Upload
himawan-hadi
View
1.248
Download
5
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
ADITIF DALAM MATERIAL PLASTIK
Mochamad Chalid
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Property Extenders
Modifiers
Processing Aids
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Aplikasi Aditif Polimer
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Material Termoplastik yang banyak digunakan
Total 30.251.000 tonnes in 1997
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Trends and driving forces within polymer additive industryProcessing of materials at higher temperatures Plastics having a natural look Lightweight fillers Decreased migration Recycling of plastics Stronger growth numbers of polyolefines compared to PVC One pack formulations Urge to comply with future legislative regulations
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Polymer additives being perceived as greenFuture legislative regulations are a strong driving force towards innovation
... - As a result of continuing controversy, heavy metal based heat stabilisers, pigments and flame retardants, as well as phthalate based plasticisers currently remain under pressure-More environmentally sound, non-toxic, green additives are desirable
- If a good price/performance ratio can be obtained, additives based on renewable resources, offer the ideal green additive
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Additives and renewablesPresent: Polymer additives are overwhelmingly based on petrochemical resources
Examples of commercially available additives already partly based on renewables: Lubricants Antistatic agents Anti fogging agents (Specialty) plasticisers Clarifying agents
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BAHASAN ADITIF POLIMER
Resin & Additives
Mixing
Peletizing or Direct Process
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Satuan Acara Pengajaran Kuliah Aditif PolimerPengajar: Mochamad Chalid, S.Si, M.Sc.Eng. (MC) & Ir. Sumadi Agustinus (SUM) Tujuan Pengajaran: Mampu menjelaskan latar belakang, klasifikasi, jenis dan proses pencampuran aditif dalam produk polimer Evaluasi (MC): Kehadiran(5%) Kuis(10%) Tugas(5%) Mid Test(40%) Ujian Akhir(40%)Pekan I & II Pokok bahasan & isi pokok Bahasan Media PP Tugas Dosen
Pendahuluan perkuliahan Gambaran umum materi kuliah Aditif penahan api Aditif anti statik Aditif pembantu proses Aditif pelumas Aditif plastisasi & Aditif peniup Aditif pada produk PVC
MC
III IV
PP PP Presen tasiPresen tasi Presen tasi
MC MC
V VI VII
PP PPPP
MC MC MC
Aditif pada produk PPAditif pada produk PVC & Kuis
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
Satuan Acara Pengajaran Kuliah Aditif PolimerPengajar: Mochamad Chalid, S.Si, M.Sc.Eng. (MC) & Ir. Sumadi Agustinus (SUM) Tujuan Pengajaran: Mampu menjelaskan latar belakang, klasifikasi, jenis dan proses pencampuran aditif dalam produk polimer Evaluasi (MC): Kehadiran(5%) Kuis(10%) Tugas(5%) Mid Test(40%) Ujian Akhir(40%)Pekan VIII Pokok bahasan & isi pokok Bahasan Media PP Tugas Dosen
Dasar proses pencampuran aditif
MC
IX IV
Proses pencampuran dan kendali mutu Studi kasus pengembangan produk PVC Studi kasus pengembangan PP dan PE
PP PP Presen tasiPresen tasi kuis
MC MC
V VI VII Kunjungan ke industriReview & kuis
PP PPPP
MC MC MC
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ADITIF DALAM MATERIAL PLASTIKDefinisi: Aditif plastik adalah bahan yang ditambahkan dalam material plastik dengan tujuan memperbaiki properties dan mempermudah dalam processing Aditif dikelompokkan atas tujuan: Meningkatkan properties: Antioxidant, UV/Light Stabilizer, Heat stabilizer, Flame retardant, Anti Static agent Mempermudah process: Processing aid, Lubricant, Slip agent, anti block agent Memodifikasi produk: Plasticizer, Blowing agent, Nucleating agent
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ADITIF DALAM MATERIAL PLASTIK Antioxidants : Mencegah/memperlambat terjadinya oksidasi material plastik baik oleh udara maupun oleh oksidator lain. UV/Light Stabilizers: melindungi plastik dari degradasi yang disebabkan oleh radiasi sinar UV/tampak Heat Stabilizer: Mencegah rusaknya material plastik karena pengaruh panas,terutama pada saat pemrosesan dari resin menjadi produk plastik Flame Retardant: mencegah terbakarnya material plastik Antistatic Agent: mengurangi sifat surface electrical charges dari plastik, mencegah menempelnya debu pada permukaan produk plastik
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ADITIF DALAM MATERIAL PLASTIK Processing aid: mencegah timbulnya masalah-masalah selama proses pencetakan poduk plastik Lubricant: mengurangi gaya gesek (friction) antar molekul plastik, mencegah menempelnya plastik pada cetakan dan bagian-bagian mesin yang lain Plasticizer: membentuk material plastik lebih pleksibel dan mempermudah prosesing Blowing Agent : memberikan efek expanding pada material sehingga plastik memiliki kerapatan yang lebih kecil.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ADITIF DALAM MATERIAL PLASTIK
Nucleating Agent : mengontrol pertumbuhan spherulites dalam plastik semi-crystaline. Pemicu terbentuknya kristal dalam plastik semi-crystaline. Anti block agent: mencegah terjadinya lengket pada plastik film, baik diantara plastik maupun dengan roller calendering. Slip agent : mencegah terjadinya lengket pada plastik film.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI OXIDANTSenyawa kimia yang digunakan untuk mencegah atau menghambat terjadinya reaksi oksidasi dari material plastik Reaksi oksidasi pada plastik dapat terjadi saat: Saat pembentukan resin Saat pemrosesan resin Saat penyimpanan resin Saat produk barang plastik disimpan Saat produk barang plastik digunakan
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI OXIDANT Akibat reaksi oksidasi pada plastik: Menurunkan berat molekul plastik akibat pemotongan rantai molekulnya Berkurang/hilangnya kekuatan mekanik Permukaan menjadi kasar Perubahan warna Perubahan Melt Flow
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI OXIDANT Mekanisme reaksi oksidasi plastik1. Chain Initiation (langkah pengaktifan): karena adanya :heat/ O2/ uv light/ mech. shear R - R 2 R* R - H R* (radikal alkil)
2. Chain Propagation (reaksi lanjutan): R* + O2 R O O* (radikal peroxid) R O O* + RH R O O H + R* hidro peroxide
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI OXIDANT Mekanisme Reaksi oksidasi plastik3. Chain Branching: ROOH R - O* + *O H (radical alkoxyl) (radical hidroxyl) 2 ROOH RO* + R O O* + H2O 4. Chain Termination: RO2* produk yang tidak aktif + O2 RO2* + R* ROOR 2 R* R R 2 R* RH + Olefin
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI OXIDANT Pengelompokan Antioxidant:1.Primary Antioxidant (Preventive AO) Berfungsi untuk menjadikan peroxid maupun radikal alkil yang terbentuk dalam tahap pengaktifan dan tahap propagasi (misal: phenoxy) menjadi tidak aktif dengan membentuk radikal lain dan produk samping yang stabil. 2.Secondary Antioxidant (Chain Branching AO) Menguraikan senyawa hidro peroxid dengan membentuk senyawa yang lebih stabil. 3.Metal Deactivators Menangkap ion-ion logam yang terdapat dalam polimer dengan membentuk senyawa kompleks (Chelats) yang stabil. Untuk mendapatkan hasil yang optimal, penggunaan AO primer harus dikombanasikan dengan penggunaan AO sekunder
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI OXIDANTPEMAKAIAN ANTIOXIDANT DI DUNIA (1997): Kimia Antioxidant Turunan Phenol Aromatic Phosphites Thioethers Others Konsumsi 50 % 33 % 8 % 9% Nama dagang Irganox TM , BHT Irgafos TM Alpha-tocopherol (Vit E)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERBahan yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya reaksi akibat photo oxidation oleh sinar ultra ungu dan sinar tampak terhadap material plastik Kerusakan plastik akibat photo-oxidation: - Perubahan warna - Rusaknya permukaan (surface cracking) - Berkurangnya flexibilitas - Berkurangnya sifat gloss - Berubahnya sifat-sifat elektrik
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERFungsi UV-Stabilizer: Melindungi polimer dari radiasi sinar UV dan sinar lain yang dapat menyebabkan polimer terdegradasi Makin pendek panjang gelombang, makin besar kerusakan yang dapat ditimbulkan, karena energi radiasi yang dihasilkan pun semakin besarPanjang gelombang 290 300 320 350 400 Energi Kcal Einstein -1 100 95 90 81 71 Energi KJ instein -1 419 398 375 339 300 Jenis Ikatan CH C-C CO C - Cl C-N Energi Ikat KJ mole 1 380 420 340 - 350 320 - 380 300 - 340 320 330
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME KERJA UV/LIGHT STABILIZER: Penyerapan sinar UV (UV Stabilizer) Quencher Dekomposisi senyawa Hydroperoxide (Sinar UV mengaktifkan senyawa hydroperoxid. HPdecomposer menguraikan HP menjadi senyawa yang tidak aktif) Free radical Scavenging
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME KERJA UV ABSORBER Menyerap sinar UV dan mengubahnya ke dalam energi panas. Sinar UV yang diserap sebanding dengan konsentrasi UV-absorber (hukum lambert). Untuk mendapatkan efek optimal konsentrasinya harus tinggi atau ketebalan polimer cukup. Oleh karena itu UVabsorber tidak efektif jika digunakan untuk film tipis (kemasan makanan) UV-Absorber yang banyak digunakan adalah hydroxy Benzophenone dan hydroxyphenyl-Benzotriazole (aman, murah, tidak berwarna)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME KERJA UV ABSORBER
Transfer proton pada 2-hidroksibenzophenon
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME KERJA UV ABSORBER
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME KERJA QUENCHER Mengambil energi yang telah diserap sebelumnya oleh chromophore. ( tidak langsung menyerap UV ) contoh: Special nickel-phenolates
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME KERJA FREE RADICAL SCAVENGER Bahan Free radical Scavenger Bereaksi dengan radikal alkil yang terdapat bebas dalam polimer
Hindered Amine Light Stabilizer ( HALS )
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME REAKSI HALS ( 1 ) :
Reaksi dengan nitroxyl radical, menonaktifkan alkyl radical dengan membentuk hydroxyl amine ether derivative
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME REAKSI HALS ( 2 ) :
Deceleration of the oxidative chain scission by inactivation of peroxy radical
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERMEKANISME REAKSI HALS ( 3 ) : [>NO* PP] + PP-OOH [>NO* HOO-PP] + PP Immobilization of Hydroperoxide by Hydrogen Bridge Bonding to Nitroxyl Radicals
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERLight-Stabilizer yang banyak digunakan : Hindered Amine Light Stabilizers ( HALS ) Hydroxy Benzophenones Hydroxyphenil Benzotriazoles Organic Nickel Compound Aplikasi dalam termoplastik HALS Benzotriazoles Benzophenones Lainnya (dunia, 1994) 44 % 29 % 18 % 9%
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERKONSUMSI UV/LIGHT STABILIZER PADA TERMOPLASTIK:
Disadur dari Plastic Additive Handbook
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERContoh pemakaian UV stabilizer pada botol PET: % transmisi sinar UV pada panjang gelombang 340-380 adalah 0%
Sumber: SpecialChem.com
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERPemakaian UV/Light Stabilizer dalam termoplastik (dunia, 1994): HALS (Hindered Amine Light Stabilizer) Benzotriazoles Benzophenones Others 44 % 29 % 18 % 9%
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
UV/LIGHT STABILIZERCONTOH APLIKASI UV/LIGHT STABILIZERNAMA DAGANG NAMA KIMIA PVC PE PP X X X X X X X X X X X Komposisi 0.25 0.3% X PET PS KETERANGAN Utk kemasan biomedis
TinuvinTM 770 HALS TinuvinTM P Hydrobenzo phenone Benzotri-azoles Carbon Black Organosalt Nickel
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZERBahan yang ditambahkan ke dalam material plastik agar material tersebut tahan terhadap serangan panas
Fungsi Heat Stabilizer : Mencegah rusaknya material plastik karena pengaruh panas, terutama pada saat pemrosesan dari resin menjadi produk PVC tidak stabil (mudah terdegradasi) pada temperatur proses
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZER DEGRADASI PVC SELAMA PROCESSING:Degradasi PVC dimulai dengan pelepasan molekul HCl (dehydrochlorination). Dehydrochlorination membentuk ikatan kimia ganda, conjugated polyene, yang sangat tidak stabil dan menyebabkan terjadinya chain scission, crosslinking dan perubahan warna (discoloration) pada PVC. Senyawa HCl yang dilepaskan merupakan autocatalyst untuk degradasi PVC selanjutnya. Penyebab utama degradasi PVC adalah ketidakteraturan struktur, seperti keberadaan tertiary atau allylic chlor atom dalam PVC.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZERKRITERIA PEMILIHAN HEAT STABILIZER: Dehidroklorinasi (preventive function) atau setidaknya menghambat dehidroklorinasi Polyene sequence (curative function) Carbenium salt (curative function)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZERJENIS STABILIZER PADA PVC : Tin (organometal) stabilizer: - butyl tin mercaptides - octyl tin mercaptides - butyl tin carboxylate - octyl tin maleate Lead stabilizer Mixed metal stabilizer (Zn, Ca/Zn, Mg/Zn, Ba/Zn, Ba/Ca/Zn) Organic based stabilizer Metal free stabilizer
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZERJenis Tin (organometal) stabilizer
Dialkyltin mercaptides
Alkyltin mercaptides
Dialkyltin carboxylate
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZERManfaat tin-stabilizer : Mekanisme reaksi menyeluruh (penyerapan HCl, reaksi adisi polyene, reaksi carbenium salt) Untuk produk PVC transparan Kecepatan migrasi cukup rendah
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZERJenis Metal Karboksilat: Barium / Cadmium stabilizer Barium / Zinc Stabilizer Calcium / Zinc Stabilizer Manfaat Metal Karboksilat : Cd, Zn : baik untuk initial stability, tetapi kurang untuk stabilitas jangka panjang Ba, Ca : kurang untuk initial stability, tetapi baik untuk stabilitas jangka panjang Diperlukan co-stabilizer untuk destabilisasi efek CdCl2 / ZnCl2 Sebagian digunakan untuk produk transparan
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZERJenis Lead Stabilizer:Tribasic Lead-Sulphate Dibasic Lead-Stearate Neutral Lead-Stearate Dibasic Lead-Carbonate Dibasic Lead Phthalate 3 PbO PbSO4 H2O 2 PbO Pb(OOCC17H35)2 Pb(OOCC17H35)2 2 PbO PbCO3 2 PbO Pb(OOC) 2C6H4
Manfaat Lead Stabilizer :Baik untuk initial stability Tidak ada efek destabilisasi ( tidak diperlukan co-stabilizer) Efek sinergi antara lead stearat dengan lead salt membentuk sistem yang stabil Tidak digunakan untuk produk transparan
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZERMetal Free Stabilizer:
Manfaat : untuk aplikasi tertentu (kemasan makanan) Memerlukan co-stabilizer (Epoxy compound, polyols, phenolic antioxidants, 1,3-diketones, dihydropyridines, serta beberapa kompon anorganik lainnya ) Contoh : Aminocrotinic acid ester
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
HEAT STABILIZER
Konsumsi Heat Stabilizer pada PVC Senyawa Pb (Sulfat, stearat, carbonat, phtalat) 68 % Ca/Zn Carboxylate 13 % Senyawa organik Sn 9 % Ba/Zn Carboxylate 8 % Lainnya 2 %
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTFlame Retardant: Bahan yang dapat membantu plastik agar tidak mudah terbakar Flame retardant biasanya ditambahkan dalam produk plastik, khususnya plastik untuk fasilitas umum seperti: Bahan bangunan & konstruksi Barang-barang elektronik (kulkas, TV) Transportasi (mobil, pesawat, kapal, KA) Furniture
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTFungsi Flame Retardant: Mencegah terjadinya kebakaran Memperlambat pembakaran dan perusakan polimer Mengurangi emisi asap Mencegah terjadinya percikan api
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTProses Pembakaran: Pemanasan Dekomposisi Penyalaan awal Penyebaran api Timbulnya asap
Proses pembakaran ini harus diputuskan siklus pembakaran dengan penambahan Flame Retardant
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTMekanisme Flame Retardant: 1. Pada Fasa Kondensasi Dapat terjadi baik secara kimia atau fisika. FR berfungsi sebagai heat sink, pembentukan char, dilution atau reaksi kimia endoterm 2. Pada Fasa Gas Menghentikan reaksi pembakaran
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANT
Pengelompokkan Flame retardant Senyawa yang mengandung Phosphate Senyawa yang mengandung Halogen (Brom, Chlor) Aluminum Trihydrate (ATH)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTFlame Retardant yang mengandung phosphate: Tritolyl phosphate dan trixylyl phosphat stearat flame retardant yang juga berfungsi sebagai plasticiser banyak digunakan pada produk PVC (tidak seperti phthalates yang mengurangi ketahanan terhadap kebakaran pada produk PVC) Halophosphates seperti tri(chloroethyl) phosphate Bila digunakan secara bersamaan dengan antimony oxide, triphenyl stibine atau antimony oxychloride akan diperoleh hasil yang lebih baik
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTFlame Retardant yang mengandung Chlor: Chlorinated paraffins Digunakan pada PVC dan polyester Sangat efektif bila dalam penggunaannya bersama-sama dengan antimony oxide Senyawa Bromine Sangat efektif bila digunakan bersamaan dengan antimony oxyde, triphenyl stibine atau antimony oxychloride. Lebih kuat dari pada senyawa Chlor Contoh: Tribromotoluene dan Pentabromophenyl allyl ether
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTFlame retadant Aluminum Trihidrate (ATH) Digunakan bila temperatur proses tidak terlalu tinggi Aluminium trihydrate digunakan secara luas pada resin polyester laminating Penambahan Flame retardant dapat mempengaruhi sifat plastik seperti: Sifat mekanik Density Melt Flow Index (MFI): semakin >> Flame retardant, MFI >> Heat Deflection Temperature (HDT): semakin >> Flame retardant, HDT >>
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTPEMAKAIAN FLAME RETARDANT DALAM RESIN Tingkat FR (% berat ) 1 8 - 10 14 10 21 6 -15 ~60
Resin PC PC/ABS PE PP PVC
Flame Retardant Alkali metal organosulfonate Tetrabromobisphenol-A Resorcinol Diphenyl Phosphate Triphenylphosphate Decabromodiphenyloxide Tetrabromobisphenol-A, Bis ( 2,3-dibromopropylether ) Alumina trihydrate
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
FLAME RETARDANTPerformance Test: Flammability Test ** Daftar Standard Test Methods ASTM D 635 : UL 94 HB ASTM D 3801 : UL 94 V-0 ASTM D 4808 : UL 94 V-0 untuk flexible plastics ASTM D 5048 = ISO 10351: UL 94 5V ISO 1210 : UL 94 HB dan V-0 test ASTM D 2863 = ISO 4589-2 : Limiting oxygen Index ASTM D 4804 = ISO 9773
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTISTATIC AGENTAntistatic agent Suatu bahan yang ditambahkan dalam plastik dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan muatan elektro static yang ada pada permukaan plastik Pemukaan plastik memiliki tahanan permukaan (surface resistivity) yang tinggi sehingga dapat menimbulkan arus listrik yang tinggi jika terkena gesekan antar permukaan Berbahaya bagi pengguna/pekerja baik selama pencetakan produk, pemakaian maupun transfortasi.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTISTATIC AGENTFaktor yang mempengaruhi besarnya muatan listrik yang ditimbulkan tergantung kepada: Derajat kontak Sifat gesekan Kondisi RH Sifat Listrik plastik (konstanta dielektrik dan resistivitas) Plastik yang menyimpan electro static di antaranya: PVC, PS, PET, PP, PE, Nylon, dll
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTISTATIC AGENTBeberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan migrasi antistatic ke luar permukaan produk plastik: Kompatibilitas antara molekul plastik dengan antistatic Kistalinitas plastik. Makin besar persen kristalinnya maka akan semakin sulit untuk bermigrasi. Hubungan dengan aditif lainnya apakah sinergis ataukah natargonis. Konsentrasi (komposisi) antistatic Temperatur proses dan pemakaian produk. Sebaiknya tidak terlalu cepat juga tidak terlalu lambat bermigrasi, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan pemakaian
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTISTATIC AGENTPengelompokan bahan Antistatic: Non-ionic (seperti: ester asam lemak, ethoxylated alkyl amine, diethanol amide, dsb) Anionic (alkyl sulphonate, alkyl phosphate, alkali metal) Cationic (garam-garam ammonium) Amphoteric (alkyl betaine) Pemilihan bahan Antistatic tergantung pada: Plastik yang digunakan Stabilitas termal yang dikehendaki
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTISTATIC AGENTBahan Antistatic yang biasa digunakan PVC: Untuk Rigid PVC ethoxylated amine, fatty acid ester (0,5 2%) Untuk Flexi PVC ethoxylated alcohol, fatty acid ester (0,5 1,5%) Untuk plastik lainnya: LDPE/LLDPE (ethoxylated amine, fatty acid ester (0,1 - 1%)) HDPE/PP (ethoxylated amine, fatty acid ester (0,1 1,5%)) SAN/ABS/HIPS (ethoxylated amine (0,1 1,5%))
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AIDProcessing aid Material yang digunakan untuk menghambat/mencegah timbulnya masalah-masalah selama poses pencetakan poduk polimer, terutama pada polimer dengan berat molekul tinggi Pemrosesan polimer dengan BM tinggi biasanya dilakukan dengan metoda ekstrusi Pada hampir semua pemrosesan ekstrusi dapat terjadi kerusakan pada produk akhir yang disebut dengan Melt Fracture
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AIDFungsi Processing aid: Mencegah/mengurangi melt fracture dan memperbaiki sifat permukaan Meningkatkan kekuatan lelehan polimer Mencegah pembentukan deposit di sekitar lubang die Meningkatkan kapasitas produksi Mengurangi proses pembentukan gel Memperbaiki resin daur ulang (regrain)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AID
Pengaruh processing aid terhadap melt fracture
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AIDPrinsip kerja processing aid: Membentuk suatu lapisan licin pada permukaan die Lapisan ini mencegah/mengurangi: Penyerapan/penyimpanan energi elastis dalam die Menempelnya lelehan polimer pada die Pemuaian die Terbentuknya deposit pada lubang die Dosis: 0.01 0.1 %
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AIDMekanisme pembentukan lapisan/coating pada die: Processing aid yang banyak digunakan tidak miscible dengan resin polimer. Material tersebut membentuk partikel-partikel kecil dengan ukuran kira-kira 1 mikron dan terdispersi ke dalam matrik polimer - Partikel-partikel tersebut akan menempel sedikit demi sedikit pada die selama pemrosesan hingga akhirnya membentuk lapisan licin yang sempurna - Jika proses pelapisan telah selesai dan lapisan yang sempurna telah terbentuk, melt fracture akan berkurang secara signifikan
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AIDFaktor-faktor yang mempengaruhi efesiensi PA: Konsentrasi PA: konsentrasi meningkat, kecepatan pembentukan lapisan meningkat, memperpendek proses pelapisan Ukuran partikel: semakin kecil ukuran partikel PA, kemungkinan partikel menempel pada die semakin besar, memperpendek proses pelapisan Viskositas PA: viskositas PA harus cocok dengan viskositas lelehan polimer. (Melt Flow Rate LDPE/LLDPE untuk proses ekstrusi: < 2 g/10 menit) Jenis dan jumlah gugus akhir processing aid: Gugus asam bisa bereaksi dengan die (logam), terbentuk senyawa oksida/ hidroksida. Senyawa ini dapat menimbulkan gaya adhesi. Suhu: penurunan suhu meningkatkan pengurangan back-pressure meningkatkan efensiensi PA
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AIDProcessing aid yang digunakan untuk PVC: PMMA (Poly Methylmethacrylate), yang memiliki rantai lebih panjang dari pada rantai PVC MBS (Methyl Butadien Styrene) Dosis: 0.5 12 % Aplikasi: Pada pemrosesan ekstrusi, bottle blow molding, injection molding, calendering, Thermoforming, rigid PVC-foam
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AID
Pemakaian Processing aid pada produk injection molding dan ekstrusi
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AID
Pemakaian Processing aid pada ekstrusi PVC
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PROCESSING AIDNeat PC/ABS PC/ABS + 5% P810
Pengaruh Plastistrength 810 (5% loading) pada perangkat ekstrusi setelah processing
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
LUBRICANTLubricants (pelumas) polimer Material yang digunakan dalam pemrosesan polimer untuk menurunkan gaya friksi antara permukaan lelehan polimer dan permukaan mesin Fungsi: Lubrikasi/pelumasan antar permukaan internal dan eksternal Mempercepat aliran polimer, karena viskositasnya menurun Mengurangi kerusakan karena gesekan antara produk dengan material lain Membentuk film tipis yang akan melindungi plastik sehingga tidak menempel pada mesin dan alat proses lainnya
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
LUBRICANTLubricant pada PVC berfungsi terutama untuk: 1. Internal lubrikasi: Mereduksi Viskositas: PVC memiliki stabilitas thermalnya rendah dan mudah rusak bila tidak menggunakan lubricant atau plasticizer dalam prosesnya. Mereduksi Panas dissipasi: Menyerap energi panas akibat konversi energi dari energi mekanik menjadi energi panas, misalnya akibat gesekan (Shear burning) Untuk PVC yang tidak mengandung plasticizer ketika dalam keadaan meleleh, maka umumnya ditambahkan internal lubricant seperti glyceryl monostearate (GMS) dan ester rantai panjang seperti: acetyl palmitate.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
LUBRICANT2. Eksternal Lubrikasi Mereduksi gesekan, meningkatkan ketahanan terhadap friksi antara lelehan polimer dengan permukaan pada logam unit pemrosesan Memberikan release effect pada mold agar produk mudah dilepaskan dari cetakan dan permukaan tidak cacat. Memberikan slip effect (licin) antara permukaan mold dan produk Pada proses blown film: dapat mencegah terjadinya sharkskin
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
LUBRICANT
Jenis Lubricant Komersil untuk Termoplastik
Konsumsi Lubricant pada beberapa jenis termoplastik
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
LUBRICANTLubricant yang biasa digunakan dalam PVC: Magnesium Stearate (Mg-St) (Tm: 115 - 130 oC) Zinc Stearate (Tm: 120 - 124 oC) Ethylene bis-stearamide (Tm: 141.5 -146.5 oC)* Hydrogenated castor oil (Tm : 85 - 87 oC)* Ester wax (Tm : 93 103 oC)*
Keterangan : )* = memehuhi FDA Regulation 21 CFR 178.3770 Dosis pemakaian: 0.1 - 0.5 phr.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
LUBRICANTFaktor yang mempengaruhi efisiensi Lubricant: 1. Senyawa alifatik dengan jumlah atom C lebih besar dari 12, efesiensi semakin meningkat dalam plastik 2. Untuk plastik polar seperti PVC rantai lebih panjang kurang efisien, sebaliknya untuk polimer non-polar makin efisien menggunakan lubrikan alifatik rantai panjang. 3. Asam karboksilat merupakan release agent yang efektif 4. Amide-wax selain sebagai lubricant juga memberi efek slip pada produk
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZERBahan kimia yang dapat membentuk material lebih fleksibel dan mempermudah prosesing (IUPAC, 1951)
Fungsi: Memperbaiki sifat alir polimer sehingga mempermudah pemrosesan Menurunkan suhu glass transisi (Tg) dan modulus dari polimer, sehingga polimer yang bersifat getas pada suhu kamar, akan menjadi lunak dan fleksible Senyawa ini akan terdispersi ke dalam matriks polimer dan keberadaanya memperbesar jarak antar rantai polimer, sehingga polimer menjadi lebih lunak dan fleksibel
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZER
Pengaruh plasticizer terhadap suhu glas transisi PVC
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZEREfek plasticizer terhadap sifat mekanik plastik: Meningkatnya elastisitas Meningkatnya kekuatan impact Menurunnya tensile strength Menurunnya modulus Contoh beberapa plasticize: DiOP (Dioctyl Phthalate) DiNP (Diisononyl Phthalate) DiDP (Diisodecyl Phthalate) Dn/iBP (normal/diiso butyl Phthalate) BPP = (Butyl Benzyl Phthalate)
Dioctyl Phthalate
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZER
Data 1994, Eropa Barat
Pemakaian Plasticizer secara global
Aplikasi Plasticizer secara global
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZERParameter Kompond yang sangat dipengaruhi plasticizer: Sifat rheology dan processing behaviour Sifat mekanik Karakteristik pada temperatur rendah Sifat ketahanan terhadap aging Harga produk Fire resistance Transparansi Dosis pemakaian 30 60 phr; untuk kasus khusus s/d 100 phr
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZERKeunggulan Plasticizer Pthalate dan Sulphonat Senyawa phthalate yang dibuat dari alkohol dengan 8 atom karbon merupakan plasticizer yang sangat penting, lebih dari 70% plasticizer mempergunakan phthalate ini. Keunggulan Phenol alkyl sulphonate vs Phthalate series: tidak mudah termigrasi tidak mudah rusak oleh mikroba tidak mudah rusak oleh zat-zat pembersih
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZERPlasticizer yang digunakan untuk plastik film: Jenis Phthalate: diethylhexyl (dioctyl) phthalate (DOP) = DEHP diisononyl phthalate (DINP) diisodecyl phthalate (DIDP) Jenis Phosphate : Trioctyl phosphate Octyldiphenyl phosphate Cresyldiphenyl phosphate Tricresyl phosphate Jenis Ester: - Sebacates, Adipates, Azelates, Trimellitates
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZERContoh performance sifat mekanik pada berbagai tingkat pemakaian phthalate stabilizer
Source: specialChem On line
Tensile strength at break (MPa) dan Elongation at break (EB %) PVC compound pada berbagai tingkat pemakaian phthalate plasticizer (%)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZER
Pengaruh komposisi dan jenis plasticizer pada brittle point
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZERExtender adalah bahan yang berfungsi seperti plasticizer Secara komersial extender lebih murah dibanding dengan plasticizer dan seringkali dapat dipergunakan untuk menggantikan plasticizer hingga jumlah sepertiganya tanpa mengurangi sifat compound. Tiga extender yang umumnya dipergunakan adalah: Lilin padat, chlorinated paraffine, Lilin cair, chlorinated paraffine, dan Ekstrak minyak, pelumas dll.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
PLASTICIZERPlasticizer Phthalate selain digunakan sebagai plasticizer juga sebagai dispersant pewarna
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENTDefinisi: Bahan kimia yang ditambahkan dalam material agar material membentuk busa (foam) Pada umumnya bahan yang digunakan sebagai foaming/blowing agent adalah senyawa organik. Manfaat utama penggunaan foam agent: Dapat membentuk material dengan densitas rendah. Modifikasi produk dengan sifat-sifat khusus, seperti: membentuk efek insulasi, baik terhadap elektrik, panas maupun suara, sifat dielektrik yang lebih baik, menyerap shock (guncangan/getaran tinggi), efek dekoratif
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENT
Pengelompokkan Blowing agent1. Physical Blowing Agent Gas ditiupkan/dilepaskan melalui proses fisika, terutama melalui penguapan atau melalui dekompresi (pelepasan tekanan gas yang dikompres) Tidak mengalami reaksi kimia terhadap material dasar (plastik) 2. Chemical Blowing Agent Blowing agent akan terdekomposisi (bereaksi) pada saat proses pembentukan foam, dimana gas blowing merupakan salah satu produk dekomposisi (reaktan)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENTPhysical Blowing Agent Gas inert Seperti: CO2, N2, Aplikasi: Foam Polyolefin Gas dari senyawa chloro floro carbon (CFC) Seperti: chlorodifluoromethan (HCFC 22), chlorodifluoroethan (HCFC 142b) Aplikasi: PUR, XPS Senyawa kimia organik dengan titik didih rendah Seperti: pentane, cyclo pentane, t-butanol Aplikasi: EPS (expanded Polystyrene), PUR (polyurethane)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENTChemical Blowing Agent Gas pembentuk foam adalah hasil samping reaksi bahan kimia. Senyawa AZO: Azo Dicarbonamide (ADC) Senyawa Hydrazine: p-Toluenesulfonylhydrazide (TSH), - 4,4-Oxibis (benzenesulfonylhydrazyde) (OBSH) Senyawa Semicarbazide: p-Toluenesulfonyl Semicarbazide (TSSC) Senyawa Tetrazole: 5-Phenyltetrazole (5-PT) Senyawa Nitroso: N,N-Dinitroso-pentamethylenetetramine (DNPT) Senyawa Carbonate: Sodium bicarbonate
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENT
Mekanisme reaksi Blowing agent1. Reaksi penguraian searah (irreversible): AB C + gas (N2, CO, CO2, NH3) 2. Reaksi penguraian dua arah (reversible): AB C + gas 3. Gas blowing yang dihasilkan merupakan reaksi antara dua macam blowing agent: A + BG AB + gas (CO2)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENT
Reaksi dekomposisi blowing agent dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: Suhu Waktu Ukuran partikel Konsentrasi Aktivasi blowing agent dapat dilakukan dengan penambahan activator/kicker, contoh: metal-PVC Stabilizer, polyols, urea, senyawa amin, beberapa filler dan pigment. Fungsi Kicker: menurunkan suhu dekomposisi BA
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENTPengaruh Suhu dan Waktu pada reaksi dekomposisi
Azodicarbonamide
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENTPengaruh Ukuran partikel pada reaksi dekomposisi Azodicarbonamide
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENTPengaruh Penambahan bahan Aktivator pada reaksi dekomposisi Azodicarbonamide
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENTResin plastik yang baik untuk foaming Resin Amorph (PS, PVC) : resin yang paling ideal utk foaming Resin Crystalline (PP, PET, HDPE, nylon) Foaming resin cryatalin pengembangan baru-baru saja dengan formulasi foaming agent yang khusus dan proses manufacturing resin.
Contoh produk PVC foam
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
BLOWING AGENTResin yang banyak menggunakan Blowing agent adalah PVC Contoh: cover dinding dan lantai, matras untuk senam, gasket, konstruksi (rigid PVC-foam) Perkembangan teknologi baru: Plastic Pellet: rigid PVC-foam dilapisi oleh UHMW-PE Foamed wood-composite
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
NUCLEATING AGENTDefinisi: Bahan tambahan pembentuk inti kristal pada material plastik Persyaratan penting untuk berlangsungnya proses kristalisasi: Adanya inti kristal (nukleus), dari inti kristal ini rantai-rantai polimer akan tersusun membentuk struktur seperti batang tipis atau benang yang menyebar keseluruh arah. Struktur demikian disebut spherulite
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
NUCLEATING AGENT
Struktur Spherulite
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
NUCLEATING AGENT
Fungsi nucleating agent: Mempercepat proses kristalisasi pada plastik semi-kristalin Dengan semakin cepatnya proses pembentukan kristal, kristal yang akan terbentuk akan semakin banyak, sementara itu volume material tetap, sehingga ukuran kristal yang dihasilkan akan semakin kecil Ukuran kristal yang lebih kecil, lebih kecil dari panjang gelombang visible light, menyebabkan cahaya yang diteruskan (transmittance) meningkat dan cahaya yang direfleksi (scattering effect) menurun Efek ini membuat material akan lebih transparan
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
NUCLEATING AGENT Keuntungan memperkecil ukuran kristal menggunakan Nucleating agent: Pembentukan kristal lebih cepat mempercepat solidifikasi lelehan plastik memperpendek cycle time pemrosesan menekan biaya Ukuran kristal lebih kecil memperbaiki sifat mekanik plastik, seperti kuat tarik, kekerasan. Memperbaiki sifat optik plastik (karena lebih transparan)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
NUCLEATING AGENTNukleating agent dapat berupa: Sisa katalis Senyawa organik, seperti: asam benzoat Senyawa inorganik, seperti: talk, pigment Kristal polimer asing, seperti: PA 4,6 NA untuk PA 6 Polycyclopentene NA untuk PP
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
NUCLEATING AGENTUntuk mendapatkan efek yang optimal nucleating agent harus: Tidak larut dalam plastik Mempunyai titik leleh yang lebih tinggi dari titik leleh plastik Mempunyai ukuran antara 1 10 mikrons Terdispersi secara homogen
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI BLOCKING AGENTDefinisi: Bahan yang ditambahkan dalam material plastik dengan tujuan untuk mencegah terjadinya block (kecenderungan bersatunya) dua lapisan plastik film, dimanadiantara kedua lapisan tersebut dipengaruhi oleh daya adhesi permukaan Fungsi dan manfaat Anti Blocking Agent: Mencegah/mengurangi daya block antar permukaan plastik film Mencegah lengketnya plastik film dengan roller pada sistem calendering.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI BLOCKING AGENTMekanisme penambahan Anti Blocking; Penambahan antiblocking pada resin plastik menimbulkan permukaan plastik film lebih kasar (secara mikroskopik), sehingga menurunkan daya adhesi antara permukaan plastik film Perlu diperhatikan dalam penambahan Anti Blocking: Jumlah/kadar anti Anti Blocking Besar/ukuran partikel yang Anti Blocking
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI BLOCKING AGENTPengaruh penambahan anti blocking terhadap plastik film; Mengurangi koefisien friksi permukaan Meningkatkan tingkat Haze Mencagah melt facture (untuk Blow film) Meningkatkan kekakuan Kriteria Anti Blocking berdasarkan besaran partikel: Partikel Anti Blocking untuk plastik film tipis (ketebalan < 30 m) Partikel Anti Blocking untuk plastik film tebal (ketebalan > 30 m)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI BLOCKING AGENTBahan Anti Blocking yang sering digunakan: Anti Blocking Nama Resin Zeolite Mineral Natural Silica : PVC, PET LLDPE : LDPE, LLDPE : PVC, LDPE Kandungan : 2000 - 4000 ppm : 3000 6000 ppm : 2500 4000 ppm
Synthetic Silica : PVC, PP, PET, LLDPE : 1000 2000 ppm
Pemakaian Anti blocking untuk pengemas obat dan makanan harus mengikuti regulasi FDA CFR 160.105; 160.815; 172.280
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI BLOCKING AGENTKeunggulan Synthetic silica dari pada Natural anti block; Ukuran lebih meata dengan permukaan partikel sangat halus Bisa dibentuk ukuan sangat halus ( = 2-10 nm) Kemampuan dispersi 300 1000 m2/gram Contoh anti blocking special organic: Crosslink PMMA-Silicon micro resin (ukuran bisa diatur sangat kecil dan teratur/merata, permukaan bisa lebih halus)
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI BLOCKING AGENTBahan Anti blocking dari alam (natural) Natural silica dan mineral:permukaan tidak halus, kurang efisien, pengaruh negatif pada sifat optik. Mineral: Clay, talk, chalk, CaCO3 Natural silica lebih abrasive dan harga lebih murah dari pada mineal Aluminosilica mineral sintetic yang labih baik dari pada natural silica dengan haga elatif murah dibanding silica synthetic
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
ANTI BLOCKING AGENTPengembangan bahan Anti Blocking Meningkatkan kemurnian dan keseragaman ukuran Meningkatkan kehalusan permukaan dan meningkatkan porositas Meningkatkan sifat alir pada proses dan sifat optik pada produk Pengawasan Toxicity mengikuti regulasi FDA: Silica (Bentuk amorphus dikatagoikan aman, bentuk kristalin bersifat karosigenik) Talkum dikatagorikan aman (FDA CFR 182.90.21, CFR 175.30) Zeolite dikatagorikan inhalative Toxicity (Toksis secara pernapasan) Lime stone (CaCO3) dikatagorikan tidak racun
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
SLIP AGENTDefinisi: Bahan tambahan pada plastik film dengan tujuan menghindarkan stacking/lengket antara permukaan plastik seperti pada kantong plastik Prinsip: Modifikasi sifat permukaan plastik film dengan menurunkan gaya friksi antara dua permukaan plastik dengan jalan menambahkan partikel organik
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
SLIP AGENTBeberapa jenis Slip Agent: Erucamide, derivat mono-unsaturated C22 erucic acid Oleamide, derivat mono-unsaturated C18 oleic acid Stearamid (memiliki sifat anti bock) Sperical Silicon powder, slip agent yang juga anti blocking Beberapa catatan pemakaian; Erucamide tahan temperatur tinggi, sehingga dapat digunakan pada poses temperatur lebih tinggi. Stearamid digunakan biasanya kombinasi dengan yang lainnya (Stearamid dan Oleamide) Oleamide digunakan untuk waktu yang pendek dan coefisien friction yang rendah.
DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
SLIP AGENTFaktor Pemilihan slip agent: Ketebalan plastik film Jenis Plastik Kesinergisan dengan aditif lainnya, teutama anti blocking Teknik penggunaan slip agent : Internal Eksternal Syarat pemakaian slip agent: Ukuran diameter partikel harus lebih kecil dari 1m Konsentrasi harus lebih kecil dari 1% (umumnya 5001500 ppm)