13
ANALISIS PENGARUH EKSPOR, UTANG LUAR NEGERI DAN TENAGA KERJA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Oleh: A. MAHENDRA,SE,MSi Dosen FE Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara Abstract A.Mahendra.This research is intended to know the influence of the Export, Foreign Debt, and Employment to Growth Economic and to detect the possibility of flypaper effect occurrences at Growth Economic in Indonesia. Population in this research is Indonesia and 16 of them were selected to be the samples for this research through purposive sampling technique. Estimates conducted by the multiple regression analysis. The data that were used in this study were secondary data, consisted of Export, Foreign Debt, and Employment to Growth Economic for the year 2000-2016. The results of this research, that Export, Foreign Debt and Employment have a positive relationships to the Growth Economic. Keywords: Export, Foregin Debt, and Employment to Growth Economic BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang sangat penting dalam mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Pertumbuhan ekonomi menjadi tolak ukur sejauh mana aktivitas perekonomian negara tersebut akan menghasilkan tambahan pendapatan bagi masyarakat pada suatu periode tertentu. Hal ini terjadi karena pada dasarnya kegiatan perekonomian merupakan suatu proses penggunaan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan output, yang diukur dengan menggunakan indikator PDB (Daniel , 2016). Pertumbuhan ekonomi juga merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi negara, indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di masa yang akan datang. Perkembangan perekonomian suatu negara saat ini tidak dapat terlepas dari kondisi perekonomian global.Hubungan ekonomi antar negara menjadi faktor penting yang berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi masing-masing negara.Kondisi ini menyebabkan daya saing sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam kompetisi antar negara agar memperoleh manfaat dari semakin terbukanya perekonomian dunia.Keuntungan dari terbukanya perekonomian dunia dapat dilihat dari keadaan neraca pem-bayaran suatu negara. Utang luar negeri sendiri merupakan instrumen pembiayaan yang selalu digunakan oleh Indonesia untuk menutup defisit pembiayaannya. Hal ini disebabkan karena sumber ini relatif tersedia baik dalam

ANALISIS PENGARUH EKSPOR, UTANG LUAR NEGERI ...ust.ac.id/assets/file/penelitian/a-mahendrasemsi...Ekspor di negara Indonesia kebanyakan masih bersifat memenuhi pesanan atau order,

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • ANALISIS PENGARUH EKSPOR, UTANG LUAR NEGERI DAN TENAGA KERJA

    TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

    Oleh: A. MAHENDRA,SE,MSi

    Dosen FE Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara

    Abstract

    A.Mahendra.This research is intended to know the influence of the Export, Foreign Debt, and

    Employment to Growth Economic and to detect the possibility of flypaper effect occurrences at

    Growth Economic in Indonesia. Population in this research is Indonesia and 16 of them were

    selected to be the samples for this research through purposive sampling technique. Estimates

    conducted by the multiple regression analysis. The data that were used in this study were

    secondary data, consisted of Export, Foreign Debt, and Employment to Growth Economic for the

    year 2000-2016. The results of this research, that Export, Foreign Debt and Employment have a

    positive relationships to the Growth Economic.

    Keywords: Export, Foregin Debt, and Employment to Growth Economic

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pertumbuhan ekonomi merupakan

    salah satu indikator yang sangat penting

    dalam mengukur keberhasilan pembangunan

    ekonomi yang terjadi pada suatu negara.

    Pertumbuhan ekonomi menjadi tolak ukur

    sejauh mana aktivitas perekonomian negara

    tersebut akan menghasilkan tambahan

    pendapatan bagi masyarakat pada suatu

    periode tertentu. Hal ini terjadi karena pada

    dasarnya kegiatan perekonomian merupakan

    suatu proses penggunaan faktor-faktor

    produksi untuk menghasilkan output, yang

    diukur dengan menggunakan indikator PDB

    (Daniel , 2016).

    Pertumbuhan ekonomi juga

    merupakan suatu gambaran mengenai

    dampak kebijaksanaan pemerintah yang

    dilaksanakan khususnya dalam bidang

    ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan

    laju pertumbuhan yang dibentuk dari

    berbagai macam sektor ekonomi yang secara

    tidak langsung menggambarkan tingkat

    pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi

    negara, indikator ini penting untuk

    mengetahui keberhasilan pembangunan di

    masa yang akan datang.

    Perkembangan perekonomian suatu

    negara saat ini tidak dapat terlepas dari

    kondisi perekonomian global.Hubungan

    ekonomi antar negara menjadi faktor

    penting yang berpengaruh terhadap

    perkembangan ekonomi masing-masing

    negara.Kondisi ini menyebabkan daya saing

    sebagai salah satu faktor yang menentukan

    dalam kompetisi antar negara agar

    memperoleh manfaat dari semakin

    terbukanya perekonomian

    dunia.Keuntungan dari terbukanya

    perekonomian dunia dapat dilihat dari

    keadaan neraca pem-bayaran suatu negara.

    Utang luar negeri sendiri merupakan

    instrumen pembiayaan yang selalu

    digunakan oleh Indonesia untuk menutup

    defisit pembiayaannya. Hal ini disebabkan

    karena sumber ini relatif tersedia baik dalam

  • bentuk pinjaman maupun surat berharga.

    Hal tersebut membuat utang tak pernah tak

    terpisahkan dengan kebutuhan APBN.

    Utang dibutuhkan untuk pembiayaan dalam

    rangka menutupi defisit APBN yang

    dikarenakan belanja lebih besar

    dibandingkan dengan pendapatan, dan

    dalam rangka memenuhi berbagai kebutuhan

    penyelenggaraan pemerintahan lainnya

    (Muflihul,2016).

    Antara periode 2000-2004,

    pemulihan ekonomi Indonesia terjadi

    dengan rata-rata pertumbuhan PDB pada 4,6

    persen per tahun. Setelah itu, pertumbuhan

    PDB berakselerasi (dengan pengecualian

    pada tahun 2009 waktu, akibat guncangan

    dan ketidakjelasan finansial global,

    terjadinya arus modal keluar dari Indonesia

    maka pertumbuhan PDB Indonesia jatuh

    menjadi 4,6 persen) dan kemudian

    memuncak pada 6,5 persen pada tahun 2011.

    Periode pemulihan dan percepatan

    pertumbuhan ekonomi yang mengesankan

    antara tahun 2000 dan 2011 itu terutama

    disebabkan oleh meningkatnya konsumsi

    rumah tangga (di tengah menguatnya PDB

    per kapita serta daya beli konsumen) dan

    ledakan harga komoditas pada tahun 2000-

    an.

    Gejolak krisis keuangan global telah

    mengubah tatanan perekonomian

    dunia.Krisis global yang berawal di Amerika

    Serikat pada tahun 2007, semakin dirasakan

    dampaknya ke seluruh dunia, termasuk

    negara berkembang pada tahun

    2008.Sejumlah kebijakan yang sangat

    agresif di tingkat global telah dilakukan

    untuk memulihkan perekonomian. Di

    Indonesia, imbas krisis mulai terasa

    terutama menjelang akhir 2008. Setelah

    mencatat pertumbuhan ekonomi di atas 6%

    sampai dengan triwulan III-2008,

    perekonomian Indonesia mulai mendapat

    tekanan berat pada triwulan IV-2008.Hal itu

    tercermin pada perlambatan ekonomi secara

    signifikan terutama karena anjloknya kinerja

    ekspor.Di sisi eksternal, neraca pembayaran

    Indonesia mengalami peningkatan defisit

    dan nilai tukar rupiah mengalami pelemahan

    signifikan. Di pasar keuangan, selisih risiko

    (risk spread) dari surat-surat berharga

    Indonesia mengalami peningkatan yang

    cukup signifikan yang mendorong arus

    modal keluar dari investasi asing di bursa

    saham, Surat Utang Negara (SUN), dan

    Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Secara

    relatif, posisi Indonesia sendiri secara umum

    bukanlah yang terburuk di antara negara-

    negara lain. Perekonomian Indonesia masih

    dapat tumbuh sebesar 6,1% pada 2008.

    Sementara kondisi fundamental dari sektor

    eksternal, fiskal dan industri perbankan juga

    cukup kuat untuk menahan terpaan krisis

    global (Tabel 1). Meski demikian, dalam

    perjalanan waktu ke depan, dampak krisis

    terhadap perekonomian Indonesia akan

    semakin terasa.(Bank Indonesia,2008)

    Semakin terintegrasinya

    perekonomian global dan semakin dalamnya

    krisis menyebabkan perekonomian di

    seluruh negara akan mengalami perlambatan

    pada tahun 2009. Indonesia tak terkecuali.

    Bank Indonesia memperkirakan

    perekonomian Indonesia di tahun 2009 akan

    tumbuh melemah menjadi sekitar 4,0%,

    dengan risiko ke bawah terutama apabila

    pelemahan ekonomi global lebih besar dari

    yang diperkirakan. Penurunan pertumbuhan

    ekonomi Indonesia tersebut bukan sesuatu

    yang buruk apabila dibandingkan dengan

    banyak negara-negara lain yang

    diperkirakan tumbuh negatif.Oleh

    karenanya, upaya Pemerintah dan Bank

    Indonesia untuk mencegah dampak krisis ini

    meluas lebih dalam, melalui kebijakan di

    bidang fiskal, moneter, dan sektor riil,

    menjadi penting untuk dilakukan di tahun

    2009.(Bank Indonesia,2008).

    Pada saat terjadi krisis 1997 – 1998

    utang luar negeri menjadi pemicu krisis

    ekonomi Indonesia sehingga nilai mata uang

    rupiah menjadi lemah dan akhirnya

  • meninggalkan banyak permasalahan

    terutama utang luar negeri yang mempunyai

    bunga yang sangat tinggi.Hubungan utang

    luar negeri terhadap Pertumbuhan ekonomi

    adalah variabel yang bisa saja mendorong

    perekonomian sekaligus menghambat

    pertumbuhan ekonomi.Mendorong

    perekonomian maksudnya jika hutang-

    hutang tersebut digunakan untuk membuka

    lapangan kerja dan investasi dibidang

    pembangunan yang pada akhirnya dapat

    mendorong perekonomian, sedangkan

    menghambat pertumbuhan apabila

    utangutang tersebut tidak dipergunakan

    secara maksimal karena masih kurangnya

    fungsi pengawasan dan integritas atas

    penanggung jawab utang-utang itu sendiri.

    Menurut Todaro (2002)

    pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan

    Angkatan Kerja (AK) secara tradisional

    dianggap sebagai salah satu faktor positif

    yang memacu pertumbuhan ekonomi.

    Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti

    akan menambah tingkat produksi,

    sedangkan pertumbuhan penduduk yang

    lebih besar berarti ukuran pasar domestiknya

    lebih besar. Meski demikian hal tersebut

    masih dipertanyakan apakah benar laju

    pertumbuhan penduduk yang cepat benar

    benar akan memberikan dampak positif atau

    negatif dari pembangunan ekonominya.

    Permasalahan tenaga kerja seperti

    yang kita lihat akhir-akhir ini merupakan hal

    yang memprihatinkan dan merupakan faktor

    fundamental, sampai saat ini permasalahan

    tenaga kerja masih berkisar pada tingginya

    angka pengangguran. Seperti yang kita lihat

    fenomena mendasar yang terjadi dimana

    jumlah pengangguran memang sangat tinggi

    dan merupakan salah satu indikator

    penghambat dari proses jalannya

    perekonomian suatu negara. Maka dari itu

    tidak mengherankan bila tenaga kerja

    menjadi salah satu faktor yang

    mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di

    Indonesia.

    Selain utang luar negeri dan tenaga

    kerja, terdapat variabel lain yang

    menentukan peningkatan PDB yaitu Ekspor.

    Ekspor adalah pembelian negara lain atas

    barang buatan perusahaan-perusahaan di

    dalam negeri. Faktor terpenting yang

    menentukan ekspor adalah kemampuan dari

    Negara tersebut untuk mengeluarkan

    barang-barang yang dapat bersaing dalam

    pasaran luar negeri. (Sadono Sukirno, 2008:

    205).

    Ekspor di negara Indonesia

    kebanyakan masih bersifat memenuhi

    pesanan atau order, atau pembeli datang.

    Sifatnya bukan menyerang atau struggle

    atau masuk ke negara lain. Artinya produk

    ekspor Indonesia belum menuju produk

    ekspor yang berdaya saing.Hal ini

    dipandang sebagai kelemahan ekspor

    Indonesia.Pemerintah sendiri berupaya

    mendorong pengembangan ekspor untuk

    industi padat karya seperti industri makanan

    minuman dan tembakau, industri mainan

    anak, industri tekstil dan pakaian jadi serta

    industri furniture.

    Dari uraian diatas serta pemikiran

    diatas, maka penulis merasa terdorong untuk

    mendalami dan meneliti tentang

    ANALISISPENGARUH EKSPOR,

    UTANG LUAR NEGERI, DAN

    TENAGA KERJA TERHADAP

    PERTUMBUHAN EKONOMI DI

    INDONESIA.

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang, maka masalah

    penelitian dirumuskan :

    1. Bagaimana pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia ?

    2. Bagaimana pengaruh Utang Luar Negeri terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

    Indonesia ?

    3. Bagaimana pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi di

    Indonesia ?

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi adalah proses

    kenaikan output perkapita dalam jangka

    panjang (Boediono, 1999 : 8). Pengertian

    tersebut mencakup tiga aspek, yaitu : proses,

    output perkapita dan jangka panjang.

    Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu

    proses, bukan gambaran ekonomi pada suatu

    saat. Mencerminkan aspek dinamis dari

    suatu perekonomian, yaitu melihat

    bagaimana suatu perekonomian berkembang

    atau berubah dari waktu ke waktu.

    Pertumbuhan ekonomi berkaitan

    dengan kenaikan output per kapita. Dalam

    hal ini berkaitan dengan output total (GDP)

    dan jumlah penduduk, karena output per

    kapita adalah output total dibagi dengan

    jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan

    output perkapita harus dianalisa dengan

    melihat apa yang terjadi dengan ouput total

    disatu pihak, dan jumlah penduduk di pihak

    lain. Dengan perkataan lain, pertumbuhan

    ekonomi mencakup pertumbuhan GDP dan

    pertumbuhan penduduk.

    2.2. Ekspor

    Sejarah ekonomi dunia menunjukkan

    bahwa proses transformasi ekonomi suatu

    negara biasanya dibarengi dengan perubahan

    komposisi ekspor negara tersebut, dari

    ekspor yang didominasi oleh komoditi-

    komoditi primer ke ekspor produk-produk

    manufaktur. Di dalam kelompok produk-

    produk manufaktur itu sendiri telah

    mengalami pergeseran dari kategori barang-

    barang konsumsi dengan kandungan

    teknologi sederhana ke barang berteknologi

    menengah dan tinggi untuk keperluan

    konsumsi dan industri.

    Ekspor adalah benda-benda

    (termasuk jasa) yang dijual kepada

    penduduk Negara lain ditambah dengan

    jasa-jasa yang diselenggarakan penduduk

    Negara tersebut, berupa pengangkutan

    dengan kapal, permodalan dan hal-hal lain

    yang membantu ekpor tersebut (Michael P.

    Todaro, 2002).

    2.3. Utang Luar Negeri

    Utang luar negeri adalah sebagian dari total

    utang suatu negara yang diperoleh dari para

    kreditor di luar negara tersebut. Penerima

    utang luar negeri dapat berupa pemerintah,

    perusahaan atau perorangan. Bentuk utang

    dapat berupa uang yang diperoleh dari bank

    swasta, pemerintah negara lain atau lembaga

    keuangan internasional seperti IMF dan

    Bank Dunia (Ulfa, 2017).

    Dari aspek materiil, utang luar negeri

    merupakan arus masuk modal dari luar ke

    dalam negeri yang dapat menambah modal

    yang ada di dalam negeri.Aspek formal

    mengartikan utang luar negeri sebagai

    penerimaan atau pemberian yang dapat

    digunakan untuk meningkatkan investasi

    guna menunjang pertumbuhan

    ekonomi.Sehingga berdasarkan aspek

    fungsinya, pinjaman luar negeri merupakan

    salah satu alternatif sumber pembiayaan

    yang diperlukan dalam pembangunan

    (Astanti, 2015).

    2.4. Tenaga Kerja

    Tenaga Kerja dalam pembangunan

    nasional merupakan faktor dinamika penting

    yang menentukan laju pertumbuhan

    perekonomian baik dalam kedudukannya

    sebagai tenaga kerja produktif maupun

    sebagai konsumen. Ketidakseimbangan

    dalam penyebaran penduduk antara daerah

    yang mengakibatkan tidak proporsionalnya

    penggunaan tenaga kerja secara regional dan

    sektoral akan menghambat pula laju

  • pertumbuhan perekonomian nasional

    (kusumosuwidho, 1981 : 193).

    Tenaga kerja merupakan faktor yang

    terpenting dalam proses produksi. Sebagai

    sarana produksi, tenaga kerja lebih penting

    daripada sarana produksi lain seperti bahan

    mentah, tanah, air, dan sebagainya, dan

    karena manusialah yang menggerakan

    seluruh sumber-sumber tersebut untuk

    menghasilkan barang.

    2.5Kerangka Teoritis Dan Hubungan

    Antar Variabel

    1. Hubungan Antara Ekspor terhadap Pertumbuhan Ekonomi

    Menurut Todaro (2004) kegiatan

    ekspor yang dilakukan oleh setiap negara

    bertujuan untuk meningkatkan pendapatan

    suatu negara, hal ini disebabkan karena

    kegiatan ekspor merupakan salah satu

    komponen pengeluaran agregat karena

    ekspor dapat mempengaruhi tingkat

    pendapatan nasional yang akan dicapai.

    Apabila ekspor bertambah, pengeluaran

    agregat bertambah tinggi dan selanjutnya

    akan merangsang pertumbuhan ekonomi

    suatu negara.

    Untuk meningkatkan pertumbuhan

    ekonomi dan pembangunan pada umumnya,

    setiap negara perlu merumuskan dan

    menerapkan kebijakan-kebijakan

    internasional yang berorientasi ke luar.

    Dalam semua kasus, kemandirian yang

    didasarkan pada isolasi, baik yang penuh

    maupun yang hanya sebagian, tetap saja

    secara ekonomi akan lebih rendah nilainya

    daripada partisipasi ke dalam perdagangan

    dunia yang benar-benar bebas tanpa batasan

    atau hambatan apapun.

    Perlu adanya net ekspor pada

    perekonomian suatu negara.Karena net

    ekspor merupakan nilai ekspor suatu negara

    dikurangi nilai impornya. Ekspor merupakan

    salah satu sumber devisa. Untuk mampu

    mengekspor, negara tersebut harus

    menghasilkan barang-barang dan jasa di

    pasaran internasional. Kemampuan bersaing

    ini sangat ditentukan oleh berbagai faktor,

    antara lain sumber daya alam, sumber daya

    manusia, teknologi, manejeman bahkan

    sosial budaya (Supriyanto, 2000). Net

    ekspor yang dilakukan suatu negara akan

    berdampak positif terhadap pertumbuhan

    ekonomi apabila nilai ekspor lebih besar

    dibandingkan dengan nilai impor sehingga

    akan meningkatkan pendapatan nasional dan

    merangsang pertumbuhan ekonomi.

    2. Hubungan Antara Utang Luar Negeri

    dengan Pertumbuhan Ekonomi

    Indonesia melakukan hutang luar

    negeri karena ketidakmampuan sumber

    pembiayaan dari dalam negeri untuk

    pembangunan, yaitu tabungan domestik

    dalam pendanaan bagi pembangunan

    sepenuhnya.Tabungan domestik dibutuhkan

    untuk membiayai investasi.Besarnya

    tabungan yang lebih kecil dibanding dengan

    rencana kegiatan investasi (saving

    investment gap) menyebabkan kegiatan

    pelaksanaan investasi tidak berjalan sesuai

    rencana. Kesenjangan antara tabungan dan

    investasi tersebut selanjutnya dapat ditutup

    dengan masuknya dana dari luar negeri.

    Salah satu alternatif pembiayaan

    tersebut adalah melalui utang luar

    negeri.Utang luar negeri juga berperan

    dalam mengatasi kesenjangan ekspor-impor.

    Hal ini terjadi karena utang luar negeri

    memberikan tambahan devisa yang

    diperlukan negara dikarenakan hasil ekspor

    yang tidak mencukupi serta untuk

    menambah modal untuk pembangunan

    nasional.

    Dengan adanya utang luar negeri

    sebagai alternatif pembiayaan pembangunan

    negara, maka diharapkan dapat menambah

    jumlah tabungan domestik dan mampu

    memacu investasi yang pada akhirnya dapat

    meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

  • Namun pada berbagai kajian empiris

    menunjukkan pula hubungan antara utang

    luar negeri dan pertumbuhan ekonomi

    umumnya berkorelasi negatif, meskipun

    terdapat sejumlah kajian yang

    menolaknya.Namun karena utang luar

    negeri masih merupakan bagian dari

    investasi sehingga berdampak positif juga

    terhadap pertumbuhan ekonomi.Tergantung

    bagaimana pemanfaatan utang luar negeri,

    apakah digunakan untuk hal produktif, atau

    untuk konsumtif.

    3. Hubungan Antara Tenaga Kerja

    dengan Pertumbuhan Ekonomi Penggunaan tenaga kerja dalam

    proses produksi berhubungan dengan biaya

    produksi dan tingkat upah. Baik dari sisi

    biaya produksi maupun tingkat upah,

    penggunaan (permintaan) tenaga kerja

    berhubungan dengan produktifitas tenaga

    kerja dan returnyang diterima faktor

    produksi. Dengan bertambahnya jumlah

    tenaga kerja maka akan meningkatkan

    produktivitas tenaga kerja sebagai akibat

    dari perubahan kuantitas dan kualitas tenaga

    kerja itu sendiri sehingga dapat mendorong

    pertumbuhan ekonomi (Simanjuntak

    1998:20).

    2.6 Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban sementara atas

    masalah yang telah dirumuskan. Dari

    penjelasan teori dan perumusan masalah

    diatas, maka Hipotesis dirumuskan sebagai

    berikut :

    Ho : Ekspor, Utang Luar Negeri dan

    Tenaga Kerja tidak mempengaruhi

    Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

    Ha : Ekspor, Utang Luar Negeri dan

    Tenaga Kerja mempengaruhi Pertumbuhan

    Ekonomi di Indonesia

    BAB III

    TUJUAN DAN MANFAAT

    PENELITIAN

    3.1. Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian

    ini :

    1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Eksporterhadap Pertumbuhan

    Ekonomi di Indonesia.

    2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Utang Luar Negeri terhadap

    Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.

    3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Tenaga Kerjaterhadap

    Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.

    3.2 Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat

    bermanfaat :

    1. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis

    tekuni serta mengaplikasikannya secara

    kontekstual dan tekstual.

    2. Sebagai masukan bagi kalangan akademisi dan peneliti yang tertarik

    membahas pertumbuhan ekonomi.

    3. Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi bagi masyarakat

    Tenaga Kerja

    (X3)

    Utang Luar Negeri

    (X2)

    Ekspor

    (X1) Pertumbuhan-

    Ekonomi

    (Y)

  • tentang faktor-faktor apa saja yang

    mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

    BAB IV

    METODOLOGI PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian

    Desain dalam penelitian adalah salah satu

    cara yang sifatnya sistematik dan objektif

    dengan tujuan untuk memperoleh,

    mengumpulkan informasi atau data-data

    yang diteliti secara efisien, yang dapat

    digunakan sebagai pedoman dalam

    melaksanakan penelitian. Metode penelitian

    ini meliputi : populasi dan sampel,

    operasional variabel, teknik pengumpulan

    data, teknik analisis dan hipotesis.

    4.2 Populasi dan Sampel

    Menurut Arikunto (2010) bahwa populasi

    adalah seluruh objek yang akan diteliti.

    Populasi dalam penelitian ini adalah Ekspor,

    Utang Luar Negeri, Tenaga Kerjadan

    Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia.Sampel

    adalah sebahagian atau wakil dari populasi

    yang menjadi objek penelitian. Sampel

    dalam penelitian adalah Ekspor, Utang Luar

    Negeri, Tenaga Kerjadan Pertumbuhan

    Ekonomi di Indonesia dari periode tahun

    2000 sampai 2016.

    4.3 Operasionalisasi Variabel

    Variabel penelitian adalah suatu atribut atau

    sifat atau nilai dari orang atau objek yang

    mempunyai variasi antara satu dengan yang

    lainnya dalam kelompok itu

    (Sugiyono,2011).

    Variabel-variabel yang dipakai dalam

    penelitian ini sebagai berikut :

    1. Pertumbuhan Ekonomi adalah kenaikan

    jangka panjang dalam kemampuan suatu

    negara untuk menyediakan semakin banyak

    jenis barang-barang ekonomi kepada

    penduduknyadimana kemampuan ini

    tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi,

    dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis

    yang diperlukannya.

    2. Ekspor adalah arus keluar sejumlah

    barang dan jasa dari suatu negara ke pasar

    internasional.

    3. Utang luar negeri adalah sebagian dari

    total utang suatu negara yang diperoleh dari

    para kreditor di luar negara tersebut.

    Penerima utang luar negeri dapat berupa

    pemerintah, perusahaan atau perorangan.

    4. Tenaga kerja adalah total angkatan kerja

    yang dapat diserap atau dapat ikut serta

    secara aktif dalam suatu kegiatan

    perekonomian suatu negara.

    4.4 Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah teknik

    dokumentasi yang diperoleh dari Badan

    Pusat Statistik. Data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah data sekunder, yakni

    adalah Ekspor, Utang Luar Negeri, Tenaga

    Kerjadan Pertumbuhan Ekonomi di

    Indonesia dalam kurun waktu 2000-2016.

    4.5 Metode Analisis

    Teknik analisis data yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah menggunakan Model

    Regresi Linear Berganda (Multiple

    Regression Analysis Model). Analisis regresi

    linear berganda bertujuan untuk menguji

    hipotesis tentang kekuatan variabel

    independen terhadap variabel dependen

    dengan Model sebagai berikut :

    332211 XXXY

    Dimana :

    Y : Pertumbuhan Ekonomi

  • : Intercept

    321 : Koefisien regresi

    X1 : Ekspor

    X2 : Utang Luar Negeri

    X3 : Tenaga Kerja

    : Term of Error

    4.6 Uji Hipotesis

    Pengujian Hipotesis adalah sebagai berikut :

    1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan

    (Uji-F)

    Menurut Suharyadi dan Purwanto

    (2011:225), uji-F dimaksudkan untuk

    melihat kemampuan menyeluruh dari

    variabel bebas dapat atau mampu

    menjelaskan tingkah laku atau keragaman

    variabel terikat. Uji ini juga dimaksudkan

    untuk mengetahui apakah semua variabel

    bebas memiliki koefisien regresi sama

    dengan nol.

    2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial

    (Uji-t)

    Menurut Suharyadi dan Purwanto

    (2011:228), uji signifikansi parsial

    digunakan untuk menguji apakah suatu

    variabel bebas berpengaruh atau tidak

    terhadap variabel terikat.

    BAB V

    HASIL PENELITIAN DAN

    PEMBAHASAN

    5.1 Keadaan Geografis

    Indonesia terletak antara 60 08’ lintang Utara

    dan 110 15’ lintang selatan dan antara 94

    0

    45’ Bujur Timur dan 1410 95’ Bujur Timur.

    Negara kesatuan yang berbentuk Republik

    ini pada tahun 1999 dibagi menjadi 26

    propinsi (sejak 1999 Timur-Timur tidak lagi

    merupakan wilayah Indonesia), terdiri dari

    268 kabupaten, 73 kotamadya, 4.044

    kecamatan dan 69.065 desa.

    Indonesia merupakan Negara

    kepulauan dengan jumlah kurang lebih

    17.508 pulau besar dan kecil, diapit oleh dua

    benua, Australia dan Asia serta dua

    samudera, Samudera Pasifik dan Samudera

    Indonesia. Jarak antara dua tempat di

    Indonesia dari barat ke timur adalah 5.110

    km dan jarak antara dua tempat dari utara ke

    selatan sekitar 1.888 km.

    Bila diperbandingkan dengan peta

    Eropa, maka jarak Barat Timur tersebut

    sama dengan jarak London (Inggris) Ankara

    (Turki); dan bila diperbandingkan dengan

    peta Amerika, maka jarak tersebut sama

    dengan dari Pantai Timur – Barat Negara

    Amerika Serikat. Dengan demikian dapat

    kita maklumi betapa besarnya dan luasnya

    wilayah Negara Indonesia, yang mana luas

    seluruh daratan Indonesia berkisar 1,9 juta

    km2. Luas lautnya berkisar 7,9 juta km

    2

    (termasuk daerah Zona Economic

    Exclusive).

    Indonesia memiliki iklim musim, di

    mana terjadi pergantian dua kali setahun,

    yaitu musin hujan dan musim kemarau.

    Sebagian besar wilayah Indonesia

    mendapatkan hujan hampir sepanjang tahun

    sehingga tidak mengherankan apabila

    sebagian besar penduduk Indonesia hidup

    dari sektor pertanian atau sektor perkebunan.

    Hal tersebut disebabkan oleh variasi suhu

    udara untuk seluruh wilayah dan beribu

    pulau dan topografi yang sangat berbeda.

    Dengan demikian suhu udara di Indonesia

    berkisar antara 220C - 27

    0 C.

    5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

  • Syarat dalam menggunakan model

    regresi berganda dengan metode Ordinary

    Least Square (OLS) adalah terpenuhinya

    semua asumsi klasik agar hasil pengujian

    tidak bersifat bias dan efisien (Best Linear

    Unbiased Estimator/BLUE). Uji asumsi

    klasik yang dilakukan dalam penelitian ini

    antara lain uji normalitas dan uji

    multikolinearitas.

    A. Uji Normalitas

    Uji normalitas bertujuan untuk

    menguji apakah dalam model regresi,

    variabel pengganggu atau residual memiliki

    distribusi normal.Kalau uji normalitas ini

    dilanggar maka uji statistik menjadi tidak

    valid untuk jumlah sampel yang kecil.

    Gambar 5.1

    Berdasarkan Gambar 5.1 di atas,

    dapat dilihat bahwa distribusi data normal

    dan asumsi normalitas terpenuhi.Hal ini

    terlihat dari nilai PP Plots yang terletak di

    sekitar garis diagonal atau tidak

    menyimpang jauh dari garis diagonal.

    B.Uji Multikolinearitas

    Uji multikolinearitas bertujuan untuk

    menguji apakah pada model regresi

    ditemukan adanya korelasi antar variabel

    independen.Pada model regresi yang baik

    seharusnya tidak terjadi korelasi antar

    variabel independen.Pengujian

    multikolinearitas dilakukan dengan melihat

    VIF antar variabel independen.

    Tabel 5.1

    Uji Multikolinearitas

    Model

    Collinearity Statistics

    Tolerance VIF

    1 (Constant)

    X1 .154 6.512

    X2 .210 4.760

    X3 .456 2.192

    Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2018

    Hasil uji multikolinearitas

    menunjukkan ketiga variabel independen

    ekspor, utang luar negeri dan tenaga kerja

    tidak terjadi multikolinearitas karena nilai

    tolerance ketiga variabel independen berada

    di atas 0,10 dan nilai VIF ketiga variabel

    independen berada di bawah 10.

    5.3 Pengujian Hipotesis

    A. Regresi linear Ekspor, Utang Luar Negeri dan Tenaga Kerja terhadap

    Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia

    Untuk mendapatkan hasil regresi

    antara variabel independent (ekspor, utang

    luar negeri dan tenaga kerja) dan variabel

    dependen (pertumbuhan ekonomi) maka

    digunakan data sekunder yang berasal dari

    BPS yang dicatat mulai dari tahun 2000-

    2016 dan diolah dengan menggunakan

    bantuan program komputer.Berikut ini hasil

    pengolahan data dengan menggunakan

    metode OLS (Ordinary Least Square).

  • Tabel 5.2

    Hasil Regresi

    Model

    Unstandardized Coefficients

    B Std. Error

    1 (Constant) -29975513.267 3885258.491

    Ekspor 3.723 4.338

    Utang Luar Negeri .001 .001

    Tenaga Kerja .331 .048

    Dari hasil regresi diatas, dapat dibentuk

    model hasil estimasi sebagai berikut :

    Y = -29975513,267 + 3,723 X1 + 0,001 X2

    + 0,331 X3

    B. Interpretasi Model

    Berdasarkan model estimasi diatas

    dapat dijelaskan pengaruh variabel

    independent yaitu ekspor (X1), utang luar

    negeri (X2) dan tenaga kerja (X3) terhadap

    pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebagai

    berikut :

    1. Ekspor

    Ekspor ternyata berpengaruh positif

    terhadap pertumbuhan ekonomi di

    Indonesia.Hal ini ditunjukkan oleh koefisien

    regresi X1, yaitu sebesar 3,723. Artinya,

    setiap kenaikan 1 % ekspor, maka

    pertumbuhan ekonomi akan naik sebesar

    3,723 % (ceteris paribus).

    2. Utang Luar Negeri

    Utang Luar Negeri ternyata

    berpengaruh positif terhadap pertumbuhan

    ekonomi di Indonesia.Hal ini ditunjukkan

    dengan nilai koefisien regresi X2, yaitu

    sebesar 0,001. Artinya, setiap kenaikan 1 %

    utang luar negerimaka pertumbuhan

    ekonomi akan naik sebesar 0,001 % (ceteris

    paribus).

    3. Tenaga Kerja

    Tenaga Kerja ternyata berpengaruh

    negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di

    Indonesia.Hal ini ditunjukkan dengan nilai

    koefisien regresi X3 yaitu sebesar 0,331.

    Artinya, setiap kenaikan 1 % tenaga kerja

    maka pertumbuhan ekonomi akan naik

    sebesar 0,331% (ceteris paribus).

    C. Pengujian Koefisien Regresi Secara

    Individual (Uji t Statistik)

    1. Ekspor

    Untuk variabel ekspor diperoleh nilai

    t-hitung sebesar 0,858 dengan nilai

    probabilitas (signifikansi) sebesar 0,408.

    Dengan demikian Ho diterima, karena nilai

    probabilitas lebih kecil dari nilai 0,05 (0,408 > 0,05) dan t-hitung < t-tabel (0,858

    < 2,178). Berarti dapat disimpulkan bahwa

    variabel ekspor tidak berpengaruh nyata

    (signifikan) terhadap variabel pertumbuhan

    ekonomi di Indonesia dengan pengujian

    pada tingkat kepercayaan 95 % ( = 5 %).

    2. Utang Luar Negeri

    Untuk variabel utang luar negeri

    diperoleh nilai t-hitung sebesar 0,724

    dengan nilai probabilitas (signifikansi)

    sebesar 0,483. Dengan demikian Ho

    diterima, karena nilai probabilitas lebih

    besar dari nilai 0,05 (0,483> 0,05) dan t-hitung < t-tabel (0,724 < 2,178). Berarti

    dapat disimpulkan bahwa variabel utang luar

    negeri tidak berpengaruh nyata (signifikan)

    terhadap variabel pertumbuhan ekonomi di

    Indonesia dengan pengujian pada tingkat

    kepercayaan 95 % ( = 5 %).

    3. Tenaga Kerja

  • Untuk variabel tenaga kerja diperoleh

    nilai t-hitung sebesar 6,830 dengan nilai

    probabilitas (signifikansi) sebesar 0,000.

    Dengan demikian Ho ditolak, karena nilai

    probabilitas lebih kecil dari nilai 0,05(0,000 < 0,05) dan t-hitung > t-tabel

    (6,180 > 2,178). Berarti dapat disimpulkan

    bahwa variabel tenaga kerja berpengaruh

    nyata (signifikan) terhadap variabel

    pertumbuhan ekonomi di Indonesia dengan

    pengujian pada tingkat kepercayaan 95 % (

    = 5 %).

    D. Pengujian Koefisien Regresi

    Secara Bersamaan (Uji F Statistik)

    Untuk membuktikan nilai R-square

    tersebut diatas maka dilakukan pengujian

    dengan menggunakan uji F.

    Hipotesisnya adalah sebagai berikut :

    H0 : 1 = 2 = 0

    Ha : 1 2 0

    Artinya, berdasarkan data yang

    tersedia, akan dilakukan pengujian terhadap

    1 dan 2 secara bersama-sama, apakah

    sama dengan nol, yang berarti tidak

    berpengaruh signifikan terhadap variabel

    terikat, atau tidak sama dengan nol, yang

    berarti mempunyai pengaruh signifikan

    terhadap variabel terikat.

    Tabel 5.3

    Uji Anova

    Model F Sig.

    1 Regression 58.036 .000b

    Residual

    Total

    Berdasarkan hasil output program spss,

    diperoleh nilai F-hitung sebesar 58,036

    dengan nilai probabilitas (signifikansi)

    adalah sebesar 0,000. Dengan demikian Ha

    diterima, karena nilai F-hitung > F-tabel

    (58,036 > 3,59) dan nilai probabilitas

    (signifikansi) lebih besar dari nilai 0,05 (0,000 < 0,05). Berarti dapat disimpulkan

    bahwa variabel X1 (ekspor), variabel X2

    (utang luar negeri) dan variabel X3 (tenaga

    kerja) berpengaruh secara nyata (signifikan)

    terhadap pertumbuhan ekonomi (Y) pada

    tingkat kepercayaan 95 % ( = 5 %).

    E. Koefisien Determinasi (R2)

    Tabel 5.4

    KOEFISIEN DETERMINASI

    Model R R Square

    1 .967a .936

    Berdasarkan hasil output program spss,

    dapat dilihat nilai R-square adalah sebesar

    0,936 yang berarti bahwa variabel X1

    (ekspor), X2 (utang luar negeri), X3 (tenaga

    kerja) secara bersama-sama mampu

    memberikan penjelasan terhadap

    pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar

    93,6 % sedangkan sisanya 6,4 % dijelaskan

    oleh variabel baru yang tidak disertakan

    dalam estimasi model.

    BAB VI

    KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan

    Berdasarkan hasil penelitian mengenai

    pengaruh ekspor, utang luar negeri dan

    tenaga kerja terhadap pertumbuhan

    ekononomi di Indonesia, maka dapat

    diambil kesimpulan sebagai berikut :

    1. Dari hasil uji F, disimpulkan bahwa

    ekspor, utang luar negeri dan tenaga kerja

    selama periode 2000 sampai dengan 2016

    berpengaruh signifikan secara simultan

    terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia

  • pada tingkat signifikansi 5%. Dengan

    demikian hipotesis penelitian diterima.

    2. Berdasarkan uji parsial (uji t), variabel

    ekspor dan utang luar negeri

    tidakberpengaruh nyata sedangkan variabel

    tenaga kerja berpengaruh nyata terhadap

    variabel pertumbuhan ekonomi di Indonesia

    dengan pengujian pada tingkat kepercayaan

    95 % ( = 5 %).

    3. Nilai koefisien determinasi (R) sebesar

    0,999 yang berarti bahwa variabel X1

    (ekspor), X2 (utang luar negeri), X3 (tenaga

    kerja) secara bersama-sama mampu

    memberikan penjelasan variasi pertumbuhan

    ekonomi di Indonesia sebesar 93,6 %

    sedangkan sisanya 6,4 % dijelaskan oleh

    variabel baru yang tidak disertakan dalam

    estimasi model.

    6.2 Saran

    Adapun saran dalam penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Untuk mempertahankan laju pertumbuhan

    ekonomi Indonesia, perlu diupayakan

    kebijakan yang menunjang kenaikan nilai

    tambah dari hasil produksi baik berupa

    barang dan jasa. Dengan demikian

    diharapkan dapat menambah dan

    meningkatkan pendapatan.

    2. Untuk meningkatkan kualitas tenaga

    kerja di Indonesia, perlu dirumuskan

    kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas

    Sumber Daya Manusia Indonesia misalnya

    melalui penambahan subsidi di bidang

    pendidikan, wajib belajar lebih dari 9 tahun,

    seta menggandeng pihak swasta melalui

    program CSR (Corporate Social

    Responsibility) untuk mengalokasikan

    sebagian dananya dalam penyelenggaraan

    beasiswa/sekolah gratis, pendirian Balai

    Latihan Kerja (BLK) yang merata untuk

    menciptakan tenaga kerja yang terampil dan

    mempunyai keahlian khusus.

    3. Perkembangan utang luar negeri harus

    diperhatikan agar tetap berada padaposisi

    normal dan menguntungkan pembangunan

    ekonomi bukan untuk menambah beban

    perekonomian di Indonesia. Sebab dalam

    jangka panjang utang luar negeri dapat

    merugikan perekonomian karena risikonya

    lebih besar.Kondisi perekonomian Indonesia

    yang masih rentan terhadap pengaruh dari

    luar, nilai kurs yang rupiah yang masih

    belum stabil menjadi alasan yang sangat

    penting dan harus dipertimbangkan oleh

    pemerintah dalam mengambil langkah

    melakukan pinjaman luar negeri.

    4. Pemerintah diharapkan dapat mendorong

    kegiatan ekspor di Indonesia dengan cara

    mengurangi ekonomi biaya tinggi,

    menyederhanakan perijinan dokumen

    ekspor, memperbaiki sarana dan prasarana

    sektor perdagangan, memperlancar arus

    distribusi barang serta meningkatkan

    pengamanan pasar dalam negeri sehingga

    pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat

    meningkat.

    5. Bagi akademisi yang bermaksud

    melakukan penelitian lebih lanjut,

    hendaknya dapat menambah variabel bebas

    lain yang relevan dengan pertumbuhan

    ekonomi, sehingga didapat informasi yang

    lebih akurat untuk meningkatkan

    pertumbuhan ekonomi.

    DAFTAR PUSTAKA

    Atmadja, Adwin Surya.2000. Utang Luar

    Negeri Pemerintah Indonesia :

    Perkembangan dan Dampaknya,

    Jakarta : UKP

    Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

    Penelitian Suatu Pendekatan

    Praktik. Cetakan Keempat

    Belas.Jakarta: Rineka Cipta.

  • Astanti, Ayu. 2015. “Analisis Kausalitas

    Antara Utang Luar Negeri dan

    Pertumbuhan Ekonomi di

    Indonesia.Universitas Jember

    Ayu, Nely. 2016. “Analisis Pengaruh

    Pendapatan, Defisit Anggaran

    Melalui Pengeluaran

    Domestik, Pelunasan Utang dan

    Libor terhadap Utang Luar Negeri.

    Universitas Hasanuddin.

    Bank Indonesia. 2008.Publikasi Laporan

    Tahunan Perekonomian

    Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan

    Ekonomi. BPFE

    Yogyakarta.Yogyakarta.

    Daniel Eka.2016.Pengaruh Utang Luar

    Negeri, Tenaga Kerja, Dan Ekspor,

    Terhadap Produk Domestik

    Bruto Di Indonesia Tahun1986 –

    201. Universitas Negeri Yogyakarta

    Jhingan, M.L. 2004.Ekonomi Pembangunan

    dan Perencanaan.PT Raja Grafindo

    Persada.Jakarta.

    Kusumosuwidho, sisdjatmo.1981.”Angkatan

    Kerja”,dalam FEUI.1981. Dasar-

    Dasar Demografi. Jakarta LDFE-UI

    Michael P Todaro. 2002. Pembangunan

    Ekonomi di Dunia Ketiga.

    Jakarta:Penerbit Erlangga.

    Nopirin. 2000. Ekonomi Internasional, Edisi

    Ketiga. Yogyakarta: BPFE

    Payaman, J Simanjuntak. 1998. Pengantar

    Ekonomi Sumber Daya Manusia.

    Jakarta: Penerbit FE UI.

    Ramadhani, Muhammad Adib. 2014.

    “Pengaruh Defisit Anggaran,

    Pengeluaran Pemerintah dan

    Hutang Luar Terhadap

    Pertumbuhan Ekonomi.E-Jurnal

    Universitas Brawijaya. 02 (01).

    Sadono Sukirno. 2008. Teori Mikro

    Ekonomi. Cetakan Keempat Belas.

    Rajawali Press: Jakarta

    Sugiyono.2011Metode Penelitian

    Bisnis.Cetakan Kelima Belas.

    Bandung:Alfabet

    Suharyadi & Purwanto.Statistika untuk

    Ekonomi . Ed. 2, Jakarta: Salemba

    Empat, 2011.

    Supriyanto.(2000). Strategi Pengelolaan

    dan Pengadaan Material Untuk

    Perusahaan.Jakarta : PT Elex Media

    Komputindo Kelompok Gramedia

    Suryana.2000. Ekonomi Pembangunan

    Problematika dan

    Pendekatan.Jakarta : Penerbit

    Salemba Empat.

    Tribroto. 2001. Kebijakan dan Pengelolaan

    Pinjaman Luar Negeri.

    Ulfa, Salawati. dan T Zulham. 2017.

    “Analisis Utang Luar Negeri dan

    Pertumbuhan Ekonomi: Kajian

    Faktor-Faktor yang

    Mempengaruhinya”.Jurnal Ilmiah

    Mahasiswa (JIM) Unsyiah.

    Widodo.1990. Indikator Perekonomian

    Indonesia. Jakarta: KANISIUS