Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS EFFECTIVE TAX RATE DAN BOOK-TAX DIFFERENCE
BERDASARKAN SEKTOR INDUSTRI (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN
YANG TERDAFTAR DIBEI PERIODE 2009-2011)
Annisa Auliadini
Dwi Martani
Akuntansi, Fakultas Ekonomi
ABSTRACT
This study is a descriptive analysis of the Effective Tax Rates and Book-Tax Difference
firm based on industry sectors listed at Indonesia Stock Exchange. The purpose of this
study is to analyze how the ETR companies listed on the Indonesia Stock Exchange in
2009-2011 based on its industrial sector to identify the components that can affect the
difference between the tax and accounting. This study was conducted using descriptive
statistics which used tables, graphs, images, mean, and median with a total sample of
149 companies for ETR and 223 companies for the BTD. The result shows that each
industry sector has a different ETR movement. One of the reasons is caused by the
agricultural sector, which getting down in 2011, due to the tax incentives given by the
government for boosting it. Meanwhile, the descriptive analysis of the total BTD shows
that the most affected temporary differences components is derived from positive
correction of amortization expense and negative correction of depreciation expenses,
then permanent differences consist of a positive correction of non-deductible/non-
taxable income and negative of income subject to final income.
Keywords: Effective Tax Rate, Book-Tax Difference, Sector Industries.
1. Pendahuluan
Laba akuntansi didapat dari penghitungan menggunakan Standar Akuntansi
keuangan sedangkan laba fiskal dihitung berdasarkan perhitungan UU Perpajakan.
Akibat perbedaan penghitungan antara biaya/penghasilan yang dapat dikurangkan dan
tidak menurut fiskal dan akuntansi maka timbullah perbedaan pajak dan akuntansi
(Book-Tax Difference). Perbedaan akuntansi dan pajak (Books-Tax Difference) terbagi
menjadi dua macam, yaitu perbedaan temporer dan perbedaan permanen. Perbedaan
temporer merupakan item yang diakui untuk tujuan akuntansi dan pajak namun pada
waktu yang berbeda. Perbedaan permanen merupakan item akuntansi yang tidak
memberikan pengaruh pada penghitungan Laba Kena Pajak, atau sebaliknya.
Setiap kelompok perusahaan tentunya memiliki Book-Tax Difference (BTD)
yang berbeda. Plesko (2002) melakukan penelitian untuk menguji apakah komponen
perbedaan pajak dan akuntansi dapat berbeda dari setiap industri dengan salah satunya
menggunakan pembagian sektor industri. Menurut Hanlon dan Heitzman (2010)
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
pengukuran atas pengakuan book-tax difference sangat dekat hubungannya dengan
pengukuran ETR.
Tarif Pajak Efektif (Effective Tax Rate) merupakan tarif yang sesungguhnya
berlaku atas penghasilan Wajib Pajak perusahaan. Mc Intyre dan Nguyen (2000)
menemukan ETR yang berlaku pada industri bervariasi. Nilai ETR yang berbeda juga
dapat dipengaruhi oleh karakteristik perusahaan sebab banyak kebijakan pemerintah
yang mendukung beberapa industri tertentu. Berdasarkan latar belakang masalah diatas,
ditarik beberapa pokok permasalahan penelitian; bagaimana Effective Tax Rate
perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2010 berdasarkan sektor industrinya dan
komponen yang dapat mempengaruhi perbedaan antara pajak dan akuntansi (Book-Tax
Difference).
2. Tinjauan Teoritis
Book-Tax Difference merupakan kelebihan laba pada Laporan Keuangan
terhadap Penghasilan Kena Pajak atau sebaliknya, mewakili suatu persimpangan dua
konteks pelaporan. (Comprix et al, 2010). Hanlon dan Shevlin (2005) juga
menambahkan bahwa biasanya seluruh item yang dilaporkan di Laporan Keuangan
hanya yang sifatnya memiliki perbedaan yang sangat besar dan bervariasi untuk seluruh
perusahaan. Penelitian Mills et al (2002) bahwa perbedaan akuntansi pajak (book-tax
difference) tidak proporsional terkonsentrasi diperusahaan besar. Plesko (2002) setiap
sektor memiliki Book-Tax Difference yang berbeda, dimana sektor keuangan
merupakan sektor yang memiliki perbedaan akuntansi dan pajak yang paling besar.
Book-Tax Difference berkaitan erat dengan Effective Tax Rate. BTD mengukur dengan
mengurangi pengukuran dari pendapatan yang lain sedangkan ETR mengukur dengan
menggunakan rasio dari beberapa pengukuran pajak (beban atau yang dibayar) untuk
mengukur pendapatan. (Hanlon dan Heitzman, 2010)
Effective Tax Rate perusahaan sering digunakan oleh para pembuat kebijakan
dan kelompok kepentingan sebagai alat untuk membuat kesimpulan tentang sistem
pajak perusahaan karena mereka memberikan ringkasan statistik yang mudah atas efek
kumulatif dari pemberian berbagai insentif pajak dan perubahan tingkat pajak
penghasilan badan (Gupta dan Newberry, 1997). Heshmati et al (2010) di negara
Swedia untuk hubungan antara ETR dengan distribusi ukuran di perusahaan bahwa
terdapat hubungan negatif antara ETR dengan ukuran perusahaan. Derashid dan Zhang
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
(2003) menemukan bahwa perusahaan manufaktur dan perhotelan membayar pajaknya
kurang efektif dari pada perusahaan lainnya. Pemerintah Malaysia mengambil
kebijakan pemberian insentif investasi untuk melindungi sektor manufaktur.
3. Metode Penelitian
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini
lebih menekankan pada penelitian yang menggunakan analisis statistik seperti
frekuensi, rata-rata hitung (mean) maksimum, minimum dan grafik yang memberikan
informasi deskriptif dari sekelompok data.
3.2 Jenis Penelitian
3.2.1 Tujuan Penelitian
Penelitian menggunakan studi deskriptif untuk mempelajari dan menjelaskan
karakteristik suatu kelompok industri tertentu dan seluruh kelompok industri sehingga
mengetahui karakteristik ETR setiap industri dan BTD yang dilihat dari beda temporer
dan permanen, serta menganalisis faktor komponen penyebab BTD.
3.2.2 Unit Analisis
Unit analisis yang digunakan dalam penelitian adalah kelompok (groups). Hal
tersebut dikarenakan penelitian ini berkaitan dengan variabilitas antar kelompok
industri yang dilihat dari ETR dan Books-Tax Difference dengan menggunakan
sembilan klasifikasi sektor industri yang dibuat oleh BEI.
3.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan ETR dan BTD
perusahaan di seluruh sektor industri yang terdaftar di BEI. Obyek penelitian ini adalah
seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian
tiga tahun mulai dari tahun 2009-2011 untuk ETR dan satu tahun untuk BTD pada
tahun 2011. Teknik pengumpulannya dilakukan dengan beberapa langkah yaitu sebagai
berikut:
1. Studi Empiris
Studi empiris dilakukan dengan melalui pengumpulan daftar-daftar
perusahaan dan data keuangan pada Laporan Keuangan perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia sesuai sektor industrinya melalui website
www.idx.co.id.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
2. Riset Kepustakaan
Data yang dikumpulkan dengan riset kepustakaan yaitu data yang
dikumpulkan melalui jurnal, bahan kuliah, buku dan sumber ilmiah lainnya
dengan melakukan pengkajian yang sifatnya teoritis berdasarkan konsep
yang relevan dengan penelitian.
3.2.4 Tahapan Penelitian
Tahap awal dengan penelitian dilakukan dengan membaca literature terkait,
kemudian dilanjutkan dengan mengumpulkan data. Data tersebut lalu diolah menurut
sektor industrinya dan menganalisis ETR dan BTD mulai dari analisis total dan setiap
sektor industri berdasarkan pengukuran sebagai berikut ini:
Effective Tax Rate
Tiga jenis proksi yang umum digunakan perusahaan untuk mengetahui nilai
ETR perusahaan menurut Hanlon dan Heitzman (2010).
I. GAAP ETR
GAAP ETR merupakan rate yang mempengaruhi laba akuntansi, strategi pajak
yang tidak dapat menangguhkan pajak, tidak dapat mengubah GAAP ETR. (Hanlon dan
Heitzman, 2010)
II. Cash ETR
Cash ETR merefleksikan kemampuan perusahaan untuk membayar sejumlah
kecil nilai cash taxes per dollar dari pre tax income menurut Dyreng et al (2008).
III. Current ETR
Current ETR mengukur total beban pajak dikurangi pajak tangguhan (Ayers et
al, 2009). Pengukuran ini berguna untuk melihat nilai ETR perusahaan atas beban pajak
saat ini.
Book-Tax Difference
GAAP ETR = Worldwide total income Tax Expense
Worldwide total Pre-tax Accounting Income
Current ETR = World wide current income tax espense
World wide total pre-tax accounting income
Cash ETR = World wide cash taxes paid
World wide total pre-tax accounting income
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
Penelitian ini menggunakan komponen perbedaan temporer dan permanen
perusahaan dari data yang diambil berdasarkan rekonsiliasi fiskal pajak kini.
Tabel 3.1 Distribusi Sampel ETR Berdasarkan Sektor Industri di BEI
Sektor Sampel
Awal
Data Tidak
Lengkap
ETR
Negatif
ETR lebih
dari 1
Sampel
Akhir
1 Pertanian (agriculture) 13 0 (6) (2) 5
2 Pertambangan (mining) 25 0 (13) (2) 10
3 Industri dasar dan sektor kimia
(basic industry and chemicals) 55 0 (30) (3) 22
4 Aneka industri (miscellaneous
industry) 41 (1) (24) (3) 13
5 Industri barang konsumsi
(consumer goods industry) 30 (1) (12) (3) 14
6 Properti dan real estate (property,
real estate and building
construction) 46 0 (15) (3) 28
7 Infrastruktur, utilitas dan
transportasi (infrastructure,
utilities and transportation) 29 0 (20) (2) 7
8 Keuangan (finance) 65 (4) (37) 0 24
9 Perdagangan, jasa dan investasi
(trade, services and investment) 82 0 (51) (5) 26
Sampel Keseluruhan 386 (6) (208) (23) 149
Sampel Keseluruhan Selama Periode
Penelitian 1158 (18) (624) (69) 447
Tabel 3.2 Distribusi Sampel BTD Berdasarkan Sektor Industri di BEI
Sektor
Sampel
Awal
Data Tidak
Lengkap
Tax Loss/ PKP
Rugi
Sampel
Akhir
1 Pertanian (agriculture) 14 (1) (10) 3
2 Pertambangan (mining) 25 0 (13) 12
3 Industri dasar dan sektor kimia (basic
industry and chemicals) 55 (2) (17) 36
4 Aneka industri (miscellaneous industry) 41 (1) (6) 34
5 Industri barang konsumsi (consumer
goods industry) 30 0 (5) 25
6 Properti dan real estate (property, real
estate and building construction) 46 (6) (27) 13
7
Infrastruktur, utilitas dan transportasi
(infrastructure, utilities and
transportation) 29 (4) (17) 8
8 Keuangan (finance) 65 (4) (16) 45
9 Perdagangan, jasa dan investasi (trade,
services and investment) 82 (3) (32) 47
Total 387 (21) (143) 223
4. Hasil dan Pembahasan
4.1 Analisis Total
4.1.1 Effective Tax Rate
ETR rata-rata perusahaan (mean) telah melebihi Statutory Tax Rate, yaitu diatas
25% untuk GAAP ETR sebesar 26,29% dan Cash ETR 28,83%. Cash ETR memiliki
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
nilai rata-rata yang paling besar daripada pengukuran GAAP dan Current ETR. Namun,
untuk Current ETR memiliki rata-rata lebih rendah dibandingkan Statutory Tax Rate
sebesar 24,05%. Hal tersebut dikarenakan besarnya nilai koreksi fiskal negatif dan
positif perusahaan yang berakibat Laba Kena Pajak, pajak kini dan ETR perusahaan
menjadi yang lebih kecil daripada Statutory Tax Rate.
Perusahaan membayar pajak yang rendah sehingga nilai ETR juga rendah
dikarenakan beberapa hal yaitu:
1. Percepatan penyusutan dan amortisasi. (Mc Intyre dan Nguyen 2000)
2. Item yang ada di Laporan Tahunan sedikit atau tidak ada rincian yang lebih
mendalam atas Pajak yang terutang. (Mc Intyre dan Nguyen).
3. Rekonsiliasi pajak (Spooner, 1986; Mc Intyre dan Nguyen, 2000)
Rekonsiliasi pajak dapat menjelaskan perbedaaan ETR karena perusahaan
harus melakukan rekonsiliasi ETR dangan menggunakan Statutory Tax Rate
yang diungkapkan di Catatan Atas Laporan Keuangan dengan membagi ke
dalam perbedaan temporer dan permanen.
4. Keadaan ekonomi yang lemah dan insentif pajak. (Mc Intyre dan Nguyen,
2000; Derashid dan Zhang, 2003)
Pemerintah memberikan insentif pajak untuk mendukung sektor-sektor
tertentu yang dianggap dapat meningkatkan investasi di negara yang
bersangkutan (Derashid dan Zhang, 2003; Heshmati et al, 2010).
Nilai ETR perusahaan setiap industrinya sangatlah berbeda-beda. Nilai ETR
setiap industri memiliki rata-rata range terendah dimulai 19,7% sampai yang paling
tinggi 32,68%, dimana semakin menambah tahun maka range industri akan semakin
besar. Nilai rata-rata ETR tertinggi pada GAAP ETR berada di sektor 2 sebesar
30,79%, Cash ETR berada pada sektor 3 sebesar 32,68% dan Current ETR di sektor 2
sebesar 29,27.
Sedangkan nilai rata-rata yang hampir seluruh sektornya melebihi Statutory Tax
Rate 25% adalah pengukuran GAAP ETR, dimana hanya dua sektor yang masih
dibawah 25%, yaitu sektor 1 dan 8. Cash ETR memiliki nilai rata-rata tertinggi dari
seluruh jenis ETR sebesar 32.68% pada sektor tiga. Current ETR memiliki nilai rata-
rata ETR yang paling rendah daripada seluruh pengukuran ETR. Nilai Current ETR
terendah terletak pada sektor 7 sebesar 19,70%. Sektor yang memiliki nilai ETR
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
terendah berada pada sektor 8 atau sektor keuangan yaitu rata-rata ETR dengan seluruh
pengukuran hanya sebesar 23,21%.
Setiap sektor memiliki perbedaan ETR yang disebabkan hal-hal berikut ini:
1. Perbedaan regulasi perpajakan.
Pemerintah mengupayakan pada setiap sektor agar tercipta prinsip pajak yang
berkeadilan disetiap sektor industri.
2. Perbedaan insentif pajak.
Insentif pajak yang diberikan pada setiap industri berbeda-beda contohnya
seperti tax reduction berdasarkan PP No. 81 tahun 2007, tax allowances sesuai
PP No. 62 tahun 2008 dan insentif pajak lainnya.
3. Perbedaan struktur modal
Struktur modal hutang cenderung memiliki Pajak Penghasilan yang besar
dengan menimbulkan persepsi perusahaan baik dalam hal membayar beban
bunga selain juga itu beban bunga dapat dikurangkan dalam Laba Kena Pajak,
begitu juga sebaliknya.
4. Keefektifan perencanaan pajak
Semakin tinggi nilai ETR menunjukkan perusahaan kurang dalam melakukan
perencanaan pajaknya.
5. Perbedaan nilai GAAP, Cash ETR dan Current ETR
Perbedaan pengukuran tersebut mencerminkan perbedaan beban pajak penghasilan
yang terdapat dalam perusahaan.
4.1.2 Book-Tax Difference
Perbedaan Temporer
Beban amortisasi merupakan rata-rata koreksi positif yang paling besar yang
dilakukan perusahaan. Hal tersebut disebabkan laba entitas anak yang harus dikeluarkan
dari laba konsolidasi sangatlah besar sehingga nilai laba sebelum pajak perusahaan
lebih rendah daripada beban amortisasinya dan meningkatkan jumlah proporsi beban
amortisasi. Penyebab koreksi amortisasi lebih tinggi dikarenakan banyak perusahaan
memiliki aset tidak berwujud yang dapat disusutkan, yaitu seperti paten. Sedangkan,
koreksi negatif yang memiliki persentase terbesar pada penyusutan sebesar -66,06%
dari total koreksi negatif. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hanlon (2005) dimana penyusutan merupakan salah satu item koreksi negatif yang
menyebabkan BTD tinggi. Beban penyusutan terjadi akibat perusahaan melakukan
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
percepatan penyusutan sehingga beban penyusutan menurut pajak lebih besar daripada
akuntansi.
Perbedaan Permanen
Nilai koreksi positif terbesar yang rata-rata dilakukan perusahaan berasal dari
non-deductible expense/non taxable income. Pada sampel 223 perusahaan, mayoritas
perusahaan tidak menjelaskan rincian koreksi negatif dari non-taxable income atau
non-deductible expense sebab perusahaan hanya menampilkan secara garis besar
koreksi-koreksi yang paling mempengaruhi rekonsiliasi fiskal. Namun, terdapat
sejumlah perusahaan yang memiliki nilai BTD yang paling besar sehingga
mempengaruhi proporsi koreksi positif BTD yaitu PT Sunson Textile Manufacture Tbk
dengan nilai sebesar 54,73 namun perusahaan ini tidak mencantumkan secara detail
akun-akun apa saja di dalamnya. Rata-rata sektor industri yang melakukan koreksi
positif perbedaan temporer berasal dari sektor keuangan, aneka industri, perdagangan
dan jasa.
Koreksi negatif yang memiliki persentase terbesar perbedaan permanen terdapat
pada pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya sebesar -38.81% dari total proporsi
koreksi negatif. Pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya selain dari pendapatan
bunga, sewa, tanah dan bangunan yang dikenakan PPh Final, yaitu laba perdagangan
portofolio, penyertaan di reksadana, hadiah undian, penghasilan dari transaksi saham
dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di BEI, penjualan saham
dari modal ventura, penghasilan dari penjualan bahan bakar minyak. Berdasarkan
sampel yang ada pendapatan yang dikenakan PPh Final lainnya mayoritas terdapat pada
sektor perbankan, perdagangan, aneka industri, industri dasar dan kimia. Pada sektor
keuangan berada pada pendapatan yang berasal dari transaksi derivatif, investasi,
reksadana atau yang berhubungan dengan keuangan. Hal tersebut disebabkan pada
sektor tersebut menyediakan jasa keuangan atau melakukan transaksi keuangan dengan
perusahaan lainnya.
4.2 Analisis Sektor Industri
1. Sektor Pertanian
Sektor pertanian memiliki nilai ETR yang mengalami penurunan tajam mulai
dari tahun 2009 ke 2011. Sektor industri pertanian memiliki nilai Effective Tax Rate
yang tidak terlalu besar dikarenakan salah satunya pemerintah memiliki fasilitas pajak
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
yang besar yang bertujuan untuk mendorong perkembangan di kedua sektor tersebut.
Rekonsiliasi pajak juga merupakan pemicu penurunan nilai ETR perusahaan (Mc Intyre
dan Ngunyen, 2000), dimana pada sektor ini salah satunya dari penyusutan yang
menyebabkan koreksi negatif sehingga laba kena pajak semakin menurun. Nilai Current
ETR sektor pertanian dipengaruhi oleh adanya employee stock option, dimana hampir
seluruh perusahaan di sektor industri pertanian memiliki kebijakan untuk memberikan
saham berupa stock option pegawai.
Book-Tax Difference pada sektor ini lebih sedikit melakukan koreksi
dikarenakan perbedaan akuntansi dan pajak tidak jauh berbeda, koreksi yang dilakukan
perusahaan tidak banyak dikarenakan sektor pertanian nature usahanya tidak secara
rinci menampilkan beban dan penghasilan seperti sektor lainnya. Namun dikarenakan
sampel yang digunakan masih sedikit sehingga dikhawatirkan tidak dapat mewakili
sampel.
Tabel 4.1 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Pertanian
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Jumlah koreksi perusahaan
sektor pertanian pada perbedaan
temporer paling banyak dilakukan
atas biaya penyusutan, dimana
sebesar 100% atau seluruh
perusahaan. Koreksi atas
penyusutan tersebut berasal dari
koreksi negatif. Penyusutan
tersebut terjadi karena perusahaan
pada sektor pertanian memiliki
aset berupa tanaman perkebunan,
bangunan dan kendaraan.
Jumlah koreksi perbedaan
permanenen yang mayoritas
perusahaan lakukan berasal dari
pendaparan bunga dikenakan PPh
Final. Hal tersebut terjadi karena
sektor pertanian melakukan
investasi pada sektor perbankan
dan diharapkan mendapatkan
penghasilan bunga.
Positif Nilai koreksi positif paling besar berasal dari
tantiem dan bonus. Koreksi ini terjadi karena
setiap perusahaan memiliki karyawan yang
wajib diberikan bonus dan serta tantiem
untuk direksi dan sebagainya.
Sektor pertanian memiliki nilai koreksi
positif paling besar dilakukan atas beban
representasi, entertainment, donasi dan
hadiah senilai 0.00067 atau 59.16% dari
total proporsi koreksi yang dilakukan
perusahaan. Sektor ini hanya terdapat tiga
komponen besar koreksi negatif dan nilai
yang paling besar dari beban atas
entertainment, representasi, donasi dan
hadiah. Penyebabnya perusahaan banyak
melakukan kegiatan terkait sumbangan
yang tidak terkait dengan kegiatan
perusahaan.
Negatif Jumlah koreksi negatif perusahaan mayoritas
berasal dari beban penyusutan dengan nilai -
0.001390. Sektor ini memiliki koreksi
negatif penyusutan tertinggi dikarenakan aset
perusahaaan berupa tanaman perkebunan,
bangunan dan kendaraan sangat digunakan
pada bidang usahanya sehingga koreksinya
paling besar terjadi.
Koreksi negatif pada sektor pertanian
terjadi pada pendapatan bunga yang
dikenakan PPh Final senilai -48% dari total
koreksi negatif. Koreksi tersebut terjadi
karena pada sektor pertanian melakukan
investasi berupa bunga deposito, SBI dan
lainnya untuk mencegah terjadinya inflasi.
2. Sektor Pertambangan
Nilai ETR industri pertambangan yang cenderung berada di atas Statutory Tax
Rate yaitu antara 27-37% terutama pada tahun 2009 dan 2010 disebabkan pada tahun
2010 terjadi beberapa hal, yaitu nilai laba komersil dan PPh perusahaan masih cukup
besar sesuai dengan penelitian Heshmati et al (2010) besarnya perusahaan tidak
mempengaruhi besarnya ETR perusahaan, perusahaan-perusahaan ini cenderung
menguntungkan perusahaan meskipun kebijakan industri tidak mendukung mereka.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
Perusahaan pertambangan memiliki ETR yang lebih besar dikarenakan sektor ini
melakukan perencanaan yang kurang efektif. Sektor ini merupakan salah satu sektor
yang memiliki resiko yang besar, proses yang lama, ketidakpastian yang tinggi dan
modal yang besar dimana perusahaan dapat mengambil untung setelah proses
penyelidikan dan eksplorasi. Tarif Pajak Penghasilan yang tinggi dalam ETR
memberikan keuntungan bagi perusahaan untuk mendapatkan manfaat yang besar atas
penggunaan utang dalam struktur modalnya. Sektor pertambangan berusaha
mendapatkan pendanaan melalui lembaga internasional meski dengan bunga yang
relatif tinggi. Sektor pertambangan merupakan sektor besar namun memiliki kelemahan
dalam perencanaan pajak, sehingga koreksi perbedaan permanen paling besar terjadi
atas beban pajak dan denda. Selain itu, sektor ini memiliki berbagai investasi diluar
kegiatan usahanya sehingga beban koreksi semakin besar. Pada Tabel 4.2 terdapat
ringkasan komponen BTD sektor pertambangan.
Tabel 4.2 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor
Pertambangan
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Jumlah koreksi yang dilakukan
perusahaan berasal dari beban
penyusutan sebesar 11 koreksi.
Penyusutan terjadi karena sektor ini
banyak memiliki aset dan mesin
berat terkait usaha pertambangan
sehingga perusahaan harus
melakukan koreksi.
Lalu sektor pertambangan
memiliki jumlah koreksi perbedaan
permanen tertinggi yang dilakukan
perusahaan atas koreksi pendapatan
bunga yang dikenakan PPh Final
dan representasi, entertainment,
donasi dan hadiah. Hal tersebut
terjadi dikarenakan sektor
pertambangan diwajibkan untuk
melakukan kegiatan CSR salah
satunya berupa sumbangan,
sehingga nilai atas koreksi
sumbangan cukup besar.
Positif Nilai koreksi positif disektor
pertambangan paling dipengaruhi oleh
beban imbalan kerja sebesar 0,00786.
Imbalan kerja paling tinggi dikarenakan
pada sektor ini perusahaan melakukan
banyak penyisihan atas beban imbalan
kerja berupa imbalana kerja jangka
pendek, jangka panjang dan pesangon.
Nilai koreksi positif paling besar
dilakukan atas beban representasi,
entertainment, donasi dan hadiah senilai
0.00067 atau 59.16% dari total proporsi
koreksi yang dilakukan perusahaan.
Sektor ini hanya memiliki tiga
komponen besar koreksi negatif dan nilai
yang paling besar dari beban atas
entertainment, representasi, donasi dan
hadiah. Pada sektor ini perusahaan dapat
diketahui bahwa perusahaan banyak
melakukan kegiatan terkait sumbangan
yang tidak terkait dengan kegiatan
perusahaan.
Negatif Penelitian ini pada koreksi negatif
perusahaan memiliki nilai beban
penyusutan yang besar, yaitu -0.00766.
Penyusutan merupakan salah satu faktor
penentu BTD dalam sektor pertambangan
dikarenakan pada sektor pertambangan,
sektor ini mempercepat nilai depresiasi
sehingga nilai beban penyusutan menurut
pajak menjadi lebih besar.
Komponen nilai koreksi negatif yang
terbesar terjadi pada koreksi positif
pendapatan dikenakan PPh final lainnya
sebesar -0.01087. Sektor pertambangan
melakukan invetasi yang cukup tinggi
selain dari kegiatan usahanya seperti
pendapatan dari dividen, bunga, royalty
dan sebagainya.
3. Sektor Industri Dasar dan Kimia
Pergerakan ETR menunjukkan terjadi sedikit penurunan pada Current dan
GAAP ETR dari tahun 2009 ke 2011 sehingga berada di bawah Statutory Tax Rate.
Sedangkan untuk Cash ETR pergerakan ETR berada diatas Statutory Tax rate pada
tahun 2009-2011. Nilai Cash ETR merupakan nilai tertinggi dengan rata-rata mencapai
30% pada tahun 2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 2010. Salah satu
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
penyebab turunnya adalah dikarenakan pemerintah telah menerapkan pemberian
pengurangan/pembebasan PPh Badan pada tahun 2011. Sektor industri dasar dan kimia
salah satu industri yang diberikan insentif pajak oleh pemerintah untuk melindungi
industri yang dianggap pionir yang berlaku Agustus 2011 berdasarkan PMK No. 130
tahun 2011. Rekonsiliasi pajak juga dapat mengurangi besarnya PKP perusahaan,
dimana untuk sektor industri dan kimia pada tahun 2011 penghasilan kena pajak seperti
laba bersih perusahaan asosiasi dan interest income. Penyebab terjadi perbedaan pada
sektor industri dasar dan kimia dikarenakan beberapa hal yaitu nilai Cash ETR
meningkat akibat meningkatnya pajak tangguhan perusahaan. Selain itu Cash ETR
tidak terpengaruh terhadap besarnya penyisihan valuasi atau tax cushion (Dyreng et al,
2008), akibatnya nilai Cash ETR pada sektor ini juga lebih besar. Sedangkan nilai
GAAP ETR dan Current ETR lebih rendah karena nilai GAAP turun dipengaruhi oleh
besarnya besarnya pengurang pajak seperti penyisihan penurunan piutang, aset dan
sebagainya. Sektor ini memiliki perencanaan pajak yang efektif, dapat dilihat dari nilai
ETR yang semakin menurun pada tahun 2009 dan 2011.
Tabel 4.3 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Industri
Dasar dan Kimia
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Sektor industri dasar dan kimia
melakukan jumlah koreksi
perbedaan temporer terhadap
beban penyusutan yaitu sebesar
35 perusahaan. Sektor industri
dasar dan kimia memiliki aset
yang banyak dan memiliki nilai
yang besar seperti sektor
pertambangan sehingga total
koreksi paling banyak dilakukan
atas beban penyusutan.
Jumlah koreksi tertinggi
perbedaan permanen terletak
pada pendapatan bunga yang
dikenakan PPh Final sebesar 26
koreksi. Hal tersebut
menunjukkan pada sektor
industri dasar dan kimia banyak
melakukan investasi berupa
deposito, SBI dan lainnya.
Positif Komponen nilai koreksi positif terbesar
terletak pada beban penyusutan dengan nilai
0.07547 atau proporsi 173.82% dari 215%.
Penyusutan pada sektor ini disebabkan
terjadi perbedaan antara akuntansi dan
pajak.
Koreksi positif komponen yang paling
mempengaruhi besarnya BTD perusahaan
terdapat pada beban atas non-deductible
expense dan non-taxable income senilai
0.00342 atau -11.67% dari total proporsi
koreksi perbedaan permanen. Koreksi positif
pada sektor ini terjadi karena pada sektor ini
memiliki beban dan penghasilan yang dapat
dikurangkan atau bukan penghasilan sesuai
pasal 9 ayat 1 dan pasal 4 ayat 3 UU PPh.
Negatif Komponen nilai koreksi negatif tertinggi
terdapat pada koreksi penyisihan lainnya.
Penyisihan lainnya disini yaitu penyisihan
atas biaya restorasi. Pada sektor industri
kimia dan dasar memiliki kewajiban untuk
melakukan restorasi usahanya, terutama
pada subsektor yang memberikan imbas
kelingkungan seperti industri semen dan
kertas/pulp. Hal menyebabkan perbedaan
disebabkan pada sektor ini perusahaan sama
dengan sektor pertambangan memiliki
kewajiban untuk melakukan beban atas
restorasi terhadap lingkungan.
Koreksi negatif juga koreksi atas non-
deductible expense dan non-taxable income
merupakan komponen yang terbesar yang
mempengaruhi BTD. Koreksi tersebut
memiliki nilai yang paling tinggi yaitu -
0.01964. Berdasarkan sampel yang ada, dapat
diketahui bahwa perusahaan yang melakukan
koreksi atas non-deductible expense dan non-
taxable income berasal dari PT Surabaya
Agung Industri Pulp & Kertas Tbk dan PT
Berlina Tbk.
Sektor industri dasar dan kimia melakukan koreksi paling banyak terhadap
beban penyusutan dan imbalan kerja. Penyebab perbedaan BTD pada sektor industri
dasar dan kimia disebabkan karena pada sektor industri dasar dan kimia memiliki aset
yang banyak sehingga melakukan beban penyusutan yang besar dikarenakan sektor ini
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
merupakan sektor yang memerlukan keahlian yang tinggi dan modal yang besar
sehingga jumlah pegawai perusahaan juga banyak dan memerlukan penyisihan imbalan
kerja untuk pegawainya. Pada Tabel 4.3 terdapat ringkasan komponen BTD sektor
pertambangan.
4. Sektor Aneka Industri
Pergerakan ETR mengalami kenaikan pada tahun 2010 namun pergerakan
cukup variarif berdasarkan pengukuran ETR. Pada awalnya tahun 2009 Cash dan
Current ETR berada dibawah Statutory Tax Rate dengan nilai lebih dari 19% kemudian
mulai tahun 2010 terjadi kenaikan dan tahun 2011 nilai Cash ETR semakin naik namun
untuk Current ETR mengalami penurunan kembali. Sedangkan pada GAAP ETR,
awalnya pada tahun 2009 berada diatas Statutory Tax Rate namun mulai tahun 2010
mengalami penurunan dan naik kembali pada tahun 2011.
Tabel 4.4 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Aneka
Industri
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Sektor aneka industri
melakukan koreksi
perbedaan temporer atas
biaya penyusutan yaitu
sebesar 30 total koreksi
perusahaan. Beban
penyusutan banyak terjadi
dikarenakan terjadi
perbedaan antara
akuntansi dan pajak selain
itu terdapat percepatan
beban penyusutan
sehingga koreksi atas
penyusutan lebih banyak
negatif. Sektor aneka industri paling
banyak melakukan jumlah
koreksi perbedaan permanen
atas pendapatan bunga yang
dikenakan PPh Final sebesar
24 koreksi. Koreksi tersebut
menjelaskan bahwa sektor
aneka industri banyak
melakukan investasi di sektor
perbankan atas deposito, SBI
dan lainnya.
Positif Namun, komponen nilai yang paling
mempengaruhi BTD berasal dari koreksi
atas beban amortisasi yaitu senilai
0.14034 dari proporsi koreksi 95.91%.
Beban amortisasi tersebut tersebar pada
perusahaan-perusahaan garmen, otomotif
dan kabel. Penyebabnya dikarenakan
pada sektor ini memiliki banyak aset
tidak berwujud sehingga nilai beban
amortisasi besar.
Koreksi perbedaan positif pada
perbedaan permanen ini terpusat pada
satu perusahaan dengan nilai koreksi
sebesar 54.73 atau proporsi 49.53% dari
total proporsi koreksi perusahaan yaitu
PT Sunson Textile Manufacture Tbk.
Pada PT Sunson Textile Manufacture
Tbk melakukan koreksi tersebut atas
koreksi beban yang tidak dapat menjadi
pengurang penghasilan.
Negatif Komponen koreksi negatif pada BTD di
sektor aneka industri juga dipengaruhi
oleh beban penyusutan. Penyebab
terjadinya beban penyusutan dikarenakan
sektor ini ingin mempercepat pengakuan
beban penyusutan sehingga koreksi yang
dilakukan negatif dan mengurangi Laba
Kena Pajak.
Pada koreksi negatif beban penyusutan
terdapat perusahaan yang memiliki
proporsi nilai paling besar yaitu PT Ever
Shine Textile Industri Tbk memiliki laba
sebelum pajak yang rendah sehingga
nilai beban penyusutan menjadi lebih
tinggi dibandingkan perusahaan lain.
Komponen nilai koreksi negatif
perusahaan pada perbedaan permanen
sektor aneka industri paling besar berasal
dari non-deductible dan non-taxable
income, dimana non-deductible dan non-
taxable income memiliki nilai -0.01192
atau -2.33% dari total koreksi negatif
perbedaan permanen. Perusahaan yang
menyumbangkan nilai koreksi akun ini
yang tinggi berasal dari PT Astra
Otoparts Tbk. PT Astra Otoparts Tbk
memiliki penghasilan yang bukan obyek
pajak (Rp515.245,000.000) dan beban
yang tidak dapat dijadikan pengurang
sebesar Rp14.476.000.000, akibatnya
nilai koreksi penyusutan menjadi lebih
besar.
Nilai ETR pada sektor ini rendah dikarenakan sektor ini memiliki perencanaan
pajak yang efektif. Sektor aneka industri membayar pajak penghasilan yang rendah
seperti terlihat pada nilai Current ETR yang rata-rata tidak melebihi Statutory Tax Rate.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
Perusahaan pada sektor aneka industri sangat memanfaatkan insentif pajak yang
diberikan oleh pemerintah. Selain itu terdapat dominasi beberapa perusahaan yang
memiliki nilai ETR yang tinggi menyebabkan terjadi fluktuasi nilai ETR yang rendah
dan tinggi. Sektor ini mendapatkan pendanaan lebih berasal dari hutang dan dari hutang
tersebut akan dikenakan beban bunga yang dapat mengurangi nilai Laba Kena Pajak
perusahaan sehingga ETR lebih rendah.
Komponen BTD koreksi positif yang paling mempengaruhi pada sektor ini
berasal dari koreksi atas non-deductible expense dan non-taxable income. Penyebabnya
dikarenakan sektor ini memiliki nilai koreksi atas akun tersebut yang nilainya besar
namun tidak merinci terdiri dari akun apa saja. Selain itu pada koreksi negatif paling
banyak dilakukan atas koreksi non-deductible expense dan non-taxable income. Koreksi
tersebut banyak dilakukan pada beban yang tidak dapat dikurangkan menurut pajak.
Pada Tabel 4.4 terdapat ringkasan komponen BTD sektor aneka industri.
5. Sektor Industri Barang Konsumsi
Pergerakan ETR terjadi penurunan dari tahun 2009 ke 2010 lalu mengalami
kenaikan kembali yang signifikan pada tahun 2011. Secara rata-rata dapat dilihat bahwa
hampir seluruh pengukuran ETR pada tahun 2010-2011 telah berada di atas Statutory
Tax Rate kecuali pada tahun 2009 berada dibawah Statutory Tax Rate. Pada sektor ini
perencanaan pajak kurang efektif pada tahun 2011 dan efektif pada tahun 2010.
Perbedaan tersebut disebabkan pada tahun 2010 sektor barang konsumsi memanfaatkan
insentif pajak berupa DTP (Ditanggung Pemerintah) kepada sektor konsumsi dan laba
sebelum pajak perusahaan lebih rendah daripada tahun 2011. Komponen Book-Tax
Difference pada koreksi positif terbesar dilakukan atas beban penyusutan dan koreksi
lain-lain. Hal tersebut disebabkan nature usaha sektor ini memiliki perangkat mesin
yang digunakan untuk memproduksi barang sehingga beban penyusutan besar.
Pada koreksi negatif yang paling besar terjadi atas koreksi lain-lain dimana tidak
dijelaskan secara rinci berasal dari beban apa saja. Koreksi positif terbesar paling besar
dilakukan atas beban penyusutan dan imbalan kerja. Hal tersebut disebabkan nature
usaha sektor ini memiliki perangkat mesin yang digunakan untun memproduksi barang
sehingga beban penyusutan besar. Sedangkan imbalan kerja terjadi akibat perbedaan
pengakuan imbalan kerja menurut akuntansi pada PSAK No. 24 dan pajak sehingga
timbul koreksi positif. Pada koreksi negatif yang paling besar terjadi atas koreksi lain-
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
lain dimana tidak dijelaskan secara rinci berasal dari beban apa saja. Pada Tabel 4.5
terdapat ringkasan komponen BTD sektor industry barang konsumsi.
Tabel 4.5 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Industri
Barang Konsumsi
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Koreksi mayoritas terjadi
pada koreksi positif
penyusutan berjumlah 23
koreksi dimana
penyebabnya pada sektor ini
bergerak dibidang
manufaktur sehingga
memiliki aset berupa mesin
dan bangunan untuk pabrik
dimana akibat percepatan
depresiasi sehingga koreksi
negatif.
Pada sektor ini memiliki
jumlah koreksi positif paling
banyak pada representasi,
entertainment, donasi dan
hadiah sebanyak 15 koreksi.
Penyebabnya dikarenakan
sektor ini memiliki beban
atas donasi sebagai
kewajiban CSR perusahaan
yang nilainya besar dan
tidak berhubungan dengan
kegiatan usahanya dan tidak
dibuktikan dengan bukti
yang kuat.
Positif Komponen BTD pada perbedaan temporer untuk
koreksi positif terdapat pada imbalan kerja dengan
nilai sebesar 0.01268 dengan proporsi 77.84%.
Penyebab sektor industri barang konsumsi
melakukan koreksi tersebut dikarenakan sektor ini
merupakan sektor kebutuhan primer sehingga
memiliki jumlah pegawai lebih dari 1000 orang
terutama dipabrik yang membutuhkan tenaga kerja
yang banyak. Akibatnya perusahaan melakukan
pencadangan biaya imbalan kerja yang besar juga
sebab imbalan kerja merupakan kewajiban yang
diberikan pemberi kerja terhadap karyawan.
Untuk koreksi positif perusahaan memiliki
nilai koreksi tertinggi pada representasi,
entertainment, donasi dan hadiah sebesar
0.00537 dengan proporsi 251.90%..
Koreksi positif ini terdapat perusahaan
yang memiliki nilai koreksi yang paling
tinggi yaitu berasal dari PT Indofood
Sukses Makmur. PT Indofood Sukses
Makmur Tbk merupakan salah satu
perusahaan bluechips dan memiliki aset
yang banyak akan tetapi dalam Catatan
Atas Laporan Keuangan tidak
menampilkan rincian koreksi tersebut
terdiri dari apa saja.
Negatif Komponen atas nilai koreksi negatif yang
mempengaruhi terdapat pada beban atas
penyusutan sebesar -0.00426 dengan proporsi -
26.16%. Komponen memiliki rata nilai koreksi
positif sebesar -0.06789 dari 14 sampel yang
melakukan koreksi negatif. Penyebab koreksi atas
beban penyusutan yang banyak terjadi dikarenakan
terdapat kegiatan perencanaan pajak dengan
melakukan percepatan depresiasi supaya laba
akuntansi pajak terlihat besar.
Koreksi negatif terbesar dari beban lain-
lain dengan proporsi -236%. Koreksi
tersebut terjadi pada beban listrik, utilitas
dan beban lainnya. Namun dalam laporan
keuangan tidak dijelaskan beban tersebut
terdiri akun saja.
6. Sektor Property dan Real Estate
Awalnya pada tahun 2009 rata-rata pengukuran ETR berada di atas Statutory
Tax Rate kecuali Current ETR, kemudian pada tahun 2010 ETR mengalami penurunan
dan naik kembali di tahun 2011 namun tidak sebesar pada tahun 2009. Pergerakan ETR
diatas hampir mirip dengan sektor Industri Barang Konsumsi namun yang membedakan
pada tahun 2011 besarnya kenaikan tidak sebesar pada tahun 2009. GAAP ETR
dibawah Statutory Tax Rate dikarenakan pada sektor ini nilai rekonsiliasi fiskal
dipengaruhi oleh pendapatan yang dikenakan final yang berasal dari jasa konstruksi dan
pendapatan bunga. Sedangkan nilai Current ETR rendah dipengaruhi oleh pajak kini
perusahaan yang rendah akibat perusahaan telah melaksanakan perencanaan pajak yang
efektif. Perusahaan yang efektif menjalankan perencanaan pajaknya terlihat dari
rendahnya nilai ETR perusahaan. Nilai ETR rendah akibat besarnya pajak penghasilan
final saat rekonsiliasi fiskal. Sektor ini merupakan sektor bidang jasa dengan
bergantung pada jasa konstruksi yang diberikan, sehingga apabila dalam suatu proyek
mengalami kerugian dapat mengganggu cash flow perusahaaan.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
Komponen BTD memiliki nilai koreksi positif pada sektor real estate dan
property tertinggi pada koreksi pendapatan dikenakan PPh Final dengan nilai 0.01444
atau proporsi -67.45% dari total koreksi perbedaan temporer perusahaan. Pendapatan
dikenakan PPh Final terdiri dari pendapatan dividen, hadiah serta penghasilan lainnya.
Artinya sektor property dan real estate selain melakukan penjualan sesuai usahanya
juga melakukan investasi lain yang dikenakan PPh Final sehingga nilai Laba Akuntansi
besar. Pada table 4.6 terdapat ringkasan BTD sektor property dan real estate.
Tabel 4.6 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Property dan
Real Estate
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Sektor property dan real estate
memiliki koreksi yang biasa
dilakukan perusahaan pada beban
atas penyusutan dengan jumlah
koreksi 4 perusahaan. Hal tersebut
disebabkan sektor ini melakukan
suatu jasa penjualan dan penyewaan
aset berupa kendaraan, real estate,
apartemen dan bangunan, sehingga
koreksi perbedaan temporer
mayoritas terletak pada beban
penyusutan.
Sektor aneka industri paling banyak
melakukan jumlah koreksi
perbedaan permanen atas pendapatan
bunga yang dikenakan PPh Final
sebesar 24 koreksi. Koreksi tersebut
menjelaskan bahwa sektor aneka
industri banyak melakukan investasi
di sektor perbankan atas deposito,
SBI dan lainnya.
Positif Komponen koreksi positif yang terbesar terdapat
koreksi atas beban penyusutan senilai 0,00013
dengan proporsi 1%. Koreksi tersebut terjadi
disebabkan pada sektor satu perusahaan yang
melakukan koreksi positif yaitu PT Bakrieland
Development Tbk. PT Bakrieland Development
Tbk merupakan perusahaan besar sehingga
memiliki beban penyusutan yang besar.
Lalu nilai koreksi positif pada sektor real
estate dan property tertinggi pada koreksi
pendapatan dikenakan PPh Final dengan
nilai 0.01444 atau proporsi -67.45% dari
total koreksi perbedaan temporer
perusahaan. Pendapatan dikenakan PPh
Final terdiri dari pendapatan dividen, hadiah
serta penghasilan lainnya. Artinya sektor
property dan real estate selain melakukan
penjualan sesuai usahanya juga melakukan
investasi lain yang dikenakan PPh Final
sehingga nilai Laba Akuntansi besar.
Negatif Untuk koreksi negatif nilai paling besar
dilakukan terhadap beban penyusutan senilai
0,00719 atau proporsi 54,15% dari total
koreksi.. Koreksi atas beban penyusutan negatif
dikarenakan penyusutan menurut pajak lebih
besar daripada akuntansi akibat perbedaaan
metode dan umur manfaat. Selain itu, juga
dikarenakan terjadi percepatan penyusutan agar
laba perusahaan menjadi lebih besar.
komponen koreksi negatif perbedaan
permanen disektor real estate dan property
tertinggi juga terdapat pada pendapatan yang
dikenakan PPh Final lainnya dengan nilai -
0.02740 atau 127.97%. Pada sektor ini rata-
rata nilai koreksi negatif perusahaan antara
0,7 sampai 1. Hal tersebut berarti besarnya
pendapatan yang dikenakan PPh hampir
seragam.
7. Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi
Sektor Infrastruktur, Utilitas dan Transportasi memiliki pergerakan ETR yang
menurun setiap tahunnya terutama pada Current ETR dan Cash ETR serta berada
dibawah Statutory Tax Rate pada tahun 2009 dan 2010 dimana artinya sektor ini
memiliki penghematan pajak yang cukup besar. Sektor ini memiliki nilai ETR yang
terendah kedua dibandingkan seluruh sektor, yaitu mencapai 16-27% pada tahun 2010.
Pada tahun 2010 sektor ini memiliki penurunan perlambatan ekonomi selain itu sektor
ini merupakan sektor yang pengembalian investasi lebih lama. Sektor ini memiliki
perencanaan pajak yang efektif terlihat bahwa nilai ETR kedua terendah daripada
seluruh sektor industri. Hal tersebut disebabkan sektor ini memiliki resiko yang tinggi
seperti sektor pertambangan sehingga membutuhkan efektivitas perpajakan dan
mencegah kerugian saat pembebanan biaya. Sektor ini sangat memanfaatkan insentif
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
pajak yang diberikan oleh pemerintah terutama dalam hal penurunan tarif pajak.
Berdasarkan Laporan keuangan dapat diketahui bahwa sektor infrastruktur mayoritas
perusahaannya dimiliki oleh publik, sehingga mendapatkan pengurangan PPh sebesar
5%.
Komponen BTD pada sektor infrastruktur memiliki koreksi positif imbalan
kerja dan negatif atas beban penyusutan untuk perbedaan temporer dan permanen atas
pendapatan yang dikenakan PPh Final koreksi positif dan negatif atas non-deductible
expense/non-taxable income. Beban penyusutan terkait aset yang dimiliki perusaahan
dan non-deductible expense/non-taxable income atas beban yang tidak dapat
dikurangkan dan penghasilan yang tidak dapat dijadikan penghasilan. Hal tersebut
disebabkan karena sektor ini memiliki pegawai yang diwajibkan memberikan imbalan
kerja. Pada Tabel 4.7 terdapat ringkasan komponen BTD sektor infrastruktur,utilitas
dan transportasi.
Tabel 4.7 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Infrastruktur,
Utilitas dan Transportasi
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi paling banyak melakukan
koreksi positif atas imbalan kerja
berjumlah 5 koreksi. Penyebabnya
dikarenakan karyawan memiliki hak
untuk mendapatkan imbalan kerja dari
perusahaan sehingga perusahaan
menghitung imbalan kerja menurut
akuntansi pada PSAK No. 24 dan
menurut pajak tidak dapat dibebankan
sebelum dibayar seluruhnya (cash basis).
Pada sektor infrastruktur, utilitas dan
transportasi jumlah koreksi positif pada
perbedaan temporer yang paling banyak
dilakukan oleh perusahaan berasal dari
koreksi fiskal atas pendapatan dikenakan
PPh Final lainnya sebesar 6 koreksi.
Koreksi tersebut dikarenakan sektor
infrastruktur mendapatkan penghasilan
lain yang dikenakan PPh Final seperti
dari dividen, hadiah dan lain-lain.
Positif Komponen nilai koreksi positif pada
sektor infrastruktur terdapat pada imbalan
kerja senilai 0.0015651 dengan proporsi
koreksi 37.10%. Sektor ini dominasi oleh
perusahaan telekomunikasi, yaitu tiga dari
total lima perusahaan yang melakukan
koreksi atas imbalan kerja. Imbalan kerja
terjadi atas biaya untuk kepentingan
kesejahteraan karyawan sehingga setiap
perusahaan memiliki nilai imbalan kerja
yang tergantung pada jumlah karyawan,
tingkatan struktur pegawai, gaji dan
sebagainya.
Komponen nilai koreksi positif
tertinggi pada pendapatan sewa
dikenakan PPh Final dengan nilai
0.010013 dan proporsi -481.81%.
Koreksi tersebut dilakukan oleh satu
perusahaan transportasi yaitu PT Trada
Maritime Tbk dengan nilai 2.23.
Penyebabnya dikarenakan PT Trada
Maritime Tbk memiliki jasa sewa tanah
dan bangunan selain dari usahanya.
Negatif Koreksi negatif perbedaan temporer pada
sector utilitas, koreksi beban penyusutan
senilai -47, 89%. Penyusutan terjadi atas
aset peralatan transmisi, jaringan, satelit,
mesin, bangunan dan lainnya dimana
peralatan terkait jaringan telekomunikasi
memiliki nilai aset yang besar sehingga
nilai koreksiny besar.
Koreksi negatif terdapat pada koreksi
atas non-deductible expense/non-
taxable income senilai -0.00713 dengan
proporsi 343.08% dari total koreksi. 6.
Penyebab terjadi perbedaan
dikarenakan tidak semua perusahaan
mencantumkan secara detail nilai
koreksinya sehingga menimbulkan
kekhawatiran tidak dapat mewakili
sampel.
8. Sektor Keuangan
Pada tahun 2009 seluruh rata-rata beberapa pengukuran ETR ada diatas
Statutory Tax Rate namun mulai tahun 2010 terjadi penurunan dan pada tahun 2011
juga tetap menurun kecuali GAAP ETR yang mengalami kenaikan. Selain itu, rata-rata
nilai ETR selalu berada di bawah Statutory Tax Rate. Hal tersebut menunjukkan Sektor
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
keuangan pada tahun 2010 dan 2011 melakukan penghematan pajak yang cukup besar
dan merupakan sektor dengan nilai ETR terendah dari seluruh sektor. Nilai ETR sektor
keuangan menurun di tahun 2010 dan semakin menurun di tahun 2011. Sektor
keuangan merupakan sektor yang menyediakan jasa dibidang pendanaan keuangan
sehingga memiliki beban penyisihan dan penurunan nilai yang sangat besar. Nilai
GAAP ETR tidak dapat terpengaruh oleh nilai penyisihan atas penurunan nilai tersebut
sehingga memiliki nilai yang rendah. Sektor keuangan memiliki perencanaan pajak
yang efektif. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai ETR yang rendah. Sektor ini
mendapatkan insentif dari pajak juga terdapat regulasi yang berbeda daripada sektor
lain sehingga nilai ETR paling rendah.
BTD pada sektor keuangan melakukan koreksi paling banyak pada beban non-
deductible expense dan non-taxable income dikarenakan sektor keuangan melakukan
koreksi terhadap beban dan pendapatan yang memiliki nilai yang besar saja. Selain itu
tredapat koreksi fiskal yang sangat jarang ditemukan disektor lain yaitu koreksi atas
kerugian belum direalisasi atas nilai wajar efek dan obligasi. Hal tersebut dikarenakan
sektor ini merupakan sektor penyedia jasa keuangan sehingga terdapat koreksi atas
transaksi tersebut. Pada Tabel 4.8 terdapat ringkasan komponen BTD sektor keuangan.
Tabel 4.8 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Keuangan
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Sektor keuangan
mayoritas melakukan
koreksi perbedaan
temporer terjadi pada
imbalan kerja yaitu
sebanyak 36 koreksi
perusahaan.
Sektor keuangan paling
banyak melakukan
koreksi atas perbedaan
permanen atas non-
deductible expense/non-
taxable income sebesar
27 koreksi.
Positif Koreksi positif pada perbedaan permanen tertinggi
pada benefit in kind senilai 0.00933 atau 34.99%
dari total koreksi. Benefti in kind merupakan
koreksi atas pemberian beras, gula, penggunaan
mobil, rumah dinas, fasilitas pengobatan dan
sejenisnya (Muljono dan Wicaksono, 2010).
Koreksi tersebut dilakukan atas lima perusahaan,
dimana salah satunya oleh PT Bank QNB
Kesawan Tbk sebesar 0.25. Koreksi tersebut cukup
besar akibat laba komersial yang nilainya lebih
besar dari tahun sebelumnya.
Koreksi positif pada perbedaan permanen
tertinggi pada benefit in kind senilai
0.00933 atau 34.99% dari total koreksi.
Benefti in kind merupakan koreksi atas
pemberian beras, gula, penggunaan mobil,
rumah dinas, fasilitas pengobatan dan
sejenisnya (Muljono dan Wicaksono,
2010).
Negatif Koreksi negatif pada sektor keuangan paling besar
berasal dari non-deductible expense/non-taxable
income. Namun sektor ini tidak merinci berasal
dari beban dan penghasilan apa saja.
Koreksi negatif yang memiliki proporsi
koreksi paling besar pada non-deductible
expense/non-taxable income dimana
memiliki nilai -0.01960 dengan proporsi
73.49% dari total proporsi yang dilakukan.
9. Sektor Perdagangan, Jasa dan Investasi
Awalnya nilai ETR tinggi diatas Statutory Tax Rate pada tahun 2009, namun
pada tahun 2010 turun dan sedikit naik di tahun 2011. Nilai Current ETR merupakan
nilai ETR yang paling rendah dengan nilai 23,57%, sedangkan nilai Cash ETR tertinggi
dengan nilai 32,7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai ETR pada sektor
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
perdagangan, jasa dan investasi memiliki penurunan di tahun 2010. Pada sektor ini
seluruh nilai ETR menurun di tahun 2011, meskipun pada tahun 2009 nilai ETR diatas
Statutory Tax Rate. Hal tersebut berarti pada tahun tersebut sektor perdagangan, jasa
dan investasi telah melakukan perencanaan pajak yang baik sehingga nilai pajaknya
turun. Sektor perdagangan, utilitas dan investasi memiliki struktur modal yang tinggi
pada hutang daripada ekuitas. Hal tersebut berarti sektor ini membutuhkan pendanaan
dari lembaga keuangan sehingga Pajak Penghasilan tinggi supaya perusahaan
memberikan sinyal positif bahwa kinerja perusahaan baik dan mendapatkan pinjaman.
Sektor perdagangan juga memanfaatkan insentif pajak yang diberikan pemerintah
berupa tax holiday dan pengurangan tarif PPh badan untuk perusahaan berdasarkan
kriteria tertentu.
Sektor perdagangan sama dengan sektor lainnya melakukan koreksi positif atas
imbalan kerja dikarenakan terkait dengan kewajiban yang harus diberikan perusahaan
terhadap perusahaan sesuai UU. Sedangkan koreksi negatif terdapat pada sewa
pembiayaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor perdagangan membebankan dari
leasing atas pendanaan asetnya. Pada Tabel 4.9 terdapat ringkasan komponen BTD
sektor perdagangan, investasi dan jasa.
Tabel 4.9 Ringkasan Komponen Book-Tax Difference Sektor Perdagangan
Jasa dan Investasi
∑ Koreksi Perusahaan Koreksi Fiskal Perbedaan Temporer Perbedaan Permanen
Sektor perdagangan dan
jasa melakukan jumlah
koreksi perbedaaan
temporer paling besar atas
Imbalan kerja yaitu sebesar
34 koreksi. Hal tersebut
disebabkan karena setiap
perusahaan memiliki
karyawan sehingga
melakukan penghitungan
imbalan kerja menurut
perhitungan akuntansi pada
PSAK No. 24 dan pajak.
Jumlah koreksi
perbedaan permanen
paling banyak dilakukan
atas pendapatan bunga
dikenakan PPh Final yaitu
28 koreksi dkarenakan
sektor ini melakukan
investasi berasal dari SBI,
obligasi, deposito dan
lainnya.
Positif Nilai koreksi positif terbesar terjadi pada
koreksi positif atas imbalan kerja dengan
nilai sebesar 0.01635 dengan proporsi
2624.24% dari total koreksi. Nilai tersebut
didapat dari total perusahaan yang
melakukan koreksi terhadap beban imbalan
kerja.
Komponen yang paling mempengaruhi koreksi
positif atas perbedaan permanen disektor
perdagangan dan jasa terdapat pada koreksi atas
beban yang dikenakan PPh Final sebesar 0.05112
dengan proporsi -62.77% dari total koreksi.
Beban dikenakan PPh Final terjadi atas beban
atas penghasilan yang dikenakan PPh Final
karena dikecualikan menurut UU.
Negatif Koreksi negatif atas perbedaan temporer
memiliki nilai tertinggi pada koreksi atas
sewa pembiayaan dengan nilai -0.009 dari
proporsi sebesar -1444.13%. Sewa
pembiayaan tersebut terjadi atas utang sewa
pembiayaan, aset atas sewa pembiayaan,
selisih penyusutan sewa pembiayaan
dengan angsuran pokok sewa pembiayaan
dan pembayaran sewa guna usaha. Sektor
perdagangan melakukan koreksi atas sewa
pembiayaan dikarenakan untuk
mendapatkan aset perusahan dengan cara
leasing, sehingga cash flow perusahaan
tidak terlalu terbebani.
Komponen koreksi negatif, koreksi yang
memiliki nilai paling tinggi terdapat pada non-
deductible expense/non-taxable income dengan
proporsi 89.86% dari total koreksi perusahaan.
Koreksi ini terdiri atas koreksi atas pelepasan
entitas anak, pendapatan keuangan, keuntungan
atas penjualan investasi jangka pendek, beban
atas pendapatan sewa, bahan bakar, pemeliharaan
kendaraan, beban kantor lain-lain dan beban
professional. Sektor ini melakukan koreksi atas
beban dan penghasilan tersebut dikarenakan
merupakan beban yang tidak dapat dikurangkan
dan penghasilan yang tidak dapat dijadikan
penghasilan menurut pajak.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
5. Kesimpulan, Keterbatasan dan Saran
Dari hasil analisis deskriptif ditemukan bahwa analisis total ETR menunjukkan
bahwa mulai dari tahun 2009 ke 2010 terjadi penurunan rata-rata nilai ETR perusahaan
namun naik kembali sedikit pada tahun 2011 untuk pengukuran GAAP ETR, Cash ETR
dan Current ETR. Setiap sektor industri memiliki perbedaan pergerakan ETR masing-
masing. Salah satunya sektor pertanian dimana nilai ETR semakin menurun pada tahun
2011 dikarenakan adanya insentif pajak dari pemerintah terhadap sektor pertanian yang
bertujuan mendorong sektor tersebut. Lalu analisis deskriptif atas total BTD
menunjukkan bahwa persentase perbedaan temporer yang paling mempengaruhi
komponen BTD berasal dari koreksi positif beban amortisasi dan negatif atas beban
penyusutan serta untuk perbedaan permanen koreksi positif dipengaruhi oleh non-
deductible expense dan non-taxable income dan koreksi negatif akibat pendapatan yang
dikenakan PPh Final. Beban tersebut terjadi akibat terdapat beberapa perusahaan yang
memiliki laba sebelum pajak rendah akibat dikeluarkannya laba entitas anak dan
asosiasi dan nilai koreksi lebih besar. Selain itu, perusahaan-perusahaan hanya
mengungkapkan komponen koreksi BTD yang paling besar di dalam Catatan Atas
Laporan Keuangan sehingga nilai BTD menjadi kurang detail/rinci akibatnya
komponen nilai dan proporsi terakumulasi pada beberapa item-item tertentu.
Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan penelitian dan saran untuk penelitian
selanjutnya yakni sebagai berikut:
1. Penggunaan sampel yang sedikit terdiri dari tiga tahun untuk ETR sebesar 149
sampel dan BTD satu tahun sebesar 223 sampel. Saran penelitian supaya jangka
waktu penelitian lebih panjang, seperti dapat dimulai dari sebelum penerapan
tarif pajak progresif. Hal tersebut memungkinkan nilai ETR perusahaan dilihat
dari sektor industrinya dapat lebih beragam. BTD dapat menggunakan metode
yang lain dan waktu penelitian menjadi lebih lama dari penelitian ini.
2. Penggunaan pengukuran ETR hanya terdiri dari tiga pengukuran ETR, yaitu
GAAP, Current dan Cash ETR. Penggunaan pengukuran ETR yang lebih
bervariasi. Pemilihan pengukuran ETR yang bervariasi memungkinkan
penelitian dapat lebih bervariasi sehingga memberikan deskripsi yang lebih
lengkap.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013
3. Perusahaan dapat lebih patuh dalam membayar pajak dan merencanakan
pajaknya berdasarkan UU Perpajakan.
DAFTAR REFERENSI
Ayers, B., Jiang, X., Laplante, S., (2009) Taxable income as a performance measure:
the effects of tax planning and earnings quality. Contemporary Accounting
Research 26, 15–54. ScienceDirect Database.
Comprix, J., Graham, R., & Moore, J. (2011). Empirical evidence on the impact of
book–tax differences on divergence of opinion among investors. Journal of
American Taxation Association, 33(1), 51–78. Proquest Database.
Derashid, Chek dan Zhang Hao. (2003) Effective tax rates and the “industrial policy”
hypothesis: evidence from Malaysia. Journal of International Accounting, Auditing
& Taxation 12 , 45–62. ScienceDirect Database.
Dyreng, S., Hanlon, M., Maydew, E., (2008) Long-run corporate tax avoidance. The
Accounting Review 83, 61 – 82. ScienceDirect Database.
Graham, John R., Raedy , Jana S., Shackelford, Douglas A. (2012) Research in
accounting for income taxes. Journal of Accounting and Economics 53, 412–434.
ScienceDirect Database.
Gupta,S., Newberry, K., (1997) Determinants of the variability in corporate effective
tax rates : evidence from longitudinal study. Journal of Accounting and Public
Policy, 1–34. ScienceDirect Database.
Hanlon, Michelle. (2005) The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash
Flows When Firms Have Large Book-Tax Differences. The Accounting Review
Vol. 80, No. 1 pp. 137–166. Proquest Database.
Hanlon, M., Shevlin, T., (2005) Book-tax conformity for corporate income: an
introduction to the issues. Tax Policy and the Economy 19, 101–134 (National
Bureau of Economic Research). Proquest Database.
Hanlon, M., Heitzman, S. (2010) A Review of Tax Research. Journal of Accounting
and Economics 20, 127-178. ScienceDirect Database.
Heshmati, A.,Johansson D.,Bjuggren, C.M., (2010) Effective Corporate Tax Rates and
the Size Distributionof Firms. J Ind Compet Trade 10, 297–317. Proquest
Database.
McIntyre, R. S. & Nguyen, T. D. C. (2000). Corporate income taxes in the 1990s.
Washington, DC: Institute on Taxation and Economic Policy. ScienceDirect
Database.
Mills, L., K. Newberry, and W. Trautman (2002). Trends in Book-Tax Income and
Balance Sheet Differences. Tax Notes 96(8):1109-1124.
Plesko, G. (2002). "Reconciling Corporation Book and Tax Net Income, Tax Years
1996 1998." SOI Bulletin 21(4):1-16. Proquest Database.
Richardson, Grant., Lanis, Roman. (2007) Determinants of the variability in corporate
effective tax rates and tax reform: Evidence From Australia. Journal of Accounting
and Public Policy 26, 689–704. ScienceDirect Database.
Spooner, Gillian M. (1986) Effective Tax Rates From Financial Statements, National
Tax Journal 39, pg 293. Proquest Database.
Analisis effective..., Annisa Auliadini, FE UI, 2013