3
TETANUS No. Dokumen No. Revisi Halaman 02.5.03.406.058 1 1/2 Tanggal Terbit 26-01-04 Ditetapkan Direktur Utama, PROSEDUR TETAP I Wayan Budi S, Kep M.Kes Pengertian Tetanus adalah kelainan neurologik yang ditandai oleh peningkatan tonus dan spasme otot yang disebabkan oleh neurotoxin tetanospasmin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani. Tujuan a. Menegakkan diagnosis tetanus b. Mengupayakan perawatan optimal, sehingga pasien terselamatkan dengan : c. Mencegah komplikasi akibat spasme dan kejang (fraktur vertebrae), obstruksi nafas, robekan otot, dll. Kebijakan a. Eliminasi sumber toksin b. Netralisasi toksin yang tidak terikat c. Mencegah spasme/kejang d. Bantuan pernapasan jika perlu e. Menjaga pemenuhan nutrisi dan cairan f. Persiapan perangkat diagnosis dan perawatannya g. Pasien tetanus derajat ringan sampai sedang dirawat di ruang isolasi h. Pasien tetanus derajat berat (kejang frekuen dan gangguan nafas) dirawat di ICU

46747131-SOP-Tetanus

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tetanus

Citation preview

Page 1: 46747131-SOP-Tetanus

TETANUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

02.5.03.406.058 1 1/2

Tanggal Terbit26-01-04 Ditetapkan

Direktur Utama,

PROSEDUR TETAP I Wayan Budi S, Kep M.Kes

Pengertian Tetanus adalah kelainan neurologik yang ditandai oleh peningkatan tonus dan spasme otot yang disebabkan oleh neurotoxin tetanospasmin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.

Tujuan a. Menegakkan diagnosis tetanus b. Mengupayakan perawatan optimal, sehingga pasien

terselamatkan dengan :c. Mencegah komplikasi akibat spasme dan kejang (fraktur

vertebrae), obstruksi nafas, robekan otot, dll.

Kebijakan a. Eliminasi sumber toksinb. Netralisasi toksin yang tidak terikatc. Mencegah spasme/kejangd. Bantuan pernapasan jika perlue. Menjaga pemenuhan nutrisi dan cairanf. Persiapan perangkat diagnosis dan perawatannyag. Pasien tetanus derajat ringan sampai sedang dirawat di

ruang isolasih. Pasien tetanus derajat berat (kejang frekuen dan gangguan

nafas) dirawat di ICU

Prosedur Menegakkan diagnosis dan derajat tetanus :Gejala dan tanda klinis :

- Masa inkubasi 5 hari – 15 minggu, rerata 8-12 hari- Gejala awal nyeri daerah inokulasi,diikuti kekakuan otot

sekitarnya.- Trismus, disfagi, nyeri/kaku kuduk, bahu dan otot

belakang badan.- Kekakuan perut dan otot extremitas proksimal- Rhisus Sardonicus dan Epistotonus- Kemungkinan apneu atau laringospasme

Page 2: 46747131-SOP-Tetanus

TETANUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman

02.5.03.406.058 1 2/2

Tanggal Terbit26-01-04

PROSEDUR TETAP

- Dapat terjadi demam, keadaan kejiwaan tak terganggu- Tingkat kesakitan ringan (rigiditas otot dan sedikit/tanpa

spasme ), sedang (trismus, disfagi, rigiditas dan spasme), berat (serangan hebat berulang dan sering )

- Komplikasi: pneumonia, obstruksi nafas, robekan otot, tromboflebitis vena profunda, emboli paru, ulkus dekubitus, rhabdomyolisis, retensi urin dan konstipasi.

- Disfungsi otonom ditandai hipertensi labil atau menetap, takikardi, aritmia, hiperpireksia, keringat berlebihan, vasokontriksi perifer, peningkatan katekolamin plasma dan perifer.

- Hipotensi dan bradikardi -

Prosedur Persiapan :- Menyediakan obat : ATS, Human tetanus imunoglobulin,

Penicilin, Clindamisin, eritromisin, metronidasol,diazepam, - Merujuk ke RS terkait- Melaporkan kasus ke surveilans kabupaten waykanan

Unit terkait Poli Umum, Pemegang program PNEUMONIA, MTBS, PPM