2011 NEW JICA Draft Manual Survey OCT

Embed Size (px)

Citation preview

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNGDr. Retno Gumilang Dewi MANUAL (DRAFT) PELAKSANAANPENENTUAN KOMPOSISI SAMPAH DAN DRY MATTER CONTENT (KANDUNGAN BAHAN KERING)Pelatihan Penentuan Komposisi dan Dry Matter Content Sampah Palembang,12 Oktober 2011 Outline 1. Latar Belakang 2. Pengantar Karakterisasi Sampah 3. Parameter Untuk Penentuan GRK dari SWDS 4. Penentuan Komposisi Sampah 5. Penentuan Kandungan Bahan Kering LATAR BELAKANG Pada Earth Summit di Rio 1992 disetujui Konvensi Perubahan Iklim Indonesia meratifikasi Konvensi Perubahan Iklim (1 Agustus 1994, UU No. 6/1994) Indonesia merupakan negara Non-Annex I Laporan berupa National Communication berisi: INVENTORY emisi GRK, proyeksi emisi, dan rencana aksi dalam menghadapi fenomena perubahan iklim global Wajib melaporkan sumber-sumber utama (termasuk besarnya) emisi GRK dan kegiatan-kegiatan yag terkait perubahan iklim ke UNFCCC INVENTARISASI GRK NASIONAL1. Energi2. Proses Produksi dan Penggunaan Produk3. AFOLU (Agriculture Forestry Land Use)4. Limbah5. Lain-Lain4A. Pembuangan Limbah Padat4B. Pengelolaan Limbah secara Biologi (Pengomposan)4C. Insinerasi dan Pembakaran Limbah Terbuka4D. Pengolahan dan Pembuangan Limbah Cair4E. Lain-LainSumber-sumber Emisi GRK CH4 CO2 CH4 CO2 Electric plant CO2 Typical gas di SWDS: CH4: 50-60%; gas lainnya : CO2, O2,N2,H2,CO, H2O Metana dihasilkan dari proses dekomposisi baketrial komponen-komponen sampah yang biodegradable yang terjadi dalam kondisi anaerobik Note:CO2 berasal dari sampah biogenik sehingga tidak dimasukkan dalam inventory Emisi Metana di SWDS Adalah suatu kegiatan analisis untuk memperoleh informasi mengenai karakteristik limbah/sampah, khususnya mengenai komposisi sampah/limbah Dalam konteks keselamatan publik: Karakterisasi sampah berdasarkan aspek hazardous atau non hazardous Dalam konteks sosial ekonomi: Karakterisasi sampah berdasarkan aspek recycleable atau tidak Dalam konteks potensi emisi GRK: Karakterisasi sampah memberikan informasi mengenai banyaknya komponen sampah yang dapat menghasilkan emisi metana Dari studi komposisi sampah+ Fraksi DOC(dari ultimate analysis) Karakterisasi Limbah/Sampah Inventory emisi GRK diperlukan juga data volume sampah ke SWDS PARAMETER-PARAMETER PENENTU EMISI GRK DI SWDS Sampah yang ditumpuk di SWDS (solid waste disposal sites) merupakan salah satu sumber emisi GRK, khususnya sampah yang termasuk dalam kategori organik yaitu sampah makanan, biomassa (daun, ranting, kayu, dll), bahan tekstil, dan kertas. Sampah-sampah tersebut dalam proses dekomposisinya menghasilkan gas metana yang termasuk dalam kategori GRK. Dalam konteks emisi GRK dariSWDS, salah satu parameter lokal yang menentukan potensi emisi GRK adalah karakteristik sampah, meliputi komposisi berat basah, dry matter content, dan komposisi elementer (kandungan C, H, N, O) dari sampah.Berdasarkan IPCC 2006 GL, tingkat emisi GRK dari SWDS ditentukan dengan metoda first order decay (FOD). Berdasarkan metoda ini, total emisi gas CH4 pada tahun T adalah total gas CH4 yang dihasilkan pada tahun T dikoreksi dengan besarnya gas CH4 yang dimanfaatkan atau dibakar. Penentuan tingkat emisi CH4 dari SWDS dengan metoda FOD ini dapat mengunakan formula-formula berikut.Estimasi Emisi GRK di SWDS 4 4 x,T T TxCHEmissions T, Ggram =CH generated- R * (1-OX )( Persamaan estimasi GRK Emisi pada tahun T Jumlah dari potensi emisi pada tahun T dari berbagai komponen sampah Banyaknya CH4 yang direcovery untuk dimanfaatkan atau dibakar * Faktor oksidasi (fraksi) Note *: Faktor oksidasi adalah koreksi karena adanya oksidasi gas metana (yang tidak direcovery) di bagian atas tumpukan sampah Metoda neraca bahan: TCH4 generated = DDOCm * F *16/12DDOCm = W*DOC*DOCf*MCFGas metan yang dihasilkan pada proses dekomposisi sampah massa DOC tersimpan di SWDS yang dapat terdekomposisi, Gg DOC pada tahun penyimpanan, fraksi (Ggram C/Ggram sampah)fraksi DOC yang dapat terdekomposisi faktor koreksi CH4 (dekomposisi aerobik) di tahun penyimpanan, fraksimassa sampah yang disimpan di SWDS, Ggramfraksi (%-volume) CH4 pada gas land fill yang ditimbulkanT TCH4 generated = DDOCmdecomp* F *16/121-kT T TDDOCma=DDOCmd+(DDOCma *e ) -kT TDDOCm decomp=DDOCma- 1*(1 e ) DDOCm = W*DOC*DOCf*MCFMetoda FOD (First Order Decay) DDOCm yang dapat terdekomposisi pada tahun T, Ggmassa DOC tersimpan di SWDS yang dapat terdekomposisi, GgDDOCm yang disimpan di SWDS pada tahun T, Gg DDOCm yang terakumulasi di SWDS pada akhir tahun T, Ggk =konstanta reaksi, dimana k = ln(2)/t1/2 (y-1)t1/2= waktu paruh (y)W = pop * generation/capitaPopulation: BPS generation/capita: National survey DOC dari komposisi sampah Perlu pengukuran DOCf dari ultimate analysis Pada SNC estimasi massa sampah di SWDS berdasarkan populasi dan pembangkitan sampah per kapita DOC sampah bulk diperkirakan berdasarkan rata-rata DOC komponen-komponen sampah yang dapat dihitung dengan menggunakan formula berikut.DOC =(DOCi*Wi)i ( ) ( )DOC wet basis= DOC dry basisx dry matter content of each component i i iFraksi degradable organic carbon pada sampah bulk, Ggram C/Gram sampahFraksi degradable organic carbon pada komponen sampah i (basis berat basah)fraksi komponen sampah jenis i (basis berat basah) Angka dari parameter pada formula estimasi tingkat emisi CH4 di SWDS pada dasarnya dapat diperoleh dari default value yang tersedia pada IPCC 2006 GL. Default value ini pada umumnya merupakan angka rata-rata yang dikumpulkan dari berbagai negara di dunia dan belum tentu sesuai dengan kondisi sampah di Indonesia. Untuk meningkatkanakurasi estimasi emisi GRK di SWDS, diperlukan data yang lebih mewakili karakteristik sampah di Indonesia. Rational Pelaksanaan Survey Indonesia belum memiliki data karakteristik sampah yang representative dan updated dan dapat digunakan sebagai referensi dalam perhitungan estimasi emisi GRK. Diperlukan adanya kegiatan studi/survey untuk menentukan karakteristik sampah Idealnya, survey dilakukan di tiap SWDS yang ada di setiap kabupaten/kota karena karakteristik sampah suatu kota/kabupaten dapat berbeda dengan kota/kabupaten lainnya. Rational Pelaksanaan Survey Sebagai tahap awal upaya perbaikan akurasi inventory emisi GRK dari SWDS, dilakukan penyusunan manual untuk penentuan komposisi dan kandungan bahan kering sampah.Rational Pelaksanaan Survey Activity 2 dari Pilot Project JICA Digunakan untuk menentukan DOC sampah Indonesia Tujuan penyusunan manual Tujuanpenyusunanmanualadalahagarpenentuan karakteristiksampahdiberbagaiSWDSdiIndonesia menggunakan METODOLOGI yang seragamSehinggadatayangdihasilkandarisurveydapat dimanfaatkan untuk menentukan karakteristik sampah yang dapatdigunakansebagaireferensidalamperhitungan tingkat emisi GRK dengan tingkat keakuratan yang samaRuang Lingkup Manual Ruang lingkup dari manual ini meliputi metodologi untuk survey dan penentuan komposisi berat basah sampah dan pengukuran kandungan bahan kering dari sampah sertauraian mengenai penggunaan data karakteristik sampah pada perhitungan tingkat emisi GRK. Metodologi mengenai pengukuran komposisi elementer (kandungan C, H, N, O) dari sampah belum tercakup dalam manual ini. Metodologi perhitungan tingkat emisi GRK pada manual ini merujuk Pedoman Pelaksanaan Inventarisasi Emisi GRK Nasional Kegiatan Pengelolaan Limbah yang disusun oleh Kementrian LHdengan merujuk IPCC 2006 GL.PENENTUAN KOMPOSISI SAMPAH Definisi Komposisi Komposisi sampah adalah suatu parameter yang menunjukkan fraksi dari berat basah atau berat kering komponen-komponen sampah. Pada manual ini, komponen sampah diklasifikasikan sesuai SNI 19-3964-1994#Komponen Sampahmeliputi a)Makanansisa makanan (nasi, mie, biskuit, roti, dll), bungkus makanan dari daun, sampah sayuran/buah-buahan, kulit buah, batang sayuran, dll. b)Kertas, karton dan nappies kertas koran, kertas pembungkus, barang cetakan, buku tulis, karton, tampon, disposable diapers, kertas tissue, dan sejenisnya. c)Kayu dan sampah tamankayu bekas furniture, kayu bangunan (pagar, kusen, dll), daun, ranting/batang pohon dari perawatan taman/halaman, dll. c)Kain dan produk tekstil pakaian bekas, selimut bekas, majun, kain perca, lap, pel, tas/sepatu dari kain, kasur/bantal bekas dan lain-lain. e)Karet dan kulit sisa karet busa, ban bekas, sarung tangan karet, tas/sepatu dari karet atau kulit, dan lain-lain. f)Plastikbotol plastik, kemasan dari plastik, kantong kresek, ember plastik, gantungan baju dan lain-lain barang dari plastik. g)Logambesi bekas perkakas, rangka furniture, kawat, potongan logam, can (kaleng minuman), dan lain-lain.h)Gelaspecahan gelas, piring dan barang-barang keramik, botol gelas, lampu, dan barang-barang dari gelas/keramik lainnya i)Lain-lain komponen yang tidak termasuk dalam klasifikasi di atas, diantaranya: tanah, abu, batu, bongkahan bangunan, barang elektronik bekas, dll Komponen Sampah Komponen (a) s/d (f) adalah komponen yang mengandung DOC (degradable organic compound), yaitu senyawa yang menghasilkan emisi CH4 pada proses degradasi sampah di landfil (IPCC 2006 GL). Sampel Penentuan komposisi sampah suatu SWDS dilakukan berdasarkan komposisi sampel sampah sebanyak 1 m3 yang dianggap mewakili komposisi sampah yang ditimbun di SWDS. Komposisi sampah ditentukan berdasarkan penimbangan komponen-komponen sampel sampah yang dipilah dari 1 m3 sampel (tanpa reduksi volume sample).Tumpahan sampah (dari truk) 1 m3 Sampel Frekuensi Sampling Frekuensi sampling sampah yang ideal adalah tiap hari selama 8 hari berturut-turut (hari Senin hingga Senin berikutnya) untuk setiap musim (musim hujan dan kemarau). Karena keterbatasan waktu dan sumberdaya, pada tahap pilot ini pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 hari (Senin dan Kamis) untuk setiap musim. Sampel hari Senin diharapkan memberikan informasi mengenai sampah selama akhir pekan sedangkan sampel hari Kamis dianggap mewakili sampah hari kerja (Senin hingga Rabu). Pengambilan sampel Lokasi : lahan SWDS, yaitu di tempat dimana truk menumpahkan sampah. Waktu :Sampel sampah segera diambil setelah truk menumpahkan sampah (sebelum pelaksanaan pemadatan sampah). Pengambilan sampel dari suatu truk harus acak (random) dari beberapa titik dan langsung (tidak boleh dipilah terlebih dahulu)Pengambilan sampel Volume: Total volume sampel sampah yang diambil dalam 1 x sampling adalah 1 m3. Total sampel ini diperoleh dari beberapa truk yang datang pada hari pengambilan sampel Pengambilan sampel menggunakan box berukuran 200 liter yang diberi tanda garis yang menunjukkan volume @ 25 liter. Setiap kali pengambilan sampel sampah dengan box 200 liter, sampel segera dimasukkan ke box 1 m3 sampai penuh, untuk memastikan bahwa pada akhir pengambilan sampel total sampel yang diambil adalah 1 m3. Volume sampel yang diambil dari satu truk dengan jenis sampah tertentu (misal sampah pasar, sampah perumahan dll) bergantung pada frekuensi kedatangan truk tersebut ke SWDS; Makin banyak volume suatu jenis sampah yang datang ke SWDS makin banyak sampel yang diambil dari jenis sampah tersebut. Frekuensi kedatangan truk sampah diperoleh dari catatan log book SWDS. Misal rata-rata kedatangan truk per hari : Jadi volume sampel dari setiap truk yang berasal dari:Masing-masing sampel yang diambil tersebut di atas (dengan box 200 liter) segera dimasukkan ke dalam box 1 m3, sehingga dapat dipastikan bahwa total volume sampel adalah 500 liter + 375 liter + 125 liter = 1000 liter (1 m3). 20100 5040Pasar x % % = =15100 37 540Perumahan x % . % = =5100 12 540Perkantoran x % . % = =3 3150 1 0 125 1254Pasar x% x m ,mliter Total=4x125liter=500liter = = = 3 3137 5 1 0 125 1253Perumahan x, % x m ,mliterTotal=3x125liter=375liter = = = 3 3112 5 1 0 125 1251Perkantoran x, % x m ,mliterTotal=1x125liter=125liter = = = Pasar : 4 truk= 20 ton;Perumahan : 3 truk = 15 ton;Perkantoran: 1 truk = 5 ton Total = 40 ton No. 1 No. 3 No.4 No.5 From market mix ? residential commercial Weigh bridge Sampling plastic paper PickersCompositionunrecorded Mass? Composition? DOC? PickersSITUATION AT LANDFILL LANDFILL 1/4 x 20/40 x 1 m3 3 truk = 15 ton Must be recorded 1 truk = 5 ton 4 truk = 20 ton 1/1 x 5/40 x 1 m3 1/3 x 15/40 x 1 m3 Pemilahan sampel sampah Pemilahan sampah mengikuti klasifikasi sebagaimana disebutkan di atas (9 kelompok); Pemisahan komponen-komponen sampah dilakukan langsung dari box berukuran 1 m3

menurut komponen masing-masing hingga sampah dalam box habis 1 m3 Makanan KertasKayu Logam9 komponen Penimbangan Sampah yang telah dipilah menurut komponennya dimasukkan masing-masing ke dalam karung plastik (25 50 kg) untuk penimbangan. Penimbangan menggunakan timbangan 50 100 kg (misalnya timbangan yang biasa digunakan untuk penimbangan beras) MakananKertasKayuTimbangTimbangTimbang.. dst. Perhitungan Komposisi Sampah Berat, kg a. Makanan500 b. Kertas + karton dan nappies 162.5 c. Kayu 187.5 d. Kain dan produk tekstil 37.5 e. Karet dan kulit 125 f.Plastik75 g. Logam37.5 h. Gelas50 i.Lain-lain 75 Total1250 500100 40 %berat x % %1250= =Misal, sampah makanan: Komposisi sampah dinyatakan dalam persen berat basah masing-masing komponen Misal hasil penimbangan seperti dalam tabel di samping Persen berat masing-masing komponen dihitung dengan cara seperti berikut.Komponen SampahBerat basah, kg % berat basah a. Makanan50040% b. Kertas + karton dan nappies 162.513% c. Kayu 187.515% d. Kain dan produk tekstil 37.53% e. Karet dan kulit 12510% f.Plastik756% g. Logam37.53% h. Gelas504% i.Lain-lain 756% Total1250100% Komposisi sampah untuk contoh di atas adalah: Faktor Koreksi Karena adanya kegiatan pemulung di SWDS, tidak semua sampah yang tercatat masuk SWDS akan tertimbun di SWDS.Beberapa komponen sampah yang diambil oleh pemulung mengandung DOC yaitu sampah kertas, kayu, kain, karet/kulit dan plastik.Perlu faktor koreksi untuk memperhitungkan banyaknya sampah yang diambil oleh pemulung. Estimasi faktor koreksi: interview dengan bandar/ pengumpul sampah yang manampung hasil kegiatan pemulung.PeralatanMaterialUkuranKegunaanJumlahCadangan SekopPengambilan sampel1 BoxKayu / plastik 200 Liter = p x l x t = 80 cm x 50 cm x 50 cm Pengambilan sampel1 BoxKayu / plastik 1000 L (1 m3) = p x l x t= 1 m x 1 m x 1 m Pengambilan sampel 1 Karung PlastikSeukuran karung beras 25 atau 50 kg Penimbangan sampel 205 Kantong sampel untuk uji laboratorium Plastik (kantung sampah) 10 kg 25 kgPenampungan sampel untuk uji laboratorium2510 Timbangan (biasanya untuk beras) Besi0 -100 kg (preferable jika lebih dari 100 kg) Penimbangan sampel1 Papan untuk quartering sampah Papan Kayu 50 cm x 10 cm x 2 cmQuartering sampah21 ParangBesiPencacahan sampah21 Stool (kursi pendek) Plastik / kayu Tempat duduk saat pemilahan sampah 21 Alas PlastikLembaran plastik Ukuran standar (sekitar 3 x 2 meter atau lebih) Pemilahan sampel11 Atap/Tenda kerjaPlastik1 Buku Catatan dengan format 1 set PERALATAN SURVEY & PENENTUAN KOMPOSISI SAMPAH PerlengkapanFungsi / Pemakaian Jas hujan / plastikDigunakan di areal landfillBaju kerja (lengan panjang, coverall) Melindungi agar tidak terjadi kontak langsung dengan sampah Sarung tangan karetDipakai saat pengambilan sampel dan untuk memilah sampah Sepatu boot karet /plastik Dipakai pada saat pengambilan sampel dan pemilahan sampah MaskerMenangkal bau dan debu HelmMelindungi dari sinar matahari Kacamata safetyMelindungi mata dari debu PERALATAN PELINDUNG PERSONILSURVEY KOMPOSISI SAMPAH Personel Dalam kegiatan reguler, personel pelaksana survey komposisi sampah adalah operator lokal SWDS dengan supervisi oleh staf dari BPLHD. Pada tahap pilot project ini, personel pelaksana survey adalah operator lokal SWDS dengan supervisi dari konsultan lokal dan staf BPLHD. Sebelum pelaksanaan survey, operator lokal perlu mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.Reporting (Pelaporan) Hasil survey komposisi dilaporkan dalam bentuk tabel komposisi sampah (lihat samping). Data mentah untuk menghasilkan tabel komposisi juga dilampirkan dalam laporan.Komponen Sampah% berat basah a. Makanan40% b. Kertas + karton dannappies13% c. Kayu 15% d. Kain dan produk tekstil 3% e. Karet dan kulit 10% f.Plastik6% g. Logam3% h. Gelas4% i. Lain-lain 6% Total100% DRY MATTER CONTENT (KANDUNGAN BAHAN KERING) Definisi Kandungan Bahan Kering Kandungan bahan kering adalah fraksi (persen) berat kering dari suatu komponen sampah basah, yang dihitung dari rasio berat kering terhadap berat basah komponen sampah tersebut. Kandungan bahan kering ini ditentukan untuk setiap jenis komponen sampah yang dianggap memiliki kandungan air. Kandungan bahan kering suatu komponen sampah ditentukan dengan pendekatan gravimetry, yaitu melalui penimbangan berat suatu sampel yang representatif.Komponen sampah yang ditentukan kandungan bahan keringnya Basis penentuan kandungan bahan kering adalah per jenis komponen sampah. Tidak semua komponen sampah memiliki kandungan air. Berdasarkan IPCC2006 GL (Table 2.4, halaman 15, bab2, volume 5), data default dry matter content sampah plastik, gelas, dan logam adalah 100%. Penentuan kandungan bahan kering hanya diterapkan untuk komponen-komponen sampah berikut: Kain dan produk tekstil Karet dan kulit Sampah lain-lain. Makanan Kertas, karton dan nappies Kayu dan sampah taman Metoda Sampling Sampel: diambil dari sampel yang digunakan pada penentuan komposisi sampah. Berat sampel: sekitar 5 kG, yang diambil dari sampel penentuan komposisi sampah dengan cara pengurangan berat sampel. Pengurangan berat sampel untuk masing-masing komponen sampah dilakukan dengan pendekatan quartering Pendekatan Quartering 1. ambil seluruh sampel komponen sampah tertentu (misal sampah makanan atau yang lainnya) dari sampel yang digunakan pada penentuan komposisi sampah; 2. aduk sampel komponen sampah hingga tercampur rata, jika ada sampel yang berukuran besar maka sampel tersebut harus dikecilkan/dipotong-potong kemudian campurkan kembali ke sampel semula; 3. setelah teraduk rata bagi sampel tersebut menjadi empat bagian yang relatif sama, kemudian singkirkan dua bagian sampel yang terletak diagonal dan sisa dua bagian lainnya dicampur satu sama lain dan diaduk hingga tercampur rata; 4. ulangi prosedur pengecilan ukuran sampel dengan cara membaginya menjadi empat bagian dan menyingkirkan dua bagian yang terletak diagonal seperti yang dijelaskan sebelumnya sampai sampel yang tersisa adalah sekitar 5 kG.5. Terapkan prosedur quartering sampel ini untuk masing-masing komponen sampah (6 komponen)Ilustrasi quartering Buang Buang Campur Campur Bagi Bagi Buang Buang Campur Campur Bagi Bagi Diteruskan hingga sekitar 5 kg Metoda Penentuan Kandungan Bahan Kering Penentuan kandungan bahan kering dilaksanakan di laboratorium yang memiliki dry oven yang dapat mencapai temperatur pengeringan, yaitu sekitar 110 120 oC. Sampel masing-masing komponen (@ 5 kG) yang hendak diukur kandungan bahan keringnya (6 jenis) dibawa ke laboratorium menggunakan kantong sampel yang terpisah. 5 kg5 kg5 kg5 kg5 kg5 kg Makanan Kertas KayuKainKaretLain-lain Ke laboratorium Metoda Penentuan Kandungan Bahan Kering Kandungan bahan kering dihitung dengan: Penentuan kandungan bahan kering suatu komponen sampah dilakukan dengan jalan penentuan kandungan air dari sampah tersebut. Penentuan kandungan air dilakukan dengan gravimetry.-Kandungan bahan kering (%-berat) = 100% - kandungan air (%-berat) -Kandungan air = berat air dalam sampah/berat basah -Berat air dalam sampah = berat sampah basah berat sampah yang sudah dikeringkan Prosedur Penentuan Kandungan Bahan Keringuntuk suatu komponen 1. siapkan 3 cawan sampel dan keringkan dalam oven pada temperatur 105 110 oC. 2. timbang cawan dalam keadaan dingin (simpan dalam desiccator) 3. pengeringan dan penimbangan dilakukan hingga diperoleh berat yang stabil, catat berat cawan kosong tersebut (A gram) 4. dari sampel 5 kG, ambil sekitar 1 kG untuk selanjutnya dibagi menjadi tiga bagian yang relatif sama beratnya dan letakkan masing-masing bagian pada cawan sampel yang telah kering dan ditimbang beratnya5. timbang cawan berisi sampel tersebut dan catat beratnya (B gram) Prosedur Penentuan Kandungan Bahan Keringuntuk suatu komponen 6. masukkan cawan berisi sampel ke dalam oven pada temperatur 105 110 oC selama 2 (dua) jam 7. setelah 2 jam keluarkan cawan berisi sampel dan masukkan ke dalam desiccator hingga dingin, kemudian timbang berat cawan berisi sampel 8. masukkan kembali cawan berisi sampel ke dalam oven pada temperatur 105 110 oC selama 1 jam, kemudian keluarkan, dinginkan dalam desiccator, dan timbang kembali.9. jika berat cawan belum konstan, ulangi prosedur pengeringan tersebut di atas (selama 1 jam) hingga berat cawan berisi sampel konstan10. catat berat akhir cawan berisi sampel kering (C gram) Formula Penentuan Kandungan Bahan Kering Terapkan prosedur di atas untuk sampah 6 komponen sampah Kandungan bahan kering dihitung dengan rumus: ( )( )100B CKandungan air= x %B A Kandungan air dihitung dengan rumus berikut: ( )Kand. bahan kering =100% %kandungan air Cawan Kosong A gram Cawan + Sample Basah B gram Cawan + Sample Kering C gram PeralatanUkuranKegunaanJumlah GrinderUntuk sampah 10kgPenghancuran sampah 1 Oven + TrayMampu mencapai Temp = 120 0CPengeringan1 Cawan Sample Kapasitas 0.5 kg sampelPengeringan6 Timbangan Kapasitas 1 kgPenimbangan1 DesiccatorsBesarStabilisasi berat 1 Klem/penjepitPemegang cawan1 PeralatanPerlengkapanFungsi / Pemakaian Jas laboratorium (lengan panjang) Melindungi agar tidak terjadi kontak langsung dengan sampel sampah atau temperatur tinggi Sarung tangan karetDipakai saat mengambil dan membagi sampel Sarung tangan kainMelindungi dari temperatur tinggi oven pengeringan Sepatu tertutupMelindungi permukaan kaki Kacamata (gogle)Melindungi mata MaskerMenangkal bau Perlengkapan Pelindung Personil Laboratorium Personel Dalam kegiatan reguler, personel pelaksana penentuan kandungan bahan kering adalah analis kimia dengan supervisi oleh staf dari BPLHD. Pada tahap pilot project ini, personel pelaksana adalah konsultan lokal dengan supervisi oleh staf BPLHD. Sebelum pelaksanaan kegiatan tersebut personel pelaksana perlu mendapatkan pelatihan terlebih dahulu.Pelaporan (Reporting) Komponen Sampah Kandungan bahan kering %Makanan Kertas, karton Kayu dan sampah taman Kain dan produk tekstil Karet dan kulit Lain-lain Hasil penentuan kandungan bahan kering dari 6 komponen sampah dilaporkan dalam bentuk tabel seperti contoh di samping. Data mentah untuk menghasilkan tabel ini juga dilampirkan dalam laporan.Thank You [email protected] [email protected]