Upload
vuthu
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Keynote Address
Disampaikan pada:Forest Tenure, Governance & Enterprise
Experiences and Opportunities for Asia in a Changing ContextLombok, 11-15 July 2011
� Definisi menurut FAO:
Forest tenure detemines who can use what resources, for how long and under what conditions. resources, for how long and under what conditions. Forest tenure is abroad concept that includes owneship, tenancy and other arrangements for the use of forest. Forest tenure is the combination of legally or cusomarily defined forest ownership rights and arrangements for the management and use of the forest resources.
� Fakta masyarakat yg tinggal di dalam kawasan hutan tesebar di 2.805 desa, di sekitar kawasan hutan tersebar di 16.605 desa. Umumnya tergolong miskin.
� Issue 1) konflik land tenure yg disebabkan oleh batas kawasan yg belum disepakati bersama baik oleh batas kawasan yg belum disepakati bersama baik oleh pemerintah maupun masyarakat; 2) perencanaan pembangunan kehutanan belum mengakomodir keberadaan masyarakat yg telah ada di dalam kawasan hutan.
� Data FAO (Global Assessment 2010): 80 % hutan dunia masih merupakan hutan publik meskipun ada kecenderungan peningkatan dalam kepemilikan dan pengelolaan hutan oleh masyarakat.
No Lokasi Jumlah (desa)
1. Di dalam kawasan hutan 2.805
2. Di sekitar/tepi kawasan hutan 16.605
Provinsi
Desa Dalam
Kawasan
Hutan
Desa Di Tepi
Kawasan
Hutan
Papua 721 1.253
10 PROVINSI DENGAN JUMLAH DESA DALAM KAWASAN HUTAN TERBANYAK
JUMLAH DESA DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN NASIONAL(BPS, 2009)
Papua 721 1.253
Papua Barat 226 492
Kalimantan Tengah 208 677
Kalimantan Timur 194 567
Jawa Tengah 188 1.581
Sumatera Utara 165 1.073
Aceh 146 1.245
Jawa Timur 132 1.508
Kalimantan Barat 119 524
Sumatera Selatan 102 461
Jumlah 2.201 9.381
Forest Function Area (Ha)
Hutan Konservasi 23.523.472
Hutan Lindung 31.595.082
Hutan Produksi 36.736.370
Hutan Produksi Terbatas 22.343.819
Hutan Produki Yang Dapat Dikonversi 22.744.932
� Pengelolaan hutan lestari di Indonesia mengacu pada
peraturan perundang-undangan yaitu: UU No 41
tahun 1999 tentang Kehutanan dan UU No. 5 tahun
1990 tentang Konservasi SDAH&E.1990 tentang Konservasi SDAH&E.
� UU dijabarkan lebih lanjut dlm Peraturan Pemerintah:
� PP No 44 tahun 2004 tentang Perencanaan
Kehutanan
� PP No 6 tahun 2007 jo PP. No 3 tahun 2008 tentang
Tata Hutan, Penyusunan Rencana Pengelolaan
Hutan serta Pemanfaatan Hutan.
� PP No 6 tahun 2007 jo PP. No 3 tahun 2008 tentang
Tata Hutan, Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan
serta Pemanfaatan Hutan ...... mengatur adanya
pemberdayaan masyarakat melalui skema: Hutan pemberdayaan masyarakat melalui skema: Hutan
Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm) dan
kemitraan, juga Hutan Tanaman Rakyat (HTR).
� HD, HKm, HTR merupakan peluang bagi masyarakat
untuk memperoleh hak pengelolaan dan
pemanfaatan sumber daya hutan.
.
� Pelaksanaannya diatur dalam Permenhut:
� P.37/Menhut-II/2007 tentang HKm
� P.5/Menhut-II/2008 tentang Tata Cara permohonan izin usaha
pemanfaatan hasil hutan kayu pada HTR
� P.49/Menhut-II/2008 tentang Hutan Desa� P.49/Menhut-II/2008 tentang Hutan Desa
� Fokus kebijakan prioritas lainnya adalah pemantapan
kawasan hutan melalui pembentukan KPH dan
organisasi pengelolaan di tingkat tapak ditujukan agar
pengelolaan hutan dapat lebih efisien dan lestari,
optimalisasi akses masyarakat terhadap sumber daya
hutan dan sebagai resolusi konflik land tenure
ARAHAN/RENCANA
FUNGSI KAWASAN (HEKTAR)
HK HL HP
TETAP TERBATAS KONVERSI
Kawasan Konservasi 20.292.635 - - - -
Kawasan Hutan Alam dan
Lahan Gambut
(Karbon Stock)
- 23.077.611 2.267.439 634.732 2.678.180 (Karbon Stock)
Kawasan untuk Rehabilitasi 3.230.837 6.395.679 3.577.280 2.610.847 1.167.084
Kawasan Pengusahaan
Hutan Skala Besar *)- - 28.308.254 17.755.104 9.634.340
Kawasan Pengusahaan
Hutan Skala Kecil **)- 2.121.792 2.583.396 1.343.136 1.604.473
Kawasan untuk Non
Kehutanan (Pelepasan)- - - - 7.660.854
Jumlah 23.523.472 31.595.082 36.736.370 22.343.819 22.744.932
*) IUPHHK-HA/HT/RE
**) HTR, HKm dan Hutan Desa
1. Pembaharuan sistem.
2. Pemantapan dan Optimalisasi Kawasan Hutan.
3. Peningkatan produk hasil hutan.
4. Penguatan Pemanfaatan SDA untuk tujuan Perlindungan dan
Pelestarian Alam.
5. Percepatan rehabilitasi kawasan hutan.5. Percepatan rehabilitasi kawasan hutan.
6. Peningkatan akses dan peran masyarakat dalam pengelolaan
hutan.
7. Pengembangan sistem insentif dan disinsentif.
8. Peningkatan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
9. Penguatan desentralisasi dalam pengelolaan hutan.
10. Peningkatan Koordinasi lintas sektor/kementerian.
11. Pengembangan SDM Kehutanan.
12. Peningkatan Peran Sektor Kehutanan Indonesia di tingkat regional
dan global.
Kebijakan StrategiMilestone
2011-2015 2016-2020 2021-2025 2026-2030
Diversifikasi pola rehabilitasi kawasan
hutan√√ √√ √√ √√
Pemberian insentif kepada para pihak
yang mmpunyai inisiatif melakukan
rehabilitasi/menarik investasi di bidang√√ √√ √√ √√
Kebijakan Umum Kehutanan Indonesia
Percepatan
rehabilitasi
kawasan
hutan
rehabilitasi/menarik investasi di bidang
rehabilitasi
Mempermudah dan mempercepat proses
perizinan para pihak yang mengajukan
pola peningkatan stock karbon (Carbon
enhancement) dalam skema REDD+
√√ √√ √√ √√
Mempermudah masyarakat untuk
mengakses pusat bibit yang berkualitas
(bersertifikat) dan dalam jumlah yang
memadai
√√ √√ √√ √√
Kebijakan StrategiMilestone
2011-2015 2016-2020 2021-2025 2026-2030
Peningkatan
Pengembangan pengelolaan kawasan
hutan berbasis masyarakat (HTR, HKm,
Hutan Desa)
√√ √√ √√ √√
Pelibatan masyarakat dalam pengelolaan
hutan berskala besar (cth: 10% dari areal
harus dikelola bersama masyarakat)
√√ √√ √√ √√
Kebijakan Umum Kehutanan Indonesia
akses dan
peran
masyarakat
dalam
pengelolaan
hutan
harus dikelola bersama masyarakat)
Perbaikan mekanisme pengakuan hutan
adat√√ √√
Pembinaan dan pengembangan hutan
rakyat√√ √√ √√ √√
Kolaborasi pengadaan bahan baku dan
peningkatan kemitraan dengan
masyarakat
√√ √√ √√ √√
Pembinaan/pendampingan pengusaha
besar terhadap masyarakat petani hutan√√ √√ √√ √√