28
EFEKTIFITAS METODA COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ESSAY MAHASISWA PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS FKIP UNRI Mahdum Dosen FKIP Universitas Riau Abstract. This research is intended (1) to identify students’ ability in writing an essay through cooperative learning type CIRC, (2) to know the contribution of cooperative learning type CIRC to improve students’ ability in writing an essay, and (3) to know the advantages and disadvantages of cooperative learning type CIRC in teaching learning process. This action reseach was conducted at Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI. The subject of the research was the third semester students academic year 2006-2007. To know the students’ ability in writing the essay, pre-test and post-test were given. Between pre-test and post-test, they were treated by cooperative learning method type CIRC. Procedure of data analysis was done by scoring the score of pre and pos-test. The result showed that t o = 3.05. df = N – 1 = 65 – 1 = 64. After consulting the table, df = 64 was not found, as a result, the nearest df was used, that was 60. With df = 60, “t” critical value was gained, t t on significant level 5% = 2.00 and 1% = 2.65. It means 2.00 < 3.05 > 2.65. As a result, null hypothsis was rejected and alternative hypothsis was accepted. In conclusion Cooperative Learning method type CIRC played a significant role to increase the students’ ability in writing an essay. Keywords: The Role of Cooperative Learning Method Type CIRC 1

A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

  • Upload
    vankien

  • View
    214

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

EFEKTIFITAS METODA COOPERATIVE LEARNING TIPE CIRC TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS ESSAY MAHASISWA

PROGRAM STUDI BAHASA INGGRIS FKIP UNRI

Mahdum Dosen FKIP Universitas Riau

Abstract. This research is intended (1) to identify students’ ability in writing an essay

through cooperative learning type CIRC, (2) to know the contribution of cooperative

learning type CIRC to improve students’ ability in writing an essay, and (3) to know the

advantages and disadvantages of cooperative learning type CIRC in teaching learning

process. This action reseach was conducted at Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI. The

subject of the research was the third semester students academic year 2006-2007. To

know the students’ ability in writing the essay, pre-test and post-test were given. Between

pre-test and post-test, they were treated by cooperative learning method type CIRC.

Procedure of data analysis was done by scoring the score of pre and pos-test. The result

showed that to = 3.05. df = N – 1 = 65 – 1 = 64. After consulting the table, df = 64 was

not found, as a result, the nearest df was used, that was 60. With df = 60, “t” critical value

was gained, tt on significant level 5% = 2.00 and 1% = 2.65. It means 2.00 < 3.05 > 2.65.

As a result, null hypothsis was rejected and alternative hypothsis was accepted. In

conclusion Cooperative Learning method type CIRC played a significant role to increase

the students’ ability in writing an essay.

Keywords: The Role of Cooperative Learning Method Type CIRC

1

Page 2: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

PENDAHULUAN

Program Studi Bahasa Inggris adalah salah satu Program Studi yang bernaung

dibawah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Dalam menjalankan

tugasnya, Prodi Bahasa Inggris merumuskan Visinya yaitu: Mewujudkan Prodi Bahasa

Inggris sebagai pusat pendidikan yang unggul dalam penelitian, pelayanan dan

pemeliharaan perkembangan pembelajaran Bahasa Inggris bagi calon guru sekolah

menengah dan pemakai Bahasa Inggris. Sedangkan Misinya yaitu: Melaksanakan

pembelajaran pendidikan Bahasa Inggris bagi calon guru di Provinsi Riau dan daerah

lainnya di Indonesia; Melaksanakan penelitian di bidang pendidikan Bahasa Inggris di

sekolah dan institusi lainnya khususnya di Provinsi Riau dan Indonesia umumnya;

Memberikan pelayanan berupa konsultasi dan kerjasama di bidang pembelajaran Bahasa

Inggris di Riau.

Adapun tujuan Prodi Bahasa Inggris adalah memotivasi staf pengajar dan

mahasiswa untuk lebih memacu diri dalam bersaing secara profesional dan terampil di

bidangnya. Disamping memberikan kontribusi terhadap Visi dan Misi FKIP maupun

UNRI dalam mewujudkan Universitas Riset pada 2020, tujuan Prodi Bahasa Inggris

adalah juga menunjang pembangunan dan perkembangan pendidikan di Provinsi Riau.

Disamping itu tujuan lainnya adalah untuk mendidik para mahasiswa untuk

menjadi guru-guru Bahasa Inggris yang berkualifikasi baik sesuai dengan kebutuhan

masyarakat ataupun para pemakai jasa didunia kerja yang membutuhkan seseorang yang

mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris baik komunikasi tulisan maupun lisan.

Seorang mahasiswa yang diterima pada Program Studi Bahasa Inggris mungkin

saja tidak tahu tujuan pengajaran Bahasa Inggris. Diantara mereka mungkin ada yang

kebetulan lulus di Program Studi Bahasa Inggris sebagai pilihan kedua atau sebagai

alternatif saja. Akan tetapi, Robert Lado (1964:25) mengatakan bahwa: “The goal in

learning a foreign language is the ability to use it, understand its meaning and connotation

in terms of target language and culture, and the ability to understand the speech and

writing of natives of the target culture in terms of their meaning as well as their great

ideas and achievement.”

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang itu dikatakan berhasil dalam

belajar Bahasa Inggris bila ia dapat memahami ucapan yang disampaikan native speaker,

2

Page 3: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

dapat memberikan respon terhadap ucapan tersebut dan juga dapat mengekspresikan

kemauan, keinginan dan pendapatnya secara spontan. Tambahan pula ia harus dapat

membaca dan menulis dalam bahasa Inggris.

Untuk dapat menyelesaikan studinya di Program Studi Bahasa Inggris FKIP

UNRI, seorang mahasiswa harus menyelesaikan sejumlah matakuliah yang keseluruhannya

terdiri atas 157 SKS, yang terdiri dari sejumlah Mata Kuliah Umum, Mata Kuliah Dasar

Kependidikan, dan Mata Kuliah Keahlian. Salah satu dari Mata Kuliah Keahlian yang

diberikan adalah Matakuliah Writing. Karena dianggap penting, matakuliah Writing

diberikan dalam 5 semester atau sebanyak 10 sks, yang terdiri atas Writing IC dan Writing

I sampai Writing IV. Semua itu dimaksudkan agar mahasiswa dapat menjawab tuntutan

dunia kerja. Dengan kata lain, setelah mahasiswa menyelesaikan matakuliah Writing IV, ia

sudah memiliki kemampuan untuk menulis berbagai jenis bentuk essay, berbagai jenis

business correspondence dan mampu menulis karangan ilmiah (scientific writing).

Bagi mahasiswa, matakuliah Writing merupakan salah satu matakuliah yang

menakutkan dan dianggap sulit. Berdasarkan pengalaman penulis dalam mengajarkan

matakuliah Writing II pada semester ganjil tahun akademis 2005-2006, banyak kesulitan-

kesulitan yang dihadapi mahasiswa dalam menulis. Setelah mengikuti perkuliahan Writing

II diharapkan mahasiswa dapat menulis berbagai jenis essay dengan baik dan benar. Akan

tetapi, pada kenyataannya bila kepada mahasiswa diberikan sebuah thesis statement untuk

dikembangkan menjadi sebuah essay, hasilnya masih belum memuaskan. Diantara

kesalahan-kesalahan yang dibuat mahasiswa adalah (a) Sebahagian besar dari mahasiswa

belum dapat menuliskan supporting paragraphs dengan baik, karena mereka seolah-olah

tidak punya ide untuk dituangkan dalam kalimat-kalimat; (b) Kalimat-kalimat yang dibuat

mahasiswa dipenuhi kesalahan-kesalahan tentang structure, seolah-olah mereka belum

dapat mengaplikasikan pengetahuan mereka dibidang structure kedalam bentuk kalimat-

kalimat yang benar; (c) Choice of words yang digunakan mahasiswa kadang-kadang belum

tepat; dan (d) Punctuation yang digunakan mahasiswa terkadangpun tidak benar.

Salah satu metode pembelajaran yang paling digalakkan dewasa ini adalah guru

atau dosen harus dapat menciptakan suasana belajar yang cooperative dan communicative.

Artinya, mahasiswa tidak hanya sebagai pendengar dan mengerti bahasa Inggris secara

lisan tetapi mahasiswa harus ikut ambil bagian menggunakan bahasa itu secara aktif

3

Page 4: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

sebagai communication skills. Sehingga suasana belajar itu tidak lagi teacher-centered

melainkan student-centered.

George M Rooks (1999:xv) dalam bukunya Paragraph Power mengemukakan

tentang pengajaran writing melalui communicative learning method. Dimana pada

pengajaran dengan metoda ini mahasiswa diransang untuk dapat mengkomunikasikan

idenya dengan lebih jelas dan efektif, umpamanya terlebih dahulu dosen dapat membuka

wawasan mahasiswa tentang topik yang akan mereka tulis dengan memperlihatkan

gambar-gambar yang berhubungan dengan topik yang akan mereka tulis, lalu dilanjutkan

dengan membicarakan kosa kata yang berhubungan dengan topik. Kegiatan ini

dimaksudkan agar mahasiswa termotivasi dan tidak merasa menulis itu sebagai suatu

beban yang menakutkan.

Para ahli dan peneliti lain juga mengemukakan dan mengembangkan berbagai

jenis pembelajaran kooperatif sesuai dengan tahap serta aktivitas dalam pembelajaran.

Slavin (1995:6-9) dalam bukunya Cooperative Learning, mengemukakan berbagai jenis

pembelajaran kooperatif diantaranya: Student Teams- Achiement Devisions (STAD),

Teams Games-Tournament (TGT), Jigsaw, Team Acceterated Instruction (TAI) dan

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Lebih jauh Slavin mengatakan

bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC baik untuk pengajaran bahasa. Karena itu

penelitian ini bejudul Efektifitas Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC Terhadap

Kemampuan Menulis Essay Mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris FKIP UNRI.

Berdasarkan fenomana yang telah diungkapkan, maka permasalahan penelitian

ini adalah (1) Apakah Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC memberikan kontribusi

yang signifikan dalam meningkatkan kemampuan menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa

Inggris FKIP UNRI? (2) Apakah Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC efektif dalam

pembelajaran menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI? (3) Apakah ada

kelemahan dan kelebihan Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC didalam proses

pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan menulis essay mahasiswa Prodi

Bahasa Inggris FKIP UNRI?

Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi: (a) Kemampuan

menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP UNRI dengan menggunakan Metoda

Cooperative Learning Tipe CIRC; (b) Peranan Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC

4

Page 5: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

dalam meningkatkan kemampuan menulis essay mahasiswa Prodi Bahasa Inggris FKIP

UNRI; (c) Kelehaman dan kelebihan Metoda Cooperative Learning Tipe CIRC dalam

pembelajaran menulis essay.

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Huckin (1991:5) menulis adalah suatu sistem komunikasi interpersonal

yang menggunakan tanda-tanda atau simbol dipermukaan yang datar seperti kertas, kain

ataupun lempengan batu. Setiap bahasa mempunyai simbol-simbolnya sendiri. Bahasa

Inggris menggunakan 26 buah simbol (a, b, c, d, .......z).

Dalam kehidupan sehari-hari kita berhadapan dengan banyak sekali jenis-jenis

tulisan: surat kabar, iklan, tagihan, surat dan lain sebagainya. Akan tetapi bila kita disuruh

menulis berbagai jenis tulisan tersebut, tidak semua kita mampu melakukannya. Semua

orang mampu berbicara, baik dirumah, disekolah, dilingkungan kerja tanpa suatu instruksi

yang sistematis sekalipun. Tapi dalam menulis, hal ini sangat berbeda. Kita harus terlebih

dahulu belajar menulis sebelum memiliki kepampuan untuk menulis (writing ability).

Biasanya disekolah kita belajar bagaimana menulis.

Sebagai seorang guru atau dosen kita harus familiar dengan semua aspek menulis:

mengapa orang menulis, jenis tulisan apa yang ditulis, apa tujuan menulis dan bagaimana

cara menulis yang baik supaya seseorang dapat dikatakan able to write successfully. Kita

juga harus tahu langkah-langkah dalam menulis dan bagaimana mengembangkan

kemampuan menulis. Kita juga harus tahu isu terbaru tentang pengajaran menulis sehingga

kita dapat mempraktekkannya dalam pengajaran menulis (writing).

Dalam kehidupan sehari-hari tujuan menulis itu juga bermacam-macam,

diantaranya: to get things done, to inform, to persuade, to maintain relationship, to

document occurrences, events, etc, or to record things, experiences, observation etc.

(Huckins, 1991:7). Sedang sesuai fungsinya James Britten seperti dikutip oleh Chitravelu

(2004:136) membagi menulis itu menjadi: expressive, transactional, dan poetic. Malaysian

Education Chitravelu (2004:137) mengklasifikasikan tulisan itu sebagai personal writing,

transactional dan creative writing. Personal writing biasanya bersifat informal dan tidak

begitu memperhatikan atau mementingkan tatabahasa (structure). Transactional writing

5

Page 6: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

biasanya selalu well-organized dan sangat memperhatikan informasi atau pesan yang akan

disampaikan. Sedang Creative writing adalah ekspresi seseorang untuk kesenangan dan

kepuasan sendiri, sipenulis biasanya tertarik pada bahasa. Lihat tabel dibawah ini untuk

contoh tiap-tiap jenis tulisan.

Personal writing Transactional writing Creative writing

Shopping list

Notes

Diaries

Journals

Letters

Messages

Greetings

Business letters

Insructions

Memos

Plans

Proposals

Rules and Regulations

Reports

Adverticements

Poetry

Short stories

Songs

Anecdotes

Fictions

Jokes

Riddles

Lebih jauh menurut beliau, secara tradisional Writing dapat diklasifikasikan atas

beberapa tipe: (a) Narrative writing berisikan serangkaian kegiatan atau kejadian bersama-

sama dengan karakter dan keadaan seperti: story, autobiography, science fiction; (b)

Descriptive writing memberikan keterangan atau menggambarkan atribut fisik ataupun

kualitas seseorang, suatu benda, ataupun tempat dengan menyertakan pendengaran,

penglihatan, penciuman perasaan ataupun gambaran seperti: details of people, places,

things, concepts; (c) Expository writing menghadirkan fakta dan informasi dan penjelasan

sesuatu sebagaimana adanya. Jenis tulisan ini tidak memberikan interpretasi dan sikap

seperti: explanation, factual information, instruction; (d) Persuasive writing memaparkan

sudut pandang penulis tentang suatu hal dan kalimat-kalimatnya bertujuan mempengaruhi

pembaca untuk setuju atau menerima sesuatu; dan (e) Argumentation writing adalah

sebuah essay yang mendiskusikan saran atau rencana atau fakta secara rinci untuk dapat

diterima seperti: adverticements, political essays, brochure, opinions, discussions,

evaluations.

Sebahagian besar mahasiswa menganggap pelajaran Writing merupakan pelajaran

tersulit dan kurang diminati, tambahan pula tidak seperti matakuliah Speaking atau

6

Page 7: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

Reading. Matakuliah Writing dirasakan tidak langsung memberikan manfaat pada saat

dipelajari, begitupula kegunaan matakuliah Writing hampir tidak dirasakan oleh

mahasiswa dalam periode belajar dikelas. Untuk itulah pentingnya peranan guru atau dosen

untuk menciptakan kegiatan perkuliahan Writing itu menarik bagi mahasiswa.

Matakuliah writing itu merupakan matakuliah yang membutuhkan skill yang

kompleks yang melibatkan: (1) Subject matter. Mahasiswa harus mempunyai informasi

yang relevan tentang topik yang akan ditulisnya. Hal ini bisa berupa general knowledge

atau informasi yang didapatnya dari referensi seperti buku atau jurnal atau bisa juga

gabungan dari pengamatan dan hasil observasi; (2) Purpose. Mahasiswa harus mempunyai

tujuan yang jelas tentang tujuannya menulis karena hal ini akan mempengaruhi cara

mahasiswa itu menulis; (3) Interaction and a sense of audience. Mahasiswa harus tahu

bahwa tulisannya akan melibatkan interaksi, baik interaksi dengan dirinya sendiri maupun

interaksi dengan para pembaca; (4) Language. Mahasiswa membutuhkan sederetan

pengetahuan tentang bahasa yang sesuai dengan kebutuhan tulisannya. Diantaranya

mahasiswa harus tahu tentang sentence patterns, choice of words, ataupun stylistic variants

yang digunakan untuk mengekspresikan berbagai ide; (5) Conventions. Menulis adalah

sebuah kegiatan sosial yang mempunyai kaidah-kaidah yang harus diikuti; (6) Thinking

Skills. Mahasiswa membutuhkan berbagai jenis thinking styles yang berbeda. Mahasiswa

juga harus bisa menentukan mana yang terpenting. Ia juga harus bisa berimajinasi dan

berkreatifitas untuk membuat hasil tulisannya menarik. Pada kenyataannya semua orang

setuju bahwa menulis itu adala suatu proses berfikir; (7) Organizational skills. Seorang

mahasiswa harus dapat menghasilkan well-formed paragraph dengan main idea dan

supporting details yang jelas. Mahasiswa harus dapat menggabungkan idenya secara logis

dengan menggunakan cohesive devices yang sesuai seperti penggunaan logical connectors

seperti: because, therefore, as a result, firstly, secondly; (8) Value system. Mahasiswa

hidup dan berada diantara nilai-nilai seperti: (Apa hal penting tentang apa yang akan

ditulisnya. Bagaimana bentuk tulisan yang bagus. Bagaimana cara yang tepat untuk

berkomunikasi dengan orang yang lebih tua. Apakah tulisannya bisa mempengaruhi

pembaca. Nilai-nilai tersebut dapat mempengaruhi cara mahasiswa menulis; (9) Mechanics

(handwriting, spelling, layout, punctuation). Mahasiswa harus bisa menulis dengan baik

dan terang. Ia harus dapat menuliskan apa yang ia mau tulis. Harus juga tahu tentang tanda

baca dan layout dari berbagai jenis teks; (10) The writing process. Mahasiswa harus tahu

7

Page 8: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

proses-proses yang harus dilaluinya dalam menulis seperti: selecting a topic, getting ideas,

drafting, revising. editing, proof-reading dan publishing. (Chitravelu, 2004:139-140)

Secara tradisional pada pengajaran Writing biasanya digunakan gabungan antara

metode ceramah, tanya jawab, diskusi kelas, drill. Pada metode ceramah, dosen

menerangkan materi atau topik yang akan diajarkan. Umpamanya topik yang akan

diajarkan adalah Characteristics of a Good Paragraph. Dosen menerangkan materi itu

secara detail dan kemudian mahasiswa diberi kesempatan bertanya tentang hal-hal yang

belum mereka pahami. Tahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk

menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya

hasil yang dicapai mahasiswa belum memuaskan walaupun kadang-kadang materi itu

sudah dijelaskan secara menyeluruh lengkap dengan contoh-contoh paragraph yang baik.

Kesalahan terbanyak biasanya terdapat pada kesalahan structure dan mechanics seperti:

kesalahan pada sentence pattern, tenses, choice of words dan punctuations.

Menurut Rooks (1999:2-8) ada tahapan-tahapan yang dilalui dalam proses

menulis agar pengajaran itu menjadi kooperatif: (1) Pre-writing, (2) Writing, (3) Sharing,

(4) Revising, dan (5) Editing.

Pada kegiatan Pre-writing inilah barangkali dosen dapat menciptakan

communicative activities yang salah satu tujuannya adalah untuk meransang kreatifitas

mahasiswa. Pada pengajaran secara tradisional dosen hanya memberikan instruksi “Please

continue this topic sentence: Computer technology will oneday eliminate the use of

libraries” dan selanjutnya mahasiswa menulis. Tentu saja mahasiswa akan merasa

bingung, bertanya-tanya dan kehabisan kata-kata “What should I write?” karena mereka

belum mempunyai wawasan.

Pada kegiatan pengajaran communicative dan cooperative activities terlebih

dahulu dosen bisa memperlihatkan gambar sebuah computer dan membuat pertanyaan-

pertanyaan dari gambar tersebut, misalnya: (Do you know what picture is this, What kind of

thing is this? Who use this?)

Setelah itu dosen bisa melanjutkan perbincangan dengan membicarakan secara

aktif tentang vocabulary yang berhubungan dengan komputer dan perpustakaan.

8

Page 9: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

Setelah mahasiswa merasa enjoy dan feel confidence baru dosen mengarahkan

mahasiswa pada kegiatan Pre-writing. Pada kegiatan inipun mungkin mahasiswa masih

merasa bingung “harus mulai dari mana?” Dosen bisa mengarahkan mereka untuk terlebih

dahulu membuat Cluster sebelum menulis paragraph. Hal ini dimaksudkan agar kalimat

mereka tersusun rapi dan ceritanya tidak bolak-balik atau lari kemana-mana.

Tahapan berikutnya adalah Writing. Pada tahapan ini mahasiswa menuliskan

idenya dalam rangkaian kalimat-kalimat berdasarkan cluster sehingga terbentuk sebuah

paragraf. Disini mahasiswa bekerja secara individu. Paragraph yang dihasilkan belum lagi

untuk dikumpulkan pada dosen, tetapi untuk mahasiswa itu diskusikan bersama-sama

dengan temannya dalan suatu kelompok kecil. Proses ini disebut Sharing. Dalam proses

ini mahasiswa duduk bersama untuk membicarakan tulisan mereka, dan berdiskusi tentang

segala sesuatunya saling memberikan pendapat.

Setelah proses sharing selesai mahasiswa kembali bekerja secara individu untuk

merevisi paragraf yang mereka tulis. Proses ini disebut Revising. Pada kegiatan ini

mahasiswa me re-write paragraphnya, merobah apa saja yang mereka inginkan

berdasarkan masukan-masukan yang diperoleh pada proses sharing. Tahapan berikutnya

adalah Editing. Disini mahasiswa bisa memberi perhatian lebih dibidang grammar, atau

memperbaiki kalimatnya dari kalimat yang simple menjadi complex dan flowery.

Perhatikan juga spelling dan punctuation.

Dengan menerapkan pengajaran yang menggunakan metode seperti diatas telah

diciptakan suatu kegiatan atau suasana yang kooperetive dan komunikatif, dimana dalam

proses pembelajaran mahasiswa diberi kesempatan untuk mengkonstruksi pengetahuannya.

Artinya mahasiswa harus dilibatkan secara aktif dalam kegiatan belajar serta berkontribusi

dalam membangun pengetahuan, serta bertanggung jawab terhadap apa yang ia

konstruksikan. Dosen tidak lagi mendominasi proses pembelajaran dengan menyajikan

pengetahuan dalam bentuk yang “siap” kepada mahasiswa yang akan menerimanya secara

pasif. Dosen harus menciptakan suasana yang memberikan kesempatan-kesempatan

kepada mahasiswa untuk bekerjasama dalam kelompok kecil untuk menyelesaikan

masalah. Dalam kelompoknya mahasiswa dapat bertukar fikiran secara bebas tanpa merasa

malu pada temannya sekelas. Dalam kelompok kecil juga terbuka kesempatan bagi

9

Page 10: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

mahasiswa untuk berinteraksi, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, membahas ide-ide,

belajar dari mahasiswa lainnya, mengemukakan kritik yang bersifat membangun.

Pengertian essay dalam bahasa Inggris agak berbeda dengan pengertian essay

dalam bahasa Indonesia. Oshima (1999:100) mengatakan “An essay is a piece of writing

several paragraphs long instead of just one or two paragraphs. It is written about one

topic, just as a paragraph. However, the topic of an essay is too long and too complex to

discuss in one paragraph”

Dari kutipan diatas tampak ada persamaan antara menulis paragraf dengan

menulis essay, yakni paragraph dan essay sama-sama membicarakan satu topik. Menulis

essay tidak lebih sulit dari menulis paragraph. Perbedaannya hanyalah bahwa essay itu

lebih panjang dari paragraph. Dapat dikatakan, bila seorang mahasiswa dapat menulis

paragraph dengan baik, ia juga akan dapat menulis essay dengan baik.

Telah disinggung diatas bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu

metode mengajar yang digalakkan dewasa ini. Slavin (1995:6-9) mengatakan bahwa

metoda pembelajaran kooperatif tipe CIRC baik untuk pengajaran bahasa.

CIRC adalah singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition.

Perkembangan CIRC berasal dari analisis masalah-masalah yang timbul pada pengajaran

reading, writing dan language arts secara konvensional.

Pada CIRC siswa dikelompokkan atas dua atau tiga orang mahasiswa yang

mempunyai kemampuan berbeda. Menurut Slavin (1995:108-109) dalam pengajaran

Writing digunakan “writer’s workshops” dimana mahasiswa menulis topik yang sudah

ditentukan, sedang guru membimbing dan mengarahkan kegiatan sesuai dengan skill yang

ingin dicapai, setelah itu mahasiswa membuat draf tulisannya setelah berkonsultasi dengan

teamnya. Kemudian mahasiswa bekerja dalam team untuk merevisi content of composition

yang sudah dibuat dan mengeditnya berdasarkan peer editing form dengan penekanan

pada grammar dan mechanics. Dan ahirnya baru mahasiswa menulis final composition

dalam team.

Pendapat senada dikemukakan oleh Muhammad Nur dkk (2000:28). Menurut

beliau, CIRC adalah sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk

pengajaran membaca dan menulis untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja

10

Page 11: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

dalam tim belajar kooperatif yang beranggotakan 4 orang. Mereka terlibat dalam sebuah

rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan satu dengan yang lain,

membuat prediksi tentang bagaimana cerita naratif akan muncul, saling membuat ikhtisar

dan tanggapan serta berlatih tentang pengejaan dan perbendaharaan kata.

Penilaian terhadap tulisan mahasiswa dilakukan dengan menggunakan metoda

yang dikemukakan oleh Hughes (1993:86) yakni: (1) holistic method, dan (2) analytic

method.

Pada holistic method penilaian diberikan berdasarkan kesan secara keseluruhan

terhadap hasil tulisan mahasiswa. Kebaikan pada penilaian dengan cara ini adalah proses

penilaian itu dapat dilakukan dengan cara cepat. Seorang scorer yang berpengalaman dapat

memberikan penilaian dalam waktu hanya beberapa menit terhadap suatu tulisan. Akan

tetapi bila penilaian hanya diberikan oleh satu orang scorer, penilaian bisa menjadi sangat

subjektif. Karena itu, untuk mendapatkan suatu realibilitas, penilaian hendaknya diberikan

oleh 3 atau 4 orang scorers.

Pada analytic method penilaian diberikan berdasarkan rentangan skala 1 – 6

untuk setiap aspek komponen penilaian. Skala dibawah ini adalah skala yang diberikan

Hughes (1993: 91-93) yang dikutip dari Harris (1968).

Grammar

- 6. Few (if any) noticeable errors of grammar or word order.

- 5. Some errors of grammar or word order which do not, however, interfere with

comprehension.

- 4. Errors of grammar or word order fairly frequent.

- 3. Errors of grammar or word order frequent; efforts of interpretation somtimes

required on reader’s part.

- 2. Errors of grammar or word order very frequent; reader often has to rely on own

interpretation.

- 1. Errors of grammar or word order so severe as to make comprehentiob virtually

impossible.

Vocabulary

- 6 Use of vocabulary and idiom rarely (if it any).

11

Page 12: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

- 5. Occationally uses inappropriate terms or relies on circumlocutions; expression of

ideashardly impaired.

- 4. Uses wrong or inappropriate words fairly frequently; expressions of ideas may be

limited because of inadequate vocabulary.

- 3. Limited vocabulary and frequent errors clearly hinder expressions of idea.

- 2. vocabulary so limited and so frequently misussed that reader must often rely on own

interpretation.

- 1. vocabulary limitationss so extreme as to make comprehention virtually impossible.

Mechanics

- 6. (Few if any) noticeable lapses in punctuation and spelling.

- 5. Occational lapses in punctuation or spelling which do not, however, interfere with

comprehension.

- 4. Errors in punctuation or spelling fairly frequent; occational re-reading necessary for

full comprehension.

- 3. Frequent errors in spelling or punctuation; lead sometimes to obscurity.

- 2. Errors in spelling or punctuation so frequent that reader must often rely on own

interpretation.

- Errors in spelling or punctuation se severe as to make comprehension virtually

impossible.

Fluency (style and ease of communication)

- 6. Choice if structures and vocabulary consistentlly appropriate; like that of educated

native speakers.

- 5. Occational lack of consistency in choice of structures and vocabulary which doesn’t,

however, impair overall ease of communication.

- 4. “Patchy”, with some stuctures or vocabulary items noticeable inappropriate to

general style.

- 3. Structures or vocabulary items sometimes not only inappropriate but also misussed;

little sense of ease of communication.

- 2. Communication often impaired by completely inappropriate or misussed structures

or vocabulary items.

12

Page 13: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

- 1. A “hotch-potch” of half-learned misussed structures and vocabulary items rendering

communication almost impossible.

Form (organization)

- 6 Highly organized; clear proggression of ideas well linked; like educated native

speaker.

- 5. Material well organized; links could occationally be clearer but communication not

impaired.

- 4. Some lack of organization; re-reading required for clarificatioin of ideas.

- 3. Little or no attempt at connectivity, though reader can deduce some organization.

- 2. Individual ideas may be clear, but very difficult to deduce connection between them.

- 1. Lack of organization so sever that communication is seriously impaired.

Score : Gramm. ___ + Voc. ___ + Mech. ___ + Fluency ___+ Form = _____

Ada beberapa kebaikan pada penilaian dengan cara analytic method ini,

diantaranya dengan penilaian ini dosen dapat mengetahui komponen-komponen mana yang

sudah dikuasai oleh mahasiswa dan komponen mana yang masih perlu perbaikan.

Kebaikan lainnya adalah penilaian yang diberikan berdasarkan skala tersebut akan lebih

reliable. Yang perlu diperhatikan pada proses penilaian adalah bahwasanya penelitian

hendaknya dilakukan pada tempat yang tenang dan nyaman, jauh dari kebisingan. Dan

scorers hendaknya jangan sampai terlalu lelah.

METODA

Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Bahasa Inggris

FKIP Universitas Riau Pekanbaru tahun akademis 2006-2007. Diantara mereka, semua

mahasiswa yang sedang mengikuti matakuliah Writing II diambil sebagai sampel, dengan

demikian jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 65 orang.

Hipotesis yang diajukan untuk menjawab perumusan masalah penelitian ini dapat

dijabarkan sebagai berikut: Cooperative Learning Method tipe CIRC memainkan peranan

yang signifikan untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa Program Studi

Bahasa Inggris FKIP Universitas Riau.

13

Page 14: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

Tes merupakan alat utama yang dipergunakan untuk mengumpulkan data yang

diperlukan. Bentuk tes yang digunakan adalah written test. Treatment adalah kegiatan

pengajaran yang merupakan bagian metoda cooperative dan communicative learning yang

dikemukakan oleh Rooks dan Slavin. Dalam penelitian ini ada tiga jenis data yang akan

didapatkan: yang pertama adalah data hasil pre-test mahasiswa, kedua data tentang

pelaksanaan treatment atau pengajaran bertujuan untuk melihat tingkat kemajuan mereka

sebelum diberikan post test, dan data ketiga tentang skor post-test mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Peneliti melakukan tindakan

dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe CIRC, yang terdiri dari dua siklus

dengan 8 kali pertemuan. Pertemuan pertama dan terakhir digunakan untuk pre-test dan

pos-test.

Pada tahap persiapan dosen membuat persiapan materi, worksheet, peer editing

form, dan evaluation form. Kemudian mahasiswa dibagi atas kelompok yang terdiri atas 4

orang mahasiswa untuk tiap kelompoknya. Lalu mahasiswa diberikan pre-test sebagai nilai

dasar. Tahap berikutnya adalah tahap pelaksanaan treatment yaitu pembelajaran kooperatif

dengan meggunakan langkah-langkah yang sudah digariskan dalam CIRC. Tahap obsevasi

dilakukan sejalan dengan pelaksanaan treatment. Tahap refleksi dilaksanakan setelah

selesai treatment untuk melihat apakah pelaksanaan treatment sudah sesuai dengan

prosedur dan untuk melihat apakah hasil yang diharapkan sudah memadai atau dilanjutkan

ke siklus kedua.

Setelah pre-test kemampuan menulis mahasiswa diolah, maka dapat

diinformasikan bahwa sekor rara-rata mahasiswa dibidang Grammar adalah 3,60; dibidang

vocabulary 3,55; dibidang Mechanics 3,61; dibidang Fluency 3,57; dan dibidang Form

(organization) 3,83. Secara keseluruhan berada pada angka rata-rata 18,17 atau berada

pada kategori Average.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pembelajaran dengan Metoda CIRC ini

dilaksanakan dalam 8 kali tatap muka yang dibagi atas dua tahap kegiatan, tiap tahap

terdiri atas 3 kali pembelajaran dan satu kali tes. Gunanya adalah untuk evaluasi terhadap

14

Page 15: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

pelaksanaan kegiatan tersebut. Sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, mahasiswa

diberikan penjelasan menyeluruh tentang kegiatan-kegiatan yang akan mereka lalui dalam

6 kali pembelajaran itu, khususnya tentang partisipasi yang harus mereka berikan terhadap

kelompoknya dan tentang pentingnya mereka bekerja dalam kelompok itu. Setelah

semuanya dipahami baru kegiatan pembelajaran dimulai.

Evaluasi pada kegiatan tahap pertama memberikan gambaran bahwa kerjasama

dalam kelompok masih belum optimal. Mahasiswa masih cendrung bekerja sendiri-sendiri

dalam menyelesaikan tugas. Terutama dalam kegiatan sharing, mahasiswa masih banyak

diam. Mungkin hal ini disebabkan karena mereka belum begitu paham akan tujuan

kegiatan dan belum merasakan pentingnya bekerjasama, sehingga mahasiswa yang

“pintar” merasa dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik dan mahasiswa yang “masih

kurang” cendrung diam saja karena merasa nilai mereka sudah “diangkat” oleh nilai tugas

yang dikerjakan oleh mahasiswa yang pintar. Akhirnya dijelaskan lagi tentang aturan-

aturan penilaian pada pembelajaran kooperatif itu. Selanjutnya, kegiatan tahap kedua

dilaksanakan.

Pelaksanaan kegiatan tahap kedua tampak lebih baik, secara keseluruhan

mahasiswa sudah memahami arah atau tujuan kegiatan. Setelah pelaksanaan pembelajaran

siklus kedua selesai, kepada mahasiswa diberikan post-test.

Dari hasil yang ditemukan pada tahap pertama dan kedua, tampak bahwa CIRC

dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa. Ditambah lagi

dengan meningkatnya rasa keakraban diantara mahasiswa. Mahasiswa yang “kurang” tidak

lagi “malu” mengungkapkan pertanyaan pada temannya. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe CIRC dapat meningkatkan hasil belajar

mahasiswa, meningkatkan ketuntasan belajar mahasiswa, meningkatkan nilai

perkembangan dan penghargaan kelompok mahasiswa, meningkatkan aktifitas mahasiswa

dan dosen, dan meningkatkan minat belajar mahasiswa.

Setelah pos-test kemampuan menulis mahasiswa diolah, maka dapat

diinformasikan bahwa skor rara-rata mahasiswa dibidang Grammar adalah 4,75; dibidang

vocabulary 4,89; dibidang Mechanics 5,46; dibidang Fluency 5,01; dan dibidang Form

(organization) 5,59. Secara keseluruhan berada pada angka rata-rata 25,71 atau dapat

dikatakan berada pada kategori Very Good.

15

Page 16: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

Berdasarkan tabel distribusi frekwensi, perbedaan skor kemampuan menulis bahasa

Inggris mahasiswa, antara nilai pre-test (Varibel X) dan post-test (Variabel Y), adalah

dengan menghitung “t” atau “to” dengan menggunakan rumus Sudijono, (2006:316):

M1 - M2 18.17 – 25.71 - 7.54

to = = = = 3.05

SEM1 - M2 7.89 – 10.36 - 2.47

Dari angka tersebut memberikan interpretasi terhadap to. df = N – 1 = 65 - 1 = 64.

Ternyata dalam tabel tidak dijumpai df sebesar 64. Karena itu kita pergunakan df yang

terdekat yaitu df sebesar 60. Dengan df sebesar 60 itu diperoleh harga kritik “t” pada tabel

atau tt sebesar pada taraf signifikansi 5% : tt = 2,00 dan taraf signifikan 1% = 2,65.

Dengan demikian t0 lebih besar dari tt yaitu: 2.00 < 3,05 > 2,65. Karena itu hipotesis

alternatif diterima. Hal ini berarti antara kedua variabel tersebut diatas terdapat perbedaan

yang signifikan.

Oleh karena itu, kesimpulan yang dapat diambil adalah, dengan digunakannya

Cooperative Learning tipe CIRC dalam pengajaran writing essay, secara menyakinkan

dapat merubah kemampuan menulis essay mahasiswa dari “average” menjadi “very good”.

Ini mengandung pengertian pula bahwa pengajaran dengan metoda Cooperative Learning

tipe CIRC secara signifikan telah dapat menunjukkan keampuhan atau efektifitasnya

sebagai metode yang dapat digunakan dalam pengajaran writing essay.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang dapat diambil adalah, dengan menggunakan Cooperative

Learning tipe CIRC dalam pengajaran writing, secara menyakinkan dapat merubah

kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa dari level “Average” menjadi “Very

Good”. Ini juga mengandung pengertian bahwa pengajaran dengan Cooperative Learning

tipe CIRC secara signifikan telah dapat menunjukkan keampuhan atau efektifitasnya

sebagai metode yang dapat digunakan dalam pengajaran writing. Cooperative Learning

tipe CIRC ini terbukti secara signifikan dapat meningkatkan kemampuan menulis

mahasiswa dan sekaligus meningkatkan percaya diri mereka (self confidence) dan dapat

pula menciptakan keakraban diantara mereka.

16

Page 17: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

Berdasarkan kesimpulan diatas dapat disarankan sebagai berikut: 1) Para guru

atau dosen harus mampu memilih metode mengajar yang sesuai dalam mengajar writing

dikelas guna meningkatkan kemampuan menulis bahasa Inggris mahasiswa. 2) Para guru

atau dosen disarankan dalam mengajarkan writing supaya dapat menggunakan metoda

Cooperative Learning tipe CIRC. 3) Para guru dan dosen dalam mengajar writing

disarankan dapat menggunakan metode Cooperative Learning tipe CIRC. 4) Disarankan

juga pada guru dan dosen untuk dapat mencoba menggunakan metode cooperative learning

lainnya seperti TAI, STAD, TGT, dan lain sebagainya.

17

Page 18: A · Web viewTahap berikutnya mahasiswa diminta mengerjakan latihan untuk menulis a good paragraph dengan pilihan topic sentence yang diberikan. Tapi biasanya hasil yang dicapai mahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

Anita Lie. 2004. Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-

Ruang Kelas: Grasindo, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Chitravelu, Nasamalar et.al. 2004. ELT Methodology and Practiceion, Penerbit Fajar Bakti

Sdn. Bhd, Selangor.

Hopkins, D. 1993. A Teacher’s Guide to Classroom Research, (2nd ed.) Philadelphia: Open

University Press.

Hughes, Arthur, 1993. Testing for Language Teachers, Cambridge University Press, USA.

Huckin, Thomas N, and Leslie A. Olsen. 1991. Technical Writing and Professional

Communication for Nonnative Speakers of English., McGrow-Hill, Singapore.

Lado. Robert. 1964. Language Teaching. Mc. Grow Hill. Inc. New York.

Mohamad Nur, dan Prima Retno Wikandari, 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa

dan Pendekatan Konstruktivis dalam Pengajaran. Universitas Negeri Surabaya.

Oshima, A., and Hogue. 1999. Writing Academic English. Addison – Wesley Publishing

Company. London.

Rooks, George M. 1999. Share your Paragraph: An Interactive Approach To Writing,

Prentice Hall Regents, USA.

Rooks, George M. 1999 Paragraph Power: Communic ATING Ideas Through

Paragraphs, Prentice Hall Regents, USA.

Sagor, R. 1992. How to Conduct Collaborative Action Research, Alexandria: Association

for Supervision and Curriculum Development.

Slavin, R.E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research, and Practice, Boston: Allyn

and Bacon

Sudijono, A., 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Manajemen PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Tim Pelatih Penelitian Tindakan Universitas Negeri Yogyakarta. 2000. Penelitian

Tindakan (Action Research). Jakarta: Direktorat Pendidikan Menngah Umum.

18