9

7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri
Page 2: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

7/11/2018 Editorial Team

http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/qanunmedika/about/editorialTeam 1/1

Qanun Medika - Medical Journal Faculty of Medicine Muhammadiyah Surabaya

Home About Login Register Search Current Archives Announcements

You are the   visitors

Managed Hosting, Support, and OJS Responsive Theme by: OpenJournalSystems.com

»

»

»

»

»

»

Home / About the Journal / Editorial Team

Editors

Chief Editor Qanun Medika Nova Primadina, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya Jl.Suto

59 Surabaya 60113 Telp.031-3811966 fax.031-3813096

Muhammad Miftahussurur, Gastroentero-Hepatology Division, Department of Internal Medicine, Dr. Soetomo

Teaching Hospital-Faculty of Medicine-Institute of Tropical Disease, Universitas Airlangga, Surabaya 60131, Indo

Indonesia

Taat Putra Suhartono Taat Putra, Departemen Patobiologi Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia

Minnie Armenia Minie, Fakultas Farmasi Universitas Andalas Padang, Indonesia

aziz alimul hidayat, Indonesia

Section Editor

dr. Syafarinah Nur Hidayah Akil, Muhammadiyah University of Surabaya, Indonesia

User

Language

Noti cations

Journal Content

Information

Page 3: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

7/11/2018 Vol 1, No 02 (2017)

http://journal.um-surabaya.ac.id/index.php/qanunmedika/issue/view/146/showToc 1/1

Qanun Medika - Medical Journal Faculty of Medicine Muhammadiyah Surabaya

Home About Login Register Search Current Archives Announcements

You are the   visitors

Managed Hosting, Support, and OJS Responsive Theme by: OpenJournalSystems.com

Home / Archives / Vol 1, No 02 (2017)

DOI: http://dx.doi.org/10.30651/qm.v1i02

The 2nd edition of Qanun Medika Journal consists of 6 research article, 2 case report articles, and 2 review articles

Table of Contents

Histopathology of Left Ventricular Mice Presented with Electrical Cigarettes (ENDS) and

Conventional

Yanuarita Tursinawati Tursinawati, Noor Yazid Yazid, Findi Wira Purnawati

PDF

Ind

P-selectin levels in women with endometriosis and non-endometriosis

Tonny Simarmata

PDF (Bahasa Ind

Maternal Mortality Determinants in Refferal Hospital : Three Years Retrospective Study

Morel Sembiring

The Relationship Between Glucosamine Supplementation and Increased Intraocular Pressure in Patients With Open

Angle Glaucoma (at Dr. Wahidin Soediro Husodo Hospital)

Rini Kusumawardhany

Pengaruh Pemberian Alga Coklat (Sargassum sp.) Terhadap Enzim Katalase Kelenjar Submandibularis Tikus

Rattus Norvegicus Strain Wistar Akibat Iradiasi Linear Energy Transfer (LET) Rendah

sariano ferni

PDF

Ind

Pro le of Syndromic Kraniosinostosis for 5 Years in RSUD dr.Soetomo Surabaya

Adinda Widita, Magda Hutagalung, Indri Lakhsmi Putri

PDF (Bahasa Ind

Femur Pathological Fracture Caused by Metastatic Bone Disease Derived from Foot Squamous Cell

Carcinoma

Ferdiansyah ., Mouli Edward, Muhammad Hardian Basuki, Deny Mory Aryawan

PDF

Ind

Laporan Kasus : Thymik Karsinoma dengan Efusi Perikard

Mohammad Subkhan

PDF (Bahasa Ind

Diagnosis dan Tatalaksana Tromboemboli pada Kehamilan

Muhammad Perdana Airlangga

PDF (Bahasa Ind

Tinjauan Anatomi Klinik dan Manajemen Bell's Palsy

Nur Mujaddidah

PDF (Bahasa Ind

User

Language

Noti cations

Journal Content

Information

Page 4: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

1

Case Report

FEMUR PATHOLOGICAL FRACTURE CAUSED BY METASTATIC BONEDISEASE DERIVED FROM FOOT SQUAMOUS CELL CARCINOMA

Ferdiansyah1, Mouli Edward2, M Hardian Basuki3, Deny MoryAryawan4

1),2),3)Staff of Orthopaedics and Traumatology Department Airlangga University-RSUD dr. Soetomo-Surabaya

4)Resident of Orthopaedics and Traumatology Department Airlangga University-RSUD dr. Soetomo-Surabaya

Submitted : March 2017 | Accepted : June 2017 | Published : July 2017

ABSTRACT

Bone is an organ and the most common site that prone to metastatic cancer and causeserious morbidity. Besides, metastatic cancer to bone will limit skeletal function so thatdecrease quality of life and even death that most of them caused by its complication. Reportinga rare case about Squamous Cell Carcinoma that cause femur pathological fracture caused byMetastatic Bone Disease. A case report in women patients 55 years old with close femurfracture one-third middle caused by Metastatic Bone Disease in RSUD Soetomo Surabaya,period May 2015-March 2016.Data is taken retrospectively from medical record throughinterview, physical examination, radiological examination, and laboratory. Patients are treatedin hospital because of closedfemur fracture one-third middle caused by Metastatic BoneDisease. Based on physical and radiological examination, it is decided being done by skintraction first. The next plan is surgery. Patients are treated with interlocking nail left femur.Evaluation after surgery is done with medical rehabilitation, that is ROM exercise. Until now, 9months after surgery, patients still control routinely to be done chemotherapy and there isimprovement in patient’s condition. Metastatic process in bone often cause pathologicalfracture. Bone Metastatic is common from Breast, Lung, Prostate and Kidney Cancer. Therewas no publication before about Bone Metastatic Disease come from Squamous Cell Cancer.Mirel’s score is used as guiding in fixation prior to the next treatment. Decision of surgery isconsidered through patient’s objective and subjective appraisal that can be calculated inAbdurrahman score system.

Keywords : Squamous Cell Carcinoma metastatic, Femur pathological fracture,Metastatic Bone Disease

Korespondensi : [email protected]

ABSTRAK

Tulang merupakan organ dan lokasi paling umum yang rentan terhadap metastasekanker dan menyebabkan morbiditas yang cukup serius. Selain itu, metastase kanker metastatikpada tulang akan membatasi fungsi tulang sehingga menurunkan kualitas hidup dan bahkanmenyebabkan kematian yang sebagian besar disebabkan oleh komplikasinya. Melaporkan kasusyang jarang terjadi pada Karsinoma Sel Skuamosa yang menyebabkan fraktur patologis femuryang disebabkan oleh Penyakit MetastateTulang. Laporan kasus pada pasien wanita berusia 55tahun dengan fraktur femur tertutup sepertiga tengah disebabkan oleh Penyakit MetastaseTulang di RSUD Soetomo Surabaya, periode Mei 2015-Maret 2016. Data diambil secararetrospektif dari rekam medik melalui wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologis,

Page 5: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

2

dan laboratorium. Pasien dirawat di rumah sakit karena fraktur femur tertutup sepertiga tengahyang disebabkan oleh Penyakit Metastase Tulang. Berdasarkan pemeriksaan fisik danradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalahoperasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri. Evaluasi setelah operasi dilakukandengan rehabilitasi medis, yaitu latihan ROM. Hingga saat ini, 9 bulan setelah operasi, pasientetap melakukan kontrol rutin untuk menjalani kemoterapi dan terjadi perbaikan pada kondisipasien. Proses metastase pada tulang sering menyebabkan frakturpatologis. Metastase tulangumum terjadi pada Kanker Payudara, Paru, Prostat dan Kidney. Belum terdapat publikasisebelumnya mengenai Penyakit MetastaseTulang yang berasal dari Kanker Sel Skuamousa.Skor Mirel digunakan sebagai panduan dalam fiksasi sebelum perawatan berikutnya. Keputusanpembedahan dipertimbangkan melalui penilaian obyektif dan subjektif pasien yang dapatdihitung dalam sistem skor Abdurrahman.

Kata kunci : MetastaseKankerSel Skuamousa, frakturpatologis femur, Penyakit MetastaseTulang

Korespondensi : [email protected]

PENDAHULUAN

Kanker merupakanpenyakit dengankarakteristik adanya gangguan ataukegagalan mekanisme multiplikasi padaorganisme multiseluler sehingga terjadiperubahan perilaku sel yang tidakterkontrol. Perubahan tersebut disebabkanadanya perubahan atau transformasigenetic, terutama pada gen-gen yangmengatur pertumbuhan, yaitu protoonkogendan gen penekan tumor. Sel-sel yangmengalami transformasi terus-menerusberproliferasi dan menekan pertumbuhansel normal.

Kanker merupakan salah satupenyakit dengan angka kematian yangtinggi. Data Global Action Against Cancerpada tahun 2005 dari WHO (World HealthOrganization) menyatakan bahwa kematianakibat kanker dapat mencapai angka 45%dari tahun 2007 hingga 2030, yaitu sekitar7,9 juta jiwa menjadi 11,5 juta jiwakematian. Di Indonesia, menurut laporanRiskesdes tahun 2007 prevalensi kankermencapai 4,3 per 1000 penduduk danmenjadi penyebab kematian tertinggisetelah stroke, tuberculosis, hipertensi,trauma, perinatal dan diabetes mellitus.

Karsinoma sel skuamosa (KSS)adalah neoplasma maligna yang berasal darikeratinosit suprabasal epidermis.Neoplasma ini merupakan jenis neoplasmanon-melanoma kedua terbanyak setelahkarsinoma sel basal. Insidensi pasti KSSsampai saat ini belum terdokumentasi,tetapi diperkirakan terjadi satu kasus setiap1000 penduduk di Amerika. Karsinoma inimeningkat insidensinya di daerah yanglebih banyak paparan sinar matahari,bahkan mencapai 200-300 kasus tiap100.000 penduduk di Australia.

Usia di atas 40 tahun, paparan sinarmatahari, pengaruh zat-zat karsinogenik(tar, arsen, hidrokarbon, polisiklik aromatic,paraffin), merokok, trauma kronik dan/atauluka bakar pada kulit, radiasi sinar peng-ionadalah predisposisi yang telah diketahuiuntuk terjadinya KSS. Seperti disebutkan diatas inflamasi atau ulkus kronik yang tidakkunjung sembuh dapat tumbuh progresifmenjadi KSS meskipun memerlukan waktuyang cukup lama.

Gambaran kulit pada KSS padaumunya berupa nodul yang mengalamiulserasi atau berupa suatu plak / papulverukosa yang menunjukkan tanda – tandakornifikasi dan atau hyperkeratosis. KSSyang bersifat invasif berpotensi merusak

Page 6: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

3

jaringan sekitar (ekspansif dan infiltrative)dan dapat bermetastasis jauh. Dalam hal inimemungkinkan pula metastasis ke tulang.Tulang adalah organ dan lokasi yang palingsering mengalami metastasis kanker danmenyebabkan morbiditas yang besar.Padapenelitian di bidang kanker, dapat dilihatbahwa kejadian kanker pada tulang terjadirata-rata setiap 3 smapai 6 bulan. Selainitu, metastasis kanker ke tulang membatasifungsi skeletal, sehingga menyebabkanpenurunan kualitas hidup dan bahkankematiannya yang hamper seluruhnyadiakibatkan oleh komplikasinya. Prognosispenyakit MBD tergantung pada lokasikanker primernya.

Adanya penyakit ekstraosseous danpenyebaran serta lamnya bone diseasemerupakan predikto prognosis yang kuat.Dewasa ini morbiditas skeletal, progresipenyakit dasar MBD, atau bahkan kematiantelah dapat diperkirakan melaluipemeriksan bone-spesific marker.Pemahaman yang lebih terhadap prediksidan prognosis dapat memberikanpenanganan yang leih personal terhadappasien dan pembiayaan yang lebih efektifdari sumber daya kesehatan (JacofskyDJ,dkk 2004)

MBD saat ini menjdi isu pada bidangorthopaedi dan traumatologi seperti halnyapada center onkologi. Berdasarkanpedoman dari British OrthipedicAssociation (BOA),diperkirakan setiaptahunnya di Inggris terdapat 20.000 kasus,dengan ± 9000 kasus berhubungan dengankanker payudara (Cumming D,dkk,2008)

LAPORANKASUS

Pasien wanita usia 55 tahun rujukandari RSU Lamongan dengan keluhan nyeritiba-tiba setelah turun dari tempat tidur 4hari SMRS. Setelah kejadian tersebutpasien tidak bisa berjalan lalu dibawakeluarga berobat ke RSU Lamongan. Pasien

dilakukan pemeriksaan rontgen dinyatakanpatah tulang tertutup patologis paha kiri.

Benjolan pada jempol kiri sejak 2tahun. Benjolan semakin lama membesardan bernanah. Pasien tidak memilikiriwayat Diabetes Mellitus sebelumnya.Jempol kiri tersebut kemudian diamputasiatas permintaan pasien. Luka post amputasitidak pernah mongering. Pasien dilakukanpemeriksaan x-ray dan pengambilan sampeljaringan pada jempol kaki kiri tesebut.

Gambar 1. Gambaran klinis paha kiri

Gambar 2. Gambaran radiologis

Pada pemeriksaan tatus lokalis regiofemur sinistra didapatkan:- Look: deformitas (+), swelling (-),

vulnus (-)- Feel: Nyeri tekan (+), AVN distal (+)- Movement: ROM terbatas nyeri (+)

Pasien juga mengeluhkan benjolanpada pangkal paha kiri sejak 1 tahun yanglalu tanpa ada keluhan yang mengganggu.

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

3

jaringan sekitar (ekspansif dan infiltrative)dan dapat bermetastasis jauh. Dalam hal inimemungkinkan pula metastasis ke tulang.Tulang adalah organ dan lokasi yang palingsering mengalami metastasis kanker danmenyebabkan morbiditas yang besar.Padapenelitian di bidang kanker, dapat dilihatbahwa kejadian kanker pada tulang terjadirata-rata setiap 3 smapai 6 bulan. Selainitu, metastasis kanker ke tulang membatasifungsi skeletal, sehingga menyebabkanpenurunan kualitas hidup dan bahkankematiannya yang hamper seluruhnyadiakibatkan oleh komplikasinya. Prognosispenyakit MBD tergantung pada lokasikanker primernya.

Adanya penyakit ekstraosseous danpenyebaran serta lamnya bone diseasemerupakan predikto prognosis yang kuat.Dewasa ini morbiditas skeletal, progresipenyakit dasar MBD, atau bahkan kematiantelah dapat diperkirakan melaluipemeriksan bone-spesific marker.Pemahaman yang lebih terhadap prediksidan prognosis dapat memberikanpenanganan yang leih personal terhadappasien dan pembiayaan yang lebih efektifdari sumber daya kesehatan (JacofskyDJ,dkk 2004)

MBD saat ini menjdi isu pada bidangorthopaedi dan traumatologi seperti halnyapada center onkologi. Berdasarkanpedoman dari British OrthipedicAssociation (BOA),diperkirakan setiaptahunnya di Inggris terdapat 20.000 kasus,dengan ± 9000 kasus berhubungan dengankanker payudara (Cumming D,dkk,2008)

LAPORANKASUS

Pasien wanita usia 55 tahun rujukandari RSU Lamongan dengan keluhan nyeritiba-tiba setelah turun dari tempat tidur 4hari SMRS. Setelah kejadian tersebutpasien tidak bisa berjalan lalu dibawakeluarga berobat ke RSU Lamongan. Pasien

dilakukan pemeriksaan rontgen dinyatakanpatah tulang tertutup patologis paha kiri.

Benjolan pada jempol kiri sejak 2tahun. Benjolan semakin lama membesardan bernanah. Pasien tidak memilikiriwayat Diabetes Mellitus sebelumnya.Jempol kiri tersebut kemudian diamputasiatas permintaan pasien. Luka post amputasitidak pernah mongering. Pasien dilakukanpemeriksaan x-ray dan pengambilan sampeljaringan pada jempol kaki kiri tesebut.

Gambar 1. Gambaran klinis paha kiri

Gambar 2. Gambaran radiologis

Pada pemeriksaan tatus lokalis regiofemur sinistra didapatkan:- Look: deformitas (+), swelling (-),

vulnus (-)- Feel: Nyeri tekan (+), AVN distal (+)- Movement: ROM terbatas nyeri (+)

Pasien juga mengeluhkan benjolanpada pangkal paha kiri sejak 1 tahun yanglalu tanpa ada keluhan yang mengganggu.

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

3

jaringan sekitar (ekspansif dan infiltrative)dan dapat bermetastasis jauh. Dalam hal inimemungkinkan pula metastasis ke tulang.Tulang adalah organ dan lokasi yang palingsering mengalami metastasis kanker danmenyebabkan morbiditas yang besar.Padapenelitian di bidang kanker, dapat dilihatbahwa kejadian kanker pada tulang terjadirata-rata setiap 3 smapai 6 bulan. Selainitu, metastasis kanker ke tulang membatasifungsi skeletal, sehingga menyebabkanpenurunan kualitas hidup dan bahkankematiannya yang hamper seluruhnyadiakibatkan oleh komplikasinya. Prognosispenyakit MBD tergantung pada lokasikanker primernya.

Adanya penyakit ekstraosseous danpenyebaran serta lamnya bone diseasemerupakan predikto prognosis yang kuat.Dewasa ini morbiditas skeletal, progresipenyakit dasar MBD, atau bahkan kematiantelah dapat diperkirakan melaluipemeriksan bone-spesific marker.Pemahaman yang lebih terhadap prediksidan prognosis dapat memberikanpenanganan yang leih personal terhadappasien dan pembiayaan yang lebih efektifdari sumber daya kesehatan (JacofskyDJ,dkk 2004)

MBD saat ini menjdi isu pada bidangorthopaedi dan traumatologi seperti halnyapada center onkologi. Berdasarkanpedoman dari British OrthipedicAssociation (BOA),diperkirakan setiaptahunnya di Inggris terdapat 20.000 kasus,dengan ± 9000 kasus berhubungan dengankanker payudara (Cumming D,dkk,2008)

LAPORANKASUS

Pasien wanita usia 55 tahun rujukandari RSU Lamongan dengan keluhan nyeritiba-tiba setelah turun dari tempat tidur 4hari SMRS. Setelah kejadian tersebutpasien tidak bisa berjalan lalu dibawakeluarga berobat ke RSU Lamongan. Pasien

dilakukan pemeriksaan rontgen dinyatakanpatah tulang tertutup patologis paha kiri.

Benjolan pada jempol kiri sejak 2tahun. Benjolan semakin lama membesardan bernanah. Pasien tidak memilikiriwayat Diabetes Mellitus sebelumnya.Jempol kiri tersebut kemudian diamputasiatas permintaan pasien. Luka post amputasitidak pernah mongering. Pasien dilakukanpemeriksaan x-ray dan pengambilan sampeljaringan pada jempol kaki kiri tesebut.

Gambar 1. Gambaran klinis paha kiri

Gambar 2. Gambaran radiologis

Pada pemeriksaan tatus lokalis regiofemur sinistra didapatkan:- Look: deformitas (+), swelling (-),

vulnus (-)- Feel: Nyeri tekan (+), AVN distal (+)- Movement: ROM terbatas nyeri (+)

Pasien juga mengeluhkan benjolanpada pangkal paha kiri sejak 1 tahun yanglalu tanpa ada keluhan yang mengganggu.

Page 7: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

4

Gambar 3. Gambaran klinis Squamous CellCarcinoma pedis yang telahdiamputasi

Pemeriksaan FNAB (4 Juni 2015) diRSUD Dr. Soetomo ditemukan sampelbiopsi dari kaki kiri metastasis SCC poorlydifferentiated.

Gambar 4. Gambaran histopatologi

Pasien didiagnosa sebagai patahtulang tertutup femur S 1/3 tengah e.cMetastatic Bone Disease. Selanjutnyadilakukan skoring penilaian untukmenentukan tatalaksana. Berdasarkanskoring penilaian menggunakanABDURRAHMAN Score didapatkan nilai: Subjective Assessement:

o Degree of Pain(2)o Pain Related movement (5)

Objective Assesement:o Number of local extension (3)o Ulceration (5)o Pathologic fracture situation(10)o Physical Status (10)o Operability of the tumor (1)

Total Skor adalah 35sehinggadirekomendasikan untuk dioperasi.Sedangkan dari skoring menggunakanMIREL Score didapatkan:

Site : Upper Limb (2) Pain :Moderate (2) Lesion : Lytic (3) Size : 1/3 – 2/3 (2)

MIREL Skor total pasien adalah 9 dengandemikian pasien dilakukan fiksasiprofilaktik.

Berdasarkan hasil skoring makadilakukan tatalaksana pada pasienmenggunakan immobilisasi dengan SkinTraction dan ORIF Elektif Pro InterlockingNail Femur Sinistra.

Gambar 5. Gambaran radiologis post operatif

PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan utamanyeri yang dirasakan pada paha kiri.Awalnya hanya dirasakan seperti benjolanpermukaan kulit saja sejak 1 tahun lalutanpa keluhan yang mengganggu. Padapasien ini juga didapatkan riwayatsebelumnya yaitu luka yang tidak kunjungsembuh setelah dilakukan tindakanamputasi pada jari pertama kaki kiri.

Kesimpulan pemeriksaan radiologisadalah adanya “Closed fraktur patologisfemur S 1/3 tengah” karena dari hasilpemeriksaan tersebut didapatkan gambaranyang dicurigai adanya fraktur patologisdengan kemungkinan metastasis bonedisease.

Dari kecurigaan adanya frakturpatologis (metastasis bone disease) tersebutjuga dilakukan pemeriksaan yangmenunjang diagnostik lebih lanjut untukmengetahui asal tumor primer yang

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

4

Gambar 3. Gambaran klinis Squamous CellCarcinoma pedis yang telahdiamputasi

Pemeriksaan FNAB (4 Juni 2015) diRSUD Dr. Soetomo ditemukan sampelbiopsi dari kaki kiri metastasis SCC poorlydifferentiated.

Gambar 4. Gambaran histopatologi

Pasien didiagnosa sebagai patahtulang tertutup femur S 1/3 tengah e.cMetastatic Bone Disease. Selanjutnyadilakukan skoring penilaian untukmenentukan tatalaksana. Berdasarkanskoring penilaian menggunakanABDURRAHMAN Score didapatkan nilai: Subjective Assessement:

o Degree of Pain(2)o Pain Related movement (5)

Objective Assesement:o Number of local extension (3)o Ulceration (5)o Pathologic fracture situation(10)o Physical Status (10)o Operability of the tumor (1)

Total Skor adalah 35sehinggadirekomendasikan untuk dioperasi.Sedangkan dari skoring menggunakanMIREL Score didapatkan:

Site : Upper Limb (2) Pain :Moderate (2) Lesion : Lytic (3) Size : 1/3 – 2/3 (2)

MIREL Skor total pasien adalah 9 dengandemikian pasien dilakukan fiksasiprofilaktik.

Berdasarkan hasil skoring makadilakukan tatalaksana pada pasienmenggunakan immobilisasi dengan SkinTraction dan ORIF Elektif Pro InterlockingNail Femur Sinistra.

Gambar 5. Gambaran radiologis post operatif

PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan utamanyeri yang dirasakan pada paha kiri.Awalnya hanya dirasakan seperti benjolanpermukaan kulit saja sejak 1 tahun lalutanpa keluhan yang mengganggu. Padapasien ini juga didapatkan riwayatsebelumnya yaitu luka yang tidak kunjungsembuh setelah dilakukan tindakanamputasi pada jari pertama kaki kiri.

Kesimpulan pemeriksaan radiologisadalah adanya “Closed fraktur patologisfemur S 1/3 tengah” karena dari hasilpemeriksaan tersebut didapatkan gambaranyang dicurigai adanya fraktur patologisdengan kemungkinan metastasis bonedisease.

Dari kecurigaan adanya frakturpatologis (metastasis bone disease) tersebutjuga dilakukan pemeriksaan yangmenunjang diagnostik lebih lanjut untukmengetahui asal tumor primer yang

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

4

Gambar 3. Gambaran klinis Squamous CellCarcinoma pedis yang telahdiamputasi

Pemeriksaan FNAB (4 Juni 2015) diRSUD Dr. Soetomo ditemukan sampelbiopsi dari kaki kiri metastasis SCC poorlydifferentiated.

Gambar 4. Gambaran histopatologi

Pasien didiagnosa sebagai patahtulang tertutup femur S 1/3 tengah e.cMetastatic Bone Disease. Selanjutnyadilakukan skoring penilaian untukmenentukan tatalaksana. Berdasarkanskoring penilaian menggunakanABDURRAHMAN Score didapatkan nilai: Subjective Assessement:

o Degree of Pain(2)o Pain Related movement (5)

Objective Assesement:o Number of local extension (3)o Ulceration (5)o Pathologic fracture situation(10)o Physical Status (10)o Operability of the tumor (1)

Total Skor adalah 35sehinggadirekomendasikan untuk dioperasi.Sedangkan dari skoring menggunakanMIREL Score didapatkan:

Site : Upper Limb (2) Pain :Moderate (2) Lesion : Lytic (3) Size : 1/3 – 2/3 (2)

MIREL Skor total pasien adalah 9 dengandemikian pasien dilakukan fiksasiprofilaktik.

Berdasarkan hasil skoring makadilakukan tatalaksana pada pasienmenggunakan immobilisasi dengan SkinTraction dan ORIF Elektif Pro InterlockingNail Femur Sinistra.

Gambar 5. Gambaran radiologis post operatif

PEMBAHASAN

Pasien datang dengan keluhan utamanyeri yang dirasakan pada paha kiri.Awalnya hanya dirasakan seperti benjolanpermukaan kulit saja sejak 1 tahun lalutanpa keluhan yang mengganggu. Padapasien ini juga didapatkan riwayatsebelumnya yaitu luka yang tidak kunjungsembuh setelah dilakukan tindakanamputasi pada jari pertama kaki kiri.

Kesimpulan pemeriksaan radiologisadalah adanya “Closed fraktur patologisfemur S 1/3 tengah” karena dari hasilpemeriksaan tersebut didapatkan gambaranyang dicurigai adanya fraktur patologisdengan kemungkinan metastasis bonedisease.

Dari kecurigaan adanya frakturpatologis (metastasis bone disease) tersebutjuga dilakukan pemeriksaan yangmenunjang diagnostik lebih lanjut untukmengetahui asal tumor primer yang

Page 8: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

5

memungkinkan penyebaran ke tulang.Diantaranya berupa pemeriksaanlaboratorium tumor marker ALP, AFP,CEA, CA-125, CA-15-3, CA 19-9, HormonThyroid,pemeriksaan rontgen ThoraksAP/Lat, USG Abdomen Upper Lower, danCT Scan Thoraks. Namun dari pemeriksaantersebut tidak didapatkan kelainan yangmenunjukkan adanya tumor primerpenyebab MBD (metastasis bone disease).

Selanjutnya dilakukan pulapemeriksaan penunjang Bone Survey. Daripemeriksaan Bone survey tersebutdidapatkan hasil multiple lesi litik diaphysistype permeatif, zona transisi lebar,periosteal reaction (-), endosteal scalping(+) pada tibia kiri dimana hal tersebutkemudian dikembangkan denganpemeriksaan histopatologi anatomi padamassa di pedis kiri didapatkan hasil darisampel biopsi tersebut adalah metastaseSCC poorly differentiated.

Dari hasil-hasil pemeriksaan yangdidapatkan di atas, mengarahkan dugaansementara yaitu proses fraktur patologispada femur kiri merupakan metastase dariKarsinoma Sel Skuamosa dari pedisipsilateral.

Pasien dilakukan tindakanpemasangan interlocking nail femursinistra. Evaluasi setelah operasi pasiendilakukan rehabilitasi medik berupa ROMexercise di bed terlebih dahulu hinggasesegera mungkin pasien bila latihanberjalan seperti sebelum terjadinya fraktur.

Proses yang memungkinkanterjadinya metastase ke tulang diterangkandengan Hipotesis “seed and soil” yangdiungkapkan oleh Stephen Paget pada tahun1889. Aliran darah yang sangat tinggi padadaerah sumsum tulang, menjadi predileksiterjadinya metastasis pada tempat tersebut.Lebih jauh lagi, sel tumor memproduksimolekul adhesive yang mengikat secara eratke sel stromal dari sumsum tulang danmatriks tulang. Interaksti tersebut

menyebabkan sel tumor meningkatkanproduksi faktor angiogenesis dan boneresorpsing yang lebih lanjut lagi akanmeningkatkan pertumbuhannya di tulang.Tulang juga merupakan tempat bagibeberapa faktor pertumbuhan, termasuk didalamnya transforming growth factor,insulin-like growth factor I dan II,fibroblast growth factor, platelet-derivedgrowth factor, bone morphogeneticproteins, dan kalsium. Faktor-faktorpertumbuhan tersebut, yang dilepaskan danteraktivasi selama proses resorpsi tulang,menyediakan tempat yang subur bagipertumbuhan sel tumor.

Berdasarkan hasil pemeriksaan BoneSurvey didapatkan hasil multiple lesi litikdiafisis tipe permiatif, zona transisi lebar,periosteal reaction (-). Metastase bisaterjadi pada setiap tulang dan dimana saja.Biasanya destruktif (litik) dan bisa terjadifraktur bila tulang menjadi rapuh, sepertikondisi frakur yang dialami oleh pasien ini.Jarang terjadi pembentukan tulang barusecara periosteal (bila dibandingkan dengantumor primer). Yang paling penting hampirselalu multiple, terjadi pada tulang yangberbeda. Jarang dapat dikenali tumor primerdari mana metastase berasal. Karenatampak sama.

Karena metastase mungkinmemberikan gejala dalam jangka waktuyang lama. Umumnya gejala yang munculadalah nyeri dan lemah dan seringditemukan fraktur patologis. Yang perludiketahui adalah pemeriksaan radiologiskadang–kadang tidak dapat mendeteksisuatu tumor primer/sekunder tulang.Pemeriksaan radiologis terutama bermaknabila tumor menyebabkan adanya osteolitik,sklerotik atau reaksi tulang.

DAFTAR PUSTAKA

Alimsardjono., Subagjo, et al. (2012). DiktatAnatomi. Surabaya: Departemen Anatomi dan

Page 9: 7/11/2018 Editorial Teamradiologis, diputuskan untuk dilakukan traksi kulit terlebih dahulu. Rencana selanjutnya adalah operasi. Pasien diobati dengan interlocking nail femur kiri

Qanun Medika vol.I no.2 | Juli 2017

6

Histologi Fakultas Kedokteran UniversitasAirlangga.

Aston,.W.,Timothy, B., Louis, S., Tumors. In: LouisS, Selvadurai N, David W, editors Apley’s.

Boca., Raton. (2010). System of Orthopedics andFractures. Ninth Edition. Tylor and FrancisGroup, LLC: pp.216-218.

Buga, S., Sarri, JE. (2012). The Management of Painin Metastatic Bone Disease. Cancer Control,Vol 19(2), pp.156-166.

Capnna, R., Ampanacci, DA., (2005). Textbook ofBone Metastases: Clinical Features andPrognosis of Bone Metastases.John Wileyand Sons. Wesr Sussex. Hal 65-75 of bone.

Colemen, RE. (2006). Clinical Features of MetastaticBoe Disease and Risk of Skeletal Morbidity.Clinical Cancer Research. Vol.12(6243s),pp..135-146.

Cumming, D. (2009). Metastatic Disease to Bone: therequirement for improvement forimprovement in amultidisciplinary approach,International Orthopedics (SICOT) Vol.33,pp 493-496.

Farmer, ER., Hood, AF. (1990). Malignant Tumoursof the epidermis in oathology of the skin.Cana: Prentice Hall International.pp.579-85.

Habib, TP. (1996). Squamous Cell Carcinoma. In: Acolour guide to diagnosis and terapi. StLouis: Mosby. Pp. 666-8.

Jacofsky, DJ. (2004). Metastatic Disease to Bone.Hospital Physician. Pp.21-28.

Karo, WA. (1991). Benign & Malignant growth. in: aLange medical Book ed, Dermatology.Canada: Prentice Hall International. pp.508-10.

Kelompok Kerja Kanker FK UI / RSUPNCM.(1995). Protokol Larsinoma sel skuamosakulit. in: Protokol kanker kulit. Jakarta.

Koh, HK., Bhawan, J. (1992). Tumours of the skin.in: Moschella, Hurley, penyunting.Dermatology, 3rded. Philadephia: WBSaunders Co. pp. 1735-37.

Lipton, A. (2004).Pathophysiology of BoneMeastases: HowThis Knowledge May Leadto Therapeutic Intervention. J of Supp, Oncol,Vol 2, pp.205-20.

Mackie, RM. (1993). Epidermal skin tumours.Dalam: Rook, Wilkinson, Ebling, penyunting.Textbook of dermatology, 5thed. London:Blackwell Scientific Pub. Pp. 1497-1501.

Metastases. Clinical Features and Prognosis of BoneMetastases.John Wiley and Sons. WesrSussex. Pp. 135-145.

Plunket, TA., Rubens, RD. (2005). Textbook of boneMetastases. Clinical Features and Prognosisof Bone Metastases, .John Wiley and Sons.Wesr Sussex. Pp.65-75.

Rajarubendra, N., Lawrenschuk, N. (2010). BoneCancer Progression and TherapeuticApproaches, Imaging of Bone Metastases.Edisi 1. Elsevier. San Diego, pp.269-281.

Rata, IGAK. (1999). Tumor kulit. Dalam: IlmuPenyakit kulit dan kelamin, edisi ketiga.Jakarta:FKUI. Pp. 207-15.

Roodman., David. (2004). Mechanism of BoneMetastasis. New England Journal Magazine.University of Pittsburg, NEJM vol350, pp.1655-64

Schawarth, RA., Stoll, HL. (1993). Squamous cellcarcinoma. In : Fitzpatrick TB, Eizen AZ,Wolff K, Freedberg IM, Auten KF,penyunting. Dermatology in generalmedicine, 4thed, New York: Mc Graw Hill.pp.821-35.

Schirrmeister, H., Arslandemier, C. (2010). BoneCancer Progression and TherapeuticApproaches, Imaging of Bone Metastases.Edisi 1.Diagnosis of Skeletal Metastases inMalignant Extraskeletal Cancers. Springer.Leipzig. Pp.283-93.

Sloane, E. (1994). Anatomy and Physiology: An EasyLearner. Jones and Bartlett Publisher.Sudbury.

Solomon, L. (2010). Apleys System of Orthopaedicsand Fractures, Metastatic Bone Disease,9thed . Hodder Arnold. London.Hal. 216-218.

Thompson (2001). Netter’s Concise Atlas ofOrthopaedic Anatomy. Philadelphia:Saunders Elsevier.

Yu, HHM. (2012). Overview of Diagnosis andManagement of Metastati Disease to Bone,Cancer Control, vol 19(2), pp.84-91