80
1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN TULANG BAWANG (Skripsi) Oleh Rahma Lalita FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2018

1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

  • Upload
    others

  • View
    1

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

1

KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAANRUMAH TANGGA PETANI KELAPA SAWIT

DI KABUPATEN TULANG BAWANG

(Skripsi)

Oleh

Rahma Lalita

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 2: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

ABSTRACT

SOCIAL ECONOMIC STUDY AND THE LEVEL OF WELFARE OF

HOUSEHOLDS OF OIL PALM FARMERS IN TULANG BAWANG

REGENCY

By

Rahma Lalita

The purpose of this research is to know social economic condition and welfare

level household of palm oil farmer. The research was conducted by survey method

in August 2017. The sampling technique is stratified random sampling were 54

farmers in which is divided into three categories, namely 32 farmers with narrow

land, 14 farmers with medium land and 8 farmers with large land. Data analysis

on socio economic studies is qualitative description analysis. The level of welfare

measured using the socio-metric indicator. The results showed that in social

studies, All respondents generally farmers are in good category. Income obtained

by farmers from palm oil farming for narrow land is Rp16.956.400/ha/year, for

medium land is Rp16.623.700/ha/year, and for large land is

Rp14.489.700/ha/year. Welfare was found that the respondent farmers both those

who have narrow land, medium land and large land are in the category of not

poor.

Keywords : economic conditions, oil palm, social conditions, welfare.

Page 3: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

ABSTRAK

KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN

RUMAH TANGGA PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN

TULANG BAWANG

Oleh

Rahma Lalita

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan tingkat

kesejahteraan rumah tangga petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang.

Penelitian dilakukan dengan metode survei pada Bulan Agustus 2017. Teknik

pengambilan sampel yaitu stratified random sampling dengan populasi berjumlah

54 petani yang dibagi menjadi tiga katagori, yaitu 32 petani dengan lahan sempit,

14 petani dengan lahan sedang dan 8 petani dengan lahan luas. Analisis data yang

digunakan yaitu deskripsi kualitatif. Tingkat kesejahteraan diukur dengan

menggunakan indikator sosio metrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

mayoritas seluruh petani responden baik yang memiliki lahan sempit, lahan

sedang maupun lahan luas memiliki kondisi sosial dengan katagori baik.

Pendapatan yang diperoleh petani dari usahatani kelapa sawit untuk lahan sempit

sebesar Rp 16.956.400/ha/th, untuk lahan sedang sebesar Rp 18.839.800/ha/th,

dan untuk lahan luas Rp 19.918.700/ha/th. Tingkat kesejahteraan menunjukan

bahwa baik yang memiliki lahan sempit, lahan sedang maupun lahan luas berada

pada katagori tidak miskin.

Kata kunci : kelapa sawit, kesejahteraan, kondisi ekonomi, kondisi sosial.

Page 4: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAANRUMAH TANGGA PETANI KELAPA SAWIT DI KABUPATEN

TULANG BAWANG

Oleh

Rahma Lalita

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan AgribisnisFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2018

Page 5: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu
Page 6: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu
Page 7: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandarjaya pada 28 Juni 1995

dari pasangan Bapak Ahmad Ikbal Sirin dan Ibu

Hidayati. Penulis adalah anak ketiga dari empat

bersaudara. Jenjang akaemis penulis dimulai dengan

menyelesaikan pendidikan taman kanak-kanak (TK)

Bustanul Alfa di Kelurahan Bandaraya Barat pada

tahun 2001. Penulis menempuh pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 3

Bandarjaya Barat 2001-2007. Rasa sayang dan perhatian yang besar dari kedua

orangtua menjadikan penulis tumbuh menjadi anak yang cukup berprestasi di

sekolah. Saat SD penulis meraih nilai ujian Matematika tertinggi pada ujian

kelulusan.

Penulis melanjutkan pendidikan ke SMP (Sekolah Menengah Pertama) Negeri 3

Terbanggi Besar 2007-2010. Saat SMP, penulis mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler Bola Basket dan Olimpiade Fisika. Berkat belajar bersungguh-

sungguh, penulis mampu masuk ke salah satu SMA favorite di Lampung Tengah,

yaitu Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Terbanggi Besar tahun 2010-2013. Saat

SMA Penulis mengikuti kegiatan ekstrakulikuler SKR (Sanggar Konsultasi

Remaja). Penulis diterima sebagai mahasiswa di Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung pada tahun 2013 melalui jalur SBMPTN serta

Page 8: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

memperoleh beasiswa Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik

(BBP-PPA) pada tahun 2014/2015 dan 2015/2016 dan beasiswa Bank Indonesia

(BI) pada tahun 2016-2017.

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di lembaga kemahasiswaan seperti

anggota Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himaseperta) periode 2014/2015 dan

menjabat sebagai anggota Bidang Kewirausahaan periode 2015/2016, menjadi

Sekretaris Umum komunitas penerima beasiswa Bank Indonesia (BI) yaitu

Generasi Baru Indonesia (GenBI) Universitas Lampung periode 2017/2018,

setelah itu menjadi bagian divisi Kewirausahaan Generasi Baru Indonesia

(GenBI) Wilayah Lampung periode 2017/2018. Di luar kampus, penulis aktif

dalam komunitas sosisal Sahabat Sedekah.

Penulis juga pernah menjadi Asisten Dosen pada mata kuliah Usahatani pada

semester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu ekonomi

pada semester ganjil TA 2016/2017, Ekonomi Mikro pada semester genap tahun

2016/2017, dan menjadi tutor pada program tutorial Himaseperta semester ganjil

tahun 2014. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata pada Bulan Januari-Maret

tahun 2016 selama 60 hari di Desa Gedung Bandar Rahayu Kecamatan Gedung

Meneng Kabupaten Tulang Bawang. Penulis melaksanakan Praktik Umum pada

Bulan Juli-Agustus tahun 2016 selama 30 hari di PT. Great Giant Pineapple.

Page 9: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

SANWACANA

Segala puji dan syukur hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena limpahan

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Kajian Sosial Ekonomi dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani

Kelapa Sawit di Kabupaten Tulang Bawang”.

Selama penyelesaian skripsi ini, banyak pihak yang telah memberikan bantuan,

nasihat, dorongan semangat, doa dan saran yang membangun kepada penulis.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala ketulusan dan kerendahan

hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M. Si., selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

2. Dr. Ir. F. E. Prasmatiwi, M.P., selaku Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Lampung sekaligus sebagai Pembimbing ke dua atas

ketulusan hati dan kesabaran, ilmu yang bermanfaat, nasihat, bimbingan,

motivasi, arahan, dan saran kepada penulis selama proses penyelsaian skripsi.

3. Dr.Ir. Raden Hanung Ismono, M.P., sebagai Pembimbing Pertama atas

ketulusan hati dan kesabaran, bimbingan, motivasi, arahan, nasihat, ilmu yang

bermanfaat kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.

Page 10: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

4. Prof. Dr.Ir. Bustanul Arifin, M.Sc., selaku Dosen Pembahas atas ilmu yang

bermanfaat, arahan, bantuan, saran dan masukan yang telah diberikan untuk

penyempurnaan skripsi ini.

5. Ir. Begem Viantimala, M.S., selaku Pembimbing Akademik atas nasihat dan

dorongan semangat kepada penulis selama perkuliahan.

6. Seluruh Dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung

atas ilmu yang telah diberikan selama penulis menjadi mahasiswa.

7. Seluruh karyawan Jurusan Aribisnis Fakultas Pertanian Universitas Lampung

yaitu Mbak Ayi, Mbak Iin, Mbak Tunjung, Mas Bukhori dan Mas Boim atas

bantuannya selama ini.

8. Bapak Ahmad Ikbal Sirin dan Ibu Hidayati, orang tua tercinta yang selalu

memberikan cinta kasih, nasihat, dukungan, semangat dan doa yang tak henti-

henti untuk kesuksesan penulis selama menjalani hidup, perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi ini.

9. Yuni Haryati, Rika Rahayu, dan Faisal Ahmad, kakak-kakak dan adikku

tersayang yang selalu memberi cinta kasih, doa, dukungan, nasehat dan

motivasi pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Dharma Adi Putra, yang selalu setia atas doa, bantuan, dukungan, nasihat,

semangat dan motivasi kepada penulis.

11. Bapak Parjan, Bapak Ktut, dan seluruh masyarakat Kecamatan Penawar

Tama dan Gedung Aji Baru Kabupaten Tulang Bawang atas segala bantuan

yang diberikan selama proses penelitian di lapangan.

12. Keluarga Besar Generasi Baru Indoneisa (GenBI) Wilayah Lampung yang

mnemani penulis dalam tiap-tiap kegiatan bermanfaatnya sehingga semua

Page 11: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

pengalaman dan pelajaran yang diperoleh dapat membuat penulis menjadi

lebih semangat menyelesaikan skipsi dan meraih kesuksesan di era

globalisasi ini.

13. Keluarga Besar Sahabat Sedekah Lampung yang mnemani penulis dalam

tiap-tiap kegiatan bermanfaatnya sehingga semua pengalaman dan pelajaran

yang diperoleh dapat membuat penulis menjadi lebih bersyukur dan semangat

dalam proses penyelesaian skripsi ini.

14. Sahabat-sahabat seperjuangan Agribisnis 2013 atas kekeluargaan,

pengalaman, bantuan, saran kepada penulis selama perkuliahan dan

menyelesaikan skripsi ini.

15. Kanda yunda 2012, 2011, dan 2010 serta adik-adik 2014, 2015, dan 2016 atas

bantuan dan saran kepada penulis selama proses perkuliahan.

16. Semua pihak yang telah memberikan dukungan dan membantu penulis hingga

terselesaikan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang tepat atas segala

bantuan yang telah diberikan. Semoga hasil karya ini dapat bermanfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan. Akhir kata penulis meminta maaf atas segala

kesalahan dan mohon ampun kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Bandar Lampung, September 2018

Penulis,

Rahma Lalita

Page 12: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ....................................................................................... iii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................... vi

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 9

1. Peranan dan Ekonomi Perkebunan Kelapa Sawit ................. 9

2. Pendapatan usahatani ............................................................. 12

3. Curahan Tenaga Kerja ........................................................... 15

4. Kajian Sosial dan Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit ........... 16

B. Kajian Penelitian Terdahulu ...................................................... 19

C. Kerangka Pemikiran ...................................................................

A. Metode, Lokasi, dan Waktu Penelitian ........................................ 28

B. Definisi Operasional .................................................................. 28

C. Responden, Populasi, dan Sampel ............................................... 34

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data ............................... 36

E. Metode Analisis Data ................................................................. 37

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Kecamatan Penawar Tama ............................... 51

B. Keadaan Umum Kecamatan Gedung Aji Baru ........................... 53

C. Sejarah Kelapa Sawit Swadaya di Kab Tulang Bawang ............ 56

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Petani Responden ................................................... 58

B. Karakteristik Usahatani ............................................................... 63

C. Keragaan Usahatani ..................................................................... 66

D. Budidaya Usahatani ..................................................................... 68

E. Kajian Sosial Petani Responden .................................................. 71

26

III. METODE PENELITIAN

Page 13: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

ii

F. Kajian Ekonomi Petani Responden ............................................. 85

G. Kesejahteraan Petani Responden ................................................. 107

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................. 111

B. Saran ............................................................................................ 112

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Luas areal dan produksi kelapa sawit menurut kabupaten di Provinsi

Lampung, 2015 .................................................................................... 3

2. Luas areal dan produksi perkebunan rakyat Kabupaten Tulang Bawang

tahun 2015 ........................................................................................... 4

3. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ....................... 20

4. Jumlah petani kelapa sawit Kecamatan Penawar Tama dan Gedung

Aji Baru ............................................................................................... 35

5. Hasil dari perhitungan proposional ..................................................... 36

6. Indikator kondisi sosial rumah tangga petani kelapa sawit

di Kabupaten Tulang Bawang ............................................................. 39

7. Indikator kondisi ekonomi rumah tangga petani kelapa sawit

di Kabupaten Tulang Bawang ............................................................. 46

8. Indikator Sosial Matrik ........................................................................ 50

9. Sebaran petani responden berdasarkan kelompok usia ....................... 58

10. Sebaran petani responden berdasarkan tingkat pendidikan ................. 60

11. Jumlah tanggungan keluarga petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang

Bawang ................................................................................................. 61

12. Sebaran petani berdasarkan pengalaman dalam berusahatani kelapa

sawit ..................................................................................................... 62

13. Sebaran luas lahan petani responden .................................................... 63

14. Sebaran petani berdasarkan jumlah populasi tanaman ........................ 64

15. Sebaran petani berdasarkan lokasi kebun dari tempat tinggal ............. 65

Page 15: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

iv

16. Sebaran petani berdasarkan tahun tanam kelapa sawit ........................ 66

17. Indikator pendidikan pada kondisi sosial petani kelapa sawit di

Kabupaten Tulang Bawang, 2017......................................................... 74

18. Indikator perumahan dan lingkungan pada kondisi sosial petani

kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang, 2017................................ 76

19. Indikator gaya hidup pada kondisi sosial petani kelapa sawit di

Kabupaten Tulang Bawang, 2017......................................................... 78

20. Indikator taraf dan pola konsumsi pada kondisi sosial petani kelapa

sawit di Kabupaten Tulang Bawang, 2017 ........................................... 83

21. Kajian sosial petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang

Bawang, 2017 ...................................................................................... 84

22. Penggunaan pupuk petani responden pada usahatani kelapa sawit di

Kabupaten Tulang Bawang, 2017 ........................................................ 87

23. Rata-rata jumlah dan biaya penggunaan pestisida petani responden pada

usahatani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang, 2017 .............. 89

24. Rata-rata penyusutan alat pada usahatani kelapa sawit di Kabupaten Tulang

Bawang, 2017 ...................................................................................... 90

25. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dan biaya tenaga kerja pada

usahatani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang

per ha, 2017 ......................................................................................... 91

26. Rata-rata produksi dan penerimaan usahatani kelapa sawit petani lahan

sempit di Kabupaten Tulang Bawang, 2017 ........................................ 93

27. Rata-rata produksi dan penerimaan usahatani kelapa sawit petani lahan

sedang di Kabupaten Tulang Bawang, 2017 ....................................... 93

28. Rata-rata produksi dan penerimaan usahatani kelapa sawit petani lahan

luas di Kabupaten Tulang Bawang, 2017 ............................................ 94

29. Penerimaan, biaya, dan pendapatan petani responden pada usahatani

kelapa sawit per ha di Kabupaten Tulang Bawang, 2017 ................... 96

30. Pendapatan usahatani (on farm) petani kelapa sawit di Kabupaten

Tulang Bawang . 97

31. Pendapatan non Farm petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang

Bawang, 2017 ...................................................................................... 101

Page 16: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

v

32. Pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit di Kabupaten

Tulang Bawang, 2017 .......................................................................... 101

33. Kontribusi masing-masing sumber pendapatan rumah tangga petani

kelapa sawit di Kabupaten Tulang Tulang, 2017 ................................ 103

34. Kapasitas Tenaga Kerja Dalam Keluarga (TKDK) ............................. 104

35. Penggunaan tenaga kerja di lahan kelapa sawit per ha di Kabupaten

Tulang Bawang ..................................................................................... 105

36. Kesejahteraan petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang,

2017 ..................................................................................................... 107

Page 17: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka penelitian kajian sosial ekonomi dan tingkat

kesejahteraan rumah tangga petani kelapa sawit di Kabupaten

Tulang Bawang, 2017 ........................................................................ 27

Page 18: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara agraris, hal ini dapat dilihat dari banyaknya potensi

sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan. Sektor pertanian merupakan

salah satu sektor yang berperan dalam perkembangan perekonomian di

Indonesia. Salah satu sub sektor dalam pertanian adalah subsektor

perkebunan. Sub sektor perkebunan merupakan kontributor terbesar terhadap

PDB sektor pertanian. Kelapa Sawit adalah salah satu komoditas pada sub

sektor perkebunan yang juga merupakan salah satu tumbuhan penghasil

minyak yang paling banyak diproduksi dan dikonsumsi dari seluruh dunia.

Hampir 70 persen dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia terletak di

Sumatera, sebagai daerah dengan total luas lahan terbesar di Indonesia

membuat sumatera menjadi sentra produksi kelapa sawit dan memberikan

kontribusi ekonomi yang besar untuk PDRB masing-masing daerah yang

berada di koridor Sumatera, termasuk Provinsi Lampung (Kementerian

Koordinator Bidang Perekonomian, 2011). Berada di ujung selatan Pulau

Sumatera, ternyata tidak membuat Provinsi Lampung kalah bersaing dengan

daerah lain di Indonesia. Memiliki luas wilayah sekitar 35.376,50 km2 dan

Page 19: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

2

berbatasan langsung dengan Selat Sunda di bagian barat serta Laut Jawa di

sebelah timur, keadaan alam di Provinsi Lampung sangat potensial sehingga

tidak heran bila beragam potensi bisnis di daerah tersebut mulai dilirik pasar

mancanegara.

Provinsi Lampung memiliki potensi di bidang kelapa sawit. Potensi ini dapat

dilihat dengan jumlah luasan dan produksi kelapa sawit yang tinggi di

Provinsi Lampung. Pembangunan perkebunan kelapa sawit di Provinsi

Lampung di harapkan mampu meningkatkan nilai tambah, membuka dan

memperluas lapangan kerja, meningkatkan pendapatan, mengentaskan

kemiskinan serta meningkatkan devisa yang mendukung pembangunan dan

pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung. Setiap kabupaten di Provinsi

Lampung memiliki potensi dan kemampuan berbeda mengenai budidaya

kelapa sawit.

Kabupaten Tulang Bawang memiliki peluang yang cukup tinggi karena

daerah Tulang Bawang berada di sekitar rawa sehingga kebutuhan utama

tanaman kelapa sawit yakni air dapat terpenuhi. Menurut BPS (Badan Pusat

Statistika) Provinsi Lampung tahun 2015, Kabupaten Tulang Bawang

menempati posisi kedua sebagai salah satu daerah sentra perkebunan kelapa

sawit setelah Kabupaten Mesuji dengan total luas areal 36.672 ha dan total

produksi sebesar 95.548 ton. Berdasarkan hal tersebut, merupakan peluang

besar bagi Kabupaten Tulang Bawang untuk mendukung pembangunan

ekonomi daerah sebagai salah satu pemasok kelapa sawit terbesar di Provinsi

Page 20: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

3

Lampung. Penjabaran luas areal dan produksi kelapa sawit di Provinsi

Lampung disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas areal dan poduksi kelapa sawit menurut kabupaten di provinsiLampung, 2015

No Kabupaten/Kota Jumlah luas areal (ha) Jumlah produksi (ton)

1 Mesuji 78.161 218.2382 Tulang Bawang 36.672 95.5483 Lampung Tengah 33.267 90.5894 Way Kanan 28.765 41.6175 Lampung Selatan 13.652 35.3316 Lampung Utara 19.186 19.7577 Pesisir Barat 6.582 14.3798 Tulang Bawang Barat 7.643 10.7329 Lampung Timur 7.592 8.89710 Lampung Barat 2.480 6.33311 Pesawaran 1.587 3.17212 Pringsewu 1.337 1.56213 Bandar Lampung 64 4814 Tanggamus 30 3615 Metro 1 3

Sumber : BPS Provinsi Lampung, 2015

Kecamatan Penawar Tama dan Kecamatan Gedung Aji Baru merupakan

sentra perkebunan kelapa sawit dengan total jumlah petani dan produksi

kelapa sawit terbesar di Kabupaten Tulang Bawang . Jumlah petani pada

Penawar Tama dan Kecamatan Gedung Aji Baru yaitu sebanyak 4.573 petani

dengan rincian sebesar 3.270 pada Kecamatan Penawar Tama dan 1.303

Kecamatan Gedung Aji Baru atau sepertiga dari total seluruh petani kelapa

sawit di Kabupaten Tulang Bawang. Penjabaran mengenai menyebaran luas

areal, produksi, dan jumlah petani pada Kabupaten Tulang Bawang yang

disajikan pada Tabel 2.

Page 21: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

4

Tabel 2. Luas areal dan produksi perkebunan rakyat Kabupaten TulangBawang Tahun 2015

No KecamatanKomposisi Luas Areal

JumlahProduksi(Ton)

JumlahPetaniTBM TM TR

1. Menggala 96 95 11 202 212 132

2. Gedung Aji Baru 30 1.949 15 1.994 5.219 1.303

3. Banjar Agung - 617 8 625 1.561 408

4. Gedong Aji 150 795 3 948 2.138 620

5. Gedong Meneng 40 1.081 12 1.133 2.795 741

6. Penawar Tama 557 4.429 17 5.003 11.898 3.270

7. Rawa Jitu Selatan - 252 - 252 665 165

8. Meraksa Aji 37 425 - 462 1.275 302

9. Banjar Margo - 858 - 858 2.096 571

10. Penawar Aji 552 341 - 893 971 594

11. Dente Teladas 1.088 800 5 1.893 1.983 1.247

12. Rawa Pitu 427 1.088 5 1.520 2.471 993

13. Menggala Timur 406 1.271 10 1.687 3.611 1.113

14. Banjar Baru 507 936 9 1.452 2.097 950

Keterangan :-TBM (tanaman belum menghasilkan)-TM (tanaman menghasilkan)-TR (tanaman replanting)Sumber : Dinas Perekebunan Provinsi Lampung, 2015

Petani kelapa sawit yang ada di Kabupaten Tulang Bawang umumnya adalah

penduduk transmigran yang merupakan program pemerintah yang berpindah

pada sekitar tahun 1994an. Tiap-tiap kepala keluarga diberikan tanah seluas

dua hektar dengan pembagian 0,25 ha untuk pekarangan, 0,75 ha untuk

usahatani kelapa sawit yang bermitra dengan perusahaan dan sisanya seluas

satu hektar lahan petani digunakan untuk menanam tanaman lain, yang

umumnya pada saat itu adalah tanaman palawija. Namun, semakin lama dan

semakin banyaknya pengelolaan usahatani tanaman kelapa sawit

menyebabkan lahan menjadi kering, sehingga mengakibatkan terganggu

produksi tanaman palawija dan terjadinya peralihan tanaman ke kelapa sawit.

Page 22: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

5

Beberapa penelitian ilmiah membuktikan bahwa perkebunan kelapa sawit,

sangat mengganggu persediaan air tanah untuk tanaman lain,di luar kebun

sawit, sebab pengurasan air tanah oleh perkebunan sawit sangat banyak. Satu

batang pohon kelapa sawit mampu menyedot 20 sampai 40 liter sehari, dan

dapat menyedot air sampai kedalaman 5,2 meter (Iswan, 2016).

Selain kelapa sawit banyak menyerap air yang menyebabkan ketersedia air

pada tanaman palawija menjadi sedikit, peralihan jenis tanaman juga akibat

dari terjadinya serangan hama gajah dan babi hutan yang merusak lahan

usahatani palawija petani. Peristiwa tersebut menyebabkan para petani

kehilangan usahatani palawijanya yang menjadi rusak porak poranda akibat

serangan gajah dan babi hutan tersebut. Beberapa tahun kemudian sekitar

tahun 2000-an petani mulai beralih dari tanaman palawija menjadi tanaman

perkebunan. Pada tahun 2000 program petani plasma sudah tidak ada lagi

sehingga inilah yang menyebabkan awal mula munculnya petani kelapa sawit

swadaya di Kabupaten Tulang Bawang. Sejak tahun 2000an tersebut, jumlah

petani swadaya dari tahun ke tahun terus bertambah dan pada akhirnya

menyebabkan berkebun kelapa sawit menjadi salah satu mata pencaharian

utama masyarakat di lokasi penelitian.

Petani swadaya tersebar hampir di seluruh wilayah di Kabupaten Tulang

Bawang. Banyak petani yang harus beralih dan mengikuti perkembangan

jenis komoditas tanaman yang ada di wilayah mereka untuk menyesuaikan

kondisi di wilayah mereka. Kepemilikan lahan kelapa sawit hampir sebagian

besar yaitu sekitar 40 sampai 80% adalah lahan milik sendiri. Dimana petani

Page 23: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

6

yang memiliki luas lahan kecil, yaitu ≤ 2 ha masih harus mencari pekerjaan

lain seperti menjadi buruh untuk memanen kebun kelapa sawit milik orang

lain atau sebagai buruh pabrik, atau menjadi buruh pemanen karet.

Budidaya perkebunan kelapa sawit tidak terlalu sulit. Tidak seperti

kebanyakan komoditas lain, budidaya kelapa sawit bukanlah budidaya

usahatani yang harus dilakukan setiap hari. Pemeliharaan dan pengendalian

hama umumnya dilakukan petani kelapa sawit secara berkala, yaitu satu

sampai dua kali dalam setahun, yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman

kelapa sawit dan dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi petani kelapa

sawit tersebut.

Cara memperoleh faktor produksi untuk kebutuhan penanaman dan budidaya

tanaman kelapa sawit diperoleh dengan membeli di agen-agen sekitar wilayah

kebun dan di toko/kios pertanian disekitar wilayah perkebunan. Faktor

produksi berupa tenaga kerja dapat dilakukan oleh tenaga kerja dalam

keluarga dan tenaga kerja luar keluarga dari warga disekitar perkebunan.

Buruh juga yang diperlukan ketika panen tak hanya di dapatkan di wilayah

atau desa penghasil kelapa sawit tetapi di daerah lain yang warganya tidak

memiliki lahan. Sistem pembayaran upah untuk proses panen dan perawatan

kelapa sawit dapat dilakukan dengan sistem borongan atau dengan upah per

hari atau upah per tonase hasil panen tergantung berdasarkan kesepakatan

antara pemilik dan buruh.

Di Kabupaten Tulang Bawang, ternyata masih banyak petani kelapa sawit

yang mengatakan bahwa keuntungan perkebunan kelapa sawit yang tinggi

Page 24: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

7

hanya dirasakan oleh petani kelapa sawit yang memiliki lahan besar (>10 ha)

dan bagi petani kelapa sawit kecil (1-2 ha), berkebun kelapa sawit tidak

memberikan dampak yang begitu berarti terhadap perekonomian keluarga

petani. Menurut Afifuddin (2007) pembangunan subsektor kelapa sawit

mampu menyediakan lapangan kerja dan merupakan salah satu komoditas

yang memiliki andil besar dalam menghasilkan pendapatan asli daerah,

produk domestik bruto, dan kesejahteraan masyarakat.

Prospek perkebunan kelapa sawit dimasa depan dinilai sangat baik, dimana

salah satu subsektor perkebunan ini akan mampu menciptakan lapangan

pekerjaan di pedesaan. Melihat betapa potensialnya perkebunan kelapa sawit

tersebut sehingga budidaya tanaman kelapa sawit dapat memberikan

peningkatan pendapatan rumah tangga petani, yang mampu meningkatkan

pula kondisi sosial dan ekonomi petani tersebut. Berdasarkan hal tersebut,

penulis tertarik untuk melakukan penelitian di Kabupaten Tulang Bawang

sebagai salah satu kabupaten sentra produksi kelapa sawit di Provinsi

Lampung. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana kondisi sosial ekonomi

dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani kelapa sawit di Kabupaten

Tulang Bawang.

B. Rumusan Masalah

Dilihat dari uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah yang

hendak dikaji/dianalisis melalui penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kondisi sosial rumah tangga petani kelapa sawit Kabupaten

Tulang Bawang?

Page 25: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

8

2. Bagaimana kondisi ekonomi rumah tangga petani kelapa sawit Kabupaten

Tulang Bawang?

3. Bagaimana tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit Kabupaten Tulang

Bawang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengkaji kondisi sosial rumah tangga petani kelapa sawit

Kabupaten Tulang Bawang

2. Untuk mengkaji kondisi ekonomi rumah tangga petani kelapa sawit

Kabupaten Tulang Bawang

3. Untuk mengkaji tingkat kesejahteraan rumah tangga petani kelapa sawit

Kabupaten Tulang Bawang

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Petani, sebagai pelaku yang memproduksi TBS sawit.

2. Instansi dan Pemerintah, sebagai bahan informasi dalam pengambilan

keputusan kebijakan pertanian yang berhubungan dengan subsektor

perkebunan khususnya komoditas sawit.

3. Peneliti lain, sebagai bahan perbandingan atau referensi untuk penelitian

sejenis.

Page 26: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

9

9

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Tinjauan Pustaka

1. Peranan dan Ekonomi Perkebunan Kelapa Sawit

Sektor perkebunan memiliki peranan yang sangat potensial di dalam dan di

luar negeri. Di dalam negeri produk sektor perkebunan dapat dikonsumsi

langsung oleh masyarakat dan sebagai bahan baku industri. Bila

diusahakan secara sungguh-sungguh atau profesional bisa menjadi suatu

bisnis yang menjadikan keuntungan besar. Kehadiran perkebunan kelapa

sawit memang membuka peluang yang besar dalam mengatasi

pengangguran, karena faktanya jutaan orang menggantungkan hidup

mereka dalam sektor perkebunan ini, bahkan kelapa sawit juga merupakan

salah satu tanaman multiguna yang mulai menggantikan posisi penanaman

pada komoditas perkebunan lain, yaitu tanaman karet. Hal ini membuat

kelapa sawit menjadi salah satu komoditas unggulan dan banyak

dibudidayakan (Perdamean, 2016).

Tingginya prospek pengembangan perkebunan kelapa sawit baik secara

daerah maupun nasional menyebabkan tumbuh dan berkembangnya sistem

agribisnis kelapa sawit. Prinsip dasar dalam usaha perkebunan kelapa

sawit adalah dengan memproduksi produk dengan biaya serendah-

Page 27: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

10

10

rendahnya dan meningkatkan produktivitas serta kualitas setinggi-

tingginya sehingga produk dapat diterima. Faktor yang menjadi

pertimbangan ekonomis pada permintaan kelapa sawit biasanya adalah

kualitas dan ketersediaan produk karena produk yang dihasilkan produsen

kelapa sawit bersifat homogen. Pengaruh ekonomi dapat diartikan sebagai

pengaruh munculnya aktifitas manusia dalam pembangunan ekonomi,

seperti pendapatan, serapan tenaga kerja dan masalah ekonomi lainnya

(Soemartono, 2011). Dalam meningkatkan efisiensi biaya dalam produksi

kelapa sawit, diperlukan adanya skala ekonomi dimana faktor yang

mempengaruhi skala usaha untuk perluasan perkebunan kelapa sawit

adalah sebagai berikut :

(1) Jangka waktu tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan TBS

(2) Jangka waktu produktif tanaman kelapa sawit

(3) Biaya investasi kebun untuk mencapai skala ekonomi

(4) Sifat TBS yang setelah dipanen harus segera diolah di PKS karena

mutunya akan menurun jika sempat menginap (restan) di lapangan.

Adanya bulanan produksi puncak (peak months) yang menyebabkan

penyebaran produksi TBS tidak merata (Pahan, 2006).

Menurut Antoni (dalam Panggabean dan Sibarani, 2014), biaya-biaya yang

dikeluarkan dalam memproduksi kelapa sawit mencakup :

(1) Biaya investasi awal, seperti : pembukaan lahan, biaya bibit, serta

biaya pemeliharaan sebelum tanaman menghasilkan.

(2) Biaya pemeliharaan tanaman, seperti : pemberantasan gulma,

pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, tunas pokok

Page 28: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

11

11

(pruning), konsolidasi, pemeliharaan terasan dan tapak kuda,

pemeliharaan prasarana.

(3) Biaya panen atau biaya yang diperlukan untuk melancarkan segala

aktivitas untuk mengeluarkan produksi (TBS) atau hasil panen dari

lapangan (areal) ke agen pengepul atau pabrik seperti biaya tenaga

kerja panen, biaya pengadaan alat kerja dan biaya angkutan.

Kelapa Sawit telah menjadi salah satu komoditas unggulan perkebunan,

dan pengembangannya akan terus diupayakan sejalan dengan

perkembangan atau pertumbuhan permintaan, baik untuk pemenuhan

kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor. Tingginya konsumsi

domestik dan besarnya permintaan untuk ekspor merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi peningkatan produktivitas kelapa sawit.

Komoditas kelapa sawit yang memiliki berbagai macam kegunaan baik

untuk industri pangan maupun non pangan, juga memiliki prospek

pengembangannya yang tidak saja terkait dengan pertumbuhan permintaan

minyak nabati dalam negeri namun juga di dunia (Pahan, 2006).

Keseimbangan penawaran dan permintaan MKS (minyak kelapa sawit)

Indonesia menunjukkan peran Indonesia yang semakin dominan sebagai

negara yang mempengaruhi pola penawaran dan permintaan minyak

kelapa sawit dunia (Mangoensoekarjo dan Samangun, 2003). Salah satu

indikator utama untuk mengukur kemampuan masyarakat adalah

dengan mengetahui tingkat pendapatannya. Pendapatan menunjukkan

seluruh uang atau hasil material lainnya yang dicapai dari penggunaan

Page 29: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

12

12

kekayaan atau jasa yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama

jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi (Winardi, 1998).

2. Pendapatan Usahatani

Menurut Soekartawi (2002) perubahan tingkat pendapatan akan

mempengaruhi banyaknya barang yang akan dikonsumsi. Bahkan

seringkali dijumpai dengan bertambahnya pendapatan, maka barang yang

dikonsumsi bukan saja bertambah tetapi juga melihat kualitas barang

tersebut. Besar kecilnya barang yang diminta atau dikonsumsi tergantung

pada besar-kecilnya pendapatan petani.

Biaya usahatani adalah semua pengeluaran yang dipergunakan dalam

usahatani. Biaya usahatani dibedakan menjadi dua yaitu biaya tetap dan

biaya tidak tetap. Biaya tetap adalah biaya yang besarnya tidak tergantung

pada besar kecilnya produksi yang akan dihasilkan, sedangkan biaya tidak

tetap adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh volume produksi.

Secara matematis untuk menghitung pendapatan usahatani dapat ditulis

sebagai berikut :

π = Y. Py – Σ Xi.Pxi

Keterangan :

π = Pendapatan (Rp)

Y = Hasil produksi (Kg)

Py = Harga hasil produksi (Rp)

Xi = Faktor produksi (i = 1,2,3,….,n)

Pxi = Harga faktor produksi ke-i (Rp)

Page 30: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

13

13

Pendapatan rumah tangga yaitu pendapatan yang diperoleh dari kegiatan

usahatani ditambah dengan pendapatan yang berasal dari kegiatan diluar

usahatani. Pendapatan usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor

(output) dan biaya produksi (input) yang dihitung dalam per bulan, per

tahun, per musim tanam. Pendapatan luar usahatani adalah pendapatan

yang diperoleh sebagai akibat melakukan kegiatan di luar usahatani seperti

berdagang, buruh, dan lain-lain.

Pendapatan rumah tangga diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan

keluarga yang berasal dari usahatani dan pendapatan keluarga yang berasal

dari luar usahatani, dengan rumus sebagai berikut:

Prt = Pusahatani + Pofffarm + Pnonfarm

Keterangan :

Prt = Pendapatan rumah tangga petani pertahunPusahatani = Pendapatan usahataniPoff farm = Pendapatan dari pertanian tetapi di luar kegiatan

usahataniPnon farm = Pendapatan di luar pertanian

Sumber pendapatan rumah tangga digolongkan ke dalam dua sektor, yaitu

sektor pertanian dan non pertanian. Sumber pendapatan dari sektor pertanian

dapat dirincikan lagi menjadi pendapatan dari usahatani, ternak, buruh

petani, menyewakan lahan dan bagi hasil. Sumber pendapatan dari sektor

non pertanian dibedakan menjadi pendapatan dari industri rumah tangga,

perdagangan, pegawai, jasa, buruh non pertanian serta buruh subsektor

pertanian lainnya (Sajogyo, 1997).

Page 31: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

14

14

Pendapatan rumah tangga petani berasal dari berbagai sumber dengan

kontribusi masing-masingnya bervariasi antara daerah, agroekosistem, dan

antara kelompok pendapatan. Kontribusi sektor pertanian terhadap

struktur pendapatan rumah tangga pedesaan sangat dipengaruhi oleh

sumber daya, aksesbilitas terhadap penguasaan modal,keterampilan, dan

teknologi. Selain itu pula bahwa jumlah rumah tangga, luas lahan dan

alokasi tenaga kerja juga dapat mempengaruhi pendapatan rumah tangga.

Besarnya pendapatan akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani.

Analisis struktur pendapatan rumah tangga petani dilakukan dengan

metode deskriptif melalui metode akunting. Pendapatan total rumah

tangga merupakan penjumlahan penadapatan dari pertanian dan

pendapatan non pertanian. Berdasarkan analisa pendapatan rumah tangga

tersebut memperlihatkan sumber-sumber pendapatan petani, sehingga

untuk mengetahui berapa besar proporsi masing-masing sumber

pendapatan maka digunakan analisis kontribusi pendapatan. Analisis

kontribusi pendapatan ini, petani dapat mengetahui persentase yang

dihasilkan dari pendatan ushatani, dan pendapatan dari kegiatan non

usahatani termasuk kegiatan non pertanian, terutama pendapatan ushatani

sawit sebagai komoditas utama rumah tangga terhadap pendapatan total

rumah tangga.

Kontribusi setiap sumber pendapatan petani dapat mencerminkan

komponen penyusun struktur pendapatan rumah tangga petani dan dapat

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Page 32: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

15

15

= ℎℎ 100%Keterangan :

Kpu = Kontribusi pendapatan usaha

3. Curahan Tenaga Kerja

Dalam bidang perkebunan, tenaga kerja merupakan faktor produksi kedua

setelah lahan. Penggunaan tenaga kerja dinyatakan dalam besaran

curahan hari kerja, yaitu curahan hari kerja dari tenaga kerja efektif

yang terpakai. Sumber tenaga kerja berasal dari dalam keluarga dan

luar keluarga. Menurut Rodjak (2002) tenaga kerja perkebunan kelapa

sawit merupakan salah satu faktor produksi yang menyerap biaya cukup

besar sehingga perlu upaya untuk meningkatkan efisiensi. Kebutuhan

tenaga kerja pada kegiatan produksi tanaman perkebunan sangat bervariasi.

Tenaga kerja yang terserap adalah tenaga kerja keluarga. Hal ini didukung

oleh Kadir dan Syapsan (2012) yang menyatakan bahwa sebagain besar

tenaga kerja perkebunan rakyat menggunakan tenaga kerja keluarga.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dan membutuhkan tenaga kerja

diantaranya adalah pengolahan lahan, penanaman, pemupukan,

pengendalian gulma, hama dan penyakit, dan panen.

Keputusan rumah tangga petani dalam mengalokasikan tenaga kerja

merupakan suatu rangkaian interaksi antara dua faktor utama, yaitu (1)

faktor di dalam rumah tangga dan pribadi anggota rumah tangga, dan (2)

faktor di luar rumah tangga. Keputusan alokasi jam kerja yang dicurahkan

Page 33: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

16

16

dalam kegiatan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah

penguasaan faktor produksi non tenaga, kesempatan kerja yang tersedia dan

tingkat upah. Bagi rumah tangga yang hanya menguasai faktor produksi

tenaga, pendapatan mereka ditentukan oleh besarnya waktu kerja yang

dicurahkan dan tingkat upah.

4. Kajian Sosial dan Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit

Kesejahteraan petani merupakan sasaran akhir yang akan dicapai dari

pembangunan pertanian. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa petani

merupakan pelaku utama dalam pembangunan pertanian, sudah

seharusnya mendapatkan hak yang sepadan dengan curahan waktu,

tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk bekerja di bidang

pertanian. Berbagai kebijakan, program dan kegiatan yang dilaksanakan

dalam membangun pertanian merupakan sarana atau instrumen bagi para

pengambil kebijakan di bidang pertanian dalam upaya meningkatkan

kesejahteraan petani. Tingkat kesejahteraan petani diukur dari

pendapatan per kapita, tingkat kemiskinan dan tingkat kerawanan

pangan rumah tangga pertanian. Tingkat kesejahteraan merupakan

konsep yang digunakan untuk menyatakan kualitas hidup suatu masyarakat

atau individu di suatu wilayah pada satu kurun waktu tertentu.

Konsep kesejahteraan yang dimiliki bersifat relatif, tergantung bagaimana

penilaian masing-masing individu terhadap kesejahteraan itu sendiri.

Sejahtera bagi seseorang dengan tingkat pendapatan tertentu belum dapat

juga dikatakan sejahtera bagi orang lain (Suyanto, 2014). Mosher (1987),

Page 34: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

17

17

menjelaskan bahwa kesejahteraan petani dijelaskan dari beberapa aspek

kesejahteraan rumah tangga yang tergantung pada tingkat pendapatan

petani. Pendapatan petani yang tidak sesuai dengan pengeluaran rumah

tangga akan mengakibatkan status taraf hidup rumah tangga tersebut.

Pada penelitian ini indikator yang digunakan dalam mengukur kondisi

sosial adalah sebagai berikut (Badan Pusat Statistik, 2014) :

(1) Pendidikan

Maju tidaknya suatu bangsa terletak pada kondisi tingkat pendidikan

masyarakatnya. Semakin tinggi pendidikan, maka semakin maju

bangsa tersebut. Pemerintah berharap tingkat pendidikan semakin

membaik, dan tentunya akan berdampak pada tingkat kesejahteraan

penduduk.

(2) Perumahan dan lingkungan

Manusia membutuhkan rumah disamping sebagai tempat tinggal untuk

berteduh atau berlindung dari hujan dan panas juga tempat berkumpul

para penghuni yang merupakan satu ikatan keluarga. Secara umum,

kualitas rumah tinggal menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu

rumah tangga, dimana kulaitas tersebut ditentukan oleh fisik rumah

tersebut. Berbagai fasilitas yang mencerminkan kesejahteraan rumah

tangga tersebut diantaranya dapat dilihat dari luas lantai, sumber air

minum, dan fasilitas tempat buang air besar. Kualitas perumahan yang

baik dan penggunaan fasilitas yang memadai akan memberikan

kenyamanan bagi penghuninya.

Page 35: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

18

18

(3) Taraf dan pola kosumsi atau pengeluaran rumah tangga

Pengeluaran rumah tangga juga merupakan salah satu indikator yang

dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk.

Semakin tinggi pendapatan, maka porsi pengeluaran akan bergeser

dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan.

(4) Gaya Hidup

Indikator sosial lainnya yang mencerminkan kesejahteraan adalah

persentase penduduk yang melakukan perjalanan wisata, persentase

yang menikmati informasi dan hiburan meliputi menonton televisi,

mendengarkan radio, membaca surat kabar, dan mengakses internet.

Selain itu, persentase rumah tanggga yang menguasai media informasi

seperti telepon, handphone, dan komputer, serta banyaknya rumah

tangga yang membeli beras murah/miskin (raskin) juga dapat dijadikan

sebagai indikator kesejahteraan.

Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan

rumah tangga petani kelapa sawit ialah analisisis deskriptif kuantitatif

dengan menggunakan indikator sosio- metrik. Indikator sosio- metrik

mengklasifikasikan keluarga sejahtera berdasarkan 8 komponen

kesejahteraan yaitu ketahanan pangan, pendidikan, pelayanan kesehatan,

perumahan, modal sosial, pemberdayaan, buta huruf, dan kerawanan dalam

keluarga tersebut. Keluarga tergolong sebagai keluarga tidak sejahtera

(miskin) apabila tidak dapat memenuhi sebagian besar dari delapan

komponen kesejahteraan secara layak. Pengklasifikasian indikator

Page 36: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

19

19

dilakukan dengan pemberian skor berdasarkan kondisi aktual yang dialami

oleh keluarga (skor dari 1 sampai dengan 4). Selanjutnya, skor dari masing

- masing aspek tersebut dijumlahkan dan diperoleh klasifikasi dengan

kisaran 8 - 15 : tidak miskin, 16 - 23 : miskin, 24 - 32 : sangat miskin.

B. Kajian Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan dapat didukung dengan mempelajari penelitian

sejenis di masa lalu terlebih dahulu, sehingga dapat dijadikan referensi bagi

penulis. Oleh karena itu, untuk mendukung penelitian ini maka diambil

beberapa penelitian terdahulu yang memiliki persamaan dan perbedaaan

dalam hal komoditas, waktu, tempat dan metode penelitian. Ringkasan dari

beberapa penelitian terdahulu beserta alat analisis dan hasil penelitiannya

dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 37: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

20

20

Tabel 3. Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian

No. Nama dan Judul penelitian Metode analisis Kesimpulan penelitian1. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Petani Sawah di Desa Tanah HarapanKecamatan Palolo Kabupaten Sigi(Talundu, Jein.F., 2015).

Penelitian yang bersifatDeskriptif Kualitatif

Kegiatan usahatani padi sawah mampu memberikanpeningkatan pendapatan petani yang dapat mencukupikebutuhan mereka dengan luas lahan rata-rata 1-2 ha.

2. Kondisi Sosial Ekonomi Petani PadiSawah Di Kelurahan MangalliKecamatan Pallangga KabupatenGowa (Wulandari, 2013).

Penelitian yang bersifatDeskriptif Kualitatif

Hubungan antara petani pemilik dengan petani penggarapberlangsung dengan baik. Pada prinsipnya didasarkan padapengertian bahwa kehidupan social adalah keseluruhanbagian-bagian atau unsure-unsur yang saling berhubungansebagai salah satu kesatuan yang tak terpisahkan dalammelaksakan suatu pekerjaan. Pola hubungan kerja yang terjadidiantara mereka terlihat dalam bentuk usaha sesuai denganperan masing-masing. Pola hubungan kerja yang terjadimelahirkan dua aspek yang saling menguntungkan diantaramereka, yaitu aspek sosial dan aspek ekonomi.

3. Faktor-faktor Sosial Ekonomi yangMempengaruhi Pendapatan UsahtaniKelapa Sawit Pola Sawadaya di DesaKepau Jaya Kabupaten Kampar(Muttakin, D., 2014).

Regresi linear berganda Secara simultan seluruh faktor sosial ekonomi berpengaruhterhadap pendapatan, sedangkan secara persial yangberpengaruh nyata terhadap pendapatan hanyalah variabelumur tanaman, biaya pupuk, biaya tenaga kerja, biaaperalatan, biaya transportasi dan jumlah produksi.

Page 38: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

21

21

Tabel 3. (Lanjutan)

No. Nama dan Judul penelitian Metode analisis Kesimpulan penelitian4. Pengaruh keberadaan PT. PMKS

(Pabrik Minyak Kelapa Sawit)Talikumain terhadap Pengembanganwilayah di Kabupaten Rokan Hulu(Studi Kasus: Desa Talikumain,Kecamatan Tambusai) (Muchni,2015).

Uji-t Kehadiran industri PT. PMKS berpengaruh terhadap pengembanganwilayah dalam berbagai hal. Pertama, peningkatan pendapatan masyarakatdimana pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah adanya pabrikPT.PMKS berbeda nyata. Kedua, Tenaga kerja di PT.PMKS Talikumainberjumlah 130 orang, 70% diantaranya berasal dari masyarakat DesaTalikumain. Ketiga, PT.PMKS memperlancar pemasaran komoditi yangdihasilkan masyarakat Kecamatan Tambusai. Keempat, PT.PMKSmemberi kontribusi kepada PEMDA berupa pembayaran pajak, dan jugaPT. PMKS telah membantu pemerintah untuk mengurangi jumlahpengangguran di Kabupaten Rokan Hulu

5. Analisis Sosial EkonomiUsahatani Kelapa Sawit Di DesaSuliliran Baru Kecamatan PasirBelengkong Kabupaten Paser(wijayanti, T., 2010).

Metode analisis yangdigunakan adalah analisispendapatan, uji t dan uji f

Pendapatan usahatani kelapa sawit antara petani plasma denganpetani swadaya terdapat perbedaan. Hal ini berdasarkan uji-tdiperoleh t = 3,53 (mutlak) sedangkan t tabel hitung (a = 0,05)sebesar1,681 sehingga t hitung > t Tabel, maka Ho ditolak dan Haditerima. Berdasarkan hasil regresi linier berganda pendapatanusahatani, luas lahan, tingkat pendidikan, jumlah tanggungankeluarga dan umur petani secara bersama-sama atau simultanberpengaruh nyata terhadap keputusan petani plasma dan petaniswadaya mengusahakan usahatani kelapa sawit. Namun secaraparsial atau masing-masing hanya variabel pendapatan usahatanidan luas lahan yang berpengaruh secara signifikan terhadapkeputusan petani plasma dan petani swadaya mengusahakanusahatani kelapa sawit.

Page 39: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

22

22

Tabel 3. (Lanjutan)

No. Nama dan Judul penelitian Metode analisis Kesimpulan penelitian6.

2Dampak Sosial Dan EkonomiAktifitas PerusahaanPerkebunan Kelapa Sawit PTGawi Makmur Kalimantan DiDesa Rintik Kecamatan BabuluKabupaten Penajam PaserUtara (Roanuddin, 2016).

Penelitian ini adalahpenelitian yangmenggunakan metodepenelitian deskriptifkualitatif. Teknik analisisdata yang digunakan padapenelitian ini adalah analisisdata kualitatif modelinteraktif dari MilesHuberman dan Saldana.

Perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Gawi MakmurKalimantan memberikan dampak sosial dan ekonomi kepadamasyarakat Desa Rintik. Dampak tersebut terdiri dari : (1)Perusahaan perkebunan PT. Gawi Makmur Kalimantan di DesaRintik menimbulkan dampak sosial seperti konflik. (2) Migrasipenduduk ke Desa Rintik terjadi karena faktor ekonomi yaitu :kurangnya kesejahteraan masyarakat, pendapatan yang masihkurang. (3) Keberadaan perusahaan perkebunan Kelapa SawitPT. Gawi Makmur Kalimantan membawa perubahan kondisisarana dan prasarana yang ada di Desa Rintik menjadi baik. Haltersebut terlihat dari semenisasi jalan, perbaikan-perbaikanjembatan, fasilitas Olahraga, Posyandu, Sekolah dan danpengadaan fasilitas air bersih yang dapat dinikmati olehkaryawan dan masyarakat yang bermukim pada area perusahaantersebut. (4) Dampak ekonomi perusahaan perkebunan PT. GawiMakmur Kalimantan yaitu telah meningkatkan kesejahteraanmasyarakat melalui pengadaan program-program yangdilaksanakan secara berkelanjutan yang disesuaikan dengankebutuhan masyarakat setempat, seperti pembagian fasilitaspendidikan dan kesehatan kepada sekolah dan posyandu,pemberian pinjaman modal bagi UKM, penyuluhan kesehatan,pengembangan sarana olahraga, sarana ibadah, maupun saranapendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Page 40: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

23

23

Tabel 3. (Lanjutan)

No. Nama dan Judul penelitian Metode analisis Kesimpulan penelitian7.

2Kajian Sosial Ekonomi TerhadapPerilaku Petani Dalam KonservasiLahan Di Daerah Tangkapan Air RawaPening Kabupaten Semarang (StudiKasus Di Daerah Aliran Sungai Galeh)(Arianti, F.D., 2011).

Penelitian yang bersifatDeskriptif Kuantitatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% petanimemiliki perilaku yang tinggi dalam menerapkan metodekonservasi, terutama metode vegetatif dan metodemekanik. Faktor-faktor sosial ekonomi yangmempengaruhi perilaku petani dalam konservasi lahanadalah umur, pengetahuan, ketersediaan bahan organik,frekuensi penyuluhan dan jumlah tanggungan anggotakeluarga. Perilaku petani yang tinggi dalam konservasilahan tersebut tidak berpengaruh pada pendapatanusahatani di DTA Rawa Pening. Teknik konservasi lahanyang diterapkanoleh sebagian besar petani DTA RawaPening (>50%) adalah pembuatan teras, pembuatan jalur-jalur air, pembuatan selokan dan lubang, pemanfaatan sisatanaman, penanaman penguat teras dan pemberian pupukorganik. Struktur pendapatan masyarakat di lokasipenelitian secara umum didominasi oleh kegiatanusahatani. Kegiatan usahatani di lahan pertanian memberikontribusi sekitar 45,7% - 55,5% dari totalpendapatan rumah tangga.

Page 41: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

24

24

Tabel 3. (Lanjutan)

No. Nama dan Judul penelitian Metode analisis Kesimpulan penelitian8.

2Studi Sosial Ekonomi PetaniKaret Dan Kelapa SawitBerdasarkan Penguasaan Lahan(Studi Kasus di Desa Wonosari,Mesuji Timur) (Amanda, S.A.,2016)

Penelitian yang bersifatDeskriptif Kualitatif

Rata-rata pendapatan petani pemilik karet di KecamatanMesuji Timur, Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 2.150.000,-/per hektar per tahun. Rata-rata pendapatan petani penggarapkaret di Kecamatan Mesuji Timur, Desa Wonosari adalahsebesar Rp. 500.000,-/per hektar per tahun. Rata-ratapendapatan buruh tani karet di Kecamatan Mesuji Timur,Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 350.000,-/per hektar pertahun. Rata-rata pendapatan petani pemilik kelapa sawit diKecamatan Mesuji Timur, Desa Wonosari adalah sebesar Rp.3.000.000,-/per hektar per tahun. Rata-rata pendapatan petanipenggarap kelapa sawit di Kecamatan Mesuji Timur, DesaWonosari adalah sebesar Rp. 1.000.000,-/per hektar per tahun.Rata-rata pendapatan buruh tani kelapa sawit di KecamatanMesuji Timur, Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 500.000,-/per hektar per tahun. Produksi dan harga jual merupakanfaktor-faktor yang berpengaruh sangat signifikan terhadappendapatan usaha tani karet dan kelapa sawit.

Page 42: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

25

25

Tabel 3. (lanjutan)

No. Nama dan Judul penelitian Metode analisis Kesimpulan penelitian9.

2Dampak Keberadaan PerkebunanKelapa Sawit Terhadap KondisiSosial Ekonomi Masyarakat Desa diDesa Badak Mekar KecamatanMuara Badak Kabupaten KutaiKartanegara (Laing, 2016).

Penelitian yang bersifatDeskriptif Kualitatif

Kegiatan perkebunan kelapa sawit di Desa Badak Mekarmemberikan peluang pekerjaan bagi penduduk di daeraharea sekitar perkebunan yang mampu meningkatkanpendapatkan masyarakat sekitar.

10. Kondisi Sosial Ekonomi RumahTangga Petani Karet Di DesaPasarbaru Kecamatan PangeanKabupaten Kuantan Singingi(Dasriyanto, 2014).

Penelitian yang bersifatDeskriptif Kualitatif

Kondisi sosial ekonomi rumah tangga di Desa PasarbaruKecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi yaitukebutuhan pokok yang dilihat dari aspek kebutuhanpangan, kebutuhan sandang kebutuhan papan. Dimanakebutuhan pangan dapat dilihat dari makanan pokokadalah beras (100%), lauk pauk berupa tahu dan tempe(42%), dan biaya yang dikeluarkan dalam 1 hari untukkebutuhan pangan <Rp. 1.000.000 (69,6%), kemudiankebutuhan sandang dilihat dari pemenuhan kebutuhanpakaian anggota rumah tangga petani karet adalah dibeli6 bulan sekali (49,3%) dan pengeluaran yang dikeluarkanpertahun untuk membeli pakaian adalah Rp. 500.000, –Rp. 1.000.000, (40,6%), kebutuhan papan dilihat darijenis rumah yaitu semi permanen dan selesai (43,5%),dan luas rumah yang ditempati petani karet seluas 7x9meter (33,3%).

Page 43: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

26

26

C. Kerangka Pemikiran

Perkebunan merupakan kontributor terbesar sektor pertanian yang

berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi, sehingga dampak positif

yang ditimbulkan oleh sektor perkebunan diduga mampu meningkatkan

kesejahteraan petani hingga perkembangan ekonomi secara nasional.

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu sub sektor perkebunan yang

diproduksi di Kabupaten Tulang Bawang. Prospek perkebunan kelapa sawit

dimasa depan dinilai sangat baik, dimana salah satu sub sektor perkebunan ini

diduga akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan di pedesaan.

Dengan adanya perkebunan kelapa sawit di pedesaan diharapkan dapat

memberikan dampak langsung maupun tidak langsung dan lanjutan terhadap

masyarakat sekitar, seperti terhadap peningkatan pendapatan dan kesempatan

kerja yang pada gilirannya secara bersama-sama berfungsi menunjang

pengembangan wilayah Kabupaten Tulang Bawang. Pada penelitian

mengenai kondisi sosial ekonomi petani, peneliti sebelumnya umumnya

mengukur kondisi sosial ekonomi petani dengan menghitung tingkat

pendapatan petani saja dan dianalisis secara deskriptif kualitatif.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian

ini peneliti bukan hanya menggambarkan bagaimana kondisi sosial ekonomi

petani kelapa sawit dari segi pendapatan usahatani kelapa sawit saja tetapi

juga mengukur pendapatan rumah tangga petani dan menganalisis apakah

usahatani kelapa sawit tersebut memberikan pengaruh terhadap kesejahteraan

rumah tangga petani. Tingkat kesejahtaraan rumah tangga petani akan

Page 44: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

27

27

dianalisis dengan metode sosio metrik. Berdasarkan uraian dan penjelasan

tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian ini dengan kerangka

pemikiran yang digambarkan seperti yang tersaji pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka penelitian kajian sosial ekonomi dan tingkatkesejahteraan rumah tangga petani kelapa sawit di KabupatenTulang Bawang, 2017

Perkebunan Kelapa Sawit

Perkebunan rakyat

Kajian Ekonomi :1. Pendapatan usahatani kelapa

sawit2. Pendapatan Rumah Tangga

petani kelapa sawit3. Kontribusi pendapatan

petani kelapa sawit4. Curahan tenaga kerja

Tingkat Kesejahteraan petanikelapa sawit

Kajian Sosial :1. Pendidikan2. Peruahan dan

Lingkungan3. Gaya hidup4. Taraf dan pola

konsumsi

Perkebunan Besar SwastaPerkebunan Besar Negara

Usahatani KelapaSawit

Petani Plasma

Lahan Sempit

Lahan sedang

Faktor-faktor produksi :1. Bibit/benih2. Luas Lahan3. Tenaga Kerja

Petani swadaya

Produksi

Harga

Penerimaan Usahatani

Biaya Usahatani

Pendapatan Usahatani

Harga

Lahan luas

Page 45: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

28

28

III. METODE PENELITIAN

A. Metode, Lokasi, dan Waktu Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah survei.

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Tulang Bawang. Penentuan lokasi

penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Lokasi yang menjadi

fokus penelitian ini adalah Kecamatan Gedung Aji Baru dan Kecamatan

Penawar Tama. Pertimbangan pemilihan lokasi ini dipilih karena Kabupaten

Tulang Bawang merupakan salah satu sentra produksi kelapa sawit terbesar di

di Provinsi Lampung, dimana Kecamatan Penawar Tama dan Gedung Aji

Baru merupakan penghasil kelapa sawit terbesar di Kabupaten Tulang

Bawang, baik dari segi luas lahan, produksi maupun jumlah petani

berdasarkan data dari Dinas Pekebunan Provinsi Lampung tahun 2015.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus 2017.

B. Definisi Operasional

Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup semua pengertian yang

digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

penelitian.

Page 46: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

29

29

Perkebunan Kelapa Sawit adalah salah satu sub sektor dari sektor perkebunan

dalam bidang perkebunan dan menjadi salah satu mata pencaharian petani

serta merupakan objek dalam penelitian ini. Perkebunan kelapa sawit yang

diteliti dalam penelitian ini adalah perkebunan kelapa sawit swadaya yang

berada di kecamatan Gedung Aji Baru dan Penawar Tama Kabupaten Tulang

Bawang.

Kajian kondisi sosial adalah kondisi sosial rumah tangga petani kelapa sawit

yang dirasakan oleh petani dari berusahatani kelapa sawit, yang akan

dianalisis secara deskriptif. Indikator sosial yang ingin peneliti ungkapkan

dalam penelitian ini, yaitu pendidikan, perumahan dan lingkungan, gaya

hidup, serta taraf dan pola konsumsi.

Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan

petani yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Indikator pendidikan terdiri dari 6

parameter pengukuran yang telah disesuaikan dengan pengukura pendidikan

berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2014. Parameter pengukuran

yang termasuk dalam bagian pendidikan yakni kemampuan anggota keluarga

berusia 10 ke atas yang lancar membaca dan menulis, kepentingan

pendapatan mengenai pendidikan putra-putri, kesanggupan mengenai biaya

pendidikan, lama menamatkan sekolah, rata-rata jenjang pendidikan anak,

dan keperluan pendidikan luar sekolah.

Perumahan dan lingkungan adalah kondisi perumahan dan lingkungan yang

dimiliki petani. Indikator perumahan dan lingkungan terdiri dari 12

Page 47: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

30

30

parameter pengukuran yang telah disesuaikan dengan pengukura perumahan

dan lingkungan berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2014.

Parameter pengukuran yang termasuk dalam bagian perumahan dan

lingkungan yakni status tanah tempat tinggal, status rumah tempat tinggal,

jenis dinding rumah, jenis atap yang digunakan, jenis lantai yang digunakan,

rata-rata luas lantai dalam mencukupi anggota keluarga, jenis penerangan

yang digunakan, bahan bakar yang digunakan dan jenis wc yang digunakan.

Gaya hidup adalah pola hidup petani terhadap diri sendiri dan lingkungan.

Indikator gaya hidup terdiri dari tujuh parameter pengukuran yang telah

disesuaikan dengan pengukura gaya hidup berdasarkan Badan Pusat Statistika

(BPS) tahun 2014. Parameter pengukuran yang termasuk dalam bagian gaya

hidup adalah akses tempat wisata, kemampuan wisata/liburan jauh,

kemampuan biaya wiata, kemampuan menggunakan komputer, telpon seluler,

dan media informasi, dan hubungan sosial dengan lingkungan.

Taraf dan pola konsumsi adalah kemampuan petani dalam mengatur pola

konsumsi rumah tangga dan mengukur sejauh mana taraf pola konsumsi

petani. Indikator taraf dan pola konsumsi terdiri dari 4 parameter pengukuran

yang telah disesuaikan dengan pengukura taraf dan pola konsumsi

berdasarkan Badan Pusat Statistika (BPS) tahun 2014. Parameter pengukuran

yang termasuk dalam bagian taraf dan pola konsumsi adalah kemampuan

keluarga petani dalam mengonsumsi beras, kecukupan pendapatan keluarga

perbulan untuk konsumsi pangan dan non pangan, kemampuan petani dalam

Page 48: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

31

31

menyisahkan pendapatan untuk kebutuhan sandang dan perumahan, dan

kemampuan petani dalam menyisihkan pendapatan untuk ditabung.

Setiap parameter pada masing - masing indikator pengukuran kondisi terdiri

dari 3 jawaban dengan skor yang berbeda. Hasil dari setiap parameter

pengukuran akan menunjukkan kondisi sosial yang mendapat skor satu, dua,

atau tiga. Jumlah pada masing - masing skor akan dihitung skor rata -

ratanya, dan kemudian akan diakumulasikan. Setelah semua skor pada setiap

parameter masing - masing indikator telah dihitung, maka akan dapat

diketahui nilai rata - rata skor kondisi sosial. Kondisi sosial kemudian dapat

dibedakan menjadi level kurang baik dan baik, berdasarkan skor akhir yang

telah dibuat dalam dua interval/level.

Kajian kondisi ekonomi adalah kondisi ekonomi rumah tangga petani kelapa

sawit yang dirasakan oleh petani dari adanya perkebunan kelapa sawit.

Indikator ekonomi yang ingin peneliti ungkapkan dalam penelitian ini yaitu

pendapatan usahatani kelapa sawit, pendapatan rumah tangga petani kelapa

sawit, kontribusi pendapatan petani kelapa sawit, dan curahan tenaga kerja.

Tenaga kerja adalah faktor produksi yang digunakan dalam budidaya kelapa

sawit dari pengolahan lahan hingga pasca panen. Tenaga kerja terdiri dari

tenaga kerja manusia, hewan dan mesin. Tenaga kerja manusia dibedakan

menjadi dua yaitu tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga.

Penggunaan tenaga kerja diukur dalam satuan hari orang kerja (HOK).

Output adalah sawit yang berupa tandan buah segas dari hasil budidaya sawit

diukur dalam satuan kilogram (kg/tahun).

Page 49: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

32

32

Harga output adalah harga kelapa sawit di tingkat petani yang berlaku

padasaat transaksi dan diukur dalam Rp/kg.

Tandan Buah Segar adalah buah kelapa sawit yang telah masak ditandai

dengan buah yang berwarnah merah dan jatuh ± 5-10 buah yang dihitung

dalam satuan kilogram (kg).

Harga adalah harga TBS (Tandan Buah Segar) harga jual petani yang terjadi

di lokasi penelitian yang dihitung dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

Hasil produksi kelapa sawit adalah buah sawit dalam bentuk TBS (Tandan

Buah Segar) yang telah masak yang dihitung dalam satuan kilogram per luas

lahan per tahun (kg/perluas lahan/tahun).

Pendapatan usahatani kelapa sawit adalah pendapatan yang diterima petani

dari hasil berusahatani kelapa sawit. Pendapatan usahatani kelapa sawit

dihitung dengan menggunakan teori pendapatan usahatani oleh Soekartawi,

dimana peneriamaan usahatani adalah hasil dari pendapatan dikurangi biaya-

biaya usahatani kelapa sawit.

Penerimaan adalah nilai hasil yang diterima petani yang dihitung dengan

mengalikan jumlah produksi kelapa sawit dengan harga produksi di tingkat

petani produsen yang diukur dalam satuan rupiah (Rp/tahun).

Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan

usahatani kelapa sawit dalam satu kali musim tanam yang diukur dalam

Page 50: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

33

33

satuan rupiah (Rp/tahun). Biaya produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya

variabel.

Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara langsung oleh petani, yang

termasuk ke dalam biaya tunai yaitu meliputi biaya pupuk, biaya pestisida,

biaya tenaga kerja luar keluarga, dan biaya PBB. Biaya tunai diukur dalam

satuan rupiah (Rp).

Biaya diperhitungkan adalah biaya yang tidak secara langsung dikeluarkan

petani tetapi diperhitungkan dalam biaya usahatani, yang termasuk kedalam

biaya diperhitungkan yaitu meliputi biaya penyusutan alat dan biaya tenaga

kerja dalam keluarga. Biaya diperhitungkan diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

Biaya total adalah total dari biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Biaya total

diukur dalam satuan rupiah (Rp).

Pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit adalah pendapatan petani yang

diperoleh dari semua sumber mata pencaharian petani, baik dari ushatani

maupun dari non usahatani (Rp). Pendapatan rumah tangga petani dihitung

dengan menjumlahkan pendapatan petani dari kegiatan usahatani,

pendapatani usahatani diluar kegiatan budidaya dan pendapatan di luar

usahatani.

Struktur pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit menggambarkan

seberapa besar persentase kontribusi usahatani kelapa sawit terhadap

pendapatan total pendapatan rumah tangga petani (%). Struktur pendapatan

Page 51: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

34

34

rumah tangga petani dilakukan dengan metode deskriptif melalui metode

akunting, dimana pendapatan usahtani sawit dibagi pendapatan total rumah

tangga petani dikali seratus persen.

Curahan tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam melakukan

usahatai kelapa sawit. curahan tenaga kerja yang di hitung dalam penelitian

ini adalah, curahan hari kerja dan kapasitas tenaga kerja (HOK). Pada

analisis curahan tenaga kerja petani, dipakai analisa rumah tangga, karena

besarnya pencurahan tenaga kerja petani dipengaruhi oleh jumlah tenaga

kerja yang tersedia dalam suatu rumah tangga.

Kesejahteraan Petani adalah bentuk dari sebuah hasil yang diterima oleh

petani dari melakukan usahatani kelapa sawit di Kecamatan gedung Aji Baru

dan Penawar Tama Kabupaten Tulang Bawang. Kesejahteraan petani di ukur

menggunakan indikator sosio metrik.

C. Responden, Populasi, dan Sampel

Responden pada penelitian ini adalah Petani Perkebunan Kelapa Sawit

rakyat atau swadaya. Alasan pemilihan petani swadaya sebagai responden

karena berdasarkan data dari Dinas Perkebunan Provinsi Lampung tahun

2015 luas lahan dan produktivitas petani rakyat atau swadaya lebih besar

daripada petani plasma, hal ini menunjukkan bahwa petani kelapa sawit

yang mengelola lahannnya secara perorangan lebih banyak daripada petani

kelapa sawit mitra perusahaan.

Page 52: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

35

35

Tabel 4. Jumlah petani kelapa sawit Kecamatan Penawar Tama dan GedungAji Baru

No. Kecamatan Jumlah Petani

1. Penawar Tama 3.270

2. Gedung Aji Baru 1.303

Jumlah 4.573Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi lampung, 2015

Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah petani pada Kecamatan Penawar Tama

dan Gedung Aji Baru adalah sebesar 4.573 petani. Berdasarkan jumlah

populasi petani kelapa sawit yang ada di kedua kecamatan tersebut, maka

jumlah sampel secara proporsional ditentukan dengan rumus (Isaac dan

Michael, 2003).

= NN +Keterangan :n = Ukuran SampelN = Ukuran petani Kelapa Sawit (4.573)Z = Derajat kepercayaan Z (95% = 1,645)σ2 = Varian sampel (5% = 0,05)δ2 = Varian deviasi (5% = 0,05)

sehingg diperoleh :

= 4.573 x (1,645) (0,05)(4.573 (0,05) ) + ((1,645) 0,05)= 618,73261611,5678012 = 53,487487 = 54

Berdasarkan perhitungan diatas, maka diperoleh jumlah responden sebagai

sampel sebanyak 54 petani kelapa sawit. Sampel penelitian diambil secara

proporsional dari dua kecamatan lokasi penelitian, yaitu Kecamatan Penawar

Tama dan Kecamatan Gedung Aji Baru. Perhitungan pengambilan sampel

Page 53: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

36

36

secara proposional untuk setiap kecamatan pada penelitian ini yakni

menggunakan rumus berikut (Saryono, 2010) :

Nana = x n

N

Keterangan :

na = Jumlah petani yang akan diambil dari masing-masing kecamatann = Jumlah sampel petani (keseluruhan)Na = Jumlah populasi petani di masing-masing kecamatanN = Jumlah populasi petani keseluruhan (di dua kecamatan)

Tabel 5. Hasil dari perhitungan proposional

Kecamatan Jumlah populasi Petani Jumlah sampel petaniPenawar Tama 3.270 38Gedung Aji Baru 1.303 16Total 4.573 54

Sumber: Data diolah, 2017.

Teknik pengambilan sampel yaitu stratified random sampling yang dibagi

menjadi tiga katagori, yaitu :

(1) Petani yang memiliki lahan sempit (1-2 ha), berjumlah 32 petani

(2) Petani yang memiliki lahan sedang dan (3-4 ha), berjumlah 14 petani

(3) Petani yang memiliki lahan luas (>4 ha), berjumlah 8 petani

D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari lapangan atau lokasi

penelitian. Sumber data primer pada penelitin ini adalah melalui wawancara

langsung dengan menggunakan kuisioner kepada responden yaitu petani

kelapa sawit yang berada di Kecamatan Gedung Aji Baru dan Penawar Tama.

Data sekunder adalah data yang diperoleh diluar data primer yang digunakan

Page 54: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

37

37

sebagai informasi tambahan dan gambaran pelengkap untuk proses lebih

lanjut. Data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari berbagai sumber,

seperti Badan Pusat Statistik (BPS) Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik

Provinsi Lampung, Direktorial Jendral Perkebunan, laporan penelitian, jurnal

dan publikasi ilmiah, instansi terkait, dan berbagai pustaka lain yang

berhubungan dengan penelitian ini.

E. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif kualitiatif , analisis deskriptif kuantitatif dan analisis tingkat

kesejahteraan menurut indikator sosio metric. Analisis deskriptif kualitatif

digunakan untuk menjawab tujuan poin pertama yaitu menganalisis kondisi

sosial rumah tangga petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang.

Analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk menjawab tujuan kedua, yaitu

menganalisis kondisi ekonomi rumah tangga petani kelapa sawit di

Kabupaten Tulang Bawang. Analisis tingkat kesajahteraan menurut sosio

metric digunakan untuk menjawab tujuan poin ketiga, yaitu menganalisis

tingkat kesajahteraan petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang.

1. Kondisi Sosial Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit di KabupatenTulang Bawang

Metode yang digunakan untuk mengetahui kondisis sosial rumah tangga

petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang yakni deskriptif

kualitatif. Pengukuran kondisi sosial dilakukan menggunakan empat

Page 55: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

38

38

indikator dengan parameter pengukuran tertentu. Keempat indikator yang

digunakan dalam pengukuran kondisi sosial yakni indikator pendidikan,

perumahaan dan lingkungan, taraf dan pola konsumsi, dan gaya hidup.

Setiap parameter pada masing - masing indikator pengukuran kondisi

terdiri dari tiga jawaban dengan skor yang berbeda. Hasil dari setiap

parameter pengukuran akan menunjukkan kondisi sosial yang mendapat

skor satu, dua, atau tiga. Jumlah pada masing - masing skor akan dihitung

skor rata - ratanya, dan kemudian akan diakumulasikan. Setelah semua

skor pada setiap parameter masing - masing indikator telah dihitung, maka

akan dapat diketahui nilai rata - rata skor kondisi sosial. Kondisi sosial

kemudian dibuat kedalam dua interval/level yang kemudian dibedakan

menjadi level kurang baik dan baik, berdasarkan skor akhir yang telah

diperoleh. Pengukuran kondisi sosial rumah tangga petani kelapa sawit di

Kabupaten Tulang Bawang disajikan pada Tabel 6.

Page 56: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

39

Tabel 6. Indikator kondisi sosial rumah tangga petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang

NoKondisi Sosial

Indikator Definisi Operasional Parameter Skor1. Pendidikan Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan,

keterampilan, dan kebiasaan petani yangditurunkan dari satu generasi ke generasiberikutnya melalui pengajaran, pelatihan, ataupenelitian. Indikator pendidikan terdiri dari 6parameter pengukuran yang telah disesuaikandengan pengukura pendidikan berdasarkanBadan Pusat Statistika (BPS) tahun 2014.Parameter pengukuran yang termasuk dalambagian pendidikan yakni kemampuan anggotakeluarga berusia 10 ke atas yang lancarmembaca dan menulis, kepentinganpendapatan mengenai pendidikan putra-putri,kesanggupan mengenai biaya pendidikan, lamamenamatkan sekolah, rata-rata jenjangpendidikan anak, dan keperluan pendidikanluar sekolah.

2. Anggota keluarga berusia 10 tahun ke atas lancar membacadan menulisa. Lancar (mampu membaca dan menulis dengan lancar

dan cepat)3

b. Kurang lancar (mampu membaca dan menulis tetapitidak dapat dengan cepat dan jelas)

2

c. Tidak lancar (terbata-bata dalam menulis dan kesulitandalam membaca)

1

3. Pendapatan mengenai pendidikan putra-putria. Penting (harus berpendidikan tinggi >12th) 3b. Kurang penting (cukup berpendidikan 12th) 2c. Tidak penting (pendidikan <12th) 1

4. Kesanggupan mengenai biaya pendidikana. Sanggup (memiliki tabungan pendidikan putra-putri) 3b. Kurang sanggup (tidak memiliki tabungan pendidikan

tapi ingin tetep meyekolahkan putra putri)2

c. Tidak sanggup (tidak memiliki tabungan pendidikan) 15. Lama menamatkan sekolah

a. > 9 tahun 3b. 9 tahun 2c. < 9 tahun 1

6. Rata-rata jenjang pendidikan anaka. Sarjana 3b. SMA 2c. SD – SMP 1

Page 57: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

40

Tabel 6. (Lanjutan)

NoKondisi Sosial

Indikator Definisi Operasional Parameter Skor7. Perlu pendidikan luar sekolah

a. Perlu (memiliki pendidikan luar sekolah) 3b. Kurang perlu (memiliki minat pendidikan luar

sekolah)2

c. Tidak perlu (tidak memiliki minat pendidikan luarsekolah)

1

2. Perumahan dan lingkungan Perumahan dan lingkungan adalahkondisi perumahan dan lingkungan yangdimiliki petani. Indikator perumahan danlingkungan terdiri dari 12 parameterpengukuran yang telah disesuaikandengan pengukura perumahan danlingkungan berdasarkan Badan PusatStatistika (BPS) tahun 2014. Parameterpengukuran yang termasuk dalambagian perumahan dan lingkunganyakni status tanah tempat tinggal, statusrumah tempat tinggal, jenis dindingrumah, jenis atap yang digunakan, jenislantai yang digunakan, rata-rata luaslantai dalam mencukupi anggotakeluarga, jenis penerangan yangdigunakan, bahan bakar yang digunakandan jenis wc yang digunakan.

8. Status rumah tempat tinggala. Milik sendiri 3b. Menyewa 2c. Menumpang 1

9. Status tanah tempat tinggala. Milik sendiri 3b. Menyewa 2c. Menumpang 1

10. Jenis dinding rumaha. Semen 3b. Papan 2c. Geribik 1

11. Jenis atap yang digunakana. Genteng 3b. Seng/asbes 2c. Rumbia/alang-alang 1

Page 58: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

41

Tabel 6. (Lanjutan)

NoKondisi Sosial

Indikator Definisi Operasional Parameter Skor12. Jenis lantai yang digunakan

a. Semen 3b. Kayu/papan 2c. Tanah 1

13. Rata-rata luas lantai mencukupi setiap anggota keluargaa. Ya (mencukupi semua anggota keluarga tanpa

kesempitan)3

b. Belum (mencukupi tapi tidak longgar) 2c. Tidak (tidak semua anggota dapat berkumpul

dilantai yang sama)1

14. Jenis penerangan yang digunakana. Listrik 3b. Petromak 2c. Lampu teplok 1

15. Sumber air yang digunakana. PAM (ledeng) 3b. Sumur 2c. Sungai 1

16. Jenis WC yang digunakana. WC jongkok 3d. WC cemplung 2e. Sungai 1

Page 59: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

42

Tabel 6. (Lanjutan)

NoKondisi Sosial

Indikator Definisi Operasional Parameter Skor17. Kepemilikan WC

a. Ya (ada, didalam rumah) 3b. Belum (ada, diluar rumah) 2c. Tidak (menumpang tetangga/ tempat umum) 1

18. Jarak WC dengan sumber aira. > 10 M 3b. 5-10 M 2c. < 5 M 1

19. Tempat pembuangan sampaha. Lubang sampah 3b. Jasa angkut sampah 2c. Sungai 1

3. Gaya Hidup Gaya hidup adalah pola hidup petani terhadapdiri sendiri dan lingkungan. Indikator gayahidup terdiri dari 7 parameter pengukuran yangtelah disesuaikan dengan pengukura gayahidup berdasarkan Badan Pusat Statistika(BPS) tahun 2014. Parameter pengukuran yangtermasuk dalam bagian gaya hidup adalahakses tempat wisata, kemampuanwisata/liburan jauh, kemampuan biaya wiata,kemampuan menggunakan komputer, telponseluler, dan media informasi, dan hubungansosial dengan lingkungan.

20. Akses tempat wisata dalam sebulan terakhira. Mudah dan sering (tiap minggu) 3d. Mudah tapi tidak sering (sebulan sekali) 2e. Tidak pernah 1

21. Berpergian atau berwisata sejauh 100 kilometer dalamwaktu 6 bulana. Sering > 2 kali 3b. Tidak sering < 2 kali 2c. Tidak pernah 1

Page 60: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

43

Tabel 6. (Lanjutan)

NoKondisi Sosial

Indikator Definisi Operasional Parameter Skor22. Kemampua dalam menggunakan komputer

a. Paham sekali (dapat mengaplikasikan word, excel,powerpoint dengan lancar)

3

b. Paham (hanya mampu menggunakan salah satu aplikasimiscrosoft dan tidak lancar dalam aplikasi ms yang lain)

2

c. Tidak paham (tidak dapat mengaplikasikan satupunmiscrosoft)

1

23. Biaya untuk hiburan dan olahragaa. Mudah (ada, bahkan dapat disisakan untuk menabung) 3b. Cukup (ada, tapi tidak ada yang dapat disisakan untuk

menabung)2

c. Sulit (tidak memiliki uang untuk hiburan dan olahraga) 124. Penggunaan teknologi telpon seluler

a. Smartphone 3b. Telpon seluler biasa 2c. Tidak mempunyai 1

25. hubungan sosial dengan lingkungan rumah petania. sering berinteraksi ( berinteraksi setiap hari) 3b. jarang berinteraksi (berinteraksi jika ada perlu saja) 2c. tidak pernah berinteraksi 1

26. penggunaan media informasi (internet, koran, radio)b. Sering (internet, koran, radio) 3d. Cukup sering (menggunakan 2 media informasi) 2e. Biasa saja (koran saja / radio saja) 1

Page 61: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

44

Tabel 6. (Lanjutan)

NoKondisi Sosial

Indikator Definisi Operasional Parameter Skor4. Taraf dan pola konsumsi Taraf dan pola konsumsi adalah

kemampuan petani dalam mengaturpola konsumsi rumah tangga danmengukur sejauh mana taraf polakonsumsi petani. Indikator taraf danpola konsumsi terdiri dari 4 parameterpengukuran yang telah disesuaikandengan pengukura taraf dan polakonsumsi berdasarkan Badan PusatStatistika (BPS) tahun 2014. Parameterpengukuran yang termasuk dalambagian taraf dan pola konsumsi adalahkemampuan keluarga petani dalammengonsumsi beras, kecukupanpendapatan keluarga perbulan untukkonsumsi pangan dan non pangan,kemampuan petani dalammenyisahkan pendapatan untukkebutuhan sandang dan perumahan,dan kemampuan petani dalammenyisihkan pendapatan untukditabung.

27. Keluarga mengonsumsi beras sebagai bahan makananpokoka. Ya (setiap hari mengonsumsi beras) 3b. Kadang-kadang (tidak setiap hari mengonsumsi beras) 2c. Tidak (mengonsumsi diluar beras) 1

28. Kecukupan pendapatan keluarga perbulan untuk konsumsipangan dan non pangana. Ya (selalu terpenuhi) 3b. Kadang-kadang (tidak selalu terpenuhi) 2c. Tidak cukup (tidak pernah terpenuhi/kekurangan) 1

29. Keluarga menyisahkan dana untuk kebutuhan sandang danperumahana. Ya (selalu dapat menyisahkan untuk sandang dan

perumahan)3

d. Kadang-kadang (tidak selalu dapat menyisahkan untuksandang dan perumahan)

2

e. Tidak (tidak dapat menyisahkan untuk sandang danperumahan)

1

30. Pendapatan perbulan dapat ditabung atau untuk menanammodala. Ya (memiliki tabungan) 3b. Kadang-kadang (tidak selalu memiliki tabungan) 2c. Tidak (tidak memiliki tabungan) 1

Page 62: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

45

45

Terakhir jika semua interval katagori tiap-tiap indkator telah diisi selanjutnya

kondisi sosial diukur secara keseluruhan dengan metode Range Score yang

kemudian dibedakan menjadi dua katagori yaitu baik dan kurang baik yang

dihitung sebagai berikut :

RS = −Dimana :RS = Range skor

SkT = Skor tertinggi ( 4 x 3 = 12)

SkR = Skor terendah ( 4x 1 = 4)

4 = Jumlah indikator kondisi sosial (pendidikan, perumahan dan

lingkungan, gaya hidup, dan taraf dan pola konsumsi)

3 = Skor tertinggi dalam indikator BPS (baik)

2 = Skor sedang dalam indikator BPS (sedang)

1 = Skor terendah dalam indikator BPS (kurang)

JKl = Jumlah klasifikasi yang digunakan (2)

Hasil perhitungan berdasarkan rumus tersebut diperoleh range skor (RS)

sama dengan tujuh, sehingga kondisi sosial rumah tangga petani kelapa

sawit adalah sebagai berikut:

(1) Jika skor antara 4–8 berarti rumah tangga petani memiliki kondisi

sosial yang kurang baik.

(2) Jika skor antara 9–12 berarti rumah tangga petani memiliki kondisi

sosial yang baik.

Jumlah skor diperoleh dari informasi hasil skor mengenai pendidikan,

perumahan dan lingkungan, gaya hidup, dan taraf dan pola konsumsi. Dari

penskoran kemudian di lihat interval skor dari dua katagori klasifikasi di atas

yaitu kondisi sosial baik dan kurang baik.

Page 63: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

46

46

2. Analisis Kondisi Ekonomi Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit diKabupaten Tulang Bawang

Metode analisis untuk menjawab tujuan kedua yaitu kondisi ekonomi rumah

tangga petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang digunakan beberapa

indikator, yaitu :

Tabel 7. Indikator kondisi ekonomi rumah tangga petani kelapa sawit diKabupaten Tulang Bawang

No. Kajian EkonomiIndikator Definisi operasional Cara mengukur

1. Pendapatanusahatanikelapasawit

Pendapatan usahatanikelapa sawit adalahpendapatan yangditerima petani darihasil berusahatanikelapa sawit.

Pendapatan usahatani kelapa sawitdihitung dengan menggunakan teoripendapatan usahatani olehSoekartawi, dimana penerimaanusahatani adalah hasil daripendapatan dikurangi biaya-biayausahatani kelapa sawit.

2. Pendapatanrumahtanggapetanikelapasawit

Pendapatan rumahtanggga petani kelapasawit adalahpendapatan petaniyang diperoleh darisemua sumber matapencaharian petani,baik dari usahatanimaupun dari nonusahatani.

Pendapatan rumah tangga petanidihitung dengan menjumlahkanpendapatan petani dari kegiatanusahatani, pendapatani usahatanidiluar kegiatan budidaya danpendapatan di luar usahatani.

3. Strukturpendapatanrumahtanggapetanikelapasawit

Struktur pendapatanrumah tangga petanikelapa sawitmenggambarkanseberapa besarpersentase kontribusiusahatani kelapa sawitterhadap pendapatantotal pendapatanrumah tangga petani.

struktur pendapatan rumah tanggapetani dilakukan dengan metodedeskriptif melalui metode akunting,dimana pendapatan usahtani sawitdibagi pendapatan total rumahtangga petani dikali seratus persen.

4. Curahandankapasitastenagakerja

curahan tenaga kerjaadalah tenaga kerjayang digunakan dalammelakukan usahataikelapa sawit.

curahan tenaga kerja yang di hitungdalam penelitian ini adalah kapasitastenaga kerja. Pada analisis curahantenaga kerja petani, dipakai analisakapasitas tenaga kerja, karenabesarnya pencurahan tenaga kerjapetani dipengaruhi oleh jumlahtenaga kerja yang tersedia dalamsuatu rumah tangga.

Page 64: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

47

47

a. Analisis Pendapatan Usahatani Petani Kelapa Sawit

Pendapatan usahatani kelapa sawit diperoleh dengan menghitung selisish

penerimaan dengan semua biaya produksi, dirumuskan sebagai berikut

(soekartawi, 2002) :

π = YPy - ∑XiPxi

keterangan:π = Keuntungan usahatani kelapa sawitY = Produksi kelapa sawitPy = Harga produksi kelapa sawitXi = Faktor produksi, i = 1, 2, 3, 4.......,nPxi = Harga faktor produksi

Pendapatan rumah tangga petani diperoleh dengan cara menjumlahkan

pendapatan keluarga yang berasal dari on farm, off farm, dan non farm.

Menurut rumus Hastuti dan Rahim (2008), pendapatan rumah tangga

petani adalah :

Prt = Pfarm + Poff farm + Pnon farm

Keterangan :Prt = Pendapatan rumah tangga petani per tahunPfarm = Pendapatan dari usahatani kelapa sawit + non sawitPoff farm = Pendapatan dari pertanian tapi diluar usahataniPnon farm = Pendapatan dari luar pertanian

b. Kontribusi Pendapatan usahatani Kelapa Sawit terhadap PendapatanRumah Tangga Petani

Analisis struktur pendapatan rumah tangga petani dilakukan dengan

metode deskriptif melalui metode akunting. Pendapatan total rumah

tangga merupakan penjumlahan penadapatan dari pertanian dan

Page 65: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

48

48

pendapatan non pertanian. Berdasarkan analisa pendapatan rumah tangga

tersebut memperlihatkan sumber-sumber pendapatan petani, sehingga

untuk mengetahui berapa besar proporsi masing-masing sumber

pendapatan maka digunakan analisis kontribusi pendapatan. Analisis

kontribusi pendapatan ini, petani dapat mengetahui persentase yang

dihasilkan dari pendatan ushatani, dan pendapatan dari kegiatan non

usahatani termasuk kegiatan non pertanian, terutama pendapatan ushatani

sawit sebagai komoditas utama rumah tangga terhadap pendapatan total

rumah tangga. Kontribusi setiap sumber pendapatan petani dapat

mencerminkan komponen penyusun struktur pendapatan rumah tangga

petani dan dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

= ℎℎ 100%Keterangan :Kpu = Kontribusi pendapatan usaha

c. Kapasitas Tenaga Kerja

Kapasitas tenaga kerja dilihat dari jumlah maksimum tenaga kerja yang

dapat dipekerjakan oleh petani responden dalam satu bulan. Menurut

Karmini dan Aisyah (2008), kapasitas tenaga kerja dalam keluarga

merupakan jumlah tenaga kerja dalam rumah tangga petani responden

setiap bulan. Dalam penelitian Karmini dan Aisyah (2008), kapasitas

tenaga kerja dalam keluarga tiap bulannya dihitung dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

Page 66: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

49

49

K = (JH x TKp x 1) + (JH x TKw x 0,8)

Keterangan:K = Kapasitas (HOK/bulan/mt)JH = Jumlah hari kerja tiap bulan (hari/bulan)TKp = Jumlah tenaga kerja pria dalam keluarga (orang)TKw = Jumlah tenaga kerja wanita dalam keluarga (orang)

3. Analisis Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kelapa Sawit diKabupaten Tulang Bawang

Untuk menjawab tujuan ketiga yaitu menganalisis tingkat kesejahteraan

petani kelapa sawit di Kabupaten Tulang Bawang, metode yang digunakan

adalah analisis kesejahteraan menurut indikator sosio-metrik. Indikator

sosio- metrik mengklasifikasikan keluarga sejahtera berdasarkan delapan

komponen kesejahteraan yaitu ketahanan pangan, pendidikan, pelayanan

kesehatan, perumahan, modal sosial, pemberdayaan, buta huruf, dan

kerawanan dalam keluarga tersebut. Keluarga tergolong sebagai keluarga

tidak sejahtera (miskin) apabila tidak dapat memenuhi sebagian besar dari

delapan komponen kesejahteraan secara layak.

Pengklasifikasian indikator dilakukan dengan pemberian skor berdasarkan

kondisi aktual yang dialami oleh keluarga (skor dari 1 sampai dengan 4).

Selanjutnya, skor dari masing – masing aspek tersebut dijumlahkan dan

diperoleh klasifikasi dengan kisaran 8 – 15 katagori tidak miskin, 16 – 23

katagori miskin, 24 – 32 katagori sangat miskin.

Page 67: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

50

50

Tabel 8. Indikator Sosial matrik

Indikator 1 2 3 4Ketahananpangan

Keluarga yangselalumempunyaipangan dalamjumlah yangcukup dan jenisyang diinginkan

Keluarga selalumempunyaipangan dalamjumlah yangcukup tetapitidak selalu jenisyang diinginkan

Keluargaterkadang tidakmempunyaipangan dalamjumlah yangcukup untukkonsumsi

Keluarga seringtidak mempunyaipangan dalamjumlah yangcukup untukkonsumsi

Pendidikan Keluarga dapatmendukungpendidikan untukanak sampaipendidikantinggi danuniversitas

Keluarga dapatmendukungpendidikanuntuk anaksampaipendidikanmenengah

Keluarga dapatmendukungpendidikan anaksampai tingkatdasar

Keluarga tidakdapatmendukungpendidikan untukanak meskipunpada tingkatdasar

Pelayanankesehatan

Keluarga selalumampu untukmemperolehobat-obatan danpelayanankesehatan yangdibutuhkan

Keluargabiasanya mampuuntukmemperolehobat-obatan danpelayanankesehatan yangmereka butuhkan

Keluargakadang tidakmampu untukmemperolehobat-obatan danpelayanankesehatan yangmerekabutuhkan

Keluarga tidakpernah mampuuntukmemperolehobat-obatan danpelayanankesehatan yangmereka butuhkan

Peralatan rumahtangga

Keluargamempunyaiseluruhperlengkapanmoderen termasukpompa air, listrik,sepsitctank, dantelepon

Keluargamempunyai 3 dari4 perlengkapanyang ada

Keluargamempunyai 2dari 4perlengkapanyang ada

Keluarga hanyamempunyai 1 dari4 perlengkapanyang ada.

Modal sosial Selalu terlibatdalam aktivitasmasyarakat

Terkadang terlibatdalam aktivitasmasyarakat

Jarang terlibatdalam aktivitasmasyarakat

Tidak pernahterlibat dalamaktivitasmasyarakat

Pemberdayaan Selalu merasadihormati

Terkadangmerasadihormati

Jarang merasadihormati

Tidak pernahmerasa dihormati

Kemampuanbaca tulis

Dapat membaca,menulis, danberhitung dasar

Dapatmelakukan 2dari 3kemampuanyang ada

Hanya dapatmelakukan 1kemampuanyang ada

Tidak dapatmelakukanketigakemampuanyang ada

Kerawanan Keluarga tidakmempunyaikerawanan(balita, lansia,anggota keluargaberpenyakitkronis)

Keluargamempunyai 1dari 3 kerawananyang ada

Keluargamempunyai 2dari 3kerawanan yangada

Keluargamempunyai 3kerawanan yangada

Page 68: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

51

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Kabupaten Tulang bawang merupakan lokasi pada penelitian ini, dimana yang

menjadi titik lokasi pada penelitian yaitu Kecamatan Penawar Tama dan

Kecamatan Gedung Aji Baru. Kedua kecamatan tersebut merupakan daerah

dengan jumlah petani dan jumlah produksi kelapa sawit tersebar di Kabupaten

Tulang Bawang. Gambaran umum mengenai kedua Kecamatan yang menjadi

lokasi penelitian digambarkan sebagai berikut :

A. Keadaan Umum Kecamatan Penawar Tama

1. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

Kecamatan Penawar Tama merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten

Tulang Bawang dengan luas wilayah sebesar 13.761,05 ha. Setelah dua

kali mengalami pemekaran wilayah dalam kurun waktu yang relative

singkat, pada saat ini Kecamatan Penawartama memiliki 14 kampung,

yaitu Bogatama, Tri Rejo Mulyo, Sidoharjo, Sidomulyo, Tri Jaya, Tri

Tunggal Jaya, Wiratama, Pulo Gading, Sidodadi, Dwimulyo, Rejo Sari,

Wira Agung Sari, Sido Makmur, Tri Karya. Secara geografis wilayah

Kecamatan Penawartama, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan

Gedung Aji , sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Mesuji

Page 69: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

52

Timur, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Banjar Margo

dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Gedong Aji Baru.

2. Demografis Daerah Penelitian

Dari tahun 2014 hingga 2015 penduduk Kecamatan Penawar Tama terus

mengalami peningkatan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk yang terdata

sebanyak 28.398 jiwa dengan komposisi jumlah laki-laki sebanyak 14.025

jiwa dan perempuan sebanyak 13.488 jiwa. Jumlah rumah tangga di

Kecamatan Penawar Tama adalah 8.333, dengan jumlah paling banyak

adalah Desa Sidoarjo. Selain itu, Desa Sidoarjo merupakan pusat

perekonomian terbesar di Penawar Tama. Jumlah rumah tangga yang

sedikit berada pada desa pemekaran seperti Pulo Gadung, Sidodadi,

Dwimulyo, Rejo Sari, Wira Agung Sari, Sidomakmur, dan Tri Karya.

3. Sarana Pendidikan dan Kesehatan

Tingginya tingkat pendidikan suatu daerah akan mempengaruhi

perkembangan derah tersebut. Upaya dalam mencapainya dilaksanakan

melalui penyelenggaraan pendidikan yang tersebar di seluruh wilayah

kecamatan, baik negeri atau swasta. Pada tahun 2016, di Kecamatan

Penawar Tama sudah tersedia pendidikan sampai pada jenjang SMA

dengan rincian sekolah SD negeri/swasta sebanyak 19 unit, SMP

negeri/swasta 6 unit, serta SMA negeri/swasta sebanyak 5 unit. Dari

aspek sarana kesehatan, jumlah tenaga medis di Kecamatan Penawar Tama

tahun 2016 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, dimana jumlah

Page 70: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

53

dokter hanya tersedia sebanyak 1 orang, 16 orang sebagai perawat, dan 29

orang sebagai bidan desa.

4. Potensi Wilayah

Adapun berbagai mata pencaharian penduduk Kecamatan Penawar Tama

yaitu usaha pertanian, usaha perkebunan karet dan sawit, karyawan PT,

pedagang, usaha industry kecil, dan buruh. Sebagian besar wilayah

penawartama terdiri dari perkebunan yang menyediakan pakan ternak

yang berlimpah. Kemudian sebelah selatan wilayah Penawar Tama terdiri

dari lahan rawa yang luasnya ribuan hektar dimana tempat tersebut

menyediakan pakan selama musim kemarau.

B. Keadaan Umum Kecamatan Gedung Aji Baru

1. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

Kecamatan Gedung Aji Baru merupakan salah satu kecamatan diantara 15

kecamatan yang ada di Kabupaten Tulang Bawang dengan luas wilayah

9.617,59 Ha. Secara geografis kecamatan Gedung Aji Baru sebelah utara

berbatasan dengan Kecamatan Rawa Jitu Utara (Kabupaten Mesuji),

sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Pidada (Kecamatan Rawa Pitu),

sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Penawar Tama, dan sebelah

timur berbatasan dengan Kecamatan Rawa Jitu Selatan. Kecamatan

Gedung Aji Baru merupakan daerah agraris Kabupaten Tulang Bawang

dengan mata pencaharian pokok penduduknya berada disektor pertanian.

Page 71: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

54

Wilayah Kecamatan Gedung Aji Baru merupakan daerah agraris dengan

ketinggian 25 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan suhu udara yaitu

berkisar antara 280 Celcius – 350 Celcius. Kecamatan Gedung Aji Baru

beriklim tropis, dengan musim hujan dan musim kemarau bergantian

sepanjang tahun. Kecamatan Gedung Aji Baru memiliki potensi yang

tinggi untuk perkembangan sektor pertanian, terutama pada sektor lahan

basah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sungai yang mengalir

yaitu sungai Way Tulang Bawang berpontensi untuk dijadikan

pengembangan irigasi.

2. Demografi Daerah Penelitian

Hasil estimasi penduduk Kecamatan Gedung Aji Baru Kabupaten Tulang

Bawang, penduduk Kecamatan Gedung Aji Baru mencapai 20.730 jiwa,

dengan luas wilayah sebesar 95,36 km2. Kepadatan penduduk Kecamatan

Gedung Aji Baru Kabupaten Tulang Bawang sebesar Tercatat jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 11.384 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

sebanyak 10.623 jiwa. Kepadatan penduduk terbesar terdapat di Kampung

Suka Bhakti dan terkecil di Kampung Mesir Dwi Jaya.

3. Sarana Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor utama dalam mendukung

masyarakat yang bermutu, oleh karena itu, faktor pendidikan merupakan

salah satu prioritas utama dalam pembangunan yang dilaksanakan oleh

Kecamatan Gedung Aji Baru. Skala prioritas pembangunan pendidikan di

Page 72: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

55

Kecamatan Gedung Aji Baru diarahkan untuk meningkatkan daya akses

masyarakat terhadap masyarakat yang bermutu, di antaranya melalui

ketersediaan sarana dan parasana pendidikan di berbagai tingkatan di

seluruh kampung/kelurahan dengan didukung peningkatan kualitas dan

kuantitas sarana belajar-mengajar diberbagai disiplin ilmu. Sarana

pendukung pendidikan di Kecamatan Gedung Aji Baru saat ini sudah

mencakup sampai tingkat wajib belajar 12 tahun. Banyaknya sarana

pendukung pendidikan di Kecamatan Gedung Aji baru berupa SD Negeri

sebanyak 13 Unit, SD Swasta umum sebanyak 2 Unit, SLTP Negeri

sebanyak 3 Unit, SLTP Swasta umum sebanyak 1 Unit, SLTP Swasta Islam

sebanyak 1 Unit, dan SLTA Negeri sebanyak 2 unit.

4. Potensi Daerah

Sektor yang memegang peranan penting dalam bidang ekonomi di

Kecamatan Gedung Aji Baru Kabupaten Tulang Bawang yaitu di bidang

usaha-usaha ekonomi. Usaha-usaha ekonomi itu meliputi pasar sebanyak 3

unit, toko/kios/warung sebanyak 240 unit, rumah makan/warung makan

sebanyak 16 unit, dan hotel. Sementara itu, belum terdapat sektor industri

dan koperasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk Kecamatan

Gedung Aji Baru saat ini, sehingga kedepanya perlu menciptakan lapangan

pekerjaan baru atau koperasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan

penduduk. Hal ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kecamatan Gedung

Aji Baru, terutama sektor industri-industri kecil, karena mampu menyerap

tenaga kerja secara maksimal.

Page 73: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

56

C. Sejarah Kelapa Sawit Swadaya di Kabupaten Tulang Bawang

Pada mulanya, Kabupaten Tulang Bawang adalah hutan-hutan liar yang

nyaris tidak memiliki penduduk yang berhuni. Namun, berkat program

transmigran dari pemerintah, yaitu pada sekitar tahun1990an, pertumbuhan

penduduk di Kabupaten Tulang Bawang mulai meningkat. Daerah-daerah

yang sebelumnya adalah hutan-hutan, kini telah menjadi pemukiman. Pada

program transmigran tersebut, tiap-tiap kepala keluarga diberikan tanah

seluas dua hektar dengan pembagian 0,25 ha untuk pekarangan, 0,75 ha

untuk bermitra dengan perusahaan kelapa sawit dan sisanya seluas satu ha

lahan petani digunakan untuk menanam tanaman lain.

Awalnya, luas lahan petani yang seluas satu hektar digunakan petani untuk

menanam tanaman palawija. Namun, seiring berjalannya waktu, usahatani

palawija yang diushatanikan petani medapat serangan hama gajah dan babi

hutan yang merusak lahan palawija para petani. Serangan hama gajah dan

babi hutan tersebut menyebabkan petani mengalami gagal panen dan

menerima kerugian yang besar. Peristiwa ini pun menjadi peristiwa yang

besejarah di lokasi penelitian dibuatkan monumen gajah. Dalam upaya

untuk bertahan hidup, petani memutuskan untuk beralih dari tanaman

palawija.

Beberapa tahun kemudian sekitar tahun 2000-an luas lahan petani yang satu

ha, ya awal mulanya ditanami palawija mulai berangsur-angsur beralih

menjadi tanaman perkebunan. Pada tahun tersebut, program mitra petani

kelapa sawit sudah tidak ada, sehingga tanaman kelapa sawit yang ditanam

Page 74: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

57

mulai tahun 2000an merupakan tanaman kelapa sawit swadaya. Semakin

lama dan semakin banyak petani yang beralih ke tanaman kelapa sawit,

menyebabkan luasan lahan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Tulang

Bawang terus bertambah. Hal ini jugalah yang menjadi sebab Kabupaten

Tulang Bawang menjadi salah satu Kabupaten dengan luasan, produksi, dan

jumlah petani terbesar di Provinsi Lampung. Namun, seiring perkembangan

zaman dan kebutuhan petani, banyak petani-petani yang tidak sukses dalam

usahatani kelapa sawit memutukan untuk menjual lahan kelapa sawitnya ke

orang lain, dan pembeli lahan kebanykan berasal dari luar daerah.

Sehingga, hingga saat ini untuk perkebunan kelapa sawit swadaya, walapun

dari segi luasan dan jumlah petani banyak, namun untuk kepemilikan yang

berdomisili di daerah tersebut tidaklah banyak.

Page 75: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

111

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mngenai kajian sosisal ekonomi

dan tingkat kesejahteraan rumah tangga petani kelapa sawit di Kabupaten

Tulang Bawang, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Petani responden yang memiliki lahan sempit dan lahan sedang pada

indikator pendidikan dan perumahan & lingkungan berada pada katagori

baik, sedangkan indikator gaya hidup dan taraf & pola konsumsi berada

pada katagori cukup baik. Selanjutnya pada petani responden yang

memiliki lahan luas pada indikator pendidikan, perumahan &

lingkungan, dan taraf & pola konsumsi berada pada katagori baik

sedangkan indikator gaya hidup berada pada katagori cukup baik.

Namun, setelah diakumulasi secara keseluruhan kondisi sosial baik

petani responden yang memiliki lahan sempit, lahan sedang maupun

lahan luas, berada pada katagori baik.

2. Pendapatan usahatani kelapa sawit atas biaya tunai pada petani responden

yang memiliki lahan sempit yaitu Rp16.956.400/ha/th dan berkontribusi

sebesar 65,76 persen dari rata-rata pendapatan rumah tangga petani

responden. Petani responden yang memiliki lahan sedang memiliki rata-

rata pendapatan atas biaya tunai yaitu sebesar Rp16.623.700/ha/th

Page 76: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

112

dengan kontribusi usahatani kelapa sawit sebesar 99,41 persen terhadap

pendapatan rumah tangga, sedangkan untuk petani responden yang

memiliki lahan luas memiliki rata-rata pendapatan atas biaya tunai yaitu

sebesar Rp14.489.700/ha/th dan berkontribusi sebesar 96,24 persen dari

rata-rata pendapatan rumah tangga petani responden.

3. Tingkat kesejahteraan petani responden baik petani responden yang

memiliki lahan sempit, lahan sedang maupun lahan luas berada dalam

katagori tidak miskin.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, saran yang dapat diberikan yakni :

1. Petani diharapkan lebih meningkatkan pemeliharaan dalam berusahatani,

hal ini karna intensitas petani responden dalam pemeliharan masih

tergolong rendah.

2. Petani sebaiknya memanfaatkan sisa kapasitas tenaga kerja yang tersedia

dengan mengembangkan usahatani atau bekerja diluar usahatani sehingga

dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga petani.

Page 77: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

113

DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin, S. dan Kusuma, S.I. 2007. Analisis Struktur Pasar CPO: Pengaruhnyaterhadap pengembangan ekonomiwilayah Sumater Utara. JurnalPerencanaan dan Pengembangan Wilayah 2 (3) 124-136. Diakses padatanggal 09 Desember 2016.

Badan Pusat Statistik. 2014. Indikator Kesejahteraan Rakyat 2007. Badan PusatStatistik. Jakarta.

BPS Provinsi Lampung. 2015. Luas Areal dan Produksi Perkebunan KelapaSawit. https://lampung.bps.go.id/index.php/publikasi/2. Diakases padatanggal 12 November 2016.

Dasriyanto. 2014. Kondisi Sosial Ekonomi Rumah Tangga Petani Karet Di DesaPasarbaru Kecamatan Pangean Kabupaten Kuantan Singingi. PGRISumatera Barat. Sumatera Barat.

Dedi Muttakin. 2014. Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang MempengaruhiPendapatan Usahtani Kelapa Sawit Pola Sawadaya di Desa Kepau JayaKabupaten Kampar. Jurnal RAT 3 (1). Diakses pada tanggal 09Desember 2016.

Dinas Perkebunan Provinsi Lampung. 2015. Luas Areal Tanaman PerkebunanRakyat Kabupaten Tulang Bawang Tahun 2015. Dinas PerkebunanProvinsi Lampung. Lampung.

Forita, D.A. 2011. Kajian Sosial Ekonomi Terhadap Perilaku Petani DalamKonservasi Lahan Di Daerah Tangkapan Air Rawa Pening KabupatenSemarang (Studi Kasus Di Daerah Aliran Sungai Galeh). ProsidingSemiloka Nasional “Dukungan Agro-Inovasi untuk PemberdayaanPetani”. Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng,Semarang 14 Juli 2011.

Fauzi, Yan. 2002. Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usahadan Pemasaran Kelapa Sawit. Penebar Swadaya, Depok.

Gustiyana, F. 2004. Studi Perbandingan Pendapatan Usahatani Jagung Hibridadan Non Hibrida di Kecamatan Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah.

Page 78: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

114

Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian. Universitas Lampung.Bandar Lampung.

Hastuti, D.H.D. dan Rahim, A.B.D. 2008. Pengantar, Teori, dan KasusEkonomik Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta.

Iswan. 2016. Pohon Penguras Air (Stop Tanam Sawit). https://www.kompasiana.com/iswan_kinsank/pohon-penguras-air-stop-tanam-sawit_56f488eacd92732e056cbf4c. Diakses tanggal 9 Mei 2017.

Jein Feybe Talundu. 2015. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Sawah diDesa Tanah Harapan Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. E-Journal Geo-Tadulako UNTAD.

Kadir dan Syapsan. 2012. Tenaga Kerja Perkebunan. Universitas SumateraUtara. Medan.

Karmini dan Aisyah, A.S. 2008. Optimalisasi Lahan Usahatani Tomat danMentimun dengan Kendala Tenaga kerja. EPP 5 (2) :44-50. UniversitasMulawarman.

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2011. Masterplan Percepatandan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011 – 2025.Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Jakarta.

Laing. 2016. Dampak Keberadaan Perkebunan Kelapa Sawit TerhadapKondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa di Desa Badak MekarKecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. E-JournalIlmu Pemerintahan 2016, 4(2): 633-646.

Mangoensoekarjo, S. dan H. Samangun. 2003. Manajemen Agribisnis KelapaSawit. UGM-Press. Yogyakarta.

Mantra, I.B. 2004. Demografi Umum. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Manurung, A.F. 2011. Analisis Tingkat Pendapatan dan Pola KomsumsiMasyarakat Yang Bermukim di Sekitar Perkebunan Kelapa Sawit PT.INECDA PLANTATION Kecamatan Seberida. Skripsi. Fakultas PertanianUniversitas Riau. Pekanbaru.

Mosher, A.T. 1987. Menciptakan Struktur Pedesaan Progresif. Disunting olehRochim Wirjoniodjojo. Yasaguna. Jakarta.

Muchcni, H. 2008. Pengaruh keberadaan PT. PMK (Pabrik Minyak KelapaSawit) Talikumain terhadap Pengembangan wilayah di KabupatenRokan Hulu (Studi Kasus: Desa Talikumain, Kecamatan Tambusai).Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah 4 (2) Desember 2008.

Pahan, I. 2006. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.

Page 79: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

115

Penebar Swadaya. Jakarta.

Panggabean, dan Sibarani, M. 2014. Analisis Pengaruh Biaya PemeliharaanTerhadap Pendapatan Agribisnis Kelapa Sawit. Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara. Medan.

Perdamean, Maruli. 2016. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Penebar swadaya.Jakarta.

Roanuddin, M. 2016. Dampak Sosial Dan Ekonomi Aktifitas PerusahaanPerkebunan Kelapa Sawit PT Gawi Makmur Kalimantan Di Desa RintikKecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara. E-Journal IlmuPemerintahan 2016 1 (1) : 12-25.

Rodjak, A. 2002. Manajemen Usahatani. Pustaka Giratuna. Bandung.

Sajogyo, T. 1997. Garis Kemiskinan dan Kebutuhan Minimum Pangan. LPSB-IPB. Bogor.

Saputra, Aldino A. R. E. 2016. Analisis Pendapatan dan Tingkat KesejahteraanAnggota Koperasi simpan Pinjam (KSP) Tani Makmur Di KecamatanNatar Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. Fakultas Pertanian.Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Saryono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. PT Alfabeta. Bandung.

Sisi, Amanda.A. 2016. Studi Sosial Ekonomi Petani Karet Dan Kelapa SawitBerdasarkan Penguasaan Lahan (Studi Kasus di Desa Wonosari, MesujiTimur). Universitas Lampung. Lampung.

Soekartawi. 2002. Teori Ekonomi Produksi ; Dengan Pokok Bahasan analisisFungsi Cobb-Douglas. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soemartono, Gatot P. 2011. Hukum Lingkungan Indonesia. Jakarta: SinarGrafika.

Suratiyah, K. 2009. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Suryanto, T. 2014. Analisis Pendapatan Usaha Tani Pisang Ambon MelaluiProgram Primatani (Kasus: Desa Talaga, Kecamatan Cugenang,Kabupaten Cianjur, Jawa Barat). Skripsi. Fakultas Ekonomi danManajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Syahza, A. 2011. Dampak Pembangunan Perkebunan Kelapa Sawit TerhadapMultiplier Effect Ekonomi Pedesaan di Daerah Riau. Jurnal Ekonomi,Th.X/03/November/2005, PPD & I fakultas Ekonomi UniversitasTarumanagara. Jakarta.

Page 80: 1 KAJIAN SOSIAL EKONOMI DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN …digilib.unila.ac.id/37214/3/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfsemester genap TA 2015/2016, Ekonomi Manajerial dan Pengantar Ilmu

116

Tetty, Wijayanti. 2010. Analisis Sosial Ekonomi Usahatani Kelapa Sawit DiDesa Suliliran Baru Kecamatan Pasir Belengkong Kabupaten Paser.Volume 27 Nomor 1, Pebruari 2010 Halaman 41-53.

Wigena, I.G.P.H. 2009. Desain model pengelolaan kebun kelapa sawit plasmaberkelanjutan berbasis sitem pendekatan dinamis (Studi kasus kebunkelapa sawit plasma PTPN V Sei Pagar, Kabupaten Kampar,Provinsi Riau). Jurnal Agro Ekonomi 27(1): 81-108.

Winardi, 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi. Tarsito. Bandung.

Wulandari. 2013. Kondisi Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Di KelurahanMangalli Kecamatan Pallangga Kabupaten Gowa. UniversitasHassanuddin. Makasar.