7108030033_m.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 7108030033_m.pdf

    1/4

    Perancangan dan Pembuatan Pola Dasar Pada

    Pakaian di Industri Garmen yang Terprogram

    Indah Ratna Sari1, Ratna Adil2, Legowo Sulistijono3 1Penulis, Mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS

    2Dosen Pembimbing, Staf Pengajar di Jurusan Teknik Elektronika PENS – ITS3Dosen Pembimbing, Staf Pengajar di Jurusan Teknik Elektronika PENS - ITS

    Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

    Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, INDONESIA

    Tel: +62 (31) 594 7280; Fax: +62 (31) 594 6114

    email : [email protected]

    AbstrakBerkembang pesatnya pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

    telah mendorong laju percepatan di berbagai bidang,

    termasuk proses produksi di industri garmen. Industri garmen

    yang masih menerapkan metode manual pada proses

    produksinya, menghasilkan pola dasar pada pakaian dengan

    menggunakan tenaga manusia.Adanya teknologi penggabungan antara komponen mekanik,

    elektronik, dan sistem berbasis komputer yang dinamakan

    automasi, hasil perpotongan pola dasar pada pakaian tidak

    hanya sesuai dengan kebutuhan industri garmen, melainkan

    keinginan konsumen.

    Sistem automasi pemotongan pola pakaian pada kain

    diciptakan melalui  personal computer   (PC) sebagai

    pengendali laju produksinya. Sistem akan berjalan

    sebagaimana yang diperintahkan oleh PC secara user

     friendly.

    Pada awal proses pemotongan, gambar ditampilkan pada

     form design  dengan terlebih dahulu menekan tombol

    memanggil desain. Tombol ini bertujuan untuk mencari

    tempat dimana gambar di simpan.Gambar pola dasar ditampilkan pada  form design, terlebih

    dahulu diuji melalui tes tombol desain. Hal ini bertujuan

    untuk mengurangi kesalahan. Karena gambar yang di proses

    adalah gambar yang siap untuk di potong.

    Proses pemotongan berlangsung setelah menekan tombol

    untuk memotong. Sehingga, pergerakan mekanik (alat) akan

    mengikuti garis pola yang ditampilkan di PC. Pada  form

    design  telah diikutsertakan ukuran gambar pola dasar, yang

    bertujuan memudahkan dalam mengetahui ukuran kain yang

    dibutuhkan. Sehingga proses pemotongan dapat berlangsung

    secara lancar dan otomatis.

    Hasil perpotongan pola dasar pada kain, seperti nilon, katun,

     jean, asahi memiliki tingkat kepresisian sebesar 97,5 %. Alat

    dapat memotong kain sesuai dengan gambar yangditampilkan pada layar komputer, selain program yang

    berhasil dirancang secara user friendly  dan alat yang dapat

    kembali ke posisi awal secara otomatis (home position).

    Kata Kunci : automasi, pola pakaian, bitmap, delphi

    1.  PENDAHULUANBerkembang pesatnya pengetahuan dan

    teknologi dewasa ini, telah mendorong laju percepatan di

    berbagai bidang, termasuk pada proses produksi di suatu

    industri. Pada industri garmen, tenaga manusia masih

    digunakan sebagai pelaku utama dalam menghasilkan

    pola dasar pada pakaian melalui tenaganya.Tenaga manusia yang terbatas dan memerlukan

    waktu relatif lebih banyak, dapat memicu bertambahnya

     jumlah biaya produksi. Selain, adanya resiko kecelakaan

    kerja karena pekerja berhadapan langsung dengan mesin

    pemotong.

    Dengan adanya teknologi penggabungan antara

    komponen mekanik, elektronik, dan sistem berbasis

    komputer yang dinamakan automasi ini, dapat bermanfaat

    untuk proses produksi di industri garmen nantinya.

    Karena hasil produksi tidak hanya berupa potongan pola

    dasar yang sesuai dengan kebutuhan di industri garmen,

    melainkan setiap keinginan para konsumennya dengan

    menggambar.

    .2.  METODOLOGI

    Pada metodologi ini, akan dijelaskan bagaimana

    langkah – langkah dalam pengerjaan :

    2.1. Studi Literatur

    Pada projek akhir ini diperlukan landasan teori,

    seperti : bagaimana menyesuaikan ukuran antara gambar

    di layar  personal computer dengan ukuran yang

    sebenarnya, bagaimana menampilkan pergerakan gambar

    pada layar  personal computer  ketika proses pemotongan

    berlangsung, bagaimana memposisikan heater  ke atas dan

    ke bawah untuk siap melakukan pemotongan, serta

    bagaimana mengembalikan posisi heater   ke tempat

    semula (home position).

  • 8/17/2019 7108030033_m.pdf

    2/4

    2.2. Ukuran pola dasar pada pakaianDalam menentukan pola dasar, yang harus diperhatikan ialah:

    1. Lingkar badan

    2. Panjang punggung

    3. Lingkar leher

    4. Lebar bahu5. Lebar dada

    6. Lebar bahu

    Gambar.3.Pola Dasar Pakaian

     

     

    Keterangan pola pada bagian muka secara manual, adalah

    sebagai berikut :

    A - B = ½ lingkar badan

    B - B1 = 1,5 cm

    ukuran panjang punggung = B1 - D

    (dengan terlebih dahulu membuat garis empat persegi dari A

    ke B, B ke D dan dari A ke C, terus dari B ke C dan dari D ke

    C dengan garis bantu)

    A - E = D - F = ¼ lingkar badan,

    dengan menghubungkan E dan F dengan garis bantu (garis

    putus-putus)

    A - A2 = 1/6 lingkar leher ditambah 0,5 cm,

    A - A1 = 1/6 lingkar leher ditambah 1 cm,

    dengan menghubungkan A1 dengan A2 seperti gambar (garis

    leher bagian muka)

    E - E1 = 1/3 panjang bahu,

    dengan membuat garis mendatar pada titik E1

    a2 - A3 = panjang bahu, dengan membuat garis bahu harus

    menyentuh garis E1

    A - e1 = ½ panjang punggung

    C1 - C2 = ½ lebar muka, dengan membuat garis vertikal

    sampai garis bahu dan menghubungkan A3 dengan K seperti

    gambar

    C - C1 = 1/10 lingkar pinggang

    C1 ke C2 dibagi dua, dengan menghubungkan dengan garis

    bahu titik A4,

    berbentuk lipit kup dari C1 dan C2 seperti gambar

    B - B2 = 1,5 cm

    B - b2 = 1/6 lingkar leher ditambah 0,5 cm,dengan

    menghubungkan B1 dengan B2 seperti gambar

    B2 - B3 = panjang bahu, garis bahu harus menyentuh

    garis E1B - D1 = ½ panjang punggung,

    D1 - D2 = ½ lebar punggung, dengan membuat garis

    vertikal sampai garis bahu dan mengbungkan titik B3

    dengan K seperti gambar (lingkar kerung lengan

    bagian belakang)

    D - D1 = 1/10 lingkar pinggang,

    D1 ke D2 dibagi dua, dengan menghubungkan dengan

    titik B4 dan menghubungkan D1 dengan D2 membentuk

    lipit kup seperti gambar.[4]

    2.3. Pengenalan Delphi 7.0

    Bahasa Pemrograman di Delphi disebut bahasaprosedural artinya bahasa / sintaknya mengikuti urutan

    tertentu / prosedur. Ada jenis pemrograman non-

    prosedural seperti pemrograman untuk kecerdasan buatan

    seperti bahasa Prolog. Delphi termasuk Keluarga Visual

    sekelas Visual Basic, Visual C, artinya perintah-perintah

    untuk membuat objek dapat dilakukan secara visual.

    Delphi merupakan bahasa berorentasi objek, artinya nama

    objek, properti dan methode / procedure dikemas

    menjadi satu kemasan (encapsulate).

    Delphi adalah sebuah perangkat lunak (bahasa

    pemrograman) untuk membuat program / aplikasi

    komputer berbasis windows. Delphi merupakan bahasa

    pemograman berbasis objek, artinya semua komponen

    yang ada merupakan objek-objek. Ciri sebuah objekadalah memiliki nama, properti dan method/procedure.

    Delphi disebut juga visual programming artinya

    komponen-komponen yang ada tidak hanya berupa teks

    (yang sebenarnya program kecil) tetapi muncul berupa

    gambar-gambar.

    3.  PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

    Motor Stepper 1

    B

    Motor Stepper 2Motor DC

    Motor Stepper 3 

    Gambar 4. Blok diagram Mesin Perancangan dan

    Pembuatan Pola Dasar Pada Pakaian

    PCSISTEM

    ELEKTRON

     

    PEMOTON

  • 8/17/2019 7108030033_m.pdf

    3/4

  • 8/17/2019 7108030033_m.pdf

    4/4

    Waktu yang dibutuhkan pada tiap jenis kain, yakni katun,

     jean, asahi, dan nilon adalah kurang lebih 97 menit dengan

    pola desain gambar yang beragam sesuai Gambar 6.

    Tabel 1. Hasil pemotongan

    Pada tiap jenis kain tersebut memiliki nilai kepresisian

    yang sama, yaitu 97,5 %. Nilai yang sama pada waktu

    pemotongan disebabkan oleh karena motor stepper yang

    digunakan untuk memutar kedua buah ulir pada mekanik

    telah dirancang dan dibuat untuk berputar secara konstan,

    bahwa jika tercapai nilai 200 maka motor stepper telah

    melakukan satu putaran penuh.

    7.  KESIMPULAN

    Berdasarkan hasil perencanaan, pembuatan, pengujian

    sistem dan alat “Perancangan dan Pembuatan Pola Dasar

    pada Pakaian di Industri Garmen yang Terprogram” dapat

    disimpulkan bahwa :

    1. Penyesuaian ukuran antara gambar pada layar komputer

    dengan ukuran sebenarnya ditentukan oleh panjang ulir

    pada mekanik.

    2. 

    Tampilan pergerakan gambar pada layar komputer ketika

    proses pemotongan berasal dari bahasa pemrograman

    Delphi 7.0 dengan membuat dua buah lembar kerja

    (canvas), yang salah satunya dibuat transparant .

    3. Posisi heater ke bawah (turun) dan ke atas (naik) didapat

    dengan menambahkan motor DC berdaya 12 Volt pada

    heater .

    4. 

    Pengembalian posisi heater ke tempat semula atau home position dapat direalisasikan dengan melakukan inisialisasi

    terlebih dahulu, dengan mengetahui antara ukuran pixel

    pada komputer dan ukuran sebenarnya, yaitu 5,7 pixel

    adalah setara dengan 1 cm. Sehingga alat telah memiliki

    nilai kepresisian 97,5%, dengan program berjalan semakin

    user friendly.

    8. DAFTAR PUSTAKA

    [1] Abdul Kadir. “Pemrograman Database Dengan

    Delphi 7 Menggunakan Access dan

    ADO”.2004.Yogyakarta:Penerbit Andi

    [2] http://anaarisanti.blogspot.com/ diakses pada

    tanggal 16 November 2010

    [3] Ismadi. “Kreasi Fashion dengan Corel Draw”. 2009.

    Yogyakarta : Penerbit Andi

    [4] Dedit Rusminto.“ Elektronika Industri 2”

    [5] Abdi Wahyudi.“Pembuatan Miniatur Pemotongan

    Pola Pakaian Pada Kain Di Industri Garmen

    Berbasis PC”.1996.Proyek Akhir: T.Elektronika

    PENS-ITS

    [6] Frengky Saut P. Sinurat. “Perancangan Rangkaian

    Running Text Dalam Penggunaan Pintu Otomatis

    Berbasis Mikrokontroler At89s51”.2007.Proyek

    Akhir : D3 Fisika Instrumentasi Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Sumatera Utara Medan

    [7] Hendawan Soebhakti, ST. Sistem

    Mikrokontroller.pptx. 2007. Program Studi Teknik

    Elektro Politeknik Batam

    [8]  https://dspace.ndlr.ie/jspui/handle/10633/5498

    diakses pada tanggal 8 Mei 2011

    [9]websupport1.citytech.cuny.edu/Faculty/fzia/weblinks/S 

    tepper%20Motor%20Tutorials%20and%20Driver%

    20Circuits.htm diakses pada tanggal 8 Mei 2011

    [10] Modul ATMEL AT89S51

    [11] http://www.rezutopia.wordpress.com/ diakses pada

    tanggal 8 Mei 2011[12] http://www.ilmu.8k.com/ diakses pada tanggal 8 Mei

    2011

    [13] http://id.wikipedia.org/   diakses pada tanggal 8 Mei

    2011

    [14] http://www.google.com/pemotongkain  diakses pada

    tanggal 8 Mei 2011

    [15]

    http:// staff.ui.ac.id / internal/040603019/material/DC

    MotorPaper

    AndQA.pdf diakses pada tanggal 8 Mei 2011

    [16] M. Suratman. “Kamus Elektronika”. 2001.

    Yogyakarta : CV. Pustaka Grafika

    Jeniskain

    Waktu (menit) Keterangan

    Katun 97 menit Berhasil

    Jean 97 menit Berhasil

    Asahi 97 menit Berhasil

    Nilon 97 menit Berhasil