32
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN KARAKTERISTIK TATA KELOLA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Oleh : M. FIRMANSYAH FUAD AJI NUGROHO TRI JATMIKO WAHYU PRABOWO,SE.,M.Si.,Akt Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the Corporate Governance characteristic factors that influencing the disclosure of Corporate Social Responsibility (CSR) at the manufacturing corporate’s Annual Reports in Indonesia. The Corporate Governance characteristics that was applied in this research are Board of Commisioner Size, Board of Commisioner Independence, Audit Committee Independence, Concentrated Ownership, Managerial Ownership, Foreign Ownership, and Government Ownership. This research is a replication of prior research by Said et al. However, the difference is located at the variable used. The research does not use Duality as variable. The population on this research were all manufacturing firm’s listed in Indonesian Stock Exchanges (IDX) 2010. Total sample in this research were 122 firm’s that selected with purposive sampling. This research used Content Analysis method to analyze firm’s Annual Report. Data analyzed with test of classic assumption and examination of hypothesis with multiple linear regression method. Result of this research indicated that Board of Commisioner Size, Managerial Ownership, Foreign Ownership, and Government Ownership had a significant effect to CSR disclosure in Indonesia. Keywords: Corporate sosial responsibility (CSR), Characteristic of Corporate Governance, Board of Commisioner, Audit Committee, Ownership Structure.

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) DAN

KARAKTERISTIK TATA KELOLA PERUSAHAAN

PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

Oleh :

M. FIRMANSYAH FUAD AJI NUGROHO

TRI JATMIKO WAHYU PRABOWO,SE.,M.Si.,Akt

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro

ABSTRACT

The purpose of this research is to analyze the Corporate Governance

characteristic factors that influencing the disclosure of Corporate Social

Responsibility (CSR) at the manufacturing corporate’s Annual Reports in

Indonesia. The Corporate Governance characteristics that was applied in this

research are Board of Commisioner Size, Board of Commisioner Independence,

Audit Committee Independence, Concentrated Ownership, Managerial

Ownership, Foreign Ownership, and Government Ownership. This research is a

replication of prior research by Said et al. However, the difference is located at

the variable used. The research does not use Duality as variable.

The population on this research were all manufacturing firm’s listed in

Indonesian Stock Exchanges (IDX) 2010. Total sample in this research were 122

firm’s that selected with purposive sampling. This research used Content Analysis

method to analyze firm’s Annual Report. Data analyzed with test of classic

assumption and examination of hypothesis with multiple linear regression method.

Result of this research indicated that Board of Commisioner Size,

Managerial Ownership, Foreign Ownership, and Government Ownership had a

significant effect to CSR disclosure in Indonesia.

Keywords: Corporate sosial responsibility (CSR), Characteristic of Corporate

Governance, Board of Commisioner, Audit Committee, Ownership Structure.

Page 2: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

PENDAHULUAN

Beberapa tahun terakhir banyak perusahaan semakin menyadari betapa

penting penerapan program Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bagian

dari strategi bisnis perusahaan. Hal ini terjadi seiring dengan perkembangan pesat

sektor usaha sebagai akibat liberalisasi ekonomi. Semakin banyak pembahasan

mengenai perkembangan CSR merupakan konsekuensi logis dari good corporate

governance (GCG), di mana salah satu prinsip tersebut menyatakan bahwa

perusahaan perlu untuk memperhatikan para stakeholder sesuai dengan peraturan

yang ada serta menjalin kerjasama yang aktif dengan stakeholder tersebut agar

dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka panjang (OECD,

2004 dalam Mahatma, 2010).

Perkembangan konsep CSR tidak lepas dari kesadaran perusahaan bahwa

pelaksanaan serta pengungkapan CSR secara langsung maupun tidak langsung

akan memberikan hasil yang positif pada aspek keuangan perusahaan di masa

mendatang. Dengan demikian apabila perusahaan telah melaksanakan dan

mengungkapkan kegiatan CSR diharapkan keberlangsungan kegiatan perusahaan

akan terjamin. Dato‟Seri Najib Tun Razak (2004) dalam Said et al (2009)

menyatakan lebih lanjut bahwa CSR membantu meningkatkan kinerja finansial,

mempertahankan brand image dan berkontribusi pada market value perusahaan.

Oleh karena itu program CSR lebih tepat digolongkan sebagai investasi dan harus

merupakan strategi bisnis perusahaan.

penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara

pengungkapan corporate social responsibility (CSR) dengan karakteristik

corporate governance perusahaan pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini anatara lain ukuran dewan

komisaris, komisaris independen, anggota komite audit independen, konsentrasi

kepemilikan, proporsi saham yang dimiliki oleh eksekutif direksi, proporsi saham

yang dimiliki oleh kepemilikan asing, dan proporsi saham yang dimiliki oleh

pemerintah

Page 3: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

TELAAH PUSTAKA

Teori legitimasi didasarkan pada pengertian kontrak sosial yang di

implikasikan antara institusi sosial dan masyarakat (Ahmad dan Sulaiman, 2004).

Teori tersebut dibutuhkan oleh institusi-institusi untuk mencapai tujuan agar

kongruen dengan masyarakat luas. Menurut Gray et al (1996) dalam Ahmad dan

Sulaiman (2004) dasar pemikiran teori ini adalah organisasi atau perusahaan akan

terus berlanjut keberadaannya jika masyarakat menyadari bahwa organisasi

beroperasi untuk sistem nilai yang sepadan dengan sistem nilai masyarakat itu

sendiri. Teori legitimasi menganjurkan perusahaan untuk meyakinkan bahwa

aktivitas dan kinerjanya dapat diterima oleh masyarakat. Perusahaan

menggunakan laporan tahunan mereka untuk menggambarkan kesan tanggung

jawab lingkungan, sehingga mereka diterima oleh masyarakat. Dengan adanya

penerimaan dari masyarakat tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai

perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan. Hal tersebut dapat

mendorong atau membantu investor dalam melakukan pengambilan keputusan

investasi.

Stakeholder adalah semua pihak baik eksternal maupun internal yang

memiliki hubungan baik bersifat langsung maupun tidak langsung, dipengaruhi

maupun tidak dipengaruhi oleh perusahaan (Hadi, 2010). Dengan demikian,

stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti: pemerintah,

perusahaan-perusahaan asing, masyarakat sekitar, lingkungan internasional,

lembaga di luar perusahaan (LSM dan sejenisnya), lembaga pemerhati

lingkungan, para pekerja perusahaan, kaum minoritas dan lain sebagainya yang

keberadaanya sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perusahaan.

Teori agensi berkaitan dengan hubungan antara anggota dalam suatu

perusahaan yaitu manajer sebagai agen dengan stakeholder dan shareholder

sebagai prinsipal. Jensen dan Meckling (1976) dalam Sabrinna (2010)

menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer

dengan investor. Hubungan agency adalah dimana satu atau lebih orang

(principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk melaksanakan jasa atas nama

Page 4: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

mereka yang melibatkan pendelegasian wewenang pembuatan keputusan kepada

agen (Jensen dan Meckling, 1976 dalam Mulia, 2010).

CSR adalah sebuah konsep yang telah menarik perhatian dunia dan

mendapat perhatian dalam ekonomi global. Namun demikian, konsep CSR masih

belum seragam dengan pandangan yang masih beragam tentang kegunaan dan

aplikabilitas potensialnya (Jamali dan Mirshak, 2006 dalam Wesnia, 2008).

Konsep CSR yang cukup terkenal dan modelnya telah banyak di aplikasikan

adalah konsep CSR Carroll (1979) dan Wood (1991) dalam (Jamali dan Mirshak,

2006). Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan mekanisme bagi suatu

organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan

dan sosial kedalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholder, yang

melebihi tanggung jawab organisasi dibidang hukum (Darwin, 2004 dalam Mulia,

2010).

Menurut OECD corporate governance adalah sistem yang digunakan

untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan bisnis perusahaan. Corporate

governance mengatur pembagian tugas, hak dan kewajiban mereka yang

berkepentingan terhadap kehidupan perusahaan, termasuk pemegang saham,

dewan pengurus, para manajer, dan semua anggota the stakeholders non-

pemegang saham (Widuri dan Paramita, 2008 dalam Prasetiyo 2010

Sembiring (2005) melakukan penelitian terhadap faktor-faktor yang

mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan dalam laporan

tahunan perusahaan di Indonesia tahun 2002. Populasi dalam penelitian ini adalah

semua perusahaan yang tercatat (go-public) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) seperti

yang tercantum dalam Indonesian Capital Market Directory 2002. Hasil dari

penelitian ini adalah bahwa variabel size, profile, dan ukuran dewan komisaris

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab

sosial, sedangkan profitabilitas dan leverage mempunyai pengaruh yang tidak

signifikan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2006) bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana perusahaan menunjukan tanggung jawabnya terhadap

kepentingan sosial dengan memberikan informasi sosial serta faktor-faktor yang

Page 5: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengungkapkan informasi soisal di

dalam laporan keuangan tahunan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Data

penelitian ini adalah semua sektor perusahaan yang listing di BEI tahun 2000-

2004. Penelitian ini menggunakan varibel prosentase kepemilikan manajemen,

tingkat leverage, biaya politis dan profitabilitas. Hasil dari penelitian tersebut

menyimpulkan bahwa presentase kepemilikan manajemen dan tipe industri

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan dalam mengungkapkan

informasi sosial.

Machmud dan Djakman (2008) melakukan penelitian terhadap pengaruh

struktur kepemilikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial (CSR

Disclosure) dalam laopran tahunan pada perusahaan publik yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006. Populasi penelitian ini adalah seluruh

perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006 yang

berjumlah 107 perusahaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa struktur

kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan tanggung jawab

sosial yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2006. Penelitian ini juga menemukan bahwa kepemilikan

institusional tidak mempengaruhi luas pengungkapan tanggung jawab sosial

perusahaan dalam laporan tahunan.

Penelitian yang dilakukan oleh Said, et al (2009) bertujuan untuk menguji

hubungan antara CSR dan karakteristik Corporate Governance pada perusahaan

publik di Malaysia. Karakteristik Corporate Governance yang digunakan antara

lain ukuran dewan komisaris, direktur non-eksekutif independen, dualitas CEO,

komite audit, konsentrasi kepemilikan, kepemilikan manajerial, kepemilikan

asing, dan kepemilikan saham oleh pemerintah. Populasi penelitian ini adalah

seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Malaysia pada tahun

2006. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa hanya ada dua variabel yang

berpengaruh terhadap luas pengungkapan CSR di Malaysia yaitu kepemilikan

saham oleh pemerintah dan komite audit.

Rustiarini (2010) melakukan penelitian terhadap pengaruh pengungkapan

Corporate Social Responsibility pada nilai perusahaan, pengaruh Corporate

Page 6: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Governance yang di proksikan dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan

institusional, proporsi komisaris independen, dan jumlah anggota komite audit

pada nilai perusahaan serta pengaruh Corporate Governance pada hubungan

pengungkapan Corporate Social Responsibility dengan nilai perusahaan. Populasi

penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sampai tahun 2008. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa

pengungkapan CSR berpengaruh pada nilai perusahaan, begitu pula dengan

Corporate governace berpengaruh kepada nilai perusahaan .

Berdasarkan tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, peneliti

mengindikasikan faktor-faktor corporate governance yang digunakan antara lain

ukuran dewan komisaris, dewan komisaris independen, komite audit independen,

konsentrasi kepemilikan, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan

kepemilikan saham oleh pemerintah sebagai variabel independen penelitian serta

ukuran perusahaan (total assets) dan profitabilitas (ROE dan ROA) sebagai

variabel kontrol.

A. Hubungan Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan CSR

Menurut Wardhani (2006) kesuksesan perusahaan akan sangat ditentukan

oleh keputusan atau strategi yang diambil oleh perusahaan. Dewan memegang

peranan yang sangat signifikan bahkan peran yang utama dalam penentuan

strategi perusahaan tersebut. Indonesia merupakan negara yang menggunakan

konsep two tier, di mana dewan terdiri dari dewan direksi dan dewan komisaris.

Dewan Komisaris merupakan suatu mekanisme untuk mengawasi dan

untuk memberikan petunjuk dan arahan pada pengelola perusahaan atau pihak

manajemen. Dalam hal ini manajemen bertanggung jawab untuk meningkatkan

efisiensi dan daya saing perusahaan, sedangkan Dewan Komisaris bertanggung

jawab untuk mengawasi manajemen (FCGI, 2002).

Beberapa penelitian menunjukan adanya hubungan positif antara ukuran

Dewan Komisaris dengan tingkat pengungkapan informasi sosial oleh perusahaan.

Hasil pnelitian Sembiring (2005) dan Sulastini 2007) menemukan adanya

hubungan positif yang signifikan antara ukuran Dewan komisaris dengan

pengungkapan CSR di Indonesia. Hal ini berarti semakin banyak anggota Dewan

Page 7: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Komisaris dalam suatu perusahaan maka monitoring akan berjalan dengan baik

dan pengungkapan tanggun jawab sosial yang dibuat perusahaan akan semakin

luas (Waryanto, 2010).

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajaukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H1 = Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap

luas pengungkapan CSR

B. Hubungan Komisaris Independen dengan Pengungkapan CSR

Menurut Wardhani (2006) salah satu permasalahan dalam penerapan

Corporate Governance adalah adanya CEO yang memilki kekuatan yang lebih

besar dibandingkan dengan dewan komisaris. Padahal fungsi dari dewan

komisaris ini adalah untuk mengawasi kinerja dari Dewan Direksi yang dipimpin

CEO tersebut. Efektifitas Dewan Komisaris dalam menyeimbangkan kekuatan

CEO tersebut sangat dipengaruhi oleh tingkat Independensi Dewan Komisaris

tersebut (Lorsch, 1989; Mizruchi, 1983; Zahra & Pearce, 1989).

Penelitian Agrawal dan Knoeber (1996); Baysinger dan Butler (1985)

dalam Rahman dan Ali (2006) menemukan bahwa dengan adanya Dewan

Komisaris Independen, pengelolaan perusahaan lebih efektif dan dapat

meningkatkan kinerja perusahaan. Apabila jumlah Komisaris Independen semakin

besar atau dominan, hal ini dapat memberikan power kepada Dewan Komisaris

untuk menekan Manajemen untuk meningkatkan kualitas pengungkapan

perusahaan (Haniffa dan Cooke, 2002 dalam Waryanto, 2010).

Berdasarkan uaraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

H2 = Independensi Dewan Komisaris berpengaruh positif

terhadap luas pengungkapan CSR

C. Hubungan Proporsi Komite Audit Independen dengan pengungkapan

CSR

Page 8: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Menurut Wawo (2010) komite audit merupakan badan yang dibentuk

dewan direksi untuk mengaudit opearsi dan keadaan. Badan ini bertugas memilih

dan menilai kinerja perusahaan dan kantor akuntan publik. Komite audit adalah

suatu badan yang dibentuk didalam perusahaan klien yang bertugas untuk

memelihara independensi akuntan pemeriksa terhadap manajemen.

Lebih lanjut menurut Wawo (2010) komite audit berfungsi untuk

memberikan pandangan mengenai maslah-masalah yang berhubungan dengan

kebijakan keuangan, akuntansi dan pengendalian intern. Tujuan pembentukan

komite audit (KNKG 2006) adalah: Memastikan laporan keuangan yang

dikeluarkan tidak menyesatkan dan sesuai dengan prktik akuntansi yang berlaku

umum, memastikan bahwa internal kontrolnya memadai, menindak lanjut dugaan

terhadap adanya penyimpangan yang material di bidang keuangan dan impliasi

hukumnya dan merekomendasikan seleksi auditor eksternal.

Collier (1993) dalam Nasir dan Abdullah (2004) dalam Waryanto (2010)

menyatakan bahwa keberadaan komite audit membantu menjamin penungkapan

dan sistem pengendalian akan berjalan dengan baik. Dengan demikian,

diharapkan dengan ukuran komite audit yang semakin besar, maka pengawasan

yang dilakukan akan semakin baik dan kualitas pengungkapan informasi sosial

yang dilakukan perusahaan semakin meningkat atau semkin luas.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H3 = Proporsi Komite Audit Independen berpengaruh positif

terhadap luas pengungkapan CSR

D. Hubungan Konsentrasi Kepemilikan dengan Pengungkapan CSR

Penelitian atas konsentrasi kepemilikan menunjukan bahwa kepemilikan

perusahaan di Asia timur termasuk Indonesia ditemukan cenderung terkonsentrasi

(Claessens et al., 2000 dan 2002 dalam Wawo, 2010). La porta et al., (1999 dan

2002) menemukan bahwa struktur kepemilikan yang terkonsentrasi terjadi di

negara-negara tingkat Corporate Governance rendah. Tingkat konsentrasi

kepemilikan perusahaan di Indonesia dapat mempengaruhi kinerja komisaris

Page 9: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

independen dan komite audit dalam melakukan pengawasan terhadap perusahaan.

Siregar (2007) menunjukan bahwa konsentrasi kepemilikan pisah batas 10%,

20%, 30%, 40% dan 50% berpengaruh negatif terhadap keputusan deviden

perusahaan.

Menurut Yu dan Shao (2007) dalam Waryanto (2010) struktur

kepemilikan yang terkonsentrasi merupakan cara efektif untuk menurunkan biaya

agensi dan melakukan proses monitoring dengan baik. Dengan kepemilikan

saham yang terkonsentrasi, maka pemegang saham dapat mengimbangi informasi

yang dimiliki oleh manajer. Dengan kata lain proses monitoring dari pihak

pemegang saham terhadap manajemen dapat berjalan dengan baik dan tindakan

oportunis manajemen untuk menyembunyikan informasi akan bekurang. Dengan

demikian dapat mendorong pengungkapan CSR secara lebih luas.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H4 = Konsentrasi Kepemilikan berpengaruh positif terhadap

luas pengungkapan CSR

E. Hubungan Kepemilikan Manajerial dengan Pengungkapan CSR

Faisal (2004), Wahidawati (2001), Born (1988) dalam Junaidi (2006)

dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) menyatakan bahwa kepemilikan manajemen

adalah persentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh direksi, manajer dan

dewan komisaris. Dengan adanya kepemilikan manajemen dalam sebuah

perusahaan akan menimbulkan dugaan yang menarik bahwa nilai perusahaan

meningkat sebagai akibat kepemilikan manajemen yang meningkat.

Jensen & Meckling (1976) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008)

menganalisis bagaimana nilai perusahaan dipengaruhi oleh distribusi kepemilikan

antara pihak manajer yang menikmati manfaat dan pihak luar yang tidak

menikmati manfaat. Dalam kerangka ini, peningkatan kepemilikan manajemen

akan mengurangi agency difficulties melalui pengurangan insentif untuk

mengkonsumsi manfaat/keuntungan dan mengambil alih kekayaan pemegang

Page 10: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

saham. Pengurangan ini sangat potensial dalam misalokasi resources, yang pada

gilirannya untuk peningkatan nilai perusahaan.

Menurut Anggraini (2006) semakin besar kepemilikan manajerial di dalam

perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam memaksimalkan

nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan menjadi lebih

rendah. Manajer perusahaan akan berusaha mengungkapkan informasi sosial

dalam rangka meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus mengorbankan

sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray, et al. 1998).

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H5 = Kepemilikan Manajerial berpengaruh negatif terhadap

luas pengungkapan CSR

F. Hubungan Kepemilikan Asing dengan Pengungkapan CSR

Perusahaan multinasional atau dengan kepemilikan asing utamanya

melihat keuntungan legitimasi berasal dari para stakeholrder-nya dimana secara

tipikal berdasarkan atas home market (pasar tempat beroperasi) yang dapat

memberikan eksistensi yang tinggi dalam jangka panjang (Suchman, 1995 dalam

Barkemeyer, 2007 dalam dalam Machmud dan Djakman 2008 ). Lebih lanjut

menurut dalam Machmud dan Djakman (2008) pengungkapan tanggung jawab

sosial merupakan salah satu media yang dipilih untuk memperlihatkan kepedulian

perusahaan terhadap masyarakat di sekitarnya. Dengan kata lain, apabila

perusahaan memiliki kontrak dengan foreign stakeholders baik dalam ownership

dan trade, maka perusahaan akan lebih didukung dalam melakukan pengungkapan

tanggung jawab sosial.

Penelitian Tanimoto dan Suzuki (2005) dalam Machmud dan Djakman

(2008) melihat luas adopsi GRI (Global Reporting Initiative) dalam laporan

tanggung jawab sosial pada perusahaan publik di Jepang, membuktikan bahwa

kepemilikan asing pada perusahaan publik di Jepang menjadi faktor pendorong

terhadap adopsi GRI dalam pengungkapan tanggung jawab sosial. Abdul Samad

(2002) dan Haniffa dan Cooke (2005) dalam Said et.al (2009) juga menemukan

Page 11: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

hasil yang signifikan antara pengaruh kepemilikan saham asing (foreign

ownership) dengan pengungkapan CSR.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H6 = Kepemilikan Asing berpengaruh positif terhadap luas

pengungkapan CSR

G. Hubungan Kepemilikan Saham oleh Pemerintah dengan Pengungkapan

CSR

Menurut Said et.al (2009) intervensi pemerintah dapat mengakibatkan

tekanan bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi tambahan karena

pemerintah adalah entitas yang dipercaya oleh publik. Eng dan Mak (2003)

menemukan bahwa kepemilikan pemerintah terkait dengan pengungkapan

sukarela meningkat. Mohd Nasir dan Abdullah (2004) lebih lanjut menemukan

bahwa tingkat kepemilikan pemerintah yang relevan mempengaruhi jumlah

pengungkapan sukarela. Diperkirakan bahwa kepemilikan saham pemerintah akan

mengakibatkan pengungkapan yang lebih besar tanggung jawab sosial

perusahaan, karena pemerintah harus mempromosikan transparansi di antara

perusahaan publik.

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

H7 = Kepemilikan saham oleh Pemerintah berpengaruh

positif terhadap luas pengungkapan CSR

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapa tiga variabel yaitu, variabel dependen, variabel

independen, dan variabel kontrol. Variabel independen terdiri dari ukuran dewan

komisaris, dewan komisaris independen, komite audit independen, konsentrasi

kepemilikan, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan kepemilikan

pemerintah. Variabel dependen yang digunakan adalah luas pengungkapan

Page 12: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

corporate social responsibility. Sedangkan variabel kontrol yang digunakan

adalah ukuran perusaahaan (total assets) dan profitabilitas (ROE dan ROA).

Ukuran Dewan Komisaris yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

jumlah seluruh anggota dewan komisaris yang ada dalam perusahaan. Hal tersebut

dapat dihitung dengan menghitung jumlah anggota dewan komisaris perusahaan

yang disebutkan dalam laporan tahunan.

Dewan Komisaris Independen merupakan rasio antara jumlah komisaris

yang berasal dari luar perusahaan (komisaris independen) atau tidak berasal dari

pihak yang terafiliasi terhadap total anggota dewan komisaris perusahaan.

Komite Audit Independen merupakan rasio antara anggota Komite Audit

yang berasal dari luar perusahaan atau tidak berasal dari pihak yang terafiliasi

terhadap total anggota Komite Audit.

Konsentrasi Kepemilikan merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh

sepuluh besar pemegang saham terhadap jumlah total saham yang beredar.

Kepemilikan Manajerial merupakan presentase jumlah saham yang

dimiliki oleh manajemen perusahaan terhadap jumlah total saham yang beredar.

Kepemilikan Asing merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh investor

asing, baik perorangan maupun lembaga.

Kepemilikan Pemerintah merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh

pemerintah.

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan.

Ukuran Perusahaan diukur berdasarkan total aset yang dimiliki oleh perusahaan

yang dilaporkan dalam laporan tahunan.

Profitabilitas diartikan sebagai kemampuan perusahaaan untuk

menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham

(Fahrizqi, 2010). Varibel profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah

ROE dan ROA sebagaimana telah dilakukan dalam penelitian Said, et al. (2009).

ROE dan ROA dipilih karena merupakan rasio yang dapat menggambarkan

kemampuan profitabilitas perusahaan.

Penentuan Sampel

Page 13: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan manufaktur

yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010. Perusahaan

manufaktur dipilih karena merupakan perusahaan yang memiliki dampak secara

langsung terhadap lingkungan fisik maupun sosial dibandingkan dengan

perusahaan sektor keuangan dan jumlah populasi yang cukup besar. Metode

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling dengan tujuan mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan

kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel

adalah sebagai berikut

1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan sahamnya

aktif diperdagangkan selama tahun 2010.

2. Perusahaan tersebut menerbitkan annual report periode tahun 2010.

3. Perusahaan mengungkapkan informasi yang lengkap berkaitan dengan

variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Metode Analisis

Analisis Regresi beganda digunakan untuk menguji pengaruh dua atau

lebih variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berganda

dalam penelitian ini digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu

ukuran dewan komisaris, independensi dewan komisaris, independensi komite

audit, konsentrasi kepemilikan, kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan

kepemilikan pemerintah terhadap variabel dependen pengungkapan tanggung

jawab sosial perusahaan. Model regresi yang dikembangkan untuk menguji

hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

CSD = β0 + β1UDK + β2IDK + β3IKA + β4KK + β5KM +β6KA + β7KP +

β8ROA + β9ROE + β10TA + è

Keterangan :

CSD = indeks pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

β0 = intercept

β = koefisien regresi model

β1UDK = ukuran dewan komisaris

Page 14: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

β2IDK = dewan komisaris independen

β3IKA = komite audit independen

β4KK = konsentrasi kepemilikan

β5KM = kepemilikan manajemen

β6KA = kepemilikan asing

β7KP = kepemilikan pemerintah

β8ROA = return on asset

β9ROE = return on equity

β10TA = total asset

è = error term

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Sampel Penelitian

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah semua perusahaan

manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010. Sektor

manufaktur dipilih karena sektor ini memiliki jumlah perusahaan yang listing

paling banyak dibandingkan sektor usaha lain. Selain itu, pemilihan perusahaan

manufaktur dikarenakan sektor ini merupakan sektor dengan cakupan stakeholder

yang luas sehingga perlu mengungkapkan informasi sosial.

Dalam penelitian ini objek penelitian dipilih dengan metode purposive

sampling dengan menggunakan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Berdasarkan metode pengambilan sampel tersebut diperoleh 122 perusahaan

manufaktur. Perusahaan yang listing di BEI tahun 2010 berjumlah 402,

Perusahaan yang mencantumkan annual report di website BEI bulan Juli 2011

berjumlah 224, Perusahaan yang tidak mencantumkan annual report berjumlah

178, Perusahaan non-manufaktur berjumlah 59, Data tidak sesuai kriteria

berjumlah 43.

Analisis Deskripsi Variabel

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang

dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum,

sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2006).

Page 15: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Tabel analisis statistik deskriptif menggambarkan deskripsi variabel-

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Minimum adalah nilai terkecil dari

suatu rangkaian pengamatan, maksimum adalah nilai terbesar dari suatu rangkaian

pengamatan, mean (rata-rata) adalah hasil penjumlahan nilai seluruh data dibagi

dengan banyaknya data, sementara standar deviasi adalah akar dari jumlah kuadrat

dari selisih nilai data dengan rata-rata dibagi dengan banyaknya data.

Variabel ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset menunjukkan

rata-rata sebesar Rp 14.397.320,83 juta. Nilai minimum menunjukkan sebesar Rp

1.364,00 juta dan nilai maksimum menunjukkan sebesar Rp665.114.384,00 juta.

Aset yang semakin besar menunjukkan lebih banyaknya sumber-sumber aset yang

dimiliki perusahaan, sehingga dimungkinkan akan menambah sumber-sumber

pengungkapan yang dapat diberikan perusahaan. Karena data total aset dari

sampel perusahaan memiliki variasi yang sangat besar (standar deviasi yang

besar), maka data ukuran perusahaan dan sebagaimana pada penelitian terdahulu,

selanjutnya variabel ukuran perusahaan akan disajikan dalam bentuk transformasi

logaritma natural dari total aset.

Jumlah ukuran dewan komisaris dari perusahaan-perusahaan sampel

diperoleh rata-rata sebesar 5,19. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata dewan

komisaris perusahaan sampel berjumlah 5 orang. Keberadaan dewan komisaris

dapat mengontrol manajemen. Jumlah ukuran dewan komisaris terkecil adalah

sebanyak 2 orang dan terbesar adalah 10 orang.

Jumlah dewan komisaris Independen dari perusahaan-perusahaan sampel

diperoleh rata-rata sebesar 42.2295%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

proporsi dewan komisaris independen perusahaan sampel berjumlah 42.2% dari

total seluruh anggota dewan komisaris perusahaan. Keberadaan dewan komisaris

independen dapat mengontrol manajemen secara lebih baik serta mengawasi

kinerja dewan komisaris yang lain. Jumlah proporsi ukuran dewan komisaris

independen terkecil adalah sebanyak 20.00% dan terbesar adalah 100.00%.

Jumlah komite audit independen dari perusahaan-perusahaan sampel

diperoleh rata-rata sebesar 48.5164%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

proporsi komite audit independen perusahaan sampel berjumlah 48.5% dari total

Page 16: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

seluruh anggota komite audit perusahaan. Komite audit berperan dalam

melakukan pengawasan dengan mengkaji laopran keuangan perseroan, sistem

pengendalian internal, proses dan temuan internal audit, kepatuhan perseroan pada

undang-undang dan peraturan yang berlaku, kode etik dan inisiatif manajemen

risiko perseroan. Jumlah proporsi komite audit independen terkecil adalah

sebanyak 33.00% dan terbesar adalah 100.00%.

Jumlah konsentrasi kepemilikan dari perusahaan-perusahaan sampel

diperoleh rata-rata sebesar 67.6415%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

konsentrasi kepemilikan saham yang dimiliki sepuluh besar pemegang saham

perusahaan sampel berjumlah 67.6% dari total seluruh saham yang beredar dan

dimiliki oleh masyarakat. Konsentrasi kepemilikan mengindikasikan sebagian

besar saham perusahaan sampel yang diperjual belikan di bursa dimiliki oleh

pemegang saham mayoritas perusahaan sehingga memiliki suara yang kuat dalam

mekanisme tata kelola perusahaan itu sendiri. Jumlah konsentrasi kepemilikan

terkecil adalah 0.00% dan terbesar adalah 100%.

Jumlah kepemilikan manajerial dari perusahaan-perusahaan sampel

diperoleh rata-rata sebesar 3.0082%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan sampel berjumlah

3.00% dari total seluruh saham yang beredar dan dimiliki oleh masyarakat.

Kepemilikan mengindikasikan sebagian kecil saham perusahaan sampel yang

diperjual belikan di bursa dimiliki oleh manajemen perusahaan seperti komisaris

perusahaan, direktur, dan anggota komite audit. Jumlah kepemilikan manajerial

terkecil adalah 0.00% dan terbesar adalah 52.00%.

Jumlah kepemilikan asing dari perusahaan-perusahaan sampel diperoleh

rata-rata sebesar 19.5464%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kepemilikan

saham yang dimiliki perusahaan atau investor asing perusahaan sampel berjumlah

19.5% dari total seluruh saham yang beredar dan dimiliki oleh masyarakat.

Kepemilikan asing mengindikasikan sebagian besar saham perusahaan sampel

yang diperjual belikan di bursa dimiliki oleh pemegang saham asing. Jumlah

kepemilikan asing terkecil adalah 0.00% dan terbesar adalah 95.31%.

Page 17: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Jumlah kepemilikan pemeritah dari perusahaan-perusahaan sampel

diperoleh rata-rata sebesar 3.6510%. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata

konsentrasi kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemerintah pada perusahaan

sampel berjumlah 3.6% dari total seluruh saham yang beredar dan dimiliki oleh

masyarakat. Kepemilikan pemerintah mengindikasikan sebagian kecil saham

perusahaan sampel yang diperjual belikan di bursa dimiliki oleh pemerintah.

Perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah adalah perusahaan Badan

Usaha Milik Negara (BUMN). Jumlah kepemilikan pemerintah terkecil adalah

0.00% dan terbesar adalah 100%.

Variabel profitabilitas dari perusahaan-perusahaan sampel yang diukur

dengan ROA dan ROE diperoleh rata-rata sebesar 6.8033%. Hal ini berarti bahwa

rata-rata perusahaan sampel mampu menghasilkan laba bersih berjumlah 6.8%

dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan. Nilai profitabilitas minimum

diperoleh sebesar -75% atau terdapat kerugian hingga 75% dari total aset yang

dimiliki oleh perusahaan.

Indeks pengungkapan CSR yang diukur dengn 5 item pengungkapan

diperoleh rata-rata sebesar 2.39. hal ini berarti bahwa dalam satu periode annual

report, perusahaan telah mengungkapkan sebanyak 2 hingga 3 item dalam annual

report mengenai pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan. Indeks

perusahaan terkecil sebesar 0 atau 0% dan indeks penggungkapan terbesar 5 atau

100%.

Uji Hipotesis dan Pembahasan

Analisis linier berganda digunakan untuk mendapat koefisien regresi yang

akan menentukan apakah hipotesis yang dibuat akan diterima atau ditolak. Atas

dasar hasil analisis regresi dengan menggunakan sebesar tingkat signifikansi

sebesar 5% diperoleh persamaan sebagai berikut :

CSR = 2.085 + 0.195 UDK – 0.006 IDK – 0.03 KA – 0.05 KK + 0.18

KM + 0.05 KA + 0.05 KP + 1.141E-9 TA + 0.002 PR + e

Hasil persamaan menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan,

kepemilikan manajemen, kepemilikan asing, kepemilikan pemerintah, total aset,

Page 18: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

dan profitabilitas perusahaan memiliki koefisien positif. Hal ini berarti bahwa

peningkatan ukuran perusahaan, kepemilikan manajemen, kepemilikan asing,

kepemilikan pemerintah, total aset, dan profitabilitas perusahaan akan

meningkatkan pengungkapan sosial.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran dewan komisaris

mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Ukuran dewan komisaris

merupakan jumlah dewan komisaris yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Semakin besar dewan komisaris, semakin banyak pihak yang akan melakukan

pengawasan terhadap manajemen, sehingga akan berimbas pada peningkatan

pengungkapan informasi yang lebih detail. Ketentuan di Indonesia dalam UU No.

40 tahun 2007 menyatakan bahwa perseroan yang kegiatan usahanya berkaitan

dengan menghimpun dan/atau mengelola dana masyarakat, menerbitkan surat

pengakuan utang kepada masyarakat atau Perseroan terbuka wajib mempunyai

paling sedikit 2 (dua) orang anggota dewan komisaris. Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian Sembiring (2005) yang menemukan hubungan antara ukuran

dewan komisaris terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial yang

dilakukan oleh perusahaan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dewan komisaris

independen tidak mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Dewan

komisaris independen merupakan jumlah total dewan komisaris yang dimiliki

oleh suatu perusahaan dibandingkan dengan jumlah anggota dewan komisaris

independen. Penelitian Agrawal dan Knoeber (1996); Baysinger dan Butler (1985)

dalam Rahman dan Ali (2006) menemukan bahwa dengan adanya Dewan

Komisaris Independen, pengelolaan perusahaan lebih efektif dan dapat

meningkatkan kinerja perusahaan. Apabila jumlah Komisaris Independen semakin

besar atau dominan, hal ini dapat memberikan power kepada Dewan Komisaris

untuk menekan Manajemen untuk meningkatkan kualitas pengungkapan

perusahaan (Haniffa dan Cooke, 2002 dalam Waryanto, 2010). Namun hasil dari

penelitian ini menunjukan Dewan komisaris independen tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Hasil ini konsisten

dengan penelitian Said, et al (2009) yang menunjukan bahwa independensi atau

Page 19: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

proporsi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap luas pengungkapan

CSR perusahaan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa komite audit independen

tidak mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Komite audit

merupakan jumlah total komite audit yang dimiliki oleh suatu perusahaan

dibandingkan dengan jumlah anggota komite audit independen. Collier (1993)

dalam Nasir dan Abdullah (2004) dalam Waryanto (2010) menyatakan bahwa

keberadaan komite audit membantu menjamin penungkapan dan sistem

pengendalian akan berjalan dengan baik. Dengan demikian, diharapkan dengan

ukuran komite audit yang semakin besar, maka pengawasan yang dilakukan akan

semakin baik dan kualitas pengungkapan informasi sosial yang dilakukan

perusahaan semakin meningkat atau semkin luas. Namun, berdasarkan hasil

penelitian diatas independensi komite audit tidak mempengaruhi pengungkapan

tanggung jawab sosial. Hasil penelitian ini, mendukung hasil penelitian Mohd-

Nasir dan Abdullah (2004) dan Akhtaruddin et.al., (2009) yang menemukan

bahwa tidak terdapat pengaruh antara ukuran komite audit dengan pengungkapan

sukarela.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsentarasi kepemilikan

tidak mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Konsentrasi

kepemilikan merupakan jumlah sepuluh besar pemegang saham perusahaan

dibandingkan dengan seluruh jumlah saham yang beredar dan dimiliki oleh

masyarakat. Dengan kepemilikan saham yang terkonsentrasi, maka pemegang

saham dapat mengimbangi informasi yang dimiliki oleh manajer. Dengan kata

lain proses monitoring dari pihak pemegang saham terhadap manajemen dapat

berjalan dengan baik dan tindakan oportunis manajemen untuk menyembunyikan

informasi akan bekurang. Dengan demikian dapat mendorong pengungkapan CSR

secara lebih luas. Namun, dalam penelitian ini konsentrasi kepemilikan tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan, hasil ini

sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Said, et al (2009) yang tidak

menemukan hubungan antara konsentrasi kepemilikan dengan pengungkapan

tanggung jawab sosial perusahaan.

Page 20: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan manajerial

mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Kepemilikan manajerial

merupakan jumlah saham beredar yang dimiliki oleh manajemen suatu

perusahaan. Menurut Anggraini (2006) semakin besar kepemilikan manajerial di

dalam perusahaan maka semakin produktif tindakan manajer dalam

memaksimalkan nilai perusahaan, dengan kata lain biaya kontrak dan pengawasan

menjadi lebih rendah. Manajer perusahaan akan berusaha mengungkapkan

informasi sosial dalam rangka meningkatkan image perusahaan, meskipun ia

harus mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray, et al. 1998). Hal

tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini dimana kepemilikan manajerial

terbukti mempengaruhi pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan asing mempengaruhi

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Kepemilikan asing merupakan jumlah

investor asing yang menanamkan modal saham pada suatu perusahaan

dibandingkan dengan seluruh saham yang beredar dan dimiliki oleh masyarakat.

Abdul Samad (2002) dan Haniffa dan Cooke (2005) dalam Said et.al (2009)

menemukan hasil yang signifikan antara pengaruh kepemilikan saham asing

(foreign ownership) dengan pengungkapan CSR. Hal ini sejala dengan penelitian

ini dimana kepemilikan asing di perusahaan manufaktur di Indonesia berpengaruh

secara signifikan terhadap luas pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kepemilikan saham oleh

pemerintah mempengaruhi Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. Kepemilkan

saham oleh pemerintah merupakan jumlah saham yang dimiliki oleh pemerintah

dibandingkan dengan seluruh jumlah saham yang beredar dan dimiliki oleh

masyarakat. Menurut Said et.al (2009) intervensi pemerintah dapat

mengakibatkan tekanan bagi perusahaan untuk mengungkapkan informasi

tambahan karena pemerintah adalah entitas yang dipercaya oleh publik. Dalam

penelitian Said et.al (2009); Eng dan Mak (2003); Mohd Nasir dan Abdullah

(2004) menemukan hasil bahwa kepemilikan pemerintah berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Kepemilikan saham pemerintah

akan mengakibatkan pengungkapan yang lebih besar tanggung jawab sosial

Page 21: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

perusahaan, karena pemerintah harus mempromosikan transparansi di antara

perusahaan publik.

SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Secara simultan atau bersama-sama, variabel ukuran dewan komisaris,

independensi dewan komisaris, independensi komite audit, konsentrasi

kepemilikan,kepemilikan manajerial, kepemilikan asing, dan kepemilikan

pemerintah berpengaruh secara signifikan terhadap indeks pengungkapan CSR.

Hal tersebut ditunjukan pada uji F dimana tingkat signifikansi uji F adalah sebesar

0,007.

Dari 7 variabel yang mempengaruhi indeks pengungkapan CSR,

menunjukkan bahwa 4 variabel yaitu ukuran dewan komisaris, kepemilikan

manajerial, kepemilikan asing, dan kepemilikan pemerintah berpengaruh secara

positif terhadap indeks pengungkapan CSR.

Dari 7 variabel yang mempengaruhi indeks pengungkapan CSR,

menunjukkan bahwa 3 variabel yaitu independensi dewan komisaris,

independensi komite audit, dan konsentrasi kepemilikan tidak berpengaruh secara

positif terhadap indeks pengungkapan CSR.

Beberapa keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:

Jumlah sampel yang relatif terbatas, hanya 122 dari 402 perusahaan yang ada. Hal

ini dikarenakan kesulitan dalam memperoleh annual report secara lengkap dari

situs resmi BEI. Terdapat unsur subjektifitas dalam menentukan indeks

pengungkapan. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketentuan baku yang dapat

dijadikan standar atau acuan, sehingga penentuan indeks untuk indikator dalam

kategori yang sama dapat berbeda untuk setiap peneliti. Tingkat adjusted R² yang

rendah dari model yang di uji yaitu sebesar 0,113 dalam penelitian ini

menunjukan bahwa hanya 11,3% variabel yang di uji berpengaruh terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan. Sedangkan 88,7% dapat di

jelaskan dengan variabel lain.

Berdasarkan hasil dan simpulan yang diperoleh, maka saran serta

rekomendasi bagi penelitian yang akan datang diantaranya : Penelitian selanjutnya

sebaiknya memperluas periode pengamatan agar dapat lebih menggambarkan

Page 22: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

kondisi pengungkapan CSR di Indonesia. Pemerintah hendaknya menetapkan

regulasi yang secara tegas dan jelas mengatur mengenai praktik pengungkapan,

serta pengawasan CSR pada perusahaan di Indonesia sehingga praktik dan

pengungkapan CSR di Indonesia semakin meningkat. Penelitian selanjutnya

sebaiknya mempertimbangkan untuk menggunakan variabel lain di luar variabel

yang digunakan dalam penelitian ini.

Page 23: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

DAFTAR PUSTAKA

Akhtarudin, Mohamed., Minorul Alam Hosain., Mahmud Hosain., dan Lee Yao.

2009. “corporate Governance and Voluntary Disclosure in Corporate

Annual Reports of Malaysian Listed Firms”. JAMAR. Vol. 7, November.

Anggraini, Fr. Reni Retno. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial Dan Faktor-

Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial Dalam

Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris Pada Perusahaan-Perusahaan

Yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. Makalah disampaikan pada

Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang, 23-26 Agustus 2006.

Barnea, A. and Rubin, A. (2004), „„Ownership Structure And Corporate Social

Responsibility‟‟, Job Market Paper, University of British Columbia,

Vancouver

Chau, G. K., dan S. J. Gray. 2002. “Ownership Structure and Corporate Voluntary

Disclosure in Hong Kong and Singapore”. The International Journal of

Accounting 37: 247-265.

Coffey, B.S. and Wang, J. (1998), „„Board Diversity And Managerial Control As

Predictors Of Corporate Social Performance‟‟, Journal of Business Ethics,

Vol. 17 No. 14, pp. 1595-603.

Deegan, C. 2002. “Introduction the Legitimising Efect of Social and

Environmental Disclosure – a Theoritical Foundation”. Accounting,

Auditing and Accountability Journal. Vol. 15 No. 3 pp. 282-311.

Page 24: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Eng, L.L. and Mak, Y.T. (2003), „„Corporate Governance And Voluntary

Disclosure‟‟, Journal of Accounting and Public Policy, Vol. 22 No. 4, pp.

325-45.

Fahrizqi, Anggara. 2010. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan

Corporate Social Responsibility (CSR) Dalam Laporan Tahunan Perusahaan

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar dalam Bursa

Efek Indonesia)”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro

Semarang.

Farook, Sayd dan Roman Lanis. 2005. “Banking On Islam? Determinants of

Corporate Social Responsibility Disclosure”. http://www.afaanz.org/

web2005/papers. Diakses tanggal 16 Juli 2011.

Forker, J.J. (1992), „„Corporate Governance And Disclosure Quality’’,

Accounting and Business Research, Vol. 22, pp. 111-24.

Forum For Corporate Governance In Indonesia (FCGI). 2002. Tata Kelola

Perusahaan (Corporate governance). The Essence of Good Corporate

governance: Konsep dan Implementasi Perusahaan Publik dan Korporasi

Indonesia. Jakarta: Yayasan Pendidikan Pasar Modal Indonesia dan Sinergy

Communication.

Ghozali, Imam. 2007. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”.

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hackston, David and Milne, Marcus J., (1996). “Some Determinants Of Social

And Environmental Disclosures In New Zaeland Companies”, Accounting,

Auditing and Accountability Journal, Vol. 9, No. 1, pp. 77-108.

Hadi, Nor. 2010. “Corporate Social Responsibility”. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Page 25: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Haniffa, R.M., dan T.E. Cooke (2005), “The Impact of Culture and Governance

on Corporate Social Reporting”, Journal of Accounting and Public Policy

24, pp. 391-430.

Hartanti, Dwi. 2011. “Perceptions On Corporate Social And Environmental

Reporting: A Study In Capturing Public Confidence” (English Version in

Paper Format)

Hastuti, Theresia Dwi. 2005. “Hubungan Antara Good Corporate Governance

Dan Struktur Kepemilikan Dengan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada

Perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta)”. Makalah disampaikan pada

Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 2005.

Hossain, M., K. Islam dan J. Andrew. 2006. ”Corporate Social and Environmental

Disclosure in Developing Countries; Evidence from Bangladesh”. Faculty

of commerce papers, University of Wollongong.

Hooley, Graham, Tonn. 2000. ”Market Orientation In The Transition Economies

Of Central Europe: Test Of The Narvers And Slaters Market Orientation

Sales”. Journal of Business Research, Vol.50 (3). pp. 273-285 .

Jensen, M.C. dan W.H. Meckling. 1976. “Theory of the Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial

Economics. Vol 3. No 4. Pp. 305-360

Kasali, Rhenald. 2005. Manajemen Public Relations. Jakarta. Ghalia Indonesia.

Lesmana, Timotheus. 2007. “Program Corporate Social Responsibility yang

Berkelanjutan”. Majalah Lensa, 1 NOV 2006, h. 29

Page 26: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Masnila, Nelly. 2006. “Corporate Social Responsibility : Sebuah Pandangan dari

Sudut Akuntansi (Corporate Social Responsibility: An Overview from

Accounting Perspective)“. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.

Mohd Ghazali, N.A. and Wheetman, P. (2006), „„Perpetuating Traditional

Influences: Voluntary Disclosure In Malaysia Following The Economic

Crisis‟‟, Journal of International Accounting, Auditing and Taxation, Vol.

15, pp. 226-48.

Nasir, Mohd N.A. dan Abdullah, S.N. 2004. “Voluntary disclosure and corporate

governance among financially distressed firms in Malaysia” Financial

Reporting, Regulation and governance. Vol. 3 No. 1.

Novita dan Chaerul D. Djakman. 2008. “Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap

Luas Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial (CSR Disclosure) pada

Laporan Tahunan Perusahaan; Studi Empiris pada Perusahaan Publik yang

Tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2006.” Makalah disampaikan pada

Simposium Nasional Akuntansi XI, Pontianak, 22 – 25 Juli 2008.

Nurlela dan Islahuddin. 2008. “Pengaruh Corporate Social Responsibility

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen

Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta)”. Simposium Nasional Akuntansi XI,

Pontianak, 23-24 Juli 2008.

O‟Donovan. 2002. ”Environmental Disclosure in the Annual Report: Extending

the Applicability and Predictive Power of Legitimacy Theory”, Accounting,

Auditing and Accountability Journal, Vol.15, No.3,pp.344-371

Rosmasita, H. 2007. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengungkapan Sosial

(Social Disclosure) Dalam Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan

Page 27: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta”. Skripsi tidak dipublikasikan.

Universitas Islam Indonesia.

Rustiarini, Ni Wayan. 2010. “Pengaruh Corporate Governance Pada Hubungan

Corporate Social Responsibility Dan Nilai Perusahaan”. Makalah

disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.

Said, Zainuddin dan Haron. 2009. “The Relationship Between Corporate Social

Responsibility Disclosure And Corporate Governance Characteristics In

Malaysian Public Listed Company”. Emerald Group Publishing Limited,

Vol. 5 N0. 2 2009, pp. 212-226

Sembiring, Eddy Rismanda. 2003. “Kinerja Keuangan, Political Visibility,

Ketergantungan Pada Hutang, dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial

Perusahaan”. Makalah disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VI,

Surabaya, 16 – 17 Oktober 2003.

--------------. 2005. “Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab

Sosial; Studi Empiris pada Perusahan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta”.

Jurnal MAKSI Undip No. 1 Vol 6 Januari 2006, Semarang.

Siregar, Baldric. 2007. Pengaruh Pemisahan Hak Aliran Kas dan Hak Kontrol

Terhadap Dividen. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) X Makassar

Sulastini, S. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Social Disclosure

Perusahaan Manufaktur Yang Telah Go Public. Skripsi Program Studi

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang (tidak

dipublikasikan).

Page 28: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Suranta, Sri. 2007. “Analisis Pengaruh Pengungkapan Informasi Pertanggung

Jawaban Sosial (Corporate Social Reponsibility) Terhadap Firm Value Pada

Perusahaan Manufaktur Di Indonesia”. Universitas Negeri Surakarta.

Tanudjaja, Bing Bedjo. 2009. ―Perkembangan Corporate Social Responsibility

Di Indonesia. Artikel tidak dipublikasikan. Universitas Kristen Petra

Surabaya

Yuniarti, Eti. 2007. “Analisis Pengungkapan Informasi Tanggung Jawab Sosial

Pada Sektor Perbankan Di Indonesia”. Thesis tidak dipublikasikan.

Universitas Diponegoro Semarang.

Yuniasih, Ni Wayan dan Wirakusuma, Made Gede, 2007, ”Pengaruh Kinerja

Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate

Social Responsibility Dan Good Corporate Governance Sebagai Variabel

Pemoderasi”, Universitas Udayana, Bali.

Waryanto. 2010. “Pengaruh Karakteristik Good Corporate Governance (GCG)

Terhadap Luas Pengungkapan Corporate Social Responsibility di

Indonesia”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Diponegoro

Semarang.

Wawo, Andi. 2010. “Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi

Kepemilikan Terhadap Daya Informasi Akuntansi”. Makalah disampaikan

pada Simposium Nasional Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.

http://www.idx.co.id

Undang-Undang No. 74 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Page 29: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

LAMPIRAN

Tabel Hasil Analisis Statistik

Tabel 1

Deskripsi Variabel Penelitian

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Uk Dewan Komisaris 122 2 10 4.03 1.676

Independensi Dewan

Komisaris 122 20.00% 100.00% 42.2295% 12.21233%

Komite Audit 122 33.00% 100.00% 48.5164% 26.55424%

Konsentrasi Kepemilikan 122 .00 100.00 67.6415 24.03360

Kepemilikan Manajerial 122 .00 52.00 3.0082 8.11436

Kepemilikan Asing 122 .00 95.31 19.5464 26.62211

Kepemilikan Pemerintah 122 .00 100.00 3.6510 15.00523

Uk Perush (TA) 122 1364 665114384 14397320.83 7.650E7

Profitabilitas 122 -75.00 124.00 6.8033 18.28093

CSR 122 0 5 2.39 1.040

Valid N (listwise) 122

Page 30: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Tabel 2

Tabel Uji Normalitas K-S

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 122

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .93930501

Most Extreme Differences Absolute .043

Positive .043

Negative -.030

Kolmogorov-Smirnov Z 1.474

Asymp. Sig. (2-tailed) .078

a. Test distribution is Normal.

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients Collinearity Statistics

B Std. Error Tolerance VIF

1 (Constant) 2.085 .517

Uk Dewan Komisaris .195 .056 .904 1.106

Independensi Dewan Komisaris -.006 .008 .925 1.081

Komite Audit -.003 .003 .946 1.058

Konsentrasi Kepemilikan -.005 .004 .952 1.051

Kepemilikan Manajerial .018 .011 .957 1.045

Kepemilikan Asing .005 .003 .946 1.057

Kepemilikan Pemerintah .005 .006 .901 1.110

Uk Perush (TA) 1.141E-9 .000 .957 1.044

Profitabilitas .002 .005 .952 1.051

Page 31: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

a. Dependent Variable: CSR

Tabel 4

Hasil Uji Autokorelasi

Model

Durbin-

Watson

1 1.831

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial,

Konsentrasi Kepemilikan, Komite Audit, Kepemilikan Asing, Uk

Perush (TA), Kepemilikan Pemerintah, Independensi Dewan

Komisaris, Uk Dewan Komisaris

b. Dependent Variable:

CSR

Tabel 5

Hasil Analisis Regresi linier berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.085 .517 4.033 .000

Uk Dewan

Komisaris .195 .056 .315 3.493 .001

Independensi

Dewan Komisaris -.006 .008 -.068 -.768 .044

Komite Audit -.003 .003 -.065 -.738 .046

Konsentrasi

Kepemilikan -.005 .004 -.107 -1.219 .023

Kepemilikan

Manajerial .018 .011 .137 1.571 .012

Kepemilikan Asing .005 .003 .119 1.347 .018

Kepemilikan

Pemerintah .005 .006 .071 .793 .043

Page 32: ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGUNGKAPAN …eprints.undip.ac.id/29856/1/jurnal_skripsi_M.Firmansyah_F.A.N_C2C007070.pdf · analisis hubungan antara pengungkapan corporate social responsibility

Uk Perush (TA) 1.141E-9 .000 .084 .959 .034

Profitabilitas .002 .005 .043 .495 .062

a. Dependent Variable: CSR

Tabel 6

Hasil Uji F

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 23.421 9 2.602 2.712 .007a

Residual 107.472 112 .960

Total 130.893 121

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Konsentrasi Kepemilikan,

Komite Audit, Kepemilikan Asing, Uk Perush (TA), Kepemilikan Pemerintah, Independensi

Dewan Komisaris, Uk Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: CSR

Tabel 4.8

Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .423a .179 .113 .980 1.831

a. Predictors: (Constant), Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, Konsentrasi Kepemilikan,

Komite Audit, Kepemilikan Asing, Uk Perush (TA), Kepemilikan Pemerintah, Independensi

Dewan Komisaris, Uk Dewan Komisaris

b. Dependent Variable: CSR