Referat Hoarseness

Preview:

DESCRIPTION

tht

Citation preview

1

Suara Serak (Hoarseness) Kepaniteraan Klinik Stase THT FK UMJ – RSUD CIANJUR

Referat

Dokter Pembimbing : dr. Sondang BRS, Sp.THT, MARSAlief Leisyah 2010730007

2Organ Pembentu

k Suara

Paru

Saraf

Rongga mulut, faring, laring

Pita suara

3Anatomi Laring

Otot-otot pada Laring: 4

Otot-otot Ekstrinsik

Otot elevator :

M. Milohioid

M. Geniohioid

M. Digrastiku

s

M. Stilohioid

5

Otot depressor

:

M. Omohioid

M. Sternohioi

d

M. Tirohioid

Otot-otot Intrinsik

Otot adduktor dan abduktor

M. Krikoaritenoid, M. Aritenoid

oblique dan transversum

Otot yang mengatur tegangan ligamentum vokalis

:

M. Tiroaritenoid, M. Vokalis, M.

Krikotiroid

Otot yang mengatur pintu masuk laring:

M. Ariepiglotik, M. Tiroepiglotik

6

7

8Anatomi

Pita suara

(plika ventrikularis)

(plika vokalis)

Rima glotis

Pembagian Laring:

Supraglotiso Epiglotiso Plika ariepiglotiso Kartilago aritenoido Plika vestibularo Ventrikel laring

9

Glotiso Pita suara atau Plika

vokalis

10

Subglotis ◦Memanjang dari permukaan bawah pita suara hingga kartilago krikoid

Inervasi Laring

Cabang n. Vagusn. Laringeus

superiorn. Laringeus

inferiorFungsi:

Motorik dan sensorik

11

Vaskularisasi Laring

A. Laringeus superior A. Laringeus inferior

12

13

Fisiologi Laring

Fisiologi Laring

Fonasi

Respirasi

Menelan

Proteksi

Batuk

14

Gambar A: irisan pita suaraGambar B : Tingkat pembukaan rima glotis

15

16

Fase Dalam Berbicara

Terdapat 3 fase :

Pulmonal (paru) Aliran energi

dengan inflasi dan ekspulsi udara

Laringeal (laring) Pita suara

bervibrasi pada frekuensi tertentu untuk membentuk

suara

Supraglotis/oral

Kata terbentuk : aktivitas faring, lidah, bibir, dan gigi

Penyebab Perbedaan Frekuensi Suara:

Kekuatan ekspirasi

paru

Perubahan panjang, lebar, elastisitas, dan ketegangan pita suara yang dipengaruhi oleh otot adduktor laringeal

Pita suara merapat dan tekanan dari

udara yang bergerak menyebabkan vibrasi

pita suara

17

Proses Fonasi

Rotasi kartila

go tiroid

(bawah-

depan) oleh m. Krikotir

oid

m. Krikoarit

enoid posterio

r menarik kartilag

o aritenoi

d ke belakan

g

Plika

vokalis adduksi

Keadaan

efektif Plika vokali

s berkontraksi

18

m. Ariteno

id berkontraksi

Mendorong

kartilago aritenoid kedepan

Plika vokalis mengendor

Tinggi rendah nya nada yang dihasilkan tergantung ketegangan dari plika vokalis

19

Suara Serak(Hoarseness)

Suara serak bukan suatu penyakit (gejala suatu penyakit)

Berhubungan dengan gangguan pita suara

Kelainan dari fase oral dan fase paru tidak dianggap hoarseness

True hoarseness :

1. Abnormalitas laring

2. menghasilkan suara yang kasar (raspy voice)

20

21

Faktor Risiko

Merokok (faktor risiko karsinoma

laring)

Konsumsi alkohol

berlebihan

Refluks gasroesofag

eal

Profesi (guru, aktor,

penyanyi)

EtiologiAnatomi tidak normal Fisiologi tidak normal

Korda vokalis tidak dapat bergerak ke medial

Korda vokalis tidak dapat merapat ke median (korda vokalis konkaf,

adanya halangan)

22

Patofisiologi

Disfungsi pada fase pembentukan suara, fase laringeal

Tergantung dari penyakit penyerta

23

Penyebab Suara Serak Tersering:

Laringitis akut viral/

kronik

Nodul pita suara, polip,

kista, papiloma

Paralisis pita suara

Hipotiroidisme

24

Penyakit Sistemik dengan Gejala Suara Serak:

Hipotiroideisme

Multiple sklerosis

Reumatoid artritis

Parkinson

25

KlasifikasiMENURUT LAMA PERJALANAN PENYAKIT :

Onset akut:

Peradangan lokal pada laring

Onset kronis:

Laringitis kronis Polip Nodul pita

suara Tumor Defisit neurologis

Vocal abuse

26

Tanda dan Gejala

Akut

Disertai gejala : demam, malaise, nyeri menelan, nyeri bicara, dan batuk

27

28

Laringitis

Akut

Radang mukosa pita suara dan

laring

Onset < 3 minggu

Pemeriksaan : mukosa laring hiperemis,

membengkak, terutama di atas dan

bawah pita suara

Kronik

Intoksikasi alkohol, tembakau, dan

penyalahgunaan suara (vocal abuse)

Perubahan pada selaput lendir

Tampak jaringan fibrotik, pita

suara tampak kaku dan tebal

29

Nodul pita suara

Penggunaan korda vokalis tidak tepat dan berlangsung lama

Letaknya 1/3 anterior atau di tengah pita suara, unilateral atau bilateral

Klinis : suara parau, batuk

30

Polip

Pria > wanita Jarang pada anak Letak : komisura anterior Tampak bulat, berwarna pucat,

dasarnya lebar di pita suara, kapiler darah sangat sedikit

31

Kista

Massa terdiri dari membran (sakus)

berlokasi dekat permukaan pita suara atau lebih dalam, dekat ligament

32

Keratosis laring

Mukosa laring terjadi pertandukan Tampak daerah keputihan Leukoplakia Tempat tersering : Fossa interaritenoid Suara parau persisten, rasa mengganjal

33

Karsinoma laring

Suara parau persisten, > 4 minggu Biasa pada perokok 94% karsinoma sel squamosa

34

Kelainan neurologi

Sentral

Paralisis bulbar

Siringomielia

Tabes dorsalis

Multiple sklerosis Paralisis pita suara

35

Presbilaringis

Penipisan dari otot dan jaringan pita suara

Akibat penuaan Pita suara tidak sebesar pada laring

normal Tidak dapat bertemu pada pertengahan

36

Pendarahan

Kehilangan suara mendadak Didahului dengan

berteriak/penggunaan suara yang kuat

Diagnosis

Anamnesa

Keluhan utama

Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penggunaa

n suara berlebih

Riwayat merokok dan

konsumsi alkohol

Riwayat trauma

Riwayat penyakit sistemik

37

Pemeriksaan Fisik:

Pemeriksaan umum (status generalis)

Pemeriksaan khusus (status lokalis) Indirect laryngoscopy

Direct laryngoskopy, menggunakan laringoskop

38

DIAGNOSIS

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan laboratorium klinikRadiologiMikrobiologi dan patologi anatomiCT scan

39

PENATALAKSANAAN SUARA SERAK

40

Prinsip tatalaksana

Eradikasi infeksi dan inflamasiKoreksi bedahRehabilitasi

41

LARINGITIS

PERAWATAN UMUM

Istirahat bicara dan bersuara

(2-3 hari)

Dianjurkan menghirup

udara lembab

Hindari iritasi pada laring

(rokok, makanan pedas, es)

Bila ada sumbatan jalan nafas, indikasi

rawat (terutama

anak)

42

PERAWATAN KHUSUS

TERAPI MEDIKAMENTOSA

Antibiotik (penisilin,

eritromisin)

Kortikosteroid Ekspektoran Laringitis TB (2RHZE/4RH)

TERAPI BEDAH

Trakheostomi

43

NODUL VOKAL

44

Istirahat suara Tidak merokokPada kasus persisten pengangkatan nodul (mikrolaringoskopi)

Setelah pengangkatan nodul, istirahat suara

min.14 hari, terapi wicara

Karsinoma laring

Pembedahan

Laringektomi

Total

parsialDiseksi leher radikal (tidak pada tumor

glotis stadium T1 – T2

Radioterapi Pada tumor glotis & supraglotis T1-T2

Kemoterapicisplatinum 80–120

mg/m2 dan 5 FU 800–1000 mg/m2

Rehabilitasi

45

Paralisis Korda vokalis

Paralisis korda vokalis sensorik :

obat neurotika / methylcobalaminParalisis korda vokalis motorik :

pembedahan dan terapi suara

46

Pembedahan (Phonosurgery)

Medialisasi tiroplasty

Prostesis (berbahan

silikon) dimasukkan

Mendorong korda yang paralisis ke

tengah

Mengurangi jarak antara kedua korda

vokalis

Aduksi arytenoid

s

Reposisi korda vokalis dan kartilago

Injeksi korda

vokalis

Bahan injeksi : teflon,

kolagen, silikon, lemak

tubuh

47

48

Trakeostomi

Membuat lubang dinding depan trakea

Indikasi :

a. Mengatasi sumbatan jalan nafas atas

b. Mengeluarkan sekret dari saluran

trakeobronkial

c. Menunjang pernafasan bantu yang lama

d. Mencegah aspirasi cairan ke trakea

49

Tipe : - Elektif dan emergency - Permanen dan semipermanen - Letak tinggi, normal dan rendah

50

Teknik Operasi

a. Disinfeksi lapangan operasi

b. Infiltrasi bahan local anestesi vasokonstriktor

c. Insisi kulit digaris tengah diantara krikoid-fosa jugularis diperdalam lapis sampai permukaan depan trakea

d. Identifikasi trakea – tes dengan spuit berisi air + udara (+)

e. Insisi ring ke 2 – 3 trakea, insersi kanul trakea & fiksasi

Trakeostomi

Kanul trakea

51

52

53

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pasca trakeotomi

48 jam pertama mutlak didampingi petugas kesehatan

Dilakukan dengan cara yang steril & benar

Meliputi :

Pemberian antibiotik IV dan anti nyeri bila perlu

Perawatan luka trakeotomi

Perawatan kanul

KIE :

- Keluarga ikut aktif dalam perawatan

- Penderita dapat makan dan minum cukup

54

A. CEPAT :

1. Perdarahan

2. Apneu

3. Pneumotoraks

4. Trauma saraf laring rekuren & esofagus

5. Aspirasi darah

Komplikasi

55

B. Segera :

1. Perdarahan , reaksioner atau sekunder

2. Kanul trakea berpindah tempat

3. Sumbatan kanul trakea

4. Emfisema subkutis

56C. Lambat :

1. Perdarahan

2. Stenosis laring & trakea

3. Fistula trakeaesofagus & trakeokutan persisten

4. Masalah dekanulasi

5. Jaringan parut trakea

6. Korosif pada kanul trakea dan aspirasi fragmen kanul ke dalam saluran trakeobronkus

57