57
FOTO & CERITA DARI CHOIR OLYMPICS 2004 BREMEN Pada saat pembukaan CHOIR OLYMPICS 2004 BREMEN, PCC diminta main sepakbola dengan koor anak dari negara lain, foto kanan, 11 anak PCC lagi main sepakbola ditemani "DRAGON OLY" maskot choir olympics.

22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Embed Size (px)

DESCRIPTION

22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004.pdf

Citation preview

Page 1: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

FOTO & CERITA DARI CHOIR OLYMPICS 2004 BREMEN

Pada saat pembukaan CHOIR OLYMPICS 2004 BREMEN, PCC diminta main sepakbola dengan koor anak dari negara lain, foto kanan, 11 anak PCC lagi main sepakbola ditemani "DRAGON OLY" maskot choir olympics.

Page 2: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 3: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 4: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 5: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Lomba pada Category 2 - Youth Choirs of Equal Voices

Page 6: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 7: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 8: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 9: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 10: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 11: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Lomba pada Category 25 - Folklore with instrumental accompaniment

Page 12: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Komentar Tina Widjaja: "Gileeee deh Babe gue, lupa udah umur 80 tuh! Ho3.........."

Page 13: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 14: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Berdoa setelah tahu lolos babak pertama (1st round)

Page 15: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 16: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 17: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Olahraga tiap pagi untuk menjaga kondisi badan agar selalu sehat.

Page 18: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Choir Master dari Indonesia bertemu di Bremen. Dari kiri ke kanan : Rizal A. Tandrio, istrinya Bang Elfa, Bang Elfa, Pak Tommyanto (dari Bandung Choral Society) dan Pak Hestyono (dosen UPI Bandung). Baca tulisan Pak Tommyanto pada harian Kompas, hari Sabtu, 7 Agustus 2004 dengan judul: TAMPILNYA DUTA SENI INDONESIA DALAM CHOIR OLYMPICS 2004 atau klik:

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0408/07/pergelaran/1193275.htm

Page 19: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 20: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 21: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 22: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 23: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Dimana-mana dalam kota Bremen, dipinggir jalan, ada yang ngamen, jadi sama seperti di Jakarta. Bedanya, kadang-kadang pakaiannya lengkap dan alat musiknya mewah. Selesai ngamen, topi diedarkan untuk menerima sumbangan. Sayang ketika PCC ngamen di pinggir jalan, topi tidak diedarkan. Mungkin masih malu?

Page 24: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 25: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Hari Minggu, tanggal 11 Juli 2004, kebaktian pagi dengan pendeta yang khusus datang di asrama. Selesai kebaktian diperoleh kabar bahwa untuk Category 25 - Folklore with instrumental accompaniment, PCC harus tampil lagi di final. Maka lupa hari Minggu untuk jalan-jalan karena semua repot untuk mempersiapkan kembali. Memang perjuangan berat sekali karena waktu sangat singkat.

Page 26: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Selama di Bremen, PCC tidak tidak di hotel tetapi di asrama mahasiswa dari International University of Bremen. Pada salah satu kamar masih ada mahasiswa yang tinggal dan PCC sering ditegur kalau selalu membuat ramai.

Page 27: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 28: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 29: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Station kereta api Bremen, tempat tram juga. PCC setiap hari bolak-balik dari asrama ke tempat kompetisi naik kereta api. Karena dana terbatas, hanya beli tiket 40 untuk 80 serta dipakai beberapa kali, syukurlah kondekturnya punya toleransi tinggi.

Page 30: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 31: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 32: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 33: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 34: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Selain kereta api, bus inilah yang berjasa mengantarkan anak-anak PCC.

Page 35: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 36: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Di asrama, sebelum makan, selalu berdoa lebih dahulu. Beginilah suasananya.

Page 37: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 38: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 39: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Beginilah suasana makan di cafe olimpiade Bremen. Melihat hal ini Pak Uripto Widjaja membelikan chinese food untuk anak-anak PCC, hanya sayang karena sudah disesuaikan dengan selera Eropa, tetap saja anak-anak PCC tidak doyan. Walaupun demikian, doyan tidak doyan tetap harus dimakan agar tidak sakit.

Page 40: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 41: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 42: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 43: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Pada Category 25 - Folklore with instrumental accompaniment, yang paling repot ialah mempersiapkan anak-anak PCC mulai dari make up, sanggul, pakaian dll. Syukurlah semua orang tua yang ikut mau membantu dan akibatnya tidak bisa jalan-jalan atau shooping di kota Bremen.

Page 44: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 45: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Selama di Bremen, PCC memperoleh sukarelawan penduduk Bremen, Mr. Horst, pensiunan. Pada foto kiri, crew PCC berkunjung ke rumah Mr. Horst dan istrinya Irene, membuatkan kue untuk tamu-tamunya. Suatu kenangan manis yang sulit untuk dilupakan. Kemana-mana Mr. Horst selalu ikut, juga ikut foto bersama. Pada foto kanan, Mr. Horst, berdiri paling kanan.

Page 46: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

From: "Yvonne S. Mulyati"

Date: Tue, July 13, 2004 12:38 am

Hari Rabu, 7 Juli 2004, kami (saya en suami) memutuskan untuk melihat dengan mata-kepala sendiri Choir Olympiade ke 3 di Bremen. Lalu malam itu juga suamiku mencari penginapan yang dekat dengan tempat PCC tampil. Untungnya dapat! Jadi kami bisa pergi. Suami ternyata kasih surprise dan ia sudah mengatur pekerjaannya, sehingga bisa meninggalkan kantor hari Kamis en Jumát. Kamis pagi kami bersiap-siap lalu berangkat ke Bremen, setelah mengurus ini en itu kira-kira jam 12an kami baru benar-benar meninggalkan Delft.

Sesampainya di Bremen, kami langsung menuju hotel yaitu hotel Mercure, letaknya strategis yaitu di depan station kota Bremen. Sedangkan tempat CO adalah di belakang station. Jadi kami hanya berjalan kaki +/- 10 menit saja.

Page 47: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Setelah ‘check-in’ kami menuju ke tempat CO, kami tanya ke bagian informasi, kapan dan di mana anak-anak akan tampil. (Oh, ya sebelumnya kami makan malam dahulu)

Page 48: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Kesan kota Bremen

Begitu masuk kota Bremen, kami merasakan bahwa kota ini mempunyai suasana yang lain, memang suasana musik, Bremen dijuluki sebagai ‘stad muzicanten’ dan di mana-mana terdapat anak-anak, remaja dengan pakaian seragam berjalan bersama dengan menyanyi atau melakukan gerakan tertentu.

Page 49: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 50: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Lambang dari kota Bremen aneh yaitu keledai, anjing, kucing dan ayam jago. Mereka berdiri bersusun. Kurang tahu persis apa artinya, mungkin melambangkan kota yang damai, (biasanya binatang ini bermusuhan), tapi mereka berdiri bersusun, harmoni, damaaaiiii …….

Page 51: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Pada acara pembukaan Choir Olympic ada diperagakan lambang kota Bremen.

Kami senang mendapatkan informasi lengkap, baik tempat maupun jam tampil untuk putaran pertama en kedua. Begitu selesai kami mendapatkan informasi, kami mendengar suara drumband, ternyata arak-arakan semua peserta. Wah, dengan berharap-harap cemas, kami mencari papan Índonesia negara kami, ah… akhirnya muncul juga kontingen Indonesia. Spontan aku dekati dan tanya, ah…kecewa! Ternyata mereka bukan dari Penabur, mereka adalah kontingen Pelita Harapan. PENABUR tidak ikut dalam arak-arakan tersebut. Acara dilanjutkan di dalam gedung yaitu Opening Ceremony. Acara ini

Page 52: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

berlangsung meriah dan megah, ternyata Bremen itu kota musik en pemusik.

Inilah kontingen dari Pelita Harapan, sayang Pelita Harapan hanya memperoleh 1 GOLD dan 1 SILVER waktu penyisihan dan 1 BRONZE waktu final.

Gubenurnya sendiri pintar menyanyi, dalam pembukaan beliau mengajak hadirin untuk menyanyi cannon, dibagi 3 group, tentu lagu Jerman yang simpel sehingga semua bisa mengikutinya.

Sebagai informasi, CO ke 3 ini diikuti oleh 93 negara dan +/- 360 koren, hebat ya! Selama saya di sana suasana betul-betul enak. Pada waktu senggang peserta bersosialisasi satu dengan yang lain. Mereka buat foto bersama teman barunya. Beberapa tim Asia, China dan Korea of Singapore memanfaatkan waktu dengan latihan teknik di tangga depan haal, mereka juga latihan berjalan,

Page 53: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

masuk-keluar panggung. Kami melihat bahwa disiplin adalah salah satu prinsip yang harus dipegang sekalian potensi musik itu sendiri. Kami juga melihat ada 2 anak yang jatuh sakit/ hampir pingsan pada waktu tampil. Beberapa kali ambulans datang, dan tim palang merah ke sana-ke mari. Tapi ada 1 hal yang saya senang, bahwa TIDAK ADA YANG BERKELAHI, tidak seperti pada pertandingan sepak bola misalnya.

Page 54: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004

Berikut ini foto-foto lain yang dikirim oleh Ibu Yvonne yang tinggal di Belanda dan khusus datang ke Bremen untuk support PCC.

Page 55: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 56: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004
Page 57: 22 PCC TO BREMEN CHOIR OLYMPICS 2004