Upload
ellen-siska-susanti
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 6. HIV-AIDS d
1/16
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. A cqui red I mmuno Deficiency Syndrome (HIV dan AIDS)
1. Pengertian
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala penyakit karena menurunnya sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV. Centers for Disease Control (CDC)
merekomendasikan bahwa diagnosa AIDS ditujukan pada orang yangmengalami infeksi opportunistik, dimana orang tersebut mengalami
penurunan sistem imun yang mendasar (sel T berjumlah 200 atau kurang)
dan memiliki antibodi positif terhadap HIV. Kondisi lain yang sering
digambarkan meliputi kondisi demensia progresif, wasting syndrome,
atau sarkoma kaposi (pada pasien berusia lebih dari 60 tahun), kanker-
kanker khusus lainnya yaitu kanker serviks invasif atau diseminasi dari
penyakit yang umumnya mengalami lokalisasi misalnya, TB. (Doengoes,
2000).
Acquired Immune Deficiency syndrome (AIDS) merupakan kumpulan
gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus
(HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah,
cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak
kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya
daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi. (Nursalam,
2007).
2. Penyebab
AIDS adalah gejala dari penyakit yang mungkin terjadi saat sistem imun
dilemahkan oleh virus HIV. Penyakit AIDS disebabkan oleh Human
Immunedeficiency Virus (HIV), yang mana HIV tergolong ke dalam
kelompok retrovirus dengan materi genetik dalam asam ribonukleat
8
8/13/2019 6. HIV-AIDS d
2/16
9
(RNA), menyebabkan AIDS dapat membinasakan sel T-penolong (T4),
yang memegang peranan utama dalam sistem imun. Sebagai akibatnya,
hidup penderita AIDS terancam infeksi yang tak terkira banyaknya yang
sebenarnya tidak berbahaya, jika tidak terinfeksi HIV (Daili, 2005).
3. Perjalanan penyakit
Sesudah virus HIV memasuki tubuh seseorang, maka tubuh akan
terinfeksi dan virus mulai mereplikasi diri dalam sel orang tersebut
(terutama sel T CD4 dan makrofag). HIV akan mempengaruhi sistem
kekebalan tubuh dengan menghasilkan antibodi untuk HIV. Masa antara
masuknya infeksi dan terbentuknya antibodi yang dapat dideteksi melalui
pemeriksaan laboratorium adalah selama 2-12 minggu, masa ini disebut
sebagai masa jendela (window period). Selama masa jendela, pasien
sangat infeksius, mudah menularkan kepada orang lain, meski hasil
pemeriksaan laboratoriumnya masih negatif. Hampir 30-50% orang
mengalami masa infeksi akut pada masa infeksius ini yakni demam,
pembesaran kelenjar getah bening, keringat malam, ruam kulit, sakit
kepala dan batuk.
Kejadian awal yang timbul setelah infeksi HIV disebut sindrom retroviral
akut atau Acute Roviral Syndrome.Sindrom ini diikuti oleh penurunan
CD4 dan peningkatan kadar RNA-HIV dalam plasma. CD4 secara
perlahan akan menurun dalam beberapa tahun dengan laju penurunan
CD4 yang lebih cepat pada 1,5 2,5 tahun sebelum pasien jatuh dalam
keadaan AIDS. Viral load( jumlah virus HIV dalam darah ) akan cepat
meningkat pada awal infeksi dan kemudian turun pada suatu level titik
tertentu. Dengan berlanjutnya infeksi, viral load secara perlahan
meningkat. Pada fase akhir penyakit akan ditemukan jumlah CD4