Upload
maaihsan
View
24
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
materi kuliah - PowerPoint PPT Presentation
Citation preview
Oleh :MUHAMMAD ALI AL IHSAN,
SE, M,Si
ANALISA RATIO
Ratio adalah gambaran suatu hubungan matematis (mathematical relationship) antara dua data keuangan atau lebih yang diperoleh dari satu atau beberapa laporan keuangan untuk dianalisa.
ANALISA RATIO
Analisa ratio merupakan future oriented (ber-Orientasi masa depan). Analisa yang menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode saat ini dengan dimasa yang akan datang yang dapat mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan
Pembanding angka ratio adalah dari rata-rata industri (standar ratio )
Dasar Pembanding Angka Ratio
Analisa ratio merupakan future oriented (ber-Orientasi masa depan). Analisa yang menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode saat ini dengan dimasa yang akan datang yang dapat mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan
Standar Rasio dapat dibuat dengan melakukan langkah-langkah berikut :Mengumpulkan Laporan KeuanganMenghitung Rasio Masing-masing
PerusahaanMenyusun Ratio yang dianggap standarMenentukan Rata-rata.
Dasar Pembanding Angka Ratio
Standar Ratio bukan merupakan ukuran yang pasti, tapi dapat dijadikan pedoman untuk menganalisa .
Ratio Dibedakan berdasarkan Sumber datanya :Balance Sheet Ratios misalnya current ratio Income Statement Ratios, misalnya gross
profit margin,net operating margin,operating ratio
Interstatement Ratios misal inventory turn over, sales to inventory, sales to fixed assest
Penggolongan Angka Ratio
Penggolongan Ratio berdasarkan Tujuan Analisa : (1)Ratio-ratio Likwiditas (2)Ratio-ratio Solvabilitas (3)Ratio-ratio Rentabilitas dan Ratio-ratio lain yang sesuai
Ratio yang digunakan untuk menganalisa dan mengintenpretasikan posisi keuangan jangka pendek
Ratio Likwiditas atau Modal Kerja
Ratio–rasio Likwiditas Modal Kerja adalah :1. Current Ratio2. Acid Test Ratio3. Account Receivable Turn Over4. Inventory Turn over5. Working Capital Turn Over
Ratio yang menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar ada sekian kalinya dari hutang jangka pendek. Lazimnya current ratio 200% sehingga menggambarkan tingkat keamanan (margin of safety) atas kreditur jangka pendek
Current Ratio
Contoh kasus Current Rasio
Penyelesaian : CR = 6.000,-/3000,- = 2 kali (200%)Kesimpulan : Jumlah Aktiva lancar ada dua kali dari jumlah hutang lancar atau setiap Rp. 1 Hutang Lancar akan dijamin Aktiva Lancar sebesar Rp. 2.
Aktiva Lancar Hutang Lancar Kas 500.Hutang Dagang 1.250.-Piutang Dagang 1.250,-Hutang Wesel 1.000.,-Piutang Wesel 1.000.-Hutang Pajak 500.,-Persedian 2.500.,-Hutang Gaji 250..-Sewa dibayar dimuka
750.,-
Jumlah 6.000.,-Jumlah 3.000.,-
Disebut juga sebagai quick ratio yaitu perbandingan antara (aktiva lancar-persediaan) dengan hutang lancar. Asumsi persediaan memerlukan waktu yang relatip lama untuk direalisir menjadi uang kas, piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas.
Acid Test Ratio
Contoh kasus Acid Test Rasio
Penyelesaian : 6.000 – 2.500 = 1,16 atau 116%
3.000Kesimpulan : Rasio cepat sebesar 116% Setiap hutang lancar sebesar Rp. 1 akan dijamin oleh aktiva yang sangat lancar sebesar Rp. 116.
Aktiva Lancar Hutang Lancar Kas 500.Hutang Dagang 1.250.-Piutang Dagang 1.250,-Hutang Wesel 1.000.,-Piutang Wesel 1.000.-Hutang Pajak 500.,-Persedian 2.500.,-Hutang Gaji 250..-Sewa dibayar dimuka
750.,-
Jumlah 6.000.,-Jumlah 3.000.,-
Days of Receivable = Piutang Rata –rata x 360
Penjualan Kredit
Account Recevable Turn OverPiutang yang dimiliki suatu perusahaan
mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Semakin tinggi rasio modal kerja semakin rendah keuntungan untuk perusahaan
Contoh kasusAccount Recevable Turn OverDiketahui : Penjualan Kredit 1.650.000,- Piutang awal : Rp. 333.500,- Piutang Akhir Rp. 375.000-Penyelesaian : ARTO = 1.650.000 / 354.250 = 4,66 DR = (354.250 X 360) 12.127.530.000,-/1.650.000= 77,29 atau 360/4,66 = 77, 25
Kesimpulan :1.Turn over sebanyak 4,66 kali dalam satu tahun.2.Days of receivable 77 hari. 3.Berarti bahwa penjualan tahun tersebut sebesar
466% dari rata-rata piutang.4.Setiap ada penjualan kredit Rp. 466 maka sebesar
Rp. 1 belum dapat ditagih sampai akhir tahun.5.Penjualan kredit /sebesar Rp. 4.583,33
Tingkat perputaran persedian mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat tingkat penjualan yang ditentukan.
Inventory Turn Over
Contoh kasus Inventory Turn OverPersedian Barang DagangDiketahui : Harga Pokok barang yang telah dijual Rp. 1.200,- Persediaan Awal Rp. 125 persedian akhir Rp. 330Penyelesaian : ITO = 1.200/227,5 = 5,27 jadi 5,3 Kali Lama = 360/5,3 = 67,92 jadi 68 Hari
Kesimpulan : Persedian Barang berganti sebanyak 5,3 kali dalam satu tahun dan barang tersebut baru dapat terjual setelah disimpan selama 68 hari
Contoh kasus Inventory Turn OverDiketahui : Raw Material Turn Over Bahan
Mentah
RM TO = 1200/300 = 4 kali Jumlah hari penyimpanan adalah = 360/4 = 90 Hari Kesimpulannya : pembelian bahan mentah sebanyak 4 kali dan bahan mentah tersebut disimpan di gudang selama 90 hari
Persedian awal bahan mentah
275
Pembelian bahan mentah
1.650 retur & potongan
pembelian
400 Pembelian bahan mentah
netto
1.250
Bahan mentah Tersedia
1.525 Persedian akhir bahan
mentah 325
Bahan mentah yang terpakai
1.200
Contoh kasus Inventory Turn Over
Goods In Process Barang dalam Process
GiP TO = 4750/500 = 9,5 kali Jumlah hari penyimpanan adalah = 360/9,5 = 37,89 pembulatan 38 Hari
Persedian awal barang dalam proses
475
Penggunaan Bahan Mentah 1.200 Tenaga kerja langsung 2.100 Biaya Produksi tak langsung 1.500
4.800 5.275
persedian akhir barang dalam proses
525
Beban Produksi 4.750
Contoh kasus Inventory Turn Over
Finished Goods Barang Jadi
FG TO 4300/950 =4,52 Kali Jumlah hari penyimpanan adalah = 360/4,525 = 79,64 pembulatan 80 Hari
Harga Pokok PenjualanPersedian Awal Barnag Jadi 725Biaya Produksi Satu Periode 4750Barang yang tersedia untuk dijual 5475Persedian akhir Barnag Jadi 1175Harga Pokok Penjualan 4300
Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupai modal kerja.
Working Capital Turn Over
Contoh: Penjualan netto Rp. 1.375,- Modal kerja Rp. Rp. 500,-P: Penjualan / Rata2 Modal 1.375.,- / 500.,- = 2,75 atau 275 % Kesimpulan : Perputaran modal kerja sebesar 2,75 kali berarti setiap Rp. 1 modal kerja yang terpakai menghasilkan Rp. 2,75 Penjualan netto. Turn over modal kerja rendah menunjukkan kelebihan modal kerja disebabkan rendahnya inventory turn over, piutang, atau terlalu besarnya saldo kas.
Ratio yang digunakan untuk menganalisa dan mengintenpretasikan posisi keuangan jangka panjang.
Ratio Solvabilitas
Ratio–rasio Solvabilitas adalah :1. Ratio Modal Sendiri dengan Total Aktiva2. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva
Tetap3. Ratio Aktiva Tetap dengan Utang Tetap4. Nilai Buku Saham
Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal sendiri dengan aktiva perusahaan dan menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan semua aktiva akan dapat direalisir sesuai yang di laporkan dalam neraca.
Ratio Modal Sendiri dengan Total Aktiva
Contoh : Diketahui Modal Sendiri Rp. 15.000,- Aktiva Lancar Rp. 6.000,- Aktiva Tetap Rp. 14.000,-Penyelesaian : Modal Sendiri / Total Aktiva = 15 / 20 =0,75 Kesimpulan : Ratio 75 % sama dengan 3 : 1 dari pinjaman berarti modal sendiri 75% membiayai aktiva perusahaan dan sisanya 25% dari pinjaman.
Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal sendiri dengan aktiva tetap perusahaan dan menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan semua aktiva akan dapat direalisir sesuai yang di laporkan dalam neraca.
Ratio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap
Contoh : Diketahui Modal Sendiri Rp. 15.000,- Aktiva Lancar Rp. 6.000,- Aktiva Tetap Rp. 14.000,-Penyelesaian : Modal Sendiri /Aktiva Tetap = 15 / 14 = 1,07 Kesimpulan : ratio 107% artinya aktiva tetap seluruhnya dibiayai modal sendiri, bahkan aktiva lancar pun dibiayai modal sendiri sebesar 7%.
Ratio ini menunjukkan hubungan antara aktiva tetap dengan hutang jangka perusahaan dan menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap.
Ratio Aktiva Tetap dgn Hutang Jk Panjang
Contoh : Diketahui Hutang Jangka Panjang Rp.2.000,- Aktiva Tetap Rp. 14.000Penyelesaian : Aktiva Tetap/ Hutang JP = 14 /2 = 7 kali Kesimpulan : ratio 700% artinya aktiva tetap mampu menjamin Hutang JP 700%, sehingga perusaahaan masih sangat aman untuk memperoleh pinjaman baru max 12 jt
Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada seiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya (sesuai dengan jumlah yang dilaporkan dalam neraca), atau menunjukkan jumlah rupiah aktiva perusahaan yang menjadi hak setiap lembar saham.
Nilai Buku Saham
Saham yang sudah dipesan pelanggan (subcribed) harus ditambahkan pada jumlah modal yang beredar dan sebaliknya saham yang sudah dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock) harus dikurangkan terhadap jumlah modal yang beredar
Modal saham (beredar) 1.000 lembar @ 25. =Rp. 25.000
Modal saham yang sudah dipesan 200 lembar =Rp. 5.000Premium Saham =Rp. 3.000Laba yang ditahan:Bertujuan Rp. 5.000.
Bebas Rp. 9.250.=Rp. 4.250.
Rp. 47.250Saham yang dibeli kembali 50 lembar =Rp. 1.250Jumlah Modal =Rp. 46.000
Nilai Buku per lembar saham = Jlh Modal/Jlh saham netto
NB/Lbr Saham = 46.000/(1000+200-50) = 40.
Contoh Penentuan Nilai Buku per lembar Saham
Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi.
Ratio Rentabilitas
Ratio–rasio Rentabilitas adalah :1. Ratio operating income dgn
operating assets2. Turn Over operating assets3. Return on investment4. Keuntungan dan beban tetap
Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets).
Ratio operating income dgn operating asset
Contoh : Operating income Rp. 829. operating Total Asset Rp. 15.156. Investasi Rp.1.201,- Penyelesaian : O.income/O.asset = 829./13.955.= 0,06 Kesimpulan : Operating income mengahasilkan sebesar 6% dari operating asset. Atau setiap Rp. 1 operating asset akan memberikan laba sebesar Rp. 0,06,-(6 sen)
Mengukur sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan untuk menghasilkan penjualan, atau mengetahui tingkat effisiense dalam menggunakan aktiva.
Turn over dari operating asset
Contoh: Aktiva Usaha Rp. 103. dan Penjualan Rp.116.Penyelesaian: Penjualan /Aktiva Usaha = 116./103. = 1,13 atau 113%Penjelasan : Perputaran aktiva usaha 1.13 kali yang menyatakan bahwa setiap Rp. 1 (satu rupiah) aktiva usaha akan menghasilkan nilai penjualan sebesar Rp. 1,13 (satu rupiah tiga belas sen) dalam satu tahun.
ROI sebagai ratio yang mengukur keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan sebagai operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
ROI = Operating assets turnover X Profit margin
Return on Investment
ROI dipengaruhi oleh dua faktor :Turnover dari operating assets adalahPenjualan / Operating asset Profit margin, yaitu Laba Usaha / Penjulan
Skema faktor yang mempengaruhi ROIROI 30 %
Profit Margin 15%
Net Operating Incaome 300
Net Sales 2000
Total Expense 1700
CGS 1000
Selling Expenses 250
Adm. & General Expenses 450
Net Sales 2000
Invesment Turn Over 2X
Net Sales 2000
Total Investment 1000
Working Capital 300
Cash 25
Account Receivable 75
Inventory 200
Fixed Asset 700
Perhitungan jumlah laba yang tersedia untuk menutup beban bunga tetap diperoleh dengan membagi laba yang diperoleh oleh perusahaan sebelum dikurangi beban bunga dengan beban bunga yang harus dibayar , hasil ini akan menggambarkan berapa kali jumlah laba yang sesungguhnya dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan bunga yang tetap. Hal ini akan menunjukkan batas aman (margin of safety) kreditur, semakin tinggi rasionya maka margin of safety semakin kuat, keuangan perusahaan semakin baik.
Laba dan Beban Tetap
Laba sesudah dikurangi pajak tetapi belum dikurangi beban bunga itu sendiri
Alasan: Jumlah keuntungan yg sebenarnya untuk menutup beban bunga
Contoh : Laba sblm pajak dan bunga Rp. 100,-
Bunga modal Pinjaman Rp. 25,-
Laba Sebelum Pajak Rp. 75,- Pajak 50% Rp.
37.5,- Laba Rp.
37.5Maka : Rasio Laba dan Beban bunga
Tetap (interest coverage) adalah : 62.500/25.000=2,5 Kali
2 Pendapat mengenai laba yang digunakan
Laba sebelum dikurangi pajak dan bunga sebagai dasar perhitungan interest coverage.
Alasan : Beban pajak baru dapat diperhitungkan sesudah bunga kepada pihak ketiga dibayarkan, jadi jumlah laba yang tersedia untuk membayar bunga adalah keuntungan seluruhnya.
Contoh : diambil dari data diatas maka Rasionya adalah Laba sebelum Pajak / Bunga Pinjaman = 100.000/25.000=4 kali
2 Pendapat mengenai laba yang digunakan
Kemampuan rasio perusahaan untuk memperoleh laba dari deviden untuk saham perioritas yang harus dibayar atau menentukan tingkat laba untuk tiap lembar saham prioritas yang beredar
Untuk para pemegang saham prioritas
Contoh : Laba stlh pajak Rp. 7.000- Devidend Saham 2.100 Saham perioritas beredar 3.500lb Rasio : 1. Laba dr Deviden 7000/2100 = 3,33 X 2. Laba /lbr saham 7000.000/3500= 2.000,-Kesimpulan : Laba yang diperlukan untuk menutup deviden saham perioritas adalah Rp.2000/lbr, dan perusahaan memperoleh laba atas saham perioritas sebesar 3,33 kali
Laba bersih ini setelah dikurangi dengan devidend dan hak lainnya untuk pemegang saham perioritas, merupakan keuntungan yang tersedia untuk para pemegang saham biasa.
Keuntungan Per Lembar Saham Biasa
jika saham prioritas mempunyai hak atau prioritas dalam pembayaran devidend dengan persentase yang tetap maka hak saham prioritas tersebut harus ditambahkan pada laba/rugi tahun ini, sehingga diketahui Laba/rugi perlembar saham biasa.
Saham yang beredar :6% saham prioritas Rp. 10.000,- 800 lembarSaham biasa Rp. 10.000,- 2.000 lembar Laba /Rugi bersih setelah pajakRp. 8.000.000,-Deviden saham prioritas Rp. 480.000,-Bagian saham biasa Rp. 7.520.000,-
Contoh
Jawaban : Laba per lembar sahamSaham Prioritas 6% X 10.000,- = Rp. 600 Saham Biasa 7.520.000 / 2000 lembar = Rp, 3.760,-
Pembagian devidend yang bersifat kumulatif yaitu apabila dalam satu tahun devidend belum dapat dibayarkan, maka tahun-tahun berikutnya devidend yang belum dibayar tadi harus dilunasi dulu (termasuk devidend periode sekarang) sebelum pembagian untuk saham biasa
Pembagian Saham Prioritas dan saham biasa
Berpartisapasi penuh maksudnya saham prioritas berhak atas devidend dengan jumlah yang sama dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat devidend sebesar persentase deviden saham prioritas.
PT Bilah pada akhir tahun 2013 mempunyai data yang berhubungan dengan modalnya sebagai berikut : Saham Biasa 500 lembar
Rp. 500.000,6% Saham Prioritas 300 Lbr Kumulatif Rp.
300.000,-8% Saham Perioritas 200 Lembar Rp.
200.000,-Laba Bersih setelah Pajak Rp. 160.000,-Ket. Kedua saham prioritas berpartisipasi
penuh sesudah adanya devidend untuk saham biasa, apabila devidend tahun 2012 dan 2013 belum dibayar, maka keuntungan per lembar saham adalah sebagai berikut :
Contoh
Laba bersih setelah pajak Rp. 160.000,-
Hak 6% Saham Prioritas = 2 X 18.000 Rp. 36.000,-Hak 8% Saham Prioritas = 8% X 200.000 Rp. 16.000,-Hak Saham Biasa = 6% X 500.000 Rp. 30.000,- Rp. 82.000,
Sisa Rp. 78.000,-Hak berpartisapasi penuh :Hak 6% Saham Prioritas : 300/1.000X 78.000=Rp. 23.400,-Hak 8% Saham Prioritas : 200/1.000X 78.000=Rp. 15.600.-Hak Saham Biasa: 500./1.000.X 78.000,- = Rp. 39.000
Rp. 78.000.-0
Jawaban
Ratio lain2 sifatnya memberikan informasi kepada penganalisa mengenai hubungan berbagai pos yang dapat menambah data pendukung dalam mengambil kesimpulan mengenai posisi keuangan atau hasil usaha perusahaan yang bersangkutan . ratio-ratio itu antara lain :1. Gross Margin Ratio 2. Operating Ratio3. Perputaran Hutang Dagang
RATIO LAIN-LAIN
Contoh : Penjualan Bersih Rp, 12.250.000,-Harga Pokok Penjualan Rp. 8.750.000,-Laba Kotor (Gross margin) Rp. 3.500.000,-Biaya Operasi Rp. 2.250.000,-Net Margin Rp. 1.250.000,-
Jawab :Gross Margin Ratio= Laba kotor/Penjualan Bersih X 100%
= 3.500/12.250 X100 = 28,57%
Kesimpulan rasio laba kotor sebesar 28,57% dari nilai penjualan menggambarkan bahwa setiap terjadi penjualan Rp. 1 akan menghasilkan laba kotor sebesar 28 Sen. Hal ini perlu dibandingkan dengan standar rata-rata industri apakah rasio sudah termasuk tinggi atau rendah.
Gross Margin Ratio
Operating ratio mencerminkan tingkat effisiensi perusahaan, ratio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik, bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap biaya tinggi, dan laba menjadi kecil.Jawab :
Operating ratio = H.P.P + B.Operasi X 100% = Penjualan Bersih
8.750 + 2.250 X100% = 89,80% 12.250Net Margin = net margin / penjualan x 100% =
1.250/12.500 X 100% = 10,20%Kesimpulan : Setiap Rp, 1 Penjualan yang terserap
untuk operational sebesar 89,80 sen sehingga memberikan net margin sebesar 10,20 sen, semakin rendah ratio ini akan mencerminkan perusahaan lebih effisien. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab tingginya operating ratio.
Operating Ratio
Menghubungkan antara hutang dagang dengan jumlah pembelian akan diketahui berapa kali hutang tersebut dibayarkan dalam satu tahun dan waktu rata-rata pembayaran hutang tersebut selama satu tahun.
Contoh : Pembelian Rp. 4.792.Hutang Dagang Awal Rp. 725,- Hutang Dagang Akhir Tahun Rp, 655,-
Jawab : Rasio Hutang Dagang 4.792/690 = 6,94 kali dan rata-rata Pembayaran hutang 360 : 6,94 = 51,87
Kesimpulan : Setiap terjadi transaksi pembelian sebesar Rp. 6,94 akan terjadi hutang dagang sebesar Rp.1,- dan setiap tahunnya perusahaan melakukan hutang dagang sebanyak 7 kali (pembulatan) dan akan dibayarkan rata-rata 52 (pembulatan) hari.
Perputaran Hutang Dagang