Upload
alwan-kustono
View
215
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
1
PENGARUH KUALITAS SISTEM INFORMASI
TERHADAP KEPUASAN LANGGANAN DALAM
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI
Alwan Sri Kustono
Universitas Jember
Abstract
Accounting information systems (AIS) planning and
development has been identified to be a critical IS management issues
for the decades by both practitioners and researchers alike. Different
contextual variables have been found to affect various aspects of the
topic.
The purposes of this research are to study the impact of quality
dimensions of information systems on developing of accounting
information systems in Bank Perkreditan Rakyat. The dimensions of
quality are reliability, responsiveness, empathy, and assurance. There
were four hypothesis would be examined.
Data for the study were collected from 16 Bank Perkreditan
Rakyat in Jember through questionnaire responses. Results indicate
that the entire hypothesis null rejected successfully. It showed that
reliability, responsiveness, empathy, and assurance of information
systems significantly affect the user satisfaction.
Key words: accounting information systems, reliability, responsiveness,
empathy, and assurance, user satisfaction
PENDAHULUAN
Sistem informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja yang
terintegrasi pada suatu entitas yang melibatkan sumber daya untuk
mentransformasikan data ekonomi ke dalam bentuk informasi keuangan yang
digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen
Sistem informasi akuntansi dapat memberikan informasi yang akurat
dan tepat waktu, agar kelima aktivitas utama Value Chain dapat dilaksanakan
dengan lebih efektif dan efisien dengan cara memperbaiki kualitas dan
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
2
mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa, memperbaiki
efisiensi, memperbaiki pengambilan keputusan, dan berbagi pengetahuan.
Sistem informasi akuntansi dapat dapat membantu meningkatkan laba
organisasi dengan memperbaiki efektifitas dan efisiensi, memberikan bantuan
dalam semua fase pengambilan keputusan, dan memberikan umpan balik
(feedback) atas hasil dari berbagai tindakan didalam organisasi.
Kustono (2001) menceritakan bahwa perkembangan system informasi
akuntansi tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi informasi.
Sejak tahun 1950-an, ketika komputer pertama kali berhasil diadaptasi pada
pemakaian komersial, teknologi informasi memainkan peran penting dalam
perubahan proses dan struktur organisasi. Berbagai teknologi semacam
komputer mainframe, komputer mini, jejaring, komunikasi elektonis,
komunikasi, automatisasi, dan berbagai perangkat lunak yang digunakan
untuk analisis dan pengambilan keputusan. Teknologi koneksi antar
komputasi digital tersebut dirujuk sebagai teknologi informasi. Teknologi
informasi dapat dikonfigurasi dan diaplikasikan dalam berbagai cara untuk
mendukung fungsi dan proses organisasi (Dicson dkk., 1984)
Dua konsideran utama dalam pengembangan sistem informasi
akuntansi adalah partisipasi pemakai dan faktor kontijensi. Temuan Ives dan
Olson (1984) menunjukkan bahwa partisipasi pemakai yang memiliki
kemampuan dalam penggunaan sistem informasi akuntansi akan
menghasilkan kualitas sistem yang berkualitas baik. Sementara sejumlah
peneliti (Boland, 1978; Doll dan Torkzadeh, 1989; Leonard dan Sinha, 1999)
menyimpulkan bahwa terdapat faktor kontijensi dalam pengembangan sistem
informasi akuntansi.
Keberhasilan suatu sistem tergantung atas bangun komunikasi antar
pengguna. Sedangkan partisipasi pengguna tergantung atas beberapa faktor
yakni tingkat keahlian (Newman, 1990), kompleksitas sistem (Tait dan
Vessey, 1975), keinginan pengguna (Doll dan Torkzadeh, 1989) dan tahap
pengembangan sistem (Edstrom, 1977).
Perencanaan dan pengembangan sistem informasi akuntansi
merupakan sistem informasi akuntansi utama dari manajemen sistem
informasi akuntansi (Ball dan Haris, 1982; Hartog dan Herbert, 1986;
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
3
Leisthiser dan Wetherbe, 1986; dan Dicson dkk., 1984). Sistem informasi
akuntansi menjadi salah satu kunci untuk memenangkan persaingan.
Meskipun demikian perlu diwaspadai adanya masalah yang muncul dalam
pengembangan sistem.
Chau dan Tam (2000) menyatakan bahwa pendeknya siklus hidup
perangkat keras, sistem informasi akuntansi dan komputer mengharuskan
perusahaan mengimplementasikan sistem informasi akuntansi baru yang
kemungkinan melahirkan problem-problem lain. Lederer dan Salmela (2001)
mengatakan bahwa kegagalan pengembangan sistem menyebabkan hilangnya
kesempatan, adanya duplikasi pekerjaaan, sistem yang tidak kompatibel, dan
pembuangan sumberdaya. Kegagalan pengembangan sistem memunculkan
masalah pada prioritas strategi di masa depan.
Pengembangan sistem seharusnya didasarkan pada upaya untuk
memberikan tingkat dukungan pada pengelolaan perusahaan. Penggunaan
teknologi komputer memiliki tujuan pada peningkatan kinerja perusahaan.
Komputer merupakan salah satu alat pemecahan masalah pengolahan data
karena dapat menghindari duplikasi data, pengulangan, atau kesalahan
penghitungan. Karena itu penggunaan komputer merupakan sesuatu yang
harus dilakukan pada pengembangan sistem informasi.
Swanson (1988) mencatat adanya keengganan penerimaan
penggunaan komputer sebagai alat dukung sistem informasi manajemen.
Salah satu alasan adalah, bahwa semakin banyak sistem yang digunakan,
semakin besar kemungkinan dampak yang mereka rasakan. Individual
seringkali tidak menyukai menggunakan komputer, meskipun sistem ini dapat
meningkatkan produktivitasnya.
Davis et.al (1989), Igbaria et. al. (1989), Thompson, Higgins, dan
Howell (1991) menunjukkan bahwa penggunaan komputer oleh profesional
dan manajer dibatasi oleh tingkat kecemasan penggunaan komputer,
ketakutan, negative attitudes, dan kurangnya motivasi untuk mengadopsi
teknologi baru. Karenanya alam pendesainan sistem informasi baru perlu
mempertimbangkan faktor-faktor manusia, sehingga meningkatkan
keberterimaan sistem tersebut.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
4
Keberhasilan pengembangan sistem informasi akuntansi ditentukan
oleh harapan antara analisis sistem, pengguna, dan dukungan manajemen.
Sistem informasi yang canggih tidak dapat berjalan dengan baik apabila
penggunanya merasa tidak nyaman menggoperasikan dan kemudian
menolaknya. Harapan pengguna umumnya dideterminasi oleh seberapa baik
kualitas layanan.
Kualiatas layanan meliputi kualitas sistem, kualitas informasi dan
kualitas jasa. Kualitas sistem adalah kualitas pemrosesan sistem informasi
akuntansi. Kualitas informasi kualitas output sistem informasi akuntansi dan
kualitas jasa menunjukkan tingkat perbaikan yang dapat diberikan sistem
informasi akuntansi kepada pengguna. Kualitas jasa merupakan faktor penting
untuk mengetahui kepuasan pengguna terhadap layanan sistem informasi
akuntansi perusahaan.
Pengujian kualitas layanan sistem informasi akuntansi berguna untuk
menentukan komponen layanan yang diharapkan diperoleh oleh pengguna
sehingga mereka tidak enggan untuk menggunakannya. Tingkat kepuasan
mengukur antara harapan dan luaran yang diterima. Apabila layanan yang
diterima sama dengan harapan berarti kualitas layanan cukup baik. Demikian
pula sebaliknya, apabila layanan yang diterima tidak sesuai harapan, dapat
dikatakan sistem informasi tersebut buruk. Kualitas layanan umumnya terdiri
dari ujud, reliabilitas, derajat respon, empati dan keyakinan.
Dimotivasi penelitian Diamastuti (2003), studi ini dilakukan dengan
meneliti pengaruh kualitas pelayanan sistem informasi akuntansi yang terdiri
dari berujud, reliabilitas, derajat respon, empati dan keyakinan terhadap
kepuasan pengguna dalam pengembangan sistem informsi pada Bank
Perkreditan Rakyat di Jember.
PERUMUSAN MASALAH
Permasalahan penelitian ini adalah sebagai berikut: apakah dimensi
pada kualitas pelayanan sistem informasi akuntansi yaitu reliabilitas, derajat
respon, keyakinan dan empati mempunyai pengaruh terhadap kepuasan
pengguna pada Bank Perkreditan Rakyat di Jember.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
5
TINJAUAN PUSTAKA
1. Peranan Sistem informasi akuntansi
Rockart (1988) menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi
merupakan senjata strategik, dan mamanfaatkan sistem informasi akuntansi
menjadi amat penting. Rockart dan Crescenzi (1984) menyatakan bahwa
eksekutif perusahaan harus mamahami bahwa informasi merupakan sumber
daya strategik dan perusahaan harus merasa membutuhkan informasi sistem.
Aplikasi sistem informasi akuntansi dipandang sebagai pusat strategi
bisnis (Farlan, 1983) dalam Jarvenpaa dan Ives, (1991). Rockart (1988)
memandang bahwa sistem informasi akuntansi sebagai senjata strategik, yang
mengusulkan bahwa penyebaran sistem informasi akuntansi adalah sesuatu
yang penting. Rockart dan Ciescenzi (1984) menyatakan bahwa para
eksekutif saat ini sedang menyadari bahwa informasi merupakan sumber daya
strategis dan meningkatkan suatu perasaan butuh informasi, dan sibuk dengan
sistem informasi akuntansi.
Kemajuan teknologi sangat mempengaruhi banyak aspek dalam
manajemen, struktur, dan aktifitas tugas dalam organisasi. Dalam banyak
industri, sistem informasi akuntansi telah memungkinkan perusahaan dalam
mentransformasikan secara besar-besaran berbagai aspek operasional
perusahaan yang membentuk rantai nilai. Mengaplikasikan teknologi dalam
produk, computer-aided design and manufacturing (CAD/CAM), otomatisasi
pabrik dan logostik, menyebabkan kualitas kinerja lebih baik, dan penurunan
biaya yang cukup signifikan telah mengubah standar kompetisi industri dalam
memproduksi barang dan jasa. Rockart (1988) menyatakan bahwa sistem
informasi akuntansi merupakan senjata strategik, dan memanfaatkan sistem
informasi akuntansi menjadi amat penting.
2. Pengertian Sistem informasi akuntansi
Sistem informasi akuntansi adalah suatu teknologi yang
menitikberatkan penggunaan komputer dan teknologi yang berhubungan
dengan pengaturan sumber informasi (Wilkinson & Cerullo, 1997).
Pengertian yang senada menyatakan bahwa sistem informasi akuntansi
berkaitan dengan perhitungan bisnis, komunikasi, dan teknologi kantor (Jones
& Terry, 1988). Secara khusus sistem informasi akuntansi diartikan oleh The
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
6
Management in the 1990s Research Program dalam Indriantoro (1996) terdiri
dari enam elemen yang semakin terintegrasi dan berevolusi yaitu (1)
perangkat keras, (2) perangkat lunak, (3) jaringan, (4) stasiun kerja
(workstation), (5) robotik, dan (6) smart chips.
Sampai saat ini kebutuhan sistem informasi akuntansi sudah
merupakan kebutuhan dasar bagi setiap perusahaan, terutama dalam
menjalankan aktivitasnya. Mulai dari proses produksi sampai dengan
pemasaran membutuhkan sistem informasi akuntansi, sehingga sistem
informasi akuntansi menjadi hal yang mutlak harus ada dalam setiap
perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Dengan
mengaplikasikan sistem informasi akuntansi akan membuat perusahaan
menjadi lebih kompetitif, karena mendapatkan banyak manfaat dan
keuntungan yang diperoleh dari kecanggihan sistem informasi akuntansi.
Kemampuan sistem informasi akuntansi ditinjau dari segi teknis masih
berkembang semakin maju dan canggih, tetapi implementasi dalam praktik
masih memerlukan banyak penyesuaian dan waktu.
3. Konsep Manajemen Sistem informasi akuntansi
Sesuai dengan persaingan global yang kompetitif dan perkembangan
sistem informasi akuntansi yang begitu pesat, perusahaan dituntut untuk selalu
bisa beradaptasi dengan memoderenisasi TInya agar tetap relevan dengan arus
perubahan tersebut. Ada sejumlah tantangan yang dihadapi baik oleh
manajemen maupun eksekutif dalam menghadapi perubahan tersebut.
Manajemen harus dapat menjamin bahwa proses manajemen dan struktur
organisasi telah memadai untuk memonitor dan menjaga keseimbangan antara
pemakai dan sistem informasi akuntansi sesuai dengan tujuan organisasi.
4. Pengembangan Sistem informasi akuntansi
Dalam suatu organisasi yang secara ekstensif memanfaatkan
teknologi pintar, asset intelektual menjadi dominan di dalam menghasilkan
produk dan jasa untuk kepentingan langganan. Di dalam pekerja yang
berpengetahuan tersimpan pengetahuan yang menjadi alat produksi, sehingga
antara pekerja dengan alat produksinya tidak terpisahkan (Mulyadi, 1998).
Untuk itu dibutuhkan suatu sistem informasi akuntansi yang mampu mengulas
informasi yang berasal baik internal maupun eksternal secara efektif, sehingga
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
7
pihak manajemen mampu untuk menggunakan informasi tersebut sebagai
acuan di dalam pengambilan keputusannya.
Perencanaan dan pengembangan sistem informasi akuntansi
merupakan sistem informasi akuntansi utama dari manajemen sistem
informasi akuntansi (Ball dan Haris, 1982; Hartog dan Herbert, 1986;
Leisthiser dan Wetherbe, 1986; dan Dicson dkk., 1984). Sistem informasi
akuntansi menjadi salah satu kunci untuk memenangkan persaingan. Namun
demikian, pesatnya perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi
memunculkan dilemma bagi organisasi. Pada satu sisi, hal ini menyediakan
banyak kesempatan bagi manager untuk memperbaiki operasional internal
dan hubungan dengan pihak eksternal. Di sisi lain, pendeknya siklus hidup
perangkat keras, teknologi informasi dan komputer mengharuskan perusahaan
mengimplementasikan sistem informasi akuntansi baru yang kemungkinan
melahirkan problem-problem lain (Chau dan Tam, 2000).
Implementasi sistem baru merupakan suatu proses yang kritikal.
Alasan pertama, kegagalan implementasi akan menyebabkan hilangnya
kesempatan, adanya duplikasi pekerjaaan, sistem yang tidak kompatibel, dan
pembuangan sumberdaya (Lederer dan Salmela, 1996).
Kedua, adanya kegagalan implementasi menyebabkan organisasi
tidak dapat melanjutkan strateginya (Lederer dan Sethi, 1996). Dan yang
terakhir, kegagalan implementasi memunculkan masalah pada prioritas
strategi di masa depan (Gottschalk, 1999). Implementasi sistem informasi
akuntansi seringkali gagal karena adanya problem penerimaan oleh user
(Malhotra dan D.F. Galletta, 1999; Moon dan Kim, 2001). Memahami dan
mengelola resistensi secara efektif adalah determinan penting bagi
keberhasilan impelementasi sistem informasi akuntansi (Jiang dkk., 2000).
Beberapa teori mengkaitkan resistensi user dengan pengaruh personal
dan lingkungan. Teori berorientasi manusia (people-oriented) menyatakan
bahwa resistensi terhadap sistem adalah disebabkan oleh faktor pengguna
internal sebagai individual maupun bagian suatu kelompok. Gardner dkk.
(1993) menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh karakteristik tertentu semisal
umur dan jender terhadap resistensi. Demikian pula dengan variabel-variabel
nilai, keyakinan, dan persepsi individual.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
8
Studi Swanson (1988) berhasil menunjukkan adanya keengganan
penerimaan penggunaan komputer sebagai alat dukung sistem informasi
akuntansi manajemen. Salah satu alasan adalah, bahwa semakin banyak
sistem yang digunakan, semakin besar kemungkinan dampak yang mereka
rasakan. Individual seringkali tidak menyukai menggunakan komputer,
meskipun sistem ini dapat meningkatkan produktivitasnya.
Davis et.al (1989), Igbaria dkk. (1989), Thompson, Higgins, dan
Howell (1991) menunjukkan bahwa penggunaan komputer oleh profesional
dan manajer dibatasi oleh tingkat kecemasan penggunaan komputer,
ketakutan, attitude negatif, dan kurangnya motivasi untuk mengadopsi
teknologi baru. Shneiderman (1987) menyarankan bahwa dalam pendesainan
sistem informasi akuntansi baru perlu mempertimbangkan faktor-faktor
manusia, sehingga meningkatkan keberterimaan sistem tersebut.
Berbeda dengan teori tersebut, teori berorientasi sistem (system-
oriented) menyatakan bahwa resistensi diinduksi secara internal oleh faktor-
faktor yang melekat dalam bangun rancang sistem yang digunakan. Faktor-
faktor ini mencakup interfes pengguna dan karakteristik sistem lainnya
semisal performa, reliabilitas, dan derajat sentralisasi (B. Shneiderman,
1997). Parasuraman dkk (1988) menyatakan bahwa performa, reliabilitas dan
derajat sentralisasi merupakan bagaian dari kualitas jasa.
Penerapan manajemen kualitas pada perusahaan juga membutuhkan
sistem informasi akuntansi yang mampu menjembatani seluruh aspek yang
ada dalam organisasi tersebut. Pengalaman dari beberapa organisasi
mengindikasikan bahwa praktik manajemen kualitas sudah pasti memperbaiki
sistem kinerja. Dalam hal ini, seluruh pengaruh dan inisiatif dari manajemen
kualitas pada sistem informasi akuntansi digabungkan, maka akan
menghasilkan suatu reantangan perbaikan yang sederhana pada kinerja sistem
untuk kelengkapan program kualitas (Ravichandran; 2000).
5. Kualitas Sistem Informasi
Perubahan lingkungan bisnis menimbulkan beberapa kebutuhan baru
seperti kecepatan, ketepatan, intergrasi proses dan pengolahan data secara
simultan dan jumlah besar, direspon oleh organisasi bisnis dengan merancang
bentuk arsitektur sistem informasi akuntansi yang lebih baik. Salah satu
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
9
pertimbangan penting dalam memilih desain suatu sistem adalah kegunaan
sistem tersebut dalam mendukung kebutuhan organisasi.
Pada tingkat kapabilitas sistem informasi akuntansi yang tinggi maka
dapat dikatakan bahwa sistem tersebut berhasil, dan ini jelas akan
meningkatkan pemakaian sistem tersebut. Ini sejalan dengan teori tindakan
yang beralasan (theory of reasoned action) bahwa seseorang akan
menggunakan teknologi jika ia merasa teknologi tersebut berguna baginya.
Data empiris yang diperlihatkan dalam penelitian Ferguson dan
Hansen (1990) menunjukkan peningkatan penggunaan electronic data
interchange (EDI) pada bisnis trading. EDI merupakan sistem informasi
akuntansi baru yang bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan atas
penggunaan dokumen-dokumen, mengurangi ketidakpastian berkaitan dengan
masalah backorders dan delay pengiriman, meningkatkan kontrol manajemen
terhadap organisasi dan memperbaiki pelayanan kepada pelanggan.
Sugeng dan Indriantoro (1998) menunjukkan bahwa bahwa kinerja
akibat adanya implementasi teknologi informasi berkaitan dengan variabel
kecocokan dan manfaat teknologi tersebut. Penelitian tersebut berhasil
mengukur hubungan antara teknologi informasi dan kinerja individu dengan
suatu model TPC (Technology to Performance Chain). yang diadopsi dari
Goodhue dan Thompson (1995).
Satu syarat agar teknologi informasi ini dapat dimanfaatkan secara
optimal oleh perusahaan dan karyawan adalah jika informasi yang dibutuhkan
oleh mereka dapat dipenuhi. Prasyarat yang harus dapat dipenuhi oleh sistem
informasi akuntansi tersebut adalah mencakup aspek teknis muatan yang
dikandungnya dan juga penyampaian terhadap pengguna sehingga dapat
dimanfaatkan.
Kualitas jasa adalah perbandingan antara kualitas jasa yang dirasakan
oleh pengguna dengan kualitas yang seharusnya disediakan oleh departemen
informasi. Ia menyatakan bahwa kualitas jasa tergantung atas perbedaan
antara pelayanan yang diekspektasikan dengan yang dirasakan. Jika
ekspektasi pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan yang dirasakan maka
dapat dikatakan bahwa pelayanan tersebut tidak memuaskan. Jika
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
10
ekspektasinya lebih rendah dibanding yang dirasakan maka dapat dikatakan
bahwa kualitas jasa berada pada tingkat yang memuaskan.
Diamastuti (2003) menyatakan bahwa kualitas jasa mencakup: (1)
berwujud: merupakan bentuk lahiriah dari fasilitas fisik, perlengkapan,
personil, dan komunikasi, (2) reliabilitas: mencakup keandalan dan akurasi,
(3) responsibilitas: meliputi pelayanan yang cepat dan tepat, (4) kepercayaan:
meliputi pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam membangkitkan
kepercayaan dan keyakinan, (5) empati: berupa kepedulian departemen
informasi terhadap pengguna.
Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kualitas dari produk sistem
informasi akuntansi berkaitan dengan relevansi dari informasi yang berhasil
disajikan. Zmud (1978) menderivasikan suatu dimensi kualitas informasi
dimana komponen relevansinya tersusun atas: kemampuan untuk
diaplikasikan, kemampuan sebagai alat bantu, kesesuaian dengan kebutuhan,
signifikansi, dan kebermanfaatan.
Relevansi mencakup aspek-aspek berikut ini : (1) akurasi, berkaitan
dengan ketepatan informasi tersebut menyajikan sesuatu yang akan
disampaikan. Akurasi mencakup dua unsur yang harus dipenuhi yakni bahwa
informasi tersebut adalah akurat dan dapat dipercaya, (2) tingkat faktualitas,
berkaitan apakah informasi yang disajikan adalah faktual dan tidak ada yang
ditutup-tutupi, (3) kuantitas, berkaitan dengan apakah informasi yang
disajikan telah seluruhnya, bernilai material, cukup jumlahnya dan dapat
digunakan secara efektif, serta (4) realibilitas dan tepat waktu, mencakup
unsur unsur apakah informasi tersebut reliable, disajikan secara tepat waktu,
dan validitasnya tidak diragukan. Ada beberapa komponen yang merupakan
identifikasi sinyal-sinyal yang menunjukkan tingkat kepuasan end user
computing.
Boroudi dan Orlikowski (1998) menyebutkan ada tiga hal yang dapat
digunakan untuk mengukur parameter personal tersebut, yakni (1) kualitas
produk sistem informasi akuntansi, (2) pengetahuan dan keterlibatan
pengguna sistem informasi akuntansi, dan (3) respon terhadap departemen
informasi.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
11
Delone dan Mclean (1992) berusaha menyajikan perluasan faktor-
faktor tersebut menjadi: (1) kualitas sistem, (2) kualitas informasi termasuk
didalamnya akurasi, ketepatan, timeliness, informasi terbaru, dan keandalan,
(3) manfaat, (4) kepuasan pengguna, (5) faktor-faktor pribadi, (6) pengaruh
organisasi dalam kaitan dengan akibat penggunaan suatu sistem informasi
akuntansi terhadap peningkatan kinerja perusahaan. Pitt dkk. (1995)
menambahkan faktor-faktor yang ditawarkan oleh Delone dan Mclean
tersebut dengan faktor kualitas jasa informasi. Menurutnya, kualitas jasa
informasi tersebut meliputi muatan isi, realibilitas, dan validitas konvergen
Parasuraman dkk (1985) menyatakan bahwa kualitas jasa sebenarnya
adalah perbandingan antara kualitas jasa yang dirasakan oleh pengguna
dengan kualitas yang seharusnya disediakan oleh departemen informasi. Ia
menyatakan bahwa kualitas jasa tergantung atas perbedaan antara pelayanan
yang diekspektasikan dengan yang dirasakan. Jika ekspektasi pelayanan lebih
tinggi dibandingkan dengan yang dirasakan maka dapat dikatakan bahwa
pelayanan tersebut tidak memuaskan. Jika ekspektasinya lebih rendah
dibanding yang dirasakan maka dapat dikatakan bahwa kualitas jasa berada
pada tingkat yang memuaskan. Pada studi yang dilakukan pada tahun 1988 ia
berhasil mendeterminasikan kualitas jasa. Ada lima dimensi yang dicakup dari
kualitas jasa, yakni: (1) berwujud: merupakan bentuk lahiriah dari fasilitas
fisik, perlengkapan, personil, dan komunikasi, (2) reliabilitas: mencakup
keandalan dan akurasi, (3) responsibilitas: meliputi pelayanan yang cepat dan
tepat, (4) kepercayaan: meliputi pengetahuan dan kemampuan karyawan
dalam membangkitkan kepercayaan dan keyakinan, (5) empati: berupa
kepedulian departemen informasi terhadap pengguna
Dapat dikatakan bahwa sebenarnya tingkat kepuasan yang dirasakan
oleh pengguna tidak hanya dipengaruhi oleh kualitas informasi, pengetahuan
dan keterlibatan pengguna sistem informasi akuntansi dan sikap terhadap
departemen informasi tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor reliabilitas,
responsibilitas, kepercayaan dan empati terhadap sistem informasi akuntansi
tersebut. Tingkat kepuasan ini pada akhirnya akan mengarah kepada
peningkatan kinerja pengguna dan juga akan diiringi dengan kerelaan
menggunakan sistem informasi akuntansi yang implementasikan.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
12
Bailey & Person (1983) dalam Nurmayanti (2000) mengembangkan
instrumen penelitian yang memperluas pengukuran kepuasan pengguna
dengan memfokuskan pada dimensi aktivitas fungsi sistem informasi
akuntansi yang meliputi pelatihan, dokumentasi dan komunikasi para staf.
Delone dan Mc.Lean (1992) mengidentifikasikan model keberhasilan sistem
informasi akuntansi ke dalam enam katagori yaitu kualitas sistem, kualitas
informasi, penggunaan informasi, kepuasan pemakai, pengaruh individual dan
pengaruh organisasional.
Penelitian Sebelumnya
Penelitian-penelitian sistem informasi yang telah dilakukan cenderung
memfokuskan pada ukuran personal karena dianggap lebih mudah dilakukan
pengukurannya (Galleta dan Lederer, 1989). Ada beberapa komponen yang
merupakan identifikasi sinyal-sinyal yang menunjukkan tingkat kepuasan
pengguna akhir komputasi. Boroudi dan Orlikowski (1998) menyebutkan ada
tiga hal yang dapat digunakan untuk mengukur parameter personal tersebut,
yakni (1) kualitas produk sistem informasi yang diimplementasikan, (2)
pengetahuan dan keterlibatan pengguna sistem informasi, dan (3) respon
terhadap departemen informasi.
Penelitian tersebut memperkuat simpulan studi Ives, Olson dan
Baroudi (1983) seperti yang terdapat pada penelitian Kettinger dan Lee (1994)
yang menyatakan bahwa faktor utama kepuasan pengguna jasa sistem
informasi akuntansi adalah: kualitas produk informasi, tingkat pengetahuan
dan keterlibatan konsumen sistem informasi akuntansi dan sikap terhadap
para staf fungsi sistem informasi akuntansi. Ives at al., menyatakan bahwa
kualitas produk informasi menyediakan instruman evaluasi terhadap produk
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu sistem informasi akuntansi (Diamastuti,
2003).
Mulyadi (1999) dalam Diamastuti (2003) melakukan studi mengenai
pengaruh kualitas jasa dan kepuasan pengguna jasa sistem informasi
akuntansi. Studinya mengarah pada seberapa dimensi kualitas jasa
departemen sistem informasi akuntansi memberikan tambahan kemampuan
untuk memprediksi kepuasan langganan pada sistem yang ada. Dimensi
kualitas yang diukur pengaruhnya terhadap kepuasan para pemakai jasa
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
13
sistem informasi akuntansi adalah reliabilitas. Kualitas informasi diukur
pengaruhnya adalah keandalan pelayanan departemen sistem informasi
akuntansi, kualitas informasi yang dihasilkan dan sikap terhadap staf fungsi
sistem informasi akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya
perbedaan antar dimensi kualitas jasa berkaitan dengan kepuasan langganan
sistem informasi akuntansi.
D. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Berdasarkan landasan teori yang sudah dijelaskan dan penelitian
sebelumnya, maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Reliabilitas pada sistem informasi akuntansi berpengaruh secara
parsial terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi
H2: Derajat respon yang ada pada sistem informasi akuntansi berpengaruh
secara parsial terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi
akuntansi
H3: Empati pada sistem informasi akuntansi berpengaruh secara parsial
terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi
H4: Keyakinan pada sistem informasi akuntansi berpengaruh secara
parsial terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi
METODA PENELITIAN
1. Jenis Penelitian dan Obyek Penelitian
Jenis penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan
menggunakan analisis diskriptif sebagai penjabaran atas pengujian yang akan
dilakukan oleh peneliti. Rancangan dalam penelitian ini merupakan riset
lapangan yang dikelompokkan ke dalam jenis penelitian survey, karena
peneliti mengadakan survey melalui mail survey dalam memperoleh data dan
keterangan langsung pada obyek penelitian. Sebagai obyek dari penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah Bank Perkreditan Rakyat di Jember.
Alasan pemilihan Bank Perkreditan Rakyat adalah bahwa industri
perbankan merupakan salah satu industri yang salah satu keunggulannya
adalah sistem informasi akuntansi. Setiap bank yang ingin survival pasti
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
14
menerapkan sistem informasi akuntansi berbasis komputer. Selain itu,
teknologi yang digunakan selalu berkembang.
Selain itu, Bank Perkreditan Rakyat mempunyai karakteristik sebagai
sebuah industri kecil yang tentunya compunding variable diluar yang akan
diteliti lebih dapat dikendalikan dengan lebih baik.
2. Penentuan Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah Bank Perkreditan Rakyat di wilayah
Jember. Pertimbangannya adalah kesamaan pada budaya kerja dan
karakteristik serta penggunaan sistem informasi akuntansi dalam bertransaksi
dengan pengguna.
Cara pengambilan sampel dilakukan berdasarkan kelompok dengan
jumlah unit elemen yang lebih kecil. Agar penelitian ini benar-benar
mendapatkan informasi yang akurat, maka populasi dalam penelitian ini akan
kami batasi pada karyawan yang memakai jasa sistem informasi akuntansi dan
memberikan pelayanan kepada pengguna. Ketentuan ini berdasarkan alasan
agar populasi yang diteliti memiliki karakter yang sama.
Bank Perkreditan Rakyat yang dijadikan target sampel adalah Bank
Perkreditan Rakyat yang berlokasi di kabupaten Jember dan sekitarnya.
Dengan pertimbangan kemudahan dan kehematan serta representativitas
sample, jumlah sasaran yang digunakan sebagai areal responden adalah 16
buah BPR. Kuesioner yang disebarkan untuk masing-masing BPR adalah 15
set. Jumlah keseluruhan sebaran kuesioner adalah 240 set.
Kuesioner ini disusun berupa pertanyaan dan responden diminta
untuk memberikan jawaban atau persetujuan atas pernyataan dengan jalan
memilih salah satu dari jawaban yang tersedia. Masing-masing jawaban
kemudian diberi skor.
Dari 240 kuesioner yang disebar jumlah yang kembali ada 41 buah.
Empat kuesioner diisi tidak lengkap, dan tiga set kuesioner datang terlambat.
Respon rate mencapai 17% sementara yang dapat digunakan mencapai 14%.
Pengujian non response bias dilakukan dengan membandingkan rata-rata
tanggapan responden terhadap kualitas informasi. Hasil pengujian mean
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
15
menunjukkan tidak adanya perbedaan respon antara yang datang pertama
dengan yang terakhir (p=0,05).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menggambarkan kecenderungan umum dari
sampel yang diobservasi. Tabel 5.1 menunjukkan hasil analisis deskriptif
mengenai keadaan responden.
Tabel 5.1
Statistik Deskriptif Responden
Keterangan Jumlah
responden
Prosentase
Jenis Laki-laki 10 29,4118%
Kelamin Perempuan 24 70,5882%
Level Staff 30 88,2353%
Manajerial 4 11,7647%
Pengalaman > 3 tahun 27 79,4118%
=< 3 tahun 7 20,5882%
Perbandingan proporsi responden pada masing-masing kelompok
menunjukkan perbedaan yang mencolok. Jumlah responden perempuan
dominant dengan prosentase 70,5% atau lebih dari 2/3 perempuan. Ini
kemungkinan disebabkan karakteristik komposisis karywan industri Bank
Perkreditan Rakyat yang memang lebih banyak perempuannya. Demikian
pula dengan level karyawan staff dan manajerial. Responden yang menduduki
jabatan staff mencapai 88,2% sementara untuk jenjang manajerial hanya
11,7%. Kecondongan ini kemungkinan disebabkan metoda pengumpulan data
yang menggunakan snowball. Struktur organisasi di Bank Perkreditan Rakyat
yang ramping dengan bentuk piramida yang lebar di bawah. Namun ini dapat
juga disebabkan kebanyakan manajer cenderung malas untuk mengisi
kuesioner dan menyerahkan pengisian tersebut pada bawahannya. Alasan ini
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
16
pula yang menyebabkan responden yang mengisi didominasi oleh staff
dengan pengalaman kurang dari tiga tahun. Pada satu sisi, proporsi yang
cenderung condong pada satu kelompok menjadikan hasil penelitian lebih
homogen dan terkendali dari pengaruh pengalaman, usia, atau gender. Namun
pada sisi lain, hasil pengujian menjadi sulit untuk digeneralisir.
Tabel 1. Statistik Deskriptif Dimensi Kualitas Sistem informasi akuntansi
Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Kepuasan 2,20 4,20 3,3882 0,4375
Reliabilitas 2,00 4,50 3,3088 0,7073
Responsiviety 2,00 4,50 3,3676 0,6887
Empati 2,00 4,50 3,4118 0,6089
Keyakinan 2,50 5,00 3,4412 0,6368
Tabel 5.2. memperlihatkan bahwa kepuasan responden terhadap
penggunaan system informasi berada bada rentangan cukup memuaskan.
Dengan skala pengukuran rata-rata 1 – 5, tingkat kepuasan menunjukkan skor
yang sedang atau tengah-tengah dengan tendensi kearah kepuasan yang lebih
tinggi. Skor rata-rata kepuasan adalah 3,3882. Demikian pula dengan dimensi
kualitas yang menunjukkan skor tengah. Masing-masing hanya pada kisaran
angka 3 saja.
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik
regresi linier. Model yang digunakan adalah:
Y = konstanta + 1X1 + 2X2 + 3X3 +4X4 + error
Dengan
Y = Kepuasan Pengguna
X1 = Reliabilitas
X2 = Derajat respon
X3 = Empati
X4 = Keyakinan
Hasil pengujiannya menunjukkan data sebagai berikut:
Tabel 2. Hasil Pengujian F statistik
Sum of df Mean F
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
17
Squares Square
Regression 6,143 4 1,536 258,057**
Residual 0,173 29 5,951E-03
Total 6,315 33
Tabel 3. Hasil Pengujian t statistik
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t
B Std. Error Beta
Konstanta 0,174 0,119 1,459
X1 0,325 0,034 0,525 9,669**
X2 0,172 0,040 0,271 4,337**
X3 0,202 0,034 0,280 5,890**
X4 0,254 0,030 0,369 8,419** **) signifikan pada 0,05
R Square = 0,2973
Adjusted R Square = 0,2898
Tabel 2 menunjukkan skor F adalah 258,057 dengan signifikansi di
bawah 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa dukungan terhadap pernyataan
bahwa terdapat variasi hubungan pada masing-masing variabel independen
terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi. Dengan kata
lain dapat bahwa model layak untuk dilanjutkan pengujiannya.
Tabel 3 merupakan hasil pengujian koefisien secara parsial masing-
masing dimensi kualitas terhadap kepuasan pengguna layanan. Hipotesis satu
menyatakan bahwa reliabilitas pada sistem informasi akuntansi berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi diterima pada
level signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis null satu
berhasil ditolak.
Hipotesis dua menyatakan bahwa derajat respon yang ada pada
sistem informasi akuntansi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna jasa
sistem informasi akuntansi. Hasil pengujian menunjukkan dukungan terhadap
pernyataan tersebut pada level signifikansi 0,05. Dapat disimpulkan hipotesis
null dua berhasil ditolak.
Hipotesis tiga menyatakan bahwa empati pada sistem informasi
akuntansi berpengaruh terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi
akuntansi. Hasil regresi menunjukkan bahwa pernyataan tersebut didukung
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
18
pada level signifikansi 0,05. Dengan kata lain, hipotesis null lima berhasil
ditolak.
Hipotesis empat menyatakan bahwa keyakinan pada sistem informasi
akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pengguna jasa sistem
informasi akuntansi. Hasil regresi menunjukkan bahwa pernyataan tersebut
didukung pada level signifikansi 0,05. Dengan kata lain, hipotesis null lima
berhasil ditolak.
Bila diamati maka kekuatan masing-masing koefisien pembeda
dimensi kualitas terhadap kepuasan layanan adalah Reliabilitas (9,669)
Derajat respon (4,333) Empati( 5,890) Keyakinan (8,419). Artinya dari empat
dimensi kualitas tersebut dimensi reliabilitas yang paling dipertimbangkan
oleh langganan atau pengguna sistem informasi akuntansi.
Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa kepuasan langganan terhadap
sistem informasi akuntansi dipengaruhi oleh dimensi-dimensi kualitas yakni
reliabilitas, derajat respon, empati, dan keyakinan. Hal ini menunjukkan
dukungan terhadap studi yang dilakukan Parasuraman, Zeithaml dan Berry
(1993); Bailey & Person (1983); Nurmayanti (2000); Delone dan Mc.Lean
(1992); Olson dan Baroudi (1988); Ives, Olson dan Baroudi (1983); Kettinger
dan Lee (1994).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Perencanaan dan pengembangan sistem informasi akuntansi
merupakan sistem informasi akuntansi utama dari manajemen sistem
informasi akuntansi (Ball dan Haris, 1982; Hartog dan Herbert, 1986;
Leisthiser dan Wetherbe, 1986; dan Dicson dkk., 1984). Sistem informasi
akuntansi menjadi salah satu kunci untuk memenangkan persaingan.
Meskipun demikian perlu diwaspadai adanya masalah yang muncul dalam
pengembangan sistem.
Chau dan Tam (2000) menyatakan bahwa pendeknya siklus hidup
perangkat keras, sistem informasi akuntansi dan komputer mengharuskan
perusahaan mengimplementasikan sistem informasi akuntansi baru yang
kemungkinan melahirkan problem-problem lain. Lederer dan Salmela (2001)
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
19
Mengatakan bahwa kegagalan pengembangan sistem menyebabkan hilangnya
kesempatan, adanya duplikasi pekerjaaan, sistem yang tidak kompatibel, dan
pembuangan sumberdaya. Sementara Gottschalk (1999) melihat bahwa
kegagalan pengembangan sistem memunculkan masalah pada prioritas
strategi di masa depan.
Banyak penelitian yang mencoba untuk mengidentifikasikan faktor-
faktor yang memberikan kontribusi terhadap kinerja sistem atau kemungkinan
berhasilnya pengembangan sistem informasi akuntansi yang berkaitan dengan
kualitas jasa sistem informasi akuntansi dan kepuasan para pengguna sistem
informasi akuntansi tersebut. Penelitian yang dilakukan Olson dan Baroudi
(1988) memperkuat penelitian Ives, Olson dan Baroudi (1983) seperti yang
terdapat pada penelitian Kettinger dan Lee (1994) yang menyatakan bahwa
faktor utama kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi adalah:
kualitas produk informasi, tingkat pengetahuan dan keterlibatan konsumen
sistem informasi akuntansi dan sikap terhadap para staf fungsi sistem
informasi akuntansi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor kualitas
produk informasi merupakan evaluasi terhadap produk dan jasa fumgsi sistem
informasi akuntansi. Namun faktor sikap terhadap para staf fungsi sistem
informasi akuntansi mencakup perubahan dan perluasan fungsi pelayanan
departemen sistem informasi akuntansi yang terjadi.
Parasuraman dkk (1985) menyatakan bahwa kualitas jasa sebenarnya
adalah perbandingan antara kualitas jasa yang dirasakan oleh pengguna
dengan kualitas yang seharusnya disediakan oleh departemen informasi. Ia
menyatakan bahwa kualitas jasa tergantung atas perbedaan antara pelayanan
yang diekspektasikan dengan yang dirasakan. Jika ekspektasi pelayanan lebih
tinggi dibandingkan dengan yang dirasakan maka dapat dikatakan bahwa
pelayanan tersebut tidak memuaskan. Jika ekspektasinya lebih rendah
dibanding yang dirasakan maka dapat dikatakan bahwa kualitas jasa berada
pada tingkat yang memuaskan.
Pada studi yang dilakukan pada tahun 1988 ia berhasil
mendeterminasikan kualitas jasa. Ada lima dimensi yang dicakup dari kualitas
jasa, yakni: (1) berwujud: merupakan bentuk lahiriah dari fasilitas fisik,
perlengkapan, personil, dan komunikasi, (2) reliabilitas: mencakup keandalan
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
20
dan akurasi, (3) responsibilitas: meliputi pelayanan yang cepat dan tepat, (4)
kepercayaan: meliputi pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam
membangkitkan kepercayaan dan keyakinan, (5) empati: berupa kepedulian
departemen informasi terhadap pengguna.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null satu berhasil
ditolak. Reliabilitas pada sistem informasi akuntansi berpengaruh secara
parsial terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi.
Demikian juga bahwa hipotesis null dua, tiga, dan empat berhasil ditolak.
Artinya adalah derajat respon yang ada pada sistem informasi akuntansi
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi.
Dan juga dimensi empati pada departemen sistem informasi akuntansi
berpengaruh terhadap kepuasan pengguna jasa sistem informasi akuntansi.
Dengan kata lain dapat juga disimpulkan bahwa keyakinan pada sistem
informasi akuntansi berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan pengguna
jasa sistem informasi akuntansi. Namun demikian, diantara keempatnya,
dimensi reliabilitas yang paling dipertimbangkan oleh langganan atau
pengguna sistem informasi akuntansi.
Keterbatasan Dan Saran
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang hasilnya dapat
digunakan sebagai acuan dalam melihat dimensi-dimensi kualitas system
informasi yang dipersepsi baik oleh langganan. Kelemahan penelitian ini
adalah pada pemilihan sampel yang tidak menggunakan metoda random
sehingga sample sebenarnya tidak merepresentasikan populasi langganan
system informasi yang sebenar-benarnya. Kriteria sampel dengan
menyamakan jenjang jabatan dan meniadakan variabel pengalaman, usia,
pendidikan, dan keahlian juga menyebabkan kelemahan validitas jawaban.
Penelitian mendatang sebaiknya memperhatikan hal ini.
Metoda penentuan target sample juga tidak begitu baik, karena
pertimbangan yang digunakan adalah kemudahan dan kehematan. Sehingga
sample tidak meniadakan pengaruh ukuran-ukuran Bank Perkreditan Rakyat
yang mungkin merupakan compounding factor yang signifikan.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
21
Faktor kematangan system informasi yang diaplikasikan di masing-
masing Bank Perkreditan Rakyat juga tidak dipertimbangkan. Faktor ini dapat
diduga berpengaruh terhadap tingkat penggunaan dan kualitas system
informasi tersebut. Bagaimana pun system informasi yang matur tentu lebih
memberikan kemudahan dalam penggunaan dan implementasinya.
Jumlah responden yang mengembalikan kuesioner sangat kecil
sehingga hasil pengujian tidak cukup layak disimpulkan dapat digeneralisasi.
Jawaban responden yang digunakan sebagai data analisis tidak cukup
mewakili langganan system informasi. Penelitian mendatang sebaiknya
mempertimbangkan kecukupan jumlah sampel yang digunakan.
Temuan-temuan penelitian ini cukup membantu dalam melihat
faktor-faktor dimensi kualitas dalam pengembangan system informasi.
Bagaimanapun baiknya sebuah system informasi, tentu tergantung pada
manusia yang menggunakannya. Selain dimensi-dimensi tersebut, dalam
penelitian mendatang perlu kiranya diukur pula secara simultan dengan
variabel-variabel pengguna atau langganan. Hasilnya tentu akan lebih
komprehensip dan memberikan penjelasan yang lebih baik.
Pengaruh Kualitas Sistem Informasi terhadap Kepuasan Langganan Dalam Pengembangan
Sistem Informasi Akuntansi
22
DAFTAR PUSTAKA
Bodnar, George H and William S. Hopwood.1995. Accounting Information
System, 6th
Editions, Prentice Hall, Inc, Englewood Cliffs, New
Jersey.
Compeau, D. R., and Higgins, C. A. 1995. Computer Self-Efficacy:
Development of a Measure and Initial Test, MIS Quarterly.
Cooper, Donald R and C. William Emory.1995. Business Research Methods,
5th Editions, Richard D. Irwin, Inc.
Diamastuti, Erlina. 2003. Pengaruh Kualitas Layanan Sistem Informasi
Terhadap Kepuasan Pelanggan Dalam Pengembangan Sistem
Informasi: Studi pada perusahaan operator telephone selluler di
Surabaya. Jurnal Ekonomi, Akuntansi dan Manajemen. 2003.
Wilkinson. Joseph W & Michael J.Cerullo. 1997. Accounting Information
Systems. Essential Concepts and Applications. 3rd
Edition.. John
Wiley & Sons Inc. Printed in United States of America.