13
8/18/2019 10010-22651-1-SM http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 1/13  Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol. 13 No. 1 / April 2014 1 Evaluasi Manajemen Limbah Padat Dan Cair Di Rsud Mimika  Ealuation !" #olid And $aste $ater %anage&ent At 'sud %i&ika Misgiono, Onny Setiani, udiyono  A(#)'A*)  (a+kground, RSUD Mimika has implemented its solid and waste management. However, it has not been implemented properly. This research aimed to evaluate the solid waste and waste water management rom input,  process and output aspects.  %ethods, The research applied an observational techni!ue rom the input, process, to output stages. The research attempted to ind out problems during the management o solid waste and waste water. Data consisted o primary data rom observation and secondary data rom documents. The data processing was done by comparing them according to the hospital waste management standards to ind out whether problems arise, which can be used or giving recommendation to waste"related problem"solving.  'esults, The research resulted in as ollows# no waste management or $%& kilograms o '( drug items) (*.+& kgday -'%/ o medical solid wastes were well managed) *.( kgday -$/ o medical solid wastes were poorly managed) &0&.' kgday -'1.$/ o non medical solid wastes were well managed) +.& kgday -+.%/ o non medical solid wastes were poorly managed. The hospital produced +(.(1 m +  day o waste water and e2cessive '.&& mgl 3H +"ree waste water. *on+lusion, solid waste and waste water management at RSUD Mimika had not been eectively and eiciently implemented due to problems related to input, process and output aspects.  Ke-ords,  Hospital, Solid 4aste, 4aste 4ater, 5nput, 6rocess, 7utput . PE!D"#$L$"! Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu antara lain bahwa rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan  biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan  berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan lainnya adalah pengendalian biaya. Pengendalian biaya merupakan masalah yang kompleks karena dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme  pasar, tindakan ekonomis, sumber daya manusia yang dimiliki (  proesionalitas) dan yang tidak kalah penting adalah perkembangan teknologi dari rumah sakit itu sendiri. 1  Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan  perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain. lmu pengetahuan dan teknologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian  pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit. ! Pengelolaan rumah sakit meliputi berbagai aspek termasuk pengelolaan limbah rumah sakit yang mempunyai dampak negati". Pengelolaan limbah rumah sakit memerlukan manajemen yang baik dalam mengelolanya, tanpa manajemen yang baik akan menimbulkan kerugian besar bagi kesehatan, lingkungan, keuangan, maupun #itra rumah sakit sendiri. $ata 4orld Health 7rgani8ation (%&') 1, dikutip dari laporan yang diajukan oleh *  9nvironmental 6rotection :gency di depan kongres +merika menyajikan perkiraan kasus in"eksi &epatitis B (&B) akibat #edera oleh benda tajam di kalangan tenaga medis dan pengelolaan limbah rumah sakit. umlah kasus in"eksi &B per-tahun di +* akibat  pajanan limbah umah *akit adalah sekitar 1/!-0!1 kasus dari jumlah total pertahun yang men#apai 0. kasus. Pada "asilitas layanan kesehatan di manapun, perawat dan tenaga kebersihan merupakan kelompok utama yang berisiko mengalami #edera,  jumlah yang bermakna justru berasal dari luka teriris dan tertusuk limbah benda tajam. 0  umah sakit merupakan sarana kesehatan yang menghasilkan limbah yang besar baik limbah padat, limbah #air maupun limbah gas, baik medis maupun non medis. umlah limbah yang dihasilkan per hari dan per tempat tidur sangat berbeda dari rumah sakit  22222222222222222222222222 222222222222222222222222 3isgiono, *T, 3.4es, *$ 334+ P +P+ dr. 'nny *etiani, Ph.$, Program 3agister 4esehatan 5ingkungan 6$P Budiyono, *43, 3.4es, Program 3agister 4esehatan 5ingkungan 6$P

10010-22651-1-SM

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 1/13

 Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia

Vol. 13 No. 1 / April 2014

1

Evaluasi Manajemen Limbah Padat Dan Cair Di Rsud Mimika

 Ealuation !" #olid And $aste $ater %anage&ent At 'sud %i&ika

Misgiono, Onny Setiani, udiyono

 A(#)'A*) (a+kground,  RSUD Mimika has implemented its solid and waste management. However, it has not been

implemented properly. This research aimed to evaluate the solid waste and waste water management rom input,

 process and output aspects.

 %ethods,  The research applied an observational techni!ue rom the input, process, to output stages. The

research attempted to ind out problems during the management o solid waste and waste water. Data consisted

o primary data rom observation and secondary data rom documents. The data processing was done by

comparing them according to the hospital waste management standards to ind out whether problems arise,

which can be used or giving recommendation to waste"related problem"solving.

 'esults, The research resulted in as ollows# no waste management or $%& kilograms o '( drug items) (*.+&kgday -'%/ o medical solid wastes were well managed) *.( kgday -$/ o medical solid wastes were poorly

managed) &0&.' kgday -'1.$/ o non medical solid wastes were well managed) +.& kgday -+.%/ o nonmedical solid wastes were poorly managed. The hospital produced +(.(1 m+ day o waste water and e2cessive

'.&& mgl 3H +"ree waste water.

*on+lusion, solid waste and waste water management at RSUD Mimika had not been eectively and eiciently

implemented due to problems related to input, process and output aspects.

 Ke-ords, Hospital, Solid 4aste, 4aste 4ater, 5nput, 6rocess, 7utput . 

PE!D"#$L$"!Perkembangan pengelolaan rumah sakit, baik dari

aspek manajemen maupun operasional sangat

dipengaruhi oleh berbagai tuntutan dari lingkungan,yaitu antara lain bahwa rumah sakit dituntut untuk

memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan

 biaya pelayanan kesehatan terkendali sehingga akan

 berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan lainnya

adalah pengendalian biaya. Pengendalian biayamerupakan masalah yang kompleks karena

dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme

 pasar, tindakan ekonomis, sumber daya manusia yang

dimiliki ( proesionalitas) dan yang tidak kalah penting

adalah perkembangan teknologi dari rumah sakit itu

sendiri.1 Fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian

dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukandalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

Penyelenggaran pelayanan kesehatan di rumah sakit

mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat

kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi

satu sama lain. lmu pengetahuan dan teknologi

kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus

diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian

 pelayanan yang bermutu, membuat semakinkompleksnya permasalahan dalam rumah sakit.!

Pengelolaan rumah sakit meliputi berbagai aspek

termasuk pengelolaan limbah rumah sakit yang

mempunyai dampak negati". Pengelolaan limbahrumah sakit memerlukan manajemen yang baik dalam

mengelolanya, tanpa manajemen yang baik akan

menimbulkan kerugian besar bagi kesehatan,

lingkungan, keuangan, maupun #itra rumah sakit

sendiri.$ata 4orld Health 7rgani8ation (%&') 1,

dikutip dari laporan yang diajukan oleh *

 9nvironmental 6rotection :gency di depan kongres

+merika menyajikan perkiraan kasus in"eksi &epatitis

B (&B) akibat #edera oleh benda tajam di kalangan

tenaga medis dan pengelolaan limbah rumah sakit.umlah kasus in"eksi &B per-tahun di +* akibat

 pajanan limbah umah *akit adalah sekitar 1/!-0!1kasus dari jumlah total pertahun yang men#apai

0. kasus. Pada "asilitas layanan kesehatan di

manapun, perawat dan tenaga kebersihan merupakan

kelompok utama yang berisiko mengalami #edera, jumlah yang bermakna justru berasal dari luka teriris

dan tertusuk limbah benda tajam.0 

umah sakit merupakan sarana kesehatan yang

menghasilkan limbah yang besar baik limbah padat,

limbah #air maupun limbah gas, baik medis maupunnon medis.  umlah limbah yang dihasilkan per hari

dan per tempat tidur sangat berbeda dari rumah sakit

 22222222222222222222222222222222222222222222222222

3isgiono, *T, 3.4es, *$ 334+ P+P+dr. 'nny *etiani, Ph.$, Program 3agister 4esehatan 5ingkungan 6$P

Budiyono, *43, 3.4es, Program 3agister 4esehatan 5ingkungan 6$P

Page 2: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 2/13

Misgiono, Onny Setiani, udiyono

%

satu dengan rumah sakit lainnya, dan dari satu negara

dengan negara lain, tergantung pada situasi rumah

sakit. *ekitar 78 persen limbah rumah sakit adalah non

medis, sedangkan sisanya 18 persen terkontaminasi

dengan agen in"eksius (misalnya, mikrobiologi, darah

dan produk darah, #airan tubuh, limbah isolasi dari

 pasien dengan penyakit menular, spesimen patologisdan benda tajam).9 

&asil dari penilaian yang dilakukan %&' pada

tahun !! di !! negara-negara berkembang

menunjukkan bahwa proporsi "asilitas pelayanan

kesehatan yang menggunakan metode pembuangan

limbah yang tidak tepat berkisar dari 17: menjadi

/9:. ata-rata produksi limbah layanan kesehatan per

tempat tidur adalah 1,7 kilogram per hari (minimal;

,!9 kilogram per hari dan maksimum 9,! kilogram

 per hari).8

3enurut 3oreira dan <unther (!1), dari hasil

studi penelitian menunjukkan bahwa, sampai saat ini

 perhatian yang kurang untuk masalah limbah di Brasil,terutama menga#u pada unit ke#il kesehatan

masyarakat, di mana para pro"esional tidak

memperhatikan tentang penerapan praktek-praktek

yang lebih aman dari penanganan atau meminimalisasi

 produksi limbah. 3anajemen limbah medis tidak bisahanya terpusat dalam pemenuhan penegakkan

 peraturan dan penerapan teknologi baru. &al ini juga

mengharuskan perubahan dalam perilaku para

 pro"esional yang terlibat./ 

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

4alai=ani (!) pada * di ndia menunjukkankebutuhan untuk penegakan ketentuan hukum dan

sistem manajemen lingkungan yang lebih baik untuk pembuangan limbah di rumah sakit. *tudi ini juga

menyimpulkan bahwa pengelolaan limbah layanan

kesehatan harus melampaui kompilasi data, penegakan

 peraturan dan akuisisi peralatan yang lebih baik. niharus didukung melalui pendidikan yang tepat,

 pelatihan dan komitmen dari sta" manajemen

kesehatan dan manajer kesehatan dalam sebuah

kebijakan yang e"ekti" dan kerangka legislati".

*tatus pengelolaan sampah yang buruk saat ini dikota menimbulkan risiko besar terhadap kesehatan

 pada masyarakat atau pasien se#ara pro"esional, baik

langsung maupun tidak langsung melalui degradasi

lingkungan. &al ini dilihat dengan mun#ulnya penyakit menular seperti gastro-enteritis, hepatitis-+

dan B, in"eksi pernapasan dan penyakit kulit yang berhubungan dengan limbah rumah sakit baik se#ara

langsung sebagai akibat dari #edera limbah tajam

atau melalui saluran-saluran transmisi lainnya.> 

Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Paramita

(!>) pada * Pusat +ngkatan $arat <atot *oebroto

ditemukan pengumpulan limbah medis se#ara umum belum memenuhi   persyaratan untuk mengemasnya

dalam  tempat tersendiri sebelum dimasukkan  dalam

kantong sehingga sering ditemukan  kantong-kantong

yang sobek karena adanya  jarum suntik atau benda

tajam lain. 4emudian kekurangan dalam pengangkutan medis ini adalah  digunakannya se#ara

 bersamaan alat  pengangkut bersamaan dengan sampah

non  medis dalam kantong hitam sehingga sering 

terjadi pen#ampuran sampah dan adanya  tumpahan

#airan pada dasar bak   pengangkut.7 

Beberapa kegiatan yang telah dilakukan

4ementerian 5ingkungan &idup untuk

mengembangkan program rumah sakit yang berwawasan lingkungan antara lain dengan

mengirimkan pro"il e=aluasi kinerja pengelolaan

lingkungan ke beberapa rumah sakit di Pulau awa

dan Bali. $ari hasil lapangan ditemui bahwa 80,9:  

rumah sakit yang melaksanakan pengelolaan limbah

#air dengan instalasi P+5 dan septic tank , sedangkan

/>: kualitas dari limbah rumah sakit di atas baku

mutu limbah #air yang ditetapkan Pemerintah

(4epmen 5& 87 Tahun 18), sedangkan untuk

 pengelolaan limbah padat sebagian besar sudah

melakukan pemisahan antara limbah in"eksius dan

limbah domestik, tetapi dalam masalah pewadahan

 baru !! :  yang menggunakan pewadahan khususdengan warna dan tanda yang berbeda. ntuk limbah

in"eksius /! :  dibakar dengan incinerator , 19:

dengan landill  sedangkan sisanya dengan #ara lain. 

Berdasarkan pro"il kesehatan ndonesia tahun 1>

diungkapkan seluruh rumah sakit dindonesia berjumlah 1. dengan 1!1./ tempat

tidur. &asil kajian terhadap 1 rumah sakit di awa

dan Bali menunjukkan bahwa rata-rata produksi

sampah sebesar 0,! 4g per tempat tidur per hari.

*edangkan produksi limbah #air sebesar 91/,7 liter

 per tempat tidur per hari. +nalisis lebih jauhmenunjukkan, produksi sampah (limbah padat) berupa

limbah domestik sebesar >/,7 persen dan berupalimbah in"ektius sebesar !0,! persen. $iperkirakan

se#ara nasional produksi sampah (limbah padat) *

sebesar 0>/.7 ton per hari dan produksi air limbah

sebesar 97.78,> ton per hari.1,11

umah *akit mum $aerah 3imika, merupakan

rumah sakit Pemerintah $aerah 4abupaten 3imika,

mulai beroperasi sejak 1! 6opember !7. $ata dari

 bagian kesekertariatan dan rekam medis tenaga

 pelayanan kesehatan, yakni ; tenaga medis sebanyak!! orang, tenaga keperawatan sebanyak 18 orang,

tenaga paramedis non keperawatan sebanyak /8

orang, tenaga umum sebanyak 11> orang. *elama tiga

 bulan terakhir (uli - *eptember !11), jumlah tempattidur 1!. ata-rata tempat tidur B' ( ;ed

7ccupancy Rate) adalah 8,>8 :, sedangkan (5'* ? <enght o Stay) rata-rata lama waktu tinggal pasien di

rumah sakit adalah 0, hari. umlah pasien dirawat@

hari 10/ orang. $ata B' menunjukkan berapa

 banyak tempat tidur di rumah sakit yang digunakan

dalam jangka waktu tertentu, dan data 5'*

menunjukan lamanya waktu tinggal pasien di rumahsakit. $engan mengetahui jumlah kapasitas tempat

tidur, jumlah pasien dirawat, jumlah pasien bedah

yang tinggal di rumah sakit dalam jangka tertentu,

dapat diperkirakan jumlah limbah yang dihasilkan

dalam setiap harinya. 5imbah yang dihasilkan harussegera di tangani pihak *$ 3imika, serta

Page 3: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 3/13

Evaluasi Manajemen Limbah Padat 

&

 bagaimana #ara-#ara penanganannya. *emakin tinggi

angka B' maka diperkirakan jumlah sampah medis

semakin banyak yang dihasilkan.

nstalasi sanitasi *$ 3imika yang mempunyai

tugas dan tanggung jawab mengelola lingkungan

rumah sakit diharapkan mampu mengelola lingkungan

rumah sakit. Berdasarkan sur=ey pendahuluandidapatkan data produksi limbah padat triwulan 0

(uliA*eptember !11) limbah padat non medis

sebesar >.78 kg atau rata-rata perhari sebesar 77,>!

kg, dan limbah padat medis 9./ kg atau rata-rata

 perhari sebesar 89,8 kg. ntuk tempat limbah padat

non medis kapasitas >8 liter sebanyak 11 unit,

kapasitas 0/ liter sebanyak 17 unit, kapasitas > liter

sebanyak 9! unit dan kapasitas 8 liter sebanyak / unit

yang semuanya sudah menggunakan pelapis kantong

 plastik warna hitam sedangkan tempat limbah padat

medis kapasitas 0/ liter sebanyak 8 unit sudah

menggunakan kantong plastik warna kuning dengan

simbol bioha8ard . $ari segi kapasitas tempat limbah padat sudah memenuhi kebutuhan namun dari segi

kuantitas berdasarkan hasil pengamatan masih kurang

karena beberapa tempat tidak disediakan tempat

limbah padat sehingga pengunjung membuang limbah

 padat atau sampahnya di halaman.n"ormasi dari instalasi sanitasi pengelolaan

limbah padat masih ditemukan tempat sampah

in"eksius masih terdapat limbah padat domestik yang

sengaja dibuang ke dalam tempat limbah in"eksius,

 belum ada sosialisasi standar operasional prosedur

yang ada tentang pengelolaan limbah padat. *uhu pembakaran pada insinerator berdasarkan

4ep.3en.4es nomor 1!9 tahun !9 adalah sekitar1!o sedangkan suhu insinerator yang ada di *$

3imika tidak terkontrol dikarenakan rusaknya

 pengukur suhu dan tidak ber"ungsinya insinerator

dengan baik.5imbah #air yang dihasilkan dari akti"itas rumah

sakit juga mengalami permasalahan tidak diketahuinya

se#ara pasti debit limbahnya karena tidak dilengkapi

 low  meter atau alat pengukur debit, hasil uji

laboratorium yang harus dilaksanakan se#ara berkala belum sepenuhnya dilaksanakan, belum ada *'P

(Standart   7perating   6rocedure) tentang pengelolaan

limbah #air sehingga terkesan tidak terkelola dengan

 baik. $iperkirakan limbah #air yang dihasilkan pertempat tidur terhuni sebesar 91/,7 liter berarti =olume

limbah #air rata-rata bulan uli sampai dengan*eptember !11 sebesar 0!,9 m0@hari, hasil

 pemeriksaan limbah #air oleh Balai 5aboratorium

4esehatan ayapura bulan uli !11 sebagai berikut;

 :mmonia  (6&0-6); 7,91 mg@lt,  ;iological 72ygen

 Demand   (B'$8); tidak diperiksa, =hemical 72ygen

 Demand   ('$); / mg@lt,  6hosphat   (P'9-P); !,1/mg@lt, hasil pemeriksaan laboratorium tersebut masih

melebihi baku mutu 4ep.3en.5& 6o.87 tahun 18.

+spek peren#anaan program kerja dan peren#anaan

keuangan belum dilakukan kajian se#ara mendalam

sehingga masih banyak kegiatan pengelolaan limbahtidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. *egi

sumber daya manusia (*$3) yang diharapkan mampu

memberikan pelayanan sanitasi yang baik, namun

 belum pernah mengikuti pelatihan di bidang sanitasi

rumah sakit. 3elihat kondisi ini terbukti bahwa

 pengelolaan limbah di *$ 4abupaten 3imika

terdapat permasalahan dan hingga saat ini belum

 pernah dilakukan e=aluasi, sehingga perludilakukannya e=aluasi tentang manajemen limbah

dalam rangka perbaikan dan peningkatan pelayanan

oleh pihak manajemen.

M"'ER( D"! ME'ODEenis penelitian ini adalah obser=asional yaitu

menggambarkan pengelolaan limbah padat dan

limbah #air di *$ 3imika mulai dari input, proses,dan output untuk memperoleh in"ormasi mengenai

masalah-masalah yang ada dalam sistem pengelolaan

limbah padat dan limbah #air di *$ 3imika.

Penelitian ini menggunakan analisa kualitati" yaitu

menganalisa beberapa =ariabel yang diteliti (sumberdaya manusia, keuangan@ren#ana anggaran, metode,sarana dan prasarana, =olume limbah yang dihasilkan,

teknik operasional, institusi pengelola limbah,

 pengaturan@regulasi, keuangan@dana yang dialokasikan

untuk pengelolaan limbah, peran serta masyarakat).

*elanjutnya berpedoman pada beberapa

 persyaratan atau teori yang dikemukakan dalam

tinjauan pustaka, =ariabel kajian tersebut berupa data-

data kualitati" yang akan dideskripsikan untuk

memperoleh keterangan yang memadai dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat pengelolaan limbah padat

dan limbah #air di *$ 3imika. *elain itu juga

menggunakan analisa kuantati" yaitu pendekatan sainsmenggunakan data mentah (data hasil wawan#ara

dengan responden), yang selanjutnya diolah menjadi

in"ormasi yang berman"aat untuk dipergunakan dalam

 pengambilan keputusan.

Tahapan analisis data adalah data hasil wawan#ara

dengan pengelola limbah dan masyarakat di *$

3imika dan data #he#klist hasil obser=asi, kemudian

dibandingan dengan standar pengelolaan limbah

rumah sakit yang telah ditetapkan sehingga dapat

diketahui ada atau tidaknya masalah dalam

 pengelolaan limbah *$ 3imika kemudian di

analisis dengan #ara kualitati" men#ari penyebab

 permasalahan dan memberikan masukan penyelesaianmasalah limbah di *$ 3imika.

#"S(L D"! PEM"#"S"! 6engelolaan <imbah 6adat RSUD Mimika

Sumber daya manusia4epala instalasi sanitasi yang mempunyai

tanggung jawab sebagai penyusun program

sanitasi diharapkan mampu melaksanakantanggung jawab tentang kondisi sanitasi rumahsakit termasuk mengenai pengelolaan limbah,

 penyusunan program kerja pengelolaan limbah, peren#anaan sarana dan prasarana belumdilaksanakan sehingga kegiatan yang

Page 4: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 4/13

Misgiono, Onny Setiani, udiyono

)

 berlangsung hanya berdasarkan rutinitas saja.4etidakadaannya program kerja dan peren#anaansarana prasarana menyebabkan tidak optimalnya pengelolaan limbah sehingga perlu meningkatkankemampuan dan keterampilan melalui pelatihan,

mengingat hingga saat ini kepala instalasi sanitasi belum pernah mengikuti pelatihan baik sanitasi

rumah sakit maupun pengelolaan limbah rumahsakit Pengembangan kualitas tenaga melalui

 pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkankeahlian dan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan tenaga sehingga pengelolaan limbah bisa berjalan optimal.1! 

nit 0 *anitasi merupakan bagian dariinstalasi sanitasi yang mempunyai tanggung jawab sebagai koordinator bidang Pengelolaanlimbah, Pengelolaan tempat pen#u#ian linen

(laundry) dan $ekontaminasi melalui disin"eksidan sterilisasi. Tugas sebagai koordinator bidang pengelolaan limbah untuk limbah padat adalahmelakukan pengawasan mulai dari pemilahan, pengumpulan, pengangkutan dan penanganan

akhir dengan uraian tugas pengelolaan limbahdiatas belum dilaksanakan se#ara terprogram

karena belum adanya program kerja instalasisanitasi sehingga hanya berdasarkan rutinitas sajayang mengakibatkan pengelolaan limbah tidakoptimal. ntuk mengoptimalkan pengelolaanlimbah selain program kerja yang jelas perlunya

 penanggung jawab unit 0 sanitasi diberikankesempatan mengikuti pelatihan pengelolaanlimbah rumah sakit mengingat hingga saat iniyang bersangkutan belum pernah mengikuti pelatihan.

Pengelolaan limbah padat dilakukan oleh petugas ruangan dan cleaning   service  termasuk petugas pengangkut limbah padat yang berasaldari cleaning   service  tiap  shit   terdiri 1 orang, pelatihan untuk tenaga cleaning   service  dalam

hal pengelolaan limbah belum pernah dilakukan,kegiatan selama ini berdasarkan pembinaan dari

instalasi sanitasi dan dari petugas ruangan.

 >euangan Total anggaran yang diren#anakan seperti dalam

4+ !11 sebesar p. 9.9.88/.!8, disusun

langsung oleh pihak manajemen bukan berdasarkan

 pengusulan dari peren#anaan instalasi sanitasi.

Pendekatan anggaran ini menggunakan pendekatan

otoritarian atau top-down, yang sedikit mengambil

negoisasi antara instalasi sanitasi dan pihak

manajemen, pendekatan ini memiliki man"aat se#ara

relati" #epat dan e"isien serta men#erminkan perspekti"

manajemen. 6amun dengan pendekatan ini kebutuhandari instalasi sanitasi tidak terakomodir se#ara spesi"ik

dan terperin#i, sehingga juga harus menggabungkan

sistim bottom-up dimana instalasi sanitasi mengetahui

 programnya sendiri diberikan kesempatan untuk

 penyusunan ke dalam anggaran keuangan.10  $alam

$P+ atau da"tar pelaksanaan anggaran mengalami

 penurunan sebesar p. 77.!/.!8, sehingga total

anggaran p. 0.8!.!/.,, anggaran yang ada

dinilai sudah #ukup terbukti bahwa dalam pelaksanaan pengelolaan limbah padat tidak ada hambatan yang

 berkaitan dengan keuangan, #uma anggaran yang

tersedia haruslah dilakukan rin#ian kegiatan yang

akurat sehingga anggaran tersedia dapat dioptimalkan

yang menunjang pengelolaan limbah padat.

+nggaran yang tersedia bisa dioptimalkan apabila

diawali dari peren#anaan yang matang, peren#anaan

yang matang berasal dari prioritas masalah yang

diperoleh identi"ikasi masalah, identi"ikasi masalah

diperoleh berasal dari e=aluasi kegiatan atau program

yang sudah dilaksanakan, sedangkan kegiatan atau

 program berasal dari peren#anaan. *iklus peren#anaan

tersebut diatas merupakan upaya memperbaiki sistem pengelolaan limbah yang ada di *$ 3imika

karena siklus ini belum diterapkan, dengan

menerapkan siklus ini diharapkan pengelolaan limbah

 padat dapat berjalan e"ekti" dan e"isien dalam

 pengelolaan anggaran.1!,19,18 

Perhitungan anggaran untuk penambahan tenaga

operator insinerator dapat dilakukan perhitungan

 berdasarkan hak-hak yang diterima pegawai kontrak

*$ 3imika yang diterima sebagai berikut; gaji

sebesar p. 8.,, insenti" sebesar p.

1.>8.,, uang makan sebesar p. >7., jadi total dalam satu bulan sebesar p. 0.97.,

sehingga anggaran yang dibutuhkan selama satu tahunsebesar p. 91.>/.,

Perhitungan peren#anaan anggaran untuk

kebutuhan habis pakai pengelolaan limbah padat,

 berdasarkan data pemakaian habis pakai bulan$esember !11 kantong plastik limbah medis 0

lembar, kantong plastik limbah non medis 19!0

lembar dan  saety  bo2  ! biji, harga kantong plastik

limbah medis perlembar p. 1.8,, kantong plastik

limbah non medis p. 1.8, dan sa"ety boC per bijip. 0>.8, sehingga kantong plastik limbah padat

medis butuh anggaran p. 1.>/.78,, kantong

 plastik limbah padat non medis p. !.109.8, dan

 saety  bo2  p >8.,. total anggaran yangdibutuhkan dalam satu tahun p. 88.>99.!,, jadi

anggaran ini bisa digunakan oleh instalasi sanitasiuntuk menghitung kebutuhan habis pakai limbah

 padat.

Bahan bakar untuk insinerator perjamnya adalah

! liter solar atau minyak tanah tidak menjadi masalah

karena anggaran solar sebesar p 97./., untuk

 pembakaran setiap hari selama 1 jam, anggarantersebut #ukup untuk 899 hari namun bila

menggunakan lama pembakaran ! jam anggaran

tersebut #ukup untuk !>! hari dengan asumsi per liter

solar p. 9.8,, disini operator tinggal

menyesuaikan dengan kondisi limbah yang akan

Page 5: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 5/13

Evaluasi Manajemen Limbah Padat 

*

diinsinerasi, jadi bahan bakar untuk operasional

insinerator tidak ada masalah.

 %etodePeren#anaan metode yang dipilih untuk men#apai

tujuan pengelolaan limbah sangat penting guna

memperbaiki sistem pengelolaan limbah rumah sakitdalam pengelolaan limbah padat *$ 3imika

menga#u pada 4eputusan 3enteri 4esehatan nomor

1!9 tahun !9 tentang persyaratan kesehatan

lingkungan rumah sakit.

Pemilahan dalam pengelolaan limbah yang adadengan memilah limbah padat medis yaitu in"eksius

dan benda tajam serta limbah padat non medis

merupakan upaya yang sangat minimal atau

sederhana, pemilahan yang #ermat merupakan kun#i

upaya minimisasi limbah sehingga limbah bisa

dilakukan 0 ( Reuse,  Reduse,  Recycle). paya 0  belum menjadi suatu program kerja di instalasi

sanitasi dan seharusnya upaya ini mulai bisa dilakukanmisalnya dengan penggunaan botol in"us yang bisa

dikelola tersendiri sehingga tidak jadi beban

insinerator, karena botol in"us bisa di olah kembali

melalui penampung barang bekas, tentu saja tetapmemperhatikan keselamatan pekerja dari

terkontaminasinya botol tersebut.1/,1>paya reuse 

dalam skala ke#il sudah dilakukan oleh beberapa

 petugas untuk kepentingan pribadi misalnya sisa

makanan untuk makan ternak, botol bekas antibiotik

untuk kerajinan tangan di rumah.Pengumpulan merupakan proses untuk

menampung atau mengumpulkan limbah padat yang

sudah dipilah menurut karakteristiknya tidak adanya*'P atau sosialisasi kebijakan pemilahan dan

 pengumpulan limbah merupakan permasalahan utamadalam hal pengelolaan limbah padat pada sumber atau

 penghasil limbah ditambah sikap dan perilaku petugas

maupun pengunjung yang masa bodoh. paya

 pengumpulan sesuai dengan karakteristiknya sudah

ditunjang dengan disediakan sarana dan prasarana

 pengumpulan antara lain tersedianya tempat ataukontener untuk limbah padat medis, benda tajam dan

limbah padat non medis namun karena perilaku tadi

 proses pemilahan pada penampungan belum 1:

terpilah sesuai karakteristiknya, berdasarkan sur=ey

yang dilakukan selama satu minggu didapatkan dari!18 kantong limbah padat medis terdapat /8 atau 0:kantong yang ter#ampur oleh limbah padat non medis,

ter#ampurnya limbah padat non medis pada kantong

limbah medis akan menjadi beban pada penanganan

akhir yaitu insinerasi yang pada akhirnya menambah

 biaya operasional, kondisi ini bisa ditekan apabila

*'P sudah disosialisasikan serta menumbuhkan

kesadaran terhadap petugas.

Ter#ampurnya limbah padat non medis dengan

limbah padat medis merupakan permasalahan serius

karena pengelolaan limbah padat non medis terakhir

dibuang di TP+, ini berarti proses kontaminasi limbah

 padat non medis oleh limbah medis membahayakan

masyarakat di sekitar TP+ akibat dari kuman patogen

yang terbawa. *ementara ter#ampurnya limbah padat

medis dengan benda tajam sangat membahayakan

 petugas pengelola limbah, benda tajam yang terbuang

mungkin terkontaminasi oleh darah, #airan tubuh,

 bahan mikrobiologi, dan bera#un #itotoksik. Benda

tajam mempunyai potensi bahaya tambahan yang

dapat menyebabkan in"eksi atau #idera karenamengandung bahan kimia bera#un, potensi untuk

menularkan penyakit akan sangat besar bila benda

tajam digunakan untuk pengobatan pasien in"eksi atau

 penyakit in"eksi.(!/) paya yang harus dilakukan agar

 pemilahan dan pengumpulan bisa dilaksanakan sesuai

ketentuan dengan ada inisiati" dari instalasi sanitasi

untuk melakukan koordinasi antar instalasi dalam

rangka pengelolaan limbah padat tentang kebijakan

 pengelolaan limbah berdasarkan 4ep.3en.4es no

1!9 tahun !9 tentang persyaratan kesehatan

lingkungan rumah sakit. &al ini ditempuh merupakan

solusi sebelum *'P disyahkan serta disosialisasikan

atau karena belum adanya *'P.Peletakan pengumpulan terutama limbah padat

medis karena penuh diletakkan pada tempat yang tidak

aman kasus ini terjadi di <$ dan '4, limbah padat

medis yang penuh diletakan diluar gedung dekat jalan

umum tanpa menggunakan tempat atau kontener atauhanya kantong plastik kuning membahayakan

 pengunjung karena proses untuk diangkut

membutuhkan waktu lebih dari 1 jam, kebo#oran

kantong plastik sangat mungkin yang mengakibatkan

#airan in"eksius keluar dan mengotori lokasi akan

terjadi kontaminasi oleh organisme patogen.17 Pengangkutan limbah padat dari ruangan-ruangan

ke tempat penampungan dengan menggunakan satutroly  saja ini menyebabkan potensi bahaya tersendiri

dalam pengelolaan limbah, selain itu proses

 pembersihan dan disin"eksi troly  selesai digunakan

tidak dilakukan sehingga proses kontaminasi limbahmedis ke non medis akan terjadi, didesin"eksi troly 

merupakan sesuatu yang harus dilakukan pada troly 

 pengangkut limbah medis, terjadinya kontaminasi

akan membahayakan pengelola limbah non medis

maupun masyarakat yang ada di TP+.1 Penanganan akhir limbah padat medis setelah

 pengangkutan adalah penimbangan kemudian

dilakukan insinerasi, proses insinerasi dengan

menggunakan insinerator kapasitas ,/ m0  suhu pembakaran hanya men#apai 8!!o serta tidak sesuai

dengan spesi"ikasi insinerator yaitu /0o, suhu pembakaran #uma 8!!o mengakibatkan pembakaran

yang kurang sempurna, #ampuran material tersebut

 jika dibakar pada suhu antara !8o sampai dengan

/o sangat berpotensi terbentuk dioksin, apalagi

 jika pembakarannya tidak sempurna, kekurangan

oksigen dan pemanasannya tidak merata. $ioksinsebagian besar (7:) terbentuk di  ly  ash  (abu hasil

 pembakaran) dan bukan di asapnya.!  +kibat suhu

yang tidak optimal diakibatkan tidak ber"ungsinya

insinerator residu sisa pembakaran ditemukan material

yang tidak terbakar dengan sempurna.

Page 6: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 6/13

Misgiono, Onny Setiani, udiyono

+

esidu pembakaran sisa pembakaran ini diangkut

dengan troly@gerobak untuk dilakukan penimbunan,

troly  yang digunakan pengangkut residu sudah tidak

layak karena terdapat lubang yang dapat

mengakibatkan ter#e#ernya residu pembakaran.

Penimbunan residu hasil pembakaran merupakan

 proses selanjutnya dari penanganan akhir untuklimbah padat medis, penimbunan residu dilakukan

 pada areal khusus yang diberi pagar pembatas, namun

 proses penimbunan tidak memenuhi ketentuan hanya

digali sekitar 0 #m, ini akan menimbulkan potensi

 bahaya bagi pekerja limbah mengingat residu tersebut

 juga terdapat jarum atau benda tajam yang tidak

sepenuhnya terbakar sempurna, penimbunan residu ini

harusnya dilakukan dengan prinsip  sanitary  landill  

sehingga juga ber"ungsi men#egah kontaminasi tanah

dan air permukaan serta air tanah.1/ 

Perlindungan terhadap pekerja atau petugas untuk

 pengelolaan limbah padat dimulai dari pemilahan,

 pengumpulan, pengangkutan dan penanganan akhirterhadap materi yang berpotensi membahayakan,

 penggunaan +P$ dilingkungan rumah sakit sudah

menjadi kesadaran mulai dari proses pemilahan,

 pengumpulan, pengangkutan dan penanganan akhir

namun untuk petugas pengangkutan maupun penanganan akhir alat pelindung diri yang harus

digunakan antara lain; penutup kepala, masker,  saety 

 goggle, overall ( pakaian kerja), #elemek industri,

sepatu boot, sarung tangan.1/,1>,!! untuk pekerja limbah

di *$ 3imika untuk petugas pengangkut dan

 penanganan akhir belum menggunakan pelindungkepala dan  saety  goggle  hal ini penting digunakan

karena pada waktu penanganan limbah tersebutdikuatirkan per#ikan limbah bisa mengenai kepala dan

mata.

Sarana dan prasarana*arana dan prasarana yang ada di *$ 3imika

 baik disediakan oleh pihak *$ 3imika maupun

 pihak cleaning   service  sudah #ukup memadai mulai

dari tempat atau kontener untuk limbah padattermasuk kantong plastik, di laboratorium dan ni"as

menggunakan tempat atau kontener untuk benda tajam

tidak sesuai standar dari rumah sakit, yaitu hanya

 berupa kardus biasa harusnya dihindari karena kardus

yang digunakan tidak untuk peruntukan benda tajamselain tidak ada gambar bioha8ard  dikuatirkan terjadikesalahan penanganan yang harusnya di insinerasi tapi

malah ber#ampur dengan limbah padat non medis dan

terbuang ke TP+.

Troly  untuk pengangkut limbah padat sebanyak !

unit sudah bisa memenuhi kebutuhan dengan

meningkatkan "rekwensi pengangkutan terutama

untuk limbah padat non medis, pemeliharan troly 

harus selalu dilakukan terutama dalam kondisi rusak

sehingga troly  untuk limbah padat dapat ber"ungsi

dengan baik, pembersihan dan didisin"eksi harus

selalu dilakukan agar mikroorganisme patogen dapat

dihilangkan agar tidak menimbulkan permasalahan

kesehatan terhadap pekerja.1/,!0,!9 

nsinerator pirolitik yang dimiliki *$ 3imika

kapasitas ,/ m0  dengan suhu pembakaran /0o

untuk ruang pembakar utama sedangkan untuk ruang

 bakar kedua suhu pembakaran 1!o tidak

memenuhi kriteria terutama untuk ruang bakar utama,

untuk pengolahan limbah layanan kesehatan harus

dioperasikan pada suhu antara o

dan1!o.1/,1>,!  nsinerator yang ada mengalami

kerusakan dikarenakan tidak adanya operator

tersendiri untuk mengoperasikannya sehingga

 pemeliharaan se#ara rutin tidak dilakukan

sebagaimana mestinya, insinerator pirolitik harus

dioperasikan dan dipantau oleh operator atau teknisi

yang terlatih dengan baik yang dapat mempertahankan

kondisi yang diperlukan, bahkan mengendalikan

sistem se#ara manual. Pengoperasian yang benar

sangat penting, bukan saja untuk memaksimalkan

e"isiensi dan meminimalkan dampak buangan

terhadap lingkungan, tetapi juga mengurangi biaya

 pemeliharaan dan memperpanjang usia peralatan.

 Regulasi4ebijakan pengelolaan limbah memiliki banyak

a#uan yang berlaku namun *$ 3imika barumenggunakan rujukan 4ep.3en.4es 6o 1!9

tahun !9 tentang persyaratan kesehatan lingkungan

rumah sakit selain menggunakan a#uan tersebut diatas

seharusnya tetap membuat aturan atau ketentuan

 pelaksanaan yang dituangkan dalam *'P, adanya

*'P merupakan upaya legal dalam menata pengelolaan limbah padat, sehingga pengelolaan

limbah menjadi lebih terarah memberikan kepastian

serta dapat dipertanggungjawabkan.

 6eran serta masyarakatPeran serta masyarakat yang ada di rumah sakit

terutama pengunjung haruslah dilakukan pembinaan

karena areal rumah sakit merupakan areal khusus yang

mempunyai potensi menularkan penyakit, promosi

mengenai penanganan dan pembuangan limbahkesehatan yang tepat sangat penting bagi masyarakat,

dan setiap masyarakat berhak mendapatkan in"ormasi

tentang bahaya yang mungkin ditimbulkan limbah

tersebut bagi kesehatan.1/

 ?umlah limbah padat5imbah "armasi yang berasal dari obat kadaluarsa

sangat besar jumlahnya sampai $esember !11

sebanyak 8 item dengan berat 7!1 kg belum

dilakukan penanganan merupakan masalah tersediri

dalam pengelolaan limbah karena limbah "armasi

memerlukan penanganan khusus, pengelola limbah

harus mampu menyiapkan teknis pengelolaan limbahtersebut. ntuk limbah "armasi ini tidak mungkin

dikembalikan ke distributor karena justru menjadi

mahal biayanya, pengelolaan limbah "armasi

dilakukan agar tidak disalah gunakan oleh pihak-pihak

tertentu dengan mengambil limbah berupa obat untukdijual kambali selain itu juga harus tetap

Page 7: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 7/13

Evaluasi Manajemen Limbah Padat 

memperhatikan dampak terhadap lingkungan jangan

sampai menjadi sumber pen#emar.

Pemusnahan limbah "armasi tersebut diatas metode

yang mungkin dilakukan adalah dengan insinerasi, ini

merupakan #ara terbaik untuk membuang limbah

sediaan "armasi, limbah harus dibuang bersama kardus

kemasannya, dan mungkin dengan limbah in"eksiusdan materi mudah terbakar lainnya, untuk

mewujudkan kondisi pembakaran yang optimum,

namun insinerasi suhu D 7o hanya memberikan

 pengolahan terbatas untuk limbah jenis ini dan harus

dilanjutkan dengan pembakaran pada bilik kedua yang

 beroperasi pada suhu1o untuk membakar gas

 buang toksik yang mungkin dihasilkan. 4ondisi

insinerator *$ 3imika suhu pembakaran 8!!o

masih memungkinkan untuk membakar limbah

"armasi apabila bilik pembakaran kedua dapat ber"unsi

dengan suhu pembakaran 1!o. ara lain yang

dimungkinkan untuk penanganan limbah "armasi

adalah en#apsulation dimana limbah padat, #air dansemi #air dapat dipadatkan dengan #ampuran semen

dalam drum.1/,1>,! 

5imbah padat medis yang terkelola oleh instalasi

sanitasi sebesar 89,>9 kg@hari atau !:, sedangkan

yang tidak terkelola sebesar 9,8 kg@hari atau 7:.ntuk limbah yang tidak terkelola atau digunakan

untuk kepentingan pribadi haruslah tetap mendapatkan

 pengawasan agar jumlah dan beratnya tetap terpantau,

selain itu juga untuk menghindari barang yang

digunakan masih memiliki potensi bahaya terhadap

kesehatan, penyuluhan atau promosi kesehatanlingkungan harus selalu dilakukan se#ara berkala agar

 pengelolaan limbah dapat berjalan dengan baik, tidakmenimbulkan dampak negati" terhadap petugas,

 pasien dan pengunjung.

5imbah padat non medis yang terkelola oleh

instalasi sanitasi dengan berat 11,kg@hari atau >:sedang yang tidak terkelola 0,1 kg@hari atau 0:.

5imbah yang tidak terkelola berasal dari instalasi giEi

 berupa sisa makanan pasien karena diman"aatkan oleh

 petugas giEi untuk makanan ternak harus juga

diketahui beratnya oleh instalasi sanitasi sehingga data jumlah limbah padat dapat diketahui se#ara pasti.

 6engelolaan <imbah =air RSUD Mimika

Sumber daya manusia*umber daya manusia sebagai pengelola limbah

#air terdiri dari satu orang yang berasal dari unit 0

sanitasi sekaligus menangani limbah padat, sebagai

 penanggung jawab pengelola limbah #air mempunyai

uraian kerja melaksanakan pengawasan sumber

limbah #air, pengawasan saluran limbah #air,

 pengawasan penampungan limbah #air, pengawasan

 pengolahan limbah #air, melaksanakan pemeriksaan

 parameter lapangan, pengambilan sampel limbah #air

dan perbaikan kualitas limbah #air. raian kerja untuk

unit 0 sanitasi sudah jelas namun belum terperin#i,

 belum adanya program kerja menyebabkan uraiantugas tidak berjalan, kegiatan yang ada hanya

 berdasarkan rutinitas saja namun begitu untuk

 pengelolaan limbah #air kegiatan hanya bersi"at

insidental semata yaitu apabila ada permasalahan.

paya yang harus dilakukan dengan menyusun

 program kerja dengan baik agar pengelolaan limbah

#air dapat optimal, penyusunan program bisa

 berdasarkan dari permasalahan-permasalahan tahun

sebelumnya agar tidak timbul masalah kembali selainitu program pelatihan bagi sta" harus menjadi prioritas

untuk menunjang pengetahuan dan keterampilan.

 >euanganPeren#anaan keuangan sangat dipengaruhi oleh

 program kerja dari instalasi sanitasi, program kerja

disusun berdasarkan pengetahuan dan keterampilan

teknis oleh instalasi sanitasi dengan program kerjayang baik anggaran yang digunakan akan lebih e"ekti"

dan e"isien. +nggaran untuk pengelolaan limbah #air

disusun belum melalui peren#anaan yang baik dan

detail dalam 4+ tahun !11 anggaran untuk limbah

#air sebesar p. !!1.09/., sedangkan dalam$P+ tahun !11 sebesar p. 8.09/.,mengalami penurunan sebesar p. 1/!..,.

+nggaran sebesar p. 8.09/., uraian

kegiatannya tidak jelas penggunaan anggaran hanya

 berdasarkan kebutuhan kerusakan dan bukan

 pemeliharaan yang teren#ana se#ara baik, dari

anggaran tersebut dapat diuraikan sebagai berikut p.

8.., untuk kegiatan pemeliharaan instalasi

air dan  plumbing   harus diuraikan dengan jelas

sehingga permasalahan yang terjadi dapat

diselesaikan.

+nggaran untuk pengawasan kualitas air limbah

sebesar p.8.8., untuk pemeriksaanlaboratorium sebanyak 9 kali dalam satu tahun tidak

men#ukupi karena sekali pemeriksaan limbah #air

anggaran yang dibutuhkan sebesar p. 8.9!.,

sudah termasuk akomodasi petugas yang mengirim,

karena pemeriksaan dilakukan di ayapura yang

menggunakan transportasi udara. +nggaran yang

seharusnya ada untuk pemeriksaan limbah #air selama

satu tahun dengan 9 kali pemeriksaan adalah p.

!1./7.,. 4ondisi ini yang menyebabkan

 pengiriman sampel untuk tahun !11 hanya ! kali

 penyebabnya adalah masalah peren#anaan yang

kurang akurat. +kibat kekurangan anggaran ini

kegiatan pemantauan limbah #air tidak bisa berjalansesuai dengan 4ep. 3en. 5& nomor 87 tahun 18.

+nggaran untuk penyusunan *'P sebesar p.

0.79/., penggunaannya belum diketahui

hasilnya karena *'P masih dalam proses penyusunan,

dengan adanya anggaran ini seharusnya *'P

 pengelolaan limbah #air bisa diwujudkan sehingga

 pengelolaan limbah #air lebih terarah dan terprogram

dengan baik.

 MetodePengelolaan limbah #air di *$ 3imika dimulai

dari sumber limbah #air yang meliputi; kamar mandi,w#, washtael , handscrub,  spolhook   dan urinoir  kemudian dari sumber disalurkan menggunakan pipa

Page 8: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 8/13

Misgiono, Onny Setiani, udiyono

-

 p=# 0 yang ada di dalam gedung selanjutnya

menggunakan saluran pipa 9 dari sini disalurkan

menuju jaringan pipa p=# 8 dan disalurkan menuju

 jaringan induk pipa p=# /, untuk mengontrol

 penyaluran dilengkapi dengan bak kontrol sebanyak

! unit menuju bak e!ualisasi, untuk ruang perawatan

+0 dan +9 dilengkapi  pretreatment  0 unit  septictank  yang disalurkan ke jaringan induk, selain diruang

 perawatan tersebut untuk instalasi giEi atau dapur juga

dilengkapi dengan  pretreatment   berupa  greastrap 

untuk menangkap lemak dan minyak. *emua limbah

#air yang berasal dari sumber masuk ke bak e!ualisasi 

yang tidak dilengkapi barscreen yang mengakibatkan

kotoran berupa plastik, bungkus sabun, bungkus

sampo dan pembalut wanita masuk ke bak e!ualisasi 

selanjutnya dipompakan ke unit pengolahan atau

P+5 dengan sistem anaerobic  bio "ilter yang

memiliki bagian-bagian sedimentasi, unit biologis,

*istem +liran Bawah Permukaan (Sub Surace @low "

4etlands) dan indikator biologi selanjutnya limbah#air dibuang ke saluran drainase yang menuju sungai

disekitar *$ 3imika.

4ondisi unit sumber limbah #air kamar mandi

sebanyak 18> unit yang tidak baik@rusak sebanyak 18

unit atau ,8:, w# sebanyak 1/ unit yang tidak baiksebanyak18 unit atau ,9:, washtael   sebanyak 107

unit yang tidak baik sebanyak 11 unit atau >,:,

handscrub sebanyak / unit semua dalam kondisi baik,

 spolhook   sebanyak > unit semua dalam kondisi baik,

sedangkan urinoir   sebanyak 1> unit semua dalam

kondisi tidak baik atau 1:. 4erusakan inidiakibatkan oleh jaringan air bersihnya yang tidak

 ber"ungsi, adanya kebo#oran serta tersumbatnya jaringan saluran pembuangan. +danya permasalahan-

 permasalahan disumber seharusnya dijadikan data

untuk peren#anaan sehingga permasalahan tersebut

 bisa diselesaikan dengan anggaran yang sudahdiren#anakan. 5imbah yang berasal dari proses "ilm

dari radiologi langsung dibuang ke jaringan limbah,

ini merupakan permasalahan serius karena larutan

 pen#u#i "oto( i2er   dan developer ). 5arutan "iCer

 biasanya mengandung 8 A 1: hidroGuinon, 1 A 8:kalium hidroksida dan maksimal 1 : perak. 5arutan

developer   mengandung sekitar 98:  glutaraldehid .

+sam asetat juga digunakan baik dalam larutan pada

 bak perendaman maupun dalam larutan i2er .1/ Penyaluran limbah #air yang dimulai dari sumber

limbah #air haruslah selalu mendapatkan perhatianyang #ukup permasalahan tersumbatnya jaringan

 berasal karena sebagian dari lubang pembuangan tidak

dilengkapi penyaring sehingga kotoran, sampah

masuk kedalam saluran yang menyebabkan tersumbat

sehingga sumber limbah #air tidak ber"ungsi.

$iameter pipa p=# dari sumber 0 tidak memenuhiketentuan seharusnya minimal menggunakan pipa p=#

9 merupakan upaya untuk menghindari

 penyumbatan.!0,!8 paya yang harus dilakukan untuk

menghindari penyumbatan adalah memasang saringan

 pada lubang pembuangan kamar mandi.

Penampungan limbah #air yang memiliki =olume

07,!/ m0 se#ara teknis ber"ungsi sebagai;

a.  3eredam beban kejut akibat adanya "luktuasi

 beban organik yang dapat mengganggu proses

 biologis.

 b.  3engendalikan p& limbah #air melalui

 pen#ampuran limbah asam dan limbah basa,sehingga mengurangi biaya pengolahan.

#.  3en#egah konsentrasi bahan bera#un yang

memasuki bak pengolah biologis sehingga

mematikan mikroorganisme yang ada.!! 

olume bak e!ualisasi 07,! m0 dengan perkiraan

debit 07 m0@hari berdasarkan kriteria desain untuk bak

e!ualisasi  waktu detensi 9 A 7 jam, dengan debit

sekarang ini berarti waktu detensi yang ada sebesar !9

 jam berarti =olume bak saat ini masih #ukup untuk

menampung limbah dengan waktu detensi yang

memenuhi kriteria desain, sedangkan kalau kita

analisa dengan =olume yang ada bak eGualisasi

tersebut masih mampu menampung limbah !!7m0@hari dengan waktu detensi 9 jam. 3asalah pompa

yang ada tidak dilengkapi otomatis agar dilengkapi

otomatis, karena yang terjadi pompa hanya menghisap

angin akibat limbah #air tidak men#ukupi dengan

kapasitas pompa. Pemasangan bar   screen harus segeradilakukan agar tidak mengganggu proses pengolahan

serta menyebabkan kerusakan pompa

Pengolahan limbah #air mempunyai tujuan utama

adalah mengurangi B'$, partikel ter#ampur, serta

membunuh organisme patogen. Berikut ini kegiatan

 pengolahan yang ada;a.  Bak pretreatment  

Septictank   sebanyak 0 unit merupakan upayauntuk mengolah "a#es dari w#. Septictank  

merupakan pengolahan limbah paling sederhana

menggunakan sistem anaerobic, pengolahan

menggunakan  septictank   ini dipengaruhi olehwaktu detensi yaitu waktu yang dibutuhkan untuk

memberikan kesempatan agar kotoran atau limbah

#air yang masuk untuk mengalami proses

 pengendapan dan proses penguraian awal oleh

 bakteri.  !!  adanya  septictank   ini bebandipenyaluran dan P+5 dapat berkurang.

Areastrap  terdapat diarea dapur "ungsinya

adalah untuk memisahkan lemak atau minyak

dengan limbah #air agar tidak menyebabkan penyumbatan pada saluran dan unit pengolahan,

sebanyak 1 unit dengan =olume 9,9 m0. &arusselalu dilakukan pembersihan se#ara berkala agar

 bisa ber"ungsi se#ara optimal.!!,!9,!7 

 b.  Bak pengendapan

Terdapat ! bak pengendapan yang ber"ungsi

untuk mereduksi Eat padat tersuspensi yang ada

dalam limbah #air, kebanyakan material Eat padattersuspensi se#ara alamiah berbentuk lokulan(91).

%aktu detensi dalam bak pengendapan men#apai !

 A 9 jam. 4ondisi dilapangan Bak pengendapan 1

dengan =olume 0>,19 m0 dengan debit limbah #air

07 m0@hari akan memiliki waktu detensi selama!0,8 jam sedangkan untuk bak pengendapan !

Page 9: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 9/13

Evaluasi Manajemen Limbah Padat 

.

dengan =olume 1/,8> m0  akan memiliki waktu

detensi selama />,9 jam. *ehingga total waktu

tinggal dibak pengendapan selama 0,>7 hari atau

. jam berarti waktu tinggal dibak pengendapan

yang ada sudah lebih dari #ukup.!,!  limbah #air

dari bak pengendap ini selanjutnya di alirkan ke

 bak pengolahan biologis.#.  Bak pengolahan biologis

Terdapat 7 ruangan dengan =olume total !8,

70 m0  yang diletakkan batu =ulkanik yang

 ber"ungsi sebagai tempat menempelnya bio"ilm

atau attached    growth  reactor   adalah proses

 pengolahan dimana mikroorganisme atau bakteri

anaerob melekat pada media batu =ulkanik yang

tumbuh membentuk bio"ilm dengan populasi

tinggi berperan terhadap proses mengurangi atau

menghilangkan pen#emar organik yang terdapat

dalam limbah #air.!,!!,!9,01  dengan kontak pada

media se#ara bertahap senyawa organik dalam

limbah #air ( suractant ) akan diuraikan pula se#ara bertahap, sehingga hasil akhir akan diperoleh

limbah #air yang lebih bening dengan beban

organik ke#il. 3akin luas bidang kontak maka

e"isiensi penurunan konsentrasi senyawa organik

(B'$) makin luas, selain menghilangkan B'$,sistem ini mampu pula mengurangi kandungan

 padatan tersuspensi ( suspended    solid ) dan total

nitrogen dan phospat. 4euntungan sistem ini

adalah prosesnya sangat sederhana, biaya

opersionalnya murah dan tidak menggunakan

 bahan kimia, sedikit menghasilkan lumpur.! *elanjutnya limbah #air yang sudah melewati

 pengolahan biologis dialirkan ke *istem +liranBawah Permukaan (Sub Surace @low " 4etlands)

d.  *istem +liran Bawah Permukaan (Sub Surace

 @low " 4etlands)

*istem yang menggunakan tanamanmakrophyta  yang akarnya tenggelam atau sering

disebut juga amphibiuos plants dan biasanya

digunakan untuk 5ahan Basah Buatan tipe +liran

Bawah Permukaan (Subsurace @low4etlands)

SS@ -4etlands. (*uriawiria, 10). Proses ini bertujuan menga#u dari de"inisi 4etlands dari Met

=al B 9ddy (10), maka proses pengolahan

limbah pada 5ahan Basah Buatan +liran Bawah

Permukaan (SS@"4etlands) dapat terjadi se#ara"isik, kimia maupun biologi. Proses se#ara "isik

yang terjadi adalah proses sedimantasi, "iltrasi,adsorpsi oleh media yang ada. 3enurut %ood

dalam Tangahu H %armadewanthi (!1), dengan

adanya proses se#ara "isik ini hanya dapat

mengurangi konsentrasi '$ H B'$ solid

maupun T**, sedangkan '$ H B'$ terlarut

dapat dihilangkan dengan proses gabungan kimiadan biologi melalui akti=itas mikroorganisme

maupun tanaman. untuk memisahkan padatan yang

tersuspensi dengan limbah #air yang sudah

melewati pengolahan biologis dengan media batu

kerikil, dan ditumbuhi tanaman jenis  6hragmitesaustralis  dengan terpisahkannya padatan

tersuspensi limbah #air menjadi lebih jernih.

3enurut Tangahu H %armadewanthi (!1),

 bahwa pengolahan air limbah dengan sistem

tersebut lebih dianjurkan karena beberapa alasan

sebagai berikut;

a)  $apat mengolah limbah domestik, pertanian

dan sebagian limbah industri termasuk logam berat.

 b)  I"isiensi pengolahan tinggi (7 :).

#)  Biaya peren#anaan, pengoperasian dan

 pemeliharaan murah dan tidak

d)  membutuhkan ketrampilan yang tinggi.87,8 e.  ndikator biologi

ndikator biologi menggunakan tanaman air

apu-apu ( 6ristia stratiotes) atau kapu-kapu atau

kiambang atau kayambang ber"ungsi seperti

tanaman yang ada di *istem +liran Bawah

Permukaan (Sub Surace @low " 4etlands).

Pemantauan limbah #air harus dilakukan setiap

hari agar terpantaunya pengelolaan limbah #air,terutama kualitas limbah #air yang akan masuk

unit pengolahan, pemantauan kualitas harian

 berdasarkan parameter lapangan yaitu; p&, suhu

dan debit limbah #air.

Sarana dan prasarana*arana dan prasarana yang ada untuk pengelolaan

limbah #air masih membutuhkan tambahan yaitu bak

#lorinasi yang belum ada di unit P+5 *$ 3imika

yang bertujuan untuk mengurangi atau membunuhmikroorganisme patogen yang ada di dalam air

limbah. 3ekanisme pembunuhan sangat dipengaruhi

oleh kondisi dari Eat pembunuhnya danmikroorganisme itu sendiri. Banyak Eat pembunuh

kimia termasuk klorin dan komponennya memastikan bakteri dengan #ara merusak atau menginakti"kan

enEim utama, sehingga terjadi kerusakan dinding sel.

3ekanisme lain dari desin"eksi adalah dengan

merusak langsung dinding sel seperti yang dilakukan

apabila menggunakan bahan radiasi ataupun panas.99 

Penambahan alat untuk proses pemantauan yaitu low  meter   atau alat pengukur debit limbah #air ini

mutlak diperlukan untuk mengetahui =olume dan debit

limbah #air yang sudah melalui proses pengolahan.

*elain itu juga pengukur p& dan suhu juga diperlukan

untuk mengetahui se#ara langsung kualitas limbah #airdimana dilakukan pengukuran. p& harus selaluterpantau karena konsentrasi ion hidrogen adalah

ukuran kualitas dari air limbah. +dapun kadar yang

 baik adalah kadar dimana masih memungkinkan

kehidupan biologis di dalam air berjalan dengan baik.

5imbah #air dengan konsentrasi limbah #air tidak

netral akan menyulitkan proses biologis, sehingga

mengganggu proses pengolahan di P+5, dengan

terkontrolnya p& akan #epat diketahui dan diambil

tindakan agar proses pengolahan biologis di P+5

tidak terganggu.!9,0

Page 10: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 10/13

Misgiono, Onny Setiani, udiyono

1/

 RegulasiBanyak peraturan yang mengatur mengenai

 pengelolaan limbah yang digunakan sebagai a#uan,namun tidak semua peraturan bisa diikuti atau

dilaksanakan oleh *$ 3imika karena adanya

keterbatasan masalah sosialisasi, persyaratan maupun

anggaran. 6amun peraturan pengelolaan limbah #airyang sudah bisa diterapkan haruslah dijabarkan se#ara

operasional untuk men#apai tujuan menggunakan *'Pagar pengelolaan limbah #air bisa terarah dan bisa

dipertanggung jawabkan namun kondisi dilapangan

se#ara operasional belum diatur menggunakan *'P.

Colume limbah cair&asil pengukuran limbah #air didapatkan hasil

 bahwa debit limbah #air rata-rata ,9 liter@detik atau

!9 liter@menit atau 08,8/ m0@hari. &asil pengukuran ini

masih dibawah perkiraan debit limbah #air 07 m0@hari

yang akan melalui proses pengolahan di P+5, selain

itu juga debit sekarang masih dibawah dari kapasitasP+5 itu sendiri.

 >ualitas limbah cair&asil pemeriksaan laboratorium limbah #air

ditemukan kadar 6&0  bebas ,11 mg@l yang masih

melebihi baku mutu yang seharusnya ,1 mg@l, serta

kemungkinan 3P6-koli. 6itrogen dan "os"or

merupakan kun#i penyebab pen#emar dalam limbah#air. Proses denitri"ikasi terjadi karena terdapat

 pseudomonas denitriicans. +mmonia dihasilkan oleh

dekomposisi senyawa organik terdapat dalam limbah

#air yang harus dihilangkan sebab ammonia bersi"at

toksik atau bera#un terhadap kehidupan ikan air tawar

 jika konsetrasi ammonia dalam air lebih dari 0 mg@ldan senyawa ammonia akan dioksidasi oleh mikroba

menjadi nitrat dengan menggunakan oksigen. 5imbah

#air *$ 3imika kadar 6&0 bebas sebesar ,11

mg@l harus dilakukan upaya untuk mengurangi atau

menekan sehingga memenuhi baku mutu, proses

 penghilangan ammonia dalam limbah #air dilakukandengan proses aerobik pada ammonia dan oksidasi

nitrit, bakteri yang digunakan dalam oksidasi dari

nitrit menjadi nitrat adalah  3itrobacter ,  3itrococcus,

dan  3itrospira.88 3P6 koli yang terpantau lebih dari

1/@1 ml harus diwaspadai karena bisa jadimelebihi baku mutu sebesar 1.@1 ml,

melengkapi P+5 dengan unit disin"eksi harus

dilakukan karena pada dasarnya pengolahan limbah

menggunakan mikroorganisme keberadaannya harus

ditekan atau dikurangi sebelum dibuang ke badan air

 penerima.

 6enerapan @ungsi ManaemenPenerapan "ungsi manajemen limbah yang ada di

*$ 3imika masih belum memenuhi, banyak aspek

 belum dilaksanakan namun idialnya seharusnya

sebagai berikut "ungsi manajemen limbah yang

dipakai adalah peren#anaan, pengorganisasian, pergerakan-pelaksanaan dan pengawasan. Tiga prinsip

 pokok penerapan asas-asas manajemen pada

 pengembangan program kesehatan adalah upaya

 peningkatan e"isiensi penggunaan sumber daya untuk

menunjang pelaksanaan program pengelolaan limbah,

 peningkatan e"ekti=itas pelaksanaan kegiatan untuk

men#apai target terkelolanya semua limbah yang

dihasilkan serta kualitasnya memenuhi baku mutu,dan setiap pengambilan keputusan dapat dilakukan

se#ara rasional karena didasari peman"aatan data

se#ara tepat.

 6erencanaanPeren#anaan merupakan "ungsi yang terpenting karena

merupakan awal dan arah dari proses manajemen

limbah se#ara keseluruhan. Peren#anaan programlimbah terdiri dari;

a.  3enjelaskan berbagai masalah atau identi"ikasi

masalah

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat

diketahui berbagai masalah yang ada dalam pengelolaan limbah di *$ 3imika, seperti;kekurangan tenaga operator insinerator, pelatihan

tenaga pengelola limbah, *'P belum ada, teknik

operasional yang belum memenuhi ketentuan,

anggaran yang tidak detail, sarana dan prasarana

yang belum lengkap.

 b.  3enentukan prioritas masalah

Penetapan prioritas masalah adalah sebuah

keharusan karena begitu kompleksnya masalah dan

terbatasnya sumber daya yang tersedia, prioritas

masalah dijadikan dasar untuk menentukan tujuan

 peren#anaan program pengelolaan limbah.

#. 

3enetapkan tujuan dan indikator keberhasilannya+pabila prioritas program sudah ditetapkan,

langkah selanjutnya adalah menetapkan tujuan,

misalnya untuk pengelolaan limbah adalah

terkelolanya limbah padat sebesar 1: dan

limbah #air yang sudah melalui pengolahan

memenuhi baku mutu.

d.  3engkaji hambatan dan kendala

*eperti diketahui hambatan dan kendala

 pengelolaan limbah di *$ 3imika adalah

sumber daya yang meliputi, jumlah *$3,

 pelatihan *$3, sarana dan prasarana.

e.  3enyusun ren#ana kerja operasional

$engan ren#ana kerja operasional akanmemudahkan untuk mengetahui sumber daya yang

dibutuhkan dan sebagai alat untuk pemantauan

 program menyeluruh.18

 6engorganisasian$ari struktur organisasi instalasi sanitasi diketahui

mekanisme pelimpahan wewenang dari kepala

instalasi kepada sta" sesuai dengan tugas-tugas yang

diberikan. +danya rapat yang diselenggarakan dapat

digunakan sebagai sarana koordinasi serta sinkronisasi pengelolaan limbah dengan unit atau bagian lain yang

ada di *$ 3imika. Penetapan hubungan dalam

suatu organisasi merupakan salah satu syarat

ter#iptanya kerja sama (team  work ), antara karyawan

Page 11: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 11/13

Evaluasi Manajemen Limbah Padat 

11

dengan karyawan, dan antara instalasi dengan

instalasi.1> 

 6enggerakan"pelaksanaan4eberhasilan pengembangan "ungsi manajemen

limbah sangat dipengaruhi oleh keberhasilan kepala

instalasi sanitasi menumbuhkan moti=asi kerja sta"dan semangat kerja sama antara sta" dengan sta"

lainnya di *$ 3imika.

 6engawasanTolak ukur keberhasilan program pengelolaan

limbah sudah ditetapkan malalui ren#ana kerja

operasional yang telah disusun. Tanggung jawab

 pengawasan program pengelolaan limbah berada

ditangan kepala instalasi sanitasi tetapi wewenang

dilapangan dilimpahkan kepada koordinator unit 0sanitasi. 5angkah penting "ungsi pengawasan adalah;

a.  3enilai apakah ada kesenjangan.

 b. 

3enganalisis "aktor-"aktor penyebab timbulnya

kesenjangan tersebut.

#.  3eren#anakan dan melaksanakan langkah-langkahuntuk mengatasi permasalahan yang mun#ul

 berdasarkan "aktor-"aktor penyebab yang sudah

diidenti"ikasi.

paya pengawasan dilaksanakan se#ara rutin

dengan menggunakan tolak ukur keberhasilan

 program pengelolaan limbah sebagai pedoman kerja.&asilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik

untuk memperbaiki proses peren#anaan pengelolaan

limbah.18

 :nalisis S47TBerdasarkan analisa instalasi sanitasi mempunyai

kekuatan dan peluang sehingga strategi yang disusun

dengan #ara menggunakan semua kekuatan untuk

merebut peluang sebagaimana uraian dibawah ini;

a)  3eningkatkan kemampuan instalasi sanitasi

dalam pengelolaan limbah rumah sakit.

 b)  3eningkatkan kualitas *$3 dengan pelatihan.

#)  3engoptimalkan anggaran untuk meningkatkan

 pengelolaan limbah.

d)  3eman"aatkan uraian tugas dalam rangka

menangani pengelolaan limbah

e) 

3eman"aatkan dan meningkatkan sarana prasana pengelolaan limbah dengan kerjasama antar

instansi

")  3eningkatkan kerjasama antar instalasi dalam

rangka pengelolaan limbah dengan menjalankan

aturan untuk meningkatkan mutu rumah sakit.

S(MP$L"!

 engelolaan li&ah padat  1.  egulasi yang digunakan masih menggunakan

4ep.3en.4es. nomor 1!9@tahun !9

sedangkan *'P yang sudah dibuat belum

disahkan serta belum disosialisasikan.

!.  Teknik operasional limbah padat yang dimulai

dari pemilahan 0: kantong limbah padat medis

ter#ampur limbah padat non medis, pengumpulan

limbah padat medis peletakan menunggu

 pengangkutan sebagian kurang aman,

 pengangkutan belum menggunakan troly yang

terpisah antara limbah medis dan non medis,insinerator tidak ber"ungsi optimal, suhu

 pembakaran hanya 8!!o dan penimbunan residu

sisa pembakaran belum memenuhi ketentuan.

0.  nit pengelola limbah belum menangani

 pengelolaan limbah se#ara optimal, pengawasan

 pengelolaan limbah padat tidak dilakukan setiap

hari, operator insinerator dirangkap oleh

koordinator unit 0 sanitasi.

9.  4euangan yang dianggarkan sebesar p

0.8!.!/., mengalami penurunan sebesar

p. 77.!/.!8, namun anggaran tersebut bisa

dioptimalkan dengan dilakukan perin#ian yang

 jelas dan detail.8.  Peran serta masyarakat dalam pengelolaan limbah

 padat belum sepenuhnya sadar dengan membuang

limbah padat pada tempatnya.

/.  5imbah "armasi belum dikelola sama sekali oleh

instalasi sanitasi dengan berat limbah dalam tahun!11 sebesar 7!1 kg yang terdiri dari 8 item

obat. 5imbah padat medis padat medis yang

terkelola rata-rata 89,01 kg@hari atau !:.

5imbah padat non medis yang terkelola sebesar

11, kg@hari atau /,7:.

+spek input, proses dan output belum dilakukan peren#anaan *$3, 4euangan, 3etode, regulasi dan

sarana prasarana mengakibatkan pelaksanaan pengelolaan limbah tidak berjalan optimal sehingga

tidak e"ekti" dan e"isien.

 6engelolaan limbah cair1.  *umber daya manusia yang mengelola limbah

#air sebanyak satu orang dari unit 0 sanitasi yang

 juga merangkap pengelola limbah padat dan

 belum pernah mengikuti pelatihan mengenai

limbah #air.

!.  olume limbah #air yang dihasilkan diperkirakan

rata-rata sebesar 07 m0@hari.

0.  Teknik operasional dimulai sumber limbah #air

kamar mandi ,8: tidak ber"ungsi, w# sebanyak,9: tidak ber"ungsi, washta"el sebanyak >,:

tidak ber"ungsi dan urinoir 1: tidak ber"ungsi.

Penyaluran, penampungan, pengolahan ber"ungsi

dengan baik namun pemantauan tidak dilakukan

sesuai ketentuan.

9.  Penerapan kebijakan belum sepenuhnya

dilaksanakan serta *'P pengelolaan limbah #air

 belum ada.

8.  4euangan yang ada dianggaran sebesar p.

8.09/., mengalami penurunan sebesar p.

1/!.., dengan anggaran yang ada belum

diuraikan se#ara rin#i dan detail.

/. 

olume limbah #air hasil pengukuran limbah #airdidapatkan hasil bahwa debit limbah #air rata-

Page 12: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 12/13

Misgiono, Onny Setiani, udiyono

1%

rata ,9 liter@detik atau !9 liter@menit atau 08,8/

m0@hari.

>.  &asil pemantauan limbah #air hasil pemeriksaan

limbah #air pada titik outlet hanya 6&0  bebas

,11 mg@l yang masih melebihi baku mutu,

sedangkan untuk pemantauan harian belum

dilakukan.I=aluasi input, proses dan output belum

dilakukan peren#anaan peningkatan kualitas *$3,

4euangan, 3etode, regulasi dan sarana prasarana

mengakibatkan pelaksanaan pengelolaan limbah #air

hanya bersi"at insidental bila ada permasalahan

sehingga hasil dari pengelolaan limbah #air tidak

sesuai dengan ketentuan.

+nalisa *%'T menunjukkan bahwa instalasi

sanitasi mempunyai kekuatanApeluang yang besar,

selanjutnya menyusun "ormula strategisnya yang

 pertama adalah meningkatkan kemampuan instalasi

sanitasi dalam pengelolaanl imbah rumah sakit.

S"R"! 1.  Bagi manajemen *$ 3imika perlu

 penambahan tenaga untuk operator insenerator

dengan kuali"ikasi *5T+, besarnya anggaran

yang dibutuhkan untuk gaji serta hak-hak lainnya

dalam satu tahun sebesar p. 91.>/.,.

!.  Bagi manajemen *$ 3imika anggaran

kebutuhan bahan habis pakai limbah padat

meliputi, kantong plastik limbah padat dan  saety 

bo2  dalam satu tahun dibutuhkan anggaran

sebesar p. 88.>99.!,

0.  Bagi manajemen *$ 3imika anggaran yang

dibutuhkan untuk pemeriksaan laboratoriumlimbah #air 9 kali dalam satu tahun sebesar p.

!1./7.,

9.  Bagi kepala instalasi sanitasi agar membuat

 peren#anaan untuk pemeliharaan serta pengadaan

sarana dan prasarana meliputi; perbaikan

insinerator, pengadaan troly residu, pengadaan

 bak disin"eksi untuk limbah #air dan pengadaan

 low meter untuk mengukur debit limbah #air

8.  Bagi kepala instalasi sanitasi untuk membuat

 pengusulan tentang pelatihan limbah rumah sakit

dan segera menyusun serta mensosialisasikan

*'P pengelolaan limbah.

/. 

Bagi koordinator unit 0 sanitasi agar pengawasandan pemantauan limbah dilakukan se#ara rutin

termasuk pengawasan penimbunan residu dengan

 benar serta pemantauan parameter lapangan untuk

limbah #air.

D"0'"R P$S'""

1. BP4. umah *akit Pemerintah $aerah *ebagai

Badan 5ayanan mum (B5).

! . ndang-undang epublik ndonesia 6o 99

Tahun ! tentang umah *akit.

0. *. $eterminan Tindakan Perawat $alam

3embuang 5imbah. J#ited !11 1 'ktober KL+=ailable "rom;

http;@@www.google.#o.id@sear#hMG?jumlahNlimba

hNrumahNsakitHhl?idHbiw?10//Hbih?/91Hpr 

md?i=nsHei?5u'2Tua0Fs%sr+"d0rOP+Hsa?6HoG?jumlahNlimbahNrumahNsakitHaG?"HaG

i?HaGl?Hgs2sm?sHgs2upl?/19l>/9ll19/l>l>llll1l0!9l80l!-1.1l!l 

9. *rini=asan +. 3anaging a 3odern &ospital.

 6ew $elhi; *ageL !7.

8. %&'. 3anagement o" *olid &ealth-are %aste

at Primary &ealth-are + $e#ision-3aking<uide. <ene=a; %&'L !8.

/. 3oreira +33, <Qnther %3. I=aluation o"

3edi#al %aste 3anagement applied to a *mall

apa#ity &ealth#are nit in BraEil. Fa#uldade de

*aRde PRbli#a da ni=ersidade de *So Paulo.

!1.>. 4.4alai=ani. + ase *tudy o" Biomedi#al %aste

3anagement in &ospitals. <lobal ournal o"

&ealth *#ien#e. !L1.

7. Paramita 6.I=aluasi Pengelolaan *ampah

umah *akit Pusat +ngkatan $arat <atot

*oebroto. Presipitasi. !>L!.. *aid 6. Teknologi Pengelolaan 5imbah

5ayanan 4esehatan. akarta; BPPTL !.

1. 5imbah *. J#ited !11 10 6opemberKL

+=ailable

"rom;http;@@www.s#ribd.#om@do#@8!>1>90@limb

ah-*ar#hi=e

11. Bio *. Penanganan dan Pengolahan 5imbahumah *akit. J#ited !11 1 'ktoberKL

+=ailable

"rom;http;@@shantybio.transdigit.#om@MBiology2$

asar2Pengolahan25imbah;Penanganan2dan2Pen

golahan25imbah2umah2*akit 

1!. Purwanto . 3anajemen *trategis. Bandung;

Urama %idyaL !7.

10. khsan +, $harmanegara B+. +kuntansi dan

3anajemen 4euangan umah *akit.

Uogyakarta; <raha lmuL !1.

19. 3uninjaya ++<.3anajemen 4esehatan. akarta;

Penerbit Buku 4edokteran I<L !9.

18. &asibuan 3*P. 3anajemen $asar, Pengertian,$an 3asalah. akarta; Bumi +ksaraL !.

1/. Pruss +, I.<iroult, ushbrook P. *a"e

3anagement o" %aste "rom &ealth-are

+#ti=ities. <ene=a; %&'L 1.

1>. 4ep.3en.4es 6o 1!9 tahun !9 tentang

4esehatan 5ingkungan umah *akit.

17. +disasmito %. *istem 3anajemen 5ingkungan

umah *akit. akarta; PT,aja<ra"indo PersadaL

!>.

1. %illiam . Bla#kman . Basi# &aEardous %aste

3anagement. Third ed. Bo#a aton; 5ewis

PublishersL !1.

Page 13: 10010-22651-1-SM

8/18/2019 10010-22651-1-SM

http://slidepdf.com/reader/full/10010-22651-1-sm 13/13

Evaluasi Manajemen Limbah Padat 

1&

!. $epkes.. Pedoman Penatalaksanaan

Pengelolaan 5imbah Padat dan 5imbah air diumah *akit; $epkes L !/.

!1. *uharto . 5imbah 4imia dalam Pen#emara

dara dan +ir. Uogyakarta; +ndi '""setL !11.

!!. Purwanto $*. Pengelolaan 5imbah air TeoriPraktis untuk alon Tenaga *anitasi. *urabaya;

urusan 4esehatan 5ingkungan P'5TI44I**urabayaL !9.

!0. eese $. &andbook o" *a"ety and &ealth "or

the *er=i#e ndustry, ndustrial *a"ety and &ealth

"or People-'riented *er=i#es. Bo#a aton;

PressL !.!9. *ugiharto. $asar-dasar Pengelolaan +ir 5imbah.

akarta; ni=ersitas ndonesiaL 17>.

!8. 3a#Eulak +. %aste Treatment edu#ing <lobal

%aste. 6ew Uork; +n mprint o" n"o BaseL

!1.

!/. $epkes.. Pedoman *anitasi umah *akit dindonesia. akarta; $epkes.L !!.

!>. *abarguna B*. Buku Pegangan 3ahasiswa

3anajemen umah *akit. akarta; *agung *etoL

!11.

!7. &.F.5iu $, 5iptak B<. In=ironmental Ingineers

&andbook netB+*I. 6ew ersey; Press 55L 1.

!. ubaya B**+4. *anitasi +ir dan 5imbah

Pendukung 4eselamatan Pasien umah *akit.

akarta; *alemba 3edikaL !11.

0. 6emerow 65, +gardy F, *ulli=an P, *al=ato

+. In=ironmental Ingineering %ater,

%astewater, *oil and <round %ater Treatmentand emediation. *iCth ed. 6ew ersey; ohn

%iley H *onsL !.

01. +sano T. %ater euse ssue, Te#hnologies and

+ppli#ations. 6ew Uork; 3et#al" H IddyL

!>.1.