18
Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ... Miftahul Rizqa Khairi JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019 ISSN. 2656-6540 19 ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN KARTU (APMK) DAN E-MONEY TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT DI BANDA ACEH Miftahul Rizqa Khairi 1 , Eddy Gunawan 2 1)2) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Indonesia [email protected] Abstract The purpose of this research is to analyze the effect of age, gender, number of family members, disposible income, using card based payment instrument (APMK) and e-money, and religiosity on the expenditure of public consumption in Banda Aceh. The sample of this research were 100 respondents who were selected using purposive sampling technique. Dependent variabel used in this research is the expenditure of public consumption while independent variables are age, gender, number of family members, disposible income, APMK and e-money, and religiosity. Through the analysis of multiple linear regression, this research found that age, gender, number of family members, disposible income, APMK and e-money, and religiosity were significantly influence the expenditure of public consumption. The variables of age, gender, number of family members, disposible income, APMK and e-money have positive influences on the expenditure of public consumption while the variables of religiosity has negative influence on the expenditure of public consumption. Keywords: APMK, E-Money, Religiosity, Disposible Income, Consumption Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik (e- money), serta religiusitas terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat di Banda Aceh. Adapun yang menjadi sampel penelitian ini adalah 100 orang responden yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengeluaran konsumsi masyarakat sedangkan variabel independennya terdiri dari usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money, serta religiusitas. Melalui analisis regresi linear berganda, hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, APMK dan e-money, serta religiusitas terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat. Variabel usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, APMK dan e-money memiliki pengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat, sedangkan variabel religiusitas memiliki pengaruh negatif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat. Kata Kunci: APMK, E-Money, Religiusitas, Pendapatan, Konsumsi

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

19

ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN

KARTU (APMK) DAN E-MONEY TERHADAP KONSUMSI MASYARAKAT

DI BANDA ACEH

Miftahul Rizqa Khairi1, Eddy Gunawan

2

1)2)Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Indonesia

[email protected]

Abstract

The purpose of this research is to analyze the effect of age, gender, number of family members,

disposible income, using card based payment instrument (APMK) and e-money, and religiosity on

the expenditure of public consumption in Banda Aceh. The sample of this research were 100

respondents who were selected using purposive sampling technique. Dependent variabel used in this

research is the expenditure of public consumption while independent variables are age, gender,

number of family members, disposible income, APMK and e-money, and religiosity. Through the

analysis of multiple linear regression, this research found that age, gender, number of family

members, disposible income, APMK and e-money, and religiosity were significantly influence the

expenditure of public consumption. The variables of age, gender, number of family members,

disposible income, APMK and e-money have positive influences on the expenditure of public

consumption while the variables of religiosity has negative influence on the expenditure of public

consumption.

Keywords: APMK, E-Money, Religiosity, Disposible Income, Consumption

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga,

pendapatan, penggunaan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) dan uang elektronik (e-

money), serta religiusitas terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat di Banda Aceh. Adapun yang

menjadi sampel penelitian ini adalah 100 orang responden yang dipilih menggunakan teknik

purposive sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pengeluaran konsumsi

masyarakat sedangkan variabel independennya terdiri dari usia, jenis kelamin, jumlah anggota

keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money, serta religiusitas. Melalui analisis regresi

linear berganda, hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah

anggota keluarga, pendapatan, APMK dan e-money, serta religiusitas terhadap pengeluaran konsumsi

masyarakat. Variabel usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, APMK dan e-money

memiliki pengaruh positif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat, sedangkan variabel

religiusitas memiliki pengaruh negatif terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat.

Kata Kunci: APMK, E-Money, Religiusitas, Pendapatan, Konsumsi

Page 2: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

20

PENDAHULUAN

Setiap hari manusia membuat sejumlah keputusan dalam pengalokasiaan sumber daya yang ada

untuk memenuhi kebutuhan hidup. Perbedaan karakter dan kepribadian individu membuat

ketidaksamaan terkait kebutuhan dan keinginan akan sebuah produk. Kegiatan seseorang

dalammemenuhi kebutuhan hidupnya disebut konsumsi. Konsumsi merupakan salah satu indikator

untuk melihat tingkat kemakmuran masyarakat (Cavadia, 2010) . Pola konsumsi terdiri dari unsur

pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Konsumsi masyarakat dapat dipengaruhi

oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi

mengakibatkan terjadinya perkembangan sistem pembayaran seperti dikenalnya sistem pembayaran

non tunai dan lahirnya perusahaan yang bergerak dibidang financial technologi (fintech).

Saat ini, Indonesia dikenal dua sistem pembayaran yaitu sistem pembayaran tunai dan sistem

pembayaran non tunai (www.bi.go.id). Pembayaran tunai dilakukan dengan alat pembayaran berupa

uang kartal atau yang sering dikenal dengan istilah uang tunai. Pembayaran tunai merupakan sistem

pembayaran yang paling sering digunakan. Umumnya, masyarakat menggunakan uang tunai untuk

transaksi dengan nominal yang kecil. Hal ini mengakibatkan terjadinya terbatasnya penggunaan uang

tunai. Uang tunai memiliki durasi pemakaian, sehingga sering didengar istilah penarikan uang lama

dan penerbitan uang baru. Kelemahan lain dari penggunaan uang tunai adalah kesulitan dibawa

dalam jumlah banyak baik dari segi berat ataupun keamanan uang serta dapat mendorong lahirnya

inflasi.

Saat ini mayoritas negara yang ada didunia mendorong penggunaan sistem pembayaran non

tunai. Pada 14 Agustus 2014, Bank Indonesia selaku pemegang kekuasaan tertinggi dibidang

keuangan mulai mengumumkan program percepatan pemakaian transaksi non tunai atau yang lebih

dikenal sebagai gerakan nasional non tunai (GNNT). Dibuatnya GNNT bertujuan membentuk

masyarakat yang lebih banyak menngunakan instrumen non tunai (Less Cash Society/LCS)

(Widyastuti et al, 2017). Selain itu, tujuan pelaksanaan dari program ini adalah mendorong

teriptanya sistem pembayaran yang aman, efisien, dan andal. Dalam rangka mempercepat program

tersebut, dilakukan elektronifikasi dan inklusi keuangan.

Pembayaran non tunai melibatkan peranan dari lembaga keuangan untuk melakukan transfer

baik antar bank maupun intra bank melalui jaringan internal bank sendiri. Perbankan merupakan

sektor pekonomian yang relatif lebih maju dalam penerapan teknologi informasi, seperti kehadiran

core banking system, internet banking, mobile banking, dan sms banking. Jika uang tunai diterbitkan

Page 3: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

21

oleh pemerintah, maka instrumen pembayaran non tunai menggunakan lembaga keuangan sebagai

penerbit. Ada dua jenis intrumen pembayaran non tunai yang ada diterbitkan oleh lembaga

keuangan. Instrumen tersebut adalah nakan kartu (APMK) dan uang elektronik (e-money). APMK

berupa kartu kredit, kartu Automated Teller Machine (ATM) dan kartu debet. Sedangkan uang

elektonik berbasis aplikasi (server based) dan berbasis kartu (card based). Perkembangan

penggunaan APMK dan e-money dapat dilihat pada Gambar 1.

Sumber: Data publikasi Bank Indonesia di http: //www.bi.go.id/

Gambar 1

Perkembangan Peredaran Jumlah Instrumen APMK dan E-money di Indonesia (dalam unit)

Dari Gambar 1 dapat disimpulkan bahwa terjadi kenaikan penggunanan APMK dan e-money

mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Hingga Juni 2018, penggunaan APMK dan e-money terus

mengalami peningkatan baik dalam segi nominal atau jumlah instrumennya. Meskipun kehadiran e-

money masih baru jika dibandingkan dengan APMK, namun perkembangannya dapat dikatakan

sangat pesat dan tidak menutup kemungkinan bahwa kehadiran e-money dapat mendorong laju

perekonomian Indonesia kearah yang lebih baik lagi. Hal ini lahir dari asumsi bahwa keberadaan

APMK dan e-money sebagai instrumen pembayaran non tunai mampu memperkecil laju inflasi dan

mengurangi anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) Indonesia dalam hal percetakan uang

tunai.

Dengan adanya sistem pembayaran non tunai, membuat masyarakat lebih mudah dalam

bertransaksi. Penggunaaan instrumen pembayaran non tunai seperti APMK dan e-money dapat

14

.78

5.3

82

14

.81

7.1

68

15

.09

1.6

84

16

.04

3.3

47

16

.86

3.8

42

17

.40

6.3

27

17

.24

4.1

27

17

.24

9.5

78

59

.76

1.3

18

73

.21

9.3

65

83

.17

0.1

25

98

.63

8.2

87

11

2.9

48

.818

12

7.7

86

.999

15

5.6

63

.442

15

5.9

19

.023

14

.29

9.7

26

21

.86

9.9

46

36

.22

5.3

73

35

.73

8.2

33

34

.31

4.7

95

51

.20

4.5

80

90

.00

3.8

48

12

5.1

82

.806

2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8

Kartu Kredit Kartu Debit/ATM Uang Elektronik

Page 4: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

22

mengatur pola hidup masyarakat menjadi lebih efisien. Meskipun demikian, kemudahan yang

ditawarkan oleh instrumen ini dapat memicu masyarakat untuk menjadi lebih konsumtif. Adanya

penggunaan kartu debet dan uang elektronik yang semakin meningkat dikalangan masyarakat dapat

mempengaruhi perilaku dalam berkonsumsi. Kemudahan dalam bertransaksi membuat seseorang

lebih mudah membelanjakan uangnya.

Ketika sistem pembayaran dituntut untuk mampu memfasilitasi setiap kebutuhan masyarakat

dalam hal pemindahan dana secara cepat, aman, dan efisien maka perkembangan dan inovasi

teknologi sistem pembayaran akan sangat pesat disertai dengan kemudahan penggunaan fasilitas

transaksi. Kemudahan sistem pembayaran dapat memicu perilaku boros dan mubazir dalam

konsumsi. Untuk itu, perlu pemanfaatan secara bijak dalam menyikapi perkembangan yang ada.

Sebagai salah satu wilayah yang terkena dampak dari lahirnya instrumen pembayaran non tunai,

masyarakat Banda Aceh kini mulai menjurus kepada penggunaan kartu ATM, kartu kredit, dan e-

money. Munculnya kebijakan pemerintah untuk menyediakan jasa transportasi umum yang dikenal

dengan Bus Transkoetaradja, menjadi salah satu pemicu berkembangannya e-money di Banda Aceh.

Selain itu, perkembangan penggunaan APMK dan e-money juga didukung dengan hadirnya pusat

perbelanjaan yang menyediakan fasilitas pembayaran secara non tunai seperti Suzuya Mall, Hermes

Mall, Indomaret, Alfamart, Gramedia, dan lain-lain.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah anggota

keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money serta religiusitas terhadap konsumsi

masyarakat di Kota Banda Aceh.

TINJAUAN TEORITIS

Sistem Pembayaran

Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia disebutkan bahwa sistem

pembayaran merupakan seperangkat aturan, lembaga, dan mekanisme yang digunakan untuk

melakukan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan

ekonomi. Menurut Mishkin (2001), sistem pembayaran secara sederhana didefinisikan sebagai

metode untuk mengatur transaksi dalam perekonomian.

Sistem pembayaran merupakan sebuah sistem yang berhubungan dengan aktivitas pemindahan

dana dari satu pihak ke pihak lain dengan melibatkan berbagai komponen pembayaran. Dikenal dua

sistem pembayaran didunia, yaitu pembayaran tunai dan non tunai (www.bi.go.id). Sistem

Page 5: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

23

pembayaran merupakan komponen penting dalam pelaksanaan aktivitas pembayaran yang dilakukan

oleh mayarakat dan badan usaha (Lintangsari, 2016).

Sistem Pembayaran Tunai

Sistem pembayaran yang paling sering digunakan oleh masyarakat adalah pembayaran tunai

(Prasetia, 2018). Pembayaran non tunai menggunakan uang kartal. Uang kartal adalah nama lain dari

uang tunai. Uang kartal terdiri dari pemakaian uang kertas dan uang logam. Uang kertas yang

beredar dalam masyarakat saat ini terdiri dari pecahan Rp1.000, Rp2.000, Rp5.000, Rp10.000,

Rp20.000, Rp50.000, dan Rp100.000. Uang logam yang beredar dan berlaku dalam masyarakat saat

ini adalah pecahan Rp100, Rp500 dan Rp1.000.

Penggunaan uang tunai yang besar dalam masyarakat dilatarbelakangi oleh kemudahan dan

kenyamaan dalam melakukan transaksi. Beberapa kelemahan dari penggunaan uang tunai adalah

kemanan dan kesulitan dibawa dengan jumlah banyak, memerlukan biaya yang besar untuk

diproduksi, mudah untuk digandakan (dipalsukan), serta memiliki masa edar tertentu sehingga

diperlukan penarikan uang dan percetakan uang baru.

Sistem Pembayaran Non Tunai (Noncash)

Saat ini, bank-bank sentral di dunia mendorng penggunaan instumen pembayaran non tunai.

pembayaran non tunai dinilai lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan sistem pembayaran

(Lintangsari, 2016). Sistem pembayaran non tunai berupa mekanisme pembayaran dengan

menggunakan jaringan internet dan jaringan komputer. Sistem pembayaran non tunai biasanya

berupa kartu atau aplikasi. Jika penerbitan uang tunai yang sah hanya dapat dilakukan oleh

pemerintah, maka instrumen pembayaran non tunai dilakukan oleh lembaga keuangan yang telah

memiliki iain sebagai penerbit oleh Bank Indonesia. Hal ini berefek positif terhadap keuangan negara

karena dapat meminimalisir biaya yang dikeluarkan dalam mencetak uang tunai. Selain itu,

penggunaan pembayaran non tunai dapat memudahkan pemerintah dalam mengevaluasi dan

mengendalikan uang yang beredar sehingga dapat meminimalisir terjadinya inflasi dalam

perekonomian.

Menurut Munte (2017) instrumen pembayaran noncash bisa dikelompokkan dalam dua kategori

yatu alat pembayaran untuk kredit transfer dan alat pembayaran untuk debet transfer. Perintah

pengiriman uang merupakan landasan yang menjadi berbedanya kedua alat pembayaran ini. Dalam

Page 6: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

24

kredit transfer, perintah pembayaran bertujuan agar dilakukan penempatan dana oleh pengirim pada

penerima. Pembuatan perintah pembayaran oleh pihak pemiliki dana pada akun lain disebut debet

transfer.

Terdapat dua instrumen pembayaran non tunai yaitu alat pembayaran menggunakan kartu

(APMK) dan uang elektronik (electronic money yang lebih dikenal dengan istilah e-money). Sering

terjadi kesalahpahaman antara e-money dalam dan instrumen APMK seperti kartu kredit dan kartu

debet/ATM. Meskipun operasionalnya terlihat serupa, APMK dan e-money merupakan dua hal yang

berbeda. Perbedaan APMK dan e-money dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Perbedaan APMK dan E-Money

No. Karakteristik APMK E-money

1 Nilai uang Tidak teratat pada instrumen kartu Teratat delam instumen media

uang elektronik (stored value)

2 Penguasaan dana Bank Pemegang uang elektronik

3 Transaksi pembayaran ke

penerbit

Online Offline

Sumber: Hidayati et al (2006:4)

Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)

Kartu debet/ATM dan kartu kredit merupakan jenis dari alat pembayaran menngunakan kartu.

Dalam Ramadani (2011:4) dijelaskan bahwa perkembangan kartu ATM terjadi sangat pesat, baik

dalam segi pemakaian, kemudahan dan manfaat yang ditawarkan. Diantara beberapa manfaatnya

adalah pengambilan dan penyetoran uang tunai di mesin ATM, pengiriman uang (transfer) antar

rekening di bank yang sama ataupun pada bank lainnya, pembayaran kartu kredit, listrik, telepon air,

serta pajak, pembelian pulsa prabayar, fasilitas phone banking, dan fasilitas kartu debit untuk

transaksi pembelian barang.

Kartu kredit merupakan jenis APMK yang digunakan untuk melakukan pembayaran atas

kewajiban yang timbul dari suatu aktivitas ekonomi (Munte, 2017). Definisi kartu kredit menurut

Peraturan Bank Indonesia Nomor 14 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat

Pembayaran dengan Menggunakan Kartu (APMK) adalah alat pembayaran dengan menggunakan

kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran atas kewajiban yang timbul dari status

kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan pembelanjaan dan/atau untuk melakukan penarikan tunai, di

Page 7: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

25

mana kewajiban pembayaran pemegang kartu dipenuhi terlebih dahulu oleh penerbit, dan pemegang

kartu berkewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu yang disepakati baik dengan

pelunasan secara sekaligus (charge card) ataupun dengan pembayaran secara angsuran.

Uang Elektronik (E-Money)

Uang elektronik adalah uang yang digunakan dalam transaksi internet dengan cara elektronik

(Adiyati, 2015:2). Dengan adanya uang elektronik dalam sistem pembayaran di Indonesia, dapat

mengoptimalkan daya beli masyarakat dan berpengaruh pada peningkatan perkonomian negara

(Abidin, 2015). Walaupun masih dalam tahap pengembangan, kelebihan dan manfaat yang

ditawarkan oleh e-money jika dibandingkan alat pembayaran menggunakan kartu. Untuk saat ini,

penggunaan e-money masih terbatas pada transaksi dengan nominal yang masih kecil. Terdapat dua

jenis e-money yaitu berbasis aplikasi (server based) dan berbasis kartu (card based).

Pengaruh Usia terhadap Konsumsi

Menurut Sulastiyani (2016) dalam penelitiannya dijelaskan bahwa faktor usia memiliki

pengaruh positif terhadap konsumsi. Hal ini dijelaskan dengan semakin tinggi usia seseorang, maka

semakin tinggi pula tingkat konsumsinya.

Pengaruh Jenis Kelamin terhadap Konsumsi

Menurut Aulia (2014) jenis kelamin menunjukkan perbedaan pilihan konsumsi perempuan dan

laki-laki. Jika laki-laki cenderung memilih untuk konsumsi barang elektronik, gadget, ataupun

otomotif maka perempuan lebih banyak menghabiskan uang untuk membeli kosmetik, fashion, dan

aksesoris. Dalam penelitian ini, konsumsi yang dipilih adalah konsumsi secara menyeluruh. Salah

satu penyebab hasil penelitian lebih dominan menunjukkan bahwa laki-laki lebih besar melakukan

konsumsi jika dibandingkan perempuan, maka salah satu hal yang melatar belakangi kejadian ini

adalah daya tarik laki-laki terhadap barang dengan harga tinggi besar jika dibandingkan kebanyakan

perempuan yang menginginkan untuk bisa mendapat berbagai jenis barang dengan jumlah uang

tertentu.

Pengaruh Jumlah Anggota Keluarga terhadap Konsumsi

Dewi (2010) dan Adiana (2012) dalam skripsinya menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif

adan signifikan antara jumlah anggota keluarga dengan konsumsi. Semakin banyak jumlah anggota

Page 8: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

26

keluarga maka tingkat konsumsi semakin tinggi dan begitu juga sebaliknya. Dalam keluarga yang

jumlah anggotanya banyak, akan mempengaruhi banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi.

Pengaruh Pendapatan terhadap Konsumsi

Dalam teori konsumsi Keynes, konsumsi yang dilakukan saat ini sangat dipengaruhi oleh

pendapatan yang siap dibelanjakan saat ini (disposible income) (Raharja dan Manurung, 2008:83).

Pengaruh pendapatan terhadap konsumsi adalah perubahan jumlah barang yang diminta disebabkan

oleh perubahan pendapatan dari konsumen (P3EI, 2008:206). Pengaruh pendapatan riil dapat terjadi

akibat perubahan suatu barang ataupun perubahan nominal pendapatan yang diterima. Semakin besar

pendapatan maka konsumsi semakin besar.

Pengaruh APMK dan E-money terhadap Konsumsi

Ramadani (2012:7) menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara

penggunaan kartu debet dan e-money terhadap konsumsi. Hal ini dijelaskan dengan semakin tinggi

penggunaan kartu debet dan e-money maka terjadi peningkatan konsumsi. Hal ini dikarenakan dari

segi psikologis seseorang akan lebih mudah mengeluarkan uang dalam bentuk non tunai dibanding

tunai.

Pengaruh Religiusitas terhadap Konsumsi

Aspek religiusitas merupakan hal penting yang harus diperhatikan dalam perilaku konsumen

muslim. C.Y. Glok dan R. Stark dalam bukunya yang berjudul Amerian Piety: The Nature of

Religious Comitment (1965) sebagaimana yang dikutip oleh Ancok dan Suroso (2008:80) disebutkan

bahwa terdapat lima dimensi religiusitas, yakni: dimensi ideologi yang disesajarkan dengan akidah,

dimensi ritualistik yang disejajarkan dengan syariah, dimensi konsekuensial yang disejarkan dengan

ihsan, dimensi eksperiensial yang disejajarkan dengan akhlak dan dimensi intelektual yang

disejajarkan dengan akhlak.

Bawono (2014:305) menyebutkan bahwa seorang muslim yang memiliki religiusitas yang

tinggi, maka dia akan semakin mempertimbangkan prospek ke depan denngan lebih baik termasuk

kehidupan dunia dan juga balasan yan ia terima diakhirat kelak. Oleh sebab itu, pengeluaran

konsumsi seorang muslim untuk memenuhi kebutuhan orang lain (sedekah) merupakan investasi

dengan daya pikat tinggi. Investasi dalam bentuk sedekah dapat memberikan keuntungan dan berkah.

Hipotesis Penelitian

Page 9: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

27

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, religiusitas dan penggunaan APMK

dan e-money berpengaruh secara bersama-sama terhadap pengeluaran konsumsi masyarakat di

Banda Aceh.

2. Usia berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.

3. Jenis kelamin berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.

4. Jumlah anggota keluarga berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.

5. Pendapatan berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.

6. Penggunaan APMK dan e-money berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.

7. Religiusitas berpengaruh terhadap konsumsi masyarakat di Banda Aceh.

METODE PENELITIAN

Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah penduduk kota Banda Aceh yang berjumlah

257.243 jiwa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan kategori tertentu. Ada tiga syarat yang diberlakukan dalam pemilihan sampel pada

penelitian ini, diantaranya merupakan pengguna dari APMK dan/atau e-money, sudah menggunakan APMK

dan/atau e-money minimal setahun dan sudah pernah menggunakan APMK dan/atau e-money sebagai alat

pembayaran minimal tiga kali.

Untuk menentukan jumlah sampel yang mendukung penelitian ini, penulis menggunakan teknik

pengambilan sampel berdasarkan rumus Slovin sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang.

Sumber data yang digunakan pada penelitian ini merupakana dat pprimer. Teknik pengumpulan data berupa

penyebaran kuesioner pada responden yang terpilih. Berdasarkan kajian pustaka dan penelitian terdahulu,

operasional variebel yang digunakan untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2

Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator Ukuran

Variabel Independen

Konsumsi (Y) Penggunaan barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan

hidup sehari-hari

Pola konsumsi pangan dan non

pangan

Rupiah

Variabel Dependen

Usia (X1) Umur responden dari awal kelahiran sampai pada saat

penelitian dilakukan

Surat keterangan dari

pemerintah setempat

Tahun

Jenis kelamin

(X2)

Pembagian jenis seksual yang ditentukan secara biologis

dan anatomis yang dinyatakan dalam jenis kelamin

Laki-laki atau perempuan Jenis

Page 10: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

28

Variabel Definisi Indikator Ukuran

Jumlah

anggota

keluarga (X3)

Banyaknya anggota keluarga yang menjadi tanggung

jawab responden secara ekonomi dalam rumah tangga

Kartu keluarga (KK) atau surat

keterangan dari pemerintah

setempat

Jiwa

Tingkat

pendapatan

(X4)

Jumlah pendapatan bulanan yang diterima Gaji, hibah, warisan, hadiah,

pendapatan usaha dan bagi

hasil

Rupiah

APMK dan e-

money (X5)

APMK berupa kartu kredit, kartu debet, dan kartu ATM.

Sedangkan e-money dikategorikan sebagai chip based dan

server based

Minat Skor: 1-5

Kegunaan

Religiusitas

(X6)

Seberapa jauh pemahaman responden terhadap agama dan

keyakinannya Kepercayaan Skor: 1-5

Pemahaman

Pengalaman

Pengetahuan

Konsekuensi

Sumber: Ancok dan Suroso (2008)

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda. Uji hipotesis

dilakukan dua ara yaitu uji simultan (uji f) dan uji parsial (uji t). Untuk menghindari penyimpangan dalam

penelitian dilakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan

uji heteroskedastisitas. Untuk mengetahui besarnya pengaruh semua variabel independen terhadap variabel

dependen, dilihat peneliti melalui besarnya koefisien determinasi. Semakin koefisien determinasi nilainya

mendekati angka 1 maka semakin besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independen terhadap

variabel dependen.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan kepada 100 orang respoden, ditemukan bahwa

mayoritas responden yang diteliti adalah berusia 17-27 tahun dengan persentase 68%. Untuk kategori jenis

kelamin penelitian ini didominasi oleh perempuan yaitu sebesar 62%. Berdasarkan pendidikan terakhir

responden, SMA dan sarjana memiliki jumlah yang sama yaitu sebesar 47%. Berdasarkan tempat tinggal,

mayoritas responden berada di Kecamatan Syiah Kuala dengan jumlah 55%.

Sebagian besar responden berstatus belum menikah sehingga pengeluaran konsumsi yang dilakukan

hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup sendiri yaitu sebanyak 63%. Penghasilan terbesar dari responden

yang diteliti berjumlah Rp12.500.000 dengan minimal penghasilan Rp100.000. Rata-rata penghasilan

respoden adalah Rp2.220.000 dan mayoritas responden memiliki penghasilan pada interval Rp1.000.000-

Page 11: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

29

Rp2.000.000. Rata-rata pengeluaran konsumsi bulanan responden adalah sebesar Rp1.740.500 dan

didominasi berada pada interval Rp5000.000-Rp1.000.000. Pengeluaran masyarakat didominasi oleh

pengeluaran disektor pangan.

Terkait penggunaan APMK dan e-money mayoritas responden menggunakan 2 unit instrumen

pembayaran non tunai dengan durasi penggunaan lebih dari 5 tahun. Dari segi penggunaan terhadap APMK

dan e-money diperoleh bahwa 26% responden merupakan pengguna e-money berbasis aplikasi dan kartu,

54% merupakan pengguna kartu debet/ATM dan 2% merupakan pengguna dari kartu kredit. Hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas masyrakat di Banda Aceh menggunakan kartu debet/ATM sebagai

instrumen pembayaran non tunai. Untuk penggunaan e-money baik dalam bentuk aplikasi ataupun kartu

memiliki persentase yang sama. Sementara kartu kredit masih sangat sedikit penggunaannya dibandingkan

dengan instrumen yang lain. Masih sedikitnya pemakaian kartu kredit diduga akibat minat masyarakat

terhadap penggunaan kartu kredit sedikit dan pada kartu kredit nasabah merupakan pihak yang terutang pada

lembaga keuangan tersebut. Selain itu, lembaga keuangan terutama perbankan yang ada di Banda Aceh

masih sedikit yang menawarkan kartu kredit. Penggunaan kartu kredit saat ini hanya dilakukan pada bank-

bank konvensional.

Dari pertanyaan terkait kepemilikan APMK dan e-money yang disediakan oleh lembaga keuangan

syariah diperoleh hasil bahwa 55% menjawab setuju dan 45 % menjawab tidak setuju. Meski selisih antara

persetujuan dari para responden masih relatif kecil, namun bisa dilihat bahwa keinginan masyarakat untuk

menggunakan jasa yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah cukup besar dan lembaga keuangan

syariah memiliki potensi tinggi untuk menjadikan masyarakat sebagai nasabah dari lembaga yang

bersangkutan.

Berdasarkan distribusi frekuensi persepsi variabel APMK dan e-money, diperoleh nilai rata-rata total

penggunaan APMK dan e-money sebesar 4,042. Terdapat dua indikator yang dikaji pada variabel ini, yaitu

indikator minat dan indikator pemakaian dan tujuan penggunaan. Pada indikator minat terdiri dari 10

pernyataan dan untuk indikator kedua terdiri dari 12 pernyataan. Nilai rata-rata dari indikator minat adalah

4,094. Untuk indikator pemakaian dan tujuan penggunaan didapat nilai rata-ratanya sebesar 3,990. Nilai ini

menjelaskan bahwa penggunaan APMK dan e-money sebagai instumen pembayaran sudah baik.

Persepsi responden untuk variabel religiusitas diperoleh rata-rata sebesar 3,335%. Dalam variabel ini

digunakan lima indikator yaitu keperayaan, konsekuensi, pengetahuan, pemahaman dan pengalaman. Dari

kelima indikator, indikator pengetahuan memiliki nilai rata-rata tertinggi yaitu 3,619 dan nilai terendah

diperoleh dari indikator konsekuensi yaitu 3,072. Berdasarkan nilai rata-rata keseluruhan dari indikator dapat

Page 12: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

30

disimpulkan bahwa religiusitas masyarakat sudah bernilai baik.

Hasil pengujian validitas data mennunjukkan bahwa setiap pernyataan untuk variabel penelitian APMK

dan e-money (X5) serta religiusitas (X6) mempunyai korelasi dengan nilai rhitung > 0,1966. cSehingga,

kuesioner yang digunakan dinyatakan valid sesuai statistik dan tidak perlu adanya pembuangan indikator.

Hasil uji reliabilitas data setiap pernyataan untuk variabel dependen yaitu APMK dan e-money diperoleh

sebesar 0,916 dan religiusitas sebesar 0,937. Hal tersebut berarti bahwa item pernyataan untuk semua

variabel sudah handal dikarenakan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60 dan dapat digunakan untuk

penelitian berikutnya.

Sesuai dengan hasil uji asumsi klasik, diperoleh bahwa data yang diolah pada penelitian ini telah

terdistribusi secara normal serta bebas dari multikolinearitas dan heteroskedastisitas. Hasil pengujian

memperlihatkan bahwa data yang digunakan sebagai variabel independen (usia, jenis kelamin,

jumlah anggota keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money, serta religiusitas) memenuhi

syarat untuk memprediksi variabel dependen (konsumsi).

Untuk pengaruh usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, religiusitas dan penggunaan

APMK dan e-money secara bersama-sama atau parsial, digunakan metode analisis regresi linear berganda.

Tabel 3

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Model Coefficients

Beta t Sig.

Usia 0,197 4,167 0,000

Jenis Kelamin 0,070 2,179 0,032

Jumlah anggota keluarga 0,100 2,190 0,031

Pendapatan 0,711 16,272 0,000

APMK dan e-money 0,076 2,433 0,017

Religiusitas -0,076 -2,402 0,018

F-stats = 157,243

Prob (sig) = 0,000

R = 0,954

R Square = 0,910

Adjusted R Square = 0,904

Sumber: Data primer 2018 (diolah)

Berdasarkan Tabel 3 diperoleh model regresi linier dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = 0,197Ag + 0,70Gr + 0,100Fm + 0,711In + 0,076NP – 0,076Rt

Page 13: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

31

Hasil pengujian hipotesis secara simultan diperoleh Fhitung sebesar 157,243, sedangkan Ftabel pada

tingkat signifikansi α = 0,10 adalah sebesar 2,0. Hal ini memperlihatkan bahwa Fhitung > Ftabel dengan

probabilitas sebesar 0,000. Dengan demikian, maka variabel usia (X1), variabel jenis kelamin (X2),

variabel jumlah anggota keluarga (X3), variabel pendapatan (X4), variabel penggunaan APMK dan e-

money (X5), dan variabel religiusitas (X6) secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

tingkat konsumsi masyarakat di Banda Aceh.

Hasil pengujian secara parsial variabel usia (Ag) diperoleh thitung = 4,167 serta signifikansi

sebesar 0,000. Karena nilainya lebih kecil dari 0,1, maka terdapat pengaruh secara positif dan

signifikan antara variabel usia terhadap konsumsi masyarakat. Jenis kelamin (Gr) diperoleh thitung =

2,179 dan signifikansi sebesar 0,032 atau probabilitas jauh dibawah α = 10%. Hal ini menunjukkan

bahwa konsumsi perempuan lebih besar dari konsumsi laki-laki. Variabel jumlah anggota keluarga

(Fm) memiliki thitung = 2,190 dan signifikansi 0,031. Hal ini membuktikan bahwa terdapat pengeruh

positif dan signifikan jumlah anggota keluarga dengan konsumsi. Pengujian pendapatan diperoleh

thitung =16,272 dengan signifikansi 0,000 atau probabilitas dibawah 0,1. Maka penelitian ini

menunjukkan bahwa pendapatan memiliki pengaruh terbesar dan signifikan terhadap konsumsi.

Variabel APMK dan e-money memiliki thitung = 2,433 dan signifikansi 0,017. Hal tersebut

menjelaskan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan APMK dan e-money bagi konsumsi

masyarakat. Variabel religiusitas diperoleh thitung = (-2,402) dengan probabilitas signifiaknsi α lebih

kecil dari 10%, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh negatif dan signifikan

religiusitas terhadap konsumsi.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, penelitian ini menunjukkan bahwa usia, jenis kelamin,

jumlah anggota keluarga, pendapatan, penggunaan APMK dan e-money, dan religiusitas secara

bersama sama berpengarut terhadap konsumsi masyarakat. Dalam penelitian ini, diperoleh nilai

koefisien determinasi (adjusted R2) sebesar 0,904. Hal ini menjelaskan bahwa konsumsi masyarakat

di Banda Aceh dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan,

penggunaan APMK dan e-money, dan religiusitas sebesar 90,4% dan selebihnya yaitu 9,6%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dapat dilihat bahwa nilai

adjuster R2

< 0,1 sehingga terjadi hubungan kuat antara variabel independen dengan variabel

dependen.

Perlu diketahui bahwa keberadaan religiusitas akan membantu manusia untuk bisa

mengendalikan hawa nafsu dan cermat dalam melakukan sebuah aktivitas. Religiusitas tertinggi

Page 14: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

32

dilihat melalui keperayaan manusia terhadap Tuhan dan keberadaan-Nya. Keperayaan akan adanya

hari pembalasan dan setiap orang akan diminta pertanggung jawaban hanya akan dirasakan oleh

orang yang memiliki kadar keimanan yang tinggi. Hal ini memicu sikap kehati-hatian dalam

melakukan sebuah aktivitas. Religiusitas juga berkaitan dengan pemahaman seseorang terhadap

ajaran yang telah ditetapkan dalam agama yang dianutnya.

Kehadiran APMK dan e-money merupakan salah satu dampak dari perkembangan teknologi dan

informasi. Dengan berbagai macam kemudahan yang ditawarkan oleh instrumen pembayaran non

tunai dapat membuat kehidupan seseorang lebih efektif atau bahkan bisa berakhir pada kesengsaran.

Penggunaan APMK seperti kartu kredit yang tidak terkontrol, dapat menimbulkan kesengsaran bagi

manusia. Kartu kredit dapat dikatakan sebagai fasilitas utang yang diberikan oleh lembaga keuangan.

Utang merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh seorang tanpa ada toleransi. Menurut ajaran

Islam, seseorang yang sudah meninggal dan masih memiliki utang, maka kewajiban pembayaran

utang dialihkan pada keluarga atau ahli waris. Seseorang yang hidup dengan hutang akan merasa

tidak tenang karena memikirkan pembayarannya. Meskipun uang yang berada dalam kartu

debet/ATM dan e-money merupakan milik pengguna (nasabah), namun perlu diperhatikan mengenai

banyaknya konsumsi yang dilakukan. Diharapkan dengan lahirnya instrumen pembayaran non tunai

tidak memicu semakin maraknya budaya konsumerisme di masyarakat.

Kehadiran alat pembayaran menggunakan kartu dan uang elektronik dapat memudahkan

aktivitas seseorang selama dipakai secara bijaksana. Seorang ibu rumah tangga dengan mudah

melakukan pembayaran iuran bulanan dan seorang pembeli bisa dengan mudah membayar barang

yang dibeli tanpa harus membawa banyak uang. Dengan semakin eksisnya instrumen pembayaran

non tunai dalam masyarakat, memudahkan pemerintah dalam mengetahui, mengevaluasi dan

menentukan sebuah kebijakan ekonomi. Selain itu, penggunaan APMK dan e-money dapat

membantu mengurangi anggaran pemerintah untuk melakukan percetakan uang tunai.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pengujian yang dilakulkan, diperoleh bahwa terdapat pengaruh variabel usia, jenis

kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, APMK dan e-money, serta religiusitas terhadap

pengeluaran konsumsi masyarakat pada tingkat siginifikansi sebesar 10%. Untuk pengaruh positif

didapat dari variabel usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, serta APMK dan e-

Page 15: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

33

money. Sedangkan religiusitas berpengaruh negatif terhadap konsumsi. Dengan demikian, semakin

tinggi usia, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, pendapatan, dan penggunaan APMK dan e-

money seseorang, maka semakin meningkat pengeluaran konsumsinya. Dan apabila terjadi

peningkatan nilai religiusitas seseorang, maka dapat mengurangi jumlah pengeluaran konsumsi

masyarakat.

Saran

Saran yang dapat diberikan adalah penggunaan APMK dan e-money berpengaruh positif terhadap

konsumsi, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat sudah menerima kedua instrumen ini dalam sistem

pembayaran. Penggunaan sistem pembayaran non tunai dapat mengakibatkan masyarakat lebih konsumstif

sehingga diperlukan religiusitas agar masyarakat tidak terjerumus dalam budaya konsumerisme yang

tenderung boros dan mubazir. Melakukan pemisahan terkait sampel yang menggunakan APMK dan e-

money sangat disarankan pada penelitian selanjutnya agar diperoleh hasil yang lebih baik dan semakin

akurat. Penggunaan varibel moderator dianjurkan untuk mengetahui hubungan religiusitas dengan jenis

kelamin.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Sofyan. 2015. Dampak Kebijakan E-Money di Indonesia Sebagai Alat Sistem

Pembayaran yang Baru. Jurnal Akuntansi Unesa. Vol. 3, No. 2. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya

Adiana, Pande Putu Erwin. 2012. Analisis Pengaruh Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga, dan

Pendidikan terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Kecamatan Gianyar. Skripsi.

Denpasar: Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

Ancok, D. dan K. Suroso. 2008. Psikologi Agama: Solusi Islam atas Problem-Problem Psikologi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aulia, Nur. 2014. Pengaruh Usia, Tingkat Pendidikan, dan Jenis Kelamin tehadap Perilaku

Konsumsi Media. Semarang: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro.

Bank Indonesia. 2008. Laporan Sistem Pembayaran dan Pengedaran Uang. (www.bi.go.id). Diakses

27 Juli 2018.

Bank Indonesia. 2014. Peraturan Bank Indonesia Nomor 16/08/PBI/2014 tentang Perubahan atas

Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 Tentang Uang Elektronik (Electronic

Money).

Basri, Hisbullah dan Agung Anggoro Seto. 2017. Pengaruh Alat Pembayaran Menggunakan Kartu

(APMK) terhadap Pola Konsumsi Masyarakat di Kota Palembang. Melalui

<https://www.academia.edu/36115438>[27/7/18].

Page 16: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

34

Bawono, Anton. 2014. Kontribusi Religiusitas dalam Rasionalitas Konsumsi Rumah Tangga

Muslim. Inferensi, Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan. Vol. 8, No.2:287-308.

Cavadia, Sheryl. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Konsumsi Masyarakat

di Sumatera Utara. Medan: Universitas Seumatera Utara.

Dewi, Rainy Hapsari. 2010. Pengaruh Pendapatan dan Jumlah Anggota Keluarga terhadap

Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Keluarga Guru Sekolah Dasar di Kecamatan Mumbulsari

Kabupaten Jember Tahun 2010. Skripsi. Jember: Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukapil) Kota Banda Aceh. 2018. Grafik Penduduk

Menurut Kecamatan dalam Kota Banda Aceh. Melalui <http:

//disdukcapil.bandaacehkota.go.id/> diakses pada 7 Agustus 2018.

Hafifah, Azka. 2017. Pengaruh Penggunaan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu Terhadap

Jumlah Uang Beredar di Indonesia (Periode 2009-2016). Skripsi. Surakarta: Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta.

Hasnira. 2017. Pengaruh Pendapatan dan Gaya Hidup Terhadap Pola Konsumsi Masyarakat

Wahdah Islamiyah Makassar. Skripsi. Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Hidayati, Siti, Ida Nuryanti, Agus Firmansyah. Aulia Fadly, Isnu Yuwana Darmawan. 2006.

Operasional E-Money. Jakarta: Bank Indonesia.

Indriani, Lia. 2015. Pengaruh Pendapatan, Gaya Hidup, dan Jenis Kelamin terhadap Tingkat

Konsumsi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi.

Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta.

Karoma, Agustina Resi. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsusmsi

Mahasiswa Indekos di Kota Makassar. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Khomsatun, Evi. 2017. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Jilbab Ditinjau dari

Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus Pada Mahasiswi Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung). Skripsi. Lampung: Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Larasati, Sheila Aulia Eka. 2017. Pengaruh Kepercayaan, Religiusitas dan Pendapatan Terhadap

Rendahnya Minat Masyarakat Muslim Berzakat Melalui Badan Amil Zakat Nasional

(Baznas) Kabupaten Labuhanbatu Selatan (Studi Kasus Masyarakat Desa Sisumut). Skripsi.

Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Sumatera Utara.

Lind, Douglas A, William G. Marhal dan Samuel Adam Wathen. 2004. Basic Statistics for Business

and Economics. Edisi 5. England: McGraw-Hill.

Lintangsari, Nastiti Ninda, Nisaulfathona Hidayati, Yeni Purnamasari, Hilda Carolina, dan Wiangga

Febranto. 2018. Analisis Pengaruh Instrumen Pembayaran Non Tunai Terhadap Stabilitas

Sistem Keuangan di Indonesia. Jurnal Dinamika Ekonomi Pembangunan. Vol. 1, No. 1:1-16.

Listfield, R dan F. Montes-Negret. 1994. Modernizing Payment Systemin Emerging Economies.

World Bank Policy Research Working Paper.

Page 17: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

35

Mansur, Muhammad Arfan, dan M. Shabri. 2015. Pengaruh Prinsip Bagi Hasil, Tingkat Pendapatan,

Religiusitas, dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Menabung Nasabah Pada Bank

Syariah di Banda Aceh. Jurnal Magister Akuntansi Pasasarja Universitas Syiah Kuala. Vol.

4, No. 2:1-8.

Masruroh, Atik. 2015. Analisis Pengaruh Tingkat Religiusitas dan Disposible Income terhadap

Minat Menabung Mahasiswa di Perbankan Syariah (Studi Kasus Mahasiswa STAIN

Salatiga). Skripsi. Salatiga: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Meliala, Raden Roro Atiah Sekararum Dewanti. 2017. Tingkat Konsumsi Kopi Berdasarkan

Pendapatan, Usia, dan Harga di Kota Depok. Skripsi. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Mishkin, Frederic. S. 2017. Ekonomi Uang, Perbankan dan Jasa Keuangan. Edisi Sebelas. Jakarta:

Salemba Empat.

Muhammad. 2004. Ekonomi Mikro dalam Perspektif Islam. Cetakan 1. Yogyakarta: BPFE

Yogyakarta.

Munte, Dewi Handayani. 2017. Analisis Pengaruh Sistem Pembayaran Non Tunai terhadap

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara.

Nurjanah, Siti. 2014. Pengaruh Tingkat Religiusitas terhadap Perilaku Disiplin Remaja di MAN

Sawit Boyolali (Penelitian Tindakan Kelas di MAN Sawit Boyolali). Jakarta: Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Octaviani, Agnes Denis Nur. 2010. Dampak Penggunaan Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM)

Terhadap Pola Konsumsi Remaja (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Dampak Penggunaan

Kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Terhadap Pola Konsumsi Remaja di Kelurahan

Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta). Skripsi. Surakarta: Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

Perkasa, Andi Agung. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola Konsumsi Mahasiswa

UNHAS. Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin.

Persaulian, Baginda, Hasdi Aimon, dan Ali Anis. 2013. Analisis Konsumsi Masyarakat di Indonesia.

Jurnal Kajian Ekonomi. Vol 1, No. 02:1-23.

Prasetia, Luthfan Darma. 2018. Pengaruh Penggunaan Uang Elektronik (E-Money) terhadap

Perrputaran Uang (Velocity of Money) di Indonesia. Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3AI). 2015. Ekonomi Islam. Cetakan 7.

Jakarta: Rajawali Pers.

Putriani, Yolanda Hani dan Atina Shofawati. 2015. Pola Perilaku Konsumsi Islami Mahasiswa

Muslim Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Ditinjau dari Tingkat

Religiusitas. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan. Vol. 2, No. 7: 570-582.

Radiansyah, Muhammad. 2016. Analisis Persepsi Masyarakat Muslim Terhadap Penggunaan Alat

Pembayaran Non Tunai di Kota Medan. At-Tawassuth. Vol. 1, No. 1: 125-151.

Page 18: ANALISIS PENGGUNAAN ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN E …

Analisis Penggunaan Alat Pembayaran ...

Miftahul Rizqa Khairi

JURNAL ILMIAH MAHASISWA EKONOMI ISLAM Volume 1 Nomor 1, Maret 2019

ISSN. 2656-6540

36

Rahardja, Prathama, dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi (Mikroekonomi dan

Makroekonomi). Edisi III. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia.

Ramadani, Laila. 2012. Pengaruh Penggunaan Kartu Debit dan Uang Elektronik (E-Money)

Terhadap Pengeluaran Konsumsi Mahasiswa. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Vol.

8, No 1: 1-8.

Ritonga, Pitriani. 2018. Pengaruh Pembayaran Non Tunai Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Sholihin, Ahmad Ifham. 2010. Pedoman Umum Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Suci, Syifa Puji. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Makan Mahasiwa Kesehatan

Masyarakat. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

Sulistyani, Rosediana Eka. 2016. Pengaruh Pendapatan, Usia, Jumlah Anggota Keluarga, dan Jenis

Kelamin terhadap Konsumsi Buruh Garmen di Kabupaten Semarang. Skripsi. Semarang:

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dipenogoro.

Wahyuni, Dhian, Hasan Basri dan M. Shabri. 2017. Pengaruh Sikap, Norma Subjektif, Pereived

Behaviral Control dan Religiusitas Terhadap Niat Memiliki Rumah Berbasis Pembiayaan

Syariah di Kota Banda Aceh. Jurnal Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah

Kuala. Vol. 6, No. 2:1-11.

Widyanto, Wahyu Bagus. 2007. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumsi Rumah

Tangga Buruh Industri Kecil di Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Skripsi. Jember:

Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Widyastutu, Kirana, Putu Wuri Handayani, dan Iik Wilarso. 2017. Tantangan dan Hambatan

Implementasi Produk Uang Elektronik di Indonesia: Studi Kasus PT XYZ. Journal of

Information System. Vol. 13, No. 1: 37-48.