16
1 JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSI No. 35 / Th.XX / Oktober 2013 ISSN:0853-8778 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI YIELD OBLIGASI NEGARA TAHUN 2010 - 2012 Oleh : Anang Aulia Rahman dan Sam’ani *) ABSTRACT This research examines the effect of term to maturity, inflation, interest rate (BI rate), exchange rate and oil price to bond yield. How far which all that variable will influence the yield of bond discussed through in this research. Market interest rate reference in this research is BI rate, term to maturity is residual lifetime of bond (maturity date), exchange rate is Rupiah median rate to US Dollar, inflation is inflation rate per year and oil price universalize. The results show correlation between bond yield with term to maturity, inflation, interest rate, exchange rate and oil price are 0,925. While coefficient determination (Adjusted R Square) equal to 0,854, its meaning 85,4% of bond yield explainable by term to maturity, inflation, interest rate, exchange rate and oil price, the rest (14,6%) explained by others factor. By multiple regression stepwise method, we know that term to maturity (sig 0,000), inflation (sig 0,000), exchange rate (sig 0,001) and oil price (sig 0,000) have significant effect to bond yield. But interest rate (sig 0,331) has not a significant to bond yield. Keyword : Bond yield, term to maturity, inflation, BI Rate, exchange rate and oil price PENDAHULUAN Sebagai bagian dari aplikasi perekonomian dunia tanpa batasan wilayah, alokasi dari spektrum modal telah tumbuh terus berevolusi sehingga menjadi teknologi lebih baru yang mendorong frekuensi perekonomian lebih tinggi dan semakin tinggi, melengkapi permintaan yang lebih besar dan lebih portabel. Kebutuhan modal pasca abad 20 tampaknya telah menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan dan menarik perhatian banyak pihak, terutama kalangan bisnis. Dimana mereka membantu terbangunnya perekonomian tidak hanya bagi sebuah negara, namun perekonomian dunia secara progresif dan cepat. Lebih dari 90 persen pembeli obligasi adalah lembaga seperti perusahaan sekuritas, asuransi, dana pensiun dan Bank. Krisis utang negara Eropa dan Amerika yang memicu krisis global, mendorong perusahaan asing untuk berinvestasi di negara emerging market seperti Indonesia dan pada produk pasar modal yang memiliki risiko relatif kecil. Peningkatan investasi pada obligasi mencerminkan perubahan preferensi atas tingkat risiko dan imbal hasil (return) yang ingin dicapai investor. (Jamillah, 2012). Obligasi (bonds) adalah efek pendapatan tetap (Fixed Income Securities) yang diperdagangkan di masyarakat dimana penerbitnya (Issuer) setuju untuk membayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya pada saat jatuh tempo (Robert Ang, 1997). Sementara itu besaran persentase dari pembayaran yang diberikan tersebut (secara periodik) berdasarkan atas nilai nominal yang disebut pembayaran kupon. Kupon (coupon) sendiri merupakan penghasilan bunga obligasi yang didasarkan atas nilai nominal obligasi. Penentuan tingkat kupon ini (coupon rate) pada obligasi selalu mengacu pada tingkat bunga pasar yang sedang berlaku. Pada umumnya investor mengetahui sejauh mana apa yang akan diperoleh atas investasinya. Oleh karenanya mereka memperhitungkan detil seberapa jauh terjadi mal- application dari investasi tersebut, informasi yang dimilikinya, ataupun informasi yang tersedia di publik maupun informasi pribadi. Kedepannya informasi tersebut akan memiliki makna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan kemenangan atau keuntungan atas mereka. Oleh karenanya mereka menginginkan sebuah imbal hasil dari investasinya tersebut yang berupa bunga atau deviden. Evolusi capital dan kemajuan teknologi informasi bukan lagi sebuah retorika, akan tetapi menjadikan mobilisasi kepentingan antar negara yang integral dalam kondisi transintusional di seluruh dunia. Demikian, seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu *) Dosen STIE Dharmaputra Semarang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI YIELD …

  • Upload
    others

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHIYIELD OBLIGASI NEGARA TAHUN 2010 - 2012

Oleh :Anang Aulia Rahman dan Sam’ani*)

ABSTRACT

This research examines the effect of term to maturity, inflation, interest rate (BI rate),exchange rate and oil price to bond yield. How far which all that variable will influence the yield ofbond discussed through in this research. Market interest rate reference in this research is BI rate,term to maturity is residual lifetime of bond (maturity date), exchange rate is Rupiah median rate toUS Dollar, inflation is inflation rate per year and oil price universalize.

The results show correlation between bond yield with term to maturity, inflation, interest rate,exchange rate and oil price are 0,925. While coefficient determination (Adjusted R Square)equal to 0,854, its meaning 85,4% of bond yield explainable by term to maturity, inflation,interest rate, exchange rate and oil price, the rest (14,6%) explained by others factor. By multipleregression stepwise method, we know that term to maturity (sig 0,000), inflation (sig 0,000),exchange rate (sig 0,001) and oil price (sig 0,000) have significant effect to bond yield. But interestrate (sig 0,331) has not a significant to bond yield.

Keyword : Bond yield, term to maturity, inflation, BI Rate, exchange rate and oil price

PENDAHULUANSebagai bagian dari aplikasi perekonomian dunia tanpa batasan wilayah, alokasi

dari spektrum modal telah tumbuh terus berevolusi sehingga menjadi teknologi lebih baruyang mendorong frekuensi perekonomian lebih tinggi dan semakin tinggi, melengkapipermintaan yang lebih besar dan lebih portabel. Kebutuhan modal pasca abad 20 tampaknyatelah menjadi kebutuhan yang tak terhindarkan dan menarik perhatian banyak pihak, terutamakalangan bisnis. Dimana mereka membantu terbangunnya perekonomian tidak hanya bagisebuah negara, namun perekonomian dunia secara progresif dan cepat.

Lebih dari 90 persen pembeli obligasi adalah lembaga seperti perusahaansekuritas, asuransi, dana pensiun dan Bank. Krisis utang negara Eropa dan Amerika yangmemicu krisis global, mendorong perusahaan asing untuk berinvestasi di negara emergingmarket seperti Indonesia dan pada produk pasar modal yang memiliki risiko relatif kecil.Peningkatan investasi pada obligasi mencerminkan perubahan preferensi atas tingkat risikodan imbal hasil (return) yang ingin dicapai investor. (Jamillah, 2012).

Obligasi (bonds) adalah efek pendapatan tetap (Fixed Income Securities) yangdiperdagangkan di masyarakat dimana penerbitnya (Issuer) setuju untuk membayar sejumlahbunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembali jumlah pokoknya padasaat jatuh tempo (Robert Ang, 1997). Sementara itu besaran persentase dari pembayaranyang diberikan tersebut (secara periodik) berdasarkan atas nilai nominal yang disebutpembayaran kupon. Kupon (coupon) sendiri merupakan penghasilan bunga obligasi yangdidasarkan atas nilai nominal obligasi. Penentuan tingkat kupon ini (coupon rate) pada obligasiselalu mengacu pada tingkat bunga pasar yang sedang berlaku.

Pada umumnya investor mengetahui sejauh mana apa yang akan diperoleh atasinvestasinya. Oleh karenanya mereka memperhitungkan detil seberapa jauh terjadi mal-application dari investasi tersebut, informasi yang dimilikinya, ataupun informasi yangtersedia di publik maupun informasi pribadi. Kedepannya informasi tersebut akan memilikimakna atau nilai bagi investor jika keberadaan informasi tersebut menyebabkankemenangan atau keuntungan atas mereka. Oleh karenanya mereka menginginkan sebuahimbal hasil dari investasinya tersebut yang berupa bunga atau deviden.

Evolusi capital dan kemajuan teknologi informasi bukan lagi sebuah retorika, akantetapi menjadikan mobilisasi kepentingan antar negara yang integral dalam kondisitransintusional di seluruh dunia. Demikian, seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu

*) Dosen STIE Dharmaputra Semarang

2

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

informasi tersebut dapat digunakan, contohnya apa yang dapat disimpulkan denganmengkaitkan antara suku bunga, pergerakan harga saham dan volume perdagangan dipasar modal dengan keberadaan informasi tersebut. Suku bunga merupakan salah satuvariable dalam perekonomian yang senantiasa diamati secara cermat karena dampaknyayang luas. Keberadaan suku bunga sangat berpengaruh secara langsung pada kehidupanmasyarakat dan mempunyai dampak penting terhadap perekonomian itu. Dengan kata lainsuku bunga menjadi titik sentral dari pasar yaitu pasar uang dan pasar modal.

Seberapa jauh relevansi atau kegunaan suatu informasi dapat disimpulkandengan mempelajari kaitan-kaitannya dan seberapa penting keberadaan informasi tersebut,misalkan kaitan pasar uang dan pasar modal. Menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004),pasar uang adalah sistem pertukaran untuk memperdagangkan sekuritas jangka pendek(kurang dari setahun), seperi treasury-bills, sertifikat deposito, commercial paper dansebagainya.

Dengan condong kepada sistem kapitalis dan dari pembuktian secara teoritis danempiris, kapitalisme telah menyebabkan reaksi baik secara negatif atau positif, dan inimungkin disebabkan oleh apa yang disebut systematic risk. Dan penerbitan obligasimerupakan suatu cara untuk memotong biaya intermediasi keuangan. Sebagai illustrasi,apabila tingkat bunga deposito 9% dan perusahaan meminjam dari bank, perusahaanmungkin harus membayar bunga 15% per tahun. Apabila perusahaan dapat menerbitkanobligasi dengan coupon rate sebesar 11% dan terjual pada harga nominal, maka perusahaandapat menghemat biaya dana (cost fo funds) sebesar 4% dikurangi biaya emisi dan administrasilainnya. Bagi masyarakat/investor juga memperoleh manfaat karena memperoleh keuntungansebesar 11% per tahun yang lebih tinggi dari tingkat deposito perbankan dengan risiko yangrelatif sama antara perbankan dan emiten (Husnan, 2005).

Investor tentu akan dapat bertransaksi secara baik lewat media obligasi danmendapatkan keuntungan bila investor tersebut dapat menilai harga obligasi tersebut wajarataupun tidak. Harga obligasi dikatakan wajar jika harga pasar obligasi tersebut mewakilinilai present value dari semua kupon dan nilai nominal obligasi yang akan diterima. Dandikatakan tidak wajar (over-priced atau under-priced) jika harga pasar obligasi lebih tinggiatau lebih rendah daripada semua nilai tunai dari semua kupon dan nilai nominal yangakan diterima. Dengan logika demikian kemampuan investor dalam menghitung hargaobligasi secara tepat dan akurat merupakan hal yang penting agar investor bisa mengambilkeputusan apakah obligasi yang akan dibelinya mempunyai harga yang wajar, over-priced,atau under-priced dan agar investor tidak menderita kerugian.

Dalam kata lain. Kebutuhan instrumen-instrumen investasi, serta portabilitas yanglebih besar dan kepraktisan membutuhkan pertimbangan seksama dan bijaksana. Penelitiandari Livingston dan Zhou (2003) tentang valuasi harga obligasi dengan pendekatanexponential duration method dalam artikelnya yang berjudul “A Highly AccurateMeasure of Bond Price Sensitivity to Interest Rates” Dalam artikelnya tersebut, klaimmereka bahwa metode exponential duration dapat secara akurat digunakan untuk mengukurharga obligasi bahkan lebih akurat dibandingkan dengan metode valuasi harga obligasi denganpendekatan traditional.

Rumusan MasalahPenerbitan obligasi adalah usaha emiten mencari sumber dana, dan obligasi akan

laku terjual jika harga yang diberikan cukup menarik bagi investor. Penetapan tingkatharga obligasi sangat dipengaruhi oleh permintaan pasar, bunga pasar dan jatuh tempoobligasi (term to maturity). Dari uraian diatas, maka rumusan permasalahan dalampenelitian ini adalah berikut :1. Apakah BI rate bunga pasar berpengaruh terhadap harga obligasi.2. Apakah jatuh tempo obligasi berpengaruh terhadap harga obligasi.3. Apakah kurs berpengaruh terhadap harga obligasi4. Apakah inflasi berpengaruh terhadap harga obligasi.5. Apakah harga minyak dunia berpengaruh terhadap harga obligasi.

3

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

Tujuan PenelitianPenelitian ini mempunyai tujuan :

1. Menganalisis pengaruh BI rate terhadap harga obligasi.2. Menganalisis pengaruh jatuh tempo obligasi terhadap harga obligasi.3. Menganalisis pengaruh kurs terhadap harga obligasi.4. Menganalisis pengaruh inflasi terhadap harga obligasi.5. Menganalisis pengaruh harga minyak dunia terhadap harga obligasi.

TELAAH PUSTAKA1. Obligasi

Obligasi merupakan surat perjanjian jangka panjang, dimana penerbit obligasi (issuer)berjanji akan membayar bunga dan pokok hutang pada waktu tertentu kepada pemegangobligasi. Obligasi merupakan surat pernyataan hutang yang diterbitkan oleh pihak yangmembutuhkan dana jangka panjang (Yuliati, Prasetyo dan Tjiptono, 1996). Pengertianefek pendapatan tetap adalah semua jenis sekuritas/efek atau surat berharga yang dapatmemberikan pendapatan tetap/pasti kepada pemegangnya (Robert Ang, 1997), yaitu berupabunga yang dibayarkan secara periodik yang besarnya relatif sama. Dimana Fixed IncomeSecurities ini diperdagangkan di masyarakat dimana penerbitnya (Issuer) setuju untukmembayar sejumlah bunga tetap untuk jangka waktu tertentu dan akan membayar kembalijumlah pokoknya pada saat jatuh tempo. Obligasi adalah instrumen hutang yang mewajibkanunit usaha atau pemerintah yang mengeluarkan surat tersebut untuk membayar kepadainvestor atau penyedia dana sejumlah yang diinvestasikan ditambah dengan bunga dalamperiode waktu tertentu (Fabozzi, 2000 dalam Vernianti, 2005).

2. Jatuh Tempo ObligasiTerm to maturity (Jatuh tempo obligasi) adalah masa sisa hidup suatu obligasi beredar

yang dihitung mulai obligasi diterbitkan (Robert Ang, 1997). Term to maturity mencerminkansisa masa hidup obligasi sebelum mencapai tanggal jatuh tempo (maturity date). Sedangkanmaturity date adalah tanggal jatuh tempo suatu obligasi dan pokok investasi harus dibayarkembali oleh penerbitnya kepada pemegang obligasi (Robert Ang, 1997). Maturity date inimenunjukkan tanggal, bulan dan tahun dimana nilai nominal (par value) dari obligasi akandibayarkan oleh penerbit obligasi (issuer).

3. Peringkat Obligasi (Rating)Menurut Galil (2003) peringkat obligasi adalah pendapat mengenai

creditworthiness dari obligor mengenai sekuritas utang tertentu (Galil, 2003 dalamZuhrotun dan Zaki, 2005). Peringkat obligasi merupakan indikator ketepatan waktupembayaran pokok dan bunga hutang obligasi. Peringkat obligasi harus diperhatikan olehinvestor apabila investor akan membeli obligasi karena peringkat obligasi dapatmenunjukkan risiko obligasi.

Peringkat obligasi diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang independen. Sepertihalnya Fitch, S&P’s (Standard and Poor’s) dan Moody’s yang ada di Amerika Serikat. DiIndonesia juga terdapat dua lembaga pemeringkat sekuritas utang, yaitu PT. PEFINDO(Pemeringkat Efek Indonesia) dan Kasnic Credit Rating Indonesia. Peringkat obligasimenunjukkan kualitas kredit perusahaan penerbit. Semakin tinggi peringkat yang diperoleh,semakin baik kualitas kredit. In all systems the term high grade means low credit risk, orconversely, high probability of future payments (Fabozzi, 2002).

Peringkat obligasi dikelompokkam menjadi dua, yaitu: investment grade (AAAsampai BBB- [S&P]) dan untuk non-investment grade/speculative grade (BB+ sampai D[S&P]). Investment grade merupakan obligasi yang berperingkat tinggi (high grade)mencerminkan risiko kredit yang rendah (High Creditworthiness). Non-investment grademerupakan obligasi yang berperingkat rendah (low grade) mencerminkan risiko kredit yangtinggi (Low Creditworthiness) (Rizzi, (1994) dalam Yudi dan Veany, 2004).

4

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

4. Nilai Tukar (Kurs)Menurut Fabozzi dan Franco (1996) an exchange rate is defined as the amount of

one currency that can be exchange per unit of another currency, or the price of onecurrency in items of another currency (nilai tukar (kurs) adalah jumlah suatu mata uangyang dapat ditukarkan dengan satu mata uang negara lain, atau harga satu mata uang dihitungdengan mata uang negara lain). Sedangkan Adiningsih, dkk (1998), m e n d e f i n i s i k a nnilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Jadi, nilai tukarrupiah merupakan nilai dari satu mata rupiah yang ditranslasikan ke dalam mata uang negaralain. Interfensi terhadap pasar pertukaran luar negeri mengarah ke pembelian dan penjualanresmi pertukaran luar negeri melalui bank sentral negara untuk mempengaruhi matauang sehingga mengangkat nilai tukar ke level konsisten (Alan C. Saphiro, 1991).

Dalam sisi lain dengan adanya ekspektasi kurs yang positif tersebut membuat nilaiperusahaan akan mengalami kenaikan sehingga terjadi peningkatan harga sekuritas(saham dan obligasi). Sebaliknya jika suku bunga naik, beban biaya modal dan operationalcost akan naik sehingga pendapatan operasional (EBIT) dari emiten akan turun yangakan tercermin pada penurunan harga securitas baik saham dan obligasi (Husnan, 2005).

6. Suku BungaMenurut Kern dan Guttman (1992) seperti diuraikan Laksmono (2001) menganggap

suku bunga merupakan sebuah harga dan sebagaimana harga lainnya maka tingkat sukubunga ditentukan oleh interaksi antara permintaan dan penawaran. (Laksmono, 2001). Sukubunga merupakan salah satu variable dalam perekonomian yang paling sering dicermatikarena mempunyai dampak yang luas. Suku bunga mempunyai pengaruh secara langsungterhadap kehidupan masyarakat dan berdampak penting terhadap kesehatan perekonomian.

Perubahan pada suku bunga akan berdampak pada individu, perusahaan bisnis danbeberapa sektor ekonomi. Apabila suku bunga naik, harga obligasi akan turun, dansebaliknya (Fabozzi, 2000). Mishkin (2001) mengemukakan bahwa perubahan sukubunga akan sangat mempengaruhi keputusan keuangan para investor, maupun lembagakeuangan lainnya. Antara suku bunga dengan nilai/harga suatu sekuritas memiliki hubunganyang erat (Mishkin, 2001 dalam Vernianti, 2005).

7. InflasiA.P. Lehner mendefinisikan inflasi sebagai keadaan dimana terjadi kelebihan

permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secarakeseluruhan (Anton H. Gunawan, 1991). Sementara itu Ackley mendefinisikan inflasisebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukansatu macam barang saja dan sesaat). Menurut definisi ini, kenaikan harga yang sporadisbukan dikatakan sebagai inflasi (Iswardono, 1990).

Jenis-jenis inflasi dijabarkan oleh Boediono sebagai berikut (Boediono, 1995):a. Demand Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai

barang terlalu kuat. Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total (agregatedemand), sedangkan produksi telah berada pada keadaan kesempatan kerja penuh atauhampir mendekati kesempatan kerja penuh.

b. Cost-Push Inflation, yaitu inflasi yang timbul karena kenaikan biaya produksi. Costpush inflation ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi. Jadi inflasiyang dibarengi dengan resesi.

8. Yield ObligasiYield obligasi atau imbal hasil obligasi adalah tingkat pengembalian (yield) obligasi

pada saat obligasi dijual pertama kali ke masyarakat. Yuliati dan Handoyo (1996)mengemukakan bahwa yield obligasi adalah tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang dariseluruh penerimaan bunga dan nilai nominal obligasi, dengan harga obligasi (Yuliati danHandoyo, 1996).

J. Paunio and Antti Suvanto (1975) mengemukakan bahwa “The yield of a bond isobtained by discounting the future interest and amortization payments by setting their present

5

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

value equal to the current market price of the bond (yield obligasi adalah hasil pembayaranbunga dan amortisasi dimasa yang akan datang yang dikonversikan ke present valuedibandingkan dengan harga pasar obligasi). Alan C. Shapiro (1991) mengemukakan bahwa “Ifthe bond were priced at par, it would yield exactly the coupon rate, but if interest rates haverisen above the coupon rate, investors in the secondary market will not want to pay full price forbonds yielding (jika harga obligasi sama dengan nominal (= 100), besarnya yield akan samadengan coupon rate, tetapi jika tingkat suku bunga naik diatas coupon rate, investor di pasarsekunder tidak mau membeli obligasi dengan harga yang sama) (Alan C. Shapiro, 1991).

Rumus untuk menghitung yield obligasi adalah (www.idx.co.id) :

YTM approximation = C + R – Pn x 100%

R + P2

Dimana :C = kuponn = periode waktu yang tersisa/term to maturity (tahun)R = redemption valueP = harga pembelian (purchase value)

Investor yang berorientasi pada yield obligasi umumnya adalah investor jangkapanjang, dimana mereka tidak akan memperhatikan pergerakan harga obligasi di pasarsekunder. Investor akan membeli obligasi pada saat yield obligasi berada diatas rata-rataatau pada saat harga obligasi mengalami penurunan dan menyimpan sampai dengan jatuhtempo. Sedangkan investor yang berorientasi pada harga obligasi umumnya investor jangkapendek atau membeli obligasi untuk diperdagangkan (tradible).

Penelitian TerdahuluYudi dan Vianey (2004) meneliti tentang pengaruh corporate governance terhadap

peringkat obligasi dan yield obligasi yang dilakukan pada Bursa Efek Surabaya. Hasilpenelitiannya mengemukakan bahwa tidak semua elemen corporate governance berpengaruhterhadap peringkat dan yield obligasi. Jumlah komisaris independen berpengaruh positifterhadap peringkat obligasi dan negatif terhadap yield obligasi serta keberadaan komite auditsecara statistik signifikan berpengaruh negatif terhadap yield obligasi.

Hopewell dan Kaufman (1973), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa “in asymmetrical cycle yields on long term securities exceed yields on short term securities whenyields are low by more than short-term yields exceed long-term yields. The inverse relationshipbetween duration and coupon makes a higher coupon bond a shorter term bond than a lowercoupon bond of the same maturity” (dalam suatu siklus simetris, yield efek jangka panjang lebihbesar dibandingkan yield efek jangka pendek. Ketika yield obligasi rendah, yield pada efekjangka pendek lebih besar dibandingkan yield pada efek jangka panjang. Sebaliknya hubunganantara jangka waktu dan bunga kupon membuat bunga obligasi dengan jatuh tempo pendek lebihtinggi dengan jatuh tempo yang sama).

Wayne F, Tyler R. Henry dan Darren J. Kisgen (2006) dalam penelitiannya mengatakan“that high spot rates, high term structure slopes and low term convexity predict higherconditional expected returns” (pada saat nilai tukar (kurs) tinggi, yield obligasi diprediksi akanlebih tinggi), dan ini sesuai dengan Lehman, dimana pada saat nilai tukar (kurs) tinggi akanmenghasilkan yield atau return yang lebih tinggi dibandingkan pada nilai tukar (kurs) rendah.

Dartiwan, Hana (2007), Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa variabeltingkat bunga SBI, Coupon rate dan Term To Maturity secara bersama-sama mempunyaipengaruh yang signifikan dalam menentukan yield obligasi negara.

Kerangka PemikiranSetiap perusahaan yang menerbitkan obligasi akan menentukan harga yang

6

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

menarik agar investor tertarik untuk membeli obligasi yang diterbitkannya. Denganterserapnya obligasi, maka pendanaan yang diharapkan perusahaan dapatterpenuhi sehingga operasional berjalan dengan baik. Investor akan selalu melihat hargaobligasi pada saat memutuskan untuk investasi dengan membeli obligasi, dan investor akancenderung memandang bahwa return obligasi akan tercermin dari harga dan besarnyatingkat bunga obligasi. Terlebih dengan adanya obligasi berbasis syariah

Adapun kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian iniadalah sebagai berikut:

Gambar 1.Kerangka Pikir Penelitian

Jatuh Tempo ObligasiH1

InflasiH2

Bi. rate H3 Yield Obligasi

H4

Kurs

H5Harga Minyak Dunia

Perumusan HepotesisHubungan antara Jatuh tempo obligasi yang berpengaruh secara signifikan

terhadap yield obligasi, yang pertama didasari atas penelitian yang dilakukan Hopewell(1973) dimana meletakan dasar yang cukup untuk “menilai” jatuh tempo obligasi. “…therelationship between change in bond prices and term to maturity depends on therelationship between duration and maturity. If as maturity increases, duration alsoincreases, the magnitude of the price change increases, although at the declining rate…”.Robert Ang menyatakan bahwa jatuh tempo obligasi (term to maturity) adalah masa sisahidup suatu obligasi beredar yang dihitung mulai obligasi diterbitkan (Robert Ang,1997).Hal ini sejalan dengan penelitian Dartiwan (2007), yang menunjukkan hubungansignifikan Term To Maturity mempunyai pengaruh dalam menentukan yield obligasinegara seri yang diteliti. Dari uraian tersebut dapat ditarik hepotesis.H1 : Jatuh tempo obligasi (term to maturity) berpengaruh positif terhadap yield obligasi.

Pada umumnya semakin tinggi inflasi, biasanya akan semakin memicu kenaikan hargaemas sebagai patokan kepastian ekonomi. Semakin orang panik terhadap ketidakpastiaanekonomi, maka harga emas akan semakin melambung. Akan tetapi berlaku sebaliknya,harga emas akan cenderung konstan bila laju inflasi rendah. Harga emas ini menjadipatokan instrumen ekonomi lainnya seperti halnya obligasi. Hal ini sejalan denganpenelitian Yonantha (2011) menunjukkan adanya pengaruh positif antara inflasi denganyield obligasi. Dari uraian tersebut dapat ditarik hepotesis.H2 : Inflasi berpengaruh positif terhadap yield obligasi.

Perubahan pada suku bunga akan berdampak sangat besar terhadap sektorekonomi. Robert Ang (1997) menyatakan tingkat suku bunga pasar dan harga obligasibergerak dengan arah yang berlawanan. Jadi jika suku bunga pasar naik, maka hargapasar obligasi akan turun, demikian pula sebaliknya. Jika suku bunga pasar turun makaharga pasar obligasi akan naik. Suku bunga pasar inilah yang selalu memicu ketidakstabilan

7

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

(volatility) harga suatu obligasi. yang mana menurut penelitian Yonantha (2011) danDartiwan (2007) diketahui hubungan antara BI-Rate yang berpengaruh secara signifikanterhadap yield obligasi. Dari uraian tersebut dapat ditarik hepotesis.H3 : BI-Rate berpengaruh positif terhadap yield obligasi.

Kurs atau Nilai Tukar adalah Harga suatu Mata Uang terhadap Mata uang lainnya.Penelitian Wayne F, Tyler R. Henry dan Darren J. Kisgen (2006), menyatakan bahwapada saat nilai tukar berada pada tingkat tinggi, maka high structure slope dan low termconvexity (kurva yield) diprediksi akan tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian AndalanArtha Advisindo (2006) dan Edward (2007) dimana kurs berpengaruh signifikan terhadapyield obligasi. Dalam hal ini nilai tukar yang menjadi patokan adalah Dolar Amerika/USD.Dari uraian tersebut dapat ditarik hepotesis.H4 : Kurs berpengaruh negatif terhadap yield obligasi.

Barel adalah alat satuan minyak mentah resmi dengan menggunakan standar ISO9001:2000 dan satuan tukar minyak mentah ke kurs Dolar dikarenakan saat ini mata uangDolar Amerika/USD dikenal hampir seluruh dunia. Logikanya dengan naiknya hargaminyak dunia nilai kurs USD akan melemah. Hal ini disebabkan karena beban konsumsiminyak negara Amerika juga akan meningka diikuti neraca perdagangan yang negatif, begitujuga sebaliknya. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan IMF (2000). Dariuraian tersebut dapat ditarik hepotesis.H5 : Harga minyak dunia berpengaruh negatif terhadap yield obligasi.

METODOLOGI PENELITIANPopulasi dan Penentuan Sampel

Populasi merupakan suatu kesatuan, atas dasar apa penelitian dilakukan danbagi siapa kesimpulan atau hasil penelitian diberlakukan. Sampel yang digunakan dalampenelitian ini dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu tehnikpengambilan sampel yang dilakukan dengan tidak mendasarkan pada strata, random ataudaerah tetapi didasarkan pada tujuan tertentu (Arikunto, 1998). Dalam penelitian ini yangmenjadi populasi adalah obligasi pemerintah yang diperdagangkan pada akhir bulan diBursa Efek Indonesia (BEI) selama Desember 2010 – Januari 2012 sebanyak 761.

Dari jumlah populasi tersebut obligasi yang menjadi sample dalam penelitian iniadalah sebanyak 435 obligasi yang memenuhi kriteria sebagai berikut :1. Obligasi Negara dengan denominasi mata uang rupiah yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia selama periode Desember 2010 – Januari 2012.2. Obligasi Negara tersebut masuk ke dalam Jenis Fix Rate dan Full Listing selama

periode Desember 2010 – Januari 2012.3. Obligasi Negara tersebut masuk ke dalam Jenis Fix Rate dan Full Listing selama

periode Desember 2010 – Januari 2012.4. Tingkat bunga pasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah SBI atau BI rate

jangka waktu 1 bulan selama periode Desember 2010 – Januari 2012.5. Jatuh tempo obligasi (term to maturity) dari seluruh sample dengan denominasi mata

uang rupiah dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode Desember2010 – Januari 2012.

6. Nilai tukar (kurs) Rupiah terhadap Dolar Amerika (USD) selama periode Desember2010 – Januari 2012.

7. Tingkat inflasi di Indonesia selama periode Desember 2010 – Januari 2012.8. Harga Minyak Dunia dari Desember 2010 – Januari 2012.

Metode Pengumpulan DataData-data yang diteliti dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data yang

dikumpulkan oleh pihak lain mengenaiobyek yang diteliti. Metode pengumpulan data yangdigunakan adalah studi pustaka,yaitu mengumpulkan data yang berasal dari media pustaka ataubuku. Sumber data penelitian ini diperoleh dari data obligasi negara dengan denominasi

8

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

mata uang rupiah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2010 –2012 yang diperoleh dari www.idx.co.id dan www.himdasun.co.id,. Data bunga pasar BI rate dannilai tukar (kurs) serta inflasi yang diperoleh dari BI atau www.bi.go.id danwww.datastatistik-indonesia.com selama periode tahun 2010 – 2012. Data harga minyak yangdipakai dalam penelitian ini adalah harga minyak pada NYMEX.

Metode Analisis DataMetode yang digunakan untuk menganalisa data dalam penelitian ini adalah dengan

uji asumsi klasik, uji regresi berganda (multiple regressions) dan uji t.

1. Uji Asumsi Klasik.Tehnik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi. Regresi dengan

metode estimasi ordinary least squares (OLS) akan memberikan hasil yang Best LinierUnbiased Estimation (BLUE) jika memenuhi asumsi klasik (Ghozali, 2005). Uji asumsiklasik yang digunakan meliputi : uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas, ujinormalitas dan uji autokorelasi. Uji asumsi klasik yang digunakan adalah sebagai berikut :

a. Uji Normalitas.Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel penggangguatau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Cara mendeteksi yaitudengan melihat penyebaran titik-titik di sekitar garis lurus diagonalpada grafikNormal P-P Plot. Cara yang kedua dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnovuntuk mengetahui distribusi data suatu penelitian.

b. Uji MultikolineritasPengujian ini b e r t u j u a n untuk mendeteksi apakah variabel-variabel yang digunakandalam penelitian ini memiliki satu atau lebih hubungan yang bersifat eksak linier.Multikolineritas terjadi bila nilai VIF melebihi angka 10 (Gujarati, 1995).

c. Uji HeteroskedastisitasUji heteroskedastisitas ini menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadiketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksiada tidaknya heteroskedastisitas dalam sebuah penelitian dapat dilihat darigrafiknya, apakah membentuk sebuah pola tertentu atau tidak, jika grafik membuatsebuah pola tertentu maka terdapat heteroskedastisitas (Santoso, 2004).

d. Uji AutokorelasiAutokorelasi adalah adanya hubungan antara residual pada satu pengamatan denganpengamatan lain. Konsekueiansi autokorelasi adalah biasnya varian dengan nilai yanglebih kecil dari nilai yang sebenarnya. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adatidaknya autokorelasi yaitu dengan menggunakan uji Durbin-Waston, jika angkaDurbin-Waston diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi.

2. Uji Kelayakan Model

a. Koefisien Determinasi

Koefiesien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan modeldalam menerangkan variabel-variabel dependen. Angka koef i s ien R 2

m e n u n j u k k a n b a h w a variabel-variabel bebas ( s e c a r a s i m u l t a n a t a ub e r s a m a - s a m a ) b e r p e n g a r u h t e r h a d a p v a r i a b l e t e r i k a t s e b e s a rK D = A d j u s t e d R 2 x 100 %, sedangkan (100 – Adjusted R2) sisanya dipengaruhi olehvarible lain.

9

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

b. Uji FUji statistik F pada dasarnya menunjulan apakah semua variabel independen ataubebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-samaterhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2009). Kriteria yang digunakan :- Jika nilai F hitung > F tabel, maka signifikan dan jika nilai F hitung < F tabel, maka

tidaksignifikan.- Jika angka signifikansi < α = 0,05, maka signifikan dan jika angka signifikansi > α =0,05, maka tidak signifikan.

3. Pengujian HepotesisHepotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Hepotesis H1 :Ho; µ = 0 : Jatuh tempo obligasi tidak berpengaruh terhadap Yield obligasi.Ha; µ > 0 : Jatuh tempo obligasi berpengaruh terhadap Yield obligasi.

b. Hepotesis H2 :Ho; µ = 0 : Inflasi tidak berpengaruh terhadap Yield obligasi.Ha; µ > 0 : Inflasi berpengaruh terhadap Yield obligasi.

c. Hepotesis H3 :Ho; µ = 0 : BI rate tidak berpengaruh terhadap Yield obligasi.Ha; µ > 0 : BI rate berpengaruh terhadap Yield obligasi.

d. Hepotesis H4 :Ho; µ = 0 : Kurs tidak berpengaruh terhadap Yield obligasi.Ha; µ > 0 : Kurs berpengaruh terhadap Yield obligasi.

e. Hepotesis H5 :Ho; µ = 0 : Harga minyak tidak berpengaruh terhadap Yield obligasi.Ha; µ > 0 : Harga minyak berpengaruh terhadap Yield obligasi.

4. Analisis RegresiRumus yang digunakan adalah :Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + eDimana :Y : Yield obligasiX1 : Jatuh tempo obligasi (TTM)X2 : InflasiX3 : BI rateX4 : KursX5 : Harga minyaka : Konstantab : Koefisien regresi parsiale : Faktor di luar model

HASIL DAN PEMBAHASANGambaran Umum Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah obligasi negara yang diperdagangkan melalui Himdasunpada periode Desember 2010 – Januari 2012 dengan sampel yang digunakan sebanyak 450.Penelitian akan mengkaji mengenai jantuh tempo obligasi, inflasi, BI rate, kurs dan hargaminyak serta yield obligasi.

Pembahasan HasilPenelitian1. Analisis Deskriptif

10

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

Hasil analisis deskriptif dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut ini :Tabel 1

Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation NYIELD 7.22226 1.385181 435

JT 6.06671 4.506833 435

INF 5.3690 1.16823 435

BI_RATE 6.5420 .29560 435

LN_KURS 9.08353 .024072 435

LN_M 1.0234 .09282 435

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa yield obligasi mempunyai rata-rata 7,22 %dan standar deviasi 1,385181. Jatuh Tempo obligasi mempunyai rata-rata 6,06 tahun danstandar deviasi 4,506833. Inflasi mempunyai rata-rata 5,36 % dan standar deviasi 1,16823. BIrate mempunyai rata-rata 6,54 % dan standar deviasi 0,29560. LN_Kurs mempunyai rata-rata 9,08353 dan standar deviasi 0,24072. LN_Harga minyak mempunyai rata-rata 1,0234dan standar deviasi 0,09282.

2. Uji Asumsi Klasika. Uji Normalitas

Uji normalitas dengan menggunakan grafik normal P-P Plot menunjukkan bahwa datayang diolah adalah berdistribusinormal. Karena terlihat titik-titik menyebar rapat di sekitargaris diagonal, seperti ditunjukkan pada gambar 2.

Gambar 2

b. Uji MultikolineritasHasil uji multikolinearitas dengan korelasi antar variabel independen menunjukan

tidak ada korelasi yang kuat seperti ditunjukan tabel di bawah, artinya tidak ada problemmultikolinieritas.

Tabel 2Hasil Uji Multikolinieritas

11

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

Collinearity

Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

JT

INF

BI_RATE

LN_KURS

LN_M

93.291 29.428 3.170 .002

.193 .006 .627 31.125 .000 .827 1.209

1.081 .036 .912 29.786 .000 .358 2.790

.228 .234 .049 .974 .331 .135 7.413

-10.120 3.076 -.176 -3.290 .001 .118 8.508

-2.546 .480 -.171 -5.308 .000 .325 3.077

Sumner : Data sekunder diolah

Tabel diatas menunjukkan bahwa semua nilai VIF < 10 dan nilai tolerence > 0,10sehingga dalam model regresi ini tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji AutokorelasiPengujian autokorelasi dapat dijelaskan berdasarkan tabel berikut ini :

Tabel 3Uji Auto KorelasiModel Summaryb

Model

Model

R

R

R Square Adjusted RSquare

Std. Error of theEstimate

Durbin Waston

Durbin-Watson1 .925a .856 . 854 .528810 1.040Sumber: Data Sekunder yang diolah

Dengan menggunakan uji Durbin Waston, jika angka Durbin Waston antara -2 dan +2bewrarti tidak ada autokorelasi. Dalam penelitian ini angka Durbin Waston menunjukkanangka 1,040.

d. Uji HeteroskedastisitasUji Heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik scatter plot

me n u n j u kka n t i d a k a d a p r o b l e m heteroskedastisitas, karena titik-titik menyebartidak membentuk pola tertentu, seperti ditunjukkan pada gambar 3.

Gambar 3.

12

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

3. Uji Kelayakan Modela. Analisis Koefisiean Determinasi

Analisis koefisien determinasi dapat diketahui dari tabel di bawah ini.

Tabel 4Model Summaryb

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error of theEstimate Durbin-Watson

1 .925a .856 . 854 .528810 1.040a. Predictors: (Constant), LN_M, JT, INF, BI_RATE, LN_KURSb. Dependent Variable: YIELD

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square = 0,854 yang berarti bahwakontribusi pengaruh kelima variabel bebas (jatuh tempo obligasi, BI rate, inflasi, kurs danharga minyak) terhadap yield obligasi sebesar 85,40 % sedangkan yang 14,60 % dipengaruhioleh faktor lainnya diluar kelima faktor tersebut.

b. Uji Simultan (Uji F)Berdasarkan tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa nilai F hitung = 509,771 > F tabel

= 2,21 (df1 = k = 5 dan df2 = n – k – 1 = 435 – 5 – 1 = 429, α = 0,05)Tabel 5

Nilai F Hitung

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

712.761 5 142.552 509.771 .000a

119.965 429 .280

832.727 434

a. Predictors: (Constant), LN_M, JT, INF, BI_RATE, LN_KURSb. Dependent Variable: YIELDSumber: Data Sekunder yang diolah

13

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

Berdasarkan pengujian koefisien determinasi dan Uji F dapat disimpulkan bahwa modelregresi dalam penelitian ini layak digunakan

4. Uji HepotesisPengujian hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan tabel berikut ini :

Tabel 6Koefisien Regresi

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

T Sig.

CollinearityStatistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant)

JT

INF

BI_RATE

LN_KURS

LN_M

93.291 29.428 3.170 .002

.193 .006 .627 31.125 .000 .827 1.209

1.081 .036 .912 29.786 .000 .358 2.790

.228 .234 .049 .974 .331 .135 7.413

-10.120 3.076 -.176 -3.290 .001 .118 8.508

-2.546 .480 -.171 -5.308 .000 .325 3.077

Sumber : Data sekunder diolah

a. Uji Hipotesis 1 (H1)Hasil uji hepotesis1 menunjukkan bahwa nilai t hitung dari variabel Jatuh Tempo

Obligasi = 31,125 > t tabel = 1,645 (df = n – 1 = 435 – 5 – 1 = 429, α = 0,05) denganangka signifikansi = 0,000 < α = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hepotesisbahwa ada pengaruh signifikan Jatuh Tempo obligasi terhadap Yield obligasi terbukti.Adapun koefisiennya positif sebesar 0,193 seperti ditunjukkanpada tabel diatas.

b. Uji Hipotesis 2 (H2)Hasil uji hepotesis 2 menunjukkan bahwa bahwa nilai t hitung dari variabel Inflasi =

29,786 > t tabel = 1,645 (df = n – k – 1 = 435 – 5 – 1 = 429, α = 0,05) dengan angkasignifikansi = 0,0000 < α = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hepotesis bahwaada pengaruh signifikan Inflasi terhadap Yield obligasi terbukti. Adapun koefisiennyapositif sebesar 1,081 seperti ditunjukkan tabel diatas.

c. Uji Hipotesis 3 (H3)Hasil uji hepotesis 3 menunjukkan bahwa nilai t hitung dari variabel BI-Rate = 0,974 <

t tabel = 1,645 (df = n – k – 1 = 435 – 5 – 1 = 429, α = 0,05) dengan angka signifikansi= 0,331 > α = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hepotesis bahwa ada pengaruhsignifikan BI-Rate terhadap Yield obligasi tidak terbukti. Adapun koefisiennya positifsebesar 0,228 seperti ditunjukkan tabel diatas.

d. Uji Hipotesis 4 (H4)Hasil uji hepotesis 4 menunjukkan bahwa nilai t hitung dari variabel Kurs = 3,290 > t

tabel = 1,645 (df = n – k – 1 = 435 – 5 – 1 = 429, α = 0,05) dengan angka signifikansi= 0,001 < α = 0,05 (signifikan). Dengan demikian maka hepotesis bahwa adapengaruh signifikan Kurs terhadap Yield obligasi terbukti. Adapun koefisiennya positifsebesar – 10,120 seperti ditunjukkan pada tabel diatas.

e. Uji Hipotesis 5 (H5)

14

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

Hasil uji hepotesis 5 menunjukkan bahwa bahwa nilai t hitung dari variabel HargaMinyak = 5,308 > t tabel = 1,645 (df = n – k – 1 = 435 – 5 – 1 = 429, α = 0,05) denganangka signifikansi = 0,000 < α = 0,005 (signifikan). Dengan demikian maka hepotesisbahwa ada pengaruh signifikan Harga terhadap Yield obligasi terbukti. Adapunkoefisiennya positif sebesar – 2,546 seperti ditunjukkanpada tabel diatas.

KesimpulanBerdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :1. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai t hitung dari pengaruh jatuh tempo obligasi terhadap

yield obligasi sebesar 31,125 lebih besar dari t tabel sebesar 1,645 dan angka signifikansisebesar 0,000 < α 0,05, sehingga signifikan, dengan demikian hipotesis 1 (H1) bahwajatuh tempo obligasi berpengaruh terhadap yield obligasi terbukti.

2. Nilai t hitung d a r i p e n g a r u h i nflasi terhadap yield obligasi sebesar 29,786 lebih besardari t tabel = 1,645 dan angka signifikansi sebesar 0,000 < α 0,05 , sehingga signifikan,d e n g a n demikian hipotesis 2 (H2) bahwa inf las i berpengaruh terhadap yield obligasiterbukti.

3. Nilai t hitung dari pengaruh BI-Rate terhadap yield obligasi sebesar 0,974 lebih kecil dari ttabel sebesar 1,645 dan angka signifikansi sebesar 0,331 lebih besar dari α sebesar 0,05,sehingga tidak signifikan. Dengan demikian h i p o t e s i s 3 ( H 3 ) b a h w a B I r a t eberpengaruh terhadap yield obligasi tidak terbukti.

4. Nilai t hitung dari pengaruh kurs terhadap yield obligasi sebesar 3,290 lebih besar dari ttabel = 1,645 dan angka signifikansi sebesar 0,001 lebih kecil dari α = 0,05s e h i n g g a signifikan. Dengan demikian h i p o t e s i s 3 ( H 3 ) b a h w a B I r a t eberpengaruh terhadap yield obligasi tidak terbukti. K oefisien regresi sebesar -10,120 dapatdiambil intepretasi bahwa terjadi hubungan negatif dimana jika kurs semakin naik makaharga obligasi akan naik dan yield obligasi akan semakin rendah atau turun.

5. Nilai t hitung dari penga ruh harga minyak terhadap yield obligasi sebesar 5,308 lebihbesar dari t tabel = 1,645 dengan angka signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari αsebesar 0,05 sehingga signifikan. Dengan demikian h i p o t e s i s 5 ( H 5 ) b a h w a B Ir a t e berpengaruh terhadap yield obligasi tidak terbukti.

ImplikasiPenelitian selanjutnya diharapakan dapat menambahkan data tahun dengan jangka

waktu yang lebih panjang, agar keakuratan hasil penelitian bisa lebih ditingkatkan disampingitu variabel-variabel lain dan juga penggunaan proxy yang berbeda dapat lebih dieksplorasisecara mendalam untuk lebih mengetahui sisi-sisi lain yang tidak diketahui dari penelitian ini.

Keterbatasan1. Penelitian sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive

sampling. Selain itu sampel yang digunakan adalah data dari website Himdasun, yangmungkin berbeda dari sumber lainnya.

2. Subyektivitas peneliti dalam memahami data cukup banyak mempengaruhi penelitidalam pengintepretasian pengukuran jumlah pengungkapan informasi variabel yangdiperlukan.

DAFTAR PUSTAKA

Alan C. Shapiro, 1991, Modern Corporate Finance, Macmillan Publishing Coy.Andalan Artha Advisindo, 2006, Fixed Income Research, Biweekly Report.Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta,

Yogyakarta.Anton H. Gunawan, 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di Indonesia. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.Boediono, 1996, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No. 5 : Ekonomi Moneter, BPFE,

15

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

Yogyakarta.Dartiwan, Hana, 2007, Pengaruh Tingkat Bunga SBI, Coupon Rate dan Term To Maturity

Terhadap Yield Obligasi Negara Seri FR0023, Seri FR0024, Seri FR0025, Seri FR0026,Seri FR0027 dan Seri FR0028 Periode Februari 2005 - Januari 2007, UniversitasPadjadjaran, Bandung

Edward, 2007, Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Perubahan HargaObligasi, Program Studi Magister Manajemen Universitas Diponegoro, Semarang

Fabozzi, F.J. and Francis, J.C. 1996. Capital Markets and Institution and Instrument. UpperSaddle River New Jersey.

Fabozzi, Frank J, 2000, Bonds Markets, Analysis and Startegies, Prentice HallFabozzi, Frank J, 2002, The Handbook of Financial Instruments, John Wiley & Sons, Inc.Gujarati, Damodar N, 1995, Basic Econometrics, Third Edition, Mc Graw Hill International

EditionHopewell M. And. Kaufman George G, 1973, Bond Price Volatility And Term To Maturity: A

Generalized Respecification, The American Economic Review, 63: 749-53, September1973

Husnan, Suad. 2005. Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.IMF, 2000, The Impact of Higher Oil Prices on the Global Economy, IMF Research

Department, (December 8, 2000)Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, BP Undip,

Semarang.Ghozali, Imam, 2009, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, BP Undip,

Semarang.Jamilah, Siti, 2012, An Analysis of The Effect of Financial Performance, Investment

Opportunity Set and Macro Variables on Bond Yield : Case Study on Mining and EnergyCompanies Listed at Indonesia Stock Exchange, Year 2007-2010, Manajemen dan Bisnis,IPB, Bogor

J. Paunio and Antti Suvanto, 1975, Changes in Price Expectations: Some Tests Using Data onIndexed and Non-Indexed Bonds, Economica, University of Helsinki

Laksmono, R, Didy, dkk, 2001, Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi Inflasi,Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Maret 2001.

Livingstone and Zhou, A Highly Accurate Measure of Bond Price Sensitivity to Interest Rates,2003

Mishkin, Frederic S, 2001, The Economic of Money, Banking and Financial Market, SixthEdition, Addison Wesley

Puspopranoto, Sawaldjo, 2004, Keuangan Perbankan dan Pasar Keuangan: Konsep, Teori danRealita, LP3ES

Rahardjo, Sapto, 2003, Panduan Investasi Obligasi, Gramedia Pustaka Utama.Robert Ang, 1997, Pasar Modal Indonesia, MediasoftSantoso S, 2004, Buku Latihan SPSS: Statistik Parametrik, PT.Elek Media Komputindo,

Kelompok Gramedia, JakartaVernianti, 2005, Pengaruh Bunga Pasar Uang Terhadap Nilai Obligasi, Program Magister

Manajemen UGM, YogyakartaWayne F, Tyler R. Henry dan Darren J. Kisgen, 2006, Evaluating Government Bond Fund

Performance with Stochastic Discount FactorsYonantha, Donna Satria, 2011, Pengaruh Inflasi Suku Bunga SBI Maturity Dan Konveksitas

Terhadap Yield Obligasi Perbankan Periode 2007-2009, Universitas Negeri Malang,Malang

Yudi Santara S. dan A.M.Vianey N, 2004, Pengaruh Corporate Governance TerhadapPeringkat Obligasi dan Yield Obligasi, STIE YKPN, Yogyakarta

Yuliati Sri Handaru , Handoyo dan Pandy Tjiptono, 1996, Manajemen Portofolio dan AnalisisInvestasi, Andi, Yogyakarta.

Zuhrohtun dan Zaki Baridwan, 2005, Pengaruh Pengumuman Peringkat Terhadap KinerjaObligasi, Simposium Nasional Akuntansi VIII

Online

16

JURNAL EKONOMI – MANAJEMEN – AKUNTANSINo. 35 / Th.XX / Oktober 2013ISSN:0853-8778

www.bogleheads.org/wiki/Bond_Pricing – Bogleheads (tanggal 4 Oktober 2011)www.oswego.edu /~edunne / 340ch6part2.htm Chapter 6 Bonds, Bond Prices and the

Determination of Interest Rates, Part I and Part II, www.oswego.edu/~edunne/340ch6part1.htm, (tanggal akses 4 Oktober 2011)

www.vibiznews.com/knowledgelib/bondsmutual/ Obligasi.pdf /Harga dan Yield Obligasi,(tanggal akses 15 Agustus 2011)

www.finansialbisnis.com/Data2/ Riset/Exponential%20Duration.pdf Manurung, AdlerHaymans dan Ichfan, Muhammad, 2008, Estimasi Harga Obligasi dengan PendekatanDurasi Exponesial (tanggal akses 8 Agustus 2011)

www.idx.co.id - Bursa Efek Indonesiawww.bi.go.id - Bank Indonesiawww.bapepam.go.id - BAPEPAM-LKwww.datastatistik-indonesia.com - DATA STATISTIK INDONESIA -www.himdasun.net/quotation _price.php /Himdasun | Perhimpunan Pedagang Surat Utang

Negara (tanggal akses 1 April 2012)www.//205.254.135.7/dnav/pet/ xls/PET_PRI_FUT_S1_D.xlsNYMEX (New York Mercantile

Exhange) Future Prices (tanggal akses 1 April 2012)