15
1 SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI) TENTANG INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR) Dosen: Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA Dibuat oleh : Ranti Pusriana (55517110058) MAGISTER AKUNTANSI PROGRAM PASCASARJANA (S2) UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

1

SISTEM INFROMASI & PENGENDALIAN INTERNAL (SI - PI)

TENTANG

INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR)

Dosen:

Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA

Dibuat oleh :

Ranti Pusriana (55517110058)

MAGISTER AKUNTANSI

PROGRAM PASCASARJANA (S2)

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2017

Page 2: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

2

1. Internal control over financial reporting: implementasi dan desain ICoFR -

COSO Integrated Framework.

Bermula dengan banyaknya temuan kecurangan pada profesi akuntansi global yang

merugikan stakeholder – terutama sejak kasus Enron, Worldcom, Xerox, Tyco, Global Crossing dan lainnya di tahun 2001. Oleh karena itu pemerintah Amerika Serikat menerbitkan undang-undang yang dapat melindungi stakeholder yaitu Sarbanes-Oxley

(Sarbanes-Oxley Act of 2002, Public Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) atau kadang disingkat SOX atau Sarbox. Sarbaness-Oxley Act

(SOX) diterbitkan untuk memproteksi kepentingan investor dengan cara menciptakan tata kelola perusahaan yang baik, full disclosure, dan akuntabilitas dalam perusahaan. Pasal yang berkatian dengan Internal Control Over Financial Reporting (ICOFR)

adalah 304 dan 404. Pasal 304 mewajibkan manajemen membuat pernyataan dalam laporan keuangan sedangkan pasal 404 mensyaratkan adanya laporan manajemen

tahunan (annual management report) tentang pengendalian intern perusahaan atas pelaporan keuangan dan laporan manajemen tersebut merupakan subjek yang akan diaudit.

SOX mewajibkan perusahaan yang listing di AS untuk membuat dokumentas i pengendalian kunci dan melaporkan kondisi pengendalian internnya secara periodik.

• SOX Section 302 tentang ”Corporate Responsibility for Financial Reports”

menetapkan bahwa pejabat eksekutif perusahaan (CEO & CFO) harus bertanggung jawab secara pribadi terhadap pernyataan prosedur pengendalian, internal control,

dan jaminan atas kecurangan (fraud).

• SOX section 404 tentang “Management Assessment of Internal Controls” mengatur ketentuan yang mewajibkan terselenggaranya audit SOA tahunan yang menunjukkan laporan pengendalian internal (internal control report).

Jadi, selain adanya laporan auditor yang dilampirkan dalam laporan keuangan, juga

terdapat laporan manajemen tentang keefektifan pengendalian intern yang

diimplementasikan dalam perusahaan untuk mendukung reliabilitas laporan keuangan. Aturan pelaksanaannya bagi auditor dam manajemen telah diatur dalam PCAOB

Auditing Standard No. 2 an audit of internal control over financial reporting performed in conjunction with an audit of financial statements dan AS No. 5 an audit of interna l control over financial reporting that is integrated with an audit of financial statements.

SEC dan PCAOB menganjurkan mengunakan kerangka acuan pengendalian interna l COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) dan

untuk pengendalian internal teknologi informasi disarankan menggunakan COBIT (Control Objectives for Information and related Technology), yang dikebangkan oleh ISACA (Information Systems Audit and Control Association) sekarang versi 4.1.

Page 3: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

3

Sarbanes Oxley itu menyajikan beberapa hal penting antara lain:

a. Tanggungjawab Perusahaan, semua yang terafiliasi dalam perusahaan semakin diminta dan diaktifkan seperti Komite Audit, Internal Auditor, pemisahan yang lebih jelas antara audit service dengan non-audit service, dan perluny

Page 4: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

4

persetujuan dan pengungkapan atas semua jasa non-audit. Direktur Utama perusahaan serta Direktur keuangan harus membuat pernyataan bahwa laporan

keuangan yang disajikannya adalah akurat dan tidak menimbulkan salah tafsir dan telah menerapkan sistem pengawasan internal yang sehat dan tidak ada keterkaitan pinjaman mereka kepada perusahaan.

b. Auditor, independensi akuntan publik diperketat lagi dengan kewajiban mempertahan- kan independensi dan membentuk Dewan Pengawas Akuntan Publik serta melarang pemberian jasa non audit diluar jasa perpajakan dan adanya kewajiban untuk menggilir pelaksana dan penanggungjawab audit.

c. Pengungkapan diperluas, manajemen dan auditor setiap tahun harus menilai sistem pengendalian internal. Seperti halnya di industri perbankan maka semua pembiayaan yang bersifat off-balance sheet dan pembiayaan yang bersifat kontingensi harus diungkapkan. Laporan proforma wajib disajikan. Transaksi saham intern harus dilaporkan dalam jangkawa waktu dua hari. Beberapa

informasi tertentu yang dianggap penting harus di laporkan dalam “real time”.

d. Analis, analis saham harus dapat mengungkapkan kemungkinan konflik

kepentingan.

e. SEC, memperluas objek reviewnya terhadap laporan keuangan perusahaan, me- ningkatkan kekuasaan untuk memaksa perusahaan melaksanakan peraturannnya

dan menaikkan biaya hukuman terhadap setiap pelanggaran UU pasar modal.

Semua ketentuan dalam SOX berlaku bagi perusahaan Amerika dan juga perusahaan

Non Amerika. Baik yang mengeluarkan saham atau obligasi di pasar modal Amerika seperti tentu di New Yorks Stock Exchange. Tentu saja UU ini akan berpengaruh juga pada perusahaan Indonesia yang mendaftarkan sahamnya di pasar modal Amerika

seperti PT Telkom, PT Indosat dan sebagainya. Jika hal ini berpengaruh maka sudah otomatis akan mempengaruhi professi akuntan di Tanah Air khususnya yang mengadit

perusahaan yang dipengaruhi oleh Sarbanes Oxley Act itu.

COSO Internal Control Frameworks.

COSO adalah The Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway

Commission (COSO) sebuah inisiatif bersama dari lima organisasi sektor privat yang

terdaftar di bawah ini dan berdedikasi untuk melayani seputar kepemimpinan,

pengembangan rangka kerja (framework) dan panduan pada perusahaan manajemen

resiko, pengendalian internal dan menghalangi penipuan.

Pengendalian internal adalah proses yang dipengaruhi dewan direksi, manajemen dan

personel lainnya, pada suatu entitas, didesain untuk menyediakan penjaminan

Page 5: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

5

bertanggung jawab mengenai pencapaian tujuan hubungannya dengan operasional,

laporan dan pencapaian tujuan.

Konsep fundamental pengendalian internal:

Pemenuhan pencapaian tujuan di satu atau dua kategori-operasi, laporan dan

kepatuhan peraturan

Proses yang mengandung tugas dan aktivitas yang kontinyu-bertujuan pada

suatu akhir, bukan akhir dari proses itu sendiri,

Dipengaruhi oleh orang-bukan melulu tentang kebijakan dan prosedur

manual, sistem dan formulir, tapi juga orang dan tindakan yang dilkaukan di

setiap level organisasi untuk mempengaruhi pengendalian internal.

Mudah untuk menyediakan penjaminan tanggung jawab-tapi bukan

penjaminan mutlak, bagi senior manajemen dan dewan direksi suatu entitas

Mudah menyesuaikan dengan struktur entitas-fleksibel dalam aplikasinya

untuk seluruh entitas atau untuk informasi cabang, divisi, unit operasi atau

proses bisnis.

Ada sebuah hubungan langsung antara tujuan, sesuatu yang diperjuangkan entitas

untuk dicapai, komponen/unsur-unsur, yang menunjukkan apa yang dibutuhkan untuk

meraih tujuan tersebut dan unit operasi, entitas resmi dan struktur lainnya dalam entitas.

Hubungan tersebut dilukiskan dalam bentuk kubus.

· Tiga kategori tujuan ditunjukkan pada kolom

· Lima komponen ditunjukkan oleh baris

· Struktur organisasi yang menunjukkan keseluruhan entitas, divisi, cabang, unit

operasi atau fungsional, termasuk proses bisnis seperti penjualan, pembelian,

produksi dan marketing dan untuk yang berkaitan dengan pengendalian internal,

digambarkan oleh tiga dimensi dari kubus.

Page 6: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

6

Ada 17 prinsip pengendalian internal oleh komponen pengendalian internal seperti

dijabarkan pada Framework COSO 2013:

Control Environment

1. menunjukkan komitmen atas integritas dan nilai etis

2. mengadakan pertanggungjawaban kesalahan

3. menetapkan struktur, wewnang dan tanggung jawab

4. menunjukkan komitmen terhadap kompetensi

5. menyelenggarakan

akuntabilitas Risk Assessment

6. spesifikasi sasaran yang sesuai

7. identifikasi dan analisis resiko

8. menaksir penyelewengan resiko

9. identifikasi dan analisis perubahan yang signifikan

Control Activities

10. memilih dan mengembangkan aktivitas kontrol

Page 7: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

7

11. memilih dan mengembangkan kontrol umum terhadap teknologi

12. menyebarkan kebijakan dan

prosedur Information & Communication

13. menggunakan informasi yang relevan

14. komunikasi internal

15. komunikasi

eksternal Monitoring

16. mengadakan evaluasi terus-menerus dan / atau berkala

17. evaluasi dan defisiensi komunikasi

Komponen Pengendalian Internal

1. Control Environtment / Lingkungan Pengendalian

Merupakan susunan dari standar, proses dan struktur yang menyediakan dasar

untuk terlaksananya pengendalian internal dalam organisasi. Dewan Direksi

dan majajemen senior menetapkannya sebagai sifat paling utama menimbang

pentingnya pengendalian internal dan juga mengharapkan standar perilaku.

Control environtment terdiri dari intergritas dan etika dari organisasi; parameter

memperbolehkan dewan direksi untuk untuk menjalankan kepemimpinannya

mempertanggungjawabkan kesalahan; struktur organisasi dan tugas-tugas bagi

yang berhak dan bertanggung jawab; proses untuk menarik, mengembangkan

dan mempertahankan kompetensi individual; dan ukuran prestasi, insentif dan

hadiah untuk mengarahkan akuntabilitas pada prestasi. Dari control

environtment yang berhasil dapat menembus dampak pada seluruh sistem

pengendalian internal.

2. Risk Assessment / Taksiran Resiko

Setiap entitas menghadapi berbagai resiko dari eksternal maupun interna l.

Resiko dipandang sebagai kemungkinan bahwa suatu kegiatan akan

dilaksanakan tidak dapat memenuhi tujuan. Analisis Resiko berkaitan secara

dinamis dan literatif untuk mengidentifikasi dan menaksir resiko untuk

mencapai tujuan. Resiko untuk mencapai tujuan ini disadari oleh entitas

Page 8: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

8

berkaitan untuk menentukan toleransi resiko. Maka, perkiraan resiko

membentuk dasar untuk menentukan bagaiman resiko itu adan diatur.

3. Control Activities / Aktivitas Pengendalian

Merupakan tindakan penentuan melalui kebijakan dan prosedur yang

membantu menjamin bahwa arahan manajemen untuk mengurangi resiko

dalam pencapaian tujuan itu terlaksana. Control activities diterapkan pada

semua level entitas, di berbagai tingkat dalam proses bisnis dan seluruh

lingkungan teknologi. Mereka dapat mencegah atau mendeteksi secara alami

dan dapat mencakup jangkauan aktivitas manual dan otomatis seperti otorisasi

dan aproval, verivikasi, rekonsiliasi dan review prestasi bisnis. Pemisahan tugas

biasanya dibangun dalam seleksi dan pemngembangan aktivitas pengendalian.

Jika pemisahan tugas tidak diterapkan, manajemen memilih dan

mengembangkan alternatif aktivitas pengendalian.

4. Information and Communication / Informasi dan Komunikasi

Informasi penting untuk entitas melaksanakan tanggungjawab pengendalian

supaya mendukung pencapaian tujuan. Manajemen memperoleh dan

menggunakan informasi berkualitas dan relevan dari tiap pihak eksternal dan

internal untuk mendukung berfungsinya komponen lain dari pengendalian

internal. Komunikasi sifatnya berkelanjutan, berguna dalam proses pelayanan,

diskusi dan menyampaikan informasi penting. Komunikasi internal artinya

informasi disebarkan melalui organisasi, ke atas, ke bawah dan antar entitas. Ini

memungkinkan personal untuk menerima pesan yang jelas dari senior

manajemen yang mengendalikan tanggung jawab harus ditindak serius .

Komunikasi eksternal ada dua, memungkinkan komunikasi timbal balik dari

informasi eksternal yang relevan dan melayani informasi ke pihak eksternal

sebagai balasan kebutuhan dan harapan.

5. Monitoring Activities / Aktivitas Monitoring

Evaluasi berkelanjutan, evaluasi sebagian, atau beberapa kombinasi keduanya

digunakan untuk mengetahui apakah kelima komponen dari pengendalian

internal, termasuk pengendalian pengaruh prinsip dalam setiap komponen,

apakah ada dan berfungsi. Evaluasi berkelanjutan, dibangun menjadi proses

bisnis pada level yangberbeda dari entitas, menyediakan informasi yang aktual.

Evaluasi sebagian, dilaksanakan periodik, akan bervariasi dalam jangkauan dan

frekuensi tergantung taksiran resiko, keefektifan ecaluasi berkelanjutan dan

pertimbangan manajemen lainnya. Penemuan dievaluasi

Page 9: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

9

berdasar kriteria yang ditetapkan pembuat keputusan, mengenali isi pengaturan

standar atau manajemen dan dewan direksi, dan ketidakefisienan

dikomunikasikan pada manajemen dan dewan direksi yang mumpuni.

2. Entity level control (ELC) and transactional level control (TLC).

Ruang lingkup pengendalian terbagi dalam dua level, yaitu entity level

control(pengendalian tingkat entitas) dan activity/transactional level control

(pengendalian tingkataktivitas/transaksi). Perbandingan antara kedua level tersebut

ialah sebagai berikut :

1. Entity level control (ELC)

Kegiatan pengendalian ini umumnya beroperasi pada tingkat perusahaan

ataumanajemen puncak pengambil keputusan strategis. Level ini memilik i

jangkauan ataukewenangan pengendalian yang lebih tinggi dari activity level, dan

bisa mempengaruhikegiatan pada activity level, misalnya kebijakan perusahaan.

Proses identifikasi yang relevan entitas-tingkat kontrol dapat dimula i

denganpemantauan, dan informasi dan komunikasi).diskusi antara auditor dan

karyawan yangsesuai untuk atas pelaporan keuangan (yaitu, lingkungan

pengendalian, penilaian risiko,aktivitas pengendalian,pemantauan, dan informas i

dan komunikasi). Sementara mengevaluasi entitas tingkat kontrol, auditor

mungkin mengidentifikasi kontrol yangmampu mencegah atau mendeteksi salah

saji dalam laporan keuangan. Itu periode-endproses pelaporan keuangan dan

pemantauan manajemen terhadap hasil operasi merupakansumber potensial dari

kontrol tersebut.

Contoh dalam DJP:

Kegiatan pengendalian atas pelaksanaan salah satu program DJP, yaitu “Knowing

YourTax Payer” dimana ini merupakan kebijakan DJP dalam mengintensifkan

penerimaanpajak, sehingga munculnya satu fungsi baru yaitu account

representative.

Pengaruh Entity-Level Controls pada Pengujian Kontrol Lain

Evaluasi auditor entitas tingkat kontrol dapat menghasilkan peningkatan atau

mengurangipengujian bahwa auditor jika tidak mungkin dilakukan pada lain

kontrol. Sebagai contoh,jika auditor telah merancang pendekatan audit dengan

harapan tertentu entitas tingkatkontrol (misalnya, kontrol dalam lingkungan

Page 10: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

10

pengendalian) akan efektif dan merekakontrol tidak efektif, auditor dapat

mengevaluasi kembali merencanakan pendekatan auditdan memutuskan untuk

memperluas prosedur audit nya.

Di sisi lain, evaluasi auditor dari beberapa entitas tingkat kontrol dapatmenghasilkan

pengurangan nya atau pengujian nya kontrol lain, seperti kontrol lebihsesua i

pernyataan yang relevan. Tingkat dimana auditor mungkin dapat

mengurangipengujian kontrol atas pernyataan yang relevan dalam kasus tersebut

tergantungpadapresisi dari entitas-tingkat control.

2. Activity/Transactional Level Control (TLC)

Kegiatan pengendalian pada level ini lebih berhubungan dengan pelaksanaan

prosesbisnis atau transaksi dari bagian dalam suatu organisasi. Level ini memilik i

kewenanganyang lebih rendah dari entity level control, dan dapat dipengaruhi

kebijakan dalam entity level control.

Contoh dalam DJP:

Pemantauan atas kinerja account representative dalam mengintensifkan penerimaan

perpajakan.

3. Siklus dalam desain dan implementasi ICoFR

Page 11: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

11

1. Adjusting financial reporting risk

Tahap pertama dalam siklus IcoFR adalah penyesuaian atau penelaahan terhadap

risiko pelaporan keuangan. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan

mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang mungkin akan timbul dalam pelaporan

keuangan sebuah perusahaan.

2. Adjust & implementat controls

Tahap kedua dalam siklus IcoFR adalah implementasi dan penyesuaian

terhadappengendalian. Dalam tahap ini, pihak manajemen akan melakukan

penyesuaian antararisiko dan pengendaliannya. Dari risiko-risiko yang telah

diidentifikasi oleh pihak manajemen dalam tahap pertama, maka pihak

manajemen akan membuat suatupengendalian yang sesuai dengan risiko yang

telah diidentifikasi. Selanjutnya,pengendalian tersebut akan diterapkan dalam

perusahaan tersebut.

3. Control remediation

Tahap selanjutnya dalam siklus ICoFR adalah pengendalian. Tahap ini juga dapat

dikatakan sebagai tahap monitoring. Pihak manajemen akan melakukan

pengawasan dan pengendalian terhadap pengendalian-pengendalian apa saja yang

telah diterapkan di dalam perusahaan tersebut.

4. Identifikasi & manage changes

Tahap terakhir dalam siklus ICoFR adalah identifikasi perubahan. Setelah

IcoFRditerapkan dalam perusahaan tersebut, maka pihak manajemen akan

mengidentifikasiperubahan-perubahan apa saja yang terjadi. Tahap ini juga dapat

dikatakan sebagaitahapan review.

Desain, implementasi, dan evaluasi pengendalian harus disesuaikan dengan ukurandan

pelaporan risiko perusahaan. Merancang dan memelihara ICFR secara efektif

menjadilebih menantang karena ukuran bisnis dan ruang lingkup kegiatannya

meningkat. Pada saatyang sama, perusahaan-perusahaan yang lebih kecil juga mungkin

menghadapi beberapamasalah kesulitan pengendalian/kontrol. Sebagai contoh, risiko

manajemen dapat lebih besar dalam sebuah organisasi yang lebih kecil di mana

pejabat-pejabat perusahaan memilikiketerlibatan langsung dengan operasi dan dengan

pencatatan transaksi. Selain itu, perusahaankecil mungkin tidak memiliki persone l

yang cukup untuk sepenuhnya melaksanakanpemisahan

Page 12: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

12

tugas di semua proses. Namun demikian, perusahaan publik yang lebih kecilmas ih

harus menerapkan system kontrol yang akan menyediakan keyakinan yang

memadaibahwa laporan keuangan yang disusun sesuai dengan GAAP dan bebas dari

salah saji material.

Internal Control Over Fanancial Reporting & Implementasi

Pengendalian Internal atas Pelaporan Keuangan (Internal Control over Financia l

Reporting – ICoFR) merupakan suatu proses yang dirancang dan dilaksanakan oleh

manajemen perusahaan dalam rangka mencapai keandalan laporan keuangan, efisiens i,

dan efektivitas operasi, serta kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku untuk

memberikan keyakinan yang memadai. Pelaksanaan ICoFR ini diatur dalam SOX

Section 404 yang berjudul “Management Assessment of Internal Control.” Section ini

mengatur bahwasanya manajemen dari perusahaan yang terdaftar di pasar modal

Amerika Serikat (NYSE) wajib melakukan pelaporan atas efektivitas ICoFR serta

wajib menyertakan atestasi auditor pula atas efektivitas ICoFR – nya.

SOX 404 mengharuskan manajemen membuat pernyataan mengenai tanggung

jawabnya terhadap pengendalian internal dan pelaporan keuangan ICoFR yang dibuat

oleh pelakunya. Diikuti dengan management assessment atas efektivitas pengendalian

internal yang telah dilakukannya dengan membuat pengujian – pengujian. Selanjutnya

adapula auditor eksternal yang diminta untuk melakukan atestasi atas management

assessment tersebut untuk menjamin keefektifan pengendalian internalnya. Seksi ini

secara terperinci diatur di dalam PCAOB Auditing Standard No. 5 yang berjudul An

Audit of Internal ControlOver Financial Reproting That is Integrated with An Audit of

Financial Statements.

ICoFR bertujuan untuk memastikan pencatatan yang terperinci, akurat, dan wajar atas

transaksi dan pengelolaan transaksi perusahaan. Tujuan ini selanjutnya akan

memberikan keyakinan yang memadai bahwa transaksi telah dicatat dengan benar

prinsip akuntansi yang berlaku umum serta keyakinan yang memadai akan upaya

pencegahan atau identifikasi perolehan, penggunaan, atau pengelolaan aset perusahaan

tanpa otorisasi yang berdampak material atas laporan keuangan.

ICoFR tidak dapat menjanjikan bahwa perusahaan akan mutlak tidak akan mengalami

kesalahan dalam penyajian laporan keuangannya yang bebas dari salah saji material

yang merupakan tujuan pengendalian secara tepat waktu oleh manajemen. Desain dan

Page 13: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

13

pelaksanaan yang secermat apapun tidak mampu meniadakan kesalahan – kesalahan

yang akan terjadi. Keterbatasan ICoFR akan tetap ada karena dala pelaksanaannya

ICoFR merupakan suatu proses yang sangat melibatkan campur tangan manusia yang

rentan terhadap kecurangan atau kesalahan. ICoFR hanya dapat meminimalkan itu

semua. Oleh karena itu, terdapat konsep yang disebut dengan “keyakinan yang

memadai”.

Dalam rangka mewujudkan pengendalian internal yang efektif, sesuai dengan

rekomendasi US SEC, perusahaan harus menggunakan dan mengacu pada suatu

kerangka dasar pengendalian internal yang telah diakui secara global sebagai best

practice untuk menjamin efektivitasnya.

Implementasi ICoFR pada PT Indonesia Power

Indonesia Power melakukan evaluasi atau penilaian atas efektivitas pengendalian

internal pada tingkat korporat maupun tingkat operasional/aktivitas dengan

menerapkan dan memelihara sistem pengendalian internal dan prosedur pelaporan

keuangan yang memadai sesuai ketentuan yang berlaku. Kebijakan Sistem

Pengendalian Internal yang digunakan adalah Internal Control Over Financia l

Reporting (ICoFR)

Internal Control over Financial Reporting (ICoFR) ICoFR (Internal Control over

Financial Reporting) merupakan proses yang didesain oleh, atau di bawah pengawasan

pimpinan Perusahaan untuk memberikan keyakinan yang memadai terkait dengan:

1. Keandalan pelaporan keuangan

2. Penyusunan laporan keuangan untuk pihak luar sesuai dengan pedoman yang

berlaku ICoFR berhubungan dengan pengelolaan risiko pelaporan keuangan,

akan tetapi inisasi transaksi dan penyebab risiko terletak di banyak fungsi non

keuangan.

Dengan demikian, kekuatan pengendalian laporan keuangan sangat tergantung pada

pengelolaan pengendalian pada proses-proses tersebut di fungsi non keuangan, antara

lain pada proses pengelolaan pembangkit dan jasa O & M, proses pengadaan barang

dan jasa serta proses pendukung lainnya.

Page 14: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

14

Indonesia Power telah mengeluarkan Keputusan Direksi No. 124.K/020/IP/2014

tanggal 24 Juli 2014 tentang kebijakan Implementasi Pengendalian Internal atas

Pelaporan Keuangan/ICoFR yang meliputi pengendalian tingkat transaksional dan

berlaku di seluruh Unit Bisnis dan Kantor Pusat Indonesia Power.

Pada kegiatan audit tahun 2014-2015, obyek audit di unit telah meliputi laporan

implementasi ICoFR termasuk CSA.

Indonesia Power telah menetapkan implementasi ICoFR meliputi pengendalian tingkat

transaksional yang terdiri dari: segmen biaya operasi, segmen aktiva tetap, segmen

persediaan dan segmen pelaporan keuangan. Melalui penerapan ICoFR, diharapkan

Indonesia Power dapat mencapai sasaran sebagai berikut:

1. Memperbaiki / menyempurnakan proses bisnis

2. Meningkatkan data dan informasi operasional

3. Mencegah terjadinya fraud

4. Menumbuhkan budaya peduli terhadap resiko dan Kontrol

5. Meningkatkan kualitas proses pengambilan keputusan

6. Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan

7. Mengurangi jurnal – jurnal penyesuaian (adjustment)

8. Mencegah salah saji material dalam pelaporan keuangan

Adapun tahapan implementasi ICoFR Indonesia Power ditetapkan sebagai

berikut:

1. 2012 – 2013 : Penyusunan Rancangan Pengendalian ICoFR

2. 2014 : Penyusunan Rancangan Pengendalian ICoFR

3. 2015 – 2016 : Optimasi Implementasi Rancangan Pengendalian ICoFR;

Pengembangan Ruang Lingkup dan Segmen

4. 2017 : Rancangan Pengendalian ICoFR terintegrasi dengan struktur

organisasi

Transactional Level Control

Indonesia Power telah menetapkan implementasi ICoFR meliputi pengendalian tingkat

transaksional yang terdiri dari: segmen biaya operasi, segmen aktiva tetap, segmen

persediaan dan segmen pelaporan keuangan.

Page 15: SI-PI,Ranti Pusriana,Hapzi Ali,INTERNAL CONTROL OVER FINANCIAL REPORTING (ICoFR),Universitas Mercubuana, 2017

15

Referensi

1. Hapzi, Ali .2017. Modul Perkuliahan Sistem Informasi dan Pengendalian Internal.

Jakarta.

2. http://yohanapremavari.blogspot.co.id/2017/06/internal-control-over-

financial.html

3. https://medium.com/@khristdamay/siklus-proses-bisnis-mendukung-buku-besar-

general-ledger-dan-siklus-pelaporan-serta-aba8ac47c50a

4. http://wandaanindita.blogspot.co.id/2014/01/extensible-business-reporting-

language.html

5. https://www.researchgate.net/publication/280172414_Internal_control_over_fina

ncial_reporting_opportunities_using_the_COBIT_framework