074.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERSEPSI PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DI INDONESIA TERHADAP INTERNET FINANCIAL REPORTING (IFR)

    ISPON ASEP YURANO

    SITI NURWAHYU HARAHAP Universitas Indonesia

    Abstract This study seeks to explore the perception of financial statement users regarding Internet Financial Reporting (IFR) practices in Indonesia. From 200 questionnaires distributed to financial statement users that are familiar with internet, only 156 questionnaires that can be further analyzed using Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test. The result showed that financial statement users in Indonesia found that the financial information provided on the company website is quite accurate, relevant, and fairly easy to obtain, but the information provided was difficult to be processed. As for financial information in external party website, financial statement users assess that external party website more readily available than the financial information contained in the company website. In addition, financial statement users also perceive that usefulness of IFR is still lacking, especially on the adequacy of information, so that financial statement users are still relying on other sources of information for decision making. As for ease of use IFR, financial statement users have different perceptions, in which the perceptions of differences caused by differences in the characteristics of respondents in terms of work experience, education level, educational background, and frequency of use of the internet to search for financial information. Keywords: Internet financial reporting, Perception, Financial Statement

    Users, XBRL

    [email protected]

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    1

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 1. PENDAHULUAN Perkembangan internet yang pesat secara signifikan telah mempengaruhi cara

    perusahaan dalam melaksanakan aktivitas pelaporan bisnis dan praktek komunikasi

    akuntansi (Rosmaini et al., 2009). Sekarang ini, internet telah menjadi alat bagi

    perusahaan sebagai media komunikasi dengan investor dan sebagai media untuk

    menyampaikan informasi finansial dengan cepat. Dari berbagai riset, jumlah perusahaan

    yang menggunakan internet sebagai media untuk menyampaikan informasi keuangan

    telah mencapai 60% sampai 70% dan persentase ini akan terus bertambah seiring

    berjalannya dengan waktu (Arumugam et al., 2005). Di masa mendatang, diperkirakan

    penggunaan internet sebagai media menyampaikan informasi keuangan akan

    menggantikan secara keseluruhan praktek penyampaian informasi keuangan dengan

    media kertas yang sekarang ini masih lazim digunakan oleh banyak perusahaan (Lymer,

    1999).

    Dengan menggunakan internet, perusahaan dapat meningkatkan ketersediaan

    informasi keuangan dan informasi yang berkaitan perusahaan bagi pengguna infromasi

    secara cepat. Batas wilayah bukanlah menjadi halangan untuk menyampaikan informasi

    keuangan apabila menggunakan internet. Pengguna infomasi dapat dengan cepat

    mencari, menyaring, mengunduh, atau bahkan pengguna informasi dapat

    mengkonfigurasi informasi keuangan sesuai keinginan pengguna. Hal tersebut dapat

    dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan dengan biaya yang relatif rendah.

    Dengan kemampuan pengguna untuk mengkonfigurasi informasi yang diinginkan,

    perusahaan juga dapat mengetahui informasi apa saja yang mungkin benar-benar

    dibutuhkan oleh pengguna informasi (Almilia dan Budisusetyo, 2008). Praktek seperti

    ini dalam berbagai literatur tentang penggunaan internet sebagai media untuk

    menyampaikan informasi keuangan perusahaan disebut sebagai Internet Financial

    Reporting (IFR).

    Seiring semakin populernya praktek IFR yang dilakukan oleh perusahaan

    terutama perusahaan yang berada di negara maju (Pervan dan Sabljic, 2011), banyak

    penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui seberapa jauh praktek IFR

    dipraktekkan oleh suatu perusahaan dan faktor apa saja yang mempengaruhi praktek

    IFR tersebut. Dari penelitian yang dilakukan Lodhia et al. (2004), ditemukan bahwa 50

    perusahaan terbaik di Australia telah menyajikan informasi keuangan melalui website

    perusahaan dengan format PDF dan faktor yang mempengaruhi perusahaan publik di

    Australia menyajikan informasi keuangan melalui website perusahaan umumnya

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    2

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • disebabkan oleh upaya perusahaan untuk memenuhi regulasi yang ada. Sementara itu,

    penelitian yang dilakukan oleh Al Moghaiwli (2009) di Qatar menunjukkan bahwa dari

    43 perusahaan publik di Qatar, terdapat 25 perusahaan yang menyajikan laporan

    keuangan secara lengkap di website dan laporan tersebut disajikan dalam format PDF.

    Dari berbagai penelitian IFR yang dilakukan sebelumnya, umumnya penelitian

    dilakukan untuk meneliti seberapa jauh perusahaan mempraktekkan IFR, bagaimana

    kualitas dari IFR perusahaan, dan faktor apa saja yang mempengaruhi praktek IFR

    tersebut. Sedikit sekali penelitian yang bertujuan untuk meneliti IFR dari sudut pandang

    permintaan dari pembaca laporan keuangan (Quagli dan Riva, 2005). Bahkan, satu

    dekade sebelum tahun 2003, tidak ada satu pun penelitian tentang IFR yang menanyai

    pengguna IFR tentang ketertarikan pengguna dengan IFR dan perilaku mereka akibat

    adanya IFR ( Beattie dan Pratt, 2003).

    Salah satu penelitian mengenai IFR dari sisi pengguna adalah Khaldoon et al.

    (2011). Dalam penelitiannya, Khaldoon et al. (2011) mencoba meneliti persepsi manfaat

    dan kemudahan penggunaan IFR yang dipersepsikan empat kelompok pengguna

    laporan keuangan di Jordania, yaitu auditor, financial analyst, pengawai bank bagian

    kredit, dan akademisi. Penelitian Khaldoon et al. (2011) ini didasarkan pada teori

    Technology Acceptance Model yang dikembangkan oleh Davis (1989), dimana teori ini

    menjelaskan bahwa manfaat dan kemudahan penggunaan yang dipersepsikan oleh

    pengguna terhadap suatu teknologi akan mempengaruhi tujuan penggunaan teknologi

    tersebut. Atas dasar penelitian Khaldoon et al. (2011) ini, penulis ingin mengangkat

    penelitian mengenai persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan IFR di Indonesia,

    serta mengembangkannya dengan mempertimbangkan karakteristik responden sebagai

    faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Penelitian ini menarik untuk dilakukan

    karena pada tahun 2012 Bapepam-LK (kini Otoritas Jasa Keuangan) selaku regulator

    pasar modal telah mengesahkan aturan baru yaitu Peraturan Bapepam Kep 431-BL-

    2012 X.K.6 Pasal 3 yang mewajibkan seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

    Indonesia untuk menyajikan laporan tahunan di website masing-masing. Dengan

    disahkannya aturan ini, praktek IFR di Indonesia akan semakin populer, sehingga perlu

    penelitian IFR yang berfokus pada manfaat dan kemudahan penggunaan IFR yang ada

    saat ini.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna laporan

    terhadap IFR dari segi manfaat dan kemudahan penggunaannya, serta format IFR apa

    yang disukai oleh pengguna laporan keuangan. Selain itu, penelitian ini juga berusaha

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    3

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • mencari tahu data keuangan apa yang sering dicari di internet, sumber informasi

    keuangan yang digunakan pengguna laporan keuangan, dan kualitas informasi keuangan

    disajikan di website atau internet. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi

    regulator untuk menciptakan regulasi standar praktek IFR yang lebih baik di Indonesia.

    2. LANDASAN TEORI 2.1 Informasi Keuangan

    Laporan Keuangan merupakan alat utama yang digunakan perusahaan untuk

    mengkomunikasikan informasi keuangannya ke pihak luar. Laporan keuangan secara

    umum dapat diartikan sebagai sebuah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

    kinerja keuangan yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi

    keuangannya ke pihak luar (Kieso, 2011).

    Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang

    menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan, serta perubahan posisi keuangan suatu

    entitas yang bermanfaat bagi sejumlah pengguna dalam pengambilan keputusan

    ekonomi. Selain itu, laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai alat

    pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

    Untuk mencapai tujuan utamanya, laporan keuangan harus menyajikan informasi

    mengenai entitas yang meliputi: (1) aset, (2) liabilitas, (3) ekuitas, (4) pendapatan dan

    beban termasuk keuntungan dan kerugian, (5) kontribusi dari dan distribusi kepada

    pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan (6) arus kas (Ikatan Akuntan

    Indonesia, 2012).

    Agar informasi keuangan yang disajikan akuntan dalam laporan keuangan

    berguna, maka akuntan harus mampu memilih informasi apa saja yang benar-benar

    diperlukan oleh pengguna laporan keuangan (Godfrey et al, 2010). Salah satu ukuran

    yang dapat digunakan untuk mengukur apakah informasi yang disajikan dalam laporan

    keuangan berguna bagi pengguna laporan keuangan adalah karakteristik kualitatif.

    Informasi keuangan dikatakan berguna jika informasi tersebut mudah dipahami oleh

    pengguna informasi, relevan, dapat dipercaya, dan dapat diperbandingkan. Namun,

    karakteristik kualitatif ini memiliki batasan-batasan seperti informasi yang disajikan

    harus material dan manfaat yang didapat dari informasi harus lebih besar daripada biaya

    yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi.

    Agar laporan keuangan yang disajikan akuntan memiliki standar yang sama dan

    aturan sama, maka perlu sebuah kerangka konseptual yang sama dalam penyajian

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    4

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • laporan keuangan. Untuk itu, disusunlah kerangka konseptual yang fungsinya menjadi

    standar dan aturan dalam menyusun laporan serta dapat menjadi pedoman untuk

    menyelesaikan masalah akuntansi di masa depan. Kerangka konseptual ini terdiri dari

    tiga tingkatan. Tingkat pertama adalah penjelasan tentang tujuan utama dari laporan

    keuangan, yaitu menyediakan informasi keuangan yang berguna bagi pengguna laporan

    keuangan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Tingkat kedua

    adalah tentang identifikasi karakteristik kualitatif informasi keuangan dan elemen dasar

    akuntansi. Dan yang terakhir, tingkat ketiga menjelaskan tentang aturan dan prinsip

    pengakuan, pengukuran, dan elemen keuangan sesuai dengan asumsi yang berlaku

    (Kieso, 2011).

    2.2 Efficient Market Hypothesis Laporan keuangan yang baik adalah laporan keuangan yang memiliki informasi

    yang berguna untuk pengambilan keputusan, salah satunya keputusan untuk

    menentukan harga saham atau sekuritas (Jones, 2009). Menurut teori efficient market

    hypothesis, suatu pasar dapat dikatakan efisien apabila harga sekuritas merupakan

    cerminan informasi yang ada di pasar (Fama, 1990). Teori ini mengasumsikan bahwa

    investor bersifat rasional, tidak ada biaya untuk mendapatkan informasi dalam pasar,

    informasi bersifat netral, dan investor akan merespon dengan cepat informasi baru yang

    tersedia di pasar (Jones,2009). Dengan adanya asumsi tersebut, informasi yang ada di

    pasar tersedia bebas untuk seluruh pelaku pasar dan tidak ada satupun pihak dalam

    pasar yang mendapat abnormal return (Ross et al, 2002).

    Berdasarkan teori efficient market hypothesis, pasar efisien dibagi menjadi 3

    tipe, yaitu weak form, semistrong form, dan strong form. Weak form adalah bentuk pasar

    dimana harga sekuritas yang ada di pasar merupakan cerminan dari informasi yang

    tersedia di masa lalu. Semistrong form adalah bentuk pasar dimana harga sekuritas yang

    ada di pasar merupakan cerminan dari informasi yang tersedia di masa lalu dan

    informasi baru yang dipublikasikan untuk umum. Strong form adalah bentuk pasar

    dimana harga sekuritas yang ada di pasar merupakan cerminan dari seluruh informasi

    yang tersedia di pasar. Pada kenyataannya dari ketiga bentuk pasar tersebut, bentuk

    pasar yang mungkin terwujud adalah bentuk pasar weak form dan semistrong form

    (Jones, 2009)

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    5

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 2.3 Informasi Keuangan dan Proses Analisis Ada beberapa fase dalam proses penggunaan laporan keuangan untuk analisis

    investasi dalam tingkat mikro; (1) fase analisis perfoma perusahaan di masa lalu, (2)

    fase melakukan prediksi nilai di masa datang, (3) fase pembuatan keputusan, dan yang

    terakhir, (4) fase pelaksanaan keputusan (Gniwosz, 1990).

    Untuk mendapatkan informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan,

    Connolly (1977) membaginya menjadi beberapa kategori, yaitu informasi yang

    didapatkan secara pasif, informasi yang didapatkan secara aktif, informasi yang

    didapatkan dari database infomasi. Informasi yang didapatkan secara pasif adalah

    informasi yang cara mendapatkannya tanpa memerlukan usaha. Informasi yang

    didapatkan secara aktif adalah informasi yang cara mendapatkannya memerlukan usaha

    dan sengaja dicari karena digunakan untuk keputusan spesifik. Informasi yang

    didapatkan dari database infomasi adalah informasi yang cara mendapatkankan

    mengambil informasi dimana informasi tersebut disimpan. Dari dari ketiga cara

    mendapatkan informasi tersebut, informasi yang lebih memiliki pengaruh terhadap

    pengambilan keputusan adalah informasi yang didapat secara aktif.

    2.4 Internet Financial Reporting Seiring meningkatnya kebutuhan informasi keuangan dari pengguna laporan

    dan persebaran pengguna laporan yang tidak terbatas pada satu wilayah negara,

    menyebabkan laporan keuangan yang disampaikan dengan media kertas kurang mampu

    menjawab kebutuhan informasi dari pengguna laporan keuangan yang semakin hari

    semakin meningkat. Perlu sebuah media baru yang mampu menyampaikan informasi

    keuangan secara cepat dan mampu menjangkau semua pengguna laporan keuangan di

    belahan bumi manapun. Salah satu media yang mampu menyampaikan informasi

    keuangan secara cepat dan mampu menjangkau semua pengguna laporan keuangan di

    belahan bumi manapun adalah internet atau website (Asbaugh et al., 1999). Usaha

    menyampaikan informasi keuangan kepada penggguna laporan keuangan dengan

    menggunakan media internet atau website disebut Internet Financial Reporting/IFR

    (Lai et al., 2010).

    Format yang umumnya digunakan oleh perusahaan untuk mempublikasikan

    informasi keuangan di website adalah PDF, HTML, dan XBRL. Selain itu, ada beberapa

    perusahaan yang melengkapi pelaporan informasi keuangan di internet dengan format

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    6

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • penyajian informasi keuangan dalam bentuk audio atau video. Namun, format ini tidak

    banyak digunakan oleh kebanyakan perusahaan (Barac, 2004).

    Ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan menyajikan laporan keuangan

    melalui internet atau tidak. Hasil penelitian Machmudin et al. (2009) menyimpulkan

    bahwa perusahaan cenderung menyajikan laporan keuangan melalui internet apabila

    ukuran perusahaan semakin besar, saham perusahaan diperjualbelikan di beberapa pasar

    saham di beberapa negara, dan perusahaan menggunakan teknologi canggih dalam

    menjalankan bisnisnya. Dan perusahaan cenderung enggan mempublikasikan laporan

    keuangan di internet jika risiko bisnis perusahaan semakin besar dan jika total

    blockholder perusahaan bertambah banyak.

    Khusus untuk Indonesia, regulasi yang mengatur tentang IFR baru dikeluarkan

    oleh Bapepam-LK pada tahun 2012 melalui keputusan KEP-431/BL/2012. Dalam

    peraturan Bapepam-LK, perusahaan diwajibkan untuk mempublikasikan laporan

    keuangan di website perusahaan. Bapepam-LK memberikan tenggang waktu satu tahun

    bagi perusahaan yang belum mempublikasikan laporan tahunannya di website

    perusahan untuk segera mempersiapkan laporan tahunan yang disajikan di website. Dan

    output dari peraturan Bapepam-LK ini adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di BEI

    harus mempublikasikan laporan tahunan di website perusahaan pada awal tahun 2013

    2.5 Persepsi Persepsi merupakan proses mengenali atau mengetahui objek dan objek

    kejadian dengan bantuan panca indra (Chaplin, 2001). Sementara menurut Robbins

    (1999), persepsi adalah proses dimana individu mengorganisasikan dan menafsirkan

    kesan-kesan indera mereka untuk memberikan makna pada lingkungan mereka. Dari

    dua pengertian ini, persepsi secara umum dapat kita artikan sebagai sebagai proses

    mengenali suatu objek kejadian dengan panca indra kemudian menafsirkannya menjadi

    suatu arti.

    Ada lima sifat dari persepsi ini. Pertama, persepsi memiliki hubungan erat

    dengan informasi sebelumnya dan informasi ini akan dijadikan dasar penilaian suatu

    objek di kemudian hari. Kedua, tidak semua informasi dari suatu objek akan diproses

    dalam pikiran, tetapi hanya informasi-informasi menarik perhatian saja yang akan

    diproses lebih lanjut. Ketiga, apabila informasi yang didapat tidak lengkap, maka

    pikiran manusia akan membuat dugaan dari informasi yang diperolehnya. Keempat,

    hakikat dari persepsi adalah sebuah penilaian. Persepsi dipandang sebagai proses

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    7

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • kognitif yang menunjukkan dari sikap kepercayaan, nilai, dan pengharapan manusia

    terhadap suatu objek dengan memaknai objek itu sendiri. Kelima, Agar dapat memiliki

    makna, informasi pembentuk persepsi harus diinterpretrasikan pada konteks tertentu.

    2.6 Technology Acceptance Model Untuk menganalisis persepsi pengguna laporan keuangan terhadap IFR, salah

    satu teori yang dapat digunakan adalah Technology Acceptance Model/TAM

    (Debreceny, 2007). TAM pertama kali diperkenalkan oleh Davis (1989). Dalam teori

    ini, Davis (1989) mengenalkan dua postulat perceived usefulness dan perceived ease of

    use. Perceived usefulness adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa

    menggunakan sistem tertentu akan meningkatkan performa kerjanya. Perceived ease of

    use adalah tingkat dimana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan sistem

    tertentu tidak terlalu memerlukan usaha. Secara garis besar, model TAM yang

    dikembangkan Davis (1989) ini menjelaskan bahwa persepsi pengguna terhadap suatu

    sistem atau teknologi memiliki pengaruh signifikan terhadap kecenderungan dan

    perlakuan pengguna dalam menggunakan sistem teknologi.

    3. METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan Pengumpulan Data

    Target responden penelitian ini adalah pengguna laporan keuangan yang pernah

    menggunakan dan pernah memanfaatkan IFR dalam pekerjaannya, dengan

    menggunakan teknik sampling convenience sampling. Untuk mendapatkan target

    responden yang penulis harapkan, penulis menyebarkan kuesioner secara langsung

    kepada para pengguna laporan keuangan yang mengambil kuliah di Program Magister

    Akuntansi (Maksi) FEUI dan pelatihan di Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA)

    dengan pertimbangan bahwa peserta program-program ini adalah praktisi akuntansi dan

    pernah memanfaatkan IFR dalam pekerjaannya. Selain menyebarkan langsung ke target

    responden di atas, penulis juga memanfaatkan kuesioner online untuk mendapatkan

    responden yang umumnya merupakan kolega penulis.

    Kuesioner disebar kepada 200 responden, terdiri dari 78 kuesioner yang disebar

    melalui email dan kuesioner online serta 122 kuesioner yang disebar secara langsung

    dengan media hardcopy. Dari 78 kuesioner yang disebar melalui email dan kuesioner

    online, terdapat 1 kuesioner yang tidak diisi lengkap dan 77 kuesioner diisi lengkap.

    Dari 122 kuesioner disebar secara langsung, terdapat 43 kuesioner yang tidak diisi

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    8

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • lengkap dan 79 kuesioner diisi lengkap. Jadi dari 200 kuesioner yang disebar, terdapat

    44 kuesioner (22%) yang tidak diisi lengkap dan 156 kuesioner (78%) diisi lengkap dan

    dapat diolah lebih lanjut.

    Secara garis besar, kuesioner disusun untuk menanyakan :

    1. Bagaimana persepsi pengguna laporan keuangan terhadap manfaat IFR

    2. Bagaimana persepsi pengguna laporan keuangan terhadap kemudahan penggunaan

    IFR

    3. Format IFR apa yang lebih disukai oleh pengguna laporan keuangan di Indonesia

    Kuesioner disusun dengan format seperti berikut :

    A. Demografi responden

    Pertanyaan di bagian ini merujuk pada penelitian CFA Institute (2008), Ghani et al.

    (2009), dan Khaldoon et al. (2011). Pada bagian ini, pertanyaan yang diajukan

    digunakan untuk mengetahui kondisi demografis responden, diantaranya adalah

    jenis kelamin responden, usia responden, bidang usaha responden, jabatan

    responden, pengalaman kerja responden, tingkat pendidikan responden, dan latar

    belakang pendidikan responden. Pertanyaan ini perlu diajukan karena hasil jawaban

    dari pertanyaan di bagian ini akan digunakan untuk melakukan analisis cross-

    sectional dengan jawaban dari pertanyaan lain di bagian B dan C karena ada dugaan

    bahwa kondisi demografis responden ini mempengaruhi penilaian responden

    terhadap kualitas informasi dan penilaian persepsi responden terhadap IFR.

    B. Penggunaan internet dan laporan keuangan

    Pertanyaan ini merujuk pada penelitian CFA Institute (2008), Ghani et al. (2009),

    dan Khaldoon et al. (2011). Pada bagian ini, pertanyaan yang diajukan digunakan

    untuk mengetahui frekuensi penggunaan internet oleh responden, frekuensi

    penggunaan internet oleh responden sebagai media mencari informasi keuangan,

    dokumen keuangan apa saja yang dicari di Internet, laporan keuangan apa saja yang

    dicari di Internet, pihak yang menjadi sumber penyedia informasi keuangan, tingkat

    familiaritas pengguna laporan keuangan dengan IFR, format IFR apa yang lebih

    disukai oleh pengguna laporan keuangan, dan kualitas informasi keuangan yang

    didapat dari website perusahaan dan pihak eksternal.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    9

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • C. Persepsi terhadap Internet Financial Reporting

    Pertanyaan di bagian ini merujuk pada penelitian oleh Khaldoon et al. (2011). Pada

    bagian ini, pertanyaan yang diajukan digunakan untuk mengetahui manfaat dan

    kemudahan yang didapat dari penggunaan IFR dalam pekerjaan. Pada bagian ini

    responden diminta untuk memberi nilai 11 pertanyaan manfaat IFR dan 11

    pertanyaan kemudahan penggunaan IFR.

    3.2 Uji Statistik Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Kruskal-Wallis dan

    Uji Mann-Whitney. Uji ini diperlukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

    penilaian responden dalam menilai kualitas informasi website perusahaan dan website

    pihak eksternal, serta untuk mengetahui apakah ada perbedaan penilaian responden

    dalam menilai pernyataan manfaat dan kemudahan penggunaan IFR.

    4. PEMBAHASAN 4.1 Data Demografis Responden

    Dari 156 kuesioner yang diisi lengkap, didapat 53,5% responden berjenis

    kelamin laki-laki dan 46,5% responden berjenis kelamin perempuan; 62 % responden

    memiliki umur 20-24 tahun; 45 % responden bekerja di bidang akuntansi, atestasi,

    keuangan, dan sekuritas; 77% responden memiliki pengalaman kerja kurang dari 5

    tahun, 89% responden memiliki pendidikan terakhir S1, 81% responden memiliki latar

    belakang pendidikan akuntansi, dan 74% responden mengaku sering dan sangat sering

    menggunakan internet untuk mencari informasi keuangan. Dari hasil ini dapat

    disimpulkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini masuk dalam

    kelompok usia muda yang umumnya familiar dengan internet, bekerja di lingkungan

    yang berhubungan akuntansi dan keuangan, rata-rata memiliki keahlian akuntansi, dan

    sering menggunakan internet untuk mencari informasi keuangan. Responden dalam

    penelitian ini telah memenuhi syarat untuk dilakukannya penelitian dimana target

    responden dalam penelitian ini adalah pengguna laporan keuangan yang familiar dengan

    penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    10

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 4.2 Penggunaan Internet dan Laporan Keuangan 4.2.1 Frekuensi Penggunaan Internet untuk Mencari Dokumen Keuangan Dari 156 responden ini ditemukan bahwa dokumen keuangan yang sering dicari

    oleh responden di internet adalah laporan tahunan. Sementara untuk dokumen keuangan

    seperti prospektus dan laporan kuartalan, dan dokumen-dokumen keuangan lain relative

    jarang dicari oleh pengguna laporan keuangan di Indonesia.

    4.2.2 Frekuensi Penggunaan Internet untuk Mencari Laporan Keuangan Laporan yang paling sering dicari melalui internet adalah Laporan Posisi

    Keuangan dan Laporan Laba Rugi. Untuk Catatan atas Laporan Keungan, responden

    cukup sering mencarinya di internet. Untuk laporan perubahan ekuitas dan laporan arus

    kas, responden tidak begitu sering mencari laporan ini di internet. Untuk Ikhtisar

    Keuangan Penting, responden mengaku kadang-kadang mencarinya di internet. Untuk

    Diskusi dan Analisis Manajemen, responden cenderung jarang mencarinya di internet.

    Untuk laporan keuangan lain-lain hampir seluruh responden tidak pernah menggunakan

    internet untuk mencari laporan keuangan ini.

    4.2.3 Sumber Data Laporan Keuangan Dari 156 responden, 38% responden menggunakan website perusahaan untuk

    mendapatkan informasi keuangan, 17% responden menggunakan website pihak

    eksternal untuk mendapatkan informasi keuangan, dan 45% responden menggunakan

    kedua-duanya website perusahaan dan website pihak eksternal untuk mendapatkan

    informasi keuangan. Website. Dari uraian ini diketahui bahwa responden sebagian

    besar mengandalkan website perusahaan dan website pihak eksternal untuk sumber

    informasi mereka. Ini menunjukkan bahwa responden merasa tidak cukup jika hanya

    mengandalkan satu sumber informasi keuangan. Satu sumber informasi keuangan dirasa

    masih kurang bagi responden. Hal ini wajar karena ketika informasi yang disajikan

    perusahaan kurang mampu memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan,

    pengguna laporan keuangan akan mencoba mencari publikasi informasi keuangan

    lainnya di luar website perusahaan.

    Jika kelompok responden yang memanfaatkan website pihak eksternal untuk

    mencari informasi keuangan dijumlahkan dengan kelompok responden yang

    memanfaatkan website perusahaan dan website pihak eksternal untuk mencari

    informasi keuangan, maka akan didapatkan 97 responden menggunakan website pihak

    eksternal untuk mencari informasi keuangan. Dari 97 responden ini, ditemukan bahwa

    62 % responden menggunakan website untuk mendapatkan informasi keuangan. Ini

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    11

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • menunjukkan pengguna laporan keuangan lebih memilih Website Indonesia Stock

    Exchange (IDX) daripada website pihak eksternal lainnya yang juga menyediakan

    informasi keuangan. Hal ini wajar karena Website IDX memiliki informasi yang cukup

    lengkap bagi pengguna laporan keuangan. Di Website IDX, selain menyajikan informasi

    keuangan perusahaan yang terdaftar di bursa, website ini juga menyediakan informasi

    nonkeuangan seperti regulasi di pasar modal, berita atau siaran pers, dan informasi

    nonkeuangan lain terkait dengan perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa.

    4.3 Kualitas Informasi Website Perusahaan dan Website Pihak Eksternal 4.3.1 Kualitas Informasi Website Perusahaan

    Responden secara umum memiliki persepsi bahwa informasi keuangan yang

    disajikan dalam website perusahaan memiliki keakuratan dan relevansi yang cukup

    tinggi, akan tetapi informasi yang disediakan cenderung sulit untuk diolah lebih lanjut.

    Dari hasil Uji Kruskal-Wallis dan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui terdapat

    perbedaan penilaian keakuratan informasi, relevansi informasi, ketepatan waktu

    penyediaaan informasi untuk responden yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman

    kerja dan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan. Ini

    menunjukkan bahwa tidak semua responden yang dikelompokkan berdasarkan

    pengalaman kerja menilai informasi yang disajikan di website perusahaan relevan dan

    tidak semua responden yang dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet

    untuk mencari informasi keuangan menilai informasi yang disajikan di website

    perusahaan adalah akurat, relevan, dan cukup tepat waktu.

    Namun, seluruh responden setuju jika laporan keuangan yang disediakan di

    website perusahaan cukup efesien atau informasi yang disediakan cukup mudah

    didapatkan, akan tetapi informasi yang disediakan ini cenderung sulit untuk diolah.

    Adapun informasi yang disediakan cukup mudah didapatkan oleh pengguna laporan

    keuangan karena Bapepam-LK selaku regulator pasar modal telah menetapkan

    Peraturan Bapepam Kep 431-BL-2012 X.K.6 Pasal 3 tahun 2012 yang mewajibkan

    semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk menyediakan laporan

    Kualitas Informasi Keuangan Website Perusahaan

    Akurat Relevan Tepat Waktu Mudah Diolah Efisien

    3,99 3,92 3,44 3,38 3,66

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    12

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • tahunan di website perusahaan. Sementara informasi yang disediakan di website

    perusahaan cenderung sulit diolah karena format IFR yang disajikan di website

    perusahaan, umumnya berformat PDF, dimana untuk dapat mengolah informasi

    keuangan dalam format PDF pengguna harus memasukkan data secara manual ke

    format lain yang diinginkan pengguna (Blondell, 2006).

    4.3.2 Kualitas Informasi Website Eksternal

    Dari hasil Uji Kruskal-Wallis dan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui terdapat

    perbedaan penilaian kemudahan pengolahan informasi keuangan untuk responden yang

    dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi

    keuangan. Ini menunjukkan bahwa tidak semua responden yang dikelompokkan

    berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan menilai

    informasi yang disajikan di website perusahaan adalah cukup mudah.

    Namun, seluruh responden sepakat bahwa informasi yang disediakan di website

    pihak eksternal akurat, cukup relevan, cukup efisien atau mudah didapatkan, akan tetapi

    ketepatan waktu dalam mempublikasikan informasi keuangan di internet kurang begitu

    baik. Dan apabila penilaian kualitas informasi yang disediakan website pihak eksternal

    ini dibandingkan dengan kualitas informasi yang disediakan website perusahaan, dapat

    dilihat bahwa informasi yang disediakan website eksternal ternyata lebih efisien atau

    lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan informasi yang disediakan di website

    perusahaan. Hal ini mungkin karena rata-rata responden yang mencari informasi

    keuangan di website pihak eksternal umumnya mengakses website Indonesian Stock

    Exchange (IDX) untuk sumber informasinya, dimana IDX merupakan fasilitator

    perdagangan efek di Indonesia yang tentunya akan berusaha semaksimal mungkin untuk

    menyediakan informasi yang lebih lengkap di websitenya.

    Kualitas Informasi Keuangan Website Pihak Eksternal

    Akurat Relevan Tepat Waktu Mudah Diolah Efisien

    3,87 3,79 3,38 3,61 3,71

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    13

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 4.4 Familiaritas dan Preferensi Format IFR 4.4.1 Familiaritas Format IFR

    Dari 156 responden, 72% responden menjawab sangat familiar dengan format

    PDF, diikuti dengan HTML 17%, dan XBRL 1%. Dari hasil ini dapat disimpulkan

    bahwa pengguna laporan keuangan di Indonesia sangat familiar dengan format PDF.

    Hasil ini tidak mengejutkan karena format PDF sudah digunakan lebih lama daripada

    format HTML dan XBRL (Baldwin et al,2006). Selain itu, perusahaan-perusahaan juga

    cenderung lebih menyukai format PDF untuk menyampaikan laporan keuangann di

    internet karena format PDF ini bentuknya hampir mirip dengan bentuk laporan

    keuangan konvensional hard copy (Dull et al, 2003). Adapun alasan mengapa XBRL

    kurang dikenal pengguna laporan keuangan karena format ini merupakan format IFR

    yang tergolong baru (Baldwin et al., 2006). Selain itu, dari sisi regulasi, belum ada

    regulasi yang mewajibkan perusahaan atau pihak eksternal untuk menyajikan laporan

    keuangan dalam format XBRL.

    4.4.2 Preferensi Format IFR 74% responden mengatakan sangat menyukai format PDF, 69% responden

    mengatakan antara suka dan tidak dengan format HTML, dan 96% responden

    mengatakan tidak suka dengan format XBRL. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa

    responden lebih menyukai format PDF dibandingkan dengan format HTML dan

    XBRL. Dan apabila hasil preferensi format IFR ini kita bandingkan dengan hasil

    familiaritas format IFR, maka ada hubungan positif antara format yang paling familiar

    di mata responden dengan format yang paling disukai responden. Semakin responden

    familiar dengan format tersebut, responden cenderung menyukai format tersebut.

    4.5 Persepsi terhadap Internet Financial Reporting 4.5.1 Persepsi Manfaat Internet Financial Reporting

    Pernyataan Manfaat Rata-rata Penilaian 1. IFR memungkinkan saya mengakses informasi lebih cepat

    untuk pengambilan keputusan 4,17

    2. IFR memungkinkan saya untuk membuat keputusan yang didasarkan pada informasi

    4,07

    3. Format dan struktur IFR memungkinkan saya untuk mengumpulkan informasi lebih banyak untuk pengambilan keputusan

    3,89

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    14

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 4. IFR memiliki informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan

    3,88

    5. Format penyajian IFR memungkinkan saya untuk mengumpulkan informasi yang cukup untuk pengambilan keputusan.

    3,78

    6. Saya tidak perlu mengandalkan sumber informasi lain karena saya dapat mengandalkan IFR untuk pengambilan keputusan

    2,97

    7. IFR memiliki informasi yang cukup untuk pengambilan keputusan

    3,39

    8. Saya yakin dengan informasi IFR yang saya gunakan untuk pengambilan keputusan

    3,49

    9. IFR menyediakan informasi yang siap digunakan di manapun saya berada

    3,71

    10. Menggunakan fasilitas IFR kapan saja menjadikan saya lebih efisien

    3,88

    11. IFR secara keseluruhan adalah sumber informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan

    3,76

    Dari hasil Uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan

    penilaian untuk pernyataan manfaat IFR nomor 5, 6, 7, 8, dan 10. Hasil temuan ini

    menunjukkan bahwa responden masih membutuhkan sumber informasi lain selain IFR,

    informasi yang disediakan IFR dirasa masih kurang bagi responden untuk pengambilan

    keputusan, dan responden masih belum yakin sepenuhnya dengan informasi IFR untuk

    pengambilan keputusan. Selain itu, diketahui bahwa responden cukup yakin bahwa IFR

    telah membuat pekerjaan mereka menjadi lebih efisien dan format penyajian IFR telah

    memungkinkan mereka untuk mengumpulkan informasi yang cukup meskipun

    informasi dalam IFR ini masih dirasa kurang untuk pengambilan keputusan. Adapun

    alasan mengapa informasi yang ada dalam IFR masih kurang karena umumnya format

    IFR yang populer di Indonesia adalah PDF, dimana format PDF ini memiliki kelemahan

    dalam hal kemudahan pembaruan informasi dalam format tersebut. Untuk dapat

    memperbaharui data dalam format PDF, perusahaan harus mengunggah satu persatu

    data dalam format PDF ke website.

    Namun, dari hasil Uji Kruskal-Wallis dan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui

    terdapat perbedaan penilaian pernyataan manfaat nomor 3 dan 9 untuk kelompok

    responden yang dikelompokkan berdasarkan latar belakang pendidikan, serta terdapat

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    15

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • penilaian pernyataan manfaat nomor 1, 2, 4, dan 11 untuk kelompok responden yang

    dikelompokkan berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi

    keuangan. Ini menunjukkan bahwa responden yang dikelompokkan berdasarkan latar

    belakang pendidikan memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan

    manfaat Format dan struktur IFR memungkinkan saya untuk mengumpulkan informasi

    lebih banyak untuk pengambilan keputusan dan IFR menyediakan informasi yang

    siap digunakan di manapun saya berada dan responden yang dikelompokkan

    berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan memiliki

    persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan manfaat IFR memungkinkan saya

    mengakses informasi lebih cepat untuk pengambilan keputusan, IFR memungkinkan

    saya untuk membuat keputusan yang didasarkan pada informasi, IFR memiliki

    informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan, dan IFR secara keseluruhan

    adalah sumber informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.

    4.5.2 Persepsi Kemudahan Internet Financial Reporting

    Pernyataan Kemudahan Penggunaan Rata-rata Penilaian 1. IFR mudah diakses dan digunakan untuk pengambilan

    keputusan. 4,04

    2. Link untuk informasi yang disediakan melalui IFR sangat mudah digunakan.

    3,85

    3. Mudah menjadi ahli dengan menggunakan IFR. 3,29

    4. Mudah untuk menelusuri, menemukan, dan membaca informasi melalui IFR.

    3,81

    5. Struktur tata letak keseluruhan dan format IFR sangat mudah digunakan.

    3,63

    6. Tersedia alat navigasi IFR dan alat navigasi IFR mudah digunakan

    3,50

    7. Kecepatan mengakses informasi melalui IFR sangat memuaskan.

    3,58

    8. Biaya internet untuk mengakses fasilitas IFR dan biaya pencetakan informasi adalah wajar.

    3,88

    9. Mudah mengidentifikasi informasi yang telah diaudit dan informasi yang belum diaudit yang disediakan oleh IFR.

    3,74

    10. Desain keseluruhan IFR pada level yang dapat diterima. 3,72

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    16

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 11. Lebih menyenangkan membaca laporan keuangan yang disajikan melalui internet daripada laporan keuangan dengan format kertas.

    3,53

    Dari hasil Uji Kruskal-Wallis diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan

    penilaian untuk pernyataan kemudahan penggunaan IFR nomor 5, 6, 7, 8, dan 9. Hasil

    temuan ini menunjukkan bahwa seluruh responden setuju bahwa struktur dan tata letak

    beserta format yang digunakan dalam IFR cukup memudahkan mereka dalam

    mengakses informasi, alat navigasi IFR cukup dapat diandalkan, kecepatan akses

    informasi melalui IFR cukup memuaskan, biaya akses IFR ini masih dalam tahap

    kewajaran, dan mudah untuk mengidentifikasi informasi mana yang telah diaudit dan

    informasi mana yang belum diaudit. IFR cukup mudah diakses dan alat navigasi dari

    IFR ini cukup dapat diandalkan karena website perusahaan atau website pihak eksternal

    di Indonesia umumnya menyediakan format IFR berupa PDF dan HTML, dimana kedua

    format ini memiliki beberapa kelebihan yang diantaranya adalah format yang sederhana

    sehingga mudah diakses dan memiliki alat navigasi yang memudahkan pengguna dalam

    menelusuri informasi dalam website. Sementara untuk kecepatan akses IFR yang cukup

    memuaskan dan biaya akses yang cukup wajar hal ini dikarena kecepatan internet di

    Indonesia sekarang ini semakin lama semakin cepat dan biaya untuk menggunakan

    internet semakin lama semakin terjangkau.

    Namun, dari hasil Uji Kruskal-Wallis dan hasil Uji Mann-Whitney, diketahui

    terdapat perbedaan penilaian pernyataan kemudahan penggunaan IFR nomor 1 untuk

    kelompok responden yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman kerja; pernyataan

    kemudahan penggunaan IFR nomor 3 dan 10 untuk kelompok responden yang

    dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan ; pernyataan kemudahan penggunaan

    IFR nomor 11 untuk kelompok responden yang dikelompokkan berdasarkan latar

    belakang pendidikan; pernyataan kemudahan penggunaan IFR nomor 1, 2, dan 4. Ini

    menunjukkan bahwa responden yang dikelompokkan berdasarkan pengalaman kerja

    memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan kemudahan penggunaan

    IFR IFR mudah diakses dan digunakan untuk pengambilan keputusan; responden

    yang dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikan memiliki persepsi yang berbeda-

    beda mengenai pernyataan kemudahan penggunaan IFR Mudah menjadi ahli dengan

    menggunakan IFR dan Desain keseluruhan IFR pada level yang dapat diterima;

    responden yang dikelompokkan berdasarkan latar belakang pendidikan memiliki

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    17

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan kemudahan penggunaan IFR Lebih

    menyenangkan membaca laporan keuangan yang disajikan melalui internet daripada

    laporan keuangan dengan format kertas; dan responden yang dikelompokkan

    berdasarkan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan memiliki

    persepsi yang berbeda-beda mengenai pernyataan kemudahan penggunaan IFR IFR

    mudah diakses dan digunakan untuk pengambilan keputusan, Mudah menjadi ahli

    dengan menggunakan IFR, dan Mudah untuk menelusuri, menemukan, dan membaca

    informasi melalui IFR.

    5. KESIMPULAN DAN SARAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi manfaat

    dan kemudahan penggunaan yang dipersepsikan oleh pengguna laporan keuangan

    terhadap praktek internet financial reporting (IFR) yang ada saat ini. Melalui penelitian

    ini dapat disimpulkan bahwa pengguna laporan keuangan Indonesia memiliki persepsi

    yang kurang baik untuk manfaat IFR ini, dimana pengguna laporan keuangan di

    Indonesia masih memerlukan sumber informasi keuangan lain selain IFR, informasi

    yang tersedia dalam IFR masih kurang untuk pengambilan keputusan, dan pengguna

    laporan keuangan belum dapat mengandalkan informasi dalam IFR untuk pengambilan

    keputusan. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Khaldoon et al. (2011),

    dimana pengguna laporan di Jordania juga belum yakin dengan penggunaan informasi

    IFR sebagai satu-satunya sumber informasi untuk pembuatan keputusan dan masih

    mengandalkan laporan keuangan dalam bentuk hard copy. Namun, meskipun pengguna

    laporan keuangan belum yakin sepenuhnya dengan informasi yang ada dalam IFR untuk

    pengambilan keputusan, pengguna laporan keuangan di Indonesia menilai bahwa format

    penyajian IFR telah memungkinkan mereka untuk mengumpulkan informasi yang

    cukup meskipun jumlah informasi tersebut masih kurang jika digunakan untuk

    pengambilan keputusan. Dan pengguna laporan di Indonesia juga menilai keberadaan

    IFR yang ada sekarang ini telah membuat mereka menjadi lebih efisien.

    Temuan lain dari penelitian ini adalah kemudahan penggunaan IFR dinilai

    cukup baik oleh pengguna laporan. Struktur tata letak dan format IFR memudahkan

    pengguna laporan keuangan untuk mengakses informasi, keberadaan alat navigasi pada

    format HTML memudahkan pengguna laporan keuangan untuk menelusuri informasi,

    kecepatan akses informasi dan biaya pengaksesan informasi melalui internet juga

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    18

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • tergolong wajar, dan pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah mengidentifikasi

    informasi keuangan mana yang telah diaudit dan mana yang belum diaudit. Hasil ini

    cukup berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khaldoon et al. (2011),

    dimana di Jordania biaya pengaksesan internet cukup mahal. Struktur tata letak dan

    format IFR cukup mudah digunakan karena umumnya format IFR yang digunakan di

    Indonesia adalah PDF, dimana format ini memiliki bentuk atau struktur yang hampir

    sama dengan laporan keuangan hard copy sehingga pengguna laporan keuangan tidak

    perlu waktu lama untuk menyesuaikan diri agar dapat memahami informasi dalam IFR

    ini.

    Melalui penelitian ini ditemukan bahwa pengguna laporan keuangan yang

    pernah mengenyam pendidikan teknologi informasi cenderung mempersepsikan struktur

    dan format IFR yang ada sekarang ini dengan penilaian yang baik, yaitu mereka merasa

    bahwa struktur dan format IFR yang ada sekarang ini telah membuat mereka mampu

    mengumpulkan informasi yang lebih banyak. Selain itu, pengguna laporan keuangan

    yang pernah mengenyam pendidikan teknologi informasi ini juga menyatakan bahwa

    mereka dapat menggunakan IFR di manapun mereka berada. Sementara untuk

    pengguna laporan keuangan yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi,

    keuangan, dan lain-lain memberi penilaian tidak sebaik penilaian pengguna laporan

    keuangan yang memiliki latar belakang pendidikan teknologi informasi mengenai

    format IFR dan kemudahan pengaksesan informasi ini.

    Pengguna laporan keuangan yang sangat sering menggunakan internet untuk

    mencari informasi keuangan juga cenderung mempersepsikan IFR sebagai sebuah cara

    yang tepat untuk dapat mengakses informasi secara cepat, memungkinkan untuk

    membuat keputusan yang didasarkan pada informasi, memiliki informasi yang relevan,

    dan merupakan sumber informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan.

    Sementara untuk pengguna laporan keuangan yang jarang, kadang-kadang, dan sering

    menggunakan internet untuk mencari informasi keuangan cenderung memberi nilai

    yang tidak sebaik penilaian pengguna laporan keuangan yang sering menggunakan

    internet untuk mencari informasi keuangan.

    Untuk kemudahan penggunaan IFR, ada cukup banyak perbedaan persepsi

    diantara pengguna laporan keuangan yang dikelompokkan berdasarkan lama

    pengalaman kerja, tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan, dan frekuensi

    penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan. Pengguna laporan keuangan

    yang memiliki pengalaman kerja 5-10 tahun menyatakan bahwa IFR cukup mudah di

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    19

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • akses, sementara yang lain tidak menyatakan demikian. Pengguna laporan keuangan

    yang memiliki pendidikan D1 dan profesi menyatakan bahwa adanya IFR memudahkan

    mereka untuk menjadi ahli, sementara pengguna laporan keuangan dengan pendidikan

    S1, S2, S3 tidak menyatakan demikian. Pengguna laporan keuangan dengan latar

    belakang pendidikan ilmu ekonomi menyatakan mereka lebih suka membaca laporan

    keuangan yang disajikan di internet daripada laporan keuangan dalam bentuk hard

    copy, sementara pengguna laporan keuangan dengan latar pendidikan akuntansi,

    teknologi informasi, keuangan, lain-lain tidak menyatakan demikian. Pengguna laporan

    keuangan yang sangat sering menggunakan internet menyatakan bahwa IFR mudah

    diakses, link dalam IFR mudah digunakan, dan membuat mereka mudah untuk

    menelusuri, menemukan dan membaca informasi keuangan, sementara untuk responden

    yang jarang, kadang-kadang, dan sering tidak menyatakan demikian.

    Melalui penelitian ini juga ditemukan bahwa format yang paling disukai oleh

    pengguna laporan keuangan adalah format PDF. Dan format IFR yang paling familiar di

    mata pengguna laporan adalah PDF. Selain itu, juga ditemukan korelasi positif antara

    familiaritas format IFR dengan preferensi format IFR.

    Kesimpulan lain yang didapatkan dari penelitian ini adalah kualitas Informasi

    keuangan yang disajikan di website perusahaan masih memiliki kekurangan.

    Kekurangan ini terletak pada kemudahan pengolahan. Sementara untuk keakuratan

    informasi, relevansi informasi, dan ketepatan waktu dalam menyediakan informasi

    dinilai cukup baik, tetapi pengguna laporan keuangan yang dikelompokkan berdasarkan

    pengalaman kerja dan frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan

    memiliki perbedaan penilaian mengenai kualitas informasi ini. Untuk kualitas informasi

    yang disajikan di website eksternal juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan ini

    terletak pada ketepatan waktu dalam menyediakan informasi. Sementara untuk

    keakuratan informasi, relevansi informasi, dan kemudahan pengolahan informasi

    dinilai cukup baik, tetapi pengguna laporan keuangan yang dikelompokkan berdasarkan

    frekuensi penggunaan internet untuk mencari informasi keuangan memiliki perbedaan

    penilaian mengenai kualitas informasi ini. Selain itu, juga ditemukan bahwa jauh lebih

    mudah mendapatkan informasi keuangan di website pihak eksternal daripada website

    perusahaan.

    Selain beberapa temuan di atas, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa

    dokumen yang sering dicari di internet oleh pengguna laporan adalah laporan tahunan,

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    20

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • sedangkan untuk laporan keuangan yang sering dicari adalah laporan posisi keuangan

    dan laporan laba rugi. Untuk sumber informasi informasi keuangan, pengguna laporan

    keuangan mengandalkan website perusahaan dan website pihak eksternal. Website pihak

    eksternal yang sering digunakan untuk mencari informasi keuangan adalah website

    Indonesia Stock Exchange (IDX).

    Keterbatasan dari penelitian ini adalah rata-rata responden digunakan dalam

    penelitian ini berumur 20-24 tahun, dimana responden pada rentang umur ini belum

    banyak memiliki cukup pengalaman di bidang akuntansi. Sampel dengan responden

    yang lebih berpengalaman mungkin memiliki persepsi yang berbeda. Selain itu

    responden yang digunakan dalam penelitian ini kurang mampu mewakili seluruh

    pengguna laporan keuangan di Indonesia karena responden yang dipakai dalam

    penelitian ini terbatas pada mahasiswa Maksi-PPAk FEUI, peserta pelatihan PPA FEUI,

    dan lulusan FEUI untuk kemudahan pengumpulan data.

    Penelitian selanjutnya dapat dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

    yang menyebabkan IFR di Indonesia memiliki kualitas informasi yang kurang baik,

    kurang bermanfaat, dan kurang mudah digunakan. Penelitian ini dirasa perlu karena

    hasilnya dapat melengkapi hasil dalam penelitian ini. Selain itu, perlu dilakukan

    penelitian lebih lanjut mengenai persepsi manfaat dan kemudahan format yang

    digunakan IFR untuk menyajikan IFR karena dalam penelitian ini belum menjelaskan

    format IFR mana yang paling berguna dan mudah digunakan.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    21

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • DAFTAR PUSTAKA

    Al Moghaiwli, Mohammad H. 2009. A survey of internet financial reporting in Qatar. Journal of Economic & Administrative Sciences, Vol. 25, No. 1, June 2009 : 1-20.

    Almilia, L. S. dan Budisusetyo, S. 2008. Corporate internet reporting of banking industry and LQ-45 firms: An Indonesia Example. Proceeding the 1st Parahyangan International Accounting & Business Conference 2008, Bandung.

    Ashbaugh, H., Johnstone, K.M. dan Warfield, T.D.1999. Corporate reporting on the Internet. Accounting Horizons, September, Vol. 13, No. 3 : 241258.

    Bapepam dan LK .2012. Peraturan Bapepam dan LK X.K.6 tentang Penyampaian Laporan Tahunan. 1 Agustus, 2012. http://ptba.co.id/assets/ datafiles/peraturan_Bapepam_dan_LK_X.K.6_1_agustus_2012__tentang_penyampaian_laporan_tahunan.pdf

    Barac, K. 2004. Financial reporting on the internet in South Africa. Meditari Accountancy Research,Vol. 12, No. 1 2004 : 120.

    Beattie, V. dan Pratt, K. 2003. Issues concerning web-based business reporting: an analysis of the views of interested parties. The British Accounting Review, vol. 35(2): 155-187.

    Blondell, J. 2000. The XFRML files, Charter, March : 2426 CFA Institute. 2008. XBRL Survey Report. Available at http://www.cfainstitute.org/ centre/topics/reporting/pdf/xbrl_survey.pdf. Diunduh pada 4 Oktober 2012. Chaplin, J.P. 2001. Kamus lengkap Psikologi. (Kartini Kartono, Penerjemah).

    Jakarta: Raja Grafindo Persada. Connolly T. 1977. Information processing and decision making in organizations. In

    Shaw B.M., and G.R Salancik (Eds), New Directions in Organizational Behavior, St Clair Press, Chicago, Ill.

    Davis, F. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of Information Technology. MIS Quarterly, 13 (3): 319-40.

    Debreceny, R.S., Felden, C., and Piechocki, M (eds). 2007. New dimensions of business reporting and XBRL. Wiesbaden: DUV.

    Dull, R. B., A. W. Graham and A. A. Baldwin. 2003. Web-Based Financial Statements: Hypertext Links to Footnotes and Their Effects on Decisions. International Journal of Accounting Information Systems, Vol. 4, pp. 185-203. http://dx.doi.org/

    10.1016/S1467- 0895(03)00009-5. Machmudin, S., Sylvia Veronica, H., Siti Nurwahyuningsih, H., Mayada. 2009.

    Determinants of internet financial reporting on listed companies in Indonesia. Working Paper. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

    Fama, E. F. 1970. Efficient capital markets: A review of theory and empirical work. Journal of Finance, 25: 383 417.

    Ghani, E. K., Laswad, F., and Tooley, S. 2009. Digital Reporting Formats: Users Perceptions, Preferences and Performances. The International Journal of Digital Accounting Research, Vol. 9 : 45-98.

    Gibson, E. J. 1991. An odyssey in learning and perception. Cambridge, MA : MIT Press.

    Gniewosz, Gerhard. 1990. Use of financial accounting information in share investment decisions. Working Paper no 15, University of Wollongong.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    22

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Godfrey, Jayne, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, dan Scott Holmes. 2010. Accounting Theory. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

    Ikatan Akuntan Indonesia. 2012. Standar Akuntansi Keuangan (2012 ed.). Ikatan Akuntan Indonesia : Jakarta.

    Jones, Charles P. 2009. Investments analysis and management, (10th Ed.). New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

    Khaldoon A. H., Larissa von A. A., Khaled A. H. 2011. Users perceptions on internet financial reporting practices in emerging markets: evidence from Jordan. International Journal of Business and Management, Vol. 6, No. 9.

    Kieso, Donald, Jerry Weygandt, dan Terry Warfield. 2011. Intermediate Accounting, IFRS Edition. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.

    Lai, S. C., Lin, C., Li, H. C., & Wu, F. H. 2010. An Empirical Study of the Impact of Internet Financial Reporting on Stock Prices. International Journal of Digital Accounting Research, Vol. 10 : 1-26.

    Lodhia, Sumit K, Allam, Amir;Lymer, Andrew. 2004. Corporate reporting on the internet in australia: an exploratory study. Australian Accounting Review, Vol 14, No. 3, Proquest : 64.

    Lymer, A. 1999. Internet and the Future of Reporting in Europe. European Accounting Review, 8(2): 289-301.

    Pervan, Ivica dan Sabljic, Marko. 2011. Voluntary Internet Financial Reporting in Croatia - Analysis of Trends and Influential Factors. The Business Review Cambridge Vol. 17 No.2.

    Quagli, A., and Riva, P. 2005. Do Financial Websites Meet the Users Information Needs? A Survey From the Italian Context. Available at SSRN. http://ssrn.com/

    abstract=863744. Diakses tanggal 1 Agustus 2013. Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behaviour (7th ed.) . New Jersey: Prentice Hall.

    Rosmaini, S., Ariff, M., Kamil, M., Hancock, D.R. 2009. Business Reporting on the Internet: Development of a Disclosure Quality Index. International Journal of Business and Economics, Vol. 8, No.1: 55-79.

    Ross, Stephen A., Westerfield, Randolph W., Jaffe, Jeffrey. 2002. Corporate Finance. New York City: Mcgraw-Hill College.

    Seetharaman, Arumugam, Ramaiyer Subramaniam, dan Seow Yuan Shyong. 2005. Internet Financial Reporting: Problems and Prospects. Corporate Finance Review, 10(2): 23.

    Wagenhofer, Alfred. 2003. Economic Consequences of Internet Financial Reporting. University of Graz, Austria.

    SNA 17 Mataram, LombokUniversitas Mataram24-27 Sept 2014

    23

    File ini diunduh dari:www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id