Upload
vuduong
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Operasi
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p4), manajemen operasi adalah
serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output.
Sedangkan menurut Richard B. Chase (2004, p6), “Operations management is defined as
the design, operation, and improvement of the system that create and deliver the firm’s
primary product and services”. Dimana artinya adalah “Manajemen operasi didefinisikan
sebagai gambaran, proses operasi, dan perbaikan atau pengawasan dari sistem-sistem yang
menghasilkan dan mengantar produk utama atau jasa suatu perusahaan”.
Jadi jelas bahwa manajemen operasional adalah suatu aktivitas proses operasi, dan
pengawasan dari proses tersebut agar proses tersebut dapat menghasilkan nilai dalam
bentuk barang maupun jasa yang diinginkan.
2.2 Pengertian Manajemen Ilmiah
Menurut Bernard W. Taylor (2005, p1), manajemen ilmiah merupakan penerapan ilmiah
yang menggunakan pendekatan ilmiah untuk memecahkan persoalan-persoalan manajemen
dengan tujuan untuk membantu manajer membuat atau mengambil keputusan yang terbaik.
Jadi, manajemen ilmiah tidak hanya merupakan kumpulan teknik manajemen ilmiah.
Manajemen ilmiah mencakup pendekatan logika pada pemecahan masalah dengan
pendekatan filosof untuk memecahkan masalah secara ilmiah dan sesuai logika.
Menurut Barry Render (2003, p2), konsep analisis kuantitatif merupakan suatu
pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial. Pendekatan tersebut dimulai
dengan data yang kemudian diolah atau diproses menjadi informasi yang berguna bagi
pengambil keputusan (decision maker).
5
Langkah-langkah manajemen ilmiah untuk memecahkan masalah menurut Bernard W.
Taylor (2005, p2) dapat dilihat pada gambar 2.1, dimana penjelasan dari gambar tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan atau observasi; mengenali dan mempelajari masalah-masalah yang
terdapat dalam organisasi atau sistem.
2. Definisi masalah; definisi masalah harus meliputi batasan-batasan masalah dan
tingkatan dimana masalah tersebut mempengaruhi unit organisasinya.
3. Model konstruksi atau pembuatan model; merupakan penyajian yang ringkas dari
situasi masalah yang sedang berjalan. Penyajian dapat berupa grafik, atau diagram
meskipun biasanya model manajemen ilmiah mencakup suatu set hubungan
matematis.
4. Solusi (cara pemecahan model); pada saat model-model telah disusun dalam
manajemen ilmiah, model-model diselesaikan dengan teknik manajemen ilmiah.
Jenis model dan metode pemecahan merupakan bagian teknik manajemen ilmiah.
Solusi manajemen ilmiah dapat berupa rekomendasi keputusan atau informasi yang
dapat membantu manajer mengambil keputusan.
5. Pelaksanaan hasil pemecahan (implementasi); merupakan pelaksanaan nyata dari
model yang telah dikembangkan atau pemecahan dari masalah yang dihasilkan oleh
model yang telah dikembangkan.
6
Gambar 2.1. Proses Manajemen Ilmiah
2.3 Pengertian Pemodelan Transportasi
Formulasi paling awal dari pemodelan transportasi dasar dipelopori oleh Frank L.
Hitchcock pada tahun 1941 dengan memformulasikan masalah transportasi sebagai suatu
metode untuk pemasokan suatu barang dari beberapa pabrik ke sejumlah kota dengan
berbagai biaya pengiriman yang tetap. Dan selanjutnya dikembangkan oleh T. C. Koopmans,
seorang ahli ekonomi Amerika yang berasal dari Belanda, pada tahun 1947. Formulasi linear
programming pertama kali diberikan oleh George B. Dantzig. Pada tahun 1953, W. W.
Cooper dan A. Charnes mengembangkan metode Stepping-Stone, yaitu algoritma bertujuan
khusus bagi pemecahan persoalan transportasi.
Menurut Charles A.Taff (1996, p154), salah satu masalah yang sering melibatkan biaya
pergudangan dan biaya pengiriman adalah bagaimana meminimisasi biaya distribusi produk
dari sejumlah sumber ke sejumlah tujuan. Dalam menggunakan metode transportasi,
pemecahan awal dikembangkan dan pemecahan alternatif dievaluasi sehingga didapat
pemecahan optimum. Pemecahan awal dapat dikembangkan dalam salah satu cara dari
beberapa cara berikut ini:
1. Dengan memiliki Pemecahan yang tampaknya merupakan program yang baik.
2. Dengan menggunakan program yang ada sekarang.
Definisi Masalah
Model Konstruksi
Solusi
Pelaksanaan
Teknik Manajemen Ilmiah
Umpan balik
Informasi
Observasi
7
3. Dengan memulai dari sudut kiri paling atas pada matriks dan menegaskan kuantitas
sampai persyaratan terpenuhi (NWC).
Menurut H.M.N. Nasution (1996, p11), transportasi diartikan sebagai pemindahan barang
dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan. Dalam hubungan ini terlihat tiga hal berikut
ini: ada muatan yang diangkut, tersedia kendaraan sebagai alat angkutannya, dan ada
jalanan yang dapat dilalui.
Transportasi berfungsi sebagai sektor penunjang pembangunan dan sebagai pemberi
jasa bagi perkembangan ekonomi. Manfaat dari transportasi dari segi aspek ekonomi, sosial,
politis, dan kewilayahan adalah sebagai berikut:
1. Aspek ekonomi: Kegiatan ekonomi bertujuan memenuhi kebutuhan manusia dengan
menciptakan manfaat. Transportasi adalah salah satu jenis kegiatan yang
menyangkut peningkatan kebutuhan manusia dengan mengubah letak geografis
orang maupun barang. Dengan transportasi, bahan baku dibawa menuju tempat
produksi dan hasil produksi dibawa ke pasar atau tempat pelayanan kebutuhannya
seperti pasar, Rumah Sakit, pusat rekreasi, restoran, dan lain-lainnya.
2. Aspek sosial: Untuk kepentingan hubungan sosial ini, transportasi sangat membantu
dalam menyediakan berbagai kemudahan, antara lain: pelayanan untuk perorangan
maupun keluarga, pertukaran atau penyampaian informasi, perjalanan untuk
bersantai, perluasan jangka perjalanan sosial, pemendekan jarak antara rumah dan
tempat kerja, dan bantuan dalam memperluas kota atau memencarkan penduduk
menjadi keluarga yang lebih kecil.
3. Politis: Ada beberapa manfaat politis transportasi yang dapat berlaku bagi Negara
manapun, yaitu sebagai berikut:
a) Transportasi menciptakan Persatuan Nasional yang semakin kuat dengan
meniadakan isolasi.
8
b) Transportasi menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat
dikembangkan atau diperluas dengan lebih merata pada setiap bagian
wilayah Negara.
c) Keamanan Negara terhadap serangan dari luar yang tidak dikehendaki
mungkin sekali bergantung pada transportasi yang efisien yang
memudahkan mobilisasi segala daya (kemampuan dan ketahanan) Nasional
serta memungkinkan perpindahkan pasukan perang selama masa perang.
d) Sistem transportasi yang efisien memungkinkan Negara memindahkan dan
mengangkut penduduk dari daerah bencana.
4. Kewilayahan: Dilihat dari keuntungan ekonomi, kebutuhan perangkutan dari satu
tempat ke tempat lain adalah karena ada unsur persediaan di A dan unsur
permintaan di B. Pada tempat yang satu terdapat persediaan barang berlebih,
sementara tempat lain membutuhkan barang tersebut.
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005, p631), pemodelan transportasi adalah suatu
prosedur berulang untuk memecahkan permasalahan meminimasi biaya pengiriman produk
dari beberapa sumber ke beberapa tujuan.
Jadi pengertian transportasi adalah pemindahan barang dan jasa dari beberapa tempat
asal (sumber) ke beberapa tempat tujuan dengan memecahkan permasalahan biaya
transportasi agar biaya tersebut optimum.
Masalah transportasi berhubungan dengan distribusi barang dari beberapa titik supply ke
sejumlah titik permintaan. Biasanya telah diberikan kapasitas barang di setiap sumber dan
permintaan barang di setiap tujuan.
Masalah transportasi juga dapat digunakan ketika perusahaan mencoba untuk
mengambil keputusan dimana akan dibuka fasilitas baru. Sebelum membuka gudang,
perusahaan atau kantor pemasaran, sangat baik sekali untuk mendapatkan sejumlah tempat
alternatif. Keputusan keuangan yang baik berhubungan dengan lokasi juga dapat
meminimalisasi biaya transportasi dan produksi secara keseluruhan.
9
Konsep dasar transportasi adalah:
1. Masalah transportasi berhubungan dengan pendistribusian barang-barang dari
beberapa sumber (sources) ke beberapa tujuan (destinations).
2. Biasanya, memiliki sejumlah kapasitas barang dari masing-masing sumber dan
sejumlah kapasitas kebutuhan barang dari masing-masing daerah tujuan.
Model transportasi diformulasikan menurut karakteristik-karakteristik yang unik dengan
permasalahan sebagai berikut:
1. Suatu produk dipindahkan dari sejumlah sumber ke tempat tujuan dengan biaya
seminimum mungkin, dan
2. Atas barang tersebut, tiap sumber mampu memasok suatu jumlah unit produk yang
tetap, dan tiap tempat tujuan mempunyai jumlah permintaan yang tetap atas
produk tersebut.
Sasaran transportasi adalah mengalokasikan produk yang ada pada sumber asal
sedemikian rupa hingga terpenuhi semua kebutuhan pada tempat tujuan, sedangkan tujuan
utama dari persoalan transportasi adalah untuk mencapai jumlah biaya yang serendah-
rendahnya (minimum) atau mencapai jumlah laba yang sebesar-besarnya (maksimal).
Persoalan transportasi terpusat pada pemilihan rute dalam jaringan distribusi produk antara
pusat industri dan distribusi gudang atau antara distribusi gudang regional dan distribusi
pengeluaran lokal. Dalam menggunakan metode transportasi, pihak manajemen mencari rute
distribusi yang akan mengoptimumkan tujuan tertentu, misalnya tujuan meminimumkan total
biaya transportasi, memaksimumkan laba, atau meminimumkan waktu yang digunakan.
Model transportasi memiliki berbagai macam metode dalam memecahkan persoalan
manajemen yang bertujuan untuk meminimumkan biaya transportasi. Metode-metode
tersebut adalah:
• Metode Northwest-Corner (NWC)
• Metode Least Cost (Metode Biaya Terendah Intuitif)
• Metode Vogel Approximations Method (VAM)
10
• Metode Stepping-Stone
• Metode Modification Distribution (MODI)
Dalam gambar 2.2 menunjukkan ikhtisar langkah-langkah penyelesaian masalah
transportasi. Setiap langkah memiliki perbedaan dengan yang lain. Beberapa metode yang
dapat digunakan dalam setiap langkah adalah sebagai berikut :
Gambar 2.2. Ikhtisar Langkah-langkah Transportasi
Langkah 1 .
Ada tiga metode untuk membentuk tabel awal yang feasible, yaitu :
1. Metode Northwest-Corner (NWC).
Membentuk tabel awal transportasi yang
feasible
Apakah tabel sekarang sudah optimum?
Pindah ke langkah 2 hingga didapatkan solusi yang
feasible.
STOP
Langkah 1
Langkah 2
Ya
Tidak
Langkah 3
11
2. Metode Least Cost.
3. Metode Vogel’s Approximation Method (VAM).
Langkah 2.
Ada dua metode yang dapat digunakan untuk menemukan tabel optimum, yaitu :
1. Metode Stepping-Stone.
2. Metode MODI (Modified Distribution Method).
Data kebutuhan produk selama 3 bulan yang diperoleh dari perusahaan diolah menjadi
tabel transportasi dengan mencari rata-rata dari data tersebut yang selama 3 bulan.
Sedangkan data biaya transportasi, didapat dari perusahaan langsung. Karena perusahaan
sebelumnya telah melakukan kesepakatan dengan para pelanggannya mengenai biaya-biaya
tersebut. Mencari rata-rata data tersebut menggunakan rata-rata hitung (Mean). Mean
adalah nilai yang mewakili himpunan atau sekelompok data. Mean dirumuskan sebagai
berikut:
∑=
=n
iiXn
X1
1
( )ni XXXXn
+++++= ......121
Keterangan :
X : Dibaca X bar, yaitu simbol rata-rata.
∑=
n
iiX
1 : Jumlah hasil pengamatan atau observasi sebanyak N kali.
iX : Pengamatan atau observasi yang disimbolkan sebagai variabel X
Sedangkan analisa transportasi dilakukan dengan mengolah data yang telah diolah
menjadi tabel transportasi. Kemudian tabel transportasi tersebut dianalisa dengan
menggunakan metode-metode sebagai berikut : Metode NWC, metode Least Cost, dan
metode VAM. Analisa tersebut dilakukan dengan menggunakan software QM for Windows,
12
dimana software tersebut adalah suatu program untuk mengolah data yang berbentuk linier
programming.
Secara umum bentuk tabel transportasi dapat dilihat dalam Tabel 4.15 dan 4.16. Dalam
tabel tersebut menunjukkan bahwa semua fungsi kendala, baik kendala tempat asal maupun
kendala tempat tujuan, dimasukkan dalam tabel. Kendala tempat asal (pabrik) berada pada
sebelah kiri dan jumlah barang yang tersedia berada sebelah kanan tabel. Sedangkan
kendala tempat tujuan berada diatas tabel dan jumlah barang yang diminta terletak di bawah
tabel.
Biaya per unit barang dimasukkan ke dalam setiap sel di pojok kiri atau pojok kanan
setiap sel. Hal ini dilakukan untuk mempermudahkan dalam proses penyelesaian.
2.3.1 Metode Northwest-Corner (NWC)
Metode northwest-corner merupakan suatu prosedur dalam transportasi model yang
memulai perhitungan di bagian kiri atas tabel (northwest-corner) dan secara sistematis
mengalokasikan unit pada rute pengiriman. Metode northwest-corner mengharuskan
perhitungan dimulai pada bagian kiri atas tabel dan mengalokasikan unit pada rute
pengiriman sebagai berikut:
1. Habiskan pasokan (kapasitas pabrik) pada setiap baris sebelum pindah ke baris di
bawah yang berikutnya.
2. Habiskan kebutuhan (permintaan gudang) dari setiap kolom sebelum pindah ke
kolom berikutnya di sisi kanan.
3. Pastikan bahwa semua permintaan dan pasokan telah terpenuhi.
Kelemahan Metode Northwest-Corner ini adalah setiap alokasi tidak memperhatikan besarnya
biaya per unit. Kriteria yang dituntut adalah sudut kiri atas dan sudut kanan bawah
merupakan sel basis. Oleh karena tidak memperhatikan biaya per unit, metode Northwest-
Corner kurang efisisen dan merupakan metode terpanjang dalam mencari tabel optimum.
13
2.3.2 Metode Least Cost (Biaya Terendah Intuitif)
Metode Intuitif merupakan suatu pendekatan berdasarkan biaya untuk menemukan satu
solusi awal untuk permasalahan transportasi. Metode intuitif membuat alokasi berdasarkan
kepada biaya yang terendah. Metode ini merupakan sebuah pendekatan yang sederhana
yang menggunakan langkah-langkah berikut:
1. Identifikasi sel dengan biaya yang paling rendah. Pilih salah satu jika terdapat biaya
yang sama.
2. Alokasikan unit sebanyak mungkin untuk sel tersebut tanpa melebihi pasokan atau
permintaan. Kemudian coret kolom atau baris itu (atau keduanya) yang sudah penuh
terisi.
3. Dapatkan sel dengan biaya yang paling rendah dari sisa sel (yang belum tercoret).
4. Ulangi langkah ke 2 dan 3 sampai semua unit habis dialokasikan.
Karena kecenderungan solusi biaya minimal meningkat dengan menggunakan metode
intuitif ini, maka sangat beruntung jika solusi dari metode intuitif menghasilkan biaya yang
minimal. Dalam hal ini, seperti pada solusi yang didapatkan dengan metode northwest-
corner, metode intuitif tidak menghasilkan biaya minimal. Oleh karena aturan northwest-
corner dan pendekatan biaya terendah intuitif dimaksudkan hanya untuk menyediakan satu
titik awal yang layak, maka sebuah prosedur tambahan untuk mencapai solusi optimal harus
dilakukan. Namun, metode Least Cost memiliki hasil biaya yang lebih kecil dibandingkan
dengan metode Northwest-Corner. Oleh karena itu, metode Least Cost lebih efisien jika
dibandingkan dengan metode Northwest-Corner.
2.3.3 Metode Vogel Approximations Method (VAM)
Metode VAM lebih sederhana penggunaannya, karena tidak memerlukan closed path
(jalur tertutup). Metode VAM dilakukan dengan cara mencari selisih biaya terkecil dengan
biaya terkecil berikutnya untuk setiap kolom maupun baris. Kemudian pilih selisih biaya
terbesar dan alokasikan produk sebanyak mungkin ke sel yang memiliki biaya terkecil. Cara
ini dilakukan secara berulang hingga semua produk sudah dialokasikan. Metode ini
14
berdasarkan pada konsep biaya pinalti (Penalty Cost). Jika pengambil keputusan salah
memilih tindakan dan beberapa alternatif tindakan yang ada, maka pengambil keputusan
akan menyesali keputusan yang diambil. Dalam suatu permasalahan transportasi, yang
dianggap sebagai rangkaian tindakan adalah alternatif rute dan suatu keputusan dianggap
salah jika mengalokasikan ke sel yang tidak berisi biaya rendah. Penggunaan metode VAM
tidak menjamin ditemukannya total biaya minimum, oleh karena itu, setelah semua produk
dialokasikan sebaiknya sel bukan basis diuji apakah memiliki nilai ≥ 0. Hal ini dilakukan
untuk menjamin bahwa total biaya benar-benar minimum.
2.3.4 Metode Stepping-Stone
Metode stepping-stone merupakan suatu teknik yang berulang untuk berpindah dari
suatu solusi awal yang layak ke solusi yang optimal dalam metode transportasi. Metode
stepping-stone akan membantu untuk perpindahan suatu solusi awal yang layak ke sebuah
solusi optimal. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas biaya pengiriman
barang-barang melalui rute transportasi yang saat ini bukasn merupakan rute yang ada
dalam solusi.
Di saat menerapkan rute tersebut, setiap sel atau kotak yang tidak terpakai dalam tabel
transportasi diuji dengan mempertanyakan : “Apa yang akan terjadi pada biaya pengiriman
total jika satu unit produk dikirimkan pada satu rute yang tidak terpakai?” Pengujian
dilakukan sebagai berikut:
1. Pilihlah kotak manapun yang tidak terpakai untuk dievaluasi.
2. Dimulai dari kotak ini, telusurilah sebuah jalur tertutup yang kembali ke kotak awal
melalui kotak-kotak yang sekarang ini yang sedang digunakan (yang diizinkan
hanyalah gerakan vertikal dan horizontal). Walaupun demikian, boleh melangkahi
kotak manapun baik kosong maupun berisi.
3. Mulai dengan tanda plus (+) pada kotak yang tidak terpakai, tempatkan secara
bergantian tanda plus dan tanda minus pada setiap kotak pada jalur yang tertutup
yang baru saja dilalui.
15
4. Hitunglah indeks perbaikan dengan cara: pertama, menambahkan biaya unit yang
ditemukan pada setiap kotak yang berisi tanda plus, dan kemudian dilanjutkan
dengan mengurangi biaya unit pada setiap kotak yang berisi tanda minus.
5. Ulangi langkah 1 hingga 4 sampai semua indeks perbaikan untuk semua kotak yang
tidak terpakai sudah dihitung. Jika semua indeks yang dihitung lebih besar atau
sama dengan nol, maka solusi optimal sudah tercapai. Jika belum, maka solusi
sekarang dapat terus ditingkatkan untuk mengurangi biaya perngiriman total.
2.3.5 Metode Modification Distribution (MODI)
Metode MODI pada dasarnya adalah suatu modifikasi dari metode stepping-stone.
Namun dalam MODI perubahan biaya pada sel, ditentukan secara sistematis tanpa
mengidentifikasi lintasan sel-sel kosong seperti pada metode stepping-stone. Pengoperasian
dalam metode MODI dalam menyelesaikan masalah transportasi, prinsip dasarnya sama
dengan metode yang lain. Perbedaannya terletak pada pengujian nilai sel bukan basis untuk
menentukan apakah tabel sudah optimum.
Dalam metode Stepping-Stone, pengujian nilai sel bukan basis dilakukan dengan
membuat jalur tertutup (closed path). Dalam metode MODI tidak menggunakan jalur
tertutup, kecuali pada saat menentukan sel yang akan keluar basis (perpindahan tabel). Oleh
karena itu, metode MODI merupakan cara yang lebih efisien di dalam menghitung nilai sel
bukan basis.
Untuk mencari nilai sel bukan basis berdasarkan metode Modi, dilakukan dengan cara
menambahkan satu baris, katakanlah Kj yang menyatakan nilai setiap kolom K1, K2,
K3,…,Kj, dan menambahkan satu kolom, katakanlah Ri yang menyatakan nilai setiap baris
R1, R2, R3,…, Ri. Nilai Kj dan Ri yang dicari hanya untuk sel basis (jumlah sel basis sama
dengan m+n – 1), dengan menggunakan rumus Ri + Kj = Cij = biaya angkut per
satuan dari tempat asal (i) ke tempat tujuan (j). Sedangkan untuk mencari nilai sel
bukan basis digunakan rumus Cij – Ri – Kj.
16
Langkah awal metode MODI dapat dimulai dari tabel awal metode Northwest-Corner
maupun tabel awal metode Least Cost. Langkah-langkah detail metode MODI adalah sebagai
berikut:
1. Tentukan tabel awal yang feasible dengan menggunakan metode Northwest-Corner
atau metode Least Cost.
2. Tambahkan variabel iR dan jK pada setiap baris dan kolom.
3. Cari nilai iR maupun jK untuk setiap sel basis dengan menggunakan rumus:
ijji CKR =+ dengan memisalkan salah satu nilai iR atau jK = 0.
4. Hitung semua nilai sel bukan basis dengan menggunakan rumus: jiij KRC −− .
5. Tentukan sel yang akan masuk basis dengan memilih nilai sel bukan basis yang
memiliki negatif terbesar. Kemudian buatlah closed path untuk menentukan sel yang
akan keluar basis dengan memilih jumlah unit terkecil dari sel yang bertanda negatif.
6. Tabel optimum tercapai apabila sel bukan basis semuanya memiliki nilai ≥ 0.
7. Jika tabel belum optimum, ulangi kembali langkah 2 sehingga ditemukan tabel
optimum.
2.4 Masalah Khusus Dalam Transportasi
Dalam transportasi, terdapat beberapa masalah yang dihadapi apabila terdapat
kesalahan dalam pengalokasian maupun dalam jumlah kapasitas pemasok dan kapasitas
permintaan. Masalah khusus yang dihadapi dalam transportasi adalah sebagai berikut:
1. Penawaran lebih besar dari permintaan.
2. Permintaan lebih besar dari penawaran.
3. Masalah degeneracy.
4. Maksimisasi keuntungan.
5. Masalah prioritas.
6. Masalah pemblokiran.
7. Masalah multi commodity
17
8. Masalah transipmen
2.4.1 Penawaran Lebih Besar Dari Permintaan
Apabila terjadi penawaran lebih besar dari permintaan atau unbalance, maka diperlukan
tambahan tempat tujuan semu atau sering disebut dengan Dummy. Tambahan tempat
tujuan diperlukan agar penawaran sama dengan permintaan, sehingga tabel awal yang
feasible dapat dibentuk. Biaya transportasi untuk setiap sel dummy sama dengan nol.
2.4.2 Permintaan Lebih Besar Dari Penawaran
Seperti halnya pada masalah pertama, apabila terjadi permintaan lebih besar dari
penawaran, diperlukan tambahan tempat asal semu dengan biaya transportasi sama dengan
nol. Tambahan tempat asal semu diperlukan agar tabel awal yang feasible dapat dibentuk.
2.4.3 Masalah Degeneracy
Dalam setiap tabel transportasi, jumlah sel basis harus sama dengan m + n – 1. apabila
sel basis memiliki jumlah kurang dari ketentuan tersebut, berarti masalah degeneracy terjadi.
Jika hal ini dibiarkan ada kemungkinan terjadi kesulitan dalam membuat closed path (jalur
tertutup) dengan kata lain terputusnya hubungan setiap sel.
Untuk mengatasi masalah degeneracy, agar sel basis memiliki jumlah sesuai dengan
aturan m + n – 1, diperlukan sel basis buatan atau Dummy dengan nilai nol. Dummy
dilakukan dengan memilih salah satu sel bukan basis untuk dijadikan sel basis. Meskipun
pemilihan dummy dapat sembarangan, usahakan agar jalur tertutup setiap sel bukan basis
dapat dibentuk.
2.4.4 Maksimisasi Keuntungan.
Sasaran pokok yang hendak dicapai dari model transportasi adalah mengalokasikan
produk yang tersedia di tempat asal (pabrik) ke tempat tujuan (daerah pemasaran), agar
diperoleh total biaya minimum. Namun demikian, apabila manajemen beranggapan bahwa
keuntungan lebih relevan untuk dijadikan sebagai tujuan, maka diperlukan konversi
(perubahan) terhadap tujuan dari minimisasi biaya ke maksimisasi keuntungan.
18
Perubahan ini ditunjukkan oleh parameter Cij yang semula sebagai biaya per satuan
produk berubah menjadi laba per satuan produk. Cara yang dapat dilakukan untuk
memenuhi keinginan maksimisasi keuntungan tersebut adalah merubah parameter Cij dari
laba per satuan menjadi parameter “Opportunity Cost” yang dicari dengan menngunakan
persamaan sebagai berikut: Opportunity cost = laba terbesar – Cij.
2.4.5 Masalah Prioritas
Tujuan yang hendak dicapai dalam permasalahan transportasi adalah mencari alokasi
dengan total biaya minimum. Oleh karena itu biaya per satuan barang terkecil merupakan
dasar pengalokasian. Bila menghadapi kasus dimana kita harus membuat pengecualian
dalam pengalokasian, misalnya untuk menunjang program pemasaran, diharuskan untuk
mengalokasikan produk ke daerah tertentu meskipun biaya per satuan tinggi (diprioritaskan).
2.4.6 Masalah Pemblokiran
Sebagai lawan dari prioritas adalah pemblokiran, dimana perusahaan menetapkan untuk
tidak mengalokasikan produk ke daerah pemasaran tertentu. Keinginan tersebut dapat
dituangkan ke dalam tabel transportasi dengan cara memberikan biaya satuan yang tinggi
dengan simbol (M). Semakin tinggi biaya per satuan, semakin besar daerah pemasaran
tertentu tidak menerima alokasi, karena semakin tidak ekonomis. Masalah prioritas dan
pemblokiran sangat bermanfaat apabila kita mengaplikasikan model transportasi dalam
penyelesaian masalah skedul produksi maupun dalam masalah penugasan.
2.4.7 Masalah Multi Commodity
Kasus lain yang sangat mungkin dihadapi dalam masalah transportasi adalah produk
yang akan dialokasikan terdiri dari berbagai jenis produk (multi commodity). Persoalannya
bagaimana mengatur alokasi produk dari beberapa pabrik ke daerah pemasaran agar total
biaya transportasi minimum.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada dua cara yang dapat dilakukan, pertama,
membuat tabel transportasi secara terpisah untuk masing-masing jenis produk, atau yang
kedua dengan cara menggabungkan seluruh jenis produk tersebut ke dalam satu tabel
19
transportasi. Penyelesaian secara terpisah maupun dalam satu tabel,menghasilkan alokasi
optimum yang sama untuk kedua cara tersebut. Namun demikian, penyelesaian secara
terpisah jauh lebih efisien jika dibandingkan penyelesaian dalam satu tabel.
2.4.8 Masalah Transipmen
Masalah transipmen timbul karena pengiriman barang tidak semuanya dapat dilakukan
secara langsung dari tempat asal ke tempat tujuan. Sebagian pengiriman harus melalui
perantara dalam hal ini disebut tempat transipmen. Dalam model transipmen, setiap tempat
asal maupun tempat tujuan dapat menerima dan mengirimkan arus barang dari tempat asal i
ke tempat tujuan j, selain jalur secara langsung.
Tempat transipmen harus dapat memenuhi persyaratan keseimbangan antara barang
yang keluar (dikirimkan) dikurangi barang yang masuk (diterima) sama dengan kebutuhan
bersih. Secara matematis model transipmen dapat dibentuk seperti yang terlihat pada
halaman berikut ini:
Min. Z = ∑∑==
n
jijij
n
iXC
11
Dimana, i = j dan 0≥ijC
d.b i
n
ij
n
ji
ij rXjiX =−∑∑≠=
≠=
11
11
u.h njiX ij ,...,2,1,;0 =≥
i≠ j
Jika dalam model diatas 0=ir , berarti terjadi keseimbangan antara permintaan dengan
penawaran (permintaan = penawaran).
Model transipmen memberikan keleluasaan dalam pendistribusian barang, terutama
dalam menghadapi adanya supply tambahan dari tempat asal yang lain untuk memenuhi
permintaan. Penyelesaian transipmen dapat menggunakan table simpleks, akan tetapi untuk
20
persoalan yang mempunyai matriks kendala cukup besar, penggunaan program komputer
sangat diperlukan.
2.5 Solusi Komputer dengan QM for Windows
Solusi dari permasalahan transportasi menggunakan software QM for Windows. Untuk
mengakses modul transportasi pada QM for Windows, klik pada “Module” di bagian atas layar
dan kemudian klik “Transportasi”. Ketika sudah berada pada modul transportasi, klik pada
“File” lalu “New” untuk menginput data masalah. QM for Windows memberikan tiga pilihan
metode solusi awal - Northwest Corner, Minimum Cell Cost, atau VAM. Ini merupakan tiga
prosedur solusi awal yang digunakan pada prosedur matematis untuk menyelesaikan
masalah transportasi. Saat data selesai diinput, klik “Solve” pada bagian atas layar dan akan
terlihat solusi akhir transportasi (“Transportation Shipments”). QM for Windows akan
memberikan laporan solusi tambahan dari menu “Windows” seperti : Marginal Cost, Final
Solution Table, Iterations, Shipments With Cost, dan Shipping List.
2.6 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran teoritis sebelumnya, untuk menghasilkan biaya
transportasi produk harus diawali dengan kesepakatan antara supplier dengan para
pelanggan mereka. Agar supplier dapat mengirimkan produk mereka ketempat pelanggan
tersebut. Sebelum terjalin kerjasama, supplier dan pelanggan membuat suatu penawaran
Biaya Pengiriman yang Optimal
Analisa Transportasi
Biaya-biaya Transportasi Pengiriman
Jumlah Produk Jumlah Pesanan
21
harga produk dan biaya transportasi. Dari kesepakatan tersebut, maka dapat dilaksanakan
pengantaran produk ke tempat pelanggan. Dari pendistribusian tersebut, diperlukan untuk
analisa transportasi pendistribusian yang dilakukan oleh supplier agar memperoleh biaya
pengiriman yang optimal bagi supplier.
2.7 Metodologi Penelitian
2.7.1 Objek Penelitian
Penelitian dilakukan terhadap pendistribusian produk di CV Srikandi Jaya Makmur.
Dimana penelitian dilakukan pada divisi transportasi yang melakukan kegiatan pengiriman
produk sayuran ke restoran-restoran dari perkebunan yang tepatnya terletak di daerah
Cikole-Lembang, Bandung Selatan dan daerah Cipanas-Puncak.
Restoran – restoran tersebut adalah Crystal Jade Kitchen, Golden Century, Oh La La
Café, Goku Shabu, dan A&W Restoran. Dimana restoran tersebut merupakan restoran yang
memiliki pemesanan paling banyak.
2.7.2 Desain Penelitian
Tabel 2.1 Desain Penelitian
Desain Penelitian
Tujuan Penelitian Jenis
Penelitian
Unit Analisis Time
Horizon
Tujuan 1 —› Menganalisis sistem
pendistribusian
Survey-
kualitatif
Organisasi, Divisi
transportasi
Cross
Section
Tujuan 2 —› Mendapatkan metode
transportasi yang optimal dalam
pendistribusian produk
Kuantitatif Organisasi, Divisi
transportasi
Cross
Section
Tujuan 3 —› Merekomendasikan sistem
pendistribusian yang mampu
memberikan biaya pengiriman optimal
Survey-
kualitatif
Organisasi, Divisi
transportasi
Cross
Section
22
2.7.3 Definisi Operasional dan Instrumen Pengukuran
Definisi operasional adalah suatu definisi yang dinyatakan dalam kriteria atau operasi
yang dapat diuji secara khusus. Tujuannya dalam penelitian adalah memberikan pengertian
dan pengukuran konsep-konsep.
Menurut Indriantoro (2002, p69), definisi operasional adalah penentuan construct
sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional menjelaskan secara
tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasikan construct, sehingga
memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara
yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.
Variabel-variabel yang akan diteliti adalah yang berkenaan dengan hal biaya transportasi
pendistribusian, yaitu:
• Biaya transportasi, yang meliputi biaya bensin, biaya tol, dan letak tempat tujuan.
• Tempat produk asal (gudang)
• Tempat atau tujuan produk yang didistribusi (Restoran)
Tabel 2.2 Variabel, Konsep Variabel, dan Indikator Utama.
Variabel Konsep Variabel Indikator Utama
Sistem
pendistribusian
Suatu sistem dalam
mendistribusikan barang atau
jasa dari produsen ke
konsumen
• Cara pendistribusiannya
menggunakan kendaraan
bermotor, yaitu mobil yang
memiliki box chiller maupun
mobil yang tidak memiliki
chilller
• Alokasi sumber pengiriman
berasal dari kota bandung,
tepatnya di daerah Cikole-
Lembang dan dari Cipanas-
23
Puncak
• Pengelompokan sayuran
dilakukan oleh perusahaan
guna mempermudah
perhitungan biaya pengiriman
• Jumlah pesanan sayuran
selama bulan Juni 2005, Juli
2005, dan Agustus 2005 rata-
ratanya adalah sebesar
12,185Kg untuk kelompok
sayuran 1-3 dan 9,639Kg
untuk kelompok sayuran 4-6
• Biaya pengiriman yang
diperoleh dengan metode
transportasi dimana hasilnya
lebih optimal
2.7.4 Jenis data dan Sumber Data
Tabel 2.3 Jenis dan sumber data
Jenis Data Sumber Data
Sistem Pendistribusian Data sekunder dari perusahaan
Biaya optimal transportasi Data sekunder dari perusahaan
Usulan Biaya Optimal Data Primer yang diperbandingkan dengan
hasil dari metode pemodelan transportasi
24
2.7.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mendapatkan data yang akan diolah, yaitu:
1. Studi kepustakaan
Untuk memperoleh data sekunder dengan menggunakan buku-buku teks, artikel-
artikel majalah atau koran yang sesuai dengan topik yang dibahas.
2. Penelitian lapangan
• Wawancara; merupakan pengumpulan data-data dengan mengajukan sejumlah
pertanyaan secara lisan yang ditujukan kepada pemilik untuk mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
• Data internal; merupakan dokumen-dokumen yang dikumpulkan, dicatat dan
disimpan didalam suatu organisasi berupa laporan penjualan periodik.
Observasi; dilakukan terhadap semua data sesuai maupun tidak sesuai.
2.7.6 Metode Analisis
Tabel 2.4 Teknik Analisa Data
Tujuan Penelitian Metode Penelitian Teknik Analisa
Tujuan 1 —› Menganalisis sistem
pendistribusian
Kualitatif
Survey
Survey
Tujuan 2 —› Mendapatkan
metode transportasi yang optimal
dalam pendistribusian produk
Kuantitatif • Metode NWC
• Metode Least Cost
• Metode VAM
Tujuan 3 —› Merekomendasikan
sistem pendistribusian yang
mampu memberikan biaya
transportasi minimal.
Kualitatif
Survey
Melalui perbandingan
antara biaya yang
telah dikeluarkan
sebelumnya oleh
perusahaan dengan
hasil perhitungan
25
metode-metode
transportasi
2.7.7 Kelemahan Teknik Analisis Data
Teknik analisa pemodelan transportasi memiliki beberapa kelemahan. Tidak setiap
metode analisa tersebut menghasilkan biaya yang optimum. Kelemahan teknik analisa
pemodelan transportasi akan disebutkan sebagai berikut:
1. Metode Northwest-Corner.
Kelemahan pada metode Northwest-Corner adalah bahwa metode ini tidak
mengalokasikan produk sebanyak mungkin pada kotak sel yang memiliki biaya
transportasi terkecil. Dengan kata lain, setiap alokasi produk tidak memperhatikan
besarnya biaya per unit. Metode ini hanya mengalokasikan produk berdasarkan
kriteria sudut kiri atas dan sudut kanan bawah yang merupakan sel basis. Oleh
karena tidak memperhatikan biaya per unit, metode Northwest-Corner ini kurang
efisien dan merupakan metode terpanjang dalam mencari tabel optimum.
2. Metode Least Cost.
Kelemahan pada metode Least Cost terletak pada penentuan alokasi produk ke
dalam sel atau kotak yang memiliki biaya terendah, dimana biaya tersebut
mempunyai lebih dari satu sel atau kotak.
3. Metode VAM.
Kelemahan pada metode VAM (Vogel’s Approximation Method) adalah setelah
semua produk telah dialokasikan, harus menguji sel bukan basis-nya apakah sudah
memiliki nilai ≥ 0. hal tersebut dilakukan untuk menjamin bahwa total biaya benar-
benar minimum.
4. Metode Stepping-Stone.
Kelemahan pada metode Stepping Stone adalah cara pengerjaannya
membutuhkan ketelitian terutama dalam menentukan hasil dari perhitungan biaya-
26
biaya pada sel atau kotak yang kosong. Hasil dari perhitungan biaya akan optimal
apabila >=0. Jika hasil tersebut dalam angka yang negatif atau < 0 maka hasil
tersebut belum optimal sehingga diperlukan perhitungan pada rute yang memiliki
hasil biaya negatif yang terbesar kemudian dihitung jumlah produk yang terdapat
pada kotak rute tersebut hingga memperoleh hasil yang positif. Apabila telah
memperoleh hasil yang positif, maka jumlah produk tersebut dialokasikan kembali
pada tabel transportasi untuk menghitung iterasi selanjutnya secara berulang-ulang
hingga diperoleh hasil perhitungan biaya pada sel atau kotak yang kosong dengan
nilai >=0. Dikarenakan proses perhitungan tersebut, metode Stepping Stone dinilai
sedikit rumit dan diperlukan ketelitian dalam pengerjaannya.
5. Metode MODI.
Kelemahan pada metode MODI hampir sama dengan metode Stepping Stone
yaitu sedikit rumit dan diperlukan ketelitian dalam pengerjaannya. Namun metode
MODI dalam mengidentifikasi kemungkinan pengurangan biaya tidak menggunakan
logika realokasi tetapi menggunakan persamaan matematis dan dilakukan secara
berulang-ulang hingga mencapai solusi yang optimal.