36
ANALISIS PENGARUH VIDEO BIT-RATE DAN RESOLUSI VIDEO TERHADAP KINERJA LIVE STREAMING BERWANMAN WENDHY GIDEON MUNTHE DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

ANALISIS PENGARUH VIDEO BIT-RATE DAN RESOLUSI … · capture streaming service on the server side. ... Lampiran 1 Script konfigurasi NTP server ... sebagai server dan VLC 1.0.6 sebagai

  • Upload
    doantu

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

i

ANALISIS PENGARUH VIDEO BIT-RATE DAN RESOLUSI VIDEO

TERHADAP KINERJA LIVE STREAMING

BERWANMAN WENDHY GIDEON MUNTHE

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

ii

ANALISIS PENGARUH VIDEO BIT-RATE DAN RESOLUSI VIDEO

TERHADAP KINERJA LIVE STREAMING

BERWANMAN WENDHY GIDEON MUNTHE

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

i

ABSTRACT

BERWANMAN WENDHY GIDEON MUNTHE. The Effect Of Video Bit-Rate And Resolution

Analysis On The Performance Of Live Streaming. Supervised by SRI WAHJUNI.

The principle of live streaming is to deliver recording media streaming directly from a device to

a client who asks, without saving the recording media in to the client’s storage. The quality of live

streaming is influenced by several factors, among which are the resolution, video bit-rate and network

conditions. This research is expected to give a performance of live streaming technology to limit the

resolution and video bit-rate of 802.11 g wireless network for two different players.

Video results processed at the broadcaster recording using MPEG-4 H.264 and AAC audio

format. The resolutions used are 176x144 pixel, 320x240 pixel and 640x480 pixel. Video bit-rates

used are 256 Kbps, 512 Kbps, 768 Kbps and 1024 Kbps. The analysis was done by performing

capture streaming service on the server side.

The analysis includes the performance parameters of throughput and delay packet. The result is

video with resolution 320x240 pixel is the best resolution and is able to adapt to different video bit-

rate. However, the result in the network load is not too different both from the broadcasters to the

server or from server to the client.

Keywords: live streaming, wireless, resolution, video bit-rate, throughput, delay packet.

ii

Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Video Bit-Rate dan Resolusi Video terhadap Kinerja Live

Streaming

Nama : Berwanman Wendhy Gideon Munthe

NRP : G64060774

Menyetujui,

Pembimbing

Ir. Sri Wahjuni, M.T.

NIP. 19680501 200501 2 001

Mengetahui,

Ketua Departemen Ilmu Komputer

Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc.

NIP. 19601126 198601 2 001

Tanggal lulus :

iii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena melalui berkat dan kuasa-

Nya sajalah penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian tugas akhir ini. Karya tulis ini merupakan

salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Komputer pada Departemen Ilmu Komputer. Judul

penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Video Bit-Rate dan Resolusi Video terhadap Kinerja Live

Streaming.

Penulis mendapatkan banyak sekali bantuan dalam menyelesaikan penelitian ini, baik dalam

bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Karena itu penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, antara lain :

1. Keluarga tercinta, ayahanda Wasein Munthe, S.E., M.M., ibunda Rosni Irawati Haloho dan

adik Windha Elizabeth Munthe yang selalu memberikan semangat dan nasihat yang

membangun serta doa yang tak pernah putus dipanjatkan,

2. Ibu Ir. Sri Wahjuni, M.T. selaku dosen pembimbing yang selalu membantu dan memberikan

banyak masukan dalam bimbingan, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan lancar,

3. Bapak Hendra Rahmawan, S.Kom., M.T. dan Bapak Firman Ardiansyah, S.Kom, M.Si.,

selaku dosen moderator pada seminar dan dosen penguji pada sidang saya,

4. Ibu Dr. Ir. Sri Nurdiati, M.Sc., sebagai Ketua Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB, yang

telah membimbing dan menginspirasikan saya selama masa perkuliahan di Departemen Ilmu

Komputer FMIPA IPB,

5. Bapak Fendi, Bapak Soleh dan Bapak Asep yang selalu bersedia membantu dalam

peminjaman alat dan fasilitas di Lab Net Centric Computing,

6. Mas Irfan yang selalu membantu saya dalam mencari literatur di Perpusatakaan Departemen

Ilmu Komputer FMIPA IPB,

7. Teman-teman seperjuangan dan sebimbingan, yang selalu memberikan bantuan dan semangat,

Eli, Adit, Akbar, Rangga, Eta dan Muti,

8. Sahabat-sahabat saya selama di Ilkom, yang menghadirkan keceriaan selama masa

perkuliahan, Yuli, Yuchan, Ines, Hendro, Any, Aan, Ridwan, Musthofa, Reddy, Hendrex,

Yoga, Endy, Wildan, Yohan, Wanto, Arif, Ardhan, Farhad, Rendy dan juga kepada rekan-

rekan Ilkomerz 43 lainnya yang tak dapat saya sebutkan satu persatu,

9. Saudara-saudara pelayanan saya di Komisi Literatur PMK IPB, yang selalu memberikan

semangat dan dukungan doa, Mega, Fio, Sem, Christ, Saul, Iki, Riferson, Dolay, Yana, Basti,

Benhur dan rekan-rekan Literz lainnya yang tak dapat saya sebutkan satu persatu,

10. Seluruh rekan-rekan Ilkomerz 44 yang selalu memberikan saya semangat,

11. Seluruh staf Tata Usaha Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu selama

penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan

manfaat baik bagi Departemen Ilmu Komputer, IPB, Bogor, Indonesia bahkan dunia.

Bogor, Desember 2010

Berwanman Wendhy Gideon Munthe

iv

RIWAYAT HIDUP

Berwanman Wendhy Gideon Munthe dilahirkan pada tanggal 15 Juni 1988, di Kota Bontang,

Kalimantan Timur. Penulis adalah anak tertua dari dua bersaudara dari pasangan Wasein Munthe,

S.E., M.M., dan Rosni Irawati Haloho. Pada tahun 2006 penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah

Menengah Atas Yayasan Pendidikan Vidya Dahana Patra Bontang dan melanjutkan pendidikan di

Instititut Pertanian Bogor (IPB) pada Tingkat Persiapan Bersama (TPB) dengan jalur masuk Seleksi

Penerimaan Mahasiswa Baru. Satu tahun kemudian penulis menyelesaikan masa TPB dan diterima di

Departemen Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB.

Selama menjalankan masa perkuliahaan penulis aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa Persekutuan

Mahasiswa Kristen (UKM PMK) IPB. Posisi yang pernah ditempati di UKM PMK IPB adalah Ketua

Umum Kebaktian Awal Tahun Ajaran 2008/2009 dan Koordinator Umum Komisi Literatur PMK IPB

periode kepengurusan 2008/2009. Pada tahun 2009 penulis melaksanakan kegiata Praktik Kerja

Lapangan di Fakultas Peternakan IPB di bagian Publikasi Ilmiah dan Sistem Informasi. Pada

semester ganjil periode akademik 2009/2010 penulis menjadi Asisten Praktikum Mata Kuliah Sistem

Operasi.

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ............................................................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................... vii

PENDAHULUAN............................................................................................................................. 1 Latar Belakang .............................................................................................................................. 1 Tujuan ........................................................................................................................................... 1 Ruang Lingkup .............................................................................................................................. 1 Manfaat Penelitian ........................................................................................................................ 1

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................... 1 Transmisi Multimedia ................................................................................................................... 1 Video Streaming ............................................................................................................................ 1 Protokol Streaming........................................................................................................................ 2 Session Description Protocol (SDP) ............................................................................................. 3 Broadcaster ................................................................................................................................... 3 Streaming Server ........................................................................................................................... 3 Player ............................................................................................................................................ 3 Resolusi ......................................................................................................................................... 3 Video Bit-rate ................................................................................................................................ 3 Delay ............................................................................................................................................. 3 Throughput .................................................................................................................................... 4 MPEG-4 H.264 ............................................................................................................................. 4 Network Time Protocol (NTP) ...................................................................................................... 4

METODE PENELITIAN .................................................................................................................. 4 Analisis Permasalahan .................................................................................................................. 4 Praproses ....................................................................................................................................... 4 Perancangan .................................................................................................................................. 5 Implementasi ................................................................................................................................. 5 Analisis Hasil ................................................................................................................................ 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................................................................... 7 1. Rataan Throughput ................................................................................................................ 7 2. Rataan Delay Packet ........................................................................................................... 12

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................................................... 17 Kesimpulan ................................................................................................................................. 17 Saran ........................................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................... 18

LAMPIRAN .................................................................................................................................... 19 Wee

We

We

We

we

Wewe

we

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Arsitektur jaringan live streaming .............................................................................................. 2

2. Mekanisme protokol RTSP ........................................................................................................ 2 3. Mekanisme protokol streaming.................................................................................................. 3

4. Metode Penelitian ...................................................................................................................... 4

5. Arsitektur jaringan sistem .......................................................................................................... 5 6. Rataan throughput dari broadcaster ke server dengan Quicktime ............................................. 7 7. Rataan throughput dari broadcaster ke server dengan VLC ...................................................... 8

8. Perbandingan rataan throughput dari broadcaster ke server kedua player pada resolusi

320x240 piksel ........................................................................................................................... 9 9. Rataan throughput dari server ke klien dengan Quicktime. ....................................................... 9

10. Rataan throughput dari server ke klien dengan VLC ............................................................... 10

11. Perbandingan rataan throughput server ke klien kedua player pada resolusi 320x240

piksel. ....................................................................................................................................... 11 12. Rataan throughput di dalam jaringan dengan Quicktime ......................................................... 11

13. Rataan throughput di dalam jaringan dengan VLC. ................................................................. 11

14. Perbandingan rataan throughput kedua player pada resolusi 320x240 piksel.......................... 12 15. Rataan delay packet dari broadcaster ke server dengan Quicktime. ....................................... 13 16. Rataan delay packet dari broadcaster ke server dengan VLC. ................................................ 13

17. Perbandingan rataan throughput dari broadcaster ke server kedua player pada resolusi

320x240 piksel ......................................................................................................................... 14 18. Rataan delay packet dari server ke klien dengan Quicktime .................................................... 15

19. Rataan delay packet dari server ke klien dengan VLC............................................................. 15 20. Perbandingan rataan delay packet dari server ke klien kedua player pada resolusi

320x240 piksel ......................................................................................................................... 16 21. Rataan delay packet di dalam jaringan dengan Quicktime.. .................................................... 17

22. Rataan delay packet di dalam jaringan dengan VLC ............................................................... 17 23. Perbandingan rataan delay packet kedua player pada resolusi 320x240 piksel. ...................... 17

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Variasi resolusi video ................................................................................................................. 5

2. Variasi video bit-rate ................................................................................................................. 5 3. Rataan throughput dari broadcaster ke server dengan Quicktime ............................................. 7

4. Perbandingan rataan throughput dari broadcaster ke server dengan Quicktime ....................... 8

5. Rataan throughput dari broadcaster ke server dengan VLC ...................................................... 8 6. Perbandingan rataan throughput dari broadcaster ke server dengan VLC ................................ 8 7. Perbandingan rataan throughput broadcaster menuju server pada kedua player ...................... 8

8. Rataan throughput dari server ke klien dengan Quicktime ........................................................ 9

9. Perbandingan rataan throughput dari server ke klien dengan Quicktime................................... 9 10. Rataan throughput dari server ke klien dengan VLC ............................................................... 10

11. Perbandingan rataan throughput dari server ke klien pada VLC ............................................. 10

12. Perbandingan rataan throughput server menuju klien pada kedua player ................................ 10 13. Rataan throughput di dalam jaringan dengan Quicktime ......................................................... 11

14. Rataan throughput di dalam jaringan dengan VLC .................................................................. 11

15. Perbandingan rataan throughput pada kedua player ................................................................ 12 16. Rataan delay packet dari broadcaster ke server dengan Quicktime ........................................ 12 17. Perbandingan rataan delay packet dari broadcaster ke server dengan VLC ............................ 13

18. Rataan delay packet dari broadcaster ke server dengan VLC ................................................. 13

vii

19. Perbandingan rataan delay packet dari broadcaster ke server dengan VLC ............................ 14 20. Perbandingan rataan delay packet broadcaster menuju server pada kedua player .................. 14

21. Rataan delay packet dari server ke klien dengan Quicktime .................................................... 14 22. Perbandingan rataan delay packet dari server ke klien dengan Quicktime .............................. 15 23. Rataan delay packet dari server ke klien pada VLC................................................................. 15

24. Perbandingan rataan delay packet dari server ke klien dengan VLC ....................................... 16

25. Perbandingan rataan delay packet server menuju klien pada kedua player ............................. 16 26. Rataan delay packet di dalam jaringan dengan Quicktime ...................................................... 16

27. Rataan delay packet di dalam jaringan dengan VLC ............................................................... 16

28. Perbandingan rataan delay packett pada kedua player ............................................................. 17

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Lampiran 1 Script konfigurasi NTP server ............................................................................. 20 2. Lampiran 2 Spesifikasi Webcam Logitech Quickcam Family ................................................ 21 3. Lampiran 3 Spesifikasi Access Point Linksys WRT 120N .................................................... 21 4. Lampiran 4 Bagan Pengambilan Data .................................................................................... 22 5. Lampiran 5 Hasil capture dengan menggunakan Quicktime.................................................. 23

6. Lampiran 6 Hasil capture dengan menggunakan VLC .......................................................... 25

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Aplikasi multimedia pada jaringan koneksi

kabel (wired) dapat berjalan sangat baik,

namun berbeda halnya jika diterapkan pada

jaringan yang menggunakan koneksi tanpa

kabel (wireless). Keterbatasan fungsi wireless

menyebabkan pertukaran data menjadi kurang

berkualitas. Batasan utamanya adalah jaringan

wireless mempunyai sifat yang tidak dapat

diandalkan karena pertukaran datanya

dilewatkan melalui gelombang radio yang

terbatas akan jarak dan interferensi sinyal.

Batasan lain dari jaringan wireless, adalah

jaringan wireless memiliki kecepatan

pengiriman data yang lebih rendah

dibandingkan jaringan wired. Jaringan wired

mampu mencapai nilai 100 Mbps sampai 100

Gbps untuk kecepatan transmisinya, sedangkan

jaringan wireless LAN hanya mampu mencapai

11 Mbps untuk standar IEEE 802.11b, 54 Mbps

untuk IEEE 802.11g dan 300 Mbps untuk IEEE

802.11n.

Berdasarkan penelitian Bayu Aditya

Prasetiya pada tahun 2008 tentang Pengaruh

Video Bit-Rate dan Background Traffic terhadap

Kinerja Video Streaming pada Jaringan Wireless

LAN, kualitas video bit-rate dan background

traffic akan mempengaruhi kualitas layanan

streaming. Penelitian ini lalu dilanjutkan oleh

Nazar Taufik Dihartika pada tahun 2009 tentang

Pengaruh Mobilitas Terhadap Kinerja Video

Streaming pada Wireless LAN, yang

mendapatkan bahwa faktor mobilitas

mempengaruhi kualitas dari streaming. Kedua

penelitian ini menggunakan teknologi streaming

yang sama yaitu video on demand (VOD). VOD

menyimpan video di dalam server (Kurose &

Rose 2003). Berbeda dengan penelitian

sebelumnya, penelitian yang dilaksanakan kali

ini akan menggunakan teknologi live streaming.

Teknologi live streaming tidak menyimpan

video di dalam server namun menyiarkan secara

langsung video yang direkam kepada klien

(Kurose & Rose 2003).

Tujuan

Tujuan utama dari penelitian ini adalah

untuk mengevaluasi kinerja live streaming

dengan batasan resolusi video dan video bit-rate

dalam suatu jaringan wireless LAN.

Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penelitian ini adalah :

1. Implementasi video streaming menggunakan

Darwin Streaming Server (DSS) 5.5.5

sebagai server dan VLC 1.0.6 sebagai

broadcaster.

2. Sistem operasi yang digunakan untuk

streaming server dan broadcaster adalah

Linux Ubuntu 10.04 (Lucid Lynx).

3. Implementasi pada jaringan WLAN lokal

dengan dukungan standar IEEE 802.11g.

4. Streaming dilakukan secara unicast live

streaming dari klien ke server.

5. Parameter yang diujikan adalah resolusi

video dan video bit-rate.

6. Parameter analisis kinerja streaming yang

digunakan adalah throughput dan delay

packet.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang kinerja wireless live

streaming dari segi kualitas video yang

disiarkan.

TINJAUAN PUSTAKA

Transmisi Multimedia

Menurut Konzamernik (2002) ada dua

model transmisi media pada internet, yaitu :

1. Download mode, klien dapat memainkan

media setelah semua bagian media berhasil

diunduh dari server. Contohnya adalah

memainkan sebuah file mp3 yang telah

diunduh dari http://www.mp3.com.

2. Streaming mode, klien tidak perlu

mengunduh seluruh bagian dari media untuk

memainkan media tersebut, dan bagian

sisanya akan tetap diunduh dan di-decoded

secara bersamaan.

Ada satu pendekatan lagi, yaitu progressive

download atau pseudostreaming. Progressive

download akan mulai memainkan media

beberapa detik setelah proses pengunduhan

dimulai. Bagi klien pendekatan ini seperti

streaming, namun kenyataanya pendekatan ini

melakukan proses pengunduhan.

Video Streaming

Menurut Kurose dan Ross (2000) ada tiga

tipe video streaming berdasarkan bentuk

layanannya, yaitu :

1. Video-on-Demand (VoD), suatu bentuk

streaming pada permintaan data yang sudah

ada atau tersimpan di dalam server. VoD

menyediakan layanan interaktif

(mengijinkan pengguna untuk melakukan

proses pause, rewind, fast forward atau

melakukan indeks isi multimedia).

2. Live streaming, aplikasi live streaming dapat

dijumpai dalam teknologi broadcast radio

2

dan televisi. Aplikasi ini mengijinkan

pengguna untuk menerima siaran radio dan

televisi secara langsung. Live streaming

tidak menyimpan data video atau audio di

dalam server sehingga klien tidak dapat

melakukan fast forward pada media yang

diakses. Proses capture dan encoding secara

langsung dilakukan sesuai dengan format

videonya sebelum video itu ditransmisikan

kepada klien. Arsitektur jaringan live

streaming secara umum dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1 Arsitektur jaringan live streaming

(Apple 2007).

3. Real time streaming, aplikasi ini

mengijinkan pengguna untuk berkomunikasi

dengan video dan audio dalam waktu yang

riil. Contohnya adalah video conference.

Live streaming tidak menyediakan layanan

interaktif dikarenakan seorang klien tidak dapat

melakukan pause atau rewind sebuah transmisi

yang sedang diakses oleh banyak klien. VoD

menyediakan layanan interaktif namun tidak

secara real time, karena medianya telah

disimpan di server. Real time streaming adalah

layanan yang berjalan secara real time dan

interaktif, karena antar klien dapat berinteraksi

secara real time.

Protokol Streaming

Protokol streaming bertujuan sebagai

standardisasi komunikasi antara streaming

server dan komputer klien. Spesifikasi protokol

streaming berdasarkan fungsinya terbagi

menjadi dua, yaitu :

1. Real-time Streaming Protocol (RTSP)

RTSP adalah protokol level aplikasi yang

berfungsi sebagai mekanisme kontrol

pengiriman data audio atau video secara

real-time (RFC-2326 1998). RTSP

menggunakan alamat port 554. Protokol ini

mempermudah klien ketika ingin melakukan

proses pause atau mencari posisi acak

ketika memutar kembali data. Dengan kata

lain, RTSP berlaku sebagai “network remote

control”. RTSP memiliki 4 buah perintah

yang dikirim kembali kepada streaming

server sesuai pilihan klien. Keempat

perintah tersebut adalah :

Setup, server mengalokasikan sumber

daya kepada klien.

Play, server mengirim sebuah stream

ke sesi klien yang telah dibangun dari

perintah setup sebelumnya.

Pause, server menunda pengiriman

stream namun tetap menjaga sumber

daya yang telah dialokasikan.

Teardown, server memutuskan

koneksi dan membebastugaskan

sumber daya yang sebelumnya telah

digunakan.

Empat perintah RTSP dapat dilakukan setelah

klien dan server sudah berada dalam session

yang disepakati. Klien melakukan proses

DESCRIBE dan server merespon dengan

protokol SDP (Session Description Protocol).

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Gambar 2.

Gambar 2 Mekanisme RTSP

(Mathew 2007).

2. Real-time Transport Protocol

Protokol yang dirancang untuk

memberikan layanan pengiriman end-

to-end dengan karakteristik seperti

interaktif audio secara unicast atau

multicast dalam sebuah jaringan

komputer (RFC-3550 2003). Protokol

RTP berjalan di atas protokol UDP

sebagai media pengiriman. Dalam RTP

terdapat mekanisme penomoran urutan

paket RTP yang digunakan untuk

merekonstruksi ulang paket. Inisialisasi

penomoran urutan dilakukan secara

acak untuk menjamin keamanannya.

RTP menggunakan alamat port UDP

6872 untuk video dan 6870 untuk audio.

Untuk menjamin Quality of service

(QoS), RTP memerlukan mekanisme

3

kontrol paket. Mekanisme ini yang

disebut sebagai Real-time Control

Protocol (RTCP). RTCP memberikan

feedback dari kualitas pendistribusian

data. RTCP menggunakan aturan port

number yaitu RTP_port + 1. Paket-

paket proses RTCP adalah :

RTCP SDES : mendeskripsikan

atau identifikasi sumber.

RTCP SR : sender report, dikirim

oleh active sender mengenai

laporan statistik dari proses

transmisi.

RTCP RR : dikirim oleh receiver

mengenai laporan statisitik dari

proses transmisi.

RTCP BYE : paket indikasi akhir

dari proses streaming.

RTCP APP : fungsi spesifik dari

aplikasi tertentu.

Mekanisme dari protokol RTSP, RTP dan

RTCP dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Mekanisme protokol streaming

(Mathew 2007).

Session Description Protocol (SDP)

Session description protocol (SDP)

menyediakan sebuah representasi standar untuk

berbagai informasi, terlepas dari bagaimana

informasi tersebut dikirim (RFC-4566 2006).

SDP murni sebuah format untuk

mendeskripsikan sebuah sesi (SDP tidak

berhubungan dengan protokol transport dan

dapat digunakan untuk berbagai protokol

transport yang sesuai seperti RTSP). SDP

digunakan untuk tujuan yang luas sehingga

dapat digunakan untuk berbagai lingkungan dan

aplikasi dalam jaringan, tapi SDP tidak

digunakan untuk mendukung negoisasi dari isi

sesi atau encoding media.

Broadcaster

Broadcaster adalah aplikasi yang melakukan

encoding kepada sumber yang live, seperti

video dari kamera, secara real time dan

menghantarkan hasil stream ke server (Apple

2007). Contoh broadcaster yang sering

digunakan adalah MP4LIVE, VLC dan

Quicktime Broadcaster.

Streaming Server

Streaming server adalah sebuah tipe dari

server konten yang menggunakan aplikasi

khusus untuk menghantarkan media streaming

secara real-time kepada player (Austerberry

2005). Streaming server yang sering digunakan

adalah Quicktime Streaming Server (QTSS) dan

Darwin Streaming Server (DSS) yang

merupakan versi open source dari QTSS.

Player

Media player atau yang sering disebut

dengan player saja adalah sebuah aplikasi pada

PC, yang dapat digunakan seperti perambah

web (Austerberry 2005). Saat ini streaming

menjadi cara yang populer dalam mengirimkan

konten multimedia, sehingga player saat ini

bukan hanya tersedia pada perangkat PC tapi

juga sudah masuk di perangkat lain seperti

perangkat mobile. Player yang sering digunakan

adalah Quicktime, VLC, Windows Media

Player dan RealPlayer. Penelitian ini

membutuhkan player yang mendukung MPEG-

4 H.264 dan AAC serta mendukung protokol

RTSP.

Resolusi

Resolusi dari sebuah gambar atau layar

adalah ukuran dari jumlah resolusi horisontal

dan resolusi vertikal (Lu 1997). Resolusi

horisontal diukur dari jumlah garis vertikal

hitam dan putih yang terdapat di sepanjang

layar. Resolusi vertikal diukur dari jumlah garis

scan horisontal pada layar.

Video Bit-rate

Video bit-rate merupakan ukuran kapasitas

data video ketika dimainkan per detik (Passas &

Salkintzis 2005). Kualitas video diatur dalam

proses encoding videonya. Semakin tinggi bit-

rate maka akan semakin banyak informasi data

videonya. Ukuran dari video bit-rate yang biasa

digunakan adalah kilo bit per-second (Kbps).

Delay

Delay dapat dibagi menjadi dua, yaitu delay

aplikasi dan delay jaringan. Delay aplikasi

adalah delay yang terjadi di lingkungan aplikasi

sampai paket siap dikirimkan ke jaringan dan

sebaliknya. Delay jaringan sesuai dengan waktu

yang dibutuhkan untuk unit data aplikasi yang

akan dibawa oleh jaringan ke tujuan. Delay

jaringan dapat dicari dengan menghitung selisih

waktu paket pertama dan waktu paket terakhir

dibagi total paket.

4

Throughput

Throughput adalah kecepatan data yang

dapat ditransmisikan dari satu perangkat ke

perangkat yang lain (Demetriades 2003). Satuan

throughput yang biasa digunakan adalah adalah

bit per Second dan Mega bit per Second

(Mbps). Nilai throughput didapat dari nilai total

paket dibagi dengan selisih waktu paket

pertama dan paket terakhir. Semakin tinggi nilai

dari throughput maka kualitas streaming yang

dihasilkan juga akan semakin baik

MPEG-4 H.264

Moving Pitcures Experts Group-4 (MPEG-

4) atau dikenal juga dengan ISO/IEC 14496

merupakan standar teknik kompresi MPEG

pertama yang mendukung streaming

(Austerberry 2005). MPEG-4 memungkinkan

pendistribusian isi dan servis untuk bandwidth

yang rendah ke kualitas high definition (HD)

broadcast, broadband dan wireless.

Teknologi H.264 atau yang lebih dikenal

dengan MPEG-4 v10 atau AVC, adalah

teknologi kompresi video yang memberikan

kualitas video yang baik dengan ukuran bit-rate

dua atau tiga kali lebih kecil dari video kualitas

yang sama dari hasil decode codec lain (Passas

& Salkintzis 2005). H.264 memberikan tingkat

efisiensi kompresi yang baik untuk kualitas

yang setara dengan MPEG-2. H.264 menjadi

tren kompresi video-on-demand, streaming, dan

multimedia messaging.

Network Time Protocol (NTP)

NTP merupakan protokol yang dirancang

untuk melakukan proses sinkronisasi waktu

komputer dalam suatu jaringan komputer. NTP

distandardisasi dalam satuan RFC 1305. Proses

sinkronisasi dapat diperoleh dengan melakukan

sinkronisasi melalui server NTP internet time

atau server NTP lokal. Penggunaan NTP

berguna dalam melakukan sinkronisasi

pengiriman data stream pada host yang terpisah

(RFC-3550 2003).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dibagi menjadi lima

tahap, yaitu analisis permasalahan, praproses

perancangan, implementasi dan analisis hasil.

Metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Metode penelitian.

Analisis Permasalahan

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini

adalah mengidentifikasi permasalahan-

permasalahan yang berkaitan dengan live

streaming dan wireless LAN. Masalah-masalah

yang berkaitan adalah pengaruh dari resolusi

dan video bit-rate. Selain itu penulis juga ingin

melihat pengaruh dari kinerja broadcaster

terhadap kinerja live streaming secara

keseluruhan.

Praproses

Kegiatan yang dilakukan pada tahap

praproses adalah persiapan perangkat-perangkat

yang digunakan dan paramater yang akan

digunakan pada video. Perangkat yang

digunakan adalah :

1. Webcam Logitech Quickcam Family

sebagai perangkat perekaman. Spesifikasi

dari perangkat ini dapat dilihat pada

Lampiran 2.

2. Wireless Access Point Linksys WRT120N

sebagai intermediary device. Spesifikasi

dari perangkat ini dapat dilihat pada

Lampiran 3.

Pada tahap ini dilakukan juga sinkronisasi

waktu dari semua perangkat. Sinkronisasi

dilakukan dengan menggunakan server NTP.

Proses encoding video dan audio akan

dilakukan oleh broadcaster dengan parameter-

parameter yang telah ditentukan terlebih dahulu.

1. Encoding Audio

Untuk encoding audio digunakan

parameter-parameter sebagai berikut :

- Audio format : AAC-LC.

- Audio rate : 96 Kbps.

Analisis Permasalahan

Praproses

Perancangan

Implementasi

Analisis Hasil

5

- Audio sample rate : 44.1 KHz.

Parameter audio di atas dapat

menghasilkan kualitas audio setara dengan

kualitas CD. Parameter audio ini

disesuaikan dengan penelitian sebelumnya

(Prasetiya 2008).

2. Encoding Video

Untuk encoding video digunakan

parameter-parameter berikut :

- Video format : MPEG-4 H.264.

- Frame rate : 24 fps.

- Variasi resolusi dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1 Variasi resolusi video

No. Resolusi

1 176x144 piksel

2 320x240 piksel

3 640x480 piksel

- Variasi video bit-rate dapat dilihat

pada Tabel 2.

Tabel 2 Variasi video bit-rate

No. Video Bit-rate

1 256 Kbps

2 512 Kbps

3 768 Kbps

4 1024 Kbps

Parameter video di atas dapat memberikan

kualitas setara DVD namun dengan ukuran

yang kecil sehingga siap untuk dialirkan

pada jaringan internet. Parameter video ini

mengikuti penelitian sebelumnya

(Prasetiya 2008) kecuali untuk resolusi.

Parameter resolusi yang digunakan untuk

dapat membandingkan antara resolusi

mobile phone (176x144 piksel), resolusi

PDA (320x240 piksel) dan resolusi PC

(640x480 piksel).

Perancangan

Pada tahap ini akan dilakukan dua

perancangan, yaitu perancangan topologi dan

perancangan pengujian.

Perancangan Arsitektur Jaringan

Untuk dapat melaksanakan tujuan dari

penelitian ini dibutuhkan beberapa komponen,

yaitu :

1. Sebuah webcam untuk perekaman video.

2. Broadcaster yang bertujuan untuk

menangkap dan melakukan encoding

terhadap video hasil perekaman

sebelumnya sehingga video tersebut siap

untuk dikirimkan ke server.

3. Server yang menyediakan layanan

streaming kepada klien.

4. Klien yang memainkan video streaming

dari server menggunakan player.

5. Data capture dilakukan pada sisi server

dengan menggunakan sniffer.

Jaringan yang dibangun ini dibuat terisolasi

atau lokal. Jaringan dibuat terisolasi agar

mendapatkan kualitas kinerja live streaming

yang sebenarnya dan meminimalkan gangguan

yang dapat terjadi pada jaringan wireless.

Arsitektur jaringan dapat dilihat pada Gambar 5.

Webcam

Broadcaster, Server dan Sniffer

(192.168.1.100)

Klien

(192.168.1.101)

USB

Ethernet

Backbone

Gambar 5 Arsitektur jaringan sistem.

Perancangan Pengujian

Perancangan pengujian terdapat dua tahap

yang dilakukan, yaitu :

1. Skenario

Proses pengambilan data dilakukan di

Laboratorium NCC. Pengambilan data dibagi

menjadi dua kategori besar berdasarkan player

yang berbeda. Pada masing-masing player

pengambilan dibagi menjadi tiga kategori

berdasarkan resolusi dan pada tiap resolusi

dibagi lagi menjadi empat kategori berdasarkan

video bit-rate. Pada masing-masing video bit-

rate dilakukan pengulangan sebanyak lima kali.

Klien akan memainkan video streaming dari

server melalui masing-masing player dengan

menggunakan jaringan nirkabel. Bagan

rancangan pengujian dapat dilihat pada

Lampiran 4.

Pengujian dilakukan saat broadcaster

dinyalakan lalu diberi selang waktu sekitar 10

detik, lalu klien meminta akses streaming

kepada server. Setelah tiga menit seluruh

koneksi diputus.

2. Parameter

Dalam penelitian ini parameter yang akan

diukur adalah :

- Throughput.

- Delay packet.

Implementasi

Proses live streaming membutuhkan

beberapa komponen agar dapat berjalan dengan

baik. Komponen yang dibutuhkan adalah

sebuah perangkat perekaman video, sebuah

6

broadcaster dan sebuah server yang dapat

menyediakan layanan streaming.

Perangkat yang digunakan untuk perekaman

adalah webcam Logitech Quickcam Family.

Webcam ini lalu dihubungkan ke komputer

server yang sekaligus bertindak sebagai

broadcaster dan sniffer dengan menggunakan

koneksi USB.

Broadcaster yang digunakan adalah VLC

1.0.6. VLC adalah aplikasi gratis produksi

VideoLAN yang dapat berfungsi sebagai

multimedia player, server dan broadcaster.

VLC dapat berjalan di platform sistem operasi

Windows, Macintosh dan GNU/Linux. Video

hasil perekaman dari webcam akan ditangkap

oleh broadcaster dan diolah agar video tersebut

siap digunakan untuk streaming. Broadcaster

menghasilkan sebuah file berekstensi sdp, yang

selanjutnya disimpan ke dalam streaming

server.

Proses streaming membutuhkan sebuah

server yang didekasikan khusus untuk

streaming. Streaming server yang digunakan

adalah Darwin Streaming Server (DSS) 5.5.5

yang merupakan versi open source dari

Quicktime Streaming Server produksi Apple.

Server ini mengijinkan pengiriman video dalam

suatu jaringan internet menggunakan aturan

standar protokol RTSP dan RTP. DSS dapat

berjalan pada platform Windows, Macintosh

dan GNU/Linux. Penelitian ini menggunakan

sistem operasi Linux Ubuntu 10.04 pada

komputer server.

Aplikasi sniffer juga dipasang pada

komputer server. Sniffer yang digunakan adalah

Wireshark 1.2.7. Tujuan dari sniffer dipasang di

sisi server adalah agar dapat melihat semua

aliran paket yang melewati server, namun

kinerja sniffer akan mempengaruhi kinerja

server.

Untuk dapat melakukan streaming, klien

membutuhkan player sebagai alat pemutarnya.

Penelitian ini juga ingin melihat kinerja dari

dua buah player, yaitu Quicktime 7.6.8 dan

VLC 1.1.4. Kedua player dapat memainkan

media streaming menggunakan protokol RTSP.

Kedua player dijalankan pada sistem operasi

Windows 7 Professional. Setiap player

menggunakan pengaturan default.

Access point dikonfigurasikan dan

dihubungkan menggunakan jaringan ethernet ke

kompeter server. Klien akan megakses media

streaming melalui jaringan wireless dengan

standar 802.11g. Agar pengenalan server dan

klien semakin mudah dilakukan konfigurasi

koneksi secara manual. Accsess point yang

digunakan adalah Linksys WRT120N.

Berikut tahap-tahap dalam pengambilan

data:

1. Menghubungkan webcam ke komputer

server.

2. Mengaktifkan wireshark dan DSS dalam

mode super user. Perintah yang digunakan

untuk mengaktifkan DSSadalah : “sudo

streamingadminserver.pl”.

3. Setelah wireshark dan DSS aktif, maka

proses pengambilan data dimulai dengan

melakukan capture di wireshark dengan

interface pseudo, agar dapat melihat

semua aliran paket baik yang di dalam

komputer server ataupun interface yang

terpasang pada komputer server. Saat ini

broadcaster belum diaktifkan dan klien

belum melakukan streaming.

4. Broadcaster lalu diaktifkan pada mode

super user, dengan menggunakan perintah:

” vlc – wrapper

v4l2:///dev/video0 --sout

'#transcode{vcodec=h.264,vb=

[video bit-

rate]k,acodec=mp4a,fps=24,

width=[width],

height=[height],

ab=96k,channels=2,samplerate

=44100}:rtp{mp4a –

latm,dst=127.0.0.1,port-

audio=20000,port –

video=20002,ttl=127,name=CHA

NNEL,sdp=file:///usr/local/m

ovies/channel.sdp}'. Ukuran

video bit-rate, width dan height

disesuaikan dengan parameter yang

ditentukan pada praproses.

5. Setelah 10 detik klien akan melakukan

streaming dengan mengakses

“RTSP://192.168.1.100/

channel.sdp”. Pada quicktime dapat

dilakukan dengan mengkases “File >

Open URL” atau dengan menggunakan

shortcut CTRL+U. Sedangkan pada VLC

dengan mengkases “Media > Open

Network Stream” atau dengan

menggunakan shortcut CTRL+N.

6. Setelah tiga menit seluruh kegiatan

dimatikan dan data hasil capture pada

wireshark disimpan untuk dianalisis.

7

Analisis Hasil

Analisis dilakukan pada data hasil capture

yang telah disimpan. Parameter yang digunakan

dalam analisis adalah :

- Rataan throughput.

- Rataan delay packet.

Analisis menggunakan beberapa aplikasi.

Untuk mendapatkan throughput menggunakan

wireshark dan untuk mendapatkan delay packet

menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk

mengolahnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data hasil analisis lalu dibandingkan untuk

melihat pola yang terbentuk dari masing-masing

parameter dan player. Agar memudahkan

pemahaman dari bab ini data akan dibahas

dalam beberapa bagian.

Pertama data dibagi berdasarkan parameter

analisis, yaitu throughput dan delay packet. Di

tiap parameter data dibagi berdasarkan masing-

masing player yang digunakan. Di tiap player

data dibagi lagi menjadi data dari broadcaster

ke server dan dari server ke klien, agar dapat

melihat pengaruh dari kinerja broadcaster

terhadap kinerja live streaming. Data dari

broadcaster ke server dan server ke klien lalu

dijumlahkan dan dibandingkan untuk melihat

perbandingan kedua player yang digunakan

berdasarkan parameter analisis yang digunakan.

1. Rataan Throughput

Rataan throughput adalah rataan dari lima

kali pengulangan pengambilan data. Berikut

akan dipaparkan hasil dan pembahasan dari

rataan throughput.

1.1. Broadcaster Menuju Server

Bagian ini akan memaparkan hasil rataan

throughput untuk aliran data dari broadcaster

menuju server. Dibagi menjadi dua antara

Quicktime dan VLC, agar dapat melihat kondisi

di masing-masing player. Pada bagian akhir lalu

dibandingkan antara kedua player.

1.1.1. Quicktime

Hasil rataan throughput untuk aliran data

dari broadcaster menuju server pada Quicktime

dapat dilihat pada Tabel 3. Untuk dapat melihat

pola aliran data yang terbentuk dan

membandingkan antar resolusi video dan video

bit-rate, dapat melihat grafik pada Gambar 6.

Dari Tabel 3 didapat bahwa untuk aliran

data dari broadcaster ke server, nilai rataan

throughput akan semakin besar seiring

bertambahnya video bit-rate. Secara logika

dalam parameter resolusi semakin kecil resolusi

yang digunakan maka nilai rataan throughput

yang didapat akan semakin besar, namun

ternyata hal itu tidak berlaku. Resolusi 176x144

piksel yang merupakan resolusi terkecil tidak

memberikan nilai rataan throughput yang lebih

baik dibanding resolusi 320x240 piksel.

Tabel 3 Rataan throughput dari broadcaster ke

server dengan Quicktime

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput (Mbps) per

resolusi (piksel)

176x144 320x240 640x480

256 0.267 0.256 0.220

512 0.518 0.525 0.320

768 0.663 0.793 0.389

1024 0.718 1.062 0.455

Gambar 6 Rataan throughput dari broadcaster

ke server dengan Quicktime.

Nilai tertinggi yang didapat adalah 1.062

Mbps pada resolusi 320x240 piksel dengan

video bit-rate 1024 Kbps. Nilai terendah yang

didapat adalah 0.220 Mbps pada resolusi

640x480 piksel dengan video bit-rate 256 Kbps.

Penulis juga mencoba membandingkan

antara video bit-rate 512 Kbps, 768 Kbps dan

1024 Kbps kepada video bit-rate 256 Kbps.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melihat

resolusi mana yang paling baik beradaptasi pada

perubahan video bit-rate. Hasil yang didapat

oleh penulis dipaparkan pada Tabel 4. Dari sini

didapat bahwa resolusi 320x240 piksel adalah

resolusi yang paling dapat beradaptasi untuk

perubahan video bit-rate.

0.000

0.200

0.400

0.600

0.800

1.000

1.200

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t (M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

8

Tabel 4 Perbandingan rataan throughput dari

broadcaster ke server dengan Quicktime

Resolusi

(piksel)

Perbandingan rataan throughput

(Mbps) per video bit-rate (Kbps)

512:256 768:256 1024:256

176x144 2 2 3

320x240 2 3 4

640x480 1 2 2

1.1.2. VLC

Hasil rataan throughput untuk aliran data

dari broadcster ke server dengan menggunakan

player VLC dapat dilihat pada Tabel 5. Untuk

pola yang terbentuk disajikan dalam Gambar 7.

Tabel 5 Rataan throughput dari broadcaster ke

server dengan VLC

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput (Mbps) per

resolusi

176x144 320x240 640x480

256 0.272 0.269 0.190

512 0.533 0.541 0.291

768 0.649 0.809 0.401

1024 0.762 1.072 0.432

Gambar 7 Rataan throughput dari broadcaster

ke server dengan VLC.

Hasil yang diperoleh pada VLC memiliki

pola yang sama seperti pada Quicktime.

Parameter video bit-rate lebih berpengaruh

daripada parameter resolusi video untuk kualitas

rataan throughput yang didapatkan.

Nilai tertinggi yang didapatkan adalah 1.072

Mbps pada resolusi 320x240 piksel dengan

video bit-rate 1024 Kbps. Nilai terendah adalah

0.432 Mbps pada resolusi 640x480 piksel

dengan video bit-rate 1024 Kbps.

Untuk perbandingan parameter video bit-

rate di tiap resolusi dapat dilihat pada Tabel 6.

Resolusi 320x240 piksel kembali menjadi

resolusi video yang paling mampu beradaptasi

terhadap perubahan video bit-rate.

Tabel 6 Perbandingan rataan throughput dari

broadcaster ke server dengan VLC

Resolusi

(piksel)

Perbandingan rataan throughput

(Mbps) per video bit-rate (Kbps)

512:256 768:256 1024:256

176x144 2 2 3

320x240 2 3 4

640x480 2 2 2

1.1.3. Perbandingan Quicktime dan VLC

Bagian ini akan membandingkan hasil dari

aliran data dari broadcaster menuju server

berdasarkan kedua player. Hasil rataan

throughput dari kedua player dapat dilihat pada

Tabel 7. Untuk melihat pola yang terbentuk

penulis mengambil data pada resolusi 320x240

piksel yang disajikan di dalam Gambar 8.

Tabel 7 Perbandingan rataan throughput

broadcaster menuju server pada kedua player

Resolusi

(piksel)

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput

(Mbps)

Quicktime VLC

176x144

256 0,2666 0,2724

512 0,5176 0,5326

768 0,6630 0,6486

1024 0,7178 0,7622

320x240

256 0,2558 0,2692

512 0,5252 0,5410

768 0,7930 0,8092

1024 1,0618 1,0718

640x480

256 0,2196 0,1902

512 0,3204 0,2910

768 0,3882 0,4006

1024 0,4554 0,4316

Area yang diarsir adalah area yang memiliki

nilai yang lebih besar. VLC memiliki jumlah

area yang diarsir lebih banyak dibanding

Quicktime, yaitu 8 nilai dari 12 nilai. Hal ini

dapat disebabkan karena kesamaan broadcaster

dan player yang digunakan yaitu VLC, sehingga

aliran data berjalan dengan lebih baik. Hasil

0.000

0.200

0.400

0.600

0.800

1.000

1.200

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t (M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

9

perbedaan yang diperoleh tidak terlalu besar

sehingga tidak cukup kuat untuk dapat menarik

kesimpulan player mana yang lebih baik.

Gambar 8 Perbandingan rataan throughput dari

broadcaster ke server kedua player pada

resolusi 320x240 piksel.

1.2. Server Menuju Klien

Bagian ini akan membahas rataan

throughput yang terjadi pada aliran data dari

server menuju klien. Seperti bagian

sebelumnya, pada bagian ini juga akan dibahas

berdasarkan player dan perbandingan antara

keduanya.

1.2.1 Quicktime

Nilai rataan throughput untuk aliran data

dari server menuju klien dapat dilihat pada

Tabel 8. Pola yang terbentuk dapat dilihat

Gambar 8.

Tabel 8 Rataan throughput dari server ke klien

dengan Quicktime

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput (Mbps) per

resolusi

176x144 320x240 640x480

256 0.281 0.271 0.231

512 0.548 0.552 0.338

768 0.698 0.825 0.408

1024 0.753 1.100 0.480

Data rataan throughput yang didapat

menunjukkan bahwa aliran data dari server ke

klien pada Quicktime akan meninggi seiring

dengan semakin besarnya video bit-rate.

Parameter resolusi video, sama seperti aliran

data dari broadcaster menuju server, tidak

mempengaruhi kualitas throughput yang

dihasilkan. Dapat dilihat, resolusi 176x144

piksel tidak memberikan hasil yang lebih baik

daripada resolusi 320x240 piksel.

Gambar 9 Rataan throughput dari server ke

klien dengan Quicktime.

Nilai rataan throughput yang tertinggi

adalah 1.100 Mbps pada resolusi 320x240

piksel dengan video bit-rate 1024 Kbps. Nilai

terendah yang didapat adalah 0.231 Mbps pada

resolusi 640x480 piksel dengan video bit-rate

256 Kbps.

Perbandingan tiap resolusi dapat dilihat pada

Tabel 9. Resolusi yang paling baik beradaptasi

kepada perubahan video bit-rate adalah resolusi

320x240 piksel. Resolusi 320x240 piksel

dianggap paling baik karena perbandingan nilai

rataan throughput antar video bit-rate sesuai,

yaitu 512 Kbps dibandingkan dengan 256 Kbps

adalah 2, 768 Kbps dengan 256 Kbps adalah 3

dan 1024 Kbps dengan 256 Kbps adalah 4.

Tabel 9 Perbandingan rataan throughput dari

server ke klien dengan Quicktime

Resolusi

(piksel)

Perbandingan rataan throughput

(Mbps) per video bit-rate (Kbps)

512:256 768:256 1024:256

176x144 2 2 3

320x240 2 3 4

640x480 1 2 2

0.0000

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

1.0000

1.2000

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t(M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Quicktime VLC

0.000

0.200

0.400

0.600

0.800

1.000

1.200

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t (M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

10

1.2.2 VLC

Rataan throughput untuk aliran data server

ke klien disajikan dalam Tabel 10. Grafik yang

menggambarkan pola yang terbentuk dapat

dilihat pada Gambar 10.

Tabel 10 Rataan throughput dari server ke klien

dengan VLC

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput (Mbps) per

resolusi

176x144 320x240 640x480

256 0.272 0.271 0.207

512 0.532 0.540 0.310

768 0.644 0.841 0.399

1024 0.761 1.124 0.431

Gambar 10 Rataan throughput dari server ke

klien dengan VLC.

Nilai dan pola rataan throughput yang

didapat menunjukkan hasil yang tidak jauh

berbeda dengan hasil pada Quicktime.

Parameter video bit-rate lebih berpengaruh

terhadap throughput dibanding parameter

resolusi video.

Nilai tertinggi yang didapat adalah 1.124

Kbps pada resolusi 320x240 piksel dengan

video bit-rate 1024 Kbps. Nilai terendah adalah

0.207 pada resolusi 640x480 piksel dengan

video bit-rate 256 Kbps.

Perbandingan antar video bit-rate di tiap

resolusi video dapat dilihat di Tabel 11. Seperti

pada penyajian sebelumnya, resolusi 320x240

piksel menjadi resolusi yang paling dapat

beradaptasi terhadap perubahan video bit-rate.

Tabel 11 Perbandingan rataan throughput dari

server ke klien pada VLC

Resolusi

(piksel)

Perbandingan rataan throughput

(Mbps) per video bit-rate (Kbps)

512:256 768:256 1024:256

176x144 2 2 3

320x240 2 3 4

640x480 1 2 2

1.2.3 Perbandingan Quicktime dan VLC

Hasil rataan throughput untuk aliran data

dari server menuju klien dapat dilihat pada

Tabel 12. Perbandingan pola yang terbentuk

dapat dilihat pada Gambar 11, dimana hanya

menggunakan resolusi 320x240 piksel yang

merupakan resolusi yang paling baik dan

adaptif.

Tabel 12 Perbandingan rataan throughput server

menuju klien pada kedua player

Resolusi

(piksel)

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput

(Mbps)

Quicktime VLC

176x144

256 0.281 0.2722

512 0.5476 0.5316

768 0.698 0.644

1024 0.753 0.7612

320x240

256 0.271 0.2706

512 0.5516 0.5396

768 0.825 0.8406

1024 1.1004 1.1244

640x480

256 0.2314 0.2072

512 0.3376 0.3096

768 0.408 0.3986

1024 0.4798 0.4308

Quicktime memiliki daerah yang diarsir

lebih banyak, yaitu 9 nilai dari 12 nilai. Faktor

yang mempengaruhi hal ini dapat disebabkan

oleh karena kesamaan dari DSS dan Quicktime,

yang merupakan produksi Apple. Adanya

kesamaan arsitektur sistem menyebabkan aliran

data dapat berjalan lebih lancar. Hasil

perbedaan yang diperoleh tidak terlalu besar

sehingga tidak cukup kuat untuk dapat menarik

kesimpulan player mana yang lebih baik.

0.000

0.200

0.400

0.600

0.800

1.000

1.200

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t (M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 Piksel

Resolusi 640x480 Piksel

11

Gambar 11 Perbandingan rataan throughput

server ke klien kedua player pada resolusi

320x240 piksel.

1.3. Total Aliran Data Jaringan

Bagian ini memaparkan hasil penjumlahan

aliran data dari broadcaster ke server dan dari

server ke klien. Tujuan dari bagian ini adalah

untuk mendapatkan rataan throughput yang

terjadi di dalam jaringan live streaming secara

keseluruhan.

Rataan throughput yang terjadi di dalam

jaringan dengan Quicktime dapat dilihat pada

Tabel 13 dan untuk melihat pola yang terbentuk

dapat melihat Gambar 12. Rataan throughput

yang terjadi di dalam jaringan dengan VLC

dapat dilihat pada Tabel 14 dan untuk melihat

pola yang terbentuk dapat melihat Gambar 13.

Hasil penjumlahan pada kedua player

menunjukkan hasil yang sama seperti

sebelumnya. Parameter video bit-rate lebih

berpengaruh dibandingkan parameter resolusi

video terhadap perubahan throughput. Terbukti

dengan melihat hasil dari resolusi 176x144

piksel yang tidak lebih baik dari resolusi

320x240 piksel.

Tabel 13 Rataan throughput di dalam jaringan

dengan Quicktime

Video

bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput (Mbps)

Resolusi (piksel)

176x144 320x240 640x480

256 0.545 0.527 0.451

512 1.064 1.077 0.658

768 1.293 1.618 0.796

1024 1.523 2.162 0.935

Tabel 14 Rataan throughput di dalam jaringan

dengan VLC

Video

bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput (Mbps)

Resolusi (piksel)

176x144 320x240 640x480

256 0.5446 0.5398 0.3974

512 1.0642 1.0806 0.6006

768 1.2926 1.6498 0.7992

1024 1.5234 2.1962 0.8624

Gambar 12 Rataan throughput di dalam

jaringan dengan Quicktime.

Gambar 13 Rataan throughput di dalam

jaringan dengan VLC.

0.0000

0.2000

0.4000

0.6000

0.8000

1.0000

1.2000

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t(M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Quicktime VLC

0.000

0.500

1.000

1.500

2.000

2.500

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t(M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

0.0000

0.5000

1.0000

1.5000

2.0000

2.5000

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t(M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

12

Hasil nilai rataan throughput tertinggi juga

didapatkan di resolusi 320x240 piksel dengan

video bit-rate 1024 Kbps. Hasil terendah adalah

resolusi 640x480 piksel dengan video bit-rate

256 Kbps.

Tabel 15 menunjukkan perbandingan hasil

yang didapat pada kedua player dengan resolusi

320x240 piksel. Secara total rataan throughput

yang didapatkan oleh VLC lebih besar

dibandingkan Quicktime, namun perbedaan

yang didapat pun tidak terlalu signifikan. Pola

yang didapat disajikan dalam Gambar 14.

Tabel 15 Perbandingan rataan throughput pada

kedua player

Resolusi

(piksel)

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Throughput

(Mbps)

Quicktime VLC

320x240

256 0.5268 0.5398

512 1.0768 1.0806

768 1.6180 1.6498

1024 2.1622 2.1962

Gambar 14 Perbandingan rataan throughput

kedua player pada resolusi 320x240 piksel.

Dapat disimpulkan bahwa nilai rataan

throughput lebih dipengaruhi oleh parameter

video bit-rate dibanding resolusi. Kinerja yang

terjadi di broadcaster tidak mempengaruhi

besar throughput live streaming di dalam

jaringan, terlihat dari data yang didapat.

Resolusi 320x240 piksel merupakan resolusi

yang terbaik dari segi hasil thropughput yang

didapat, resolusi ini juga paling mampu

beradaptasi dengan perubahan video bit-rate.

2. Rataan Delay Packet

Nilai rataan delay packet didapatkan dari

rata-rata lima kali pengulangan dalam

pengambilan data. Paket yang dikirimkan dalam

live streaming ada dua jenis, yaitu paket suara

dan paket gambar. Kedua paket tersebut

membutuhkan waktu juga untuk

mensinkronisasikan keduanya. Nilai delay

packet berbanding terbalik dengan throughput,

dimana semakin kecil nilai delay packet akan

semakin baik hasil live streaming. Berikut akan

dipaparkan hasil dan pembahasan dari rataan

delay packet.

2.1. Broadcaster Menuju Server

Bagian ini akan membahas mengenai aliran

data live streaming dengan parameter delay

packet, dari broadcaster menuju server. Seperti

rataan throughput, pembahasan akan dibagi

berdasarkan player yang digunakan lalu

perbandingan keduanya.

2.1.1. Quicktime

Hasil rataan delay packet untuk aliran data

dari broadcaster menuju server pada Quicktime

dapat dilihat pada Tabel 16. Pola aliran data

yang terbentuk dan perbandingan antar resolusi

video dan video bit-rate, dapat dilihat pada

Gambar 15.

Data pada Tabel 16 menunjukkan bahwa

nilai rataan delay packet yang dihasilkan lebih

dipengaruhi oleh parameter video bit-rate

daripada resolusi video. Pernyataan tersebut

diperkuat oleh, hasil pada resolusi 320x240

piksel lebih baik daripada resolusi 176x144

piksel.

Tabel 16 Rataan delay packet dari broadcaster

ke server dengan Quicktime

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Delay Packet (detik) per

resolusi

176x144 320x240 640x480

256 0.0306 0.0277 0.0321

512 0.0176 0.0172 0.0285

768 0.0141 0.0123 0.0256

1024 0.0135 0.0096 0.0225

Nilai rataan delay packet yang terbaik pada

pengambilan ini adalah 0.0096 detik dengan

resolusi 320x240 piksel dan video bit-rate 1024

Kbps. Nilai terendah yang didapat adalah

0.0321 detik pada resolusi 640x480 piksel

dengan video bit-rate 256 Kbps. Pola yang

didapat pada parameter ini sama dengan pola

pada parameter throughput, sehingga makin

0.0000

0.5000

1.0000

1.5000

2.0000

2.5000

256 512 768 1024

Th

rou

gh

pu

t (M

bp

s)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Throughput

Quicktime VLC

13

menguatkan kesimpulan bahwa video bit-rate

lebih berpengaruh daripada resolusi terhadap

kinerja live streaming.

Gambar 15 Rataan delay packet dari

broadcaster ke server dengan Quicktime.

Penulis juga membandingkan nilai rataan

delay packet antar video bit-rate per-resolusi.

Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 17. Hasil

perbandingan menunjukkan bahwa tidak ada

resolusi yang benar-benar dapat beradaptasi

terhadap video bit-rate dalam aliran data dari

broadcaster menuju server dengan

menggunakan Quicktime. Resolusi 320x240

piksel namun tetap dapat sedikit berdaptasi

terhadap perubahan video bit-rate.

Tabel 17 Perbandingan rataan delay packet dari

broadcaster ke server dengan Quicktime

Resolusi

(piksel)

Perbandingan rataan delay packet

(detik) per video bit-rate (Kbps)

512:256 768:256 1024:256

176x144 2 2 2

320x240 2 2 3

640x480 1 1 1

Live streaming mengirim dua buah paket

dalam pengirimannya, yaitu paket suara dan

paket gambar. Ketika pengiriman kedua jenis

paket ini dibutuhkan waktu dalam proses

sinkronisasi keduanya, sehingga menyebabkan

delay pada jaringan. Resolusi 176x144 piksel

yang memerlukan waktu yang lebih dibanding

resolusi 320x240 piksel, sehingga memberikan

delay yang lebih tinggi.

2.1.2. VLC

Hasil rataan delay packet untuk aliran data

dari broadcaster menuju server dengan

menggunakan VLC, dapat dilihat pada Tabel

18. Pola yang dihasilkan disajikan dalam

Gambar 16.

Hasil rataan delay packet dengan VLC

menunjukkan pola yang sama seperti pada

Quicktime, yaitu kualitas delay packet pada

aliran data dari broadcaster menuju server lebih

dipengaruhi oleh video bit-rate dibanding

resolusi. Namun VLC pada resolusi 176x144

piksel video bit-rate 256 Kbps mampu

memberikan kualitas delay packet yang lebih

baik dibanding resolusi lainnya. Penyebab dari

delay packet pada resolusi 176x144 piksel

adalah adanya waktu yang lebih dalam

mensinkronisasikan kedua jenis paket.

Tabel 18 Rataan delay packet dari broadcaster

ke server dengan VLC

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Delay Packet (detik) per

resolusi

176x144 320x240 640x480

256 0.0298 0.0319 0.0380

512 0.0170 0.0169 0.0314

768 0.0145 0.0119 0.0244

1024 0.0130 0.0094 0.0241

Gambar 16 Rataan delay packet dari

broadcaster ke server dengan VLC.

Nilai rataan delay packet yang terbaik untuk

aliran ini adalah 0.0094 detik pada resolusi

320x240 piksel dengan video bit-rate 1024

Kbps. Nilai terendah yang didapat adalah

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

256 512 768 1024

Del

ay

Pa

cket

(D

etik

)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

0.0400

256 512 768 1024

Del

ay

pa

cket

(D

etik

)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

14

0.0380 detik pada resolusi 640x480 piksel

dengan video bit-rate 256 Kbps.

Perbandingan nilai rataan delay packet antar

video bit-rate pada tiap resolusi disajikan dalam

Tabel 19. Hasil yang didapat juga seperti pada

Quicktime, dimana tidak ada resolusi yang

benar-benar mampu beradaptasi terhadap

perubahan video bit-rate. Resolusi 320x240

piksel sendiri mampu beradaptasi lebih baik

dibanding resolusi lainnya.

Tabel 19 Perbandingan rataan delay packet dari

broadcaster ke server dengan VLC

Resolusi

(piksel)

Perbandingan rataan delay packet

(detik) per video bit-rate (Kbps)

512:256 768:256 1024:256

176x144 2 2 2

320x240 2 3 3

640x480 1 2 2

2.1.3. Perbandingan Quicktime dan VLC

Bagian ini kembali membahas perbandingan

kedua player yang digunakan. Hasil rataan

delay packet untuk aliran data dari broadcaster

menuju server pada kedua player dapat dilihat

pada Tabel 20. Gambar 17 menunjukkan pola

yang terbentuk di kedua player pada resolusi

yang terbaik yaitu 320x240 piksel.

Tabel 20 Perbandingan rataan delay packet

broadcaster menuju server pada kedua player

Resolusi

(piksel)

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Delay Packet

(detik)

Quicktime VLC

176x144

256 0.0306 0.0298

512 0.0176 0.0170

768 0.0141 0.0145

1024 0.0135 0.0130

320x240

256 0.0277 0.0319

512 0.0172 0.0169

768 0.0123 0.0119

1024 0.0096 0.0094

640x480

256 0.0321 0.0380

512 0.0285 0.0314

768 0.0256 0.0244

1024 0.0225 0.0241

Tabel 20 menunjukkan VLC memberikan

rataan delay packet yang lebih kecil lebih

banyak daripada Quicktime, yaitu 7 data dari 12

data. Hal ini disebabkan oleh faktor yang sama

seperti pada rataan throughput, yaitu

broadcaster dan player yang digunakan adalah

VLC. Tetap diingat meskipun VLC

memberikan perbandingan data yang lebih baik,

perbedaan yang ditemukan tidak cukup

signifikan sehingga tidak dapat ditarik

kesimpulan bahwa VLC lebih baik dibanding

Quicktime.

Gambar 17 Perbandingan rataan delay packet

dari broadcaster ke server kedua player pada

resolusi 320x240 piksel.

2.2. Server Menuju Klien

Bagian ini akan dibahas aliran data dari

server menuju klien dengan parameter yang

digunakan delay packet. Pembahasan dibagi

menjadi tiga bagian berdasarkan player yang

digunakan dan perbandingan keduanya.

2.2.1. Quicktime

Hasil rataan delay packet untuk aliran data

dari server menuju klien dapat dilihat pada

Tabel 21. Gambar 18 menunjukkan pola yantg

terbentuk dari data yang didapat.

Tabel 21 Rataan delay packet dari server ke

klien dengan Quicktime

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Delay Packet (detik) per

resolusi

176x144 320x240 640x480

256 0.0290 0.0261 0.0305

512 0.0166 0.0164 0.0270

768 0.0134 0.0119 0.0244

1024 0.0129 0.0093 0.0213

Hasil yang didapat dari Tabel 21

menunjukkan bahwa kualitas live streaming

lebih dipengaruhi oleh video bit-rate dibanding

resolusi. Hal ini diperkuat oleh hasil pada

resolusi 320x240 piksel yang lebih baik

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

256 512 768 1024

Del

ay

pa

cket

(D

etik

)Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Quicktime VLC

15

dibanding resolusi 176x144 piksel dan hasil

rataan delay packet yang makin baik dengan

semakin bertambahnya video bit-rate.

Nilai yang terbaik yang didapat adalah 0.093

detik pada resolusi 320x240 piksel dengan

video bit-rate 1024 Kbps. Nilai terendah yang

didapat adalah 0.0305 detik pada resolusi

640x480 piksel dengan video bit-rate 256 Kbps.

Gambar 18 Rataan delay packet dari server ke

klien dengan Quicktime.

Perbandingan antar video bit-rate di tiap

resolusi dapat dilihat di Tabel 22. Seperti pada

aliran data dari broadcaster menuju server tidak

ada resolusi yang benar-benar mampu

beradaptasi terhadap perubahan video bit-rate.

Resolusi 320x240 piksel namun dapat sedikit

berdaptasi terhadap perubahan video bit-rate.

Tabel 22 Perbandingan rataan delay packet dari

server ke klien dengan Quicktime

Resolusi

(piksel)

Perbandingan rataan delay packet

(detik) per video bit-rate (Kbps)

512:256 768:256 1024:256

176x144 2 2 2

320x240 2 2 3

640x480 1 1 1

2.2.2. VLC

Bagian ini akan membahas hasil dari player

VLC untuk aliran data dari server menuju klien,

dengan parameter delay packet. Hasil rataan

delay packet dapat dilihat pada Tabel 23.

Gambar 19 menunjukkan pola yang terbentuk.

VLC hanya mampu memberikan hasil rataan

delay packet pada resolusi 176x144 piksel lebih

baik daripada resolusi 320x240 piksel pada

video bit-rate 256 Kbps, seperti pada aliran data

dari broadcaster menuju server. Secara

keseluruhan parameter video bit-rate tetap lebih

berpengaruh daripada resolusi dalam kinerja

live streaming.

Tabel 23 Rataan delay packet dari server ke

klien pada VLC

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Delay Packet (detik) per

resolusi

176x144 320x240 640x480

256 0.0298 0.0321 0.0349

512 0.0171 0.0170 0.0296

768 0.0146 0.0115 0.0246

1024 0.0129 0.0089 0.0238

Gambar 19 Rataan delay packet dari server ke

klien dengan VLC.

Nilai terbaik yang didapat adalah 0.0089

detik pada resolusi 176x144 piksel dengan

video bit-rate 1024 Kbps. Nilai terendah adalah

0.0349 detik pada resolusi 640x480 piksel

dengan video bit-rate 256 Kbps.

Perbandingan antar video bit-rate di tiap

resolusi dapat dilihat pada Tabel 24. Berbeda

dari pembahasan sebelumnya pada parameter

delay packet, aliran data dari server menuju

klien dengan VLC pada resolusi 320x240 piksel

mampu beradaptasi dengan baik terhadap

perubahan video bit-rate.

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

256 512 768 1024

Del

ay

Pa

cket

(D

etik

)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

256 512 768 1024

Del

ay

pa

cket

(D

etik

)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

16

Tabel 24 Perbandingan rataan delay packet dari

server ke klien dengan VLC

Resolusi

(piksel)

Perbandingan rataan delay packet

(detik) per video bit-rate (Kbps)

512:256 768:256 1024:256

176x144 2 2 2

320x240 2 3 4

640x480 1 1 1

2.2.3. Perbandingan Quicktime dan VLC

Perbandingan rataan delay packet untuk

aliran data dari server menuju klien pada kedua

player dapat dilihat pada Tabel 25. Gambar 20

menunjukkan pola perbandingan yang terbentuk

pada resolusi 320x240 piksel.

Tabel 25 Perbandingan rataan delay packet

server menuju klien pada kedua player

Resolusi

(piksel)

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Delay Packet

(detik)

Quicktime VLC

176x144

256 0.0290 0.0298

512 0.0166 0.0171

768 0.0134 0.0146

1024 0.0129 0.0129

320x240

256 0.0261 0.0321

512 0.0164 0.0170

768 0.0119 0.0115

1024 0.0093 0.0089

640x480

256 0.0305 0.0349

512 0.0270 0.0296

768 0.0244 0.0246

1024 0.0213 0.0238

Gambar 20 Perbandingan rataan delay packet

dari server ke klien kedua player pada resolusi

320x240 piksel.

Quicktime sesuai data pada Tabel 25

memberikan hasil yang lebih baik lebih banyak

dibanding VLC, yaitu sekitar 10 data dari 12

data. Hal ini disebabkan oleh faktor yang telah

dipaparkan pada rataan throughput, yaitu

kesamaan arsitektur antara DSS dan Quicktime.

Tetap diingat perbedaan yang didapat tidak

signifikan sehingga belum dapat ditarik

kesimpulan player mana yang lebih baik.

2.3. Total Aliran Data Jaringan

Bagian ini memaparkan hasil penjumlahan

aliran data dari broadcaster ke server dan dari

server ke klien. Tujuan dari bagian ini adalah

untuk mendapatkan rataan delay packet yang

terjadi di dalam jaringan live streaming secara

keseluruhan.

Rataan delay packet yang terjadi di dalam

jaringan dengan Quicktime dapat dilihat pada

Tabel 26 dan untuk melihat pola yang terbentuk

dapat melihat Gambar 21. Rataan delay packet

yang terjadi di dalam jaringan dengan VLC

dapat dilihat pada Tabel 27 dan untuk melihat

pola yang terbentuk dapat melihat Gambar 22.

Hasil penjumlahan pada kedua player

menunjukkan hasil yang sama seperti

pembahasan sebelumnya. Parameter video bit-

rate lebih berpengaruh dibandingkan parameter

resolusi video terhadap perubahan delay packet.

Terbukti dengan melihat hasil dari resolusi

176x144 piksel yang tidak lebih baik dari

resolusi 320x240 piksel.

Tabel 26 Rataan delay packet di dalam jaringan

dengan Quicktime

Video

bit-rate

Rataan Delay Packet (detik)

Resolusi (piksel)

176x144 320x240 640x480

256 0.0596 0.0538 0.0626

512 0.0341 0.0335 0.0556

768 0.0291 0.0242 0.0500

1024 0.0259 0.0189 0.0438

Tabel 27 Rataan delay packet di dalam jaringan

dengan VLC

Video

bit-rate

Rataan Delay Packet (detik)

Resolusi (piksel)

176x144 320x240 640x480

256 0.0596 0.0640 0.0729

512 0.0341 0.0339 0.0610

768 0.0291 0.0235 0.0490

1024 0.0259 0.0183 0.0479

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

256 512 768 1024

Del

ay

pa

cket

(D

etik

)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Quicktime VLC

17

Gambar 21 Rataan delay packet di dalam

jaringan dengan Quicktime.

Gambar 22 Rataan delay packet di dalam

jaringan dengan VLC.

Hasil nilai rataan delay packet terbaik juga

didapatkan di resolusi 320x240 piksel dengan

video bit-rate 1024 Kbps. Hasil terendah adalah

resolusi 640x480 piksel dengan video bit-rate

256 Kbps.

Tabel 28 menunjukkan perbandingan hasil

yang didapat pada kedua player dengan resolusi

320x240 piksel. Secara total rataan delay packet

yang didapatkan oleh VLC lebih besar

dibandingkan Quicktime, namun perbedaan

yang didapat pun tidak terlalu signifikan. Pola

yang didapat disajikan dalam Gambar 23.

Tabel 28 Perbandingan rataan delay packet pada

kedua player

Resolusi

(piksel)

Video

Bit-rate

(Kbps)

Rataan Delay Packet

(detik)

Quicktime VLC

320x240

256 0.0538 0.0640

512 0.0335 0.0339

768 0.0242 0.0235

1024 0.0189 0.0183

Gambar 23 Perbandingan rataan delay packet

kedua player pada resolusi 320x240 piksel.

Dapat disimpulkan bahwa nilai rataan delay

packet lebih dipengaruhi oleh parameter video

bit-rate dibanding resolusi. Kinerja yang terjadi

di broadcaster tidak mempengaruhi besar delay

packet live streaming di dalam jaringan, terlihat

dari data yang didapat. Resolusi 320x240 piksel

adalah resolusi yang memberikan hasil rataan

delay packet yang paling baik. Tidak ada

resolusi yang benar-benar mampu beradaptasi

terhadapat perubahan video bit-rate.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini memberikan beberapa

kesimpulan, yaitu :

1. live streaming dengan resolusi 320x240

piksel memiliki kualitas terbaik

berdasarkan throughput dan delay packet

yang dihasilkan.

2. resolusi 320x240 piksel mampu

beradaptasi dengan baik terhadap

perubahan video bit-rate pada parameter

throughput.

0.0000

0.0100

0.0200

0.0300

0.0400

0.0500

0.0600

0.0700

256 512 768 1024

Da

lay

Pa

cket

(D

etik

)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

0.0000

0.0100

0.0200

0.0300

0.0400

0.0500

0.0600

0.0700

0.0800

256 512 768 1024

Da

lay

Pa

cket

(D

etik

)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Resolusi 176x144 piksel

Resolusi 320x240 piksel

Resolusi 640x480 piksel

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

256 512 768 1024

Del

ay

pa

cket

(D

etik

)

Video bit-rate (Kbps)

Rataan Delay Packet

Quicktime VLC

18

3. kinerja yang terjadi pada broadcaster tidak

mempengaruhi kinerja total live streaming.

4. video bit-rate lebih berpengaruh dibanding

resolusi, terhadap kualitas live streaming.

Saran

Penulis memberikan beberapa saran untuk

pengembangan lebih lanjut dari penelitian ini,

yaitu :

1. penggunaan aplikasi broadcaster yang lain

seperti MP4LIVE.

2. penggunaan perangkat perekaman video

yang lain seperti handphone yang

memiliki kamera.

DAFTAR PUSTAKA

[IETF] The Internet Society and Internet

Engineering Task Force. 1998. RFC 2326.

[IETF] The Internet Society and Internet

Engineering Task Force. 2003. RFC 3550.

[IETF] The Internet Society and Internet

Engineering Task Force. 2006. RFC 4566.

Apple, Inc. 2007. Quicktime Streaming and

Broadcasting Administration. USA.

Austerberry D. 2005. The Technology Video

and Audio Straming.Burlington : Focal

Press.

Dihartika NT. 2009. Pengaruh Mobilitas

Terhadap Kinerja Video Streaming pada

Wireless LAN [skripsi]. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Hattingh C, Szigeti T. 2004. End-to-End Qos

Network Design. Indianapolis : Cisco Press.

Kurose J, Ross K. 2000. Computer Networking

A Top Down Approach Featuring The

Internet. San Fransisco: Addison Wesley.

Lu G. 1997. Communication and Computing

For Distributed Multimedia Systems. USA :

Artech House Publishers.

Mathew R. 2007. Internet Streaming Media.

[terhubung berkala]

http://www.cse.unsw.edu.au/~cs9519/lecture

_notes_07/Final_Review_Part_2.pdf.

Prasetiya BA. 2008.Pengaruh Video Bit-rate

dan Background Traffic Terhadap Kinerja

Video Streaming pada Jaringan Wireless

LAN [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam.

Zhang Y, Denko MK., Ma M. 2008. Wireless

Quality Of Service. Norway : CRC Press.

19

LAMPIRAN

20

Lampiran 1 Script konfigurasi NTP server

# /etc/ntp.conf, configuration for ntpd; see ntp.conf(5) for help

driftfile /var/lib/ntp/ntp.drift

statsdir /var/log/ntpstats/

statistics loopstats peerstats clockstats

filegen loopstats file loopstats type day enable

filegen peerstats file peerstats type day enable

filegen clockstats file clockstats type day enable

server 127.127.1.0

fudge 127.127.1.0 stratum 10

# By default, exchange time with everybody, but don't allow

configuration.

restrict -4 default kod notrap nomodify nopeer noquery

restrict -6 default kod notrap nomodify nopeer noquery

# Local users may interrogate the ntp server more closely.

restrict 192.168.1.0 255.255.255.0 notrap nomodify

restrict 127.0.0.1

Keterangan : parameter-parameter yang diperhatikan adalah server NTP diberikan alamat IP lokal

yaitu 127.127.1.0 dan server NTP dapat berfungsi pada jaringan dengan IP jaringan 192.168.1.0/24.

21

Lampiran 2 Spesifikasi Webcam Logitech Quickcam Family

1. Resolusi :

160x120 piksel

176x144 piksel

320x240 piksel

352x288 piksel

640x480 piksel

2. Jenis koneksi menggunakan USB.

3. Fokus manual.

4. Frame rate maksimal 30 fps.

Lampiran 3 Spesifikasi Access Point Linksys WRT 120N

1. Data link protocol : Ethernet, Fast Ethernet, IEEE 802.11b, IEE 802.11g, IEEE 802.11n.

2. Routing protocol : RIP, static IP routing.

3. Remote managemet protocol : HTTP dan HTTPS.

4. Fitur : 128-bit encryption, DHCP, NAT, auto-uplink (MDI/MDI-X), Stateful Packet Inspection

(SPI), MAC address filtering, VPN passthrough, wall mountable, Wi-Fi Multimedia (WMM).

5. Interface : 1 x network, Radio-Ethernet , 4 x network, Ethernet 10Base-T/100Base-TX, RJ-45 , 1

x network, Ethernet 10Base-T/100Base-TX, RJ-45 ( WAN ).

22

Lampiran 4 Bagan Pengambilan Data

Pengujian

Quicktime

176x144

piksel

256 Kbps

512 Kbps

768 Kbps

1024 Kbps

VLC

320x240

piksel

256 Kbps

512 Kbps

768 Kbps

1024 Kbps

640x480

piksel

256 Kbps

512 Kbps

768 Kbps

1024 Kbps

176x144

piksel

256 Kbps

512 Kbps

768 Kbps

1024 Kbps

320x240

piksel

256 Kbps

512 Kbps

768 Kbps

1024 Kbps

640x480

piksel

256 Kbps

512 Kbps

768 Kbps

1024 Kbps

23

Lampiran 5 Hasil capture dengan menggunakan Quicktime

Resolusi 176x144 piksel

Video

bit-rate ulangan

total paket RTP delay packet (s) throughput (Mbit/s)

Broadcaster Client Broadcaster Client Broadcaster Client

256

Kbps

1 6041 5825 0.0296 0.0286 0.265 0.274

2 5680 5681 0.0317 0.0300 0.266 0.281

3 5610 5614 0.0320 0.0303 0.272 0.288

4 5870 5869 0.0306 0.0290 0.270 0.286

5 6226 6242 0.0289 0.0272 0.260 0.276

rataan 5885.4 5846.2 0.0306 0.0290 0.267 0.281

512

Kbps

1 9961 9957 0.0180 0.0171 0.503 0.531

2 10170 10191 0.0176 0.0167 0.515 0.545

3 10450 10465 0.0172 0.0162 0.538 0.569

4 10340 10379 0.0174 0.0164 0.525 0.558

5 10220 10228 0.0176 0.0166 0.507 0.535

rataan 10228.2 10244 0.0176 0.0166 0.518 0.548

768

Kbps

1 11878 11866 0.0151 0.0143 0.608 0.641

2 12428 12325 0.0144 0.0138 0.634 0.664

3 13367 13376 0.0134 0.0127 0.699 0.738

4 13494 13502 0.0133 0.0126 0.713 0.751

5 12536 12539 0.0142 0.0135 0.661 0.696

rataan 12740.6 12721.6 0.0141 0.0134 0.663 0.698

1024

Kbps

1 13206 12992 0.0136 0.0131 0.708 0.732

2 14351 14342 0.0125 0.0118 0.783 0.825

3 13031 13044 0.0137 0.0131 0.706 0.741

4 12600 12600 0.0142 0.0135 0.674 0.709

5 13346 13361 0.0135 0.0128 0.718 0.758

rataan 13306.8 13267.8 0.0135 0.0129 0.718 0.753

Resolusi 320x240 piksel

Video

bit-rate ulangan

total paket RTP delay packet (s) throughput (Mbit/s)

Broadcaster Client Broadcaster Client Broadcaster Client

256

Kbps

1 5666 5750 0.0321 0.0299 0.22 0.237

2 6522 6567 0.0275 0.0259 0.255 0.272

3 6938 6957 0.0262 0.0247 0.271 0.287

4 7180 7161 0.0266 0.0253 0.262 0.274

5 6909 6905 0.0261 0.0248 0.271 0.285

rataan 6643 6668 0.0277 0.0261 0.256 0.271

512

Kbps

1 10439 10418 0.0173 0.0165 0.525 0.551

2 10710 10696 0.0169 0.0161 0.539 0.568

3 10587 10579 0.0171 0.0163 0.525 0.552

4 10512 10487 0.0172 0.0164 0.519 0.545

5 9870 9765 0.0174 0.0166 0.518 0.542

rataan 10423.6 10389 0.0172 0.0164 0.525 0.552

768

Kbps

1 14322 13950 0.0127 0.0123 0.763 0.786

2 14839 14839 0.0122 0.0116 0.795 0.836

3 14885 14891 0.0122 0.0116 0.809 0.853

4 14698 14412 0.0124 0.012 0.797 0.822

5 15028 14798 0.0122 0.0117 0.801 0.828

rataan 14754.4 14578 0.0123 0.0119 0.793 0.825

24

Lanjutan Resolusi 320x240 piksel

Video

bit-rate ulangan

total paket RTP delay packet (s) throughput (Mbit/s)

Broadcaster Client Broadcaster Client Broadcaster Client

1024

Kbps

1 18574 16716 0.0098 0.0094 1.051 1.082

2 19044 18998 0.0095 0.0091 1.076 1.129

3 18837 18878 0.0095 0.0093 1.076 1.1

4 18946 18979 0.0095 0.009 1.068 1.126

5 18731 18243 0.0098 0.0095 1.038 1.065

rataan 18826.4 18362.8 0.0096 0.0093 1.062 1.1

Resolusi 640x480 piksel

Video

bit-rate ulangan

total paket RTP delay packet (s) throughput (Mbit/s)

Broadcaster Client Broadcaster Client Broadcaster Client

256

Kbps

1 5695 5700 0.0318 0.0301 0.218 0.230

2 5775 5776 0.0313 0.0297 0.221 0.233

3 5731 5722 0.0316 0.0300 0.223 0.235

4 5357 5359 0.0339 0.0321 0.214 0.225

5 5667 5669 0.0320 0.0304 0.222 0.234

rataan 5645 5645.2 0.0321 0.0305 0.220 0.231

512

Kbps

1 6341 6331 0.0287 0.0272 0.323 0.340

2 6379 6388 0.0288 0.0273 0.319 0.336

3 6353 6366 0.0285 0.0270 0.320 0.338

4 6395 6408 0.0283 0.0268 0.322 0.340

5 6445 6435 0.0283 0.0269 0.318 0.334

rataan 6382.6 6385.6 0.0285 0.0270 0.320 0.338

768

Kbps

1 7294 7290 0.0246 0.0233 0.397 0.420

2 7771 7643 0.0248 0.0236 0.404 0.425

3 7151 7104 0.0251 0.0238 0.393 0.413

4 7202 7185 0.0248 0.0235 0.398 0.421

5 6233 6064 0.0288 0.0279 0.349 0.361

rataan 7130.2 7057.2 0.0256 0.0244 0.388 0.408

1024

Kbps

1 7690 7652 0.0233 0.0221 0.436 0.460

2 8208 8161 0.0219 0.0207 0.465 0.490

3 8219 8124 0.0219 0.0208 0.468 0.492

4 8112 7876 0.0227 0.0215 0.450 0.475

5 8047 7996 0.0224 0.0213 0.458 0.482

rataan 8055.2 7961.8 0.0225 0.0213 0.455 0.480

25

Lampiran 6 Hasil capture dengan menggunakan VLC

Resolusi 176x144 piksel

Video

bit-rate ulangan

total paket RTP delay packet (s) throughput (Mbit/s)

Broadcaster Client Broadcaster Client Broadcaster Client

256

Kbps

1 5990 5988 0.0300 0.0300 0.269 0.269

2 6434 6153 0.0297 0.0299 0.274 0.273

3 6133 5862 0.0293 0.0294 0.273 0.273

4 6156 6155 0.0292 0.0292 0.273 0.273

5 5856 5853 0.0307 0.0307 0.273 0.273

rataan 6113.8 6002.2 0.0298 0.0298 0.272 0.272

512

Kbps

1 10568 10562 0.0170 0.0170 0.530 0.530

2 10565 10550 0.0170 0.0170 0.539 0.538

3 10478 10352 0.0172 0.0174 0.532 0.525

4 11017 10917 0.0165 0.0164 0.539 0.540

5 10259 9296 0.0175 0.0177 0.523 0.525

rataan 10577.4 10335.4 0.0170 0.0171 0.533 0.532

768

Kbps

1 12806 12790 0.0140 0.0140 0.668 0.668

2 11703 11482 0.0154 0.0157 0.618 0.607

3 13253 13251 0.0136 0.0136 0.690 0.691

4 11470 11409 0.0157 0.0157 0.605 0.604

5 10749 10526 0.0139 0.0142 0.662 0.650

rataan 11996.2 11891.6 0.0145 0.0146 0.649 0.644

1024

Kbps

1 13722 13085 0.0131 0.0131 0.743 0.742

2 14573 14554 0.0132 0.0124 0.803 0.802

3 14854 14201 0.0121 0.0121 0.815 0.814

4 13013 12579 0.0138 0.0141 0.681 0.679

5 14005 14011 0.0129 0.0128 0.769 0.769

rataan 14033.4 13686 0.0130 0.0129 0.762 0.761

Resolusi 320x240 piksel

Video

bit-rate ulangan

total paket RTP delay packet (s) throughput (Mbit/s)

Broadcaster Client Broadcaster Client Broadcaster Client

256

Kbps

1 5709 5631 0.0315 0.0316 0.271 0.271

2 5606 5603 0.0321 0.0321 0.271 0.271

3 5654 5211 0.0317 0.0322 0.263 0.269

4 5606 5584 0.0321 0.0321 0.270 0.271

5 5572 5572 0.0322 0.0322 0.271 0.271

rataan 5629.4 5520.2 0.0319 0.0321 0.269 0.271

512

Kbps

1 10369 10390 0.0173 0.0173 0.540 0.540

2 10683 10634 0.0169 0.0169 0.540 0.538

3 10417 10268 0.0172 0.0173 0.541 0.539

4 10765 10718 0.0167 0.0167 0.542 0.539

5 10857 10856 0.0166 0.0166 0.542 0.542

rataan 10618.2 10573.2 0.0169 0.0170 0.541 0.540

768

Kbps

1 15098 15097 0.0119 0.0119 0.809 0.809

2 15133 13769 0.0119 0.0119 0.810 0.818

3 14914 14909 0.0121 0.0114 0.809 0.857

4 15312 15071 0.0117 0.0112 0.812 0.859

5 15091 15217 0.0120 0.0112 0.806 0.860

rataan 15109.6 14812.6 0.0119 0.0115 0.809 0.841

26

Lanjutan Resolusi 320x240 piksel

Video

bit-rate ulangan

total paket RTP delay packet (s) throughput (Mbit/s)

Broadcaster Client Broadcaster Client Broadcaster Client

1024

Kbps

1 19315 19059 0.0093 0.0088 1.071 1.13

2 19238 19810 0.0093 0.0085 1.078 1.139

3 19215 19415 0.0093 0.0087 1.071 1.148

4 18914 18894 0.0095 0.0094 1.066 1.071

5 18873 18788 0.0095 0.009 1.073 1.134

rataan 19111 19193.2 0.0094 0.0089 1.072 1.124

Resolusi 640x480 piksel

Video

bit-rate ulangan

total paket RTP delay packet (s) throughput (Mbit/s)

Broadcaster Client Broadcaster Client Broadcaster Client

256

Kbps

1 4519 4682 0.0396 0.0361 0.181 0.199

2 4700 4803 0.0383 0.0354 0.188 0.203

3 4731 5032 0.0380 0.0337 0.190 0.216

4 4818 4804 0.0373 0.0347 0.194 0.208

5 4868 4880 0.0368 0.0347 0.198 0.210

rataan 4727.2 4840.2 0.0380 0.0349 0.190 0.207

512

Kbps

1 5312 5456 0.0337 0.0311 0.265 0.288

2 5612 5437 0.0320 0.0309 0.283 0.294

3 6161 6104 0.0313 0.0298 0.295 0.310

4 5991 5995 0.0300 0.0282 0.305 0.325

5 5990 6056 0.0301 0.0280 0.307 0.331

rataan 5813.2 5809.6 0.0314 0.0296 0.291 0.310

768

Kbps

1 6981 6973 0.0259 0.0259 0.379 0.379

2 7076 7048 0.0240 0.0241 0.408 0.406

3 7189 7095 0.0236 0.0239 0.414 0.410

4 7591 7526 0.0237 0.0239 0.412 0.409

5 7181 7149 0.0250 0.0251 0.390 0.389

rataan 7203.6 7158.2 0.0244 0.0246 0.401 0.399

1024

Kbps

1 8350 8163 0.0238 0.0220 0.465 0.462

2 7288 7270 0.0247 0.0247 0.415 0.414

3 7910 7895 0.0227 0.0228 0.448 0.447

4 7682 7668 0.0234 0.0235 0.437 0.436

5 6979 7001 0.0259 0.0258 0.393 0.395

rataan 7641.8 7599.4 0.0241 0.0238 0.432 0.431