian disaring dan diperas hingga pati

keluar dari bahan ubi kayu. Pemerasan ini dimaksudkan untuk mengurangi

kandungan pati pada bahan sehingga memudahkan pada proses pencetakan

menjadi butiran beras.

Pengeringan

Ubi kayu setelah dilakukan proses penyaringan dan pemerasan kemudian

dikeringkan pada alat pengering mekanis. Proses pengeringan bertujuan

untuk mengurangi kandungan air ubi kayu menjadi sekitar 14%. Pengering

mekanis dilengkapi dengan kipas untuk mengalirkan udara pengering

sehingga proses penguapan air dari ubi kayu dapat diatur sesuai kebutuhan.

Suhu udara untuk mengeringkan ubi kayu dapat diatur antara 55-60 °C

selama 48-54 jam untuk mendapatkan kadar air 14%. Penggunaan suhu

tinggi diatas 60oC menyebabkan warna ubi kayu menjadi coklat dan dapat

merusak citarasanya.

Page 27: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

13

Penggilingan

Penggilingan ubi kayu dilakukan dengan mesin penggiling yang

memanfaatkan gaya gesek antara dua lempengan, dimana hanya satu

lempeng yang berputar sedangkan yang lain diam. Ubi kayu dimasukan ke

dalam alat penggiling yang kemudian masuk melalui celah di antara dua

lempeng tersebut hingga hancur. Selanjutnya ubi kayu diayak dengan

ukuran 60 mesh hingga diperoleh tepung ubi kayu.

Pembuatan Adonan

Adonan dibuat dari tepung ubi kayu dan tapioka (90:10) yang ditambahkan

larutan emulsifier yang terdiri dari garam, minyak sawit, dan gliserida mono

stearat. Campuran bahan ini selanjutnya diaduk hingga merata. Jenis adonan

beras siger dihomogenkan dengan menggunakan alat pengaduk.

Pengadukan dilakukan terus hingga diperoleh adonan tepung yang

tercampur merata. Penambahan air dilakukan secara tepat agar air tidak

terlalu banyak atau sedikit. Jika air kebanyakan maka menghasilkan adonan

yang lembek dan lengket dalam pencetakan butiran, dan jika air terlalu

sedikit maka hasil cetakan menjadi mudah patah.

Pengukusan

Adonan bahan selanjutnya dikukus dalam panci selama 20 menit.

Pengukusan dimaksudkan agar terjadi proses pragelatinasi pati sehingga

bahan dapat menyatu menjadi butiran beras. Pengukusan yang terlalu

singkat menyebabkan pati belum tergelatinasi sempurna sehingga butiran

menjadi hancur pada saat dimasak.

Page 28: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

14

Pencetakan Butiran Beras

Pencetakan butiran beras siger dari adonan bahan dilakukan dengan

menggunakan alat ekstruder. Pertama adonan dimasukkan ke dalam rol

pertama untuk dicetak menjadi bentuk bulatan-bulatan kecil. Selanjutnya

bahan masuk ke dalam pergerakan rol kedua untuk dipaksa keluar pada

lubang berbentuk elip ukuran 2 x 5 mm yang dilengkapi dengan mata pisau

pemotong. Dengan proses seperti ini akan diperoleh butiran menyerupai

beras dan berwarna putih ukuran 2 x 5 mm (Al Rasyid, dkk, 2017)

2.5. Industri

Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian, yang

menyebutkan bahwa industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah

bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi

menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,

termasuk kegiatan rancangan dan perekayasaan industri. Berdasarkan

pengertian diatas maka industri memiliki ruang lingkup segala kegiatan

produksi yang memproses atau mengolah bahan-bahan mentah menjadi

produk setengah jadi maupun produk jadi sehingga dapat bernilai dan

berguna untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Industri sebagai suatu

sistem terdiri dari unsur fisik dan unsur perilaku manusia. Unsur fisik yang

mendukung proses industri adalah komponen tempat meliputi pula

kondisinya, peralatan, bahan mentah/bahan baku, dan beberapa hal yang

memerlukan sumber energi. Sedangkan unsur perilaku manusia meliputi

Page 29: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

15

komponen tenaga kerja, keterampilan, tradisi, transportasi, dan komunikasi,

serta keadaan pasar dan politik. Berdasarkan jumlah tenaga kerja dan ciri

yang dimiliki, menurut Dumairy, (1997) industri dapat dibedakan menjadi:

a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga

kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang

sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan

pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu

sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman,

industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.

b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar

5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang

relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau

masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri

batubata, dan industri pengolahan rotan.

c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja

sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki

modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan

tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial

tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri

keramik.

d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari

100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang

dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga

Page 30: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

16

kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan

dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test).

Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan

industri pesawat terbang.

2.6. Analisis Finansial

Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal)

dimaksudkan untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing

sumber dana yang dipakai dalam investasi. Aspek finansial merupakan

suatu gambaran yang bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk

dijalankan atau tidak dijalankan dengan melihat dari beberapa indikator

yaitu keuntungan, Break Event Point (BEP) dan Payback Period (PP) yang

dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Biaya total (total cost) adalah biaya keseluruhan, meliputi biaya tetap

dan biaya variabel. Penentuan total cost dilakukan untuk mengetahui

total biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

2. Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk

setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan

untuk memproduksi produk tersebut. Analisis ini bertujuan untuk

mengetahui besarnya keuntungan dari usaha yang dilakukan dan

semakin besar keuntungan maka semakin baik.

3. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan

Page 31: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

17

menggunakan aliran kas, yang bertujuan untuk mengetahui seberapa

lama modal yang telah ditanamkan dapat kembali dalam satuan waktu.

4. Break Event Point (BEP) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui

sampai batas mana usaha yang dilakukan dapat memberikan

keuntungan atau pada tingkat tidak rugi dan tidak untung. Estimasi ini

digunakan dalam kaitannya antara pendapatan dan biaya (Syarif, 2011)

2.7. Konsep Tekno Ekonomi

Tekno ekonomi memuat tentang bagaimana membuat sebuah keputusan

(decision making) dimana dibatasi oleh ragam permasalahan yang

berhubungan dengan seorang engineer sehingga menghasilkan pilihan yang

terbaik dari berbagai alternatif pilihan. Keputusan yang diambil berdasarkan

suatu proses analisa, teknik dan perhitungan ekonomi.

Engineering (rekayasa) biasa dikatakan profesi/disiplin dimana pengetahuan

tentang matematika dan ilmu pengetahuan alam yang diperoleh dengan

studi, pengalaman, dan praktik digunakan dengan bijaksana dalam

mengembangkan cara-cara untuk penggunaan secara ekonomis bahan-bahan

dan sumber alam untuk kepentingan manusia. Dari definisi ini aspek-aspek

ekonomi dari engineering dititik beratkan pada aspek-aspek fisik. Jelas,

bahwa pada dasarnya ekonomi merupakan bagian dari engineering yang

dilaksanakan dengan baik (Giatman, 2006).

Page 32: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

18

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakankan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober 2017.

Tempat penelitian dilakukan di usaha agroindustri beras siger yang berada di

Provinsi Lampung.

3.2 Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode survei, yaitu terhadap Produsen Beras

Siger yang berada di Provinsi Lampung dan Penentuan lokasi dipilih secara

sengaja (purposive sampling). Hasil dari survei dianalisis secara deskriptif dengan

memfokuskan pada aspek finansial. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini

adalah data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari wawancara

maupun pengisian kuisioner oleh produsen beras siger secara langsung. Data

primer berupa data produksi beras siger meliputi biaya produksi, penerimaan,

keuntungan, dan usaha, serta faktor-faktor internal dan eksternal dari usaha

tersebut. Data sekunder merupakan data pendukung penelitian yang didapat dari

penelitian-penelitian sebelumnya seperti studi pustaka, artikel, jurnal, dan laporan

dari instansi pemerintahan terkait.

Page 33: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

19

3.3 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian dilakukan melalui beberapa

cara, yaitu :.

1. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data primer secara langsung dari

responden berdasarkan daftar pertanyaan yang telah disiapkan. Responden

yang digunakan sebagai penentuan aspek finansial adalah pihak-pihak yang

terlibat dalam produksi beras siger.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan melihat langsung kegiatan produksi produk beras

siger di Provinsi Lampung.

3. Pencatatan

Pencatatan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder dari produksi beras

siger atau pihak produsen beras siger.

4. Studi Literatur dan Pustaka

Studi literatur dan pustaka dilakukan untuk menganalisa objek secara teoritis

berdasarkan masalah-masalah yang berhubungan dengan penulisan melalui

berbagai jurnal ilmiah, artikel-artikel yang relevan, serta sumber-sumber lain

yang mendukung untuk diperoleh data sekunder.

3.4 Metode Analisis Data

Informasi dan data yang di dapatkan dari penelitian ini, diolah dan dianalisis

secara deskriptif kuantitatif. Alat analisis yang akan digunakan dalam penelitian

Page 34: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

20

ini adalah analisis kebutuhan finansial dari setiap metode produksi beras siger

berdasarkan nilai BEP, PP, NPV, IRR, Net B/C ratio dan analisis sensitivitas.

Hasil yang didapat kemudian dibandingkan sehingga dapat ditentukan metode

produksi beras siger yang paling optimal.

3.4.1 Metode Deskriptif Kuantitatif

Analisis ini dilakukan dengan merekomendasikan metode produksi beras siger

yang paling optimal secara finansial, dimana metode ini dinyatakan dengan

angka-angka.

a. Break Even Point (BEP)

Penentuan titik impas dengan teknik persamaan dilakukan dengan mendasarkan

pada persamaan pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Penentuan titik

impas dengan pendekatan grafis dilakukan dengan cara mencari titik potong

antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik yang

disebut grafik impas (Rahardi dan Hartono,2003)

Penentuan titik impas dengan teknik persamaan dapat dilakukan dengan dua cara

yakni sebagai berikut:

Total BiayaBEP Produksi=

Harga Penjualan

Total BiayaBEP Harga =

Total Produksi

Page 35: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

21

b. Payback Period (PP)

Payback Period (PP) merupakan teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode)

pengembalian investasi suatu proyek atau usaha

Nilai InvestasiPP = x 1 tahun

Kas Masuk Bersih

Kriteria :

PP > Periode maksimum, maka usaha tidak layak

PP < Periode maksimum, maka usaha layak

(Sjahrial, 2008)

c. Net Present Value (NPV)

Net Present Value adalah perbedaan antara nilai sekarang dari benefit

(keuntungan) dengan nilai sekarang biaya, yang besarnya dapat dihitung dengan

rumus sebagai berikut :

n Bt - Ct

NPV = ∑t=1 (1 + i)t

Keterangan:

Bt = benefit atau penerimaan pada tahun t

Ct = cost atau biaya pada tahun t

i = Biaya modal proyek dengan faktor bunga

t = Umur ekonomis (Setyaningsih, 2011)

Page 36: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

22

Kriteria:

NPV >0 , maka proyek yang menguntungkan dan layak dilaksanakan

NPV = 0, maka proyek tidak untung dan tidak rugi

NPV < 0 , maka proyek rugi dan lebih baik tidak dilaksanakan.

d. Internal Rate of Return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) dari suatu investasi adalah suatu nilai tingkat bunga

yang menunjukan bahwa nilai sekarang netto (NPV) sama dengan jumlah seluruh

ongkos investasi proyek. Formula untuk IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPV1

IRR= i1 + x (i2 –i1)(NPV1 - NPV2)

Dimana :

i1 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat discount rate yang menghasilkan NPV2

Keterangan :

IRR > tingkat bunga, maka usulan proyek diterima

IRR < tingkat bunga, maka usulan proyek ditolak

(Kadariah 1994)

e. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)

Analisis Net B/C bertujuan untuk mengetahui beberapa besarnya keuntungan

dibandingkan dengan pengeluaran selama umur ekonomisnya (Gittinger .1996).

Page 37: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

23

Net B/C yaitu membagi jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih positif

dengan jumlah nilai sekarang aliran kas manfaat bersih negatif pada tahun- tahun

awal proyek.

Keterangan :

Bt = Manfaat penerimaan tahun ke-t (Rp)

Ct = Biaya yang dikeluarkan tahun ke-t (Rp)

N = Umur ekonomis usaha (tahun)

i = tingkat suku bunga (%)

t = periode investasi (i = 1,2,

Keterangan :

Net B/C > 1 : usaha layak dilaksanakan

Net B/C = 1 : usaha berada pada titik impas

Net B/C < 1 : usaha tidak layak dilaksanakan

f. Analisis Sensitivitas

Analisis sensivitas merupakan analisis yang dilakukan untuk mengetahui akibat

dari perubahan parameter-parameter produksi terhadap perubahan kinerja sistem

produksi dalam menghasilkan keuntungan. Dengan melakukan analisis sentivitas

maka akibat yang mungkin terjadi dari perubahan-perubahan tersebut dapat

diketahui dan diantisifikasi sebelumnya. Analisis Sensitivitas dapat merespon

Page 38: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

24

keadaan pada kondisi normal dan pada kondisi dimana ada perubahan pada

berbagai faktor. Analisis sensitivitas menggunakan metode analisis kuantitatif

dan deskriptif. Analisis ini menghitung kepekaan analisis finansial (NPV, IRR

dan Net B/C) terhadap perubahan yang terjadi pada faktor produksi dan harga

hasil produksi sehingga berdampak pada kondisi kelayakan finansial produksi

beras siger.

X1- X0X X 100

Laju Kepekaan = Y1 –Y2 X 100

Y

X1= NPV/IRR/Net B/C/PP setelah perubahan

X0= NPV/IRR/Net B/C/PP sebelum perubahan

X = rata-rata nilai NPV/IRR/Net B/C/PP

Y1= biaya produksi/harga jual/suku bunga setelah perubahan

Y2= biaya produksi/harga jual/suku bunga sebelum perubahan

Y = rata-rata perubahan biaya produksi/harga jual/suku bunga (Rizki. 2012)

Page 39: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

58

V. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian pada analisis harga pokok produksi diperoleh bahwa harga

pokok produksi IKM Siger Unila lebih kecil dari Produsen lain yaitu Rp.

7.351.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IKM Siger Unila memiliki metode

produksi yang menghasilkan randemen paling tinggi yaitu 39%.

3. Hasil penelitian pada kriteria kelayakan investasi menunjukkan bahwa

Produsen beras siger di Provinsi Lampung memiliki nilai NPV>0, IRR>1,

Net B/C>1, dan PP<umur produksi sehingga usaha beras siger layak

dilaksanakan.

4. KWT Kenanga memiliki NPV, IRR, Net B/C paling besar dan PP paling

kecil dari Produsen lain.

5. Analisis sensitivitas Industri Beras Siger masih layak untuk dikembangkan

hingga kombinasi kenaikan bahan baku 5,2% dan penurunan harga jual

10%.

6. Analisis sensitivitas Industri Beras Siger mengalami tidak layak investasi

hingga penurunan harga jual 14%.

Page 40: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

DAFTAR PUSTAKA

Al Rasyid, H., Subeki , Wisnu Satyajaya, Agus Saptomi. 2017. KajianPenggunaan Asam Askorbat Untuk Fortifikasi Beras Siger. JurnalAgroindustri. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Ari setyaningsih dan Setyaningsih Sri Utami. Analisis PerbandinganKinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan PerbankanKonvensional. Jurnal : Ekonomi dan kewirausahaan Vol.13, April2013 : 100-115.

As’ad, Syarif, Didin Noer. 2016. Modul Komputer Statistik 2016.Yogyakarta : Laboratorium Mini Banking Prodi MuamalatKonsentrasi Ekonomi dan Perbankan Islam Fakultas Agama IslamUMY.

Adams JP,Murphy PG, 2000. "Obesity in anaesthesia and intensive care".Oxford jurnal, volume 85,p.91-98.

Agustiningrum, Rizki. 2012. Analisis Pengaruh CAR,NPL, dan LDRTerhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Perbankan. JurnalFakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud) Bali.

Badan Ketahanan Pangan. 2014. Justifikasi Estimasi Kebutuhan PanganPenduduk Berdasarkan Data Survey Sosial Ekonomi Nasional.Badan Ketahanan Pangan Daerah. Provinsi Lampung.

Badan Ketahanan Pangan, 2016. Data Populasi Produsen Beras Siger diProvinsi Lampung. Badan Ketahanan Pangan Daerah. ProvinsiLampung.

Badan Pusat Statistika, 2015. Lampung Dalam Angka.

Budi, F.S., Hariyadi, P., Budijanto, S., dan Dahrulsyah. 2013. TeknologiProses Ekstrusi untuk Membuat Beras Analog. (jurnal). DepartemenIlmu dan Teknologi Pangan. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB.Bogor.

Page 41: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

60

Budijanto, S. dan Yuliyanti. 2012. Studi Persiapan Tepung Sorgum(Sorghum Bicolor L. Moench) dan Aplikasinya pada PembuatanBeras Analog, Jurnal Teknologi Pertanian, 13, 177–186.

Dermawan, Sjahrial, 2008. Manajemen Keuangan Lanjutan, Edisi Kedua,Mitra Wacana Media, Jakarta.

Dumairy. 1997. Perekonomian Indonesia. Erlangga. Jakarta.

Giatman, M. 2006. Ekonomi Teknik. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Gittinger, J. Price. 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. EdisiKedua. Jakarta: UI Press – John Hopkins.

Grace. 1977. Casava Processing. Food and Agriculture Organization of theUnited Nation.Rome.155 p.

Halim. 2012. Beras Siger, Nasi atau Singkong?. http://www.polinela.ac.id/Diakses 10 juni 2017.

Kadariah, 1994, Teori Ekonomi Mikro, LPFE UI, Jakarta.

Mishra, A., Mishra, H. N., Rao, P. S. 2012. Preparation of Rice AnaloguesUsing Extrusion Technology. International Journal of Food Scienceand Technology.

Muchtadi, T.R. dan Sugiono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal TinggiPusat Antar Universitas Pangan dan Gizi. Bogor: Institut PertanianBogor. Purwono. 2009. Budidaya 8 Jenis Tanaman Unggul. PenebarSwadaya. Jakarta.

Rachmawati, R. 2010. Pengaruh Penambahan Tepung Jagung padaPembuatan Tiwul Instan terhadap Daya Kembang dan SifatOrganoleptik. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.http://digilib.unimus.ac.id/. Diakses 15 mei 2017.

Rahardi, F dan R. Hartono. 2003. Agribisnis Peternakan. Edisi Revisi.Penebar Swadaya. Jakarta.

Riaz, N. M. 2000. Extruder in Food Aplication. CRS Press: USA.

Subeki, Nurul Mukti, Tanto P.Utomo, Harun Al Rasyid. 2017. AnalisisPreferensi Konsumen Terhadap Beras Siger. Jurnal Agroindustri.Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Page 42: ANALISIS TEKNO EKONOMI AGROINDUSTRI BERAS SIGER …digilib.unila.ac.id/33277/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · menentukan metode produksi beras siger yang paling optimal

61

Yuwono, S. S. dan A. A. Zulfiah. 2014. Formulasi Beras Analog BerbasisTepung Mocaf dan Maizena dengan Penambahan CMC dan TepungAmpas Tahu. Jurnal Pangan dan Agroindustri. Vol. 3 No 4 p.1465-1472.