20
ANALISIS PENGENDALIAN DAN BIAYA KUALITAS PADA PRODUK ALUMINIUM PADA PT X Cynara Kezia Yedida 21070112140107 Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Email : [email protected] Abstract The quality of products is an absolute value that companies must provide to the consumers in the market and sell the products offered. The quality of the resulting product can be determined from the sizes and particular characteristics. Product quality can be said if it can be accepted by the public as the specification limits and the process that was provided by the manufacturer as control limits. By the aspect of product quality, the company's goal to obtain the optimal profit can be fulfilled at the same time consumers will be able to meet the demands of a quality product and competitive prices. In tougher condition in business competition, companies are required to produce a product according to the specifications of consumers. Therefore, companies should run a good quality control system and the right to reduce the number of defective products. Defective product or a product called failure will worsen the image of the company, if the product to be in the hands of consumers. moreover, the company must pay the required quality assurance for strict quality control to suppress the defective product. Therefore, quality control is very important because

21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas pengendalian mutu 3a

Citation preview

Page 1: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

ANALISIS PENGENDALIAN DAN BIAYA KUALITAS PADA PRODUK

ALUMINIUM PADA PT X

Cynara Kezia Yedida21070112140107

Jurusan Teknik IndustriFakultas Teknik Universitas Diponegoro

Email : [email protected]

Abstract

The quality of products is an absolute value that companies must provide to the

consumers in the market and sell the products offered. The quality of the resulting product

can be determined from the sizes and particular characteristics. Product quality can be said if

it can be accepted by the public as the specification limits and the process that was provided

by the manufacturer as control limits. By the aspect of product quality, the company's goal to

obtain the optimal profit can be fulfilled at the same time consumers will be able to meet the

demands of a quality product and competitive prices. In tougher condition in business

competition, companies are required to produce a product according to the specifications of

consumers. Therefore, companies should run a good quality control system and the right to

reduce the number of defective products.

Defective product or a product called failure will worsen the image of the company, if the

product to be in the hands of consumers. moreover, the company must pay the required

quality assurance for strict quality control to suppress the defective product. Therefore,

quality control is very important because it includes the product and the costs that will be

incurred by the company.

Keywords : quality, cost of quality, quality control, defective products

Abstrak

Kualitas produk merupakan harga mutlak yang harus diberikan perusahaan kepada para

konsumen dalam memasarkan dan menjual produk yang ditawarkan. Kualitas suatu produk

yang dihasilkan dapat ditentukan dari ukuran-ukuran dan karakteristik tertentu. Produk dapat

dikatakan berkualitas jika dapat diterima baik oleh masyarakat sebagai batas spesifikasi dan

proses yang baik diberikan oleh produsen sebagai batas kontrol. Dengan memperhatikan

aspek kualitas produk, maka tujuan perusahaan untuk memperoleh laba yang optimal dapat

Page 2: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

terpenuhi sekaligus dapat memenuhi tuntutan konsumen akan produk yang berkualitas dan

harga yang kompetitif. Dalam kondisi persaingan bisnis yang semakin ketat

perusahaan dituntut menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan

spesifikasi konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus menjalankan

sistem pengendalian kualitas yang baik dan benar untuk menekan jumlah

produk cacat.

Produk cacat atau yang disebut produk gagal akan memperburuk citra

perusahaan apabila produk tersebut sampai berada ditangan konsumen

terlebih lagi perusahaan harus mengeluarkan biaya penjaminan mutu

untuk itu diperlukan pengawasan mutu yang ketat untuk menekankan

produk cacat. Oleh karena itu pengendalian kualitas sangatlah penting

karena mencakup produk maupun biaya-biaya yang akan dikeluarkan

oleh perusahaan.

Kata kunci : kualitas, pengendalian kualitas, biaya kualitas, produk cacat

I. Pendahuluan

Dalam era globalisasi perkembangan yang terjadi dalam dunia bisnis sangatlah pesat dan

tentu saja menimbulkan masalah-masalah baru bagi perusahaan untuk menghadapi

persaingan dan untuk menentukan nasib perusahaan selanjutnya. Perusahaan harus dapat

menjalankan strategi bisnisnya dengan tepat untuk memenuhi keinginan konsumen dengan

tujuan mencapai laba semaksimal mungkin secara terus menerus. Hal penting yang menjadi

focus utama perusahaan adalah kualitas produk. Menurut Feigenbaum (1991 : 7)

mutu / kualitas dapat didefinisikan sebagai gabungan karakteristik produk

dan jasa yang telah melalui proses pemasaran, perekayasaan, manufaktur

dan pemeliharaan yang memenuhi harapan para pemakai / pelanggan.

Berarti dapat diketahui bahwa yang menentukan tingkat kualitas suatu

produk yang dihasilkan suatu perusahaan adalah dari tingkat kepuasan

konsumen yang memakainya.

Dalam mencapai suatu produk yang berkualitas, perusahaan selalu berusaha menjaga

efisiensi biaya dengan meningkatkan kualitas produk tanpa adanya kenaikan biaya sehingga

harga jual produk tetap dapat bersaing di pasaran. Biaya yang dikeluarkan oleh

perusahaan dalam upaya meningkatkan kualitas suatu produk atau

mencapai standar kualitas yang telah ditetapkan biasa disebut sebagai

Page 3: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

biaya kualitas. Biaya kualitas dapat didefinisikan sebagai biaya yang

timbul karena kualitas suatu produk yang rendah / cacat yang mungkin

terjadi atau yang sudah timbul. ( Hansen and Mowen, 1997 : 7 ) Akibat

yang dapat ditimbulkan dari produk cacat seperti kecelakaan seseorang,

kerusakan dan pencemaran akan menimbulkan ketidakpuasaan

konsumen.

Produk cacat yang dihasilkan perusahaan memiliki 2 opsi yaitu memperbaiki (rework)

dan membuang (scrap). Produk cacat yang akan diperbaiki ataupun dibuang tentu saja

membutuhkan biaya tambahan sehingga tidak menutup kemungkinan produk yang akan

dijual memiliki harga yang tinggi yang mengakibatkan konsumen dapat mencari rpoduk lain

dengan harga yang lebih rendah dan kualitas yang sama. Untuk mengurangi produk cacat

sebaiknya perusahaan melakukan deteksi lebih awal untuk meminimal lisir produk cacat dan

pemborosan biaya.

Pengendalian kualitas sangat diperlukan oleh suatu perusahaan untuk menekan produk

cacat yang mungkin terjadi pada perusahaan. Pengendalian terhadap kualitas produk ini perlu

dilakukan pada setiap tahap dalam proses produksi, mulai dari perencanaan hingga tahap

pengemasan hasil produksi. Biaya pengendalian adalah biaya yang dikeluarkan

untuk menjalankan kegiatan pengendalian. Biaya produk gagal adalah

biaya yang dikeluarkan untuk suatu organisasi karena terjadi kegiatan

produk gagal. Bahwa definisi kegiatan produk gagal dan biaya produk

gagal menjelaskan bahwa respon pelanggan atas kualitas yang jelek

dapat memperbesar biaya organisasi ( Hansen & Mowen , 1997 :8 )

Perusahan X adalah perusahaan yang memproduksi alumunium. Alumunium merupakan

suatu produk yang memiliki tingkat kesulitan dalam memproduksinya. Namun, produk ini

juga memiliki kelebihan karena dapat dijadikan sebagai material untuk memproduksi produk

baru. Pada proses produksi, alumunium diolah dengan cara extrusion dan fabrication. Cara

extrusion adalah cara produksi dimana material berupa lonjoran dan tidak terdapat proses

pemotongan material, sedangkan fabrication adalah cara produksi dengan proses peleburan

material dan proses potong material. Perusahaan penghasil alumunium ini sangat

mengedepankan kualitas produknya untuk menarik perhatian dari pelanggan. Peningkatan

kualitas yang dilakukan perusahaan adalah dengan mengidentifikasi penyebab kerusakan atau

kecacatan produk. Perusahaan melakukan analisis dan pengamatan pada faktor – faktor yang

memiliki keterkaitan dengan proses produksi. Terdapat lima jenis cacat produk pada produksi

Page 4: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

alumunium. Setelah dilakukan analisis dan identifikasi penyebab produk cacat, perusahaan

berfokus pada peningkatan kualitas produk yang berdampak juga pada biaya kualitas produk

yang diperhitungan perusahaan. Perbaikan – perbaikan yang dilakukan perusahaan memiliki

dampak yang besar pada perhitungan biaya kualitas akhir produk.

II. Tinjauan Pustaka

Kualitas

Menurut Vincent Gaspersz kualitas adalah sejumlah

keistimewaan produk baik keistimewaan langsung maupun

keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dengan

demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk itu, selain

itu kualitas juga terdiri dari sesuatu yang bebas dari kekurangan

atau kerusakan ( Gaspersz, 2001 : 5 ). Sedangkan Menurut A.V.

Feigenbaum kualitas adalah keseluruhan gabungan karakteristik

produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan,

pemeliharaan yang membuat produk dan jasa yang digunakan

memenuhi harapan-harapan pelanggan ( Feigenbaum, 1992 : 7 ).

Pengawasan kualitas adalah alat bagi manajemen untuk

memperbaiki kualitas produk bila diperlukan, mempertahankan

kualitas produk yang sudah tinggi dan mengurangi jumlah produk

yang rusak. Beberapa tujuan dari pengawasan kualitas :

Agar barang hasil produk dapat mencapai standar kualitas

yang telah ditetapkan.

Mengusahakan agar biaya design dapat ditekan sekecil

mungkin.

Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat ditekan sekecil

mungkin.

Mengusahakan agar biaya produksi dapat ditekan sekecil

mungkin.

Manajemen Kualitas

Page 5: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

Dalam menjaga kualitas baik produk perusahaan maupun sistem perusahaan

dapat dilakukan berbagai cara yakni salah satunya adalah sistem manajemen kualitas.

Sistem manajemen kualitas (TQM) adalah sekumpulan aktivitas standar yang

dijadikan pedoman untuk memanajemen sistem agar menjamin kesesuaian antara

suatu proses dan produk dengan persyaratan atau kebutuhann yang diinginkan

konsumen. Menurut Trilogi Juran, terdapat tiga proses manajemen kualitas yakni :

perencanaan kualitas yakni pengembangan produk dan proses yang diperluka untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan ; pengendalian kualitas yakni proses evaluasi kinerja

kualitas hingga tindakan yng dilakukan terhadap penyimpangan ; peningkatan kualitas

yakni sarana meningkatkan kinerja kualitas pada tingkat yang dikehendaki.

Biaya Kualitas

Kualitas produk merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan bagi

sebuah perusahaan. Dalam mencapai suatu kualitas yang baik, maka perusahaan akan

melakukan tindakan – tindakan atau kegiatan pengembangan kualitas barang.

Sehubungan dengan kegiatan pengembangan kualitas produk yang dilakukan

perusahaan, tentunya dibutuhkan dukungan materi atau dapat disebut sebagai biaya

kualitas dalam kegiatan tersebut. Menurut JM. Juran “biaya kualitas merupakan biaya

– biaya yang dihubungkan semata-mata hanya dengan produk yang cacat yaitu biaya

untuk membuat, menemukan, memperbaiki, atau menghindari produk cacat”.

Sedangkan menurut Mulyadi (1993 : 73) biaya kualitas adalah biaya-biaya yang

terjadi karena adanya atau kemungkinan adanya kualitas produk yang rendah atau

biaya yang berhubungan dengan penciptaan, pengidentifikasian, perbaikan, dan

pencegahan produk cacat. Biaya kualitas dapat terjadi karena adanya kualitas produk

yang rendah dalam suatu perusahaan.

Menurut JM. Juran (1986:10), terdapat beberapa klasifikasi biaya kualitas

yang dibagi dalam empat kelompok yakni sebagai berikut :

Biaya Pencegahan (Preventive Cost), yakni biaya yang berkaitan erat dengan

pencegahan produk cacat, pembatasan antara biaya kegagalan dan biaya

penilaian. Terdapat beberapa contoh biaya yang termasuk dalam biaya

pencegahan yakni biaya :

- perencanaan kualitas : terkait dengan perencanaan dan sistem data untuk kualitas

yang berfokus pada persiapan petunjuk dan prosedur yang diperlukan.

Page 6: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

- tinjauan produk baru : terkait dengan pemberian proposal mengenai produk baru

hingga pada percobaan program pengeluaran produk baru dan analisis kualitas

produk baru.

- pelatihan / trainning : terkait dengan pelatihan – pelatihan yang dilakukan untuk

meningkatkan kinerja kualitas perusahaan

- pengendalian proses : terkait dengan pengendalian proses pencapaian kesesuaian

produk dengan penggunaannya atau produktivitasnya.

- perolehan data kualitas dan analisis : terkait dengan operasi sistem data kualitas

sehingga data dapat dilanjutkan pada proses kinerja kualitas.

- laporan kualitas yang di sampaikan pada manajer perusahaan.

- proyek – proyek terobosan untuk peningkatan

Biaya Penilaian (Appraisal Cost) yakni biaya yang berhubungan dengan

penentuan bahan baku produk serta kondisi produk yang diprodusi. Biaya – biaya

yang termasuk dalam biaya penilaian yakni biaya :

- Pemeriksaan bahan baku yang datang : terkait dengan proses yang diawali dari

pemeriksaan, pengujian bahan baku, penyesuaian bahan baku yang dibeli dengan

kualifikasi dalam pesanan.

- Pemeriksaan kesesuaian produk dengan proses desain dan manufaktur hingga

pada pengujian produk di tangan konsumen.

- Operasi dan pertahanan kualitas pada pengujian peralatan

- Bahan - bahan dan jasa yang dikonsumsi dalam pengujian produk

- Evaluasi pengujian produk dan pemeriksaan produk yang disimpan dalam ruang

simpan.

Biaya Kegagalan Internal yakni biaya – biaya yang dikeluarkan ketika diketahui

adanya produk cacat sebelum produk diantar ke pelanggan, meliputi biaya :

- Sisa bahan : terkait dengan bahan – bahan sisa dan kerugian bersih pada tenaga

kerja akibat kecacatan pada produk yang tidak dapat diperbaiki atau digunakan.

- Pengerjaan ulang atau perbaikan pada produk – produk cacat agar dapat

digunakan

- Pemeriksaan dan pengujian kembali pada produk yang telah diperbaiki (rework)

- Downtime terkait dengan biaya pada fasilitas, peralatan dan tenaga kerja yang

tidak aktif akibat adanya barang – barang yang cacat.

- Yield losses terkait dengan biaya yang lebih rendah yang dapat dicapai dengan

peningkatan pengawasan proses

Page 7: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

- Disposition : terkait dengan penetuan apakah produk cacat atau produk yang tidak

sesuai dengan yang semestinya dapat digunakan atau tidak serta penentuan proses

tindak lanjut atas produk tersebut.

Biaya Kegagalan Eksternal yakni biaya yang harus dikeluarkan perusahaan

akibat adanya produk cacat yang ditemukan setelah produk sampai di tangan

pelanggan, meliputi biaya :

- Penanganan keluhan : terkait dengan penyelidikan dan penanggapan pada

instalansi yang keliru atau petunjuk yang tidak sesuai yang disampaikan pada

pemakai atas adanya produk cacat

- Pengembalian produk yang berhubungan dengan pengembalian produk ke

perusahaan hingga pada penggantian dengan produk baru yang berkualitas

- Garansi yang meliputi perbaikan produk dan jasa yang dijaminkan perusahaan

- Allowance meliputi pendapatan – pendapat yang hilang karena penurunan standar

produk sehingga perusahaan harus menindaklanjuti produk yang cacat yang

sampai di tangan konsumen contohnya adalah pemberian hadiah bagi pelanggan

yang menerima produk dibawah standar yang ada.

Pencapaian kinerja kualitas yang baik tidak hanya terfokus pada biaya

kualitas, waktu yang diperlukan untuk penentuan, perhitungan kualitas juga harus

diproyeksikan oleh perusahaan. Biaya kualitas dalam suatu perusahaan berkaitan erat

dengan standar kualitas perusahaan. Terdapat dua pilihan standar kualitas yang dapat

dipilih perusahaan, yakni :

1. Pendekatan tradisional, pada standar kualitas pendekatan tradisional

menoleransi adanya kegagalan produk dengan tingkat kualitas tertentu atau

dapat disebut dengan acceptable quality level (AQL). AQL merupakan standar

kualitas yang sederhana yang mengijinkan kemungkinan terjadinya sejumlah

tingkat tertentu produk rusak yang akan diproduksi dan dijual. AQL

menunjukkan stasius pengoperasian saat ini, bukan pada masa mendatang.

AQL menoleransi kesalahan – kesalahan masa lalu dikarenakan AQL

mempunyai masalah yang sama akan pengalaman masa lalu ada pemakaian

bahan baku dan tenaga kerja.

2. Pendekatan Kerusakan Nol (Zero Defect), dimana standar kualitas difokuskan

pada penekanan produk cacat hingga mendekati nol. Standarisasi ini

mengharuskan produk yang diproduksi dan dijual sesuai dengan persyaratan

Page 8: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

yang telah ditentukan sesuai dengan filosofi Total Quality Contro (TQC).

Kerusakan atau cacat produk dapat disebabkan oleh kurang pengetahuan dan

perhatian dari perusahaa, sehingga diperlukan sistem manajerial yang dapat

melakukan pelatihan agar lebih efektif serta mampu mengeliminasi biaya –

biaya kegagalan dan mencari cara baru yang terbaik untuk dapat

meningkatkan kualitas.

Produk rusak dan produk cacat

Produk rusak adalah produk yang tidak memenuhi standar

kualitas yang telah ditetapkan, yang secara ekonomis tidak dapat

diperbaikimenjadi produk yang baik. Produk rusak berbeda dengan

sisa bahan karena sisa bahan merupakan bahan yang mengalami

kerusakan dalam proses produksi, sehingga belum sempat menjadi

produk, sedangkan produk rusak merupakan produk yang telah

menyerap biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead

pabrik. Produk cacat adalah produk yang tidak memenuhi standar

kualitas yang telah ditentukan, tetapi dengan mengeluarkan biaya

pengerjaan kembali untuk memperbaikinya, produk tersebut secara

ekonomis dapat disempurnakan lagi menjadi produk jadi yang baik.

Fishbone diagram

Diagram ini pertama kali dikemukakan oleh Profesor Kaoru

Ishikawa pada tahun 1943. Diagram ini merupakan metode

pengendalian kualitas yang asli dari Jepang. Sebutan lain untuk

diagram Ishikawa adalah :

Diagram sebab akibat, karena diagram tersebut menunjukkan

hubungan Antara karakteristik, kualitas dan faktor penyebab.

Diagram tulang ikan, karena bentuknya seperti tulang ikan.

Karakteristik kualitas terletak pada kepala ikan dan faktor

penyebab pada tulang ikan.

Diagram Ishikawa berguna untuk membantu kita dalam memilih

penyebab penjabaran dan mengorganisasikan hubungannya.

Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Page 9: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

Tentukan karakteristik kualitas.

Tuliskan karakteristik kualitas pada sisi kanan.

Tuliskan faktor utama yang mungkin menyebabkan

karakteristik kualitas.

Tuliskan pada setiap item cabang faktor secara rinci yang

dapat dianggap sebagai penyebab.

Memeriksa apakah semua item yang mungkin menjadi

penyebab disperse telah masuk kedalam diagram.

III. Metodologi

Metodologi yang digunakan untuk menyusun jurnal ini adalah studi literature. Studi

literature merupakan metode non penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan dasar teori

dan informasi pendukung dari referensi, jurnal, tugas akhir maupun buku. Studi literature

dilakukan dengan mengkaji beberapa referensi untuk menelaah dan memperkuat masalah

yang ada. Hal ini dilakukan agar penulis memiliki sudut yang luas.

IV. Pembahasan

Dalam proses produksi alumunium hingga menjadi finished product, ternyata ditemukan

hal – hal yang menyebabkan adanya produk cacat. Kecacatan pada produk alumunium

memiliki 5 jenis cacat yakni cacat goresan, cacat gelembung, cacat berkarat, cacat kotor dan

cacat penyok, yang dimana kelima jenis cacat produk tersebut dipengaruhi oleh faktor –

faktor yang berbeda. Dibawah ini adalah analisa faktor – faktor penyebab kecacatan produk

alumunium yang digambarkan dengan diagram sebab – akibat (fish bone diagram).

- Metode pendinginan yang kurang tepat

- Instruksi kerja yang kurang jelas

- Cara pemindahan material yang kurang tepat

- Metode stocking material kurang baik

- Operator ceroboh dalam pemindahan barang

- Operator yang kurang hati – hati dalam operasi

- Belt atau mesin yang aus- Umur mesin yang sudah tua

- Kondisi mesin yang kurang baik pada mesin cooling, running,

Method

Man Machine

Cacat Goresan

Page 10: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

- Billet kotor- Terdapat

material asing

- Operator kurang memperhatikan instruksi kerja

ManMaterial

- Salah mendesain / memberi lubang matras

Cacat Gelembung

Methods- Billet kotor

- Terdapat sisa billet dalam matras- Matras aus dan umur melewati limit

penggunaan

Material

- Mesin dummy block rusah- Container kotor

Machine

Cacat Korosi

- Billet dengan kualitas kurang baik

- Matras rusak

- Penggunaan yang salah- Die dan mesin yang

memiliki karakter berbeda

MachineMaterial

- Spesifikasi mesin yang tidak sesuai kebutuhan

Methods

Cacat Kotor

- tidak melakukan pemindahan produk dengan benar- instruksi kerja yang tidak

sesuai

- Benturan produk dengan konveyor

- Getaran mesin

MachineMan

Cacat Penyok

Page 11: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

Dari faktor penyebab kelima jenis cacat diatas, maka dapat disimpulkan secara

keseluruhan penyebab / akar masalah yang menimbulkan adanya produk alumunium yang

cacat yakni seperti diagram sebab – akibat di bawah ini :

Pada diagram fishbone diatas dijelaskan bahwa produk alumunium yang cacat

disebabkan oleh faktor manusia, mesin, metode yang digunakan, dan material yang

digunakan. Perusahaan X tidak mengalami kesulitan dalam faktor lingkungan sehingga

dalam diagram diatas tidak ada penjelasan mengenai faktor lingkungan. Secara

keseluruhan, setelah diketahui beberapa penyebab utama cacatnya produk alumunium

yang telah diproduksi, maka perusahaan melakukan perbaikan – perbaikan yang akan

berdampak pada biaya kualitas perusahaan.

- Kualitas billet kurang baik

- Usia matras sudah melewati limit penggunaan

- Adanya material asing- Billet yang kotor

- Kesalahan mendesain produk

- Pemindahan material yang kurang tepat- Alur instruksi kerja kurang jelas

- Penggunaan metode operasi yang kurang sesuai

- Operator kurang hati - hati- Tidak memperhatikan instruksi kerja

dengan baik- Melupakan tahapan operasi kerja

- Umur mesin operasi sudah tua- Mesin aus

- Salah penggunaan mesin- Mesin Bergetar

- Benturan produk dengan conveyor

Material Methods

Man Machines

Cacat Produk

Page 12: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

Mengetahui akar masalah penyebab produk cacat, perusahaan X yang memproduksi

alumunium pun melakukan perbaikan – perbaikan kinerja yang berdampak pada biaya

kualitas perusahaan. Berikut adalah biaya kualitas akhir pada perusahaan X yang

didapatkan dari data sekunder :

Biaya Kualitas Akhir

Jenis Biaya Jumlah

Biaya Pencegahan

Biaya Training Rp 625.806 Biaya Packing Khusus Rp 1.625.000

Biaya Implementasi Rp 3.340.000 Biaya Penilaian Rp 4.171.500

Biaya Kegagalan Internal Rp 2.089.395 Biaya Kegagalan Eksternal Rp - Total Biaya Kualitas Akhir Rp 11.851.701

Perbandingan antara biaya kualitas awal dan biaya kualitas akhir

No

BiayaSebelum Perbaikan

(Awal)

Setelah Perbaikan (Akhir)

Penurunan

1 Biaya Pencegahan Rp

4.218.952 Rp 5.590.806 Rp (1.371.854)

2 Biaya Penilaian Rp

4.171.500 Rp 4.171.500

Rp -

3 Biaya Kegagalan Internal Rp 2.292.585 Rp 2.089.395 Rp 203.190

4Biaya Kegagalan

Eksternal Rp 2.006.269 Rp - Rp 2.006.269

Total Rp

12.689.306 Rp

11.851.701 Rp 837.605

Nilai biaya kualitas yang telah diperhitungkan perusahaan didapatkan nilai biaya awal

perusahaan yakni Rp 12.689.306,00 dan biaya kualitas akhir yakni Rp 11.851.701. Biaya

kualitas akhir yang diperhitungkan meliputi biaya preventive cost (biaya training dan biaya

packing), appraisal cost (biaya pengujian ulang dan inspeksi produk) dan failure cost (biaya

reject) selama 2 minggu setelah dilakukan perbaikan. Dari biaya akhir dan biaya awal yang

diperhitungkan, maka didapatkan penurunan biaya akhir menjadi Rp 837.605 yakni sebesar

6,6% dari biaya awal. Penurunan biaya kualitas tidak berbeda signifikan dikarenakan

perusahaan yang berfokus kepada biaya pencegahan dan penilaian sehingga pada kedua biaya

tersebut mengalami kenaikan dan biaya tetap. Perusahaan melakukan peningkatan biaya

*

Page 13: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

pencegahan sebesar 32,5% dengan tujuan untuk menurunkan failure cost atau menimalkan

kemungkinan adanya keluhan dari pelanggan dengan kualitas produk yang meningkat.

V. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan :

1. Perusahaan X mempunyai masalah yang menyebabkan kecacatan produk

diantaranya yakni cacat goresan, cacat gelembung, cacat berkarat, cacat kotor dan

cacat penyok, yang dimana kelima jenis cacat produk tersebut dipengaruhi oleh

faktor – faktor yang berbeda. Dari fishbone diagram yang ada dapat disimpulkan

bahwa cacat disebabkan oleh 4 faktor yaitu manusia, metode, mesin, dan material

2. Nilai biaya kualitas yang telah diperhitungkan perusahaan didapatkan nilai biaya

awal perusahaan yakni Rp 12.689.306,00 dan biaya kualitas akhir yakni Rp

11.851.701.

Daftar Pustaka

Assauri, Sofjan. 2000. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi keempat. Jakarta: LPEE

Universitas Indonesia.

Fandy Tjiptono. 2007. Total Quality Management. Yogyakarta : Andi.

Hanliang., Njoo, Rosiawan.,Muhammad, Yenny.2013. Peningkatan Kualitas Proses

Produksi Di PT. Indal Alumunium Industry Tbk., Sidoarjo. Surabaya, Universitas

Surabaya Vol. 2 No 1

R.A. Supriyono.2002. Akuntansi Biaya dan Akuntansi Manajemen untuk Teknologi Maju dan

Globalisasi. Yogyakarta : BPFE

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31807/5/Chapter%20I.pdf yang diakses pada

tanggal 26 September pukul 20.48

http://radiasari.lecture.ub.ac.id/files/2011/06/11.-Pengendalian-Kualitas-Statistik.pdf yang

diakses pada tanggal 26 September pukul 21.00

Page 14: 21070112140107_Cynara Kezia_tugas 3a

http://industri.ums.ac.id/courses/tin212.html yang diakses pada tanggal 27 September pukul

10.00