1 Konsep Inderaja Satelit

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    1/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra   1

    PENGINDERAAN JAUH SATELIT

    I.  Definisi dan Konsep Dasar Penginderaan Jauh 

    Penginderaan jauh adalah ilmu, teknologi dan seni perolehan data, pengolahan

    dan penyajian data yang merekam interaksi antara energi elektromagnetik dengan

    suatu obyek. Dengan kata lain dapat didefinisikan sebagai ilmu, teknologi dan

    seni untuk memperoleh informasi tentang suatu obyek, daerah, atau

    fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa

    kontak langsung dengan obyek, daerah, atau fenomena yang dikaji. 

    Secara umum penginderaan jauh menunjukkan aktifitas perekaman, pengamatan

    dan penangkapan fenomena obyek atau peristiwa dari jarak tertentu. Dalam

     penginderaan jauh, sensor tidak langsung berkontak dengan obyek yang diamati.

    Hal tersebut membutuhkan alat penghantar secara fisik atau media untuk

    menyampaikan informasi dari obyek ke sensor melalui medium.

    Pada Pelatihan ini penginderaan jauh lebih dibatasi pada suatu teknologi

     perolehan informasi permukaan bumi (laut dan daratan) dengan menggunakan

    sensor yang terpasang pada platform satelit dan spaceborne (pesawat ruang

    angkasa).

    II. 

    Energi Elektromagnetik dalam Penginderaan Jauh Satelit

    Salah satu media yang paling banyak digunakan oleh penginderaan jauh dengan

    wahana satelit ialah transmisi energi secara elektromagnetik. Contoh energi

    elektromagnetik ini ialah cahaya yang nampak oleh mata manusia.

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    2/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    2

     

    Gambar1: Ilustrasi perekaman berbagai fenomena yang ada di permukaan

    menggunakan teknologi penginderaan jauh. 

    Energi elektromagnetik menunjukkan gejala gelombang yang ditransmisikan

    secara transversal. Pada dasarnya gejala gelombang ini dapat digambarkan

    sebagai gerak berayun yang harmonis memiliki frekuensi dan kecepatan tertentu

    serta dapat diilustrasikan sebagai gerak sinusoidal seperti pada Gambar 2 di

     bawah ini. Berdasarkan konsep fisika dasar, gelombang mempunyai persamaan

    umum sebagai berikut :

    C = f x

    C = kecepatan cahaya (3 x 108 m/dtk)

    f = frekuensi

    λ  = panjang gelombang 

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    3/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    3

     

    Gambar 2: Gelombang elektromagnetik dengan komponen meliputi gelombang

    elektrik sinusoidal (E) dan Gelombang magnetik sinusoidal (M).

    Energi elektromagnetik bergerak dengan kecepatan tertentu yaitu 3x108 m/detik.

    Karena kecepatan atau C tetap, maka frekuensi f dan panjang gelombang λ  selalu

     berbanding terbalik. Frekuensi atau panjang gelombang tertentu mempunyai

    karakteristik tertentu pula sehingga dikelompok-kelompokkan sebagai spektrum. 

    Gambar 3: Spektrum Elektromagnetik  

     Nama spektrum biasanya digunakan pada bagian spektrum elektromagnetik,

    seperti gelombang inframerah, gelombang radio, gelombang mikro, dan

    sebagainya. Dan spektrum ini tidak mempunyai batasan yang tegas antara satu

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    4/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    4

     bagian spektrum satu dengan spektrum berikutnya. Bagian spektrum sinar tampak

    (± 0,4 – 0,7 µm) pada gambaran logaritmik merupakan bagian sempit, yang dapat

    memberikan sensasi pada mata manusia.

    Sifat radiasi elektromagnetik lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan teori

    gelombang, tetapi interaksi antara energi elektromagnetik dengan obyek-obyek

    lain dapat dijelaskan dengan teori partikel. Teori partikel menyatakan bahwa

    radiasi elektromagnetik terdiri dari beberapa bagian terpisah yang disebut sebagai

    foton. Hubungan antara teori gelombang dengan teori quantum dalam perilaku

    radiasi elektromagnetik dapat dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :

    E = hc /

    Karena besarnya energi berbanding terbalik dengan panjang gelombang, maka

    dapat dikatakan bahwa makin panjang panjang gelombang yang digunakan makin

    rendah kandungan energinya.

    III. Interaksi Energi Elektromagnetik dengan Atmosfer

    Semua radiasi yang dideteksi oleh sensor pada sistem penginderaan jauh satelit

    melewati atmosfer dengan jarak atau panjang jalur tertentu. Panjang jalur tesebut

    dapat bervariasi panjangnya. Pada fotografi dari antariksa dihasilkan dari radiasi

    matahari yang melewati dua kali tebal penuh atmosfer bumi pada perjalannya dari

    sumber radiasi ke sensor. Selain itu, sensor termal yang mendeteksi energi yang

    dipancarkan oleh obyek di bumi, melewati jarak di atmosfer yang relatif pendek.

    Perbedaan jarak yang dilalui, kondisi atmosfer, panjang gelombang yang

    digunakan serta besarnya sinyal energi yang diindera berpengaruh terhadap

    variasi total atmosfer. 

    Pengaruh atmosfer sangat bervariasi tergantung pada intensitas dan komposisi

    spektral radiasi yang tersedia bagi suatu sistem penginderaan satelit. Pengaruh ini

    disebabkan oleh mekanisme hamburan (scattering) dan serapan (absorption) oleh

    atmosfer.

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    5/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    5

     

    Gambar 4: Hamburan (Scaterring) dan Serapam (Absorption)

    IV. Interaksi Energi Elektromagnetik dengan Obyek diPermukaan Bumi

    Bagian energi yang mengenai obyek dipermukaan bumi akan dipantulkan,

    diserap, atau ditransmisikan dengan menerapkan hukum kekekalan energi. Dalam

    hukum kekekalan energi tersebut dapat dinyatakan sebagai hubungan timbal balik

    antara tiga jenis interaksi energi tersebut, sebagai berikut: 

    E1 ( ) = ER ( ) + EA +ET ( )

    E1 = energi yang mengenai obyek

    ER = energi yang dipantulkan

    EA = energi yang diserap

    ET = energi yang ditransmisikan 

    Persamaan di atas merupakan suatu persamaan keseimbangan energi yang

    menunjukan hubungan timbal balik antara mekanisme pantulan, serapan dan

    transmisi. Dari persamaan di atas terdapat 2 (dua) hal penting :

    1.  Bagian energi yang dipantulkan, diserap dan ditransmisikan akan berbeda

    tergantung pada jenis materi dan kondisi obyek muka bumi. Dari perbedaan

    ini, memungkinkan kita dapat membedakan obyek yang berbeda pada suatu

    citra.

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    6/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    6

    2. Dengan panjang gelombang yang berbeda, untuk obyek yang sama bagian

    energi yang dipantulkan, diserap dan ditransmisikan kemungkinan akan

     berbeda, sebagai akibatnya, variasi spectral ini akan menghasilkan efek visual

    yaitu warna. S ebagai contoh: obyek akan berwarna biru bila obyek tersebut

     banyak memantulkan bagian spectrum biru, berwarna hijau bila banyak

    memantulkan bagian spectrum hijau, dan seterusnya. Sehingga interpretasi

    visual dengan mata dapat menggunakan variasi spectral pada besaran energi

     pantulan untuk menbedakan berbagai obyek. 

    V.  Pantulan Spektral Vegetasi, Tanah dan Air

    Gambar 5: Pantulan spectral energi elektromagnetik matahari terhadap

    vegetasi, tanah dan air yang diterima oleh sansor satelit. 

    Pada gambar 4. ditunjukkan suatu kurva pantulan spectral pada tiga obyek utama

    di permukaan bumi, yaitu vegetasi sehat berdaun hijau, tanah gundul ( lempung

    coklat kelabu ), dan air jernih. Garis pada kurva tersebut menyajikan kurva

     pantulan rata-rata yang dibuat dengan pengukuran sampel obyek yang jumlahnya

     banyak (Lillesand. 2002).  Kurva ini menunjukkan suatu indicator tentang jenis

    dari kondisi obyek yang berkaitan. Walaupun pantulan obyek secara invidual

    akan berbeda besar di atas dan dibawah nilai rata-rata, tetapi kurva tersebut

    menunjukan beberapa titik fundamental yang berkaitan dengan pantulan spektral.

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    7/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    7

    Vegetasi sehat berwarna hijau disebabkan oleh besarnya penyerapan energi pada

    spektrum hijau. Apabila tumbuhan mengalami beberapa gangguan, dan akan

    mempengaruhi proses pertumbuhan dan produksinya secara normal maka hal itu

    akan mengurangi atau mematikan produksi klorofil. Akibatnya berupa kurangnya

    serapan oleh klorofil pada saluran biru dan merah. Sering pantulan pada spektrum

    merah bertambah hingga kita lihat tumbuhan tampak berwarna kuning (gabungan

    antara hijau dan merah) (Lillesand 2000). 

    Gambar 6: Kurva Pantulan spectral yang mencirikan obyek vegetasi, tanah dan

    air.

    VI.  Sensor dan Wahana (Platform)

    Teknologi Penginderaan Jauh

    6.1. Sensor

    Sensor adalah alat untuk mengukur dan merekam energi elektromagnetik. Dalamsystem penginderaan jauh, sensor dapat dibedakan dalam 2 kategori yaitu sensor

    aktif dan sensor pasif. Uraian mengenai hal tersebut adalah sebagai bberikut: 

    6.1.1 Sensor Pasif  

    Untuk sensor pasif tergantung pada sumber energi dari luar, yaitu matahari.

    Sehingga penginderaan jauh sistem pasif menerima energi yang dipantulkan

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    8/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    8

    dan/atau dipancarkan dari permukaan bumi. Teknologi penginderaan jauh satelit

    yang menggunakan sensor dengan saluran tampak mata (visible) dan inframerah.

    Kamera fotografi adalah merupakan sensor pasif yang paling lama dan umum

    dipakai. Sebagai contoh lain sensor pasif adalah gamma-ray spectrometer, kamera

    udara, kamera video dan scanner multispektral dan termal, dsb.

    Permukaan Bumi

    Matahari Sensor Pasif Sensor Pasif Sensor Aktif  

    Pantulan Sinar

    Matahari

    Energi Bumi

    Permukaan Bumi

    Matahari Sensor Pasif Sensor Pasif Sensor Aktif  

    Pantulan Sinar

    Matahari

    Energi Bumi

     

    Gambar 7: Sistem sensor penginderaan jauh jauh satelit.

    6.1.2 Sensor Aktif

    Untuk sensor aktif mempunyai sumber energy sendiri. Pengukuran dengan sensor

    aktif lebih dapat dikontrol karena tidak tergantung kepada kondisi cuaca dan

    waktu. Sebagai contoh sensor aktif antara lain scanner LASER, RADAR

    altimeter, Citra RADAR, dan sebagainya.

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    9/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    9

     

    Gambar 8: Sistem sensor aktif sistem gelombang mikro dan pasif dengan

    sensor optik beserta citra satelit yang dihasilkan. Kemampuan

     penetrasi liputan awan pada gelombangan mikro mengasilkan citra

     yang bersih dari tutupan awan. 

    6.2. (Wahana) Platform 

    Sistem wahana (platform) Penginderaan jauh dapat dikategori dalam dua sistem,

     pertama penginderaan jauh dengan airborne, yaitu dengan menggunakan pesawat

    udara (aircraft),  balon udara, dan sebagainya. Kedua adalah dan system

     penginderaan jauh menggunakan sistem speceborne yaitu dengan menggunakan

    wahana satelit, pesawat ruang angkasa, dsb. 

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    10/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    10

    VII. Citra Penginderaan Jauh Satelit

    Citra satelit penginderaan jauh adalah gambaran 2 dimensi (2D) yang

    menggambarkan suatu obyek dari pandangan nyata. Citra penginderaan jauh

    satelit menggambarkan bagian dari permukaan bumi yang terlihat dari suatu

    ruang. 

    7.1. Citra Digital dan Analog 

    Citra dapat berbentuk analog maupun digital. Sebagai contoh, foto udara

    merupakan citra analog berupa film dengan proses kimiawi untuk mendapatkan

    citra, sedang citra satelit didapatkan dari sensor elektronik dan diporses secara

    digital. Citra satelit yang dicetak atau dalam bentuk hardcopy dapat juga disebut

    sebagai citra/data analog.

    Data penginderaan jauh tidak hanya sekedar sebagai gambar, tetapi data citra

    disimpan dalam format grid secara reguler yang biasa disebut sebagai data raster

    yang terdiri dari baris (row) dan kolom (column). Satu elemen terkecil (gambar 7)

    dinamakan sebagai  pixel  (picture element). Untuk setiap pixel mempunyaiinformasi koordinat (row dan column) dan nilai spectral yang dikonversi dalam

     bentuk angka, yang biasa disebut DN (Digital Number).

    7.2. Pixel

    Tiap pixel menggambarkan bagian wilayah permukaan bumi dengan nilai

    intensitas serta lokasi alamat dalam bentuk 2 dimensi. Nilai intensitas tersebut

    menggambarkan ukuran kuantitas fisik yang merupakan pantulan atau pancaran

    radiasi matahari dari suatu obyek dengan panjang gelombang tertentu yang

    diterima oleh sensor. Seperti disebutkan sebelumnya, intensitas pixel disimpan

    sebagai nilai digital (DN (Digital Number)). DN disimpan dalam bits dengan

     jumlah tertentu.

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    11/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    11

      45

    26 81

    53 35 57

    Kolo

    Baris

    band

    band

    band

    DN -

    Pixel

    Gambar 9: Data citra satelit dengan nilai spektral yang dimilikinya.

    Kualitas data penginderaan jauh pada utamanya ditentukan oleh karakteristik system

    sensor platform.

    Gambar 10: Data citra satelit Landsat TM5 dengan nilai spectral yang

    dimilikinya.

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    12/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    12

    7.2.1. Resolusi Spektral atau radiometrik 

    Resolusi ini berdasarkan pada masing bagian dari Spektrum Elektromagnetik

    yang diukur dan perbedaan energi yang diamati. Sebagi contoh : Landsat 7 ETM+

    mempunyai 9 saluran/band, SPOT5 menggunakan 5 band dan IKONOS II

    menggunakan 5 band.

    7.2.2. Resolusi Spasial 

    Resolusi spasial didasarkan pada unit terkecil suatu obyek yang diukur,

    menunjukkan ukuran minimum obyek. Sebagai contoh ukuran per pixel untukSPOT5 Pankromatik 5m x 5m dan 2.5m x 2.5; Multispektral 10m x 10m dan

    Landsat 7 ETM+ Pankromatik 15m x 15m; Multispektral 30m x 30m Termal A

    dan B 60m x60m; serta IKONOS II Pankromatik 1m x 1m, Multispektral 4m x

    4m.

    Gambar 11: Perbandingan Resolusi Spasial citra satelit Landsat MSS 5m, Landsat

    TM5 30m, SPOT4 20m dan SPOT4 Pan 10m. Data citra satelit Landsat

    TM5 dengan nilai spectral yang dimilikinya. 

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    13/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    13

     

    7.2.2. 

    Resolusi Temporal (Pengulangan Perekaman)

    Resolusi temporal (Revisit time) adalah waktu pengulangan pengambilan atau

     perekaman data pada posisi obyek yang sama. Satelit Landsat 7 ETM+ melakukan

     pengambilan atau perekaman data pada posisi obyek yang sama setiap16 hari,

    sedangkan satelit IKONOS II selama 4 hari untuk posisi tegak dan setiap hari

    dapat melakukan perekaman karena kemampuannya untuk perekaman dalam

     posisi oblique (miring).

  • 8/16/2019 1 Konsep Inderaja Satelit

    14/14

    Penginderaan Jauh Satelit 

    Geomatics Training and Research CenterSubsidiary of PT. Waindo SpecTerra

    14

     DAFTAR PUSTAKA 

    -  Lillesand and Kiefer, “Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra

     Penginderaan Jauh, Gadjah mada University Press, Yogyakarta, 1998

    Lucas L. F. Jenssen & Wim H. Bakker. 2000. “ Principles of Remote Sensing.

     ITC Educational Textbook Series” . The International Institute for Aerospace

    Survey and Earth Sciences (ITC), Enschede – The Netherlands.