21
122 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006 1 Ahli Peneliti Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Anggota Board of Trustees, International Rice Research Institute Kualitas Sumber Daya Air di Pantai Utara Wilayah Pengairan Jatiluhur Achmad M. Fagi 1 Ringkasan Intensifikasi padi sawah mendorong pemakaian pupuk buatan dan insektisida yang dikhawatirkan mencemari air limbah sawah di sungai-sungai dan tambak- tambak. Contoh air limbah dari sembilan desa di Kabupaten Karawang dan tiga desa di Kabupaten Bekasi yang potensial bagi budi daya udang windu dianalisis selama Mei-Oktober 1985. Contoh-contoh air tersebut diambil dari laut, muara sungai, saluran air, sungai, dan/atau tambak. Semuanya menunjukkan konsentrasi residu insektisida pada tingkat yang aman. Suhu air, pH, kandungan oksigen, salinitas, NO 2 , NO 3 , dan NO 4 cukup baik untuk pertambakan udang windu. Mulai tahun 1987, pemakaian 57 jenis insektisida untuk padi sawah dilarang, kemudian diikuti oleh pencabutan subsidi insektisida. Pelarangan itu pasti membuat konsentrasi residu insektisida di air sawah saat ini jauh lebih rendah daripada saat analisis pada tahun 1985. Jika konsentrasi residu insektisida akan dipantau terus disarankan agar contoh air dimasukkan ke dalam botol gelas dan disimpan dalam ice box sebelum dan pada saat dibawa ke laboratorium untuk analisis. I ntensifikasi padi sawah telah berhasil meningkatkan produksi padi nasional sampai tingkat swasembada beras. Akan tetapi penerapan teknologi intensif itu telah mendorong kenaikan konsumsi pupuk buatan dan insektisida. Dikhawatirkan, penggunaan insektisida secara berlebihan, selain akan membunuh musuh alami hama dan menyebabkan kekebalan hama, juga akan mencemari air limbah sawah. Air limbah sawah yang tercemar itu akan tercampur di sungai-sungai, tertuang di saluran pembuangan dan ada pula yang tertampung di sumur-sumur dan kolam-kolam ikan air tawar. Kekhawatiran komunitas internasional terhadap penggunaan insektisida secara berlebihan diujudkan dengan dicanangkannya konsep pengendalian hama terpadu (PHT) pada tahun 1976. Di Indonesia konsep PHT mulai diperkenalkan pada tahun 1979 (Fagi et al. 2000). Bersamaan dengan penelitian-penelitian tentang komponen PHT, International Rice Research Institute (IRRI) pada tahun 1970-an dan 1980-an menginisiasi jaringan penelitian kerja sama internasional berjudul INFER

AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

  • Upload
    vokiet

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

122 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

1 Ahli Peneliti Utama Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian dan Anggota Board of Trustees,International Rice Research Institute

Kualitas Sumber Daya Air di Pantai UtaraWilayah Pengairan Jatiluhur

Achmad M. Fagi1

Ringkasan

Intensifikasi padi sawah mendorong pemakaian pupuk buatan dan insektisidayang dikhawatirkan mencemari air limbah sawah di sungai-sungai dan tambak-tambak. Contoh air limbah dari sembilan desa di Kabupaten Karawang dan tigadesa di Kabupaten Bekasi yang potensial bagi budi daya udang windu dianalisisselama Mei-Oktober 1985. Contoh-contoh air tersebut diambil dari laut, muarasungai, saluran air, sungai, dan/atau tambak. Semuanya menunjukkan konsentrasiresidu insektisida pada tingkat yang aman. Suhu air, pH, kandungan oksigen,salinitas, NO2, NO3, dan NO4 cukup baik untuk pertambakan udang windu. Mulaitahun 1987, pemakaian 57 jenis insektisida untuk padi sawah dilarang, kemudiandiikuti oleh pencabutan subsidi insektisida. Pelarangan itu pasti membuatkonsentrasi residu insektisida di air sawah saat ini jauh lebih rendah daripadasaat analisis pada tahun 1985. Jika konsentrasi residu insektisida akan dipantauterus disarankan agar contoh air dimasukkan ke dalam botol gelas dan disimpandalam ice box sebelum dan pada saat dibawa ke laboratorium untuk analisis.

Intensifikasi padi sawah telah berhasil meningkatkan produksi padi nasionalsampai tingkat swasembada beras. Akan tetapi penerapan teknologiintensif itu telah mendorong kenaikan konsumsi pupuk buatan dan

insektisida. Dikhawatirkan, penggunaan insektisida secara berlebihan, selainakan membunuh musuh alami hama dan menyebabkan kekebalan hama,juga akan mencemari air limbah sawah. Air limbah sawah yang tercemar ituakan tercampur di sungai-sungai, tertuang di saluran pembuangan dan adapula yang tertampung di sumur-sumur dan kolam-kolam ikan air tawar.Kekhawatiran komunitas internasional terhadap penggunaan insektisidasecara berlebihan diujudkan dengan dicanangkannya konsep pengendalianhama terpadu (PHT) pada tahun 1976. Di Indonesia konsep PHT mulaidiperkenalkan pada tahun 1979 (Fagi et al. 2000).

Bersamaan dengan penelitian-penelitian tentang komponen PHT,International Rice Research Institute (IRRI) pada tahun 1970-an dan 1980-anmenginisiasi jaringan penelitian kerja sama internasional berjudul INFER

id15761968 pdfMachine by Broadgun Software - a great PDF writer! - a great PDF creator! - http://www.pdfmachine.com http://www.broadgun.com

Page 2: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

123Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

(International Network on Fertilizer Evaluation in Rice), disempurnakan menjadiINSFFER (International Network on Soil Fertility and Fertilizer Evaluation inRice), kemudian menjadi INSURF (International Network on Sustainable RiceFarming). Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan ikut aktifberpartisipasi pada berbagai penelitian IRRI tersebut. Jejaring penelitian kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, khusus-nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen olehnitrifikasi dan denitrifikasi melalui deep placement concept, dan denganmengurangi takaran pupuk urea melalui pemanfaatan bahan organik (komposatau pupuk hijau) dengan integrated nutrient management concept. Pe-ngurangan takaran dan pembenaman pupuk urea ke lapisan perakarandiharapkan dapat menekan konsentrasi nitrit dan nitrat di air sawah.

Di wilayah pengairan Jatiluhur air limbah sawah yang tertampung disungai-sungai dan saluran-saluran pembuangan mengalir ke pantai utaraKabupaten Bekasi, Karawang, Subang, dan Indramayu. Pemanfaatan airlimbah sawah di kabupaten-kabupaten tersebut untuk ekstensifikasi tanamanpangan dan perikanan air tawar adalah bagian dari upaya meningkatkan dayaguna air, tetapi dapat merugikan apabila tingkat pencemaran air limbah tersebutberada di atas ambang yang membahayakan kesehatan manusia dan hewan.Selain dari itu, terganggunya keseimbangan ekologi.

Berdasarkan masalah tersebut, evaluasi kualitas sumber daya air masukke dalam agenda kerja sama antara Program Nasional Penelitian TatagunaAir, Balai Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi dengan Perum Otorita Jatiluhur(POJ) (Fagi et al. 1987).

Dasar Pertimbangan

Peningkatan produksi sumber protein hewani termasuk program utama pem-bangunan pertanian dalam rangka meningkatkan nilai gizi makanan penduduk.Dalam ekosistem sawah, upaya itu dapat berupa mina-padi, pertambakanikan air tawar dan pertambakan udang windu. Udang windu mendapat perhatiankhusus untuk meningkatkan devisa negara melalui ekspor.

Pantai utara wilayah pengairan Jatiluhur adalah daerah sasaran inten-sifikasi dan ekstensifikasi pertumbuhan udang windu pada PembangunanLima Tahun ke Empat (1983-1987). Masalah utama yang dihadapi dalambudi daya udang windu ialah salinitas air tambak harus berada pada kisaran12-300/00. Ini berarti air laut harus dicampur dengan air tawar yang berasaldari sistem irigasi Jatiluhur.

Air irigasi di wilayah pengairan Jatiluhur berasal dari waduk Jatiluhur dandari sungai-sungai lokal. Berdasarkan asal sumber air, wilayah pengairanJatiluhur dibagi menjadi tiga subwilayah, yaitu:

Page 3: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

124 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

� daerah yang menerima air langsung dari waduk Jatiluhur,

� daerah yang menerima air langsung dari sungai-sungai lokal, dan

� daerah yang menerima air campuran dari waduk Jatiluhur dan sungaimelalui saluran induk Tarum Timur, Tarum Tengah, dan Tarum Barat.

Sungai-sungai yang dibendung pada bagian tertentu berfungsi sebagaisaluran pembuangan ke bagian pantai utara wilayah pengairan, tetapi di bagianutara saluran pembuangan berfungsi pula sebagai pendistribusi air.

Sistem pendistribusian air mengalir (continuous flow distribution) yangdipakai oleh POJ memfasilitasi teknik pengairan tergenang mengalir (floodedflowing) dari satu petak ke petak lainnya. Kelebihan air di petakan palingujung (air limbah sawah) ditampung di saluran pembuangan seperti telahdiuraikan. Jadi, dari manapun air tawar itu berasal, yang digunakan untukmencapai salinitas optimal di tambak udang windu, ada kemungkinan akanmengandung residu insektisida yang umumnya dari jenis carbamat danorganofosfat, dan residu pupuk nitrogen dalam bentuk NO

2, NO

3, dan NO

4.

Konsentrasi residu insektisida dan pupuk nitrogen diduga rendah padamusim hujan (MH), karena pengenceran oleh air hujan, tetapi pada musimkemarau (MK) residu tersebut akan tinggi. Sebab itu keadaan lebih kritispada MK, terutama pada saat penyemprotan insektisida.

Prosedur Standar Analisis Air

Lokasi Pengambilan Contoh Air

Daerah pantai utara Kabupaten Karawang dan Bekasi yang potensial bagibudi daya udang windu dipilih sebagai tempat pengambilan contoh air. DiKabupaten Karawang dipilih Desa Tanjung Bungin, Tambak Sumur, Sedari,Cemara Jaya, Sungai Buntu, Pusaka Jaya Utara, Sumber Jaya, Ciparage,dan Muara Baru; di Kabupaten Subang dipilih desa, yaitu Muara Ciasem,Tanjung Tiga, dan Petimban.

Di masing-masing desa contoh, air yang diambil adalah: air laut, air dimuara sungai, di saluran, di sungai dan/atau di tambak jika telah ada tambak.Tempat-tempat pengambilan contoh di tiap desa antara lain ditunjukkan dalamGambar 1, 2 dan 3.

Page 4: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

125Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

Gambar 1. Lokasi pengambilan contoh air di Desa Tambak Sumur, Kec. BatuJaya, Pantai Utara Kabupaten Karawang.

Gambar 2. Lokasi pengambilan contoh air di Desa Sungai Buntu, KecamatanPedes, Pantai Utara Kabupaten Karawang.

Page 5: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

126 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

Gambar 3. Lokasi pengambilan contoh air di Desa Patimban, KecamatanPusaka Negara, Pantai Utara Kabupaten Subang.

Metode Analisis

Parameter kualitas air yang dianalisis adalah: suhu, pH, kandungan oksigen,salinitas, kandungan NO

2, NO

3, dan NO

4. Contoh air diambil pada bulan Mei,

Juni, Juli, Agustus, September, dan Oktober 1985. Residu insektisida(Fenitrothion, Fenthion, Fenthoat, Monocrotophos, Chlopyriphos, Quinalphos,Diazinon, Carbofuran, dan Carbaryl) dianalisis dari contoh air yang diambilbulan Juni, Juli, Agustus, September, dan Oktober.

Suhu, pH, kandungan air dan salinitas dianalisis langsung di lapang,masing-masing dengan termometer, pH meter, DO meter, dan salinometer.Untuk analisis NO

2, NO

3, dan NO

4, contoh air dimasukkan ke dalam jerigen

Page 6: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

127Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

plastik dan dianalisis di Laboratorium Prosijat (Proyek Irigasi Jatiluhur) denganmenggunakan metode colorimeter.

Contoh air di jerigen plastik volume 1 liter dibawa ke Laboratorium BalittanSukamandi untuk analisis residu insektisida dengan modifikasi metode AOAC(1985). Tahap-tahap analisis adalah sebagai berikut:

Persiapan. Contoh air dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian untukanalisis multiresidu organofosfat, bagian untuk analisis multiresidu organo-fosfat dan bagian untuk analisis multiresidu karbamat (residu insektisidaorganokhlor tidak dianalisis, karena jenis ini tidak dipakai oleh petani).

Proses dalam tahap persiapan analisis residu insektisida organofosfatmeliputi ekstraksi, pembersihan (clean-up) dan evaporasi. Sebanyak 200 mlcontoh air diekstraksi dalam labu pemisah volume 1000 ml dengan 75 mlpelarut (15% dikhlometan dalam petroleum benzene) sebanyak tiga kali. Eluatditampung dalam labu bundar/erlenmeyer yang sebelumnya dilewatkan melaluiNa

2SO

4 anhidris. Selanjutnya eluat dipekatkan dengan rotary evaporator

sampai menjelang kering. Residu yang tertinggal dalam labu erlenmeyerdieluasi dengan 10 ml n-Hexane dan dipindahkan ke dalam test tube. Eluatini siap diinjeksikan ke dalam khromatografi-gas.

Contoh air untuk analisis residu insektisida carbamat diperlakukan samadengan contoh air untuk analisis residu insektisida organofosfat sampai prosesekstraksi. Eluat (dari contoh 250 ml) ditampung dalam labu Erlenmyer yangsebelumnya dilewatkan melalui Na

2SO

4 anhidris. Kemudian eluat dipekatkan

dengan rotary evaporator sampai kering. Residu yang tertinggal di elusi denganaceton 1 ml; kemudian ke dalam labu erlenmeyer ditambahkan 75 ml airdestilasi, 2 ml KOH 0,5 N dan 1 ml 2,4 Dinitro-1-fluorobenzene 1%, dandikocok selama 20 menit. Selanjutnya ditambahkan 10 ml larutan borax 5%,dipanaskan di atas pemanas air pada suhu 80ºC selama 20 menit; didinginkan,dan ekstrak dengan pelarut (campuran n-Hexan + Eter (1+2) sebanyak 10ml). Pelarut campuran tersebut ditampung di dalam test tube, untuk dianalisislebih lanjut dengan khromatografi-gas.

Recovery test digunakan untuk menguji ketepatan metode dan perlakuanitu dan dilaksanakan dengan menambahkan sejumlah tertentu pestisidastandar, yaitu Diazinon 0,5 ppm dan Carbofuran 0,5 ppm ke dalam air yangbebas insektisida. Proses recovery test ini berlansung sesuai dengan prosesseperti tersebut di atas.

Analisa Khromatografi Gas. Alat yang digunakan adalah khromatografigas varian 3700 yang dilengkapi dengan detektor ionisasi nyata (FID) dandetektor penangkap elektoron (ECD) Nikel-63.

Untuk analisis residu pestisida organophospat digunakan detektor FIDdengan suhu kolom 2000ºC dan suhu injektor dan detektor 250ºC. Gas pem-

Page 7: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

128 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

bakar H2 dengan kecepatan 30 ml/menit, O

2 dengan kecepatan 400 ml/menit.

Kisaran attenuasinya 10 x 32.

Kolom stainless-steel panjang 2 m, diameter dalam 3 mm, dan berisi10% OV-101 Chromosorb W (HP) 80/100 mesh. Sedangkan untuk analisisresidu insektisida karbamat digunakan detektor ECD-Ni 63 dengan suhu kolom200ºC dan suhu injektor serta detektor 230ºC. Gas pembawa adalah N

2 kering

dengan kecepatan 40 ml/menit. Kisaran attenuasi detektor 10 x 16. Kolomstainless steel panjang 2 m, diameter dalam 3 mm berisi 3% OV-17 ChromosorbW (HP) 80/100 mesh.

Kandungan residu insektisida dalam contoh air dihitung berdasarkan tinggipuncak khromatogram dan dibandingkan dengan kurva standar insektisidayang terdeteksi.

Recovery test. Uji ini perlu untuk mengetahui apakah metode analisisseperti di atas tepat. Ternyata dari uji ini diperoleh temuan residu insektisidadi atas 70% yang berarti metode yang dipakai cukup baik untuk digunakanlebih lanjut dalam analisis residu insektisida di dalam contoh air.

Sintesis Hasil Evaluasi

Residu Insektisida

Hasil analisis contoh air limbah yang diambil pada bulan Juni, Juli, Agustus,September, dan Oktober 1985 menunjukkan bahwa residu insektisidaFenitrothion, Fenthion, Fenthoat, Monocrotophos, Chlopyriphos, dan Quinal-phos umumnya tidak terdeteksi dengan alat khromatografi-gas (Tabel 1). Halini tidak berarti di dalam contoh air tidak terkandung residu insektisida tersebut,tetapi mungkin konsentrasi residu lebih rendah dari kemampuan minimumalat (0,5 nanogram). Jika memang benar demikian konsentrasi residuinsektisida jauh berada di bawah batas yang membahayakan.

Di dalam contoh air limbah sawah yang diambil di Sungai Buntu, PusakaJaya Utara, dan Patrol pada bulan September, dan di Sedari pada bulanOktober, terdeteksi residu Diazinon setelah detektor photometer nyala (FDP)diganti dengan FDP yang dilengkapi filter fosfor 526 mm. Namun demikiankonsentrasi yang terdeteksi berada pada batas aman.

Khromatografi gas tidak mendeteksi nyala residu insektisida golongancarbamat (Carbaryl dan Carbofuran). Hal ini terjadi karena insektisida golongancarbamat cepat terurai. Maka golongan ini tidak membahayakan, apalagidalam konsentrasi yang sangat rendah.

Page 8: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

129Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

Beberapa hal yang dapat mempengaruhi akurasi hasil analisis contohair, dan sebab itu perlu perhatian untuk analisis berikutnya:

� Contoh air harus segera dikirim ke laboratorium. Batas maksimumpenyimpanan contoh air untuk dianalisis residu pestisida golonganorganofosfat adalah 7 hari; contoh air ini harus disimpan di ruang dingin.Untuk golongan carbamat, setelah contoh air diambil segera dianalisis.

� Gambaran umum penggunaan insektisida � jenis, takaran, dan waktupemberian � disertakan dalam pengiriman contoh air. Informasi yanglengkap diperlukan untuk mempercepat proses analisis dan menghematbahan kimia.

Parameter Kualitas Air Lainnya

Hasil rata-rata analisis suhu air, pH, kandungan oksigen, salinitas, NO2, NO

3

dan NO4 dari air limbah sawah, muara, laut, dan air tambak di semua lokasi

ditunjukkan dalam Tabel 2-11.

Tabel 1. Kandungan residu insektisida Organophosphat dan Karbamat dalamair irigasi.

Residu (ppb)Pestisida

Juni Juli Agustus September Oktober1234567891011 356711 356711 356711 356711

Fenitrothion nd nd nd nd ndFenthion nd nd nd nd ndFenthoat nd nd nd nd ndMonocrotophos nd nd nd nd ndChlopyriphos nd nd nd nd ndQuinalphos nd nd nd nd ndDiazinon nd nd nd trace traceCarbofuran nd nd nd nd ndCarbaryl nd nd nd nd nd

*) nd = tidak terdeteksitrace = terdeteksi tetapi dalam jumlah yang sangat kecil1. Tanjung Bungin - saluran 17 7. Sumber Jaya - saluran 222. Tambak Sumur - sungai 8 8. Ciparage - sungai 63. Sedari - saluran 5 9. Tanjung Tiga - saluran 194. Cemara Jaya - saluran 4 10. Muara Sevc - sungai 185. Sungai Buntu - saluran 14 11. Patrol - saluran 56. Pusaka Jaya Utara - saluran 14

Page 9: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

130 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

Tabe

l 2.

R

ata-

rata

suh

u, p

H,

DO

, da

n sa

linita

s ai

r di

Kec

amat

an B

atu

Jaya

, P

anta

i U

tara

Kar

awan

g, J

awa

Bar

at p

ada

bula

n M

ei-

Okt

ober

198

5.

Suh

u (o

C)

p

H

DO

(pp

m)

Sal

inita

s (o

/ oo)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

05

67

89

10

Tanj

ung

Bu

ngin

Laut

30

30

29

29

29

29

7,3

7,4

7,3

7,4

7,3

7,3

4,9

5,1

4,9

4,8

5,4

4,6

32

28

32

31

33

35

Mua

ra3

03

12

92

93

02

97,

27,

17,

37,

57,

57,

44,

34,

24,

64,

35,

44,

82

21

52

83

12

71

8S

Lalu

ran

31

31

30

29

30

29

7,2

7,2

7,4

7,4

7,5

7,3

4,7

4,8

4,7

4,7

5,1

4,7

23

25

26

18

21

15

Tam

ba

k3

13

13

02

92

92

97,

28,

07,

37,

37,

37,

34,

54,

54,

65,

15,

64,

83

02

22

83

13

24

0

Tam

bak

Su

mu

rLa

ut2

83

12

92

82

82

57,

37,

27,

37,

37,

37,

25,

06,

35,

24,

35,

44,

73

53

43

33

23

53

9M

uara

28

31

30

28

29

29

7,0

7,3

7,3

6,9

7,5

7,1

4,9

5,7

5,0

4,5

5,3

4,7

19

12

111

30

30

Su

nga

i2

93

03

03

02

92

87,

07,

57,

67,

27,

17,

55,

06,

15,

54,

95,

34,

62

91

92

11

62

73

5Ta

mb

ak

29

30

29

28

29

28

7,1

7,1

7,3

7,2

7,3

7,1

5,1

5,9

5,2

4,9

5,2

5,1

26

10

10

52

73

5

Page 10: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

131Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

Tabe

l 3.

Kan

dung

an N

O2,

NO

3 da

n N

O4

air

di B

atu

Jaya

, Pan

tai U

tara

Kar

awan

g, J

awa

Bar

at p

ada

bula

n M

ei-O

ktob

er 1

985.

NO

2 (m

g/1)

NO

3 (m

g/1)

NO

4 (m

g/1)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

0

Tanj

ung

Bun

gin

Laut

0,00

0,02

0,05

0,19

0,03

0,02

0,84

1,17

1,03

3,62

0,64

0,42

0,10

0,54

0,29

0,32

0,10

5,64

Mua

ra0,

020,

060,

090,

100,

010,

040,

720,

800,

951,

880,

450,

450,

001,

700,

400,

000,

153,

05S

alu

ran

0,09

0,11

0,10

0,24

0,06

0,08

2,23

1,75

1,13

3,05

1,95

0,85

0,05

1,13

1,00

0,38

0,00

3,13

Tam

ba

k0,

060,

090,

090,

160,

070,

082,

872,

332,

503,

753,

470,

520,

131,

180,

300,

320,

033,

08

Tam

bak

Su

mu

rLa

ut0,

070,

000,

010,

030,

030,

030,

001,

301,

403,

020,

000,

454,

100,

200,

030,

077,

505,

90M

uara

0,04

0,03

0,02

0,22

0,04

0,05

0,35

2,15

3,65

7,95

0,40

0,93

3,30

0,63

0,35

0,63

3,83

2,78

Sa

lura

n0,

130,

080,

070,

640,

080,

111,

452,

853,

737,

181,

730,

002,

710,

390,

360,

314,

093,

43Ta

mb

ak

0,07

0,08

0,04

0,30

0,06

0,03

0,43

2,01

1,79

4,86

0,66

0,73

2,43

0,15

0,16

0,10

3,55

3,08

5 =

Mei

; 6

= J

uni;

7 =

Jul

i; 8

= A

gust

us;

9 =

Sep

tem

ber;

10

= O

ktob

er

Page 11: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

132 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

Tabe

l 4.

Rat

a-ra

ta s

uhu,

pH

, D

O,

dan

salin

itas

air

di K

ecam

atan

Ped

es,

Pan

tai U

tara

Kar

awan

g, J

awa

Bar

at p

ada

bula

n M

ei-O

ktob

er19

85.

Suh

u (o

C)

p

H

DO

(pp

m)

Sal

inita

s (o

/ oo)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

05

67

89

10

Sed

ari

Laut

30

29

29

28

28

29

7,6

7,6

7,7

7,8

7,7

7,6

5,9

5,3

5,3

5,8

5,1

4,8

33

26

31

33

36

34

Mua

ra3

02

92

92

82

82

97,

57,

47,

57,

47,

47,

25,

44,

84,

84,

45,

44,

711

12

10

10

27

15

Sa

lura

n3

13

13

02

93

02

97,

27,

27,

47,

47,

57,

34,

74,

84,

74,

75,

14,

72

32

52

61

82

11

5S

ung

ai

30

29

28

28

27

29

7,4

7,3

7,3

7,5

7,5

7,3

5,2

4,6

4,6

4,4

5,8

4,0

88

81

02

511

Tam

ba

k3

03

02

92

82

72

97,

57,

57,

67,

67,

07,

74,

54,

54,

65,

15,

64,

83

02

22

83

13

24

0

Cem

ara

Jaya

Laut

30

29

29

30

29

31

7,7

7,6

7,6

7,7

7,6

7,6

5,9

5,3

6,1

6,5

5,0

4,4

33

32

32

34

36

33

Mua

ra3

02

92

93

02

93

17,

37,

27,

17,

27,

57,

36,

15,

66,

06,

74,

94,

33

02

32

53

03

23

4S

alu

ran

31

30

30

30

29

31

7,6

7,7

7,5

7,5

7,3

7,4

6,2

4,7

5,2

6,0

5,0

4,3

19

24

19

23

26

34

Su

nga

i3

02

92

92

92

53

17,

37,

37,

37,

37,

57,

36,

25,

35,

96,

64,

74,

32

12

01

92

22

83

3Ta

mb

ak

31

30

30

30

28

32

7,2

7,4

7,3

7,4

7,5

7,4

6,4

5,8

5,8

6,9

5,0

4,0

28

29

25

25

23

35

Sun

gai

Bu

ntu

Laut

30

30

31

32

30

31

7,7

7,6

7,6

7,7

7,4

7,7

5,7

6,0

5,3

6,3

4,7

4,3

33

32

32

31

35

33

Mua

ra3

03

03

03

13

02

97,

37,

37,

47,

37,

27,

45,

95,

35,

77,

15,

14,

32

12

32

22

62

92

8S

alu

ran

29

30

31

32

30

30

7,3

7,4

7,4

7,4

7,1

7,4

5,9

4,9

5,1

6,5

4,9

4,4

26

27

19

28

28

21

Tam

ba

k3

03

13

13

23

13

07,

57,

87,

67,

87,

37,

66,

15,

04,

96,

55,

84,

52

33

02

73

33

02

6

Pu

saka

Jay

a U

tara

Laut

31

29

30

30

29

29

8,0

7,7

7,9

8,1

7,5

7,5

5,8

5,8

4,9

6,6

4,3

4,4

31

31

32

31

31

28

Mua

ra3

23

02

92

93

03

07,

87,

67,

77,

77,

47,

45,

55,

05,

26,

34,

04,

111

12

13

12

15

14

Sa

lura

n3

03

03

03

02

92

97,

77,

87,

77,

77,

07,

16,

26,

05,

56,

44,

54,

63

111

31

29

9S

ung

ai

31

29

29

29

29

28

7,5

7,5

7,4

7,4

7,1

7,1

5,3

5,5

5,6

6,7

4,1

4,1

56

66

10

5 =

Mei

; 6

= J

uni;

7 =

Jul

i; 8

= A

gust

us;

9 =

Sep

tem

ber;

10

= O

ktob

er

Page 12: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

133Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

Tabe

l 5.

Kan

dung

an N

O2,

NO

3 da

n N

O4

air

di K

ecam

atan

Ped

es,

Pan

tai U

tara

Kar

awan

g, J

awa

Bar

at p

ada

bula

n M

ei-O

ktob

er 1

985.

NO

2 (m

g/1)

NO

3 (m

g/1)

NO

4 (m

g/1)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

0

Sed

ari

Laut

0,00

0,08

0,02

0,00

0,02

0,11

4,88

5,08

3,04

6,04

0,0

0,40

0,10

0,18

0,16

0,13

0,05

5,63

Mua

ra0,

150,

080,

100,

200,

040,

083,

107,

202,

708,

701,

600,

600,

150,

250,

350,

250,

002,

85S

alu

ran

0,10

0,06

0,06

0,00

0,06

0,14

4,10

4,40

3,83

6,50

2,23

0,05

0,15

0,16

0,20

0,08

0,00

3,27

Su

nga

i0,

100,

090,

100,

160,

100,

122,

406,

805,

608,

380,

600,

100,

200,

300,

400,

300,

152,

70Ta

mb

ak

0,06

0,09

0,09

0,16

0,07

0,08

2,87

2,33

2,50

3,75

3,47

0,52

0,13

1,18

0,30

0,32

0,03

3,08

Cem

ara

Jaya

Laut

0,06

0,02

0,02

0,04

0,11

0,27

2,50

2,48

2,47

4,08

2,52

0,00

0,39

1,16

0,73

0,94

0,22

0,61

Mua

ra0,

140,

060,

080,

100,

100,

382,

832,

002,

533,

670,

230,

481,

451,

351,

802,

200,

400,

50S

alu

ran

0,15

0,07

0,09

0,12

0,18

0,22

2,33

3,88

2,75

6,83

0,83

0,00

0,25

0,13

0,05

0,10

0,43

0,25

Su

nga

i0,

090,

070,

080,

110,

080,

132,

933,

322,

805,

122,

900,

101,

621,

901,

002,

230,

580,

60Ta

mb

ak

0,06

0,08

0,09

0,08

0,11

0,29

3,67

2,68

2,08

6,03

2,52

2,23

0,28

0,38

0,48

0,58

0,33

1,37

Pu

saka

Jay

a U

tara

Laut

0,00

0,01

0,05

0,02

0,10

0,15

5,21

2,96

3,37

5,33

4,32

4,82

0,47

0,11

0,23

0,37

3,40

4,77

Mua

ra0,

220,

080,

620,

220,

150,

163,

001,

482,

033,

184,

354,

750,

500,

600,

150,

182,

302,

35S

alu

ran

0,58

0,12

0,13

0,29

0,15

0,24

4,23

2,64

2,91

4,29

4,65

5,13

0,00

6,51

0,55

0,33

2,14

2,46

Su

nga

i0,

070,

040,

050,

050,

200,

554,

21,

811,

844,

194,

695,

490,

640,

160,

50,

191,

462,

44

5 =

Mei

; 6

= J

uni;

7 =

Jul

i; 8

= A

gust

us;

9 =

Sep

tem

ber;

10

= O

ktob

er

Page 13: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

134 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

Tabe

l 6.

Rat

a-ra

ta s

uhu,

pH

, D

O d

an s

alin

itas

air

di K

ecam

atan

Tem

pura

n, P

anta

i U

tara

Kar

awan

g, J

awa

Bar

at p

ada

bula

n M

ei-

Okt

ober

198

5.

Suh

u (o

C)

p

H

DO

(pp

m)

Sal

inita

s (o

/ oo)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

05

67

89

10

Su

mb

er J

aya

Laut

31

27

30

30

32

30

7,6

7,3

7,5

7,9

7,7

7,5

5,0

6,4

4,9

6,2

5,2

4,3

34

17

31

32

36

36

Mua

ra3

02

63

03

03

02

97,

67,

77,

57,

67,

97,

44,

96,

95,

06,

05,

74,

33

00

22

30

34

5S

alu

ran

30

26

29

26

30

29

7,4

7,4

7,5

7,4

7,7

7,5

4,8

6,0

4,7

6,3

5,5

4,1

26

01

31

52

83

Tam

ba

k3

03

13

02

92

92

97,

77,

57,

57,

47,

67,

44,

97,

55,

26,

05,

74,

22

81

42

93

42

74

9

Cip

arag

eLa

ut3

03

03

02

93

12

87,

37,

67,

57,

67,

57,

34,

85,

85,

56,

55,

14,

33

23

13

13

13

53

2M

uara

30

30

29

29

30

28

7,4

7,5

7,4

7,6

7,6

7,5

5,0

5,7

5,9

6,0

5,0

4,2

30

20

18

20

33

25

Su

nga

iTa

mb

ak

31

31

30

31

31

30

7,8

7,9

7,7

7,6

7,9

7,8

5,1

5,4

5,3

5,3

5,1

4,2

30

33

31

36

28

33

Page 14: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

135Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

Tabe

l 7.

Kan

dung

an N

O2,

NO

3 da

n N

O4 a

ir di

Kec

amat

an T

empu

ran,

Pan

tai U

tara

Kar

awan

g, J

awa

Bar

at p

ada

bula

n M

ei-O

ktob

er 1

985.

NO

2 (m

g/1)

NO

3 (m

g/1)

NO

4 (m

g/1)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

0

Su

mb

er J

aya

Laut

0,05

0,07

0,09

0,13

0,07

0,03

0,27

2,26

2,43

3,47

0,09

1,59

1,25

0,41

0,38

0,13

1,63

4,53

Mua

ra0,

040,

100,

120,

080,

040,

161,

001,

602,

303,

300,

002,

354,

000,

030,

150,

056,

102,

65S

alu

ran

0,11

0,15

0,11

0,17

0,15

0,19

0,80

3,62

2,55

5,03

0,08

2,67

0,67

0,30

0,20

0,22

0,53

2,37

Tam

ba

k0,

150,

160,

150,

400,

140,

151,

252,

032,

293,

480,

381,

890,

340,

830,

430,

410,

242,

66

Cip

arag

eLa

ut0,

060,

070,

070,

120,

120,

251,

342,

182,

143,

010,

030,

011,

100,

090,

060,

031,

034,

21M

uara

0,08

0,20

0,15

0,20

0,08

0,44

1,20

2,40

2,40

4,20

0,45

0,10

0,50

0,15

0,05

0,05

0,10

2,85

Su

nga

i0,

090,

150,

110,

190,

070,

392,

602,

953,

636,

600,

200,

150,

780,

150,

150,

130,

172,

93Ta

mb

ak

0,09

0,17

0,16

0,18

0,10

0,15

1,60

3,10

2,20

4,90

0,53

0,07

0,25

0,38

0,28

0,33

0,23

2,83

5 =

Mei

; 6

= J

uni;

7 =

Jul

i; 8

= A

gust

us;

9 =

Sep

tem

ber;

10

= O

ktob

er

Page 15: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

136 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

Tabe

l 8.

Rat

a-ra

ta s

uhu,

pH

, D

O d

an s

alin

itas

air

di K

ecam

atan

Cila

may

a, P

anta

i U

tara

Kar

awan

g, J

awa

Bar

at p

ada

bula

n M

ei-

Okt

ober

198

5.

Suh

u (o

C)

p

H

DO

(pp

m)

Sal

inita

s (o

/ oo)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

05

67

89

10

Mu

ara

Bar

uLa

ut2

93

22

92

63

02

97,

57,

47,

47,

47,

87,

34,

94,

85,

05,

45,

14,

12

73

13

13

12

83

0M

uara

29

32

29

29

29

29

7,5

7,5

7,4

7,5

7,7

7,5

4,9

5,2

5,6

5,2

5,3

4,2

20

23

18

22

81

0S

ung

ai

29

31

28

27

31

29

7,7

7,7

7,7

7,8

7,8

7,6

4,9

4,0

5,6

6,1

5,3

4,3

46

55

40

Tam

ba

k3

03

22

92

93

13

07,

97,

77,

97,

87,

87,

55,

14,

85,

35,

75,

64,

42

72

82

52

33

42

1

Tabe

l 9.

Kan

dung

an N

O2,

NO

3 dan

NO

4 air

di K

ecam

atan

Cila

may

a, P

anta

i Uta

ra K

araw

ang,

Jaw

a B

arat

pad

a bu

lan

Mei

-Okt

ober

198

5.

NO

2 (m

g/1)

NO

3 (m

g/1)

NO

4 (m

g/1)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

0

Mu

ara

Bar

uLa

ut0,

030,

050,

050,

070,

032,

121,

622,

002,

554,

381,

376,

000,

171,

331,

022,

470,

330,

57M

uara

0,07

0,04

0,02

0,00

0,00

0,20

1,25

2,10

3,10

0,05

4,30

7,15

0,10

0,40

0,40

0,60

0,05

0,50

Su

nga

i0,

090,

050,

060,

030,

040,

851,

583,

333,

335,

582,

836,

300,

280,

130,

130,

000,

181,

33Ta

mb

ak

0,07

0,01

0,09

0,06

0,08

0,16

2,38

3,73

2,93

6,13

2,08

7,05

0,23

0,25

0,63

0,28

0,15

0,35

5 =

Mei

; 6

= J

uni;

7 =

Jul

i; 8

= A

gust

us;

9 =

Sep

tem

ber;

10

= O

ktob

er

Page 16: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

137Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

Tabe

l 10

.R

ata

-rat

a s

uhu

, pH

, D

O,

dan

salin

itas

air

di

Kec

am

ata

n C

iase

m (

Mua

ra T

anju

ng T

iga)

Pus

aka

neg

ara

, P

anta

i U

tara

Sub

ang,

Jaw

a B

arat

pad

a bu

lan

Mei

-Okt

ober

198

5.

Suh

u (o

C)

p

H

DO

(pp

m)

Sal

inita

s (o

/ oo)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

05

67

89

10

Mu

ara

Laut

30

30

29

29

30

30

7,3

7,2

7,4

7,2

7,8

7,2

5,9

5,2

5,5

5,8

5,2

4,7

26

31

31

30

37

22

Mua

ra3

02

92

92

83

13

07,

07,

67,

67,

87,

87,

55,

25,

25,

65,

85,

34,

22

32

23

21

0S

ung

ai

28

28

29

28

28

30

7,4

7,6

7,8

7,7

7,9

7,5

5,9

5,7

6,0

5,9

5,7

4,1

11

11

17

5Ta

mb

ak

30

30

30

28

30

30

7,3

7,8

7,6

7,7

7,9

7,8

5,9

5,7

5,9

6,6

5,5

6,9

23

19

27

24

24

15

Tan

jun

g T

iga

Laut

32

28

29

27

30

30

7,6

7,3

7,3

7,2

7,9

7,2

5,5

5,9

5,9

6,1

6,5

4,4

20

31

31

29

34

32

Sa

lura

n3

12

92

92

72

92

98,

07,

17,

37,

18,

07,

36,

35,

95,

66,

45,

84,

41

32

82

82

92

83

0Ta

mb

ak

31

28

29

27

29

31

7,3

7,4

7,5

7,5

7,9

7,4

5,6

5,5

5,5

5,3

6,0

4,4

20

32

32

34

41

25

Pet

imb

anLa

ut2

92

92

92

92

92

87,

67,

57,

67,

67,

97,

65,

05,

84,

56,

04,

55,

73

23

13

13

03

23

2M

uara

30

29

29

28

29

28

7,7

7,5

7,7

7,6

7,9

7,5

4,6

5,7

4,6

6,1

4,5

5,6

21

15

24

15

31

15

Sa

lura

n3

03

02

92

72

82

87,

77,

87,

48,

17,

68,

04,

45,

64,

35,

84,

35,

32

03

23

22

43

Su

nga

i2

92

92

82

72

82

87,

47,

47,

57,

47,

67,

44,

95,

64,

55,

84,

45,

31

85

20

43

05

Tam

ba

k3

02

92

92

72

92

87,

87,

67,

77,

87,

97,

84,

55,

54,

55,

94,

65,

72

92

23

02

03

12

2

5 =

Mei

; 6

= J

uni;

7 =

Jul

i; 8

= A

gust

us;

9 =

Sep

tem

ber;

10

= O

ktob

er

Page 17: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

138 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

Tabe

l 11

. K

andu

ngan

NO

2,

NO

3 d

an N

O4 a

ir d

i K

ecam

atan

Cila

sem

(M

uara

dan

Ta

njun

g Ti

ga)

dan

Kec

amat

an P

usak

aneg

ara

(Pet

imba

n),

Pan

tai U

tara

Kar

awan

g, J

awa

Bar

at p

ada

bula

n M

ei-O

ktob

er 1

985.

NO

2 (m

g/1)

NO

3 (m

g/1)

NO

4 (m

g/1)

De

skri

psi

56

78

91

05

67

89

10

56

78

91

0

Mu

ara

Laut

0,05

0,02

0,04

0,04

0,08

0,14

5,31

4,05

3,65

5,15

1,38

2,83

1,07

1,08

1,38

1,95

0,15

5,68

Mua

ra0,

000,

080,

080,

060,

040,

124,

623,

553,

804,

653,

306,

950,

000,

100,

100,

000,

152,

45S

ung

ai

0,00

0,04

0,09

0,04

0,06

0,24

4,92

2,95

3,75

4,95

2,05

6,75

0,35

0,45

0,36

0,35

0,03

2,73

Tam

ba

k0,

150,

090,

080,

160,

040,

183,

432,

353,

652,

382,

086,

700,

430,

501,

380,

430,

052,

45

Tan

jun

g T

iga

Laut

0,14

0,09

0,09

0,12

0,00

0,04

6,84

3,73

5,03

6,83

0,20

6,60

1,64

1,00

1,35

1,65

0,65

4,55

Sa

lura

n0,

430,

180,

190,

360,

080,

124,

653,

804,

104,

555,

653,

450,

430,

300,

450,

450,

552,

40Ta

mb

ak

0,29

0,17

0,18

0,34

0,12

0,22

5,08

4,18

3,90

5,00

1,95

5,25

0,63

0,30

0,48

0,58

0,23

5,75

Pet

imb

anLa

ut0,

010,

050,

040,

090,

040,

040,

051,

760,

053,

670,

082,

001,

501,

352,

702,

171,

761,

17M

uara

0,07

0,06

0,05

0,10

0,08

0,09

1,70

2,10

2,00

3,93

2,30

2,30

3,10

0,60

2,70

0,68

2,40

0,40

Sa

lura

n0,

070,

130,

060,

680,

060,

161,

233,

653,

657,

762,

184,

651,

880,

552,

450,

832,

350,

00S

ung

ai

0,05

0,09

0,03

0,12

0,09

0,25

1,63

4,38

1,85

5,88

2,32

4,79

1,75

0,55

2,75

0,50

2,61

0,10

Tam

ba

k0,

050,

070,

080,

240,

080,

161,

723,

002,

125,

473,

083,

971,

770,

572,

431,

152,

481,

17

5 =

Mei

; 6

= J

uni;

7 =

Jul

i; 8

= A

gust

us;

9 =

Sep

tem

ber;

10

= O

ktob

er

Page 18: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

139Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

Tambak tradisional telah ada di Tanjung Bungin, Tambak Sumur, Sedari,Cemara Jaya, Sungai Buntu, Sumber Jaya, Ciparage, Muara Baru, MuaraCiasem, Tanjung Tiga, dan Petimban, walaupun masih belum ekstensif danumumnya belum dikelola secara intensif. Berlanjutnya usaha tambakmenandakan kualitas air tambak cukup baik dan menunjang keberhasilanusaha tambak. Kualitas air tambak dapat dijadikan pembanding terhadapkualitas air laut dan muara, khususnya kualitas air limbah sawah di saluran-saluran. Tampak dalam Tabel 2, 4, 6 (kecuali Pusaka Jaya Utara), 8 dan 10,bahwa suhu air, pH, kandungan oksigen, salinitas, NO

2, NO

3 dan NO

4 dari air

laut, muara, dan air limbah di saluran tidak banyak berbeda dengan apa yangdianalisis dalam air tambak. Jadi, kualitas sumber daya air di pantai utaraKarawang dan Subang cukup baik untuk pertambakan.

Salinitas air laut paling tinggi; umumnya berada di atas 300/00, kecualipada bulan-bulan tertentu di beberapa lokasi: Sedari, Juni, 80/00; Sungai Buntu,Agustus, 200/00; Pusaka Jaya Utara, September-Oktober, 27, 290/00; SumberJaya, Juni-Oktober, 9, 10, 11, 24, 270/00; Muara Baru, September, 20, 290/00;Muara Ciasem, Mei, Agustus, Oktober, 16, 26, 27, 290/00; Tanjung Tiga, Mei,Agustus, 20, 270/00; Petimban, Agustus, 260/00. Dari hasil analisis juga tampakbahwa tidak ada hubungan yang jelas antara salinitas air laut dengan bulanpengamatan.

Salinitas air sungai adalah yang paling rendah; sedangkan salinitas airmuara dan air di saluran-saluran tidak berbeda dengan salinitas air tambak.Dengan kata lain, saluran-saluran berfungsi sebagai pencampur air laut danair sungai, dan campuran ini menghasilkan salinitas yang cocok buatpertambakan. Kriteria kualitas air di saluran sesuai dengan kriteria kualitasair buat pertambakan udang windu (pH 7-8.5; Salinitas 5-300/00), kecuali suhuyang berada di atas suhu optimum (25-28ºC).

Sejauh ini ada dua pendapat tentang cara pengisian air ke tambak. Satupihak menghendaki pembangunan saluran tersendiri yang dilengkapi bakpencampur air laut dan air tawar sebelum air dimasukkan ke dalam tambak.Cara demikian mungkin dapat diterapkan dalam usaha pertambakan intensif,tetapi memerlukan investasi lebih besar. Cara alami yang dievaluasi dalampenelitian ini cocok untuk usaha pertambakan tradisional. Hasil tambakmemang tidak maksimal dengan cara tradisional tetapi terjangkau olehkemampuan modal petani.

Relevansi dengan Kondisi Sekarang

Landasan teknik dan landasan politik digunakan dalam pembahasan tentangrelevansi hasil penelitian analisis kualitas air di pantai utara wilayah pengairanJatiluhur pada MT 1985 dengan kondisi sekarang. Landasan politik me-nyangkut masyarakat internasional dan masuk ke dalam agenda pem-bangunan berkelanjutan.

Page 19: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

140 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

Landasan teknik

Walaupun PHT telah disosialisasikan di Indonesia pada tahun 1979, kalanganpenentu kebijakan, penyuluh, dan petani masih memandang PHT sebagaiwacana. Masyarakat petani, khususnya petani padi, saat itu telah terbiasamenggunakan insektisida secara rutin, ada atau tidak ada gejala seranganhama. Kelompok-kelompok penyemprot insektisida dibentuk di mana-mana,bahkan di beberapa sentra produksi padi penyemprotan dilakukan denganpesawat terbang.

PHT mulai dilaksanakan setelah 57 jenis insektisida dilarang digunakanuntuk padi sawah pada tahun 1987. Sejak PHT dicanangkan dan diimplemen-tasikan, konsumsi insektisida menurun drastis, dan serangan hama relatifdapat ditekan. Sekolah Lapang PHT (SLPHT) sangat efektif dalam diseminasipenerapan strategi PHT. Jadi, hasil penelitian ini masih relevan untuk diacusebagai pembanding dengan kondisi saat ini, berdasarkan argumen:

� pada saat penelitian ini diselenggarakan, 57 jenis insektisida masih belumditarik dari peredaran, dan PHT belum diimplementasikan; karena hargainsektisida disubsidi, maka harga insektisida murah dan insektisidadigunakan secara berlebihan,

� pada kondisi sekarang, PHT telah diterapkan secara luas dan hargainsektisida cukup mahal karena tidak disubsidi.

Dengan argumentasi di atas, konsentrasi residu insektisida di air sawahsaat ini dapat dipastikan jauh lebih rendah dari konsentrasi residu insektisidasaat penelitian (MK 1985). Konsentrasi nitrit dan nitrat akan lebih tinggi, karenamakin tingginya penggunaan pupuk urea, sebagai kompensasi dari menurun-nya penggunaan pupuk fosfat (Kasryno 2006). Namun demikian konsentrasinitrit dan nitrat masih rendah (di bawah konsentrasi kritis). Artinya nitrit dannitrat dalam air sawah tidak membahayakan.

Landasan politik

Penurunan kesehatan tanah dan kualitas air pada sistem produksi berbasispadi, karena intensifikasi terus-menerus dengan teknologi Revolusi Hijaumenjadi isu utama global. Maka, rehabilitasi lingkungan menjadi prioritas(FAO, 1996; Rai, 2006). PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) dalam goal 7dari the Millenium Development Goals (UN, 2004), menetapkan target 10yaitu sampai akhir tahun 2025 separuh penduduk dunia mempunyai akseske air minum dan sanitasi dasar yang bersih dan aman.

Status kualitas air dipelajari dan kesimpulan dari evaluasi tersebut (UN2004), adalah bahwa baik kualitas maupun kuantitas sumber air utama telahmengalami deteriorasi, karena:

Page 20: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

141Fagi: Sumber Daya Air di Jatiluhur

� faktor yang mempengaruhi kualitas sumber air adalah pertumbuhanindustri di perkotaan, polusi dari rumah tangga, pertambangan, limbahindustri dan pestisida (sebagai limbah dari pertanian),

� degradasi lingkungan berpengaruh negatif terhadap kuantitas dan kualitassumber air,

� desentralisasi memperparah pencemaran sumber daya air.

Desentralisasi berpengaruh negatif terhadap pengelolaan daerah aliransungai (DAS). Kalau pemerintah daerah memfasilitasi tanaman hortikultura(sayuran) yang bernilai ekonomi tinggi, agar pendapatan asli daerah (PAD)naik, tanpa perhatian serius terhadap kaidah-kaidah konservasi, erosi akansemakin parah. Aliran air permukaan bersama butiran-butiran tanah akanmenyangkut residu insektisida, nitrit dan nitrat ke perairan di DAS hilir yangmenjadi sumber kehidupan dan penghidupan masyarakat di DAS hilir.Pencemaran air dari DAS hulu dan tengah lebih mengkhawatirkan daripencemaran yang disebabkan oleh intensifikasi padi sawah di DAS hilir.Penelitian ini membuktikan hal tersebut.

Ditingkatkannya status instalasi Kebun Percobaan Jakenan (Pati, JawaTengah) menjadi Loka Penelitian Lingkungan Pertanian, kemudian menjadiBalai Penelitian Lingkungan Pertanian, merupakan langkah yang strategisuntuk mengantisipasi isu-isu internasional tersebut.

Kesimpulan

Sumber daya air di pantai utara wilayah pengairan Jatiluhur sampai tahun1987 berkualitas cukup baik dan dapat dipakai untuk usaha pertambakan,khususnya pertambakan udang windu.

Residu insektisida sangat rendah, bahkan residu insektisida dari golonganorganofosfat tidak terdeteksi dengan alat khromatografi gas yang sensitivitasminimum analisisnya adalah 0,5 nanogram atau 0,5 ppb (part per billion).Residu insektisida dari golongan carbamat juga sangat rendah. Insektisidagolongan carbamat cepat sekali terurai sehingga menjadi senyawa-senyawasederhana yang tidak membahayakan.

Derajat kemasam (pH) air, kandungan oksigen, NO2, NO

3, dan NO

4 dari

air laut, air di muara, sungai, dan saluran-saluran tidak berbeda dengan apayang diamati di tambak-tambak tradisional yang telah ada. Jadi, sumber dayaair tersebut cocok dipakai dalam pertambakan, khususnya pertambakan udangwindu.

Suhu air umumnya berada di atas suhu optimum bagi pertambakan udangwindu. Maka disarankan agar menanam pohon-pohon pelindung di sepanjanggalengan tambak udang windu untuk mengurangi suhu air.

Page 21: AMF-Buku2.pmd - pdfMachine from Broadgun Software, http ...pangan.litbang.pertanian.go.id/files/02-AMFagi.pdf · nya pupuk nitrogen (urea) dengan cara mengurangi kehilangan nitrogen

142 Iptek Tanaman Pangan No. 2 - 2006

Jika konsentrasi residu insektisida akan dipantau terus disarankan agarcontoh air dimasukkan ke dalam botol gelas dan botol disimpan di dalam icebox dalam pengangkutannya ke laboratorium.

Pustaka

Fagi, A.M., I. Syamsiah, D. Setyobudi, I Yuliardi, A. Ruhwahyudin dan S.Tarniti. 1987. Hasil-Hasil Penelitian Optimalisasi Air untuk Irigasi, danKualitas Air untuk Irigasi Pantai/Pertambakan. Laporan Kerja samaPenelitian antara Perum Otorita Jatiluhur (Direktorat Pengairan denganProgram Penelitian Tataguna Air (Badan Litbang Pertanian). 164 hal.(tidak dicetak).

Fagi, A.M., I. Las, dan M. Syam. 2002. Penelitian Padi: Menjawab TantanganKetahanan Pangan Nasional. Balai Penelitian Tanaman Padi,Sukamandi. 29 p.

FAO (Food and Agriculture Organization). 1996. Synthesis of the TechnicalBackground Documents. The World Food Summit, Rome (Italy), 13-17 November 1996.

Kasryno, F. 2006. Pemberdayaan Petani dan Kearifan Lokal pada SistemBudi Daya Pertanian Ekologis Berbasis Padi. Prosiding SeminarMembalik Arus, Menuai Revitalisasi Pedesaan YAPADI ~ YayasanPadi Indonesia (in press).

Rai, M. 2006. Rice Culture in Agriculture: An Indian Perspective. Paperpresented at the International Rice Congress, 9-13 October, 2006, NewDelhi, India.

UN (United Nation). 2004. Indonesia Progress Report on the MilleniumDevelopment Goals. United Nation, New York.