11
Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 50 - 60 50 STATUS YODIUM DAN FUNGSI KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI SDN KIYARAN I KECAMATAN CANGKRINGAN KABUPATEN SLEMAN IODINE STATUS AND COGNITIVE FUNCTION AT ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN AT KIYARAN I SUBDISTRICT CANGKRINGAN OF SLEMAN REGENCY Mutalazimah dan Setya Asyanti Program Studi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK G angguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah gizi yang menjadi faktor penghambat pembangunan sumber daya manusia karena dapat menyebabkan terganggunya perkembangan mental dan kecerdasan terutama pada anak- anak yang dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah. Sejumlah 20 juta penduduk Indonesia yang menderita GAKY diperkirakan dapat kehilangan 140 juta angka kecerdasan atau IQ points. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status yodium urin dan fungsi kognitif pada anak sekolah dasar di SDN Kiyaran I Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman ini bersifat observasional dilakukan pada 50 anak SD kelas 3 dan 4. Status yodium urin diketahui dengan mengukur EYU menggunakan metode Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) sedangkan fungsi kognitif diukur menggunakan metode Colour Progressive Matrices (CPM). Hasil penelitian menunjukkan ekskresi yodium dalam urin dengan nilai rata-rata 76,66 μg/dl dengan nilai terendah 10 μg/dl dan nilai tertinggi 259 μg/dl serta standar deviasi sebesar 66, 65 μg/dl dengan kategori kurang tingkat berat 14 %, kurang tingkat sedang 30 %, kurang tingkat ringan 26 %, cukup 20 % dan lebih 10 %. Dengan demikian persentase total yang status yodium dengan kategori kurang cukup besar yakni 70 %. Hasil pengukuran IQ memberikan hasil bahwa 66 % dengan kategori rata-rata dan 34 % dibawah rata-rata. Analisis statistik menunjukkan tidak ditemukan hubungan antara status yodium urin dan fungsi kognitif dengan nilai p sebesar 0,366. Meskipun tidak signifikan tetapi hasil penelitian tersebut perlu penelitian lebih lanjut agar penanggulangan GAKY dapat dilaksanakan dengan lebih optimal melalui kerjasama lintas sektor. Kata Kunci: Status yodium, kognitif, dan anak sekolah dasar. ABSTRACT I odine Deficiencies Disorder (IDD) is one of the nutrition problem that the way to de crease human resources development because it’s should be disturb inteligence growth mainly on the school age children. The outcome of IDD on school age children cause the lower of learning output. In Indonesia IDD should be lost 140 milion IQ points. This re-

6._MUTALAZIMAH

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 6._MUTALAZIMAH

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 50 - 6050

STATUS YODIUM DAN FUNGSI KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASARDI SDN KIYARAN I KECAMATAN CANGKRINGAN

KABUPATEN SLEMAN

IODINE STATUS AND COGNITIVE FUNCTIONAT ELEMENTARY SCHOOL CHILDREN

AT KIYARAN I SUBDISTRICT CANGKRINGAN OF SLEMAN REGENCY

Mutalazimah dan Setya Asyanti

Program Studi Gizi Fakultas Ilmu KesehatanFakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAK

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan salah satu masalah giziyang menjadi faktor penghambat pembangunan sumber daya manusia karena dapat

menyebabkan terganggunya perkembangan mental dan kecerdasan terutama pada anak-anak yang dapat berakibat pada rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah. Sejumlah 20juta penduduk Indonesia yang menderita GAKY diperkirakan dapat kehilangan 140 jutaangka kecerdasan atau IQ points. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubunganstatus yodium urin dan fungsi kognitif pada anak sekolah dasar di SDN Kiyaran I KecamatanCangkringan Kabupaten Sleman ini bersifat observasional dilakukan pada 50 anak SDkelas 3 dan 4. Status yodium urin diketahui dengan mengukur EYU menggunakan metodeAtomic Absorption Spectrophotometry (AAS) sedangkan fungsi kognitif diukur menggunakanmetode Colour Progressive Matrices (CPM). Hasil penelitian menunjukkan ekskresi yodiumdalam urin dengan nilai rata-rata 76,66 µg/dl dengan nilai terendah 10 µg/dl dan nilaitertinggi 259 µg/dl serta standar deviasi sebesar 66, 65 µg/dl dengan kategori kurang tingkatberat 14 %, kurang tingkat sedang 30 %, kurang tingkat ringan 26 %, cukup 20 % danlebih 10 %. Dengan demikian persentase total yang status yodium dengan kategori kurangcukup besar yakni 70 %. Hasil pengukuran IQ memberikan hasil bahwa 66 % dengankategori rata-rata dan 34 % dibawah rata-rata. Analisis statistik menunjukkan tidakditemukan hubungan antara status yodium urin dan fungsi kognitif dengan nilai p sebesar0,366. Meskipun tidak signifikan tetapi hasil penelitian tersebut perlu penelitian lebih lanjutagar penanggulangan GAKY dapat dilaksanakan dengan lebih optimal melalui kerjasamalintas sektor.

Kata Kunci: Status yodium, kognitif, dan anak sekolah dasar.

ABSTRACT

Iodine Deficiencies Disorder (IDD) is one of the nutrition problem that the way to decrease human resources development because it’s should be disturb inteligence growth

mainly on the school age children. The outcome of IDD on school age children cause thelower of learning output. In Indonesia IDD should be lost 140 milion IQ points. This re-

Page 2: 6._MUTALAZIMAH

Status Yodium dan Fungsi Kognitif Anak Sekolah Dasar ... (Mutalazimah dan Setya Asyanti) 51

PENDAHULUAN

Gangguan Akibat KekuranganYodium (GAKY) merupakan salah satumasalah gizi yang menjadi faktorpenghambat pembangunan sumber dayamanusia karena dapat menyebabkanterganggunya perkembangan mental dankecerdasan terutama pada anak-anak(WHO, 1995, PAHO, 2001; Arisman,2004; Fardiaz, 2005). Gangguan tersebutdapat berakibat pada rendahnya prestasibelajar anak usia sekolah. Dari sejumlah20 juta penduduk Indonesia yang men-derita GAKY diperkirakan dapat kehi-langan 140 juta angka kecerdasan atau IQpoints (Tim GAKY Pusat, 2005). Lebihspesifik Zimmermann (2003) menye-butkan dari hasil pemeriksaan ekskresiyodium dalam urin (EYU) sebanyak 2 mil-yar individu di dunia menderita defisiensiyodium dan 285 juta diantaranya adalahanak-anak usia sekolah.

Kekurangan yodium dalam tubuhmanusia disebabkan karena keadaan

tanah, air dan bahan pangan kurang me-ngandung yodium. Suatu wilayah menja-di kekurangan yodium disebabkan lapisanhumus tanah sebagai tempat menetapnyayodium sudah tidak ada, karena akibaterosi tanah secara terus menerus dan seringterjadi pembakaran hutan yang meng-akibatkan yodium dalam tanah hilang,daerah yang mempunyai karakteristik inidisebut sebagai daerah endemis GAKY(Boyages, 1993; Siswono, 2001; Ritanto,2003, Arisman, 2004). Dengan demikianuntuk menjamin kecukupan asupanyodium pada masyarakat yang tinggal didaerah endemis, diperlukan cara-carapenambahan yodium dalam berbagai carabaik jangka pendek maupun jangkapanjang.

Secara universal yodisasi pada garamtelah dapat diterima dan banyak digunakanoleh masyarakat sebagai alternatif jangkapanjang (Depkes RI, 2002 ; Kartono, et al,2004), sedangkan penanggulangan jangkapendek dapat dilakukan melalui programpemberian kapsul yodium. Sejauh ini

search aimed to prove relation between iodine status (Iodine Urine Excretion/IUE) andcognitive function (Inteligence Quotient/IQ). This observational research use 50 sample ofchild at elementary school at Kiyaran I Subdistrict Cangkringan Sleman Regency. Themeasurement of IUE trough Atomic Absorption Spectrophotography (AAS) method andmeasurement of IQ with Colour Progressive Matrices (CPM) method. The result of thisresearch show that the average of IUE”s samples are 76,66 µg/dl, minimum value 10 µg/dland maksimum value 259 µg/dl. The catagory distribution of samples based on IUE aresevere hypothyroid 14 %, moderate hypothyroid 30 %, light hypothyroid 26 %. Amount ofnormal catagory 20 % and ecxessive category or hyperthyroid 10 %. Measurement of IQresult show the mean 27,34, minimum value 17 and maximum value 36. IQ category ofsamples are average 66 % and below average 34 %. Statistic’s test can’t prove the significantrelation between IUE and IQ (p = 0,366). Conclusion of this research find the hypothy-roid and hyperthyroid cases on school age children at Kiyaran I Subdistrict CangkringanSleman Regency. Based on this research recommend to the government to increase the realattention from several sector related to prevent and solce the IDD problem together.

Keywords: Iodine status, cognitive, elementary school, and children.

Page 3: 6._MUTALAZIMAH

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 50 - 6052

pasokan kapsul yodium sangat terbatassehingga masih diprioritaskan untukdaerah endemis pada kelompok wanita usiasubur (WUS) saja dan masih sangat jarangmenjangkau anak-anak usia sekolah (TimGAKY Pusat, 2005). Hal tersebut biladibiarkan maka anak usia sekolah terutamadi daerah endemis akan semakin berisikomenderita GAKY dengan akibat yangsangat serius yakni terganggunya perkem-bangan kognisi yang ditandai berkurangnyaangka kecerdasan sebesar 13,5 IQ points(Hetzel, 2000 ; WHO, 2001 ; Jukes et al,2002; Zimmermann, et al, 2005;Zimmermann et al, 2006).

Hasil survei pendahuluan mengenaikonsumsi garam beryodium di KabupatenSleman menunjukkan dari 86 desa hanyaada 6 desa yang mengkonsumsi garamberyodium dengan kadar cukup dengancakupan 75,3 %. Cakupan tersebut belumsesuai target USI (Universal Salt Iodization)sebesar 90 %. Kondisi ini dapat menjadijustifikasi meningkatnya angka TGR (To-tal Goiter Rate) atau angka pembesarankelenjar gondok sebagai indikator masalahGAKY menjadi 18,1 %. Walaupundikategorikan sebagai daerah endemisringan (TGR > 5 - 19,9 %), tetapi dari 17kecamatan yang ada, 5 diantaranya ter-masuk endemis berat, dengan angka TGRtertinggi di Kecamatan Cangkringansebesar 39,5 % (Dinkes Sleman, 2003).

Berdasarkan latar belakang yangterurai maka dapat diidentifikasi bebe-rapapermasalahan yang terkait dengan GAKYyakni dampak negatif GAKY sangat luasmencakup semua kelompok umur ter-masuk penurunan angka kecerdasan padaanak usia sekolah. Kecamatan Cang-kringan Kabupaten Sleman merupakankecamatan endemis dengan angka GAKYtahun 2003 sebesar 39,5 %. Pengukuranbesaran GAKY di Kabupaten Sleman

masih menggunakan angka pembesarankelenjar gondok dengan palpasi (WHOmerekomendasikan menggunakan metodebiokimia dengan pemeriksaan EYU).

Secara umum penelitian ini ber-tujuan untuk mengetahui hubungan sta-tus yodium urin dan fungsi kognitif padaanak sekolah dasar di SDN Kiyaran IKecamatan Cangkringan KabupatenSleman, dengan tujuan khusus sebagaiberikut mengukur kadar yodium dalam urinpada anak sekolah dasar, mengukur fungsikognitif pada anak sekolah dasar, menge-tahui hubungan status yodium urin danfungsi kognitif pada anak SD di SDNKiyaran I Kecamatan Cangkringan Kabu-paten Sleman.

Masalah Gangguan Akibat Keku-rangan Yodium merupakan masalah yangsangat serius mengingat dampaknya secaralangsung dapat mempengaruhi kelang-sungan hidup manusia terutama berkaitanerat dengan kualitas sumber daya manusiabaik menyangkut pertumbuhan, kecer-dasan, maupun produktivitas kerja. Untukmempercepat penurunan prevalensiGAKY, pemerintah telah memberikanperhatian besar dan ingin lebih meng-intensifkan upaya penanggulangan GAKY.

Melalui Proyek Intensifikasi Penang-gulangan GAKY yang dilaksanakan sejaktahun 1997 secara lintas program dan lintassektor dengan fokus utama : 1) DistribusiKapsul minyak beryodium pada kecamatanendemik berat dan sedang (TGR > 20%)sebagai upaya jangka pendek 2) Yodisasigaram atau peningkatan konsumsi garamberyodium sebagai upaya jangka panjang,yang pelaksanaannya dipantau dengankegiatan pemantauan garam beryodiummelalui murid SD/MI (Depkes RI, 2002).

Berbagai definisi inteligensi diajukanoleh beberapa ahli psikologi. Santrock(1995) mendefinisikan inteligensi sebagai

Page 4: 6._MUTALAZIMAH

Status Yodium dan Fungsi Kognitif Anak Sekolah Dasar ... (Mutalazimah dan Setya Asyanti) 53

kemampuan verbal, ketrampilan-ketram-pilan pemecahan masalah dan kemampuanuntuk belajar dari pengalaman-penga-laman hidup sehari-hari dan menyesuaikandiri dengannya. Terman mendefinisikaninteliensi sebagai kemamuan untuk berfikirabstrak, sedangkan David Weschler ber-pendapat intelegensi merupakan kemam-puan individu untuk berfikir dan bertindakterarah, serta mengolah dan menguasailingkungan secara efektif (Sarwono, 2000).Gardner dalam Santrock (1995) menye-butkan ada 7 macam inteligensi yaitu ver-bal. Matemats, spasial, musik, ketampilanmenganalisis diri sendiri, ketampilan meng-analisis orang lain, ketrampilan gerakan.

Pengukuran inteligensi dilakukandengan tes inteligensi. Beberapa tes yangdikenal untuk mengukur inteligensi anakSekolah Dasar antara lain Stanford Binet,Wechsler Inteligence Scale for Children(WISC), Culture Fair Intelegence Test skala2 (CFIT), dan Colour Progressive Matrices(CPM).

Yang menjadi sorotan dalam psiko-logi adalah bahwa tes inteligensi seringkalibias budaya, yaitu lebih menguntungkananak-anak perkotaan daripada anak-anakpedesaan, anak-anak kelas menengah daripada anak-anak kelas bawah, dan anak-anak klit putih dari pada anak-anak kulihitam (Miller-Jones, dalam Santrock1995). Biasanya tes yang bias budaya ka-rena menggunakan tes verbal. Tes kecer-dasan yang paling umum dipakai untukmengetahui kemampuan kognitif secaraumum dan tidak mengandung bias budayaadalah tes CPM.

Penelitian mengenai perbaikan sta-tus yodium dan peningkatan perkem-bangan mental pada anak sekolah di Beninmenyimpulkan bahwa anak yang mendapatsulementasi yodium mengalami pening-katan EYU dengan nilai p 0,007 dan secara

signifikan mengalami kenaikan skor tesperkembangan mental dengan nilai p 0,000(Van den Briel, et al, 2000).

Perbedaan perkembangan psikomo-torik pada anak yang difisiensi yodium diIndia terbukti setelah anak berusia kira-kira 2,5 tahun. Sedangkan perbedaan darikemampuan belajar dan motivasi jugaterlihat pada anak umur 9 – 15 tahun,defisiensi yodium tingkat sedang dan beratmenyebabkan keterlambatan dalam belajardan kurang motivasi untuk menyelesaikanpelajaran. Di Bangladesh, anak dengankadar T4 rendah memilihi hasil test yanglebih rendah dibandingkan dengan anakyang T4-nya normal, baik pada kemam-puan mengeja, membaca dan kemampuankognitif secara umum, bahkan defisiensiyodium pada tingkat yang lebih rendahdapat melemahkan fungsi mental danmotorik. Hasil meta analisis dari 18 peneli-tian menyebutkan bahwa dari hasil teskognitif rata-rata menunjukkan adanyapenurunan IQ sebesar 13,5 point pada anak-anak yang defisiensi yodium (WHO, 2001).

Penelitian lain di Columbia suple-mentasi yodium pada anak sekolah yangdefisiensi yodium selama 22 bulan denganmetode randomized placebo controlled trialsmenyimpulkan bahwa ada peningkatanskor IQ. Di Equador, 51 anak usia 6 sampai10 tahun dari komunitas yang mengalamidefisiensi yodium kemudian diberi suntikanminyak yodium dan setelah dua tahunkemudian dibandingkan dengan yang tidakdiintervensi (non placebo) maka yanganak sekolah yang diberi suntikan menun-jukkan hasil tes IQ yang lebih baik. (PanAmerica Health Organization /PAHO,2001)

Anak sekolah usia 6 – 11 tahun diAfrika Selatan di beri biscuit yang difor-tikasi yodium, zat besi dan beta karotenhasilnya prevalensi anak dengan kadar

Page 5: 6._MUTALAZIMAH

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 50 - 6054

yodium urin yang rendah turun signifikandari 97 % menjadi 5%. Implikasi yangdidapat dari penelitian ini adalah bahwakadar yodium dalam urin mempunyai sifatlebih peka sebagai indikator untuk efek-tivitas program pemantauan defisiensiyodium pada satu populasi (Stuijvenberg,2002).

Studi dengan rancangan randomizedcontrolled double blind yang bertujuanmengetahui efek suplementasi yodiumpada 310 anak sekolah usia 10 – 12 tahundi Albania selama 24 minggu juga meng-hasilkan signifikansi dengan meningkatnyaEYU dan kemampuan kognitif yang diukurdengan metode CPM dengan nilai p 0,0001(Zimmermann, et al, 2006).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk penelitianobservasional dengan mengkaji hubungankadar yodium dalam urin dan fungsikognitif pada anak SD di SD Kiyaran IKecamatan Cangkringan KabupatenSleman. Pemilihan kelompok umur inikarena usia sekolah merupakan salah satumasa rawan terjadinya risiko kurang gizitermasuk defisiensi yodium yang berkaitandengan perkembangan intelektual. Sampeldihitung dengan rumus Lemeshow denganjumlah 50 anak.

Data EYU diambil dengan melaku-kan pengampilan sampel urin pagi hari darianak yang terpilih sebagai sampel kemu-dian dilakukan pengujian kadar EYUdengan metode AAS. Fungsi kognitifdiambil dengan melakukan tes CPM padasiswa SD yang kemudian melalui prosesskoring dan interpretasi. Data hasil pene-litian diolah dan dianalisis secara deskriptifdan statistik menggunakan uji korelasi rankspearman.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik RespondenSebaran responden menurut jenis

kelamin disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Distribusi Responden MenurutJenis Kelamin

Distribusi responden menurutukuran antropometri diuraikan sebagaiberikut.a. Berat Badan

Berdasarkan pengukuran diperolehrata-rata berat badan respondenadalah sebesar 26,25 kg, dengan nilaiminimal 18,5 kg dan nilai maksimal43,5 kg. Nilai variasi berat badancukup tinggi yakni dengan standardeviasi sebesar 5,40 kg.

b. Tinggi BadanVariasi tinggi badan responden lebihbesar yakni ditunjukkan oleh nilaistandar deviasi sebesar 6,56 cm,dengan rata-rata tinggi badan sebesar129,85 cm, nilai terendah 117 cm sertanilai tertinggi 147 cm.

c. Indeks Massa TubuhStatus gizi responden diukur meng-gunakan Indeks Massa Tubuh (IMT)yakni dengan membagi berat badan(dalam kg) dengan tinggi badan kua-drat (dalam m). Rata-rata IMT sebesar15,46 dengan IMT terendah 11,81 dantertinggi 24,59 serta nilai standardeviasi 2,22. Berdasarkan standar dariDepartemen Kesehatan RI maka hasil

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Laki-laki

Perempuan

28

22

56

44

Jumlah 50 100

Page 6: 6._MUTALAZIMAH

Status Yodium dan Fungsi Kognitif Anak Sekolah Dasar ... (Mutalazimah dan Setya Asyanti) 55

perhitungan IMT pada anak SD dapatdikategorikan sebagai berikut.

Tabel 2. Kategori IMT Responden

Menyimak Tabel 2. mengenai kategoriIMT responden dapat diketahui bahwasebagian besar status gizi respondenadalah normal (68 %) meskipun begituada yang masuk kategori kurus (28 %)serta ada yang masuk kategori gemuk(4 %). Dari hasil tersebut bisa disaran-kan agar responden dengan status gizinormal agar dapat mempertahankanstatus gizi tersebut, dan bagi yang kurusagar dapat meningkatkan status gizidengan melakukan perbaikan polamakan baik frekuensi, jenis makanandan jumlah yang sesuai kebutuhan.Bagi responden yang gemuk agar dapatmenerapkan pola makan seimbangagar tidak berlanjut kepada obesitasyang berlebihan.

Berdasarkan hasil pengolahan datamengenai nilai rapor (dari semester gasaldan genap) diperoleh rata-rata nilai raporadalah 6,85 dengan nilai terendah 5,90 dannilai tertinggi 8,35 serta standar deviasirelatif kecil sebesar 0,518. Bila dikate-gorikan dengan menggunakan cut of pointpendekatan z- skor dari nilai rapor tersebutmaka distribusi responden sebagai berikut:

Tabel 4. Kategori Nilai Rapor Responden

Kategori nilai rapor responden yangtersaji pada Tabel 4., sebagian besarresponden masuk kategori baik denganpersentase sebesar 88 %, sedangkan yangmasuk kategori kurang sebesar 12 %.

Hasil Pemeriksaan Status Yodium (Eks-kresi Yodium Urin)

Status yodium responden diketahuidengan mengukur ekskresi yodium dalamurin dengan nilai rata-rata 76,66 µg/dldengan nilai terendah 10 µg/dl dan nilai

Kategori Nilai Rapor Frekuensi Persentase

Baik

Kurang

44

6

88

12

Jumlah 50 100

Kategori pengetahuan Frekuensi Persentase

Kurang tingkat berat Kurang tingkat sedang Kurang tingkat ringan Cukup Lebih Sangat berlebihan

7 15 13 10 5 0

14 30 26 20 10 0

Jumlah 50 100

Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Status Yodium Urin

Kategori IMT Frekuensi Persentase

Kurus

Normal

Gemuk

14

34

2

28

68

4

Jumlah 50 100

Page 7: 6._MUTALAZIMAH

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 50 - 6056

259 µg/dl serta standar deviasi sebesar 66,65 µg/dl. Berdasarkan standar dari WHO,kadar ekskresi yodium dalam urin tersebutditampilkan pada Tabel 5.

Distribusi responden berdasarkanstatus yodium urin yang diukur melaluiEYU dapat disimak pada tabel 5. yangmenunjukkan bahwa kategorinya meratamulai dari kurang tingkat berat, kurangtingkat sedang, kurang tingkat ringan,cukup dan lebih sedangkan yang sangatberlebihan tidak ditemukan. Berdasarkantabel tersebut bila dijumlahkan makaresponden yang mempunyai EYU kurang(ringan, sedang, berat) sebesar 70 %, angkayang cukup besar untuk menggambarkanmasalah GAKY di SD Kiyaran I. Selain ituada angka EYU yang mempunyai kategorilebih yakni sebesar 10 %, ini menunjukkanbahwa ada indikasi juga sebagaian dariresponden telah mengalami kelebihanyodium yang bila dibiarkan terus akanberlanjut pada hipertiroid yang dampaknyajuga tidak jauh berbeda dengan hipotiroid.Bila dikaitkan dengan kondisi geografisyang sangat memungkinkan hasil alamseperti tanaman dan peternakan yangrentan kurang yodium ini juga karenaasupan yodium eksternal seperti kapsulyodiol yang terbatas karena yang dipro-

gramkan oleh pemerintah sebagai sasarandistribusi baru pada wanita usia subur. Hallain yang sangat relevan menyebabkanpermasalahan GAKY di daerah endemisjuga masalah pengelolaan garam beryodiumyang meliputi pemilihan dan penyimpananyang masih kurang dapat diterapkan.

Hasil Pengukuran Fungsi Kognitif (IQ)Kemampuan inteligensi responden

pada penelitian ini di ukur menggunakantes fungsi kognitif dengan metode CPM,dengan nilai rata-rata IQ sebesar 27,34sedangkan nilai minimal 17 dan nilaimaksimal 36 serta standar deviasi sebesar5,13. Distribusi frekuensi IQ berdasarkankategori menggunakan standar dari San-trock ditampilkan pada Tabel 6.

Hasil pengukuran terhadap tingkatintelegensia pada responden dapat disimakpada tabel 7. yang menunjukkan bahwasebagian besar responden yakni 66 % mem-

Kategori IQ Frekuensi Persentase

Superior Diatas rata-rata Rata-rata Dibawah rata-rata Border Line

0 0 33 17 0

0 0 66 34 0

Jumlah 50 100

Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Fungsi Kognitif

Variabel Nilai p Kesimpulan

Kadar EYU 0,035 Tidak Normal

Fungsi Kognitif 0,707 Normal

Tabel 7. Hasil Uji Kenormalan Data

Page 8: 6._MUTALAZIMAH

Status Yodium dan Fungsi Kognitif Anak Sekolah Dasar ... (Mutalazimah dan Setya Asyanti) 57

punyai IQ rata-rata, sedangkan sisanyasebesar 34 % mempunyai IQ dibawah rata-rata. Berdasarkan hasil penelitian ini dapatdiperoleh adanya fenomena bahwa didaerahendemis GAKY seperti di Desa KiyaranKecamatan Cangkringan ini memang tidakditemukan responden yang mempunyai IQdiatas rata-rata dan yang superior.

Hasil Uji StatistikSebelum menentukan uji korelasi

yang dipilih maka dilakukan pengujianterhadap seluruh variabel yang berskalakontinyu, dan diperoleh hasil bahwa varia-bel fungsi kognitif berdistribusi normaldengan nilai p > 0,05, sedangkan variabelEYU berdistribusi tidak normal dengannilai p < 0,05, maka uji statistik untukmenguji hubungan EYU dan fungsi kognitifdigunakan uji rank spearman.

Sebelum lebih lanjut menggunakanuji statistik untuk membuktikan hubunganantara EYU dan fungsi kognitif, makaterlebih dahulu digunakan analisiscrosstabulation untuk melihat polakecenderungan hubungan kedua variabeltersebut dalam skala nominal dikotomi,dengan hasil ditampilkan pada Tabel 8.

Pengkategorian kadar EYU sepertiterlihat pada Tabel 8. didasarkan padakategori yang tidak normal adalah peng-gabungan dari kategori kurang tingkat

ringan, sedang, berat dan kategori lebih,sedangkan kategori normal adalah yangEYUnya cukup. Secara teori, status gizianak baik yang diukur secara antropometrimaupun secara biokimia ikut berperandalam proses perkembangan fungsi kognitifatau kecerdasan, tetapi bila dilihat dari polakecenderungan hubungan tersebut makafungsi kognitif yang rata-rata lebih besarpada yang EYU yang tidak normal sebesar67,5 %, demikian juga yang dibawah rata-rata juga lebih besar pada responden yangEYU tidak normal sebesar 32,5 %. Hal iniberarti kategori IQ, baik yang rata-ratamaupun yang di bawah rata-rata keduanyalebih besar berasal dari responden yangEYU tidak normal.

Berdasarkan pola kecenderungantersebut juga dapat dilihat tidak adanyakecenderungan hubungan antara statusyodium dan fungsi kognitif (IQ) yangdiperkuat oleh hasil uji rank spearmandengan nilai p sebesar 0,366. Tidakterbuktinya hipotesis pada penelitian inibisa disebabkan oleh beberapa faktor, yangpertama adanya faktor internal lain selainstatus gizi yang berhubungan dengankecerdasan seperti motivasi belajar, inten-sitas belajar dan faktor genetik. Yang keduaadalah faktor eksternal seperti lingkunganbelajar, strategi pembelajaran dan saranaprasarana belajar. Dengan demikian mem-berikan peluang bagi anak yang berstatus

Fungsi Kognitif (IQ) Rata-Rata Di Bawah Rata-Rata

Jumlah Kategori EYU

n % n % n %

Tidak Normal

Normal

27

6

67,5

40

13

4

32,5

10

40

10

100

100

Tabel 8. Pola Kecenderungan Hubungan EYU dan Fungsi Kognitif

Page 9: 6._MUTALAZIMAH

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 50 - 6058

DAFTAR PUSTAKA

Arisman, 2004, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, Jakarta.

Boyages, SC, 1993, Clinical Review 49 Iodine Deficiency Disorder, Journal of ClinicalEndocrinology and Metabolism, Vol. 77. No. 3, 1993, The Endocrine Society, USA.

Depkes RI, 2000, Program Perbaikan Gizi Makro, http//www.gizi.net., download Januari 2007.

Depkes RI, 2002, Pedoman Pemantauan Garam Beryodium, Departemen Kesehatan RI,Jakarta.

Dinkes Kabupaten Sleman, 2003, Hasil Pemantauan Garam Beryodium dan pemutakhirandata GAKY Kabupaten Sleman, Sleman.

Hetzel, Basil 2000. Iodine and Neuropsychological Development. Journal of Nutrition2000:130:493S-495S The American Society for Nutritional Sciences, USA.

Jukes, Matthew ; McGuire, Judith ; Method, Frank; Sternberg, Robert, Nutrition andEducation, In Nutrition: A Foundation for Development, Geneva: ACC/SCN, 2002.

Lemeshow, Stanley, 1997, Besar Sampel Minimal dalam Penelitian Kesehatan, terjemahan,UGM Press, Yogyakarta

gizi kurang untuk memiliki kecerdasanyang baik, dan sebaliknya anak dengan sta-tus gizi baik tetapi tidak didukung olehlingkungan yang mendukung juga akanmemiliki kecerdasan kurang.

Meskipun hasil penelitian ini tidakmembuktikan adanya hubungan antarastatus yodium dan fungsi kognitif anaksekolah dasar, tetapi ada pola kecen-derungan yang tetap harus menjadi per-hatian bahwa pada kenyataannya ditemu-kan bahwa sebagian besar kadar EYU anak-anak sekolah dasar yang menjadi respon-den penelitian ini berada pada kategorikurang dan ada sebagian yang lebih,sehingga tetap diperlukan langkah-langkahpenyelesaian agar masalah GAKY dapatditanggulangi secara baik melalui berbagaipeningkatan program penanggulangansecara lintas sektoral.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasandapat disimpulkan sebagai berikut:1. Ditemukan kasus hipotiroid pada anak

SDN Kiyaran I Cangkringan dengankategori kurang tingkat ringan 26 %,kurang tingkat sedang 30 %, dankurang tingkat berat 14 %.

2. Ditemukan kasus hipertiroid padaanak SDN Kiyaran I Cangkringansebesar 10 % dan prevalensi yang sta-tus yodium normal sebesar 20 %

3. Fungsi kognitif (IQ) responden dengankategori rata-rata sebesar 66 % sedang-kan yang dibawah rata-rata 34 %.

4. Tidak ada hubungan antara statusyodium urin dan fungsi kognitif padaanak SD di SD Kiyaran I KecamatanCangkringan Kabupaten Sleman

Page 10: 6._MUTALAZIMAH

Status Yodium dan Fungsi Kognitif Anak Sekolah Dasar ... (Mutalazimah dan Setya Asyanti) 59

Picauly, Injte, 2002, Iodium dan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), ProgramPasca Sarjana IPB, Bogor, http//www.gaky.net.

Siswono, 2001, GAKY Penyakit Penyebab Retardasi Mental, Suara Merdeka, Senin 25November 2001, http//www.gizi.net.

Santrock,J., 1995, Inteligensi bisa diungkap dengan tes Binet, WISCC,CFIT, Life-SpanDevelopment edisi kelima.1995.. jilid i. Erlangga. Jakarta

Sarwono,S.W. 2000. Pengantar Psikologi Umum. PT Bulan Bintang. Jakarta

Kartono, Djoko; Muhilal ; Permaesih, Dewi; Untoro, Rahmi ; Penggunaan yodium dosistinggi dalam penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium di Indonesia, JurnalGAKY Indonesia, Vol.3 No. 1-3 April, Agustus dan Desember 2004.

Pardede, LVH ; Hardjowasito, W; Gross, R; Dillon, DHS; Totoprajogo OS; Yosoprawoto,M; Waskito, L; Untoro, J, Urinary Iodine Excretion Is the Most Appropriate OutcomeIndicator for Iodine Deficiency at Field Conditions at District Level, Journal of Nutrition,The Journal of Nutrition Vol. 128 No. 7 July 1998, pp. 1122-1126, the AmericanSociety for Nutritional Sciences, USA.

Ritanto, Mus Joko‚ 2003, Faktor risiko kekurangan yodium pada sekolah dasar di KecamatanSelo Kabupaten Boyolali, Jurnal GAKY Indonesia, Vol.4 No. 2 April 2003.

El Sayed, Nawal A; Gad, Zahira M; Nofal, Laila H; Ismail, Hanna M; El Sahn, Fikrat F;Gad, Ashry, 1997, Iodine deficiency disorder among primary school children in KafrElSheikh Egypt, Eastern Mediteranean Health Journal, Vol. 3, Issue 1, 1997, page29 – 37.

M Elizabeth van Stuijvenberg, Jane D Kvalsvig, Mieke Faber, Marita Kruger, Diane GKenoyer, and AJ Spinnler Benadé. 2002, Effect of iron-, iodine-, and b-carotene–fortified biscuits on the micronutrient status of primary school children: a randomizedcontrolled trial1–4

Pan America Health Organization (PAHO), 2001. Preventing and treating iodine deficiency.http//www.micronutrient.org.

Fardiaz, Dedi, 2005, Materi sambutan deputi bidang pengawasan keamanan pangan danbahan berbahaya badan pengawas obat dan makanan, Buku Rencana Aksi NasionalKesinambungan Program Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium, TimGAKY Pusat, Jakarta.

Rasmussen, LB; Ovesen, L ; Christiansen, E, 1999, Day-to-day and within-day variation inurinary iodine excretion, European Journal of Clinical Nutrition (1999) 53, 401±407ß1999 Stockton Press. http://www.stockton-press.co.uk/ejcn

Tim GAKY Pusat, 2005, Rencana Aksi Nasional Kesinambungan Program PenanggulanganGangguan Akibat Kurang Yodium, Tim GAKY Pusat, Jakarta.

Van den Briel, Tina ; Clive E West, Nico Bleichrodt, Fons JR van de Vijver, Eric A Ategboand Joseph GAJ Hautvast, 2000, Improved iodine status is associated with improvedmental performance of schoolchildren in Benin, American Journal of Clinical Nutrition,

Page 11: 6._MUTALAZIMAH

Jurnal Penelitian Sains & Teknologi, Vol. 10, No. 1, 2009: 50 - 6060

Vol. 72, No. 5, 1179-1185, November 2000, American Society for ClinicalNutrition, USA.

World Health Organization, 1995, Iodine Deficiency What it is and how prevent it, RegionalOffice for the Eastern Mediterranean, Alexandria, Egypt.

World Health Organization, 1996, Trace element in human nutrition and health, WHO, Geneva.

World Health Organization, 2001, Assessment of IDD and monitoring their elimination, 2nd

edition, WHO, Geneva.

Zimmermann, Michael B, 2003, Assessing Iodine Status and Monitoring Progress of IodizedSalt Programs, Laboratory for Human Nutrition, Institute for Food Science andNutrition, Swiss Federal Instititute of Tecnology Zurich, CH 8803 Ruschlikon,Switzerland.

Zimmermann, Michael B; Ito, Yoshiya; Hess, SY; Fujieda, Kenji; Molinari, Luciano, 2005,High Thyroid volume in children with excess dietary iodine intakes, AmericanJournal Clinical Nutrition, 83:108-14, American Society for Clinical Nutrition,USA.

Zimmermann, Michael B; Connolly, Kevin; Bozo, Maksim; Bridson, John ; Rohner, Fabian;Grimci, Lindita, 2006, Iodine Supplementation Improve Cognition in Iodine-DeficientSchoolchildren in Albania : a randomized controlled double blind study, American JournalClinical Nutrition, 83:108-14, American Society for Clinical Nutrition, USA.