Upload
arif-yulianto
View
53
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Citation preview
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
1/60
OUTLOOK
PERBANKAN SYARIAH INDONESIA
2009
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
2/60
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim.
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita untuk dapat melalui tahun 2008 dengan baik.
Shalawat serta salam kita sampaikan pula kepada Nabi Muhammad SAW yang
karena tauladannya telah memotivasi kita untuk selalu berada dalam semangat
berbuat kebaikan.
Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, peluncuran Outlook Perbankan
Syariah Indonesia 2009 diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai kinerjaindustri perbankan syariah selama tahun 2008 dan indikasi prospek pengembangan
satu tahun kedepan. Tahun 2008 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi
sistem keuangan, baik domestik maupun global. Krisis keuangan yang bermula dari
krisis subprime mortgage telah mengganggu stabilitas sistem keuangan, baik di
negara-negara maju maupun negara berkembang. Pelajaran yang dapat diambil dari
krisis yang terjadi adalah pentingnya penerapan risk management dan good
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
3/60
didukung oleh peningkatan kemampuan industri perbankan syariah yang akan
datang tersebut. Dalam melakukan penetrasi pasar dengan tetap menjaga dan
meningkatkan upaya untuk meminimalkan potensi terjadinya risiko pembiayaan.
Harapan tersebut hanya dapat terealisasi apabila industri perbankan syariah
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memperluas teknologi informasi,
penerapan manajemen risiko dan good corporate governance. Semoga dengan
lindungan dan bimbingan Allah SWT dan dengan semangat pengabdian bagi
pembangunan masyarakat Indonesia yang lebih sejahtera dunia dan akhirat, kita
semua dapat mengoptimalkan semua peran bagi pembangunan industri perbankan
syariah yang efisien, sehat dan menjunjung tinggi nilai yang luhur.
Billahi taufiq wal hidayah, wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Jakarta, November 2008
Direktorat Perbankan Syariah
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
4/60
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ vi
BAB 1. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah 2008 ................................ 1
1.1. Kegiatan Penelitian ............................................................................................ 1
1.2. Kegiatan Pengembangan .................................................................................. 4
1.3. Kegiatan Pengaturan ......................................................................................... 6
1.4. Kegiatan Pengawasan ..................................................................................... 10
1 5 Kegiatan Perizinan 12
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
5/60
BAB 3. Prospek dan Arah Kebijakan ..................................................................... 30
3.1. Prospek Kondisi Makroekonomi ..................................................................... 30
3.2. Dampak Makroekonomi Terhadap Perbankan Syariah ............................... 32
3.3. Arah Kebijakan .................................................................................................. 38
3.4. Prospek Perbankan Syariah 2009...............................................................40
Boks 3.1. Respon Return dan Bagi Hasil Perbankan Syariah terhadap
Perubahan Suku Bunga Eksternal ........................................................ 44
Lampiran 1a. Daftar Regulasi Perbankan Syariah Tahun 2007 .......................... 48
Lampiran 1b. Daftar Regulasi Perbankan Syariah Tahun 2008 .......................... 50
Lampiran 2. Produk dan Jasa Perbankan Syariah ............................................... 51
Lampiran 3. Indikator Perkembangan Perbankan Syariah ................................. 53
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
6/60
DAFTAR GRAFIK
Grafik 2.1. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah ................................. 16
Grafik 2.2. Perkembangan DPK Perbankan Syariah ...................................... 17
Grafik 2.3. Pertumbuhan DPK Per Golongan Nasabah ................................. 18
Grafik 2.4. Wilayah Penghimpunan DPK ......................................................... 18
Grafik 2.5. Portofolio DPK Perbankan Syariah ............................................... 19
Grafik 2.6. Proporsi DPK Perbankan Syariah .................................................. 20
Grafik 2.7. Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah ......................... 20
Grafik 2.8. Wilayah Penyaluran PYD ................................................................ 21
Grafik 2.9. Perkembangan Kualitas Pembiayaan Perbankan Syariah ......... 21
Grafik 2.10. Pertumbuhan Pembiayaan Per Sektor .......................................... 22
Grafik 2.11. Perkembangan Profitabilitas Perbankan Syariah ....................... 22
Grafik 2.12. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah .................................. 23
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
7/60
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Jaringan Kantor .................................................................................... 17
Tabel 2.2. Profil Keuangan BPRS .........................................................................
26
Tabel 3.1. Proyeksi PDB Dunia............................................................................. 27
Tabel 3.2. Proyeksi Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional....................... 38
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
8/60
BAB 1. Kebijakan Pengembangan Perbankan Syariah
2008
Sebagai kelanjutan dari program pengembangan perbankan syariah tahun
2007, maka pada tahun 2008 kebijakan pengembangan perbankan syariah nasional
ditandai dengan pelaksanaan beberapa kegiatan yang meliputi bidang-bidang
penelitian, pengaturan dan pengembangan serta perizinan dan pengawasanperbankan syariah. Pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk
mendukung pertumbuhan perbankan syariah yang pada gilirannya diharapkan dapat
mendorong pertumbuhan dan perkembangan sektor riil.
1.1. Kegiatan Penelitian
Kegiatan penelitian yang dilakukan selama tahun 2008 difokuskan kepadapenelitian dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan risiko pada perbankan
syariah dan penelitian terhadap upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh perbankan
syariah untuk mendorong pertumbuhan sektor riil dan pasar keuangan syariah.
1.1.1. Penelitian Dalam Rangka Peningkatan Kualitas Pengelolaan Risiko
A P M j Ri ik P d P b k S i h
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
9/60
Berkaitan dengan hal-hal tersebut, Bank Indonesia melakukan kajian yang
bertujuan untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi
perbankan syariah dan untuk menganalisis kesenjangan antara praktek manajemen
risiko pada perbankan syariah terhadap pilar-pilar yang telah didefinisikan dalam PBI
No.5/8/PBI/2003 dan SE Ekstern No.5/21/DPNP serta prinsip-prinsip dalam
pedoman manajemen risiko IFSB. Hasil kajian tersebut selanjutnya dijadikan acuan
dalam penyusunan ketentuan manajemen risiko sebagai pedoman bagi perbankan
syariah Indonesia.
B. Pengembangan Instrumen Lindung Nilai Berbasis Syariah
Dalam upaya untuk memposisikan industri perbankan syariah sebagai
fasilitator kegiatan transaksi keuangan yang komprehensif, termasuk fasilitator
kegiatan perdagangan internasional, instrumen lindung nilai yang dapat
meminimalkan pengaruh negatif dari fluktuasi indikator keuangan menjadi sangat
penting. Dibandingkan dengan industri perbankan konvensional, perbankan syariah
masih belum dapat menggunakan instrumen lindung nilai yang ada seperti forward,
future, options dan swap. Dari sudut pandang syariah, instrumen-instrumen tersebut
diindikasikan mengandung unsur gharar (ketidakjelasan), riba (transaksi berbasis
bunga) dan maysir (transaksi spekulatif) yang tidak diperkenankan dalam prinsip
i h Ol h k it kti b k i h b l d t
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
10/60
kebutuhan mendesak (lil hajah) yang tidak dapat dihindari, bank syariah untuk
sementara waktu dapat mengaplikasikan instrumen lindung nilai dalam bentuk
forward agreement yang terbatas. Penggunaan instrumen lindung nilai tersebut
hanya untuk mengelola risiko nilai tukar pada sisi aktiva neraca bank syariah
khususnya transaksi perdagangan internasional (trade finance) dalam valuta asing
sesuai dengan substansi fatwa DSN-MUI No.28/DSN-MUI/III/2002 tentang Jual Beli
mata uang (Al-Sharf). Agar kegiatan trade finance yang dilakukan terhindar dari
unsur riba, maysir, dan gharar serta dapat diaplikasikan secara operasional maka
diperlukan kajian yang lebih mendalam untuk menetapkan instrumen hedging dan
mekanisme kegiatan Islamic hedge fund yang memenuhi prinsip syariah.
1.1.2. Penelitian Terhadap Upaya Perbankan Syariah Untuk Mendorong
Pertumbuhan Sektor Riil dan Pasar Keuangan Syariah
A. Kajian Model Pembiayaan Syariah Untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) Di Sektor Pertanian
Industri pertanian merupakan salah satu jenis industri yang telah ditetapkan
sebagai industri andalan oleh pemerintah dalam menopang pertumbuhan ekonomi
i l d j k i b b d H l it t l h
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
11/60
B. Kajian Pengembangan Pasar Keuangan Syariah
Kajian pengembangan pasar keuangan syariah meliputi penyusunan konsep
dan instrumen keuangan yang dapat digunakan bagi otoritas moneter dalam
pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (OPT) dalam dual banking system. Sejalan
dengan upaya implementasi Arsitektur Sistem Keuangan Indonesia (ASKI),
penelitian juga diarahkan bagi penyusunan Arsitektur Keuangan Syariah Indonesia
(AKSI). Untuk mengantisipasi semakin meningkatnya persaingan ditingkat
internasional sebagai implikasi rencana penerapan komitmen pasar bersama dalam
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), kegiatan penelitian juga mencakup rekomendasi
terhadap langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh otoritas pengawasan dan
pelaku pasar.
1.2. Kegiatan Pengembangan
Fokus kegiatan pengembangan perbankan syariah pada periode ini
diarahkan untuk pencapaian target kuantitatif melalui berbagai paket kebijakan dan
program inisiatif yang dapat mendorong pertumbuhan industri secara signifikan.
Dari kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
12/60
1.2.2. Grand StrategyPengembangan Pasar Perbankan Syariah
Grand Strategy Pengembangan Pasar Perbankan Syariah merupakan salah
satu langkah yang dilakukan oleh Bank Indonesia untuk menempatkan industri
perbankan syariah sebagai pendamping industri perbankan konvensional dalam
menopang proses pembangunan ekonomi secara berkesinambungan. Untuk
mencapai hal tersebut, Bank Indonesia telah menetapkan visi baru perbankan
syariah di Indonesia sebagai perbankan syariah terkemuka di ASEAN pada tahun
2010. Implementasi grand strategy ditetapkan secara bertahap yang terdiri dari tigafase pencapaian sebagai berikut:
o Fase I (2008): Membangun Pemahaman Perbankan Syariah Sebagai
Beyond Banking
o Fase II (2009): Menjadikan Perbankan Syariah Indonesia Sebagai
Perbankan Syariah Paling Atraktif di ASEANo Fase III (2010): Menjadikan Perbankan Syariah Indonesia Sebagai
Perbankan Syariah Terkemuka di ASEAN
Melalui program grand strategy yang diterapkan, tema komunikasi telah bergeser
dari asset share ke industrial growth, yang ditopang oleh kualitas operasional yang
semakin efisien dan kompetitif baik dalam pasar domestik maupun global.
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
13/60
produk bertaraf internasional, pembuatan clearing house, dan streamlining
proses perizinan produk.
(4) Program peningkatan pelayanan.
Upaya yang dilakukan secara berkesinambungan dalam memperkecil gap
expectancy dan sebagai layanan yang handal bagi semua pihak. Orientasi
peningkatan pelayanan mengadopsi konsep Service Excellence berdasarkan
dimensi RATER(Reliability, Assurance, Tangibility, Emphaty, Responsiveness).
(5) Program sosialisasi dan komunikasi terhadap stakeholders yang terkait
secara langsung maupun tidak langsung untuk pengembangan pasar.
Penerapan konsep customized communication bagi setiap segmen yang
bertujuan mendorong konsep komunikasi yang kreatif untuk menarik nasabah
dalam mengetahui lebih lanjut mengenai konsep perbankan syariah dan
manfaatnya.
1.3. Kegiatan Pengaturan
Kebijakan pengaturan selama tahun 2008 diarahkan pada upaya untuk
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
14/60
Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank
Syariah.
Dalam ketentuan ini ditegaskan bahwa kegiatan usaha penghimpunan dan
penyaluran dana serta pelayanan jasa yang dilakukan oleh perbankan
syariah merupakan jasa perbankan. PBI ini diharapkan dapat memberikan
kepastian dan kejelasan hukum bagi semua pihak bahwa produk perbankan
syariah termasuk jasa perbankan yang merupakan salah satu jenis jasa
yang tidak dikenakan Pajak Pertambahan Nilai sebagaimana diatur dalam
Peraturan Pemerintah RI No.144 Tahun 2000 tentang Jenis Barang dan Jasa
yang Tidak Dikenakan Pajak Pertambahan Nilai.
2. PBI No. 10/17/PBI/2008 tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
Dalam ketentuan sebelumnya, mekanisme pengeluaran produk baru
dilakukan dengan persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia. Dalam
PBI terbaru ini, mekanisme pengeluaran produk baru dapat dilakukan melalui
mekanisme lapor, sepanjang produk baru tersebut memiliki karakteristik yang
sama dengan produk yang terdapat dalam Buku Kodifikasi Produk Perbankan
Syariah. Buku Kodifikasi Produk Perbankan Syariah dimaksud ditetapkan
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
15/60
Syariah. Namun mengingat bahwa bank syariah mempunyai beberapa
karakteristik khusus yang terkait dengan pelaksanaan sharia governance
maka diperlukan adanya pengaturan tersendiri bagi Bank Syariah dan Bank
Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah, yaitu antara lain
pelaksanaan pemenuhan prinsip syariah dalam kegiatan operasional bank
serta pengaturan mengenai Dewan Pengawas Syariah. Khusus untuk Bank
Umum Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah, pengaturan
mengenai sharia governancemencakup juga pimpinan Unit Usaha Syariah.
Penyusunan PBI mengenai hal ini masih berada dalam proses penyelesaian.
5. PBI tentang Uji Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) bagi Bank
Syariah dan Unit Usaha Syariah.
Sampai saat ini, bank syariah masih mengacu kepada ketentuan Fit and
Proper Test yang berlaku umum bagi Bank Umum dan BPR. Namun
demikian, mengingat pengetahuan, pemahaman, dan kepatuhan terhadap
prinsip syariah merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh bankir syariah
(pemegang saham, anggota dewan komisaris, anggota direksi dan pejabat
eksekutif), maka ketentuan tersebut harus disempurnakan untuk
meminimalkan risiko reputasi bagi bank syariah. Khusus untuk Bank Umum
Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah, pelaksanaan Fit and Proper
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
16/60
2. PBI tentang Komite Perbankan Syariah
Berdasarkan Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah, Bank Indonesia diberi tugas untuk membentuk Komite Perbankan
Syariah yang beranggotakan para ahli syariah dari unsur Bank Indonesia,
Departemen Agama dan masyarakat lainnya. Fungsi dari Komite Perbankan
Syariah adalah memberi masukan kepada Bank Indonesia dalam rangka
implementasi fatwa-fatwa yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) ke dalam ketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Penyusunan PBI mengenai hal ini masih berada dalam proses penyelesaian.
3. Beberapa ketentuan terkait kelembagaan antara lain tentang Bank Umum
Syariah, Unit Usaha Syariah (termasuk tata cara spin off), Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah, dan Konversi Bank Konvensional menjadi Bank Syariah,
masih dalam proses pembahasan dan diharapkan pada akhir tahun 2008
keempat ketentuan kelembagaan tersebut dapat dikeluarkan. Adapun latar
belakang dari penyusunan dan penyempurnaan ketentuan-ketentuan tersebut
adalah dalam rangka mengakomodasi beberapa ketentuan yang berbeda
maupun hal baru yang diatur dalam Undang-Undang No. 21 tahun 2008
tentang Perbankan Syariah. Hal-hal yang baru dan berbeda yang diatur
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
17/60
dalam Valuta Asing bagi perbankan syariah diturunkan dari semula sebesar
3% (tiga persen) dari jumlah Dana Pihak Ketiga dalam valuta asing menjadi
1% (satu persen). Ketentuan ini berlaku surut sejak 13 Oktober 2008.
2. Peraturan Bank Indonesia mengenai Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek
Syariah
Fasilitas Pembiayaan Jangka Pendek Syariah (FPJPS) akan disempurnakan
terkait dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang (Perpu) Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 Tentang
Bank Indonesia. Berdasarkan Perpu tersebut diatur bahwa sehubungan
dengan telah terjadi krisis ekonomi secara global yang mempengaruhi
stabilitas sistem keuangan, diperlukan upaya untuk menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan. Dalam rangka menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap perbankan perlu dilakukan perubahan terhadap
ketentuan yang mengatur mengenai pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
dari Bank Indonesia kepada bank untuk mengatasi kesulitan pendanaan
jangka pendek bank syariah. Beberapa hal yang disempurnakan dalam PBI
FPJPS tersebut antara lain perluasan agunan dan perubahan akad.
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
18/60
prinsip perbankan yang sehat melalui penerapan manajemen risiko serta
pengukuran profil risiko bank.
Untuk mengukur kepatuhan terhadap penerapan kaidah manajemen risiko, Bank
Indonesia telah mengeluarkan Pedoman Penerapan Manajemen Risiko yang
berlaku untuk seluruh bank termasuk perbankan syariah, sedangkan pengukuran
profil risiko mengacu kepada standar metodologi dari Bank for International
Settlement(BIS) dan praktek yang diterapkan secara internasional. Dalam setiap
periode pengawasan, Bank Indonesia melakukan penilaian profil risiko,
menggunakan perangkat pengawasan, mengambil tindakan pengawasan yang
tepat dan menetapkan status pengawasan, serta melakukan evaluasi formal.
Meningkatnya ketahanan perbankan terhadap risiko akan merefleksikan
peningkatan efektivitas fungsi pengawasan.
2. Evaluasi PenerapanGood Corporate Governance (GCG)
Untuk meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan
meningkatkan kepatuhan terhadap nilai-nilai etika (code of conduct), bank wajib
melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada 5 (lima) prinsip
dasar GCG, yakni transparansi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
independensi, dan kewajaran. Dalam upaya perbaikan dan peningkatan kualitas
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
19/60
seminar, dan program sertifikasi perbankan. Pengembangan sistem informasi
terus diupayakan untuk mendukung pelaksanaan tugas pengawasan terutama
pengembangan dan penyempurnaan program Sistem Pengawasan (SIMWAS)
Syariah khususnya modul Tingkat Kesehatan (TKS) dan modul penilaian profil
risiko bank.
5. Langkah-langkah Antisipasi Imbas Negatif Sistem Keuangan Global
Perbankan syariah sebagai bagian dari industri perbankan nasional yang pada
saat ini sedang mengalami tekanan likuiditas, telah juga memperoleh imbas yang
tercermin dari meningkatnya shortage likuiditas bank-bank syariah dari hari ke
hari. Sebagai upaya untuk mengatasi hal tersebut, bank-bank syariah umumnya
telah mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko yang timbul akibat
adanya permasalahan tersebut antara lain dengan cara menekan laju
pertumbuhan pembiayaan, memperketat persyaratan persetujuan dan pencairan
pembiayaan, menurunkan nisbah bagi hasil dana pihak ketiga yang menjadi porsi
bank sebagai langkah untuk mempertahankan deposan, dan mengupayakan
penambahan modal dari pemegang saham
1.5. Kegiatan Perizinan
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
20/60
dikeluarkan perbankan syariah pada tahun 2008 lebih banyak berupa variasi
pengembangan dari produk-produk yang sudah ada sebelumnya, seperti produk
kartu pembiayaan syariah iB atau Islamic card iB, produk investasi emas iB,tabungan iB untuk anak, pembiayaan iB dalam US dollar (akad mudharabahatau
musyarakah), pembiayaan iB yang dilakukan secara sindikasi on Balance Sheet
(akad Mudaharabah Muqayadah).
1.6. Kegiatan Informasi
Sejalan dengan semakin luas dan kompleksnya tugas pengawasan serta
guna mendukung pengawasan bank yang mengadopsi pengawasan berbasis risiko,
diperlukan dukungan teknologi informasi yang memadai. Pengembangan sistem
informasi diarahkan untuk dapat mengotomasikan kegiatan pengawasan baik
meliputi pengumpulan, perhitungan dan penyajian data/informasi, menciptakan pusat
informasi yang terpadu sehingga setiap saat tersedia informasi yang mendukungtugas-tugas pengawasan, pengaturan dan pengembangan perbankan syariah.
Dengan tersedianya informasi mengenai kondisi bank secara lengkap, akurat serta
tepat waktu diharapkan dapat meningkatkan efektivitas pengawasan bank syariah
yang pada akhirnya dapat mewujudkan sistem perbankan syariah yang sehat.
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
21/60
Boks 1.1. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
Undang-Undang No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah telah
disahkan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 16 Juli 2008. Dengan
diberlakukannya Undang-Undang yang terdiri dari 13 Bab dan 70 Pasal ini maka
keberadaan bank syariah di tanah air semakin memiliki landasan hukum yang lebih
jelas. Dalam Undang-Undang ini terdapat beberapa ketentuan yang belum diatur
dalam Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang wajib dipenuhi
oleh bank-bank syariah dengan masa transisi paling lama 1 tahun sejak mulaiberlakunya Undang-Undang ini.
Beberapa ketentuan baru yang diatur dalam Undang-Undang ini antara lain:
Istilah BPRS yang sebelumnya merupakan singkatan dari Bank Perkreditan
Rakyat Syariah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.
Ditegaskannya Asas Perbankan Syariah dalam kegiatan operasionalnya yang
mencakup prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian.
Ditegaskannya pengertian kegiatan usaha yang berasaskan prinsip syariah,
yaitu kegiatan usaha yang tidak mengandung unsur riba, maysir, gharar, haram,
dan zalim.
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
22/60
Ditetapkannya ketentuan mengenai pembentukan Komite Perbankan Syariah
yang oleh Bank Indonesia dalam rangka penyusunan Peraturan Bank Indonesia
(PBI).
Ditegaskannya ketentuan mengenai kewajiban bank syariah dan BUK yang
memiliki UUS untuk membentuk Dewan Pengawas Syariah yang diangkat oleh
RUPS atas rekomendasi MUI.
Ditetapkannya ketentuan yang memberikan wewenang tambahan kepada bank
Indonesia untuk dapat melakukan pemeriksaaan dan pengambilan data/dokumen
dari setiap tempat yang terkait dengan bank dan dari setiap pihak yang menurut
penilaian Bank Indonesia memiliki pengaruh terhadap bank, serta dapat
memerintahkan Bank melakukan pemblokiran rekening tertentu, baik rekening
simpanan maupun rekening pembiayaan.
Ditegaskannya ketentuan mengenai penyelesaian sengketa Perbankan Syariah
yang dapat dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
o proses musyawarah untuk mencapai mufakat antara bank syariah dengan
nasabahnya;
o apabila penyelesiaian secara musyawarah dan mufakat tidak tercapai maka
dapat diselesaikan dengan melalui fungsi mediasi Bank Indonesia dan
selanjutnya juga dapat melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
23/60
Boks. 1.2. Festival Ekonomi Syariah (FES): Terobosan iB Campaign danEdukasi Masyarakat tentang Perbankan Syariah
Upaya mendorong pertumbuhan industri perbankan syariah dengan lebih cepat
memerlukan berbagai terobosan kreatif. Hal ini perlu dilakukan baik disisi
penawaran dengan tersedianya jasa perbankan syariah yang menjangkau dan
dapat memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat, dan yang tak kalah
penting menjamin pertumbuhan permintaan secara berkesinambungan.Kesinambungan permintaan sangat dipengaruhi oleh pemahaman masyarakat
dan citra baik mengenai perbankan syariah dan diminimalkannya kesenjangan
antara idealisme konseptual denngan realitas operasi bank syariah Selain itu,
dukungan stakeholderssesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing,
seperti pemerintah, organisasi masyarakat, lembaga terkait antara lain dibidang
pendidikan perlu terus ditingkatkan.
Sejalan dengan hal diatas, pada tahun 2008 telah dilaksanakan kegiatan Festival
Ekonomi Syariah (FES) yang merupakan rangkaian kegiatan terpadu yang terdiri
dari pameran (expo) yang melibatkan seluruh pelaku keuangan syariah,
konferensi/seminar, workshop, bazaar intermediasi keuangan, kegiatan-kegiatan
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
24/60
Rangkaian kegiatan FES 2008 di Jakarta dilaksanakan selama 5 hari sejak 16
s.d. 20 Januari 2008 dengan tema Menuju Indonesia Lebih Sejahtera Bersama
Ekonomi Syariah. Realisasai dan pencapaian kegiatan FES 2008 antara lainadalah:
1. Opening ceremony dibuka oleh Bapak Presiden RI dan dihadiri oleh 7
menteri terkait, perwakilan lembaga keuangan syariah internasional dan duta
besar, dengan jumlah audiens lebih kurang 2800. Sambutan pengarahan
Presiden sangat jelas memberikan pesan dan arahan baik bagi jajaran
Kabinet maupun pelaku ekonomi untuk menjadikan pengembangan ekonomi
syariah khususnya LKS sebagai salah satu agenda penting dalam
pembangunan nasional, termasuk pula keinginan untuk menjadikan
Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan syariah regional dan
internasional.
2. Dalam kegiatan FES 2008 telah ditandatangani 7 MOU,termasuk:
a. MOU rencana pendirian bank syariah baru oleh ICD-IDB dengan
Bank BNI CD-IDB dengan nilai investasi minimal Rp 1 Trilyun;
b. 2 MOU sindikasi pembiayaan pembiayaan syariah dengan total nilai
Rp.810 miliar, yaitu : (i) BMI, BSM, Al-Ijarah Islamic Finance, ILIC
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
25/60
oleh sebagai bagian awal dari rangkaian program Launch ing iB (ai-bi)
Marketing Campaign2008 diikuti oleh 281 peserta. Kegiatan bedah buku
ekonomi Islam dan juga stand klinik perbankan syariah yang berfungsisebagai media interaksi bagi pengusaha yang berkeinginan untuk memperoleh
pembiayaan syariah.
5. DPbS bekerjasama dengan lembaga konsultan telah melaksanakan seleksi
dan penyerahan Shar iah A ccelerat ion A ward2008, dengan kategori: Best
Market Share Expansion, Best Outlet Productivity, Best Human Resource
Development.
6. Kegiatan FES 2008 yang diawali pelaksanaannya di Jakarta, 16-20 Januari
2008 dilaksanakan di 6 kota: Palembang, Yogyakarta, Makassar, Surabaya,
Padang dan Balikpapan yang agenda kegiatannya sama dengan FES di
Jakarta, dengan berbagai modifikasi sesuai kekhasan daerah masing-masing.
Memperhatikan bahwa pengembangan perbankan dan keuangan syariah secara
umum merupakan suatu jalan panjang yang memerlukan usaha berkesinambungan,
maka kegiatan FES insya Allah akan dilaksanakan kembali pada tahun 2009 dengan
bentuk yang sama dan berbagai penyesuaian atas dasar evaluasi pelaksanaan yang
lalu dan mencermati dinamika industri saat ini
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
26/60
BAB 2. Perkembangan Perbankan Syariah 2008
2.1. Gambaran Umum
Selama tahun 2008 perkembangan industri perbankan syariah menunjukkan
pertumbuhan aset yang positif ditengah kondisi makroekonomi yang mengalami
tekanan akibat kenaikan harga minyak dunia dan gejolak krisis keuangan global. Dari
sisi mikro internal perbankan syariah, pertumbuhan aset dipengaruhi pula oleh
pertumbuhan pembiayaan yang diberikan dan pertumbuhan dana pihak ketiga.Tingkat pertumbuhan aset industri mengalami peningkatan hingga triwulan kedua,
namun mengalami perlambatan pada triwulan ketiga (lihat Grafik 2.1).
Grafik 2.1. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah
25,000
30,000
35,000
40,000
45,000
50,000
Miliar Rp
80.0
100.0
120.0
140.0
Persen
Total Aset (aksis kiri)GDPK(yoy)GPYD(yoy)FDRGAsset o
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
27/60
kabupaten/kota di 33 propinsi. Posisi jumlah jaringan kantor secara rinci dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jaringan Kantor
Kelompok Bank 2005 I-06 II-06 III-06 IV-06 I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08
Bank Umum Syariah 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Unit Usaha Syariah 19 19 19 19 20 21 23 25 26 28 28 28
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 92 94 96 105 105 105 107 109 114 117 124 128
Jumlah Kantor BUS & UUS 550 565 577 617 636 657 673 686 711 726 743 841
Jumlah Layanan Syariah - 212 250 419 456 467 983 1053 1195 1256 1364 1440
2.2. Penghimpunan Dana
Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah selama tahun
2008 menghadapi tantangan yang cukup berat akibat tekanan daya saing secara
makro. Kondisi tersebut ditunjukkan oleh penurunan pertumbuhan DPK perbankan
syariah pada triwulan ketiga tahun 2008 sebesar 0,6 % terhadap triwulan yang sama
di tahun 2007 atau menjadi 36,7 % (yoy) (Lihat Grafik 2.2).
Grafik 2.2. Perkembangan DPK Perbankan Syariah
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
28/60
Pertumbuhan giro korporasi iB pada triwulan ketiga tahun 2008 menurun menjadi
3,99% dari sebelumnya sebesar 18,47% pada triwulan ketiga tahun 2007. Hal
tersebut merupakan dampak dari krisis keuangan global sehingga untuk mengatasipermasalahan modalnya, perusahaan cenderung menarik penempatan dana likuid
dengan returnrendah untuk meminimalkan kerugian. Sementara itu, DPK golongan
nasabah individu secara konsisten menunjukkan pertumbuhan yang cenderung
meningkat (lihat Grafik 2.3).
Grafik 2.3. Pertumbuhan DPK Per Golongan Nasabah
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
25.0%
30.0%
35.0%
40.0%
I-05 II-05 III-05 IV-
05
I-06 II-06 III-06 IV-
06
I-07 II-07 III-07 IV-
07
I-08 II-08 III-08
GDPK Individu
GDPK Korporasi
Dari sisi wilayah penghimpunan DPK, wilayah DKI Jakarta masih memegang
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
29/60
Sementara itu, portofolio penghimpunan DPK pada perbankan syariah pada
triwulan ketiga tahun 2008 masih didominasi oleh dana investasi tidak terikat yang
terdiri atas tabungan iB dengan akad mudharabah sebesar 34% dan deposito iBdengan akad mudharabah sebesar 55% (lihat Grafik 2.5.). Dari sisi kepemilikan
dana investasi tidak terikat, sebesar 61,5% merupakan kepemilikan golongan
individu dan sebesar 38,5% kepemilikan golongan korporasi. Kondisi portofolio
tersebut memberikan kemanfaatan bagi bank syariah dalam memitigasi risiko
likuiditasnya terhadap penarikan dana oleh korporasi mengingat dana yang dihimpun
dari korporasi memiliki fluktuasi yang tinggi dengan tingkat sensitivitas yang masih
tinggi terhadap kondisi pasar.
Grafik 2.5. Portofolio DPK Perbankan Syariah
34%
11%
55%
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
30/60
13.46%
0.79%
1.65%
30.40%
30.78%
6.77%
5.72%
10.42%
0.01%
11.35%
1.26%
1.09%
31.65%
38.79%
4.72%
4.91%
6.06%
0.19%
0.00% 5.00% 10.00% 15.00% 20.00% 25.00% 30.00% 35.00% 40.00% 45.00%
Giro Wadiah
Tabungan Wadiah
Simpanan Wadiah Lain
Tabungan Mudharabah
Deposito 1 Bln
Deposito Mudharabah 3 Bln
Deposito 6 bln
Deposito 12 bln
Deposito >12 Bln III-08
III-07
2.3. Penyaluran Dana
Penyaluran pembiayaan oleh perbankan syariah selama tahun 2008 secara
konsisten terus mengalami peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 17,6% dari
triwulan ketiga tahun 2007 atau menjadi 42,9% pada triwulan ketiga tahun 2008.
Sementara itu, nilai pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah mencapai
Rp.37,7 triliun. Pertumbuhan jumlah pembiayaan yang tidak didukung dengan
pertumbuhan DPK secara signifikan menyebabkan financing to deposit ratio (FDR)
mencapai level diatas 100% pada triwulan pelaporan (lihat Grafik 2.7.).
Grafik 2.6. Proporsi DPK Perbankan syariah
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
31/60
untuk wilayah DKI Jakarta sebesar 49% dari seluruh DPK perbankan syariah,
tetapi disalurkan dalam PYD ke wilayah DKI Jakarta sebesar 47 % sehingga hanya
terdapat 2% DPK yang terdistribusi ke luar wilayah DKI Jakarta (lihat Grafik 2.8).
Grafik 2.8. Wilayah Penyaluran PYD
47.3
%
46.8
%
44.6
%
50.5
%
46.3
%
45.2
%
44.7
%
49.0
%
51.5
%
47.3
%
47.0
%
48.2
%
48.9
%
48.0
%
47.0
%
52.7
%
53.2
%
55.4
%
49.6
%
53.7
%
54.8
%
55.3
%
51.0
%
48.5
%
52.7
%
53.0
%
51.8
%
51.1
%
52.0
%
53.0
%
0.0%
20.0%
40.0%
60.0%
80.0%
100.0%
120.0%
I-05 II-05 III-05 IV-05
I-06 II-06 III-06 IV-06
I-07 II-07 III-07 IV-07
I-08 II-08 III-08
PYD Non Jakarta
PYD Jakarta
Besarnya tekanan terhadap kondisi makroekonomi Indonesia telah menekan
laju pertumbuhan jumlah nasabah pembiayaan sebagaimana terindikasi oleh
pertumbuhan jumlah rekening nasabah pembiayaan pada triwulan ketiga tahun 2008
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
32/60
perbankan secara nasional. Secara sektoral, pertumbuhan pembiayaan untuk setiap
sektor ekonomi ditunjukkan dalam Grafik 2.10.
Grafik 2.10. Pertumbuhan Pembiayaan Per Sektor
2.4. Profitabilitas dan Permodalan
Secara umum tingkat profitabilitas perbankan syariah mengalami
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
33/60
kedua tahun 2008 dimana ROA mencapai 2,1% dan ROE sebesar 57,3%.
Perkembangan tersebut berasal dari peningkatan pendapatan atas pembiayaan
yang dilakukan perbankan syariah pada tahun 2008. Dari sisi efisiensi operasional,kinerja perbankan syariah mengalami peningkatan sebagaimana ditunjukkan oleh
penurunan rasio BOPO pada triwulan ketiga tahun 2007 sebesar 75% menjadi
73,6% pada triwulan ketiga tahun 2008 (lihat Grafik 2.11). Kedua kondisi tersebut
mendorong peningkatan profitabilitas perbankan syariah pada triwulan pelaporan.
Grafik 2.12. Perkembangan Kinerja Perbankan Syariah
0.0
500.0
1000.0
1500.0
2000.0
2500.0
I-04 II-04 III-04 IV-
04
I-05 II-05 III-05 IV-
05
I-06 II-06 III-06 IV-
06
I-07 II-07 III-07 IV-
07
I-08 II-08 III-08
MiliarR
upiah
-50.0
0.0
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
MiliarR
upiah
Pertumbuhan Biaya
Operasional (Aksis kiri)
Pertumbuhan Pendapatan
Operasional Setelah Bagi Hasil
(Aksis Kiri)Pertumbuhan Net Margin
(Aksis Kanan)
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
34/60
2.5. Pembiayaan UMKM dan BPRS
UMKM masih memiliki porsi terbesar sebagai sasaran untuk pembiayaan
yang diberikan oleh industri perbankan syariah dengan nominal mencapai Rp27,18
Trilyun (72,13%) sampai dengan posisi September 2008. Sementara itu, pembiayaan
kepada non UMKM mencapai Rp10,5 Trilyun (27,87%). Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa sektor UMKM merupakan potensi pasar yang sangat besar dan
Grafik 2.13. Perkembangan Permodalan Perbankan Syariah
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
35/60
Grafik 2.14. Pembiayaan UMKM
-
5,000,000
10,000,000
15,000,000
20,000,000
25,000,00030,000,000
I-06 II-06 III-06 IV-06 I-07 II-07 III-07 IV-07 I-08 II-08 III-08
-10.00%
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%60.00%
Pembiayaan UMKM
Pembiayaan Non UMKM
Pertumbuhan UMKM
Sementara itu, total pembiayaan BPRS tercatat sebesar 1,25 Trilyun yang
seluruhnya merupakan pembiayaan kepada UMKM. Sejalan dengan pembiayaan
kepada UMKM, pertumbuhan pembiayaan BPRS mengalami fluktuasi selama 3
tahun terakhir, dimana pada tahun 2006 mencapai sebesar 46,0% dan mengalami
perlambatan pada tahun 2007 menjadi sebesar 38,3%. Namun pada tahun 2008(posisi bulan September) pembiayaan BPRS kembali meningkat menjadi sebesar
41,8% (ytd).
Pertumbuhan pembiayaan BPRS tersebut lebih besar dibandingkan
pertumbuhan DPK yang mencapai sebesar 26,1% (ytd) dengan total DPK yang
Miliar Rp
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
36/60
NPF (Netto) 9.47% 7.09% 6.62% 6.44% 5.54% 5.11%
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
37/60
BAB 3. Prospek dan Arah Kebijakan
3.1. Prospek Kondisi Makroekonomi
Krisis keuangan yang berawal dari Amerika Serikat dan berimbas kepada
negara-negara lainnya, telah meluas menjadi krisis ekonomi secara global yang
mulai terasa pada semester kedua tahun 2008. Perlambatan pertumbuhan ekonomi
secara global diperkirakan akan mempengaruhi kinerja perekonomian dalam negeri
di tahun 2009. Melemahnya kondisi perekonomian negara-negara maju sebagai
tujuan utama ekspor negara-negara berkembang seperti Indonesia, akan
mempengaruhi kinerja ekspor nasional yang pada akhirnya diperkirakan akan
berkontribusi pada penurunan laju pertumbuhan ekonomi nasional. Proyeksi
perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia di tahun 2009 telah diperkirakan oleh IMF
dalam World Economic Outlooksebagaimana ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Proyeksi PDB Dunia
2006 2007 Proyeksi
2008 2009
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
38/60
Selanjutnya, melemahnya pertumbuhan harga komoditas internasional akibat
penurunan volume perdagangan dunia dan adanya kecenderungan pelemahan nilai
tukar rupiah akibat tingginya faktor risiko, akan semakin menambah tekanan bagi
perekonomian dalam negeri. Walaupun mendapatkan tekanan secara eksternal dan
mengalami perlambatan, laju pertumbuhan ekonomi secara nasional diperkirakan
masih akan terbantu oleh masih cukup kuatnya permintaan domestik yang dimotori
oleh konsumsi swasta yang diharapkan dapat mengurangi pengaruh negatif
penurunan kegiatan perekonomian secara global. Secara khusus, konsumsi swasta
tahun 2009 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Kinerja
yang baik ini didukung oleh peningkatan daya beli masyarakat dan bergulirnya
multiplier effectdari kegiatan Pemilu. Faktor pendukung lainnya diperkirakan akan
berasal dari adanya peningkatan Pendapatan Tidak Kena Pajak, pengurangan tarif
pajak bagi UMKM, Wajib Pajak Pribadi dan Badan, serta pajak deviden, dan adanya
peningkatan gaji PNS/TNI/POLRI. Kinerja konsumsi swasta ini diperkirakan juga
akan mendorong kinerja investasi untuk tetap tumbuh tinggi meskipun tidak setinggi
tahun sebelumnya akibat melemahnya pertumbuhan ekspor.
Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap akan dimotori
oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor industri pengolahan, serta sektor
pengangkutan dan komunikasi Pertumbuhan sektor sektor ini utamanya didorong
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
39/60
ekonomi global dengan kecenderungan resesi seperti saat ini. Sebaliknya penurunan
pajak impor barang-barang yang mendorong aktivitas sektor riil seperti impor barang
modal (mesin pabrik dan sejenisnya) juga dimungkinkan untuk dipilih oleh
pemerintah.
3.2. Dampak Makroekonomi Terhadap Perbankan Syariah
Industri perbankan syariah diharapkan tetap akan mengalami pertumbuhan
yang cukup tinggi pada tahun 2009. Proyeksi ini diambil dengan mempertimbangkan
beberapa kondisi: (1) kinerja permintaan domestik masih relatif tinggi di tengah
ketidak-pastian ekonomi global; dan (2) industri perbankan syariah nasional masih
dalam tahapan perkembangan awal dan belum memiliki tingkat integrasi yang tinggi
dengan sistem keuangan global dan tidak memiliki tingkat sofistikasi transaksi yang
tinggi. Eksposur pembiayaan perbankan syariah yang masih didominasi oleh
pembiayaan pada aktivitas perekonomian domestik, diharapkan masih dapat
bertumbuh dengan cepat sebagaimana kinerja pertumbuhan pembiayaan yang tinggi
sampai akhir tahun 2008 dengan kinerja pembiayaan yang baik (NPF di bawah 5%).
Tingkat pertumbuhan pembiayaan tahunan ditunjukkan dalam Grafik 3.1a dan
Grafik 3.1.b.
Grafik 3 1a Kinerja Perbankan Nasional
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
40/60
Perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia dalam periode waktu yang cukup
panjang akan menyebabkan tekanan likuiditas pada sistem perbankan nasional,
termasuk perbankan syariah. Diperkirakan, semakin banyak nasabah korporasi akan
menarik dana sebagai implikasi dari penurunan kondisi usaha. Secara makro,
otoritas moneter akan berusaha mempertahankan nilai tukar untuk mencegah
terjadinya capital outflow yang ditandai oleh peningkatan suku bunga yang relatif
tinggi. Tingginya tingkat suku bunga dalam industri perbankan secara umum akan
mempengaruhi daya saing perbankan syariah pada sisi pendanaannya. Semakin
tinggi tingkat suku bunga pasar, semakin tinggi kemungkinan nasabah, terutama
Grafik 3.1b. Perkembangan LDR (FDR Syariah) dan NPL (NPF Syariah)
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
41/60
Grafik 3.2menunjukkan pertumbuhan aset, DPK dan PYD bank syariah serta
perkembangan tingkat suku bunga. Dapat dilihat bahwa sepanjang tahun 2008,
pergerakan tingkat suku bunga memiliki korelasi negatif dengan tingkat pertumbuhan
DPK perbankan syariah dimana kenaikan tingkat suku bunga dapat menjelaskan
penurunan tingkat pertumbuhan DPK perbankan syariah dan sebaliknya. Dengan
mengasumsikan bahwa korelasi negatif akan terjadi selama tahun 2009 dan ketatnya
kebijakan moneter yang diambil, perbankan syariah akan mengalami tekanan
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
42/60
Grafik 3.3 menunjukkan indikator-indikator perkembangan perbankan syariah
(Aset, PYD, DPK) dan kinerja variabel-variabel makroekonomi seperti pertumbuhan
ekonomi (PDB), total konsumsi dan inflasi. Dapat dilihat bahwa perkembangan
industri perbankan syariah terpengaruh oleh perubahan kinerja perekonomian.
Kecenderungan peningkatan inflasi telah mengakibatkan penurunan konsumsi yang
terus terjadi sejak awal tahun 2008. Penurunan konsumsi, pada gilirannya akan
menekan tingkat penawaran. Penurunan konsumsi dan produksi tersebut tercermin
dari penurunan permintaan terhadap pembiayaan. Analisis lebih dalam mengenai
pengaruh tingkat suku bunga terhadap pricing disisi pembiayaan dan DPK
perbankan syariah ditunjukkan dalam boks 2.1.
Kontribusi perbankan syariah dalam pembiayaan sektor-sektor ekonomi dan
kualitas pembiayaan per-sektor ekonomi ditunjukkan dalam Grafik 3.4 a -c.
Grafik.3.4a. Pertumbuhan PDB dan pertumbuhan portfolio pembiayaan per
sektor ekonomi
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
43/60
Grafik 3.4a menunjukkan perbandingan pertumbuhan komposisi portfolio
pembiayaan bank syariah dan pertumbuhan PDB untuk masing-masing sektor
ekonomi. Data memperlihatkan bahwa portfolio pembiayaan bank syariah mengalami
pertumbuhan signifikan disektor jasa dan konstruksi; sementara pertumbuhan
tertinggi PDB sektoral terjadi pada sektor transportasi dan perdagangan. Secara
keseluruhan, pertumbuhan portfolio pembiayaan perbankan syariah melebihi
pertumbuhan PDB sektoral kecuali pada sektor manufaktur dan perdagangan. Sektor
jasa dan perdagangan menjadi tujuan utama pembiayaan bank syariah karena dasar
pembiayaan pada kedua sektor ini memiliki basis jual beli yang memiliki risiko
transaksi yang relatif rendah dibandingkan dengan basis transaksi lainnya.
Grafik.3.4b. Perbandingan komposisi portfolio bank syariah dan bank
konvensional
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
44/60
pemilihan sektor pembiayaan perbankan syariah cenderung sama dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Perbankan syariah sebenarnya memiliki peluang untuk
dapat meningkatkan kinerja keuangannya apabila dapat melakukan diversifikasi
pembiayaan ke arah sektor-sektor ekonomi lain yang memiliki pertumbuhan yang
cukup tinggi.
Grafik 3.4c menunjukkan tingkat pembiayaan bermasalah pada setiap
subsektor ekonomi yang didominasi oleh subsektor manufaktur/industri pengolahan.
Secara umum, industri perbankan syariah memiliki kualitas pembiayaan yang lebih
rendah dibandingkan dengan kualitas pembiayaan perbankan konvensional di
hampir semua sektor ekonomi. Hal ini tentunya perlu mendapatkan perhatian yang
serius dari pengawas maupun pengelola bank untuk terus dapat meningkatkan
performa pembiayaan di masa yang akan datang.
Grafik.3.4c.Perbandingan NPF persektor
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
45/60
3.3. Arah Kebijakan
High-Growth Perbankan Syariah Menghadapi Tantangan Krisis Keuangan
Global
Sejalan dengan amanah yang diberikan oleh UU No.21 tentang perbankan
syariah, Bank Indonesia telah menetapkan peran perbankan syariah sebagai salah
satu pilar pendukung perekonomian Indonesia selain perbankan konvensional. Peran
tersebut dapat dilakukan dengan baik jika industri perbankan syariah memiliki
volume usaha yang cukup ekonomis dalam menggerakkan sistem perekonomianIndonesia. Oleh karena itu, kondisi hi-growth yang telah dicapai selama ini
diupayakan untuk dipertahankan melalui berbagai upaya edukasi publik agar industri
perbankan syariah dapat menjadi salah satu opsi yang memiliki keandalan
operasional di dalam masyarakat. Arah kebijakan ini tentunya didukung oleh tren
pertumbuhan yang dicapai sampai dengan periode akhir tahun 2008. Grafik 3.5
menunjukkan pertumbuhan PDB dan pertumbuhan aset, PYD serta DPK industri
perbankan syariah pada periode 2005 sampai dengan 2008.
Grafik 3.5. Pertumbuhan aset, PYD, DPK bank syariah dan pertumbuhan PDB
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
46/60
Upaya-upaya awal edukasi publik yang terintegrasi dalam suatu kerangka
umum pengembangan perbankan syariah (Grand Strategy) sebenarnya telah
membuahkan hasil dengan dicapainya regim pertumbuhan yang lebih tinggi pada
tiga variabel utama perbankan syariah, yaitu aset, PYD dan DPK. Percepatan
pertumbuhan terlihat mulai terjadi pada akhir tahun 2007 sampai dengan puncaknya
bulan Agustus 2008. Perkembangan ini tentunya didukung pula oleh peningkatan
kapasitas pelayanan publik oleh perbankan syariah yang membutuhkan
pengembangan tingkat profesionalisme SDM. Pada tahun 2009, implementasi Grand
Strategy Public Educationperbankan syariah akan dilaksanakan secara penuh.
Selain itu, target pertumbuhan perbankan syariah didasarkan pada asumsi
pertumbuhan ekonomi nasional yang diperkirakan akan mencapai rata-rata sebesar
6%. Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, pencapaian tingkat pertumbuhan
tersebut akan ditopang oleh pembiayaan ekonomi domestik sebagai basis
pembiayaan perbankan syariah sehingga dapat meminimalkan pengaruh krisis
ekonomi global. Kondisi positif ini mampu memelihara tingkat pertumbuhan industri
perbankan syariah nasional yang relatif tinggi.
Namun demikian, asumsi pertumbuhan tersebut tergantung kepada upaya-
upaya pemerintah dalam memperkuat struktur ekonomi dalam negeri, khususnya
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
47/60
teknis (Peraturan Pemerintah dan Peraturan Bank Indonesia) yang telah dimulai
sejak semester kedua tahun 2008. Upaya elaborasi UU No.21 Tahun 2008 akan
terus dilanjutkan di tahun 2009 sehingga industri perbankan syariah memiliki
perangkat peraturan prudential yang semakin lengkap. Elaborasi ketentuan akan
juga menyentuh Undang-undang yang terkait dengan kegiatan keuangan syariah
seperti UU No. 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara dan
antisipasi UU perpajakan yang baru. Khusus mengenai perlakuan pajak bagi
instrumen keuangan syariah, Pemerintah secara proaktif telah menerbitkan
Peraturan Pemerintah yang memberikan perlakuan pajak yang sama terhadap
transaksi keuangan syariah. Hal ini diharapkan akan menambah daya saing industri
perbankan syariah secara signifikan.
Peningkatan kompetensi pelaku dan pengawas
Kemampuan eksplorasi oleh pelaku perbankan syariah pada sektor-sektor
ekonomi merupakan hal yang penting untuk dimiliki. Untuk itu, manajer investasi dari
perbankan syariah perlu dilengkapi oleh keahlian evaluasi usaha dan
kewirausahaan. Hal yang sama diperlukan pula oleh pengawas perbankan syariah
agar dapat menginterpretasikan arah pergerakan ekonomi riil sebagai mitra usaha
perbankan syariah dan menghubungkan kondisi tersebut dengan kondisi kesehatan
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
48/60
Langkah antisipasi menghadapi kondisi likuiditas ketat
Untuk menghadapi kondisi pengetatan likuiditas yang tidak terduga, Bank
Indonesia terus mengembangkan instrumen-instrumen alternatif yang dapat
digunakan untuk membantu perbankan syariah. Selain itu, industri harus pula dapat
mengembangkan kemampuannya dalam memanfaatkan sumber-sumber pendanaan
jangka pendek melalui perjanjian kerjasama dengan lembaga keuangan syariah lain
dan peningkatan tingkat loyalitas nasabah perbankan syariah terutama pada saat
perbankan syariah mengalami tekanan kenaikan tingkat suku bunga.
Penguatan kondisi permodalan
Sebagai lembaga keuangan dengan tingkat leverage yang tinggi, peningkatan
DPK perbankan syariah harus diiringi oleh peningkatan modal sehingga perbankan
syariah tetap memiliki financial buffer yang tinggi. Peningkatan permodalan
perbankan syariah dapat dilakukan baik secara internal melalui dividen policy dan
penambahan modal baru oleh pemilik atau investor baru. Bank Indonesia akan
secara konsisten mendorong pertumbuhan modal melalui kedua metode tersebut.
Peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian
Si t k i h iliki k ik i d b t hk
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
49/60
optimis. Penyusunan proyeksi ini sesuai dengan fase pengembangan yang telah
dijelaskan secara rinci pada Bab 1.
Tabel 3.2. Proyeksi Pertumbuhan Perbankan Syariah Nasional 2009
Skenario Pesimis Skenario Moderat Skenario Optimis
Proyeksi Pertumbuhan 25% Proyeksi Pertumbuhan 37% Proyeksi Pertumbuhan 75%
Total Aset Rp57 triliun Total Aset Rp68 triliun Total Aset Rp87 triliun
Asumsi yang digunakan dalam skenario proyeksi, baik skenario proyeksi
pesimis, moderat maupun optimis, adalah ketersediaan faktor-faktor pendukung
industri perbankan syariah. Faktor pendukung tersebut adalah faktor-faktor yang
dinilai menonjol mempengaruhi pertumbuhan industri, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Asumsi-asumsi tersebut adalah sebagai berikut:
Skenario Proyeksi Pesimis
o Pertumbuhan secara organik.
o Perlambatan makroekonomi akibat krisis ekonomi global.
o Keberhasilan edukasi publik dan promosi perbankan.
Sk i P k i M d t
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
50/60
o UU Perbankan Syariah & UU SBSN mendapat dukungan dari Amandemen
UU Perpajakan sebagai kepastian hukum, berhasil mendorong peningkatan
kapasitas bank-bank syariah melalui peran investor asing.
o Terbentuknya awareness dunia pendidikan terhadap pertumbuhan industri
pada sisi kebutuhan kuantitas dan kualitas SDM.
o Rencana penerbitan CorporateSUKUK oleh bank syariah akan menguatkan
base capital perbankan syariah dimana selanjutnya akan meningkatkan
kapasitas perbankan syariah.
o Mengasumsikan dampak minimal dari gejolak pasar keuangan dan kondisi
makro ekonomi global
Pertumbuhan perbankan syariah tentunya sangat tergantung pada upaya progresif
dan peran aktif shareholdersperbankan syariah untuk dapat merealisasikan asumsi-
asumsi pertumbuhan sehingga target pertumbuhan industri perbankan syariah dapat
tercapai dengan baik.
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
51/60
Boks 3.1. Respon Return dan Bagi Hasil Perbankan Syariah terhadap
Perubahan Suku Bunga Eksternal
Respon Margin Murabahah
Dalam kegiatan operasionalnya, perbankan syariah masih mempertimbangkan
tingkat suku bunga sebagai benchmark dalam penetapan pricing pembiayaan
maupun dana pihak ketiga. Hal ini disebabkan industri perbankan syariah belum
memiliki suatu indeks atau variabel indikator tersendiri sebagai benchmark yang
representatif.
Dari uji respon yang dilakukan pada return/marginproduk murabahah(dalam bentuk
equivalent rate) terhadap perubahan suku bunga SBI 1 bulan, dapat disimpulkan
bahwa koreksi pricing membutuhkan waktu lebih dari tiga bulan untuk dapat
sepenuhnya mengikuti pergerakan suku bunga. Observasi dilakukan selama periode
Maret 2004 September 2008. Grafik B.1 memperlihatkan plot data tingkat
persentase (%) return pembiayaan murabahah (BHPYDR) dan suku bunga SBI 1
bulan (SBI1M). Secara umum dari Grafik tersebut terlihat bahwa ada lag (waktu
tunda) pada tingkat return/marginmurabahahmengikuti tingkat suku bunga SBI1m.
Grafik B.1
18
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
52/60
Tabel B.1 Hasil Estimasi Dynamic Multiplier
immediate 3months 6months Long Rundynamic mult iplier 0.3571 0.7439 0.1867 1.2253
R-squared 0.92193
Adjusted R-squared 0.87781
S.E. of regression 0.19908
Dari Tabel B.1, terlihat bahwa suku bunga SBI 1 bulan secara signifikan
mempengaruhi penentuan margin murabahahbank syariah dengan koreksi pricing
secara bertahap. Terlihat bahwa penyesuain dapat dilakukan secaracontemporaneous meskipun hanya 35% dari total kenaikan suku bunga. Setelah
jangka waktu tiga bulan, penyesuaian sudah hampir mencapai 75%. Secara jangka
panjang (lebih dari satu tahun) kenaikan marginsebagai penyesuaian kenaikan suku
bunga bahkan melebihi 100%. Hal ini mencerminkan tingkat efisiensi bank syariah
yang masih rendah. Untuk itu bank syariah diharapkan untuk lebih fokus dalam
upaya mendorong tingkat efisiensinya.
Besarnya ketergantungan penentuan marginbank syariah terhadap suku bunga SBI
ini memperlihatkan urgensi tersedianya indikator lain yang lebih mencerminkan
kondisi sektor riil sebagai basis usaha perbankan syariah itu sendiri.
Respon Bagi Hasil DPK
Pada sisi DPK kenaikan suku bunga akan mempengaruhi pendapatan bank syariah
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
53/60
keduanya bergerak searah sehingga diduga memiliki hubungan yang positif. Secara
teoritis kenaikan suku bunga akan berdampak negatif dengan memicu penurunan
bagi hasil kepada DPK akibat turunnya return dari pembiayaan berbasis kerjasama
(mudharabah dan musyarakah). Namun demikian besarnya porsi pembiayaanmurabahah yang margin-nya cenderung mengikuti pergerakan suku bunga (lihat
studi sebelumnya, Respon Margin Murabahah), dan adanya upaya bank syariah
menjaga tingkat bagi hasil agar tetap kompetitif, akan menyebabkan hubungan yang
searah, atau berdampak positif, antara bagi hasil DPK dengan suku bunga SBI.
Untuk menyelidiki hubungan kointegrasi antar bagi hasil DPK dengan suku bunga
SBI dan dampak secara jangka panjang, digunakan metode VECM (Vector Error
Correction Model).
tt mLSBIbaLBHDPK 1110
(2)
Lmenandakan nilai dalam logaritma natural, sehingga estimator b1merupakan nilai
elastisitas bagi hasil DPK terhadap suku bunga SBI.
Hasil estimasi persamaan (2) dengan pola impulse response bagi hasil DPK dapat
dilihat pada Tabel B.2 dan Grafik B.3 berikut.
Tabel B.2
a0 b1 Speed. Adj.
Koefisien 1.294602 0.315854 -0.863717
Standar error 0.13538 0.06119 -0.07999
t stat [9 56292] [5 16150] [ 10 7982]
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
54/60
Dari Tabel B.2 terlihat bahwa secara jangka panjang bagi hasil DPK memiliki
hubungan kointegrasi yang searah dengan suku bunga SBI, dengan elstisitas
sebesar 0.3. Hal ini mengindikasikan bahwa secara jangka panjang bagi hasil DPK
dan suku bunga SBI bergerak bersama, dan bahwa pengaruh dampak positif lebih
kuat dari dampak negatifnya. Ikut naiknya margin murabahah dan kuatnya upaya
bank syariah dalam menjaga competitiveness tingkat bagi hasil DPK-nya, secara
jangka panjang akan mendominasi dampak dari penurunan return pembiayaan
berbasis kerja sama (mudharabahdan musyarakah). Namun demikian, terlihat dari
Grafik B.3 bahwa pada awalnya, secara jangka pendek kenaikan suku bunga SBI
tetap menyebabkan penurunan bagi hasil DPK meskipun hanya bersifat sementara
sebelum akhirnya meningkat kembali secara jangka panjang. Cepatnya
penyesuaian ini terlihat dari hasil estimasi koefisien speed of adjustmentpada Tabel
B.2 sebesar 0.863.
Besarnya ketergantungan bagi hasil bank syariah terhadap suku bunga eksternalmengindikasikan bahwa industri perbankan syariah menempatkan pricing sebagai
faktor utama untuk mempertahankan loyalitas nasabah. Untuk itu bank syariah
diharapkan untuk lebih meningkatkan edukasi publik sebagai upaya peningkatan
loyalitas nasabah.
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
55/60
Lampiran 1a. Daftar Regulasi Perbankan Syariah Tahun 2007
1. Peraturan Bank Indonesia No. 9/1/PBI/2007 tanggal 24 January 2007 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.
2. Peraturan Bank Indonesia No. 9/2/PBI/2007 tanggal 5 Maret 2007 tentang
Laporan Harian Bank Umum.
3. Peraturan Bank Indonesia No. 9/4/PBI/2007 tanggal 26 Maret 2007 tentang
Pencabutan Beberapa Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Dan SuratEdaran Bank Indonesia Mengenai Prinsip Kehati-Hatian Perbankan.
4. Peraturan Bank Indonesia No. 9/6/PBI/2007 tanggal 30 Maret 2007 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/2/PBI/2005 Tentang
Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum.
5. Peraturan Bank Indonesia No. 9/7/PBI/2007 tanggal 4 Mei 2007 tentang
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/3/PBI/2006 tentangPerubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum
Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah dan
Pembukaan Kantor Bank Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan
Prinsip Syariah oleh Bank Umum Konvensional dan Penjelasan.
6. Peraturan Bank Indonesia No. 9/8/PBI/2007 tanggal 13 Juni 2007 tentang
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
56/60
12. Peraturan Bank Indonesia No. 9/17/PBI/2007 tanggal 4 Desember 2007 tentang
Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Perkreditan Rakyat BerdasarkanPrinsip Syariah.
13. Peraturan Bank Indonesia No. 9/18/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007
tentang Pencabutan Atas Surat Keputusan Direksi Bank Bank Indonesia No.
31/153/KEP/DIR tanggal 20 November 1998 Tentang Kredit Likuiditas Kepada
Perusahaan Umum Pegadaian Melalui PT. Bank Ekspor Impor Indonesia
(PERSERO), Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/154/KEP/DIR
tanggal 20 November 1998 Tentang Kredit Likuiditas Kepada Perusahaan
Umum Pegadaian Melalui PT. Bank Bumi Daya (PERSERO), dan Surat
Keputusan Direksi Bank Indonesia No. 31/155/KEP/DIR tanggal 20 November
1998 tentang Kredit Likuiditas Kepada Perusahaan Umum Pegadaian Melalui
PT. Bank Umum Koperasi Indonesia.
14. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007 tanggal 17 Desember 2007
tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Dana danPenyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
57/60
Lampiran 1b. Daftar Regulasi Perbankan Syariah Tahun 2008
1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/1/PBI/2008 tanggal 30 Januari 2008
tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006
Tentang Mediasi Perbankan.
2. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/9/PBI/2008 tanggal 22 Februari 2008
tentang Perubahan Izin Usaha Bank Umum Menjadi Izin Usaha Bank
Perkreditan Rakyat Dalam Rangka Konsolidasi.
3. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/10/PBI/2008 tanggal 28 Februari 2008
tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/7/PBI/2005
Tentang Penyelesaian Pengaduan Nasabah.
4. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/16/PBI/2008 tanggal 25 September 2008
tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/PBI/2007
Tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam Kegiatan Penghimpunan Danadan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bank Syariah.
5. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/17/PBI/2008 tanggal 25 September 2008
tentang Produk Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
6. Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/18/PBI/2008 tanggal 25 September 2008
tentang Restrukturisasi Pembiayaan Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
58/60
Lampiran 2. Produk dan Jasa Perbankan Syariah
NAMA PRODUK AKAD
PENDANAAN
GIRO iB
Giro USD iB Wadiah
Giro iB Wadiah
TABUNGAN iB
Tabungan iB Wadiah
Tabungan Haji iB WadiahTabungan Haji iB Mudharabah
Tabungan Emas iB Mudharabah
Tabungan Berencana iB Mudharabah
Tabungan Pendidikan iB Mudharabah
Tabungan Perencanaan iB Mudharabah
Tabungan Syariah Arisan iB Mudharabah
Tabungan Umrah iB Mudharabah
Tabungan iB MudharabahDEPOSITO iB
Deposito iB Mudharabah
Deposito USD iB Mudharabah
Deposito iB Mudharabah Muqayyadah
Deposito Special Investment Deposit iB Mudharabah Muqayyadah
JASA iB
Jasa Kirim Uang Antar Negara iB Ijarah
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
59/60
NAMA PRODUK AKAD
PEMBIAYAAN iBJUAL BELI
Pembiayaan Multijasa Umrah iB Ijarah
Pembiayaan Kebutuhan Barang iB Ijarah Wal Wakalah
Pembiayaan iB IMBT
Pembiayaan Sewa Equipment iB IMBT
Pembiayaan Channeling iB IMBT
Pembiayaan iB Istishna
Pembiayaan Rumah iB IstishnaPembiayaan iB Istishna Paralel
Pembiayaan KPR iB Istishna Paralel
Pembiayaan Pembangunan Perumahan iB Istishna Paralel
Pembiayaan iB Salam
Pembiayaan iB Murabahah
Pembiayaan Kavling Siap Bangun iB Murabahah
Pembiayaan Kebutuhan Barang iB Murabahah
Pembiayaan Konsumtif iB MurabahahPembiayaan Menengah dan Korporasi iB Murabahah
Pembiayaan Mikro dan Kecil iB Murabahah
Pembiayaan Modal Kerja iB Murabahah
Pembiayaan Channelling iB Murabahah
Pembiayaan Konsumer iB Murabahah
Pembiayaan Pemilikan Kendaraan iB Murabahah
Pembiayaan Renovasi Rumah iB Murabahah
5/20/2018 10.Outlook Perbankan Syariah
60/60
53
Lampiran 3. Indikator Perkembangan Perbankan Syariah
Jumlah Bank
Bank Umum Syariah (BUS) 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3
Unit Usaha Syariah 3 3 6 8 15 19 20 26 26 28 24 28
BPRSyariah 79 81 83 84 88 92 105 114 114 124 128 128
Jaringan Kantor (total) 146 182 229 337 443 550 636 711 711 743 778 841
Bank Umum Syariah (BUS) 57 86 115 197 266 304 349 401 401 405 434 497
Unit Usaha Syariah 10 15 31 56 89 154 182 196 196 214 216 216
BPRSyariah 79 81 83 84 88 92 105 114 114 124 128 128
Layanan Syariah(Office Channeling)
Jumlah Bank - - - - - - 10 17 19 19 19 19
Jumlah kantor - - - - - - 456 1,195 1,256 1,364 1,421 1,440
Rincian Jaringan Kantor BU
Kantor Pusat 5 5 8 10 18 22 23 29 31 31 31 31
Kantor Cabang 28 48 68 116 148 189 209 224 232 236 244 246
Kantor Cabang Pembantu 8 5 11 26 58 105 116 123 125 130 452 213
Kantor Kas (& UPS) 26 43 59 101 131 142 183 221 221 222 223 223
Total Aset 1,790,168 2,718,770 4,045,235 7,858,918 15,325,997 20,879,874 26,722,030 36,537,637 38,343,742 42,981,116 44,339,780 45,857,224
Share dgn total perbankan 0.17% 0.25% 0.36% 0.74% 1.20% 1.42% 1.58% 1.84% 1.97% 2.11% 2.19%
Pemb iayaan Yang Dib er ik an 1 ,27 1,1 62 2 ,0 49, 79 3 3, 27 6, 650 5 ,5 30 ,1 67 11 ,4 89 ,93 3 1 5,2 31, 94 2 2 0, 44 4, 907 2 79 ,4 43 ,1 11 28 ,37 7, 23 2 3 4, 099 ,6 67 3 6,5 71 ,7 61 37 ,68 0, 58 7
Share dgn total perbankan 0.40% 0.57% 0.80% 1.16% 1.93% 2.19% 2.58% 1.68% 2.74% 2.97% 3.03%
Musyarakah 31,739 53,593 60,191 305,997 1,270,868 1,898,389 2,334,751 4,406,360 5,200,131 6,116,569 6,666,865 6,967,728
Mudharabah 378,604 402,623 498,681 794,244 2,062,202 3,123,759 4,062,200 5,577,912 5,835,364 6,518,102 6,602,340 6,750,318
Piut ang M urabahah 775,721 1,420,401 2,324,222 3,955,815 7,640,299 9,487,318 12,624,241 16,552,689 16,977,067 19,810,535 21,424,571 22,044,218
Piutang Salam 0 427 51 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Piutang Istishna 74,583 167,893 220,720 295,960 312,962 281,676 336,970 350,995 363,242 367,028 375,109 384,901Piutang Qardh 0 0 0 0 98,928 124,862 250,446 539,945 788,115 764,849 826,332 835,694
Lainnya 10,515 4,856 172,785 178,151 104,674 315,938 836,299 516,230 464,109 522,584 676,544 697,728
Dana pihak ket iga 1,028,923 1,806,366 2,917,726 5,724,909 11,862,117 15,582,329 20,672,181 28,011,670 29,552,399 33,048,523 32,358,767 33,568,573
Share dgn total perbankan 0.15% 0.23% 0.35% 0.64% 1.23% 1.38% 1.61% 1.85% 2.02% 2.13% 2.12%
Giro wadiah 221,139 299,982 358,964 637,478 1,620,115 2,045,333 3,415,747 3,750,376 3,635,419 5,145,965 3,838,914 3,809,997
Tabungan Mudharabah 336,611 590,872 815,308 1,610,616 3,263,759 4,370,568 6,430,355 9,454,060 9,901,611 10,587,850 10,851,576 11,410,243
Deposit o M udharabah 471,173 915,512 1,743,454 3,476,815 6,978,243 9,166,428 10,826,079 14,807,234 16,015,369 17,144,708 17,668,277 18,348,333
DPK Layanan Syariah (Office Channeling) - - - - - - 101,851 692,587 897,938 993,430 930,147 906,915
Permodalan
Modal disetor 523,703 523,703 523,703 625,528 731,039 951,224 991,224 1,017,224 1,017,224 1,125,224 1,125,224 1,137,224
Cadangan 7,941 21,508 32,779 34,381 98,735 230,128 268,040 275,308 275,308 333,445 333,438 333,438
Laba/rugi tahun berjalan 25,139 83,027 54,050 42,663 162,366 238,285 355,047 540,141 217,772 411,089 525,476 6,133,213
Financing to Deposit Ratio (FDR) 123.54% 113.48% 112.30% 96.60% 96.86% 97.75% 98.90% 99.76% 96.02% 103.18% 113.02% 112.25%
LDRPerbankan 12.96% 4.01% 4.12% 2.34% 58.09% 61.67% 61.56% 4.05% 4.17% 4.23% 4.04% 4.12%
Non Performing Financing (Gross) 12.96% 4.01% 4.12% 2.34% 2.35% 2.82% 4.75% 2.46% 2.32% 2.41% 2.08% 2.38%
NPL Perbankan 18.76% 12.10% 8.09% 8.20% 5.80% 7.60% 6.07% 4.07% 3.75% 3.54% 3.42%
ROA (yearly) 3.7% 1.6% 0.7% 1.41% 1.35% 1.55% 1.78% 1.83% 1.81% 1.76% 1.84%
ROE(yearly) 15.9% 10.3% 7.0% 24.80% 26.71% 36.94% 53.91% 59.50% 63.65% 64.67% 68.85%
DATA BPRS
Total Asset BPRS* 292,959 471,454 604,971 906,325 1,207,198 1,295,149 1,456,451 1,519,911 1,575,915
Share dgn total BPR 2.32% 2.82% 2.88% 3.78% 4.17% 4.32% 4.58% 4.62%
Total Pembiayaan BPRS* 192,969 328,102 435,912 636,287 879,744 944,412 1,112,763 1,206,482 1,247,657Share dengan total BPR 2.15% 2.70% 2.89% 3.61% 4.11% 4.19% 4.45% 4.59%
Total DPK BPRS* 184,925 267,062 353,565 530,150 711,250 772,220 865,319 890,571 896,909
Share dengan total BPR 1.84% 2.08% 2.23% 3.25% 3.66% 3.80% 4.11% 4.14%
LDRBPRS* 104.35% 122.86% 123.29% 120.02% 123.69% 122.30% 128.60% 135.47% 139.11%
LDR total BPR Konvensional 89.32% 94.80% 96.12% 107.87% 110.24% 110.85% 118.66% 122.18%
NPFBPRS* 10.64% 8.29% 7.99% 7.90% 7.51% 6.93% 6.92%
NPL BPR Konvensional 7.96% 7.59% 7.97% 9.98% 7.98% 7.82% 7.35% 7.04%
Dalam Juta Rupiah
2003 2004 2005 Mar-08Keterangan 2000 2001 2002 2007 Jun-08 Aug-08 Sept-08
INDIKATOR PERKEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH
2006