Upload
hadid-walidain
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
1/33
BAB 2
STRUKTUR PELAT
2.1 Jenis-jenis Tumpuan Pelat
Untuk merencanakan pelat beton bertulang, disamping harus
memperhatikan beban dan ukuran pelat juga perlu diperhatikan jenis tumpuan
tepi.
- Bila pelat dapat berputar (berotasi) bebas pada tumpuan, maka pelat
dikatakan bertumpu bebas seperti disajikan pada gambar 2.1.
- Bila tumpuan mampu mencegah pelat berotasi dan relatif sangat kaku
terhadap momen puntir, maka pelat itu dikatakan terjepit penuh seperti pada
gambar 2.2.
12
setelah dibebanitak dibebani
Gambar 2.1 Pelat tepi ditumpu bebas
setelah dibebanitak dibebani
Gambar 2.2 Pelat tepi ditumpu jepit penuh
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
2/33
- Bila balok tepi tidak cukup kuat untuk mencegah rotasi sama sekali, maka
pelat itu terjepit sebagian (terjepit elastis) seperti pada gambar 2..
!ebagai gambaran untuk membedakan jepit penuh atau jepit elastis dapat juga
diilustrasikan pada balok anak seperti gambar 2.".
Balok tengah pada gambar 2."b #ang lebih kecil dari balok tepi pada gambar
2."a akan memberi jepitan #ang lebih tinggi terhadap lantai kalau beban dikanan
dan kiri balok adalah permanen. $engan demikian pada balok tepi lebih
konser%atif bila tidak ditinjau sebagai jepit penuh, dan dianjurkan sebagai
tumpuan bebas. &ika diasumsikan sebagai jepit penuh harus dijamin bah'a
balok tepi tersebut mampu mencegah rotasi, untuk itu balok tepi harus didesain
relatif sangat kaku dengan memperhitungkan kekuatan torsi #ang cukup.
13
setelah dibebanitak dibebani
Gambar 2. Pelat tepi ditumpu jepit elastis
a. Balok tepi b. Balok tengah
Gambar 2." ubungan antara pelat dan balok anak
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
3/33
enurut bentuk geometri dan arah tulangan cara analisis pelat dibagi
menjadi dua #aitu pelat satu arah dan pelat dua arah, #ang masing*masing
dibahas lebih mendalam pada pasal*pasal berikut.
2.2 Pelat Satu Arah
Pada gambar 2.+ disajikan contoh pelat satu arah satu bentang dan pelat
dua bentang menerus.
-nalisis momen lentur pada pelat satu arah sebenarn#a dapat dianggap
sebagai gelegar diatas ban#ak tumpuan.
- Untuk pelat satu bentang dapat dipandang sebagai struktur statis tertentu,
pen#elesaiann#a dapat digunakan buah persamaan kesetimbangan.
-Untuk pelat dua bentang atau lebihpelat menerus (statis tak tertentu),
pen#elesaiann#a menggunakan persamaan kesetimbangan dengan satu
persamaan perubahan bentuk.
14
a. Pelat satu bentang b. Pelat menerus dua bentang
Gambar 2.+ Pelat satu arah
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
4/33
!elain itu pada !/*0*2"*2002 mengijinkan untuk menentukan momen
lentur dengan menggunakan koeisien momen (3abel 2.1), asalkan dipenuhi
s#arat*s#arat seperti diba'ah ini 4
1. Panjang bentang seragam, jika ada perbedaan selisih bentang #ang
terpanjang dengan bentang sebelahn#a #ang lebih pendek maksimum 205.
2. Beban hidup harus 6 kali beban mati.
. Penentuan panjang 7 untuk bentang #ang berbeda 4
• Untuk momen lapangan, 7 8 bentang bersih diantara tumpuan.
• Untuk momen tumpuan, 7 8 rata*rata bentang bersih pada sebelah kiri
dan kanan tumpuan.
Ta!el 2.1. Koeisien momen "ikalikan #u L2
1$1% 1$& 1$1% 1$1% 1$1%
1$1' 1$1' 1$1(
1$2' 1$& 1$2' 1$2' 1$2'
1$11 1$11 1$ )
1$1% 1$1( 1$1( 1$1%
1$1' 1$1% 1$1'
1$2' 1$1( 1$1( 1$2'
1$11 1$1% 1$11
1$1% 1$1( 1$11 1$1( 1$1%
1$1' 1$1% 1$1% 1$1'
15
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
5/33
1$2' 1$1( 1$11 1$1( 1$2'
1$11 1$1% 1$1% 1$11
1$1% 1$1( 1$11 1$11 1$1( 1$1%
1$1' 1$1% 1$1% 1$1% 1$1'
1$2' 1$1( 1$11 1$11 1$1( 1$2'
1$11 1$1% 1$1% 1$1% 1$11
9eterangan
3umpuan ujung tetap (jepit)
3umpuan ujung sederhana (sendi)
enerus diatas tumpuan (sendi)
Untuk dapat lebih memahami analisis perhitungan pelat satu arah, diba'ah
ini diberikan langkah*langkah perhitungan pelat satu arah sebagai berikut 4
1. 3entukan tebal pelat, dengan s#arat batas lendutan (3abel 1.").
2. itung beban*beban 4 beban mati, beban hidup dan beban berfaktor.
. itung momen akibat beban berfaktor (3abel 2.1).
". itung 7uas tulangan, dengan memperhatikan batas tulangan 4
ρ min 6 ρ 6 ρ mak → ρ min 8 0,002+
+. 3entukan diameter dan jarak tulangan, dengan memperhatikan lebar retak 4
s 6 smak → smak ≤ 2,0 h
smak ≤ 2+0 mm
16
pilih #ang terkecil
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
6/33
17
Diameter tulangan :
• Polos ∅ p ≥ 8 mm• Deform ∅ d ≥ 6 mm
Penutup beton :
• Tidak langsung berhubungan
dengan tanah!ua!a " 2# mm
• $angsung berhubungan denganTanah!ua!a " 4# mm
%inimum tebal pelat :
• h ≥ 1## mm• h ≥ 25# mm &
diberikan tulangan atas
dan ba'ah
(arak minimum
tulangan utama
P)* : 25 mm
saran : 4# mm
h
(arak maksimum :
• tulangan utama
2+# h atau 25# mm
• tulangan pembagi
25# mm
,ode tulangan :
• $apisan terluar
• $apisan kedua dari luar
• $apisan terluar
• $a isan kedua dari luar
-egitiga menun.uk ke
/dalam0 pelat
ambar 2+6 -aratsarat tulangan pelat
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
7/33
2.*.1. +ontoh 1
$iketahui pelat lantai seperti pada gambar 2. ditumpu bebas pada tembok bata,
menahan beban hidup 1+0 kgm2dan finishing penutup pelat (tegel,spesi,pasir
urug) sebesar 120 kgm2. Pelat ini terletak dalam lingkungan kering.
utu beton f c: 8 20 Pa, utu baja f # 8 2"0 Pa (Polos).
$itan#akan 4
3ebal pelat dan Penulangan #ang diperlukan
Pen#elesaian 4
1. 3entukan tebal pelat (berkenaan s#arat lendutan).
3ebal minimum pelat hmin menurut 3abel 1.", untuk f # 8 2"0 Pa dan pelat
ditumpu bebas pada dua tepi adalah 4
hmin 8 L
27 8
3 6
27
& 8 0,1 cm
3ebal pelat ditentukan h 8 0,1" m (8 1" mm).
18
h
$ " 3+6# m
a. $enah b. Potongan
Gambar 2. Pelat satu arah pada contoh 1
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
8/33
2. itung beban*beban
;u 8 1,2 ;d < 1,= ;1
;d akibat berat sendiri 8 0,1" > 2,"0 8 0,= tm2
;d dari finishing penutup lantai 8 0,120 tm2
<3otal beban mati ;d 8 0,"+= tm2
Beban hidup ;1 8 0,1+0 tm2
Beban berfaktor ;u 8 1,2 > 0,0,"+= < 1,= > 0,1+0
8 0,2 tm2
. 3entukan momen #ang bekerja akibat beban berfaktor.
$engan menggunakan 3abel2.1, didapat 4
12" 12"
∆ 1 ∆
Pada lapangan, u 8 1 ;u 72 8 1 > 0,2 > ,=2
8 1,2+ tm
Pada tumpuan (memperhitungkan jepit tak terduga)
u 8 12" ;u 72 8 12" > 0,2 > ,=2
8 0,"2+1 tm
". itung tulangan
3ebal pelat h 8 1"0 mm
3ebal penutup p 8 20 mm (pasal 1.).
$itentukan diameter tulangan φ p 8 10 mm
3inggi efektif d 8 h ? p ? @ φ p
8 1"0 ? 20 ? @ . 10 8 11+ mm
f! " 15 %Pa
1" #&85& untuk f
! 3# %Pa
f
" 24# %Pa
b"
#&851 f
!
f
6##
6## f
→ β
ρ β
1
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
9/33
= × ×#&85 #&85 15
24# >
6##
6## + 24#8 0,02
ρ ρ ma8
" #75 b
#&75 #Ń " # × = ×
ρ min " ##25 9 berlaku untuk pelat:
a) 3ulang pada lapangan
%u 1&2753 tm " 1&2753 1#7
;mm
%n
%
u
"
1&2753 1#7
#&8 " 1&54 1#
7 ;mm
= ×
= ×
×φ
11+ 8 =10 mm2
$iperlukan tulangan φ P 10*12+
-s ada 8 ( 22) > 102> 100012+ 8 =2 mm2
-s ada > -s perlu * C9
b) 3ulangan pada tumpuan
2#
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
10/33
u 8 0,"2+1 tm 8 0,"2+1 > 10mm
n 8
% u
φ 8
# 4251 1#7
& x
#&8 8 0,+1" > 10 mm
Dn 8
%
b d
n
2 8
# 5314 1#
1### 115
7
2
& ×
× 8 0,"01
m 8
f
#&85 f
!
8
24#
# 85 15& x 8 1,2+
ρ 81
m 1 1
2− −
mR
f
n
y
81
18 8235& 1 1
2 18 8235 # 523
24#− −
× ×
& &
8 0,001
ρ → diperlukan tulangan tunggal.
ρ 1000 > 11+ 8 2 mm2
$iperlukan tulangan φ P 10*2+0 8 1" mm2 > 2 mm2
→ memenuhi s#arat
c) 3ulangan pembagi
$alam arah tegak lurus terhadap tulangan utama harus disediakan
tulangan pembagi (demi tegangan suhu dan susut).
Untuk f # 8 2"0 → -! 8# 25& bh
1##
Untuk f # 8 "00 → -! 8# 18& bh
1##
3ulangan pembagi di lapangan 4
-! 8# 25
1##
& 1### 14#× × 8 +0 mm2
$iperlukan tulangan φ P 10*220 8 + mm2 > +0 mm2
→ memenuhi s#arat
21
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
11/33
3ulangan pembagi di tumpuan cukup diperlukan
tulangan praktis φ P * 2+0 8 201 mm2
+. Gambar !ketsa Penulangan
1"0
+. Gambar !ketsa Penulangan tipe 2
22
$ " 36##36#36#
11# $11# $
72#
15 $15 $
∅ p 1# 25#
∅ p 1# 25#
∅ p 1# 25#∅
p 1# 25#
∅ p 1# 22#∅
p 8 25#
72#
∅ p 8 25# ∅
p 1# 25#
∅ p 1# 22# ∅
p 1# 125
ambar 2+7 -ketsa Penulangan pada !ontoh 1
$ " 36##36#36#
11# $11# $
72#
15 $15 $
∅ p 1# 25#
∅ p 1# 25#∅
p 1# 25#
∅ p 1# 22#∅
p 8 25#
72#
∅ p 8 25# ∅
p 1# 25#
∅ p 1# 22# ∅
p 1# 125
ambar 2+7 -ketsa Penulangan pada !ontoh 1
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
12/33
1"0
2.' Pelat ,ua Arah
23
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
13/33
$itinjau suatu pelat lanti dengan balok*balok pendukungn#a seperti
gambar 2..
-pabila 7> ≥ 0," 7# seperti gambar 2.a, pelat dianggap sebagai
menumpu pada balok B1,B2,B,B" #ang laEimn#a disebut sebagai pelat #ang
menumpu keempat sisin#a disebut sebagai pelat #ang menumpu keempat
sisin#a. $engan demikian pelat tersebut dipandang sebagai pelat dua arah (arah
> dan arah #), tulangan pelat dipasang pada kedua arah #ang besarn#a
sebanding dengan momen*momen setiap arah #ang timbul.
24
=
>
$=
$=
) 4) 4
) 3) 3 ) 1) 1
) 2) 2
$>$>
a+ $> #+4 $
=
b+ $>
#+4 $=
ambar 2+8 Pelat dengan balokbalok pendukungna+
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
14/33
-pabila 7> 6 0," 7# !eperti pada gambar 2.b, pelat tersebut dapat
dianggap sebagai pelat menumpu balok B1 dan B, sedangkan balok B2 dan B"
han#a kecil didalam memikul beban pelat. $engan demikian pelat dapat
dipandang sebagai pelat satu arah (arah >), tulangan utama dipasang pada arah
> dan pada arah # han#a sebagai tulangan pembagi.
3abel 2.2 menunjukka momen lentur #ang bekerja pada jalur 1 meter,
masing*masing pada arah > dan arah #.
l> 8 momen lapangan per meter lebar di arah >.
l# 8 momen lapangan per meter lebar di arah #.
t> 8 momen tumpuan per meter lebar di arah >.
t# 8 momen tumpuan per meter lebar di arah #.
ti> 8 momen tumpuan akibat jepit tak terduga diarah >.
ti# 8 momen tumpuan akibat jepit tak terduga diarah #.
!eperti pada pelat satu arah, pemakaian 3abel 2.1 ini dibatasi beberapa s#arat 4
a. Beban pelat terbagi rata.
b. Perbedaan #ang terbatas antara besarn#a beban maksimum dan minimum
antara panel pelat.
→ ;u, min A 0," ;u,mak.
c. Perbedaan terbatas antara panjang bentang #ang berbatasan.→ 7>, terpendek ≥ 0, 7>, terpanjang.
→ 7#, terpendek ≥ 0, 7#, terpanjang.
&ika s#arat*s#arat diatas dipenuhi, maka 3abel 2.2 dapat memberikan hasil #ang
aman terhadap momen*momen lentur maksimum.
omen jepit tak terduga disini dianggap sama dengan setengah momen
lapangan di panel #ang berbatasan, maka 4
Pada arah >, → ti> 8 12 7>.
Pada arah #, → ti# 8 12 7#.
25
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
15/33
3abel 2.2 omen per meter lebar dalam jalur tengah akibat beban terbagi rata
!kema omen per meter 7#7>
7ebar &alur 1,0 1,2 1," 1,= 1, 2,0 2,+
/ 7> 8 0,001 ;ul>2
(>)
7# 8 0,001 ;ul>2 (>)
"1
"1
+F
"+
""
"
"1
F
F
F
2+
110
2"
// 7> 8 0,001 ;ul>2 >
7# 8 0,001 ;ul>2 >
t> 8 0,001 ;ul>2 >
t# 8 0,001 ;ul>2 >
2+
2+
+1
+1
"
22
=
+"
"2
1
2
++
"F
1+
+"
+
1+
1
+"
+
1+
2
+
=2
1"
+1
///
1> 8 0,001 ;ul>2 >
1# 8 0,001 ;ul>2 >
t> 8 0,001 ;ul>2 >
t# 8 0,001 ;ul>2 >
0
0
=
=
"1
2
"
"
+2
2
F
=1
22
10=
=
20
11
2
1F
11
=
0
1F
122
/ 1> 8 0,001 ;ul>2 >
1# 8 0,001 ;ul>2 >
t# 8 0,001 ;ul>2 >
2"
=F
=
+
"F
2
F
=
2F
10+
"
2
110
+
2"
112
10
21
112
1> 8 0,001 ;ul>2 >
1# 8 0,001 ;ul>2 >
t> 8 0,001 ;ul>2 >
2"
=F
"0
20
=
"
1
0
+2
1
2
++
1
=
1
=2
1=
- 1> 8 0,001 ;ul>2 >
1# 8 0,001 ;ul>2 >
t> 8 0,001 ;ul>2 >
1
F
F1
"+
102
+
"
10
1
0
111
1
2
11
F1
2+
11"
10=
2"
11"
8 terletak bebas8 menerus pada tumpuan8 tidak tertumpu (ujung bebas tergantung)
3abel 2.2 (lanjutan)
26
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
16/33
!kema omen per meter 7#7>7ebar &alur 1,0 1,2 1," 1,= 1, 2,0 2,+
B 1> 8 0,001 ;ul>2 >
1# 8 0,001 ;ul>2 >
t> 8 0,001 ;ul>2
>
F
1
F1
"
2+
F
+
2
10
="
21
11
0
20
11
+
1F
120
1
1F
12"// - 1> 8 0,001 ;ul>
2 >
1# 8 0,001 ;ul>2 >
t> 8 0,001 ;ul>2 >
t# 8 0,001 ;ul>2 >
1"
0
"
=
21
F
=F
F
2
"
F"
F"
"
+=
120
10=
"0
="
1"
11=
""
0
1=
12"
+2
+
2"2
1
//B 1> 8 0,001 ;ul>2 >
1# 8 0,001 ;ul>2 >
t> 8 0,001 ;ul>2 >
t# 8 0,001 ;ul>2
>
0
1"
=
"
1+
=F
"
+
1+
"
"
1+
F
"
F
1+
F
"
"0
1+
0
"=
"1
1+
2
"+
8 terletak bebas
8 menerus pada tumpuan
8 tidak tertumpu (ujung beban bebastergantung)
27
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
17/33
2. +ontoh Perhitunan Pelat "ua arah
2..1 +ontoh 2
$iketahui 4
Pelat lantai menumpu pada balok seperti gambar 2.F, berada di lingkungan
kering, ditumpu pada balok beton #ang tidak diperhitungkan menahan torsi.
utu beton f c: 8 1 Pa, utu baja f # 8 2'( pa (polos), tersedia tulangan
diameter 1( mm.
$iminta 4
3entukan tebal pelat dan tulangan #ang diperlukan, bila pelat memikul beban
hidup 2+0 kgm2 dan beban finishing penutup pelat (tegel, spesi, pasir urug,
plafon) 8 1"0 kgm2.
Pen#elesaian 4
1. 3entukan tebal pelat hmin menurut 3abel 1.", untuk f# 8 2"0 Pa dan bentang
pendek 7> 8 ",00 meter
adalah 4
28
h4+8#
4+##
Gambar 2.F Pelat pada contoh 2
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
18/33
hmin 8 L
27 8
4 #
27
& 8 0,1" m
3ebal pelat ditentukan h 8 0,1+ m (8 1+0 mm)
2. itung beban*beban
;u 8 1,2 ;d < 1,= ;7
;d akibat berat sendiri 8 0,1+ > 2,"0 8 0,=0 tm2
;d dari finishing penutup lantai 8 (/1'( tm2 <
3otal beban mati ;d 8 0,+00 tm2
Beban hidup ;7 8 0,2+0 tm2
Beban berfaktor ;u 8 1,2 > 0,+00 < 1,= > 0,2+0
8 1,00 tm2
. 3entukan momen #ang bekerja akibat beban berfaktor.
$itinjau pias sebelebar 1 meter , jadi ;u 8 1,00 tm
$engan menggunakan 3abel 2.1, untuk 7#7> 8 1,2
9asus /, tumpuan bebas didapat momen dari tabel 2.2 sebagai berikut 4
7> 8 0,+" ;u 7>2 8 0,0+" > 1,0 > ",02 8 0,=" tm
7# 8 0,+ ;u 7>2 8 0,0+ > 1,0 > ",02 8 0,+=0 tm
ti> 8 12 1> 8 12 > 0,=" 8 0,"2 tm
ti# 8 12 1# 8 12 > 0,+=0 8 0,20 tm
". itung tulangan
3ebal pelat h 8 1+0 mm
3ebal penutup p 8 20 mm (pasal 1.).
$itentukan diameter tulangan φ P 8 10 mm
3inggi efektif 4 d> 8 h * p * 12φ P
8 1+0 * 20 * 12 > 10 8 12+ mm
d# 8 h * p * φ P0 - 12φ P
8 1"0 * 20 * 10 *12 > 10 8 11+ mm
2
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
19/33
f c: 8 1+ Pa → β1 0,+, untuk f c:
b 8 1000 mm, d> 8 12+ mm
u 8 0,=" tm 8 0,=" > 10mm
n 8
% u
φ 8
# 864 1#7
& x
#&8 8 1,00 > 10
Dn 8
%n
bd 2
8
1#8# 1#
1### 125
7
2
& x
x 8 0,=F12
m 8 f
fc
y
# 85& 8
24#
#85 15& x 8 1,2+
ρ 81
m 1 1
2− −
mR
f
n
y
3#
15#
2#
1#1#
d " 115 mmd " 125 mm
Gambar 2.10 Penentuan d> dan d#
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
20/33
81
18 8235& 1 1
2 18 8235 # 612
24#− −
x x& &
8 0,000
ρ (0,02") → diperlukan tulangan tunggal.
ρ A ρmin (0,002+) → dipakai ρ 8 0,000
-sperlu 8 ρ b d 8 0,000 > 1000 > 12+ 8 + mm2
$iperlukan tulangan φ P10 * 2(( 8 F2 mm2 > + mm2
→ memenuhi s#arat
b) 3ulangan pada lapangan arah #
b 8 1000 mm, d 8 11+ mmu 8 0,+=0 tm 8 0,+=0 > 10
mm
n 8
% u
φ 8
# 56# 1#7
& x
#&8 8 0,00 > 10 mm
Dn 8
%n
bd 2 8
# 7## 1#
1### 115
7
2
& x
x 8 0,+2F
m 8 f
fc
y
# 85& 8
24#
#85 15& x 8 1,2+
ρ 81
m 1 1
2− −
mR
f
n
y
81
18 8235& 1 1
2 18 8235 # 523
24#− −
x x& &
8 0,002
ρ → diperlukan tulangan tunggal.
ρ 1000 > 11+ 8 2 mm2
$iperlukan tulangan φ P 10*2+0 8 1" mm2 > 2 mm2
→ memenuhi s#arat
c) 3ulangan pada tumpuan arah >
31
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
21/33
b 8 1000 mm, d 8 11+ mm
u 8 0,+=0 tm 8 0,+=0 > 10mm
$engan cara #ang sama pada perhitungan diatas,
didapat 4
ρ 8 0,001 1000 > 12+ 8 1 mm2
$iperlukan tulangan φ P 10*2+0 8 1" mm2 > 1 mm2
→ memenuhi s#arat
d) 3ulangan pada tumpuan arah #
b 8 1000 mm, d 8 11+ mm
u 8 0,20 tm 8 0,20 > 10mm
$engan cara #ang sama pada perhitungan diatas,
didapat 4
ρ 8 0,0012 1000 > 11+ 8 2 mm2
$iperlukan tulangan φ P 10*2+0 8 2 mm2 > 1 mm2
→ memenuhi s#arat
. am!ar Sketsa Penulanan
!ketsa penulangan diperlihatkan seperti gambar 2.11.
Pada tumpuan arah >, tulangan dihentikan pada jarak 1+ 7 > dari muka balok.
Pada tumpuan arah #, tulangan juga dihentikan pada jarak 1+ 7 > dari muka
balok.
Pada lapangan arah >, sesuai hitungan diperlukan tulanganφ P 10*200, tulangan
tersebut dihentikan sampai jarak 110 7> dari muka tumpuan. !elanjutn#a
tulangan #ang masuk ke balok paling sedikit +0 5 dari jumlah tulangan #ang
diperlukan dilapangan (7ihat gambar 2.1a).
9ode tulangan 4
32
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
22/33
3 $ampisan terluar 3 $apisan kedua dari liar
3 $apisan terluar 3 $apisan kedua dari luar
!egitiga menunjuk kedalam pelat
Hatatan 4
φP 10*200, artin#a 4 tulangan polos diameter 10 mm dipasang setiap jarak 200 mm.
φ$ 10*200, artin#a 4 tulangan deform diameter 10 mm dipasang setiap jarak 200 mm.
33
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
23/33
34
$ " 4###
∅ p 1# 2## ∅ p 1# 25#
4##
11# $
4##
11#$
4##
11# $
∅ p 1# 2##∅ p 1# 25#
4##
11# $
8##8##
15 $
9a+ Denah Penulangan Pelat
$ " 48##
∅ p 1# 25# ∅ p 1# 25#
15 $
$ " 4###
9b+ Potongan tulangan arah
8## 8##
15 $ 15 $
∅ p 1# 25# ∅ p 1# 25#
$ " 48##
9!+ Potongan tulangan arah
ambar 2+11 Detail Penulangan pelat !ontoh 2
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
24/33
35
$ " 4###
∅ p 1# 2## ∅ p 1# 25#
4##
11# $
4##
11#$
4##
11# $
∅ p 1# 2##∅ p 1# 25#
4##
11# $
8##8##
15 $
9a+ Denah Penulangan Pelat
$ " 48##
∅ p 1# 25# ∅ p 1# 25#
15 $
$ " 4###
9b+ Potongan tulangan arah
8## 8##
15 $ 15 $
∅ p 1# 25# ∅ p 1# 25#
$ " 48##
9!+ Potongan tulangan arah
ambar 2+11 Detail Penulangan pelat !ontoh 2
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
25/33
2..2 +ontoh *
$iketahui Pelat 7antai untuk Duang 9uliah seperti gambar 2.12. utu beton f c: 8
20 Pa, utu baja f# 8 Pa.
$iminta 4 3entukan tebal Pelat dan Dencana Penulangan.
36
=
>
?
)
@
1
3+## 3+##3+##
2 3 4
4+5#
4+5#
9a+ Denah pelat& dengan balokbalok pendukungna
9b+ Aubungan pelat dengan balokbalok
ambar 2+12 -truktur pelat dengan balokbalok pendukung
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
26/33
Pen#elesaian 4
1. 3entukan tebal pelat
3ebal minimum pelat hmin menurut 3abel 1.", untuk
f # 8 2"0 Pa dan bentang pendek 7> 8 ,00 meter adalah 4
* Pelat tipe a, satu ujung menerus, tebal minimum 4
→ hmin 8 L
32 8
3 #
32
& 8 0,0F+ m 8 F,+ mm
* Pelat tipe b, kedua ujung menerus, tebal minimum 4
→ hmin 8 L
37 8
3 #
37
& 8 0,010 m 8 1,0 mm
$itentukan tebal pelat 0,10 m 8 100 mm.
2. Pembebanan
Pelat lantai digunakan untuk Duang 9uliah, dengan finishing penutup pelat
ditentukan sebagai berikut 4
* tegel teraso, tebal 8 2 cm,
*spesi pasangan 8 2 cm,
* pasir urug ba'ah lantai 8 2 cm,
* plafon, eternit 8 asbes pelat,
sesuai tabel 2.1 Peraturan Pembebanan /ndonesia Untuk Gedung 1F
(PP/UG*1F), dapat di hitung besarn#a beban mati dan beban hidup sebagai
berikut 4
* Beban mati 4
berat sendiri pelat 8 0,10 > 1 > 2"00 8 2"0 kgm2
tegel tebal 2 cm 8 2 > 2" 8 " kgm2
spesi pasangan 8 0,02 > 1 > 2100 8 "2 kgm2
pasir urug 8 0,02 > 1 > 1=00 8 2 kgm2
Plafond, eternit 8 11 < 8 1 kgm2
3otal beban mati ;d 8 0 kgm2
* Beban hidup 4
$ari 3abel .1 Peraturan PP/UG 1FF, untuk ruang kuliah ditentukan sebesar
;1 8 2+0 kgm2
* Beban berfaktor 4
37
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
27/33
;u 8 1,2 ;d < 1,= ;1
8 1,2 > 0 < 1,= > 2+0 8 += kgm2
. 3entukan momen #ang bekerja akibat beban berfaktor.
$itinjau pias selebar 1 meter, jadi ;u 8 0,+= tm.
$2 " 4&5 m$8 " 3 m
$ $ " 1&52 8 →
$engan menggunakan 3abel 2.2, untuk 7#7> 8 1,+
* Pelat tipe a, 9asus / - 4 (interpolasi linier)
7> 8 0,0+2 ;u 7>2
8 0,0+2 > 0,+= > ,0
2
8 0,"00 tm7# 8 0,022 ;u 7>
2 8 0,022 > 0,+= > ,02 8 0,1=F tm
t> 8 0,0F" ;u 7>2 8 0,0F" > 0,+= > ,02 8 0,2" tm
t# 8 0,0+ ;u 7>2 8 0,0+ > 0,+= > ,02 8 0,2" tm
ti> 8 12 l> 8 12 > 0,"00 8 0,200 tm
ti# 8 12 l# 8 12 > 0,1=F 8 0,0+ tm
* Pelat tipe b, 9asus /B 4 (interpolasi linier)
7> 8 0,0" ;u 7>2 8 0,0" > 0,+= > ,02 8 0,0 tm
7# 8 0,01F ;u 7>2 8 0,01F > 0,+= > ,02 8 0,1" tm
t> 8 0,0 ;u 7>2 8 0,0 > 0,+= > ,02 8 0,=00 tm
t# 8 0,0++ ;u 7>2 8 0,0++ > 0,+= > ,02 8 0,"2" tm
ti# 8 12 l# 8 12 > 0,1" 8 0,0" tm
". itung tulangan
3ebal pelat h 8 100 mm
3ebal penutup p 8 20 mm (pasal 1.).
$itentukan diameter φ P 8 mm
38
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
28/33
3inggi efektif 4 d> 8 h * p * 12 φ P
8 100 * 20 * 12 > 8 = mm
d# 8 h * p * φ P -12 φ P
8 100 * 20 * * 12 > 8 = mm
d " 76 mm× d " 68 mm 100
20
Gambar 2.1 Penentu d> dan d#
f:c 8 20 Pa →β1 8 0,+, untuk f:c 8 0,+ > ρb 8 0,+ > 0,0" 8 0,022+
ρmin 8 0,002+ (berlaku untuk pelat )
1. 3ulangan Pelat tipe (a)
a) Pada lapangan arah >
b 8 1000 mm, d 8 = mm
u 8 l> 8 0,"00tm 8 0,"00 > 10 mm
n 8
% u
φ 8
# 4## 1#7
& x
#&8 8 0,+00 > 10 mm
Dn 8
%n
bd 2
8
# 5## 1#
1### 76
7
2
& x
x 8 0,=+=
3
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
29/33
m 8 f
fc
y
# 85& 8
24#
# 85 2#& x 8 1",11=
ρ 81
m 1 1
2− −
mR
f
n
y
81
14 1176& 1 1
2 14 1176 # 8656
24#− −
x x& &
8 0,00
ρ → diperlukan tulangan tunggal.
ρ 1000 > = 8 21 mm2
$iperlukan tulanganφ
P *1+0 8 mm
2
> 21 mm
2
→ memenuhi s#arat
b) Pada lapangan arah #
b 8 1000 mm, d 8 = mm
u 8 7# 8 0,1=F tm 8 0,1=F > 10mm
$engan cara #ang sama pada perhitungan diatas, didapat 4
ρ 8 0,0011 → dipakai ρmin 8 0,002+
-s 8 ρmin b d 8 0,002+ > 1000 > = 8 10 mm2
$iperlukan tulangan φ P *200 8 2+0 mm2 > 10 mm2
→ memenuhi s#arat
c) Pada tumpuan arah > (tumpuan tengah)
b 8 1000 mm, d 8 = mm
u 8 t> 8 0,2" tm 8 0,2" > 10
mm$engan cara #ang sama pada perhitungan diatas,
didapat 4
ρ 8 0,00= 1000 > = 8 "+= mm2
4#
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
30/33
$iperlukan tulangan φ P *1000 8 +00 mm2 > "+= mm2
→ memenuhi s#arat
d) Pada tumpuan arah # (tumpuan tengah)b 8 1000 mm, d 8 = mm
u 8 t# 8 0,+ tm 8 0,+ > 10mm
$engan cara #ang sama pada perhitungan diatas,
didapat 4
ρ 8 0,00+ > ρmin → dipakai ρ
-s 8 ρ b d 8 0,00+ > 1000 > = 8 =0 mm2
$iperlukan tulangan φ P *120 8 "1= mm2 > =0 mm2
→ memenuhi s#arat
e) Pada tumpuan tepi (arah > dan arah #)
ti> 8 0,200 tm 8 0,200 > 10 mm
ti# 8 0,0+ tm 8 0,0+ > 10mm
$iberikan tulangan sama dengan lapangan, maka 4
→ -rah > 4 φ P *1+0
→ -rah # 4 φ P *200
41
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
31/33
2. 3ulangan Pelat tipe (b).
$engan melihat besarn#a momen pada pelat tipe (b) relatif lebih kecil dari pada
pelat tipe (a), dengan tujuan praktis dan untuk menghindarkan ban#akn#a tipe
tulangan #ang sering berakibat kesalahan didalam pelaksanaan, maka tulangan
#ang terpasang disamakan dengan tulangan pada pelat tipe (a), #aitu sbb4
7apangan arah >, 1> 8 0,0 → φ P *1+0
7apangan arah #, 1# 8 0,1" → φ P *200
3umpuan tengah arah >, t> 8 0,=00 → φ P *100
3umpuan tengah arah #, t# 8 0,"2" → φ P *120
3umpuan tepi arah #, ti# 8 0,0" → φ P *200
Gambar Penulangan pelat lantai diperlihatkan pada gambar 2.1".
42
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
32/33
43
15$
14$
#+75
#+6#?
)
@
1
$ " 3+##$ " 3+##$ " 3+##
2 3 4
$ " 4+5#
#+6##+75#+7514$15$ 14$
a
a
9a+ Denah Tulangan Pelat $antai
6##75#75#75#6## 75#
3+##3+##3+##
9b+ Potongan Tulangan @rah & daerah lapangan
ambar 2+14 Detail Penulangan Pelat $antai ?ontoh 3
$ " 4+5#
b
a
a
b
8/15/2019 2-Teori Pelat.doc
33/33
2.% ,istri!usi Be!an
$itinjau pelat tipe (a) seperti pada gambar 2.1+. Pelat tersebut didukung
oleh balok*balok B1,B2 dan B"
B 4
Beban pelat didistribusikan ke balok*balok pendukungn#a melalui garis*garis
#ang berarah "+o
dari sudut panel seperti gambar 2.1+b.Balok bentang pendek memikul beban trapesium masing*masing setinggi 12 7 >
seperti gambar 2.1=.
12$
× 12$
×
∆ ∆ ∆ ∆
$× 7
(a) Bentang pendek (b) Bentang panjang
Gambar 2.1= Beban #ang dipikul balok akibat pelat
$
$
)1
)4
)3
)2
(a) $enah (b) $istribusi beban
Gambar 2.1+ $istribusi beban pelat terhadap balok