14
AGNPS AGRICULTURAL NON POINT SOURCE POLLUTION MODEL Conservation Service, Morris, Minnesota bekerjasama dengan USDA-SCS, MPCA (Minnesota Pollution Control Agency), LCMR (Legeslative Commission in Minnesota Resources) dan EPA (Environmental Protection Agency) (Young et al. 1994). Gabungan antara model distribusi (distributed model) dan model rangkaian (sequental model). Penyelesaian persamaan keseimbangan masa dikerjakan secara simultan di seluruh sel, dan air serta polutan ditelusuri dalam rangka aliran di permukaan lahan dan di saluran secara berurutan.

AGNPS OK

Embed Size (px)

DESCRIPTION

School Work

Citation preview

AGNPS

AGNPSAgricultural Non Point Source Pollution ModelModel parametrik yang dikembangkan oleh USDA-ARS, North Central Soil Conservation Service, Morris, Minnesota bekerjasama dengan USDA-SCS, MPCA (Minnesota Pollution Control Agency), LCMR (Legeslative Commission in Minnesota Resources) dan EPA (Environmental Protection Agency) (Young et al. 1994).Gabungan antara model distribusi (distributed model) dan model rangkaian (sequental model).Penyelesaian persamaan keseimbangan masa dikerjakan secara simultan di seluruh sel, dan air serta polutan ditelusuri dalam rangka aliran di permukaan lahan dan di saluran secara berurutan.Bekerja pada basis sel geografis (dirichlet tesselation) yang digunakan untuk menggambarkan kondisi daratan (Upland) dan saluran (Chanel).

Dirichlet tesselation adalah proses pembagian dan pengelompokan DAS menjadi sel (dikenal poligon Thiesen)

Setiap sel mempunyai resolusi 2,5 akre(1,01 ha) 40 akre (16,19 ha)

Struktur Model AGNPSDAS dengan luas < 2000 akre (809,36 ha) Ukuran sel < 10 akre

DAS dengan luas > 2000 akre (809,36 ha) Ukuran sel = 40 akre (Yoon, 1996)

Nilai Parameter model untuk skala sel ditetapkan berdasarkan kondisi biofisik aktual pada masing-masing sel.

Struktur Model AGNPS

Input Parameter Model AGNPSInput ParameterIdentifikasi DAS;Luas tiap sel;Jumlah sel ;Curah Hujan;Energi Intensitas hujan (Indeks erosivitas hujan)Initial DataInitial DataData per sel(Spreadsheet data entry)(Yoon, 1996)Nomor sel; Nomor sel penerima; Arah aliran (Aspect, delapan arah mata angin); Bilangan kurva aliran permukaan; Kemiringan lereng (%); Faktor bentuk lereng (cekung, cembung dan datar); Panjang lereng (feet); Kemiringan lahan saluran rata-rata (%);Koefisien aliran Mannings (n); Faktor erosibilitas tanah (K);Faktor penutupan vegetasi dan pengelolaan tanaman (C); Input Parameter Per Sel Faktor pengelolaan lahan tindakan konservasi tanah (P); Konstanta kondisi permukaan (SCC); Tekstur tanah (T); Indikator pemupukan (FI); Ketersediaan pupuk pada permukaan tanah (AF);Indikator pestisida (PI); Indikator point source (PS); Sumber tambahan erosi (AE); Faktor kebutuhan oksigen kimiawi (COD);Indikator impoundment (IF); Indikator saluran (CI). Input Parameter Per Sel Ketebalan dan laju aliran permukaan; Sedimen, terdiri atas rata-rata erosi per satuan area, SDR, nisbah pengkayaan N dan P, rata-rata sediman per satuan area dan total hasil sedimen.Hasil Keluaran (Output)Grafik DAS (Watershed summary) maupun per sel.Tabular DAS (Watershed summary) maupun per sel.Hasil Output DASOutput Parameter Model AGNPSVolume aliran permukaan (inches); Laju puncak aliran permukaan (cfs);Aliran permukaan yang dihasilkan di tiap sel (cfs); Sedimentasi setiap sel atau sedimentasi secara spasial (total dan tiap partikel) (tons);Konsentrasi sedimen (ppm) secara spasial atau tiap sel; Distribusi sedimen tiap partikel (tons); Erosi permukaan tiap sel (tons) / erosi permukaan secara spasial;Erosi saluran (tons);Hasil Output per Sel yang ada dalam DASJumlah deposisi (%) secara spasial;Nisbah Pengkayaan;Sedimen delivery ratio (SDR);Kandungan N (total) dalam sedimen (lbs/acre);Konsentrasi N (ppm);Mass N of soluble material in runoff (lbs/acre); Kandungan P dalam sedimen (lbs/acre); Konsentrasi P (ppm);Jumlah P dalam aliran permukaan (lbs/acre);Konsentrasi COD (ppm);Jumlah COD (lbs/acre).Dapat memprediksi erosi dengan hasil akurat di seluruh DAS berdasarkan parameter distribusi yang digunakan;Dapat mensimulasikan berbagai kondisi biofisik DAS secara bersamaan;Hasil prediksi model dapat meliputi aliran permukaan, hasil sedimen, kehilangan N dan P serta kebutuhan oksigen kimiawi, baik yang terjadi di dalam setiap sel maupun kontribusi dari sel lain;Dapat memprediksi DAS sampai mencapai luas 20.000 ha atau sebanyak 2.500 sel (Young dan Onstad, 1990; Sinukaban, 1997)KELEBIHAN MODEL AGPNSInput model yang digunakan sangat banyak;

Keluaran aliran permukaan hanya berupa volume dan debit, tidak bisa menghasilkan hidrograf;

Keluaran untuk erosi dan sedimen menggunakan satuan yang terlalu tinggi (ton) dan desimal yang digunakan terlalu sedikit, hanya 1.

Keluaran untuk volume dan laju puncak aliran permukaan terlalu tinggi, masing-masing dalam cm dan cfs.KEKURANGAN MODEL AGPNS

Operasional Model AGPNS Perhitungan erosi inisial untuk seluruh sel dalam suatu DAS (Melakukan pendugaan erosi permukaan, aliran permukaan, waktu hingga aliran permukaan terkonsentrasi dan tingkat larutan polutan yang meninggalkan DAS dalam aliran permukaan)Perhitungan volume aliran permukaan yang meninggalkan sel yang mengandung endapan dan impoundment untuk sel utamaPerhitungan laju aliran permukaan terkonsentrasi, untuk menurunkan kapasitas transpor kanal dan untuk menghitung laju aliran endapan dan hara aktual

STANFOR IV vs AGNPSSTANFOR IV vs AGNPS

STANFOR IV vs AGNPS