6

Click here to load reader

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/ROY-C.-F.-WEKU... · analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/ROY-C.-F.-WEKU... · analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS KEMA

KECAMATAN KEMA KABUPATEN MINAHASA UTARA

ANALYSIS OF FACTORS RELATED TO THE UTILIZATION OF COMMUNITY HEALTH

CENTER AT SUBDISTRICT KEMA OF DISTRICT NORTH MINAHASA

Roy C. F. Weku1, Joy A. M. Rattu

2, Gene Kapantow

3

Bidang Minat Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT Background: The Health Center is The Technical Implementation Unit (UPT) of the Public Health Service

Regency/Town held responsible for health development in one or some subdistricts. Many Health Centers do not

be the only indicator of success in achieving health status as high. But coupled participation of the public users

of existing Health Center facilities. Public Health Center utilization value is determined by the role of the

community as users of health services and clinic factors themselves as health care provider. Recognize from 2

years decreased utilization of health services by down to 8%, then the morbidity rate is known in the last 2 years

has increased by up to 7.9%. Methods: This study used a type of survey research with cross sectional analytic

study and using the chi-square test. The sample size is met in this study were 99 responders and taken by Two

Stage Cluster Sampling. Results: The results obtained by the majority of respondents utilize health services at the

health center responde as many as 50 (50.50%). Based on the level of knowledge, good knowledge of as many as

66 respondents (66.67%) and poor knowledge of a total of 33 respondents (33.33%). Based on respondents'

attitudes, good attitude as much as 53 respondents (53.53%) and unfavorable attitude as much as 46 respondents

(46.47%). Based on employment status, working as many as 80 respondents (80.81%) and that did not work as

many as 19 respondents (19.19%). Conclusion: variable levels of knowledge and attitude of society has

relationships with health service utilization at the health center Kema, the level of knowledge (0.002) and attitude

(0.000). While the variables that have no connection with the utilization of health services at the health center

Kema, Employment status (1.000).

Keywords: Utilization of Health Center, Level of Knowledge, Attitude, Work Status.

ABSTRAK

Latar Belakang: Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari dinas kesehatan Kabupaten/Kota

yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.

Banyaknya Puskesmas tidak menjadi indikator satu-satunya keberhasilan dalam mencapai derajat kesehatan yang

setinggi-tingginya. Tetapi dibarengi partisipasi dari masyarakat sebagai pengguna sarana pelayanan kesehatan

yang ada. Nilai pemanfaatan Puskesmas sangat ditentukan oleh peran serta masyarakat sebagai pengguna

pelayanan kesehatan maupun faktor puskesmas itu sendiri sebagai penyedia pelayanan kesehatan. Diketahui 2

tahun terakhir terjadi penurunan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas sampai 8%, kemudian Angka

Kesakitan diketahui dalam 2 tahun terakhir mengalami peningkatan hingga 7,9%. Metode Penelitian: Penelitian

ini menggunakan jenis penelitian survei analitik dengan rancangan cross sectional study dengan menggunakan uji

chi-square. Besar sampel yang terpenuhi dalam penelitian ini adalah 99 responden dan diambil secara Two Stage

Cluster Sampling. Hasil Penelitian: Hasil penelitian yang diperoleh yaitu sebagian besar responden

memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas yaitu sebanyak 50 responde (50,50%). Berdasarkan Tingkat

Pengetahuan, pengetahuan baik sebanyak 66 responden (66,67%) dan pengetahuan kurang baik sebanyak 33

responden (33,33%). Berdasarkan sikap responden, sikap baik sebanyak 53 responden (53,53%) dan sikap kurang

baik sebanyak 46 responden (46,47%). Berdasarkan status pekerjaan, yang bekerja sebanyak 80 responden

(80,81%) dan yang tidak bekerja sebanyak 19 responden (19,19%). Kesimpulan: variabel tingkat pengetahuan

dan sikap masyarakat memiliki hubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Kema, tingkat

pengetahuan (0,002) dan sikap (0,000). Sedangkan variabel yang tidak memiliki hubungan dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Puskesmas Kema, Status Pekerjaan (1,000).

Kata Kunci: Pemanfaatan Puskesmas, Tingkat Pengetahuan, Sikap, Status Pekerjaan.

Page 2: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/ROY-C.-F.-WEKU... · analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

Pendahuluan

Tujuan pembangunan kesehatan adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

optimal. Terciptanya masyarakat Indonesia

seperti ini ditandai oleh penduduknya yang

hidup dengan perilaku dan dalam lingkungan

sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau

pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan

merata serta memiliki derajat kesehatan yang

optimal diseluruh wilayah Indonesia. Banyak hal

yang perlu dilakukan untuk meningkatkan

derajat kesehatan, misalkan salah satunya, upaya

pelayanan kesehatan (Adisasmito, 2010).

Upaya pelayanan kesehatan merupakan

langkah yang tepat dan sangat berpengaruh

dalam menentukan peningkatan derajat

kesehatan. Menurut Azwar (1996) agar

pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan

yang diinginkan maka persyaratan yang harus

dipenuhi adalah tersedia dan berkesinambungan,

dapat diterima dan wajar, mudah dicapai dan

mudah dijangkau serta bermutu.

Pelayanan kesehatan membutuhkan fasilitas

pelayanan kesehatan untuk menunjang

terlaksananya pelayanan kesehatan yang ada.

Berdasarkan Undang-undang Republik

Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan bahwa fasilitas kesehatan adalah

suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan

baik promotif, preventif, kuratif maupun

rehabilitatif yang dilakukan pemerintah,

pemerintah daerah dan/atau masyarakat. Pusat

Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai

salah satu sarana pelayanan kesehatan di tingkat

dasar, diharapkan memberikan pelayanan

kesehatan yang bermutu, memuaskan sesuai

standar yang telah ditentukan.

Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 128

tahun 2004, tentang Kebijakan Dasar

Puskesmas, mengatakan bahwa Puskesmas

merupakan unit pelaksana teknis (UPT) dari

dinas kesehatan Kabupaten/Kota yang

bertanggung jawab menyelenggarakan

pembangunan kesehatan di satu atau sebagian

wilayah kecamatan. Menurut Hartono (2010),

Puskesmas memiliki wilayah kerja di satu

kecamatan. Apabila di suatu kecamatan terdapat

lebih dari satu Puskesmas, maka tanggung jawab

wilayah kerja dibagi di antara Puskesmas

tersebut, dengan memperhatikan keutuhan

konsep wilayah (desa/kelurahan atau rukun

warga). Puskesmas juga memiliki 6 upaya

kesehatan wajib yang telah ditetapkan untuk

dilaksanakan oleh semua Puskesmas yang ada di

Indonesia dan Puskesmas memiliki upaya

kesehatan pengembangan yang disesuaikan

dengan situasi dan kondisi masing-masing

Puskesmas.

Di Indonesia tersebar 9.321 Puskesmas, 170

Puskesmas yang ada di Provinsi Sulawesi Utara

dan 10 Puskesmas yang tersebar di Kabupaten

Minahasa Utara (Kemenkes, 2012). Banyaknya

Puskesmas tidak menjadi indikator satu-satunya

keberhasilan dalam mencapai derajat kesehatan

yang setinggi-tingginya. Tetapi dibarengi

partisipasi dari masyarakat sebagai pengguna

sarana pelayanan kesehatan yang ada. Nilai

pemanfaatan Puskesmas sangat ditentukan oleh

peran serta masyarakat sebagai pengguna

pelayanan kesehatan maupun faktor puskesmas

itu sendiri sebagai penyedia pelayanan kesehatan

(Addani, 2008).

Data dari Puskesmas Kema dalam 2

Tahun terakhir dapat dilihat perbandingan

pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan. Tahun

2010 terdapat 17. 067 kunjungan, dengan

kunjungan rawat jalan umum sebanyak 10.203,

kunjungan Askes sebesar 2.264, dan kunjungan

Gakin sebesar 4.600 (Profil Puskesmas Kema,

2010). Sedangkan pada Tahun 2011 jumlah

kunjungan yaitu 15.700, dengan kunjungan

rawat jalan umum sebesar 9.173, kunjungan

Askes sebesar 1.859 dan kunjungan Gakin

sebesar 4.668 (Profil Puskesmas Kema, 2011).

Disimpulkan bahwa dari jumlah kunjungan

selama dua tahun terakhir (2010-2011) terdapat

penurunan jumlah kunjungan yang berdampak

pada penurunan jumlah pemanfaatan pelayanan

di Puskesmas Kema sebesar ± 8 %. Berdasarkan

profil Puskesmas Kema tahun 2010-2011, angka

kesakitan tahun 2010 sebanyak 7431 kasus dan

untuk tahun 2011 sebanyak 8070 kasus. Data ini

menunjukan bahwa terjadi peningkatan angka

kesakitan sebesar 7,99 %. Diketahui bahwa

pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas

Kema mengalami penurunan sedangkan angka

kesakitan mengalami peningkatan, berdasarkan

data pemanfaatan dan angka kesakitan dapat

Page 3: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/ROY-C.-F.-WEKU... · analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

disimpulkan bahwa kurangnya minat oleh

masyarakat untuk memanfaatkan Puskesmas.

Masyarakat lebih memilih untuk memanfaatkan

sarana atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

seperti Rumah Sakit, Dokter Praktek, Bidan atau

Perawat Desa, Dukun, dll. Hal ini dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang berkaitan dengan

masyarakat itu sendiri. Berdasarkan penelitian

yang dilakukan oleh Tombi (2012) terhadap 305

responden, mengenai hubungan karakteristik

masyarakat Kelurahan Sindulang 1 dengan

pemanfaatan Puskesmas Tuminting didapati

bahwa Tingkat pengetahuan memiliki hubungan

dengan pemanfaatan Puskesmas Tuminting,

dengan nilai p sebesar 0,009 (p<a), demikian

pula dengan penelitian yang dilakukan oleh

Syamsurizal (2009) terhadap 48 responden yang

merupakan keluarga klien gangguan jiwa di

Nagari Pilubang. Penelitiannya mengenai

Hubungan pengetahuan dan sikap dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di wilayah

kerja Puskesmas Sungai Limau, didapati bahwa

tingkat pengetahuan dan sikap memiliki

hubungan dimana tingkat pengetahuan dengan

nilai p sebesar 0,000 (p<a) dan sikap dengan

nilai p sebesar 0,001 (p<a). Su’udi (2010) dalam

penelitiannya terhadap 405 responden mengenai

Analisis pemanfaatan subsidi pelayanan

kesehatan gratis tingkat Puskesmas di

Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan,

menunjukan bahwa pekerjaan memiliki

hubungan dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Puskesmas dengan nilai p sebesar

0,005 (p<a). Berdasarkan data pemanfaatan

Puskesmas Kema, data angka kesakitan

(morbidity rate), dan beberapa penelitian yang

ada, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kema Kecamatan Kema Kabupaten

Minahasa Utara dengan variabel bebas antara

lain, tingkat pengetahuan, sikap masyarakat, dan

status pekerjaan masyarakat sedangkan variabel

terikat yakni pemanfaatan pelayanan kesehatan

di Puskesmas Kema. Tujuan dalam penelitian

ini yakni untuk menganalisis hubungan antara

Tingkat Pengetahuan , Sikap masyarakat, dan

Status Pekerjaan Masyarakat dengan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

Kema.

Metode

Penelitian ini menggunakan metode survei

analitik dengan pendekatan cross sectional study

(studi potong lintang). Penelitian dilakukan di

Kecamatan Kema, yang dilaksanakan pada

bulan februari sampai bulan april 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

Kepala Keluarga yang ada di wilayah kerja

Puskesmas Kema yang terdiri dari 9 Desa antara

lain: Desa Kema I, Kema II, Kema III, Lansot,

Lilang, Waleo, Makalisung, Tontalete dan

Tontalete Rok-rok dengan luas wilayah 10.408

Km2

dengan jumlah penduduk sebesar 14.730

jiwa, dengan jumlah KK sebanyak 4.136. Target

Populasinya adalah keluarga yang tinggal di

wilayah kerja Puskesmas Kema yang

memanfaatkan dan yang tidak memanfaatkan

Puskemas Kema. Pengambilan sampel penelitian

ini, menggunakan rumus yang dikutip dari

Suryono (2011), sebagai berikut:

n=N

1+(N x d2 )

Keterangan:

N = besar populasi

n = besar sampel

d2 = presisi (10% atau 0,1)

perhitungan sampel diambil berdasrkan data

jumlah kepala keluarga wilayah kerja Puskemas

Kema, yaitu sebanyak 4.136 KK, sehingga

ditetapkan sampel penelitian sebagai berikut:

n =N

1+(N x d2 )

n =4136

1+(4236 x 0,12 )

n =4136

1+(4136 x 0,01 )

n =4136

42,36 = 97,63

= 99 responden

Penentuan sampel yang akan diambil

dengan menggunakan teknik pengambilan

sampel secara Two Stage Cluster Sampling,

yaitu teknik pengambilan sampel secara acak

pada kelompok individu dalam populasi yang

terjadi secara alamiah, misalnya berdasarkan

wilayah penelitian (Sastroasmoro dan Ismael,

2008). Wilayah kerja Puskesmas Kema secara

Page 4: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/ROY-C.-F.-WEKU... · analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

Cluster diambil total dari jumlah desa yakni 9

desa antara lain, desa Kema I, Kema II, Kema

III, Lansot, Lilang, Waleo, Makalisung,

Tontalete dan Tontalete Rok-rok, kemudian

dilanjutkan dengan teknik Random Sampling.

Berdasarkan jumlah responden maka tiap desa

diambil masing-masing 11 responden.

Hasil dan Pembahasan

Hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kema.

Tabel 4.11 Hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Puskesmas Kema.

Pemanfaatan

Puskesmas

Pengetahuan

Baik Kurang

Baik

N % N %

Memanfaatkan

Tidak

Memanfaatkan

41

25

62,12

37,88

9

24

27,27

72,73

Total 66 100 33 100

Uji X2 (α = 0,05) df=1 p value = 0,002

Tabel 4.11 yang menghubungkan antara

pengetahuan dan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Puskesmas menunjukan bahwa

yang memiliki pengetahuan baik dengan status

memanfaatkan pelayanan kesehatan di

Puskesmas sebanyak 41 (62,12%) responden,

sedangkan responden yang memiliki

pengetahuan baik namun tidak memanfaatkan

pelayanan kesehatan di Puskesmas sebanyak 25

(37,88%) responden. Kemudian untuk

responden dengan pengetahuan kurang baik

namun memanfaatkan pelayanan kesehatan di

Puskesmas sebanyak 9 (27,27%) responden,

sedangkan responden dengan pengetahuan yang

kurang baik dan tidak memanfaatkan pelayanan

kesehatan di Puskesmas sebanyak 24 (72,73%)

responden. Perhitungan menggunakan uji chi-

square dengan bantuan program Statistical

Product For Service Solution (SPSS) versi 19

menghasilkan nilai probabilitas sebesar 0,002

dengan tingkat kesalahan (α) 0,05. Berdasarkan

hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa terdapat

hubungan antara tingkat pengetahuan dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesma

Kema.

Hubungan antara sikap masyarakat dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kema.

Tabel 4.12 Hubungan antara sikap masyarakat

dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kema.

Pemanfaatan

Puskesmas

Sikap

Baik Kurang

Baik

N % N %

Memanfaatkan

Tidak

Memanfaatkan

47

6

88,68

11,32

3

43

6,52

93,48

Total 53 100 46 100

Uji X2 (α = 0,05) df=1 p value = 0,000

Data pada Tabel 4.12 yang menghubungkan

antara sikap masyarakat dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Puskesmas menunjukan

bahwa responden dengan sikap baik dan

memanfaatkan pelayanan kesehatan di

Puskesmas sebanyak 47 (88,68%) responden,

sedangkan responden dengan sikap baik namun

tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di

Puskesmas sebanyak 6 (11,32%) responden.

Kemudian untuk responden dengan sikap kurang

baik namun memanfaatkan pelayanan kesehatan

di Puskesmas sebanyak 3 (6,52%) responden,

sedangkan responden dengan sikap kurang baik

dan tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di

Puskesmas sebanyak 43 (93,48%) responden.

Perhitungan menggunakan uji chi-square

dengan bantuan program Statistical Product For

Service Solution (SPSS) versi 19 menghasilkan

nilai probabilitas sebesar 0,000 dengan tingkat

kesalahan (α) 0,05. Berdasarkan hasil tersebut,

dapat dinyatakan bahwa terdapat hubungan

antara sikap masyarakat dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Puskesma Kema.

Page 5: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/ROY-C.-F.-WEKU... · analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

Hubungan antara status pekerjaan

masyarakat dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Puskesmas Kema.

Tabel 4.13 Hubungan antara status pekerjaan

masyarakat dengan pemanfaatan pelayanan

kesehatan di Puskesmas Kema.

Data pada Tabel 4.13 yang menghubungkan

antara status pekerjaan masyarakat dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas

menunjukan bahwa responden dengan status

bekerja dan memanfaatkan pelayanan kesehatan

di Puskesmas sebanyak 40 (50,00%) responden,

sedangkan responden dengan status bekerja

namun tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan

di Puskesmas sebanyak 40 (50,00%) responden.

Kemudian untuk responden dengan status tidak

bekerja namun memanfaatkan pelayanan

kesehatan di Puskesmas sebanyak 10 (52,63%)

responden, sedangkan responden dengan status

tidak bekerja namun tidak memanfaatkan

pelayanan kesehatan di Puskesmas sebanyak 9

(43,37%) responden. Perhitungan menggunakan

uji chi-square dengan bantuan program

Statistical Product For Service Solution (SPSS)

versi 19 menghasilkan nilai probabilitas sebesar

1,000 dengan tingkat kesalahan (α) 0,05.

Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan

bahwa tidak terdapat hubungan antara status

pekerjaan masyarakat dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Puskesma Kema.

Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan masyarakat mengenai

pelayanan kesehatan di Puskesmas Kema

dikategorikan baik, dimana tingkat

pengetahuan baik sebanyak 53 (53,53%)

sedangkan responden dengan tingkat

pengetahuan kurang baik sebanyak 46

(46,47%).

2. Sikap masyarakat mengenai pelayanan

kesehatan di Puskesmas Kema

dikategorikan baik, dimana sikap baik

sebanyak 53 (53,53%) dan kurang baik

sebanyak 46 (46,47%).

3. Masyarakat Kema rata-rata telah memiliki

pekerjaan, dimana status bekerja sebanyak

80 responden (80,81%) dan yang tidak

bekerja sebanyak 19 responden (19,19%).

4. Masyarakat Kema rata-rata sudah

memanfaatkan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kema, dimana responden yang

memanfaatkan Puskesmas sebanyak 50

(50,50%) dan yang tidak memanfaatkan

sebanyak 49 (49,50%).

5. Terdapat hubungan yang bermakna antara

tingkat pengetahuan masyarakat dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kema Kecamatan Kema

Kabupaten Minahasa Utara, dimana nilai p

yaitu 0,002 < 0,05.

6. Terdapat hubungan yang bermakna antara

sikap masyarakat dengan pemanfaatan

pelayanan kesehatan di Puskesmas Kema

Kabupaten Minahasa Utara, dimana nilai p

yaitu 0,000 < 0,05.

7. Tidak terdapat hubungan yang bermakna

antara status pekerjaan masyarakat dengan

pemanfaatan pelayanan kesehatan di

Puskesmas Kema Kecamatan Kema

Kabupaten Minahasa Utara, dimana p yaitu

1,000 > 0,05.

Saran

Saran dari hasil penelitian ini yang perlu

dijadikan pertimbangan anatara lain:

1. Bagi Puskesmas Kema

Meningkatkan sosialisasi program kepada

seluruh masyarakat di wilayah kerja

Puskesmas melalui upaya promosi

kesehatan, salah satunya dengan melakukan

program penyuluhan kepada masyarakat,

khususnya mengenai pelayanan kesehatan

yang ada di Puskesmas.

2. Bagi masyarakat

Diharapkan dapat meningkatkan

pemanfaatan pelayanan kesehatan yang ada

Pemanfaatan

Puskesmas

Status Pekerjaan

Bekerja Tidak

Bekerja

N % N %

Memanfaatkan

Tidak

memanfaatkan

40

40

50,00

50,00

10

9

52,63

43,37

Total 80 100 19 100

Uji X2 (α = 0,05) df=1 value = 1,000

Page 6: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN …fkm.unsrat.ac.id/wp-content/uploads/2013/08/ROY-C.-F.-WEKU... · analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan

di Puskesmas sebagai sarana pelayanan

kesehatan dasar agar tercapai derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-

tinginya.

3. Bagi dunia pendidikan dan penelitian

selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan masukan untuk menambah wawasan

juga sebagai pembanding dengan penelitian

selanjutnya dengan melihat baik dari

jumlah sampel penelitian, metode

penelitian, penambahan variabel yang lain

serta karakteristik daerah.

DAFTAR PUSTAKA

Addani, A.2008. Pengaruh Karakteristik

Masyarakat Terhadap Utilisasi

Puskesmas di Kabupaten Bireuen

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

(Tesis).Medan:UniversitasSumateraUtara.

(Online),http://repisetory.usu.ac.id/bistrea

m/123456789/6663/1/047012002.pdf,

diakses pada tanggal 19 januari 2013.

Adisasmito, W. 2010. Sistem Kesehatan.

Jakarta: Rajawali Pers.

Anonimous, 2009. Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 36 Tahun 2009, tentang

Kesehatan. Jakarta: Fokusmedia.

Alfian. 2000. Beberapa Faktor Yang

Berhubungan Dengan Pemanfaatan

Pelayanan Kesehatan Oleh Peserta JPKM

Di Kecamatan Patebon Kabupaten

Kendal.(Online)

http://www.eprints.undip.ac.id/5809/1/097

7.pdf diakses pada tanggal 11 April 2013

Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi

Kesehatan. Jakarta: PT Binarupa Aksara.

Hartono, B. 2010. Promosi Kesehatan di

Puskesmas dan Rumah Sakit. Jakarta:

Rineka Cipta.

Kemenkes, 2004. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 128 Tahun

2004, tentang Kebijakan Dasar

Puskesmas. Jakarta.

Kemenkes, 2012. Data Dasar Puskesmas,

Kondisi Desember Tahun 2011. Jakarta.

Profil Puskesmas Kema Tahun 2011 Kecamatan

Kema Kabupaten Minahasa Utara

Provinsi Sulawesi Utara.

Profil Puskesmas Kema Tahun 2011 Kecamatan

Kema Kabupaten Minahasa Utara

Provinsi Sulawesi Utara.

Sastroasmoro, S dan Ismael, S. 2008. Dasar-

dasar Metodologi Penelitian Klini Edisi

Ke-3. Jakarta: Sagung Seto.

Suryono. 2011. Metodologi Penelitian

Kesehatan. Jakarta: Buku Kesehatan

Su’udi, A. 2010. Analisis pemanfaatan subsidi

pelayanan kesehatan gratis tingkat

puskesmas di Kabupaten Tabalong

Kalimantan Selatan tahun 2010. (Tesis).

Universitas Indonesia. (Online).

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/2027

1750.pdf, diakses pada tanggal 11 April

2013.

Syamsurizal. 2009. Hubungan pengetahuan dan

sikap keluarga terhadap pemanfaatan

pelayanan kesehatan oleh keluarga klien

gangguan jiwa di Nagari Pilubang

wilayah kerja Puskesmas Sungai Limau.

(Skripsi). Universitas Andalas. (Online).

http://repository.unand.ac.id/560.pdf,

diakses pada tanggal 15 februari 2013.

Tombi, H. 2012. Hubungan antara karakteristik

masyarakat kelurahan Sindulang I dengan

pemanfaatan Puskesmas Tuminting.

Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat

(Online) http://fkm.unsrat.ac.id/wp

content/uploads/2012/10/Hana-

Tombi.pdf, diakses pada tanggal 23

Januari 2013