Analisis Faktor DM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis faktor DM metode cross sectional

Citation preview

TUGAS AKHIR

ANALISIS FAKTOR RISIKO HUBUNGAN DIABETES MELLITUS DENGAN METODE CROSS SECTIONAL SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN DAN PENCEGAHAN TERHADAP PEKERJA KLINIK PT.X

Zubaidi Arif Susanto

NRP. 6510040086

PROGRAM STUDI

TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

2014

FINAL PROJECT

ANALYSIS OF RISK FACTOR TYPE 2 DIABETES MELLITUS RELATIONSHIP WITH CROSS SECTIONAL METHOD FOR EFFORT MANAGEMENT AND PREVENTION OF WORKERS CLINIC PT.X

Zubaidi Arif Susanto

NRP. 6510040086

DEPARTMENT OF OCCUPATIONAL SAFETY AND HEALTH ENGINEERING

SHIPBUILDING INSTITUTE OF POLYTECHNIC SURABAYA

2014

ABSTRAKDM tipe 2 merupakan masalah di klinik perusahaan x, perusahaan yang bergerak dalam bidang pakan ternak telah melakukan pemeriksaan kesehatan karyawan berkala tahun 2013-2014 memperlihatkan banyak keluhan mengenai DM. Tujuan penelitian ini adalah mencari faktor risiko DM, dan mengetahui hubungan DM dengan dislipidemia, hipertensi, riwayat keluarga diabetes, stress, rokok, kurang olah raga, usia, kebiasaan makan dan pengetahuan pada pekerja, serta pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus. Jenis penelitian adalah observasional dengan rancangan studi cross sectional. Hasil penelitian menunujukkan DM pada klinik perusahaan X sebesar 84.7% pekerja berisiko menderita DM. Pada variabel hipertensi berhubungan dengan DM (p= .373). Variabel obesitas berhubungan dengan diabetes mellitus (p= 1.933). Variabel Stress berhubungan dengan DM (p=5.446). Variabel rokok berhubungan dengan DM (p=.756). Variabel kurang olahraga berhubungan dengan DM (p=.756). Variabel kebiasaan makan berhubugan degan DM (p=1.202). variabel pengetahuan berhubungan dengan DM (p=5.869). Upaya pengelolaan dan pencegahan pada penderita diabetes mellitus yang perlu dilakukan yaitu memberikan penatalaksanaan yang cukup, meliputi perubahan gaya hidup yang intensif, guna memperbaiki glikemia dan menurunkan risiko DM. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah DM di perusahaan x berhubungan dengan hipertensi dan obesitas. Saran yang diberikan adalah pola hidup gizi seimbang. Kata kunci: Hipertensi, obesitas, faktor risiko, pengelolaan dan pencegahan, DM tipe 2.

ABSTRACTDM Type 2 is a clinical problem in the company X, a company engaged in the field of animal feed has been found in the periodic health examinations of employees in 2013 to 2014 showed a lot of complaints about the workers at risk of suffering DM.

The purpose of this research is to find risk factor DM, and also determine the relationship of risk factors such as dyslipidemia of diabetes mellitus, hypertension, family history of DM, stress, smoking, lack of exercise, age, eating habits and knowledge workers. Study research was an observational cross-sectional study design.

Results of the prevalence research of DM in clinic company X at 84.7% of workers at risk suffer DM. In hypertension variables related with DM (p = .373). Obesity variables related with DM (p=1.933). stress variables related with DM (p=5.446). Cigarette variables related wtih DM (p=.756). Less sport variables related with DM (p=.756). Knowledge DM variables related with DM (p=5.869). management effort and prevention for sufferer DM need to be done is to give management healthy enough, such as intensive changes lifestyle, to improve glycemia and lowering the risk of DM. Conclusion of this reserach DM in company X is associated with hypertension and obesity. Advice given is nutritionally balanced lifestyle.

Key Word: Hypertension, obesity, risk factors, management and prevention, DM type 2

KATA PENGANTARPuji syukur kepada Allah Yang Maha Esa atas segala karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul :

Analisis Faktor Risiko Hubungan Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Metode Cross Sectional Sebagai Upaya Pengelolaan dan Pencegahan Terhadap Pekerja Klinik PT X

Tugas akhir ini disusun guna untuk memenuhi persyaratan kelulusan Diploma empat (D4) dan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST), program studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

Dalam pelaksanaan dan pembuatan tugas akhir ini tentunya sangat banyak bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak, tanpa mengurangi rasa hormat penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Marsiyah dan Keluarga yang selalu memberikan, kasih sayang, nasehat dan dukungan selama perkuliahan dan penyelesaian tugas akhir.2. Bapak Ir. Muhammad Mahfud, M.MT, FRINA selaku Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

3. Bapak Arief Subekti, ST., MMT. selaku Ketua Program Studi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

4. Bu Dewi Kurniasih , S.KM , M.Kes selaku dosen pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam pelaksanaan dan pembuatan tugas akhir

5. Bu Binti Mualifatul R, S.Si , M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam pelaksanaan dan pembuatan tugas akhir6. dr Wieda Abi S selaku Dokter di Klinik Perusahaan Japfa Comfeed Sidoarjo dan pembimbing selama OJT yang telah memberikan, masukan, ilmu pengetahuan yang bermanfaat dan kesempatan bagi penulis untuk melaksanakan penelitian.

7. Seluruh Dosen, Staf Pengajar, serta Karyawan yang telah mendidik dan membekali penulis selama masa perkuliahan.8. Mas. Syamsul, Farid, Mbak dian, Isti, Erfin perawat Klinik Perusahaan yang telah membantu dalam memberikan arahan dan ilmu pengetahuan bagi penulis untuk melaksanakan tugas akhir.

9. Semua pihak yang ada sebagai responden penelitian yang tidak dapat disebutkan satu-persatu dan telah memberikan dukungan penulis dalam pelaksaan penelitian.

10. Teman-teman K3 Angkatan 2010 khususnya K3C atas doa dan dukungannya.11. Serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam pelakasanaan dan penyusunan tugas akhir ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Penulis telah berusaha sebaik-baiknya dalam menyusun tugas akhir ini, namun penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan, kesalahan maupun kelalaian yang telah penulis lakukan. Kritik dan saran yang membangun dapat disampaikan sebagai bahan perbaikan selanjutnya.

Surabaya, Juli 2014

Zubaidi Arif Susanto

Daftar Isi

iABSTRAK

vABSTRACT

viKATA PENGANTAR

viDaftar Isi

viDAFTAR SINGKATAN

viDAFTAR TABEL

6BAB I PENDAHULUAN

61.1Latar Belakang

61.2Rumusan Masalah

6Rumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

61.3Tujuan

61.3.1Tujuan Umum

61.3.2Tujuan Khusus

61.4Manfaat penelitian

61.5Ruang Lingkup

6BAB II TINJAUAN PUSTAKA

62.1Diabetes Mellitus

62.2Desain Penelitian Cross sectional

62.3Analisis Univariat

62.4Analisis Bivariat

62.5Instrumen Penelitian

62.6Klasifikasi

62.6.1Prediabetes

62.6.2Tipe 1

62.6.3Tipe 2

62.6.4Gestasional

62.7Faktor Risiko Diabetes Mellitus.

62.7.1Dislipidemia

62.7.2Hipertensi

62.7.3Obesitas

62.7.4Riwayat Keluarga Diabetes

62.7.5Stress

62.7.6Rokok

62.7.7Kurang Olah Raga

62.7.8Usia

62.7.9Kebiasaan makan

62.7.10Pengetahuan

62.8Faktor Risiko yang Bisa Dimodifikasi

62.9Faktor Risiko yang Tidak Bisa Dimodifikasi

62.10Gejala klinis

62.11Pengelolaan Diabetes Mellitus

62.11.1Edukasi

62.11.2Terapi medis gizi

62.11.3Latihan jasmani

62.12Pencegahan Diabetes Mellitus

6BAB III METODE PENELITIAN

63.1Metode Penelitian

63.2Tempat dan Waktu Penelitian

63.3Populasi dan Sampel

63.3.1Populasi

63.3.2Sampel

63.1Tabel Definisi Operasional

63.2Variabel Penelitian.

63.3Metode Pengumpulan Dan Pengolahan Data

63.4Metode Pengolahan dan Analisa Data

63.4.1Pengolahan data

63.5Etika Penelitian

63.6Hipotesis Penelitian

63.7Digram Alir Penelitian

6BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

64.1 Faktor Risiko Penyebab Diabetes Mellitus

64.1Tabel Hasil Analisis Faktor Risiko

64.2 Hubungan Masing Masing Variabel dengan Diabetes Mellitus

64.2.1Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Displidemia

64.2.2Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Hipertensi

64.2.3Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Obesitas

64.2.4Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Riwayat Keluarga

64.2.5Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Stress

64.2.6Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Rokok

64.2.7Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Kurang Olahraga

64.2.8Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Usia

64.2.9Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Kebiasaan Makan

64.2.10Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Pengetahuan Diabetes Mellitus

6BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

6V.1 Kesimpulan

6V.2 Saran

6DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRANDAFTAR SINGKATANAIC

Hemoglobin-glikosilat/HbA1C

BB

Berat Badan

DECODADiagnosis Criteria in Asia

DECODEDiagnosis Criteria in Europe

DM

Diabetes Mellitus

DMT2

Diabetes Mellitus type2DPP

Diabetes Prevention Program

DREAMDiabetes Reduction Assessment with Ramipril and Rosiglitazone Medication

EKG

Elektrokardiogram

EPIC-NorfolkEuropean Prospective Investigation of Cancer and Nutrition-Norfolk

FDA

Food Drug Administration

GDP

Glukosa Darah Puasa

GDPP

Glukosa Darah 2 jam Post-prandial

GPT

Glukosa Puasa Terganggu

GTG

Gangguan Toleransi Glukosa

HDL

High Density Lipoprotein

HGT

Homeostasis Glukosa Terganggu

IDF

International Diabetes Federation

IDPP

Indian Diabetes Prevention Program

IFG

Impaired Fasting Glucose

ILC

Intensive Life Style Changes

LDL

Low Density Lipoprotein

NCEP-ATP IIINational Cholesterol Education Program-Adult Treatment Panel III

PERKENIPerkumpulan Endokrinologi Indonesia

PERSADIAPersatuan Diabetes IndonesiaPKV

Penyakit Kardiovaskuler

PPAR

Peroxisome Proliferator Actived Receptor-

PUFA

Poly Unsaturated Fatty Acid

RISKESDASRiset Kesehatan Dasar

STOP-NIDDMStudy to Prevent Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus

TG

Trigliserida

TGT

Toleransi Glukosa Terganggu

TNF_

Tumor Necrosis Factor -TRIPODThe Troglitazone In Prevention of DiabetesTTGO

Tes Toleransi Glukosa Oral

WHO

World Health Organization

XENDOSXenical in the Prevention of Diabetes in Obese SubjectDAFTAR TABELTabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaku dan Puasa sebagai patokan penyaringan dan diagnosis DM Tabel 2.2 Klasifikasi Glukosa Darah setelah 2 jam puasa

Tabel 2.3 Kadar lemak darah dalam tubuhTabel 2.4 Klasifikasi kadar lipoprotein (mg/dl).Tabel 2.5 Klasifikasi tekanan darah JNC VII, 2003 Tabel 2.6 Indeks Massa Tubuh atau IMT Body Mass IndexTabel 2.7 Respon stressTabel 2.8 Tabel aktivitas harianTabel 3.1 Definisi operasional

Tabel 4.1 Hasil Analisis Faktor Risiko

Tabel 4.2 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Dislipidemia

Tabel 4.3 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Hipertensi

Tabel 4.4 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Obesitas

Tabel 4.5 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Riwayat Keluarga Diabetes

Tabel 4.6 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Stress

Tabel 4.7 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Rokok

Tabel 4.8 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Kurang Olah Raga

Tabel 4.9 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Kebiasaan Makan

Tabel 4.10 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Mellitus dan Pengetahuan Diabetes Mellitus

Tabel 4.11 Angka kecukupan gizi usia Dewasa

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangDiabetes melitus menurut American Diabetes Assocation (ADA) tahun 2011, merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia adalah suatu keadaan nilai glukosa dalam darah lebih dari normal, untuk diabetes mellitus dipakai nilai gula darah puasa lebih dari 126mg/dl atau gula darah sewaktu >200 mg/dl (PERKENI, 2011).

WHO memperkirakan 194 juta atau 5,1% dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita DM dan diperkirakan pada tahun 2005 akan meningkat menjadi 333 juta. International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa prevalensi DM di dunia adalah 1,9% dan telah menjadikan DM sebagai penyebab kematian urutan ketujuh di dunia (WHO, 2012). Kementrian kesehatan RI tahun 2007, menyebutkan bahwa kematian penduduk Indonesia terbanyak nomer 1 stroke, dan nomer 3 diabetes mellitus,. Menurut WHO Penyakit degeneratif kronik penyebab kematian nomor 1 pada pekerja usia produktif. Yang dimaksud dengan penyakit degeneratif kronik adalah penyakit degeneratif yang sudah lama berlangsung, bila sudah divonis menderita penyakit jantung koroner atau diabetes mellitus dan lain lain, pekerja akan mengkonsumsi obat sepanjang sisa hidupnya, tetapi bila tidak diikuti dengan kesadaran untuk merubah gaya hidup menjadi lebih sehat maka pengobatan menjadi sia-sia. Penyakit degeneratif kronik bisa terdeteksi lebih awal, yaitu melalui pertambahan berat badan yang cepat atau lebih tepatnya BMI (body Mass Index), yang meningkat dengan cepat dan hasil dari pemeriksaan kesehatan berkala yang dilaksanakan perusahaan. Yang termasuk penyakit degeneratif adalah penyakit jantung koroner, diabetes mellitus, kanker.

Diabetes mellitus terbagi 3 yaitu : tipe 1, tipe 2, dan gestasional. Faktor risiko yang terjadinya diabetes mellitus tipe 2 pada pekerja adalah glukosa darah yang tinggi, usia diatas 45 tahun, riwayat keluarga diabetes mellitus, olah raga tidak teratur, berat badan lebih, tekanan darah tinggi, nilai kolesterol HDL rendah, nilai trigliserida tinggi, wanita yang pernah menderita diabetes mellitus gestasional. Diabetes yang tidak ditangani dengan baik dapat menyerang organ organ lain, seperti mata, ginjal, jantung dan pembuluh darah, saraf. WHO menyebutkan diabetes mellitus dan komplikasinya memiliki dampak ekonomi pada penderita, keluarga, sistem kesehatan.Penelitian ini adalah penilitian survey analitik dimana suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan bisa terjadi, kemudian melakukan analisis hubungan faktor risiko diabetes mellitus. Desain penilitian ini menggunakan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang mempelajari hubungan antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel terikat (faktor efek), dimana melakukan observasi atau pengumpulan data. Orang yang menderita diabetes mellitus cenderung untuk menjadi kurang produktif di tempat kerja dari pada orang yang tidak menderita diabetes mellitus. Hal ini menjelaskan bahwaproduktivitas ini berkurang karena perbedaan status kesehatan antara pekerja penyandang diabetes mellitus dengan pekerja tanpa penyakit diabetes mellitus. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk mengetahui pekerja yang memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus atau pernah terdiagnosis diabetes oleh dokter klinik PT X.1.2 Rumusan MasalahData pemeriksaan berkala tahun 2013-2014 di perusahaan x, menunjukan pekerja berisiko penyakit diabetes mellitus.

Rumusan masalah dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :1. Faktor risiko apa saja penyebab penyakit diabetes mellitus di klinik perusahaan x.2. Apakah ada hubungan indikator dari masing-masing variabel dislipidemia, hipertensi, obesitas, riwayat keluarga diabetes, stress, rokok, kurang olah raga, usia, kebiasaan makan, pengetahuan terhadap diabetes mellitus.1.3 Tujuan

Dalam penelitian ini dibagi atas dua bagian yaitu Tujuan Umum dan Tujuan Khusus yang masing masing diantaranya.1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor risiko yang berhubungan dengan penyakit diabetes mellitus pada pekerja klinik perusahaan x sebagai upaya pengelolaan dan pencegahan untuk menjamin kesehatan kerja.1.3.2 Tujuan Khusus1. Menjelaskan faktor risiko diabetes mellitus, yaitu: dislipidemia, hipertensi, obesitas, riwayat keluarga diabetes, stress, rokok, kurang olah raga, usia, kebiasaan makan dan pengetahuan diabetes mellitus.

2. Untuk mengetahui faktor risiko hubungan diabetes mellitus yaitu dislipidemia, hipertensi, riwayat keluarga diabetes, stress, rokok, kurang olah raga, usia, kebiasaan makan dan pengetahuan pada pekerja. 1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini diantaranya:1. Mengetahui faktor risiko yang terjadi pada diabetes mellitus.2. Mengetahui hubungan dari risiko diabetes mellitus dengan dislipidemia, hipertensi, riwayat keluarga diabetes, stress, rokok, kurang olah raga, usia, kebiasaan makan dan pengetahuan DM.1.5 Ruang Lingkup Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor risiko terhadap pekerja yang berhubungan dengan penyakit diabetes mellitus klinik perusahaan x. Dengan menggunakan metode cross sectional, pada hasil laporan medis didapati klinik perusahaan x kejadian penyakit ini mengkhawatirkan bagi pekerja dan segera untuk dilakukan pemeriksaan.BAB IITINJAUAN PUSTAKA1.6 Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin. Jika kekurangan produksi insulin atau terdapat resistensi insulin maka kadar glukosa dalam darah akan meninggi (melebihi nilai normal).

Insulin adalah suatu zat yang dihasilkan oleh sel beta pankreas. Insulin diperlukan agar glukosa dapat memasuki sel tubuh, di mana gula tersebut kemudian dipergunakan sebagai sumber energi. Jika tidak ada insulin, atau jumlah insulin tidak memadai, atau jika insulin tersebut cacat , maka glukosa tidak dapat memasuki sel dan tetap berada di darah dalam jumlah besar.

Penyakit diabetes melitus atau kencing manis disebabkan oleh multifaktor, keturunan merupakan salah satu faktor penyebab. Selain keturunan masih diperlukan faktor-faktor lain yang disebut faktor pencetus, misalnya adanya infeksi virus tertentu, pola makan yang tidak sehat, stres, makan obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan sebagainya.

Gejala penyakit kencing manis sangat bervariasi, dapat timbul secara perlahan-lahan hingga penderita tidak menyadari terdapatnya perubahan dan baru dapat ditemukan pada saat pemeriksaan penyaring atau pemeriksaan untuk penyakit lain. Tetapi gejala-gejala diabetes dapat juga timbul mendadak secara dramatis sekali. Gejala-gejala umum yang dapat ditemukan pada penderita kencing manis adalah sebagai berikut: rasa haus yang berlebihan, sering kencing terutama pada malam hari, berat badan turun dengan cepat, cepat merasa lapar, timbul kelemahan tubuh, kesemutan pada jari tangan dan kaki, gatal-gatal, penglihatan jadi kabur, luka atau bisul yang sukar sembuh dan keputihan.1.7 Desain Penelitian Cross sectionalMetode penelitian merupakan suatu teknik atau prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data. Terkadang metode penelitian ini disebut juga dengan desain penelitian. Apabila metode penelitian tadi disusun menjadi suatu metodologi penelitian maka ada langkah tertentu untuk mengumpulkan data dan mengolah data agar tidak terjadi kerancuan. Pengumpulan dan pengolahan data ini disebut juga dengan metode penelitian. Jadi bisa kita katakan bahwa metodologi penelitian merupakan langkah-langkah yang kita gunakan dalam melakukan suatu penelitian dan melakukan analisis kritikal dari metode penelitian. Metodologi penelitian tersebut bisa berupa hasil dari kerangka konseptual dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan bisa juga merupakan elaborasi dari berbagai hasil penelitian.

Cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan. Hal ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama. Desain ini dapat mengetahui dengan jelas mana yang jadi pemajan dan outcome, serta jelas kaitannya hubungan sebab akibatnya .Penelitian cross sectionalini, peneliti hanya mengobservasi fenomena pada satu titik waktu tertentu. Penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, ataupun eksplanatif, penelitian cross-sectional mampu menjelaskan hubungan satu variabel dengan variabel lain pada populasi yang diteliti, menguji keberlakuan suatu model atau rumusan hipotesis serta tingkat perbedaan di antara kelompok sampling pada satu titik waktu tertentu. Namun penelitiancross-sectional tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan dinamika perubahan kondisi atau hubungan dari populasi yang diamatinya dalam periode waktu yang berbeda, serta variabel dinamis yang mempengaruhinya.1.8 Analisis Univariat

Analisis Univariat adalah cara analisis dengan mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Pada umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel. Analisa univariat ini terdiri dari dislipidemia, hipertensi, obesitas, stres, rokok, kurang olah raga, usia, riwayat keluarga, kebiasaan makan, pengetahuan. Pengukuran untuk setiap varibel dilakukan kepada 59 orang pekerja yang dijadikan responden pada penelitian ini.1.9 Analisis Bivariat

Analisis bivariat yang dilakukan adalah untuk menghubungkan masing masing variabel independen dengan variabel dependen dengan nilai alpha 0,05.

1.10 Instrumen Penelitian Data dalam penelitian diambil dengan menggunakan kuisioner yang diberikan langsung pada responden. Kuisioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Kuisioner dibuat oleh peniliti dengan mengacu pada teori dan konsep. Lembar kuisioner terdiri atas 70 pertanyaan. Lembar kuisioner terdiri dari 8 pernyataan (nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, status, berat badan, tinggi badan, golongan darah). 10 pernyataan gaya hidup, 13 pernyataan kebiasaan makan, 7 pernyataan riwayat keluarga diabetes mellitus, 3 pernyataan rokok, 3 pernyataan olah raga, 2 pernyataan hipertensi, 3 pernytaan obesitas, 15 pernyataan pengetahuan diabetes mellitus, 14 pernyataan stress kerja menggambarkan keadaan, pendapat dan perasaan. Adapun skala yang digunakan dalam pembuatan kuisioner ini adalah sebagai berikut :

a. Hasil ukur 0 : Yab. Hasil ukur 1 : Tidak c. Hasil ukur pada pengetahuan diabetes mellitus terdapat 15 pertanyaan diantaranya 1-7 pernyataan ya dan tidak, 8-15 sebagai bahan pernyataan untuk penunjang dari responden pada pernyataan ya dan tidak. Kuisioner memuat beberapa pertanyaan yang dirancang oleh peneliti dengan mengacu pada literatur, kerangka konsep dan tujuan penlitian yang telah dikonsultasikan oleh pembimbing.1.11 Klasifikasi 1.11.1 Prediabetes

Pre-diabetes adalah kondisi dimana kadar gula darah seseorang berada diantara kadar normal dan diabetes, lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dikatagorikan ke dalam diabetes tipe 2. Penderita pradiabetes diperkirakan cukup banyak, di Amerika diperkirakan ada sekitar 41 juta orang yang tergolong pra-diabetes, disamping 18,2 orang penderita diabetes (perkiraan untuk tahun 2000). Di Indonesia, angkanya belum pernah dilaporkan, namun diperkirakan cukup tinggi, jauh lebih tinggi dari pada penderita diabetes. Kondisi pra-diabetes merupakan faktor risiko untuk diabetes, serangan jantung dan stroke. Apabila tidak dikontrol dengan baik, kondisi pra-diabetes dapat meningkat menjadi diabetes tipe 2 dalam kurun waktu 5-10 tahun. Namun pengaturan diet dan olahraga yang baik dapat mencegah atau menunda timbulnya diabetes.Ada dua tipe kondisi pre-diabetes, yaitu:

Impaired Fasting Glucose (IFG), yaitu keadaan dimana kadar glukosa darah puasa seseorang sekitar 100-125 mg/dl (kadar glukosa darah puasa normal: 140 mg/dl).Diagnosis Diabetes mellitus dapat ditegakkan dengan tiga cara:

1. Jika keluhan klasik, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu 200 mg/dl sudah cukup untuk menegakkan diagnosis DM.

2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa > 126 mg/dl TTGO dengan adanya keluhan klasik

3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 gram glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding pemeriksaan glukosa plasma puasa, namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan sendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena membutuhkan persiapan khusus (PERKENI 2011).Tabel 2.1 Kadar Glukosa Darah Sewaku dan Puasa sebagai Patokan Penyaringan dan Diagnosis DM Bukan DMBelum Pasti DMDM

Kadar Gula Darah Sewaktu (mg/dl)Plasma Vena< 100100 - 199> 200

Darah Kapiler< 9090 - 199> 200

Kadar Gula Darah Puasa (mg/dl)Plasma Vena< 100100 - 125 126

Darah Kapiler< 9090 - 99 100

Sumber : PERKENI, 2011

Tabel 2.2 Klasifikasi Glukosa Darah setelah 2 jam puasaGula Darah < 140 mg/dlTidak Diabetes Mellitus

140 mg/dl < Gula Darah < 200 mg/dlToleransi Glukosa Terganggu

Gula Darah 200 mg/dlDiabetes Mellitus

Sumber : PERKENI, 2011

Glukosa merupakan bentuk paling sederhana dari molekul gula, yang merupakan produk akhir dari pencernaan karbohidrat dan bentuk dimana karbohidrat diserap dari usus ke dalam aliran darah. Terkadang orang menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa. Banyak dijumpai di alam, terutama pada buahbuahan, sayur-sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari hasil akhir pencemaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa.Glukosa di dalam aliran darah (disebut Kadar Gula Darah) dan berfungsi sebagai penyedia energi bagi seluruh sel-sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar Gula Darah sekitar 80-120 mg %. Kadar gula darah dapat meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada penderita DM. Kadar gula darah puasa merupakan salah satu metode penegakan diagnosis DM tipe 2. kadar glukosa darah puasa lebih sensitif untuk memprediksi resiko timbulnya DM tipe 2. Kadar glukosa darah puasa dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain konsumsi makanan yang tinggi lemak, karbohidrat sederhana dan makanan olahan dengan kurang aktifitas fisik dan olah raga berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah puasa.

Pada diabetes mellitus terdapat penyakit menahun yaitu mikroangiopati, seperti pembuluh darah jantung, pembuluh darah tepi, pembuluh darah otak, dan mikroangiopati seperti retinopati diabetic nefropati diabetic (PERKENI, 2011).1. Mekanisme pengaturan gula darah.

Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Apabila level gula darah meningkat, entah karena perubahan glikogen, atau karena pencernaan makanan, hormon yang lain dilepaskan dari butir-butir sel yang terdapat di dalam pankreas. Hormon ini, yang disebut insulin, menyebabkan hati mengubah lebih banyak glukosa menjadi glikogen. Proses ini disebut glikogenosis), yang mengurangi level gula darah.

2. Efek Makanan Terhadap Glukosa Darah

Makanan memegang peranan dalam peningkatan kadar gula darah. Pada proses makan, makanan yang dimakan akan dicerna di dalam saluran cerna (usus) dan kemudian akan diubah menjadi suatu bentuk gula yang disebut glukosa. Selanjutnya gula ini diserap oleh dinding usus dan kemudian beredar di dalam aliran darah. Inilah sebabnya setelah makan akan terdapat kenaikan kadar gula didalam darah lalu gula tersebut akan didistribusikan kedalam sel-sel tubuh.1.11.4 Gestasional

Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa. Teori yang lain mengatakan bahwa diabetes tipe 2 ini disebut sebagai unmasked atau baru ditemukan saat hamil dan patut dicurigai pada wanita yang memiliki ciri gemuk, riwayat keluarga diabetes, riwayat melahirkan bayi > 4 kg, riwayat bayi lahir mati, dan riwayat abortus berulang. Wanita yang pernah menederita diabetes gestsional 40-60% dalam 5-10 tahun akan menjadi diabetes melitus tipe 2.1.12 Faktor Risiko Diabetes Mellitus.1.12.1 Dislipidemia

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida serta penurunan kadar kolesterol HDL.LDL kolesterol singkatan dari low density lipoprotein cholesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan rendah. Kolesterol LDL adalah kolesterol jahat karena kolesterol LDL melekat pada dinding arteri dan bisa menyebabkan perkembangan penutupan-penutupan arteri.HDL kolesterol singkatan dari high density lipoprotein cholesterol atau kolesterol lipoprotein berkepadatan rendah, juga dikenal sebagai kolesterol baik. Peranan kolesterol HDL adalah membawa kembali kolesterol buruk ke organ hati untuk pemrosesan lebih lanjut. Orang-orang dengan kadar tinggi dari tipe kolesterol ini hanya sebagian yang terlindung dari penyakit jantung. Tentu saja, seseeorang yang mempunyai kadar kolesterol HDL dalam kategori sangat baik masih beresiko terkena penyakit jantung. Sebagian cenderung mempunyai beberapa faktor resiko lainnya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes dan kebiasaan merokok.Dislipidemia dalam proses terjadinya aterosklerosis semuanya memiliki peran yang penting dan sangat berkaitan satu dengan yang lain, sehingga tidak mungkin dibahas sendiri-sendiri. Ketiganya dikenal sebagai triad lipid, yaitu:a. Kolesterol total

Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan resiko penyakit jantung koroner (PJK) sangat kuat, konsisten, dan tidak bergantung pada faktor resiko lain.

Penelitian genetik, eksperimental, epidemiologis, dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningkatan kadar kolesterol total mempunyai peran penting pada patogenesis penyakit jantung koroner (PJK).

b. Kolesterol HDL dan kolesterol LDL

Bukti epidemiologis dan klinis menunjang hubungan negatif antara kadar kolesterol HDL dengan penyakit jantung koroner. Intervensi obat atau diet dapat menaikan kadar kolesterol HDL dan dapat mengurangi penyakit jantung koroner.c. Trigliserida

Kadar trigliserida diantara 250-500 mg/dl dianggap berhubungan dengan penyakit jantung koroner apabila disertai adanya penurunan kadar kolesterol HDL. Tabel 2.3 Kadar Lemak Darah Dalam TubuhKadar Lemak darahKadar lemak ideal (mg/dl)

Kolesterol total120-200

LDL60-160

HDL35-65

Perbandingan LDL/HDL 500Sangat Tinggi

NCEPATP III, 20041.12.2 Hipertensi

Hipertensi merupakan menjadi suatu penyakit yang umum bagi banyak orang saat ini, apalagi bagi mereka yang tinggal di kawasan perkotaan yang mempunyai berbagai faktor risiko bagi penyakit ini. Penyakit ini sudah jadi epidemi di zaman modern, menggantikan wabah kolera dan TBC di zaman dulu. Hipertensi adalah peningkatan tekanan sistolik melebihi 140mmHg dan peningkatan tekanan diastolik, pada pasien yang tidak mendapatkan pengobatan untuk hipertensi. Faktor risiko untuk terjadinya hipertensi adalah: keturunan, genetika, kehidupan dini, pemrakiraan lain pada anak-anak, obesitas dan sindrom metabolisme, faktor nutrisi, alkohol, kegiatan fisik, denyut jantung faktor psikososial, faktor lingkungan. Tekanan darah adalah tenaga pada dinding pembuluh darah arteri saat darah dialirkan melaluinya. Tekanan darah juga dapat didefinisikan sebagai tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh manusia. Pada pemeriksaan tekanan darah dua angka akan diperoleh yaitu angka sistolik dan diastolik. Angka sistolik diperoleh saat jantung sedang berkontraksi dan biasanya lebih tinggi nilainya berbanding angka diastolik yang diperoleh saat jantung sedang relaksasi. Tekanan darah yang diperoleh ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik. Tekanan darah yang normal adalah 120/80mmHg. Individu dikatakan mengalami tekanan darah tinggi apabila tekanan darahnya melebihi 140/90mmHg atau lebih, diukur di kedua-dua tangan tiga kali dalam seminggu. Tekanan darah meningkat akibat pembuluh darah menyempit atau meningkatnya jumlah darah yang mengalir.

Pasien penyandang hipertensi dengan diabetes mellitus mempunyai dua kondisi ini terutama rentan terhadap komplikasi kardiovaskuler dan ginjal, karena itu pengendalian hipertensi, dislipidemia dan berhenti untuk merokok sangatlah penting. Pada pasien dengan nefropati diabetes yang baru dimulai, penangan dapat dilakukan pada nilai tekanan darah sistolik dan diastolik serendah 130mmHg dan 85Hg.Tabel 2.5 Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik (mmHg)Distolik (mmHg)

Normal160atau> 100

Hipertensi Sistolik Terisolasi>140dan< 90

Sumber : Joint National Comitte, JNC VII, 2003Indikasi pengobatan hipertensi pada penderita diabetes mellitus bila didapatkan tekanan darah >130/>80 mmHg, dan target penurunan tekanan darah sampai 0,05 yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan diabetes mellitus dengan kepatuhan perawatan diabetes mellitus.2. Hipotesa menolak (H0) ditolak. (Ha) diterima bila r hitung lebih besar dari r tabel dan 0,05 yang berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan diabetes mellitus dengan kepatuhan perawatan diabetes mellitus.1.25 Etika Penelitian

Dalam penelitian peneliti memperhatikan etika penelitian yang meliputi (Hidayat, 2007) :A. Informed ConsentMerupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dlakukan dengan tujuan agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia maka harus menandatangani lembar persetujuan, dan bila responden tidak bersedia , maka peneliti harus menghormati haknya.1. Anomity (tanpa nama).

Merupakan masalah etika dalam penelitian dengan tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur, cukup menuliskan kode pada setiap lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.2. Confidentiality (kerahasiaan).

Peneliti menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik informasi maupun masalah masalah lainnya.Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, dilakukan untuk memecahkan masalah, dimana masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Penelitian penulis dilakukan observasi, rekognasi, dan informasi mendapatkan masalah dan bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan terhadap pekerja Klinik PT. X.1.26 Hipotesis Penelitian1. Ada hubungan antara dislipidemia dengan penyakit diabetes mellitus. 2. Ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan penyakit diabetes mellitus.

3. Ada hubungan antara obesitas dengan penyakit diabetes mellitus

4. Ada hubungan antara riwayat keluarga penyakit diabetes mellitus dengan. penyakit diabetes mellitus.5. Ada hubungan antara stress dengan penyakit diabetes mellitus.

6. Ada hubungan antara merokok dengan penyakit penyakit diabetes mellitus.

7. Ada hubungan antara kurang olah raga dengan diabetes mellitus.8. Ada hubungan antara usia dengan diabetes mellitus.9. Ada hubungan antara kebiasaan makan dengan penyakit diabetes mellitus.

10. Ada hubungan antara pengetahuan dengan diabetes mellitus.1. Hubungan antara Dislipidemia dengan penyakit diabetes mellitus

H0: = 0 Tidak ada hubungan antara dislipidemia dengan penyakit diabetes mellitusH1: 0Ada hubungan antara dislipidemia dengan penyakit diabetes mellitus.2. Hubungan antara riwayat hipertensi dengan penyakit diabetes mellitus.H0: = 0Tidak ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan penyakit diabetes mellitus. H1: 0Ada hubungan antara riwayat hipertensi dengan penyakit diabetes mellitus.3. Hubungan antara obesitas dengan penyakit diabetes mellitusH0: = 0Tidak ada hubungan antara obesitas dengan penyakit diabetes mellitus.

H1: 0Ada hubungan antara obesitas dengan penyakit diabetes mellitus.4. Hubungan antara riwayat keluarga penyakit diabetes mellitus dengan. penyakit diabetes mellitus.H0: = 0Tidak ada hubungan antara riwayat keluarga dengan penyakit diabetes mellitus.

H1: 0

Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan penyakit diabetes mellitus.5. Hubungan antara stress dengan penyakit diabetes mellitus.H0: = 0Tidak ada hubungan antara stress dengan penyakit diabetes mellitus.

H1: 0Ada hubungan antara stress dengan penyakit diabetes mellitus.6. Hubungan antara merokok dengan penyakit penyakit diabetes mellitus.H0: = 0Tidak ada hubungan antara merokok dengan penyakit diabetes mellitus.

H1: 0Ada hubungan antara merokok dengan penyakit diabetes mellitus.7. Hubungan antara kurang olah raga dengan diabetes mellitus.H0: = 0Tidak ada hubungan antara kurang olah raga dengan penyakit diabetes mellitus.H1: 0Ada hubungan antara kurang olah raga dengan penyakit diabetes mellitus.

8. Hubungan antara usia dengan diabetes mellitus.H0: = 0Tidak ada hubungan antara usia dengan penyakit diabetes mellitus.

H1: 0Ada hubungan antara usia dengan penyakit diabetes mellitus.9. Hubungan antara kebiasaan makan dengan penyakit diabetes mellitus.H0: = 0Tidak ada hubungan antara kebiasaan makan dengan penyakit diabetes mellitus.

H1: 0Ada hubungan antara kebiasaan makan dengan penyakit diabetes mellitus.10. Hubungan antara pengetahuan dengan diabetes mellitus.H0: = 0Tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan penyakit diabetes mellitus.

H1: 0Ada hubungan antara pengetahuan dengan penyakit diabetes mellitus.1.27 Digram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir PenelitianBAB IVPENGOLAHAN DAN ANALISA DATAPenelitian ini menggunakan desain studi Cross sectional, dimana hanya melakukan obeservasi dan pengukuran variabel independen dan dependen pada satu waktu (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini dilakukan di Perusahaan pakan ternak yang berlokasi di Sidoarjo. Perusahaan ini memiliki 500 orang pekerja dan pemeriksaan kesehatan dilakukan secara berkala pada bulan Februari Maret setiap tahunnya, terdiri dari 158 pekerja perempuan dan 342 pekerja laki laki, dan 320 pekerja harian. Perusahaan beraktifitas dari hari senin-jumat jam 07.00-16.00.

Perusahaan ini terdapat poliklinik yang setiap hari dikunjungi oleh karyawan perusahaan dan umum, ditangani oleh dokter perusahaan sebanyak 3 orang , pada jam 07.00-16.00 dan pergantian jam kerja dokter dari jam 16.00- 20.00 dan dibantu oleh 3 orang petugas kesehatan. Berdasarkan hasil laporan kunjungan kesehatan pada 3 bulan terakhir didapatkan banyak penyakit yang dialami oleh pekerja diantaranya:a. Bulan nopember 2013: diabetes mellitus (33), ISPA (21), alergi kulit (17), sakit gigi (15), sakit mata (12), low back pain (10) sakit gigi (10), penyakit saluran kencing (8), hipertensi (5).

b. Bulan desember 2013: diabetes mellitus (31), sakit gigi (23), sakit mata (14), cacar air (9), alergi kulit (18), hipertensi (4).

c. Bulan Januari 2014: diabetes mellitus (26), penyakit sistem otot dan jaringan pengikat (13), sakit mata (10), alergi kulit (8).Dari hasil laporan pemeriksaan kesehatan karyawan tersebut terlihat bahwa diabetes mellitus merupakan faktor risiko penyakit yang sangat berpengaruh terhadap pekerja. 4 pekerja diantaranya yang menderita diabetes mellitus dengan kadar gula darah tinggi, terjadi komplikasi pada bagian kaki. Sehingga bagian kaki yang terinfeksi karena gejala diabetes mellitus, dilakukan potong jari kaki dan saat ini 4 pekerja yang menderita DM dengan kadar gula darah tinggi telah berhenti dari aktifitas kerjanya. Kejadian penyakit ini mengkhawatirkan bagi pekerja dan penelitian dilakukan untuk mengetahui faktor risiko yang terjadi dan menentukan hubungan diabetes mellitus.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel penelitian adalah bagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi, sebanyak 59 orang berdasarkan sampel pada rumus 3.3.2 yang diambil dari sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, rekognisi, dokumentasi dan wawancara lalu data akan dikroscek.a. Data primer

Data primer adalah data yang berasal dari wawancara dan hasil observasi saat itu.b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang didapat dari perusahaan, seperti keluhan penyakit terbanyak di poli dan keluhan dari pekerja dan kondisi lingkungan kerja, rekognisi, dan hazard seperti bahan kimia yang digunakan dosis pajanan, serta hasil dokumentasi seperti kegiatan olah raga.Survei penelitian menggunakan beberapa jenis instrument pada PT X, untuk pendekatan kuantitatif, yaitu :1. Lembar kueisioner diabetes mellitus

2. Lembar kueisioner test stress

3. Medical record dari KlinikPeneliti melakukan validasi data-data yang terkumpul pada variabel variabel data sekunder secara spesifik adalah : pengukuran tekan darah, kolesterol dalam darah, kadar glukosa darah, dan Indeks Massa Tubuh (IMT).1. Tekanan darah

a. Alat yang digunakan sphygmomanometer air raksa.

b. Pemerikasaan dilakukan oleh perawat, peneliti.c. Standar yang digunakan untuk tekanan darah Joint National Comitte Standart Amerika, JNC 7, normal 126 mg/dl.Sampel darah diambil dan diperiksa oleh petugas analis klinik dari laboratorium klinik.

3. Kolesterol darah a. Pemeriksaan darah dilakukan setelah responden berpuasa 10-12jam.b. Standar kolesterol berdasarkan National Cholesterol Education Program Adult Treatment Panel, NECP ATP III, kolesterol total normal 200, tidak normal >200-239, kolesterol LDL normal 160, kolesterol HDL normal 60, trigliserid normal 200.c. Sampel darah diambil dan diperiksa oleh petugas analis klinik dari laboratorium klinik.

4. Indeks Massa Tubuh

a. Alat yang digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan dan tinggi badan menggunakan standiometer.b. Pencatatan tinggi badan dan berat badan pasien adalah perawat, peneliti.c. Indeks massa tubuh menggunakan rumus berat badan dibagi tinggi badan, pada rumus persamaan 2.1 obesitas, tidak obesitas 27, obesitas 27

4.1 Faktor Risiko Penyebab Diabetes MellitusVariabel independen terdiri dari 11 yaitu: Diabetes mellitus dislipidemia, hipertensi, obesitas, riwayat keluarga, stress, rokok, usia, kurang olah raga, kebiasaan makan, pengetahuan. Pengukuran untuk setiap variabel dilakukan kepada 59 orang pekerja sebagai responden pada penelitian ini.4.1 Tabel Hasil Analisis Faktor RisikoVariabelDiabetes Mellitus, n= 59

KategoriSampel (n)Persentase (%)

Diabetes MellitusYa5084.7

Tidak915.3

DislipidemiaYa4983.1

Tidak1016.9

Hipertensi Ya23.4

Tidak5796.6

ObesitasYa23.4

Tidak5796.6

Riwayat Keluarga DiabetesYa 4678.0

Tidak1322.0

StressYa2033.9

Tidak3966.1

RokokYa3457.6

Tidak2542.4

Kurang Olah RagaYa3457.6

Tidak2542.4

UsiaYa4474.6

Tidak1525.4

Kebiasaan makan mengandung lemak dan gula tinggiYa5389.8

Tidak610.2

PengetahuanYa3864.4

Tidak2135.6

Responden pada pemeriksaan diabetes mellitus, pada hasil analisis diperoleh sebanyak 50 (84.7%) terdiagnosis diabetes mellitus, sedangkan 9 (15,3%) tidak, variabel independen yang pertama adalah dislipidemia, dimana pada pemeriksaan darah didapatkan sebanyak 49 (83.1%) sedangkan 10 (16.9%) responden tidak memiliki riwayat dislipidemia. Kedua adalah riwayat hipertensi ditemukan sebanyak 2 (3.4%) responden memiliki riwayat hipertensi, sedangkan 57 (96.6%) responden tidak memiliki riwayat hipertensi, ketiga adalah obesitas dimana sebanyak 2 (3.4%) hasil perhitungan BMI Body Mass Index > 27, dan 57 (96.6%) responden BMI Body Mass Index 45 tahun sebanyak 44 (74.6%), sedangkan usia 200, trigliserid >200 akan menyebabkan komplikasi diabetes mellitus dan hal ini hal ini didukung sebagaimana yang tercantum dalam kuisioner didapatkan menu sarapan yang tidak seimbang seperti (santan, digoreng, mentega, manis) lebih dari 5 kali sehari, mengkonsumsi gula lebih dari 3 sendok sehari. Semakin tinggi tingkat pola gizi pelengkap makanan maka akan memperkecil risiko diabetes mellitus.4.2.2 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan HipertensiBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Hipertensi pada pekerja yang terpapar di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Hipertensi pada pekerja di klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Hipertensi pada pekerja di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.3 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan HipertensiValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square.373a1.542

Tabel 4.3 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 0,373 dan derajat bebas yaitu 1 lebih kecil dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,542 lebih besar dari taraf signifikansi yang artinya H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Hipertensi pada pekerja di klinik PT.X.Pada hasil analisis faktor risiko pada tabel 4.1 Hipertensi diperoleh sebanyak 2 orang (3.4%) yang terdiagnosis oleh dokter hipertensi dengan nilai sistolik >140 dan diastolik >90 hal ini akan menyebabkan komplikasi diabetes mellitus. Pada pengisian tes kuisioner hipertensi diperoleh pekerja pernah terdiagnosis oleh dokter penyakit hipertensi dan sering mengkonsumsi obat hipertensi untuk hal ini dapat mengakibatkan gejala awal pada risiko diabetes mellitus dengan seringnya mengkonsumsi obat maka akan menybabkan membuang kelebihan air dan garam dari dalam tubuh efek samping seperti: banyak buang air besar, yang artinya membuat sering kekamar kecil, menyebabkan efek samping rasa lelah, lemah atau kram pada kaki. 4.2.3 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan ObesitasBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Obesitas pada pekerja di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Obesitas pada pekerja di klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Obesitas pada pekerja yang terpapar di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.4 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan ObesitasValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square1.933a1.164

Tabel 4.4 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 1,933 dan derajat bebas yaitu 1 lebih kecil dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,164 lebih besar dari taraf signifikansi yang artinya H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Obesitas pada pekerja yang terpapar di klinik PT X.Pada hasil analisis faktor risiko tabel 4.1 Obesitas diperoleh sebanyak 2 orang (3.4%) hasil perhitungan BMI Body Mass Index > 27, semakin gemuk seseorang, semakin besar kemungkinan memiliki masalah kesehatan. Risiko diabetes dapat dicegah dengan baik dengan menurunkan berat badan dapat menjadi lebih aktif secara fisik dapat membantu mengontrol kadar gula darah, makan diet seimbang, meningkatkan aktifitas fisik juga akan mengurangi jumlah obat diabetes yang dibutuhkan.4.2.4 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Riwayat KeluargaBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Riwayat Keluarga pada pekerja di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Riwayat Keluarga pada pekerja di klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Riwayat Keluarga pada pekerja di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.5 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan Riwayat Keluarga ValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square12.315a1.000

Tabel 4.5 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 12,315 dan derajat bebas yaitu 1 lebih besar dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,000 sama dengan taraf signifikansi yang artinya H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Riwayat Keluarga pada pekerja di klinik PT.X.Pada hasil analisis faktor risiko tabel 4.1 variabel Riwayat keluarga diabetes diperoleh sebanyak 46 orang (78.0%) responden memiliki salah satu anggota keluarga mengidap penyakit diabetes mellitus. hal ini diperoleh pada hasil tes kuisioner menyatakan bahwa pekerja yang terdiagnosis penyakit diabetes mellitus memiliki salah satu anggota keluarga dari (orang tua kandung, kakek, nenek kandung) yang menderita diabetes mellitus dan informasi untuk menjelaskan pengaturan pola makan yang kurang sehingga mudah akan mengalami gejala diabetes mellitus seperti pada frekuensi BAK yang dialami oleh pekerja pada malam hari. 4.2.5 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan StressBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Stress pada pekerja di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Stress pa da pekerja di klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Stress pada pekerja di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.6 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan StressValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square5.446a1.020

Tabel 4.6 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 5,446 dan derajat bebas yaitu 1 lebih besar dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,020 sama dengan taraf signifikansi yang artinya H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Stress pada pekerja di klinik PT.X.Pada hasil analisis faktor risiko tabel 4.1 variabel stress diperoleh sebanyak 20 orang (33.9%) yang mengalami stress akibat kerja, Stres meningkat akibat terlalu banyak mengkonsumsi gula, kafein, alkohol, natrium (garam) dan lemak serta terlalu sedikit mengkonsumsi zat-zat gizi (Swarth, 2006). Hal ini hal ini didukung sebagaimana yang tercantum dalam kuisioner didapatkan pekerja mengkonsumsi banyak gula (>3-5 sendok/hari), kafein, dan kurang mengkonsumsi zat gizi.4.2.6 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan RokokBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Rokok pada pekerja yang di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Rokok pada pekerja d i klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Rokok pada pekerja di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.7 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan RokokValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square.756a1.385

Tabel 4.7 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 0,756 dan derajat bebas yaitu 1 lebih kecil dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,385 lebih besar yang artinya H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Rokok pada pekerja di klinik PT.X.Pada hasil analisis faktor risiko tabel 4.1 variabel rokok diperoleh sebanyak 34 orang (57.6%) hal ini didukung pada hasil tes kuisioner kebiasaan merokok, jenis rokok yang dihisap Filter, dan jumlah rokok yang dihabiskan setiap hari nya lebih dari 3 batang.4.2.7 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Kurang OlahragaBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Kurang Olahraga pada pekerja di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Kurang Olahraga pada pekerja di klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Kurang Olahraga pada pekerja di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.8 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan Kurang OlahragaValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square.756a1.385

Tabel 4.8 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 0,756 dan derajat bebas yaitu 1 lebih kecil dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,385 lebih besar dari taraf signifikansi yang artinya H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Kurang Olahraga pada pekerja di klinik PT.X.Pada hasil analisis faktor risiko tabel 4.1 variabel kurang olahraga diperoleh sebanyak 34 orang (57.6%) sebagaimana yang tercantum dalam kuisioner didapatkan pekerja aktfitas olahraga yang dilakukan setiap hari minimal 30menit dan kurang dari 3kali dalam seminggu.4.2.8 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan UsiaBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Usia pada pekerja di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Usia pada pekerja di klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Usia pada pekerja di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.9 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan UsiaValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square31.152a1.000

Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 31,152 dan derajat bebas yaitu 1 lebih besar dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,000 sama dengan taraf signifikansi yang artinya H0 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Usia pada pekerja di klinik PT X.Pada hasil analisis faktor risiko tabel 4.1 variabel usia diperoleh sebanyak 44 orang (74.6%) Dengan bertambahnya usia hidup maka penyakit diabetes mellitus dan penyakit- penyakit lainnya menjadi lebih umum. Untuk tipe 2 lebih banyak terjadi pada usia dewasa sampai tua (NIDDK, 2008). Hal ini hal ini didukung sebagaimana yang tercantum dalam kuisioner didapatkan pekerja usia >45 yang terdiagnosis diabetes mellitus.4.2.9 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Kebiasaan MakanBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Kebiasaan Makan pada pekerja di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Kebiasaan Makan pada pekerja di klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Kebiasaan Makan pada pekerja di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.9 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan Kebiasaan MakanValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square1.202a1.273

Tabel 4.9 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 1,202 dan derajat bebas yaitu 1 lebih kecil dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,273 lebih besar dari taraf signifikansi yang artinya H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Kebiasaan Makan pada pekerja di klinik PT.X.Pada hasil analisis faktor risiko tabel 4.1 variabel kebiasaan makan diperoleh sebanyak 53 orang (74.6%). Kebiasaan konsumsi tinggi lemak dan gula dapat meningkatkan GDP dan GD2PP meningkat. Hal ini didukung dengan tes kuisioner kebiasaan makan responden penederita diabetes mellitus pada menu makanan terdapat (santan, digoreng, mentega, manis, gajih, jeroan, minyak dan sering mengkonsumsi camilan manis, kebiasaan mengkonsumsi gula >3 sendok, kebiasaan minum manis).4.2.10 Uji Hubungan (Chi-Square) Variabel Diabetes Melitus dan Pengetahuan Diabetes MellitusBerikut ini adalah pengujian hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Pengetahuan Diabetes pada pekerja di klinik PT.X dengan menggunakan uji chi-square. Langkah pengujiannya yaitu sebagai berikut.Hipotesis:

H0: = 0 (Tidak ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Pengetahuan Diabetes pada pekerja di klinik PT.X)H1: 0 (Ada hubungan antara variabel Diabetes Melitus dan Pengetahuan Diabetes pada pekerja yang di klinik PT.X)Taraf Signifikansi :

= 5% = 0,05Tabel 4.10 Uji Chi-Square Variabel Diabetes Melitus dan Pengetahuan Diabetes MellitusValuedfAsymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square5.869a1.015

Tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian dependensi dengan taraf signifikan 0.05 (5%). Nilai pearson chi-square yang dihasilkan sebesar 5,869 dan derajat bebas yaitu 1 lebih besar dibandingkan dengan nilai chi-square tabel yaitu 3,814. Nilai p-value yang dihasilkan sebesar 0,015 lebih kecil yang artinya H0 ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara variabel Diabetes Melitus dengan Pengetahuan Diabetes pada pekerja di klinik PT.X.Pada hasil analisis faktor risiko tabel 4.1 variabel pengetahuan diabetes mellitus diperoleh sebanyak 38 orang (74.6%). tingkat pengetahuan yang rendah, dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini penyakit diabetes melitus yang kurang, minimnya aktivitas fisik pengaturan pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat, dengan komposisi makan yang terlalu banyak mengandung protein, lemak, gula, garam, dapat ,meningkatkan gejala diabetes mellitus. Hal ini didukung dengan tes kuisioner pengetahuan diabetes mellitus dari kurangnya pola kehidupan pengetahuan keluarga, tidak mengetahui komplikasi yang kan terjadi pada DM, penerapam pola makan yang tidak teratur bagi penderita DM dan jumlah gula yang harus dikonsumsi setiap harinya bagi penderita diabetes mellitus, jumlah takaran karbohidrat yang dikonsumsi oleh penderita DM dan apabila terjadi gejala DM seperti banyak kencing tidak segera untuk mengkonsultasikan ke dokter. Pengetahuan mengenai penyakit DM sangatlah diperlukan agar tercipta suatu kesadaran pekerja untuk melakukan deteksi dini diabetes mellitus.VariabelPearson Chi-Square

Value df Asymp. Sig (2-sided)

Diabetes Mellitus & Dislipidemia52.038a 1.000

Diabetes Mellitus & Hipertensi.373a 1.542

Diabetes Mellitus & Obesitas1.933a 1.164

Diabetes Mellitus & Riwayat Keluarga12.315a 1.000

Diabetes Mellitus & Stress5.446a 1.020

Diabetes Mellitus & Rokok.756a 1.385

Diabetes Mellitus & Kurang Olahraga.756a 1.385

Diabetes Mellitus & Usia31.152a 1.000

Diabetes Mellitus & Kebiasaan Makan1.202a 1.273

Diabetes Mellitus & Pengetahuan DM5.869a 1.015

Tabel 4.11. Hasil Analisis HubunganTabel 4.11 Pada hasil penelitian didapatkan ada hubungan masing-masing variabel untuk kejadian risiko diabetes mellitus yaitu hipertensi, obesitas, stress, rokok, kurang olah raga, kebiasaan makan dan pengetahuan DM. Pada hasil analisis yang tidak ada hubungan dari masing masing variabel untuk kejadian risiko diabetes mellitus yaitu dislipidemia, riwayat keluarga dan usia.BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan1. Faktor risiko penyebab penyakit diabetes mellitus pada klinik perusahaan x yaitu dislipidemia, hipertensi, obesitas, riwayat keluarga diabetes, stress, rokok, kurang olah raga, usia, kebiasaan makan, pengetahuan diabetes mellitus. Adapun faktor risiko yang berpeluang sangat besar terjadi pada pekerja klinik perusahaan x yang terdiagnosis yaitu dislipidemia, usia, dan kebiasaan makan dengan kebiasaan konsumsi tinggi lemak dan gula dengan diabetes mellitus, responden dengan kebiasaan konsumsi tinggi lemak dan gula untuk menderita diabetes mellitus kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan lemak dalam darah akan terganggu. Kelainan lemak yang utama adalah kelainan metabolisme lemak yang ditandai dengan peningkatan maupun penurunan lemak dalam darah. Kelainan lemak yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL trigliserida, dan kolesterol HDL.

2. Pada penlitian ini diperoleh bahwa adanya hubungan risiko diabetes mellitus tipe 2 dengan variabel hipertensi, obesitas, stress, rokok, kurang olah raga, kebiasaan makan, dan pengetahuan DM pada pekerja klinik PT X. Yang tidak ada hubungan dengan risiko kejadian DM yaitu dislipidemia, riwayat keluarga dan usia.V.2 SaranPerusahaan x diharapkan agar melakukan :1. Mengantisipasi paparan yang dapat mengakibatkan komplikasi seperti halnya, debu, panas, limbah B3 agar para pekerja tidak terkena stress yang dapat semakin meningkatkan gejala diabetes mellitus2. Pengelompokan pekerja, berdasarkan beban kerja, kondisi kesehatan dan kondisi lingkungan tempat bekerja agar dapat diketahui kisaran jumlah kalori rata-rata per kali makan dengan jumlah dan menu makanan yang disediakan perusahaan.3. Memberikan edukasi pola hidup sehat, gizi seimbang kepada seluruh tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKAAlmatsier, Soetardjo & Soekatri, 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Almatsier & Sunita, 2007. Penuntun diet. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.American Diaebetes Association. ADA Position Statement, Standards of Medical Care in Diabetes 2009, Diabetes Care, 2009;32 (Suppl. 1)American Diabetes Associatin. Januari 2011. Care Diabetes Journals, ADA 2011. Dari :http://care.diabetesjournals.org/content/34/Supplement_1/S11.fullAnwar, Bahri., 2004. Dislipidemia sebagai faktor risiko penyakit jantung koroner. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Assocation, A. D., 2007. Diagnosis and classification of diabetes mellitus. Diabetes care, Volume 7, p. S42.

Assocition, A. D., 2011. Care Diabetes Journals. Care Diabetes Journals, 34(Supplement), pp. S11-S36.Assosiation, A.D., 2012. Food and Fitness and Planning Meals. [Online] Available at: http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/planning-mealsBrunner & Suddarth, 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.Direktorat pengendalian penyakit tidak menular, Direktorat Jenderal PP & PL, 2007,Metode Pencegahan dan Penanggulangan Faktor Risiko Diabetes Mellitus tahun 2007, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Direktorat pengendalian penyakit tidak menular, Direktorat Jenderal PP & PL, 2008, Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit Diabetes Mellitus, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.Hastono & S.P, 2001. Analisis Data. Jakarta: Pustaka Fakultas Kesehatan Masyarakat-UI.

Hidayat, A., 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.IDF, 2011, Diabetes, International Diabetes Federation

Available at: http://www.idf.org/diabetesatlas/what-is-diabetesIsniati, 2003. Hubungan Tingkat Pengetahuan Penderita Diabetes Mellitus. Kesehatan Masyarakat , Volume I, p. 2.Jevuska, 2010. 12 Cara Cegah Komplikasi diabetes.

Available at: http://www.jevuska.comKurniawidjaja, L & M, 2012. Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat.

Misnadierly, 2007. Obesitas Sebagai Faktor Risiko Berbagai Penyakit. Jakarta: Pustaka Obor Populer.

NCEPATP III, 2004. Third Report of the National Cholesterol Education Program (NCEP) Expert Panel on Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Cholesterol in Adults. Cholesterol Education, Volume 3143-3421, p. 106.NIDDK (National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease). 2008, Understanding Adult Obesity, [Online]. Dari: http://win.niddk.nih.gov/publication/understanding.htm.

Notoatmodjo, S., 2005. Metode Penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.PERKENI, 2006. Endokrinologi Metabolik. Palembang: FK Unsri.

PERKENI, 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rahmawansa, W., 2009. Manfaat Olah Raga Untuk Kesehatan jantung dan pembuluh Darah. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Rindengan M, 2008,Hubungan antara pekerjaan dan stress kerja dengan kejadian hipertensi pada pekerja di Indonesia, 2005, Medika No. 05, Mei 2008, p. 300-309.Shahab, A., 2006. Diagnosis dan Penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Jakarta: s.n.

Sukmaniah, 2010, Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus, Cermin Dunia Kedoteran.

Sumanto, A. (2009). Tetap langsing dan Sehat dengan terapi diet. Agromedia Pustaka : Jakarta.

Strank, J, 2005, Stress at Work, Elsevier, Burlington.

Swarth, Judith. 2006. Stres dan Nutrisi. Jakarta: Bumi Aksara.VII, JNC., 2003. The Seventh report of the Joint National Comitte on prevention, detection, evaluation, and treatment of high blood presure. Hypertension, 6(http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/), p. 42.

Waspadji & Sarwono, 2009. Pedoman Diet Diabetes Mellitus. Jakarta: FKUI. (IDF, 2011)

WHO, 2012, Diabetes Programme, World Health Organization, http://www.who.int/diabetes/en/

72

_1466279059.vsdMulai

Studi Literature :1. Diabetes Mellitus2. Klasifikasi DM3. Faktor Risiko DM4. Faktor Risiko yang Bisa dimodifikasi5. Faktor Risiko yang tidak Bisa dimodifikasi5. Gejala Klinis6. Pengelolaan dan Pencegahan DM

Penentuan Topik Penelitian

Studi Lapangan1. Kuisioner2. Wawancara

Menentukan Tujuan Penelitian

Cross SectionalAnalisa Univariate dan Analisa Bivariate

Tahap Pengumpulan Data:1. GDS, GDP, GD2PP2. BB & Tinggi Badan3. Kolesterol4. HDL & LDL5. Usia6. Hipertensi7. Jenis kelamin

Kesimpulan dan Saran

Analisis Faktor Risiko Hubungan DM

Selesai