9
56 EFEKTIVITAS KUMUR EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Pluchea indica. L.) UNTUK MENURUNKAN JUMLAH KOLONI Streptococcus sp. PADA PLAK GIGI Maria Martina Nahak 1 , Regina Tedjasulaksana 2 , Ni Nengah Sumerti 3 1,2,3Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Denpasar [email protected] Abstract. Oral cavity is one of the places in the body that contain highest diversity of microorganisms. Most common of the bacteria in dental plaque is Streptococcus mutans as the main cause of caries. Caries prevention can be done by mouth rinsing using plant extracts from beluntas leaves (Pluchea indica. L). Beluntas contains active compounds that have antibacterial activity. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of mouth rinsing using ethanol extract of beluntas leaves to reduce the number of Streptococcus sp. colonies in dental plaque. This research is an experimental study with completely randomized with pre-post test control group design, sample sizes are 25 respondents and then divided into three treatment groups and two control groups. Data analysis using Repeated Measure to determine differences in the effectiveness of extracts beluntas leaves with positive and negative controls before and after getting treatment. There were no differences in effectiveness of mouth rinsing using extract ethanol of beluntas leaves in variant concentration to reduce the number of Streptococcus sp. colonies in dental plaque compared with the positive control, with p= 0.31 or p>0.05, so ethanol extract of beluntas leaves and positive control using chlorhexidine, are equally effective in reducing the number of Streptococcus sp. colonies in dental plaque. The conclution is ethanol extract of beluntas leaves can reduce the number of Streptococcus sp. colonies in dental plaque and the beluntas leaves can be used as mouthwash specially those who far from the public health service. Keywords : Ethanol extract of beluntas leaves, the number of Streptococcus sp. colonies, Dental plaque Abstrak. Rongga mulut merupakan bagian tubuh yang mengandung mikroorganisme dengan populasi dan keanekaragaman yang paling tinggi. Bakteri dalam plak gigi yang paling banyak ditemui adalah Streptococcus mutans, sebagai penyebab utama dari karies. Upaya pencegahannya dapat dilakukan dengan cara berkumur-kumur menggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhan yaitu daun beluntas (Pluchea indica. L). Beluntas (Pluchea indica. L) mengandung senyawa aktif yang mempunyai aktivitas antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas kumur-kumur ekstrak etanol daun beluntas (Pluchea indica.L.) untuk menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp pada plak gigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Completely randomized with Pre-post test control group design, besar sampel 25 responden yang terbagi menjadi tiga kelompok perlakuan dan dua kelompok kontrol. Analisis data menggunakan Repeated Measure untuk mengetahui perbedaan efektivitas ekstrak daun beluntas dengan kontrol positif dan negatif sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan. Hasil penelitian dan analisis data juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaaan efektivitas kumur-kumur ekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 10%, 20% dan 30% untuk menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp. pada plak gigi dibandingkan dengan kontrol positif dengan nilai p=0,31 atau p>0,05, oleh karena itu baik kelompok ekstrak etanol daun beluntas maupun kontrol positif menggunakan klorheksidin, sama-sama efektif untuk menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp. pada plak gigi, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol daun beluntas dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp. pada plak gigi dan disarankan kepada masyarakat khususnya yang jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan, untuk menggunakan ekstrak daun beluntas sebagai obat kumur. Kata Kunci: Ekstrak Etanol daun Beluntas, Jumlah koloni Streptococcus sp., Plak gigi Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 56 - 64

56 EFEKTIVITAS KUMUR EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS

  • Upload
    vodiep

  • View
    226

  • Download
    9

Embed Size (px)

Citation preview

56

EFEKTIVITAS KUMUR EKSTRAK ETANOL DAUN BELUNTAS (Plucheaindica. L.) UNTUK MENURUNKAN JUMLAH KOLONI Streptococcus sp.

PADA PLAK GIGI

Maria Martina Nahak1, Regina Tedjasulaksana2, Ni Nengah Sumerti3

1,2,3Dosen Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan [email protected]

Abstract. Oral cavity is one of the places in the body that contain highest diversity ofmicroorganisms. Most common of the bacteria in dental plaque is Streptococcus mutans asthe main cause of caries. Caries prevention can be done by mouth rinsing using plantextracts from beluntas leaves (Pluchea indica. L). Beluntas contains active compounds thathave antibacterial activity. The purpose of this study was to analyze the effectiveness ofmouth rinsing using ethanol extract of beluntas leaves to reduce the number of Streptococcussp. colonies in dental plaque. This research is an experimental study with completelyrandomized with pre-post test control group design, sample sizes are 25 respondents andthen divided into three treatment groups and two control groups. Data analysis usingRepeated Measure to determine differences in the effectiveness of extracts beluntas leaveswith positive and negative controls before and after getting treatment. There were nodifferences in effectiveness of mouth rinsing using extract ethanol of beluntas leaves invariant concentration to reduce the number of Streptococcus sp. colonies in dental plaquecompared with the positive control, with p= 0.31 or p>0.05, so ethanol extract of beluntasleaves and positive control using chlorhexidine, are equally effective in reducing the numberof Streptococcus sp. colonies in dental plaque. The conclution is ethanol extract of beluntasleaves can reduce the number of Streptococcus sp. colonies in dental plaque and thebeluntas leaves can be used as mouthwash specially those who far from the public healthservice.

Keywords : Ethanol extract of beluntas leaves, the number of Streptococcus sp.colonies, Dental plaque

Abstrak. Rongga mulut merupakan bagian tubuh yang mengandung mikroorganismedengan populasi dan keanekaragaman yang paling tinggi. Bakteri dalam plak gigi yangpaling banyak ditemui adalah Streptococcus mutans, sebagai penyebab utama dari karies.Upaya pencegahannya dapat dilakukan dengan cara berkumur-kumur menggunakanekstrak tumbuh-tumbuhan yaitu daun beluntas (Pluchea indica. L). Beluntas (Plucheaindica. L) mengandung senyawa aktif yang mempunyai aktivitas antibakteri. Tujuanpenelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas kumur-kumur ekstrak etanol daunbeluntas (Pluchea indica.L.) untuk menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp pada plakgigi. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain Completely randomized withPre-post test control group design, besar sampel 25 responden yang terbagi menjadi tigakelompok perlakuan dan dua kelompok kontrol. Analisis data menggunakan RepeatedMeasure untuk mengetahui perbedaan efektivitas ekstrak daun beluntas dengan kontrolpositif dan negatif sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan. Hasil penelitian dananalisis data juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaaan efektivitas kumur-kumurekstrak etanol daun beluntas konsentrasi 10%, 20% dan 30% untuk menurunkan jumlahkoloni Streptococcus sp. pada plak gigi dibandingkan dengan kontrol positif dengannilai p=0,31 atau p>0,05, oleh karena itu baik kelompok ekstrak etanol daun beluntasmaupun kontrol positif menggunakan klorheksidin, sama-sama efektif untuk menurunkanjumlah koloni Streptococcus sp. pada plak gigi, sehingga dapat disimpulkan bahwa ekstraketanol daun beluntas dapat menurunkan jumlah koloni Streptococcus sp. pada plak gigidan disarankan kepada masyarakat khususnya yang jauh dari fasilitas pelayanankesehatan, untuk menggunakan ekstrak daun beluntas sebagai obat kumur.

Kata Kunci: Ekstrak Etanol daun Beluntas, Jumlah koloni Streptococcus sp., Plak gigi

Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 56 - 64

57

dengan menyikat gigi pada waktu yangtepat dengan cara yang benar, sedangkancara kimiawi dapat dilakukan denganaplikasi larutan fluor, kumur-kumurmenggunakan obat kumur yangmengandung antiseptik misalnyaklorheksidin atau dapat juga menggunakanekstrak tumbuh-tumbuhan yangmengandung antiseptik. Obat kumurklorheksidin yang biasa digunakan adalahkonsentrasi 0,12%. Obat kumur inimerupakan antimikroba dengan spektrumluas yang efektif terhadap bakteri Grampositif maupun Gram negatif tetapi lebihefektif terhadap bakteri Gram positif9,10.Selain menggunakan obat-obatan kimiawi,pencegahan akumulasi plak dapat jugamenggunakan ekstrak tumbuh-tumbuhanatau obat-obat tradisional yang telah banyakditeliti saat ini, salah satu diantaranya adalahdaun beluntas (Pluchea indica Less) yangtelah diteliti kemampuannya untukmenghambat pertumbuhan bakteriStreptoccocus mutans secara invitro11.Beluntas (Pluchea indica Less) adalahtumbuhan yang mudah dijumpai di Indone-sia, umumnya tumbuh liar di daerah keringpada tanah yang keras dan berbatu, atauditanam sebagai tanaman pagar. Tumbuhanini berbau khas aromatis dan rasanya getir.Bagian yang digunakan dari tanaman iniadalah daun dan akarnya yang berkhasiatuntuk menghilangkan bau badan dan baumulut, meningkatkan nafsu makan,mengatasi gangguan pencernaan pada anak-anak, menghilangkan nyeri pada rematik dansebagainya12. Senyawa aktif yangterkandung dalam daun beluntas adalah al-kaloid, flavonoid, triterpenoid, tannin danfenol serta turunan minyak atsiri lainnya11,12.Flavonoid dan senyawa fenol yangterkandung dalam daun beluntas memilikiaktivitas antibakteri, yakni menghambatpertumbuhan sel bakteri Escherichia coli13.Hasil penelitian Nahak dkk., menunjukkanbahwa ekstrak murni daun beluntas dapatmenurunkan 70% jumlah bakteri saliva14.

Karies atau gigi berlubang adalah suatupenyakit pada jaringan keras gigi yang sudahdikenal umum oleh masyarakat, danmerupakan penyebab utama hilangnya gigi.Karies menduduki urutan kedua setelahcommmon cold1. Pengalaman kariessangat bervariasi antar negara, tergantungpada faktor perilaku, usia, keadaan sosial-ekonomi dan pola hidup serta pola makanmasyarakatnya2. Survei Kesehatan RumahTangga DepKes RI tahun 2004 menyatakanbahwa prevalensi karies di Indonesiamencapai 90,05% dari penduduk3. RisetKesehatan Dasar tahun 2007 dalam bidangkesehatan gigi dan mulut menunjukkanprevalensi karies aktif penduduk Indonesiaadalah sebesar 43,4% belum termasukangka pengalaman karies, sedangkan diProvinsi Bali prevalensi karies pendudukmencapai 53% 4.Karies disebabkan oleh empat faktor utamayaitu diet yang banyak mengandungkarbohidrat terutama sukrosa, anatomi danmorfologi gigi, bakteri yang bersifatasidogenik yaitu Streptococcus mutans danLactobacillus acidophyilus, serta faktorwaktu5. Streptococcus mutans adalahbakteri Gram positif, bersifat facultativelyanaerobic, berbentuk coccus (bulat),umumnya didapatkan di dalam ronggamulut, termasuk flora normal dan merupakanbakteri yang memulai terjadinyapertumbuhan plak pada permukaan gigi.Bakteri tersebut menggunakan sukrosauntuk menghasilkan produk ekstraseluleryang lengket yaitu dextran yang berbasispolisakarida yang memungkinkan bakteri-bakteri tersebut membentuk plak. Asamhasil pemecahan substrat, akan merubahlingkungan rongga mulut menjadi lebih asam(pH 5,2 – 5,5), maka email mulai mengalamiproses demineralisasi dan terjadilahkaries6,7,8.Karies harus segera ditanggulangi denganberbagai upaya kesehatan yang menyeluruh,terpadu dan berkesinambungan. Upayapreventif dilakukan secara mekanis misalnya

Nahak, MM., R. Tedjasulaksana, NN Sumerti (Efektifitas Kumur Ekstrak...)

58

post test control group design, pengambilanplak dilakukan di klinik gigi JurusanKeperawatan Gigi Poltekkes Denpasar,sedangkan penghitungan jumlah kolonibakteri Streptococcus sp. dilakukan diLaboratorium Mikrobiologi FakultasKedokteran Universitas Udayana, padabulan Juli sampai dengan Agustus 2014.Populasi penelitian adalah semua mahasiswasemester IV Jurusan Keperawatan GigiPoltekkes Denpasar. Besar sampelditentukan menggunakan rumus besarsampel menurut Frederer17 yaitu: (t-1)(r-1)e” 15, dimana t adalah jumlah kelompokperlakuan dan kelompok kontrol sedangkanr adalah jumlah pengulangan (replikasi) tiapkelompok, sehingga jumlah sampelkeseluruhan untuk tiga kelompok perlakuandan dua kelompok kontrol adalah 25 orang.Kriteria inklusi sampel: memiliki DMF-t<5(kategori karies rendah sampai sedang),tidak terdapat kalkulus, tidak menderitapenyakit sistemik, tidak sedangmengkonsumsi obat antibakteri baik lokalmaupun sistemik, dan bersedia menjadisampel. Bahan utama dalam penelitian ini:ekstrak daun beluntas dan plak gigi yangmengandung bakteri Streptococcus sp.Bahan penunjang yang digunakan adalah:Media isolasi dan numerasi: Media agarMueller Hinton yang diperkaya dengan 5%darah kambing yang tidak mengandung fi-brin untuk bakteri Streptococcus sp. Etha-nol 96% untuk ekstraksi daun beluntas, NaCl0,9% untuk membuat kekeruhan. Alat-alatpenunjang: Alat diagnostik (kaca mulut,sonde, pinset dan excavator), alatpengumpul plak (copan swab steril), tabungreaksi steril, media TSB, erlenmeyer untukpembuatan media, mikroskop untuk melihatpertumbuhan bakteri, mikropipet ukuran 0,1ml/ 0,01 ml untuk pembuatan konsentrasiekstrak, penjepit dan spatula, cawan petriuntuk tempat media padat datar atau agar,lampu spiritus dan autoclave. Mula-muladipersiapkan ekstrak ethanol daun beluntaskonsentrasi 10%, 20% dan 30%,

Penelitian Sulistiyaningsih, menunjukkanbahwa ekstrak daun beluntas mempunyaiaktivitas antibakteri terhadap Pseudomonasaeruginosa Multi Resistant dan MethicillinResistant Staphylococcus aureus dengankonsentrasi daya hambat minimal adalah20% dan 52%15. Hasil penelitian in vivountuk mengetahui aktivitas antibakteri daunbeluntas belum diketahui pasti, namunpenelitian invivo yang bertujuan mengetahuibatas dosis aman ekstrak daun beluntas telahdilakukan oleh Susetyarini. Hasil penelitiantersebut menunjukkan bahwa LD50 dosisdekok daun beluntas pada tikus putih jantanadalah > 375 gram/Kg BB dan bersifatpractically non toxic (praktis tidak toksik)atau aman dikonsumsi tubuh16.Hasil penelitian in vitro oleh Nahak,menunjukkan bahwa ekstrak etanol daunbeluntas dengan konsentrasi 25%mempunyai daya hambat setara denganklorheksidin 0,12% untuk menghambatpertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.Hasil penelitian menunjukkan bahwa makintinggi konsentrasi ekstrak, daya hambatnyamakin besar terhadap pertumbuhan bakteriStreptococus mutans11. Berdasarkan haltersebut peneliti ingin mengetahui efektivitaskumur-kumur ekstrak etanol daun beluntaspada berbagai tingkat konsentrasi untukmenurunkan jumlah koloni Streptococcussp. pada plak gigi.

Rumusan Masalah Penelitian sebagaiberikut: Apakah kumur-kumur ekstraketanol daun beluntas (Pluchea indica.L.)efektif untuk menurunkan jumlah koloniStreptococcus sp. pada plak gigi?Sedangkan tujuan umum penelitian adalah:mengetahui efektivitas kumur-kumurekstrak etanol daun beluntas (Plucheaindica, L.) untuk menurunkan jumlah koloniStreptococcus sp. pada plak gigi.

Metode

Penelitian ini adalah eksperimen denganrancangan Completely randomized with pre-

Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 56 - 64

59

pemilihan sampel secara acak kemudiandikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitudua kelompok kontrol dan tiga kelompokperlakuan, pengambilan plak dari subyekpenelitian, penghitungan koloniStreptococcus sp. Responden menurutkelompoknya selanjutnya diinstruksikanuntuk menyikat gigi, berkumur-kumurmenggunakan esktrak etanol daun beluntaskonsentrasi 10%, 20% dan 30%, aquadessteril dan chlorhexidine 0,12% selama 3 hariberturut-turut dua kali sehari dan hari ke-4dilakukan lagi pengumpulan plak dandihitung kembali koloni Streptococcus sp.Analisis data dilakukan secara statistikdengan uji deskriptif dilanjutkan dengan ujinormalitas menggunakan uji Shapiro-Wilkdan uji homogenitas data menggunakan ujiBox’s M. Hasil uji normalitas datamenunjukkan data berdistribusi normaldengan nilai p>0,05. Hasil uji homogenitasmenunjukkan bahwa data bersifat tidakhomogen dengan nilai p<0,05 dan ujikomparatif antar kelompok data dilakukandengan menggunakan uji RepeatedMeasure.Hasil dan PembahasanHasil uji deskriptif untuk mengetahuiefektivitas ekstrak etanol daun beluntasuntuk menurunkan jumlah Streptococcus sp.pada plak gigi terlihat pada tabel 1:

Tabel1 menunjukkan bahwa terdapatpenurunan jumlah koloni Streptococcus sp.setelah mendapatkan perlakuandibandingkan sebelum mendapatkanperlakuan.Hasil uji Repeated Measure untukmengetahui perbedaan efektivitas ekstraketanol daun beluntas untuk menurunkanjumlah koloni Streptococcus sp. pada plakgigi terlihat pada tabel 2

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai Pillai’sTrace = 0,583, memiliki nilai F hitung =27,954 dan nilai p = 0,000. Oleh karenanilai p<0,05 maka terbukti secara statistik

jumlah koloniStreptococcus sp.

sebelum dan sesudahperlakuan baik pada

kelompok kontrolmaupun pelakuan

berbeda nyata secarasignifikan pada tarafkepercayaan 95%.

Uji multivariat untukmengetahui adanyaperbedaan khasiat

Nahak, MM., R. Tedjasulaksana, NN Sumerti (Efektifitas Kumur Ekstrak...)

60

antar kelompok bahan tes yaitu kelompokkontrol dan kelompok perlakuan untukmenurunkan jumlah koloni Streptococcussp. terlihat nilai Pillai’s Trace = 0,203,memiliki nilai F hitung = 1,274 dan nilai p =0,313, oleh karena nilai p>0,05, maka tidakada perbedaan yang signifikan antar bahantes untuk menurunkan jumlah koloniStreptococcus sp. pada plak gigi.Hasil uji deskriptif menunjukkan bahwajumlah koloni Streptococcus sp. baik padakelompok kontrol maupun kelompokperlakuan sebelum dan sesudahmendapatkan perlakuan terlihat adanyapenurunan jumlah koloni bakteri. Hasilanalisis multivariat menggunakan ujiRepeated Measure untuk mengetahuiperbedaaan jumlah koloni Streptococcussp. sebelum dan sesudah diberi perlakuanmenunjukkan bahwa terdapat perbedaanyang signifikan antara jumlah koloni sebelumdan setelah diberi perlakuan baik padakelompok kontrol maupun perlakuan. Hasilini menunjukkan bahwa semua bahan tesbaik klorheksidin sebagai kontrol positifmaupun ekstrak etanol daun beluntasdengan konsentrasi 10%, 20% dan 30%mempunyai efek untuk menurunkan jumlahkoloni Streptococcus sp. pada plak gigi.Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitanin vitro terdahulu yang dilakukan olehNahak11, yang mendapatkan bahwa ekstraketanol daun beluntas dengan konsentrasi25%, 50%, 75% dan 100% dapatmenghambat pertumbuhan bakteriStreptococcus mutans dan kemampuandaya hambat ekstrak etanol daun beluntas25% setara dengan klorheksidin 0,12%.Klorheksidin 0,12% adalah suatu jenisantiseptik yang mempunyai aktivitasantibakteri selama penggunaannya sebagaiobat kumur. Kemampuan antiseptik iniuntuk mengurangi bakteri aerob maupunanaerob di dalam rongga mulut tidakdiragukan lagi. Penelitian terdahulumenunjukkan bahwa klorheksidin mampumengurangi jumlah bakteri dalam rongga

mulut mencapai 54% – 97%10. Mekanismekerja dari antiseptik ini diduga bersifatbakterisid dengan cara menginaktifkanATP-ase bakteri, namun ada pendapat yanglain yang mengatakan bahwa klorheksidinbersifat bakteriostatik dengan cara merusakdinding sel bakteri, menghambat sistemenzimatik bakteri, mengeluarkanlipopolisakarida bakteri sehinggamenyebabkan kematian sel bakteri18,19.Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwaekstrak etanol daun beluntas 10%, 20% dan30% dapat menurunkan jumlah koloniStreptococcus sp. pada plak gigi secarasignifikan. Beluntas merupakan tumbuhansemak yang dapat tumbuh di daerah keringbaik dataran rendah maupun dataran tinggidan memerlukan cukup cahaya matahari.Kemampuan ekstrak daun beluntas untukmenurunkan jumlah bakteri pada plak gigididuga berkaitan dengan kandungan kimiadalam tumbuhan terutama zat bioaktifnya.Hasil uji fitokimia untuk mengetahuikandungan zat aktif dalam ekstrak daunbeluntas yang dilakukan oleh beberapapeneliti diketahui bahwa ekstrak daunbeluntas mengandung beberapa zat aktifdiantaranya adalah: tannin, steroid, flavonoiddan fenolat11,12,13,14.Tannin merupakan suatu senyawa fenolik,mempunyai aktivitas antibakteri dengan caramembentuk kompleks dengan prolin yaitusejenis protein pada dinding sel bakteri,menyebabkan protein leakage, terjadikerusakan dinding sel bakteri sehinggamengakibatkan kematian sel bakteri20,21,22.Steroid merupakan suatu senyawa organikyang merupakan derivat dari senyawaterpen, mempunyai aktivitas antibakterididuga dengan cara menyebabkankebocoran pada bagian aqueous (cair) dariphosphatidylethanolamine pada bakteriyang kaya akan liposom22,23. Senyawa fla-vonoid merupakan kelompok senyawafenol, mempunyai aktivitas antibakteri didugamelalui beberapa mekanisme yaitu:menghambat sintesis dinding sel bakteri,

Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 56 - 64

61

gigi, atau tidak ada bahan tes yangmempunyai khasiat yang lebih ungguldibandingkan dengan yang lain untukmenurunkan jumlah koloni Streptococcussp. sehingga baik bahan tes dari kelompokkontrol maupun dari kelompok perlakuansama-sama mempunyai khasiat untukmenurunkan jumlah koloni Streptococcussp. pada plak gigi.Hal ini berarti ekstrak etanol daun beluntasdengan konsentrasi 10%, 20% dan 30%dapat digunakan sebagai bahan obat kumurpengganti klorheksidin yang mempunyaibeberapa efek samping yang merugikanyaitu: menyebabkan staining pada gigi,restorasi, gigi tiruan dan bagian dorsum lidahterutama pada perokok atau orang yangmengkonsumsi teh dan kopi. Efek sampingyang lain adalah: gangguan rasa pengecapanyang bersifat reversibel, terjadinya ulserasidan deskuamasi pada mukosa, rasa keringdalam mulut, parestesia dan geographictongue25,26.Hasil penelitian dan analisis data jugamenunjukkan bahwa aquades sebagaikontrol negatif dapat menurunkan jumlahStreptococcus sp. pada plak gigi sementaraaquades diharapkan tidak mempunyai efekuntuk menurunkan jumlah koloniStreptococcus sp. pada plak gigi. Terjadinyapenurunan jumlah koloni pada kelompokkontrol negatif ini mungkin disebabkankarena responden sudah tahu tentang caramemelihara kebersihan gigi dan mulutnya,tahu tentang pengaturan pola makan yangbenar untuk mencegah penumpukan plaksehingga responden benar-benar menjagakebersihan gigi dan mulutnya dengan caramenyikat gigi pada waktu yang tepat dengancara yang benar sehingga terjadi penurunanjumlah Streptococcus sp. pada plak gigi.Kustiawan menyatakan bahwa terdapatbanyak cara untuk mencegah akumulasiplak dalam rongga mulut. Cara yang palingpenting dan utama adalah dengan menyikatgigi, selanjutnya pengaturan pola makan danberkumur menggunakan larutan antiseptik.

menyebabkan protein leakage sehinggaterjadi kebocoran dinding sel bakteri,menghambat sintesis protein bakteri dankemungkinan mengintervensi fungsi DNA selbakteri22,24. Mekanisme kerja sesungguhnyadari zat-zat aktif yang terkandung di dalamekstrak daun beluntas belum diketahuidengan pasti namun diduga zat-zat aktiftersebut bekerja secara sinergi untukmenghambat pertumbuhan bakteri padaplak sehingga dapat menurunkan jumlahkoloni Streptococcus sp. pada plak gigi.Khasiat ekstrak daun beluntas sebagaibahan anti bakteri tidak diragukan lagi.Beberapa penelitian terdahulu menunjukkanbahwa ekstrak daun beluntas dapatmenghambat pertumbuhan berbagai jenisbakteri patogen bagi manusia. Hasilpenelitian Susanti mendapatkan bahwaekstrak daun beluntas dapat menghambatpertumbuhan sel bakteri Escherichia coli13.Hasil penelitian Nahak dkk., menunjukkanbhawa ekstrak murni daun beluntas dapatmenurunkan jumlah bakteri dalam saliva14.Penelit ian yang dilakukan olehSulistyaningsih, menunjukkan bahwa ekstrakdaun beluntas mempunyai aktivitasant ibakteri terhadap Pseudomonasaeruginosa Multi Resistant danMethicillin Resistant Staphylococcusaureus15. Hasil penelitian juga menunjukkanbahwa ekstrak daun beluntaspun amandigunakan. Hasil penelitian in vivo yangdilakukan oleh Susetyarini untuk mengetahuibatas dosis aman ekstrak daun beluntasmenunjukkan bahwa LD 50 dosis dekokdaun beluntas pada tikus putih jantan adalah> 375 gram/Kg BB artinya bersifat tidaktoksik sehingga aman dikonsumsi olehtubuh16.Hasil uji multivariat untuk mengetahuiperbedaan antar bahan tes yaitu aquades,klorheksidin, ekstrak etanol daun beluntasdengan konsentrasi 10%, 20% dan 30%menunjukkan bahwa tidak ada perbedaansignifikan antar bahan tes untuk menurunkanjumlah koloni Streptococcus Sp. pada plak

Nahak, MM., R. Tedjasulaksana, NN Sumerti (Efektifitas Kumur Ekstrak...)

62

Perlu juga dilakukan modifikasi terhadaprasa dari bahan ekstrak dengan menambahzat perasa (flavoring) sehingga rasa sepatdapat dikurangi atau dhilangkan. Penelitianlebih lanjut perlu dilakukan denganmengintervensi faktor-faktor lain yang jugadapat mengurangi akumulasi plak padapermukaan gigi misalnya pola meyikat gigidan pola makan responden.

Daftar Pustaka

1. Rosenberg, J.D. Dental Cavities.Article. (Serial Online) (Cited 2012April 29). Available from: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/oo1055.htm, 2010

2. Parmar, G., Kaur, J., Varghese, C.,Rajan, K. Management of DentalCaries in Selected Rural Areas ofGujarat Through AtraumaticRestorative Technique (ART).Report. Gol-WHO CollaborationProgram (2006-07). GovenrmentDental college and Hospital,Ahmedabad – 380 016, India.p.10. 2007.

3. Anonim. Survei KesehatanNasional. Survei KesehatanRumah Tangga (SKRT) 2004.Departemen Kesehatan RI. Jakarta:Badan Litbangkes. 3:18-20. 2005.

4. Anonim, Hasil Riset KesehatanDasar Tahun 2007 dalam BidangKesehatan Gigi dan Mulut.Sambutan Menteri Kesehatan RIpada Pembukaan Kongres XXIVPDGI Bali, 30-31 Maret 2011.(Serial Online) (Cited 2012 Mei1th). Available at: http://www.pdgi.or.id/artikel/ detail/sambutan-menteri-kesehatan-pada-pembukaan-kongres-xxiv-pdgi-bali-30-31-Maret-2011

Menyikat gigi dengan cara yang benar padawaktu yang tepat, dan mengurangi jenismakanan yang manis dan mudah melekat,dapat mencegah penumpukan plak padapermukaan gigi sehingga mencegahterjadinya karies gigi9, sehingga padapenelitian selanjutnya perlu dilakukanintervensi terhadap pola sikat gigi dan polamakan responden.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwaberkumur-kumur menggunakan ekstraketanol daun beluntas mempunyai khasiatuntuk menurunkan jumlah koloniStreptococcus sp. pada plak gigi secarabermakna, namun pada penelitian inibeberapa responden yang berkumur-kumurmenggunakan ekstrak etanol daun beluntaskonsentrasi 30% mengeluhkan tentang rasabahan obat kumur yang kurangmenyenangkan yaitu terasa sepat sehinggauntuk penelitian selanjutnya perlu dilakukanintervensi terhadap rasa dari bahan obatkumur yang akan digunakan.

Kesimpulan dan Saran

Ekstrak etanol daun beluntas dengankonsentrasi 10%, 20% dan 30% efektifuntuk menurunkan jumlah Streptococcus sp.pada plak gigi secara signifikan dan tidakada perbedaaan efektivitas kumur-kumurekstrak etanol daun beluntas dengankonsentrasi 10%, 20% dan 30% untukmenurunkan jumlah koloni Streptococcussp. pada plak gigi dibandingkan dengankontrol positif, atau dengan perkataan lain,kelompok ekstrak etanol daun beluntasmempunyai kemampuan untuk menurunkanjumlah koloni Streptococcus sp. pada plakgigi sebanding dengan klorheksidin, sehinggadisarankan agar masyarakat terutamamasyarakat pedesaan yang jauh dari fasilitaspelayanan kesehatan untuk menggunakandaun beluntas sebagai obat kumur dari daunbeluntas karena telah terbukti secara ilmiahdapat menurunkan jumlah koloni Strepto-coccus sp. pada plak gigi dan amandigunakan karena tidak bersifat toksik.

Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 56 - 64

63

13. Susanti, A. Daya Anti BakteriEkstrak Etanol Daun Beluntas(Pluchea indica. Less) TerhadapEscherichia coli Secara in vitro.Fakultas Kedokteran HewanUniversitas Airlangga. Surabaya. p.1-2. 2006.

14. Nahak, M.M., Tedjasulaksana, R.,Dharmawati, I.G.G.A. KhasiatEkstrak Daun Beluntas untukMenurunkan Jumlah Bakteripada Saliva. Interdental JurnalKedokteran gigi, Denpasar. 5(3):139-142. 2007.

15. Sulistyaningsih, Rr. Potensi DaunBeluntas (Pluchea indica Less)Sebagai Inhibitor TerhadapPseudomonas aeruginosa MultiResistant dan Methicilline Resist-ant staphylococcus aureus.Laporan Penelitian Mandiri.Fakultas Farmasi Univ. PadjadjaranBandung. p. 34-35. 2009.

16. Susetyarini, R.E. Pengaruh DekokDaun Beluntas Terhadap LD 50(Toksisitas Akut) Tikus PutihJantan (Ratus norwegicus).Laporan Penelitian. LemLitFakultas MIPA – Biologi. Universi-tas Muhamadyah Malang. p. 3-5.2007.

17. Frederer, W.T. ExperimentalDesign Theory and Application.3rd Edition. New Delhi, BombayCalcuta. Oxford and IBHPublishing.Co. p. 544. 1977.

18. Kuyyakanond, T., Quenel, L.B.The Mechanism of Action ofChlorhexidine. FEMS MicrobiolLett. 79(1-3): 211-215. 1992.

19. Mandel, I.D. Antimicrobial MouthRinses: Overview & Update. JAm Dent Assoc. 125(25): 2S -10S.1994.

5. Lewis, D.W., Ismail, A.I. DentalCaries, Diagnosis, Risk Factorsand Prevention. Can Med AssocJ. p.408-417. 1993.

6. Vinogradov, A.M., Winston, M.,Rupp, C.J., Stoodley, P. Rheologyof Biofilms Formed from theDental Plaque Pathogen Strepto-coccus mutans. Biofilm 1: 49-56.2004.

7. Argimõn, S., Caufiled, P.W. Distri-bution of Putative Virulencegenes in Streptococcus mutansStrain does not Correlate withCaries Experience. Journal ofClinical Microbiology. 49(3): 984-992. 2011.

8. Biswas, S., Biswas, I. Role ofVitAB, an ABC TransporterComplex in Viologen Tolerance inStreptococcus mutans. Antimicro-bial Agents and Chemotherapy.55(4): 1460-9. 2011.

9. Kustiawan, W. Lubang Gigi(Karies) dan Perawatannya.Artikel. (Serial Online) (Cited 2005Oktober 25). Available from: http://www. pikiranrakyat.com, 2002

10. Shahani, M.N., Reddy, V.V.S.Comparison of AntimicrobialSubstantivity of Root CanalIrrigants in Instrumented RootCanals up to 72 Hours: AnInvitro Study. Journal of IndianSoc. Pedod. Prev. Dent. 29: 28-33.2011.

11. Nahak, M.M. Ekstrak EtanolDaun Beluntas (Pluchea indica.L.) dapat MenghambatPertumbuhan Bakteri Streptococ-cus mutans. Laporan Tesis. Pro-gram Pasca Sarjana UniversitarUdayana Denpasar. 2012.

12. Dalimartha, S. Atlas TumbuhanObat Indonesia, Jilid I.Jakarta:Trubus Agriwidya. p. 18-21. 1999.

Nahak, MM., R. Tedjasulaksana, NN Sumerti (Efektifitas Kumur Ekstrak...)

64

23. Epand, R.F., Savage, P.B., Epand,R.M. Bacterial Lipid Compositionand the Antimicrobial Efficacy ofCationoc Steroid Compounds(Ceragenins). Biochimica etBiophysica Acta. 1768(10): 2500-9. 2007.

24. Hussain, A., Wahab, S., Zarin, I.,Sarfaraj Hussain, M.D. Antibacte-rial Activity of the Leaves ofCocconia indica (W. and A) WofIndia. Advances in BiologicalResearch. 4(5): 241-248. 2010.

25. Menegon, R.F., Blau, L., Janzantti,N.S., Pizzolitto, A.C., Corrêa,M.A., Monteriro, M., Chung, M.C.2011. A Nonstaining and Taste-less Hydrophobic Salt ofChlorhexidine. Article. (SerialOnline) (Cited 2011 August 8).Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21344413

26. Peterson, D. 2011. Family GentleDental Care. Article. (SerialOnline). (cited 2011, Agustus 8).Available from: http://www.dentalgentlecare.com/periguard.htm

20. Machado, T.B., Pinto, A.V., Pinto,M.C.F.R., Leal, I.C.R., Silva,M.G., Amaral, A.C.F., Kuster,R.M., Netto-dos Santoz, K.R. Invitro Activity of Brazilian Medici-nal Plants, Naturally OccuringNaphtoquinones and TheirAnalogues Against MethicillineResistant Staphyloccoccus aureus.International Journal of Antimicro-bial Agents. 21: 279-284. 2003.

21. Braga, L.C., Shupp, J.W.,Cummings, C., Jett, M., Takahashi,J.A., Carmo, L.S., Chartone-Souza, E., Nasclmento, A.M.A.Pomegranate Extract InhibitsStaphylococcus aureus Growthand Subsequent EnterotoxinProduction. Journal ofEthnopharmacology. 96 : 335-339.2005.

22. Mohamed, S.S.H., Hansi, P.D.,Thirumurugan, K. AntimicrobialActivity and PhytochemicalAnalysis of Selected Indian FolkMedicinal Plants. InternationalJournal of Pharma Sciences andResearch (IJPSR). 1(10): 430-434.2010.

Jurnal Skala Husada Volume 12 Nomor 1 April 2015 : 56 - 64