Analisa Energi Dan Equipment

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    1/70

      1Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang

    Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 2009

    tentang Konservasi Energi yang dalam hal pelaksanaannya, konservasi energi

    mencakup seluruh tahap pengelolaan energi meliputi penyediaan energi,

     pengusahaan energi, pemanfaatan energi dan konservasi sumber daya energi. Salah

    satu pelaksana konservasi energy adalah kelompok industri yaitu industri pulp and

     paper, kilang minyak,tekstil, gula, pupuk dan baja.

    PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan merupakan salah satu perusahaan

    BUMN yang bergerak di bidang industri kilang minyak dan beroperasi sejak tahun

    1994 dengan hasil produksinya berupa BBM, BBK, dan NBBM. RU VI Balongan berkontribusi 11% dari supply BBM Nasional dan 40% untuk supply BBM DKI

    Jakarta jika dibandingkan dengan RU lain. RU VI didesain untuk mengolah bahan

     baku minyak mentah sebanyak 125,000 barel/hari atau sekitar 828,1 m3/jam dengan

    unit proses utama adalah Crude Distillation Unit  (CDU).

    Crude Distillation Unit (CDU) merupakan  primary processing atau proses

    utama yang paling penting karena pada CDU merupakan unit proses pertama yang

    mengolah crude  untuk dipisahkan berdasarkan titik didih dan titik embun nya

    sehingga menjadi produk-produk yang akan diolah diunit selanjutnya. Di dalam

     produksinya, kilang didukung dengan beberapa mesin-mesin produksi utama, yakni

     furnace (fire heater), heat exchanger,  pompa dan motor  , kompresor, fin-fan dan

    lain-lain.

    Dalam pelaksanaan operasinya unit-unit tersebut merupakan unit utama yang

    menunjang variabel proses yang dibutuhkan. Salah satunya adalah Temperatur dan

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    2/70

      2Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

     pressure. Pada unit CDU alat yang berfungsi untuk mengalirkan crude dengan

    tekanan dan flow yang diinginkan yaitu  feed pump  11-P-101 sedangkan untuk

    meningkatkan variabel temperatur salah satunya adalah furnace atau fire heater 11-

    F-101

    Pompa 11-P-101 berfungsi untuk mengalirkan fluida dari suatu tempat ke

    tempat lainnya dengan memberikan gaya tekan terhadap zat yang akan dipindahkan

    denggan tipe pompa sentrifugal. Efisiensi pompa akan berpengaruh terhadap

    tekanan crude yang nantinya akan di proses pada kolom main fraksionasi. Dan

    furnace berfungsi untuk meningkatkan temperature  yang dibutuhkan pada main

     fraksionator  di CDU yaitu sekitar 369 oC. Untuk mendapatkan temperature dan

    heat flux yang tinggi dengan biaya yang cukup ekonomis, maka biasanya dapat

    menggunakan furnace karena dapat secara langsung memperoleh panas/kalor yang

    dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar.

    Saat ini terdapat indikasi terjadinya penurunan performance beberapa main

    equipment di CDU karena proses produksi yang berjalan tanpa henti. Khususnya

     pompa yang mengalirkan crude crude yang masih mengandung banyak pengotor,

    dan akan menurunkan efisiensi dari kinerja pompa tersebut sehingga berpotensiCDU tidak dapat beroperasi normal, akibatnya supply produk intermedia untuk feed

    unit RCC (money maker RU VI Balongan) terganggu sehingga menimbulkan biaya

    operasi yang membengkak dan menyebabkan produksi BBM, BBK dan NBBM

    tidak dapat memenuhi permintaan pasar.

    Oleh sebab itu dibuthkan analisa energy pada unit CDU, perhitungan efisiensi

    dari beberapa unit CDU yang diduga mengalami penurunan, yaitu pompa P]11-P-

    101 dan furnace 11-F-101 agar dapat diketahui kinerja alat tersebut. Jika efisiensi

    energy dan alat menurun maka dapat dilakukan konservasi ulang dan upaya untuk

    meningkatkan efisiensinya, misalnya dengan melakukan maintenance pada pompa

    atau PCM ( Plant Corrective Maintenance) untuk furnace.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    3/70

      3Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    1.2.  Rumusan Masalah

    Dari latar belakang yang telah di sampaikan, dapat disimpulkan bahwa

    rumusan masalah pada tugas khusus ini yaitu:

      Analisa kebutuhan energy di unit CDU.

      Berapa efisiensi aktual pompa dan efisiensi aktual furnace.

      Bagaimana perhitungan dalam mengevaluiasi kinerja atau efisiensi

    dari pompa 11-P-101 A/B dan  Furnace  11-F-101 dengan

    menggunakan direct method  dan loss method  

    1.3. 

    Tujuan

    Tujuan dari tugas khusus ini yaitu :

      menganalisa performance unit CDU ditinjau dari intensitas energy

    dan performance equipment yang hasilnya akan bisa dijadikan

    rekomendasi/acuan untuk peningkatan penghematan energy.

      Dapat mengetahui efisiensi Pompa 11-P-101 dan furnace 11-F-101

      Dapat membandingkan efisiensi aktual pompa dan  furnace  dengan

    efisiensi desain.

    1.4.  Ruang Lingkup

    Analisa energy terdiri dari beberapa tingkat yaitu audit energy singkat (walk

    through), audit energy awal (preliminary), audit energy rinci (detailed). Audit saat

    ini yang digunakan adalah audit awal yang terdiri dari :

    a.   pengumpulan data awal yang sudah tersedia

     b.   pengamatan kondisi umum operasi peralatan

    c.  standard pemeliharaan dan tingkat pengendalian manajemen terhadap

    operasi

    Targetnya adalah mengetahui intensitas energy (fuel, steam dan listrik) unit CDU

    dan performance main equipment seperti  pompa feed   dan Furnace ( fire heater )

    selama 24 jam tanggal 1 Januari-31 Januari 2016. Efisiensi  furnace  dilakukan

    dengan menggunakan direct method   dan loss method . Serta membandingkan

    efisiensi data desain dan data aktual dari pompa dan furnace.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    4/70

      4Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    1.5.  Manfaat

    Mengetahui kebutuhan energy di unit CDU, kinerja Pompa 11-F-101 A/B

     furnace  F-101 di CDU (Crude Distillation unit ) atau unit 11 dan dijadikan pertimbangan dalam mengoperasikan atau menjaga pengoperasian equipment secara

    efisien dan penghematan energy.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    5/70

      5Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Energy

    Penghematan energi atau konservasi energi adalah tindakan mengurangi

     jumlah penggunaan energi. Penghematan energi dapat dicapai dengan penggunaan

    energi secara efisien dimana manfaat yang sama diperoleh dengan menggunakan

    energi lebih sedikit, ataupun dengan mengurangi konsumsi dan kegiatan yangmenggunakan energi. Penghematan energi dapat menyebabkan berkurangnya

     biaya, serta meningkatnya nilai lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, 

    serta kenyamanan. Organisasi-organisasi serta perseorangan dapat menghemat

     biaya dengan melakukan penghematan energi, sedangkan pengguna komersial dan

    industri dapat meningkatkan efisiensi dan keuntungan dengan melakukan

     penghemaan energi. Penghematan energi adalah unsur yang penting dari sebuah

    kebijakan energi.  Penghematan energi menurunkan konsumsi energi dan permintaan energi per kapita, sehingga dapat menutup meningkatnya kebutuhan

    energi akibat pertumbuhan populasi.

    Hal ini mengurangi naiknya biaya energi, dan dapat mengurangi kebutuhan

     pembangkit energi atau impor energi.Berkurangnya permintaan energi dapat

    memberikan fleksibilitas dalam memilih metode produksi energi. Selain itu, dengan

    mengurangi emisi, penghematan energi merupakan bagian penting dari mencegah

    atau mengurangi  perubahan iklim.  Penghematan energi juga memudahkandigantinya sumber-sumber tak dapat diperbaharui dengan sumber-sumber yang

    dapat diperbaharui. Penghematan energi sering merupakan cara paling ekonomis

    dalam menghadapi kekurangan energi,  dan merupakan cara yang lebih ramah

    lingkungan dibandingkan dengan meningkatkan produksi energi. Terdapat tiga

    macam energi yang digunakan di PT PERTAMINA RU VI Balongan , yaitu listrik,

     fuel  dan steam .

    https://id.wikipedia.org/wiki/Energihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Efisien&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Lingkunganhttps://id.wikipedia.org/wiki/Keamanan_negarahttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keamanan_pribadi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebijakan_energi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembangkit_energi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Emisi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_iklimhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Energi_tak_terbaharui&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbaharuihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kekurangan_energi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kekurangan_energi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Energi_terbaharuihttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Energi_tak_terbaharui&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Perubahan_iklimhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Emisi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Pembangkit_energi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kebijakan_energi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keamanan_pribadi&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Keamanan_negarahttps://id.wikipedia.org/wiki/Lingkunganhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Efisien&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Energi

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    6/70

      6Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    2.1.1 Fuel  (Bahan bakar)

    Terdapat tiga jenis bahan bakar, yaitu bahan bakar cair atau  fuel oil , bahan

     bakar padat (batu bara) dan bahan bakar gas. Namun bahan bakar yang digunakan

    di PT Pertamina RU VI balongan adalah bahan bakar berupa fuel oil  dan fuel gas.

    a.   Fuel oil  

    Bahan bakar cair seperti minyak tungku/  furnace oil dan LSHS (low

     sulphur heavy stock) terutama digunakan dalam penggunaan industri.

    Berbagai sifat bahan bakar cair yang perlu diperhitungkan adalah densitas,

    spesifik gravity, viscositas, titik nyala , titik tuang, panas jenis, nilai kalor,

    sulphur, kadar abu, residu karbon dan kadar air.

     b.   Fuel gas Bahan bakar gas merupakan bahan bakar yang sangat memuaskan

    sebab hanya memerlukan sedikit handling dan sistim burner nya sangat

    sederhana dan hampir bebas perawatan.

    Berikut ini adalah daftar jenis-jenis bahan bakar gas:

    a.  Bahan bakar yang secara alami didapatkan dari alam:

    -  Gas alam

    -  Metan dari penambangan batubara b.  Bahan bakar gas yang terbuat dari bahan bakar padat

    -  Gas yang terbentuk dari batubara

    -  Gas yang terbentuk dari limbah dan biomasa

    -  Dari proses industri lainnya (gas blast furnace)

    c.  Gas yang terbuat dari minyak bumi

    -  Gas Petroleum cair (LPG)

    Gas hasil penyulingan-  Gas dari gasifikasi minyak

    d.  Gas-gas dari proses fermentasi

    Bahan bakar bentuk gas yang biasa digunakan adalah gas petroleum cair (LPG), gas

    alam, gas hasil produksi, gas blast furnace, gas dari pembuatan kokas, dll. Nilai

     panas bahan bakar gas dinyatakan dalam Kilokalori per normal meter kubik

    (kKal/Nm3) ditentukan pada suhu normal (20 0C) dan tekanan normal (760 mm

    Hg).

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    7/70

      7Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Karena hampir semua peralatan pembakaran gas tidak dapat menggunakan

    kadungan panas dari uap air, maka perhatian terhadap nilai kalor kotor (GCV)

    menjadi kurang. Bahan bakar harus dibandingkan berdasarkan nilai kalor netto

    (NCV). Hal ini benar terutama untuk gas alam, dimana kadungan hidrogen akan

    meningkat tinggi karena adanya reaksi pembentukan air selama pembakaran. Sifat-

    sifat fisik dan kimia berbagai bahan bakar gas diberikan dalam Tabel 2.1

    Tabel 2.1 Sifat-Sifat Fisik Dan Kimia Berbagai Bahan Bakar Gas

    Tabel 2.2 Perbandingan Kandungan Kimia Dalam Bahan Bakar.

    2.1.2 Steam  

    Steam  telah mengalami perjalanan jauh dari mulai hubungan tradisionalnya

    dengan lokomotif dan Revolusi Industri. Sampai kini steam merupakan bagian penting

    dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa  steam, maka industri tidak akan

    ada atau muncul seperti sekarang ini. Steam  memberikan suatu cara pemindahansejumlah energi yang terkendali dari suatu pusat, ruang boiler yang otomatis, dimana

    energi dapat dihasilkan secara efisien dan ekonomis, sampai ke titik penggunaan. Steam 

    yang bergerak mengelilingi pabrik dianggap sama dengan transportasi dan penyediaan

    energi. Untuk beberapa alasan,  steam  merupakan komoditas yang paling banyak

    digunakan untuk membawa energi panas. Penggunaannya terkenal diseluruh industri

    untuk pekerjaan yang luas dari produksi daya mekanis sampai penggunaan proses dan

     pema nasan ruangan. Alasan dari penggunaan steam adalah:

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    8/70

      8Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

      Steam efisien dan ekonomis untuk dihasilkan

      Steam  dapat dengan mudah dan murah untuk didistribusikan ke titik

     penggunaan

     

    Steam mudah dikendalikan

      Energinya mudah ditransfer ke proses

       Plant steam yang modern mudah untuk dikendalikan

      Steam bersifat fleksibel

      Kandungan panas tinggi Panas latennya kira-kira 2 100 kJ/kg 

      Murah Biaya untuk pemgolahan air  

      Koefisien perpindahan panasnya baik

      Tidak diperlukan pompa sirkulasi  Pipa-pipanya kecil

      Mudah untuk mengendalikan dengan kran dua arah

      Penurunan suhunya mudah dilakukan melalui kran

      Tidak ada resiko kebakaran

    Seluruh tiga fase untuk bahan tertentu hanya dapat ada secara bersamaan dalam

    suatu kesetimbangan pada suhu dan tekanan tertentu, dan hal ini dikenal dengan titik

    triple. Titik triple H2O, dimana tiga fase es, air dan steam berada dalam kesetimbangan,

    terjadi pada suhu 273,16 K dan tekanan absolut 0,006112 bar. Tekanan ini sangat dekat

    ke kondisi vakum sempurna. Jika pada suhu ini tekanannya terus diturunkan, es akan

    mencair, menguap langsung menjadi steam. Di RU VI Balongan terdapat tiga jenis steam 

    yang dihasilkan yaitu :

    1.   High Pressure (HP) Steam (43 kg/cm2)

    HP  steam digunakan untuk tenaga penggerak pada STG, FDF boiler ,

    HBW pump, compressor , dan cooling water , serta juga untuk berbagai

    unit proses, diantaranya adalah RCC, H2 plant , GO/LCO HTU, danAHU.

    2.   Medium Pressure (MP) Steam (19 kg/cm2)

    MP  steam digunakan sebagai tenaga penggerak pompa  steam turbine

    dan steam jet ejector. Digunakan pada MBW pump, automizing boiler,

     fuel oil pump, demin water pump, dan condensate pump, serta juga

    untuk berbagai unit proses, diantaranya adalah RCC, GO/LCO HTU,

    CDU, AHU, Amine/SWS, sulphur plant,offsite dan flare.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    9/70

      9Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    3.   Low Pressure (LP) Steam (3,5 kg/cm2)

    LP steam digunakan sebagai media pemanas pada berbagai unit utilitas

    seperti deaerator, KO drum, dan juga untuk berbagai unit proses, yaitu

    H2 plant , GO/LCO HTU, CDU, AHU, Amine/SWS, sulphur plant, dan

    offsite area.

    2.1.3 Listrik

    Untuk mendapatkan energi listrik dari energi primer dikenal 2 cara yaitu :

      Pembangkit listrik yang konvensional, pembangkit untuk mendapatkan

    energi listrik dari energi primer menggunakan media perantara (turbin

    air, turbin uap, turbin gas, motor bakar).  Pembangkit listrik yang nonkonvensional, pembangkit untuk

    mendapatkan energi listrik dari energi primer langsung tanpa

    menggunakan media perantara

    Kilang minyak PT Pertamina (Persero) RU VI Balongan didesain dengan

    kapasitas pengolahan 125,000 BPSD. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, PT

    Pertamina (Persero) dilengkapi dengan PLTU di unit utilitas yang terdiri dari 5 unit

    Steam Turbin Generator   (STG) dan PLTD yang berupa 1 unit Emergency Diesel

    Generator  (EDG). Masing-masing turbin memiliki kapasitas 27,500 KVA/22,000

    KW dengan penggerak HP steam dari unit 52, sehingga total kapasitas terpasang

    sebesar 4 x 22,000 KW = 88,000 KW.  Emergency Diesel Generator   (EDG)

    memiliki kapasitas 3.6 MW dan mempunyai fungsi untuk initial start-up dan Auto

     start  jika terjadi kegagalan total pada STG. Pendistribusian listrik di kilang RU VI

    Balongan ini dilakukan melalui beberapa sub station. Dengan sistem ini, maka

    distribusi listrik menjadi lebih baik. Penyaluran listrik dari  sub station 1 ke  sub

     station yang lain menggunakan saluran underground cable kecuali untuk SS 31

    yang memakai saluran over head .

    Bahan bakar berupa minyak, gas, batubara dibakar untuk memanaskan air yang ada

    didalam boiler atau ketel sampai menghasilkan uap. Uap yang terbentuk ditampung

    sampai mencapai suhu dan tekanan yang didinginkan kemudian baru dialirkan

    untuk menggerakkan turbin uap. Turbin uap ini akan menggerakkan sebuah

    generator yang akan menghasilkan tenaga listrik. Uap yang meninggalkan turbin

    didinginkan dalam kondensor, kemudian air yang meninggalkan kondensor

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    10/70

      10Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    dipompa kembali ke boiler. Skema pembangkit listrik tenaga uap dapat dilihat pada

    gambar berikut:

    Gambar 2.1 Skema Pembangkit listrik tenaga Uap

    1.  Circulating water pump : untuk mencampur air

    2.  Desalination evaporator

    3.  Destilate pump

    4.  Make up water tank

    5.  Denim water tank

    6.  Condensor : mengembunkan uap menjadi cair

    7.  Low heater pressure

    8.  Deserator: untuk mendapatkan tambahan air akibat kebocoran dan juga

    9.  mengolah air agar memenuhi mutu air ketel (NaCl, ClO2 & PH)

    10.  Boiler feed pump

    11.  High pressure heater

    12.  economizer

    13.  Steam drum

    14.  Boiler

    15.  Super heater

    16.  Steam turbin

    17.  Burge / kapak : alat pengangkut bahan bakar minyak

    18.  Pumping house

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    11/70

      11Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    19.   Fuel oil  tank

    20.   Fuel oil  heater

    21.  Burner

    22.  Forced draught fan : menghasilkan udara untuk pembakaran

    23.  Air heater : pemanas udara

    24.  Smoke stack : membua

    25.  ng sisa gas

    26.  Generator

    27.  Main transformer

    28.  Switch yard

    29.  Transmission line

    2.2  Furnace 

    Berikut ini merupakan pengertian furnace, prinsip kerja furnace, klasifikasi furnace,

     bagia-bagan furnace dan hal-hal yang mempengaruhi efisiensi dari furnace.

    2.2.1 Pengertian Dasar Furnace

    Dalam suatu industri pengolahan minyak bumi dibutuhkan suatu peralatan

    yang digunakan untuk memanaskan minyak yang disebut  Furnace. Furnace atauheater atau sering disebut  fired heater , adalah suatu peralatan yang digunakan

    untuk memanaskan cairan di dalam tube, dengan sumber panas yang berasal dari

     proses pembakaran yang menggunakan bahan bakar gas atau cairan secara

    terkendali di dalam burner . Panas kemudian dipindahkan ke aliran fluida dalam

    susunan pipa-pipa di ruang bakar secara radiasi dan konveksi. Tujuan pemanasan

    ini adalah agar diperoleh kondisi operasi (suhu) yang diinginkan pada proses

     berikutnya dalam suatu peralatan yang lain. Furnace terdiri dari struktur bangunanyang berdinding plat baja yang bagiannya dalamnya dilapisi oleh material tahan

    api. Panas yang digunakan dalam  furnace  berasal dari panas pembakaran secara

    langsung dan juga radiasi-radiasi panas yang dipantulkan kembali ke tube-tube

    yang ada dalam furnace sehingga mengurangi kelebihan panas.

     Furnace didesain untuk dapat menggunakan  fuel oil atau  fuel gas atau

    keduanya-duanya dan ada pula yang menggunakan air preheater. Ruang utama

    didalam furnace disebut fire box (combustion chamber ) yang merupakan tempat

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    12/70

      12Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    terjadinya pembakaran bahan bakar. Untuk memberikan panas sebanyak-

     banyaknya kepada fluida yang mengalir dalam tube maka perlu diusahakan agar

     pembakaran yang terjadi dapat berlangsung secara sempurna dan mereduksi atau

    menekan panas yang hilang melalui stack  dan dinding furnace seminimal mungkin.

    Indikasi suatu furnace dapat berfungsi dengan baik dapat diketahui apabila:

    a.  Sistem penyalaan api burner baik.

     b.  Reaksi pembakaran sempurna.

    c.  Pembakaran baik dalam periode waktu yang lama.

    d.  Panas hasil pembakaran dari fuel gas maupun fuel oil dapat tersalur dengan

     baik pada cairan yang dipanaskan.

    e.  Permukaan tube furnace bersih.f.  Dapat memperkecil panas yang hilang baik melalui stack /cerobong maupun

    dinding furnace.

    Fungsi furnace yang utama dalam suatu industri kimia diantaranya :

    1.  Menaikkan temperatur minyak untuk dipisahkan dikolom destilasi.

    2.  Menaikkan temperatur minyak untuk mencapai reaksi thermal .

    3.  Menaikkan temperatur minyak untuk mencapai reaksi catalityc.

    4.  Pemanas media hot oil .5.  Sebagai dapur reaksi. 

    Furnace yang akan dievaluasi kinerjanya adalah 11-F-101 pada unit CDU. Secara

    garis besar informasi pada Furnace 11-F-101 adalah :

      erletak di unit CDU (Crude Distilation Unit )

      Mempunyai tipe multi cell vertical tube heater dengan dilengkapi dengan

    fasilitas air preheater .

    Dan berdasarkan pemasukan udara pembakarannya  furnace ini memiliki tipeinduction draft . Pada salah satu vessel unit CDU (11-V-102) terjadi pemisahan 3

    fraksi, yaitu fraksi gas, fraksi minyak, dan fraksi air, dan gas yang terkondensasi

    dilewatkan ke off gas KO drum (11-V-103) kemudian ke furnace (11-F-101) untuk

     bahan bakar furnance.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    13/70

      13Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    2.2.2 Prinsip Kerja Furnace  

    Pada dasarnya proses perpindahan panas yang terjadi lebih banyak

    menggunakan panas radiasi menuju  feed  yang mengalir dalam tube-tube. Ruang

    utama yang terbuka didalam heater  adalah radian  fire box (ruang bakar), dimana

    didalam ruangan ini terjadi pembakaran  fuel . Bahan bakar cair atau gas atau

    kombinasi keduanya dimasukkan kedalam furnace setelah dicampur dengan udara

     pembakaran didalam burner  kemudian dinyalakan. Feed  yang dipanaskan dialirkan

    melalui bagian dalam tube yang tersusun secara horizontal atau vertikal disepanjang

    lantai, didinding samping, atau diatas dari ruang pembakaran, tergantung pada

    konfigurasi perencanaan letak yang memungkinkan perencanaan secara langsung

     panas radiasi dari nyala api pembakaran serta pemantulan kembali panas dari permukaan dinding ke permukaan tube.

    Fluida yang dipanaskan umumnya dialirkan terlebih dahulu melalui seksi

    konveksi yang terletak diantara ruang bakar dan cerobong, agar dapat

    memanfaatkan panas yang terdapat dalam gas hasil pembakaran. Selanjutnya

    melalui pipa cross  over , fluida dialirkan kedalam radiant   fire  box. Berdasarkan

    ukuran, kapasitas dan temperature yang diperlukan terdapat berbagai variasi desain

     furnace  dan jenis material konstruksi yang digunakan. Namun pada dasarnya furnace dioperasikan bedasarkan prinsip-prinsip yang sama. Besarnya beban panas

    yang harus diberikan oleh furnace kepada fluida yang dipanaskan bergantung pada

     jumlah umpan dan perbedaan suhu inlet dan outlet umpan yang ingin dicapai.

    Semakin besar perbedaan suhu semakin banyak pula jumlah umpan, maka beban

     furnace semakin tinggi.

    2.2.3 

    Klasifikasi Furnace Furnace  berdasarkan metoda pembangkitan panasnya dapat dibagi menjadi dua

    kategori, yaitu : furnace pembakaran yang menggunakan bahan bakar dan furnace

    listrik yang menggunakan listrik. Furnace pembakaran dapat digolongkan menjadi

     beberapa bagian seperti, jenis bahan bakar yang digunakan, cara pembuatan bahan

     baku, cara perpindahan panasnya dan cara pemanfaatan kembali

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    14/70

      14Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    limbah panasnya. Tetapi, dalam prakteknya tidak mungkin menggunakan

     penggolongan ini sebab furnace dapat menggunakan berbagai jenis bahan bakar,

    cara pemuatan bahan ke f urnace yang berbeda.

    2.3.1 

    Furnace Berdasarkan Bentuk Konstruksi dan Susunan Tube

     Furnace Berdasarkan Bentuk Konstruksi dan Susunan Tube dapat dibedakan

    menjadi 4, yaitu:

    1.  Furnace Tipe Box  

     Furnace tipe box  mempunyai bagian radiant (radiant section) dan

     bagian konveksi (convection section) yang dipisahkan oleh dinding batu

    tahan api yang disebut bridge wall . Dimana burner dipasang pada ujung

     furnace dan api diarahkan tegak lurus dengan pipa pembuluh (tube coil )ataupun dinding samping  furnace. Aplikasi  furnace tipe box  biasanya

    digunakan pada instalasi-instalasi lama dan juga dipakai pada instalasi baru

    dengan beban kalor berkisar antara 15  –  20 MMkcal/jam bahkan bisa lebih

    tergantung kebutuhan. Furnace tipe ini dapat digunakan pada proses dengan

    kapasitas besar dan umumnya menggunakan bahan bakar fuel oil dan fuel gas.

    a.  Keuntungan menggunakan furnace tipe box yaitu:

      Dapat dikembangkan sehingga bersel tiga atau empat.  Distribusi panas (fluks kalor) merata disekeliling pipa.

      Ekonomis digunakan pada beban kalor diatas 20 MMkcal/jam.

     b.  Kerugian menggunakan furnace tipe box :

      Apabila salah satu aliran fluida dihentikan, maka seluruh operasi

     furnace harus dihentikan, maka seluruh operasi  furnace harus

    dihentikan juga, hal ini dilakukan untuk mencegah pecahnya pipa.

      Tidak dapat digunakan untuk memanaskan fluida pada suhu

    relatif tinggi dan aliran fluida singkat.

      Harga relatif mahal.

      Membutuhkan area relatif luas.

      Pemeliharaan lebih sulit karena tube tersusun mendatar.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    15/70

      15Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Gambar 2.2 Jenis-jenis Furnace Tipe Box (a) Arbor Coil , (b) Vertical Tube

    Oil , (c) Horizontal Tube Oil

    2. 

    Furnace Tipe Silindris Tegak /Vertikal

     Furnace tipe silindris tegak mempunyai bentuk konstruksi silindris

    dengan bentuk lantai (alas) bulat, tube coil dipasang vertikal. Burner dipasang

     pada lantai sehingga arah pancaran apinya vertikal, sedangkan dapur tipe ini

    dirancang tanpa ruang konveksi (convection section). Bagian bawah (bottom)

    dibuat jarak kurang lebih 7ft dari dasar lantai atau disesuaikan untuk

    memberikan keleluasaan bagi operator pada saat pengoperasian  furnace.

    Aplikasi furnace tipe silinder tegak yaitu digunakan untuk pemanasan fluidayang mempunyai perbedaan suhu antara sisi masuk (inlet) dan sisi keluar

    (outlet) tidak terlalu besar sekitar 90˚C dengan beban kalor antara 2,5 s/d 20

    MMkcal/jam.  Furnace tipe ini mumnya digunakan untuk pemanas fluida

    umpan reaktor.

    a.  Keuntungan menggunakan furnace silinder tegak :

      Konstruksi sederhana sehingga harga relatif lebih murah.

     

    Area yang digunakan lebih kecil.  Luas permukaan pipa tersusun lebih besar sehingga efisiensi

    thermalnya lebih tinggi.

      Ekonomis untuk beban pemanasan antara 15 –  20 MMkcal/jam.

     b.  Kerugian menggunakan furnace silinder tegak :

      Kapasitas feed relatif kecil.

      Plot area minimal dan perlu pengoperasian lebih hati –  hati.

      Pada kasus dimana kapasitas furnace kecil, kurang efisien.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    16/70

      16Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Gambar 2.3 Jenis-jenis Furnace Tipe Silindris (a) Vertical Tube oil dan (b)

     Helical Tube Oil  

    Pada gambar diatas ditunjukkan semua pipa radiasi sama jauhnya dari

    burner , untuk meyakinkan distribusi panas yang baik, tetapi  flux mungkin

     bervariasi sesuai dengan jarak antara bagian bawah pipa dengan bagian

    atasnya.  Furnace ini penyalaannya dari bagian bawah dan mempunyai

     permukaan konveksi yang lebih kecil sehingga diperlukan pemanas awal

    ( preheater ) udara untuk meningkatkan efisiensinya.

    3.  Furnace Tipe Kabin

     Furnace tipe kabin mempunyai bagian radiasi (radiant section) pada

    sisi-sisi samping dan sisi kerucut  furnace, sedangkan bagian konveksi

    (convection section) ada dibagian atas  furnace, pipa konveksi pada baris

     pertama dan kedua disebut shield section (pelindung) . Burner dipasang pada

    lantai  furnace dan menghadap keatas, sehingga arah pancaran api maupun

     flue gas tegak lurus dengan susunan pipa, ada kalanya burner dipasang

    horizontal.

    a.  Keuntungan furnace tipe kabin :

      Bentuk konstruksi kompak dan mempunyai efisiensi thermal

    tinggi.

      Beban panas antara 5 –  7 MMkcal/jam.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    17/70

      17Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

      Pada f urnace tipe karbin multi cell, memungkinkan pengendalian

    operasi terpisah (fleksibel).

    Gambar 2.4 Jenis Furnace Tipe Kabin

    4.  Furnace Temperatur Tinggi / Reaktor

    Berfungsi sebagai reaktor  , tube  –  tube yang ada berisi katalis dan

    temperatur kabinnya mencapai >1000˚C. Contoh  Hydrogent Plant (22-F-

    101).

    2.2.4 Berdasarkan cara pemasukan udara pembakaran

    Berdasarkan cara pemasukan udara pembakaran (draft ) dan buangan gas

     bakar, furnace diklasifikasikan menjadi :

    1.   Natural Draft

    Perbedaan tekanan inlet dan outlet air register yang disebabkan oleh

     perbedaan berat antar bagian  flue gas yang panas didalam  stack dan udara

    diluar  stack .  Natural draft ini akan menghisap udara pembakaran masuk

    keruang dan membawa gas hasil pembakaran keluar. Kebocoran pada  stack

    akan mengurangi draft tersebut, natural draft biasanya dipakai pada furnace

    yang memiliki ciri-ciri resistannya yang kecil terhadap aliran flue gas, tanpa

    menggunakan air preheater , serta mempunyai stack yang cukup tinggi.

    2.   Induction Draft

    Gas hasil pembakaran keluar melalui  stack dengan tarikan blower

    karena  furnace  jenis ini memiliki  stack yang pendek. Tarikan blower ini

    menyebabkan tekanan didalam dapur lebih rendah dari tekanan atmosfir

    sehingga udara luar masuk kedalam dapur.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    18/70

      18Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    3.   Forced Draft

    Tekanan inlet pada suplai udara melalui air register diperbesar dengan

     bantuan blower sehingga draft menjadi besar. Forced draft biasanya dipakai

    untuk  furnace yang memiliki ciri-ciri resistannya kecil terhadap aliran  flue

     gas dan mempunyai stack yang rendah.

    4.   Balance Draft  

    Merupakan kombinasi dari  forced draft dan induction draft .  Balance

    draft ini memperbesar tekanan dengan air register dan mengurangi tekanan

    outlet. Penambahan dan pengurangan tekanan tersebut masing-masing

    dilakukan dengan bantuan sebuah blower .  Balance draft ini dipakai pada

    heater yang mempunyai ciri-ciri resistennya besar terhadap aliran  flue gas,menggunakan air preheater , dan mempunyai stack yang cukup rendah.

    2.2.5 Klasifikasi menurut perancangannya

    Klasifikasi menurut perancangannya furnace diklasifikasikan menjadi tiga

    macam yaitu :

    1.   Furnace tanpa Air Preheater

    Tipe  furnace ini hampir sama dengan natural draft dimana udara pembakaran masuk kedalam ruang pembakaran dan hasil pembakaran

    langsung dibuang keluar.

    2.   Furnace dengan Air Preheater menggunakan Pemanas Internal.

    Pada tipe ini digunakan air preheater , dimana untuk pemanas udara

     pembakaran yang digunakan memanfaatkan panas dari flue gas furnace itu

    sendiri.

     Furnace dengan Air Preheater menggunakan Pemanas Eksternal Furnace ini menggunakan air preheater dimana untuk pemanasan udara

     pembakaran menggunakan sumber panas dari luar.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    19/70

      19Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    2.2.6 Komponen Pada Furnace  

    Gambar 2.5 Komponen Furnace 

    (Sumber : Handbook of Fired Heater s for General Refinery Service)

    Keterangan gambar :

    1.   Access Door 12. Return Bend

    2.   Arch 13. Header Box

    3.   Breaching 14. Radiant Section

    4.   Bridgewall 15. Shield Section

    5.   Burner 16. Observation Door

    6.  Casing 17. Tube Support

    7.  Convection Casing 18. Refractory Lining

    8.  Corbel 19. Tube Sheet

    9.  Cross Over 20. Pier

    10. Tube 21. Stack/Duct

    11.  Extended Surface 22. Platform

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    20/70

      20Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Dari gambar diatas,  furnace terdiri dari beberapa bagian yaitu diantaranya  stack ,

    damper, arch, convention tubes, shock bank, radian tube, refactory lining, fire box

    dan burner .

    1.   Access Door

    Merupakan sebuah pintu yang berfungsi agar orang dapat masuk untuk

    melakukanperbaikan dan pemeliharaan.

    2.   Arch

    Merupakan sudut atau lekukan pada casing Furnace pembakaran

    3.   Bridgewall

    Merupakan dinding pemisah yang terbuat dari batu tahan api yang berfungsi

    sebagai pemisah dua daerah.4.   Burner  

     Burner  merupakan alat pembakar bahan bakar ( fuel ) sistem pengapian dan

     pencampuran bahan bakar dan udara dengan udara primer/sekunder serta

    sistem atomizing steam  sehingga bahan bakar ( fuel ) dapat terbakar dengan

    sempurna.

    Gambar 2.6 Skema burner

    Beberapa macam Burner  :

       Pilot burner adalah burner kecil yang menggunakan gas sebagai

     penyalaan awal pada furnace. Untuk menaikkan suhu fluida selanjutnya

    menggunakan burner bahan bakar gas ataupun bahan bakar minyak.

      Gas burner adalah burner dengan mempergunakan bahan bakar gas.

      Oil burner adalah burner dengan mempergunakan bahan bakar minyak.

       Dual burner adalah burner dengan mempergunakan bahan bakar gas

    dan bahan bakar minyak.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    21/70

      21Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    5.  Convection Section

    Merupakan bagian dari  Furnace  dimana terjadi pemanasan tube  dengan

    sistem konveksi. Tube  menerima panas dari  fuel gas  hasil pembakaran

    melalui dinding luar tube. Fungsi dari section ini adalah untuk mendapatkan

     panas secara bertahap agar terhindar dari proses tehermally shock sebelum

    masuk ke radian section.

    6.  Casing (Dinding Furnace)

    Dinding  furnace  terbuat dari baja (carbon steel ) sebagai penahan struktur

    yang dilapisi dengan isolasi, batu tahan api dan refractory sebagai pendukung

    untuk pemanfaatan panas secara maksimal serta untuk mencegah terjadinya

    kehilangan panas.

    a b c d

    Gambar 2.7 Konstruksi dinding dapur

    Keterangan Gambar :

    a. Plat Baja b. Isolasic. Batu tahan api d. Refractory 

    7.  Cross Over  

    Merupakan pipa-pipa yang saling berhubungan antara dua bagian heater  coil.

    8.   Refractory Lining

    Berupa lapisan dinding tahan panas yang berfungsi sebagai isolasi panas agar

    dapur kehilangan panas sekecil mungkin.

    9. 

    Stack  Alat ini berfungsi untuk mengalirkan  Flue gas hasil pembakaran dari dalam

     furnace keluar furnace (atmosfir  Umumnya terbuat dari carbon steel , suhu

     stack   perlu dijaga antara 350 – 500 oF. Bila suhu  stack   terlalu tinggi akan

    mengakibatkan banyak panas terbuang dan bisa mengakibatkan  stack  rusak.

    Jika suhu stack < 350 oF kemungkinan akan terjadi kondensasi dari air dan

    gas SO2 yang terbawa oleh  flue gas sehingga terbentuk H2SO4 yang sangat

    korosif dan merusak semen lining  maupun metal stack . 

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    22/70

      22Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    10.   Damper

    Plat logam untuk mengatur tekanan di excess udara pembakaran.

    11.   Draft Gage

    Tempat pengaturan tekanan di area stack .

    12.  Sample Connection

    Tempat untuk mengambil sampel flue gas untuk analisa laboratorium.

    13.   Inlet From Process

    Merupakan tempat masuknya steam.

    14.  Tube  Pulling Door  

    Pintu untuk mengeluarkan tube-tube.

    15.   Peep Door

    Merupakan lubang untuk mengintip nyala api.

    16.  Snuffing Steam

    Berfungsi untuk menghilangkan gas-gas yang ada didalam ruang pembakaran

     pada saat start up.

    17.  Cast Burner Block

    Tempat terjadinya proses pembakaran.

    18.   Header Box DrainTempat untuk mengkondensat steam.

    19.   Radian Section

    Merupakan bagian  Furnace dimana pemanasan tube  dengan  steam radiasi.

    Tube menerima panas dari nyala api di ruang pembakaran maupun pantulan

     panad dari batu tahan api.

    2.2.7  Pembakaran

    Pembakaran merupakan reaksi antara oksigen dengan bahan bakar disertai

    timbul panas. Untuk terjadinya pembakaran harus tersedia unsur-unsur yang

    dibutuhkan antara lain:

    a.  Bahan bakar : Bahan bakar adalah semua benda yang dapat mendukung

    terjadinya pembakaran. Ada tiga wujud bahan bakar, yaitu padat, cair dan gas.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    23/70

      23Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Untuk benda padat dan cair dibutuhkan panas pendahuluan untuk mengubah

    seluruh atau sebagian darinya, ke bentuk gas agar dapat mendukung

    terjadinya pembakaran.

     b.  Oksigen : Kebutuhan oksigen untuk pembakaran diambil dari udara

    sekitar/bebas, dimana dibutuhkan paling sedikit sekitar 15% volume oksigen

    dalam udara agar terjadi pembakaran.

    c.  Panas : Sumber panas diperlukan untuk mencapai suhu penyalaan sehingga

    dapat mendukung terjadinya pembakaran.

    Pembakaran pada furnace terjadi karena reaksi pembakaran antara fuel gas

    maupun fuel oil dengan udara (oksigen). Fuel yang digunakan akan bereaksi dengan

    oksigen yang diambil dari udara atmosferik, untuk itu mekanisme pembakaran

    dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

    a.  Pembakaran lengkap dan sempurna

    atom “C” yang dibakar membentuk Karbon dioksida serta atom “H2” menjadi

    air. Contoh reaksi pembakaran secara lengkap dan sempurna yaitu :

    CH4 + 2 O2 → CO2 + 2 H2O

     b.  Pembakaran Lengkap tapi Tidak SempurnaHasil pembakaran masih ada udara yang tersisa atau tidak semua oksigen

     bereaksi. Contoh reaksi pembakaran secara lengkap tapi tidak sempurna yaitu :

    CH4 + 3 O2 → CO2 + 2 H2O + O2 

    c.  Pembakaran Tak Sempurna

    Udara tidak cukup untuk proses pembakaran sehingga beberapa atom karbon

    membentuk karbon monoksida. Contoh reaksi pembakaran tidak sempurna yaitu:

      3CH4 + 5 O2 → CO2 + 2 CO + 6 H2O

    Jumlah oksigen pada reaksi pembakaran ini dilakukan berlebih agar dapat

    meyakinkan bahwa  fuel dapat bereaksi secara sempurna. Reaksi yang sempurna

    sesuai dengan stoikiometri dari reaksi pembakaran fuel .

    C + O2 → CO2

    H2 + 1/2 O2 → H2O

    Pada proses transfer panas yang dihasilkan dari pembakaran sangat perlu untuk

    dipertahankan kondisi di sekitar Tube agar tetap bersih dari kerak sehingga transfer

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    24/70

      24Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

     panas berlangsung dengan baik. Untuk mencapai kondisi optimal dalam

     pembakaran terdapat beberapa persyaratan, antara lain :

      Berada dalam “ explosion limit “ 

    Bahan bakar dalam fase gas dan oksigen harus tercampur secara

    sempurna.

      Terdapatnya energy untuk penyalanya (ignition energy)

    Jika panas yang dibutuhkan kecil, maka percikan api dari busi sudah

    cukup, sedangkan jika panas yang dibutuhkan besar karena bahan bakar

    harus diuapkan maka diperlukan nyala api yang cukup besar.

       Fire Triangle

    Dalam hal ini bahan bakar yang panas dapat menyebar ke lingkungan

    di sekitarnya.

    Agar pembakaran dapat terus berlangsung, maka syarat-syarat berikut harus

    terpenuhi :

      Bahan bakar yang cukup

      Oksigen yang cukup

      Temperatur yang cukup tinggi

    Bila salah satu faktor diatas tidak terpenuhi, maka proses pembakaran tidak

    mungkin terjadi.

    2.2.8 Panas Pembakaran

    Panas pembakaran adalah panas yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan

     bakar yang dinyatakan sebagai nilai kalori ( Heating Value) dari bahan bakar padat,

    cair atau gas dapat dikatakan sebagai jumlah panas yang dihasilkan dari

     pembakaran setiap kilogram bahan bakar, yang dinyatakan dalam satuan kcal/kg,kcal/m3  atau btu/lb. Nilai kalori dibedakan menjadi dua, yaitu:  Higher Heating

    Value (HHV) dan  Lower Heating Value (LHV).  Higher Heating Value (HHV)

    adalah nilai panas/kalori dari hasil pembakaran bahan bakar yang tidak

    memperhitungkan panas penguapan air. Lower Heating Value (LHV) adalah nilai

     panas dari hasil pembakaran bahan bakar yang dikoreksi dengan memperhitungkan

     panas penguapan air.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    25/70

      25Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    2.2.9 Perpindahan Panas

    Pertukaran panas yang terjadi pada furnace terjadi secara konduksi, radiasi, dan

    konveksi, yaitu :

    a.  Konduksi

    Proses perpindahan panas secara konduksi adalah proses perpindahan

     panas melalui suatu media tanpa partikel dari media tersebut ikut

     bergerak. Proses ini terjadi pada dinding tube, dimana panas yang

    diperoleh dari radiasi pada dinding bagian luar akan ditransfer sampai

    ke dalam dinding tube aliran yang dipanaskan.

     b.  Radiasi

    Proses perpindahan panas secara radiasi adalah proses pepindahan panas dari sumber panas ke penerima panas yang dilakukan melalui

     pancaran gelombang panas. Bagian yang terkena radiasi adalah bagian

    dimana nyala api dipancarkan ke arah tube.

    c.  Konveksi

    Proses perpindahan panas secara konveksi adalah proses pepindahan

     panas melalui suatu media dimana partikelnya dapat mengalir. Di

    dalam  furnace  proses ini terjadi pada aliran udara yang dipanaskan.Panas yang diterima dari dinding bagian dalam tube akan ditrasfer ke

    seluruh elemen di furnace. 

    Gambar 2.8 Proses perpindahan panas

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    26/70

      26Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    2.2.10  Efisiensi Furnace  

     Performance suatu alat dinilai berdasarkan efisiensinya. Furnace yang baik

    adalah  furnace yang efisiensinya tinggi. Efisiensi tinggi dapat dicapai bila panas

    yang diberikan oleh bahan bakar diserap sebanyak mungkin dan hilangnya panas

    dapat ditekan pada batas minimal. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

    efisiensi furnace adalah :

    1.  Udara Excess

    Untuk mencegah terjadinya pembakaran tidak sempurna, pada furnace

    diinjeksikan udara berlebih dari kebutuhan udara teoritis. Udara excess

    yang rendah akan mengakibatkan pembakaran tidak sempurna. Udara

     berlebih yang tinggi juga dapat menurunkan efisiensi karena dapatmenghasilkan volume flue gas yang besar, serta pembakaran yang akan

    diserap untuk menaikkan temperatur udara.

    2.  Panas Hilang

    Kehilangan panas dapat terjadi didalam  furnace, berikut beberapa hal

    yang menyebabkan panas hilang didalam furnace, antara lain :

      Pembakaran tidak sempurna dari  fuel gas yang mengakibatkan

    komponen yang tidak terbakar atau terbakar tidak sempurnaterbawa flue gas.

      Temperatur  flue gas yang tinggi sehingga menyebabkan panas

    terbuang melalui  flue gas, atau dapat dikarenakan faktor casing

     furnace.

    3.  Peralatan Furnace

    Efisiensi pada furnace dipengaruhi oleh pengoperasian alat-alat bantu

     pada furnace.

    Selain ketiga faktor di atas, performa  furnace  juga dipengaruhi oleh kondisi

    operasional di lapangan. Beberapa masalah yang sering timbul dalam operasional

    di lapangan antara lain :

    1.   Burner  mati

    2.  Gas buang ( flue gas) berasap

    3.  Temperatur  stack  tinggi

    4.   Nyala api flash back  (membalik)

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    27/70

      27Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    5.   Nyala api pendek

    6.  Panas tidak tercapai

    7.  Suhu permukaan tube naik

    8.   Nyala api miring

    9.   Nyala api bergelombang

    10.  Lidah api menyentuh tube 

    Beberapa permasalahan di atas dapat diketahui secara visual maupun dengan

    alat ukur (indikator) yang tersedia dan harus selalu dilakukan pengecekan dan

    memperhatikan kondisi operasional di lapangan sehingga apabila ditemukan.

    Efisiensi secara umum dapat dikatakan sebagai perbandingan antara jumlah energi

    yang diserap dengan energi yang diberikan. Salah satu metode yang digunakan

    untuk menghitung nilai efisiensi pada furnace yaitu menggunakan metode efisiensi

    thermal. Metode efisiensi thermal yang dilakukan menggunakan dua metode yaitu

    direct method dan loss method. Loss method terdapat 2 macam versi untuk

    mendapatkan efisiensi dari furnace yaitu versi API dan versi british.

    Dimana untuk menghitung efisiensi tersebut digunakan cara sebagai berikut :

    1. 

    Direct Metodh memiliki rumus

    = ℎ × 1 0 0 =∑ × × ∆

    ∑ × ×100Keterangan :

    m = mass flow, ton/hour

    Cp = Specific heat , kcal/kg

    ΔT = Perbedaan temperatur fuel , ˚C 

    HHV = Higher Heating Value dari fuel gas yang dibakar, kcal/kg fuel  

    2.  Loss method

    Terdapat dua macam versi untuk mengitung efisiensi dengan menggunakan

    loss metodh yaitu

    a.   Loss Metodh versi british mempunyai rumus

    = 100% % % % %   = −  

     

    30,6 1 2 /  

      = + 4,2  25 – 2 2442 1,88 1 2 5  

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    28/70

      28Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

      = 33820     Radiation & Convection Loss 

    = 1,88 – 0,4288  

    Keterangan :

    CO2 & CO = % V di flue gas

    C & S = % M di fuel

    CiA = % C di Ash

    T1 = Temperatur stack , ˚C 

    T2 = Temperatur udara (30˚C) 

    M = % moisture di fuelH = % hidorgen di fuel

    T2 = Temperatur ambient  (32˚C) 

    i = % C di ash

    A = % dry ash terhadap fuel

    Lrc = % loss

    Ms = kapsitas boiler , kg/s

     b. 

    Sedangkan loss method versi API mempunyai rumus= ×100 

    atau,

    ℎ  

    Sehingga dapat dihitung nilai efisiensinya yaitu :

    = ×100 Keterangan :

    eff = efficiency, %

    LHV = Lower Heating Value dari fuel gas yang dibakar, btu/lb fuel

    Ha = koreksi panas udara, btu/lb fuel

    Hf = koreksi panas fuel , btu/lb fuel

    Hm = koreksi panas atomizing medium, lb medium/lb fuel fuel

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    29/70

      29Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Qr = panas yang hilang karena radiasi, btu/lb fuel

    Qm = Stack Heat Losses, btu/lb fuel

    Untuk optimasi opersasi efisiensi furnace bisa dengan beberapa cara, sebagai

     berikut :

      Pengaturan Flame Pattern

    Pengaturan nyala api sangat penting, karena apa bila nyala api tidak baik

    akan mengakibatkan lidah api menjilat tube coil, refractory atau  plate

    ( flame impingement ) sehingga menimbulkan hot spot pada tube oil bahkan

    akibat lebih lanjut menimbulkan kerusakan

      Pengaturan Pressure Atomizing Steam Dan Fuel oil

    Untuk memperoleh operasi pembakaran burner fuel oil yang baik perlu

    dilakukan pengaturan pressure atomizing steam dan fuel oil . Beda tekanan

    (diff pressure) antara  steam atomizing dengan  fuel oil diatur sekitar dua

    sampai dua setengah kg/cm2 dengan tekanan 1 atm. Steam lebih tinggi dari

     fuel oil akan mendapatkan flame yang baik dan optimum.

      Pengolahan Bahan Bakar

    Sumber  fuel gas  berdasarkan dari refinary off gas  kilang itu sendiri dan

    natural gas ex lapangan hulu sebagai back up bila terjadi kekurangan

     pasokan atau pada saat start up operasi. Dan untuk pengolahan  fuel oil  

    sistem dirancang untuk menjamin kontuniunitas pasokan fuel oil  ke furnace

    dengan fasilitas tangki timbun  fuel oil , peralatan pompa yang dilengkapi

    strainer, dan heat exchanger untuk menjaga temoperatur  fuel oil   sesuai

    dengan kondisi yang diinginkan.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    30/70

      30Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    2.3  Pompa

    Pompa digunakan untuk mengalirkan aliran fluida cair berupa crude di CDU,

     pompa yang digunkan adalah tipe pompa sentrifugal. Oleh karena itu, dalam bab

    ini akan dijabarkan tentang deskripsi umum pompa dan pompa sentrifugal.

    2.3.1  Deskripsi Umum Pompa

    A.  Pengertian Pompa

    Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu

    fluida dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan memberikan gaya tekan

    terhadap zat yang akan dipindahkan. Pompa menaikkan tekanan fluida antara

     bagian masuk ( suction) dengan bagian keluar (discharge) yang fungsinya

    mengubah energi mekanis dari suatu sumber tenaga (penggerak) menjadienergi kinetis (kecepatan), dimana energi ini berguna untuk mengalirkan

    cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang pengaliran. Kenaikan

    tekanan fluida tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan- hambatan

     pengaliran. Hambatan-hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan

    tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek. 

    B.  Fungsi Pompa

      Memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain yang lebih

    tinggi tekanannya.

      Memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain dengan jarak

    tertentu.

      Untuk sirkulasi, pompa merupakan alat untuk memindahkan fluida

    yang paling efektif sehingga penggunaannya cukup luas, khususnya

     pada sektor industri kimia, industri minyak, industri kertas, industri

    tekstil dan lain-lain. Pompa juga dipakai pada motor bakar yaitu sebagai pompa pelumas, bensin atau air pendingin. Jadi pompa sangat penting

    untuk kehidupan manusia secara langsung yang dipakai di rumah

    tangga atau tidak langsung seperti pada pemakaian pompa di industri.

    C.  Cara Kerja Pompa

    Cara kerja pompa, yaitu cairan masuk ke impeller dengan arah

    aksial melalui mata impeller (impeller eye) dan bergerak ke arah radial

    diantara sudu-sudu impeller (impeller vanes), hingga cairan tersebut keluar

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    31/70

      31Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    dari diameter luar impeller . Ketika cairan tersebut meninggalkan impeller ,

    cairan tersebut dikumpulkan didalam rumah pompa (casing ). Salah satu

    desain casing dibentuk seperti spiral yang mengumpulkan cairan dari

    impeller dan mengarahkannya ke discharge nozzle.  Discharge nozzle

    dibentuk seperti suatu kerucut sehingga kecepatan aliran yang tinggi dari

    impeller secara bertahap turun. Kerucut ini disebut diffuser . Pada waktu

     penurunan kecepatan di dalam diffuser , energi kecepatan pada aliran cairan

    diubah menjadi energi tekanan.

    D.  Klasifikasi Pompa

    Pompa dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda,misalnya berdasarkan kondisi kerjanya, cairan yang dilayani / dipindahkan,

     bentuk elemen yang bergerak, jenis penggeraknya, serta berdasarkan cara

    menghantar fluida dari pipa hisap ke pipa tekan. Namun secara umum

     pompa dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

    Gambar 2. 9 Bagan Klasifikasi Pompa

    1.  Pompa Kerja Dinamik

    Pompa ini disebut juga dengan “ Non Positive Displacement Pump“,

     pompa tekanan dinamis terdiri dari poros, sudu-sudu impeler, rumah volute,

    dan saluran keluar. Energi mekanis dari luar diberikan pada poros pompa

    untuk memutar impeler. Akibat putaran dari impeler menyebabkan head dari

    fluida menjadi lebih tinggi karena mengalami percepatan. Dua jenis pada

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    32/70

      32Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

     pompa dinamik ini antara lain:

    a.  Pompa Sentrifugal

    Jenis pompa sentrifugal merupakan pompa yang sangat umum

    dikalangan masyarakat dan digunakan untuk pemompaan fluida dalam

     berbagai penggunaan industri. Pompa sentrifugal biasanya lebih dari

    75% dipasang disebuah industri. Pada pompa sentrifugal, energi

     penggerak dari bagian luar diberikan kepada poros dan kemudian

     berfungsi untuk menggerakkan baling-baling pada bagian dalam pompa

    yang disebut impeler.

    b.  Pompa Pengaruh Khusus 

    Selain pompa sentrifugal, pada bagian pompa dinamik juga terdapat

     pompa dengan pengaruh khusus atau  special effect pump yang

    digunakan untuk keperluan terntentu. Contohnya seperti: pompa jet,

     pompa gas lift, pompa hidrolik ram. 

    2.  Pompa Kerja Positif

    Pompa perpindahan positif atau  positive displacement pump adalah

     perpindahan fluida dari suatu tempat ke tempat lain disebabkan perubahan

    volume ruang kerja pompa yang diakibatkan oleh gerakan elemen pompayaitu maju-mundur (bolak-balik) atau berputar (rotary). Dengan perubahan

    volume tersebut maka fluida pada bagian keluar (discharge) mempunyai

    tekanan yang lebih besar dibanding pada bagian masuk ( suction) dan

    konsekuensinya kapasitas yang dihasilkan sesuai volume yang dipindahkan.

    Pompa ini disebut juga dengan pompa aksi positif. Energi mekanik dari

     putaran poros pompa dirubah menjadi energi tekanan untuk memompakan

    fluida. Pada pompa jenis ini dihasilkan head yang tinggi tetapi kapasitasyang dihasilkan rendah. Ciri-ciri umum pompa positif adalah:

      Head yang dihasilkan relatif tinggi dibanding dengan kapasitas.

      Mampu beroperasi pada  suction yang kering, sehingga tidak

    memerlukan proses priming.

      Kapasitas atau aliran zat cair tidak berkelanjutan.

    Adapun yang termasuk dalam jenis  positive displacement pump atau

     pompa perpindahan positif ini dijelaskan sebagai berikut.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    33/70

      33Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    a.  Pompa Reciprocating

     Pompa Reciprocating, perpindahan dilakukan oleh maju mundurnya

     jarum piston. Pompa reciprocating merupakan pompa bolak-balik

    yang dirancang untuk menghasilkan kapasitas yang cukup besar dan

    merupakan pompa yang mengubah energi mekanis penggeraknya

    menjadi energi aliran fluida dengan menggunakan bagian pompa

    yang bergerak bolak-balik di dalam silinder.

     b.  Pompa Rotary 

    Pompa  Rotary merupakan salah satu pompa  positive displacement

     pumps dimana energi ditransmisikan dari motor penggerak ke fluida

    oleh suatu bagian (elemen) yang mempunyai gerakan berputar di

    dalam rumah pompa. Pompa jenis ini sebagai ganti penerus

    fluida pompa sentrifugal, pompa berputar akan merangkap

    fluida, mendorongnya melalui rumah pompa yang tertutup.

    Hampir sama dengan  piston  pompa torak akan tetapi tidak seperti

     pompa torak ( piston), pompa berputar mengeluarkan fluida dengan

    aliran yang lancar ( smooth).

    2.3.2 Pompa Sentrifugal

    A.  Pengertian Pompa Sentrifugal

    Pompa sentrifugal merupakan salah satu jenis pompa kerja dinamis

    yang prinsip kerjanya mengubah energi kinetik (kecepatan) cairan

    menjadi energi potensial melalui suatu impeller yang berputar dalam casing.

    Gaya sentrifugal yang timbul karena adanya gerakan sebuah benda atau

     partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Pompa sentrifugal merupakan pompa kerja dinamis yang paling banyak digunakan karena mempunyai

     bentuk yang sederhana dan harga yang relatif murah. Keuntungan pompa

    sentrifugal dibandingkan jenis pompa perpindahan positif adalah gerakan

    impeler yang kontinyu menyebabkan aliran tunak dan tidak berpulsa,

    keandalan operasi tinggi disebabkan gerakan elemen yang sederhana dan

    tidak adanya katup- katup, kemampuan untuk beroperasi pada putaran tinggi,

    yang dapat dikopel dengan motor listrik, motor bakar atau turbin uap ukuran

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    34/70

      34Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    kecil sehingga hanya membutuhkan ruang yang kecil, lebih ringan dan biaya

    instalasi ringan, harga murah dan biaya perawatan murah.

    Gambar 2. 10 Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal

    B. 

    Cara Kerja Pompa Sentrifugal Multistage  

    Pompa sentrifugal digunakan untuk memberikan atau menambah

    kecepatan pada cairan dan kemudian merubahnya menjadi energi tekan.

    Pompa sentrifugal, seperti yang diperlihatkan dalam Gambar 1.1 dibawah ini.

    Gambar 2.11 Arah Aliran Fluida Dalam Pompa Sentrifugal

    Pompa jenis ini dipilih bila diperlukan head pemompaan yang tinggi

    dimana single stage pump tidak ekonomis. Pompa ini mampu beroperasi

    sampai head 3000 psia dan kapasitas pemompaan sampai 3000 gallon per

    menit. Dalam pompa terdapat beberapa buah impeller yang dipasang secara

    seri dalam satu poros. Total head yang ditimbulkan oleh pompa jenis ini sama

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    35/70

      35Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    dengan jumlah head yang dihasilkan masing-masing impeller. Tetapi

    kapasitasnya sama dengan kapasitas yang melalui satu buah impeller.

    Cairan dipaksa masuk ke sebuah impeller. Daya dari luar diberikan

    kepada poros pompa untuk memutar impeller yang ada berada dalam cairan

    tadi. Apabila impeller berputar maka zat cair yang ada dakam impeller akan

    ikut berputar akibat dorongan sudu –  sudu pada impeller . Karena timbul gaya

    sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller menuju keluar

    melalui saluran diantara sudu  –   sudu dengan kecepatan tinggi. Zat

    cair yang meninggalkan impeller tersebut dikumpulkan di dalam rumah

     pompa (casing ) yang berbentuk spiral atau biasanya disebut volut yang

    tugasnya mengumpulkan cairan dari impeller dan mengarahkan ke discharge

    nozzel . Discharge nozzel berbentuk seperti kerucut sehingga kecepatan aliran

    yang tinggi dari impeller  bertahap turun, kerucut ini disebut diffuser . Papa

    waktu penurunan kecepatan di dalam diffuser energi kecepatan pada aliran

    cairan diubah menjadi energi tekan.

    Jadi impeller pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga

    energi yang dikandungnya akan menjadi lebih besar. Selisih energi per satuan

     berat atau head total zat cair antara flens isap dan flens keluar pompa disebuthead total pompa.

    Gambar 2.12 Nomenklatur Impeller

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    36/70

      36Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    C.  Komponen-Komponen Pompa Sentrifugal

    Secara umum bagian  –   bagian utama pompa sentrifugal dapat

    dilihat seperti gambar berikut :

    Gambar 2.13 Komponen Utama Pompa Sentrifugal

    a.  Stuffing Box

    Stuffing Box berfungsi untuk menerima kebocoran pada daerah dimana poros pompa menembus casing

     b.  Packing

    Digunakan untuk mencegah dan mengurangi bocoran cairan dari casing

     pompa melalui poros.

    c.  Shaft (poros)

    Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak

    selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian –  bagian berputar lainnya.

    d.  Shaft sleeve

    Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan

    keausan pada stuffing box.

    e.  Vane

    Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    37/70

      37Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    f.  Casing

    Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai

     pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffuser (guide

    vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran dari

    impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi

    dinamis (single stage).

    g.  Eye of Impeller

    Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.

    h.  Impeller

    Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa

    menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secarakontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan

    masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang

    masuk sebelumnya.

    i.  Chasing Wear Ring

    Chasing Wear Ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan

    yang melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang

    impeller, dengan cara memperkecil celah antara casing denganimpeller.

     j.  Discharge Nozzle

    Discharge Nozzle berfungsi untuk mengeluarkan cairan dari impeller.

    Di dalam nosel ini sebagian head kecepatan aliran diubah menjadi

    head tekanan.

    D.  Klasifikasi Pompa Sentrifugal

    1.  Menurut jenis aliran dalam impeller

    a.  Pompa aliran radial

    Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat cair

    yang keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    38/70

      38Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Gambar 2.13 Pompa sentrifugal aliran radial

     b.  Pompa aliran campur

    Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler

    akan bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga

    komponen kecepatannya berarah radial dan aksial.

    Gambar 2.14 Pompa sentrifugal aliran campur . 

    a.  Pompa aliran aksial

    Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak sepanjang

     permukaan silinder (arah aksial)

    Gambar 2.15 Pompa aliran aksial

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    39/70

      39Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    2.  Menurut Jenis Impeler

    a.  Impeler tertutup

    Sudu-sudu ditutup oleh dua buah dinding yang merupakan satu

    kesatuan, digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikitmengandung kotoran.

    Gambar 2. 16 Impeler

     b.  Impeler setengah terbuka

    Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup di

    sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit

    mengandung kotoran misalnya : air yang mengandung pasir, zat cair yangmengauskan, slurry, dll

    c.  Impeler terbuka

    Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di belakang.

    Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk memperkuat

    sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair yang banyak

    mengandung kotoran.

    3.  Menurut Bentuk Rumah

    a.  Pompa volute

    Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga

    kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    40/70

      40Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Gambar 2. 17 Pompa volut

     b.  Pompa diffuser

    Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti

    rumah keong.

    Gambar 2. 18 Pompa difuserc.  Pompa aliran campur jenis volut

    Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah rumah

    volut.

    4.  Menurut jumlah tingkat

    a.  Pompa satu tingkat

    Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang ditimbulkan

    hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah. b.  Pompa bertingkat banyak

    Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara

     berderet (seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler

     pertama dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya hingga

    impeler terakhir. Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head

    yang ditimbulkan oleh masing ‐ masing impeler sehingga relatif tinggi.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    41/70

      41Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    5.  Menurut letak poros

    Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros

    horisontal dan poros vertikal seperti pada gambar berikut ini:

    a.  (b)

    Gambar 2. 19 Poros Pompa (a) Poros Vertikal dan (b) Poros Horisontal

    E.  Efisiensi Pompa

    Parameter unjuk kerja pompa berdasarkan sistem perpompaan terdiri

    dari Kapasitas, Head sistem , Daya, Efisiensi dan NPSHa.

    Gambar 2. 20 Instalasi Sistem Pemompaan

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    42/70

      42Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Keterangan gambar :

    Zs (-) : Tinggi hisap statis / statis suction lift (m)

    Zs (+) : Tinggi hisap dinamis / statis suction head (m)

    Zd : Tinggi tekan statis / statis discharge head (m)

    Zt : Tinggi total statis / statis total head (m)

    Pa : Tekanan udara luar, 1 atm = 1,033 (

    )

    Md : Manometer discharge / discharge pressure gauge (

    )

    Ms : Manometer suction / suction pressure discharge (

     Y : Beda tinggi antara Md dan Ms (m)

    Po : Bila tekanan dalam bejana tertutup (   a.  Kapasitas

    Kapasitas pompa adalah sejumlah volume cairan yang dihasilkan

     pompa secara continue dalam tiap satuan waktu. Kapasitas yang dihasilkan

     pompa ditentukan berdasarkan kebutuhan proses dengan mempertimbangkan

    operasi jangka panjang. Dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu,

    seperti Barel per day (BPD), Galon per menit (GPM) dan Cubic meter per

    hour (m3/hr)

    b.  Head

     Head adalah energi setiap satuan berat dengan unit satuan panjang.

    Sedangkan yang dimaksud head pompa adalah head total yaitu head pada sisi

    discharge dengan sisi suction. Atau juga dapat diartikan sebagai tinggi energi

    angkat atau dapat dinyatakan sebagai satuan untuk energi pompa per satuan

     berat fluida, sehingga persamaannya sebagai berikut:

    =

    2   Dan

    =

    2  

     Head total pompa dinyatakan dengan satuan panjang / tinggi kolom

    cairan. Berdasarkan sistem perpompaan terdapat beberapa head dan

    dihitung berdasarkan instalasi, sebagai berikut :

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    43/70

      43Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    = ɳ  =∆ɳ   

     ɳ =

    2 ℎ

     

    c.  Daya Pompa

    Daya pompa adalah besarnya energi persatuan waktu atau kecepatan

    melakukan kerja. Pada instalasi pompa ada beberapa pengertian daya, yaitu :

      Daya Fluida / Water Horse Power

    Daya fluida / daya hidrolik adalah daya yang dibutuhkan untuk

    mengalirkan sejumlah zat cair. Daya fluida dapat dihitung dengan

    rumus : = ̇ ∆   Daya Poros Pompa/ Brake Horse Power

    Daya poros pompa adalah daya diberikan kepada impeller

    atau daya yang harus disediakan oleh mesin penggerak pompa

    (motor) untuk memindahkan fluida ke suatu tempat. Besarnya daya

     poros dapat dihitung dengan rumus :

    =  ̇ = ̇ɳ  ∆   Daya Penggerak

    Daya penggerak adalah daya yang dikeluarkan oleh penggerak.

    d.  Efisiensi Pompa

    Efisiensi pompa sentrifugal adalah perbandingan antara daya fluida

    dengan daya poros. Sehingga dapat dihitung dengan rumus :

    ɳ =  

    atau ɳ = 100%

    e.  Net Positive Suction Head (NPSH)

     NPSH merupakan head netto pada suction flange suatu pompa setelah

    head positif yang menyebabkan cairan masuk ke dalam pompa dikurangi

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    44/70

      44Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    semua head negatif yang menghalangi masuknya cairan tersebut. NPSHa

    dapat dihitung menggunakan rumus :

    =1 (

    ℎ)

     

    Atau

    = (

    ℎ)  Satuan NPSH adalah meter (m). agar pompa dapat beroperasi dengan

     baik, maka dalam pemilihan pompa dipersyaratkan NPSHr < NPSHa atau

     NPSHa > NPSH.

    f.  Head Loss Pipa

    Friction loss pipa terjadi karena disebabkan gesekan antara air dengan

     permukaan dalam pipa, sehingga menimbulkan gaya gesek dan gaya gesek

    inilah yang meyebabkan hambatan pada tekanan pompa. Besarnya friction

    loss pipa tergantung dari jenis material, diameter, dan panjang pipa.

    Dengan menggunakan pendekatan metode Hazen William maka formulasi

    untuk menentukan besarnya friction loss adalah sebagai berikut :

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    45/70

      45Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Tabel 2.3 Material Pipa

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    46/70

      46Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    BAB III

    METODOLOGI PERHITUNGAN

    3.1.  Pengumpulan Data

    Langkah awal penulis adalah pengumpulan data primer dan data sekunder.

    Data tersebut didapatkan dari data PI, data lapangan, data dari energy con and loss

    dan dari Distributed Control System (DCS).a.  Alat Ukur yang Digunakan

    Pengukuran data di lapangan dapat dilakukan dengan 2 (dua) metode :

      Manual (thermo gun atau indicator temperatur, pressure gauge atau

    indicator tekanan, flowmeter, amperemeter, dan voltameter)

      Automatic (data diambil dari PI)

     b.  Prosedur Pengukuran dan Pengambilan Data

    Pengukuran dan pengambilan data dilakukan dengan beberapa parametersebagai berikut :

      Memperhatikan prosedur operasi yang dijalankan

      Kondisi CDU normal operasi pada tanggal 1-31 Januari 2016 (kapasitas

    data diambil harian selama 1 bulan)

      Fire heater (11-F-101), data diambil menggunakan alat ukur automatic

    (PI) berupa laju alir (crude, fuel oil, fuel gas), temperature (inlet, outlet,

    stack fire heater), konsentrasi O2, data properties (crude, fuel oil, fuelgas).

      Pompa utama yaitu feed pump (11-P-101), data diambil dengan alat

    ukur manual berupa indicator yang terpasang di pompa (ampere,

    voltase, beban, tekanan suction dan discharge, temperatur) dan alat ukur

    automatic berupa PI untuk laju alir fluida.

      Data konsumsi total steam CDU diambil menggunakan alat ukur

    automatic (PI).

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    47/70

      47Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Data Energy

    Berikut adalah data energy rata-rata elama bulan Januari yang akan ditampilkan

     pada table berikut:

    Tabel 3.1 konsumsi energy unit CDU pada bulan Januari 2016

    Crude (MB/hr) 4.92

    Steam (ton/hr)

    MP (ton/hr) 22.05

    LP (ton/hr) 11.01

    total (ton/hr) 33.06

    Intensitas steam (ton/MB) 6.727237996

    Listrik (MW/hr) 3.26

    intensitas listrik (MW/MB) 0.66

    fuel (Kcal/hr) 49921276.58

    intensitas fuel (Kcal/MB) 10156275.23

    Produksi steam (ton/hr) 1008.179332

     produksi fuel (kcal/jam) 1880789799

    Tabel 3.2 Data Primer Pompa 11-P101

    Tanggal

    Flow

    (ton/hr)

    T

    (oC)

    SG

    crude

    P disch

    kg/cm2g

    P suct

    kg/cm2g

    Amper

    (A)

    Volt

    (kV) cos Q

    1/1/2016 705.588 53.14 0.8922 25 2.2 141 3.1 0.85

    1/2/2016 700.282 53.23 0.8932 22.8 2.2 142 3.1 0.85

    1/3/2016 706.452 54.97 0.8947 22.6 2.1 142 3.1 0.85

    1/4/2016 682.888 55.56 0.8973 22.9 2.3 141 3.1 0.85

    1/5/2016 686.251 55.45 0.8961 23.5 2.4 142 3.1 0.85

    1/6/2016 691.424 54.37 0.898 22.8 2.5 143 3.1 0.85

    1/7/2016 695.26 53.19 0.8964 24.1 2.6 142 3.1 0.85

    1/8/2016 697.484 52.55 0.8966 24.9 2.3 142 3.1 0.85

    1/9/2016 698.59 52.23 0.8928 22.6 2.2 144 3.1 0.85

    1/10/2016 699.588 52.13 0.8908 22.8 2.2 142 3.1 0.85

    1/11/2016 700.283 52.27 0.8914 23.4 2.1 142 3.1 0.85

    1/12/2016 698.999 52.57 0.8905 23.7 2.9 143 3.1 0.85

    1/13/2016 699.265 52.85 0.8921 25 2.8 142 3.1 0.85

    1/14/2016 699.65 53.09 0.8906 23.2 2.3 141 3.1 0.85

    1/15/2016 698.668 53.36 0.8895 23.1 2.1 142 3.1 0.85

    1/16/2016 699.023 53.48 0.8918 22.6 2.1 142 3.1 0.85

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    48/70

      48Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Tanggal

    Flow

    (ton/hr)

    T

    (oC)

    SG

    crude

    P disch

    kg/cm2g

    P suct

    kg/cm2g

    Amper

    (A)

    Volt

    (kV) cos Q

    1/17/2016 699.358 53.47 0.8895 22.8 2.1 143 3.1 0.85

    1/18/2016 699.654 53.52 0.8854 22.6 2.3 142 3.1 0.851/19/2016 699.574 53.61 0.881 22.6 2.4 142 3.1 0.85

    1/20/2016 699.311 53.64 0.8856 23.6 2.5 141 3.1 0.85

    1/21/2016 699.394 53.62 0.8948 23.8 2.1 141 3.1 0.85

    1/22/2016 699.579 53.51 0.8966 23.2 2.1 142 3.1 0.85

    1/23/2016 699.893 53.41 0.8958 22.9 2.2 143 3.1 0.85

    1/24/2016 700.111 53.31 0.8948 23.3 2.2 142 3.1 0.85

    1/25/2016 700.471 53.25 0.8885 22.7 2.6 142 3.1 0.85

    1/26/2016 700.555 53.19 0.8874 22.6 2.4 145 3.1 0.85

    1/27/2016 700.661 53.21 0.8902 22.7 2.5 144 3.1 0.85

    1/28/2016 700.77 53.24 0.8909 22.7 2.8 144 3.1 0.85

    1/29/2016 700.022 53.29 0.8895 22.8 2.9 145 3.1 0.85

    1/30/2016 700.083 53.33 0.8935 22.8 2.4 142 3.1 0.85

    1/31/2016 700.283 53.37 0.8913 22.9 2.3 142 3.1 0.85

    Average 698.69 53.40 0.89 23.19 2.36 142.35 3.10 0.85

    Data Furnace:

    Tabel 3.3 Komposisi pada fuel gas dan fuel oilParameter Satuan *Average

    Analisa Fuel Gas

     NH3. % vol -

    H2S. % vol 15.63

    H2 % vol 44.65

    Oxygen/Argon. % vol 0.01

     N2 % vol 3.10

    CO % vol 0.42

    CO2 % vol 1.08

    CH4 % vol 34.64

    C2H6 % vol 5.84

    C2H6 % vol 1.54

    C3H8 % vol 3.02

    C3H6 % vol 1.14

    iC4H10 % vol 1.34

    nC4H10 % vol 2.03

    1C4H8 % vol 0.15

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    49/70

      49Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Parameter Satuan *Average

    iC4H8 % vol 0.18

    tC4H8 % vol 0.19

    cC4H8 % vol 0.10

    1,3C4H7 % vol -

    iC5H12 % vol 0.28

    nC5H12 % vol 0.13

    C6H14 % vol 0.17

    Total Normalisasi 116.52

     NHV Gas BTU/CUFT 793.32

    GHV Gas BTU/CUFT 880.03

    Kcal/kg 11,953.35

    Molecular Weight gr/mol 14.64Moisture ppm 100

    % 0.01

    SG 0.51

    Analisa Fuel Oil

    Low Heating Value (LHV) BTU_LB 18283.83871

    High Heating Value (HHV) BTU_LB 19477.19355

    Kcal/kg 10907.22839

    Density 15 °C of sample KG_M3

    Specific Grafity, 60/60°F 0.93

    API 20.29

    Ash Content, % Wt % Wt 0.02

    Sulphur Content, % Wt % Wt 0.26

    Water Content, % Vol % Vol 0.203225806

    Visco Kinematic 50°C C

    Visco Kinematic 100°C C

    C/H Ratio 7.32% Carbon 87.73

    % Hydrogen 11.98

    Ket : * Average  merupakan nilai-nilai dari parameter yang dirata-ratakan dari

    tanggal 1-31 Januari 2016.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    50/70

      50Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Tabel 3.4 Merupakan data Tambahan Untuk perhitungan Efisiensi Furnace

    Parameter Satuan *Nilai

    Data-data Stream

    Temp. Crude Oil Inleto

    C 237.14Temp. Crude Oil Outlet oC 354.76

    Flow Crude Oil Ton/hr 652.97

    Cp Crude Oil kCal/kg 0.58

    SG Crude Oil 0.892

    Temp. Stack oC 237.14

    Temp. Fuel oC 117.62

    Fuel Oil Ton/hr 0.74

    Fuel Gas NM3/hr 5536.37

    Cp Crude Oil kCal/kg 0.58

    Ket : *Nilai dari parameter-parameter diatas merupakan nilai dari data yang dirata-

    ratakan dari tanggal 1-31 Januari 2016.

    3.2 Perhitungan dan Pengolahan Data

    A.  Energi

    Mencari intensitas energi =  B.  Feed Pump 11-P-101

    1.  Menghitung Daya

    =   × ×cos ×3/ 2.  Menghitung Power (HP)

    = 2.361 × – × . × /39603.  Menghitung efisiensi

    = 100 × × 0.746/  

    C.  Furnace 11-F-101

    Pengolahan data diawali dengan menyusun neraca massa dan energi, kemudian

    dilanjutkan dengan menghitung efisiensi. Langkah perhitungannya, sebagai

     berikut:

    1.  Menentukan basis

    2.  Menentukan sistem dan membuat skemanya.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    51/70

      51Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    3.  Menghitung efisiensi dengan menggunakan direct methods dan loss method

    versi british 

    Berikut adalah uraian dari langkah-langkahnya yaitu :

    1.  Menentukan Basis Operasi

    Basis yang dipilih adalah 1 jam operasi untuk memudahkan

     perhitungan.

    2.  Menentukan Sistem dan Membuat Skema

    Pada tabel 3.1 telah dicantumkan data tambahan  furnace untuk menunjang

     perhitungan pada langkah berikutnya. Pada tabel tersebut, diketahui bahwa  flow

     fuel gas masih dalam satuan Nm3/jam. Untuk memudahkan perhitungan, maka

    satuan tersebut diubah menjadi satuan mol : Flow fuel gas = 5536,37 Nm3/Jam

    =5536.37 3 

    22,4 3/ =247,16

    ℎ  

    Sehingga didapatkan flow dari fuel gas adalah :

    × ℎ = 247,16 ℎ × 14.64 /

    = 3618,4224 /ℎ = 3,618 /ℎ 

    Gambar 3.1 Skema Sistem Furnace 

    3.  Menghitung Efisiensi

    a.  Direct Method

    = ℎ

    × 1 0 0 = ∑ × × ∆

    ∑ × ×100

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    52/70

      52Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    = 652.97 ton/hr×1000× 0.58kcal/kg×3552380.74ton/hr×19477.19355 3,618

    ℎ× 880.03×1000

    = 4454236251322560 =86,87% 

    b.  loss Metodh  versi british  

    = 100% % % % %   = −  

     

    30,6 1 2 /  

      = + 4,2  25 – 2 2442 1,88 1 2 5

     

      = 33820     Radiation & Convection Loss 

    = 1,88 – 0,4288  

    Dengan menggunakan data yang telah diketahui diats dan dengan menggunakan

    rumus yang sudah diketahui untuk mencari effisiensi loss method  diatas maka akan

    didapat effisiensi rata-rata sebesar 87.57%

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    53/70

      53Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Distribusi Pemakaian Energi

    4.1.1  Hasil Pemakaian energi pada unit CDU

    Crude (MB/hr) 4.92

    Steam (ton/hr)MP (ton/hr) 22.05LP (ton/hr) 11.01total (ton/hr) 33.06Intensitas steam (ton/MB) 6.727237996Listrik (MW/hr) 3.26intensitas listrik (MW/MB) 0.66fuel (Kcal/hr) 49921276.58intensitas fuel (Kcal/MB) 10156275.23

    Produksi steam (ton/hr) 1008.179332 produksi fuel (kcal/jam) 1880789799

    Tabel 4.1 Pemakaian energi rata-rata tanggal 1-31 Januari 2016

    4.1.2 Pembahasan Konversi Energi

    1.  Energi Fuel

      Rata-rata konsumsi fuel per hari adalah 49.92 juta kCal/jam (fuel oil

    17.02% dan fuel gas 82.98%)  Intensitas fuel mengalami fluktuasi setiap harinya, intensitas paling

    tinggi yaitu pada tanggal 3 januari sebesar 10.8 kCal/hr dan yang

    terendah pada tanggal 12 januari yaitu sebesar 9.94 kCal/hr, hal ini

    sejalan dengan fluktuasi dari feed (crude) setiap harinya.

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    54/70

      54Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Gambar 4.1 Grafik hubungan antara Crude (MB/hr) VS Durasi (hr) 

    Gambar 4.2 Grafik hubungan antara intensitas (kcalx106/MB) VS Durasi(hr)

      Rata-rata intensitas fuel  10.16  kCal/MB dengan kecenderungan

    intensitas energy R 2 yaitu 0.3404 dengan indikasi kinerja pengelolaan

    energy tidak terlalu baik.

    48,000,000

     48,500,000

     49,000,000

     49,500,000

     50,000,000

     50,500,000

     51,000,000

     51,500,000

     52,000,000

    5.20

    5.22

    5.24

    5.26

    5.28

    5.30

    0 5 10 15 20 25 30

       F   u   e    l    (    k   C   a    l    /    h    )

       C   r   u    d   e    (   M   B    /    h    )

    Durasi (hari)

    Fuel

     9.80

     10.00

     10.20

     10.40

     10.60

    0 5 10 15 20 25 30

       I   n   t   e   n   s   i   t   a   s    (    k   C

       a    l   x   1   0   ^   6    /   M   B    )

    Durasi (hari)

    Fuel

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    55/70

      55Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Gambar 4.3 Grafik hubungan antara intensitas fuel (Kcalx106/MB) VS produksi

    fuel (kcal/jam)

    2.   Energy SteamKonsumsi energy steam  rata-rata per hari di CDU adalah 33.06 ton/jam dengan

     perbandingan untuk MP dan LP steam yaitu 66.69% dan 33.31% dengan konsumsi

    steam terbesar digunakan untuk 11-P-109 (AR pump) yaitu 55% (18.02 ton/jam)

    Gambar 4.4 Konsumsi Energi Steam Total

      Intensitas steam rata-rata CDU per hari adalah 6.73 ton/MB dimana

    terdapat trending fluktuasi yang cenderung mengalami penurunan saat

    durasi ke 1 hingga 17 hal ini sejalan dengan pemakaian steam di kolom

    dan pompa yang mengikuti perubahan kondisi operasi unit yang sejalan

    dengan jumlah crude yang masuk.

    y = 0.1027x + 5.0306R² = 0.3404

     9.80

     9.90

     10.00

     10.10

     10.20

     10.30 10.40

     10.50

     10.60

     48.00 48.50 49.00 49.50 50.00 50.50 51.00 51.50 52.00   I   n   t   e   n   s   i   t   a   s    (   1   0   ^   6    k   C   a    l    /   M

       B    )

    Produksi (10^6 kCal/jam)

    Intensitas vs Produksi

    MPS to 11-P-104 (TPA

    Pump), 12%

    MPS to 11-P-109 (AR pump), 55%

    Stripping steam to 11-C-101, 28%

    Stripping steam to

    11-C-102, 3%

    Stripping steam to 11-C-103, 2%

    Konsumsi Energi Steam Total

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    56/70

      56Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Gambar 4.5 Konsumsi Steam Total

    Gambar 4.6 Grafik Hubungan Antara intensitas Steam (ton/MB) VS Durasi (hari)

      Kecenderungan intensitas energy per produksi yaitu R 2  0.5762

    mengindikasikan kinerja pengelolaan energy kurang efisien karena (R 2 < 0.7)

    31.00

     32.00

     33.00

     34.00

     35.00

    5.20

    5.22

    5.24

    5.26

    5.28

    5.30

    0 5 10 15 20 25 30

       S   t   e   a   m    (   t   o   n

        /    h    )

       C   r   u    d   e    (   M   B    /    h    )

    Durasi (hari)

    Steam

     6.19

     6.39

     6.59

     6.79

     6.99

     7.19

     7.39

    0 5 10 15 20 25 30

       I   n   t   e   n   s   i   t   a   s    (   t   o   n    /   M   B    )

    Durasi (hari)

    Steam

    y = 0.1791x + 0.8048R² = 0.5762

     6.000

     6.300

     6.600

     6.900

     7.200

     7.500

     30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00 36.00

       I   n   t   e   n   s   i   t   a   s    (   t   o   n    /   M   B    )

    Produksi (ton/jam)

    Intensitas vs Produksi

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    57/70

      57Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

    Gambar 4.7 Grafik hubungan antara intensitas listrik (ton/MB) VS produksi

    (ton/jam)

    3.  Energy Listrik

      Konsumsi listrik rata-rata yang digunakan di CDU adalah 3.26 MW/jam

      Pada gambar 5.7 terdapat trending penurunan dari durasi ke-4 hingga

    20 sebesar 0.39 MW/jam dan mengalami kenaikan kembali pada durasi

    ke 21 Hal ini juga selaras dengan penurunan pada totsl konsumsi listrik

    terhadap crude. 

    Gambar 4.8 Total konsumsi listrik dan crude

    Gambar 4.9 Grafik hubungan antara intensitas listrik (MW/MB) VS Durasi (hari)

    2.90

     3.00

     3.10

     3.20

     3.30

     3.40

     3.50

     3.60

    5.20

    5.22

    5.24

    5.26

    5.28

    5.30

    0 5 10 15 20 25 30

       L   i   s   t   r   i    k    (   M   w    /    h    )

       C   r   u    d   e    (   M   B    /    h    )

    Durasi (hari)

    Listrik

     0.60

     0.63

     0.66

     0.69

     0.72

     0.75

    0 5 10 15 20 25 30

       I   n   t   e   n   s   i   t   a

       s    (   M   W    /   M   B    )

    Durasi (hari)

    Listrik

  • 8/18/2019 Analisa Energi Dan Equipment

    58/70

      58Jurusan Teknik Kimia Fakultas TeknikUniversitas Lampung

      Intensitas listrik rata-rata CDU adalah 0.66 MW/MB dengan

    kecenderungan intensitas energy per produksi yaitu R 2  0.9284

    mengindikasikan kinerja pengelolaan energy masih baik (R 2