View
88
Download
0
Category
Tags:
Preview:
DESCRIPTION
manajemen puskesmas
Citation preview
LAPORAN HASIL PENINJAUAN MANAJEMEN PUSKESMAS DAN MUTU PELAYANAN DI PUSKESMAS TEMPURAN KABUPATEN MAGELANG PERIODE 9 14 MEI 2014
Diajukan Guna Melengkapi persyaratan Kepaniteraan KlinikIlmu Kesehatan Masyarakat Kedokteran Universitas Diponegoro
Disusun oleh :Kwa Angela Ricke 22010113210048Annanda J Pasha22010113210049Artika Ramadhani22010113210050Christian Setiadi22010113210059Edward Sutanto22010113210058Monica Sari G22010113210069Yulia Evita Sari S22010113210068Aryazka Nuzuliana22010113210070Kusumaningrum22010113210071Indra Kusuma22010113210107
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIABALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG2014
i
i
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkah dan rahmat-Nya, sehingga laporan ini dapat penulis selesaikan.Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas dan syarat dalam menempuh kepaniteraan senior di Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:1. dr. Anggraini Dwi Astuti dan seluruh pihak Puskesmas Tempuran yang telah memberikan kesempatan kami untuk belajar tentang manajemen dan penjaminan mutu pelayanan Puskesmas.1. H. Taufik Hidayat, SKM, M.Kes, Kepala BAPELKES Semarang, Magelang yang telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menjalankan kepeniteraan klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat 1. Edy Sukiarko, SKM, M. Si dan Agustina Catur Setyaningrum, S. SiT selaku MOT, atas bimbingannya dalam pembuatan laporan.1. Tim Pengajar Widyaiswara BAPELKES Semarang, atas seluruh curahan ilmu kesehatan masyarakat serta bimbingannya yang amat berguna.1. Teman-teman coass yang telah memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan.Akhir kata, penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi yang memerlukan. Tempuran, 14 Mei 2014
PenulisDAFTAR ISI
HALAMAN JUDULiKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiDAFTAR TABELivDAFTAR GAMBARviBAB I PENDAHULUAN11.1Latar Belakang11.2Tujuan21.3Waktu dan Tempat Pelaksanaan31.4Metodologi3BAB II ANALISIS SITUASI42.1Lingkungan42.2Masukan102.3Proses142.4Keluaran172.5Dampak17BAB III PEMBAHASAN183.1Analisis Hasil183.2Prioritas Masalah193.3Analisis Penyebab Masalah273.4Prioritas Penyebab Masalah353.5Alternatif Pemecahan Masalah383.6Pengambilan Keputusan403.7 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan43BAB IV PENUTUP464.1Simpulan464.2. Saran47DAFTAR PUSTAKA48
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Daftar Desa Wilayah Kerja Puskesmas Tempuran4Tabel 2. Sarana pelayanan air bersih di Kecamatan Tempuran6Tabel 3. Sarana Jamban6Tabel 4. Sarana Pembuangan Air Limbah7Tabel 5. Sebaran Penduduk Berdasarkan Umur7Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur8Tabel 7. Data Pemeluk Agama di Wilayah Puskesmas Tempuran8Tabel 8. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Puskesmas Tempuran9Tabel 9. Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Puskesmas Tempuran9Tabel 10. Data pegawai Puskesmas Tempuran10Tabel 11. Pembagian Tugas di Puskesmas Tempuran11Tabel 12. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran periode Januari-April 2014 berdasarkan ICD X17Tabel 13. Daftar Program Pokok Puskesmas Tempuran periode Januari Februari 2014 dengan pencapaian target kurang dari 100%18Tabel 14. Kriteria A (Besar Masalah)19Tabel 15. Kriteria B (Kegawatan Masalah)22Tabel 16. Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)24Tabel 17. PEARL Factor25Tabel 18. Prioritas Masalah26Tabel 19. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan Sistem28Tabel 20. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Kepada Pihak Puskesmas29Tabel 21. Simple Problem30Tabel 22. Complex Problem31Tabel 23. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA34Tabel 24. Paired Comparison35Tabel 25. Pareto Penyebab Masalah36Tabel 26. Penyebab dan Alternatif Pemecahan Masalah38Tabel 27. Kriteria Mutlak41Tabel 28. Kriteria keinginan41Tabel 29. Keputusan Sementara42Tabel 30.Rencana Pelaksanaan Kegiatan43
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta wilayah kecamatan Tempuran5Gambar 2. Bagan Pendekatan Sistem28Gambar 3. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan metode Fishbone Analysis34Gambar 4.. Diagram Pareto37
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangKesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.1 Visi Kementerian Kesehatan RI adalah mewujudkan masyarakat sehat mandiri dan berkeadilan. Untuk mencapai visi tersebut maka terdapat 4 misi yang perlu digiatkan yaitu (1) meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani, (2) melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata bermutu dan berkeadilan, (3) menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan, (4) menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.2Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 128/MENKES/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, pemerintah mengatur bahwa untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan tersebut diselenggarakan berbagai upaya kesehatan secara menyeluruh, berjenjang, dan terpadu dengan Puskesmas sebagai penyelenggara upaya kesehatan untuk jenjang tingkat pertama. Puskesmas berfungsi mengembangkan dan membina kesehatan masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan terdepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok yang menyeluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.3Puskesmas memiliki berbagai upaya kesehatan yang terbagi dalam upaya kesehatan pokok, pengembangan, dan inovatif. 6 upaya kesehatan pokok meliputi kesehatan ibu dan anak (KIA), usaha peningkatan gizi, kesehatan lingkungan, promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, dan pengobatan.3 Pada 1
kenyataannya, tidak semua program pokok Puskesmas dapat mencapai target sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM). Oleh karena itu diperlukan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan.Puskemas Tempuran merupakan satu satunya Puskesmas yang terletak di Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang dengan visi Prima dalam pelayanan kesehatan menuju kemandirian masyarakat Tempuran untuk hidup sehat.4Pada tanggal 9 - 14 Mei 2014 dilakukan peninjauan manajemen dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran yang bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran periode Januari April 2014 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja Puskesmas.
1.2 Tujuan1.2.1 Tujuan UmumMengetahui, menganalisis dan mendeskripsikan pelaksanaan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan di Puskesmas Tempuran periode Januari April 2014 serta memberikan alternatif pemecahan masalah dalam rangka upaya perbaikan kinerja Puskesmas.1.2.2 Tujuan Khususa. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen pelayanan yang ada di Puskesmas Tempuran Periode Januari April 2014b. Mahasiswa mampu menentukan prioritas masalah yang ditemukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari April 2014c. Mahasiswa mampu menganalisis penyebab masalah dari prioritas masalah yang telah ditemukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari April 2014d. Mahasiswa mampu membuat alternatif pemecahan masalah dari masalah yang telah ditentukan di Puskesmas Tempuran Periode Januari April 2014.e. Mahasiswa mampu mengambil keputusan dari alternatif pemecahan masalah di Puskesmas Tempuran Periode Januari April 2014.f. Mahasiswa mampu menyusun rencana kegiatan dari pemecahan masalah yang terpilih di Puskesmas Tempuran Periode Januari April 2014.
1.3 Waktu dan Tempat PelaksanaanPenelitian tentang manajemen dan mutu pelayanan Puskesmas ini dilakukan pada tanggal 9 14 Mei 2014 bertempat di Puskesmas Tempuran, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang.
1.4 MetodologiPenelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara dengan Kepala Puskesmas, dokter, pemegang program dan staf Puskesmas untuk memperoleh informasi program pelayanan di Puskesmas Tempuran. Data sekunder diperoleh dari catatan tertulis yang ada di Puskesmas Tempuran periode Januari April 2014.Dari segi manajemen puskesmas, data yang diperoleh yaitu data hasil kegiatan selama 4 bulan. Hasil cakupan dibandingkan dengan target tahun 2014 sehingga didapatkan pencapaian. Masalah didapatkan jika pencapaian kurang dari 100%. Kemudian ditentukan prioritas masalah dengan Hanlon kuantitatif. Dari prioritas masalah tersebut dilakukan analisis penyebab masalah dengan pendekatan sistem dan dimensi mutu. Analisis faktor penyebab masalah dengan pendekatan sistem dimasukkan ke dalam Fish Bone Analyze. Penyebab masalah yang ada diprioritaskan dengan paired comparison. Dengan menggunakan tabel dan diagram Pareto, dipilihlah penyebab masalah yang akan dilakukan intervensi. Penyebab masalah yang telah terpilih kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya. Kemudian dilakukan pengambilan keputusan mengenai pemecahan masalah mana yang akan diusulkan dan dibuat plan of action.63
BAB IIANALISIS SITUASI
2.1 Lingkungan2.1.1 Keadaan GeografisWilayah Kecamatan Tempuran terdiri dari 15 desa, dengan 101 dusun dilayani 1 Puskesmas Induk yaitu Puskemas Tempuran dan 3 Puskesmas Pembantu di desa Ringinanom, Prajegsari dan Temanggal.Batas-Batas Wilayah Kecamatan TempuranUtara:Kecamatan Kaliangkrik dan Kecamatan BandonganSelatan:Kecamatan Borobudur dan Kecamatan SalamanBarat:Kecamatan SalamanTimur:Kecamatan MertoyudanLuas Wilayah KerjaWilayah Kecamatan Tempuran adalah seluas 49,04 km2Jumlah desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Tempuran adalah 15 (lima belas) desa. Daftar desa tersebut dapat dilihat pada Tabel 1Ring ginanom, Growong, Prajegsari, Sumberarum, Pringombo, Tugurejo, Sidoagung, Bawang, Jogomulyo, Tanggulrejo, Girirejo, Temanggal, Kalisari, Tempurejo, Kemutuk
Tabel 1. Daftar Desa Wilayah Kerja Puskesmas TempuranNoNama Desa
1.Ringin Anom
2.Growong
3.Prajegsari
4.Sumberarum
5.Pringombo
6.Tugurejo
7.Sidoagung
8.Bawang
9.Jogomulyo
10.Tanggulrejo
11.Girirejo
4
12.Temanggal
13.Kalisari
14.Tempurejo
15.Kemutuk
Peta wilayahKecamatan Tempuran Kabupaten Magelang terbagi satu wilayah kerja Puskesmas,yaitu wilayah kerja Puskesmas Tempuran,Gambar 1. Peta wilayah kecamatan Tempuran
2.1.2 Transportasi Jarak Puskesmas Kota Magelang ( RSU Tidar ) : 11 km Jarak Puskesmas Kantor Dinas Kabupaten : 12 km Desa yang terjangkau dengan mobil : 5 desa pada musim hujan, 10 desa pada musim kemarau
2.1.3 Kondisi Geografis Daerah dataran : 16,34 km2 (33,3 %) terdiri dari 11 desa Pegunungan:32,86 km2 (66,67 %) terdiri dari 4 desa Tanah sawah:18,89 km2 Tanah tegal:17,69 km2 Tanah pekarangan:8,92 km2 Hutan:3,42 km22.1.4 KomunikasiSarana komunikasi dari puskesmas ke luar: telepon, televisi, surat kabar, balai desa dan pengumuman dengan loudspeaker di masjid.2.1.5 Data Kesehatan Lingkungana.Sarana pelayanan air bersihTabel 2. Sarana pelayanan air bersih di Kecamatan TempuranNo.Sarana Air BersihSaranaPersentase (%)
1Ledeng171213.76
2.SPT300.24
3.SGL814165,44
4.Lainnya11619.33
TOTAL1104488,78
Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 2013
Dari data di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk (65,54%) di wilayah kerja Puskesmas Tempuran menggunakan sumur gali sebagai sumber air bersih. Penggunaan sumur gali sebagai sumber air bersih ini lebih tinggi dibandingkan dengan profil Jawa Tengah (36,27%).5b. Sarana jambanTabel 3. Sarana JambanNo.Sarana JambanSaranaPemakaiPersentase (%)
1.Leher angsa (Angsatrin)73703076164,2
2.Cemplung non leher angsa62827385,71
3.Septic tank non leher angsa22851,1
TOTAL80203358470,09
Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 2013
Dari data di atas terlihat bahwa penggunaan jamban leher angsa (64,2%) dalam masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Tempuran lebih rendah dari profil Jawa Tengah (64,24%).5Sarana Pembuangan Air LimbahTabel 4. Sarana Pembuangan Air LimbahSPALJmlh KK PemakaiJmlh SaranaPersentase
Sarana341,42.46813,83
Sumber : Data Kesehatan Lingkungan Puskesmas Tempuran tahun 2011
2.1.6 Keadaan PendudukBerdasarkan sumber dari kantor statistik tahun 2011, jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Tempuran sebanyak 47.918 terdiri dari:a. Lakilaki:24.826 jiwab. Perempuan:24.696 jiwac. Jumlah KK:12.440 KKd. Jumlah jiwa per KK rata-rata:4 jiwae. Kepadatan penduduk:943 jiwa/km2f. Sex ratio:100,53 %
Tabel 5. Sebaran Penduduk Berdasarkan UmurInterval UmurJumlah PendudukPersentase (%)
0 - 4 tahun3.908 jiwa8,76
5 - 9 tahun4.639 jiwa10,4
10 - 14 tahun4.416 jiwa9,90
15 - 19 tahun3.525 jiwa7,91
20 - 24 tahun2.808 jiwa6,30
25 - 29 tahun4.636 jiwa10,40
30 - 34 tahun4.169 jiwa9,35
35 - 39 tahun3.634 jiwa8,15
40 - 44 tahun2.942 jiwa6,60
45 - 49 tahun2.942 jiwa6,60
50 - 54 tahun2.917 jiwa6,54
55 - 59 tahun1.583 jiwa3,55
60 - 64 tahun1.404 jiwa3,15
65 - 69 tahun970 jiwa2,18
70 - 74 tahun623 jiwa1,40
> 75 tahun574 jiwa1,29
Tabel 6. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok UmurNo.Kelompok Umur (tahun)Jumlah Penduduk
Laki-lakiPerempuanLaki+Perempuan
10 - 42.1341.9524.086
25 - 92.5562.3004.856
310 - 142.4392.1844.623
415 - 191.9461.7433.689
520 - 241.3841.5572.941
625 - 292.3452.5094.854
730 - 342.1812.1844.365
No.Kelompok Umur (tahun)Jumlah Penduduk
Laki-lakiPerempuanLaki+Perempuan
835 - 391.9701.8353.805
940 - 441.5241.5573.081
1045 - 491.5011.5803.081
1150 - 549611.0462.007
1255 - 597978601.657
1360 - 647277431.470
1465 - 69446465911
1570 - 74281372653
1675+258349607
Jumlah23.45023.23646.686
2.1.7 Sosial Budaya2.1.7.1 Sarana peribadatanSarana peribadatan yang ada di Kecamatan Tempuran terdiri dari 92 buah masjid, 1 buah gereja, dan 213 buah mushola. Data pemeluk agama dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 7. Data Pemeluk Agama di Wilayah Puskesmas TempuranAgamaJumlahPersentase (%)
Islam43,30399,36
Kristen1920,44
Katolik840,19
Budha40,01
Hindu00
2.1.7.2 Tingkat PendidikanTingkat pendidikan kepala keluarga di wilayah Puskesmas Tempuran tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Kepala Keluarga di Wilayah Puskesmas TempuranTingkat PendidikanJumlahPersentase (%)
Tidak tamat SD2.16818
SD SLTP8.23867
SLTA1.61413
Akademi/Perguruan Tinggi2602
Total12.280100%
2.1.8 Sosial Ekonomi2.1.8.1 Mata PencaharianTabel 9. Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Puskesmas TempuranMata PencaharianJumlahPersentase (%)
Buruh tani3.87511,6
Petani 3.3219,98
Buruh industri4.13312,42
Buruh bangunan 1.4534,37
PNS / ABRI9452,84
Supir angkutan4221,28
Pedagang2.3266,98
Pensiunan PNS / ABRI2380,72
Pengusaha1.4434,34
Lain-lain15.13145,46
TOTAL33.287100
Sumber : Data Statistik Kecamatan Tempuran tahun 20112.1.8.2 Sarana Perekonomian Industri rumah tangga:241 buah Pasar umum:3 buah Bank:4 buah KUD:1 buah2.1.9 Kebijakan Pemerintah Daerah PusatPeraturan yang mengatur Puskesmas mencakup:a. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatanb. UU No. 22 Tahun 1992 tentang Otonomi Daerahc. UU No. 25 Tahun 1999 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerahd. Perda No. 5 tahun 2006 tentang Tarif Puskesmas di Kabupaten Magelange. Keputusan Bupati Kepala Daerah Tk. II Magelang No.1884/492/Kep/2002 tentang Organisasi Puskesmas
2.1.10 Visi dan Misi PuskesmasPuskesmas Tempuran memiliki Visi Prima dalam Pelayanan Kesehatan Menuju Kemandirian Masyarakat Tempuran Untuk Hidup Sehat. Adapun Misi Puskesmas Tempuran adalah :1. Meningkatkan keprofesionalan SDM2. Melengkapi sarana penunjang pelayanan3. Memenuhi kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang cepat, ramah, tepat, nyaman, dan aman4. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat5. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau6. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya
2.2 Masukan2.2.1 Ketenagaan/Sumber Daya Manusia (Man)Tabel 10. Data pegawai Puskesmas TempuranTenaga KerjaJumlah (orang)Keterangan
Dokter Umum2Rasio dokter umum(2/45.222) x 10.000 = 0,44
Dokter Gigi1Rasio dokter gigi(1/45.222) x 10.000 = 0,22
Perawat Puskesmas3Rasio perawat(7/45.222) x 10.000 = 1,54
Perawat Pustu3
Perawat Gigi1
Bidan Puskesmas2Rasio bidan(17/45.222) x 10.000 = 3,75
Bidan Desa15
Petugas PU/Promkes1
Juru imunisasi2
Petugas Gizi1
Petugas Apotek1
Petugas Laborat1
Pekarya Kesehatan0
Koordinatos SP31
Petugas gudang obat1
Petugas P2M1dirangkap oleh perawat
Pembantu perawat0
Tata Usaha/UP1
Pembantu KIA0
Petugas pendaftaran1
Pengemudi1
Total46
Tabel 11. Pembagian Tugas di Puskesmas TempuranNoNamaKategoriTugas
PendidikanJabatanPokokIntegrasiTambahan
1dr. Anggraini Dwi AstutiFK UNDIPKepalaPuskesmasManajemen puskesmas Rawat Jalan
2dr. Shanti Indriyani Ayu EkowatiS 1Dokter
3dr. IndraswariS 1Dokter
4Drg. DollyviatriHelixNurmulianti,MMFKG,MagisterManajemenDokter gigiBP gigi
5MartiningsihADNEKa Subag TUTU
6Achmad TohirSMEA/Pek/kesStaf/pekaryaBendahara rutinKoordSIMPUS
7Dwi PrijonoSMAStafLoket pendaftaranBendaharaMP
8Sigit IndrijatnoD 4SanitarianKesehatan lingkungan
9Agung Setyo K,SKMFKMUNDIPSanitarianKesehatanlingkunganPromkesSP3
10Rumiasih SKMFKMUNDIPNutrisionisKoord.GiziBendaharaJPKMM
11Rini YuliatiAKBID
Bidan PuskesmasKoordBidanBidan desa
12AndrianiD 1 BidanBidan desaBidan desa
13Yuli AstutiSMAStafTU kepegawaian
14Sri EndangSugiartiDI BidanBidan desaBidan desa
15Shinta Anggun PermatasariD 3 Bidan desaBidan desa
16Dwi ArySeptilestianaD 1BidanBidan desa
17Ragil Retno KuntariSMF
AsistenApotekerLoket obatSIMPUS
18Oslyn MerigahSaragihSPKPerawatImunisasiKoord. imunisasi
19Sri RiningsihSPKPerawatBPumumKoord. Pustu
20Noor HidayantoSPKPerawatBPKoord. Pustu
21Indria NurWahyuniAKPERPerawatBPKoord. P2M
NoNamaKategoriTugas
PendidikanJabatanPokokIntegrasiTambahan
22Hana SetiawatiD3 keperawatanPerawatPerawatKoor. Pustu
23Nunuk PrihmiyatiD3 keperawatanPerawat pelaksana lanjutanPerawatKoord. TB paru
24Tri WahyuniD 1 BidanBidan desaBidan desa
25Dusi CaturD 1 BidanBidan desaBidan desa
26ErnawatiD 1 BidanBidan desaBidan desa
27Sri SumijatiD 1 BidanBidan desaBidan desaPustu
28Ratri AdiningsihD 1 BidanBidan desaBidan desa
29Agus SunartiyahD 1 BidanBidan desaBidan desa
30Winandu DwiRahayuD 1 BidanBidan desaBidan desa
31ErnayantiD 1 BidanBidan desaBidan desa
32Windy AriSetianiD 1 BidanBidan desaBidan desa
33Irmaya EkaSetyabudiD 1 BidanBidan DesaBidan Desa
34Dewi UpiyaniD3 KebidananBidan DesaBidan Desa
35Emy LestariHidayatiSMALaborato-riumLaborato-rium
36Puji SismiyatiSPKBantu di loket Pen-daftaran
37Tri KurniawatiD3 KesGigi
38Agustina SuharmanD3 Rekam MedisRekam MedisKoor. Simpus
39Rokhana ErnawatiD3 Analis KesehatanPranata LaboratLaborato-rium
40M.Sayful AmsyarSLTA
Pengadaan Perlengkapan
41Tri PrasetyonoSMPPengemudiPengemudiBendaharaBarang
42Taufik Hadi PrasetyoSMKPetugas KebersihanPetugas Kebersihan
43Purwo HandokoSDPenjaga KantorPenjaga Kantor
Sumber : data sekunder dari puskesmas Tempuran tahun 2013
2.2.2 Sarana dan Prasarana (Machine)1. Sarana Fisika. Puskesmas Induk:1 buahb. Pustu :3 buah (Ringinanom, Prajegsari, Temanggal)c. PKD :11 buahd. Posyandu :74 buahe. UKS :34 SD/MI2. Penunjang Medisa. Minor set, alat pengukur vital sign, dan alat diagnostik lainnyab. Dua dental setc. Mikroskop monookuler 1 buahd. Sarana obat: jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam keadaan kurang3. Penunjang Non MedisPuskesmas rawat jalan yang terdiri dari:a. Loket pendaftaranb. Ruang balai pengobatanc. Ruang KIA/KBd. Ruang poli gigie. Ruang imunisasi dan klinik sanitasif. Aula/ruang perternuang. Laboratorium.h. Apotek dan gudang obati. Kantor kepala Puskesmasj. Ruang tata usaha k. Ruang bidanl. Ruang perawatm. Musholan. Toilet4. Sarana Penunjang Lain:Sarana penunjang lain yang dimiliki puskesmas meliputi 1 buah mobil puskesling dan 6 buah sepeda motor.
2.2.3 Pendanaan (Money)Biaya operasional Puskesmas Tempuran berasal dari hal berikut di bawah ini:a. Dana rutin dari anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Retribusi diberikan ke PEMDA dikembalikan ke puskesmas sebanyak 85%, 10% untuk manajemen, 40% untuk jasa medis, 50% untuk operasional kegiatan.b. Jaminan Kesehatan Nasional, Bantuan Operasional Kesehatan2.2.4 Metode (Method)Metode yang digunakan di puskesmas Tempuran ini antara lain, Lokakarya mini, yang diselenggarakan setiap satu bulan sekali yang merupakan rapat antara penanggungjawab program. Lokakarya mini tiga bulanan yang diadakan untuk koordinasi lintas sektoral. Puskesmas Tempuran memiliki SOP pada sebagian besar tindakan medis.2.2.5 Materiil (Material)Puskesmas Tempuran telah memiliki obat-obatan dan peralatan sekali pakai yang cukup. 2.3 ProsesBerdasarkan wawancara dan pengamatan mengenai proses manajemen di Puskesmas Tempuran, diperoleh data sebagai berikut:2.3.1 Perencanaan (P1)2.3.1.1 Tahap persiapanPada tahap ini semua koordinator program menjadi perencana program Puskesmas. Bahan perencanaan diberikan oleh kepala Puskesmas dengan mengacu pada hasil evaluasi tahun yang lalu dan Standar Pelayanan Minimal tahunan. Target ditentukan dari dinas kesehatan dan Puskesmas. Kepala Puskesmas bersama tim mengadakan pengkajian bersama di dalam membuat Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) lima tahunan. Kemudian Kepala Puskesmas mengadakan sosialisasi PTP kepada seluruh petugas Puskesmas.2.3.1.2 Tahap analisis situasiSumber data diperoleh dari laporan setiap bulan (tanggal 510) dari pemegang program kepada Kepala Puskesmas. Data diolah dengan menggunakan rumusrumus yang ada di SPM (Standar Pelayanan Medik) dan disajikan sesuai form yang disajikan Dinkes.Data pencapaian tahun yang lalu diperoleh dengan cara setiap bulan dikumpulkan lalu diolah di akhir tahun. Kemudian dianalisis dan dicari penyebab masalah sesuai fakta riil yang ada yaitu dengan mengadakan kunjungan langsung setelah itu dibuat pemecahan masalahmya.2.3.1.3 Tahap Penyusunan Rencana Usulan KegiatanMasalah dan penyebab masalah dirumuskan sesuai data riil dengan turun langsung ke lapangan oleh Tim Perencanaan Tingkat Puskesmas. Perumusan pemecahan masalah menggunakan pendekatan pemecahan masalah secara analitik dan dirumuskan setelah turun langsung ke lapangan, kemudian disusun prioritas pemecahan masalah dan dijadikan RUK.2.3.1.4 Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan KegiatanSetelah menyusun RUK dilakukan penyusunan RPK. Hambatan hambatan yang ditemui dalam menyusun RPK antara lain perihal dana dan tenaga untuk turun langsung ke lapangan. Sedangkan hambatan potensial sudah dianalisis berdasarkan sumber daya yang ada. Hambatan dana diatasi dengan cara mencari sumber dana yang bisa didekati untuk digunakan, sedangkan hambatan tenaga diatasi dengan menggerakkan tenaga yang ada semaksimal mungkin. Dalarm penyusunan PTP dibutuhkan dukungan kerja sama lintas program dan lintas sektoral serta bimbingan teknis.2.3.2 Pelaksanaan, Pengendalian dan penilaian (P2)Terdiri atas pengorganisasian, penyelenggaraan, pemantauan,dan penilaian2.3.2.1 PengorganisasianPuskesmas telah mempunyai struktur organisasi yang sesuai dengan fungsi Puskesmas. Terdapat pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab setiap staf yang jelas. Walaupun ada perangkapan tugas dalam sruktur organisasi Puskesmas, tetapi perangkapan tugas itu tidak mengganggu kelancaran tugas. Setiap staf juga sudah membuat uraian tugasnya dan dalam pelaksanaan tugas setiap petugas juga sudah membuat jadwal kegiatannya.
2.3.2.2 PenyelenggaraanKegiatan puskesmas menyelenggarakan rencana kegiatan Puskesmas, para penanggungjawab danpara pelaksana yang telah ditetapkan pada pengorganisasian, ditugaskan menyelenggarakankegiatan Puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.2.3.2.3 PemantauanPemantauan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam bentuk Lokakarya Mini. Lokakarya Mini yang merupakan pertemuan rutin antara pimpinan dan staf ini dilakukan 12 kali dalam setahun tiap sebulan sekali dan terakhir dilaksanakan pada bulan September 2013. Puskesmas melakukan kerja sama lintas sektoral dalam bentuk rapat koordinasi kecamatan yang dilakukan tiap 3 bulan (tergantung undangan), juga dapat dilakukan jika ada kegiatan bersama yang dilaksanakan lintas sektor. 2.3.2.4 PenilaianPuskesmas melakukan penilaiaan terhadap penyelenggaraan kegiatan dan hasil yang dicapai, dibandingkan dengan rencana dan standar pelayanan. Sumber data yang dipergunakan pada penilaian dibedakan atas dua, berbagai sumber data lain yang terkait, yang dikumpulkan secara khusus pada akhir tahun Kedua, sumber data sekunder yakni data dari hasil pemantauan bulanan dan triwulan. Menyusun saran peningkatan penyelenggaraan kegiatan sesuai dengan pencapaianserta masalah dan hambatan yang ditemukan untuk rencana tahun berikutnya.2.3.3 Pengawasan dan Pertanggungjawaban2.3.3.1 PengawasanPengawasan dilakukan oleh pimpinan Puskesmas dan dibantu oleh koordinator dari masingmasing kegiatan Puskesmas. Kepala Puskesmas mengawasi secara langsung ataupun mengawasi para koordinator dari laporan mereka masingmasing setiap bulannya di Lokakarya Mini. Selain itu juga ada feed back dari Dinas Kesehatan Kabupaten. Juga ada laporan inventaris barang dan buku laporan keuangan.
2.3.3.2 PertamggungjawabanPada setiap akhir tahun anggaran, puskesmas membuat laporan pertanggungjawaban tahunan yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya.
2.4 KeluaranHasil kegiatan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tempuran bulan Januari-April 2014 terlampir.
2.5 DampakPola 10 besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran untuk semua golongan umur bulan Januari- April 2014 adalah sebagai berikut:Tabel 12. Sepuluh besar penyakit yang diderita pasien rawat jalan Puskesmas Tempuran periode Januari-April 2014 berdasarkan ICD XNoDiagnosis 18810Persentase (%)
1.Infeksi Akut lain pada saluran nafas bagian atas31,3
2.Nasofaringitis akut ( common cold )16,6
3.Hipertensi12,2
4.Pharingitis10,6
5.Diare dan gastroenteritis non spesifik7,8
6.Penyakit pulpa dan jaringan periapikal7,8
7.Type 2 : NIDDM4,4
8.Penyakit gusi dan jaringan periodontal3,6
9.Scabies2,8
10.Carries gigi2,8
Sumber: Data SIMPUS Puskesmas Tempuran periode Januari-September 2013
17
BAB IIIIDENTIFIKASI MASALAH
3.1 Analisis HasilBerdasarkan data pencapaian kegiatan 6 program berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Puskesmas Tempuran periode Januari sampai Februari 2014, diperoleh hasil beberapa program yang pencapaiannya kurang dari 100%. Program-program tersebut disajikan dalam tabel di bawah ini.Tabel 13. Daftar Program Pokok Puskesmas Tempuran periode Januari Februari 2014 dengan pencapaian target kurang dari 100%NoMasalahCapaianBesar masalah
1Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan86,30 %13,70 %
2Cakupan kunjungan neonatus (Kn1)85,43 %14,57 %
3Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)90,35 %9,65 %
4Cakupan kunjungan neonatus (Kn3)87,36 %12,64 %
5Cakupan kunjungan bayi96,33 %3,67 %
6Jumlah dukun bayi terlatih90,00 %10,00 %
7Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah0,00 %100,00 %
8Jumlah peserta KB aktif93,56%6,44%
9Balita BGM103,33 %3,33 %
10Jumlah TTU yang diperiksa69,00%31,00%
11TP2M yang diperiksa74,00%26,00%
12TP2M yang memenuhi syarat sanitasi33,00%67,00%
13Pemduduk yang memanfaatkan jamban93,00%7,00%
14Cakupan suspek TB paru19,00 %81,00 %
15Penemuan kasus TB BTA (+)8,40 %91,60 %
16Cakupan balita dengan pneumonia yg ditemukan/ditangani sesuai standart7,32 %92,68 %
17Jumlah bumil yg mendapat TT191,35 %8,65 %
18Jumlah bumil yg mendapat TT292,33 %7,67 %
19Desa UCI0,00%100,00%
20Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG99,35 %0,65%
21Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT196,60 %3,40 %
22Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT399,41 %0,59 %
23Jumlah bayi yg mendapat imunisasi polio 498,00 %2,00 %
24Jumlah bayi yg mendapat imunisasi hepatitis B276,38 %23,62 %
25Jumlah bayi yg mendapat ASI eksklusif16,70 %83,30 %
26Jumlah kader terlatih78,90 %21,10 %
27Penyuluhan NAPZA dan HIV AIDS oleh petugas kesehatan0,00 %100,00 %
18
28Jumlah UKGS tahap 381,08 %18,92 %
29Pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan umum4,68 %95,32 %
3.2 Prioritas MasalahDari 29 masalah yang ada di Puskesmas Tempuran ditentukan prioritas masalah berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif sebagai berikut :1. Kriteria A : Penentuan Besar MasalahBesarnya masalah dilihat dari besarnya dampak pada penduduk dengan kategori sebagai berikut :Kelas = 1+ 3,3 log 29 = 5,82 ~ 6
Tabel 14. Kriteria A (Besar Masalah)NOMASALAHI (1)II (2)III (3)IV (4)V (5)VI (6)BOBOT
0,59-17,1617,17- 3,7233,73-50,2950,30-6,8666,87-3,4383,44-100
1Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatanV1
2Cakupan kunjungan neonatus (Kn1) V1
3Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)V1
4Cakupan kunjungan neonatus (Kn3)V1
5Cakupan kunjungan bayiV1
6Jumlah dukun bayi terlatihV1
7Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolahV6
8Jumlah peserta KB aktifV1
9Balita BGMV1
10Jumlah TTU yang diperiksaV2
11TP2M yang diperiksaV2
12TP2M yang memenuhi syarat sanitasiV5
13Penduduk yang memanfaatkan jambanV1
14Cakupan suspek TB paruV5
15Penemuan kasus TB BTA (+) V6
16Cakupan balita dengan pneumonia yg ditemukan/ditangani sesuai standart V6
17Jumlah bumil yg mendapat TT1 V1
18Jumlah bumil yg mendapat TT2 V1
19Desa UCIV6
20Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCGV1
21Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT1 V1
22Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT3 V1
23Jumlah bayi yg mendapat imunisasi polio 4 V1
24Jumlah bayi yg mendapat imunisasi hepatitis B2V2
25Jumlah bayi yg mendapat ASI eksklusif V5
26Jumlah kader terlatihV2
27Penyuluhan NAPZA dan HIV AIDS oleh petugas kesehatan V6
28Jumlah UKGS tahap 3V2
29Pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan umumV6
2. Kriteria B : Kegawatan masalahKegawatan masalah terdiri dari 3 sub kriteria, yaitu keganasan, tingkat urgensi, dan tingkat biaya yang dikeluarkan. Skor yang tercantum pada tabel skor kegawatan masalah dibawah ini adalah hasil rata-rata pengambilan suara dari 10 anggota kelompok.Keterangan SkoringKeganasan :5 = sangat ganas4 = ganas3 = cukup ganas 2 = kurang ganas 1 = tidak ganasTingkat urgency: 5 = sangat urgent4 = urgent3 = cukup urgent2 = kurang urgent1 = tidak urgentBiaya yang dikeluarkan:5 = sangat murah4 = murah3 = cukup murah2 = mahal1 = sangat mahal
Tabel 15. Kriteria B (Kegawatan Masalah)NOMASALAHKEGANASANURGENSIBIAYATOTAL
1Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan2.93,63,810,3
2Cakupan kunjungan neonatus (Kn1) 32,44,29,6
3Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)2,72,24,19,0
4Cakupan kunjungan neonatus (Kn3)2,22,14,18,4
5Cakupan kunjungan bayi3,1249,1
6Jumlah dukun bayi terlatih3,32,23.79,2
7Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah334.210,2
8Jumlah peserta KB aktif21,33,56,8
9Balita BGM44,2210,2
10Jumlah TTU yang diperiksa1,71,936,6
11TP2M yang diperiksa2,32,13,27,6
12TP2M yang memenuhi syarat sanitasi2,222,26,4
13Penduduk yang memanfaatkan jamban2,123.87,9
14Cakupan suspek TB paru3,73,43.510,6
15Penemuan kasus TB BTA (+) 3,74,51,69,8
16Cakupan balita dengan pneumonia yg ditemukan/ditangani sesuai standart 3,13,51,98,5
17Jumlah bumil yg mendapat TT1 2,83,23,49,4
18Jumlah bumil yg mendapat TT2
2,42.52,87,7
NOMASALAHKEGANASANURGENSIBIAYATOTAL
19Desa UCI3,12.42,68,1
20Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG3,43,24,310,9
21Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT1 3,53,34,511,3
22Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT3 3,33,14,510,9
23Jumlah bayi yg mendapat imunisasi polio 4 2,72,32,87,8
24Jumlah bayi yg mendapat imunisasi hepatitis B2 3,22,82,88,8
25Jumlah bayi yg mendapat ASI eksklusif 2,22,849,0
26Jumlah kader terlatih1,81,62,25,6
27Penyuluhan NAPZA dan HIV AIDS oleh petugas kesehatan 2,21,42,86,4
28Jumlah UKGS tahap 31,21,135,3
29Pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan umum1,11,82,15,0
3. Kriteria C : Menentukan Kemudahan PenanggulanganPenanggulangan kriteria ini bersifat subyektif, di mana untuk menilai kemudahan dalam penanggulangan masalah, pertanyaan yang harus dijawab adalah apakah sumber daya seperti: tenaga, alat, obat, biaya, fasilitas kesehatan dan teknologi yang tersedia mampu dan mudah menyelesaikan masalah. Kemudahan dalam penanggulangan masalah diukur dengan sistem skoring dengan nilai 1 5 di mana:a. Sangat mudah : 5b. Mudah : 4c. Cukup mudah : 3d. Sulit : 2e. Sangat sulit : 1
Tabel 16. Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)NOMASALAHKEMUDAHAN PENANGGULANGAN
1Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan3
2Cakupan kunjungan neonatus (Kn1)4,2
3Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)4,1
4Cakupan kunjungan neonatus (Kn3)4,1
5Cakupan kunjungan bayi4
6Jumlah dukun bayi terlatih2,2
7Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah2.5
8Jumlah peserta KB aktif2.7
9Balita BGM1.5
10Jumlah TTU yang diperiksa3.8
11TP2M yang diperiksa3.2
12TP2M yang memenuhi syarat sanitasi2.1
13Penduduk yang memanfaatkan jamban2.2
14Cakupan suspek TB paru 3.6
15Penemuan kasus TB BTA (+) 2
16Cakupan balita dengan pneumonia yg ditemukan / ditangani sesuai standart 2
17Jumlah bumil yg mendapat TT1 3.8
18Jumlah bumil yg mendapat TT2 3.7
19Desa UCI1.8
20Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG3.9
21Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT1 4.2
22Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT3 3.2
23Jumlah bayi yg mendapat imunisasi polio 4 3.2
24Jumlah bayi yg mendapat imunisasi hepatitis B2 2.8
25Jumlah bayi yg mendapat ASI eksklusif 3.7
26Jumlah kader terlatih 2.2
27Penyuluhan NAPZA dan HIV AIDS oleh petugas kesehatan 3.1
28Jumlah UKGS tahap 32.9
29Pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan umum1,3
4. Kriteria PEARL FactorPenilaian PEARL meliputi propriety, economy, acceptability, resources of vialibility, dan legality :P:Propriate (Kesesuaian dengan program nasional/kesepakatan dunia/program daerah)E : Economic (Secara ekonomi murah, kegiatan tersebut untuk dilaksanakan)A : Acceptable (Dapat diterima oleh masyarakat, Pemda, dll)R: Resource (Tersedianya sumber daya yang mendukung kegiatan)L: Legality (Ada landasan hukum/etika kedokteran, dll)Skor yang digunakan:1 = setuju0 = tidak setuju
Tabel 17. PEARL FactorNOMASALAHPEARLTOTAL
1Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan111111
2Cakupan kunjungan neonatus (Kn1)111111
3Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)111111
4Cakupan kunjungan neonatus (Kn3)111111
5Cakupan kunjungan bayi111111
6Jumlah dukun bayi terlatih111111
7Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah111111
8Jumlah peserta KB aktif111111
9Balita BGM101010
10Jumlah TTU yang diperiksa111111
11TP2M yang diperiksa111111
12TP2M yang memenuhi syarat sanitasi111111
13Penduduk yang memanfaatkan jamban111111
14Cakupan suspek TB paru111010
15Penemuan kasus TB BTA (+)101010
16Cakupan balita dengan pneumonia yg ditemukan/ditangani sesuai standart101010
17Jumlah bumil yg mendapat TT1111111
18Jumlah bumil yg mendapat TT2111111
19Desa UCI111010
20Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG111111
21Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT1111111
22Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT3111111
23Jumlah bayi yg mendapat imunisasi polio 4111111
24Jumlah bayi yg mendapat imunisasi hepatitis B2111111
25Jumlah bayi yg mendapat ASI eksklusif111010
26Jumlah kader terlatih111111
27Penyuluhan NAPZA dan HIV AIDS oleh petugas kesehatan111111
28Jumlah UKGS tahap 3111111
29Pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan umum101010
Prioritas Masalah Kegiatan Pelayanan KesehatanSetelah nilai kriteria A, B, C dan D didapatkan, nilai tersebut dimasukkan ke dalam formula sebagai berikut:Nilai Prioritas Dasar (NPD) :(A + B) x C Nilai Prioritas Total (NPT) :(A + B) x C x DTabel 18. Prioritas MasalahNoMasalahABCPEARLNPDNPT
1Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan110.33133.933.9
2Cakupan kunjungan neonatus (Kn1) 19.64.2144.5244.52
3Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)194.114141
4Cakupan kunjungan neonatus (Kn3)18.44.1138.5438.54
5Cakupan kunjungan bayi19.14140.440.4
6Jumlah dukun bayi terlatih19.22.2122.4422.44
7Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah610.22.5140.540.5
8Jumlah peserta KB aktif16.82.7121.0621.06
9Balita BGM110.21.5016.80
10Jumlah TTU yang diperiksa26.63.8132.6832.68
11TP2M yang diperiksa27.63.2130.7230.72
12TP2M yang memenuhi syarat sanitasi56.42.1123.9423.94
13Penduduk yang memanfaatkan jamban17.92.2119.5819.58
14Cakupan suspek TB paru 510.63.6056.160
15Penemuan kasus TB BTA (+) 69.82031.60
16Cakupan balita dengan pneumonia yg ditemukan/ditangani sesuai standart 68.520290
17Jumlah bumil yg mendapat TT1 19.43.8139.5239.52
18Jumlah bumil yg mendapat TT2 17.73.7132.1932.19
19Desa UCI68.11.8025.380
20Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG110.93.9146.4146.41
21Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT1 111.34.2151.6651.66
22Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT3 110.93.2138.0838.08
23Jumlah bayi yg mendapat imunisasi polio 4 17.83.2128.1628.16
24Jumlah bayi yg mendapat imunisasi hepatitis B2 28.82.8130.2430.24
25Jumlah bayi yg mendapat ASI eksklusif 593.7051.80
26Jumlah kader terlatih 25.62.2116.7216.72
27Penyuluhan NAPZA dan HIV AIDS oleh petugas kesehatan 66.43.1138.4438.44
28Jumlah UKGS tahap 325.32.9121.1721.17
29Pelayanan gangguan jiwa di sarana kesehatan umum651.3014.30
Setelah dilakukan analisis Hanlon kuantitatif maka didapatkan prioritas masalah :1.Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT1 2.Jumlah bayi yang mendapat imunisasi BCG3.Cakupan kunjungan neonatus (Kn1) 4.Cakupan kunjungan neonatus (Kn2)5.Deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah6.Cakupan kunjungan bayi7.Jumlah bumil yg mendapat TT1 8.Cakupan kunjungan neonatus (Kn3)9.Penyuluhan NAPZA dan HIV AIDS oleh petugas kesehatan 10.Jumlah bayi yg mendapat imunisasi DPT3 11.Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan12.Jumlah TTU yang diperiksa13.Jumlah bumil yg mendapat TT2 14.TP2M yang diperiksa15.Jumlah bayi yg mendapat imunisasi hepatitis B2 16.Jumlah bayi yg mendapat imunisasi polio 4 17.TP2M yang memenuhi syarat sanitasi18.Jumlah dukun bayi terlatih19.Jumlah UKGS tahap 320.Jumlah peserta KB aktif21.Penduduk yang memanfaatkan jamban22.Jumlah kader terlatih Berdasarkan diskusi dengan Kepala Puskemas Tempuran atas prioritas masalah di atas, maka dipilihlah jumlah bumil yang mendapat TT2 yang ditangani sebagai masalah yang selanjutnya akan dianalisis dan dipecahkan.
3.3 Analisis Penyebab Masalaha. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistemMelalui pendekatan sistem selanjutnya dicari penyebab masalah utama tersebut. Secara skematis sistem tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Gambar 2. Bagan Pendekatan SistemIMPACTKecacatanKesakitanKematianINPUTManMoneyMaterialMethodeMachinePROSESP1P2P3OUTPUTCakupan HasilStratifikasiLINGKUNGAN :KebijakanOUTCOMEMutu
Tabel 19. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Tahap Analisis Pendekatan SistemKomponenKekuranganKelebihan
InputMan Adanya rangkap tugas Tidak adanya tenaga khusus terlatih untuk program penyuluhan Jumlah tenaga kesehatan tidak sesuai dengan jumlah desa Pemberian vaksin TT dilakukan oleh bidan yang sudah terlatih dan berpengalaman Tenaga kesehatan dapat mencakup seluruh desa di kecamatan Tempuran
Money Sulitnya mendapatkan dana untuk program penyuluhan Biaya distribusi vaksin ditanggung oleh Puskesmas
Method Belum ada jadwal khusus untuk penyuluhan / pemberian informasi tentang pentingnya TT Protap pemberian vaksin TT belum diperbarui sejak 2010 Sudah ada jadwal khusus untuk pemberian vaksin TT Pemberian vaksin TT dapat dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan binaan Puskesmas (BP, Posyandu, PKD, Pustu)
Material Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet ke tempat sasaran Vaksin TT diberikan gratis Terdapat catatan mengenai bahan habis pakai yang diterima puskesmas dan yang didistribusikan
Machine Terdapat sarana penyimpanan vaksin yang memadai
ProsesP1 Tidak adanya rencana penyuluhan TT guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi TT Pendataan ibu hamil dilakukan secara bertahap dari fasilitas yan-kes binnaan puskesmas, kemudian dilaporkan ke Puskesmas Penjaringan ibu hamil dilakukan sejak catin
P2 Kondisi ibu tidak fit saat jadwal rutin TT Penyuluhan terhadap ibu hamil mengenai pentingnya TT hanya dilakukan perorangan dengan waktu yang terbatas Hasil evaluasi pada saat lokmin tidak dimiliki oleh pemegang program Kerjasama lintas program dan lintas sektor dilakiukan pada saat lokmin Lokmin bulanan rutin dilakukan
P3
Kurangnya pelaporan data bumil yang sudah mendapat TT oleh bidan swasta Pencatatan ibu hamil yang mendapatkan vaksin TT ditulis di lembar ANC KIA
Lingkungan Kurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya vaksinasi TT Terrdapat dukungan dari kader dan masyarakat sekitar dalam hal pendataan ibu hamil
Tabel 20. Identifikasi Penyebab Masalah Setelah Konfirmasi Kepada Pihak PuskesmasKomponenKekurangan
InputMan Adanya rangkap tugas Tidak adanya tenaga khusus terlatih untuk program penyuluhan Jumlah tenaga kesehatan tidak sesuai dengan jumlah desa
Money Sulitnya mendapatkan dana untuk kegiatan penyuluhan
Method Belum ada jadwal khusus untuk penyuluhan / pemberian informasi tentang pentingnya TT Protap pemberian vaksin TT belum diperbarui sejak 2010
Material Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet ke tempat sasaran
ProsesP1 Tidak adanya rencana penyuluhan TT guna meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi TT
P2 Penyuluhan terhadap ibu hamil mengenai pentingnya TT hanya dilakukan perorangan dengan waktu yang terbatas Hasil evaluasi pada saat lokmin tidak dimiliki oleh pemegang program
P3
Kurangnya pelaporan data bumil yang sudah mendapat TT oleh bidan swasta
Lingkungan Kurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya vaksinasi TT
b. Analisis penyebab masalah dengan menggunakan Quality Assurance (QA)Selain dengan pendekatan sistem, analisis masalah manajemen puskesmas juga dilakukan dengan penilaian mutu dari pelayanan kesehatan Puskesmas. Penilaian ini meliputi 2 hal, yaitu: Simple problem: Penilaian mutu pelayanan petugas Puskesmas dilakukan dengan observasi terhadap pelayanan kesehatan terkait dengan pemberian imunisasi TT oleh petugas kesehatan di Puskesmas Tempuran tanggal 12 Mei 2014. Observasi dilakukan sesuai daftar tilik berdasarkan Standar prosedur operasional imunisasi di Puskesmas Tempuran dengan sasaran ibu hamil.
Tabel 21. Simple ProblemNOPERTANYAANYTTB
1Apakah petugas menyiapkan alat dan tempat?
23
4
5
6
7
8
9
10
11Apakah klien mendaftar di loket?Apakah klien dilayani di ruang imunisasi / KIA?Apakah petugas memberikan penyuluhan?Apakah klien di periksa untuk diberikan imunisasi atau tidak?Apakah petugas menanyakan imunisasi yang telah di dapat?Apakah pemberian imunisasi dilakukan sesuai dengan jadwal?Apakah petugas mencatat hasil pelayanan di buku register atau KIA?Apakah klien setelah diberikan pelayanan diberikan obat?Apakah setelah selesai petugas membersihkan alat?Apakah setelah selesai klien terus pulang?
Complex problem: Penilaian mutu pelayanan Puskesmas salah satunya dilakukan lewat pendekatan complex problem, yaitu dengan menggunakan sembilan dimensi mutu. Kuesioner ditanyakan kepada 3 responden yaitu Ibu yang pernah melakukan vaksin TT yang berkunjung ke BKIA.
Tabel 22. Complex ProblemNo.PernyataanPuskesmas(n=3)Total
Pendapat
YaTidak
IKeterjangkauan
a. Apakah anda mudah menjangkau tempat penyedia vaksin TT?b. Apakah transportasi umum ke tempat penyedia vaksin TT mudah ditemukan?c. Apakah biaya transportasi umum ke tempat penyedia vaksin TT terjangkau?d. Apakah tidak dibutuhkan waktu lama untuk mencapai tempat penyedia vaksin TT?3
3
3
30
0
0
0100%
100%
100%
100%
IIHubungan Antar Individu
a. Apakah petugas pelayanan kesehatan ini ramah, memberi salam dan tersenyum?b. Apakah petugas pelayanan vaksin TT mendengarkan keluhan anda dengan seksama?c. Apakah petugas pelayanan vaksin TT memberi kesempatan bertanya?d. Apakah petugas pelayanan vaksin TT menggunakan bahasa yang mudah dimengerti?e. Apakah anda merasa diperlakukan sama dengan pasien lainnya?3
3
3
3
3
0
0
0
0
0
100%
100%
100%
100%
100%
IIIKenyamanan
a. Apakah ruang tunggu tempat pelayanan vaksin TT bersih dan nyaman?b. Apakah ruang periksa pelayanan vaksin TT bersih dan nyaman?c. Apakah toilet di tempat pelayanan vaksin TT bersih?d. Apakah sarana prasarana tempat pelayanan mendukung untuk melakukan vaksin TT?3
3
3
30
0
0
0100%
100%
100%
100%
IVKompetensi
a. Apakah petugas menguasai materi tentang vaksinasi TT?b. Apakah petugas dapat menjawab pertanyaan dari pasien mengenai vaksinasi yang dilakukan, kapan waktu vaksinasi berikutnya, dan informasi lain yang dibutuhkan pasien?2
21
167%
67%
VInformasi
a. Apakah petugas memberikan informasi tentang pentingnya, kapan dilakukan, siapa sasarannya, komplikasi yang bisa terjadi terkait dengan vaksinasi TT?b. Apakah ada pesan atau informasi yang diberikan petugas kesehatan setelah dilakukan vaksinasi?c. Apakah sebelum melakukan tindakan, petugas memberikan informasi pada anda tentang tindakan yang akan dilakukan?2
3
21
0
167%
100%
67%
VIEfisiensi
a. Apakah tempat pelayanan vaksinasi TT buka tepat waktu?b. Apakah Petugas pelayanan vaksinasi TT datang tepat waktu?c. Apakah antrian pasien terkoordinir dengan baik?d. Apakah penyampaian petugas tidak berbelit-belit?3
3
3
30
0
0
0100%
100%
100%
100%
VIIEfektifitas
a. Apakah setelah diberi vaksinasi anda dapat merasakan manfaatnya?b. Apakah tidak ada efek yang tidak menyenangkan setelah dilakukan vaksinasi TT?c. Apakah anda merasa puas dengan pelayanan vaksinasi TT ?2
3
31
0
067%
100%
100%
VIIIKesinambungan
a. Apakah anda berencana melakukan vaksinasi berikutnya?b. Apakah petugas memberikan jadwal vaksinasi berikutnya?3
20
1100%
67%
IXKeamanan
a. Apakah petugas pelayanan kesehatan menggunakan alat proteksi diri dan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan vaksinasi?b. Apakah ada APAR?c. Apakah sebelum melakukan tindakan petugas menanyakan riwayat alergi yang anda miliki?2
001
3367%
0%0%
Jaminan mutu diukur dari kepuasan pelanggan/konsumen dimana pelanggan/konsumen dianggap puas terhadap pelayanan yang diberikan jika persentase pelanggan yang puas mencapai 80%. Dari wawancara didapatkan 9 item pertanyaan (dari 30 pertanyaan) yang menunjukkan pelanggan/konsumen tidak puas terhadap pelayanan petugas :1.33% responden merasa petugas belum menguasai materi tentang vaksinasi TT2.33% responden merasa petugas belum dapat menjawab pertanyaan dari pasien mengenai vaksinasi yang dilakukan, kapan waktu vaksinasi berikutnya, dan informasi lain yang dibutuhkan pasien3. 33% responden merasa petugas belum memberikan informasi tentang pentingnya, kapan dilakukan, siapa sasarannya, komplikasi yang bisa terjadi terkait dengan vaksinasi TT4. 33% responden merasa sebelum melakukan tindakan, petugas belum memberikan informasi pada responden tentang tindakan yang akan dilakukan5. 33% responden merasa setelah diberi vaksinasi tidak dapat merasakan manfaatnya6. 33% responden merasa petugas tidak memberikan jadwal vaksinasi berikutnya7. 33% responden merasa petugas pelayanan kesehatan tidak menggunakan alat proteksi diri dan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan vaksinasi8. 100% responden menyatakan bahwa tidak terdapat APAR di tempat pelayanan kesehatan9. 100% responden menyatakan bahwa sebelum melakukan tindakan petugas tidak menanyakan riwayat alergi yang dimiliki
c. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan Fishbone analysis
Gambar 3. Diagram analisis kemungkinan penyebab masalah dengan metode Fishbone AnalysisKurangnya jumlah ibu hamil yang mendapat imunisasi TT2 di Kecamatan Tempuran pada periode Januari-April 2014 dengan cakupan 87,72 % (Target 95 %)MoneyMetodeLingkunganAdanya rangkap jabatanTidak adanya tenaga khusus terlatih untuk program penyuluhanJumlah tenaga kesehatan tidak sesuai dengan jumlah desaHasil evaluasi pada saat lokmin tidak dimiliki oleh pemegang programKurangnya pelaporan data bumil yang sudah mendapat TT oleh bidan swastaSulitnya mendapatkan dana untuk kegiatan penyuluhanKurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet ke tempat sasaran Kurangnya media peraga dalam pelaksanaan penyuluhanBelum ada jadwal khusus untuk penyuluhan / pemberian informasi tentang pentingnya TTProtap pemberian vaksin TT belum diperbarui sejak 2010Kurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya vaksinasi TTMaterialMan
d. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QA Tabel 23. Penyebab Masalah Berdasar MP dan QANo.Penyebab Masalah
AAdanya rangkap tugas
BTidak adanya tenaga khusus terlatih untuk program penyuluhan
CJumlah tenaga kesehatan tidak sesuai dengan jumlah desa
DHasil evaluasi pada saat lokmin tidak dimiliki oleh pemegang program
EKurangnya pelaporan data bumil yang sudah mendapat TT oleh bidan swasta
FKurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet ke tempat sasaran
GKurangnya media peraga dalam pelaksanaan penyuluhan
HKurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya vaksinasi TT
IBelum ada jadwal khusus untuk penyuluhan / pemberian informasi tentang pentingnya TT
JProtap pemberian vaksin TT belum diperbarui sejak 2010
KSulitnya mendapatkan dana untuk kegiatan penyuluhan
LResponden merasa petugas belum menguasai materi tentang vaksinasi TT
MResponden merasa petugas belum dapat menjawab pertanyaan dari pasien mengenai vaksinasi yang dilakukan, kapan waktu vaksinasi berikutnya, dan informasi lain yang dibutuhkan pasien
NResponden merasa petugas belum memberikan informasi tentang pentingnya, kapan dilakukan, siapa sasarannya, komplikasi yang bisa terjadi terkait dengan vaksinasi TT
OResponden merasa petugas belum memberikan informasi pada ibu hamil tentang tindakan yang akan dilakukan sebelum melakukan tindakan
PResponden merasa setelah diberi vaksinasi tidak dapat merasakan manfaatnya
QResponden merasa petugas tidak memberikan jadwal vaksinasi berikutnya
RResponden merasa petugas pelayanan kesehatan tidak menggunakan alat proteksi diri dan cuci tangan sebelum dan setelah melakukan tindakan vaksinasi
SResponden menyatakan bahwa tidak terdapat APAR di tempat pelayanan kesehatan
TResponden menyatakan bahwa sebelum melakukan tindakan petugas tidak menanyakan riwayat alergi yang dimiliki
3.4 Prioritas Penyebab MasalahPenyebab masalah telah ditentukan berdasarkan pendekatan sistem dan pendekatan mutu serta telah dikonfirmasi dengan pemegang program Imunisasi Puskesmas Tempuran dan Kepala Puskesmas Tempuran. Kemudian prioritas penyebab masalah ditentukan menggunakan Paired Comparison.Tabel 24. Paired ComparisonABCDEFGHIJKLMNOPQRSTHORIZONTAL
A7
BB14
CCC 14
DABC6
EEEEE18
FFBCFE9
GABCDEF3
HHHHHHHH19
IIBCIEIIH10
JABCDEFJHI1
KKKKKEKKHKK17
LLBCDELLHLLK13
MMBCMEMMHIMKL9
NNBNNENNHNNKLN12
OAOCOEFOHOOKLMN8
PPBPPEFPHIPKLPPP11
QQBCQEQQHQQKLQQQQ13
RABCDEFGHIRKLMNOPQ2
SABCDEFGHISKLMNOPQR1
TABCDEFGHITKLMNOPQTT3
Tabel 25. Pareto Penyebab MasalahPenyebab masalahFrekuensiPersen (%)Frekuensi KumulatifPersen Kumulatif (%)
H19101910
E189,473719,47
K178,925428,39
B147,366835,75
C147,368243,11
L136,849549,95
Q136,8410856,79
N126,3212063,11
P115,7913168,90
I105,2714174,17
F94,7415078,91
M94,7415983,65
O84,2216787,87
A73,6917491,57
D63,1618094,73
G31,5718396,30
T31,5718697,87
R21,0718898,93
J10,5318999,47
S10,53190100
Berdasarkan tabel Paired Comparison diatas dapat dijelaskan bahwa penyebab masalah terbesar adalah H yakni Kurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya vaksinasi TT. Kemudian penyebab-penyebab masalah dituangkan dalam tabel Pareto hingga didapat prioritas penyebab masalah hingga 80%.
Persentase Kumulatif80%Gambar 4.. Diagram Pareto
Berdasarkan diagram pareto penyebab masalah diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat 12 penyebab masalah yang menimbulkan sebagian besar masalah (sampai dengan 80%).Penyebab masalah tersebut adalah:1. Kurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya vaksinasi TT2. Kurangnya pelaporan data bumil yang sudah mendapat TT oleh bidan swasta3. Sulitnya mendapatkan dana untuk kegiatan penyuluhan4. Tidak adanya tenaga khusus terlatih untuk program penyuluhan5. Jumlah tenaga kesehatan tidak sesuai dengan jumlah desa6. Responden merasa petugas belum menguasai materi tentang vaksinasi TT7. Responden merasa petugas tidak memberikan jadwal vaksinasi berikutnya8. Responden merasa petugas belum memberikan informasi tentang pentingnya, kapan dilakukan, siapa sasarannya, komplikasi yang bisa terjadi terkait dengan vaksinasi TT9. Responden merasa setelah diberi vaksinasi tidak dapat merasakan manfaatnya10. Belum ada jadwal khusus untuk penyuluhan / pemberian informasi tentang pentingnya TT11. Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet ke tempat sasaran12. Responden merasa petugas belum dapat menjawab pertanyaan dari pasien mengenai vaksinasi yang dilakukan, kapan waktu vaksinasi berikutnya, dan informasi lain yang dibutuhkan pasien
3.5 Alternatif Pemecahan MasalahDari hasil analisis pareto didapatkan bahwa dengan mengatasi dua belas penyebab masalah, dianggap masalah dapat diselesaikan. Penyebab dan alternatif pemecahan masalah tersebut adalah:
Tabel 26. Penyebab dan Alternatif Pemecahan MasalahNo.PenyebabAlternatif pemecahan masalah
1Kurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya vaksinasi TT Penyuluhan kepada keluarga yang memiliki wanita usia subur Mengingatkan kepada ibu hamil mengenai jadwal vaksinasi berikutnya
2Kurangnya pelaporan data bumil yang sudah mendapat TT oleh bidan swasta
Mengoptimalkan komunikasi antara Puskesmas dan bidan swasta Mengingatkan kepada bidan swasta agar melaporkan data bumil yang sudah mendapat TT
3.Sulitnya mendapatkan dana untuk kegiatan penyuluhan Mengajukan proposal kegiatan penyuluhan vaksinasi TT kepada Dinkes Kabupaten
4.Tidak adanya tenaga khusus terlatih untuk program penyuluhan Mengadakan pelatihan kepada tenaga yang telah ditunjuk oleh Puskesmas (Bidan, Perawat, Kader)
5.Jumlah tenaga kesehatan tidak sesuai dengan jumlah desa Advokasi Puskesmas kepada pemerintah mengenai penambahan dan pemerataan jumlah tenaga kesehatan
6.Responden merasa petugas Puskesmas belum menguasai materi tentang vaksinasi TT Mengadakan evaluasi terhadap pemahaman materi kepada petugas Puskesmas mengenai vaksinasi TT Mengadakan pelatihan materi ulang kepada petugas Puskesmas yang tidak lulus evaluasi
7.Responden merasa petugas tidak memberikan jadwal vaksinasi berikutnya
Mengingatkan petugas secara personal untuk memberikan jadwal vaksinasi berikutnya kepada bumil Membuat poster jadwal vaksinasi TT sebagai media komunikasi di ruang tunggu
8.Responden merasa petugas belum memberikan informasi tentang pentingnya, kapan dilakukan, siapa sasarannya, komplikasi yang bisa terjadi terkait dengan vaksinasi TT Mengingatkan kepada petugas untuk memberikan informasi yang terkait dengan vaksinasi TT secara lengkap
9.Responden merasa setelah diberi vaksinasi tidak dapat merasakan manfaatnya Menjelaskan kepada bumil bahwa vaksinasi TT berfungsi sebagai pencegahan dan tidak langsung dirasakan manfaatnya
10.Belum ada jadwal khusus untuk penyuluhan / pemberian informasi tentang pentingnya TT Perencanaan adanya penyuluhan khusus tentang vaksinasi TT
11.Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet ke tempat sasaran Membuat dan mendistribusikan poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat melalui Puskesmas
12.Responden merasa petugas belum dapat menjawab pertanyaan dari pasien mengenai vaksinasi yang dilakukan, kapan waktu vaksinasi berikutnya, dan informasi lain yang dibutuhkan pasien Mengadakan evaluasi terhadap pemahaman materi kepada petugas Puskesmas mengenai vaksinasi TT Mengadakan pelatihan materi ulang kepada petugas Puskesmas yang tidak lulus evaluasi
3.6 Pengambilan KeputusanProses pengambilan keputusan menggunaan kriteria mutlak dan kriteria keinginan. Kriteria mutlak dan kriteria keinginan yang dipakai antara lain :a. Kriteria mutlak: Ketersediaan dan kemampuan SDM (pelaksana kegiatan) Dana tidak melebihi Rp. 2.000.000,00 Dalam 1 bulan dapat dilihat hasil kegiatanb. Kriteria keinginan : Mudah dilaksanakan: 30 Biaya murah: 25 Efektif: 20 Berkesinambungan: 15 Peran serta masyarakat: 10Beberapa alternatif pemecahan masalah tersebut antara lain :1.Penyuluhan kepada keluarga yang memiliki wanita usia subur
2.Mengingatkan kepada ibu hamil mengenai jadwal vaksinasi berikutnya
3.Mengoptimalkan komunikasi antara Puskesmas dan bidan swasta
4.Mengingatkan kepada bidan swasta agar melaporkan data bumil yang sudah mendapat TT
5.Mengajukan proposal kegiatan penyuluhan vaksinasi TT kepada Dinkes Kabupaten
6.Mengadakan pelatihan kepada tenaga yang telah ditunjuk oleh Puskesmas (Bidan, Perawat, Kader)
7.Advokasi Puskesmas kepada pemerintah mengenai penambahan dan pemerataan jumlah tenaga kesehatan
8.Mengadakan evaluasi dan pelatihan materi ulang terhadap pemahaman materi kepada petugas Puskesmas mengenai vaksinasi TT
9.Mengingatkan petugas secara personal untuk memberikan jadwal vaksinasi berikutnya kepada bumil
10.Membuat poster jadwal vaksinasi TT sebagai media komunikasi di ruang tunggu
11.Mengingatkan kepada petugas untuk memberikan informasi yang terkait dengan vaksinasi TT secara lengkap
12.Menjelaskan kepada bumil bahwa vaksinasi TT berfungsi sebagai pencegahan dan tidak langsung dirasakan manfaatnya
13.Perencanaan adanya penyuluhan khusus tentang vaksinasi TT
14.Membuat dan mendistribusikan poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat melalui Puskesmas
Alternatif-alternatif tersebut diuji dalam matriks kriteria mutlak dan kriteria keinginan sebagai berikut :Tabel 27. Kriteria MutlakAlternatifKriteria MutlakL/TL
SDMDana Rp.2.000.000,00Terlihat hasil dalam 1 bulan
1111L
2111L
3111L
4111L
5110TL
6111L
7110TL
8111L
9111L
10111L
11111L
12111L
13111L
14111L
L = LulusTL = Tidak Lulus
Tabel 28. Kriteria keinginanKriteriaBobotAlternatif
12346891011121314
Mudah dilaksanakan305x30= 1505x30= 1503x30= 905x30= 1504x30= 1204x30= 1205x30= 1503x30= 905x30= 1505x30= 1505x30= 1503x30= 90
Biaya murah255x25= 1255x25= 1255x25= 1255x25= 1254x25= 1003x25= 755x25= 1253x25= 755x25= 1255x25= 1255x25= 1253x25= 75
Efektif205x20= 1005x20= 1005x20= 1005x20= 1005x20= 1005x20= 1005x20= 1003x20= 605x20= 1005x20= 1005x20= 1003x20= 60
Berkesinambungan155x15= 755x15= 753x15= 455x15= 753x15= 453x15= 453x15= 453x15= 455x15= 755x15= 755x15= 752x15= 30
Peran serta masyarakat105x10= 502x10= 201x10= 101x10= 101x10= 101x10= 102x10= 201x10= 101x10= 101x10= 101x10= 101x10= 10
Jumlah500470370460375350440280460460460265
Berdasarkan kriteria mutlak dan keinginann, maka diambil keputusan sementara dari dua skor tertinggi, yaitu:1. Penyuluhan kepada keluarga yang memiliki wanita usia subur2. Mengingatkan kepada ibu hamil mengenai jadwal vaksinasi berikutnyaDari 2 alternatif pemecahan masalah di atas, kemudian dibuat inentarisasi faktor pendorong dan penghambat.
Tabel 29. Keputusan SementaraAlternatifFaktor PendorongFaktor Penghambat
Penyuluhan kepada keluarga yang memiliki wanita usia subur Biaya yang dikeluarkan tidak terlalu mahal Mudah dilaksanakan Efektif dan efisien Melibatkan peran serta masyarakat Memerlukan waktu khusus untuk melaku-kan penyuluhan
Mengingatkan kepada ibu hamil mengenai jadwal vaksinasi berikutnya Efektif Biaya yang dikelurkan murah Mudah dilaksanakan Sikap tidak peduli terhadap jadwal vaksinasi
Berdasarkan keputusan sementara dan inventarisasi faktor pendorong dan penghambat, maka diambil keputusan tetap yaitu: Penyuluhan kepada keluarga yang memiliki wanita usia subur, dengan rencana kegiatan sebagai berikut:42
3.7
3.7 Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan Tabel 30.Rencana Pelaksanaan KegiatanKegiatanTujuanSasaranTempatPelaksanaWaktuBiayaMetodeIndikator
PerencanaanPembentukan panitia dan penyusunan rencana kegiatan penyuluhanTerselenggaranya penyuluhan vaksinasi TTKader, petugas kesehatanPuskesmas TempuranPelaksana Kepala Puskesmas beserta pemegang program Promkes dan KIAAkhir bulan MeiDana BOKRapat Koordinasi penyusunan RUKTerbentuknya panitia tanpa adanya rangkap tugas
PelaksanaanMelaksanakan penyuluhan tentang imunisasi TT kepada wanita usia subur dan pendamping
Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai pentingnya vaksinasi TTWanita usia subur dan pendampingDi balai desaPemegang program KIA dan PromkesMinggu ke-1 bulan AgustusDana BOKPenyuluhan, diskusi, evaluasi, pembagian leaflet Minimal 80% wanita usia subur dan pendamping menghadiri penyuluhan Minimal 90% peserta dapat menjawab pertanyaan setelah penyuluhan
Pengawasan, pengendalian, penilaian kegiatan:Penilaian dan pengawasan langsung dari kepala puskesmas Mengawasi kegiatan penyuluhan dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan Mengendalikan kegiatan selama pelaksanaan Melakukan evaluasi pada akhir kegiatan Pembuatan laporan pertanggungjawaban dan pencatatan hasil. Panitia pelaksana penyuluhan Peserta
Posyandu dan puskesmasKepala Puskesmas Antara minggu ke-1 dan minggu ke-3 dan pada saat lokmin berikut-nyaDana BOKPengamatan langsung Tersedianya laporan kegiatan, hasil dan pertanggungjawaban pemegang program Meningkatnya cakupan ibu hamil yang mendapatkan vaksinasi TT
45
BAB IVPENUTUP
4.1 Simpulan Masalah kesehatan yang teridentifikasi dari Puskesmas Tempuran periode Januari April 2014 berjumlah dua puluh sembilan. Dari 29 masalah yang sudah teridentifikasi, prioritas masalah yang ditetapkan dengan menggunakan metode Hanlon kuantitatif dan diskusi dengan kepala Puskesmas adalah: Jumlah ibu hamil yang mendapat TT2 Dari prioritas masalah, penyebab masalah ditentukan dengan analisis sistem dan QA, dan ditemukan dua puluh penyebab masalah utama. Setelah dianalisis dengan diagram pareto, ditetapkan dua belas penyebab masalah untuk dipecahkan, yaitu: Kurangnya kesadaran ibu hamil dan keluarga tentang pentingnya vaksinasi TT. Kurangnya pelaporan data bumil yang sudah mendapat TT oleh bidan swasta Sulitnya mendapatkan dana untuk kegiatan penyuluhan Tidak adanya tenaga khusus terlatih untuk program penyuluhan Jumlah tenaga kesehatan tidak sesuai dengan jumlah desa Responden merasa petugas belum menguasai materi tentang vaksinasi TT Responden merasa petugas tidak memberikan jadwal vaksinasi berikutnya Responden merasa petugas belum memberikan informasi tentang pentingnya, kapan dilakukan, siapa sasarannya, komplikasi yang bisa terjadi terkait dengan vaksinasi TT Responden merasa setelah diberi vaksinasi tidak dapat merasakan manfaatnya Belum ada jadwal khusus untuk penyuluhan / pemberian informasi tentang pentingnya TT Kurangnya media informasi seperti poster, pamflet, leaflet ke tempat sasaran Responden merasa petugas belum dapat menjawab pertanyaan dari pasien mengenai vaksinasi yang dilakukan, kapan waktu vaksinasi berikutnya, dan informasi lain yang dibutuhkan pasien Dari dua belas penyebab masalah tersebut kemudian dicari alternatif pemecahan masalahnya, lalu dicari prioritas alternatif pemecahan masalah menggunakan kriteria mutlak dan keinginan serta analisis faktor pendorong dan penghambat, sehingga diambil keputusan tetap, yaitu: Penyuluhan kepada keluarga yang memiliki wanita usia subur
4.2. SaranGuna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil terhadap vaksinasi TT, kami menyarankan kepada Kepala Puskesmas Tempuran hal-hal sebagai berikut :1. Penyuluhan kepada keluarga yang memiliki wanita usia subur dan mengingatkan kepada ibu hamil mengenai jadwal vaksinasi berikutnya2. Mengoptimalkan komunikasi antara Puskesmas dan bidan swasta agar pelaporan data ibu hamil yang sudah mendapat TT lebih lancar3. Mengadakan pelatihan dan evaluasi kepada tenaga kesehatan yang telah ditunjuk oleh Puskesmas (Bidan, Perawat, Kader)4. Advokasi Puskesmas kepada pemerintah mengenai penambahan dan pemerataan jumlah tenaga kesehatan5. Membuat dan mendistribusikan poster, pamflet, leaflet kepada masyarakat melalui Puskesmas
46
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. UU Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009.2. Departemen Kesehatan RI. Visi dan Misi Departemen Kesehatan RI 2010-2014.3. Menteri Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI NO 128/MENKES/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. 2004.4. Dinas Kesehatan Magelang. Profil Puskesmas Tempuran. 2014.
Recommended