9

Click here to load reader

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA

MAHASISWA JURUSAN SASTRA JERMAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BERDASARKAN TAKSONOMI SIASAT PERMUKAAN

Lisa Anggraini

Pembimbing I: Dra. Rosyidah M.Pd.

Pembimbing II: Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd., M.Pd.

E-mail: [email protected]

ABSTRACT: This study is aimed at describing grammatical errors that the

students made in their speaking during Freier Vortrag classes based on surface

strategy taxonomy. The data were collected using recording technique to be

analyzed and written using descriptive qualitative approach. The results show

that many grammatical errors are still found in the speaking of Offering-A

students of German Department, State University of Malang, during Freier

Vortrag classes. The errors comprise (1) omission, (2) addition, (3)

misformation, and (4) misordering.

Keywords: Errors, Grammatical, Speaking, Surface Strategy Taxonomy

ABSTRAK: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk

kesalahan gramatika berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang dilakukan

mahasiswa dalam berbicara pada matakuliah Freier Vortrag. Data dikumpulkan

dengan menggunakan teknik rekam, untuk selanjutnya data dianalisis dan ditulis

dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terdapat cukup banyak kesalahan gramatika yang

dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang

Offering A pada matakuliah Freier Vortrag. Kesalahan tersebut meliputi (1)

penghilangan (omission), (2) penambahan (addition), (3) salah formasi

(misformation), dan (4) salah susun (misordering).

Kata kunci: Kesalahan, Gramatika, Berbicara, Taksonomi Siasat Permukaan

Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi kehidupan manusia.

Agar dapat berkomunikasi dengan baik, manusia harus terampil dalam berbahasa.

Keterampilan berbicara sebagai bentuk dari keterampilan berbahasa lisan

mempunyai peran yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, baik di

masyarakat maupun di dalam lingkungan pendidikan. Dalam pembelajaran

bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing, siswa atau

mahasiswa dituntut agar dapat berbicara. Namun demikian, berbahasa lisan itu

tidak mudah, terlebih jika berbicara dalam bahasa Asing, seperti bahasa Jerman.

Sehubungan dengan hal tersebut, keterampilan berbicara bahasa Jerman diajarkan

secara formal di Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang pada beberapa

matakuliah, salah satunya adalah matakuliah Freier Vortrag. Berdasarkan fakta

Page 2: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

yang terdapat dilapangan, masih ditemukan beberapa kesalahan gramatika yang

dilakukan oleh pembelajar dalam berbicara pada matakuliah Freier Vortrag.

Sehubungan dengan kesalahan gramatika yang dilakukan oleh mahasiswa,

sebaiknya dilakukan analisis terhadap kesalahan tersebut. Berkaitan dengan

analisis kesalahan, Dulay (dalam Tarigan, 1988:149) mengemukakan bahwa

menganalisis kesalahan-kesalahan dari perspektif siasat permukaan memberi

banyak harapan bagi para peneliti, terutama tentang hal-hal yang berkaitan

dengan pengenalan proses-proses kognitif yang mendasari rekonstruksi

pembelajar mengenai bahasa baru yang dipelajarinya. Dengan demikian, tujuan

dari penelitian ini untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan gramatika

berdasarkan taksonomi siasat permukaan yang dilakukan oleh mahasiswa dalam

berbicara pada matakuliah Freier Vortrag.

Taksonomi siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) merupakan

taksonomi kesalahan berbahasa yang menyoroti bagaimana cara struktur-struktur

permukaan berubah. Dalam proses pembelajaran, para pembelajar mungkin saja

melakukan kesalahan seperti (1) menghilangkan unsur bahasa yang penting, (2)

menambahkan sesuatu yang tidak perlu, (3) salah memformasikan unsur bahasa,

dan (4) salah menyusun unsur bahasa. Sehubungan dengan kesalahan yang

dilakukan oleh pembelajar bahasa, para peneliti telah mencatat bahwa unsur-unsur

permukaan suatu bahasa berubah dengan cara yang spesifik dan sistematis. Secara

garis besar, kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam taksonomi siasat permukaan

ini adalah (1) penghilangan (omission), (2) penambahan (addition), (3) salah

formasi (misformation), dan (4) salah susun (misordering) (Dulay, dalam Tarigan,

1988:148-158)

METODE

Pada penelitian ini digunakan rancangan deskriptif kualitatif. Sumber data

dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri

Malang angkatan 2008 yang sedang mengikuti matakuliah Freier Vortrag pada

tahun ajaran 2011-2012, yang berjumlah 13 mahasiswa, sedangkan data dalam

penelitian ini adalah ujaran yang mengandung kesalahan gramatika berdasarkan

taksonomi siasat permukaan yang dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Sastra

Jerman angkatan 2008 Universitas Negeri Malang pada saat berbicara dalam

mata kuliah Freier Vortrag.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik perekaman. Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data adalah sebagai berikut. Peneliti menyiapkan alat perekam

data, kemudian masuk ke dalam kelas dan merekam atau mendokumentasikan

setiap kalimat yang diucapkan mahasiswa. Untuk selanjutnya, keseluruhan ujaran

tersebut ditranskripsikan ke lembar perekam data. Perekaman data dilakukan pada

beberapa kali pertemuan. Untuk memperoleh data, peneliti sebagai instrumen

utama dalam penelitian ini menggunakan instrumen bantuan, yaitu alat perekam

data.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif. Analisis data dilakukan secara terus-menerus, sampai data yang

diperlukan dalam penelitian ini tercukupi. Langkah-langkah yang dilakukan

peneliti dalam menganalisis data adalah sebagai berikut. (1) membaca hasil

transkripsi dari keseluruhan hasil rekaman, (2) mereduksi data, (3) member kode

Page 3: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

pada data, (4) mengklasifikasikan data, dan (5) menganalisis data. Setelah data

diklasifikasi dan dianalisis, data dideskripsikan dengan cara membandingkan

kalimat-kalimat mahasiswa yang salah dengan konstruksi kalimat yang benar.

HASIL

Hasil analisis data dengan menggunakan taksonomi siasat permukaan

menunjukkan bahwa terdapat banyak kesalahan gramatika yang dilakukan oleh

sebagian besar mahasiswa Jurusan Sastra Jerman angkatan 2008 Offering A dalam

berbicara pada matakuliah Freier Vortrag. Kesalahan tersebut terdiri dari (1)

penghilangan (omission), (2) penambahan (addition), (3) salah formasi

(misformation), dan (4) salah susun (misordering). Adapun bentuk kesalahan-

kesalahan gramatika yang dilakukan mahasiswa dalam berbicara pada matakuliah

Freier Vortrag adalah sebagai berikut.

Penghilangan (Omission)

Pada kesalahan yang berupa penghilangan (omission) ditemukan data

berupa penghilangan (1) konjungsi, (2) kata kerja, dan (3) Preposisi. Kesalahan

penghilangan ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil mahasiswa yang mengikuti

matakuliah Freier Vortrag. Penambahan (Addition)

Pada kesalahan penambahan (addition) ditemukan beberapa kesalahan,

yang meliputi kesalahan penandaan ganda (double markings), kesalahan

regularisasi (regularizations), dan kesalahan penambahan sederhana. Pada

kesalahan penandaan ganda ditemukan kesalahan yang berhubungan dengan (1)

penggunaan unbestimmter Artikel yang terletak setelah preposisi yang diikuti oleh

Dativ dan (2) penggunaan Zahlwörter. Dalam kesalahan regularisasi ditemukan

kesalahan (1) derivasi yang berupa pembentukan kata sifat yang berasal dari kata

benda, (2) pengkonjugasian kata kerja “wissen”, dan (3) pembentukan kata kerja

pada kalimat yang di dalamnya terdapat Modalverben, sedangkan pada kesalahan

yang berupa penambahan sederhana, ditemukan kesalahan yang berhubungan

dengan (1) penggunaan 2 Verben yang sama dalam satu kalimat, (2) penggunaan 2

subjek yang merujuk pada Nomen yang sama dalam sebuah kalimat tunggal, dan

(3) penggunaan preposisi “zu” sebelum kata kerja bentuk infinitiv pada kalimat

yang mengandung “Modalverben”.

Salah Formasi (Misformation)

Pada kesalahan yang berupa salah formasi (misformation) ditemukan

banyak kesalahan yang meliputi kesalahan regularisasi (regularizations),

kesalahan bentuk arki (archi forms), dan kesalahan bentuk pengganti (alternating

forms).

Pada kesalahan regularisasi, ditemukan data dengan kesalahan yang

berhubungan dengan (1) pembentukan komparasi pada kata sifat “teuer”, dan (2)

pembentukan deklinasi Indefinitronomen “viel” untuk Nomen “Zeit”. Adapun

pada kesalahan bentuk arki ditemukan data dengan kesalahan yang berhubungan

dengan (1) deklinasi dari unbestimmter Artikel, (2) pembentukan

Demonstrativpronomen, dan (3) pembentukan kata benda jamak. Pada kesalahan

bentuk pengganti (alternating forms), ditemukan data dengan kesalahan yang

berhubungan dengan (1) pembentukan kalimat pasiv, (2) penggunaan W-Fragen,

dan (3) pembentukan Futur I.

Page 4: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

Salah Susun (Misordering)

Pada kesalahan yang berupa salah susun (misordering) ditemukan cukup

banyak kesalahan. Pada kesalahan ini, ditemukan data yang berhubungan dengan

kesalahan (1) peletakan kata kerja pada kalimat pernyataan, (2) peletakan kata

kerja pada anak kalimat (Nebensatz), dan (3) peletakan kata kerja pada kalimat

yang mengandung konjungsi “dass”.

PEMBAHASAN

Seperti yang telah dibahas pada hasil penelitian, dalam penelitian ini

masih banyak ditemukan kesalahan gramatika yang dilakukan mahasiswa dalam

berbicara. Adapun bentuk kesalahan-kesalahan yang dianalisis berdasarkan

taksonomi siasat permukaan adalah sebagai berikut.

Penghilangan (Omission)

Salah satu bentuk kesalahan yang ditemukan pada kesalahan penghilangan

adalah kesalahan yang berupa penghilangan kata kerja. Kesalahan ini termasuk

kesalahan yang fatal dalam penyusunan kalimat bahasa Jerman. Dalam sebuah

kalimat, kata kerja mempunyai kedudukan sebagai predikat. Oleh karena itu,

kehadiran sebuah kata kerja sangat penting dalam kalimat. Hal ini sesuai dengan

yang disampaikan oleh Kohrs (1997: 16) yang menyatakan bahwa dalam kalimat

bahasa Jerman, kata kerja merupakan kata yang paling penting dari sebuah

kalimat. Dengan kata kerja, orang dapat menyatakan suatu tindakan, peristiwa,

dan keadaan yang dialami oleh subjek dalam kalimat. Sejalan dengan Kohrs,

Rudolf dan Hoberg (2008:43) juga menyatakan bahwa predikat merupakan inti

dari sebuah kalimat.

Penambahan (Addition)

Pada kesalahan penambahan, masih ditemukan beberapa kesalahan yang

berhubungan dengan penandaan ganda (Double Markings), regularisasi

(Regularizations) dan penambahan sederhana. Lebih rinci tentang bentuk

kesalahan tersebut, akan dijelaskan sebagai berikut.

Penandaan Ganda (Double Markings)

Bentuk kesalahan lain yang ditemukan dalam penandaan ganda adalah

kesalahan yang berhubungan dengan penggunaan Zahlwörter. Pada data tersebut

terdapat 2 Zahlwörter “eine” dan “viele” yang merujuk pada Nomen “Plätze”.

Pada data tersebut, kehadiran “eine” yang memiliki arti “sebuah”, sama sekali

tidak diperlukan, hal ini dikarenakan Nomen yang terdapat dalam kalimat tesebut

berbentuk jamak. Zahlwörter yang seharusnya digunakan pada data tersebut

adalah “viele”. Hal ini sejalan dengan pendapat Dreyer dan Schmitt (1991:190),

yang menyatakan bahwa pada kata benda jamak dapat digunakan Zahlwörter

sebagai pengganti unbestimmter Artikel, yaitu dengan cara menambahkan akhiran

“e”, seperti pada kata viele Blumen.

Regularisasi (Regularization)

Pada jenis kesalahan regularisasi, terdapat kesalahan yang berhubungan

dengan konjugasi kata kerja. Pada umumnya, konjugasi yang digunakan dalam

kata kerja untuk subjek “Ich” adalah “Stamm+e”. Hal tersebut dipertegas oleh

Hutabarat (2006:30), yang menyatakan bahwa kata kerja dalam bahasa Jerman

harus berubah bentuk jika dikombinasikan dengan subjek. Sejalan dengan

pernyataan yang disampaikan oleh Hutabarat, Bao (2008:31) juga memberikan

penjelasan tentang konjugasi kata kerja. Konjugasi kata kerja untuk subjek “ich”

Page 5: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

adalah “Stamm+e”, konjugasi kata kerja untuk subjek “du” adalah “Stamm+st”,

konjugasi kata kerja untuk subjek “er, sie (Singular), es, dan ihr” adalah

“Stamm+t, dan konjugasi kata kerja untuk subjek “Sie, sie (Plural), dan wir”

adalah “Stamm+en”. Namun demikian, terdapat kata kerja tertentu yang cara

pengkonjugasiannya tidak mengikuti aturan, seperti yang terjadi pada kata kerja

“wissen”. Konjugasi untuk kata “wissen” pada ubjek “ich” bukan “wisse”, tapi

“weiβ”. Hal tersebut sesuai dengan yang dijelaskan oleh Luscher. Dalam bukunya,

Luscher (1975: 12) menjelaskan bahwa kata kerja “wissen” memiliki formulasi

yang berbeda dalam pengkonjugasiannya pada subjek tunggal. Konjugasi dari

kata kerja “wissen” untuk subjek “ich, er, dan sie ” adalah “weiβ”, sedangkan

untuk subjek “du” adalah “weiβt”.

Penambahan Sederhana

Pada kesalahan jenis penembahan sederhana juga ditemukan kesalahan

yang berhubungan dengan pembentukan kalimat dengan menggunakan

Modalverben. Pada kalimat tersebut, pembelajar menghadirkan preposisi “zu”

yang diletakkan sebelum kata kerja. Dalam kalimat yang tidak menggunakan

Modalverben, preposisi “zu” digunakan untuk memisahkan 2 kata kerja. Kata

kerja yang pertama diletakkan pada posisi ke 2, sedangkan kata kerja ke 2

diletakkan setelah preposisi “zu”. Namun demikian, preposisi “zu” tidak

dibutuhkan untuk memisahkan Modalverben yang terletak pada posisi ke 2 dan

kata kerja bentuk Infinitiv yang terletak pada posisi akhir. Dalam penggunaan

Modalverben, kata kerja diletakkan pada posisi akhir tanpa perlu mencantumkan

preposisi “zu”. Sehubungan dengan penggunaan Modalverben, Dreyer dan

Schmitt (1991:85) menyatakan bahwa pada penggunaannya dalam kalimat,

Modalverben membutuhkan kata kerja bentuk Infinitiv tanpa preposisi “zu”.

Terkait dengan kesalahan ini, pada penelitian terdahulu juga ditemukan kesalahan

yang sama, yaitu penggunaan preposisi “zu” yang diletakkan sebelum kata kerja

bentuk Infinitiv pada kalimat yang mengandung Modalverben. Sehubungan

dengan penggunaan preposisi “zu” pada kalimat yang mengandung Modalverben,

Mariyana (2004) menjelaskan tentang penyebab kesalahan tersebut, yaitu

dikarenakan ketidaktahuan pembelajar dalam pembentukan kalimat dengan atau

tanpa “zu”.

Salah Formasi (Misformation)

Kesalahan selanjutnya yang ditemukan dalam penelitian ini adalah

kesalahan jenis misformation. Kesalahan ini dikelompokkan menjadi 3 macam,

yaitu regularisasi, bentuk arki, dan bentuk pengganti. Lebih rinci tentang

kesalahan tersebut, dijelaskan sebagai berikut.

Regularisasi

Dalam kesalahan regularisasi, ditemukan kesalahan yang berhubungan

dengan pembentukan deklinasi komparatif dari kata sifat “teuer”. Cara yang lazim

digunakan dalam tata bahasa Jerman untuk pembentukan deklinasi komparatif

adalah dengan menambahkan akhiran “er” pada akhir kata sifat. Namun dalam

bahasa Jerman terdapat beberapa pengecualian dalam pembentukan deklinasi

komparatif . Sehubungan dengan komparasi ajektiva, Dreyer dan Schmitt

(1991:199) mengemukakan bahwa pembentukan komparasi ajektiva dilakukan

dengan manambahkan akhiran “er” pada akhir ajektiva. Lebih lanjut tentang

komparasi ajektiva, Dreyer dan Schmitt juga menjelaskan bahwa ajektiva yang

berakhiran “el” atau “er” mempunyai formulasi yang khusus, misalnya pada

Page 6: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

ajektiva “dunkle” tidak menjadi “dunkeler” tetapi “dunkler”. Contoh lain, pada

ajektiva “teuer” tidak menjadi “teuerer”, tetapi “teurer”. Pada penelitian terdahulu

juga ditemukan kesalahan seperti ini. Berkaitan dengan hal tersebut, Mariyana

(2004) mengemukakan bahwa kesalahan pembentukan Komparatif “teurer”

disebabkan karena pembelajar tidak menguasai pembentukan kalimat komparatif

dan tidak menguasai aturan gramatika yang baik, sehingga kalimat yang

dihasilkan menjadi tidak benar.

Bentuk Arki (Archi-Forms)

Pada kesalahan bentuk arki, ditemukan kesalahan yang berhubungan

dengan deklinasi dari “unbestimmter Artikel” pada kasus Nominativ. Untuk

mendeklinasikan “unbestimmter Artikel”, kata benda yang terletak setelah

“unbestimmter Artikel” tersebut harus diperhatikan. Sehubungan dengan deklinasi

dari “unbestimmter Artikel” pada kalimat dengan kasus Nominativ, Dreyer dan

Schmitt (1991:190) memberikan contoh tentang deklinasi dari “unbestimmter

Artikel” pada kasus Nominativ. Bentuk “unbestimmter Artikel” dari kata benda

“Maskulin” adalah “ein”, bentuk “unbestimmter Artikel” dari kata benda

“Neutral” adalah “ein”, dan bentuk “unbestimmter Artikel” dari kata benda

“Feminin” adalah “eine”. Adapun kata benda jamak tidak memerlukan

“unbestimmter Artikel”, namun bisa diganti dengan angka atau Zahlwörter dengan

menambahkan akhiran “e”, seperti pada kata viele Blumen.

Bentuk Pengganti (Alternating Forms)

Pada jenis kesalahan bentuk pengganti, ditemukan kesalahan yang

berhubungan dengan pembentukan kalimat aktif dan pasif. Pada data yang telah

dianalisis, terdapat kalimat yang seharusnya berbentuk pasif tapi dibentuk aktif.

Kesalahan pembentukan kalimat ini juga mempengaruhi makna dari keseluruhan

kalimat. Bentuk pasif biasanya digunakan ketika seseorang ingin menekankan

objek yang sedang dibicarakan. Hal tersebut juga didukung oleh pernyataan

Luscher (1975: 34) yang menjelaskan tentang penggunaan bentuk pasiv, yaitu

bahwa subjek kalimat tidak terlalu berperan penting dalam kalimat tersebut.

Salah Susun (Misordering)

Kesalahan lain yang juga ditemukan oleh peneliti adalah kesalahan

misordering atau salah susun. Pada kesalahan ini, ditemukan cukup banyak

kesalahan yang berhubungan dengan peletakan kata kerja. Kebanyakan kesalahan

tersebut disebabkan oleh Inversion atau perubahan posisi subjek. Dalam kalimat

bahasa Jerman, subjek kalimat tidak harus diletakkan pada awal kalimat dan kata

kerja tidak selalu diletakkan di belakang subjek. Hal tersebut sejalan dengan

Khors (1997: 66), yang menyatakan bahwa pada kalimat pernyataan

(Aussagesatz), kata kerja selalu diletakkan pada posisi ke 2. Pada kalimat tanya

(Fragesatz) kata kerja diletakkan pada posisi pertama, jika menggunakan W-

Frage, maka kata kerja diletakkan di belakang W-Frage. Adapun kata kerja pada

kalimat perintah (Imperativ), diletakkan di awal kalimat atau pada posisi pertama.

PENUTUP

Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dipaparkan kesimpuan

sebagai berikut. Hasil analisis data dengan menggunakan taksonomi siasat

permukaan dan hasil pembahasan menunjukkan bahwa masih banyak kesalahan

gramatika dalam berbicara yang dilakukan oleh sebagian besar mahasiswa sastra

Page 7: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

Jerman angkatan 2008 Offering A pada matakuliah Freier Vortrag. Kesalahan

tersebut terdiri dari (1) penghilangan (omission), (2) penambahan (addition), (3)

salah formasi (misformation), dan (4) salah susun (misordering). Sehubungan

dengan kesalahan yang dilakukan mahasiswa dalam berbicara, adapun bentuk

kasalahan tersebut diuraikan sebagai berikut.

Pada kesalahan yang berupa penghilangan (omission) ditemukan data

berupa penghilangan (1) konjungsi, (2) kata kerja, dan (3) Preposisi. Kesalahan

penghilangan ini hanya dilakukan oleh sebagian kecil mahasiswa yang mengikuti

matakuliah Freier Vortrag.

Pada kesalahan penandaan ganda ditemukan kesalahan yang berhubungan

dengan (1) penggunaan unbestimmter Artikel yang terletak setelah preposisi yang

diikuti oleh Dativ dan (2) penggunaan Zahlwörter. Dalam kesalahan regularisasi

ditemukan kesalahan (1) derivasi yang berupa pembentukan kata sifat yang

berasal dari kata benda, (2) penggonjugasian kata kerja “wissen”, dan (3)

pembentukan kata kerja pada kalimat yang didalamnya terdapat Modalverben,

sedangkan pada kesalahan yang berupa penambahan sederhana, ditemukan

kesalahan yang berhubungan dengan (1) penggunaan 2 Verben yang sama dalam

satu kalimat, (2) penggunaan 2 objek yang merujuk pada Nomen yang sama dalam

sebuah kalimat tunggal, dan (3) penggunaan preposisi “zu” sebelum kata kerja

bentuk infinitiv pada kalimat yang mengandung “Modalverben”.

Pada kesalahan yang berupa salah formasi (misformation) ditemukan

kesalahan yang mencakup kesalahan regularisasi (regularizations), kesalahan

bentuk arki (archi forms), dan kesalahan bentuk pengganti (alternating forms).

Dalam kesalahan regularisasi, ditemukan data dengan kesalahan yang

berhubungan dengan (1) pembentukan komparasi pada kata sifat “teuer”, dan (2)

pembentukan deklinasi Indefinitronomen “viel” untuk Nomen “Zeit”. Adapun

pada kesalahan bentuk arki ditemukan data dengan kesalahan yang berhubungan

dengan (1) deklinasi dari unbestimmter Artikel, (2) pembentukan

Demonstrativpronomen, dan (3) pembentukan kata benda jamak. Pada kesalahan

bentuk pengganti (alternating forms), ditemukan data dengan kesalahan yang

berhubungan dengan (1) pembentukan kalimat pasiv, (2) penggunaan W-Fragen,

dan (3) pembentukan Futur I.

Pada kesalahan yang berupa salah susun (misordering) ditemukan

ditemukan data yang berhubungan dengan kesalahan (1) peletakan kata kerja pada

kalimat pernyataan, (2) peletakan kata kerja pada anak kalimat (Nebensatz), dan

(3) peletakan kata kerja pada kalimat yang mengandung konjungsi “dass”.

Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang diajukan adalah sebagai

berikut. Kepada mahasiswa disarankan untuk lebih banyak berlatih berbicara

dengan menggunakan bahasa Jerman dan lebih teliti dalam penggunaan gramatika

pada waktu berbicara dengan menggunakan bahasa Jerman. Dosen-dosen bahasa

Jerman juga disarankan memperbanyak latihan berbicara dalam perkuliahan

reguler. Peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti bentuk kesalahan

gramatika berdasarkan taksonomi siasat permukaan pada keterampilan lain, selain

keterampilan berbicara.

Page 8: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

DAFTAR RUJUKAN

Bao, El-Dani. 2008. Agar Anda jago bahasa Jerman, Mengenal dan Memahami

Konjugasi (Perubahan Kata Kerja) Bahasa Jerman. Yogyakarta: DIVA

Press.

Dreyer, Hilke & Richard Schmitt. 1991. Lehr- und Übungsbuch der deutschen

Grammatik. München: Verlag für Deutsch.

Hutabarat, Mery Dahlia, dkk. 2006. Jung Bahan Ajar Bahasa Jerman untuk SMA

Kelas X. Bandung: Ikatan Guru Bahasa Jerman Indonesia.

Kohrs, Peter. 1997. Deutsch Grammatik Pocket Teacher. Berlin: Cornelsen

Verlag Scriptor GmbH&Co. KG.

Luscher, Renate. 1975. Deutsch 2000. Grammatik der Moderne deutschen

Umgangsprache. München: Max Hueber Verlag.

Rudolf & Ursula Hoberg. 2008. Duden Deutsche Grammatik-Kurz Gefasst.

Zürich: Dudenverlag.

Tarigan. Henry Guntur & Djago Tarigan. 1988. Pengajaran Analisis Kesalahan

berbahasa. Bandung: Angkasa.

Page 9: ANALISIS KESALAHAN GRAMATIKA DALAM BERBICARA …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikel1022E278F310106DFC21C... · bahasa, khususnya pada keterampilan berbicara bahasa asing,

LEMBAR PERSETUJUAN

Artikel Jurnal oleh Lisa Anggraini ini

telah diperiksa dan disetujui.

Malang, 15 Mei 2012

Pembimbing I

Dra. Rosyidah, M.Pd

NIP 196008211985032001

Malang, 15 Mei 2012

Pembimbing II

Dewi Kartika Ardiyani, S.Pd, M.Pd

NIP 197008012003122001

Malang, 15 Mei 2012

Mahasiswa

Lisa Anggraini

NIM 108241416344