74-76-1-SM (1)

Embed Size (px)

Citation preview

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN TINGKAT KEJADIAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK USIA TODDLER (1-3 TAHUN) DI DESA SUMBERREJO PURWOSARI PASURUAN

Siti Indatul Laili, Selvia Leli Agus AnikaAKPER Bina Sehat PPNI Mojokerto

ABSTRACTSibling rivalry is the hostility and feelings of jealousy between siblings. Toddler age is the vital to child development, especially the development of emotions due to the egocentric that time was for the child. The vulnerable emotions in children ages toddler was jealous of taste. Jealousy going on aimed at getting attention. Less the maximum role of mother can lead to sibling rivalry in children. The purpose of this research is to analyze the role of the mother's relationship with a sibling rivalry the incidence rate in children aged toddler (1-3 years). Design of this research is analytic correlation with cross sectional approach. Samples taken with the Proportional Random Sampling technique as much as 62 respondents. In addition, questionnaire that has been checked its validity and reliability was used as the research instrument. Then the data are analyzed by using spearman rho correlation. The results showed that the mother in the village of Sumberrejo Purwosari Pasuruan most (45.2%) doing its part by category and have children who experienced sibling rivalry (61,3%) level. Statistical test results correlation Spearman Rank the value of p (0.000) < (0.05). Conclusion of this research is the role of the mother's relationship is with the level of sibling rivalry instances on children aged toddler (1-3 years) in the village of Sumberrejo Purwosari, Pasuruan, therefore the role of the mother in educating children should correspond to the stages of growing flower child in the fulfillment of the basic needs of the child.Keywords: Role of the mother, Sibling Rivalry, ToddlerPENDAHULUAN

Salah satu peristiwa kunci dalam kehidupan anak adalah kelahiran adik baru. Kehamilan itu sendiri merupakan waktu ideal bagi anak-anak untuk memahami dari mana bayi berasal dan bagaimana bayi itu dilahirkan. Anak mungkin memiliki reaksi campuran terhadap adik baru, bergairah karena mendapat teman bermain baru, takut akan ditelantarkan, dan sering kecewa ketika sang adik tidak mau segera bermain, akan tetapi persaingan sengit ditakutkan oleh banyak orang tua bukan tidak dapat dihindari. Temperamen anak tertentu dan cara orang tua memperlakukan anak adalah faktor kunci yang menentukan seberapa besar persaingan yang terjadi di antara saudara kandung (Setiawati, 2011).Sibling rivalry adalah bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru. Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan tersaingi atas kehadiran adiknya, terlebih lagi ketika ia melihat ibunya sedang bersama adiknya. Perilaku ini biasanya ditunjukkan untuk menarik perhatian ibu dan biasanya muncul pada anak-anak usia 12-18 bulan (Rochmah, 2011). Sibling rivalry biasanya muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat. Hal ini terjadi karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu banyak. Jarak usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak usia antara 1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada usia 812 tahun (Setiawati, 2008). Selain itu kesibukan ibu dengan karirnya juga dapat menimbulkan sibling rivalry sehingga waktu kebersamaan dengan anak berkurang (Yulistyowati, 2008). Oleh karena itu, untuk mengurangi terjadinya sibling rivalry maka dibutuhkan peran ibu yang baik. Peran ibu adalah memberikan kasih sayang dan mendidik anak. Mercer mengatakan bahwa peran ibu dimulai setelah bayi (3-7 bulan setelah melahirkan). Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi dalam suatu kurun waktu, dan selama itu pula akan terjalin ikatan kasih sayang dengan bayinya (Mansur, 2009).Berdasarkan penelitian oleh (Soemardini, dkk, 2011), Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa ibu di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang sebagian besar (43.9%) melakukan perannya dengan kategori cukup dan memiliki anak yang mengalami sibling rivalry tingkat sedang (43.9%). Hasil uji korelasi spearman rho (r=0.289 dengan p=0.03) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara peran ibu dengan tingkat sibling rivalry pada anak prasekolah usia 3-5 tahun. Dan penelitian di puskesmas Ngasem Kediri didapatkan respon sibling anak usia 1-5 tahun terhadap kelahiran adik baru sebesar (66,67%) memiliki respon positif (Suwono, dkk, 2013). Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 28-30 Desember 2013 di Desa Sumberrejo Kecamatan Purwosari Kabupaten Pasuruan. Saya mewancarai 10 orang ibu yang mempunyai anak usia toddler (1-3 tahun), 5 orang ibu (50%) mengatakan bahwa sejak kehadiran adik baru, anak tersebut memukul dan melukai adiknya, membangkang apabila di nasehati, rewel atau menangis tanpa sebab, ingin selalu diperhatikan serta yang dulunya sudah tidak mengompol, mengompol lagi. Sedangkan 3 ibu (30%), anaknya memukul adiknya, menangis tanpa sebab, mengompol dan manja, dan 2 ibu (20%) anaknya sering memukul adiknya.Kesibukan ibu dengan karirnya juga dapat menimbulkan sibling rivalry sehingga waktu kebersamaan dengan anak berkurang, disamping itu pengetahuan ibu tentang bagaimana cara mempersiapkan anak pertamanya sebelum dan selama kehadiran adik bisa memunculkan terjadinya sibling rivalry.Kedatangan bayi baru merupakan krisis bahwa bagi beberapa toddler yang telah dipersiapkan dengan sangat baik. Sebenarnya bukan bayi yang dibenci atau tidak disukai toddler tetapi perubahan yang ditimbulkan oleh tambahan sibling ini, terutama perpisahan dengan ibu selama kelahiran. Orang tua sekarang membagi cinta dan perhatiannya dengan orang lain, rutinitas yang biasa menjadi terganggu, dan toddler dapat kehilangan tempat tidur dan/atau ruangannya, semua terjadi pada saat toddler mengira bahwa mereka mengontrol dunianya. Persaingan sibling cenderung menonjol pada anak pertama, yang mengalami kehilangan perhatian tunggal dari orang tua (dethronement). Dethronement tampaknya juga paling sulit dialami anak kecil, terutama dalam interaksi ibu-anak (L. Wong, 2008).Pertengkaran atau rasa cemburu merupakan sebuah peristiwa alami yang memberikan kontribusi besar terhadap proses belajar sosial anak. Namun, jika perilaku tersebut muncul tanpa adanya pendampingan dari orang tua maka hal tersebut menjadi tidak alamiah lagi atau menjadi tidak sehat sehingga mengganggu perkembangan anak (Setiawati, 2008). Biasanya dampak sibling rivalry pada perkembangan sering ditampakkan adalah anak lebih agresif, memukul bayi (adiknya), mendorong bayi dari pangkuan ibu, menjauhkan puting susu dari mulut bayi, secara verbal menginginkan bayi kembali ke perut ibu, ngompol lagi, kembali bergantung pada susu botol, menangis tanpa sebab serta menjadi lebih lengket dengan ibu (Bahiyatun, 2009).Maka dari itu seiring dengan perkembangan anak peran penting dari orang tua sangat dibutuhkan (Sanjayamario, 2009). Orang tua adalah kunci bagi munculnya sibling rivalry dan juga berperan memperkecil munculnya hal tersebut. Beberapa peran yang dapat dilakukan adalah antara lain memberikan kasih sayang dan cinta yang adil bagi anak ataupun mempersiapkan anak yang lebih tua menyambut kehadiran adik baru (Setiawati, 2008).METODE PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai anak toddler (1-3 tahun) dalam kondisi sibling rivalry dan bayi usia 0-1 tahun di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan sebanyak 74 orang. Sampel penelitian ini diambil dengan teknik Proportional Random Sampling sebanyak 62 responden. Alat ukur yang digunakan kuesioner. Uji statistik menggunakan Spearman Rank (Rho) dengan kemaknaan = 0,05 sehingga p< 0,05. Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah ada hubungan peran ibu dengan tingkat kejadian kejadian sibling rivalry pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Sumberrejo Purwosari PasuruanHASIL PENELITIAN

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Umur Ibu di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan pada tanggal 28 Desember 3 Mei 2014.

NoUmur (Tahun)Frekuensi (F)Prosentase (%)

1

2

3

417-25

26-35

36-45

46-55 1

40

21

01,6

64,5

33,9

0

Total62100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.1 diketahui bahwa sebagian besar responden berumur antara 26-35 tahun yaitu sebanyak 40 responden (64,5%).Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pendidikan Ibu di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan pada tanggal 28 Desember 3 Mei 2014.NoPendidikanF%

1

2

3

4SD

SMP

SMA

Perguruan Tinggi21

15

18

833,9

24,2

29,0

12,9

Total62100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.2 diketahui bahwa hampir setengah responden berpendidikan SD sebanyak 21 responden (33,9%).

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Pekerjaan Ibu di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan pada tanggal 28 Desember 3 Mei 2014.NoPekerjaanF%

1

2

3

4Swasta

Wiraswasta

PNS

Ibu Rumah Tangga18

18

4

2229,0

29,0

6,5

35,5

Total62100

Sumber: Data Primer

Tabel 4.3 diketahui bahwa hampir setengah responden menjadi ibu rumah tangga sebanyak 22 responden (35,5%).Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jumlah Anak di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan pada tanggal 28 Desember 3 Mei 2014.NoJumlah AnakF%

1

2

32 anak

3 anak

>3 anak50

12

080,6

19,4

0

Total62100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hampir seluruhnya responden jumlah anaknya 2 sebanyak 50 responden (80,6%).

Tabel 4.5 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin Anak di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan pada tanggal 28 Desember 3 Mei 2014.NoJenis KelaminF%

1

2

Laki-laki

Perempuan21

4133,9

66,1

Total62100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai anak pertama berjenis kelamin perempuan sebanyak 41 responden (66,1%).

Tabel 4.6 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Jarak Usia Anak di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan pada tanggal 28 Desember 3 Mei 2014.NoJarak Usia AnakF%

1

2

31 tahun

2 tahun

3 tahun3

29

304,8

46,8

48,4

Total62100

Sumber: Data Primer

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa hampir setengah responden mempunyai anak dengan jarak usia 3 tahun sebanyak 30 responden (48,4%).

Tabel 4.7 Hubungan Peran Ibu dengan Tingkat Kejadian Sibling Rivalry Anak Usia Toddler di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan pada tanggal 28 Desember 3 Mei 2014.

RinganSedangBeratTotal

F%F%F%F%

Sangat Baik203235122439

Baik1829813232845

Cukup Baik000010161016

Tidak Baik00000000

Total38611118132162100

Hasil Uji Spearman Rank p = 0,000

Sumber data primer

Hasil uji Spearman Rank menggunakan bantuan SPSS versi 17.0 diketahui bahwa nilai p (0,000) < (0,05), artinya terdapat hubungan peran ibu dengan tingkat kejadian sibling rivalry pada anak usia toddler (1-3 tahun) di desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan.

PEMBAHASAN

Ada hubungan antara peran ibu dengan tingkat kejadian sibling rivalry pada anak usia toddler (1-3 tahun) di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengungkapkan bahwa ibu yang mendidik anak dengan kasih sayang, rasa cinta, rasa aman dan perhatian pada anak akan tumbuh baik fisik maupun mental secara optimal (Chomaria, 2008). Hasil penelitian di Desa Sumberrejo Purwosari Pasuruan menunjukkan bahwa ibu hampir setengah responden mempunyai kategori peran baik sebanyak 28 responden (45,2%). Dan anak mengalami tingkat sibling rivalry sedang dan berat masing-masing sebanyak 17,7 % dan 21%. ibu yang memberikan perhatian dan kasih sayang lebih pada salah satu anak dapat menyebabkan terjadinya sibling rivalry.

Hal ini juga bisa disebabkan karena pada saat adik lahir, kakak masih terlalu kecil untuk menyadari kehadiran adik baru sehingga kakak selalu berusaha merebut perhatian ibu. Sementara ibu sibuk mengurusi pekerjaan rumah tangga. Konsekuensinya, ibu akan mendapat tugas lebih berat saat harus menghadapi kerewelan anak toddler serta bayinya dalam waktu yang bersamaan (Haritz, 2008).

Orang tua (ibu) harus melakukan persiapan yang baik agar anak dapat menerima dan tidak mempengaruhi perkembangan dan psikologis anak. Berdasarkan fakta keluarga adalah faktor yang sangat mempengaruhi perkembangan anak apabila hubungan antar saudara baik, maka hubungan keluargapun akan cenderung baik pula. Sebaliknya bila hubungan antar saudara kurang baik, itu akan mengganggu hubungan sosial dan pribadi anggota keluarga lainnya (Hurlock, 2009).

Dari hasil penelitian di atas di ketahui bahwa peran ibu yang memberikan perhatian dan kasih sayang lebih pada salah satu anak dapat menyebabkan terjadinga sibling rivalty. Di karenakan anak dalam fase tumbuh kembang sehingga ibu harus mampu bersikap adil terhadap anak-anak mereka, agar tidak memunculkan pertengkaran. Oleh karena itu, untuk mengurangi sibling rivalry maka dibutuhkan peran ibu yang baik.

SIMPULAN

Ada hubungan peran ibu dengan tingkat kejadian sibling rivalry pada anak usia toddler (1-3 tahun) di desa Sumberrejo Purwosari PasuruanSARAN1. Bagi Ibu

Mendidik anak yang tepat sesuai dengan tahapan tumbuh kembang anak dalam pemenuhan kebutuhan dasar seperti memberikan kasih sayang secara adil, perhatian, keperawatan anak yang terpenuhi (kebutuhan mental, sosial, spiritual, kesehatan anak) maupun pemenuhan kebutuhan pendidikan anak, hal ini menunjukkan bahwa apabila peran ibu baik akan menumbuhkan sikap positif bagi anak sehingga dampak sibling rivalry yang timbul dapat berkurang.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadikan sebagai bahan dalam menetapkan kebijakan institusi rencana PBM (Proses Belajar Mengajar) khususnya dalam materi keperawatan anak .

3. Bagi peneliti SelanjutnyaUntuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat mengembangkan penelitian sibling rivalry, misalnya menggali lebih dalam faktor yang mempengaruhi sibling rivalry dan apakah sibling rivalry dapat terjadi pada usia dewasa atau hanya terjadi pada anak sulung (pertama) serta bisa dilakukan penelitian lebih lanjut khususnya tentang pengaruh terhadap reaksi sibling rivalry pada anak usia toddler (1-3 tahun).DAFTAR PUSTAKAAmbarwati, E. R. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika.Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.Boyse,K.2011.SiblingRivalry.http://www.med.umich.edu/1libr/yourchild/sibriv.html, diakses tanggal 2 Januari 2014.Chakra, F. 2011. Happy Mom. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Chomaria, Nurul. 2008. Menjadi Ibu Penuh Cinta. Jakarta: PT. Elex KomputindoDepkes RI. 2009. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Depertemen Republik Indonesia.Dewi, V. N. 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.Engel, J. 2008. Pengkajian Pediatrik:Pocket Guide to Pediatric Assessment. Jakarta: EGC.Febry, A. B. 2008. Buku Pintar Menu Balita. Jakarta: Wahyu Media.Gichara, J. 2006. Mengatasi Perilaku Buruk Anak. Jakarta: Kawan Pustaka.Gichara, J. 2010. Ibu Bijak Menghasilkan Anak-anak Hebat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Haritz, Ummu. 2008. Mengelola Persaingan Kakak Adik. Surakarta: Afra Publishing.Hidayat, A. A. 2007. Seri Problem Solving Tumbuh Kembang Anak: Siapa Bilang Anak Sehat Pasti Cerdas. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.Hidayat, A. A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan:Paradigma Kuantitatif. Surabaya: Health Books Publishing.Hidayat, A. A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.Hurlock, E. B. 2009. Psikologi perkembangan. Jakarta : Erlangga.Hurlock, Elizabeth B. 2005. Perkembangan Anak Jilid 2 Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga.IKAPI, A. 2006. Warna-warni Kecerdasan Anak dan Pendampingannya. Yogyakarta: KANISIUS.Irianto, S. 2006. Perempuan & Hukum:Menuju Hukum yang Berperspektif Kesetaraan dan Keadilan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.Islamiyah, S. 2013. Perilaku Ibu dalam Memelihara Kesehatan Selama Kehamilan di Desa Karanganyar Pasuruan. Mojokerto: Tidak DiterbitkanKasjono, H. S. 2009. Teknik Sampling untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu.L.Wong, D. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik:Volume 1. Jakarta: EGC.L.Wong, D. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik:Volume 2. Jakarta: EGC.LPPM. 2013. Buku Panduan Penyusunan KTI dan SKRIPSI. Mojokerto: LPPM.Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.Martono, L. H. 2008. Peran Orang Tua dalam Mencegah dan Menanggulangi Penyalagunaan Narkoba. Jakarta : Balai Pustaka.Mubarak Wahit I. dkk. 2007. Promosi Kesehatan, Yogyakarta : Graha Ilmu.Nasar. 2010. Panduan Pembelajaran Tematik. Jakarta: Grasindo.Nisa, Z. 2010. Hubungan Sikap Orang Tua dengan Kejadian Sibling Rivalry pada Anak Usia Toddler di Desa Gendong Kulon Babat Lamongan Tahun 2010. http://stikesmuhla.ac.id/v2/wp-content/uploads/jurnalsurya/noVII/2.pdf, diakses tanggal 6 Februari 2014.

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.Nursalam. 2005. Asuhan keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba Medika.Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.Priatna & Yulia, A. 2006. Mengatasi Persaingan Saudara Kandung Pada Anak-Anak. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.Puspitasari.2003. Praktik Senam Hamil Hubungannya dengan Kelancaran Proses Persalinan.http://journal.lib.unair.ac.id/index.php/ijph/article/download/475/475.diakses tanggal 9 Mei 2014Putri, A. C. 2013. DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/dcp/article/view/2071, diakses tanggal 13 Maret 2014.R.I.Suhartin. 2010. Smart Parenting. Jakarta: Gunung Mulia.Rochmah, et al. 2011. Asuhan Neonatus Bayi, & Balita. Jakarta: EGC.Setiawati, O. R. 2008. Pertengkaran Antar Saudara, Sehatkah? http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=2008072123004, diakses tanggal 2 Januari 2014.Soemardini. 2011. Hubungan Peran Ibu dengan Tingkat Sibling Rivalry pada Anak Prasekolah Usia 3-5 Tahun di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang.http://old.fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/keperawatan/CHIKA%20JUNI%20RACHMAWATI.pdf, diakses tanggal 6 Februari 2014.Soeroso, A. 2008. Sosiologi 2.Jakarta: Quandra.Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV. AlfabetaSugiyono. 2011. Meetode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta.Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.Sujiyatini. 2010. Asuhan Ibu Nifas:Askeb III. Yogyakarta: Cyrillus Publisher.Sulistyaningsih. 2011. Metodelogi Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.Susanti, N. N. 2008. Psikologi Kehamilan. Jakarta: EGC.Sutomo. B. dan Anggraeni. DY. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita & Balita. Jakarta: Demedia.Suwono. 2013. Pandangan Ibu Tentang Respon Sibling Anak Usia 1-5 tahun Terhadap Kelahiran Adik Baru di Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem Kabupaten Kediri. http://suaraforikes.webs.com/volume4%20nomor2.pdf, diakses tanggal 4 Januari 2014.Werdiningsih, A. T. 2012. Peran Ibu dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Anak Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah. ttp://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/stikes/article/download/18471/18285, diakses tanggal 3 Januari 2014.Woolfson, Richard. 2006. Persaingan Saudara Kandung. Jakarta: Erlangga.Yulistyowati, Tri. 2008. Hubungan Peranan Ibu dan Peranan Kader dengan Status Imunisasi Campak. Tugas Akhir. Tidak diterbitkan: Universitas Airlangga, SurabayaZulkaidah dan Setiawati. 2011. GAMBARAN SIBLING RIVALRY PADA ANAK SULUNG YANG DIASUH OLEH SINGLE FATHER. http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/319770/gambaran-sibling-rivalry-pada-anak-sulung-yang-diasuh-oleh-single-father.html/, diakses tanggal 2 Februari 2014