10.Outlook Perbankan Syariah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Citation preview

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    1/60

    OUTLOOK

    PERBANKAN SYARIAH INDONESIA

    2009

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    2/60

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirrahmanirrahiim.

    Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,

    Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dan hidayah-Nya kepada kita untuk dapat melalui tahun 2008 dengan baik.

    Shalawat serta salam kita sampaikan pula kepada Nabi Muhammad SAW yang

    karena tauladannya telah memotivasi kita untuk selalu berada dalam semangat

    berbuat kebaikan.

    Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, peluncuran Outlook Perbankan

    Syariah Indonesia 2009 diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerjaindustri perbankan syariah selama tahun 2008 dan indikasi prospek pengembangan

    satu tahun kedepan. Tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi

    sistem keuangan, baik domestik maupun global. Krisis keuangan yang bermula dari

    krisis subprime mortgage telah mengganggu stabilitas sistem keuangan, baik di

    negara-negara maju maupun negara berkembang. Pelajaran yang dapat diambil dari

    krisis yang terjadi adalah pentingnya penerapan risk management dan good

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    3/60

    didukung oleh peningkatan kemampuan industri perbankan syariah yang akan

    datang tersebut. Dalam melakukan penetrasi pasar dengan tetap menjaga dan

    meningkatkan upaya untuk meminimalkan potensi terjadinya risiko pembiayaan.

    Harapan tersebut hanya dapat terealisasi apabila industri perbankan syariah

    dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperluas teknologi informasi,

    penerapan manajemen risiko dan good corporate governance. Semoga dengan

    lindungan dan bimbingan Allah SWT dan dengan semangat pengabdian bagi

    pembangunan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera dunia dan akhirat, kita

    semua dapat mengoptimalkan semua peran bagi pembangunan industri perbankan

    syariah yang efisien, sehat dan menjunjung tinggi nilai yang luhur.

    Billahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

    Jakarta, November 2008

    Direktorat Perbankan Syariah

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    4/60

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR .................................................................................................... i

    DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

    DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................... v

    DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi

    BAB 1. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah 2008 ................................ 1

    1.1. Kegiatan Penelitian ............................................................................................ 1

    1.2. Kegiatan Pengembangan .................................................................................. 4

    1.3. Kegiatan Pengaturan ......................................................................................... 6

    1.4. Kegiatan Pengawasan ..................................................................................... 10

    1 5 Kegiatan Perizinan 12

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    5/60

    BAB 3. Prospek dan Arah Kebijakan ..................................................................... 30

    3.1. Prospek Kondisi Makroekonomi ..................................................................... 30

    3.2. Dampak Makroekonomi Terhadap Perbankan Syariah ............................... 32

    3.3. Arah Kebijakan .................................................................................................. 38

    3.4. Prospek Perbankan Syariah 2009...............................................................40

    Boks 3.1. Respon Return dan Bagi Hasil Perbankan Syariah terhadap

    Perubahan Suku Bunga Eksternal ........................................................ 44

    Lampiran 1a. Daftar Regulasi Perbankan Syariah Tahun 2007 .......................... 48

    Lampiran 1b. Daftar Regulasi Perbankan Syariah Tahun 2008 .......................... 50

    Lampiran 2. Produk dan Jasa Perbankan Syariah ............................................... 51

    Lampiran 3. Indikator Perkembangan Perbankan Syariah ................................. 53

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    6/60

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 2.1. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah ................................. 16

    Grafik 2.2. Perkembangan DPK Perbankan Syariah ...................................... 17

    Grafik 2.3. Pertumbuhan DPK Per Golongan Nasabah ................................. 18

    Grafik 2.4. Wilayah Penghimpunan DPK ......................................................... 18

    Grafik 2.5. Portofolio DPK Perbankan Syariah ............................................... 19

    Grafik 2.6. Proporsi DPK Perbankan Syariah .................................................. 20

    Grafik 2.7. Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah ......................... 20

    Grafik 2.8. Wilayah Penyaluran PYD ................................................................ 21

    Grafik 2.9. Perkembangan Kualitas Pembiayaan Perbankan Syariah ......... 21

    Grafik 2.10. Pertumbuhan Pembiayaan Per Sektor .......................................... 22

    Grafik 2.11. Perkembangan Profitabilitas Perbankan Syariah ....................... 22

    Grafik 2.12. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah .................................. 23

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    7/60

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1. Jaringan Kantor .................................................................................... 17

    Tabel 2.2. Profil Keuangan BPRS .........................................................................

    26

    Tabel 3.1. Proyeksi PDB Dunia............................................................................. 27

    Tabel 3.2. Proyeksi Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional....................... 38

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    8/60

    BAB 1. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah

    2008

    Sebagai kelanjutan dari program pengembangan perbankan syariah tahun

    2007, maka pada tahun 2008 kebijakan pengembangan perbankan syariah nasional

    ditandai dengan pelaksanaan beberapa kegiatan yang meliputi bidang-bidang

    penelitian, pengaturan dan pengembangan serta perizinan dan pengawasanperbankan syariah. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk

    mendukung pertumbuhan perbankan syariah yang pada gilirannya diharapkan dapat

    mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor riil.

    1.1. Kegiatan Penelitian

    Kegiatan penelitian yang dilakukan selama tahun 2008 difokuskan kepadapenelitian dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan risiko pada perbankan

    syariah dan penelitian terhadap upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh perbankan

    syariah untuk mendorong pertumbuhan sektor riil dan pasar keuangan syariah.

    1.1.1. Penelitian Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pengelolaan Risiko

    A P M j Ri ik P d P b k S i h

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    9/60

    Berkaitan dengan hal-hal tersebut, Bank Indonesia melakukan kajian yang

    bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi

    perbankan syariah dan untuk menganalisis kesenjangan antara praktek manajemen

    risiko pada perbankan syariah terhadap pilar-pilar yang telah didefinisikan dalam PBI

    No.5/8/PBI/2003 dan SE Ekstern No.5/21/DPNP serta prinsip-prinsip dalam

    pedoman manajemen risiko IFSB. Hasil kajian tersebut selanjutnya dijadikan acuan

    dalam penyusunan ketentuan manajemen risiko sebagai pedoman bagi perbankan

    syariah Indonesia.

    B. Pengembangan Instrumen Lindung Nilai Berbasis Syariah

    Dalam upaya untuk memposisikan industri perbankan syariah sebagai

    fasilitator kegiatan transaksi keuangan yang komprehensif, termasuk fasilitator

    kegiatan perdagangan internasional, instrumen lindung nilai yang dapat

    meminimalkan pengaruh negatif dari fluktuasi indikator keuangan menjadi sangat

    penting. Dibandingkan dengan industri perbankan konvensional, perbankan syariah

    masih belum dapat menggunakan instrumen lindung nilai yang ada seperti forward,

    future, options dan swap. Dari sudut pandang syariah, instrumen-instrumen tersebut

    diindikasikan mengandung unsur gharar (ketidakjelasan), riba (transaksi berbasis

    bunga) dan maysir (transaksi spekulatif) yang tidak diperkenankan dalam prinsip

    i h Ol h k it kti b k i h b l d t

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    10/60

    kebutuhan mendesak (lil hajah) yang tidak dapat dihindari, bank syariah untuk

    sementara waktu dapat mengaplikasikan instrumen lindung nilai dalam bentuk

    forward agreement yang terbatas. Penggunaan instrumen lindung nilai tersebut

    hanya untuk mengelola risiko nilai tukar pada sisi aktiva neraca bank syariah

    khususnya transaksi perdagangan internasional (trade finance) dalam valuta asing

    sesuai dengan substansi fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli

    mata uang (Al-Sharf). Agar kegiatan trade finance yang dilakukan terhindar dari

    unsur riba, maysir, dan gharar serta dapat diaplikasikan secara operasional maka

    diperlukan kajian yang lebih mendalam untuk menetapkan instrumen hedging dan

    mekanisme kegiatan Islamic hedge fund yang memenuhi prinsip syariah.

    1.1.2. Penelitian Terhadap Upaya Perbankan Syariah Untuk Mendorong

    Pertumbuhan Sektor Riil dan Pasar Keuangan Syariah

    A. Kajian Model Pembiayaan Syariah Untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

    (UMKM) Di Sektor Pertanian

    Industri pertanian merupakan salah satu jenis industri yang telah ditetapkan

    sebagai industri andalan oleh pemerintah dalam menopang pertumbuhan ekonomi

    i l d j k i b b d H l it t l h

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    11/60

    B. Kajian Pengembangan Pasar Keuangan Syariah

    Kajian pengembangan pasar keuangan syariah meliputi penyusunan konsep

    dan instrumen keuangan yang dapat digunakan bagi otoritas moneter dalam

    pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dalam dual banking system. Sejalan

    dengan upaya implementasi Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI),

    penelitian juga diarahkan bagi penyusunan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia

    (AKSI). Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya persaingan ditingkat

    internasional sebagai implikasi rencana penerapan komitmen pasar bersama dalam

    Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kegiatan penelitian juga mencakup rekomendasi

    terhadap langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh otoritas pengawasan dan

    pelaku pasar.

    1.2. Kegiatan Pengembangan

    Fokus kegiatan pengembangan perbankan syariah pada periode ini

    diarahkan untuk pencapaian target kuantitatif melalui berbagai paket kebijakan dan

    program inisiatif yang dapat mendorong pertumbuhan industri secara signifikan.

    Dari kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    12/60

    1.2.2. Grand StrategyPengembangan Pasar Perbankan Syariah

    Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah merupakan salah

    satu langkah yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menempatkan industri

    perbankan syariah sebagai pendamping industri perbankan konvensional dalam

    menopang proses pembangunan ekonomi secara berkesinambungan. Untuk

    mencapai hal tersebut, Bank Indonesia telah menetapkan visi baru perbankan

    syariah di Indonesia sebagai perbankan syariah terkemuka di ASEAN pada tahun

    2010. Implementasi grand strategy ditetapkan secara bertahap yang terdiri dari tigafase pencapaian sebagai berikut:

    o Fase I (2008): Membangun Pemahaman Perbankan Syariah Sebagai

    Beyond Banking

    o Fase II (2009): Menjadikan Perbankan Syariah Indonesia Sebagai

    Perbankan Syariah Paling Atraktif di ASEANo Fase III (2010): Menjadikan Perbankan Syariah Indonesia Sebagai

    Perbankan Syariah Terkemuka di ASEAN

    Melalui program grand strategy yang diterapkan, tema komunikasi telah bergeser

    dari asset share ke industrial growth, yang ditopang oleh kualitas operasional yang

    semakin efisien dan kompetitif baik dalam pasar domestik maupun global.

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    13/60

    produk bertaraf internasional, pembuatan clearing house, dan streamlining

    proses perizinan produk.

    (4) Program peningkatan pelayanan.

    Upaya yang dilakukan secara berkesinambungan dalam memperkecil gap

    expectancy dan sebagai layanan yang handal bagi semua pihak. Orientasi

    peningkatan pelayanan mengadopsi konsep Service Excellence berdasarkan

    dimensi RATER(Reliability, Assurance, Tangibility, Emphaty, Responsiveness).

    (5) Program sosialisasi dan komunikasi terhadap stakeholders yang terkait

    secara langsung maupun tidak langsung untuk pengembangan pasar.

    Penerapan konsep customized communication bagi setiap segmen yang

    bertujuan mendorong konsep komunikasi yang kreatif untuk menarik nasabah

    dalam mengetahui lebih lanjut mengenai konsep perbankan syariah dan

    manfaatnya.

    1.3. Kegiatan Pengaturan

    Kebijakan pengaturan selama tahun 2008 diarahkan pada upaya untuk

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    14/60

    Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank

    Syariah.

    Dalam ketentuan ini ditegaskan bahwa kegiatan usaha penghimpunan dan

    penyaluran dana serta pelayanan jasa yang dilakukan oleh perbankan

    syariah merupakan jasa perbankan. PBI ini diharapkan dapat memberikan

    kepastian dan kejelasan hukum bagi semua pihak bahwa produk perbankan

    syariah termasuk jasa perbankan yang merupakan salah satu jenis jasa

    yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana diatur dalam

    Peraturan Pemerintah RI No.144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa

    yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.

    2. PBI No. 10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha

    Syariah.

    Dalam ketentuan sebelumnya, mekanisme pengeluaran produk baru

    dilakukan dengan persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam

    PBI terbaru ini, mekanisme pengeluaran produk baru dapat dilakukan melalui

    mekanisme lapor, sepanjang produk baru tersebut memiliki karakteristik yang

    sama dengan produk yang terdapat dalam Buku Kodifikasi Produk Perbankan

    Syariah. Buku Kodifikasi Produk Perbankan Syariah dimaksud ditetapkan

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    15/60

    Syariah. Namun mengingat bahwa bank syariah mempunyai beberapa

    karakteristik khusus yang terkait dengan pelaksanaan sharia governance

    maka diperlukan adanya pengaturan tersendiri bagi Bank Syariah dan Bank

    Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah, yaitu antara lain

    pelaksanaan pemenuhan prinsip syariah dalam kegiatan operasional bank

    serta pengaturan mengenai Dewan Pengawas Syariah. Khusus untuk Bank

    Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah, pengaturan

    mengenai sharia governancemencakup juga pimpinan Unit Usaha Syariah.

    Penyusunan PBI mengenai hal ini masih berada dalam proses penyelesaian.

    5. PBI tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) bagi Bank

    Syariah dan Unit Usaha Syariah.

    Sampai saat ini, bank syariah masih mengacu kepada ketentuan Fit and

    Proper Test yang berlaku umum bagi Bank Umum dan BPR. Namun

    demikian, mengingat pengetahuan, pemahaman, dan kepatuhan terhadap

    prinsip syariah merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh bankir syariah

    (pemegang saham, anggota dewan komisaris, anggota direksi dan pejabat

    eksekutif), maka ketentuan tersebut harus disempurnakan untuk

    meminimalkan risiko reputasi bagi bank syariah. Khusus untuk Bank Umum

    Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah, pelaksanaan Fit and Proper

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    16/60

    2. PBI tentang Komite Perbankan Syariah

    Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan

    Syariah, Bank Indonesia diberi tugas untuk membentuk Komite Perbankan

    Syariah yang beranggotakan para ahli syariah dari unsur Bank Indonesia,

    Departemen Agama dan masyarakat lainnya. Fungsi dari Komite Perbankan

    Syariah adalah memberi masukan kepada Bank Indonesia dalam rangka

    implementasi fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia

    (MUI) ke dalam ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

    Penyusunan PBI mengenai hal ini masih berada dalam proses penyelesaian.

    3. Beberapa ketentuan terkait kelembagaan antara lain tentang Bank Umum

    Syariah, Unit Usaha Syariah (termasuk tata cara spin off), Bank Pembiayaan

    Rakyat Syariah, dan Konversi Bank Konvensional menjadi Bank Syariah,

    masih dalam proses pembahasan dan diharapkan pada akhir tahun 2008

    keempat ketentuan kelembagaan tersebut dapat dikeluarkan. Adapun latar

    belakang dari penyusunan dan penyempurnaan ketentuan-ketentuan tersebut

    adalah dalam rangka mengakomodasi beberapa ketentuan yang berbeda

    maupun hal baru yang diatur dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008

    tentang Perbankan Syariah. Hal-hal yang baru dan berbeda yang diatur

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    17/60

    dalam Valuta Asing bagi perbankan syariah diturunkan dari semula sebesar

    3% (tiga persen) dari jumlah Dana Pihak Ketiga dalam valuta asing menjadi

    1% (satu persen). Ketentuan ini berlaku surut sejak 13 Oktober 2008.

    2. Peraturan Bank Indonesia mengenai Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek

    Syariah

    Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) akan disempurnakan

    terkait dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti

    Undang-Undang (Perpu) Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang

    Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang

    Bank Indonesia. Berdasarkan Perpu tersebut diatur bahwa sehubungan

    dengan telah terjadi krisis ekonomi secara global yang mempengaruhi

    stabilitas sistem keuangan, diperlukan upaya untuk menjaga kepercayaan

    masyarakat terhadap perbankan. Dalam rangka menjaga kepercayaan

    masyarakat terhadap perbankan perlu dilakukan perubahan terhadap

    ketentuan yang mengatur mengenai pembiayaan berdasarkan prinsip syariah

    dari Bank Indonesia kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan

    jangka pendek bank syariah. Beberapa hal yang disempurnakan dalam PBI

    FPJPS tersebut antara lain perluasan agunan dan perubahan akad.

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    18/60

    prinsip perbankan yang sehat melalui penerapan manajemen risiko serta

    pengukuran profil risiko bank.

    Untuk mengukur kepatuhan terhadap penerapan kaidah manajemen risiko, Bank

    Indonesia telah mengeluarkan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang

    berlaku untuk seluruh bank termasuk perbankan syariah, sedangkan pengukuran

    profil risiko mengacu kepada standar metodologi dari Bank for International

    Settlement(BIS) dan praktek yang diterapkan secara internasional. Dalam setiap

    periode pengawasan, Bank Indonesia melakukan penilaian profil risiko,

    menggunakan perangkat pengawasan, mengambil tindakan pengawasan yang

    tepat dan menetapkan status pengawasan, serta melakukan evaluasi formal.

    Meningkatnya ketahanan perbankan terhadap risiko akan merefleksikan

    peningkatan efektivitas fungsi pengawasan.

    2. Evaluasi PenerapanGood Corporate Governance (GCG)

    Untuk meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan

    meningkatkan kepatuhan terhadap nilai-nilai etika (code of conduct), bank wajib

    melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada 5 (lima) prinsip

    dasar GCG, yakni transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,

    independensi, dan kewajaran. Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    19/60

    seminar, dan program sertifikasi perbankan. Pengembangan sistem informasi

    terus diupayakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawasan terutama

    pengembangan dan penyempurnaan program Sistem Pengawasan (SIMWAS)

    Syariah khususnya modul Tingkat Kesehatan (TKS) dan modul penilaian profil

    risiko bank.

    5. Langkah-langkah Antisipasi Imbas Negatif Sistem Keuangan Global

    Perbankan syariah sebagai bagian dari industri perbankan nasional yang pada

    saat ini sedang mengalami tekanan likuiditas, telah juga memperoleh imbas yang

    tercermin dari meningkatnya shortage likuiditas bank-bank syariah dari hari ke

    hari. Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, bank-bank syariah umumnya

    telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko yang timbul akibat

    adanya permasalahan tersebut antara lain dengan cara menekan laju

    pertumbuhan pembiayaan, memperketat persyaratan persetujuan dan pencairan

    pembiayaan, menurunkan nisbah bagi hasil dana pihak ketiga yang menjadi porsi

    bank sebagai langkah untuk mempertahankan deposan, dan mengupayakan

    penambahan modal dari pemegang saham

    1.5. Kegiatan Perizinan

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    20/60

    dikeluarkan perbankan syariah pada tahun 2008 lebih banyak berupa variasi

    pengembangan dari produk-produk yang sudah ada sebelumnya, seperti produk

    kartu pembiayaan syariah iB atau Islamic card iB, produk investasi emas iB,tabungan iB untuk anak, pembiayaan iB dalam US dollar (akad mudharabahatau

    musyarakah), pembiayaan iB yang dilakukan secara sindikasi on Balance Sheet

    (akad Mudaharabah Muqayadah).

    1.6. Kegiatan Informasi

    Sejalan dengan semakin luas dan kompleksnya tugas pengawasan serta

    guna mendukung pengawasan bank yang mengadopsi pengawasan berbasis risiko,

    diperlukan dukungan teknologi informasi yang memadai. Pengembangan sistem

    informasi diarahkan untuk dapat mengotomasikan kegiatan pengawasan baik

    meliputi pengumpulan, perhitungan dan penyajian data/informasi, menciptakan pusat

    informasi yang terpadu sehingga setiap saat tersedia informasi yang mendukungtugas-tugas pengawasan, pengaturan dan pengembangan perbankan syariah.

    Dengan tersedianya informasi mengenai kondisi bank secara lengkap, akurat serta

    tepat waktu diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengawasan bank syariah

    yang pada akhirnya dapat mewujudkan sistem perbankan syariah yang sehat.

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    21/60

    Boks 1.1. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

    Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah telah

    disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli 2008. Dengan

    diberlakukannya Undang-Undang yang terdiri dari 13 Bab dan 70 Pasal ini maka

    keberadaan bank syariah di tanah air semakin memiliki landasan hukum yang lebih

    jelas. Dalam Undang-Undang ini terdapat beberapa ketentuan yang belum diatur

    dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang wajib dipenuhi

    oleh bank-bank syariah dengan masa transisi paling lama 1 tahun sejak mulaiberlakunya Undang-Undang ini.

    Beberapa ketentuan baru yang diatur dalam Undang-Undang ini antara lain:

    Istilah BPRS yang sebelumnya merupakan singkatan dari Bank Perkreditan

    Rakyat Syariah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

    Ditegaskannya Asas Perbankan Syariah dalam kegiatan operasionalnya yang

    mencakup prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.

    Ditegaskannya pengertian kegiatan usaha yang berasaskan prinsip syariah,

    yaitu kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur riba, maysir, gharar, haram,

    dan zalim.

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    22/60

    Ditetapkannya ketentuan mengenai pembentukan Komite Perbankan Syariah

    yang oleh Bank Indonesia dalam rangka penyusunan Peraturan Bank Indonesia

    (PBI).

    Ditegaskannya ketentuan mengenai kewajiban bank syariah dan BUK yang

    memiliki UUS untuk membentuk Dewan Pengawas Syariah yang diangkat oleh

    RUPS atas rekomendasi MUI.

    Ditetapkannya ketentuan yang memberikan wewenang tambahan kepada bank

    Indonesia untuk dapat melakukan pemeriksaaan dan pengambilan data/dokumen

    dari setiap tempat yang terkait dengan bank dan dari setiap pihak yang menurut

    penilaian Bank Indonesia memiliki pengaruh terhadap bank, serta dapat

    memerintahkan Bank melakukan pemblokiran rekening tertentu, baik rekening

    simpanan maupun rekening pembiayaan.

    Ditegaskannya ketentuan mengenai penyelesaian sengketa Perbankan Syariah

    yang dapat dilakukan melalui tahap sebagai berikut:

    o proses musyawarah untuk mencapai mufakat antara bank syariah dengan

    nasabahnya;

    o apabila penyelesiaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai maka

    dapat diselesaikan dengan melalui fungsi mediasi Bank Indonesia dan

    selanjutnya juga dapat melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    23/60

    Boks. 1.2. Festival Ekonomi Syariah (FES): Terobosan iB Campaign danEdukasi Masyarakat tentang Perbankan Syariah

    Upaya mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah dengan lebih cepat

    memerlukan berbagai terobosan kreatif. Hal ini perlu dilakukan baik disisi

    penawaran dengan tersedianya jasa perbankan syariah yang menjangkau dan

    dapat memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat, dan yang tak kalah

    penting menjamin pertumbuhan permintaan secara berkesinambungan.Kesinambungan permintaan sangat dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat

    dan citra baik mengenai perbankan syariah dan diminimalkannya kesenjangan

    antara idealisme konseptual denngan realitas operasi bank syariah Selain itu,

    dukungan stakeholderssesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing,

    seperti pemerintah, organisasi masyarakat, lembaga terkait antara lain dibidang

    pendidikan perlu terus ditingkatkan.

    Sejalan dengan hal diatas, pada tahun 2008 telah dilaksanakan kegiatan Festival

    Ekonomi Syariah (FES) yang merupakan rangkaian kegiatan terpadu yang terdiri

    dari pameran (expo) yang melibatkan seluruh pelaku keuangan syariah,

    konferensi/seminar, workshop, bazaar intermediasi keuangan, kegiatan-kegiatan

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    24/60

    Rangkaian kegiatan FES 2008 di Jakarta dilaksanakan selama 5 hari sejak 16

    s.d. 20 Januari 2008 dengan tema Menuju Indonesia Lebih Sejahtera Bersama

    Ekonomi Syariah. Realisasai dan pencapaian kegiatan FES 2008 antara lainadalah:

    1. Opening ceremony dibuka oleh Bapak Presiden RI dan dihadiri oleh 7

    menteri terkait, perwakilan lembaga keuangan syariah internasional dan duta

    besar, dengan jumlah audiens lebih kurang 2800. Sambutan pengarahan

    Presiden sangat jelas memberikan pesan dan arahan baik bagi jajaran

    Kabinet maupun pelaku ekonomi untuk menjadikan pengembangan ekonomi

    syariah khususnya LKS sebagai salah satu agenda penting dalam

    pembangunan nasional, termasuk pula keinginan untuk menjadikan

    Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan syariah regional dan

    internasional.

    2. Dalam kegiatan FES 2008 telah ditandatangani 7 MOU,termasuk:

    a. MOU rencana pendirian bank syariah baru oleh ICD-IDB dengan

    Bank BNI CD-IDB dengan nilai investasi minimal Rp 1 Trilyun;

    b. 2 MOU sindikasi pembiayaan pembiayaan syariah dengan total nilai

    Rp.810 miliar, yaitu : (i) BMI, BSM, Al-Ijarah Islamic Finance, ILIC

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    25/60

    oleh sebagai bagian awal dari rangkaian program Launch ing iB (ai-bi)

    Marketing Campaign2008 diikuti oleh 281 peserta. Kegiatan bedah buku

    ekonomi Islam dan juga stand klinik perbankan syariah yang berfungsisebagai media interaksi bagi pengusaha yang berkeinginan untuk memperoleh

    pembiayaan syariah.

    5. DPbS bekerjasama dengan lembaga konsultan telah melaksanakan seleksi

    dan penyerahan Shar iah A ccelerat ion A ward2008, dengan kategori: Best

    Market Share Expansion, Best Outlet Productivity, Best Human Resource

    Development.

    6. Kegiatan FES 2008 yang diawali pelaksanaannya di Jakarta, 16-20 Januari

    2008 dilaksanakan di 6 kota: Palembang, Yogyakarta, Makassar, Surabaya,

    Padang dan Balikpapan yang agenda kegiatannya sama dengan FES di

    Jakarta, dengan berbagai modifikasi sesuai kekhasan daerah masing-masing.

    Memperhatikan bahwa pengembangan perbankan dan keuangan syariah secara

    umum merupakan suatu jalan panjang yang memerlukan usaha berkesinambungan,

    maka kegiatan FES insya Allah akan dilaksanakan kembali pada tahun 2009 dengan

    bentuk yang sama dan berbagai penyesuaian atas dasar evaluasi pelaksanaan yang

    lalu dan mencermati dinamika industri saat ini

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    26/60

    BAB 2. Perkembangan Perbankan Syariah 2008

    2.1. Gambaran Umum

    Selama tahun 2008 perkembangan industri perbankan syariah menunjukkan

    pertumbuhan aset yang positif ditengah kondisi makroekonomi yang mengalami

    tekanan akibat kenaikan harga minyak dunia dan gejolak krisis keuangan global. Dari

    sisi mikro internal perbankan syariah, pertumbuhan aset dipengaruhi pula oleh

    pertumbuhan pembiayaan yang diberikan dan pertumbuhan dana pihak ketiga.Tingkat pertumbuhan aset industri mengalami peningkatan hingga triwulan kedua,

    namun mengalami perlambatan pada triwulan ketiga (lihat Grafik 2.1).

    Grafik 2.1. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah

    25,000

    30,000

    35,000

    40,000

    45,000

    50,000

    Miliar Rp

    80.0

    100.0

    120.0

    140.0

    Persen

    Total Aset (aksis kiri)GDPK(yoy)GPYD(yoy)FDRGAsset o

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    27/60

    kabupaten/kota di 33 propinsi. Posisi jumlah jaringan kantor secara rinci dapat dilihat

    pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1. Jaringan Kantor

    Kelompok Bank 2005 I-06 II-06 III-06 IV-06 I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08

    Bank Umum Syariah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

    Unit Usaha Syariah 19 19 19 19 20 21 23 25 26 28 28 28

    Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 92 94 96 105 105 105 107 109 114 117 124 128

    Jumlah Kantor BUS & UUS 550 565 577 617 636 657 673 686 711 726 743 841

    Jumlah Layanan Syariah - 212 250 419 456 467 983 1053 1195 1256 1364 1440

    2.2. Penghimpunan Dana

    Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah selama tahun

    2008 menghadapi tantangan yang cukup berat akibat tekanan daya saing secara

    makro. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh penurunan pertumbuhan DPK perbankan

    syariah pada triwulan ketiga tahun 2008 sebesar 0,6 % terhadap triwulan yang sama

    di tahun 2007 atau menjadi 36,7 % (yoy) (Lihat Grafik 2.2).

    Grafik 2.2. Perkembangan DPK Perbankan Syariah

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    28/60

    Pertumbuhan giro korporasi iB pada triwulan ketiga tahun 2008 menurun menjadi

    3,99% dari sebelumnya sebesar 18,47% pada triwulan ketiga tahun 2007. Hal

    tersebut merupakan dampak dari krisis keuangan global sehingga untuk mengatasipermasalahan modalnya, perusahaan cenderung menarik penempatan dana likuid

    dengan returnrendah untuk meminimalkan kerugian. Sementara itu, DPK golongan

    nasabah individu secara konsisten menunjukkan pertumbuhan yang cenderung

    meningkat (lihat Grafik 2.3).

    Grafik 2.3. Pertumbuhan DPK Per Golongan Nasabah

    0.0%

    5.0%

    10.0%

    15.0%

    20.0%

    25.0%

    30.0%

    35.0%

    40.0%

    I-05 II-05 III-05 IV-

    05

    I-06 II-06 III-06 IV-

    06

    I-07 II-07 III-07 IV-

    07

    I-08 II-08 III-08

    GDPK Individu

    GDPK Korporasi

    Dari sisi wilayah penghimpunan DPK, wilayah DKI Jakarta masih memegang

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    29/60

    Sementara itu, portofolio penghimpunan DPK pada perbankan syariah pada

    triwulan ketiga tahun 2008 masih didominasi oleh dana investasi tidak terikat yang

    terdiri atas tabungan iB dengan akad mudharabah sebesar 34% dan deposito iBdengan akad mudharabah sebesar 55% (lihat Grafik 2.5.). Dari sisi kepemilikan

    dana investasi tidak terikat, sebesar 61,5% merupakan kepemilikan golongan

    individu dan sebesar 38,5% kepemilikan golongan korporasi. Kondisi portofolio

    tersebut memberikan kemanfaatan bagi bank syariah dalam memitigasi risiko

    likuiditasnya terhadap penarikan dana oleh korporasi mengingat dana yang dihimpun

    dari korporasi memiliki fluktuasi yang tinggi dengan tingkat sensitivitas yang masih

    tinggi terhadap kondisi pasar.

    Grafik 2.5. Portofolio DPK Perbankan Syariah

    34%

    11%

    55%

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    30/60

    13.46%

    0.79%

    1.65%

    30.40%

    30.78%

    6.77%

    5.72%

    10.42%

    0.01%

    11.35%

    1.26%

    1.09%

    31.65%

    38.79%

    4.72%

    4.91%

    6.06%

    0.19%

    0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00%

    Giro Wadiah

    Tabungan Wadiah

    Simpanan Wadiah Lain

    Tabungan Mudharabah

    Deposito 1 Bln

    Deposito Mudharabah 3 Bln

    Deposito 6 bln

    Deposito 12 bln

    Deposito >12 Bln III-08

    III-07

    2.3. Penyaluran Dana

    Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah selama tahun 2008 secara

    konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 17,6% dari

    triwulan ketiga tahun 2007 atau menjadi 42,9% pada triwulan ketiga tahun 2008.

    Sementara itu, nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai

    Rp.37,7 triliun. Pertumbuhan jumlah pembiayaan yang tidak didukung dengan

    pertumbuhan DPK secara signifikan menyebabkan financing to deposit ratio (FDR)

    mencapai level diatas 100% pada triwulan pelaporan (lihat Grafik 2.7.).

    Grafik 2.6. Proporsi DPK Perbankan syariah

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    31/60

    untuk wilayah DKI Jakarta sebesar 49% dari seluruh DPK perbankan syariah,

    tetapi disalurkan dalam PYD ke wilayah DKI Jakarta sebesar 47 % sehingga hanya

    terdapat 2% DPK yang terdistribusi ke luar wilayah DKI Jakarta (lihat Grafik 2.8).

    Grafik 2.8. Wilayah Penyaluran PYD

    47.3

    %

    46.8

    %

    44.6

    %

    50.5

    %

    46.3

    %

    45.2

    %

    44.7

    %

    49.0

    %

    51.5

    %

    47.3

    %

    47.0

    %

    48.2

    %

    48.9

    %

    48.0

    %

    47.0

    %

    52.7

    %

    53.2

    %

    55.4

    %

    49.6

    %

    53.7

    %

    54.8

    %

    55.3

    %

    51.0

    %

    48.5

    %

    52.7

    %

    53.0

    %

    51.8

    %

    51.1

    %

    52.0

    %

    53.0

    %

    0.0%

    20.0%

    40.0%

    60.0%

    80.0%

    100.0%

    120.0%

    I-05 II-05 III-05 IV-05

    I-06 II-06 III-06 IV-06

    I-07 II-07 III-07 IV-07

    I-08 II-08 III-08

    PYD Non Jakarta

    PYD Jakarta

    Besarnya tekanan terhadap kondisi makroekonomi Indonesia telah menekan

    laju pertumbuhan jumlah nasabah pembiayaan sebagaimana terindikasi oleh

    pertumbuhan jumlah rekening nasabah pembiayaan pada triwulan ketiga tahun 2008

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    32/60

    perbankan secara nasional. Secara sektoral, pertumbuhan pembiayaan untuk setiap

    sektor ekonomi ditunjukkan dalam Grafik 2.10.

    Grafik 2.10. Pertumbuhan Pembiayaan Per Sektor

    2.4. Profitabilitas dan Permodalan

    Secara umum tingkat profitabilitas perbankan syariah mengalami

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    33/60

    kedua tahun 2008 dimana ROA mencapai 2,1% dan ROE sebesar 57,3%.

    Perkembangan tersebut berasal dari peningkatan pendapatan atas pembiayaan

    yang dilakukan perbankan syariah pada tahun 2008. Dari sisi efisiensi operasional,kinerja perbankan syariah mengalami peningkatan sebagaimana ditunjukkan oleh

    penurunan rasio BOPO pada triwulan ketiga tahun 2007 sebesar 75% menjadi

    73,6% pada triwulan ketiga tahun 2008 (lihat Grafik 2.11). Kedua kondisi tersebut

    mendorong peningkatan profitabilitas perbankan syariah pada triwulan pelaporan.

    Grafik 2.12. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah

    0.0

    500.0

    1000.0

    1500.0

    2000.0

    2500.0

    I-04 II-04 III-04 IV-

    04

    I-05 II-05 III-05 IV-

    05

    I-06 II-06 III-06 IV-

    06

    I-07 II-07 III-07 IV-

    07

    I-08 II-08 III-08

    MiliarR

    upiah

    -50.0

    0.0

    50.0

    100.0

    150.0

    200.0

    250.0

    300.0

    MiliarR

    upiah

    Pertumbuhan Biaya

    Operasional (Aksis kiri)

    Pertumbuhan Pendapatan

    Operasional Setelah Bagi Hasil

    (Aksis Kiri)Pertumbuhan Net Margin

    (Aksis Kanan)

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    34/60

    2.5. Pembiayaan UMKM dan BPRS

    UMKM masih memiliki porsi terbesar sebagai sasaran untuk pembiayaan

    yang diberikan oleh industri perbankan syariah dengan nominal mencapai Rp27,18

    Trilyun (72,13%) sampai dengan posisi September 2008. Sementara itu, pembiayaan

    kepada non UMKM mencapai Rp10,5 Trilyun (27,87%). Kondisi tersebut

    menunjukkan bahwa sektor UMKM merupakan potensi pasar yang sangat besar dan

    Grafik 2.13. Perkembangan Permodalan Perbankan Syariah

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    35/60

    Grafik 2.14. Pembiayaan UMKM

    -

    5,000,000

    10,000,000

    15,000,000

    20,000,000

    25,000,00030,000,000

    I-06 II-06 III-06 IV-06 I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08

    -10.00%

    0.00%

    10.00%

    20.00%

    30.00%

    40.00%

    50.00%60.00%

    Pembiayaan UMKM

    Pembiayaan Non UMKM

    Pertumbuhan UMKM

    Sementara itu, total pembiayaan BPRS tercatat sebesar 1,25 Trilyun yang

    seluruhnya merupakan pembiayaan kepada UMKM. Sejalan dengan pembiayaan

    kepada UMKM, pertumbuhan pembiayaan BPRS mengalami fluktuasi selama 3

    tahun terakhir, dimana pada tahun 2006 mencapai sebesar 46,0% dan mengalami

    perlambatan pada tahun 2007 menjadi sebesar 38,3%. Namun pada tahun 2008(posisi bulan September) pembiayaan BPRS kembali meningkat menjadi sebesar

    41,8% (ytd).

    Pertumbuhan pembiayaan BPRS tersebut lebih besar dibandingkan

    pertumbuhan DPK yang mencapai sebesar 26,1% (ytd) dengan total DPK yang

    Miliar Rp

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    36/60

    NPF (Netto) 9.47% 7.09% 6.62% 6.44% 5.54% 5.11%

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    37/60

    BAB 3. Prospek dan Arah Kebijakan

    3.1. Prospek Kondisi Makroekonomi

    Krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat dan berimbas kepada

    negara-negara lainnya, telah meluas menjadi krisis ekonomi secara global yang

    mulai terasa pada semester kedua tahun 2008. Perlambatan pertumbuhan ekonomi

    secara global diperkirakan akan mempengaruhi kinerja perekonomian dalam negeri

    di tahun 2009. Melemahnya kondisi perekonomian negara-negara maju sebagai

    tujuan utama ekspor negara-negara berkembang seperti Indonesia, akan

    mempengaruhi kinerja ekspor nasional yang pada akhirnya diperkirakan akan

    berkontribusi pada penurunan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Proyeksi

    perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2009 telah diperkirakan oleh IMF

    dalam World Economic Outlooksebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.1.

    Tabel 3.1 Proyeksi PDB Dunia

    2006 2007 Proyeksi

    2008 2009

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    38/60

    Selanjutnya, melemahnya pertumbuhan harga komoditas internasional akibat

    penurunan volume perdagangan dunia dan adanya kecenderungan pelemahan nilai

    tukar rupiah akibat tingginya faktor risiko, akan semakin menambah tekanan bagi

    perekonomian dalam negeri. Walaupun mendapatkan tekanan secara eksternal dan

    mengalami perlambatan, laju pertumbuhan ekonomi secara nasional diperkirakan

    masih akan terbantu oleh masih cukup kuatnya permintaan domestik yang dimotori

    oleh konsumsi swasta yang diharapkan dapat mengurangi pengaruh negatif

    penurunan kegiatan perekonomian secara global. Secara khusus, konsumsi swasta

    tahun 2009 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja

    yang baik ini didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat dan bergulirnya

    multiplier effectdari kegiatan Pemilu. Faktor pendukung lainnya diperkirakan akan

    berasal dari adanya peningkatan Pendapatan Tidak Kena Pajak, pengurangan tarif

    pajak bagi UMKM, Wajib Pajak Pribadi dan Badan, serta pajak deviden, dan adanya

    peningkatan gaji PNS/TNI/POLRI. Kinerja konsumsi swasta ini diperkirakan juga

    akan mendorong kinerja investasi untuk tetap tumbuh tinggi meskipun tidak setinggi

    tahun sebelumnya akibat melemahnya pertumbuhan ekspor.

    Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap akan dimotori

    oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, serta sektor

    pengangkutan dan komunikasi Pertumbuhan sektor sektor ini utamanya didorong

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    39/60

    ekonomi global dengan kecenderungan resesi seperti saat ini. Sebaliknya penurunan

    pajak impor barang-barang yang mendorong aktivitas sektor riil seperti impor barang

    modal (mesin pabrik dan sejenisnya) juga dimungkinkan untuk dipilih oleh

    pemerintah.

    3.2. Dampak Makroekonomi Terhadap Perbankan Syariah

    Industri perbankan syariah diharapkan tetap akan mengalami pertumbuhan

    yang cukup tinggi pada tahun 2009. Proyeksi ini diambil dengan mempertimbangkan

    beberapa kondisi: (1) kinerja permintaan domestik masih relatif tinggi di tengah

    ketidak-pastian ekonomi global; dan (2) industri perbankan syariah nasional masih

    dalam tahapan perkembangan awal dan belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi

    dengan sistem keuangan global dan tidak memiliki tingkat sofistikasi transaksi yang

    tinggi. Eksposur pembiayaan perbankan syariah yang masih didominasi oleh

    pembiayaan pada aktivitas perekonomian domestik, diharapkan masih dapat

    bertumbuh dengan cepat sebagaimana kinerja pertumbuhan pembiayaan yang tinggi

    sampai akhir tahun 2008 dengan kinerja pembiayaan yang baik (NPF di bawah 5%).

    Tingkat pertumbuhan pembiayaan tahunan ditunjukkan dalam Grafik 3.1a dan

    Grafik 3.1.b.

    Grafik 3 1a Kinerja Perbankan Nasional

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    40/60

    Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dalam periode waktu yang cukup

    panjang akan menyebabkan tekanan likuiditas pada sistem perbankan nasional,

    termasuk perbankan syariah. Diperkirakan, semakin banyak nasabah korporasi akan

    menarik dana sebagai implikasi dari penurunan kondisi usaha. Secara makro,

    otoritas moneter akan berusaha mempertahankan nilai tukar untuk mencegah

    terjadinya capital outflow yang ditandai oleh peningkatan suku bunga yang relatif

    tinggi. Tingginya tingkat suku bunga dalam industri perbankan secara umum akan

    mempengaruhi daya saing perbankan syariah pada sisi pendanaannya. Semakin

    tinggi tingkat suku bunga pasar, semakin tinggi kemungkinan nasabah, terutama

    Grafik 3.1b. Perkembangan LDR (FDR Syariah) dan NPL (NPF Syariah)

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    41/60

    Grafik 3.2menunjukkan pertumbuhan aset, DPK dan PYD bank syariah serta

    perkembangan tingkat suku bunga. Dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2008,

    pergerakan tingkat suku bunga memiliki korelasi negatif dengan tingkat pertumbuhan

    DPK perbankan syariah dimana kenaikan tingkat suku bunga dapat menjelaskan

    penurunan tingkat pertumbuhan DPK perbankan syariah dan sebaliknya. Dengan

    mengasumsikan bahwa korelasi negatif akan terjadi selama tahun 2009 dan ketatnya

    kebijakan moneter yang diambil, perbankan syariah akan mengalami tekanan

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    42/60

    Grafik 3.3 menunjukkan indikator-indikator perkembangan perbankan syariah

    (Aset, PYD, DPK) dan kinerja variabel-variabel makroekonomi seperti pertumbuhan

    ekonomi (PDB), total konsumsi dan inflasi. Dapat dilihat bahwa perkembangan

    industri perbankan syariah terpengaruh oleh perubahan kinerja perekonomian.

    Kecenderungan peningkatan inflasi telah mengakibatkan penurunan konsumsi yang

    terus terjadi sejak awal tahun 2008. Penurunan konsumsi, pada gilirannya akan

    menekan tingkat penawaran. Penurunan konsumsi dan produksi tersebut tercermin

    dari penurunan permintaan terhadap pembiayaan. Analisis lebih dalam mengenai

    pengaruh tingkat suku bunga terhadap pricing disisi pembiayaan dan DPK

    perbankan syariah ditunjukkan dalam boks 2.1.

    Kontribusi perbankan syariah dalam pembiayaan sektor-sektor ekonomi dan

    kualitas pembiayaan per-sektor ekonomi ditunjukkan dalam Grafik 3.4 a -c.

    Grafik.3.4a. Pertumbuhan PDB dan pertumbuhan portfolio pembiayaan per

    sektor ekonomi

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    43/60

    Grafik 3.4a menunjukkan perbandingan pertumbuhan komposisi portfolio

    pembiayaan bank syariah dan pertumbuhan PDB untuk masing-masing sektor

    ekonomi. Data memperlihatkan bahwa portfolio pembiayaan bank syariah mengalami

    pertumbuhan signifikan disektor jasa dan konstruksi; sementara pertumbuhan

    tertinggi PDB sektoral terjadi pada sektor transportasi dan perdagangan. Secara

    keseluruhan, pertumbuhan portfolio pembiayaan perbankan syariah melebihi

    pertumbuhan PDB sektoral kecuali pada sektor manufaktur dan perdagangan. Sektor

    jasa dan perdagangan menjadi tujuan utama pembiayaan bank syariah karena dasar

    pembiayaan pada kedua sektor ini memiliki basis jual beli yang memiliki risiko

    transaksi yang relatif rendah dibandingkan dengan basis transaksi lainnya.

    Grafik.3.4b. Perbandingan komposisi portfolio bank syariah dan bank

    konvensional

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    44/60

    pemilihan sektor pembiayaan perbankan syariah cenderung sama dibandingkan

    dengan tahun sebelumnya. Perbankan syariah sebenarnya memiliki peluang untuk

    dapat meningkatkan kinerja keuangannya apabila dapat melakukan diversifikasi

    pembiayaan ke arah sektor-sektor ekonomi lain yang memiliki pertumbuhan yang

    cukup tinggi.

    Grafik 3.4c menunjukkan tingkat pembiayaan bermasalah pada setiap

    subsektor ekonomi yang didominasi oleh subsektor manufaktur/industri pengolahan.

    Secara umum, industri perbankan syariah memiliki kualitas pembiayaan yang lebih

    rendah dibandingkan dengan kualitas pembiayaan perbankan konvensional di

    hampir semua sektor ekonomi. Hal ini tentunya perlu mendapatkan perhatian yang

    serius dari pengawas maupun pengelola bank untuk terus dapat meningkatkan

    performa pembiayaan di masa yang akan datang.

    Grafik.3.4c.Perbandingan NPF persektor

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    45/60

    3.3. Arah Kebijakan

    High-Growth Perbankan Syariah Menghadapi Tantangan Krisis Keuangan

    Global

    Sejalan dengan amanah yang diberikan oleh UU No.21 tentang perbankan

    syariah, Bank Indonesia telah menetapkan peran perbankan syariah sebagai salah

    satu pilar pendukung perekonomian Indonesia selain perbankan konvensional. Peran

    tersebut dapat dilakukan dengan baik jika industri perbankan syariah memiliki

    volume usaha yang cukup ekonomis dalam menggerakkan sistem perekonomianIndonesia. Oleh karena itu, kondisi hi-growth yang telah dicapai selama ini

    diupayakan untuk dipertahankan melalui berbagai upaya edukasi publik agar industri

    perbankan syariah dapat menjadi salah satu opsi yang memiliki keandalan

    operasional di dalam masyarakat. Arah kebijakan ini tentunya didukung oleh tren

    pertumbuhan yang dicapai sampai dengan periode akhir tahun 2008. Grafik 3.5

    menunjukkan pertumbuhan PDB dan pertumbuhan aset, PYD serta DPK industri

    perbankan syariah pada periode 2005 sampai dengan 2008.

    Grafik 3.5. Pertumbuhan aset, PYD, DPK bank syariah dan pertumbuhan PDB

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    46/60

    Upaya-upaya awal edukasi publik yang terintegrasi dalam suatu kerangka

    umum pengembangan perbankan syariah (Grand Strategy) sebenarnya telah

    membuahkan hasil dengan dicapainya regim pertumbuhan yang lebih tinggi pada

    tiga variabel utama perbankan syariah, yaitu aset, PYD dan DPK. Percepatan

    pertumbuhan terlihat mulai terjadi pada akhir tahun 2007 sampai dengan puncaknya

    bulan Agustus 2008. Perkembangan ini tentunya didukung pula oleh peningkatan

    kapasitas pelayanan publik oleh perbankan syariah yang membutuhkan

    pengembangan tingkat profesionalisme SDM. Pada tahun 2009, implementasi Grand

    Strategy Public Educationperbankan syariah akan dilaksanakan secara penuh.

    Selain itu, target pertumbuhan perbankan syariah didasarkan pada asumsi

    pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan akan mencapai rata-rata sebesar

    6%. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, pencapaian tingkat pertumbuhan

    tersebut akan ditopang oleh pembiayaan ekonomi domestik sebagai basis

    pembiayaan perbankan syariah sehingga dapat meminimalkan pengaruh krisis

    ekonomi global. Kondisi positif ini mampu memelihara tingkat pertumbuhan industri

    perbankan syariah nasional yang relatif tinggi.

    Namun demikian, asumsi pertumbuhan tersebut tergantung kepada upaya-

    upaya pemerintah dalam memperkuat struktur ekonomi dalam negeri, khususnya

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    47/60

    teknis (Peraturan Pemerintah dan Peraturan Bank Indonesia) yang telah dimulai

    sejak semester kedua tahun 2008. Upaya elaborasi UU No.21 Tahun 2008 akan

    terus dilanjutkan di tahun 2009 sehingga industri perbankan syariah memiliki

    perangkat peraturan prudential yang semakin lengkap. Elaborasi ketentuan akan

    juga menyentuh Undang-undang yang terkait dengan kegiatan keuangan syariah

    seperti UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara dan

    antisipasi UU perpajakan yang baru. Khusus mengenai perlakuan pajak bagi

    instrumen keuangan syariah, Pemerintah secara proaktif telah menerbitkan

    Peraturan Pemerintah yang memberikan perlakuan pajak yang sama terhadap

    transaksi keuangan syariah. Hal ini diharapkan akan menambah daya saing industri

    perbankan syariah secara signifikan.

    Peningkatan kompetensi pelaku dan pengawas

    Kemampuan eksplorasi oleh pelaku perbankan syariah pada sektor-sektor

    ekonomi merupakan hal yang penting untuk dimiliki. Untuk itu, manajer investasi dari

    perbankan syariah perlu dilengkapi oleh keahlian evaluasi usaha dan

    kewirausahaan. Hal yang sama diperlukan pula oleh pengawas perbankan syariah

    agar dapat menginterpretasikan arah pergerakan ekonomi riil sebagai mitra usaha

    perbankan syariah dan menghubungkan kondisi tersebut dengan kondisi kesehatan

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    48/60

    Langkah antisipasi menghadapi kondisi likuiditas ketat

    Untuk menghadapi kondisi pengetatan likuiditas yang tidak terduga, Bank

    Indonesia terus mengembangkan instrumen-instrumen alternatif yang dapat

    digunakan untuk membantu perbankan syariah. Selain itu, industri harus pula dapat

    mengembangkan kemampuannya dalam memanfaatkan sumber-sumber pendanaan

    jangka pendek melalui perjanjian kerjasama dengan lembaga keuangan syariah lain

    dan peningkatan tingkat loyalitas nasabah perbankan syariah terutama pada saat

    perbankan syariah mengalami tekanan kenaikan tingkat suku bunga.

    Penguatan kondisi permodalan

    Sebagai lembaga keuangan dengan tingkat leverage yang tinggi, peningkatan

    DPK perbankan syariah harus diiringi oleh peningkatan modal sehingga perbankan

    syariah tetap memiliki financial buffer yang tinggi. Peningkatan permodalan

    perbankan syariah dapat dilakukan baik secara internal melalui dividen policy dan

    penambahan modal baru oleh pemilik atau investor baru. Bank Indonesia akan

    secara konsisten mendorong pertumbuhan modal melalui kedua metode tersebut.

    Peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian

    Si t k i h iliki k ik i d b t hk

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    49/60

    optimis. Penyusunan proyeksi ini sesuai dengan fase pengembangan yang telah

    dijelaskan secara rinci pada Bab 1.

    Tabel 3.2. Proyeksi Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional 2009

    Skenario Pesimis Skenario Moderat Skenario Optimis

    Proyeksi Pertumbuhan 25% Proyeksi Pertumbuhan 37% Proyeksi Pertumbuhan 75%

    Total Aset Rp57 triliun Total Aset Rp68 triliun Total Aset Rp87 triliun

    Asumsi yang digunakan dalam skenario proyeksi, baik skenario proyeksi

    pesimis, moderat maupun optimis, adalah ketersediaan faktor-faktor pendukung

    industri perbankan syariah. Faktor pendukung tersebut adalah faktor-faktor yang

    dinilai menonjol mempengaruhi pertumbuhan industri, baik secara langsung maupun

    tidak langsung. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut:

    Skenario Proyeksi Pesimis

    o Pertumbuhan secara organik.

    o Perlambatan makroekonomi akibat krisis ekonomi global.

    o Keberhasilan edukasi publik dan promosi perbankan.

    Sk i P k i M d t

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    50/60

    o UU Perbankan Syariah & UU SBSN mendapat dukungan dari Amandemen

    UU Perpajakan sebagai kepastian hukum, berhasil mendorong peningkatan

    kapasitas bank-bank syariah melalui peran investor asing.

    o Terbentuknya awareness dunia pendidikan terhadap pertumbuhan industri

    pada sisi kebutuhan kuantitas dan kualitas SDM.

    o Rencana penerbitan CorporateSUKUK oleh bank syariah akan menguatkan

    base capital perbankan syariah dimana selanjutnya akan meningkatkan

    kapasitas perbankan syariah.

    o Mengasumsikan dampak minimal dari gejolak pasar keuangan dan kondisi

    makro ekonomi global

    Pertumbuhan perbankan syariah tentunya sangat tergantung pada upaya progresif

    dan peran aktif shareholdersperbankan syariah untuk dapat merealisasikan asumsi-

    asumsi pertumbuhan sehingga target pertumbuhan industri perbankan syariah dapat

    tercapai dengan baik.

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    51/60

    Boks 3.1. Respon Return dan Bagi Hasil Perbankan Syariah terhadap

    Perubahan Suku Bunga Eksternal

    Respon Margin Murabahah

    Dalam kegiatan operasionalnya, perbankan syariah masih mempertimbangkan

    tingkat suku bunga sebagai benchmark dalam penetapan pricing pembiayaan

    maupun dana pihak ketiga. Hal ini disebabkan industri perbankan syariah belum

    memiliki suatu indeks atau variabel indikator tersendiri sebagai benchmark yang

    representatif.

    Dari uji respon yang dilakukan pada return/marginproduk murabahah(dalam bentuk

    equivalent rate) terhadap perubahan suku bunga SBI 1 bulan, dapat disimpulkan

    bahwa koreksi pricing membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk dapat

    sepenuhnya mengikuti pergerakan suku bunga. Observasi dilakukan selama periode

    Maret 2004 September 2008. Grafik B.1 memperlihatkan plot data tingkat

    persentase (%) return pembiayaan murabahah (BHPYDR) dan suku bunga SBI 1

    bulan (SBI1M). Secara umum dari Grafik tersebut terlihat bahwa ada lag (waktu

    tunda) pada tingkat return/marginmurabahahmengikuti tingkat suku bunga SBI1m.

    Grafik B.1

    18

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    52/60

    Tabel B.1 Hasil Estimasi Dynamic Multiplier

    immediate 3months 6months Long Rundynamic mult iplier 0.3571 0.7439 0.1867 1.2253

    R-squared 0.92193

    Adjusted R-squared 0.87781

    S.E. of regression 0.19908

    Dari Tabel B.1, terlihat bahwa suku bunga SBI 1 bulan secara signifikan

    mempengaruhi penentuan margin murabahahbank syariah dengan koreksi pricing

    secara bertahap. Terlihat bahwa penyesuain dapat dilakukan secaracontemporaneous meskipun hanya 35% dari total kenaikan suku bunga. Setelah

    jangka waktu tiga bulan, penyesuaian sudah hampir mencapai 75%. Secara jangka

    panjang (lebih dari satu tahun) kenaikan marginsebagai penyesuaian kenaikan suku

    bunga bahkan melebihi 100%. Hal ini mencerminkan tingkat efisiensi bank syariah

    yang masih rendah. Untuk itu bank syariah diharapkan untuk lebih fokus dalam

    upaya mendorong tingkat efisiensinya.

    Besarnya ketergantungan penentuan marginbank syariah terhadap suku bunga SBI

    ini memperlihatkan urgensi tersedianya indikator lain yang lebih mencerminkan

    kondisi sektor riil sebagai basis usaha perbankan syariah itu sendiri.

    Respon Bagi Hasil DPK

    Pada sisi DPK kenaikan suku bunga akan mempengaruhi pendapatan bank syariah

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    53/60

    keduanya bergerak searah sehingga diduga memiliki hubungan yang positif. Secara

    teoritis kenaikan suku bunga akan berdampak negatif dengan memicu penurunan

    bagi hasil kepada DPK akibat turunnya return dari pembiayaan berbasis kerjasama

    (mudharabah dan musyarakah). Namun demikian besarnya porsi pembiayaanmurabahah yang margin-nya cenderung mengikuti pergerakan suku bunga (lihat

    studi sebelumnya, Respon Margin Murabahah), dan adanya upaya bank syariah

    menjaga tingkat bagi hasil agar tetap kompetitif, akan menyebabkan hubungan yang

    searah, atau berdampak positif, antara bagi hasil DPK dengan suku bunga SBI.

    Untuk menyelidiki hubungan kointegrasi antar bagi hasil DPK dengan suku bunga

    SBI dan dampak secara jangka panjang, digunakan metode VECM (Vector Error

    Correction Model).

    tt mLSBIbaLBHDPK 1110

    (2)

    Lmenandakan nilai dalam logaritma natural, sehingga estimator b1merupakan nilai

    elastisitas bagi hasil DPK terhadap suku bunga SBI.

    Hasil estimasi persamaan (2) dengan pola impulse response bagi hasil DPK dapat

    dilihat pada Tabel B.2 dan Grafik B.3 berikut.

    Tabel B.2

    a0 b1 Speed. Adj.

    Koefisien 1.294602 0.315854 -0.863717

    Standar error 0.13538 0.06119 -0.07999

    t stat [9 56292] [5 16150] [ 10 7982]

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    54/60

    Dari Tabel B.2 terlihat bahwa secara jangka panjang bagi hasil DPK memiliki

    hubungan kointegrasi yang searah dengan suku bunga SBI, dengan elstisitas

    sebesar 0.3. Hal ini mengindikasikan bahwa secara jangka panjang bagi hasil DPK

    dan suku bunga SBI bergerak bersama, dan bahwa pengaruh dampak positif lebih

    kuat dari dampak negatifnya. Ikut naiknya margin murabahah dan kuatnya upaya

    bank syariah dalam menjaga competitiveness tingkat bagi hasil DPK-nya, secara

    jangka panjang akan mendominasi dampak dari penurunan return pembiayaan

    berbasis kerja sama (mudharabahdan musyarakah). Namun demikian, terlihat dari

    Grafik B.3 bahwa pada awalnya, secara jangka pendek kenaikan suku bunga SBI

    tetap menyebabkan penurunan bagi hasil DPK meskipun hanya bersifat sementara

    sebelum akhirnya meningkat kembali secara jangka panjang. Cepatnya

    penyesuaian ini terlihat dari hasil estimasi koefisien speed of adjustmentpada Tabel

    B.2 sebesar 0.863.

    Besarnya ketergantungan bagi hasil bank syariah terhadap suku bunga eksternalmengindikasikan bahwa industri perbankan syariah menempatkan pricing sebagai

    faktor utama untuk mempertahankan loyalitas nasabah. Untuk itu bank syariah

    diharapkan untuk lebih meningkatkan edukasi publik sebagai upaya peningkatan

    loyalitas nasabah.

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    55/60

    Lampiran 1a. Daftar Regulasi Perbankan Syariah Tahun 2007

    1. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tanggal 24 January 2007 tentang

    Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

    2. Peraturan Bank Indonesia No. 9/2/PBI/2007 tanggal 5 Maret 2007 tentang

    Laporan Harian Bank Umum.

    3. Peraturan Bank Indonesia No. 9/4/PBI/2007 tanggal 26 Maret 2007 tentang

    Pencabutan Beberapa Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Dan SuratEdaran Bank Indonesia Mengenai Prinsip Kehati-Hatian Perbankan.

    4. Peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang

    Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 Tentang

    Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.

    5. Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang

    Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/3/PBI/2006 tentangPerubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum

    Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan

    Pembukaan Kantor Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan

    Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional dan Penjelasan.

    6. Peraturan Bank Indonesia No. 9/8/PBI/2007 tanggal 13 Juni 2007 tentang

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    56/60

    12. Peraturan Bank Indonesia No. 9/17/PBI/2007 tanggal 4 Desember 2007 tentang

    Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat BerdasarkanPrinsip Syariah.

    13. Peraturan Bank Indonesia No. 9/18/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007

    tentang Pencabutan Atas Surat Keputusan Direksi Bank Bank Indonesia No.

    31/153/KEP/DIR tanggal 20 November 1998 Tentang Kredit Likuiditas Kepada

    Perusahaan Umum Pegadaian Melalui PT. Bank Ekspor Impor Indonesia

    (PERSERO), Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/154/KEP/DIR

    tanggal 20 November 1998 Tentang Kredit Likuiditas Kepada Perusahaan

    Umum Pegadaian Melalui PT. Bank Bumi Daya (PERSERO), dan Surat

    Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/155/KEP/DIR tanggal 20 November

    1998 tentang Kredit Likuiditas Kepada Perusahaan Umum Pegadaian Melalui

    PT. Bank Umum Koperasi Indonesia.

    14. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007

    tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana danPenyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    57/60

    Lampiran 1b. Daftar Regulasi Perbankan Syariah Tahun 2008

    1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 tanggal 30 Januari 2008

    tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006

    Tentang Mediasi Perbankan.

    2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/9/PBI/2008 tanggal 22 Februari 2008

    tentang Perubahan Izin Usaha Bank Umum Menjadi Izin Usaha Bank

    Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Konsolidasi.

    3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/10/PBI/2008 tanggal 28 Februari 2008

    tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005

    Tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.

    4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/16/PBI/2008 tanggal 25 September 2008

    tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007

    Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Danadan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.

    5. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/17/PBI/2008 tanggal 25 September 2008

    tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

    6. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 tanggal 25 September 2008

    tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    58/60

    Lampiran 2. Produk dan Jasa Perbankan Syariah

    NAMA PRODUK AKAD

    PENDANAAN

    GIRO iB

    Giro USD iB Wadiah

    Giro iB Wadiah

    TABUNGAN iB

    Tabungan iB Wadiah

    Tabungan Haji iB WadiahTabungan Haji iB Mudharabah

    Tabungan Emas iB Mudharabah

    Tabungan Berencana iB Mudharabah

    Tabungan Pendidikan iB Mudharabah

    Tabungan Perencanaan iB Mudharabah

    Tabungan Syariah Arisan iB Mudharabah

    Tabungan Umrah iB Mudharabah

    Tabungan iB MudharabahDEPOSITO iB

    Deposito iB Mudharabah

    Deposito USD iB Mudharabah

    Deposito iB Mudharabah Muqayyadah

    Deposito Special Investment Deposit iB Mudharabah Muqayyadah

    JASA iB

    Jasa Kirim Uang Antar Negara iB Ijarah

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    59/60

    NAMA PRODUK AKAD

    PEMBIAYAAN iBJUAL BELI

    Pembiayaan Multijasa Umrah iB Ijarah

    Pembiayaan Kebutuhan Barang iB Ijarah Wal Wakalah

    Pembiayaan iB IMBT

    Pembiayaan Sewa Equipment iB IMBT

    Pembiayaan Channeling iB IMBT

    Pembiayaan iB Istishna

    Pembiayaan Rumah iB IstishnaPembiayaan iB Istishna Paralel

    Pembiayaan KPR iB Istishna Paralel

    Pembiayaan Pembangunan Perumahan iB Istishna Paralel

    Pembiayaan iB Salam

    Pembiayaan iB Murabahah

    Pembiayaan Kavling Siap Bangun iB Murabahah

    Pembiayaan Kebutuhan Barang iB Murabahah

    Pembiayaan Konsumtif iB MurabahahPembiayaan Menengah dan Korporasi iB Murabahah

    Pembiayaan Mikro dan Kecil iB Murabahah

    Pembiayaan Modal Kerja iB Murabahah

    Pembiayaan Channelling iB Murabahah

    Pembiayaan Konsumer iB Murabahah

    Pembiayaan Pemilikan Kendaraan iB Murabahah

    Pembiayaan Renovasi Rumah iB Murabahah

  • 5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah

    60/60

    53

    Lampiran 3. Indikator Perkembangan Perbankan Syariah

    Jumlah Bank

    Bank Umum Syariah (BUS) 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3

    Unit Usaha Syariah 3 3 6 8 15 19 20 26 26 28 24 28

    BPRSyariah 79 81 83 84 88 92 105 114 114 124 128 128

    Jaringan Kantor (total) 146 182 229 337 443 550 636 711 711 743 778 841

    Bank Umum Syariah (BUS) 57 86 115 197 266 304 349 401 401 405 434 497

    Unit Usaha Syariah 10 15 31 56 89 154 182 196 196 214 216 216

    BPRSyariah 79 81 83 84 88 92 105 114 114 124 128 128

    Layanan Syariah(Office Channeling)

    Jumlah Bank - - - - - - 10 17 19 19 19 19

    Jumlah kantor - - - - - - 456 1,195 1,256 1,364 1,421 1,440

    Rincian Jaringan Kantor BU

    Kantor Pusat 5 5 8 10 18 22 23 29 31 31 31 31

    Kantor Cabang 28 48 68 116 148 189 209 224 232 236 244 246

    Kantor Cabang Pembantu 8 5 11 26 58 105 116 123 125 130 452 213

    Kantor Kas (& UPS) 26 43 59 101 131 142 183 221 221 222 223 223

    Total Aset 1,790,168 2,718,770 4,045,235 7,858,918 15,325,997 20,879,874 26,722,030 36,537,637 38,343,742 42,981,116 44,339,780 45,857,224

    Share dgn total perbankan 0.17% 0.25% 0.36% 0.74% 1.20% 1.42% 1.58% 1.84% 1.97% 2.11% 2.19%

    Pemb iayaan Yang Dib er ik an 1 ,27 1,1 62 2 ,0 49, 79 3 3, 27 6, 650 5 ,5 30 ,1 67 11 ,4 89 ,93 3 1 5,2 31, 94 2 2 0, 44 4, 907 2 79 ,4 43 ,1 11 28 ,37 7, 23 2 3 4, 099 ,6 67 3 6,5 71 ,7 61 37 ,68 0, 58 7

    Share dgn total perbankan 0.40% 0.57% 0.80% 1.16% 1.93% 2.19% 2.58% 1.68% 2.74% 2.97% 3.03%

    Musyarakah 31,739 53,593 60,191 305,997 1,270,868 1,898,389 2,334,751 4,406,360 5,200,131 6,116,569 6,666,865 6,967,728

    Mudharabah 378,604 402,623 498,681 794,244 2,062,202 3,123,759 4,062,200 5,577,912 5,835,364 6,518,102 6,602,340 6,750,318

    Piut ang M urabahah 775,721 1,420,401 2,324,222 3,955,815 7,640,299 9,487,318 12,624,241 16,552,689 16,977,067 19,810,535 21,424,571 22,044,218

    Piutang Salam 0 427 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0

    Piutang Istishna 74,583 167,893 220,720 295,960 312,962 281,676 336,970 350,995 363,242 367,028 375,109 384,901Piutang Qardh 0 0 0 0 98,928 124,862 250,446 539,945 788,115 764,849 826,332 835,694

    Lainnya 10,515 4,856 172,785 178,151 104,674 315,938 836,299 516,230 464,109 522,584 676,544 697,728

    Dana pihak ket iga 1,028,923 1,806,366 2,917,726 5,724,909 11,862,117 15,582,329 20,672,181 28,011,670 29,552,399 33,048,523 32,358,767 33,568,573

    Share dgn total perbankan 0.15% 0.23% 0.35% 0.64% 1.23% 1.38% 1.61% 1.85% 2.02% 2.13% 2.12%

    Giro wadiah 221,139 299,982 358,964 637,478 1,620,115 2,045,333 3,415,747 3,750,376 3,635,419 5,145,965 3,838,914 3,809,997

    Tabungan Mudharabah 336,611 590,872 815,308 1,610,616 3,263,759 4,370,568 6,430,355 9,454,060 9,901,611 10,587,850 10,851,576 11,410,243

    Deposit o M udharabah 471,173 915,512 1,743,454 3,476,815 6,978,243 9,166,428 10,826,079 14,807,234 16,015,369 17,144,708 17,668,277 18,348,333

    DPK Layanan Syariah (Office Channeling) - - - - - - 101,851 692,587 897,938 993,430 930,147 906,915

    Permodalan

    Modal disetor 523,703 523,703 523,703 625,528 731,039 951,224 991,224 1,017,224 1,017,224 1,125,224 1,125,224 1,137,224

    Cadangan 7,941 21,508 32,779 34,381 98,735 230,128 268,040 275,308 275,308 333,445 333,438 333,438

    Laba/rugi tahun berjalan 25,139 83,027 54,050 42,663 162,366 238,285 355,047 540,141 217,772 411,089 525,476 6,133,213

    Financing to Deposit Ratio (FDR) 123.54% 113.48% 112.30% 96.60% 96.86% 97.75% 98.90% 99.76% 96.02% 103.18% 113.02% 112.25%

    LDRPerbankan 12.96% 4.01% 4.12% 2.34% 58.09% 61.67% 61.56% 4.05% 4.17% 4.23% 4.04% 4.12%

    Non Performing Financing (Gross) 12.96% 4.01% 4.12% 2.34% 2.35% 2.82% 4.75% 2.46% 2.32% 2.41% 2.08% 2.38%

    NPL Perbankan 18.76% 12.10% 8.09% 8.20% 5.80% 7.60% 6.07% 4.07% 3.75% 3.54% 3.42%

    ROA (yearly) 3.7% 1.6% 0.7% 1.41% 1.35% 1.55% 1.78% 1.83% 1.81% 1.76% 1.84%

    ROE(yearly) 15.9% 10.3% 7.0% 24.80% 26.71% 36.94% 53.91% 59.50% 63.65% 64.67% 68.85%

    DATA BPRS

    Total Asset BPRS* 292,959 471,454 604,971 906,325 1,207,198 1,295,149 1,456,451 1,519,911 1,575,915

    Share dgn total BPR 2.32% 2.82% 2.88% 3.78% 4.17% 4.32% 4.58% 4.62%

    Total Pembiayaan BPRS* 192,969 328,102 435,912 636,287 879,744 944,412 1,112,763 1,206,482 1,247,657Share dengan total BPR 2.15% 2.70% 2.89% 3.61% 4.11% 4.19% 4.45% 4.59%

    Total DPK BPRS* 184,925 267,062 353,565 530,150 711,250 772,220 865,319 890,571 896,909

    Share dengan total BPR 1.84% 2.08% 2.23% 3.25% 3.66% 3.80% 4.11% 4.14%

    LDRBPRS* 104.35% 122.86% 123.29% 120.02% 123.69% 122.30% 128.60% 135.47% 139.11%

    LDR total BPR Konvensional 89.32% 94.80% 96.12% 107.87% 110.24% 110.85% 118.66% 122.18%

    NPFBPRS* 10.64% 8.29% 7.99% 7.90% 7.51% 6.93% 6.92%

    NPL BPR Konvensional 7.96% 7.59% 7.97% 9.98% 7.98% 7.82% 7.35% 7.04%

    Dalam Juta Rupiah

    2003 2004 2005 Mar-08Keterangan 2000 2001 2002 2007 Jun-08 Aug-08 Sept-08

    INDIKATOR PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH

    2006