Upload
nataliakusumadewi
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
1/16
1
PENAMBAHAN Bi fi dobacteri um bifi dum PADA
PEMBUATAN YOGHURT TOMAT UNTUK MENINGKATKAN
KADAR ASAM LAKTAT
JURNAL
Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan IPA
OLEH
SATRIA ADAM
NIM: 431 411 114
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
JURUSAN BIOLOGI
2015
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
2/16
2
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
3/16
3
ABSTRAK
Satria Adam. 2015. Skripsi.” Penambahan Bifidobacterium bifidum pada Pembuatan Yoghurt
Tomat untuk Meningkatkan Kadar Asam Laktat”. Jurusan Biologi, Fakultas Matematika Dan
IPA. Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Wirnangsi D. Uno, S.Pd, M.Kes dan
Pembimbing II Dr. Asep S. Abdurrahmat, M.Kes.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penambahan Bifidobacterium bifidum pada
pembuatan yoghurt tomat untuk meningkatkan kadar asam laktat dan mengetahui
konsentrasi terbaik dari penambahan Bifidobacterium bifidum pada pembuatan yoghurt tomat
untuk meningkatkan kadar asam laktat. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 5 ulangan dengan
menggunakan perlakuan A (tanpa penambahan Bifidobacterium bifidum), perlakuan B
(penambahan 0.5% Bifidobacterium bifidum), perlakuan C (penambahan 1% Bifidobacterium
bifidum), perlakuan D (penambahan 1.5% Bifidobacterium bifidum), dan perlakuan E
(penambahan 2% Bifidobacterium bifidum). Teknik pengumpulan data pada penelitian ini
dilakukan dengan menghitung kadar asam laktat pada fermentasi yoghurt tomat. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis varians (ANAVA) dengan taraf kepercayaan 0.05%
untuk membedakan antar perlakuan digunakan BNT. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa
penambahan Bifidobacterium bifidum pada setiap perlakuan menghasilkan kadar asam laktat
yang berbeda. Pada perlakuan A (tanpa penambahan Bifidobacterium bifidum) menghasilkan
asam laktat 0.25%, perlakuan B (penambahan 0.5% Bifidobacterium bifidum) menghasilkan
asam laktat 0.41%, perlakuan C (penambahan 1% Bifidobacterium bifidum) menghasilkan
asam laktat 0.72%, perlakuan D (penambahan 1.5% Bifidobacterium bifidum) menghasilkan
asam laktat laktat 0.96% dan perlakuan E (penambahan 2% Bifidobacterium bifidum)menghasilkan asam laktat 1.36%). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh penambahan Bifidobacterium bifidum pada pembuatan yoghurt tomat
untuk meningkatkan kadar asam laktat dan konsentrasi terbaik dari penambahan
Bifidobacterium bifidum pada pembuatan yoghurt tomat adalah 1.5%.
Kata Kunci : Bifidobacterium bifidum, Yoghurt Tomat, Asam Laktat.
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
4/16
4
ABSTRACT
Satria Adam. 2015. Skripsi. "The addition of Bifidobacterium bifidum in Tomato Yoghurt
Production to increase Lactate Acid Level.” Departement of Biology, Faculty of Mathematics
and Natural Sciences, State University of Gorontalo. The principal supervisor was Wirnangsi
D. Uno, S.Pd, M.Kes and the co-supervisor was Dr. Asep S. Abdurrahmat, M.Kes.
This research aimed at investigating the effect of Bifidobacterium bifidum addition in tomato
yoghurt production to increase lactate acid level and finding out the appropriate concentration
of Bifidobacterium bifidum addition in tomato yoghurt production to increase lactate acid
level. This research was an experimental research with Complete Random Design consisted
of 5 treatments and 5 repetitions. The treatments were treatment A (without Bifidobacterium
bifidum), treatment B (with 0.5% Bifidobacterium bifidum addition ),treatment C (with 1%
Bifidobacterium bifidum addition), treatment D (with 1.5% Bifidobacterium bifidum
addition), and treatment D ( with 2% Bifidobacterium bifidum addition). The technique of
data collection was by measuring lactate acid level in tomato yoghurt fermentation. The data
were analyzed by using variance analysis (ANAVA) with Significance level at 0.05%. To
differentiate the treatments, it was used BNT. The research result showed that
Bifidobacterium bifidum addition in each treatment resulted different level of lactate acid.
Treatment A (Without Bifidobacterium bifidum) produced lactate acid as 0.25%, treatment B
(with 0.5% Bifidobacterium bifidum addition) produced lactate acid as 0.41%, treatment C
(with 1% Bifidobacterium bifidum additon) produced lactate acid as 0.72%, treatment D
(with 1.5% Bifidobacterium bifidum addition) produced lactate acid as 0.96%, and treatment
E (with 2% Bifidobacterium bifidum addition) produced lactate acid as 1.36%. Based on the
research result, it can be concluded that there was an effect of Bifidobacterium bifidum
addition in tomato yoghurt production to increase lactate acid level and the approriateconcentration of Bifidobacterium bifidum addition in tomato yoghurt production to increase
lactate acid level wasconcentration 1.5%.
Keywords: Bifidobacterium bifidum, Yoghurt Tomato, Lactate Aci
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
5/16
5
PENAMBAHAN Bi fi dobacteri um bif idum PADA PEMBUATAN YOGHURT TOMAT
UNTUK MENINGKATKAN KADAR ASAM LAKTAT
Satria Adam1, Wirnangsi D.Uno
2, Asep S. Abdurrahmat
2
1)
Mahasiswa Jurusan Biologi,2)
Dosen Jurusan Biologi,3)
Dosen Jurusan BiologiProgram Studi Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Gorontalo
Jl. Jend. Soedirman No. 06 Kota Gorontal
PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi saat ini memiliki banyak
manfaat dalam kehidupan manusia
terutama pengembangan bioteknologi
dalam bidang pangan. Pengolahan bahan
pangan dari konvensional menjadi modern
semakin berkembang seiring dengan
adanya tuntutan tentang jumlah dan
kualitas produk yang dihasilkan. Salah
satu penerapan bioteknologi dalam bidang
pangan yang dapat menghasilkan produk
yang penting dalam kehidupan yakni
melalui fermentasi. Proses fermentasi
merupakan proses pengubahan suatu bahan
dengan bantuan mikroorganisme menjadi
sebuah produk yang bermanfaat bagi
manusia. Salah satu fermentasi yang
dikembangkan saat ini adalah yoghurt.
Yoghurt produk fermentasi yang
terdiri dari yoghurt tradisional dan yoghurt
modern. Perbedaan yoghurt tradisional dan
modern yaitu terletak pada penambahan
flavor , sari buah atau buah sebelum dan
sesudah inkubasi. Tujuan penambahan
flavor , sari buah atau buah pada yoghurt
yaitu sebagai penambah cita rasa, aroma,
atau warna pada produk yang dihasilkan.
Salah satu contoh yoghurt modern yang
ditambahkan dengan sari buah adalah
yoghurt tomat. Buah tomat memiliki
senyawa likopen yang berperan dalam
memberikan dan sebagai antioksidan.
Selain itu juga buah tomat memiliki
kandungan nutrisi yang tinggi berupa
vitamin C, vitamin A, karbohidrat, lemak,
dan kalsium sehingga digunakan sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan
yoghurt.
Fermentasi yoghurt pada umumnya
banyak menggunakan bakteri asam laktat
(BAL) berupa Lactobacillus bulgaricus
dan Streptococcus thermophillus. Tetapi
kedua bakteri tersebut memiliki kelemahan
yaitu jumlah bakteri sulit terdeteksi, ragam
bakterinya hanya dua, dan jumlah
bakterinya kurang memenuhi syarat SNI
1996 (Andriani dkk., 2008) serta tergolong
sebagai bakteri non probiotik karena hanya
sebentar bertahan hidup di dalam saluran
pencernaan oleh karena itu aktivitasnya
kurang ampuh untuk mengalahkan bakteri
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
6/16
6
patogen yang membahayakan kesehatan
manusia (Gilliland dalam Sunarlim, 2007).
Penggunaan bakteri probiotik dalam
fermentasi yoghurt sangat dianjurkan
untuk mengatasi beberapa kekurangan dari
penggunaan bakteri Lactobacillus
bulgaricus Streptococcus thermophillus
sebagai starter dalam pembuatan yoghurt.
Bakteri probiotik mampu bertahan hidup
selama pengolahan, penyimpanan dan di
dalam ekosistem saluran pencernaan,
meskipun terdapat berbagai rintangan
seperti air liur, asam lambung dan asam
empedu. Selain itu bakteri probiotik dapat
berkembang biak, tidak beracun serta tidak
patogen (Kullen dan Klaenhamer, dalam
Sunarlim, 2009).
Salah satu bakteri probiotik yang
biasanya ditambahkan dalam fermentasi
yoghurt adalah Bifidobacterium bifidum.
Bakteri Bifidobacterium bifidum
merupakan bakteri asam laktat yang dapat
tumbuh pada suhu 43-45oC, bersifat
heterofermentatif dimana rasio asam asetat
dan asam laktat yang dihasilkan adalah
1.5:1 dan bersifat katalase negatif.
Bifidobacterium bifidum memiliki aktivitas
antibakteri terhadap mikroba patogen
seperti Escherichia coli, Staphylococus
aureus, Shigella dysentriae, Salmonella
typhi, Proteus spp , dan Candida albicans
(Akmar, 2006)
Menurut Setyorini (2010) bahwa
Bifidobacterium merupakan bakteri yang
dapat menghasilkan kadar asam laktat
yang lebih tinggi daripada Lactobacillus
casei cara menurunkan pH. Penambahan
Bifidobacterium bifidum pada plain
yoghurt yang sudah diinokulasi dengan
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan
Streptococcus thermophillus diharapkan
dapat meningkatkan kadar asam laktat
yang dihasilkan dan meningkatkan kualitas
yoghurt.
Pentingnya penambahan Bifidobacte
-rium bifidum karena bakteri tersebut
merupakan bakteri asam laktat yang
bersifat non patogen dan probiotik yang
perlu dikembangkan dalam pembuatan
yoghurt. Berdasarkan uraian tersebut,
maka peneliti ingin mengkaji suatu
masalah dengan formulasi judul
“Penambahan Bifidobacterium bifidum
pada Pembuatan Yoghurt Tomat untuk
Meningkatkan Kadar Asam Laktat.”
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini akan dilaksanakan di
Laboratorium Mikrobiologi Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan IPA
Universitas Negeri Gorontalo. Dan waktu
penelitian selama 3 bulan (Maret sampai
Mei 2015) dimulai dari persiapan sampai
dengan penyusunan laporan hasil
penelitian.
Alat dan Bahan
Alat yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah cawan petri,
aluminium foil , tabung reaksi, refrigerator ,
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
7/16
7
blender, autoclave, hot plate, inkubator,
timbangan analitik, kertas saring, indikator
pH, pengaduk, gelas ukur, colony counter ,
Shaker Incubator .
Bahan yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah plain yoghurt
(Streptococcus thermophilus dan
Lactobacillus bulgaricus), Bifidobacterium
bifidum, NaOH, indikator phenolptalein,
sari tomat, susu full cream, MRS broth,
Phenol 1%, Bakto agar, aquadest , gula
pasir 10%, susu skim 5%, Nutrient Agar
dan media pepton 0,1%.
Penyiapan Plain Yoghurt
Plain yoghurt yang sudah diinokulasi
dengan bakteri Streptococcus thermophilus
dan Lactobacillus bulgaricus yang
diperoleh dari LIPI dan disimpan pada
suhu kurang lebih 40C.
Penyiapan Media Tumbuh
Bi fi dobacter ium bifi dum
Sebanyak 1.354 gram bacto agar ,
dan 4.6982 gram MRS broth dilarutkan ke
dalam 90 ml akuades kemudian
dituangkan ke dalam erlemeyer,
dipanaskan hingga homogen. Selanjutnya
larutan ini dituangkan ke dalam 18 tabung
reaksi sebanyak 5 ml, kemudian ditutup
dengan kapas dan disterilisasi dalam
autoklaf pada suhu 1210C selama 15
menit dan disimpan pada media miring
sampai memadat (The Oxoid dalam
Akmar, 2006).
Peremajaan Kultur Bakteri
Bi fi dobacter ium bifi dum
Kultur bakteri dari Bifidobacterium
bifidum dipindahkan dari kultur murninya
ke dalam media MRS Broth pada
erlemeyer yang berbeda-beda masing-
masing 1 ose kemudian dikocok dan
dibiarkan selama 2x24 jam. Setelah 2 hari,
bakteri Bifidobacterium bifidum dapat
digunakan untuk pembuatan yoghurt (The
Oxoid dalam Ramadzanti, 2006).
Pembuatan Starter Bifidobacterium
bifidum
Sebanyak 8.5 gr susu full cream
dan 100 ml akuades disterilisasi di
autoklaf dan ditambahkan dengan 1%
Bifidobacterium bifidum, setelah itu
dimasukkan ke dalam media pepton 0,1%
dan disebut sebagai medium pertumbuhan
baru. Setelah itu diinkubasi selama 24 jam
dengan suhu 370C dan kultur tersebut
disebut kultur induk. Langkah selanjutnya
adalah membuat kultur antara yaitu dengan
cara menambahkan 3% kultur induk ke
dalam media tumbuh baru (97 ml)
kemudian diinkubasi selama 29 jam
dengan suhu 370C. Kultur ini selanjutnya
akan dijadikan sebagai kultur kerja yaitu
dengan menambahkan 3% kultur antara ke
dalam media tumbuh baru (97 ml) lalu
diinkubasi selama 9 jam yang bersuhu
370C. (Koroleva dalam Ramadzanti,
2006).
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
8/16
8
Pembuatan Sari Tomat
Tomat disortasi dipisahkan dari
tomat yang cacat dan busuk, dicuci untuk
menghilangkan kotoran, kemudian tomat
diiris dengan ukuran 1-2 mm atau
berukuran dadu dan dihancurkan dengan
blender untuk diambil sarinya. Langkah
terakhirnya adalah menyaring tomat
dengan kertas saring sehingga diperoleh
sari tomat murni (Trisnawati dkk, 2005).
Pembuatan Yoghurt Tomat
Disiapkan 25 gelas Erlenmeyer yang
masing-masing diisi susu full cream
sebanyak 83 ml. Kemudian ditambah
dengan susu skim 5 ml, gula pasir 10 ml
dan sari tomat 2 ml dari volume susu pada
masing-masing perlakuan. Setelah itu
dipanaskan pada suhu 85-90oC selama 10
menit dan didinginkan sampai suhu 45oC.
Kemudian ditambahkan 3% plain yoghurt
sebagai perlakuan A, ditambahkan
Bifidobacterium bifidum 0.5% (B),
ditambahkan Bifidobacterium bifidum 1%
(C), ditambahkan Bifidobacterium bifidum
1.5% (D), ditambahkan Bifidobacterium
bifidum 2% (E) dari volume susu
(Prasetyo,2010). Kemudian dikocok dan
diinkubasi pada suhu 43 oC selama 5 jam
dan disimpan pada suhu 4oC (Kosikowski
dalam Ramadzanti, 2006).
Pengkuran pH
Pengukuran pH menggunakan pH
indikator yang dilakukan untuk
mengetahui kadar keasaman sebelum dan
sesudah fermentasi yoghurt tomat.
Uji Organoleptik
Uji organoleptik pada penelitian ini
dengan melibatkan 20 orang taster yang
akan mengamati tekstur, aroma, rasa dan
warna pada fermentasi yoghurt tomat.
Perhitungan Jumlah Bakteri
Perhitungan jumlah bakteri
dilakukan dengan menggunakan metode
Total Plate Count atau TPC (Hadiwiyoto
1994). Sampel produk dibuat pengenceran
dengan campuran 1 ml sampel dengan 9
ml akuades steril untuk pengenceran 10-1
diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam
tabung yang berisi 9 ml akuades menjadi
10-2 sampai 10-3. Pengenceran yang
dikehendaki diambil sebanyak 0,1 ml dan
dituangkan ke dalam petridis kosong yang
steril. Kemudian ditambahkan media agar
cair dan dilakukan pencampuran antara
kultur dan media dengan memutar cawan
petri secara pelan pada permukaan yang
rata sampai memadat. Proses selanjutnya
adalah melakukan diinkubasi dalam
inkubator dengan suhu 370C selama 24
jam. Setelah selesai diinkubasi dilanjutkan
dengan menghitung jumlah koloni yang
terdapat dalam cawan petri kemudian
dihitung jumlah sel bakteri pada bahan
makanan.
Perhitungan jumlah koloni bakteri
dilakukan dengan mengunakan Colony
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
9/16
9
Counter untuk mengetahui jumlah koloni
bakteri tiap mililiter.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini dilakukan dengan
menghitung kadar asam laktat pada
fermentasi yoghurt tomat. Nilai keasaman
dihitung dengan metode Mann’s acid test
(Hadiwiyoto,1994). Sampel dimasukkan
ke dalam erlenmeyer sebanyak 9 ml,
ditambah indikator PP 1% sebanyak 5
tetes. Sampel dititrasi menggunakan
NaOH 0,1 N sampai warna berubah
menjadi merah muda. Jumlah NaOH yang
diperlukan untuk titrasi dicatat dan persen
keasaman dihitung dengan rumus:
% asam laktat = A x BE x 100%
B
Keterangan :
A= Volume NaOH yang terpakai
B= Volume sampel yang dianalasis
BE asam Laktat (0.009g /ekivalen)
Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan
pada penelitian ini dilakukan dengan
teknik analisis data statistik. Data yang
diperoleh diuji prasyarat parametrik yaitu
uji normalitas dan uji homogenitas.
Selanjutnya data dianalisis dengan analisis
varians (ANAVA) satu arah dengan
menggunakan uji F. Apabila terdapat
pengaruh penambahan Bifidobacterium
bifidum pada pembuatan yoghurt tomat
untuk meningkatkan kadar asam laktat,
maka dilanjutkan ke uji BNT untuk
melihat pengaruh yang nyata antar
perlakuan sehingga bisa diketahui
konsentrasi Bifidobacterium bifidum yang
baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Paramater yang diamati pada
penelitian ini yaitu kadar asam laktat yang
dihasilkan pada pembuatan yoghurt tomat.
Selain kadar asam laktat, pada penelitian
ini didukung oleh beberapa parameter
lainnya yaitu pengukuran pH, uji
organoleptik dan perhitungan jumlah
bakteri.
Deskripsi Yoghurt Tomat
Yoghurt tomat merupakan salah
satu produk susu terfermentasi yang dibuat
dengan bantuan mikroorganisme sebagai
agen. Yoghurt pada penelitian ini dibuat
dengan menggunakan 3 kultur bakteri
asam laktat (BAL) yang terdiri dari
Streptococcus thermophilus, Lactobaccilus
bulgaricus dan ditambahkan dengan
bakteri probiotik yaitu Bifidobacterium
bifidum dengan konsentrasi 0%, 0,5%, 1%,
1,5% dan 2% dengan tujuan untuk
meningkatkan kadar asam laktat.
Peningkatan konsentrasi asam
laktat dapat mempengaruhi perubahan pH,
sifat fisik yoghurt dan jumlah bakteri yang
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
10/16
10
terdapat di dalamnya. Berdasarkan hasil
pengukuran pH pada yoghurt tomat
menunjukkan bahwa rata-rata pH yoghurt
sebelum fermentasi adalah 6 dan setelah
fermentasi pH yoghurt tomat adalah 4.4,
4.2, 4, 4 dan 3.8. Penurunan pH pada
yoghurt tomat menyebabkan perubahan
pada sifat fisik yoghurt yang terdiri dari
rasa, warna, tekstur dan aroma.
Berdasarkan hasil uji organoleptik
menunjukkan bahwa sebagian besar
panelis menyatakan bahwa aroma yoghurt
tomat pada penelitian ini berbau khas susu
dan untuk rasa dari yoghurt yang
dihasilkan sebagian besar panelis
menyatakan yoghurt bersifat asam.
Sedangkan untuk tekstur dan warna dari
yoghurt bersifat encer dan berwarna putih.
Selain itu juga, peningkatan kadar asam
pada penelitian ini menujukkan adanya
peningkatan pada pertumbuhan bakteri
asam laktat yang ditambahkan pada
pembuatan yoghurt tomat. Berdasarkan
hasil perhitungan dengan menggunakan
Colony Counter rata-rata jumlah bakteri
pada setiap perlakuan terdiri dari 0.5 x
106CFU/ml, 1.0 x 106CFU/ml, 1.0 x
106CFU/ml, 1.2 x 106 CFU/ml dan 1.4 x
106 CFU/ml.
Hasil Pengukuran Kadar Asam Laktat
Yoghurt Tomat
Berdasarkan hasil penelitian untuk
mengetahui pengaruh penambahan
Bifidobacterium bifidum pada yoghurt
tomat untuk meningkatkan kadar asam
laktat sehingga diperoleh data seperti pada
Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rata-Rata Kadar Asam Laktat
pada Yoghurt Tomat
Perlakuan Rata-Rata Kadar
Asam Laktat (%)
Perlakuan A 0.25
Perlakuan B 0.41
Perlakuan C 0.72
Perlakuan D 0.96
Perlakuan E 1.36
Berdasarkan data pada Tabel 4.1
menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi Bifidobacterium bifidum yang
ditambahkan pada pembuatan yoghurt
tomat maka semakin tinggi asam laktat
yang dihasilkan.
Berdasarkan analisis dengan
menggunakan One Way AVANAmenunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penambahan Bifidobacterium bifidum pada
yoghurt tomat terhadap konsentrasi asam
laktat yang dihasilkan. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai sig. sebesar 0.000 di bawah
nilai alfa 0,05. Bila dibandingkan, nilai
Fhitung perlakuan yaitu 7,531 sedangkan
Nilai F tabel dengan V1 = (5-1) = 4 dan
V2 = (5-1) x 5 = 20 dengan alfa sebesar
0,05 yaitu 5,80.) sehingga Ho ditolak dan
H1 di terima.
Sedangkan berdasarkan hasil
analisis dengan menggunakan uji Least
Significant Different (LSD) atau beda
nyata terkecil menunjukan bahwa
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
11/16
11
perlakuan A (tanpa penambahan
Bifidobacterium bifidum) tidak berbeda
nyata dengan perlakuan B (Penambahan
0,5% Bifidobacterium bifidum) dan
perlakuan C (penambahan 1,0%
Bifidobacterium bifidum) tetapi berbeda
nyata dengan perlakuan D (penambahan
1,5% Bifidobacterium bifidum) dan
perlakuan E (penambahan 2,0%
Bifidobacterium bifidum). Perlakuan B
(penambahan 0,5% Bifidobacterium
bifidum) juga tidak berbeda nyata dengan
perlakuan C (penambahan 1,0%
Bifidobacterium bifidum) tetapi berbeda
dengan perlakuan D (penambahan 1,5%
Bifidobacterium bifidum) dan perlakuan E
(penambahan 2,0% Bifidobacterium
bifidum). Perlakuan C (penambahan 1,0%
Bifidobacterium bifidum) juga tidak
berbeda nyata dengan perlakuan D
(penambahan 1,5% Bifidobacterium
bifidum) tetapi beda dengan perlakuan E
(penambahan 2,0% Bifidobacterium
bifidum). Sedangkan perlakuan D
(penambahan 1,5% Bifidobacterium
bifidum) juga tidak berbeda nyata dengan
perlakuan E (penambahan 2,0%
Bifidobacterium bifidum). Sehingga
konsentrasi yang baik untuk penambahan
Bifidobacterium bifidum yaitu 1.5%
dengan rata-rata kadar asam laktat sebesar
0.96.
PEMBAHASAN
Fermentasi merupakan proses
perombakan senyawa kompleks menjadi
senyawa sederhana dengan melibatkan
aktivitas mikroba. Salah satu produk yang
dihasilkan dari proses fermentasi yaitu
yoghurt tomat. Pada penelitian ini, untuk
meningkatkan kadar asam laktat
ditambahkan bakteri Bifidobacterium
bifidum sebagai bakteri probiotik. Asam
laktat merupakan asam organik yang
dihasilkan pada produk susu terfermentasi
yang penting bagi kesehatan manusia.
Menurut Agustina dan Rahman (2010)
bahwa jumlah asam laktat merupakan
salah satu parameter awal yang penting
untuk diamati pada pembuatan yoghurt,
karena inti produk yang diharapkan dalam
yoghurt adalah kadar asam laktat yang
mampu dihasilkan oleh mikroorganisme
yang digunakan sebagai starter.
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
penambahan Bifidobacterium bifidum pada
pembuatan yoghurt tomat terhadap kadar
asam laktat yang dihasilkan. Peningkatan
kadar asam laktat pada penelitian ini
disebabkan karena adanya penghambatan
kerja enzim protease oleh Bifidobacterium
bifidum.
Adapun mekanisme penghambatan
kerja enzim protease oleh Bifidobacterium
bifidum yaitu melalui peningkatan
konsentrasi asam laktat yang dihasilkan.
Hal ini disebabkan karena enzim protease
merupakan enzim yang dihasilkan oleh
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
12/16
12
bakteri psikotrofik yang dapat
menghidrolisis protein yang seharusnya
menjadi sumber nutrien bagi bakteri asam
laktat. Hidrolisis protein oleh enzim
protease akan mengubah struktur protein
(peptida) sehingga menghasilkan yoghurt
dengan citarasa yang tidak enak
dikonsumsi. Hal ini sesuai dengan
pendapatnya Ramadzanti (2006) yang
menyatakan bahwa kadar asam laktat yang
tinggi memiliki peranan untuk
menghambat aktivitas protease yang
semakin tinggi.
Secara fisiologi peningkatan kadar
asam laktat dalam penelitian ini juga
dipengaruhi oleh adanya penggabungan 2
jenis fermentasi yaitu secara
heterofermentatif dan homofermentatif.
Fermentasi homofermentatif dilakukan
oleh bakteri Streptococcus thermophilus
dan Lactobacillus bulgaricus. Sedangkan
fermentasi heterofermentatif dilakukan
oleh Bifidobacterium bifidum dengan
produk yang dihasilkan terdiri dari asam
laktat, asam asetat, etanol, dan asetaldehid
yang nantinya dapat menstimulus
pertumbuhan bakteri asam laktat lainnya.
Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
Tamin dan Robinson (2007) bahwa
asosiasi kultur campuran merupakan
hubungan suatu organisme yang dapat
menyediakan senyawa yang berguna bagi
organisme yang lainnya. Penggabungan ini
menyebabkan adanya protokooperasi pada
produk yang dihasilkan. Menurut Andriani
dkk., (2008) bahwa protokooperasi
merupakan interaksi antar dua atau lebih
bakteri dalam kultur campuran yang dapat
menghasilkan kadar asam laktat yang tingi.
Berdasarkan hasil analisis beda
nyata terkecil (BNT) menunjukkan bahwa
penambahan Bifidobacterium bifidum pada
setiap perlakuan menghasilkan kadar asam
laktat yang berbeda. Penambahan
Bifidobacterium bifidum dengan
konsentrasi 0.5%, 1%, 1.5% dan 2%
menghasilkan kadar asam laktat yang
tinggi jika dibandingkan dengan kontrol.
Sesuai standar mutu SNI 01-2981-1992
dijelaskan bahwa total asam tertitrasi pada
yoghurt yang dapat diterima oleh tubuh
berkisar antara 0.5-2.0% (Sunarlim dan
Setianto, 2008). sehingga untuk perlakuan
1%, 1.5% dan 2% memiliki kadar asam
laktat yang baik. Tetapi untuk penambahan
Bifidobacterium bifidum dengan
konsentrasi 1.5% dan 2% secara statistik
menghasilkan kadar asam laktat yang
berbeda secara signifikan dengan
perlakuan 0%, 0.5%, dan 1%. Sehingga
konsentrasi terbaik dari penambahan
Bifidobacterium bifidum pada pembuatan
yoghurt tomat adalah konsentrasi 1.5%
dengan rata-rata kadar asam laktat yang
dihasilkan yaitu 0.96%.
Perbedaan kadar asam laktat pada
setiap perlakuan dipengaruhi oleh
konsentrasi starter yang digunakan.
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
13/16
13
Peningkatan konsentrasi starter yang
digunakan pada pembuatan yoghurt
menyebabkan meningkatnya jumlah
bakteri sehingga proses pengubahan
laktosa menjadi asam laktat semakin cepat
dan produksi asam laktat yang dihasilkan
pun semakin tinggi. Afriani (2010)
menyatakan bahwa total asam tertitrasi
adalah jumlah asam laktat yang
terbentuk selama proses fermentasi yang
merupakan hasil pemecahan laktosa oleh
bakteri asam laktat. Adanya asam di
dalam susu terutama disebabkan oleh
aktivitas bakteri-bakteri pembentuk asam.
Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan kadar
asam laktat pada penelitian ini
menyebabkan perubahan pH sebelum dan
sesudah fermentasi. Dimana pH sebelum
fermentasi untuk semua perlakuan yaitu 6
sedangkan setelah fermentasi pHnya
menurun. Untuk penambahan 2%
Bifidobacterium bifidum menghasilkan pH
sebesar 3,8. Hal ini sesuai dengan
pendapat Chotimah (2009) yang
menyatakan bahwa lamanya proses
fermentasi akan mengakibatkan turunnya
pH yoghurt sehingga menghasilkan rasa
asam segar yang khas. Penurunan pH pada
yoghurt akan menyebabkan perubahan
pada daerah katalitik dan konformasi
sehingga aktivitas enzim pada yoghurt
akan terhambat.
Menurut Akmar (2006) bahwa
perubahan pH akan mengubah bentuk
tersier kasein yang berfungsi sebagai
substrat bagi enzim protease. Perubahan
yang terjadi pada struktur substrat
mengakibatkan enzim tidak dapat
menempel secara tepat pada sisi aktif
substrat, sehingga kerja enzim dapat
terhambat. pH yang dihasilkan setelah
fermentasi untuk semua perlakuan
termasuk pH yoghurt yang baik. Hal ini
sesuai dengan pendapat Chotimah (2009)
yang menyatakan bahwa yoghurt yang
baik mempunyai nilai pH antara 3,8-
4,6.
Peningkatan kadar asam laktat dan
perubahan pH menyebabkan perubahan
pada sifat fisik pada produk yang
dihasilkan. Untuk menentukan sifat fisik
yang dari suatu produk dilakukan dengan
menggunakan uji organoleptik. Pengujian
organoleptik pada dasarnya merupakan
penilaian suatu produk oleh konsumen
dengan tujuan untuk melihat tingkat
kesukaan konsumen. Berdasarkan uji
organoleptik dengan menggunakan 20
panelis menunjukkan bahwa yoghurt pada
penelitian ini memiliki sifat yang hampir
sama karena sebagian besar panelis
memberikan penilaian yang tidak jauh
berbeda baik dari segi warna, tekstur,
aroma maupun rasa. Untuk aroma dan rasa
sebagian besar panelis menyatakan bahwa
yoghurt memiliki aroma yang berbau khas
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
14/16
14
susu dan rasanya asam. Untuk
penambahan 1%, 1,5% dan 2% beberapa
panelis memberikan penilaian bahwa
yoghurt pada penelitian ini menghasilkan
yoghurt yang tidak berbau khas susu
sedangkan pada uji rasa beberapa panelis
juga menyatakan bahwa konsentrasi 2%
menghasilkan yoghurt yang lebih asam
jika dibandingkan dengan perlakuan yang
lain.
Menurut Winarno (dalam Prasetyo,
2010) bahwa rasa asam pada yoghurt
disebabkan oleh donor proton, intensitas
rasa asam tergantung pada ion H+ yang
dihasilkan pada proses hidrolisis asam oleh
bakteri. Sedangkan menurut Sunarlim dan
Setiyanto (2008) bahwa pembentukan
aroma pada yoghurt disebabkan oleh
senyawa asetaldehid, diasetil, asam asetat
serta kelompok asam lainnya dalam
jumlah yang kecil. Jika dilihat dari
penilaian panelis terhadap aroma dan rasa
menunjukkan bahwa semakin tinggi
konsentrasi Bifidobacterium bifidum yang
ditambahkan pada pembuatan yoghurt
menyebabkan perubahan pada aroma dan
rasa yoghurt tomat. Hal ini sesuai dengan
pendapat Setyorini (2010) bahwa
Bifidobacterium bifidum memiliki skor
kesukaan yang rendah karena bakteri ini
menghasilkan senyawa berupa asam laktat
dan asam asetat yang mengakibatkan
adanya rasa dan flavor yang tidak enak.
Sedangkan untuk tekstur dan warna
sebagian besar panelis menyatakan bahwa
yoghurt yang dihasilkan pada penelitian ini
bersifat encer dan berwarna putih.
Sedangkan panelis lainnya menyatakan
bahwa yoghurt pada penelitian ini bersifat
kental dan putih kuning. Menurut Winarno
dalam Ramadzanti (2010) menjelaskan
bahwa tekstur suatu produk dapat
mengubah rasa karena mempengaruhi
kecepatan timbulnya ransangan terhadap
sel olfaktori dan kelenjar air liur sehingga
rasa akan semakin meningkat.
Selain itu juga, peningkatan asam
laktat dipengaruhi oleh jumlah bakteri
yang tumbuh pada suatu subsrat.
Berdasarkan hasil perhitungan
menunjukkan bahwa jumlah bakteri untuk
semua perlakuan dikategorikan baik
karena mencapai 106 cfu/ml. Menurut
Doleyers and Lacroix (dalam
Sukmawardani dkk., 2013) menyatakan
bahwa jumlah BAL probiotik yang
direkomendasikan untuk dikonsumsi
sebesar 106 cfu/ml. Hasil ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi starter
semakin banyak jumlah bakteri dalam
suatu produk, dengan meningkatnya
jumlah bakteri pada setiap perlakuan
menyebabkan aktivitas metabolisme dari
suatu organisme juga akan meningkat
sehingga menghasilkan senyawa metabolit
primer.
Khoiriyah (2013) menjelaskan
bahwa peningkatan asam laktat sebagai
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
15/16
15
metabolit primer dipengaruhi oleh
meningkatnya pertumbuhan sel mikroba.
Sedangkan Prasetyo (2010) menjelaskan
bahwa peningkatan konsentrasi starter
akan diikuti pula oleh kadar asam laktat,
karena peningkatan konsentrasi starter
berarti peningkatan jumlah mikroba pada
media.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1.
Terdapat pengaruh penambahan
Bifidobacterium bifidum pada
pembuatan yoghurt tomat untuk
meningkatkan kadar asam laktat.
2. Terdapat konsentrasi Bifidobacterium
bifidum yang dapat berpengaruh baik
pada pembuatan yoghurt tomat yaitu
1.5%.
Daftar Pustaka
Afriani. 2010. Pengaruh Penggunaan
starter bakteri asam laktat
Lactobacillus plantarum dan
Lactobacillus fermentum terhadap
total bakteri asam laktat, kadar
asam laktat dan nilai pH dadih susu
sapi. Jurnal Ilmiah Ilmu-ilmu
Peternakan, Volume 13. Nomor 6.
Andriani L, N.Indrayati, U.H.Tanuwiria, N
.Mayasari. 2008. Pengaruh Imbangan Bakteri Lactobacillus
Bulgaricus,Streptococcus
Thermophillus, Lactobacillus
acidophilus dan Bifidobacterium
dalam Yoghurt Terhadap
Kandungan Kolesterol Darah
Mencit. Jurnal bionatural, Volume
10. Nomor 2, halaman 29-140.
Akmar Atsmanul. 2006. Aktivitas Protease
dan Kandungan Asam Laktat pada
Yoghurt yang Dimodifikasi
Bifidobacterium bifidum dan
diinokulasi Pseudomonas
fluorescens (Skripsi). Bogor:
Fakultas Matematikan dan Ilmu
Pengetahuan Alam, IPB.
Chotimah Siti Chusnul. 2009. Peranan
Streptococcus thermophillus dan
Lactobacillus bulgaricus dalam
Proses Pembuatan Yogurt . Jurnal
Ilmu Peternakan, Vol. 4 No.2 ISSN1907 – 2821.
Hadiwiyoto Suwedo. 1994. Teori dan
prosedur pengujian mutu susu dan
hasil olahannya. Liberty:
Yoghyakarta
Prasetyo Heru. 2010. Pengaruh
Penggunaan Starter Yoghurt Pada
Level Tertentu Terhadap
Karakteristik Yoghurt Yang
Dihasilkan. (Skripsi). Surakarta:
Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret Surakarta
Ramadzanti, Alviana. 2006. Aktivitas
Protease Dan Kandungan Asam
Laktat Pada Yoghurt Yang
Dimodifikasi Bifidobacterium
bifidum.( Skripsi).Bogor: Fakultas
Matematika dan Ilmu PengetahuanAlam, IPB.
Setyorini, D .A, M Arifin, Nurwantoro.
2010. Karakteristik sosis Probiotik
Daging Sapi menggunakan
Lactobacillus casei dan
Bifidobacterium bifidum Pada Lama
Penyimpanan Yang Berbeda.
Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.
8/16/2019 12230-12183-1-PB.pdf
16/16
16
Sukmawardani A. P, T. Setyawardani, dan
T.Y.Astuti. (2013 ). Nilai pH, jumlah
Mikroba, Jumlah bakteri asam laktat
keju probiotik yang dibuat dengan
tiga level kultur bakteri asam laktat .
Jurnal Ilmiah Peternakan Volume 1. Nomor 2.
Sunarlim R, H. Setiyanto, dan
M. Poeloengan. 2007. Pengaruh
kombinasi starter bakteri
Lactobacillus bulgaricus,
Streptococcus Thermophillus, dan
Lactobacillus Plantarum terhadap
sifat mutu susu fermentasi. Seminar
Nasional Teknologi Peternakan dan
Veteriner 2007.
Sunarlim Roswita. 2009. Potensi
Lactobacillus sp asal dari dadih
sebagai starter pada pembuatan
susu fermentasi khas indonesia.
Buletin Teknologi Pascapanen
pertanian: Volume 5.