Kerusakan Jalan

Preview:

DESCRIPTION

Rekayasa Jalan Raya

Citation preview

Tipe Kerusakan Pada Jalan dan Metode Rehabilitasinya

Ruas Surabaya - Gresik

Ruas Juanda

Surface

Base

Subgrade

( a ) Surface Failure

Tire Load - Repetisi

Surface

Base

Subgrade

( b ) Base Failure

Tire Load - Repetisi

Surface

Base

Subgrade

( c ) Subgrade Failure

Tire Load - Repetisi

Tujuan Pembelajaran

• Dapat mengindentifikasi tipe-tipe kerusakan yang umum terjadi pada jalan

• Melakukan evaluasi terhadap masing-masing tipe kerusakan tersebut

• Memahami metode perbaikan yang tepat terhadap masing-masing tipe kerusakan tersebut.

Hal-hal Pokok Dalam Manajemen Pemeliharaan

• Dapat mengindentifikasi kerusakan• Dapat mengindentifikasi tipe

perbaikan yang tepat

Penyebab Kerusakan Jalan

• Lalulintas– peningkatan baik dalam repetisi maupun

besarannya.

• Air– air hujan– system drainasae jalan yang tidak baik– naiknya air akibat kapilaritas.

• Material konstruksi perkerasan– propertisnya sendiri– pengolahan yang kurang benar.

Penyebab Kerusakan Jalan

• Iklim– pada daerah dengan pebedaan suhu

yang ekstrim

• Kondisi tanah dasar yang tidak stabil– sifat tanah dasarnya yang memang

kurang/ tidak stabil,– pelaksanaan perbaikan / pemadatan

yang kurang baik

Metode Evaluasi Kerusakan Jalan

• Jenis kerusakan • Tingkat kerusakan• Jumlah kerusakan yang

terjadi

Survey

Kondisi

Jalan

Jenis Kerusakan Jalan

• Retak• Distorsi• Cacat Permukaan• Pengausan• Kegemukan• Penurunan pada Bekas Penanaman

Utilitas

Retak

• Retak halus • Retak Kulit Buaya• Retak Pinggir• Retak Sambungan

Jalan• Retak Refleksi

Retak Halus

• LOKASI :– Umumnya pada alur roda

• CIRI-CIRI :– Tampak retakan dengan arah tidak

beraturan dan saling berpotongan. – Lebar retakan : < 2 mm (retak rambut)

Retak Halus

• KEMUNGKINAN PENYEBAB UTAMA :– konstruksi perkerasan tidak kuat mendukung

beban lalu-lintas yang ada.– lapis permukaan terlalu tipis– pemilihan campuran yang terlalu kaku untuk lapis

permukaan yang tipis.– kelelahan lapis permukaan akibaat beban lalulintas

dan umur jalan.– daya dukung tanah (badan jalan) sangat rendah

atau menurun akibat meresapnya air kedalam konstruksi perkerasan.

– stabilitas atau pemadatan lapis permukaan tidak memadai.

Retak Halus

• AKIBAT :– Bila dibiarkan, kerusakan jalan akan

lebih parah karena pengaruh air yang meresap.

– Retak rambut akan berkembang menjadi retak kulit buaya.

– Retak kulit buaya akan berkembang menjadi lubang dan ambles

Retak Halus

Retak Pinggir

• Ciri-ciri: – adanya celah lebih kecil

• Penyebabnya – bahan perkerasan yang kurang baik – tanah dasar yang kurang stabil.

• Metode pemeliharaannya – menggunakan lapis latasir, atau buras.– perbaikan system drainase.

Retak Sambungan

Retak Kulit Buaya• CIRI-CIRI:

– Retak ini adalah saling berangkai membentuk serangkaian kotak-kotak kecil yang menyerupai kulit buaya.

– Lebar retakan : > 2 mm

• TINGKAT KERUSAKAN :– Diukur dengan lebar retakan (mm)

dan luas retakan (m2).

Retak Kulit Buaya• KEMUNGKINAN PENYEBAB UTAMA :

– konstruksi perkerasan tidak kuat mendukung beban lalu-lintas yang ada.

– lapis permukaan terlalu tipis– pemilihan campuran yang terlalu kaku

untuk lapis permukaan yang tipis.– kelelahan lapis permukaan akibaat beban

lalulintas dan umur jalan.– daya dukung tanah (badan jalan) sangat

rendah atau menurun akibat meresapnya air kedalam konstruksi perkerasan.

– stabilitas atau pemadatan lapis permukaan tidak memadai.

Retak Kulit Buaya• Faktor Campuran yang

berpengaruh– Air Voids– Asphalt Viscosity– Asphalt Content– Gradation– Density

• Campuran yang kurang berpengaruh– Stabilitas Marshall

Retak Kulit Buaya

Air Voids, %

Fati

gue L

ife

Pengaruh Air Voids

Retak Kulit Buaya

Temperature, oF

Fati

gue L

ife

Pengaruh Temperatur

Retak Kulit Buaya

Asphalt Content, %

Fati

gue L

ife

Pengaruh Asphalt Content

Retak Kulit Buaya

% Passing No. 200

Fati

gue L

ife

Pengaruh Gradasi

Retak Kulit Buaya

• AKIBAT :– Bila dibiarkan, kerusakan jalan akan lebih

parah karena pengaruh air yang meresap.– Retak rambut akan berkembang menjadi

retak kulit buaya.– Retak kulit buaya akan berkembang

menjadi lubang dan ambles.

• USAHA PERBAIKAN :– Dengan melakukan Overlay

Retak Kulit Buaya

Retak Segi empat (Block Cracking)

Macam Rutting

• Densification/One Dimensional Consolidation– Excessive air voids– Inadequate compaction

• Plastic Flow /Lateral Movement of Mix– Hilangnya tegangan geser pada campuran– Kurangnya air voids pada campuran, shg.

Aspal beralih fungsi menjadi “minyak” daripada pengikat

• Mechanical Deformation– Akibat lapis di bawahnya

Effect of Compaction to Air Voids

• Undercompaction can cause densification or consolidation type rutting

• Overcompaction can cause Plastic Movement

Ekspektasi Nilai Air Void setelah Proses Pemadatan

% Air Voids Dampak

3 Setelah pemadatan. Campuran dapat menjadi Overdensified setelah dibuka trafik

6 - 8 Setelah pemadatan. Setelah 3 tahun = 3 – 5%. Cukup

> 10 Akan terjadi underdensified.Penyebab:

– Kurang usaha pemadatan– Campuran sudah dingin pada saat

dilaksanakan pemadatan– Campuran yang kurang baik

Alur (Ruts) Tanpa Retak

• LOKASI :– Pada bagian jalan yang sering dilalui roda

kendaraan (jalur roda).

• CIRI-CIRI :– Terjadi cekungan permanen pada jalur roda

kendaraan. Pada kondisi ekstrim penampang jalan berbentuk W, dan tampak bagian aspal yang terdesak kesamping (jembul).

• TINGKAT KERUSAKAN :– Diukur dengan kedalaman alur dan panjang

untuk alur.

Alur (Ruts) Tanpa Retak

• Kemungkinan Penyebab Utama :– Lapis tanah dasar atau pondasi tidak kuat

mendukung beban lalu-lintas – Stabilitas lapis permukaan tidak memenuhi syarat,

karena salah campuran atau kurang pemadatan.– Pengaruh jumlah dan beban lalu lintas yang melebihi

jumlah dan beban rencana.– Perubahan sifat aspal akibat cuaca (panas) atau

tumpahan minyak.– Campuran aspal yang digunakan tidak baik

• kadar aspal tidak terlalu tinggi,• terlalu banyak bagian halus (filler), • pemakaian kerikil bulat, dan • kurang pemadatan.

Alur (Ruts) Tanpa Retak

• AKIBAT :– Membahayakan keselamatan pemakai

jalan.– Alur akan diikuti retakan dan

menimbulkan kerusakan yang lebih parah terutama pada musim hujan, seperti lubang-lubang.

ALUR (RUTS) TANPA RETAK

ALUR (RUTS) DENGAN RETAKAN

• LOKASI :– Pada bagian jalan yang sreing dilalui roda kendaraan (jalur

roda), pada tepi perkerasan.

• CIRI-CIRI :– Tampak cekungan permanen dan retakan pada

permukaan jalan.

• TINGKAT KERUSAKAN :– Diukur dengan panjang alur dan kedalaman alur.

• KEMUNGKINAN PENYEBAB UTAMA :– Tebal perkerasan tidak memadai.– Pengaruh jumlah dan beban lalu-lintas yang melebihi

jumlah dan beban rencana.– Akibat meresapnya air dari bahu jalan atau saluran.– Kadar lempung tinggi pada lapisan pondasi.

ALUR (RUTS) DENGAN RETAKAN

• AKIBAT :– Membahayakan keselamatan pemakai jalan.– Bila dibiarkan, menimbulkan kerusakan yang

lebih parah terutama pada musim hujan, seperti lubanglubang.

• USAHA PERBAIKAN :– Hindari kerusakan lebih lanjut dengan

memperbaiki selokan samping dan pemeliharaan bahu jalan, hingga air dapat cepat mengalir.

– Lakukan usaha perbaikan seperti pada Alur tanpa retakan.

Usaha-usaha untuk mengurangi Rutting

• Pakai gradasi yang uniform dengan tekstur permukaan yang kasar

• Batasi penggunaan pasir alam untuk membatasi Ball Bearing Effect

• Pakai Tipe aspal yang sesuai dengan kondisi alam

• Adanya air void yang cukup dalam campuran

KERUSAKAN TEPI (EDGE BREAK)

• LOKASI :– Pada sebagian atau sepanjang tepi

perkerasan.

• CIRI-CIRI :– Tampak retakan dan kerusakan lapisan

permukaan pada tepi perkerasan.

• TINGKAT KERUSAKAN :– Diukur dengan lebar dan panjang bagian

jalan yang rusak.

KERUSAKAN TEPI (EDGE BREAK)

• KEMUNGKINAN PENYEBAB UTAMA :– Bagian tepi perkerasaan sering dilalui kendaraan

karena jalan terlalu sempit atau untuk parkir.– Kurangnya dukungan dari bahu jalan, karena bahu

jalan terlalu rendah (akibat tergerus air) atau karena bahu jalan tidak padat.

– Kepadatan lapis permukaan di tepi perkerasan tidak memadai.

– Pengaruh air yang meresap dari bahu jalan.

• AKIBAT :– 1. Kerusakan akan cepat merambat ke bagian jalan

yang lain.– 2. Membahayakaan bahu jalan.

KERUSAKAN TEPI (EDGE BREAK)

KERITING (CORRUGATIONS)

• LOKASI :– Dapat terjadi pada setiap bagian

permukaan jalan.

• CIRI-CIRI :– Permukaan jalan tampak

bergelombang atau keriting dengan arah tegak lures sumbu jalan.

• TINGKAT KERUSAKAN :– Diukur dengan kedalaman gelombang

dan luas yang terpengaruh.

KERITING (CORRUGATIONS)

• KEMUNGKINAN PENYEBAB UTAMA :– Terjadi pergeseran bahan perkerasan jalan.– Lapis perekat antara lapis permukaan dan lapis pondasi tidak

memadai.– Pengaruh roda kendaraan, terutama di daerah dimana

kendaraan sering berhenti (mengerem) atau menambah kecepatan, misainya di persimpangan jalan.

– Salah satu lapis perkerasan tidak cukup kaku akibat kesalahan perencanaan atau pelaksanaan.

• AKIBAT :– Membahayakan keselamatan pemakai jalan, dan mengurangi

kenyamanan.

• USAHA PERBAIKAN :– 1. Untuk keriting ringan, lakukan Penanganan Perataan.– 2. Untuk keriting parah, lakukan Penanganan Penambalan

lubang.

KERITING (CORRUGATIONS)

LUBANG-LUBANG (POTHOLES)

• LOKASI :– Dapat terjadi pada setiap bagian

permukaan jalan.

• CIRI-CIRI :– Bahan lapis permukaan hilang dan

membentuk lubang-lubang bulat.

• TINGKAT KERUSAKAN :– Diukur dengan kedalaman lubang dan

luas daerah yang terpengaruh.

LUBANG-LUBANG (POTHOLES)

• KEMUNGKINAN PENYEBAB UTAMA :– Merupakan perkembangan dari jenis kerusakan

jalan lain (retak, ambles, alur, dan lain-lain) yang tidak segera ditangani.

– Pengaruh beban lalu-lintas dan cuaca (terutama hujan) akan mempercepat terbentuknya lubang.

• AKIBAT :– Membahayakan keselamatan pemakai jalan,

dan mengurangi kenyamanan.– Bila dibiarkan, kerusakan akan berlanjut

sehingga jalan tidak layak dilalui kendaraan.

LUBANG-LUBANG (POTHOLES)

JEMBUL (SHOVING)• LOKASI :

– Umumnya terjadi disekitar alur roda kendaraan atau ditepi perkerasan.

• CIRI-CIRI :– Lapis permukaan tampak menyembul

terhadap permukaan disekitarnya. • TINGKAT KERUSAKAN :

– Diukur dengan luas (m2) daerah yang terpengaruh.

• KEMUNGKINAN PENYEBAB UTAMA :– Pengaruh air yang meresap kedalam

konstruksi perkerasan.– Mutu bahan perkerasan tidak memadai.– Pelaksanaan pekerjaan tidak baik.– Pengaruh beban kendaraan, terutama yang

melebihi beban standar

JEMBUL (SHOVING)

Faktor yang berpengaruh thd. Shoving

• Oversanded Mix• Insufficient Mineral Filler• Use of Low Viscosity Asphalts• High Temperatures