22
MEDIASI INFUSI SISTEM INFORMASI ATAS PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA PENGGUNA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP) WIDI ASNITA SIGALOTANG Dinas Pendapatan Kota Makassar GRACE T. PONTOH R.A. DAMAYANTI Universitas Hasanuddin Abstract Today’s era information, utilization and infusion of information system is used deeply for improving individual performance in organization. This research to examine and analyze impact of: 1) behaviour of problem focused and emotion focused adaptation on infusion of information system; 2) utilization of information system to infusion of information system; 3) infusion on performance of information system users; and 4) mediating infusion of information system on impact of information system utilization on performance of information system users. This research draws on IT Appropriation, Level of Infusion, and its Link with Individual Performance by Beaudry and Pinsonneault (2000). This research took place at office of PT PLN, a state-owned electricity company for area South, West, and South East Sulawesi located in Makassar city. Data collection using survey with questionnaires to users of Enterprise Resource Planning (ERP) system.The questionnaires was completed by 101 users and data analyzed with structural equation modeling using partial least square (PLS) Ver 2.0. The research result indicates behavior of problem focused and emotion adaptation has the positive and significant impact on infusion of information system, utilization of information system has the positive and significant impact on infusion of information system, and infusion of information system has the positive impact on performance. The result support infusion of information system mediate the relationship between information system utilization and users performance of information system. Keywords: information system utilization, adaptation, infusion, performance Abstrak Dalam era globalisasi saat ini, informasi menjadi komoditi strategis, sehingga investasi sistem informasi dilakukan dengan harapan pekerja memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerja. Penelitian ini bertujuan menguji dan menganalisis pengaruh: 1) perilaku adaptasi berfokus masalah dan perilaku adaptasi berfokus emosi terhadap infusi sistem informasi; 2) pemanfaatan sistem informasi terhadap infusi sistem informasi; 3) infusi sistem informasi terhadap kinerja pengguna sistem informasi; dan 4) mediasi infusi sistem informasi atas pengaruh pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja pengguna sistem informasi. Penelitian ini dilaksanakan di Makassar pada kantor PT. PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Kuesioner diisi oleh 101 pengguna SNA 17 Mataram, Lombok Universitas Mataram 24-27 Sept 2014 1 File ini diunduh dari: www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

070 SNA 17 MATARAM

  • Upload
    syifatp

  • View
    45

  • Download
    5

Embed Size (px)

DESCRIPTION

simposium nasional akuntansi 17

Citation preview

  • MEDIASI INFUSI SISTEM INFORMASI ATAS PENGARUH PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA

    PENGGUNA ENTERPRISE RESOURCE PLANNING (ERP)

    WIDI ASNITA SIGALOTANG Dinas Pendapatan Kota Makassar

    GRACE T. PONTOH R.A. DAMAYANTI

    Universitas Hasanuddin

    Abstract Todays era information, utilization and infusion of information system is used deeply for improving individual performance in organization. This research to examine and analyze impact of: 1) behaviour of problem focused and emotion focused adaptation on infusion of information system; 2) utilization of information system to infusion of information system; 3) infusion on performance of information system users; and 4) mediating infusion of information system on impact of information system utilization on performance of information system users. This research draws on IT Appropriation, Level of Infusion, and its Link with Individual Performance by Beaudry and Pinsonneault (2000). This research took place at office of PT PLN, a state-owned electricity company for area South, West, and South East Sulawesi located in Makassar city. Data collection using survey with questionnaires to users of Enterprise Resource Planning (ERP) system.The questionnaires was completed by 101 users and data analyzed with structural equation modeling using partial least square (PLS) Ver 2.0. The research result indicates behavior of problem focused and emotion adaptation has the positive and significant impact on infusion of information system, utilization of information system has the positive and significant impact on infusion of information system, and infusion of information system has the positive impact on performance. The result support infusion of information system mediate the relationship between information system utilization and users performance of information system.

    Keywords: information system utilization, adaptation, infusion, performance

    Abstrak Dalam era globalisasi saat ini, informasi menjadi komoditi strategis, sehingga investasi sistem informasi dilakukan dengan harapan pekerja memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kinerja. Penelitian ini bertujuan menguji dan menganalisis pengaruh: 1) perilaku adaptasi berfokus masalah dan perilaku adaptasi berfokus emosi terhadap infusi sistem informasi; 2) pemanfaatan sistem informasi terhadap infusi sistem informasi; 3) infusi sistem informasi terhadap kinerja pengguna sistem informasi; dan 4) mediasi infusi sistem informasi atas pengaruh pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja pengguna sistem informasi. Penelitian ini dilaksanakan di Makassar pada kantor PT. PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara. Pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan menyebarkan kuisioner kepada pengguna sistem Enterprise Resource Planning (ERP). Kuesioner diisi oleh 101 pengguna

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    1 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • sistem ERP dan data dianalisis dengan pendekatan structural equation modeling menggunakan partial least square (PLS) Ver 2.0. Hasil penelitian menunjukkan perilaku adaptasi berfokus masalah dan adaptasi berfokus emosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap infusi sistem informasi, pemanfaatan sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap infusi sistem informasi, dan infusi sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pengguna sistem informasi. Hasil penelitian ini mendukung infusi sistem informasi memediasi pemanfaatan sistem informasi untuk meningkatkan kinerja pengguna sistem informasi. Kata kunci : pemanfaatan sistem informasi, adaptasi, infusi, kinerja

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    2 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 1. Pendahuluan

    Peran sistem informasi dalam mendukung keunggulan kompetitif organisasi

    menjadi topik yang banyak diteliti saat ini (Zaied, 2012). Konsekuensi positif yang

    diharapkan dari pemanfaatan sistem informasi adalah dampaknya terhadap kinerja

    individual. Namun, penelitian-penelitian empiris belum menunjukkan hasil yang

    konsisten (Beaudry dan Pinsonneault, 2000). Beberapa penelitian menemukan

    pemanfaatan teknologi informasi berdampak positif terhadap peningkatan kinerja

    individu (Davis et al., 1989; Thompson et al., 1991; Goodhue dan Thompson, 1995,

    Chang et al., 2011), sementara penelitian lainnya menemukan pemanfaatan sistem

    informasi tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja (Igbaria et al., 2000;

    Lucas dan Spitler, 1999; Fung Jin, 2003). Brynjolfsson (1993) mengajukan beberapa

    penjelasan akan perbedaan hasil ini, yaitu kemungkinan adanya variabel intervensi yang

    bekerja di antara pemanfaatan sistem dengan kinerja. Cooper dan Zmud (1990)

    menyatakan bahwa variabel yang mungkin dapat memediasi hubungan antara

    pemanfaatan teknologi informasi dengan kinerja adalah infusi teknologi informasi yang

    didefinisikan sebagai tingkat melekatnya teknologi informasi ke dalam sistem kerja

    pengguna sistem informasi.

    Beaudry dan Pinsonneault (2000) menggunakan teori coping yang dikemukakan

    oleh Folkman dan Lazarus (1980) sebagai dasar yang menghubungkan apropriasi dan

    infusi teknologi informasi dalam sebuah rerangka kerja konseptual yang baru, hubungan

    apropriasi dan infusi teknologi informasi dalam pemanfaatan teknologi informasi, dan

    dampaknya terhadap kinerja individual. Dalam hal ini, apropriasi teknologi informasi

    didefinisikan sebagai proses coping yang bertujuan meningkatkan derajat infusi

    teknologi informasi yang didefinisikan sebagai tingkat integrasi teknologi informasi ke

    dalam sistem kerja, kebiasaan, dan kompetensi pengguna.

    Penelitian ini untuk menguji secara empiris pengaruh pemanfaatan sistem

    informasi terhadap peningkatan kinerja individu dengan infusi sistem informasi sebagai

    variabel intervening berdasarkan rerangka kerja Beadury dan Pinsonneault (2000) yang

    menghubungkan proses apropriasi teknologi informasi dalam pemanfaatan teknologi

    informasi yang berdampak pada level infusi teknologi informasi. Berfokus pada

    perilaku adaptasi teknologi informasi pada level individu, Fadel (2011) melakukan

    penelitian empiris untuk menguji perilaku adaptasi pengguna sistem informasi yang

    memengaruhi infusi sistem informasi ke dalam pekerjaan pengguna sistem informasi

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    3 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • berdasarkan model penyelesaian masalah adaptasi pemakai (coping model of user

    adaptation atau CMUA).

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam bidang sistem

    informasi yang dapat menghasilkan model pemanfaatan sistem informasi yang

    memengaruhi kinerja pengguna sistem informasi melalui infusi sistem informasi. Bagi

    para praktisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

    pengguna sistem informasi maupun organisasi dalam melakukan proses adaptasi

    terhadap sistem informasi yang baru diterapkan agar manfaat maksimal dari penerapan

    sistem informasi yang baru dapat diperoleh. Penelitian ini juga diharapkan dapat

    memberi kontribusi bagi perusahaan atau organisasi dalam menerapkan kebijakan

    khususnya berkaitan dengan penerapan sistem teknologi informasi.

    2. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Pemanfaatan Sistem Informasi

    Pemanfaatan teknologi menunjukkan keputusan individu untuk menggunakan atau

    tidak menggunakan teknologi dalam menyelesaikan serangkaian tugasnya (Dishaw et

    al., 2002). Model perilaku pemanfaatan yang paling sering digunakan dalam

    menganalisis perilaku pengguna dalam memanfaatkan teknologi informasi adalah

    Technology Acceptance Model (TAM) yang dikemukakan oleh Davis (1989), Task-

    Technology Fit Model (TTF) yang dikemukakan oleh Goodhue (1995), serta sejumlah

    konstruk yang diajukan untuk membantu menjelaskan pilihan pengguna memanfaatkan

    sistem informasi contohnya computer self efficacy (Compeau dan Higgins, 1995).

    Doll dan Torkadezh (1998) membangun suatu instrumen untuk mengukur

    penggunaan berdasarkan pada dampak dari penggunaan, ketimbang berdasarkan

    frekuensi atau durasi penggunaan. Ukuran-ukuran pemanfaatan terhadap pemanfaatan

    sistem informasi secara umum mengaplikasikan pengukuran yang sama, yaitu fitur-fitur

    yang digunakan, dukungan tugas, luasnya pemanfaatan, menggunakan atau tidak

    menggunakan, pemanfaatan tinggi atau rendah, frekuensi pemanfaatan, dan durasi.

    Pemanfaatan teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh

    pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya. Thompson et al. (1991;

    1994), Davis et al. (1989) mengukur pemanfaatan sistem informasi berdasarkan

    intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat

    lunak yang digunakan.

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    4 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Coping Theory

    Penyelesaian masalah (coping) berhubungan dengan tindakan-tindakan adaptasi

    yang dilakukan oleh individual dalam merespon ke peristiwa-peristiwa pengganggu

    yang terjadi di lingkungannya (Jogiyanto, 2007:353). Folkman dan Lazarus (1980)

    mendefinisikan coping sebagai usaha-usaha kognitif dan perilaku adaptasi yang

    digunakan untuk mengelola permintaan-permintaan eksternal dan atau internal spesifik

    yang dinilai melebihi sumber-sumber daya dari orang tersebut.

    Perilaku Adaptasi Adaptasi pemakai didefinisikan sebagai suatu penyelesaian masalah (coping),

    dengan demikian dapat dipelajari aneka macam respon dari pemakai termasuk cara

    pemakai mengembalikan kestabilan emosinya, memodifikasi tugas-tugas, menginvestasi

    kembali, dan mengadaptasi teknologi, atau bahkan menolaknya (Jogiyanto, 2007:356).

    Lazarus dan Folkman (1984) membagi coping ke dalam dua bagian yaitu problem-

    focused coping (adaptasi berfokus masalah) dan emotion-focused coping (adaptasi

    berfokus emosi). Adaptasi berfokus masalah mengarah pada penyelesaian masalah,

    seperti mencari informasi mengenai suatu masalah, mengumpulkan solusi yang dapat

    dijadikan alternatif, memilih alternatif, dan menjalankan alternatif yang dipilih.

    Adaptasi berfokus emosi merupakan sekumpulan proses kognitif yang diarahkan untuk

    mengurangi penderitaan emosional dan mencakup strategi seperti menghindari,

    meminimalisir, menjaga jarak, perbandingan positif, dan mencari nilai positif dari

    sebuah peristiwa negatif.

    Dalam konteks ini, tindakan berfokus masalah (problem focused acts) termasuk

    seluruh perilaku yang terjadi dalam upaya untuk mengubah teknologi itu sendiri dan

    prosedur-prosedur pemanfaatannya maupun untuk mengadaptasi sistem kerja tersebut

    (tugas-tugas, prosedur operasional, dan kebutuhan fungsional) terhadap TI baru.

    Adaptasi berfokus emosi (emotion focused acts) berorientasi pada diri sendiri dan tujuan

    personal untuk mengubah persepsi dalam menghadapi konsekuensi kejadian sistem

    informasi atau mengurangi ketegangan-ketegangan emosional. Kedua jenis tindakan

    coping ini akan mengarahkan pada peningkatan level infusi IT (Beaudry dan

    Pinsonneault, 2000).

    Infusi Sistem Informasi

    Infusi sistem informasi didefinisikan sebagai peningkatan efektivitas organisasi

    yang diperoleh melalui pemanfaatan aplikasi teknologi informasi secara penuh

    (Cooper dan Zmud, 1990), derajat integrasi teknologi dengan proses bisnis yang ada

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    5 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • (Eder dan Igbaria, 2001), serta melekatnya aplikasi teknologi informasi secara

    mendalam dan komprehensif dalam sistem kerja organisasi ataupun individual (Saga

    dan Zmud, 1994). Menurut Fadel (2011) yang pokok dari definisi ini adalah 1)

    teknologi dapat diintegrasikan pada berbagai tingkatan oleh organisasi dan individual,

    dan 2) manfaat yang diperoleh dari teknologi oleh organisasi dan individual tergantung

    pada tingkatan integrasi ini. Hasil dari proses infusi ini adalah pemanfaatan seluruh

    potensi yang ada dalam aplikasi teknologi informasi secara penuh (Cooper dan Zmud,

    1990). Dalam tahapan tersebut, infusi merupakan tahap terakhir pada seluruh tahap

    implementasi TI. Dengan demikian, infusi merupakan tahap pemanfaatan teknologi

    informasi paling tinggi karena dimanfaatkannya seluruh aplikasi teknologi informasi

    untuk mendukung penyelesaian tugas dan pekerjaan individu dalam organisasi.

    Beaudry dan Pinsonneault (2000) mengajukan model (gambar 1) yang mengkaji

    apropriasi teknologi informasi dan infusi teknologi informasi untuk memberikan

    pemahaman yang lebih baik mengenai cara pemanfaatan teknologi informasi dan

    hubungannya terhadap kinerja individual. Proses apropriasi teknologi informasi akan

    mendorong ke arah level infusi yang lebih tinggi. Dengan demikian level infusi

    mengintervensi hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan kinerja

    individual. Semakin tinggi level infusi teknologi informasi akan berhubungan dengan

    peningkatan kinerja (Beaudry dan Pinsonneault, 2000).

    Gambar 1 Model hubungan apropriasi teknologi informasi, level infusi, dan

    hubungannya dengan kinerja individual

    IT Appropriation, Level of Infusion, and its Link with Individual Performance

    Sumber: Beaudry dan Pinsonneault (2000)

    IT Appropriation

    Level of Infusion

    Individual Performance

    IT-User Coping Acts

    IT Use

    IT-User Infusion

    IT-Work Coping Acts

    IT-Work Infusion

    IT Use

    Individual Performance

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    6 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Kinerja

    Goodhue dan Thompson (1995) menyatakan bahwa kinerja yang dihasilkan oleh

    faktor kesesuaian tugas teknologi berimplikasi pada efisiensi, efektivitas, dan kualitas

    yang lebih tinggi terhadap pemanfaatan teknologi, serta implikasi kinerja yang lebih

    baik pada sistem informasi. Kinerja yang lebih baik tersebut tercapai karena dapat

    memenuhi kebutuhan individual dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

    Model rantai tekonologi kinerja yang diajukan oleh Goodhue dan Thompson (1995),

    teknologi informasi memiliki dampak positif terhadap kinerja individual jika teknologi

    tersebut dimanfaatkan (utilized) dan teknologi memiliki kesesuaian dengan serangkaian

    tugas yang ada. Kinerja yang lebih baik tercapai karena dapat memenuhi kebutuhan

    individual dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya.

    2.1. Pengaruh Adaptasi Berfokus Masalah terhadap Infusi Sistem Informasi

    Adaptasi berfokus masalah diarahkan pada penanganan isu-isu yang berhubungan

    dengan kegiatan teknologi informasi secara langsung dengan cara mengadaptasi diri

    sendiri, mengadaptasi pekerjaannya, dan mengadaptasi sistem. Mengadaptasi diri

    sendiri dilakukan dengan merubah kebiasaan-kebiasaan personal untuk menyesuaikan

    dirinya ke lingkungan teknologinya (Orlikowski 1996; Tyre dan Orlikowski, 1994),

    mempelajari keahlian-keahlian baru (Tyre dan Orlikowski, 1994), dan memperbaiki

    komitmen kerja (Majchrzak dan Cotton, 1988). Mengadaptasi pekerjaan dengan

    memodifikasi prosedur-prosedur dan pekerjaan-pekerjaan rutin (Tyre dan Orlikowski,

    1996). CMUA (Beaudry dan Pinsonneault, 2005) menyatakan bahwa perilaku adaptasi

    akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas individual dengan menggunakan sistem

    informasi dalam cara yang lebih produktif. Dalam konsep infusi sistem informasi

    pengguna sistem informasi akan mengubah lingkungannya untuk mengintegrasikan

    secara penuh fitur-fitur teknologi ke dalam tugas-tugas rutin yang akan berdampak

    positif terhadap level infusi sistem informasi (Fadel, 2011). Berdasarkan uraian tersebut,

    penelitian ini mengajukan hipotesis pertama sebagai berikut:

    H1. Perilaku adaptasi berfokus masalah berpengaruh positif terhadap infusi sistem

    informasi.

    2.2. Pengaruh Adaptasi Berfokus Emosi terhadap Infusi Sistem Informasi

    Adaptasi berfokus emosi diorientasikan menuju ke diri sendiri dan mengarah ke

    perubahan persepsi seseorang akibat konsekuensi-konsekuensi dari kejadian teknologi

    informasi atau untuk mengurangi ketegangan emosional (Jogiyanto, 2007:368).

    Berkenaan dengan hal tersebut, penelitian ini meyakini perilaku adaptasi berfokus

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    7 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • emosi terhadap lingkungan kerja baru sistem informasi akan dapat mengintegrasi sistem

    informasi yang dapat meningkatkan level infusi sistem informasi. Berdasarkan uraian

    tersebut, penelitian ini mengajukan hipotesis kedua:

    H2. Perilaku adaptasi berfokus emosi berpengaruh positif terhadap infusi sistem

    informasi.

    2.3. Pengaruh Pemanfaatan Sistem Informasi terhadap Infusi Sistem Informasi

    Pemanfaatan teknologi menunjukkan keputusan individu untuk menggunakan atau

    tidak menggunakan teknologi dalam menyelesaikan serangkaian tugasnya. Konsep

    pemanfaatan tersebut mencerminkan pilihan individu (atau organisasi) untuk menerima

    sistem, atau institusionalisasi sistem yang diukur dengan intensitas dan frekuensi

    pemanfaatan sistem informasi oleh pengguna (Goodhue dan Thompson, 1995).

    Infusi sistem informasi dimungkinkan terjadi jika pengguna memanfaatkan

    teknologi informasi secara mendalam dan menyeluruh sampai pada sistem tersebut

    terintegrasi pada pekerjaan rutin pengguna dan proses bisnis yang ada (Cooper dan

    Zmud, 1990; Eder dan Igbaria, 2001). Fadel (2011) mengemukakan dalam level

    individual, infusi sistem dikonseptualisasikan sebagai tingkat pemanfaatan sistem

    informasi oleh pengguna secara penuh terhadap fitur-fitur yang ditawarkan oleh sistem

    atau derajat pemanfaatan sistem secara maksimal. Berdasarkan uraian tersebut, maka

    dirumuskan hipotesis sebagai berikut

    H3. Pemanfaatan sistem informasi berpengaruh positif terhadap infusi sistem

    informasi.

    2.4. Pengaruh Infusi Sistem Informasi terhadap Kinerja Pengguna Sistem Informasi

    Infusi sistem informasi telah didefinisikan sebagai tingkat aplikasi teknologi

    informasi yang melekat secara mendalam dan secara luas dalam sistem kerja seseorang

    maupun dalam organisasi (Cooper dan Zmud, 1990; Eder dan Igbaria, 2001; Saga dan

    Zmud, 1994; Zmud dan Apple, 1992). Berdasarkan teori coping, Beaudry dan

    Pinsonneault (2000) mengajukan model hubungan antara apropriasi teknologi informasi

    sebagai proses coping antara teknologi informasi, pengguna, dan sistem kerja. Beaudry

    dan Pinsonneault (2000) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat infusi teknologi

    informasi berhubungan dengan kinerja pengguna yang meningkat. Berdasarkan uraian

    tersebut, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut

    H4. Infusi sistem informasi berpengaruh positif terhadap kinerja pengguna sistem

    informasi.

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    8 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 2.5. Mediasi infusi sistem informasi atas pengaruh pemanfaatan sistem informasi

    terhadap kinerja pengguna sistem informasi

    Konsekuensi positif yang diharapkan dari pemanfaatan teknologi informasi adalah

    dampaknya terhadap kinerja individual. Namun, penelitian-penelitian empiris belum

    menunjukkan hasil yang konsisten (Beaudry dan Pinsonneault, 2000). Cooper dan

    Zmud (1990) menyatakan bahwa variabel yang mungkin dapat memediasi hubungan

    antara pemanfaatan teknologi informasi dengan kinerja adalah infusi teknologi

    informasi yang didefinisikan sebagai tingkat melekatnya teknologi informasi ke dalam

    sistem kerja pengguna sistem informasi. Berdasarkan pada teori coping, Beaudry dan

    Pinsonneault (2000) mengajukan model yang menghubungkan apropriasi teknologi

    informasi, pemanfaatan sistem, infusi teknologi informasi, dan kinerja pengguna.

    Menurut Beaudry dan Pinsonneault (2000) proses appropriasi teknologi informasi

    mengarah pada peningkatan level infusi teknologi informasi. Level infusi

    mengintervensi hubungan antara pemanfaatan teknologi informasi dengan kinerja

    individual. Berdasarkan model tersebut terlihat semakin tinggi level infusi teknologi

    informasi akan meningkatkan kinerja pengguna sistem informasi. Berdasarkan uraian

    tersebut dirumuskan hipotesis sebagai berikut

    H5. Infusi sistem informasi memediasi pemanfaatan sistem Informasi terhadap kinerja

    pengguna sistem informasi.

    Berdasarkan kelima hipotesis yang dirumuskan maka model penelitian digambarkan

    seperti yang terlihat pada gambar 2.

    Gambar 2. Model Penelitian

    H1

    H3 H4

    H4

    H5

    Adaptasi berfokus masalah

    Pemanfaatan sistem informasi

    Kinerja Infusi sistem informasi

    Adaptasi berfokus emosi

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    9 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • 3. Metode Penelitian 3.1. Populasi dan Metode Pengumpulan Data

    Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna sistem ERP pada Perusahaan Listrik

    Negara wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara. Total pengguna sistem ERP

    sebanyak 208 pengguna dengan jumlah sampel sama dengan jumlah populasi.

    Pengambilan data dilakukan secara sensus yaitu prosedur pengambilan dan pencatatan

    informasi mengenai karakteristik anggota secara langsung dari suatu populasi tertentu.

    Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah manajer maupun staf yang

    memanfaatkan sistem ERP yang baru diterapkan dalam organisasi.

    Pengumpulan data dilakukan melalui survey dengan menyebar kuisioner yang

    diantar sendiri maupun melalui email yang dikirim kepada manajer dan staf yang

    memanfaatkan sistem ERP. Kuisioner ini berisi daftar pertanyaan terstruktur yang

    ditujukan kepada responden dengan maksud untuk memeroleh informasi tertulis yang

    berkaitan dengan pemanfaatan sistem informasi, adaptasi sistem informasi, infusi sistem

    informasi dan kinerja pengguna sistem informasi.

    3.2. Definisi Operasional Variabel

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemanfaatan sistem informasi, adaptasi

    berfokus masalah dan adaptasi berfokus emosi. Definisi operasional dari variabel

    independen tersebut diuraikan sebagai berikut:

    a. pemanfaatan sistem informasi adalah perilaku pemanfaatan sistem informasi dengan

    indikator intensitas penggunaan sistem dan frekuensi pemanfaatan sistem yang

    terdiri dari dua pertanyaan dengan menggunakan skala rasio;

    b. adaptasi berfokus masalah adalah perilaku pengguna dalam mengadaptasi sistem

    atau teknologi baru dengan berfokus pada masalah. Dimensi adaptasi berfokus

    masalah menggunakan dua konstruk yaitu mengadaptasi diri sendiri dan

    mengadaptasi pekerjaan dengan cara mengkomunikasikan pada rekan kerja dan

    bagian IT cara menjalankan sistem ERP, mencari cara untuk memperoleh

    pengetahuan sistem ERP, mengkaji beberapa sumber informasi, mengonsultasikan

    dokumen pendukung sistem, mengikuti pelatihan sistem 10 pertanyaan

    menggunakan skala likert dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.; dan

    c. adaptasi berfokus emosi adalah perilaku penguna dalam mengadaptasi sistem atau

    teknologi baru dengan berfokus pada emosi. Dimensi adaptasi berfokus emosi

    diukur menggunakan tiga konstruk yaitu mencari dukungan sosial dari rekan kerja,

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    10 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • keluarga, maupun atasan serta penilaian kembali yang positif dengan 7 pertanyaan

    menggunakan skala likert dari sangat setuju sampai dengan sangat tidak setuju.

    Variabel Dependen

    Variabel dependen dalam penelitian ini adalah infusi sistem informasi dan kinerja.

    Infusi sistem informasi juga merupakan variabel intervening. Variabel intervening

    adalah variabel yang secara teori memengaruhi fenomena yang diobservasi (variabel

    dependen), yang efeknya harus diinferensi melalui efek hubungan antara variabel

    independen dengan fenomenanya (variabel dependennya) (Jogiyanto, 2004:154).

    Variabel ini juga memediasi (mengintervensi) hubungan kausal variabel independen ke

    variabel dependen. Berikut definisi operasional dari variabel dependen yang digunakan

    dalam penelitian ini:

    a. infusi sistem informasi adalah tingkat aplikasi sistem informasi yang melekat secara

    mendalam dan secara luas dalam sistem kerja seseorang maupun dalam organisasi.

    Variabel ini diukur melalui indikator penggunaan sistem secara penuh, penggunaan

    seluruh kemampuan sistem mendukung pekerjaan, dan integrasi sistem ke dalam

    pekerjaan pada level tertinggi dengan 4 pertanyaan menggunakan skala likert.

    b. kinerja adalah manfaat (net benefit) yang dirasakan oleh pengguna sistem jika

    sistem informasi berkontribusi terhadap individu misalnya dalam hal peningkatan

    kualitas pengambilan keputusan, meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan

    efektivitas. Variabel ini diukur menggunakan indikator sistem berdampak positif

    terhadap peningkatan efektivitas dan produktivitas, serta sistem dirasakan memberi

    bantuan yang penting dan bernilai dalam melaksanakan pekerjaan. Variabel ini

    diukur menggunakan 2 pertanyaan menggunakan skala likert.

    3.3. Teknik Analisis Data

    Analisis keterkaitan antara berbagai variabel dilakukan dengan pendekatan uji

    statistik berupa uji statistik dengan pendekatan structural equation modeling (SEM).

    Dalam penelitian ini analisis data akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan

    Partial Least Square (PLS). PLS merupakan bagian atau alternatif dari SEM. PLS

    adalah salah satu metoda statistik SEM berbasis varian yang didesain untuk

    menyelesaikan regresi berganda ketika terjadi permasalahan spesifik data, seperti

    ukuran sampel penelitian kecil, adanya data yang hilang dan multikolinearitas

    (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:11).

    Pada pengujian efek mediasi, ouput parameter uji signifikansi dilihat pada tabel total

    effect pada software SmartPLS versi 2.0, karena pada efek mediasi tidak hanya

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    11 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • dilakukan pengujian efek langsung variabel independen ke variabel dependen, tetapi

    juga hubungan tidak langsung antara variabel independen dengan variabel dependen

    melalui variabel mediasi. Karena itu total effect digunakan untuk melihat efek total

    prediksi (direct dan indirect effect) (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:120).

    4. Hasil Penelitian 4.1. Karakteristik Responden

    Berdasarkan data penelitian yang sudah dikumpulkan, maka diperoleh data

    mengenai jumlah kuesioner yang disebar. Kuesioner yang dikirim kepada responden

    sebanyak 208 kuesioner yang disebarkan secara langsung maupun dikirim melalui

    alamat email pengguna sistem ERP. Kuesioner yang kembali sebanyak 103 eksemplar

    artinya tingkat pengembalian kuesioner sebesar 49,51%. Kuesioner yang tidak kembali

    sebanyak 105 kuesioner. Kuesioner yang tidak diisi secara lengkap sebanyak 2

    kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam analisis model penelitian sebanyak 101

    kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan pengalaman menggunakan

    komputer diketahui bahwa sebagian besar telah memiliki pengalaman menggunakan

    komputer rata-rata cukup lama yang ditunjukkan dengan jumlah responden terbanyak

    adalah responden dengan pengalaman menggunakan komputer 16-20 tahun sebanyak 34

    orang atau 33,67%. Hasil penelitian berdasarkan jabatan responden menunjukkan

    bahwa pengisian kuesioner pada posisi staf sebanyak 74 orang atau 73,26%, posisi

    superviser sebanyak 21 orang atau 20,80%, dan posisi manajer sebanyak 6 orang atau

    5,94%.

    4.2. Uji Kualitas Data

    Uji Validitas dan Realibilitas Kontsruk

    Pengujian validitas konstruk secara umum dapat diukur dengan parameter skor

    loading di model penelitian (Rule of Thumbs > 0,7) dan menggunakan parameter AVE,

    communality, akar AVE dan Redudancy. Skor AVE harus > 0,5, communality > 0,5,

    dan Redudancy mendekati 1 (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:79-80). Parameter uji

    validitas konvergen dilihat dari skor AVE dan Communality, masing-masing harus

    bernilai di atas 0,5 (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:80). Berikut hasil output uji

    konvergen dengan Partial Least Square menggunakan SmartPLS ver 2.0 M3. Hasil uji

    validitas menunjukkan kelima variabel dalam penelitian ini valid.

    Teknik statistik yang akan digunakan untuk menguji reliabilitas dalam penelitian ini

    adalah uji Cronbachs Alpha yang mengukur batas bawah nilai suatu konstruk

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    12 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • (Jogiyanto, 2009:61). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan

    nilai Cronbachs Alpha>0,70 (Hair et al. 2006) dalam Jogiyanto dan Abdillah

    (2009:62). Selain Cronbachs Alpha > 0,70, nilai composite reliability harus > 0,70

    (Jogiyanto dan Abdillah, 2009:81). Hasil uji reliabilitas pada setiap variabel dapat

    dilihat pada hasil perhitungan pada tabel 1 yang semuanya menunjukkan variabel

    penelitian ini reliabel.

    Tabel 1. AVE, Communality, Composite Reliability, dan Cronbach Alpha

    Variabel AVE Communality

    Composite Reliability

    Cronbachs Alpha

    Pemanfaatan Sistem Informasi (PSI)

    0,7093

    0,7093 0,8296 0,5958

    Adaptasi Berfokus Masalah (ABM)

    0,6343

    0,6343 0,9335 0,9009

    Adaptasi Berfokus Emosi (ABE)

    0,5481

    0,5481 0,8936 0,8614

    Infusi Sistem Informasi (ISI) 0,5548

    0,5548 0,8310 0,7278

    Kinerja (K) 0,7749

    0,7749 0,8731 0,7118

    Sumber: hasil olah data, 2013

    4.3. Pengujian Hipotesis

    Untuk menilai signifikansi model prediksi dalam pengujian struktur model dapat

    dilihat dari nilai T-statisic antara variabel independen ke variabel dependen dapat dilihat

    dalam tabel 2 Total efek pada output SmartPLS. Kelima variabel yang dimasukkan

    dalam model struktural (tabel 2) menunjukkan bahwa variabel adaptasi berfokus

    masalah (ABM), adaptasi berfokus emosi (ABE), pemanfaatan sistem informasi (PSI)

    memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap variabel infusi sistem informasi

    (ISI). Berdasarkan nilai koefisien beta dan nilai T-statistik di atas, maka hasil uji untuk

    masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut.

    Tabel 2. Total efek pada pengujian model struktur

    Variabel Original Sample (O)

    Sample Mean (M)

    Standard Deviation (STDEV)

    Standard Error (STERR)

    T Statistic (|O/STERR|)

    ABE -> ISI 0.3115 0.3095 0.0587 0.0587 5.3101 ABE -> K 0.2017 0.2038 0.0462 0.0462 4.3645 ABM -> ISI 0.1578 0.1544 0.063 0.063 2.5059 ABM -> K 0.1022 0.1022 0.0443 0.0443 2.3063 ISI -> K 0.6476 0.6568 0.0686 0.0686 9.4387 PSI -> ISI 0.5556 0.5642 0.0751 0.0751 7.3966 PSI -> K 0.3598 0.3702 0.0607 0.0607 5.9282

    Sumber: Hasil olah data, 2013

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    13 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Pengajuan hipotesis 1 sebagaimana yang dinyatakan dalam hipotesis 1 yaitu

    perilaku adaptasi berfokus masalah berpengaruh positif terhadap infusi sistem informasi

    terdukung dan signifikan dengan nilai koefisien beta sebesar 0.1578 dengan T-statistik

    2.5059 > t-tabel 1,64. Hipotesis 2 yang dinyatakan yaitu perilaku adaptasi berfokus

    emosi berpengaruh positif terhadap infusi sistem informasi diterima dan signifikan

    dengan nilai koefisien beta sebesar 0.3115 dengan T-statistik 5.3101 > t-tabel 1,64.

    Hipotesis 3 untuk menguji pengaruh pemanfaatan sistem informasi terhadap infusi

    sistem informasi, menunjukkan bahwa pemanfaatan sistem informasi berpengaruh

    positif dan signifikan terhadap infusi sistem informasi dengan nilai koefisien beta

    sebesar 0.5556 dengan T-statistik 7.3966 > t-tabel 1,64. Hipotesis 4 untuk menguji

    pengaruh infusi sistem informasi terhadap kinerja pengguna sistem informasi

    menunjukkan bahwa infusi sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

    kinerja pengguna sistem informasi dengan nilai koefisien beta sebesar 0.6476 dengan

    T-statistik 9.4387 > t-tabel 1,64.

    Hipotesis 5 ingin menunjukkan hubungan antara variabel pemanfaatan sistem

    informasi sebagai variabel independen dan kinerja pengguna sistem ERP sebagai

    variabel dependen melalui variabel infusi sistem informasi sebagai variabel mediasi

    (intervening). Pada pengujian efek mediasi ini tahapan yang telah dilakukan, yaitu:

    menguji pengaruh langsung variabel independen (pemanfaatan sistem informasi)

    terhadap variabel dependen (kinerja) pada model dengan melibatkan variabel mediasi

    (infusi sistem informasi), kemudian menguji pengaruh pemanfaatan sistem informasi

    terhadap kinerja tanpa melibatkan variabel infusi sistem informasi, selanjutnya menguji

    pengaruh pemanfaatan sistem informasi terhadap infusi sistem informasi, dan pengaruh

    infusi sistem informasi terhadap kinerja.

    Hasil perhitungan software SmartPLS 2,0 menunjukkan bahwa pada pengujian

    pengaruh langsung pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja dengan melibatkan

    infusi sistem informasi menunjukkan pengaruh positif dan signifikan dengan nilai

    koefisien beta sebesar 0.3598 dengan T-statistik 5,9282 > t-tabel 1,64. Selanjutnya

    pada pengujian pengaruh langsung pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja tanpa

    melibatkan variabel infusi sistem informasi menunjukkan pengaruh positif dan

    signifikan dengan nilai koefisien beta sebesar 0.6633 dengan T-statistik 6.6686 > t-tabel

    1,64 (tabel 3).

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    14 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Tabel 3 Total efek pada pengujian model struktur tanpa variabel mediasi

    Total Effect tanpa variabel mediasi

    Original Sample (O) Sample

    Mean (M)

    Standard Deviation (STDEV)

    Standard Error

    (STERR)

    T Statistics (|O/STERR|)

    ABE -> K 0.1439 0.1538 0.0612 0.0612 2.3520 ABM -> K 0.2100 0.2057 0.0916 0.0916 2.2940 PSI -> K 0.6633 0.6632 0.0995 0.0995 6.6686

    Hasil kedua pengujian ini menunjukkan bahwa setelah pemanfaatan sistem

    informasi diintervensi (dimediasi) dengan variabel infusi sistem informasi terjadi

    penurunan nilai koefisien beta pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja dari

    0.6633 menjadi 0.3598. Ini berarti infusi sistem informasi bertindak sebagai variabel

    mediasi namun sebagian (partial mediation). Infusi sistem informasi bukan sebagai

    variabel mediasi penuh (fully mediation) karena pemanfaatan sistem informasi terhadap

    kinerja menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan meskipun tanpa melibatkan

    variabel mediasi. Hasil pengujian ini menunjukkan hipotesis 5 diterima.

    Gambar 3. Uji model struktural

    PEMBAHASAN Hasil pengujian hipotesis 1 yang menyatakan perilaku adaptasi berfokus masalah

    berpengaruh positif terhadap infusi sistem informasi terdukung. Diperolehnya

    pemahaman lebih baik tentang sistem, prosedur dan cara kerja sistem ERP, maka

    pengguna dapat melakukan infusi sistem melalui penggunaan aplikasi sistem secara

    penuh sehingga aplikasi sistem tersebut melekat secara mendalam dan komprehensif

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    15 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • dalam sistem kerja organisasi ataupun individual. Dengan demikian, semakin tinggi

    perilaku adaptasi berfokus masalah pengguna sistem ERP maka semakin tinggi pula

    infusi sistem ERP.

    Hasil pengujian hipotesis 2 yang menyatakan perilaku adaptasi berfokus emosi

    berpengaruh positif terhadap infusi sistem informasi terdukung. Adaptasi berfokus

    emosi oleh pengguna sistem ERP diarahkan dengan mengubah persepsi pengguna

    terhadap suatu situasi yaitu implementasi ERP. Dalam hal ini, pengguna mengatur

    emosi, memelihara sikap stabilitas, dan mengurangi ketegangan-ketegangan emosional

    dengan cara mencari dukungan sosial dari rekan kerja, membicarakan sistem ERP pada

    teman atau keluarga, membicarakan sistem pada atasan. Perilaku adaptasi berfokus

    emosi dilakukan pula melalui penilaian kembali secara positif (positive reappraisal)

    dengan cara pengguna terus menerus memikirkan secara positif bahwa sistem ERP

    adalah peluang untuk belajar dan mengembangkan keterampilan baru serta

    menggunakan sistem ERP akan lebih baik seiring berjalannya waktu.

    Melalui proses adaptasi berfokus emosi, pengguna ERP melakukan fokus

    pendekatan pada kejadian-kejadian sistem ERP sehingga pengguna dapat mengintegrasi

    sistem tersebut dan memanfaatkannya secara mendalam dan komprehensif dalam sistem

    kerja individual yang kemudian meningkatkan level infusi sistem informasi. Hasil

    penelitian ini mendukung model yang dikemukakan oleh Beaudry dan Pinsonneault

    (2000; 2005) yang menyatakan adaptasi berfokus emosi secara langsung berhubungan

    dengan perubahan kognitif dan motivasional dengan memuaskan manfaat-manfaat yang

    dihasilkan oleh sebuah sistem akan mengarahkan pada level infusi teknologi informasi

    yang lebih tinggi.

    Hasil pengujian hipotesis 3 yang menyatakan pemanfaatan sistem informasi

    terhadap infusi sistem informasi terdukung. Tingginya pemanfaatan sistem ERP

    menunjukkan pemanfaatan sistem ERP telah menjadi rutinitas karena mengambil

    sebagian besar waktu pengguna, pengguna menghabiskan waktunya dengan sistem

    dalam sehari cukup tinggi untuk menyelesaikan serangkaian tugas yang telah

    dimandatkan dalam organisasi. Semakin sering pengguna memanfaatkan sistem, maka

    sistem menjadi aktivitas normal dan hal yang rutin. Pemanfaatan sistem yang tinggi

    memungkinkan tingkat infusi yang tinggi karena pengguna ERP akan memanfaatkan

    aplikasi-aplikasi sistem yang tersedia secara lebih komprehensif dan terintegrasi untuk

    mendukung penyelesaian tugas individu dan sistem kerja organisasi pada tingkat yang

    lebih tinggi secara lebih efisien dan efektif.

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    16 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Hasil pengujian hipotesis 4 yang menyatakan infusi sistem informasi berpengaruh

    positif terhadap kinerja pengguna sistem informasi terdukung. Penelitian ini mendukung

    teori infusi yang dikembangkan oleh Beaudry dan Pinsonneault (1999) yang

    menyatakan infusi sistem dikonseptualisasikan sebagai hasil dari perilaku adaptasi

    pasca implementasi sistem oleh pengguna sistem yang terdiri dari integrasi teknologi

    informasi pada sistem kerja, kebiasaan dan rutinitas kerja pengguna sistem. Teori ini

    menyatakan jika sistem informasi secara penuh terinfusi pada tugas dan kebiasaan kerja

    pengguna akan berdampak pada peningkatan kinerja secara signifikan.

    Hasil pengujian hipotesis 5 yang menyatakan infusi sistem informasi memediasi

    pengaruh pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja pengguna sistem informasi

    terdukung. Penelitian ini menunjukkan infusi sistem informasi memediasi sebagian

    (partial mediation) pengaruh pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja pengguna

    sistem ERP pada PT.PLN wilayah Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara. Penelitian ini

    tidak menemukan infusi sistem informasi sebagai variabel mediasi penuh karena

    pengujian hubungan pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja yang diintervensi

    dengan variabel infusi sistem informasi menunjukkan nilai yang signifikan demikian

    halnya dengan uji pengaruh pemanfaatan informasi terhadap kinerja tanpa diintervensi

    dengan infusi sistem informasi juga memiliki nilai yang signifikan.

    Hasil penelitian ini mendukung model apropriasi TI, level infusi, dan hubungannya

    dengan kinerja individual yang diajukan oleh Beaudry dan Pinsonneault (1999; 2000)

    yang menyatakan level infusi mengintervensi hubungan antara pemanfaatan teknologi

    informasi dengan kinerja individual. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian

    Cooper dan Zmud (1990) tentang tahapan proses implementasi sistem MRP. Cooper

    dan Zmud (1990) menemukan kesuksesan implementasi suatu sistem teknologi

    informasi hanya terjadi jika terdapat level infusi sistem yang tinggi dalam sistem kerja

    individual. Sistem teknologi informasi diterapkan di organisasi menjadi komponen dari

    organisasi bersama-sama dengan manusia. Manusia berinteraksi menggunakan sistem

    teknologi informasi.

    Penelitian ini menunjukkan tingkat pemanfaatan sistem ERP oleh pengguna tinggi,

    demikian halnya dengan dampak kinerja yang dirasakan oleh pengguna sistem ERP

    juga meningkat karena sistem ERP dirasakan memiliki pengaruh yang besar dan positif

    pada efektivitas dan produktivitas pekerjaan pengguna serta sistem membantu

    meningkatkan kinerja pengguna sistem ERP. Dengan demikian, penelitian ini

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    17 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • menunjukkan semakin tinggi pemanfaatan sistem ERP maka semakin tinggi pula tingkat

    infusi sistem yang pada akhirnya meningkatkan kinerja pengguna sistem ERP.

    5. Kesimpulan, Implikasi, dan Keterbatasan 5.1. Kesimpulan

    Penelitian ini berisi model yang menguji mediasi infusi sistem informasi atas

    pengaruh pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja pengguna sistem Enterprise

    Resource Planning (ERP). Hasil dari pengujian SEM (Structural Equation Model)

    dengan menggunakan SmartPLS 2.0, menemukan perilaku adaptasi berfokus masalah

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap infusi sistem informasi; perilaku adaptasi

    berfokus emosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap infusi sistem informasi;

    pemanfaatan sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap infusi sistem

    informasi; infusi sistem informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

    pengguna sistem informasi, infusi sistem informasi memediasi sebagian pengaruh

    pemanfaatan sistem informasi terhadap kinerja pengguna sistem informasi. Hasil

    penelitian ini mendukung teori coping yang didefinisikan sebagai upaya kognitif bentuk

    adaptasi pemakai sebagai suatu penyelesaian masalah (coping) dalam merespon

    peristiwa-peristiwa pengganggu yang terjadi di lingkungannya (Lazarus dan Folkman,

    1984). Hasil penelitian ini juga mendukung model apropriasi TI, level infusi, dan

    hubungannya dengan kinerja individual yang diajukan oleh Beaudry dan Pinsonneault

    (1999; 2000) yang menyatakan level infusi mengintervensi hubungan antara

    pemanfaatan teknologi informasi dengan kinerja individual

    5.2. Implikasi

    Model penelitian yang diuji secara empiris dalam penelitian ini berimplikasi bagi

    penelitian, praktek, dan kebijakan. Hasil penelitian ini berimplikasi pada penerapan

    teori coping (penyelesaian masalah) untuk menjelaskan proses adaptasi pengguna

    terhadap sistem baru yang diterapkan dalam organisasi. Penelitian ini menunjukkan

    dampak kinerja yang dihasilkan dari infusi sistem informasi erat kaitannya dengan

    sistem kerja pengguna. Penelitian selanjutnya dapat mengkaji bentuk penilaian kinerja

    lainnya sebagai dampak dari pemanfaatan dan infusi sistem informasi pada tingkat

    individual seperti kepuasan pelanggan dan pengendalian manajemen (Torkzadeh dan

    Doll, 1999), serta pembelajaran (learning) dan efektivitas pengambilan keputusan

    (decision effectiveness) (Sedera et al., 2004).

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    18 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Bagi praktek, dari sisi dampak kinerja yang ditimbulkan penelitian ini erat kaitannya

    dengan kecocokan tugas teknologi. Kinerja pengguna meningkat sehubungan dengan

    pemanfaatan teknologi informasi karena aplikasi-aplikasi sistem cocok atau sesuai

    dengan tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan oleh pengguna. Sistem informasi

    memberi dampak positif bagi pengguna jika pengguna memanfaatkan sistem dan sistem

    tersebut bersesuaian dengan tugas-tugas pengguna (Goodhue dan Thompson, 1995).

    Bagi kebijakan, hasil penelitian ini mendukung proses adaptasi dan pemanfaatan sistem

    informasi berpengaruh besar terhadap infusi sistem informasi pada rutinitas, kebiasaan

    dan sistem kerja pengguna yang dampaknya dirasakan dengan adanya peningkatan

    kinerja pengguna.

    5.3. Keterbatasan

    Pada penelitian ini data dikumpulkan hanya dari satu wilayah perusahaan yaitu PT

    PLN wilayah Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara, sehingga daya generalisasi temuan-

    temuan dalam penelitian ini masih terbatas. Data yang dianalisis dalam penelitian ini

    menggunakan instrumen berdasarkan persepsi dari skor jawaban responden, hal ini

    tentu saja akan menimbulkan bias terhadap hasil peneltian ini, apabila kondisi

    responden berbeda dengan kondisi yang sesungguhnya.

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    19 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • DAFTAR PUSTAKA Beaudry, A. dan Pinsonneault A. Advancing the Theory of Infusion: An Appropriation

    Model of the Infusion Process. Social Science and Humanities Research Council of CanadaI, 1999.

    Beaudry, A. dan Pinsonneault A. Information Technology and Individual Performance:

    A Coping-Based Model of the Appropriation Process, in Proceedings of ASAC-IFSAM, Canada, 2000, pp. 1-11.

    Beaudry, A. dan Pinsonneault A. Understanding User Responses to Information

    Technology: A Coping Model of User Adaptation, MIS Quarterly (29: 3), September 2005, pp. 493-524.

    Bernroider, Edward W.N. IT governance for enterprise resource planning supported by

    the Delone-McLean model of information system success, Information & Management 45, May 2008, pp. 257-269.

    Brynjolfsson, E. The Productivity Paradox of Information Technology,

    Communications of the ACM, 36(12), December 1993, pp. 67-77. Burton-Jones, A. dan Straub D. Reconceptualizing system usage: an approach and

    empirical test, Information Systems Research, May 2006, pp. 220-246. Chang, Hsiu-Hua., Chou, Huey-Wen., Yin, Chun-Po., dan Lin, Cecilia I. ERP Post-

    Implementation Learning, ERP Usage and Individual Performance Impact. In proceeding of Pacific Asia Conference of Information Systems, PACIS 2011, Australia, 7-11 July 2011.

    Compeau, D., dan Higgins, CA. Computer Self Efficacy: Development of Measure and

    Initial Test, MIS Quarterly, Vol 19:12, 1995. Cooper, R.B. dan Zmud, R.W. Information Technology Implementation Research: A

    Technological Diffusion Approach, Management Science, 36(2), 1990, pp. 123-139.

    Davis, F.D., Perceived Usefullness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of

    Information Technology, MIS Quarterly, (13:3), 1989, pp. 319-340. Davis, F.D., Bagozzi, R.P., dan Warshaw, P.R. User Acceptance of Computer

    Technology: A Comparison of Two Theoretical Models, Management Science (35:8), 1989, pp.982 1003.

    Dishaw, M.T. dan Strong, D.M. Extending the Technology Acceptance Model with

    Task Technolgy Fit Constructs, Information and Management (36:1), 1999, pp. 9-21.

    Dishaw, M.T., Strong, D.M., dan Brandy, D.B. Extending the Task-Technology Fit

    Model with Self-Efficacy Constructs. In Proceedings of the 8th Americas Conference on Information System, Dallas, 2002, pp. 1021-1027.

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    20 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Eder, L. B., dan Igbaria, M., Determinants of Intranet diffusion and infusion, Omega (29:3), 2001, pp. 233-242.

    Doll WJ. dan Torkzadeh G. Developing a multidimensional measure of system-use in

    an organizational context, Information and Management, 1998, pp. 171-185 Fadel, K.J. The Role of Appraisal in Adapting to Information Systems, Journal of

    Organizational and End User Computing, 24(4), 2012, pp. 18-40. Fadel, K.J. User Adaptation and Infusion of Information Systems, Journal of

    Computer Information Systems, Spring 2011, pp. 1-10. Fung Jin, T., Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi

    Informasi dan Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Akuntan Publik, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vo. 5 no. 1, 2003, pp. 1-23.

    Folkman, S. dan Lazarus, R.S. An Analysis of Coping in a Middle-Aged Community

    Sample, Journal Health Social Behavior (21), 1980, pp.219-239. Goodhue, D.L. dan Thompson R.L. Task Technology Fit and Individual Performance,

    MIS Quarterly (19:2), 1995, pp. 213-236. Igbaria, M., Anandarajan, M., dan Anakwe, U., Technology acceptance in the banking

    industry: A Perspective from a less developed country, Information Technology and People, MCB Universityy Press, 2000, pp. 298-312.

    Jogiyanto HM., Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

    Pengalaman. Edisi 2004/2005. BPFE, Yogyakarta. 2004. _______ . Sistem Informasi Keperilakuan. Edisi Revisi. Penerbit Andi. Yogyakarta.

    2007. Jogiyanto HM dan Abdillah, Willy. Konsep & Aplikasi PLS (Partial Least Square)

    untuk Penelitian Empiris. BPFE-UGM, Yogyakarta. 2009. Lazarus, R.S. dan Folkman, S. Stress, Appraisal, and Coping, Springer Publishing

    Company, New York, 1984.

    Leonard-Barton, D. Implementation as Mutual Adaptation of Technology and Organization, Research Policy, 1988, pp. 251-267.

    Lucas, HC dan Spitler, VK. Technology use and performance: a field study of broker

    workstations. Decision Sciences (30:2), 1999, pp. 291-311. Majchrzak, A. dan Cotton, J. A Longitudinal Study of Adjustment to Technological

    Change: From Mass to Computer-Automated Batch Production, Journal of Occupational Psychology, 61, 1988, pp. 43-66.

    Orlikowski, W. J. Improvising Organizational Transformation Over Time: A Situated

    Change Perspective, Information System Research (7:1), 1996, pp. 63-92.

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    21 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id

  • Saga,V.L. dan Zmud, R.W., The nature and determinants of IT acceptance, routinization and infusion, in L. Levine, ed. Diffusion, transfer and implementation of information technology, Elsevier Science BV Amsterdam, 1994, pp. 67-86.

    Sedera, D., Gable, G., dan Chan T. A factor and structural equation analysis of the

    enterprise systems success measurement model, In Proceedings of the Tenth Americas Conference on Information Systems, New York, USA, August, 2004.

    Thompson, R.L., Higgins, C.A., dan Howell, J.M. Personal Computing: Towards a

    Conceptual Models of Utilization, MIS Quarterly (15:1), 1991, pp. 125-143. Tyre, M.J. dan Orlikowski, W.J. The Episodic Process of Learning by Using,

    International Journal of Technology Management, 1996, pp.790 798. Tyre, M.J. dan Orlikowski, W.J. Windows of Opportunity: Temporal Patterns of

    Technological Adaptation in Organizations, Organization Science, 1994, pp. 98-118.

    Zaied, A.N.H. An Integrated Success Model for Evaluating Information System in

    Public Sector, Journal of Emerging Trends in Computing and Information System in Public Sector, Vol. 3, 2012, pp. 814-825.

    Zmud, R.W. dan Apple, L.E. Measuring Technology Incorporation/Infusion, Journal

    of Product Innovation Management, 1992, pp. 148-155.

    SNA 17 Mataram, Lombok

    Universitas Mataram

    24-27 Sept 2014

    22 File ini diunduh dari:

    www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id