Click here to load reader
Upload
vuongtram
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA
MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN
Lisa Anggraini
Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd.
Pembimbing II: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd.
E-mail: [email protected]
ABSTRACT: This study is aimed at describing grammatical errors that the
students made in their speaking during Freier Vortrag classes based on surface
strategy taxonomy. The data were collected using recording technique to be
analyzed and written using descriptive qualitative approach. The results show
that many grammatical errors are still found in the speaking of Offering-A
students of German Department, State University of Malang, during Freier
Vortrag classes. The errors comprise (1) omission, (2) addition, (3)
misformation, and (4) misordering.
Keywords: Errors, Grammatical, Speaking, Surface Strategy Taxonomy
ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk
kesalahan gramatika berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang dilakukan
mahasiswa dalam berbicara pada matakuliah Freier Vortrag. Data dikumpulkan
dengan menggunakan teknik rekam, untuk selanjutnya data dianalisis dan ditulis
dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat cukup banyak kesalahan gramatika yang
dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang
Offering A pada matakuliah Freier Vortrag. Kesalahan tersebut meliputi (1)
penghilangan (omission), (2) penambahan (addition), (3) salah formasi
(misformation), dan (4) salah susun (misordering).
Kata kunci: Kesalahan, Gramatika, Berbicara, Taksonomi Siasat Permukaan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi kehidupan manusia.
Agar dapat berkomunikasi dengan baik, manusia harus terampil dalam berbahasa.
Keterampilan berbicara sebagai bentuk dari keterampilan berbahasa lisan
mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, baik di
masyarakat maupun di dalam lingkungan pendidikan. Dalam pembelajaran
bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing, siswa atau
mahasiswa dituntut agar dapat berbicara. Namun demikian, berbahasa lisan itu
tidak mudah, terlebih jika berbicara dalam bahasa Asing, seperti bahasa Jerman.
Sehubungan dengan hal tersebut, keterampilan berbicara bahasa Jerman diajarkan
secara formal di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang pada beberapa
matakuliah, salah satunya adalah matakuliah Freier Vortrag. Berdasarkan fakta
yang terdapat dilapangan, masih ditemukan beberapa kesalahan gramatika yang
dilakukan oleh pembelajar dalam berbicara pada matakuliah Freier Vortrag.
Sehubungan dengan kesalahan gramatika yang dilakukan oleh mahasiswa,
sebaiknya dilakukan analisis terhadap kesalahan tersebut. Berkaitan dengan
analisis kesalahan, Dulay (dalam Tarigan, 1988:149) mengemukakan bahwa
menganalisis kesalahan-kesalahan dari perspektif siasat permukaan memberi
banyak harapan bagi para peneliti, terutama tentang hal-hal yang berkaitan
dengan pengenalan proses-proses kognitif yang mendasari rekonstruksi
pembelajar mengenai bahasa baru yang dipelajarinya. Dengan demikian, tujuan
dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan gramatika
berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam
berbicara pada matakuliah Freier Vortrag.
Taksonomi siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) merupakan
taksonomi kesalahan berbahasa yang menyoroti bagaimana cara struktur-struktur
permukaan berubah. Dalam proses pembelajaran, para pembelajar mungkin saja
melakukan kesalahan seperti (1) menghilangkan unsur bahasa yang penting, (2)
menambahkan sesuatu yang tidak perlu, (3) salah memformasikan unsur bahasa,
dan (4) salah menyusun unsur bahasa. Sehubungan dengan kesalahan yang
dilakukan oleh pembelajar bahasa, para peneliti telah mencatat bahwa unsur-unsur
permukaan suatu bahasa berubah dengan cara yang spesifik dan sistematis. Secara
garis besar, kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam taksonomi siasat permukaan
ini adalah (1) penghilangan (omission), (2) penambahan (addition), (3) salah
formasi (misformation), dan (4) salah susun (misordering) (Dulay, dalam Tarigan,
1988:148-158)
METODE
Pada penelitian ini digunakan rancangan deskriptif kualitatif. Sumber data
dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri
Malang angkatan 2008 yang sedang mengikuti matakuliah Freier Vortrag pada
tahun ajaran 2011-2012, yang berjumlah 13 mahasiswa, sedangkan data dalam
penelitian ini adalah ujaran yang mengandung kesalahan gramatika berdasarkan
taksonomi siasat permukaan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra
Jerman angkatan 2008 Universitas Negeri Malang pada saat berbicara dalam
mata kuliah Freier Vortrag.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik perekaman. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data adalah sebagai berikut. Peneliti menyiapkan alat perekam
data, kemudian masuk ke dalam kelas dan merekam atau mendokumentasikan
setiap kalimat yang diucapkan mahasiswa. Untuk selanjutnya, keseluruhan ujaran
tersebut ditranskripsikan ke lembar perekam data. Perekaman data dilakukan pada
beberapa kali pertemuan. Untuk memperoleh data, peneliti sebagai instrumen
utama dalam penelitian ini menggunakan instrumen bantuan, yaitu alat perekam
data.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
kualitatif. Analisis data dilakukan secara terus-menerus, sampai data yang
diperlukan dalam penelitian ini tercukupi. Langkah-langkah yang dilakukan
peneliti dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. (1) membaca hasil
transkripsi dari keseluruhan hasil rekaman, (2) mereduksi data, (3) member kode
pada data, (4) mengklasifikasikan data, dan (5) menganalisis data. Setelah data
diklasifikasi dan dianalisis, data dideskripsikan dengan cara membandingkan
kalimat-kalimat mahasiswa yang salah dengan konstruksi kalimat yang benar.
HASIL
Hasil analisis data dengan menggunakan taksonomi siasat permukaan
menunjukkan bahwa terdapat banyak kesalahan gramatika yang dilakukan oleh
sebagian besar mahasiswa Jurusan Sastra Jerman angkatan 2008 Offering A dalam
berbicara pada matakuliah Freier Vortrag. Kesalahan tersebut terdiri dari (1)
penghilangan (omission), (2) penambahan (addition), (3) salah formasi
(misformation), dan (4) salah susun (misordering). Adapun bentuk kesalahan-
kesalahan gramatika yang dilakukan mahasiswa dalam berbicara pada matakuliah
Freier Vortrag adalah sebagai berikut.
Penghilangan (Omission)
Pada kesalahan yang berupa penghilangan (omission) ditemukan data
berupa penghilangan (1) konjungsi, (2) kata kerja, dan (3) Preposisi. Kesalahan
penghilangan ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil mahasiswa yang mengikuti
matakuliah Freier Vortrag. Penambahan (Addition)
Pada kesalahan penambahan (addition) ditemukan beberapa kesalahan,
yang meliputi kesalahan penandaan ganda (double markings), kesalahan
regularisasi (regularizations), dan kesalahan penambahan sederhana. Pada
kesalahan penandaan ganda ditemukan kesalahan yang berhubungan dengan (1)
penggunaan unbestimmter Artikel yang terletak setelah preposisi yang diikuti oleh
Dativ dan (2) penggunaan Zahlwörter. Dalam kesalahan regularisasi ditemukan
kesalahan (1) derivasi yang berupa pembentukan kata sifat yang berasal dari kata
benda, (2) pengkonjugasian kata kerja “wissen”, dan (3) pembentukan kata kerja
pada kalimat yang di dalamnya terdapat Modalverben, sedangkan pada kesalahan
yang berupa penambahan sederhana, ditemukan kesalahan yang berhubungan
dengan (1) penggunaan 2 Verben yang sama dalam satu kalimat, (2) penggunaan 2
subjek yang merujuk pada Nomen yang sama dalam sebuah kalimat tunggal, dan
(3) penggunaan preposisi “zu” sebelum kata kerja bentuk infinitiv pada kalimat
yang mengandung “Modalverben”.
Salah Formasi (Misformation)
Pada kesalahan yang berupa salah formasi (misformation) ditemukan
banyak kesalahan yang meliputi kesalahan regularisasi (regularizations),
kesalahan bentuk arki (archi forms), dan kesalahan bentuk pengganti (alternating
forms).
Pada kesalahan regularisasi, ditemukan data dengan kesalahan yang
berhubungan dengan (1) pembentukan komparasi pada kata sifat “teuer”, dan (2)
pembentukan deklinasi Indefinitronomen “viel” untuk Nomen “Zeit”. Adapun
pada kesalahan bentuk arki ditemukan data dengan kesalahan yang berhubungan
dengan (1) deklinasi dari unbestimmter Artikel, (2) pembentukan
Demonstrativpronomen, dan (3) pembentukan kata benda jamak. Pada kesalahan
bentuk pengganti (alternating forms), ditemukan data dengan kesalahan yang
berhubungan dengan (1) pembentukan kalimat pasiv, (2) penggunaan W-Fragen,
dan (3) pembentukan Futur I.
Salah Susun (Misordering)
Pada kesalahan yang berupa salah susun (misordering) ditemukan cukup
banyak kesalahan. Pada kesalahan ini, ditemukan data yang berhubungan dengan
kesalahan (1) peletakan kata kerja pada kalimat pernyataan, (2) peletakan kata
kerja pada anak kalimat (Nebensatz), dan (3) peletakan kata kerja pada kalimat
yang mengandung konjungsi “dass”.
PEMBAHASAN
Seperti yang telah dibahas pada hasil penelitian, dalam penelitian ini
masih banyak ditemukan kesalahan gramatika yang dilakukan mahasiswa dalam
berbicara. Adapun bentuk kesalahan-kesalahan yang dianalisis berdasarkan
taksonomi siasat permukaan adalah sebagai berikut.
Penghilangan (Omission)
Salah satu bentuk kesalahan yang ditemukan pada kesalahan penghilangan
adalah kesalahan yang berupa penghilangan kata kerja. Kesalahan ini termasuk
kesalahan yang fatal dalam penyusunan kalimat bahasa Jerman. Dalam sebuah
kalimat, kata kerja mempunyai kedudukan sebagai predikat. Oleh karena itu,
kehadiran sebuah kata kerja sangat penting dalam kalimat. Hal ini sesuai dengan
yang disampaikan oleh Kohrs (1997: 16) yang menyatakan bahwa dalam kalimat
bahasa Jerman, kata kerja merupakan kata yang paling penting dari sebuah
kalimat. Dengan kata kerja, orang dapat menyatakan suatu tindakan, peristiwa,
dan keadaan yang dialami oleh subjek dalam kalimat. Sejalan dengan Kohrs,
Rudolf dan Hoberg (2008:43) juga menyatakan bahwa predikat merupakan inti
dari sebuah kalimat.
Penambahan (Addition)
Pada kesalahan penambahan, masih ditemukan beberapa kesalahan yang
berhubungan dengan penandaan ganda (Double Markings), regularisasi
(Regularizations) dan penambahan sederhana. Lebih rinci tentang bentuk
kesalahan tersebut, akan dijelaskan sebagai berikut.
Penandaan Ganda (Double Markings)
Bentuk kesalahan lain yang ditemukan dalam penandaan ganda adalah
kesalahan yang berhubungan dengan penggunaan Zahlwörter. Pada data tersebut
terdapat 2 Zahlwörter “eine” dan “viele” yang merujuk pada Nomen “Plätze”.
Pada data tersebut, kehadiran “eine” yang memiliki arti “sebuah”, sama sekali
tidak diperlukan, hal ini dikarenakan Nomen yang terdapat dalam kalimat tesebut
berbentuk jamak. Zahlwörter yang seharusnya digunakan pada data tersebut
adalah “viele”. Hal ini sejalan dengan pendapat Dreyer dan Schmitt (1991:190),
yang menyatakan bahwa pada kata benda jamak dapat digunakan Zahlwörter
sebagai pengganti unbestimmter Artikel, yaitu dengan cara menambahkan akhiran
“e”, seperti pada kata viele Blumen.
Regularisasi (Regularization)
Pada jenis kesalahan regularisasi, terdapat kesalahan yang berhubungan
dengan konjugasi kata kerja. Pada umumnya, konjugasi yang digunakan dalam
kata kerja untuk subjek “Ich” adalah “Stamm+e”. Hal tersebut dipertegas oleh
Hutabarat (2006:30), yang menyatakan bahwa kata kerja dalam bahasa Jerman
harus berubah bentuk jika dikombinasikan dengan subjek. Sejalan dengan
pernyataan yang disampaikan oleh Hutabarat, Bao (2008:31) juga memberikan
penjelasan tentang konjugasi kata kerja. Konjugasi kata kerja untuk subjek “ich”
adalah “Stamm+e”, konjugasi kata kerja untuk subjek “du” adalah “Stamm+st”,
konjugasi kata kerja untuk subjek “er, sie (Singular), es, dan ihr” adalah
“Stamm+t, dan konjugasi kata kerja untuk subjek “Sie, sie (Plural), dan wir”
adalah “Stamm+en”. Namun demikian, terdapat kata kerja tertentu yang cara
pengkonjugasiannya tidak mengikuti aturan, seperti yang terjadi pada kata kerja
“wissen”. Konjugasi untuk kata “wissen” pada ubjek “ich” bukan “wisse”, tapi
“weiβ”. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Luscher. Dalam bukunya,
Luscher (1975: 12) menjelaskan bahwa kata kerja “wissen” memiliki formulasi
yang berbeda dalam pengkonjugasiannya pada subjek tunggal. Konjugasi dari
kata kerja “wissen” untuk subjek “ich, er, dan sie ” adalah “weiβ”, sedangkan
untuk subjek “du” adalah “weiβt”.
Penambahan Sederhana
Pada kesalahan jenis penembahan sederhana juga ditemukan kesalahan
yang berhubungan dengan pembentukan kalimat dengan menggunakan
Modalverben. Pada kalimat tersebut, pembelajar menghadirkan preposisi “zu”
yang diletakkan sebelum kata kerja. Dalam kalimat yang tidak menggunakan
Modalverben, preposisi “zu” digunakan untuk memisahkan 2 kata kerja. Kata
kerja yang pertama diletakkan pada posisi ke 2, sedangkan kata kerja ke 2
diletakkan setelah preposisi “zu”. Namun demikian, preposisi “zu” tidak
dibutuhkan untuk memisahkan Modalverben yang terletak pada posisi ke 2 dan
kata kerja bentuk Infinitiv yang terletak pada posisi akhir. Dalam penggunaan
Modalverben, kata kerja diletakkan pada posisi akhir tanpa perlu mencantumkan
preposisi “zu”. Sehubungan dengan penggunaan Modalverben, Dreyer dan
Schmitt (1991:85) menyatakan bahwa pada penggunaannya dalam kalimat,
Modalverben membutuhkan kata kerja bentuk Infinitiv tanpa preposisi “zu”.
Terkait dengan kesalahan ini, pada penelitian terdahulu juga ditemukan kesalahan
yang sama, yaitu penggunaan preposisi “zu” yang diletakkan sebelum kata kerja
bentuk Infinitiv pada kalimat yang mengandung Modalverben. Sehubungan
dengan penggunaan preposisi “zu” pada kalimat yang mengandung Modalverben,
Mariyana (2004) menjelaskan tentang penyebab kesalahan tersebut, yaitu
dikarenakan ketidaktahuan pembelajar dalam pembentukan kalimat dengan atau
tanpa “zu”.
Salah Formasi (Misformation)
Kesalahan selanjutnya yang ditemukan dalam penelitian ini adalah
kesalahan jenis misformation. Kesalahan ini dikelompokkan menjadi 3 macam,
yaitu regularisasi, bentuk arki, dan bentuk pengganti. Lebih rinci tentang
kesalahan tersebut, dijelaskan sebagai berikut.
Regularisasi
Dalam kesalahan regularisasi, ditemukan kesalahan yang berhubungan
dengan pembentukan deklinasi komparatif dari kata sifat “teuer”. Cara yang lazim
digunakan dalam tata bahasa Jerman untuk pembentukan deklinasi komparatif
adalah dengan menambahkan akhiran “er” pada akhir kata sifat. Namun dalam
bahasa Jerman terdapat beberapa pengecualian dalam pembentukan deklinasi
komparatif . Sehubungan dengan komparasi ajektiva, Dreyer dan Schmitt
(1991:199) mengemukakan bahwa pembentukan komparasi ajektiva dilakukan
dengan manambahkan akhiran “er” pada akhir ajektiva. Lebih lanjut tentang
komparasi ajektiva, Dreyer dan Schmitt juga menjelaskan bahwa ajektiva yang
berakhiran “el” atau “er” mempunyai formulasi yang khusus, misalnya pada
ajektiva “dunkle” tidak menjadi “dunkeler” tetapi “dunkler”. Contoh lain, pada
ajektiva “teuer” tidak menjadi “teuerer”, tetapi “teurer”. Pada penelitian terdahulu
juga ditemukan kesalahan seperti ini. Berkaitan dengan hal tersebut, Mariyana
(2004) mengemukakan bahwa kesalahan pembentukan Komparatif “teurer”
disebabkan karena pembelajar tidak menguasai pembentukan kalimat komparatif
dan tidak menguasai aturan gramatika yang baik, sehingga kalimat yang
dihasilkan menjadi tidak benar.
Bentuk Arki (Archi-Forms)
Pada kesalahan bentuk arki, ditemukan kesalahan yang berhubungan
dengan deklinasi dari “unbestimmter Artikel” pada kasus Nominativ. Untuk
mendeklinasikan “unbestimmter Artikel”, kata benda yang terletak setelah
“unbestimmter Artikel” tersebut harus diperhatikan. Sehubungan dengan deklinasi
dari “unbestimmter Artikel” pada kalimat dengan kasus Nominativ, Dreyer dan
Schmitt (1991:190) memberikan contoh tentang deklinasi dari “unbestimmter
Artikel” pada kasus Nominativ. Bentuk “unbestimmter Artikel” dari kata benda
“Maskulin” adalah “ein”, bentuk “unbestimmter Artikel” dari kata benda
“Neutral” adalah “ein”, dan bentuk “unbestimmter Artikel” dari kata benda
“Feminin” adalah “eine”. Adapun kata benda jamak tidak memerlukan
“unbestimmter Artikel”, namun bisa diganti dengan angka atau Zahlwörter dengan
menambahkan akhiran “e”, seperti pada kata viele Blumen.
Bentuk Pengganti (Alternating Forms)
Pada jenis kesalahan bentuk pengganti, ditemukan kesalahan yang
berhubungan dengan pembentukan kalimat aktif dan pasif. Pada data yang telah
dianalisis, terdapat kalimat yang seharusnya berbentuk pasif tapi dibentuk aktif.
Kesalahan pembentukan kalimat ini juga mempengaruhi makna dari keseluruhan
kalimat. Bentuk pasif biasanya digunakan ketika seseorang ingin menekankan
objek yang sedang dibicarakan. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan
Luscher (1975: 34) yang menjelaskan tentang penggunaan bentuk pasiv, yaitu
bahwa subjek kalimat tidak terlalu berperan penting dalam kalimat tersebut.
Salah Susun (Misordering)
Kesalahan lain yang juga ditemukan oleh peneliti adalah kesalahan
misordering atau salah susun. Pada kesalahan ini, ditemukan cukup banyak
kesalahan yang berhubungan dengan peletakan kata kerja. Kebanyakan kesalahan
tersebut disebabkan oleh Inversion atau perubahan posisi subjek. Dalam kalimat
bahasa Jerman, subjek kalimat tidak harus diletakkan pada awal kalimat dan kata
kerja tidak selalu diletakkan di belakang subjek. Hal tersebut sejalan dengan
Khors (1997: 66), yang menyatakan bahwa pada kalimat pernyataan
(Aussagesatz), kata kerja selalu diletakkan pada posisi ke 2. Pada kalimat tanya
(Fragesatz) kata kerja diletakkan pada posisi pertama, jika menggunakan W-
Frage, maka kata kerja diletakkan di belakang W-Frage. Adapun kata kerja pada
kalimat perintah (Imperativ), diletakkan di awal kalimat atau pada posisi pertama.
PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dipaparkan kesimpuan
sebagai berikut. Hasil analisis data dengan menggunakan taksonomi siasat
permukaan dan hasil pembahasan menunjukkan bahwa masih banyak kesalahan
gramatika dalam berbicara yang dilakukan oleh sebagian besar mahasiswa sastra
Jerman angkatan 2008 Offering A pada matakuliah Freier Vortrag. Kesalahan
tersebut terdiri dari (1) penghilangan (omission), (2) penambahan (addition), (3)
salah formasi (misformation), dan (4) salah susun (misordering). Sehubungan
dengan kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam berbicara, adapun bentuk
kasalahan tersebut diuraikan sebagai berikut.
Pada kesalahan yang berupa penghilangan (omission) ditemukan data
berupa penghilangan (1) konjungsi, (2) kata kerja, dan (3) Preposisi. Kesalahan
penghilangan ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil mahasiswa yang mengikuti
matakuliah Freier Vortrag.
Pada kesalahan penandaan ganda ditemukan kesalahan yang berhubungan
dengan (1) penggunaan unbestimmter Artikel yang terletak setelah preposisi yang
diikuti oleh Dativ dan (2) penggunaan Zahlwörter. Dalam kesalahan regularisasi
ditemukan kesalahan (1) derivasi yang berupa pembentukan kata sifat yang
berasal dari kata benda, (2) penggonjugasian kata kerja “wissen”, dan (3)
pembentukan kata kerja pada kalimat yang didalamnya terdapat Modalverben,
sedangkan pada kesalahan yang berupa penambahan sederhana, ditemukan
kesalahan yang berhubungan dengan (1) penggunaan 2 Verben yang sama dalam
satu kalimat, (2) penggunaan 2 objek yang merujuk pada Nomen yang sama dalam
sebuah kalimat tunggal, dan (3) penggunaan preposisi “zu” sebelum kata kerja
bentuk infinitiv pada kalimat yang mengandung “Modalverben”.
Pada kesalahan yang berupa salah formasi (misformation) ditemukan
kesalahan yang mencakup kesalahan regularisasi (regularizations), kesalahan
bentuk arki (archi forms), dan kesalahan bentuk pengganti (alternating forms).
Dalam kesalahan regularisasi, ditemukan data dengan kesalahan yang
berhubungan dengan (1) pembentukan komparasi pada kata sifat “teuer”, dan (2)
pembentukan deklinasi Indefinitronomen “viel” untuk Nomen “Zeit”. Adapun
pada kesalahan bentuk arki ditemukan data dengan kesalahan yang berhubungan
dengan (1) deklinasi dari unbestimmter Artikel, (2) pembentukan
Demonstrativpronomen, dan (3) pembentukan kata benda jamak. Pada kesalahan
bentuk pengganti (alternating forms), ditemukan data dengan kesalahan yang
berhubungan dengan (1) pembentukan kalimat pasiv, (2) penggunaan W-Fragen,
dan (3) pembentukan Futur I.
Pada kesalahan yang berupa salah susun (misordering) ditemukan
ditemukan data yang berhubungan dengan kesalahan (1) peletakan kata kerja pada
kalimat pernyataan, (2) peletakan kata kerja pada anak kalimat (Nebensatz), dan
(3) peletakan kata kerja pada kalimat yang mengandung konjungsi “dass”.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diajukan adalah sebagai
berikut. Kepada mahasiswa disarankan untuk lebih banyak berlatih berbicara
dengan menggunakan bahasa Jerman dan lebih teliti dalam penggunaan gramatika
pada waktu berbicara dengan menggunakan bahasa Jerman. Dosen-dosen bahasa
Jerman juga disarankan memperbanyak latihan berbicara dalam perkuliahan
reguler. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti bentuk kesalahan
gramatika berdasarkan taksonomi siasat permukaan pada keterampilan lain, selain
keterampilan berbicara.
DAFTAR RUJUKAN
Bao, El-Dani. 2008. Agar Anda jago bahasa Jerman, Mengenal dan Memahami
Konjugasi (Perubahan Kata Kerja) Bahasa Jerman. Yogyakarta: DIVA
Press.
Dreyer, Hilke & Richard Schmitt. 1991. Lehr- und Übungsbuch der deutschen
Grammatik. München: Verlag für Deutsch.
Hutabarat, Mery Dahlia, dkk. 2006. Jung Bahan Ajar Bahasa Jerman untuk SMA
Kelas X. Bandung: Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia.
Kohrs, Peter. 1997. Deutsch Grammatik Pocket Teacher. Berlin: Cornelsen
Verlag Scriptor GmbH&Co. KG.
Luscher, Renate. 1975. Deutsch 2000. Grammatik der Moderne deutschen
Umgangsprache. München: Max Hueber Verlag.
Rudolf & Ursula Hoberg. 2008. Duden Deutsche Grammatik-Kurz Gefasst.
Zürich: Dudenverlag.
Tarigan. Henry Guntur & Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan
berbahasa. Bandung: Angkasa.
LEMBAR PERSETUJUAN
Artikel Jurnal oleh Lisa Anggraini ini
telah diperiksa dan disetujui.
Malang, 15 Mei 2012
Pembimbing I
Dra. Rosyidah, M.Pd
NIP 196008211985032001
Malang, 15 Mei 2012
Pembimbing II
Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd, M.Pd
NIP 197008012003122001
Malang, 15 Mei 2012
Mahasiswa
Lisa Anggraini
NIM 108241416344