Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA TAN, 14 November 2013 PERANCANGAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI DIGITAL Budi Santoso, Sukandar, Romadhon, dan Kristiyanti PRPN - BAT AN , Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK PERANCANGAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI DIGITAL. Berdasarkan data dari Departemen Kesehatan Indonesia, kanker leher rahim dan kanker payudara merupakan kanker yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Metode pendeteksian kanker payudara, yang paling umum dilakukan adalah melalui screening menggunakan teknik mamografi. Untuk meningkatkan akses masyarakat Indonesia terhadap fasilitas pemeriksaan payudara, diperlukan banyak perangkat mamografi. Berdasarkan kenyataan-kenyataan inilah kami tergerak untuk melakukan penelitian dan mengembangkan perangkat mamografi. Melalui beberapa kajian awal, maka penelitian mengarah kepada pembuatan pesawat mamografi digital, dimana peran kaset film digantikan oleh flat panel detector. Tahapan penelitian dibagi menjadi 2, tahun 2013 penelitian pada tahap perancangan dan 2014 dilanjutkan tahap pembuatannya. Tahap perancangan meliputi bagian elektronik, elektromekanik dan perangkat lunak. Bagian elektronik meliputi pengendali tegangan tinggi, pengatur arus dan waktu. Rancangan elektromekanik menitikberatkan pada komponen C-arm, stand, konsul serta merancang graphical user interface (GUI) dan embedded system pada bagian perangkat lunaknya. Dengan telah dilakukannya tahapan perancangan, diharapkan penguasaan teknologi mamografi akan semakin meningkat, dan menghasilkan rancangan bagian-bagian pesawat sinar-X mamografi yang bisa diwujudkan menjadi prototip pada tahun 2014. Kata kunci: kanker payudara, screening, sin a r-X, mamografi. ABSTRACT DESIGN OF X-RA Y DIGITAL MAMMOGRAPHY. Based on data from the Ministry of Health of Indonesia, cervical cancer and breast cancer is the most common cancer encountered in Indonesia. Method of detection of breast cancer, the most common is through the use of screening mammography techniques. To increase Indonesian people access to breast screening facilities, required a lot of mammography devices. Based on these facts we moved to do research and develop a mammography device. Through a preliminary study, the research led to the creation of digital mammography device, where the role of the film cassette was replaced by a flat panel detector. Research is divided into two stages, in 2013 research at the design stage and 2014 continued stage of manufacture. The design phase includes electronic parts, electromechanical and software. Electronic parts include controlling high voltage, current and time control. The design of electromechanical focuses on components C-arm, stand, console and designing the graphical user interface (GUI), embedded systems at the software. Had done with the design phase, expected mastery mammography technology will increase, and produce design parts of X-ray mammography which could be realized into a prototype in 2014. Keywords: breast cancer, screening, X-ray, mammography - 166 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA
TAN, 14 November 2013
PERANCANGAN PESAWAT SINAR-X MAMOGRAFI DIGITAL
Budi Santoso, Sukandar, Romadhon, dan Kristiyanti
PRPN - BAT AN , Kawasan Puspiptek, Gedung 71, Tangerang Selatan,
15310
ABSTRAK
Kata kunci: kanker payudara, screening, sin ar-X, mamografi.
ABSTRACT
DESIGN OF X-RA Y DIGITAL MAMMOGRAPHY. Based on data from the
Ministry of Health of Indonesia, cervical cancer and breast cancer
is the most common cancer encountered in Indonesia. Method of
detection of breast cancer, the most common is through the use of
screening mammography techniques. To increase Indonesian people
access to breast screening facilities, required a lot of
mammography devices. Based on these facts we moved to do research
and develop a mammography device. Through a preliminary study, the
research led to the creation of digital mammography device, where
the role of the film cassette was replaced by a flat panel
detector. Research is divided into two stages, in 2013 research at
the design stage and 2014 continued stage of manufacture. The
design phase includes electronic parts, electromechanical and
software. Electronic parts include controlling high voltage,
current and time control. The design of electromechanical focuses
on components C-arm, stand, console and designing the graphical
user interface (GUI), embedded systems at the software. Had done
with the design phase, expected mastery mammography technology will
increase, and produce design parts of X-ray mammography which could
be realized into a prototype in 2014.
Keywords: breast cancer, screening, X-ray, mammography
- 166 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA
TAN, 14 November 2013
1. PENDAHULUAN
Kanker payudara dan kanker Ieher rahim merupakan jenis kanker
tertinggi pad a
pasien rawat inap maupun rawat jalan di seluruh RS di Indonesia,
dengan proporsi
sebesar 28,7% untuk kanker payudara, dan kanker leher rahim 12,8%,
leukemia 10,4%,
lymphoma 8,3% dan kanker paru 7,8%. Penderita pasien kanker
payudara setiap tahun
semakin meningkat. Deteksi dini kedua jenis kanker tersebut dapat
dilakukan dengan
teknologi tepat guna yang murah dan sederhana atau simple. Itulah
sebabnya,
pengendalian kedua jenis kanker tersebut merupakan salah satu
program prioritas
Pemerintah [1].
Deteksi dini kanker payudara stadium nol dibutuhkan untuk menemukan
penderita
kanker pad a stadium rendah (down staging), sehingga presentase
kemungkinan untuk
dapat disembuhkan tinggi. Stadium nol adalah merupakan stadium pra
kanker, dimana
massa tumor belurn keluar dari kelenjar susu maupun saluran susu
(LCIS lobular
carcinoma in situ atau DCIS ductal carcinoma in situ).
Mamografi merupakan deteksi dini atau screening untuk rnendiagnosis
kanker
payudara sedini mungkin menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya
berkisar 0,7
mSv) [2]. Perangkat ini mampu memperlihatkan kelainan pada payudara
dalam bentuk
yang terkeeil hingga kurang dari 5 mm (stadium nol). Pad a stadium
ini, mamografi dapat
memperlihatkan adanya mikrokalsifikasi, yaitu suatu benjolan yang
tidak dapat teraba
baik oleh perempuan itu sendiri maupun dokter sekalipun, hingga
benjolan tersebut
berukuran 1 em atau lebih.
-\
- 167 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - SA
TAN, 14 November 2013
Untuk meningkatkan akses masyarakat Indonesia terhadap fasilitas
pemeriksaan
kanker khususnya kanker payudara, diperlukan banyak perangkat
mamografi. Umumnya
perangkat mamografi yang ada di rumah sakit dibeli dari luar
negeri. Berdasarkan
kenyataan-kenyataan inilah kami tergerak untuk melakukan penelitian
dan
mengembangkan perangkat mamografi. Dengan dilakukannya penelitian
ini, diharapkan
penguasaan teknologi mamografi akan semakin meningkat dan bisa
merancang prototip
pesawat sinar-X untuk mamografi. Perangkat mamografi secara garis
besar terdiri dari
unit penghasil sinar-X (tabung dan komponen elektronik/elektrik
pengendali), unit mekanik
dan unit penangkap citra [4]. Penelitian pesawat sinar-X mamografi
tahun 2013
menitikberatkan pada merancang bagian elektronik antara lain untuk
mengontrol
tegangan tinggi, arus tabung, pewaktu, sensor temperatur tabung dan
interlock.
Rancangan mekanik meliputi stand, C-arm, konsul (console) serta
merancang perangkat
lunak yang terdiri dari graphical user interface (GUI), embedded
system.
Pad a perangkat yang konvensional, film dalam kaset digunakan
sebagai penangkap
citra/gambar. Film hasil pencitraan/mammogram akan dilihat oleh
ahli radiologi
menggunakan kotak cahaya dan kemudian disimpan dalam jaket sebagai
arsip. Sebelum
menjadi mamogram, diperlukan proses kimiawi (pencucian film)
sehingga hasil tidak
segera dapat dilihat. Pad a perangkat yang lebih modern, sebagai
pengganti film,
biasanya digunakan detektor sinar-X seperti flat panel detector
yang berbasis silikon.
Penggunaan flat panel detector, memungkinkan ahli radiologi atau
dokter segera
mendapatkan hasil pencitraan/mammogram dalam bentuk citra digital
karena akuisisi
gambar cepat (kurang dari satu men it) dan waktu pemeriksaan yang
lebih sing kat.
Mammogram digital memudahkan dalam penyimpanan, pembesaran,
orientasi,
kecerahan. Manfaat ini termasuk peningkatan kontras antara jaringan
payudara yang
padat dan non-padat. Setelah pemeriksaan selesai untuk lebih akurat
dalam mendeteksi
kanker payudara, dokter dapat memanipulasi gambar payudara,
memperbaiki under atau
over-exposure citra tanpa harus mengulang pemeriksaan. Mammogram
digital juga
memudahkan pengiriman dan penyebaran informasi antara dokter dan
atau ahli radiologi
melalui jaringan internet untuk konsultasi jarak jauh dengan dokter
lain. Manfaat lebih
perangkat mamografi digital selain dosis radiasi yang lebih rendah,
juga sensitivitas yang
lebih tinggi dibanding mamografi konvensional [5].
- 168 -
Mammography
2. TEORI
Jika dibandingkan dengan cahaya tampak, sinar-X mempunyai daya
tembus yang
lebih tinggi sehingga mampu menembus berbagai jenis material.
Seperti Gambar 3, ketika
sinar-X menembus material, intensitasnya akan berkurang sebanding
dengan jenis
material yang dilewati. Perbedaan intensitas/kontras inilah yang
tampak sebagai
citra/gambar, dimana pada sistem konvensionallangsung ditangkap
dengan film.
Gambar 3. Prinsip Kerja Perangkat Sinar-X [7]
- 169 -
Prosiding Pertemuan /lmiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA
TAN, 14 November 2013
Seperti pada Gambar 2, perangkat sinar-X yang digunakan untuk
mamografi juga
mempunyai prinsip kerja yang sama dengan perangkat sinar-X yang
lain. Energi sinar-X
mamografi dari tabung melewati payudara ditangkap kaset film yang
di bawah payudara.
Sementara yang diserap mempunyai tingkat yang bervariasi sesuai
jenis jaringan. Variasi
dalam penyerapan meneiptakan perbedaan hasil exposure, yang
memberikan rineian
jaringan di dalam payudara. Pada mammogram, lemak tampak berwarna
hitam, sedang
yang lainnya; kelenjar, jaringan ikat, tumor, kalsifikasi muneul
dalam variasi warna putih
dan abu-abu. Karena obyek (payudara) tergolong daerah jaringan
(soft tissue)
dibandingkan dengan dada atau perut, maka dosis/paparan sinar-X
yang digunakan lebih
rendah dari perangkat sinar-X untuk thorax dan sejenisnya.
Karena itu tujuan mamografi adalah menghasilkan eitra/gambar yang
mampu :
• memperlihatkan mikrokalsifikasi dengan kontras yang tinggi.
• memperlihatkan sebagian besar daerah jaringan payudara dengan
kontras yang lebih
rendah.
memungkinkan untuk penetrasi payudara. Oleh karena itu perlu
optimalisasi energi sinar
X rata-rata dalam hal :
• Kontras meningkat seiring penurunan energi sinar-X.
Untuk payudara keeil perangkat mamografi dioperasikan pada tegangan
30 kV, yang
berarti energi sinar-X efektif 18 sampai 20 keV, eukup memberikan
keseimbangan antara
dosis dan kontras, sedangkan untuk jaringan payudara tebal,
sebaiknya energi sinar-X
efektifnya sedikit ditingkatkan dan penggunaan filter yang berbeda
[6].
Dan pemilihan tabung sinar-X untuk mamografi optimalnya menggunakan
tabung dengan
anoda dan filter (0,03mm) terbuat dari bahan Molybdenum (Mo),
karena mempunyai
karakteristik energi sinar-X efektifnya 17,9 keV dan 19,5 keV yang
memberi
keseimbangan antar dosis serap dan kontras seperti Gambar 3.
- 170 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA
TAN, 14 November 2013
i ,·~c' I;aqet OJ"hi,.~(. ; Itel, ,
I
I D.'! )Q.':"
3. TAT A KERJA
beberapa bagian:
pendukung dalam meraneang bagian elektromaknetik menggunakan CA
T1A.
• Elektronik: pengendali tegangan, arus tabung, pewaktu, sensor
temperatur tabung,
interlock. Perangkat lunak pendukung dalam meraneang bagian
elektronika
menggunakan Proteus
3.1 Bagian Elektromekanik
• Stand harus mampu dan kuat menyangga beban/berat dari C-arm
tersebut.
• Stand harus stabil dan setimbang baik saat C-arm diam maupun saat
bergerak.
• C-arm mampu berotasi ±180o menyesuaikan posisi pemeriksaan
CranioCaudal(CC)
maupun MedioLateral Oblique(MLO) [7].
• C-arm mampu bergerak vertikal mengikuti tinggi pasien di
Indonesia dengan
jangkauan pergerakan 100 em - 170 em.
• Stand dan C-arm bisa menyesuaikan posisi jika pasiennya
menggunakan kursi roda.
• Konsul selain mampu melindungi modul elektronik yang ada
didalamnya, juga harus
mempertimbangkan faktor ergonomi operator saat mengoperasikan
pesawat.
- 171 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA
TAN, 14 November 2013
• Shielding operator mampu melindungi operator terhadap paparan
sinar-X. namun tidak
menghalangi sudut pandang terhadap pasien dan sekitarnya.
• Pasien dan operator terlindungi dari potensi kejutan
listrik.
• Catu daya kelistrikan dilengkapi dengan proteksi terhadap beban
lebih (overload
protection)
3.2 Bagian Elektronika
Untuk elektronika mempunyai beberapa persyaratan :
• Tegangan catu jala-jala (single phase) minimal 180 Vac dan
maksimal 240 Vac pad a
frekuensi kerja 50 Hz.
• Modul tegangan tingginya mampu menyediakan tegangan sebesar
:::;35 KVp yang
dapat diatur sesuai keperluan.
• Modul tegangan tinggi harus stabil, aman dari arus kebocoran dan
arus pendek (short
circuit protection).
• Kabel untuk tegangan tinggi menggunakan jenis kabel tegangan
tinggi (high tension
cable)
• Kemampuan arus tabung hingga 30 mA untuk focal spot kecil ::::0,1
- 0,3 mm.
• Pewaktu bisa diatur minimal 0,4 detik sampai dengan maksimal 2
detik.
• Adanya sensor temperatur tabung untuk memperpanjang waktu pakai
tabung sinar-X.
• Adanya modul interlock dan emergency untuk keamanan bagi pasien
dan operator.
• Adanya lampu indikator saat sedang pesawat mamografi sedang
bekerja dan saat
situasi emergensi.
• Perangkat lunak graphical user interface (GUI) mampu merekam,
menyimpan dan
mengolah hasil/citra digital 2 dimensi.
• Perangkat lunak mampu menyimpan data hasil pemeriksaan pasien
secara valid.
• Perangkat lunak embedded system mampu mengendalikan modul
elektronik secara
aman dan akurat.
- 172 -
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
elektromekanik dan perangkat lunak.
terhadap daya tembus/penetrasi sinar-X terhadap obyek
payudara.
Rangkaian ini menggunakan ATmega8 sebagai pengendali tegangan
tinggi yang
dilengkapi dengan rangkaian umpan balik, agar besarnya setting
tegangan tinggi sesuai
yang diinginkan, sedangkan sistem pengaturannya menggunakan teknik
pulse wave
modulation (PWM). Nantinya pilihan tegangan tinggi untuk mamografi
mempunyai interval
20 - 34 KVp.
4.1.2 Pengatur Arus Tabung
Rangkaian pengatur arus tabung berfungsi mengatur besarnya arus
tabung sinar-X
sesuai dengan kebutuhan. Pad a tabung mamografi, filament katoda
jarak ke anodanya
lebih dekat dibandingkan dengan tabung sinar-X biasa, sehingga saat
beroperasi
temperatur tabung bisa jauh lebih rendah.
- 173 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir
PRPN-BATAN, 14 November 2013
Pada mamografi arus tabung adalah fungsi dari pad a arus fila men,
karena untuk
mengatur arus tabung pad a nilai tertentu, harus dengan mengubah
arus filamen.
Rangkaian ini menggunakan ATmega8 sebagai pemilih arus sesuai
kebutuhan. Nantinya
pilihan untuk arus tabung dibuat menjadi 15mA, 20mA, 25mA dan
30mA.
Gambar 6. Rangkaian Pengatur Arus Tabung
4.1.2 Pengatur Waktu
mencapai atau penetrasi terhadap obyek sehingga bisa menghasilkan
citra yang tajam.
Waktu exposure yang terlalu lama bisa membuat gambar tidak tajam
akibat pergerakan
obyek, sebaliknya jika waktunya terlalu singkat, sinar-X belum
mencapai atau penetrasi
sehingga citra obyek yang dihasilkan cenderung gelap/kurang
kontras. Biasanya waktu
rata-rata yang dibutuhkan oleh mamografi berkisar 1- 2 detik.
Rangkaian ini menggunakan mikrokontroller ATmega 16, karena selain
sebagai
pengatur waktu juga bertindak sebagai pusat pengatur dan
mengkoordinir keseluruhan
input ouput sistem elektronika termasuk diantaranya setting
parameter dari GUI.
Perangkat lunak yang tertanam di ATmega (embedded system) mengatur
seluruh
perintah yang diterima ataupun dilakukan modul elektronik,
komunikasi antar
mikrokontroler menggunakan jalur 12C.
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA
TAN, 14 November 2013
~'''~'.-,::: """<:_b'l: 'L
4.2.1 C-arm
C-arm yang terdiri dari tube head, compression paddle dan detector
merupakan
bagian mekanik yang langsung berinteraksi dengan pasien, sehingga
faktor keamanan,
kenyamanan menjadi perhatian.
Tube head dengan kolimatornya harus menjamin bahwa bagian obyek
(payudara)
saja yang terkena sinar-X. Compression paddle harus diusahakan
senyaman mungkin
ketika melakukan tekanan terhadap payudara, biasanya bahan
paddlenya terbuat dari
polyethylene untuk medis. Detector yang digunakan harus sesuai
dengan range energi
sinar-X mamografi dan area aktifnya biasanya ± 20x25 em.
- 175 -
Prosiding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN - BA
TAN, 14 November 2013
i ~~~:.:I;~'"r. ::. ••• 1" •••••• ,;,.
IsornetrlC view Scale: 1:4
,iix.""un s<:: Q!a: Pa"\'1
pengoperasian pesawat mamografi, juga menjadi wadah untuk sebagian
besar modul
elektronik. Untuk melindungi operator dari papa ran sinar-X, maka
perhitungan tebal
shielding serta ketersediaannya di pasaran adalah 7 mm kaea Pb atau
setara 1,1 mm Pb
[8]. Peraneangan konsul mempertimbangkan ergonomi, mobilitas dan
sudut pandang
operator saat bekerja, juga volume dan tata letak modul elektronik.
Sebagai tindakan
keamanan dan keselamatan bagi operator dan pasien. Dengan dimensi
konsul tinggi ± 80
em, lebar ± 65 em merupakan ukuran yang optimal bagi rata-rata
operator Indonesia agar
nyaman saat mengoperasikan pesawat mamografi.
- 176 -
Gambar 9. Konsul mamografi
4.3 Bagian Perangkat Lunak
Graphical user interface (GUI) sebagai salah satu media operator
dalam mengatur
dan mengendalikan pesawat mamografi, berfungsi memasukkan
parameter-paramater
saat pemeriksaan, menyimpan dan mengolah data pasien hasil
pemeriksaan.
Sedangkan embedded systemnya ditanam pada mikrokontroler
pengendali
tegangan tinggi, pemilih arus tabung dan pengatur waktu.
~~~ BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL~; PUSAT REKAYA$A PERANGKAT
NUKLIR
DATA PASIEN MAMMOGRAPHY
NamIlPa~ieJJ;
- 177 -
5. KESIMPULAN
Pad a penelitian ini telah dihasilkan rancangan pesawat sinar-X
mamografi yaitu:
• Elektromekanik: C-arm (kepala tabung, compression paddle dan
pemegang detektor),
stand (pemegang C-arm), konsul dan shielding operator.
• Elektronik: pengendali tegangan, arus tabung, pewaktu.
• Perangkat lunak: graphical user interface (GU/).
Dalam proses perancangannya menggunakan beberapa perangkat lunak
aplikasi sesuai
peruntukannya.
6. UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih pad a teman kerja di Pusat Rekayasa Perangkat
Nuklir (PRPN),
khususnya di Bidang Instrumentasi Kesehatan dan Keselamatan (BIKK),
yang telah
membantu baik dalam bentuk fasilitas, dana, pemikiran dan tenaga
terhadap keberhasilan
dan kelancaran kegiatan tahap perancangan pada penelitian
Perekayasaan Pesawat
Sinar-X Mamografi.
Sehari dalam Rangka Memperingati Hari Kanker Sedunia 2013
Available: http://www.depkes.qo.id/diakses 18 Oktober 2013
2. Anonymous, Mamografi
3. Budi Santoso, Perekayasaan Pesawat Sinar-X Mamografi, Proposal
Usulan Kegiatan,
PRPN,2013
5. National Cancer Institute, Breast Cancer Screening
Available: http://www.cancer.qov/ diakses 1 November 2013
6. IT Garbet, Mamografi-Physical Principles and
Instrumentation
Available: http://qolum.riv.csu.edu.au/, diakses 22 Oktober
2013
7. Bonnie A. Barnes,BA,R.T.(R)(M)(CT)(f) dan Xuan Ho, Ph.D R.T(R),
Screen-Film
Mamografi Equipment Unit
- 178 -
Pro siding Pertemuan IImiah Perekayasaan Perangkat Nuklir PRPN-
BATAN, 14 November 2013
8. Badan Standarisasi Nasional, Kaca Timbal Untuk Proteksi Radiasi
Sinar-X, SNI 16
6656-2002, 2002
TANYA JAWAB
Pertanyaan:
1. Dosis serapan yang diterima pasien mengapa tidak ditentukan?
Padahal proteksi untuk
operator dapat ditetapkan. (Ahmad Faisal)
Jawaban:
1. Dosis serapan buat pasien 1 mby tanpa GRID, 3 mby dengan GRID, ±
0,7 mSV untuk
penyinaran.
- 179 -