Upload
scott-bernat
View
385
Download
2
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Jurnal Antiterorisme The Guardian Musim Gugur 2011 | Vol 13, Edisi 3
Para Pembaca Guardian,
Kami telah melewati jalan yang cukup panjang dalam memerangi terorisme sejak terjadinya
peristiwa serangan 9/11. Kami juga telah membawa pertempuran ini langsung ke hadapan
musuh-musuh di luar negeri, menggiring mereka keluar dari tempat persembunyian mereka
nyaris di mana pun mereka berada, dan pada saat yang bersamaan menekan rasio rentannya
berjuta-juta personel militer kami beserta keluarga mereka terhadap berbagai bentuk serangan
teroris. Terorisme, sebagai sebuah filosofi dan taktik, kian menjadi sebuah pilihan hidup yang
amat tidak bijaksana bagi para kaum ekstrimis, dan adalah tekad kami untuk tetap
menjadikannya demikian.
Di dalam negeri, Department of Defense/DOD (Departemen Pertahanan) terus memberi dukungan krusial
kepada para mitra lintas agensi kami, khususnya Departemen Keamanan Dalam Negeri serta komunitas intelijen
pada umumnya. Bersama-sama kami telah membuat negara kami menjadi lebih aman, namun tetap saja ada
pekerjaan lain yang harus diselesaikan. Kami masih memiliki beberapa tantangan penting yang perlu diatasi, seperti
pengendalian wilayah perbatasan, keamanan transportasi, serta kesiapan dan tindakan dalam situasi darurat, selain
juga kemampuan untuk mengambil berbagai keputusan pelik seputar manajemen risiko dalam batasan anggaran
yang semakin ketat. Khusus untuk DOD, kami tetap harus melanjutkan segala upaya untuk menangkal berbagai
bahaya akibat ancaman yang berasal dari dalam, serta memahami konsep bahwa Force Protection/FP (Perlindungan
Satuan) ternyata membutuhkan lebih dari sekadar meningkatkan jumlah penjaga, senapan, maupun peluru di
sepanjang garis pertahanan belaka.
Seperti biasanya, The Guardian Antiterrorism Journal menyajikan pandangan yang lebih luas mengenai beberapa
tantangan yang dihadapi oleh komunitas AT (Antiterrorism/Anti Terorisme)/FT (Force Protection/Perlindungan
Kekuatan):
• Dalam Force Protection Detachment Indonesia: Setting the Standard for Security in the Ring of Fire, sang
penulis, seorang agen Naval Criminal Investigative Service/NCIS (Dinas Penyelidikan Kriminal Angkatan Laut)
Amerika Serikat, memaparkan pelajaran-pelajaran yang ia dapatkan ketika memimpin upaya FP di salah satu
kawasan labil di dunia.
• Dalam Intelligence Preparation of the Garrison Environment, sang penulis memperlihatkan bagaimana
mengaplikasikan metodologi Intelligence Preparation of the Battlefield / IPB (Persiapan Intelijen Pada Medan
Tempur) guna merencanakan AT.
• Active Shooter Lessons Learned from the 2011 Norway Attack memberikan analisa lugas mengenai peristiwa
penyerangan terburuk dalam sejarah yang dilakukan oleh seorang pelaku tunggal bersenjata, serta menilik
apakah ada pelajaran konkret yang bisa dipetik dari musibah tersebut.
• Persoalan ini juga membahas Terrorist Use of Body Packing (Peggunaan Kemasan Tubuh oleh Teroris) sebagai
sebuah cara untuk mengelabui personel keamanan penerbangan serta Terrorist Use of Symbolic Dates
(Penggunaan Tanggal-tanggal Simbolis oleh Teroris) untuk mendayagunakan tanggal-tanggal penting tertentu
dalam melakukan penyerangan. Penulis What Is Geotagging? membahas adanya titik rawan baru yang timbul
karena aktivitas pengunggahan foto digital melalui jaringan internet.
Berkat pengabdian Anda, kekhawatiran akan aksi terorisme di Amerika Serikat saat ini bisa jadi tidak separah yang
dirasakan pada tahun 2001, walau begitu, ancaman tersebut sepertinya tidak akan lenyap begitu saja dalam waktu
dekat ini. Seperti yang telah dikatakan secara begitu akurat oleh direktur CIA yang baru, David Petraeus, “Kami harus
siap… menjalani semua ini untuk jangka panjang.” Sebagai insan AT/FP profesional, kami senantiasa memberikan
kontribusi kami, tidak hanya dalam menghalau atau menekan berbagai jenis ancaman di masa mendatang melalui
pelaksanaan program-program AT yang tangguh dan intelek, namun juga dengan berbagi semua pelajaran yang dapat
dipetik dari berbagai jurnal dan tabloid berita seperti jurnal kami ini.
Respon dari Anda sangat kami tunggu.
JEFF W. MATHIS Mayor
Jenderal, AS
Deputi Direktur Antiterorisme/Keamanan Dalam Negeri
3 THE GUARDIAN • MUSIM GUGUR 2011
DETASEMEN PENGAMANAN SATUAN INDONESIA
Kevin Aurell dari Wikipedia berbahasa Indonesia
Menetapkan Standar Keamanan di Wilayah “Lingkaran Api”
Oleh Scott M. Bernat
FPD Indonesia telah menyongsong dan melampaui tantangan yang ada, dan berhasil menetapkan
standar bagi program keamanan di wilayah Asia Pasifik
Force Protection Detachment (FPD)/Detasemen Pengamanan
Satuan Indonesia, yang berada di bawah komando U.S. Naval
Criminal Investigative Service (NCIS)/Badan Penyelidikan
Kriminal Angkatan Laut A.S., menjadi lini depan pertahanan
bagi semua kekuatan DOD yang tengah berkunjung dan
mengadakan latihan di Indonesia. Terletak di wilayah yang
disebut “Lingkaran Api” Pasifik karena banyaknya jumlah
gunung berapi aktif serta tingginya frekuensi gempa bumi di
daerah tersebut, Indonesia terdiri atas 17.500 pulau dengan
populasi yang hampir mencapai 240 juta jiwa, menjadikan
negara tersebut sebagai negara terpadat nomor empat di dunia1.
Di Indonesia, Islam menjadi agama mayoritas. Semboyan
negara, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”, begitu mencerminkan
kemajemukan suku bangsa, bahasa, dan karakter kebudayaan
yang dimiliki Indonesia. Dinamisnya berbagai aspek geografis
dan demografis negara tersebut, mencakup ancaman nyata aksi
terorisme, kemungkinan terjadinya berbagai bencana alam,
dilema seputar keutuhan masyarakat, serta kemelut publik,
memberikan tantangan signifikan tersendiri bagi keselamatan
dan keamanan para personel DOD yang tengah transit. FPD
Indonesia telah menyongsong dan melampaui tantangan ini dan
berhasil menetapkan standar bagi program keamanan di wilayah Asia
Pasifik.
Titik Awal
Serangan teroris yang menimpa kapal USS COLE
(DDG-67) di Pelabuhan Aden, Yaman, pada tanggal 12
Oktober 2000 memprakarsai kebutuhan akan adanya
dukungan keamanan yang lebih baik bagi para personel
dan aset DOD yang tengah transit di lokasi-lokasi
mancanegara tanpa adanya personel keamanan DOD
permanen. Komisi USS COLE yang diserahi tugasuntuk
menyelidiki berbagai penyebab yang berbuntut aksi
penyerangan tersebut, telah menggarisbawahi kebutuhan
ini, sehingga dimulailah program FPD secara
keseluruhan. Misi utama FPD adalah untuk mendeteksi
dan memberi peringatan akan adanya ancaman bagi
personel dan sumber daya DOD, selain juga bertindak
sebagai kekuatan pengganda FP untuk Tim Negara
Kedutaan Besar Amerika di masing-masing lokasi kerja
mereka di luar negeri.
THE GUARDIAN • MUSIM GUGUR 2011 4
NEGARA TERPADAT KEEMPAT. Berada dalam
wilayah yang disebut “Lingkaran Api” karena
banyaknya gunung berapi aktif dan tingginya frekuensi
gempa bumi, Indonesia terdiri dari 17.500 pulau
dengan populasi yang hampir mencapai 240 juta jiwa.
Peran ini termasuk bekerja sama dengan personel keamanan
negara tuan rumah guna menciptakan mekanisme peringatan
dan pengamanan terhadap ancaman. Misi-misi FPD lainnya
meliputi dukungan kontraintelijen dan layanan FP kepada para
tim negara, kriminal dan reaksi penyelidikan kontraterorisme,
dan kemampuan maju ke garis depan dalam situasi krisis
dan/atau darurat.2 Saat ini ada sekitar 38 buah kantor FPD di
seluruh dunia, dengan rencana membuka kantor-kantor
tambahan lainnya.
FPD Indonesia
FPD Indonesia yang berlokasi di gedung Kedutaan Besar
Amerika di Jakarta mulai beroperasi penuh pada tahun 2009.
Sebagai komponen dari Kantor Lapangan NCIS Singapura, para
personel FPD terdiri dari seorang Agen Kepala NCIS, seorang
Agen Khusus Angkatan Darat A.S., dan seorang staf Asisten
Manajemen Kantor. Dengan berkoordinasi erat dengan Kantor
Keamanan Regional (Regional Security Office/RSO) Kedutaan
Besar Amerika, Kantor Atase Pertahanan (Defense Attaché
Office/DAO), serta Kantor Kerjasama Pertahanan (Office of
Defense Cooperation/ODC), FPD merupakan pihak yang
berwenang dalam mengembangkan, mengoordinasikan, serta
mengawasi arus informasi FP dan keamanan untuk sekitar 140
perhelatan per tahunnya, termasuk latihan militer, lawatan
pesawat dan kapal, kunjungan para kepala staf dan perwira
tinggi Amerika, serta berbagai perhelatan lainnya. Keseluruhan
fungsi ini tidak hanya mendukung segala kepentingan Amerika,
namun juga meningkatkan keamanan segenap masyarakat
Indonesia dan internasional secara signifikan. Melalui kerja
sama erat dan bantuan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
dan juga Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri),
aktivitas FPD Indonesia menaruh fokus pada kewaspadaan dan
penekanan ancaman, keamanan fisik, penilaian risiko dan studi
kelemahan, kesiapan darurat, perencanaan dan pengerahan aksi
krisis, perlindungan personel eksekutif, serta penyelidikan.
Misi utama FPD adalah untuk mendeteksi dan memberi peringatan akan adanya ancaman terhadap personel dan sumber daya DOD yang tengah transit, selain juga bertindak sebagai sebuah kekuatan pengganda FP untuk Tim Negara Kedutaan Besar Amerika di masing-masing lokasi kerja mereka di luar negeri.
FPD juga didukung oleh para personel dan tim spesialis FP
dari NCIS, Kantor Investigasi Khusus Angkatan Udara
Amerika (U.S. Air Force Office of Special
Investigations/AFOSI), dan Korps Marinir Amerika (U.S.
Marine Corps/USMC) saat dibutuhkan sebagai suatu
komponen angkatan bersenjata.
Kunci Keberhasilan: Informasi
Kunci untuk menjaga agar personel dan aset tetap selamat
dan aman adalah dengan memastikan agar informasi
mengenai ancaman selalu terbaru dan disebarluaskan tepat
wakt. Kordinasi, kerja sama, dukungan sesama, serta berbagi
informasi sangatlah krusial untuk mengidentifikasi dan
menekan ancaman. FPD mewujudkan ini dengan memadukan dan
menggunakan semua sumber daya yang ada, termasuk yang terkait
dengan kedutaan besar Amerika dan kedutaan besar asing lainnya,
pihak TNI dan Polri, relasi komunitas ekspatriat dan bisnis, dan
relasi profesional lainnya, termasuk juga perusahaan keamanan
sektor komersial dan swasta yang berada di wilayah Indonesia dan
regional. Membangun relasi dan pertalian melalui hubungan dan
jaringan sangatlah krusial dalam pengembangan sebuah program
pengamanan yang baik dan menyeluruh.
Bekerja sama erat dan ooperation and bahu-membahu dengan
RSO Kedutaan Besar Amerika, para personel FPD merupakan
peserta aktif dalam Konsulat Penasihat Keamanan Luar Negeri
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (U.S. Department of
State Overseas Security Advisory Council/OSAC)3,selain juga
sebagai kontributor artikel rutin mengenai ketentuan keselamatan
dan keamanan untuk majalah Kamar Dagang Amerika di Indonesia,
The Executive Exchange.4 Selain itu, para personel FPD adalah
anggota Grup Keamanan dan Krisis Asia/Asia Crisis and Security
Group5 dan ASIS International6, yang merupakan organisasi yang
mendedikasikan diri untuk memajukan bantuan dan kerja sama
keamanan. Interaksi dan keterlibatan ini di dalam segenap
komunitas keamanan tidak hanya menjadikan FPD sebagai sebuah
mitra keamanan, namun juga secara dramatis memperluas otoritas
lembaga tersebut untuk memperoleh informasi krusial melalui
sebuah jaringan relasi ekstensif dan menyeluruh.
Komando Pasifik A.S. (The U.S. Pacific Command/PACOM),
Pusat Peringatan Ancaman Ganda NCIS (NCIS Multiple Threat
Alert Center), serta layanan pusat informasi komponen satuan
lainnya memainkan peranan penting dalam proses ini dengan
mengumpulkan, menganalisa, serta menyebarluaskan informasi
yang didapat dari FPD, sehingga mewujudkan penyebarluasan
penilaian ancaman wilayah serta layanan indikasi dan peringatan
akan potensi ancaman bagi para personel DOD yang tengah transit.
5 THE GUARDIAN • MUSIM GUGUR 2011
BANDUNG, INDONESIA (25 Maret 2009) Serma William Smith, Angkatan Darat Amerika, Sersan Mayor Operasional Pasifik, tampak tengah
berbicara di depan para siswa Kursus Pimpinan Panglima Perang Tentara Nasional Indonesia-Angkatan Darat (TNI-AD) beberapa saat setelah
Inspeksi Komandan mereka. Para instruktur dari Sekolah Bintara dan para bintara Indonesia yang dilatih oleh USARPAC dalam kemampuan
teknis, taktik, dan prosedur Angkatan Darat. (Photo Credit: SSG Joann Moravac, USARPAC PAO)
Informasi keamanan relevan yang dihasilkan dari aktivitas FPD akan
digunakan oleh para personel yang tengah transit untuk mengembangkan
rencana aksi krisis yang tepat dan disesuaikan dengan lingkungan
operasional saat itu.
Penilaian Kerawanan
Para anggota tim FPD, maupun personel keamanan AFOSI, NCIS,
USA, dan USMC lainnya yang ditugaskan sementara untuk mendukung
perhelatan dan misi tertentu secara langsung, serta bekerja sama dan
berkoordinasi dengan TNI, Polri dan lembaga sektor swasta lainnya,
secara rutin melakukan penilaian keamanan pada pelabuhan, lapangan
terbang, rute perjalanan, areal latihan, hotel, lokasi penginapan, dan
berbagai fasilitas pendukung lainnya guna mengindentifikasi dan pada
akhirnya meminimalkan potensi kerawanan. Para anggota Tim Pelatihan
Keamanan, Bantuan, dan Penilaian NCIS (NCIS Security Training,
Assistance, and Assessment Team/STAAT) NCIS Security Training,
Assistance, and Assessment juga memiliki peranan vital dalam proses ini.
Proses penilaian yang mereka lakukan melalui kerjasama dengan FPD
pada sejumlah pelabuhan dan lapangan terbang menjadi kunci dalam
pengembangan rencana-rencana FP bagi kapal dan pesawat yang tengah
berkunjung. Kerawanan yang teridentifikasi beserta tindakan-tindakan
pencegahan yang diajukan, bila dikaitkan dengan pengadaan pengamanan
terpadu untuk suatu perhelatan tertentu, seringkali diinformasikan kepada
pemerintah Indonesia dan/atau personel keamanan sektor swasta,
untuk lebih memperbaiki kerjasama tim dan meningkatkan
keselamatan dan keamanan bagi semua orang.
Membangun Kemampuan
Program Kerja Sama Keamanan Mandala PACOM (The
PACOM Theater Security Cooperation Program) adalah sebuah
komponen vital dalam misi FPD di Indonesia. Melalui pelaksanaan
berbagai program pelatihan keamanan dan seminar, FPD ikut
membantu dalam membangun kemampuan keamanan TNI dan
Polri. Acara-acara pelatihan signifikan yang melibatkan FPD telah
mencakup pelatihan pengamanan bagi Pasukan Pengamanan
Presiden (PASPAMRES), pelatihan teknis dan keselamatan bagi
Polda Bali, penyelidikan pasca ledakan dan pelatihan manajemen
tempat kejadian perkara bagi unit kontraterorisme dan divisi
forensik Detasemen 88 Polri, serta pelatihan pengamanan personel
Polri yang ditugaskan untuk mengamankan pelabuhan-pelabuhan
internasional di Indonesia.
THE GUARDIAN • MUSIM GUGUR 2011 6
Pihak penyelenggara kursus dan instruktur yang terlibat
termasuk para pakar bidang khusus dari FBI, RSO Kedutaan Besar
Amerika, NCIS STAAT, Pasukan Penjaga Pantai A.S. (The U.S.
Coast Guard/USCG), Gugus Tugas Lintas Agensi Gabungan
Wilayah Barat (Joint Inter-Agency Task Force West), serta Kantor
Sheriff Wilayah Los Angeles (Los Angeles County (CA) Sheriff’s
Department).
Acara-acara ini secara signifikan telah memberi kontribusi
terhadap pemahaman umum mengenai kemampuan dan batasan para
personel keamanan Indonesia – sebuah informasi yang begitu
penting dalam mewujudkan rencana-rencana FP yang saling
mendukung. Melalui upaya gabungan dari FPD, NCIS, RSO, serta
USCG, berbagai peralatan pengamanan dan penegakkan hukum juga
telah disumbangkan kepada pemerintah Indonesia, yang secara
efektif meningkatkan kemampuan dan keahlian para personel
keamanan. Peralatan ini meliputi kelengkapan penyelidikan tempat
kejadian perkara, perangkat pengendali titik masuk dan pencarian,
peralatan pengisolasian wilayah pelabuhan, selimut penahan ledakan
bom, serta perlengkapan pelindung latihan bagi perwira polisi.
Sumbangan peralatan ini serta demonstrasi penggunaan masing-
masing merupakan bagian dari sebuah rencana perbaikan keamanan
infrastruktur vital dan pelabuhan Indonesia untuk lokasi-lokasi yang
dikunjungi atau digunakan oleh para personel DOD yang tengah
transit.
Melalui upaya penghubung yang efektif, keterlibatan secara
menyeluruh, serta program-program yang saling
mendukung, FPD Indonesia telah menetapkan standar bagi
program keamanan di wilayah Asia Pasifik.
Terlibat Secara Operasional
FPD secara rutin memberikan dukungan langsung pada berbagai
kapal, pesawat, dan personel militer Amerika yang tengah
berkunjung ke Indonesia, dan bertindak sebagai lini depan PACOM
dalam mendeteksi dan menyediakan peringatan akan adanya
ancaman. Dengan lebih dari 140 perhelatan dan kunjungan militer
setiap tahun, FPD terlibat secara aktif bersama TNI dan Polri untuk
mengembangkan konsep FP, keamanan, dan rencana aksi krisis
yang menyeluruh. Perhelatan utama PACOM yang juga didukung
oleh FPD termasuk Kerja Sama dan Pelatihan Kelaikan Laut, Perisai
Garuda, serta Kemitraaan Pasifik, yang kesemuanya merupakan
acara-acara yang didesain untuk memperbaiki kemampuan lintas
operasional, kesiapan, serta kerja sama antara pihak militer
Indonesia dan A.S. Selain itu, peristiwa pengeboman dua hotel
papan atas di Jakarta oleh para teroris pada bulan Juli 2009, serta
bencana gempa bumi yang melanda Padang pada bulan September
2009 dan serangkaian operasi penanganan bencana/bantuan
kemanusiaan (HA/DR) yang menyusul kedua peristiwa tersebut
memperlihatkan kemampuan FPD untuk maju ke garis depan guna
memberikan dukungan penyelidikan dan keamanan secara langsung
dan menyeluruh.
Setelah peristiwa serangan bom bunuh diri oleh teroris di hotel JW
Marriott dan Ritz Carlton di kawasan Kuningan Jakarta pada tanggal
17 Juli 2009 yang nyaris terjadi bersamaan, FPD yang berkoordinasi
dengan DAO Kedutaan Besar Amerika, ODC, dan RSO ikut
membantu dalam upaya mengecek keberadaan seluruh personel DOD
beserta aset-aset terkait. FPD juga mewawancarai para personel
militer dan karyawan pemerintah A.S. lainnya yang saat itu berada
di kedua hotel tersebut ketika pengeboman terjadi, guna
memperoleh informasi secepatnya yang dapat ditindaklanjuti untuk
membantu mengindentifikasi para teroris dan metode penyerangan
yang digunakan.
Sebagai respons terhadap bencana gempa bumi Padang, FPD
yang berkoordinasi langsung dengan DAO dan RSO Kedutaan
Besar Amerika, memimpin sebuah tim personel keamanan
profesional yang terdiri dari unsur AFOSI, NCIS, dan USA menuju
lokasi gempa sebagai dukungan langsung terhadap upaya HA/DR
pemerintah dan militer Amerika. Dukungan ini meliputi upaya
koordinasi dan bantuan kepada TNI, Polri, dan organisasi
nonpemerintahan, selain juga melakukan survey kelemahan di lokasi
tersebut, yang digunakan dalam membangun dan menyesuaikan
rencana keselamatan dan keamanan. Segala insiden mencurigakan
yang terjadi langsung diselidiki dan ditangani oleh tim tersebut.
Upaya menyeluruh yang dilakukan FPD tersebut memastikan
diterimanya informasi secara tepat waktu dan akurat oleh Kedutaan
Besar Amerika dan para pengawas militer A.S. yang bertanggung
jawab untuk menjamin keselamatan dan keamanan para personel
HA/DR yang diterjunkan di lokasi.
Contoh lain dari dukungnan langsung yang diberikan FPD dapat
dilihat saat latihan penanganan bencana Kemitraan Pasifik PACOM
yang dilangsungkan di seluruh wilayah propinsi Maluku Utara pada
musim panas 2010. Bagian utama dalam latihan ini adalah kapal
rumah sakit USNS MERCY (T-AH 19), yang memerlukan koordinasi
ketat dari TNI dan Polri untuk menyediakan dukungan keamanan.
FPD bekerja sama dengan NCIS juga melakukan serangkaian
penilaian keamanan di sejumlah pelabuhan dan zona pendaratan
helikopter, selain juga bantuan medis, gigi, kedokteran hewan, dan
teknis, serta proyek pelayanan masyarakat di seluruh kepulauan
propinsi Maluku Utara. Langkah-langkah penilaian ini digunakan
untuk membangun dan menetapkan rencana keamanan dan aksi krisis
yang berbobot, selain juga untuk memastikan agar para pengambil
keputusan tetap mengetahui kondisi keamanan di lingkungan mereka,
sehingga keadaan keamanan yang semestinya dapat terus
dipertahankan.
Pengamanan Tamu-Tamu Penting
FPD, bekerja sama dengan DAO dan RSO Kedutaan Besar Amerika,
mengoordinasikan dan memberikan bantuan dan dukungan FP terhadap
Operasi Personel Pengamanan yang melibatkan para kepala staf dan
perwira tinggi resmi yang tengah melakukan kunjungan ke Indonesia.
Untuk mendukung misi ini, FPD secara rutin melakukan survey
kelemahan rute dan penilaian keamanan seputar hotel, rumah sakit, dan
lokasi pertemuan terkait untuk membantu para personel pengamanan
dalam merancang sebuah rencana keamanan yang menyeluruh.
Terkadang, para personel FPD akan mendampingi para personel
pengamanan sebagai pakar keamanan di negara tujuan.
Sebagai persiapan untuk kunjungan Presiden Obama ke Indonesia pada
bulan November 2010, FPD mendayagunakan personel NCIS STAAT
untuk melakukan pelatihan pengamanan eksekutif bagi PASPAMPRES,
yang meningkatkan kemampuan lintas operasional pasukan tersebut dan
memperkuat hubungan keamanan strategis dengan Kedutaan Besar
Amerika. FPD juga menyediakan dukungan bagi Kantor Militer Gedung
Putih dan elemen garis depan Panglima Komando Garis Depan Armada
Ketujuh.
7 THE GUARDIAN • MUSIM GUGUR 2011
Dukungan ini termasuk melakukan survey sejumlah penginapan,
rute, dan kelemahan lokasi; upaya menyerentakan dan
memfasilitasi personel pengamanan dari sektor swasta; serta
pengadaan laporan dan instruksi situasional, yang kesemuanya
berperan serta dalam mewujudkan kunjungan kepresidenan yang
aman dan sukses.
Menunjukkan Jalannya
Melalui upaya penghubung yang efektif, keterlibatan secara
menyeluruh, serta program-program yang saling mendukung, FPD
Indonesia telah menetapkan standar bagi program keamanan di
wilayah Asia Pasifik. Keefektifan FPD sebagai sebuah kekuatan
pengganda FP di Indonesia telah terdokumentasikan dengan baik.
Semua ini merupakan hasil nyata dari kerja sama dan koordinasi
erat yang dicapai bersama RSO Kedutaan Besar Amerika, Perwira
Pertahanan Senior/Atase Pertahanan, ODC, serta pihak militer dan
kepolisian Republik Indonesia. Keselamatan dan keamanan
seluruh personel kami yang tengah transit bergantung padanya.
Catatan: Artikel ini merupakan lanjutan dari “FPD Thailand
Menunjukkan Jalannya,” U.S. Naval Institute Proceedings,
February 2008.
Scott M. Bernat adalah Agen Berwenang Setempat dan
Kepala Keamanan MiliterKedutaan Besar Amerika, Jakarta,
Detasemen Pengamanan Satuan Indonesia (Force Protection
Detachment/FPD. Sejak dibentuk, FPD Indonesia telah
menerima beberapa penghargaan U.S. Department of State
Meritorious Honor Award atas keberhasilannya membentuk
dan mengintegrasikan program FP yang efektif dan dukungan
keamanan bagi operasi HA/DR, selain juga meraih pujian dari
White House Military Office atas kegemilangannya
mewujudkan dukungan keamanan bagi perjalanan Presiden
A.S..
1 Indonesia. Wikipedia. Available at http://en.wikipedia.org/
wiki/Indonesia
2 Department of Defense. Force Protection Detachment Joint
Standard Operating Procedures. September 2008.
3 U.S. Department of State Bureau of Diplomatic Security.
OSAC [Overseas Security Advisory Council]. Tersedia di
http://www.osac.gov
4 American Chamber of Commerce in Indonesia. Tersedia di
http://www.amcham.or.id
5 Asia Crisis and Security Group. Available at http://www.
acsgroup.org
6 ASIS International. Tersedia di http://www.asisonline.org