27
FUNGSI TANAH DALAM BUDAYA JAWA Oleh : Purwadi Jurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract Clasification of land in Kraton Surakarta used to do agriculture, business, praying, ritual, ceremony and government activity. Food producing always need field. Farmer make rice in his land. The market as business centre give income tax to Kraton Surakarta. Some money to pray ritual and ceremonial kingdom. Culture management in Kraton Surakarta followed by abdi dalem and community that believe Javanese spiritual. Therefore land is important that need protection and regulation. Indonesian government is able to make land constitution about Kraton Surakarta Land. Last time landreform made social conflict in Javanesse community because the people did competion activity to get land hard. Now all of people must hand land regulation really, so that this country is always justice and peace. Kraton Surakarta and Indonesian government shall sit down together to create mutualism symbiosis. There are harmony among tradisionalism and nationalism. Keywords : land, Kraton Surakarta, regulation A. Pengantar Tanah menjadi unsur yang penting bagi eksistensi masyarakat. Berbagai macam aktivitas sosial, politik, ekonomi dan budaya melibatkan ruang pertanahan. Oleh 1

staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

  • Upload
    lytu

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

FUNGSI TANAH DALAM BUDAYA JAWA

Oleh : Purwadi

Jurusan Pendidikan Bahasa DaerahFakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Yogyakarta

Abstract

Clasification of land in Kraton Surakarta used to do agriculture, business, praying, ritual, ceremony and government activity. Food producing always need field. Farmer make rice in his land. The market as business centre give income tax to Kraton Surakarta. Some money to pray ritual and ceremonial kingdom. Culture management in Kraton Surakarta followed by abdi dalem and community that believe Javanese spiritual. Therefore land is important that need protection and regulation. Indonesian government is able to make land constitution about Kraton Surakarta Land. Last time landreform made social conflict in Javanesse community because the people did competion activity to get land hard. Now all of people must hand land regulation really, so that this country is always justice and peace. Kraton Surakarta and Indonesian government shall sit down together to create mutualism symbiosis. There are harmony among tradisionalism and nationalism.

Keywords : land, Kraton Surakarta, regulation

A. Pengantar

Tanah menjadi unsur yang penting bagi eksistensi masyarakat. Berbagai

macam aktivitas sosial, politik, ekonomi dan budaya melibatkan ruang

pertanahan. Oleh karena penggunaan, pemilikan dan urusan pertanahan mesti

diatur dengan undang-undang yang memadai. Banyak konflik pertanahan yang

meletus karena tiada kepastian hukum. Menjadi kewajiban pemerintah untuk

mengatur status hukum tanah di wilayahnya.

1

Page 2: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

Klasifikasi tanah-tanah Kraton Surakarta berdasarkan distribusi, fungsi dan

regulasi. Status pertanahan ini dimaksudkan untuk memperoleh keselarasan sosial.

Tertib masyarakat memang diutamakan agar aktivitas bisa berjalan normal.

Terlebih-lebih bagi para petani yang sibuk bercocok tanam, maka pihak Kraton

selalu memberi bantuan, perlindungan dan peralatan. Petani dianggap warga

negara utama. Pada dasarnya Kraton Surakarta adalah sistem pemerintahan dan

kerajaan petani.

Distribusi tanah yang dilakukan Kraton Surakarta berdasarkan aspek legal

formal yang berpihak pada nilai kultural. Masa keemasan nenek moyang bangsa

Indonesia tidak dapat dilepaskan dari aspek pertanahan yang dikelola secara

efektif dan efisien, dengan mengutamakan rasa kemanusiaan serta kesejahteraan

lahir batin. Dengan mengkaji pertanahan masa silam, diharapkan generasi

sekarang dapat mengatur tentang seluk beluk tanah menjadi lebih tertib, adil,

damai dan sejahtera.

B. Deskripsi Lingkungan Tanah

Deskripsi mengenai lingkungan wilayah Surakarta cocok bila dihubungkan

dengan janturan pedalangan. Diceritakanlah dalam setiap awal adegan

pewayangan sebagai berikut : Negara ingkang panjang punjung pasir wukir,

gemah ripah loh jinawi, tata tentrem karta raharja. Artinya suatu negara yang

mempunyai sejarah panjang, luhur serta berwibawa, diapit samudra, bergunung-

gunung, murah sandang, pangan, papan, teratur, ayem, tentrem, dan aman sentosa.

Begitulah metafora yang digunakan untuk melukiskan Kraton Surakarta melalui

seni pewayangan.

2

Page 3: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

Wilayah Surakarta berbatasan dengan wilayah Yogyakarta, Kedu,

Semarang dan Madiun. Di sebelah barat terdapat batas alam yang berwujud

Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Dari kota Surakarta dua gunung ini seperti

gunung kembar. Kiri kanan tampak gapura yang menjulang tinggi. Menurut

masyarakat Jawa Gunung Merbabu lambang wanita, gunung Merapi lambang

pria. Dua gunung ini dianggap pasangan suami istri. Gunung Merbabu tampak

pasif, sedang gunung Merapi aktif sekali. Kabupaten Klaten dan Boyolali dekat

dengan kedua gunung ini. Penduduknya merupakan pendukung utama eksistensi

Kraton Surakarta (Julianto Ibrahim, 2004: 32).

Pada bagian barat terdapat Kali Opak yang mengalir dari Gunung Merapi

menuju laut selatan. Sungai Opak menjadi batas wilayah Surakarta dan

Yogyakarta. Sebelah timur Kali Opak mengalir Kali Dengkeng yang alirannya

bergabung dengan Bengawan Solo. Di sekitar sungai ini merupakan dataran yang

sangat subur, karena banyak endapan sedimen vulkanis. Kurang lebih 4 tahun

sekali Gunung Merapi mengeluarkan abu vulkanik yang menyebabkan tanah

menjadi subur.

Pegunungan Sewu berada di kawasan selatan Surakarta. Dari arah barat

memasuki daerah Pajang dan dari arah timur laut menuju daerah Keduwang.

Pegunungan Sewu membentang dari Gunung Lawu sampai Pacitan. Dari daerah

Keduwang ini terdapat Kali Keduwang yang bersambung dengan Bengawan Solo.

Kali terpanjang ini melintasi daerah Wonogiri, Sukoharjo, Surakarta,

Karanganyar, Sragen, Blora, Ngawi, Bojonegoro, Lamongan, Gresik dan

Surabaya. Dahulu kala Bengawan Solo merupakan sarana transportasi (Rouffaer,

3

Page 4: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

1931 : 233). Babad Madura menceritakan perjalanan Paku Buwana IV yang

melintasi Bengawan Solo menuju Pamekasan. Perahu yang digunakan bernama

Kyai Rajamala.

Bagian timur Surakarta terdapat Gunung Lawu. Di sekitar Gunung Lawu

banyak ditanami kopi, sebelah barat terdapat Kali Samin, Kali Colo, Kali Wingko

dan Kali Jenes. Semua sungai ini berguna bagi para petani di Kabupaten

Karanganyar. Setiap bulan Suro raja Surakarta berziarah ke puncak Gunung

Lawu. Daya spiritual dipercaya karena penunggunya bernama Sunan Lawu.

Tempat spiritual disebut Hargo Dumilah. Konon ceritanya Prabu Brawijaya, raja

Majapahit muksa di Gunung Lawu. Oleh karena itu setiap upacara di Kraton

Surakarta tidak lupa mendoakan Kanjeng Sunan Lawu.

Sebelah utara Surakarta merupakan deretan pegunungan Kendheng.

Tanahnya tandus, gersang, berkapur dan berminyak. Hawanya panas dan kurang

subur. Pegunungan Kendheng membujur dari daerah Grobogan, Pati, Blora,

Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Ngawi, Nganjuk, sampai Gresik. Kayu jati

terbaik berasal dari Gunung Kendheng. Burung perkutut juga amat baik hidup di

daerah Gunung Kendheng (Sajid, 1984 : 62). Orang Jawa percaya bahwa gunung

Kendheng merupakan pengatur suhu, iklim dan hawa. Malah semua jenis hama

tanaman bisa dikendalikan melalui gunung Kendheng.

Pusat kota terdapat Kraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran.

Keduanya diapit sungai Bengawan Solo dan Kali Pepe. Penduduk meliputi orang

Jawa, Cina, Arab dan Eropa. Orang Eropa dahulu tinggal di beteng Vestenburg

dan kampung Loji Wetan. Orang Cinta tinggal di kampung Pecinan Pasar Gedhe.

4

Page 5: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

Pimpinan disebut Babah Mayor. Orang Arab tinggal di Pasar Kliwon dengan

kepala pangkat kapten. Sedangkan orang Jawa bekerja menurut profesi. Maka

tumbuh kampung Sayangan, Serengan, Undagen, Telukan, Carikan, Sraten,

Klangan, Punggawan dan Gadhing (Darsiti Suratman, 2001 : 23). Proliferasi dan

profesi diatur agar masyarakat mempunyai pekerjaan dan penghidupan yang layak

demi kemanusiaan.

C. Klasifikasi Tentang Tanah

1. Bumi Narawita

Bumi narawita adalah tanah yang berfungsi penghasilan, pemasukan serta

meningkatkan kas Kraton Surakarta. Sebetulnya Kraton Surakarta mempunyai

beberapa tanah yang dijadikan sebagai lahan bisnis. Misalnya: tanah untuk

pendirian pabrik gula Manisharjo, kebun tembakau di Tegal Gondo Klaten, kebun

teh di Ngampel Boyolali dan kebun kopi di Kembang Semarang (Wiranegara,

2005: 7). Tentu saja tanah-tanah tersebut telah memberi kontribusi besar terhadap

eksistensi Kraton Surakarta. Biaya dari hasil tanah ini digunakan untuk

pemeliharaan dan pelestarian kebudayaan.

2. Bumi Pemajegan

Bumi pemajegan adalah tanah yang dapat menghasilkan uang dengan cara

menarik pajak. Misal pasar, pabrik, toko dan badan usaha yang menempati tanah

kraton semestinya dikenai pajak. Pasar Gede dan Pasar Klewer seharusnya

membayar pajak pada kraton Surakarta. Demikian pula tanah-tanah yang

digunakan untuk stasiun kereta api Balapan, Purwosari dan Jebres serta rel kereta

api perlu membayar pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

5

Page 6: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

3. Bumi Pangrembe

Bumi pangrembe adalah jenis tanah yang menghasilkan bahan pangan.

Contoh sawah, kebun dan pekarangan yang ditanami padi, jagung, palawija,

palapendhem, palagantung, karang kitri dan buah-buahan serta sayur mayur.

Tujuannya agar tanah-tanah tersebut mendapat perlindungan dari pemerintah.

Jangan sampai tanah-tanah tersebut beralih fungsi (Schelma, 1985: 151).

Ketahanan pangan perlu dijaga dan diusahakan. Hidup mati sebuah bangsa

ditentukan oleh ketersediaan pangan yang mencukupi.

4. Bumi Gladhag

Bumi gladhag adalah tanah-tanah yang diberikan kepada penduduk atau

abdi dalem dengan tugas mengurus kendaraan. Petugas transportasi ini berguna

saat ada hajad sosial. Misal perkawinan, perayaan dan pesta. Angkutan massal dan

transportasi yang teratur memungkinkan perpindahan barang dan jasa. Roda

perekonomian pun dapat berjalan lancar.

5. Bumi Lungguh

Bumi lungguh adalah tanah yang diberikan kepada pejabat daerah sebagai

gaji. Tanah kraton ini berlaku selama pejabat tersebut bertugas. Penerima tanah

lungguh ini untuk biaya hidup. Tanah palungguhan ini sekarang mirip dengan

tanah bengkok yang digarap oleh pamong desa. Mereka bekerja dengan gaji tanah

lungguh. Pejabat daerah mendapat sumber penghasilan dengan bertani dan

beternak.

6

Page 7: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

6. Bumi Pituwas

Bumi pituwas adalah tanah yang diberikan kepada pejabat purnakarya.

Para pensiunan pejabat Kraton Surakarta dijamin kesejahteraannya dengan

menggarap tanah pituwas sampai meninggal dunia. Jangan sampai para

purnakarya itu hidupnya susah, maka kraton memberi bekal tanah pituwas sebagai

bekalnya. Pejabat kraton setelah pensiun banyak yang melakukan kegitan

pertanian.

7. Bumi Patuh

Bumi patuh adalah tanah yang digunakan untuk kantor dan administrasi

pemerintahan. Gedung-gedung pemerintah didirikan untuk pelayanan pada rakyat.

Masyarakat diajak rembugan dalam menentukan lokasi kantor pemerintahan

(Suhartono, 1991 : 29). Pembangunan kantor pemerintahan sebisa-bisanya tidak

menggunakan lahan produktif. Asal para pegawai aman dan nyaman, maka

pekerjaan pun bisa rampung dan memuaskan.

8. Bumi Gadhuh

Bumi gadhuh adalah tanah yang dipinjamkan kepada masyarakat ekonomi

lemah. Mereka hanya berhak mengelola dengan menanami tanah. Namun tidak

berhak untuk memiliki. Tanah gadhuhan ini merupakan bentuk sosial kraton, agar

kaum dhuafa dijamin hak-hak kesejahteraan hidup.

9. Bumi Magersari

Bumi magersari adalah tanah kraton yang dihuni oleh penduduk. Mereka

menempati tanah kraton untuk tempat tinggal, hunian, pemukiman dan

perumahan. Kewajiban kraton untuk memikirkan orang-orang yang tidak punya

7

Page 8: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

tempat tinggal. Tanah menjadi sesuatu yang penting untuk mendirikan rumah.

Kraton lantas memberi pinjaman.

10. Bumi Kaswargan

Bumi kaswargan adalah tanah yang digunakan untuk makam atau kuburan.

Perlindungan atas tanah-tanah makam itu perlu dilakukan, untuk mencegah

penggunaan Kraton Surakarta menyediakan empat tanah makam, yaitu purwalaya,

dakunalaya, pracimalaya dan untaralaya. Pemakaman umum milik kraton itu

dijaga abdi dalem. Khusus untuk makam raja dan putra disediakan makam

Kotagedhe dan Imogiri. Keturunan tingkat cucu dibuatkan makam Laweyan. Para

sesepuh kraton juga punya makam sendiri. Misalnya Ki Ageng Tarub, Ki Ageng

Sela, Ki Ageng Ngerang, Sunan Amangkurat Agung.

11. Bumi Perdikan

Bumi perdikan adalah tanah yang dihadiahkan kepada seseorang yang

punya jasa kepada kraton. Mereka menguasai tanah kraton tanpa ada pajak.

Pesantren, peguron, pendidikan seni budaya diberi modal tanah kraton. Pesantren

Gebang Tinatar merupakan contoh Bumi Perdikan. Di sana dijadikan pusat

pendidikan agama. Raden Ngabehi Ranggawarsita pernah belajar di Pondok

Pesantren Gebang Tinatar Ponorogo.

12. Bumi Pengalasan

Bumi pengalasan adalah tanah kraton yang berfungsi untuk menjaga

kelestarian lingkungan. Gunung, bukit dan hutan merupakan sumber air yang

perlu dijaga. Sepanjang gunung Kendheng menjadi alat pengatur suhu, iklim dan

cuaca. Pegunungan Kendheng juga menjadi pengendali hama. Karena gunung

8

Page 9: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

Kendheng berhawa panas, berminyak, tandus, dan berkapur. Kekayaan alam di

dalamnya meliputi minyak, kapur dan kayu jati. Oleh karena itu perlu regulasi

biar tidak terjadi konflik sosial. Pembagian kekayaan di sekitar gunung Kendheng

itu mesti adil dan beradab.

13. Bumi Bengkok

Bumi bengkok adalah tanah yang diberikan kepada pamong desa.

Misalnya : lurah, carik, kamituwa, dukuh, kebayan, modin, jagabaya, dan

jagatirta. Tanah ini sebagai ganti upah selama mereka mengabdi kepada desa dan

kraton. Penggunaan tanah ini sampai habis masa kerja. Setelah pensiun tanah

dikembalikan. Pengganti pensiun yaitu tanah pituwas ala kadarnya. Dengan

demikian pamong desa dapat hidup secara layak. Keluarganya bisa hidup tenang.

14. Bumi Gogol

Bumi gogol adalah tanah yang diberikan kepada para petani secara

bergilir. Peraturan tentang tanah gogol ini ditangani secara tertib dan cermat,

sehingga silang sengketa dapat dihindari. Para petani yang mendapat tanah gogol

ini mendapat kewajiban untuk membantu jaga thenguk dan jaga di pos ronda.

Jadwal jaga ini biasanya sudah dimusyawarahkan terlebih dahulu bersama

pamong desa.

15. Bumi Pesanggrahan

Bumi pesanggrahan adalah tanah yang digunakan untuk bangunan yang

berfungsi sebagai tempat rekreasi, rapat, pertemuan santai, misalnya :

Pesanggrahan Deles Kemalang Klaten. Letaknya di sebelah lereng gunung Merapi

dan berhawa sejuk. Juga Pesanggrahan Pracimoharjo di Paras Boyolali.

9

Page 10: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

Halamannya luas dan tertata indah. Pesanggrahan Madu Sita di desa Candi

Ngampel Boyolali. Tempatnya di sebelah lereng gunung Merbabu. Kemudian

Pesanggrahan Langenharjo di Sukoharjo. Letaknya di sebelah Bengawan Solo.

Semua pesanggrahan itu sering digunakan pertemuan antara raja dan rakyatnya.

D. Daftar Status Tanah

Pengertian Kraton berarti rumah atau tempat tinggal Ratu. Dalam

pengertian ini kraton sama dengan istana. Ada nama Kedaton yakni bagian dari

kraton (asal kata Dhatu). Kraton berarti negara (Nagari/negari), yakni daerah atau

wilayah tertentu yang diperintah oleh Ratu. Dalam pengertian ini kraton sama

dengan kerajaan, kingdom, state, staat atau vorstendom. (Sri Winarti, 2004: 28).

Kraton Surakarta Hadiningrat merupakan pindahan dari Kraton Kartasura.

Proses pemindahan Kraton Kartasura ke Surakarta ini dikisahkan dalam Babad

Tanah Jawi, Babad Kartasura Pacinan, dan Babad Giyanti. Dengan melihat

sejarah berdirinya Kraton Surakarta di atas, maka Sunan Paku Buwana II dapat

dikatakan sebagai raja Surakarta yang pertama. Adapun silsilah Paku Buwana II

menurut Bratadiningrat (1990) yang menuliskan riwayat beliau dalam bahasa

Jawa adalah sebagai berikut: Sinuwun Paku Buwana Senapati Ing Ngalaga

Abdurrahman Sayidin Panata Gama Khalifatullah Ingkang Kaping II Ing Negari

Surakarta Hadiningrat, putra dalem Sinuwun Prabu Amangkurat Jawa ing Negari

Kartasura. Miyos saking Permaisuri beliau GKR Kencana, putrinya Raden

Adipati Tirtakusuma ing Kudus. Nama Bendara Raden Mas Gusti Prabasuyasa.

10

Page 11: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

Tanah Kagungan Dalem pada masa pemerintahan Sinuhun Paku Buwana

II yang disewa Gubermen Belanda pada tahun Jawa Be 1670. Sewa menyewa

tanah kraton ini menggunakan perjanjian dan peraturan yang tidak merugikan

siapa pun. Rakyat juga mendapat keuntungan.

No Lokasi Luas (karya)

No Lokasi Luas (karya)

1 Banten, Betawi 10.000 22 Jepara 12.0002 Cianjur 1.800 23 Pati 12.0003 Bandung, Pucang 1.000 24 Kudus 2.5004 Pranak, Ngancang, Pucang 800 25 Cengkalsewu,

Patikayam600

5 Sumedang 100 26 Juwono 1.0006 Nglengkungan Gallo 1.000 27 Nglasem 8007 Cikadang, Ciamis, Cikaha 1.500 28 Rembang

Jengkungan800

8 Nglajeng, Polak Kamanukan 500 29 Tuban 3.0159 Ciasem, Cibarang 500 30 Sedayu 1.19510 Gebang 100 31 Lamongan 80011 Cirebon Karang-pasundan 6.000 32 Surabaya, Bangil

Lumajang12.000

12 Sawojajar 800 33 Gresik 2.11513 Tegal 8.000 34 Malang 1.50014 Brebes 1.000 35 Cembong

Pasuruhan1.000

15 Wirodesa 1.000 36 Sumenep 5.00016 Pekalongan 12.000 37 Pamekasan 30017 Batang Pengangsalan

Sampang, Balega8.000 38 Madura, Sampang,

Balega8.000

18 Kaliwungu 1.500 39 Pemalang 1.00019 Kendal 1.000 40 Probolinggo 2.00020 Semarang 800 41 Blambangan,

Besuki, Banyuwangi

1.00021 Demak 12.000

Total 138.422(Sri Juari Santosa, 2002 : 3-4)

Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sunan Paku

Buwana IV. Bratadiningrat (1990) menulis riwayat Sinuwun Paku Buwana IV

dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Sinuwun Kanjeng Susuhunan Prabu

Amangkurat Jawa Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panata Gama

11

Page 12: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

Khalifatullah Ingkang Kaping IV Ing Negari Surakarta Hadiningrat, sinebut

Sunan Bagus, putra dalem Sinuwun Paku Buwana III, ingkang nomer 17 miyos

saking permaisuri Ratu Kencana. Nama BRM Gusti Subadya.

Hasil karyanya dalam bidang kesusasteraan di antaranya: Serat

Wulangreh, Serat Wulang Sunu, Serat Wulang Putri, Serat Wulang Tata Krama,

Donga Kabulla Mataram, Cipta Waskitha, Panji Sekar, Panji Raras, Panji

Dhadhap, Serat Sasana Prabu, dan Serat Polah Muna-Muni. Paku Buwana IV

dalam pandangan masyarakat Jawa namanya harum sekali (Darusuprapta, 1982:

14). Serat Wulangreh sampai sekarang sangat populer di lingkungan kebudayaan

Jawa. Orang Jawa sangat memperhatikan ajaran-ajaran dalam Serat Wulangreh itu

untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Ketajaman moral dan intelektual

diperlukan agar manusia tepat dalam meniti karier hidup.

Tanah Kagungan Dalem di daerah Kedu yang disewa Gubermen Inggris

pada tahun Jawa Alip 1739 saat pemerintahan Sinuhun Paku Buwana IV. Dengan

menyewakan tanah-tanah tersebut, maka pihak kraton mendapat keuntungan yang

berlipat ganda, demi kesejahteraan rakyat.

No Nama lokasi atau Abdi Dalem yang

mula-mula menggaduh

Luas (karya)

No Nama lokasi atau Abdi Dalem yang mula-mula

menggaduh

Luas (karya)

1 Cokrokusuman 331 12 Bupati Kaparak Tengen 692,52 Mangkubumen 205 13 Bupati Kaparak Kiwo 439,53 Buminatan 36 14 Bupati Gedhong Tengen 2254 Pamotan 56 15 Bupati Gedhong Kiwo 4305 Singosaren 25 16 Bupati Ngajeng 1.0806 Panularan 68 17 Bupati Kauman 207 Kaprabon 65 18 Bupati Demang Hurawan 888 Bupati Siti 3.284 19 Bupati Hanon-anon 422

12

Page 13: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

9 Bupati Panumping 2.151 20 Bupati Kadipaten termasuk putra sentana

1.23310 Bupati Hageng 384,511 Bupati Kapatihan 852 21 Bupati Gamel 300

Total 12.389,5(Sri Juari Santosa, 2002 : 4)

Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku Buwana

V. Bratadiningrat (1990) menulis riwayat Paku Buwana V dalam bahasa Jawa

sebagai berikut : Sinuwun Ingkang Kaping V putra dalem Sinuwun Paku

Buwana IV, miyos saking permaisuri GKR Kencana, putrinya Adipati

Cakradiningrat, ing Pamekasan Madura. Nama Bendara Raden Mas Gusti

Sugandi. Yuswa setunggal setengah warsa katilar seda ibu, lajeng kaitik-itik rama

dalem piyambak.

Sri Sunan Paku Buwana VII memberi perintah menyalin Serat Centhini

baku ciptaan Sunan Paku Buwana V, dengan tinta mas berhuruf Jawa. Serat

Centhini itu dijadikan delapan jilid mulai dari Keramaian Terbangan, Sya'iran

dan Sulapan di Kabupaten Wirosobo sampai Pertunjukan Topengan di Krajan

Lembuasta dan Trenggalek. Serat Centhini baru ini memuat 280 pupuh dan

berisikan semua cerita-cerita porno tulisan Sri Sunan Paku Buwana V sendiri,

ketika beliau masih menjadi Pangeran Mahkota yang disisipkan sebagai selingan

di antara wejangan-wejangan pembicaraan-pembicaraan suci yang diberikan oleh

para ahli ilmu tarekat kepada para murid-murid atau tetamunya. Serat Centhini

tersebut merupakan sumber ilmu pengetahuan (Soekirman, 2012: 9-10).

Tanah Kagungan Dalem di daerah nJawi Kori yang disewa Gubermen

Belanda pada tahun Jawa Jimawal 1749 saat pemerintahan Sinuhun Paku

13

Page 14: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

Buwono V. Penggunaan tanah oleh pihak asing tetap memperhatikan aturan yang

telah disepakati. Tidak ada kerugian dan semua pihak diuntungkan.

No Nama Abdi Dalem yang mula-mula menggaduh

Luas (karya) Uang sewa (Rp.)

1 Kapatihan 100 6.6722 Ngajeng 40 6.1713 Hageng 32 2.5484 Siti 96 7.866,55 Panumping 48 5.9896 Sewu 52 5.785,57 Kaparak Tengen 46 5168 Gedhong Tengen 60 5.772,59 Kebumen 16 1.212

10 Kadipaten 150 28.74811 Para Gusti 2 120

Total 642 70.411(Sri Juari Santosa, 2002 : 5)

Kraton Surakarta Hadiningrat kemudian diperintah oleh Sinuwun Paku

Buwana VI. Bratadiningrat (1990) menulis riwayat Sinuwun Paku Buwana VI

dalam bahasa Jawa sebagai berikut : Kanjeng Susuhunan Prabu Amangkurat

Jawa Senapati Ing Ngalaga Abdurrahman Sayidin Panata Gama Khalifatullah

Ingkang Kaping VI ing Negari Surakarta Hadiningrat sinebut Sunan Bangun

Tapa, putra dalem Sinuwun Paku Buwana V nomer 11, miyos saking garwa

ampeyan Raden Ayu Sasrakusuma. Nama GRM Sapardan. Silsilahipun Sinuwun

Paku Buwana VI. saking ibu dalem Raden Ayu Sasrakusuma.

Paku Buwana VI berdiri di belakang perjuangan Pangeran Diponegoro

(1825-1830), sehingga beliau diasingkan ke Ambon oleh penjajah Belanda. Pada

masa pemerintahan Paku Buwana VI karya sastra yang dihasilkan tidak begitu

banyak. Pasca perang Dipanegara ini kekuatan politik para raja Jawa, khususnya

Mataram yang sudah terpecah menjadi empat kerajaan kecil-kecil, mengalami

14

Page 15: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

kemerosotan. Ketenangan politik ini mendorong para elit pribumi dan kaum

bangsawan untuk aktif dalam kehidupan sastra dan budaya, yang ternyata juga

efektif sebagai sarana legitimasi. Sinuwun Paku Buwana memerintah antara tahun

1823-1830 dan wafat pada 1849 di pengasingan. Putra Paku Buwana VI ini kelak

ada yang menjadi raja dengan gelar Sinuwun Paku Buwana IX.

Tanah Kagungan Dalem di daerah Brang Kilen, Brang Wetan yang disewa

Gubermen Belanda pada tahun Jawa Jimawal 1757 saat pemerintahan Sinuhun

Paku Buwana VI. Uang sewa yang diperoleh kraton tersebut digunakan untuk

biaya pembangunan di segala bidang.

No Nama Abdi Dalem yang mula-mula menggaduh

Luas (karya) Uang sewa (Rp.)

1234567

89101112131415161718

Kediri Brang WetanKediri Brang KilenSarenganPaceNganjukCarubanPonorogo, Jogogamping, Pacitan, Lorog, Panggul, SambangKampulJogorogoKuwuBanyumasPanjerPageten, Ledok, GowongGemo, Jati, Malang, WiroDuduwoloPangrembe Banyumas, ParicandonanJoyoluwur, TambakanSingomertan, Telogo Kawiren

7.0001.0001.000

700125600

11.630298

1.50025

3.000800

8.0075050

566228328

26.5005.3006.450

8205.2265.226

17.78618.4722.8723.680

60.0716.600

18.869866306

38.8002.1009.530

Total 36.907 223.066

(Sri Juari Santosa, 2002 : 5-6)

Nenek moyang kita terlalu gemi nastiti, hemat cermat, dan efektif efisien

dalam menggunakan tanah. Mereka membagi tanah berdasarkan keperluan serta

kepentingan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Dengan mengatur dan

15

Page 16: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

menggunakan tanah secara benar, maka silang sengketa antar warga dapat

dihindari. Tanah pun menjadi barang produktif yang dapat mendatangkan

kemakmuran.

E. Penutup

Berdasarkan analisis dan deskripsi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

Kraton Surakarta telah mewariskan tradisi, distribusi, klasifikasi dan regulasi

pertanahan dengan teliti, cermat, merakyat dan berkeadilan. Suri teladan tersebut

hendaknya menjadi bahan introspeksi dan refleksi bagi generasi sekarang.

Pembagian tanah Kraton Surakarta sesuai dengan keperluan membuat

penduduk dapat hidup tenang, aman dan damai. Petani dapat mewujudkan murah

sandang, pangan dan papan. Surplus pertanian diwujudkan Kraton Surakarta

selama berabad-abad. Pencetus gemilang yang patut dilestarikan. Mereka

berdaulat atas tanah dan negerinya. Pada masa Kraton Surakarta pula kebudayaan

Jawa memperoleh prestasi gemilang.

Anjuran buat pemerintah masa kini, hendaknya bersedia mempelajari

sistem pertanahan Kraton Surakarta pada masa lampau. Kebijakan pertanahan

perlu pengalaman, sehingga semua pihak diuntungkan. Kesejahteraan dan

kemakmuran menjadi prioritas utama dalam menggunakan tanah.

16

Page 17: staffnew.uny.ac.idstaffnew.uny.ac.id/upload/132309869/penelitian/FUNGSI... · Web viewJurusan Pendidikan Bahasa Daerah Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Abstract

DAFTAR PUSTAKA

Bratadiningrat, 1990. Asalsilah Warni-warni. Surakarta : Sasana Wilapa. Darsiti Suratman, 2001. Kehidupan Dunia Kraton Surakarta 1839 – 1930.

Yogyakarta : YUI.

Darusuprapta, 1986. Serat Wulangreh. Surabaya: Citra Jaya Murti.

Julianto Ibrahim, 2004. Bandit dan Pejuang di Simpang Bengawan. Wonogiri : Bina Citra Pustaka.

Rouffaer, 1931. Vorstenlanden s Gravenhage. Martinus Nijhoff.

Sajid, 1984. Babad Sala. Surakarta : Reksa Pustaka.

Schelma, 1985. Bagi Hasil di Hindia Belanda. Jakarta : Yayasan Obor.

Soekirman, 2012. Ensiklopedi Ilmu Serat Centhini. Yogyakarta : Pura Pustaka.

Sri Juari Santosa, 2002. Suara Nurani Keraton Surakarta. Yogyakarta : KSD.

Sri Winarti, 2004. Sekilas Sejarah Karaton Surakarta. Surakarta : Cendrawasih.

Suhartono, 1991. Apanage dan Bekel Perubahan Sosial di Pedesaan Surakarta 1830 – 1920. Yogyakarta : Tiara Wacana.

Wiranegara, 2005. Paku Buwana XII Berjuang untuk Sebuah Eksistensi. Jakarta: IKJ.

17