Efusi Pleura Dextra Masif

Preview:

Citation preview

A.N.YUWONO

PEMBIMBING:DR. WIKAN TYASNING SP.PD

EFUSI PLEURA DEXTRA MASIF

Kasus

Nama : Aq. RJenis Kelamin : Laki-lakiUmur : 62 tahunAlamat : SakraAgama : IslamSuku: SasakPekerjaan : -Status : MenikahNo. CM : 252998Tanggal Masuk : 13 Desember 2013Tanggal Pemeriksaan : 28 Desember 2013

Keluhan utama

Sesak napas 1 minggu sebelum masuk rumah sakit

Riwayat Penyakit Sekarang

sesak saat beraktivitas, menurun saat beristrahat, nyeri dada (-) edema (-)

batuk (+) dahak (+) berwarna putih, demam (-) mual (+) muntah (-) BB turun (+) keringat malam (-) setahun terakhir berhenti merokok.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pernah sesak dirujuk atelektasis Hipertensi Riwayat penyakit maag Mengaku pernah batuk darah 2 bulan yll, OAT (-)

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada keluarga pasien yang memiliki riwayat penyakit yang sama

Pemeriksaan Fisik

Status Generalisata Keadaan umum : Sedang Kesadaran : Compos Mentis Berat Badan : 50 kg Tinggi Badan : 155 cm IMT : 20,8 kg/m2

Tanda Vital Tekanan Darah : 160/100 mmHg Nadi : 90x/menit Suhu : 37,1o C Pernapasan : 40x/menit

Kepala Normocephal, tidak teraba benjolan, rambut warna

hitam. Distribusi rambut merata, tidak ada kelainan di kulit kepala.

Mata Palpebra superior et inferior, dextra et sinistra tidak

tampak oedem. Konjungtiva tidak anemis. Sklera tidak ikterik. Pupil bulat, isokor. Refleks cahaya langsung (+/+) refleks cahaya tidak

langsung (+/+).

Telinga Normotia, tidak ada nyeri tekan tragus, tidak ada nyeri

tarik aurikel.Hidung

Bentuk normal, tidak ada secret, tidak ada deviasi septum.Mulut

Bibir Tidak sianosis, tampak kering, gigi geligi tampak putih kekuningan, lidah bersih, tepi tidak hiperemis

Leher Trakea lurus ditengah, teraba struma, difus dengan

konsistensi kenyal

Paru Inspeksi simetris saat statis dan dinamis Palpasi vocal fremitus kanan lebih lemah

dibandingkan kiri Perkusi redup / sonor Auskultasi vesikuler ↓ / (+), rhonki (-)/(-),

wheezing (-)/(-) 

Abdomen Inspeksi : datar Auskultasi : bising usus normal Perkusi : timpani, shifting dullness (-) Palpasi : supel, turgor kulit baik, nyeri tekan (-).

Nyeri ketuk kostavertebra (-). Lien dan renal tidak teraba.

Ekstremitas Akral hangat (+), tidak sianotik, oedem (-)

Pemeriksaan Penunjang

Hasil Unit Nilai Normal

Glukosa sewaktu 163 mg/dl < 140

Ureum 80,2 mg/dl 20-42

Creatinin 0,94 mg/dl 0,50-1,10

Leukosit 22.200 /µl 4000-11000

SGOT 23,9 U/L 0,0-41,0

SGPT 25,3 U/L 0,0-40,0

Cholesterol Total 127 mg/dl 50-200

Trygliserida 95 mg/dl 50-200

Eritrocyte 3,75 /µl 4-5,5

HGB 13 g/dl 11,4-17,7

HCT 34,9 % 38-47

MCV 78,6 fL 80-100

MCH 27,3 Pg 26-32

MCHC 34,7 g/dl 32-36

Diagnosis Kerja:Efusi pleura massive dextra Dasar Diagnosis :

Sesak napas Keletihan Batuk Suara pernapasan menurun Redup pada paru kanan

Hipertensi grade IIDyspepsia syndrome

Diagnosa BandingEfusi Pleura Masive Dextra e.c Susp. TB?

Terapi Tindakan di IGD:

Oksigen 02 3-5 lpm/NC IUFD infus NS 16 tpm Injeksi ranitidine 2 x 1A Injeksi furosemid 1/2 ampul/IV Nebul combivent (jika perlu)PO: Ambroxol 3x1 tab Salbutanol 3x1 tab

Tindakan di ruangan Oksigen 02 3-5 lpm/NC IUFD infus NS 16 tpm Injeksi ranitidine 2 x 1A Injeksi Ceftriaxone 2 x 1gr Injeksi Ketorolac 3x1 Nebul combiventPO: Ambroxol 3x1 tab Captopril 3x1 tab Codein 3x1 tab

Follow up

13 Desember 2013 S/

Pasien mengeluh sesak, sesak dirasakan saat istrahat, batuk (+). Dahak (+) berwarna putih, sakit kepala (-), nyeri dan terasa pahit apabila menelan, nyeri dan terasa panas pada daerah ulu hati, nyeri perut (-), mual (+), muntah (-), nafsu makan menurun, BAK dan BAB normal

O/ TD : 150/90 mmHg S : 36,7o C N : 100x/menit RR : 40x/menit Mata : CA (-/-) SI (-/-) Leher : pembesaran KGB (-), struma (-) Paru-paru : ves (+/+) Rh (+/+) Wh (-/-) pernapasan menurun pada paru kanan, pada perkusi redup pada paru kanan Jantung : S1S2 Reguler, Murmur (-) Gallop (-) Abdomen : supel, BU normal, nyeri tekan (-). Lien dan renal tidak teraba. Nyeri ketuk di costovertebra (-) Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

P/ R.O thorax Cek lab darah lengkap Pemeriksaan sputum/BTA EKG

A/ Efusi Pleura Massive dextra

14 Desember 2013 Mengeluh keluhan yang serupa, belum ada perbaikan TD : 140/90 mmHg S : 37o C N : 90x/menit RR : 36x/menit

15 Desember 2013 Mengeluh keluhan yang serupa, belum ada perbaikan TD : 140/90 mmHg S : 37o C N : 90x/menit RR : 36x/menit

16 Desember 2013 Pasien masih mengeluhkan keluhan yang sama TD : 140/80 mmHg S : 36,7o C N : 100x/menit RR : 40x/menit P/WSD konsul bedah

17 Desember 2013 Post WSD Pasien masih mengeluhkan keluhan yang sama TD : 120/80 mmHg S : 36,8o C N : 80x/menit RR : 32x/menit P/R.O thorax

18 Desember Sesak sedikit berkurang Batuk (+) dahak (+) berwarna putih Nyeri pada daerah luka post WSD (+) TD : 150/90 mmHg S : 37o C N : 80x/menit RR : 24x/menit

19 Desember Nyeri dan bengkak disekitar luka post WSD (+) Demam (+) Sesak sedikit berkurang Batuk (+) dahak (+) Mual (+) muntah (-) TD : 150/90 mmHg S : 37,9o C N : 80x/menit RR : 24x/menit pernapasan mulai meningkat pada paru kanan pada perkusi redup pada paru kanan

20 Desember 2013 Keluhan yang dirasakan pasien masih sama TD : 150/90 mmHg S : 36,3o C N : 82x/menit RR : 24x/menit

21 Desember 2013 Keluhan yang dirasakan pasien masih sama TD : 110/70 mmHg S : 38o C N : 84x/menit RR : 24x/menit pernapasan pada paru kanan dan kiri sama pada perkusi sonor pada paru kanan P/R.O thorax

23 Desember 2013 batuk berdahak masih dirasakan (+) demam berkurang Sesak masih dirasakan (berkurang) nyeri mulai berkurang TD : 170/130 mmHg S : 36.2o C N : 70x/menit RR : 24x/menit A/ Pneumothoraks dextra P/ konsul bedah

24 Desember 2013 sesak masih dirasakan (berkurang) nyeri mulai berkurang. Batuk jauh berkurang, dahak (+) berwarna putih TD : 170/100 mmHg S : 36.5o C N : 75x/menit RR : 25x/menit P/ CT-scan

27 Desember 2013 Pasien mengeluh sesak dirasakan berkurang nyeri post wsd mulai berkurang. Batuk jauh berkurang, dahak (-) sakit tenggorokan (+) TD : 140/100 mmHg S : 37o C N : 82x/menit RR : 22x/menit P/ latihan tanpa oksigen

28 Desember 2013 Sesak masih, Nyeri post wsd berkurang Demam (-) Batuk (+) dahak (-) TD : 140/100 mmHg S : 37o C N : 90x/menit RR : 22x/menit Paru-paru : ves (+/+) Rh (+/+) Wh (-/-) pernapasan pada

paru kanan dan kiri sama, pada perkusi sonor pada paru kanan

P/ BPL

EFUSI PLEURA

pengumpulan cairan dalam ruang pleura (visceral dan parietal)

penyakit primer jarang biasanya merupakan penyakit sekunder

terhadap penyakit lainnormalnya (5 sampai 15ml) berfungsi sebagai

pelumas yang memungkinkan permukaan pleural bergerak tanpa adanya friksi

Etiologi

Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura Pembentukan cairan yang berlebihan

Patofisiologi

Tanda dan gejala timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit Sesak gejala penyebab seperti demam, menggigil nyeri dada pleuritis (pneumonia) panas tinggi (kokus) subfebril (tuberkulosisi) banyak keringat Batuk Deviasi trachea Pernapasan dan fremitus melemah

Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan radiologik USG Torakosentesis Cairan pleural dianalisis dengan kultur bakteri Biopsi

Penatalaksanaan Simptomatik WSD

PEMBAHASAN

Aq, R 52 tahun, dengan keluhan sesak napas yang semakin memberat sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit. Sesak terutama dirasakan saat beraktivitas dan sedikit berkurang bila beristirahat, namun tidak hilang sepenuhnya.

Sesak napas seperti ini pernah dirasakan pasien sebelumnya. Pasien pernah dirujuk ke Mataram beberapa bulan yang lalu dan didiagnosa ateletaksis.

Pasien juga mengeluhkan batuk berdahak putih yang hilang timbul selama 1 minggu SMRS. Semenjak sakit, terjadi penurunan berat badan. Pasien dahulu adalah perokok aktif namun setahun terakhir telah berhenti.

Batuk produktif dan sesak napas selama 1 minggu, penurunan berat badan, serta riwayat batu darah perlu dicurigai suspek TB, Oleh karena itu pada rencana pemeriksaan pasien direncanakan untuk periksa sputum BTA.

Namun, batuk produktif, sesak napas, dan penurunan berat badan juga dapat disebabkan oleh keganasan maupun infeksi. Sehingga diperlukan ct-scan untuk memastikan penyebab.

Gejala yang didapatkan dari anamnesis tidak terlalu khas sehingga belum dapat disimpulkan.

Sesak napas, vocal fremitus yang melemah, bising ketok redup, serta penurunan suara napas vesikuler pada paru kanan dapat disebabkan oleh efusi pleura. Cairan dalam rongga pleura tersebut menghalangi getaran suara mencapai dinding toraks sehingga vocal fremitus melemah.

Adanya cairan menyebabkan bising ketok redup saat diperkusi. Bunyi pernapasan yang lemah juga dapat disebabkan efusi pleura, karena cairan merupakan rintangan bagi bising vesikuler, serta adanya efusi mengakibatkan alveolus tidak dapat mengembang dengan luas.

Penegakan diagnosis efusi pleura dapat diperkuat dengan hasil radiologi. Penyebab efusi pleura perlu dianalisis lebih lanjut berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk menentukan penyebab dari efusi pleura adalah analisis cairan pleura.

Dalam kasus ini juga perlu dilakukan pemeriksaan ct-scan untuk menngetahui penyebab, karena gejala yang timbul belum dapat memastikan diagnosa.

Daftar Pustaka

Amin Z, Bahar A. Pengobatan tuberculosis mutakhir. Dalam buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid III. Edisi 5. Jakarta: Interna Publishing; 2010, hal.2245.

Bahar A. Penyakit-Penyakit Pleura. Dalam: Soeparman, Sukaton U, Waspadji S, et al. Editor. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta 1998; 785-97.

Diagnosis of tuberculosis disease: radiology. Diunduh dari: www.heartlandntbc.org/training/archives/tbin_20080923_1510.pdf. Diakses pada 27 Des 2013, pk. 09.22 WTA.

Irshad A. Imagin in Small Cell Lung Carcinoma. Diunduh dari: http://emedicine.medscape.com/article/358274-overview. Diakses pada 27 Des 2013, pk. 09.32 WITA.

Khairani A, Syahruddin E, Partakusuma LG. Karakteristik Efusi Pleura di Rumah Sakit Persahabatan. J Respir Indo. 2012; 32:155-60

Light RW. Disorders of the pleura and mediastinum. Miserocchi G. Physiology and pathophysiology of pleural fulid turnover. Eur Respir J, 1991; 10:219-

25 O’Rahilly R, Muller F, Carpenter S, Swenson R. Basic human anatomy: A regional study of human

strucutre. [Internet]. Cited: 2012 Nov 10. Available from: http://www.dartmouth.edu/~humananatomy/index.html

Porcel JM, Light RW. Diagnostic approach to pleural effusion. Am Fam Physician. 2006; 73(7):1211-20

Witmer LM. Clinical anatomy of the pleural cavity & mediastinum. [Internet]. Cited: 2012 Nov 10. Available from: http://www.oucom.ohiou.edu/dbms-witmer/Downloads/Witmer-thorax.pdf