zeni konsep dasar keperawatan gigi - JKG Bandung 24 sept 2011.ppt

DENTAL HYGIENE / DENTAL HYGIENE CARE IS: “THE SCIENCE AND PRACTICE OF THE

PREVENTION OF ORAL DISEASES “ALL INTEGRATED PREVENTIVE AND

TREATMENT SERVICES ADMINISTERED TO A PATIENT BY A DENTAL HYGIENIST “

ILMU DAN PRAKTEK PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT YANG DIKUASAI & DILAKSANAKAN OLEH SEORANG DENTAL HYGIENIST

ORAL HYGIENE “ PROCEDURES FOR PRESERVATION OF HEALTH

OF THE ORAL CAVITY : PERSONAL MAINTENANCE OF CLEANLINESS AND OTHER MEASURES RECOMMENDED BY DENTAL PROFESSIONAL”

PERILAKU/TATA CARA PEMELIHARAAN KESEHATAN RONGGA MULUT = PERILAKU PELIHARA DIRI UNTUK MEMELIHARA KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT SESUAI YANG DIANJURKAN OLEH PROFESI KESEHATAN GIGI”

DENTAL HYGIENIST : A dental hygienist is a health professional and

is graduated from an accredited school of dental hygiene, who, through clinical services, education, consultative planning and evaluation endeavors, seeks to prevent oral diseases, provides treatment for existing disease, and assists people in maintaining an optimum level of oral health.

Dental hygienists are health professionals whose primary concern is the promotion of total health through the prevention of disease (IFDH, 2008)

DENTAL HYGIENIST ADALAH: SESEORANG YANG TELAH LULUS DARI PENDIDIKAN DENTAL

HYGIENE YANG TERAKREDITASI YANG MELAKSANAKAN PELAYANAN KLINIS, PENDIDIKAN DAN KONSULTASI, MEMBERIKAN LAYANAN PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI & MULUT, MENYEDIAKAN PERAWATAN TERTENTU, MEMBANTU MASYARAKAT DALAM UPAYA PELIHARA DIRI KESEHATAN GIGI DAN MULUT

FOKUS UTAMA DENTAL HYGIENIST ADALAH MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN GIGI & MULUT PASIEN & MASYARAKAT MELALUI UPAYA PENCEGAHAN TERJADINYA PENYAKIT GIGI & MULUT

Examining and charting the condition of the teeth, gingivae or supporting structures

Oral prophylaxis Application of preventive agents to teeth,

gingivae or supporting structures to prevent caries and/or periodontal disease

Giving instructions, information and education on oral hygiene to various target groups

Carrying out epidemiological research regarding oral health

MELAKUKAN PEMERIKSAAN KONDISI GIGI, GINGIVA DAN JARINGAN PENDUKUNG GIGI

TINDAKAN ORAL PROPHYLAXIS MEMBERIKAN PERAWATAN PREVENTIF

(SKALING, PIT&FISSURE SEALANT, TOPICAL APLIKASI FLUOR DLL)

MEMBERIKAN PENYULUHAN & KONSULTASI KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA PASIEN & MASYARAKAT

MELAKUKAN PENELITIAN EPIDEMIOLOGI KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DENTAL HYGIENE PROCESS OF CARE ( 5 STEPS)1.ASSESMENT2.DIAGNOSIS3.PLANNING4. IMPLEMENTATION5.EVALUATION

PROSES PERAWATAN DENTAL HYGIENE:1. PEMERIKSAAN (PENGKAJIAN DATA SUBYEKTIF & OBYEKTIF)2. MENENTUKAN DIAGNOSA DENTAL HYGIENE (BERBEDA

DENGAN DIAGNOSA KEDOKTERAN GIGI)3. PERENCANAAN (PENENTUAN JENIS INTERVENSI, TUJUAN

SERTA OUTPUT YANG DIHARAPKAN)4. IMPLEMENTASI (ASUHAN PERAWATAN UNTUK

MENGURANGI/MENGHILANGKAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT GIGI & MULUT)

5. EVALUASI (PEMANTAUAN KEBERHASILAN PERAWATAN)

DENTAL HYGIENE CARE EXPECTED OUTCOME :

1.GINGIVAL/PERIODONTAL:- NO BLEEDING ON PROBING- REDUCE PROBING DEPTHS- NO FURTHER LOST IN ATTACHMENT LEVEL- DECREASE OR NO CHANGE IN MOBILITY- RESOLUTION OF ERYTHEMATOUS TISSUE- REDUCE SWELLING AND EDEMA

2. DENTAL CARIES :- NO NEW DEMINERALIZATION- DEMINERALIZED AREAS RESOLVED- NO NEW CARIOUS LESIONS- REDUCED INTAKE OF CARIOGENIC

FOODS/BEVERAGES- DENTAL SEALANT PLACED

3. PREVENTION- ELIMINATION OF IATROGENIC FACTORS (CALCULUS,

RESTORATION OVERHANGS)- INCREASED PERCENTAGE OF BIOFILM-FREE AREAS- DEMONSTRATION OF RECOMMENDED ORAL HEALTH

TECHNIQUES- COMPLIANCE WITH DAILY CARE RECOMMENDATION- COMPLIANCE WITH RECOMMENDED MAINTENANCE

CARE INTERVAL- TOBACCO-FREE STATUS ACHIEVED- MODIFICATION/STABILIZATION OF SYSTEMIC RISC

FACTORS

1. PADA GUSI / JARINGAN PERODONTAL

TIDAK ADA LAGI PERDARAHAN

TIDAK ADA LAGI POKET GUSI

TIDAK ADA LAGI PERADANGAN

KARIES- TIDAK ADA LAGI PROSES DEMINERALISASI

YANG BARU- AREA YANG SUDAH TERJADI DEMINERALISASI

SEGERA DITANGANI- TIDAK ADA LESI KARIES BARU- TERKONTROLNYA ASUPAN MAKANAN

KARIOGENIK- DILAKUKANNYA FISSURE/PIT SEALANT

PENCEGAHAN / PERLINDUNGAN KHUSUS: TERELIMINASINYA FAKTOR-FAKTOR

IATROGENIK (KALKULUS, TAMBALAN OVERHANG)

MENURUNNYA PENUMPUKAN PLAK PASIEN MENUNJUKKAN PERILAKU YANG BAIK

DALAM PEMELIHARAAN KESGILUT PASIEN MENTAATI INSTRUKSI PERAWAT GIGI PASIEN SUDAH TIDAK MENGGUNAKAN LAGI

TEMBAKAU (ROKOK DLL) FAKTOR2 RISIKO SISTEMIK DAPAT DIKONTROL

Private dental offices Community clinics Hospitals and health care facilities National, provincial and municipal

departments Correctional institutions Research institutions Educational

institutions

1. PRAKTEK SWASTA (KOLABORASI DENGAN DOKTER GIGI = DOKTER GIGI KELUARGA)

2. PUSKESMAS3. RUMAH SAKIT4. DEPARTEMEN / DINAS KESEHATAN5. LEMBAGA PENDIDIKAN / PENELITIAN

PERAWAT GIGI ADALAH SEBUAH PROFESI?

PRINSIP PROFESI?EXPERTISE..? BODY KNOWLEDGE?

• Sekolah Perawat Gigi (SPR) di Indonesia pertama : Tahun 1959-60 di Jakarta

• SPRG pertama di Bandung : Tahun 1969 bernama SPR, pendidikan keperawatan dasar dulu, kemudian khusus asisten / perawatan gigi di tahun terakhir

• 1969 – 1990 awal :Pelaksana perawatan gigi (Kuratif + Promotif

+ Preventif)Sebagai tenaga substitusi dari dokter gigi

(kebutuhan program pemerintah)• 1990 awal – sekarang :Pelaksana pelayanan kesehatan gigi bidang

promotif & preventif (dental asisten/dental hygienist/dental therapist?)—lebih mandiri secara profesi

• Termasuk rumpun tenaga kesehatan keperawatan (tetapi bukan perawat)

• Bekerja di klinik dan juga di kesehatan masyarakat (pelayanan asuhan gigi klinik dan asuhan kesehatan gigi masyarakat)

• Bisa berperan sebagai asisten dokter gigi, juga bekerja mandiri dalam pelayanan kesehatan gigi promotif dan preventif

POSISI PERAWAT GIGI POSISI PERAWAT GIGI INDONESIAINDONESIA

Keperawatan gigi adalah suatu bentuk pelayanan asuhan keperawatan gigi dan mulut yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu pengetahuan keperawatan gigi (dental hygiene), kedokteran gigi, keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Asuhan keperawatan gigi adalah suatu pendekatan asuhan keperawatan gigi yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang dilakukan secara berkesinambungan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat