42
Oleh : MUHAMMAD ALI AL IHSAN, SE, M,Si ANALISA RATIO

Analisa ratio

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi kuliah - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Analisa ratio

Oleh :MUHAMMAD ALI AL IHSAN,

SE, M,Si

ANALISA RATIO

Page 2: Analisa ratio

Ratio adalah gambaran suatu hubungan matematis (mathematical relationship) antara dua data keuangan atau lebih yang diperoleh dari satu atau beberapa laporan keuangan untuk dianalisa.

ANALISA RATIO

Analisa ratio merupakan future oriented (ber-Orientasi masa depan). Analisa yang menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode saat ini dengan dimasa yang akan datang yang dapat mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan

Page 3: Analisa ratio

Pembanding angka ratio adalah dari rata-rata industri (standar ratio )

Dasar Pembanding Angka Ratio

Analisa ratio merupakan future oriented (ber-Orientasi masa depan). Analisa yang menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode saat ini dengan dimasa yang akan datang yang dapat mempengaruhi posisi keuangan atau hasil operasi perusahaan

Page 4: Analisa ratio

Standar Rasio dapat dibuat dengan melakukan langkah-langkah berikut :Mengumpulkan Laporan KeuanganMenghitung Rasio Masing-masing

PerusahaanMenyusun Ratio yang dianggap standarMenentukan Rata-rata.

Dasar Pembanding Angka Ratio

Standar Ratio bukan merupakan ukuran yang pasti, tapi dapat dijadikan pedoman untuk menganalisa .

Page 5: Analisa ratio

Ratio Dibedakan berdasarkan Sumber datanya :Balance Sheet Ratios misalnya current ratio Income Statement Ratios, misalnya gross

profit margin,net operating margin,operating ratio

Interstatement Ratios misal inventory turn over, sales to inventory, sales to fixed assest

Penggolongan Angka Ratio

Penggolongan Ratio berdasarkan Tujuan Analisa : (1)Ratio-ratio Likwiditas (2)Ratio-ratio Solvabilitas (3)Ratio-ratio Rentabilitas dan Ratio-ratio lain yang sesuai

Page 6: Analisa ratio

Ratio yang digunakan untuk menganalisa dan mengintenpretasikan posisi keuangan jangka pendek

Ratio Likwiditas atau Modal Kerja

Ratio–rasio Likwiditas Modal Kerja adalah :1. Current Ratio2. Acid Test Ratio3. Account Receivable Turn Over4. Inventory Turn over5. Working Capital Turn Over

Page 7: Analisa ratio

Ratio yang menunjukkan bahwa nilai kekayaan lancar ada sekian kalinya dari hutang jangka pendek. Lazimnya current ratio 200% sehingga menggambarkan tingkat keamanan (margin of safety) atas kreditur jangka pendek

Current Ratio

  

Page 8: Analisa ratio

Contoh kasus Current Rasio

Penyelesaian : CR = 6.000,-/3000,- = 2 kali (200%)Kesimpulan : Jumlah Aktiva lancar ada dua kali dari jumlah hutang lancar atau setiap Rp. 1 Hutang Lancar akan dijamin Aktiva Lancar sebesar Rp. 2.

Aktiva Lancar Hutang Lancar Kas 500.Hutang Dagang 1.250.-Piutang Dagang 1.250,-Hutang Wesel 1.000.,-Piutang Wesel 1.000.-Hutang Pajak 500.,-Persedian 2.500.,-Hutang Gaji 250..-Sewa dibayar dimuka

750.,-

Jumlah 6.000.,-Jumlah 3.000.,-

Page 9: Analisa ratio

Disebut juga sebagai quick ratio yaitu perbandingan antara (aktiva lancar-persediaan) dengan hutang lancar. Asumsi persediaan memerlukan waktu yang relatip lama untuk direalisir menjadi uang kas, piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas.

Acid Test Ratio

  

Page 10: Analisa ratio

Contoh kasus Acid Test Rasio

Penyelesaian : 6.000 – 2.500 = 1,16 atau 116%

3.000Kesimpulan : Rasio cepat sebesar 116% Setiap hutang lancar sebesar Rp. 1 akan dijamin oleh aktiva yang sangat lancar sebesar Rp. 116.

Aktiva Lancar Hutang Lancar Kas 500.Hutang Dagang 1.250.-Piutang Dagang 1.250,-Hutang Wesel 1.000.,-Piutang Wesel 1.000.-Hutang Pajak 500.,-Persedian 2.500.,-Hutang Gaji 250..-Sewa dibayar dimuka

750.,-

Jumlah 6.000.,-Jumlah 3.000.,-

Page 11: Analisa ratio

Days of Receivable = Piutang Rata –rata x 360

Penjualan Kredit

Account Recevable Turn OverPiutang yang dimiliki suatu perusahaan

mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Semakin tinggi rasio modal kerja semakin rendah keuntungan untuk perusahaan

Page 12: Analisa ratio

Contoh kasusAccount Recevable Turn OverDiketahui : Penjualan Kredit 1.650.000,- Piutang awal : Rp. 333.500,- Piutang Akhir Rp. 375.000-Penyelesaian : ARTO = 1.650.000 / 354.250 = 4,66 DR = (354.250 X 360) 12.127.530.000,-/1.650.000= 77,29 atau 360/4,66 = 77, 25 

Kesimpulan :1.Turn over sebanyak 4,66 kali dalam satu tahun.2.Days of receivable 77 hari. 3.Berarti bahwa penjualan tahun tersebut sebesar

466% dari rata-rata piutang.4.Setiap ada penjualan kredit Rp. 466 maka sebesar

Rp. 1 belum dapat ditagih sampai akhir tahun.5.Penjualan kredit /sebesar Rp. 4.583,33

Page 13: Analisa ratio

Tingkat perputaran persedian mengukur perusahaan dalam memutarkan barang dagangannya, dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk menunjang atau mengimbangi tingkat tingkat penjualan yang ditentukan.

Inventory Turn Over

  

Page 14: Analisa ratio

Contoh kasus Inventory Turn OverPersedian Barang DagangDiketahui : Harga Pokok barang yang telah dijual Rp. 1.200,- Persediaan Awal Rp. 125 persedian akhir Rp. 330Penyelesaian : ITO = 1.200/227,5 = 5,27 jadi 5,3 Kali Lama = 360/5,3 = 67,92 jadi 68 Hari

Kesimpulan : Persedian Barang berganti sebanyak 5,3 kali dalam satu tahun dan barang tersebut baru dapat terjual setelah disimpan selama 68 hari

Page 15: Analisa ratio

Contoh kasus Inventory Turn OverDiketahui : Raw Material Turn Over Bahan

Mentah

RM TO = 1200/300 = 4 kali Jumlah hari penyimpanan adalah = 360/4 = 90 Hari Kesimpulannya : pembelian bahan mentah sebanyak 4 kali dan bahan mentah tersebut disimpan di gudang selama 90 hari

Persedian awal bahan mentah

275

Pembelian bahan mentah

1.650 retur & potongan

pembelian

400 Pembelian bahan mentah

netto

1.250

Bahan mentah Tersedia

1.525 Persedian akhir bahan

mentah 325

Bahan mentah yang terpakai

1.200

Page 16: Analisa ratio

Contoh kasus Inventory Turn Over

Goods In Process Barang dalam Process

GiP TO = 4750/500 = 9,5 kali Jumlah hari penyimpanan adalah = 360/9,5 = 37,89 pembulatan 38 Hari

Persedian awal barang dalam proses

475

Penggunaan Bahan Mentah 1.200 Tenaga kerja langsung 2.100 Biaya Produksi tak langsung 1.500

4.800 5.275

persedian akhir barang dalam proses

525

Beban Produksi 4.750

Page 17: Analisa ratio

Contoh kasus Inventory Turn Over

Finished Goods Barang Jadi

FG TO 4300/950 =4,52 Kali Jumlah hari penyimpanan adalah = 360/4,525 = 79,64 pembulatan 80 Hari

Harga Pokok PenjualanPersedian Awal Barnag Jadi 725Biaya Produksi Satu Periode 4750Barang yang tersedia untuk dijual 5475Persedian akhir Barnag Jadi 1175Harga Pokok Penjualan 4300

Page 18: Analisa ratio

Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupai modal kerja.

Working Capital Turn Over

Contoh: Penjualan netto Rp. 1.375,- Modal kerja Rp. Rp. 500,-P: Penjualan / Rata2 Modal 1.375.,- / 500.,- = 2,75 atau 275 % Kesimpulan : Perputaran modal kerja sebesar 2,75 kali berarti setiap Rp. 1 modal kerja yang terpakai menghasilkan Rp. 2,75 Penjualan netto. Turn over modal kerja rendah menunjukkan kelebihan modal kerja disebabkan rendahnya inventory turn over, piutang, atau terlalu besarnya saldo kas.

Page 19: Analisa ratio

Ratio yang digunakan untuk menganalisa dan mengintenpretasikan posisi keuangan jangka panjang.

Ratio Solvabilitas

Ratio–rasio Solvabilitas adalah :1. Ratio Modal Sendiri dengan Total Aktiva2. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva

Tetap3. Ratio Aktiva Tetap dengan Utang Tetap4. Nilai Buku Saham

Page 20: Analisa ratio

Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal sendiri dengan aktiva perusahaan dan menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan semua aktiva akan dapat direalisir sesuai yang di laporkan dalam neraca.

Ratio Modal Sendiri dengan Total Aktiva

Contoh : Diketahui Modal Sendiri Rp. 15.000,- Aktiva Lancar Rp. 6.000,- Aktiva Tetap Rp. 14.000,-Penyelesaian : Modal Sendiri / Total Aktiva = 15 / 20 =0,75 Kesimpulan : Ratio 75 % sama dengan 3 : 1 dari pinjaman berarti modal sendiri 75% membiayai aktiva perusahaan dan sisanya 25% dari pinjaman.

Page 21: Analisa ratio

Ratio ini menunjukkan hubungan antara modal sendiri dengan aktiva tetap perusahaan dan menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan semua aktiva akan dapat direalisir sesuai yang di laporkan dalam neraca.

Ratio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap

Contoh : Diketahui Modal Sendiri Rp. 15.000,- Aktiva Lancar Rp. 6.000,- Aktiva Tetap Rp. 14.000,-Penyelesaian : Modal Sendiri /Aktiva Tetap = 15 / 14 = 1,07 Kesimpulan : ratio 107% artinya aktiva tetap seluruhnya dibiayai modal sendiri, bahkan aktiva lancar pun dibiayai modal sendiri sebesar 7%.

Page 22: Analisa ratio

Ratio ini menunjukkan hubungan antara aktiva tetap dengan hutang jangka perusahaan dan menunjukkan tingkat solvabilitas perusahaan dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman baru dengan jaminan aktiva tetap.

Ratio Aktiva Tetap dgn Hutang Jk Panjang

Contoh : Diketahui Hutang Jangka Panjang Rp.2.000,- Aktiva Tetap Rp. 14.000Penyelesaian : Aktiva Tetap/ Hutang JP = 14 /2 = 7 kali Kesimpulan : ratio 700% artinya aktiva tetap mampu menjamin Hutang JP 700%, sehingga perusaahaan masih sangat aman untuk memperoleh pinjaman baru max 12 jt

Page 23: Analisa ratio

Nilai buku per lembar saham menunjukkan jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada seiap lembar saham apabila perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual dengan harga yang sama dengan nilai bukunya (sesuai dengan jumlah yang dilaporkan dalam neraca), atau menunjukkan jumlah rupiah aktiva perusahaan yang menjadi hak setiap lembar saham.

Nilai Buku Saham

Saham yang sudah dipesan pelanggan (subcribed) harus ditambahkan pada jumlah modal yang beredar dan sebaliknya saham yang sudah dibeli kembali oleh perusahaan (treasury stock) harus dikurangkan terhadap jumlah modal yang beredar

Page 24: Analisa ratio

Modal saham (beredar) 1.000 lembar @ 25. =Rp. 25.000

Modal saham yang sudah dipesan 200 lembar =Rp. 5.000Premium Saham =Rp. 3.000Laba yang ditahan:Bertujuan Rp. 5.000.

Bebas Rp. 9.250.=Rp. 4.250.

Rp. 47.250Saham yang dibeli kembali 50 lembar =Rp. 1.250Jumlah Modal =Rp. 46.000

 Nilai Buku per lembar saham = Jlh Modal/Jlh saham netto

NB/Lbr Saham = 46.000/(1000+200-50) = 40.

Contoh Penentuan Nilai Buku per lembar Saham

Page 25: Analisa ratio

Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi.

Ratio Rentabilitas

Ratio–rasio Rentabilitas adalah :1. Ratio operating income dgn

operating assets2. Turn Over operating assets3. Return on investment4. Keuntungan dan beban tetap

Page 26: Analisa ratio

Profitability suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau assets yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (operating assets).

Ratio operating income dgn operating asset

Contoh : Operating income Rp. 829. operating Total Asset Rp. 15.156. Investasi Rp.1.201,- Penyelesaian : O.income/O.asset = 829./13.955.= 0,06 Kesimpulan : Operating income mengahasilkan sebesar 6% dari operating asset. Atau setiap Rp. 1 operating asset akan memberikan laba sebesar Rp. 0,06,-(6 sen)

Page 27: Analisa ratio

Mengukur sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan untuk menghasilkan penjualan, atau mengetahui tingkat effisiense dalam menggunakan aktiva.

Turn over dari operating asset

Contoh: Aktiva Usaha Rp. 103. dan Penjualan Rp.116.Penyelesaian: Penjualan /Aktiva Usaha = 116./103. = 1,13 atau 113%Penjelasan : Perputaran aktiva usaha 1.13 kali yang menyatakan bahwa setiap Rp. 1 (satu rupiah) aktiva usaha akan menghasilkan nilai penjualan sebesar Rp. 1,13 (satu rupiah tiga belas sen) dalam satu tahun.

Page 28: Analisa ratio

ROI sebagai ratio yang mengukur keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan sebagai operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

ROI = Operating assets turnover X Profit margin

Return on Investment

ROI dipengaruhi oleh dua faktor :Turnover dari operating assets adalahPenjualan / Operating asset Profit margin, yaitu Laba Usaha / Penjulan

Page 29: Analisa ratio

Skema faktor yang mempengaruhi ROIROI 30 %

Profit Margin 15%

Net Operating Incaome 300

Net Sales 2000

Total Expense 1700

CGS 1000

Selling Expenses 250

Adm. & General Expenses 450

Net Sales 2000

Invesment Turn Over 2X

Net Sales 2000

Total Investment 1000

Working Capital 300

Cash 25

Account Receivable 75

Inventory 200

Fixed Asset 700

Page 30: Analisa ratio

Perhitungan jumlah laba yang tersedia untuk menutup beban bunga tetap diperoleh dengan membagi laba yang diperoleh oleh perusahaan sebelum dikurangi beban bunga dengan beban bunga yang harus dibayar , hasil ini akan menggambarkan berapa kali jumlah laba yang sesungguhnya dihasilkan perusahaan dibandingkan dengan bunga yang tetap. Hal ini akan menunjukkan batas aman (margin of safety) kreditur, semakin tinggi rasionya maka margin of safety semakin kuat, keuangan perusahaan semakin baik.

Laba dan Beban Tetap

Page 31: Analisa ratio

Laba sesudah dikurangi pajak tetapi belum dikurangi beban bunga itu sendiri

Alasan: Jumlah keuntungan yg sebenarnya untuk menutup beban bunga

Contoh : Laba sblm pajak dan bunga Rp. 100,-

Bunga modal Pinjaman Rp. 25,-

Laba Sebelum Pajak Rp. 75,- Pajak 50% Rp.

37.5,- Laba Rp.

37.5Maka : Rasio Laba dan Beban bunga

Tetap (interest coverage) adalah : 62.500/25.000=2,5 Kali

2 Pendapat mengenai laba yang digunakan

Page 32: Analisa ratio

Laba sebelum dikurangi pajak dan bunga sebagai dasar perhitungan interest coverage.

Alasan : Beban pajak baru dapat diperhitungkan sesudah bunga kepada pihak ketiga dibayarkan, jadi jumlah laba yang tersedia untuk membayar bunga adalah keuntungan seluruhnya.

Contoh : diambil dari data diatas maka Rasionya adalah Laba sebelum Pajak / Bunga Pinjaman = 100.000/25.000=4 kali

2 Pendapat mengenai laba yang digunakan

Page 33: Analisa ratio

Kemampuan rasio perusahaan untuk memperoleh laba dari deviden untuk saham perioritas yang harus dibayar atau menentukan tingkat laba untuk tiap lembar saham prioritas yang beredar

Untuk para pemegang saham prioritas

Contoh : Laba stlh pajak Rp. 7.000- Devidend Saham 2.100 Saham perioritas beredar 3.500lb Rasio : 1. Laba dr Deviden 7000/2100 = 3,33 X 2. Laba /lbr saham 7000.000/3500= 2.000,-Kesimpulan : Laba yang diperlukan untuk menutup deviden saham perioritas adalah Rp.2000/lbr, dan perusahaan memperoleh laba atas saham perioritas sebesar 3,33 kali

Page 34: Analisa ratio

Laba bersih ini setelah dikurangi dengan devidend dan hak lainnya untuk pemegang saham perioritas, merupakan keuntungan yang tersedia untuk para pemegang saham biasa.

Keuntungan Per Lembar Saham Biasa

jika saham prioritas mempunyai hak atau prioritas dalam pembayaran devidend dengan persentase yang tetap maka hak saham prioritas tersebut harus ditambahkan pada laba/rugi tahun ini, sehingga diketahui Laba/rugi perlembar saham biasa.

Page 35: Analisa ratio

Saham yang beredar :6% saham prioritas Rp. 10.000,- 800 lembarSaham biasa Rp. 10.000,- 2.000 lembar Laba /Rugi bersih setelah pajakRp. 8.000.000,-Deviden saham prioritas Rp. 480.000,-Bagian saham biasa Rp. 7.520.000,-

Contoh

Jawaban : Laba per lembar sahamSaham Prioritas 6% X 10.000,- = Rp. 600 Saham Biasa 7.520.000 / 2000 lembar = Rp, 3.760,-

Page 36: Analisa ratio

Pembagian devidend yang bersifat kumulatif yaitu apabila dalam satu tahun devidend belum dapat dibayarkan, maka tahun-tahun berikutnya devidend yang belum dibayar tadi harus dilunasi dulu (termasuk devidend periode sekarang) sebelum pembagian untuk saham biasa

Pembagian Saham Prioritas dan saham biasa

Berpartisapasi penuh maksudnya saham prioritas berhak atas devidend dengan jumlah yang sama dengan saham biasa sesudah saham biasa mendapat devidend sebesar persentase deviden saham prioritas.

Page 37: Analisa ratio

PT Bilah pada akhir tahun 2013 mempunyai data yang berhubungan dengan modalnya sebagai berikut : Saham Biasa 500 lembar

Rp. 500.000,6% Saham Prioritas 300 Lbr Kumulatif Rp.

300.000,-8% Saham Perioritas 200 Lembar Rp.

200.000,-Laba Bersih setelah Pajak Rp. 160.000,-Ket. Kedua saham prioritas berpartisipasi

penuh sesudah adanya devidend untuk saham biasa, apabila devidend tahun 2012 dan 2013 belum dibayar, maka keuntungan per lembar saham adalah sebagai berikut :

Contoh

Page 38: Analisa ratio

Laba bersih setelah pajak Rp. 160.000,-

Hak 6% Saham Prioritas = 2 X 18.000 Rp. 36.000,-Hak 8% Saham Prioritas = 8% X 200.000 Rp. 16.000,-Hak Saham Biasa = 6% X 500.000 Rp. 30.000,- Rp. 82.000,

Sisa Rp. 78.000,-Hak berpartisapasi penuh :Hak 6% Saham Prioritas : 300/1.000X 78.000=Rp. 23.400,-Hak 8% Saham Prioritas : 200/1.000X 78.000=Rp. 15.600.-Hak Saham Biasa: 500./1.000.X 78.000,- = Rp. 39.000

Rp. 78.000.-0

Jawaban

Page 39: Analisa ratio

Ratio lain2 sifatnya memberikan informasi kepada penganalisa mengenai hubungan berbagai pos yang dapat menambah data pendukung dalam mengambil kesimpulan mengenai posisi keuangan atau hasil usaha perusahaan yang bersangkutan . ratio-ratio itu antara lain :1. Gross Margin Ratio 2. Operating Ratio3. Perputaran Hutang Dagang

RATIO LAIN-LAIN

Page 40: Analisa ratio

Contoh : Penjualan Bersih Rp, 12.250.000,-Harga Pokok Penjualan Rp. 8.750.000,-Laba Kotor (Gross margin) Rp. 3.500.000,-Biaya Operasi Rp. 2.250.000,-Net Margin Rp. 1.250.000,-

Jawab :Gross Margin Ratio= Laba kotor/Penjualan Bersih X 100%

= 3.500/12.250 X100 = 28,57%

Kesimpulan rasio laba kotor sebesar 28,57% dari nilai penjualan menggambarkan bahwa setiap terjadi penjualan Rp. 1 akan menghasilkan laba kotor sebesar 28 Sen. Hal ini perlu dibandingkan dengan standar rata-rata industri apakah rasio sudah termasuk tinggi atau rendah.

Gross Margin Ratio

Page 41: Analisa ratio

Operating ratio mencerminkan tingkat effisiensi perusahaan, ratio yang tinggi menunjukkan keadaan yang kurang baik, bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap biaya tinggi, dan laba menjadi kecil.Jawab :

Operating ratio = H.P.P + B.Operasi X 100% = Penjualan Bersih

8.750 + 2.250 X100% = 89,80% 12.250Net Margin = net margin / penjualan x 100% =

1.250/12.500 X 100% = 10,20%Kesimpulan : Setiap Rp, 1 Penjualan yang terserap

untuk operational sebesar 89,80 sen sehingga memberikan net margin sebesar 10,20 sen, semakin rendah ratio ini akan mencerminkan perusahaan lebih effisien. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi penyebab tingginya operating ratio.

Operating Ratio

Page 42: Analisa ratio

Menghubungkan antara hutang dagang dengan jumlah pembelian akan diketahui berapa kali hutang tersebut dibayarkan dalam satu tahun dan waktu rata-rata pembayaran hutang tersebut selama satu tahun.

Contoh : Pembelian Rp. 4.792.Hutang Dagang Awal Rp. 725,- Hutang Dagang Akhir Tahun Rp, 655,-

Jawab : Rasio Hutang Dagang 4.792/690 = 6,94 kali dan rata-rata Pembayaran hutang 360 : 6,94 = 51,87

Kesimpulan : Setiap terjadi transaksi pembelian sebesar Rp. 6,94 akan terjadi hutang dagang sebesar Rp.1,- dan setiap tahunnya perusahaan melakukan hutang dagang sebanyak 7 kali (pembulatan) dan akan dibayarkan rata-rata 52 (pembulatan) hari.

Perputaran Hutang Dagang