2014_7 1 Penutupan Dolly (Hartini)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penutupan Lokalisasi Dolly oleh Pemerintah Kota Surabaya menjadi berita yang menggemparkan, selain karena adanya upaya perlawanan dari para PSK dan mucikari, juga karena adanya dampak ekonomi masyarakat di wilayah itu. Dengan berbagai persiapan dan potensi yang dimiliki, akhirnya Pemerintah Kota Surabaya berhasil menutup lokalisasi yang sangat terkenal dan ditengarai sebagai yang terbesar di Asia Tenggara tersebut. Penutupan lokalisasi Dolly merupakan dilema. Di satu sisi pelacuran bertentangan dengan ajaran agama dan bahkan dapat berdampak buruk terhadap perkembangan jiwa anak-anak di sekitarnya, sedangkan di sisi lain terdapat masalah ekonomi yang perlu turut dicarikan solusi terbaiknya.

Citation preview

  • 5/22/2018 2014_7 1 Penutupan Dolly (Hartini)

    1/4

    - 9 -

    Info Singkat 2009, Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)Sekretariat Jenderal DPR RI

    www.dpr.go.idISSN 2088-2351

    Vol. VI, No. 13/I/P3DI/Juli/2014KESEJAHTERAAN SOSIAL

    Kajian Singkat terhadap Isu-Isu Terkini

    DAMPAK SOSIAL PENUTUPANLOKALISASI DOLLY

    Hartini Retnaningsih*)

    Abstrak

    Penutupan Lokalisasi Dolly oleh Pemerintah Kota Surabaya menjadi berita yang

    menggemparkan, selain karena adanya upaya perlawanan dari para PSK dan mucikari,

    juga karena adanya dampak ekonomi masyarakat di wilayah itu. Dengan berbagai

    persiapan dan potensi yang dimiliki, akhirnya Pemerintah Kota Surabaya berhasil

    menutup lokalisasi yang sangat terkenal dan ditengarai sebagai yang terbesar di Asia

    Tenggara tersebut. Penutupan lokalisasi Dolly merupakan dilema. Di satu sisi pelacuran

    bertentangan dengan ajaran agama dan bahkan dapat berdampak buruk terhadap

    perkembangan jiwa anak-anak di sekitarnya, sedangkan di sisi lain terdapat masalah

    ekonomi yang perlu turut dicarikan solusi terbaiknya.

    PendahuluanDeklarasi Penutupan Lokalisasi Dolly

    digelar di Gedung Islamic Center, Surabaya,Jawa Timur, pada tanggal 18 Juni 2014 lalu.Tempat itu ditengarai sebagai lokalisasiterbesar di wilayah Asia Tenggara. Penutupan Dolly dan Pemerintah Kota Surabaya. Bahkanmereka yang tidak setuju dengan penutupantersebut melakukan unjuk rasa demimencegah pelaksanaan keputusan tersebut.

    Kehadiran Dolly selain buruk bagiwajah Surabaya juga berbahaya bagiperkembangan moral anak-anak di sekitarkawasan tersebut. Selama ini, perkembanganmereka telah terkontaminasi oleh hingar-bingar kehidupan para pekerja seks komersial(PSK) dan mucikari. Banyak kekhawatiran

    bahwa anak-anak akan terganggu tumbuhkembang mereka sehingga merasa bingungmembedakan mana perbuatan yang baikdan yang buruk karena setiap hari merekadisuguhi realitas yang menggerus nilai-nilaiagama. Dengan begitu, penutupan Dollypenting artinya bagi pertumbuhan masyarakatyang sehat.

    Namun demikian, kehidupan di Dollytidak terbatas pada aktivitas pelacuran saja.

    Ada perekonomian rakyat yang bertumpupada berjalannya kehidupan lokalisasi.Upaya Pemerintah untuk mengalihprofesikanmasyarakat bisnis di Dolly belum diterimasepenuhnya dan hal ini berpotensimenimbulkan masalah sosial lain. Hinggapenutupan dilakukan pada tanggal 28 Juni

    *) Peneliti Madya Studi Kemasyarakatan Pengkajian Dampak Sosial dan Evaluasi Program di Bidang Kesejahteraan Sosial, PusatPengkajian, Pengolahan Data dan Informasi Setjen DPR RI, Jakarta. E-mail: [email protected].

  • 5/22/2018 2014_7 1 Penutupan Dolly (Hartini)

    2/4

    - 10 -

    2014 lalu, masih banyak PSK dan mucikariyang berdemonstrasi karena merasadikorbankan demi pencitraan pemerintahprovinsi. Pada akhirnya lokalisasi Dollyditutup dan menyisakan pertanyaan baru:apakah persoalan selesai sampai di sini?Bagaimana dengan potensi pelacuran di luar

    lokalisasi? Sejauh mana penutupan Dollyterhadap kehidupan masyarakat sekitarnya?

    Dolly dan Sejarah PelacuranLokalisasi Dolly sebenarnya sudah

    lama terbentuk. Menurut Purnomo danSiregar (1982), semula kawasan Dolly adalahpekuburan Tionghoa. Pada tahun 1967, DollyKhavit, seorang perempuan yang kononbekas PSK membuka usaha pelacuran. Iamengangkat mucikari dari Kampung Cemoro

    Sewu dan membangun wisma bernamaBarbara. Setelah itu, muncul wisma lain danakhirnya di awal tahun 1970-an perkampunganitu berubah nama menjadi Gang Dolly.

    Semakin lama Gang Dolly semakindikenal masyarakat. Kondisi tersebutkemudian berpengaruh pada kuantitaspengunjung dan jumlah PSK serta Dolly jugamenjelma menjadi kekuatan dan sandaranhidup bagi penduduk di sana. Ada lebih dari800 wisma esek-esek, kafe dangdut, dan pantipijat plus. Setidaknya setiap malam sekitar9.000 lebih penjaja cinta, pelacur di bawahumur, germo, dan ahli pijat siap menawarkanlayanan kenikmatan kepada pengunjung.Bahkan seorang PSK dapat melayani 10hingga 13 pelanggan dalam semalam. Bukanhanya itu, Dolly kemudian juga menjaditumpuan hidup bagi ribuan pedagang kakilima, tukang parkir, dan calo prostitusi. Semuasaling berkait menjalin sebuah simbiosismutualisme.

    Dolly kemudian mendapat predikat

    sebagai lokalisasi terbesar se-Asia Tenggaramengalahkan Patpong di Bangkok, Thailanddan Geylang di Singapura. Di Dolly terkumpulribuan PSK yang berasal dari sejumlah daerahseperti Semarang, Kudus, Pati, Purwodadi,Nganjuk, Sidoarjo, Sumenep, Malang,Trenggalek, dan Kediri. Sedangkan merekayang berasal Surabaya bekerja di Dolly sebagaimodel paruh waktu ataufreelance.

    Potret kehidupan di Dolly hanyalahsecuil dari sejarah budaya pelacuran.

    Menurut Wakhudin (2006), pelacuran sudahada sejak zaman raja-raja Jawa. Seluruhkehidupan yang ada di atas tanah Jawaadalah milik raja, termasuk hukum dan

    keadilan. Ketika raja berkehendak, tidakada yang bisa menghalangi, termasuk saatdia ingin mempersunting seorang istri diluar permaisuri atau selir. Bahkan, banyakbangsawan yang ingin puterinya yang cantikdan memikat dijadikan selir seorang raja,karena dianggap penghormatan.

    Selain selir, para raja juga menyimpangundik atau wanita di luar nikah. Praktikpergundikan ini merupakan adat raja-rajaJawa, yang menyebar ke masyarakat luas.Praktik pergundikan ini terus terjadi hinggazaman kolonial dan pada masa itu yang terjadibukan lagi antara raja dengan masyarakatnyanamun antara tuan tanah dengan perempuandari kalangan pribumi atau budak yangmenjadi bawahannya. Sedikitnya, ada 11kabupaten yang dalam sejarah dikenal

    sebagai pemasok perempuan untuk raja,yaitu Kabupaten Indramayu, Karawang,serta Kuningan di Jawa Barat; Pati, Jepara,Grobogan, serta Wonogiri di Jawa Tengah;dan Blitar, Malang, Banyuwangi sertaLamongan, di Jawa Timur.

    Sekarang beberapa kota besar terkenaldengan praktek prostitusinya, misalnya diSurabaya ada Dolly; Yogyakarta di JalanPasar Kembang (Sarkem); Jalan KramatTunggak dan Gang Kalijodo di Jakarta Utara.Menimbang panjangnya sejarah pelacuran inimenuntut perhatian yang serius dari setiappemerintah yang berkuasa, baik pemerintahpusat maupun pemerintah daerah, agarmasalah pelacuran dapat diatasi secaraoptimal. Dalam hal ini diperlukan kebijakanyang relevan serta langkah-langkah yangkonkret terkait pelacuran dan dampaknyasecara lintas sektoral.

    Kontroversi Penutupan DollyPenutupan Dolly bukanlah keputusan

    yang dibuat dalam waktu cepat. PemerintahKota didukung Pemerintah Provinsi danMajelis Ulama Indonesia (MUI) gencarberkampanye menghapus julukan KotaSurabaya yang tenar sebagai ''Kota SejutaPSK'' dalam tiga tahun terakhir. Berbagaiprogram diturunkan agar para PSK tidak lagiberoperasi, di antaranya dengan membekalimereka kemampuan usaha dan bekal Rp3juta per PSK untuk membuka usaha baru dikampung halamannya. Untuk mendukung

    Program Surabaya Bebas Prostitusi,Kementerian Sosial memberikan tabungansenilai Rp4.200.000,- kepada 960 PSK. Upayatersebut tampaknya berhasil dan mampu

  • 5/22/2018 2014_7 1 Penutupan Dolly (Hartini)

    3/4

    - 11 -

    menurunkan jumlah PSK. Di dua komplekslokalisasi Dolly dan Jarak, hingga Mei 2012tercatat sebanyak 1.080 PSK. Jumlah itu turundari tahun sebelumnya yang mencapai 1.132PSK. Sementara di lokalisasi Bangunsari, diakhir 2012 jumlah PSK turun menjadi 162 darijumlah di tahun sebelumnya yang mencapai

    213 PSK.Dalam rangka melakukan penutupan,

    Pemerintah Kota telah menyiapkan Rp16miliar untuk membeli seluruh wisma yangada, yaitu sebanyak 311 wisma. PemerintahKota Surabaya berencana mengubah wajahDolly dan Jarak dengan membangun gedungmulti-fungsi berlantai enam. Lantai dasarnyadigunakan sebagai area sentra PKL, lantai duauntuk aneka jajanan dan makanan, lantai tigadan empat untuk perpustakaan dan komputer,

    lantai lima difungsikan sebagai taman bermain,dan lantai paling atas dijadikan sebagai BalaiRW. Di sekitar gedung juga direncanakan akandibangun taman-taman kota.

    Namun demikian, penutupan lokalisasiDolly pada tanggal 28 Juni 2014 tetapmenimbulkan kontroversi, terutama bagimereka yang memperoleh penghasilan darikawasan tersebut, seperti para PSK danmucikari, serta para pedagang, tukang ojek,atau tukang becak. Lokalisasi dianggapmemberi penghidupan bagi masyarakat sekitar.Seperti berbagai praktek penggusuran lain,pemindahan pusat perekonomian dari satutempat ke tempat lain selalu menimbulkanketakutan bagi pelaku usaha. Ketakutan ituterkait dengan ketidakyakinan mereka bahwatempat yang baru mereka dapat memperolehpenghasilan yang setara dengan yang merekaterima di Dolly.

    After Effect

    Secara resmi lokalisasi Dolly sudahditutup namun bukan berarti Pemerintahberhasil mematikan praktek pelacuran.Masalahnya, uang kompensasi sebesar Rp5,050juta untuk PSK dan untuk mucikari Rp5 jutayang telah disiapkan Pemerintah Kota Surabayatidak disetujui oleh semua calon penerima.Menurut Koordinator Front Pekerja Lokalisasi(FPL) Gang Dolly dan Jarak, Pokemon, uangsebesar Rp5 juta itu tidak berarti banyak untukpara PSK dan mucikari. Hingga menjelangpenutupan, PSK yang mengambil dana

    kompensasi hanya sebanyak 397 orang danmucikari sebanyak 69 orang. Sedangkan yangmengembalikan uang kompensasi lima PSKdan tiga mucikari. Ditengarai bahwa PSK yang

    menerima kompensasi adalah mereka yangtidak bisa berbisnis pelacuran lagi karenaalasan usia. Ini menimbulkan kekhawatiranadanya pelacuran terselubung oleh para PSKyang masih laku.

    Purnomo dan Siregar dalam Dolly(1983) mengemukakan, sejumlah pernyataan

    resmi mengumumkan jumlah perempuanyang telah meninggalkan kompleks, dianggapmenuju jalan yang lurus, tetapi kebanyakanhanya pindah kompleks lain di kota lain dimana para germonya bisa membanggakanadanya pendatang baru. Jadi penutupanlokalisasi belum tentu berarti menyelesaikanmasalah pelacuran secara komprehensif,karena dapat berdampak pada pelacuran ditempat lain.

    Perlu diingat bahwa eksistensi pelacuran

    terbangun karena logika bisnis, yaitu adanyasupply and demand, di mana para pelacurmembutuhkan uang dan pelanggannyamembutuhkan kepuasan seksual. Para PSKeks-Dolly tetap dapat beroperasi selama masihada pelanggan yang menginginkan meskipunharus bekerja di luar wilayah Dolly.

    Terkait motivasi pelacuran pun terdapatbanyak perdebatan, ada yang menganggapitu sebagai patologi (penyakit masyarakat),dan ada pula yang berpendapat sebaliknya.Menurut Walkowitz dalam Prostitutionaland Victiorian Society: Women, Class andthe State aktivitas seksual gelap merupakan strategidari golongan yang secara sosial sangat kuasa;pelabelan generik pelacur sebagai orangyang menyimpang tidak punya hubungandengan kenyataan karena mereka bukanorang-orang buangan masyarakat yang tidakberakar tetapi perempuan miskin pekerjayang berusaha bertahan hidup di kota-kotayang hanya memberikan sedikit kesempatan

    kerja. Masuknya mereka ke dunia pelacuranbukanlah patologis; dalam banyak haltetapi sebaliknya merupakan pilihan yangrasional karena alternatif yang terbataspada mereka. Jika ini benar maka dapatdipahami betapa sulitnya (sampai kapanpun) mengatasi masalah pelacuran karenapenutupan sebuah lokalisasi bisa saja hanyamemindahkan persoalan ke tempat lain. Danyang mengkhawatirkan adalah jika penutupanlokalisasi berdampak pada munculnya

    pelacuran-pelacuran terselubung.

  • 5/22/2018 2014_7 1 Penutupan Dolly (Hartini)

    4/4

    - 12 -

    PenutupPenutupan Dolly memberikan

    kebutuhan profesi alternatif bagi masyarakatterkait di dalamnya. Dengan adanya program-program pengentasan dan sentuhan modalusaha menjadi alternatif, beberapa PSK danmucikari sudah bisa melakukan pekerjaan

    halal. Namun demikian, masih banyakkekhawatiran akan munculnya pelacuranterselubung yang meluas di tempat-tempatyang tidak bisa diawasi pemerintah.

    Pemerintah perlu terus meningkatkankualitas dan kuantitas program-program yangmengarah pada peningkatan kesejahteraanmasyarakat karena kondisi kesejahteraanyang baik akan mengurangi potensi terjadinyapelacuran. Selain itu, DPR RI sebagailembaga legislatif juga perlu terus melakukan

    pengawasan terhadap berbagai hal terkait, disamping upaya terus mendorong Pemerintahuntuk semakin serius menangkal berbagaikemungkinan terjadinya pelacuran.

    RujukanAlison J. Murai (Penerjemah: Nasyith Majidi,

    Pengantar Parsudi Suparlan), PedagangJalanan dan Pelacur Jakarta: Sebuah KajianAntropologi Sosial, LP3ES, Jakarta, 1994.

    Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi (EdisiRevisi), FEUI, Jakarta, 2004.

    Terence H. Hull, Endang Sulistyaningsih, danGavin W. Jones, Pelacuran di Indonesia:Sejarah dan Perkembangannya, SinarHarapan dan Ford Foundation, Jakarta,1997.

    Dolly dan Sejarah Prostitusi di TanahJawa, http://daerah.sindonews.com/read/861698/22/dolly-dan-sejarah-prostitusi-di-tanah-jawa, diakses tanggal26 Juni 2014.

    Akhir Kisah 'Kupu-kupu' Dolly, http://news.liputan6.com/read/2064767/akhir-kisah-kupu-kupu-dolly, diakses tanggal 26 Juni2014.

    Inilah Beberapa Versi Sejarah Asal MuasalGang Dolly http://pewartaekbis.com/inilah-beberapa-versi-sejarah-asal-muasal-gang-dolly/3219/, diakses tanggal 26 Juni2014.

    Semalam Satu PSK Dolly Layanani 10Tamu, http://www.tempo.co/read/news/2013/10/12/173521274/Semalam-Satu-PSK-Dolly-Layani-10-Tamu, diakses

    tanggal 10 Desember 2013.Legenda Sang Tante Dolly, http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/06/

    legenda-sang-tante-dolly, diakses tanggal 26Juni 2014.

    Ini Asal Usul Nama Gang Dolly, http://regional.kompas.com/read/2014/06/18/1653354/Ini.Asal-usul.Nama.Gang.Dolly, diakses tanggal18 Juni 2014.

    Seribu PSK Dolly-Jarak Belum Ambil UangKompensasi https://id.berita.yahoo.com/seribu-psk-dolly-jarak-belum-ambil-uang-kompensasi-005857391.html, diakses Jumat,27 Juni 2014.

    Pemprov Jatim beri Rp 5 juta untuk paramucikari Dolly, https://id.berita.yahoo.com/pemprov-jatim-beri-rp-5-juta-untuk-para-135804730.html, diakses tanggal 27Juni 2014.

    Pemkot Surabaya Siapkan Rp 16 Miliar UntukRehabilitasi Dolly-Jarak, https://id.berita.yahoo.com/pemkot-surabaya-siapkan-rp-16-

    miliar-untuk-rehabilitasi-063233162.html,Diakses Jumat, 27 Juni 2014.PSK dan mucikari Dolly tolak bantuan usaha Rp

    5 juta, https://id.berita.yahoo.com/psk-dan-mucikari-dolly-tolak-bantuan-usaha-rp-112339204.html, diakses tanggal 27 Juni2014.

    Selama Dua Hari, 74 PSK Telah Ambil DanaKompensasi, https://id.berita.yahoo.com/selama-dua-hari-74-psk-telah-ambil-dana-074350506.html, diakses tanggal 27 Juni2014.

    Deklarasi Penutupan Dolly dan Jarak Dibacakan107 Perwakilan Warga, https://id.berita.yahoo.com/deklarasi-penutupan-dolly-dan-jarak-dibacakan-107-perwakilan-190119185.html, diakses tanggal 27 Juni 2014.

    Tiga Anggota Komnas HAM tinjau lokalisasiDolly jelang penutupan, https://id.berita.yahoo.com/3-anggota-komnas-ham-tinjau-lokalisasi-dolly-jelang-081210215.html,diakses tanggal 27 Juni 2014.